Tuesday, September 06, 2011

Sinopsis Playful Kiss Episode 7


Ha-ni sangat ingin tahu tentang He-ra, maka ia menanyakan hal itu pada Seung jo. Ha-ni terkejut setelah tahu bahwa He-ra seumuran dengannya dan ia berada di kelas yang sama dengan Seung jo.
Ha-ni mencoba untuk tidak mengintimidasi siapapun dan ia juga berusaha keras agar perasaan gugupnya tidak diketahui oleh Seung Jo. Ha-ni menyangkal saat Seung jo menanyakan apakah Ha-ni cemburu dengan He-ra.

Tetapi Seung-jo langsung dapat membaca pikiran Ha-ni. Ekspresi wajah Ha-ni sangat mudah dibaca. Ha-ni seperti sebuah buku yang sedang terbuka dan sangat mudah untuk mengetahui apa yang ia rasakan dan pikirkan. Seung jo mendekatkan wajahnya ke arah Ha-ni, ia ingin membuat Ha-ni GR. Dan tentu saja Ha-ni langsung memejamkan mata dan ia berharap ini akan menjadi ciuman yang kedua kalinya, sampai Seung jo tertawa melihat tingkah Ha-ni yang selalu gampang dibodohi.

Ha-ni menyadari bahwa Seung jo hanya memainkan hatinya. Ha-ni patah hati karena Seung jo tidak menganggap apa apa tentang arti sebuah ciuman. Teman-teman Ha-ni sangat merasa kasian melihat keadaan Ha-ni. Tapi, sayangnya mereka tidak dapat menemani Ha-ni untuk makan siang, karena salah satu temannya yaitu Ju-ri telah mendapatkan pekerjaan di sebuah salon kecantikan. Maka Ha-ni makan siang sendirian.

Ini sebuah kejutan untuk Ha-ni, karena tiba-tiba Seung-jo menghampirinya dan duduk di samping Ha-ni. Sebuah kejutan lagi: bahwa seseorang yang berada di belakang counter- yang memberikan sedikit porsi nasi pada Seung jo adalah Joon gu. Ternyata Joon gu mendapat pekerjaan di bagian makanan di kampus ini. Sebenarnya Joon Gu bekerja di sini untuk menjaga Ha-ni.
Mereka ingin sekali berbincang satu sama lain, lalu mereka mencari meja kosong dan Ha-ni menemukannya. Tapi, sayang sekali, Seung Jo dan teman-temannya telah terlebih dahulu duduk di tempat itu tanpa sepatah kata pun pada Ha-ni.

Di taman, Ha-ni melihat Seung jo duduk di sebuah bangku. Ha-ni menghampirinya, tetapi sama seperti apa yang ia lakukan Seung jo malah pergi. Seung jo bergabung dengan kakak tingkat -Kyung soo- yang mencoba merekrut Seung jo untuk ikut bermain di klubnya. Setelah bercakap-cakap panjang lebar, Seung jo akhirnya setuju untuk ikut bergabung dengan mereka.

Ha-ni sangat ingin mengetahui club apa yang akan Seung jo ikuti. Tapi karena Seung-jo tidak ingin Ha-ni mengikuti club yang ia ikuti, maka ia tidak memberitahunya. Karena Seung-jo tidak memberitahu club mana yang ia ikuti, maka diam-diam Ha-ni mengikutinya. Saat Seung jo sedang menuju ke ruang rapat club, Ha-ni mengikutinya dari belakang. Tapi, tiba-tiba ia kehilangan arah dan akhirnya Ha-ni kesasar. Finally, Lucky girl Ha-ni dapat menemukan ruangan yang dituju Seung-jo. Ini adalah TOP SPIN (Sebuah club Tennis).
Seung-jo tidak terkejut mengetahui Ha-ni ikut masuk ke club tennis. Yang mengejutkan adalah Ha-ni bertemu dengan seorang yang familiar di club itu : He-ra. Di saat SMA, Seung jo dan He-ra memenangkan sebuah pertandingan di bidang Tennis, itu alasan mengapa mereka saling mengenal satu sama lain.
Mulai saat ini, He-ra telah menganggap Ha-ni sebagai saingannya. Meskipun He-ra berbicara dengan nada ramah dan sopan tapi kata-katanya sangat menyakitkan, He-ra berkata pada Ha-ni agar tidak mengikuti club tennis ini kalau tidak tahu bagaimana cara memainkan tennis. Ha-ni menjawab bahwa ia mengikuti club ini hanya untuk mencari kesenangan.
Latihan pertama dimulai, Kyung soo datang kemudian mengambil tempat sebagai pelatih mereka saat ini. Ha-ni tau bahwa Kyung soo adalah orang yang baik tapi He-ra dan Seung jo malah menyeringai mendengar pernyataan dari Ha-ni.

Ternyata perkiraan Ha-ni salah, Kyung soo berubah jadi sosok yang menyeramkan. Ia memberikan sebuah serves yang sulit. Ia mengadakan test keahlian masing-masing anggota satu demi satu.

Kyung soo sangat gugup berada di dekat hera, karena kegugupannya ia melempar bola ke arah He-ra dengan lemparan yang sangat mudah untuk diterima. Ini kesempatan He-ra untuk memamerkan kemampuannya. Berikutnya adalah Seung jo, dekat bakatnya yang sangat memukau Seung jo tidak mendapat masalah apa-apa. Cara Seung jo bermain tennis membuat semua orang kagum dan sedikit membuat Kyung soo jealous.
Tinggal tersisa satu anggota yaitu Ha-ni. Hani sangat ketakutan saat menerima bola tennis. Beberapa kali ia mencoba untuk menghindari bola itu, tapi kemudian satu bola menuju ke arah wajahnya tapi oleh Ha-ni. Mengetahui hal itu, Ha-ni segera melindungi wajahnay dengan raket dan ia terjatuh.
Kyung joong bersimpati pada Ha-ni, ia memuji Ha-ni karena telah fokus dalam memukul bola tanpa menghiraukan keselamatan dirinya sendiri. Kyung joong sedikit aneh. hahaa.
Di kafe, semua orang membicarakan tentang betapa sempurna bakat yang dimiliki oleh He-ra dan Seung jo. Mereka memperkirakan bahwa mereka berdua adalah orang yang sangat populer saat SMA. He-ra berkata mengenai dirinya sendiri. Dia mencoba menyombongkan diri.



Ha-ni, Seung jo dan He-ra mengikuti mata kuliah selanjutnya yaitu bahasa inggris. Tapi, hei, kenapa Joon go juga ikutan di kelas itu? hehee.. Dia menyelinap masuk cuma untuk bersama Ha-ni. Ketika dosen menanyakan Ha-ni menggunakan bahasa Inggris, Ha-ni gugup. Ia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh dosen itu. Lalu Ha-ni mencoba menanyakan hal itu kepada Seung jo. Tapi Seung jo malah tidak memperdulikannya, jadi Ha-ni meminta maaf dengan menggunakan bahasa inggris yang buruk.

Dosen melihat ke arah Joon gu dan bertanya apakah dia murid di kelas ini. Joon gu menjawabnya dengan bahasa inggris yang kelewat belepotan. Jadi He-ra segera berkata pada dosen bahwa Joon gu bukan murid, ia ada di kelas ini karena ia menyukai Ha-ni.

Kemudia He-ra berkata kepada Joon Gu dengan nada yang ramah tapi inti kalimatnya sangat menyakitkan. He-ra berkata bahwa ia sangat benci cowok bodoh dan mendeskripsikan kebodohan Joon Go dengan kata-kata yang sama saat Seung jo mendeskripsikan kebodohan Ha-ni.

Ha-ni sangat murung dan dia berkata kepada ibu Seung jo bahwa Seoung jo menyukai gadis cantik dan pintar- gadis semacam itu sangat banyak di sekolah. Ibu Seung jo segera mengerti bahwa orang ketiga telah menghalangi jalannya, dan menasehati Ha-ni bahwa ia dan Seung jo adalah tipe orang yang harus selalu bersama untuk menjadi sempurna, seperti panci dan tutup, karena mereka akan saling melengkapi satu sama lain dan bukan seperti sebuah karbon yang saling menyalin satu sama lain.
Ha-ni memikirkan Eun jo (adik laki laki Seung jo) yang sepertinya sedang memiliki masalah dengan teman sekelas. Melihat kemurungan Eun jo maka Ha-ni berpikir keras untuk menghiburnya. Maka ia memutuskan untuk mendekati seorang anak kecil perempuan dan mengajaknya untuk bermain di rumah. Eun jo dan gadis kecil itu berada di ruang kamar untuk bermain dan tentu saja Ha-ni dan ibunya Seung jo memata-matai mereka. Ternyata tidak ada perubahan yang berarti dari pertemuan antara eun jo dan gadis itu tidak berjalan baik. Gadis kecil itu merasa suntuk dan bosan-sampai akhirnya Seung jo datang.
Tiba-tiba, gadis kecil itu langsung bergembira melihat Seung jo (wow, gadis kecil itu terpesona sama ketampanannya oppa). Pada saat makan malam, dengan keberaniannya gadis kecil itu menanyakan apakah Seung jo percaya pada ‘Love at first sight.’ Tentu saja Seung jo tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya. Kemudian gadis kecil itu kembali berkata bahwa ia percaya adanya ‘Love at first sight’ saat ini kemudian ia meminta satu hal pada Seung jo : “Oppa! Please just wait seven years!” (hehhe dasar the little hussy)

Eun jo merasa sedih. Ibu eun jo mencoba memberikannya semangat dan mengatakan bahwa betapa mengagumkannya Eun jo, tapi tentu saja kata-kata itu tidak memberikan efek yang berarti pada Eun jo. Ha-ni menanyakan pada Seung jo apakah ia peduli bagaimana perasaan Eunjo.
Ini memberikan kesempatan pada Ha-ni untuk mencurahkan segala isi hatinya tentang He-ra. Seung jo tersenyum dan mengetahui hal itu. Ia bertanya pada Ha-ni apakah hal itu berkaitan antara masalah He-ra dan Eun jo. ha-ni menjawab bahwa keduanya adalah masalah yang sama.
Eun jo marah terhadap Ha-ni saat Ha-ni datang untuk berbicara dengan Eun jo. Eun jo berkata bahwa semua ini adalah salah Ha-ni. Ha-ni mengerti dan ia menyadari bahwa semua ini adalah salahnya dan ia meminta maaf atas hal itu. Eun jo berkata dengan kasar pada Ha-ni “what do you know?!”

Satu sisi Ha-ni mengetahui dengan sangat baik apa yang Eun jo rasakan karena ia juga selalu merasakan hal itu. Yaitu perasaan saat dimana dirinya tidak diperdulikan oleh orang yang disukai dan hal itu sangat menyakitkan. Ha-ni menghembuskan nafas dan berkata, “Eun jo, Aku berpikir saat dua orang yang satu sama lain saling mencintai pada saat yang bersamaan hal itu adalah sebuah keajaiban. Suatu hari, akankah keajaiban itu datang padaku.”

Ha-ni mengatakan hal itu dengan sangat sedih. Ayahnya tidak sengaja mendengar ucapan Ha-ni dari dalam, dan ia merasa gelisah. Kemudian ayah Ha-ni berpikir untuk segera menelpon Joon gu. Ia menanyakan apakah Joon Gu sangat mencintai Ha-ni. Joon gu menjelaskan bahwa ketika dia mendapatkan masalah dan dijauhi oleh anak anak lain, cuma Ha-ni yang selalu menemani dan menjadi teman terbaiknya. Terdengar sangat sedih saat Joon Gu berkata bahwa saat anak-anak lain belajar di kampus, tapi Joon Gu hanya bisa bekerja di restaurant. Joon Gu berkata hal itu tidak mengapa, karena ia bertekad untuk membangun hidupnya lebih baik lagi agar dia dapat segera melamar Ha-ni. (Sweet)
Seung jo mengajak He-ra untuk mengerjakan tugas bersama di rumahnya. Mereka berdua mengerjakan tugas itu di balkon bagian luar rumah. Dan Ha-ni diam-diam memperhatikan mereka.
Projek tugas yang mereka kerjakan adalah mengenai budaya dan inti pokoknya adalah tentang filosofi dari Nietzsche’s ideas. He-ra memiliki ide untuk menggunakan sebuah kamera untuk membantu tugas mereka kali ini, ketimbang menggunakan tulisan.



Ha-ni memperhatikan Seung jo yang sedang serius mengerjakan tugas itu, Seung jo terlihat sangat menikmati moment itu. Ha-ni tidak pernah melihat Seung jo seperti itu sebelumnya.
Ibu Seung jo kembali ke rumah dan Eun jo (adik Seung jo) mengatakan bahwa teman Seung jo sangat cantik. Ibu Seung jo segera teringat sesuatu, ia pikir itu pasti saingannya Ha-ni dan pasti Ha-ni saat ini sedang patah hati. Oleh sebab itu, Ibu Seung jo bersikap acuh tak acuh kepada He-ra
Ha-ni menceritakan isi hatinya pada ayahnya. Karena tidak ingin Ha-ni patah hati, Ayah memutuskan bahwa ini saatnya untuk mereka pindah dari rumah Keluarga Seung jo. Ayah Ha-ni memutuskan hal ini dengan berat hati, ia tidak ingin anaknya terluka lagi.
Ibu Seung jo tidak ingin Ha-ni pindah dari rumah mereka. Mereka berkata bahwa mereka sungguh-sungguh ingin Ha-ni tinggal di rumah mereka. Tapi Ayah Ha-ni menjawab bahwa dengan perginya mereka dari rumah ini, akan membantu Ha-ni dari keterputus asaannya pada Seung jo. Mereka semua tahu bahwa Seung jo tidak tertarik pada Ha-ni.
Ibu Seung jo bersiteguh bahwa suatu hari Seung jo akan menyukai Ha-ni. Ibu Seung berkata bahwa mereka sangat ingin Ha-ni menjadi bagian dari keluarga mereka. Ibu Seung jo sangat menyayangi Ha-ni dan sikap cerianya.
Tanpa disengaja, Eun jo mendengar pembicaraan itu. Ia kemudian pergi kepada Seung jo dan memberitahu bahwa Ha-ni akan pergi, ia berkata bukankah ini suatu berita baik.
Mendengar hal itu, Seung jo menuju ke kamar Ha-ni untuk menanyakan apakah ia benar-benar akan pergi dari rumah ini. Seung jo hanya berkata “Well, Akhirnya aku akan kembali hidup normal.”
Dengan sedih, She says she hopes so. Seung jo meninggalkan Ha-ni dengan kata “Have a nice life.” terlihat kekecewaan di wajah Seung jo.
Kemudian, hari berikutnya adalah hari dimana saatnya Ha-ni dan ayahnya pergi meninggalkan rumah Seung jo dan ini menjadi hari yang menyedihkan terutama bagi Ibu Seung jo.
Ha-ni berterimakasih kepada Ibu Seung jo atas segala rasa sayang yang telah ia berikan pada Hani -dari mulai membelikan pizza untuk teman-teman sekelasnya dan mengundang teman-temannya untuk piknik keluarga-. Ha-ni berkta bahwa Ibu Seung jo adalah seorang ibu yang sangat mengagumkan.
Sedangkan Seung jo, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih. Beberapa kali ia terlihat mengalihkan pandangannya dari Ha-ni.
Setelah Ha-ni pergi, Eun jo bergembira menuju kamarnya. Sedangkan Ibu seung jo masih sangat sedih, ia menyalahkan Seung jo bahwa semuanya adalah salahnya yang telah membuat Ha-ni pergi. Seung jo tidak tahu harus berbuat apa, ia menuju ke kamar bekas Ha-ni tinggal. Ia menatap ke sekeliling, ruangan itu telah menjadi kosong. Dan ia menemukan boneka milik Ha-ni yang pernah Seung jo berikan padanya. Ha-ni telah meninggalkan boneka itu.
Seung jo bakal ngejar Ha-ni engga ya?

No comments:

Post a Comment