Thursday, February 06, 2014

Miracle in Cell No 7


aku tau ini film gegara aku liat EXO Showtime yang episode 4. di EXO Showtime di ceritain siapa member EXO yang paling cengeng. trus pada challenge nonton film yang sedih. dan aku liat film ini. paginya aku tanya sama Linda film apa yang ditonton EXO di episode 4. dan tataratata.... nemu deh judul film nya.

aku penasaran kan sama filmnya gimana. abis di EXO Showtime, semua member pada nangis. bahkan Xiumin yang biasanya gak nangis,, ikutan nangis. berarti tu film bagus banget kan sampe bisa bikin nangis orang. akhirnya kemaren sore aku sama Linda ke jagonet buat hunting film. dan alhamdulillah nemu deh tu film. kita ngerampok banyak banget film disana. wkwkwk berasa gak pengen pulang kalo gitu. aku sampe rumah jam 8 kurang 45. trus mandi, sholat, makan, dan abis itu cus nyalain lappy buat nonton ni film. entah karena aku cengeng atau gimana, dari awal film diputar, mataku udah berkaca-kaca.

Film Miracle in Cell No 7 ini bercerita tentang seorang anak yang memiliki ayah yang idiot. Anak tersebut (Yea Seung) sangat menyukai Sailor Moon, dan sangat ingin memiliki tas Sailor Moon, namun sang ayah belum memiliki cukup uang. Disaat mereka berada didepan suatu toko yang menjual tas tersebut, tas tersebut sudah dibeli oleh seseorang dan ayah Yea Seung masuk ke dalam meminta orang tua anak tersebut untuk tidak membeli tas tersebut.

Suatu ketika saat ayah Yea Seung sedang bekerja, tiba-tiba anak yang mempunyai tas Sailor Moon menghampiri ayah Yea Seung. Dia mengatakan bahwa dia tahu tempat yang menjual tas Sailor Moon yang lain. Akhirnya ayah Yea Seung mengikutinya. Namun kejadian yang tak terduga menimpa anak tersebut. Orang tua anak tersebut menuduh bahwa ayah Yea Seung lah pembunuhnya.

Dan ayah Yea Seung menjadi tahanan dengan kasus pembunuhan dan pemerkosaa pada anak dibawah umur. Yea Seung yang menunggu kepulangan ayahnya pun tak tahu harus mencari ayahnya kemana. Dan saat dia melewati area TKP, dia melihat ayahnya. Yea Seung menjerit memanggil ayahnya, namun ditahan oleh seorang warga. Akhirnya Yea Seung dibawa ke panti asuhan. Di panti asuhan dia mengikuti paduan suara dan mengikuti paduan suara di penjara tempat ayahnya ditahan.

Akhirnya Yea Seung dapat bertemu dengan ayahnya di sel tahanan. Namun, dia tidak bisa kembali ke panti asuhan karena bus panti asuhan yang membawa rombongan anak-anak panti asuhan telah melaju. Yea Seung menginap di sel selama 2 hari. Namun, kepala tahanan mengetahui bahwa di sel no 7 terdapat seorang anak kecil.

Banyak kejadian yang sangat mengharukan yang terjadi selama Yea Seung berada di sel bersama ayahnya. Film tersebut sangat menguras air mata. Jujur, saat melihat film ini, aku jadi terbayang sama ayah yang sekarang lagi di Medan, banting tulang mencari rezeki bagi aku dan bunda disini. Film ini juga dikemas dengan beberapa adegan komedi dari para penghuni sel tahanan.

Namun, kekurangan film ini adalah film ini memiliki alur yang hampir sama dengan Harmony. Pemeran anak kecil di dua film ini juga sama-sama mengikuti paduan suara. Sehingga saat aku liat film ini, pikiranku juga melayang ke film harmony.

Terlepas dari semua itu, aku mengakui kalo film ini sangat sangat sangat patut untuk ditonton. Banyak kisah hidup yang diajarkan dalam film ini. Hal yang sangat aku ingat dalam film ini adalah semua orang tua akan menjaga anaknya tetap hidup walaupun mereka harus mengorbankan nyawa mereka sendiri. Suatu hal yang mungkin tidak akan dilakukan oleh anak untuk rang tuanya. Jadi, bagi kalian yang masih diberikan kesempatan untuk berbakti pada kedua orang tua, cepatlah minta maaf jika kalian memiliki banyak kesalahan, karena kita tidak tahu betapa sulit dan susahnya orang tua mengorbankan semua hal di dunia hanya untuk melihat anaknya senang.

Ayah, bunda, terima kasih telah menjadi orang tua yang baik bagi Fitri. Maaf, Fitri belum bisa jadi anak yang baik, berbakti, nurut, dan membahagiakan kalian. Terima kasih telah membesarkanku sampai aku bisa menjadi seperti sekarang. Terima kasih telah memberikan kasih sayang yang berlimpah, sehingga Fitri tidak merasa kekurangan kasih sayang. Terima kasih telah menjadi orang tuaku di dunia ini.

No comments:

Post a Comment