Setelah Tae Joon memperkenalkan dirinya kepada Dok Mi, Dok Mi yang
malu-malu malah berpamitan akan pergi. “Benar-benar nih Ahjumma, jika
seseorang sudah memperkenalkan dirinya kepadamu kau harus memperkenalkan
dirimu juga kepadanya..” sahut Enrique. “Wanita ini benar-benar pemalu”
kata Enrique pada Tae Joon. Tae Joon hanya tersenyum mendengarnya,
membuat Dok Mi mau tidak mau memperkenalnya dirinya.
“Namaku.. Go Dok.. Go.. Dok.. Go Dok Mi..” sebut Dok Mi terbata-bata,
membuat orang yang melihat baik Tae Joon maupun Enrique larut dalam
ekspresi “ke’terbata-bata’annya” (apa deh kalimat yang kupake.. tapi
ngerti kan maksutnya hehee)
“Go.. Go Dok.. Go Dok Mi..” Enrique meledek mengikuti perkataan Dok Mi
yang terbata-bata. “Dia akan tinggal untuk ikut makan malam” sahut
Enrique cuek diikuti tatapan kaget Dok Mi karena Enrique belum meminta
persetujuan darinya.
“Tentu saja, tinggalah untuk makan malam.. Pasta buatannya benar-benar
yang terbaik” kata Tae Joon tersenyum. Dok Mi hanya diam saja sedikit
bingung.
“Sekarang kalau kupikir, kau bahkan belum tahu namaku kan” kata Enrique riang kepada Dok Mi.
“Ahjumma, namaku adalah Enrique.. Akhir nama Koreaku adalah Geum,
Enrique Geum” tambah Enrique dengan wajah ceria. Tapi Dok Mi hanya diam
saja tanpa ekspresi.
“Ada apa denganmu Ahjumma, kau membuatku merasa buruk.. biasanya ketika
orang lain mendengar namaku mereka akan mengatakan ‘Oh, itu kan nama
asing!’ ‘Oh, nama yang cantik, apakah kamu seorang imigran? Darimana
asalmu?’ Aku biasanya mendapatkan berondongan pertanyaan seperti itu..
Bagaimana bisa kamu hanya merespon seperti itu” kata Enrique panjang
lebar sambil menyenggol-nyenggol Dok Mi yang masih diam membisu. Tae
Joon hanya tertawa melihat tingkah adiknya itu.
“Nona Dok Mi, lihatlah mataku” kata Tae Joon sambil mengarahkan
penlight ke
mata Dok Mi. Tentu saja hal ini membuat Dok Mi gugup. Pria yang selama
ini dia kagumi dari jarak jauh, kini sedang berdiri di hadapannya.
Bahkan sedang berinteraksi langsung dengannya.. “Tidak” kata Dok Mi
tiba-tiba.
“Aku.. Aku baik-baik saja.. Aku benar-benar baik-baik saja” tambahnya.
Dok Mi pasti lagi gugup banget karena dia duduk bersebelahan dengan Tae
Joon dan Enrique. Mungkin hal yang tidak pernah dibayangkan oleh
seseorang yang suka mengurung diri seperti Dok Mi.
“Apa maksudmu baik-baik saja” kata Enrique.. “Sebelumnya wajahnya
benar-benar pucat bahkan terlihat seperti ketakutan” jelas Enrique ke
Tae Joon.
“Apakah kamu sering mengalami hal ini?” tanya Tae Joon kepada Dok Mi. Dia kembali memeriksa mata Dok Mi dengan
penlight.
“Periksa dia dengan hati-hati, dia adalah temanku” kata Enrique yang
langsung di’iya’kan Tae Joon. Sementara Dok Mi menjadi gugup sewaktu Tae
Joon memeriksa matanya. Hal ini tidak luput dari pandangan Enrique.
Namun tiba-tiba bel berbunyi.
“Seo Young sudah datang” Enrique langsung bangkit untuk membukakan
pintu. Tae Joon berhenti memeriksa mata Dok Mi, sedangkan Dok Mi
terlihat bingung.
“Keluarkan lidahmu” kata Tae Joon. Dok Mi menutup mulutnya.
“Kkae Geum” kata Seo Young yang masuk membawa buket bunga.
“Kkae Geum.. kau tidak akan pernah memanggilku manis seumur hidupmu ya?” protes Enrique.
“Dasar gila.. dimana Tae Joon? Apakah dia belum pulang kerja?” kata Seo
Young buru-buru masuk dan menitipkan jaketnya ke Enrique.
“Aku mencoba mengecek apakah kau anemia, jadi keluarkan lidahmu” jelas Tae Joon kepada Dok Mi.
“Aah, tidak” jawab Dok Mi singkat.
“Jangan seperti itu, aku akan mengeceknya dengan cepat” kata Tae Joon.
Seo Young yang sudah berada di dalam melihat mereka berdua.
“Sekali saja”
“Tidak, aku baik-baik saja” jawab Dok Mi gugup sambil memegang mulutnya.
Bagi Seo Young yang baru datang, ia tidak tahu duduk perkaranya. Seo
Young hanya melihat posisi Tae Joon yang matanya mengarah ke bibir Dok
Mi, pasti dia mengira kalau Tae Joon ingin mencium Dok Mi, hehee.. Seo
Young langsung membuang buket bunganya siap untuk melabrak.
“Bagaimana bisa pemilik rumah bertingkah seperti tidak punya sopan
santun” omel Seo Young yang sedang dibakar cemburu. Enrique hanya bisa
menghela nafas melihatnya, dia terlihat sedih. Mungkin Enrique juga
cemburu melihat Seo Young yang cemburu kepada Tae Joon dan Dok Mi. (nah
lho, cemburu di atas cemburu ini namanya :p)
“Ini pertama kalinya aku bertemu denganmu setahun ini, Bukankah
seharusnya paling tidak kau menoleh melihat wajah tamu yang datang?
Pertemuan macam apa ini?” Seo Young terlihat sangat cemburu dan kesal
karena kedatangannya sama sekali tidak digubris Tae Joon, membuat Dok Mi
mengangkat kepalanya memandang Seo Young. “Aigoo, kau bertingkah
seperti ini lagi Yoon Seo Young” Enrique mencoba mengatasi situasi ini.
“Bagaimana bisa kamu dibilang tamu? Kamu hanyalah teman dari adikku”
ungkap Tae Joon. Perkataan Tae Joon ini membuat Enrique merasa tidak
enak terhadap Seo Young.
“Nona Dok Mi, ini temannya Kka Geum..” Tae Joon memperkenalkan wanita itu ke Dok Mi.
“Namaku Yoon Seo Young” potong Seo Young. “Katakanlah aku adalah
temannya Kkae Geum, apakah kamu temannya Han Tae Joon?” tanya Seo Young
kepada Dok Mi agak ketus. Situasi menjadi tidak enak antara satu sama
lain, mereka menjadi canggung. Enrique yang terlihat paling jengah. Ia
segara berkata kalau Dok Mi adalah temannya yang tinggal di seberang
jalan. Ia juga menjelaskan kalau ini pertemuan Dok Mi yang pertama
dengan Tae Joon, dan Dok Mi datang untuk diperiksa karena dia pingsan
sebelumnya. Seo Young merasa malu setelah mendengarnya.
Tae Joon kembali dengan perannya sebagai dokter yang mengatakan kalau
seorang yang tiba-tiba pingsan dapat menjadi bahaya, sebaiknya Dok Mi
segera mendapatkan pengobatan.
“Bagaimana kalau kamu datang ke rumah sakitku, apakah kamu tahu rumah
sakit di samping taman?” kata Tae Joon, Dok Mi hanya mengangguk.
Sedangkan Seo Young segera meminta maaf kepada Dok Mi.
Hmm, aku jadi berpikir.. jangan-jangan waktu Dok Mi pertama kali ketemu Tae Joon itu di taman samping rumah sakit tempat Tae Joon kerja. Apalagi Dok Mi
bilang saat itu adalah hari terakhir dimana dia memutuskan untuk
mengurung diri tidak berinteraksi dengan orang-orang. Jangan-jangan
sebelum ke taman Dok Mi habis periksa di rumah sakit Tae Joon, malah
bisa jadi sebenarnya Tae Joon sudah mengenal Dok Mi. Mungkin pertemuan
itu yang pertama menurut Dok Mi, tapi tidak bagi Tae Joon. Atau bahkan
sebenarnya Tae Joon tahu kalau selama ini Dok Mi suka ngintipin dia
(ngarang bebas deh). Abis agak aneh sih, Enrique yang baru datang aja
langsung merasa kalau ada yang ngintip.. masa Tae Joon bertahun-tahun
ngga sadar siihh.. iya nggak, hehee jadi penasaran.. okay, kembali ke
ceritaa :D
Karena merasa tidak enak, Dok Mi memutuskan untuk pulang tetapi langsung
dilarang Seo Young. Dia berpikir kalau Dok Mi pergi maka kedua pria itu
akan mengusirnya juga. Dan perkataan Seo Young ni membuat kedua pria
itu kompak mengernyitkaan alis. Seo Young meminta Dok Mi tetap tinggal
untuk makan malam, meskipun kesan pertamanya buruk tapi Seo Young
bukanlah orang yang jahat jika Dok Mi sudah mengenalnya. Tapi Dok Mi
tetap keukeuh ingin pergi dan berjalan keluar. Enrique langsung menarik
tangannya dan berbisik “Ahjumma, jangan pergi.. bantulah aku.. aku
mohon”. Dok Mi menatap wajah Enrique yang terlihat sangat sedih saat
meminta bantuannya.
Sementara itu Jin Rak masih mondar mandir di luar. Dia teringat akan
kejadian siang tadi, ternyata Jin Rak melihat saat Dok Mi pingsan dan
ditolong Enrique, dia sangat khawatir. Tidak jauh dari sana, Do Hwi
datang dengan syal bulu berwarna pink. Dia sengaja mencoba untuk
mematahkan hak sepatunya.
Dong Hoon dan Watanabe datang menghampiri Jin Rak untuk mengajaknya
makan malam. Watanabe terlihat masih bingung dengan kosakata bahasa
Korea. Do Hwi datang menginterupsi mereka bertiga. Dia pura-pura minta
bantuan karena salah satu hak sepatunya patah, padahal sih sengaja
dipatahin. Do Hwi ingin meminjam handphone Jin Rak beralasan kalau
handphonenya hilang. Tapi malah Dong Hoon yang langsung memberikan
handphonenya ke Do Hwi. Dong Hoon merasa kasihan pada Do Hwi yang
sepatunya rusak ditambah kehilangan handphone. Jin Rak diam saja tapi
terus mengamati sepatu Do Hwi, sepertinya dia curiga kalau patahnya
disengaja. Tapi Do Hwi mengarang cerita kalau patah sepatunya karena
habis menyelamatkan seeokor kucing. Dia mencoba menarik simpati Jin Rak,
tapi Jin Rak tetap cuek malah pandangannya penuh curiga. Do Hwi
bercerita kalau tiba-tiba seekor kucing melompat ke depan mobil. Karena
buru-buru ingin menyelamatkan, sepatunya jadi rusak. Yang terpenting
kucing itu selamat, katanya dengan mata yang selalu tertuju ke Jin Rak.
Tapi yang terkesan justru bukan Jin Rak melainkan Dong Hoon, dia
menganggap Do Hwi itu cantik luar dalam.. licik banget nih Do Hwi.
Dong Hoon menanyakan apa yang bisa mereka bantu. Do Hwi bilang, dia
hanya perlu memperbaiki sepatunya sebelum salju turun. Dong Hoon dan
Watanabe merasa aneh karena tidak ada tanda-tanda salju akan turun. Jin
Rak yang malas mendengar omong kosong ini, segera berjalan meninggalkan
mereka. Tapi Do Hwi pura-pura jatuh menabrak badan Jin Rak. Jin Rak
hanya membantunya berdiri, maka Do Hwi mengulangi pura-pura jatuhnya itu
beberapa kali.
Kembali ke acara makan malam 2 pasangan itu, Tae Joon memberikan vas
bunga kepada Seo Young sementara Dok Mi membantu Enrique membuat
pasta/spageti.
“Aku membeli bunga ini di toko bunga samping rumah sakitmu” kata Seo Young sumringah.
“Wanita di toko bunga itu mengenalmu, dia bilang satu kali kamu pernah
membeli bunga seperti ini. Dia mulai menanyakanku beberapa pertanyaan
tentang dirimu. Jadi aku bilang kalau aku adalah pacarmu. Akulah orang
yang menyukai bunga itu. Akulah orangnya yang akan diberikan bunga itu”
Dok Mi mendengar ini dengan wajah sendu, begitupun Enrique yang juga
memperhatikan reaksi Dok Mi. Bahkan Dok Mi sampai berhenti mengaduk
pasta, dan Enrique juga diam memperhatikan Tae Joon dan Seo Young. Tae
Joon diam saja mendengar perkataan Seo Young. Enrique akhirnya melihat
Dok Mi yang sedang memperhatikan dirinya. Enrique mengalihkan perhatian
dengan menyuruh Dok Mi kembali mengaduk pasta.
Jin Rak, Dong Hoon dan Watanabe mengantarkan Do Hwi ke tempat reparasi
sepatu. Begitu sampai, Jin Rak langsung pergi disusul teman-temannya. Do
Hwi terlihat kesal karena rencananya menarik perhatian Jin Rak tidak
berhasil. Dia melampiaskannya dengan marah-marah ke tukang reparasi,
ckck
Saatnya makan malam di kediaman Tae Joon. Dok Mi mencuri pandang ke arah
Tae Joon. Seo Young memuji pasta buatan Kkae Geum adalah yang terbaik.
Seo Young menyarankan supaya Enrique membuka restoran daripada kembali
ke Spanyol. Ia menjadi murung begitu ingat kalau nanti Enrique kembali
ke Spanyol mungkin Tae Joon tidak akan mau bertemu dirinya lagi.
Perkataan Seo Young ini membuat Enrique dan Tae Joon menundukkan kepala.
Sementara Dok Mi sepertinya sudah bisa membaca situasi yang terjadi
diantara mereka.
“Ahjumma, kenapa kau tidak memberikan reaksi terhadap makanan buatanku?
Bagaimana menurutmu, apakah enak?” kata Enrique mengejutkan Dok Mi,
hingga Dok Mi terbatuk. Tae Joon terlihat khawatir melihat Dok Mi.
Sambil minum wine Dok Mi menganggukan kepala, mengatakan iya ke Enrique.
Seo Young bertanya kepada Enrique kenapa dia terus memanggil Ahjumma ke
Dok Mi, padahal Dok Mi terlihat begitu muda. Seo Young juga bertanya
pada Dok Mi bagaimana ia bertemu Kkae Geum. Tapi bukan Dok Mi yang
menjawab melainkan Enrique. Dia bilang kalau dia baru beberapa kali
bertemu Dok Mi. Dia juga bilang kalau 3 tema drama dapat menggambarkan
pertemuan mereka. Atau mungkin kita dapat menjadikan melodrama
sepenuhnya kata Enrique membuat Dok Mi kembali terbatuk. Tae Joon
terlihat kembali khawatir, dia memberikan Dok Mi air putih karena saat
batuk tidak baik jika minum wine. Seo Young yang melihatnya menjadi
sedikit cemburu, dia terus memperhatikan Dok Mi yang sedang
senyum-senyum karena diberikan air oleh Tae Joon. Enrique juga
melihatnya. Seo Young yang cemburu kembali mengeluarkan kata-kata yang
tidak enak. Dia bertanya apakah Dok Mi tidak nyaman atau inikah
kepribadian Dok Mi. Karena menurut Seo Young penampilan Dok Mi terlihat
seperti orang yang sangat frustasi.
“Ada apa dengan nada bicaramu sepanjang malam ini sejak kau berjalan
masuk kesini. Apa yang telah kau lalui selama 2 tahun belakangan
sehingga kau menjadi seperti ini?” Tae Joon kesal melihat tingkah Seo
Young.
“Kalau kau begitu penasaran, seharusnya kau sudah pergi menemui dia.
Bagaimana bisa kamu tidak menemuinya sama sekali selama 2 tahun ini. Dia
bahkan pergi ke Seoul demi kamu” kata Enrique membuat Tae Joon tidak
bisa berkata-kata. Seo Young kemudian meminta Enrique supaya berhenti,
dia meminta maaf kepada Dok Mi.
Dong Hoon mengatakan kepada Jin Rak kalau dia merasa curiga dengan Do
Hwi yang terlihat sengaja menjatuhkan diri ke Jin Rak. Tapi Jin Rak
tidak berpikiran demikian, baginya wajar ketika seseorang yang sedang
terluka membutuhkan sandaran. Jin Rak kemudian menanyakan keberadaan
Watanabe, karena sebelumnya mereka pergi bertiga. Orang yang ditanya
ternyata sudah berada di depan dan langsung melambaikan tangan, dia
memberitahukan restoran tempatnya bekerja.
Jin Rak dan Dong Hoon makan malam di restoran tempat Watanabe kerja.
Dong Hoon kembali mengutarakan kecurigaannya terhadap Do Hwi, karena
sejauh yang dia lihat mulai dari dompet, jaket, baju bahkan anting yang
dipakai Do Hwi adalah merk terkenal dan model terbaru di musim ini. Jin
Rak merasa ketakutan dengan obsesi Dong Hoon menyangkut wanita. Kembali
menurut Dong Hoon, wanita yang selalu menggunakan barang keluaran
terbaru tidak akan ditemukan bahkan aneh jika menggunakan sepatu
keluaran musim sebelumnya. Tidak salah lagi, dia pasti menggunakan
sepatu itu sebagai alasan untuk memikat Jin Rak. Dong Hoon sangat yakin
dengan itu, tapi dia jadi heran kenapa wanita cantik itu begitu
sementara Dong Hoon ada disana (maksudnya Dong Hoon, kenapa wanita cantk
itu bisa sukanya sama Jin Rak bukan sama dia, hehee.. maklum orang
kePDan). Jin Rak menganggap selera Dong Hoon rendah karena menganggap
wanita seperti Do Hwi itu cantik. Dong Hoon beralasan, wanita yang
terlihat cantik dari depan, belakang bahkan samping, wanita seperti
itulah yang harus digunakan sebagai standar. Dong Hoon malah bertanya
apakah menurut Jin Rak wanita di apartemen 402 (Dok Mi) itu lebih baik?
Baginya itu sangat mustahil.
Dong Hoon jadi ingat kalau dia melihat Dok Mi bergandengan tangan dengan
Enrique menuju suatu tempat sebelumnya. Dia jadi curiga apa hubungan
diantara mereka. “Apakah mereka saling mengintip kemudian berakhir
dengan terikat dalam suatu hubungan..ketika mereka saling mengintip
kemudian terikat dalam suatu hubungan, mereka menjadi terlihat bersinar
dan mulai terbang, hati mereka mulai berdebar debar” kata Dong Hoon
tertawa sumringah membayangkannya, tanpa dia sadari kalau orang yang
diajak bicara menjadi panas mendengarnya :D
“Hey, apakah hanya itu yang bisa kau pikirkan? Bagaimana bisa kamu tidak
memikirkan hal lain selain pikiran kotor seperti itu. Hentikan sebelum
aku merapikan barangmu dan menendangmu keluar.. Kerjakan saja urusanmu
dengan benar.. Mengerti..!!” Jin Rak sangat marah kepada Dong Hoon.
“Yaa, ada apa ini..?? Kenapa kamu tiba-tiba menjadi marah? Huh? Kau merusak selera makan malamku” kata Dong Hoon.
Lalu Watanabe datang membawa hidangannya, mengajak mereka semua makan.
Selesai makan malam, keempat orang ini sibuk merapikan peralatan makan.
“Kkae Geum, kapan kau akan kembali ke Spanyol?” tanya Tae Joon.
“Dalam 2 bulan, 3 bulan? Aku belum tahu pasti” kata Enrique ragu sambil membersihkan gelas.
“Ketika Kkae Geum pergi kau harus kembali juga” kata Tae Joon pada Seo
Young. Dok Mi yang membelakangi mereka karena sedang mencuci piring jadi
menoleh.
“Berhenti menyamakan aku dengan Kkae Geum.. Kami hanya berteman, tidak
ada hubungan lain diantara kami.. Apakah kamu benar-benar menginginkan
aku pergi.. Kau ingin aku pergi, menghilang dari pandanganmu?” jawab Seo
Young hampir menangis, tapi Tae Joon tidak menjawab.
Dok Mi yang sedari tadi memperhatikan mereka tidak sengaja menjatuhkan
piring yang ia pegang, membuat pertengkaran Tae Joon dan Seo Young
terhenti dan menoleh ke arah Dok Mi. Ketika Dok Mi akan membereskan
pecahan piring, Enrique melarangnya takut Dok Mi terluka. Tapi Dok Mi
tetap saja membereskannya, membuat Enrique kesal dan berteriak “Jangan
menyentuhnya!!” Dok Mi terkejut, dan dia sadar kenapa Enrique meminta
bantuannya. Dia teringat perkataan Enrique yang memintanya tinggal untuk
menemaninya makan malam karena dia akan melalui situasi sulit.
Sekarang Dok Mi sudah mengerti situasinya, dimana Enrique sangat
menyukai Seo Young tapi Seo Young menyukai Tae Joon. Entah sebenarnya
Tae Joon menyukai Seo Young juga atau tidak, tapi Tae Joon tahu kalau
adiknya itu menyukai Seo Young. Makanya Tae Joon selalu mendorong Seo
Young untuk tidak berada di sekitar Tae Joon dan menjadi dekat. Semua
hal ini telah disadari ketiganya.
Enrique meminta Dok Mi jangan menyentuh pecahan piring lagi, ia menyuruh
supaya Tae Joon yang membersihkannya. Enrique juga meminta mereka
melanjutkan pembicaraannya, dan menyarankan Seo Young untuk berhenti
menangis. Karena lelaki membenci hal itu. Enrique memegang tangan Dok Mi
dan mengajaknya pergi keluar.
Watanabe mengambil sauce sachet yang ada di meja, tapi Dong Hoon
menyarankan supaya makanan ini jangan dicampur sauce karena akan terasa
sangat pedas. Lalu Jin Rak menanyakan alasan Watanabe datang ke Korea.
Dengan susah payah bicara bahasa Korea, Watanabe menjelaskan kalau dia
datang untuk belajar memasak. Dia sedang belajar memasak hidangan
terkenal dari berbagai penjuru dunia. Jin Rak kembali bertanya apakah
Watanabe akan melakukan perjalanan ke seluruh penjuru dunia, Watanabe
mengiyakan. Dia akan memulai dengan belajar masakan Korea langsung di
tempatnya dan juga ingin bekerja. Dong Hoon pamit duluan, tapi dilarang
Jin Rak. Karena disana ada tetangga yang berjuang hidup untuk membuat
impiannya menjadi nyata, Jin Rak minta Dong Hoon mengambil pelajaran
dari Watanabe. Dia juga minta supaya Dong Hoon yang membayar, tapi Dong
Hoon menganggap Jin Rak berlebihan. Watanabe mengeluarkan dompetnya,
biar dia saja yang bayar, tapi dilarang Jin Rak. Biar Dong Hoon yang
membayar karena dia adalah anak tunggal dari konglomerat besar, karena
Dong Hoon juga pergi dari rumahnya untuk mengejar impiannya. Jadi, Jin
Rak minta supaya Dong Hoon yang membayar karena dia kaya, sangat kaya
malah. Watanabe senang mendengarnya, tapi langsung dibantah Dong Hoon.
Akhirnya Dong Hoon setuju dia yang membayar asal Jin Rak jangan memukul
pingganggnya jika ia pulang terlambat.
Di luar, Enrique menarik tangan Dok Mi supaya cepat berjalan. Tapi Dok Mi langsung menepisnya dan berhenti.
“Aah, maafkan aku.. Kamu pasti sangat kedinginan” kata Enrique sembil
memasangkan jaket ke badan Dok Mi. Tapi Dok Mi langsung mengambil jaket
itu dan memakainya sendiri.
“Ahjumma, maafkan aku.. Ahjumma, aku menyadari kenapa kau mengintip..
Kau menyukai Tae Joon, kan?” tanya Enrique yang langsung membuat mata
Dok Mi melotot.
“Sejak kapan kau menyukai Tae Joon, dia bahkan tidak mengenalmu sama sekali”
“Ti.. Ti.. Tidak” jawab Dok Mi gugup karena ketahuan.
“Ayolah, aku tahu itu benar” jawab Enrique tertawa.
“Tidak, aku tidak menyukai Tae Joon”
“Benarkah??”
“Benar..” jawab Dok Mi murung.
“Kalau begitu itu melegakan.. Mereka terlihat serasi kan?” Enrique
melihat reaksi Dok Mi yang begitu sedih mendengarnya. “Lihatlah, kau
memang menyukainya” Dok Mi tidak bisa membantah.
“Aah, aku telah mengakhiri cinta tak berbalasmu.. bukan begitu?”
“Aku tidak memiliki sesuatu untuk diakhiri.. Itu adalah cinta tak berbalasmu yang telah berakhir” kata Dok Mi kemudian berjalan.
“Bukan seperti itu, itu adalah cinta pertamaku yang telah berakhir” kata
Enrique, membuat Dok Mi berhenti dan menoleh ke belakang memandang
Enrique.
Enrique tersenyum “Cinta pertamaku yang berumur 10 tahun ditambah 1 tahun.. telah berakhir” tambahnya sambil tersenyum pedih.
“Aaahh, dinginnya.. Sepertinya aku tidak bisa masuk ke dalam dan
mengganggu pembicaraan mereka.. aaahh, sangat dingiinn” Enrique berjalan
duluan sambil menggosok-gosokkan tangannya. Dia bersikap tetap ceria
seolah tidak ada apa-apa di depan Dok Mi.
Kebetulan saat itu Jin Rak juga sedang berjalan pulang hampir berpapasan
dengan Enrique dan Dok Mi yang jalannya sama-sama kayak pinguin, hihii.
Tapi dia spontan membalikkan badan menghadap tembok. Setelah kedua
orang itu lewat, Jin Rak mengamati Dok Mi yang berjalan di belakang
Enrique. Bener-bener kocak deh cara jalannya dua orang itu.
Enrique tiba-tiba berbalik “Ahjumma, apakah kau ingin minum? Cinta tak
berbalasmu telah berakhir, dan cinta pertamaku juga berakhir.. Aku rasa
kesamaan ini harus dirayakan dengan minuman” Dok Mi diam saja.
“Ayolah Ahjumma, apakah itu cinta tak berbalas atau cinta pertama,
keduanya mempunyai kenangan indah kan?”. Dok Mi tetap diam saja dan
mulai berjalan meninggalkan Enrique.
“Mari kita lupakan dengan membicarakan hal-hal itu.. Bagaimana
seharusnya aku mendeskripsikan perasaanku saat ini? Aku merasa lebih
segar, lega, kembali bersemangat..” kata Enrique beretorika.
“Pembohong” ujar Dok Mi dalam hati.
“Yeah, itu sebuah kebohongan.. aku tidak baik-baik saja” kata Enrique
membuat Dok Mi melotot kaget. Seakan Enrique kembali bisa mendengar isi
pikiran Dok Mi.
Dok Mi menoleh
“Kau dapat mendengar ini juga?”
Tiba-tiba Enrique mendapatkan ide “Ahjumma, mari kita melakukan perjalanan perpisahan..!!”
“Aku tidak mempunyai banyak waktu luang, aku tidak ingin terkurung di
dalam kamar menderita sindrom perpisahan.. Tidakkah kamu pikir ini
sebuah ide yang mematikan” kata Enrique seakan idenya sangat cemerlang.
“Aaahh, dinginnya.. Ahjumma berikan aku handphone mu, cepat.. cepaatt..”
Dok Mi tetap diam saja. “Cepaatt.. cepaatt.. cepaatt..” akhirnya Enrique
merogoh sendiri kantong jaket Dok Mi untuk mengambil handphone, karena
Dok Mi diam terus.
Dok Mi menyerahkan handphone dan langsung disambar Enrique. Dia mengetik
sesuatu di handphone Dok Mi sambil berkata, “karena aku telah melakukan
kesalahan terhadap dirimu, aku akan mengatur perjalanan ini.. Ahjumma,
jangan menyiapkan apa-apa, okay”
“Bertemu di sini besok pagi jam 9, okay..”
“Aku tidak dapat pergi”
Enrique menunjukkan sebuah foto yang ada di layar handphone Dok Mi. “Di
sini, tempat ini dinamakan Perkampung Di Akhir Dunia.. Bagaimana kalau
aku pergi ke akhir dunia sendirian, merasakan apa yang aku rasakan saat
ini dan benar-benar mengakhirinya”.
Perkataan Enrique ini membuat Dok Mi teringat masa lalu. Flashback ke
saat Dok Mi mengenakan seragam sekolahnya. Saat itu dia berdiri di ujung
atap tertinggi gedung sekolahnya, seperti orang yang ingin bunuh diri.
“Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu dengan terus terang” omel Dok Mi.
“Aku tahu.. Aku tahu.. Jadi mari kita pergi bersama.. Mari kita pergi
bersama, mari kita pergi bersama” Enrique merayu sambil loncat-loncat
seperti anak kecil.
“Aku akan menelponmu besok pagi pukul 9, okay.. ini, ambil kembali
handphonemu, masuklah ke dalam okay” Enrique membalikkan badan Dok Mi
supaya dia masuk ke apartemennya
Enrique berjalan melewati Jin Rak yang sedang memperhatikan mereka.
Kembali Jin Rak spontan balik badan pura-pura mengikat plastik sampah
supaya tidak ketahuan Enrique.
Melihat Dok Mi masuk, Jin Rak segera berlari masuk. Dia di belakang Dok
Mi yang sedang menunggu lift. Tapi Dok Mi tidak menyadari keberadaan
Jin Rak, bahkan sampai mereka berada dalam satu lift. Dok Mi mendapat
panggilan telepon dan kaget baru sadar kalau Jin Rak ada di sampingnya.
Kekagetan Dok Mi juga membuat Jin Rak kaget. Mereka berdua meminta maaf
bersamaan.
“Tidak, aku seharusnya membuat keberadaanku lebih diketahui” kata Jin Rak.
Dok Mi hanya mengangguk kemudian mengangkat telepon. Ternyata Do Hwi
yang menelepon di dalam van bersama 3 orang temannya. Ketiga temannya
kaget mendengar Do Hwi menelpon Dok Mi. Mungkin mereka dulu satu
sekolah. Do Hwi menanyakan Dok Mi berapa harga sewa untuk tinggal di
apartemen Dok Mi, dia ingin menyewanya untuk dijadikan rumah kantor.
Tapi Dok Mi berkata kalau dia tidak tinggal di situ dan ingin menutup
telepon karena sedang di dalam lift. Do Hwi tidak kehilangan akal, dia
bilang kalau dia melihat Dok Mi sebelumnya di sana. Tapi Dok Mi
benar-benar telah menutup teleponnya. Do Hwi shock karena Dok Mi berani
menutup telepon darinya, teman-teman Do Hwi yang mengetahui itu juga
tertawa meledek Do Hwi.
Pintu lift telah terbuka, tapi Dok Mi yang masih melamun tidak
menyadarinya. Dia hanya diam saja tidak beranjak pergi, Jin Rak pun
seperti menunggu pergerakan dari Dok Mi. Ketika pintu lift akan tertutup
kembali Dok Mi baru sadar dan bergerak maju, buru-buru Jin Rak menahan
pintu lift dengan tangannya sehingga pintu lift kembali terbuka
(Jin Rak gayanya udah kayak pahlawan bagi Dok Mi gitu :P).
Masih dengan tangannya menahan pintu lift, Jin Rak mempersilahkan Dok
Mi untuk keluar. Dok Mi langsung berjalan keluar mengucapkan terima
kasih. Entah ragu-ragu atau bingung mau ngomong apa, Jin Rak masih diam
di dalam lift setelah Dok Mi keluar. Untuk beberapa saat baru dia
memutuskan keluar lift dan mencoba ingin bicara dengan Dok Mi. Tapi
sayang Dok Mi sudah berada di depan pintu apartemennya dan berjalan
masuk kemudian menutup pintu. Jin Rak kehilangan kesempatan mengobrol
dengan Dok Mi.
Watanabe sedang bekerja meracik makanan, sementara Dong Hoon baru keluar
dari klub bersama seorang gadis yang sudah mabuk. Dong Hoon berencana
mengantarkan gadis itu pulang. Jin Rak sedang bekerja di dalam
apartemennya. Dia menggambar wajah seorang gadis dengan dandanan yang
sama seperti Dok Mi biasa berpakaian. “Itu mungkin membuatnya sangat
takut.. Seseorang yang bahkan tidak pernah melangkahkan kakinya keluar
rumah, secara tiba-tiba dikelilingi pria seperti itu” Jin Rak mengamati
gambar Dok Mi, disampingnya gambar 4 pria yang menggambarkan Enrique,
Jin Rak, Dong Hoon, dan Watanabe. Dari ekspresi orang-orang yang ada di
gambar, sepertinya Jin Rak mendapatkan ide gambar itu sewaktu kejadian
Enrique melabrak ke apartemen Dok Mi. “Apa sih hubungan dia dengan
Enrique itu?” Jin Rak yang cemburu menambahkan coretan membuat kumis dan
jenggot di gambar wajah Enrique dan tersenyum kecil.
Bapak satpam memberikan stempel di selebaran yang terdapat foto bibi
yang dia taksir. Dia bertanya kenapa Bibi itu membuat selebaran ini
untuk penghuni apartemen 403 (Watanabe). Bibi menjawab karena Watanabe
belum fasih berbahasa Korea. Kemudian bapak satpam bertanya kenapa ada
foto si bibi di situ. Tapi bibi enggan menjawab, dia malah menyuruh
bapak satpam untuk menempelkan selebaran itu di tempat yang semua orang
bisa lihat (bibi membuat selebaran pengumuman dibukanya les memasak
Watanabe, supaya banyak yang ikut serta)
Dok Mi kembali melihat ke apartemen Tae Joon dari jendela apartemennya.
Saat itu Tae Joon sedang duduk berhadapan dengan Seo Young. Dia teringat
perkataan Enrique kalau cinta pertamanya telah berakhir, cinta pertama
yang 10 tahun lebih setahun telah berakhir. Dok Mi mencari sosok
Enrique, tapi orang yang dicari sedang main game buatannya sendiri,
Zombie Soccer. Walaupun game yang dimainkan gol, Enrique malah menangis.
Dok Mi melihat Tae Joon pindah duduk di samping Seo Young, merangkul
gadis itu. Entah apa yang mereka bicarakan. Dok Mi melihat ke bawah dan
terlihat Enrique berjalan menuju gedung apartmen Tae Joon, Dok Mi jadi
khawatir. Dia takut kalau Enrique masuk di saat yang tidak tepat, karena
akan semakin membuat Enrique patah hati. Dok Mi kembali melihat ke
apartemen Tae Joon, saat itu Tae Joon hendak berdiri pergi meninggalkan
Seo Young tapi tangannya ditahan oleh gadis itu. Dok Mi kembali
mengawasi Enrique dan khawatir. Ketika dia melihat lagi ke apartemen Tae
Joon, saat itu setelah Seo Young menarik tangan Tae Joon gadis itu
memeluknya. Dok Mi tidak tahan melihatnya, dia segera berbalik. Enrique
sudah keluar dari lift lantai apartemen Tae Joon, dia hendak memencet
tombol paswordnya. Dok Mi yang memberanikan diri melihat ke apartemen
Tae Joon lagi, melihat Tae Joon melepaskan pelukan Seo Young dan
berjalan pergi
(kira-kira waktu Dok Mi berbalik, Tae Joon dan Seo Young ngapain ya.. apa cuma pelukan atau kissu? hehee, kepo banget)
Dok Mi kembali melihat ke bawah, ke arah jalanan. Dia mencari keberadaan
Enrique. Ternyata Enrique tidak jadi masuk, dia hanya menunggu dia
depan pintu. Dia teringat percakapannya dengan Seo Young di studio
musik.
“Aku seharusnya berhenti kan”
“Maafkan aku”
“Aku bukan seorang partisipan dalam pesawat cinta. Hanya karena aku yang
pertama mendapatkan tiketnya, bukan berarti aku bisa mengumumkan kalau
aku mendapatkan tempat duduknya. Dan aku benci mendengar kata ‘maafkan
aku’. Apakah kamu sudah lupa?”
Enrique sangat sedih mengingatnya. Sementara Dok Mi melihat kalau Seo
Young sudah mengambil jaketnya dan berjalan menuju pintu keluar. Setelah
itu Enrique masuk setelah menahan dingin cukup lama. Dok Mi lega
melihatnya, dan merasa kasihan karena Enrique pasti kedinginan.
“Orang-orang yang berpikir kalau kebahagiaan adalah sesuatu yang selalu
ada dalam genggamannya, aku bertanya-tanya seberapa bahagianya kah
mereka?? Wanita itu.. selalu grogi ketika dia mendapatkan dirinya
terlalu bahagia.. Bagi wanita itu, kebahagiaan adalah seperti permainan
meniup gelembung yang biasa dimainkan sewaktu kita kecil.. Momen ketika
dia menyentuh gelembung yang membawa sinar pelangi di sekitarnya,
kemudian gelembung itu menjadi lenyap.. Di depan kebahagiaan, wanita itu
menyerah bahkan sebelum menggenggamnya” ketik Dok Mi di laptopnya,
mengingat pertemuannya dengan Tae Joon saat makan malam tadi.
Pagi hari, seperti biasa tukang susu menaruh kotak susu di depan
apartemen Dok Mi. Lalu kita mendengar suara pintu dibuka, dan kaki
dengan sepatu kets mengambil kotak susu kemudian menempelkan memo kecil
di kotak susu. Di memo itu tertulis, “Berdoa semoga harimu penuh dengan
kebahagiaan”. Orang itu mengambil memo yang tertempel di pintu apartemen
Dok Mi bertuliskan, “Dear tukang antar, terima kasih. Aku sangat
menikmati membaca pesanmu”. Kemudian orang itu meletakkan kotak susu
yang sudah ditempel memo itu di tempatnya semula.
(dari suara pintu yang kita dengar, yakin banget kalau yang nempelin memo tiap hari itu Jin Rak)
Di luar, Enrique bertemu dengan Dok Mi.
“Ahjumma.. ahjumma.. ahjumma.. Kita harus pergi ke perjalanan perpisahan
kita.. Ayo kita pergi sekarang.. Ayo” kata Enrique semangat sambil
mengangkat satu tangannya, kayaknya dia suka banget deh sama gaya
pahlawan bertopeng :D
“Kita tidak cukup dekat untuk melakukan perjalanan bersama.. Dan
jelas-jelas kita tidak cukup dekat sehingga kamu bisa terus memanggilku
Ahjumma.. Kita tidak ada hubungan apa-apa” omel Dok Mi diakhiri dengan
teriakan sampai merem. Begitu Dok Mi buka mata, Enrique sudah menghilang
bwhahahaa
Ternyata itu hanya mimpinya Dok Mi sodara-sodara..!!! :D
Dok Mi menyalakan kompor memasak air, kemudian dia mengambil kotak susu
langganannya dan menempelkan memonya di kumpulan memo yang sudah
tertempel di dinding apartemennya. Ketika Dok Mi merebus susu, sms masuk
dari Enrique, “jam 9, Perkampung Akhir Dunia”. Dok Mi kaget melihatnya.
Dok Mi pun membalas sms Enrique.
“Aku sakit”..
delete
“Sesuatu yang
urgent tiba-tiba terjadi”..
delete
“Aku tidak ingin pergi”..
delete.. Dok Mi semakin frustasi.
Pintu bel apartemen Jin Rak berbunyi. Jin Rak menyuruh Dong Hoon buka
pintu, sedangkan dia berbaring di tempat tidur. Dari sepatu yang dipakai
Jin Rak saat itu, sama persis dengan sepatu yang terlihat waktu
menempelkan memo. Jadi sudah bisa dipastikan kalau selama ini Jin Rak
lah pelaku penempel memo :D.
Ternyata orang yang datang adalah orang suruhan pemilik apartemen. Jin
Rak panik, dia minta Dong Hoon mengunci semua pintu. Jin Rak mengecek
handphonenya, hari ini adalah hari jatuh tempo pembayaran apartemen.
Tapi saat ini Jin Rak tidak punya uang. Jin Rak ingat perjanjiannya
dengan sang pemilik, tidak ada uang muka, harga sewa rendah, bahkan
kondisi apartemen bersih. Tapi kalau pembayarannya telat sehari saja,
maka pemilik akan menendang Jin Rak keluar. Dengan harga sewa 350.000
won, uang Jin Rak yang hanya 230.00 won masih kekurangan 120.000 won.
Jin Rak minta supaya Dong Hoon memberikan uangnya, apalagi dia anak
orang kaya. Tapi Dong Hoong bilang kalau dia tidak punya uang lagi.
Enrique sedang sibuk mempersiapkan barang-barang bawaannya untuk pergi
bersama Dok Mi, semuanya adalah makanan dan minuman. Tae Joon datang,
dia seperti ingin berbicara sesuatu. Tapi tiba-tiba Enrique mendapat sms
dari Dok Mi. Dia minta kunci mobil Tae Joon dan segera berlari pergi.
Ternyata sms Dok Mi “Nenekku sakit, dan aku harus pergi menemuinya..
Semoga perjalananmu menyenangkan”. Jadi ini yang bikin Enrique
tergesa-gesa :D
Dok Mi langsung menutup seluruh tirai jendela apartemennya, kemudian dia
mendengar keributan di luar sewaktu orang suruhan pemilik apartemen Jin
Rak ingin mengusir mereka keluar. Jin Rak mengatakan kalau mereka belum
bisa mengusirnya karena kontrak ditandatangani pukul 10, jadi dia masih
punya waktu 2 jam sebelum jam 10. Tapi orang suruhan itu tidak mau
tahu, mereka bekerja berdasarkan mereka dibayar. Orang itu mendesak
masuk ingin mengeluarkan barang-barang Jin Rak dan Dong Hoon, jelas Dong
Hoon menahan mereka. Dong Hoon mengulur waktu menyuruh orang itu
sarapan dulu, Jin Rak kesal karena darimana Dong Hoon akan membayar
sarapan mereka. Tapi Dong Hoon beranggapan kalau yang makanlah yang
harus bayar. Jiaahahaa, nawarin makan tapi suruh bayar sendiri..
Watanabe keluar, bertanya ada masalah apa.
Sementara Enrique sedang berdiri loncat-loncat menahan dingin menunggu
lift, saat itu bapak satpam datang dan meliriknya. Enrique menunduk
memberikan hormat dan mereka berdua masuk lift bersama. Mereka berdua
sama-sama menuju lantai 4. Bapak satpam bertanya ke kamar nomor berapa
tujuan Enrique. Tanpa ragu dia memberitahukan "apartemen 402". Bapak
satpam sangat kaget mendengarnya, dia bertanya alasannya. Enrique hanya
menjawab singkat, "untuk bertemu teman". Jawaban ini semakin membuat
bapak satpam terkejut. "Seorang teman? penghuni apartemen 402 adalah
temanmu?? teman..???" kata bapak satpam begitu semangat karena heran.
Saking semangatnya, bicaranya sampai muncrat2 ke muka Enrique, LOL.
Dong Hoon masih meyakinkan orang-orang itu, apakah mereka benar-benar
akan mengusirnya. Watanabe berkata di luar sangat dingin. Orang suruhan
itu menjadi marah karena mereka mempersulit pekerjaannya, seharusnya Jin
Rak membayar sewa tepat waktu sehingga kejadian ini tidak perlu
terjadi. Dong Hoon merasa ini sangat memalukan, seluruh penghuni
apartemen bisa mendengar keributan ini. Dong Hoon kembali bertanya ke
Jin Rak soal kekurangan uang sewanya. Jin Rak menjawab, "120.000 won".
Terpaksa Dong Hoon melepas salah satu sepatunya, di dalamnya ada uang
tapi hanya 50.000 won. Jin Rak yang dari awal yakin kalau Dong Hoon
punya uang, memintanya untuk melepaskan satu sepatunya lagi. Siapa tahu
Dong Hoon menyembunyikan uangnya di sana. Dong Hoon kesal karena Jin Rak
tidak percaya, dia melepas sepatu satunya dan memang tidak ada uang
lagi. Hanya itu yang tersisa. Watanabe bertanya apakah Dong Hoon ingin
dia meminjamkan uangnya. Tentu saja, kemudian Watanabe memberikan 50.000
won. Jadi, 100.000 won mereka serahkan ke orang-orang itu, masih kurang
20.000 won. Dok Mi yang mendengar di balik pintu apartemennya merasa
kasihan kalau mereka sampai diusir. Jin Rak tidak percaya kalau Dong
Hoon hanya punya 50.000 won, tapi Dong Hoon sungguh tidak punya lagi.
Jin Rak bahkan mengatai Dong Hoon sebagai pengemis gelandangan yang
tidak punya 20.000 won. Dong Hoon marah-marah karena Jin Rak sendiri pun
tidak punya, jadi siapa pengemis gelandangan itu sebenarnya.. hahahaa
Dong Hoon malah meminta orang-orang suruhan itu untuk meminjamkannya
20.000 won. Dok Mi masih menguping di pintu dengan memegang uang namun
dia ragu untuk keluar rumah. Bapak satpam tiba bersama Enrique, dia
meminta mereka berhenti membuat keributan. Jin Rak sewot melihat
kedatangan Enrique. Sementara Dong Hoon marah kenapa bapak satpam tidak
membelanya, tapi bapak satpam beralasan kalau dia hanya bekerja
berdasarkan perintah dan meminta mereka segera membereskan
barang-barangnya. Enrique tidak menyadari tatapan tidak suka Jin Rak
terhadapnya. Dia malah senyam senyum melambaikan tangan :D. Bibi genit
keluar, bertanya kenapa akhir-akhir ini sering terjadi keributan, karena
dia mempunyai penyakit jantung. Bapak satpam menunduk hormat meminta
maaf, dia mencari simpati bibi itu. Jin Rak kembali dengan argumennya
bahwa ia tanda tangan kontrak pukul 10, jadi kalau mereka mengusirnya
saat ini itu adalah tindakan ilegal. Enrique yang ingin berjalan menuju
apartemen Dok Mi terhalang oleh mereka semua yang berdiri menutupi
koridor. Kemudian Dok Mi membuka pintunya, Enrique senang melihatnya.
Dok Mi mengulurkan uang 20.000 won. Dong Hoon langsung menyambarnya,
mengucapkan terima kasih. Dong Hoon segera memberikan uang 120.000 won
itu kepada orang-orang suruhan dan meminta mereka segera pergi dari
situ. Dok Mi yang melihat keberadaan Enrique di sana segera menutup
pintu apartemennya.
Pintu apartemen Dok Mi diketuk, itu adalah Jin Rak yang berjanji akan
membayarnya segera. Gantian Enrique yang mengetuk pintu, "Ahjumma, aku
sudah di sini.. ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu". Dok Mi panik,
Enrique terus mengetuk pintu apartemennya.
"Ahjumma, cepatlah.. kita tidak punya banyak waktu" kata Enrique cuek, tanpa dia tahu kalau semua mata sedang memperhatikannya.
Dok Mi menutup telinganya, dia panik. Jin Rak terus memandang Enrique.
Enrique sadar kalau sedang diperhatikan, dia tersenyum lebar ke Jin Rak.
Sementara di luar, pemilik gedung apartemen mereka sedang menjelaskan
bangunan yang masih tersedia kepada 4 orang gadis berpenampilan glamour.
Mereka adalah Do Hwi dan ketiga temannya. Salah satu temannya
menanyakan apakah Dok Mi benar tinggal di sini. Do Hwi tidak menjawab,
dia langsung menyatakan akan mengambilnya kepada pemilik gedung. Pemilik
gedung meminta Do Hwi ke kantornya untuk mengurus surat-surat.
Teman-teman Do Hwi meledek, apakah Do Hwi akan kembali mengambil
pinjaman kemudian menertawakannya. Do Hwi kesal, meminta mereka untuk
berhenti mengikuti gaya busananya. Teman-temannya berhenti tertawa dan
kompak marah mengatakan kalau mereka itu membeli rancangan Do Hwi. Jadi
Do Hwi tidak pantas marah karena mereka membelinya. Do Hwi pura-pura
tidak mendengar dan memandang bangunan apartemen itu senang.
Dok Mi mengambil jaketnya karena Enrique terus saja memanggil dan
mengetuk pintu apartemennya. Dia tahu bahwa dia tidak dapat mengelak
dari Enrique lagi. Dok Mi menganggap ini adalah hukuman karena telah
berbohong mengatasnamakan neneknya. Enrique terus saja memanggil Dok Mi
keluar. Jin Rak menunjukkan sms ke orang suruhan itu kalau dia telah
menerima konfirmasi pembayaran uang sewa. Jadi kalau mereka berani
datang lagi dia akan melaporkan mereka sebagai tindakan pelanggaran
ilegal. Bapak satpam dan orang suruhan melihat sms itu untuk verifikasi.
Kemudian Jin Rak berkata mengarah ke Enrique, kalau ada seseorang yang
membuat keributan di depan tempat tinggal orang lain maka dia akan
melaporkannya ke polisi. Setelah konfirmasi, Jin Rak minta mereka pergi.
Dok Mi sudah rapi memakai jaket dan membawa syal. Tapi dia sangat ragu
untuk membuka pintu. Bapak satpam meminta bibi genit untuk kembali ke
dalam dan beristirahat. Bapak satpam dan orang suruhan telah pergi, Jin
Rak juga meminta Watanabe untuk masuk ke dalam. Akhirnya Dok Mi buka
pintu, Jin Rak terkejut melihatnya. Enrique girang melihat Dok Mi.
"Kenapa kamu begitu lama, coba kulihat.. Okay, kamu sudah berpakaian
cukup hangat.. Mari kita pergi" kata Enrique menarik tangan Dok Mi dan
mendorong-dorong Dok Mi dari belakang supaya berjalan. Mereka melewati
Jin Rak begitu saja. Lalu Enrique berhenti dan memberikan, "Fighting"
nya kepada Jin Rak. Kemudian mendorong-dorong Dok Mi lagi. Jin Rak hanya
terdiam lesu melihat mereka.. Poor Jin Rak
Enrique membukakan pintu mobil supaya Dok Mi masuk. Enrique duduk di belakang kemudi dengan riang.
"Huh, aku sudah menggunakan semua aksi pencegahan sebisa mungkin..
Tapi kenapa aku malah terjebak berada di sini bersama pria ini" kata Dok Mi dalam hati murung.
"Darimana lelaki sialan ini datang" Dok Mi berkata saaangat pelan. Tapi
ternyata Enrique mendengar suara Dok Mi. Iyalah jangankan suara sangat
pelan, suara dalam hatinya Dok Mi aja dia bisa dengar, LOL.
"Hah, apa yang barusan kau katakan?"
Dok Mi tidak menyangka kalau Enrique mendengarnya, "Ah, tidak ada apa-apa" jawabnya.
"Ahjumma, masukkan alamat rumah nenekmu di alat navigasi, okay"
"Kamu hanya perlu mengantarku sampai terminal, setelah itu aku bisa pergi sendiri"
"Ini bukan waktunya untuk bersikap malu, saat ini nenekmu sedang sakit"
Dok Mi kaget mendengar Enrique penuh perhatian terhadapnya.
"Tidak apa-apa, cepat tuliskan alamatnya" kata Enrique meyakinkan Dok Mi.
Dok Mi yang ragu-ragu akhirnya terpaksa menuruti permintaan Enrique.
Jin Rak yang masih berada di koridor, melemaskan otot-otot kepalanya
seperti seseorang yang hendak berkelahi. Dia memberikan tatapan sadisnya
dan segera berlari menuruni tangga. Maklum, lagi panas karena cemburu
sampai tidak sabar nunggu lift jadi turun lewat tangga deh :D
Jin Rak terlihat sangat marah dan berlari ke tempat mobil Enrique
parkir. Tepat saat Jin Rak sudah melihat mobil itu, Enrique tancap gas
maju jalan. Jin Rak terus berlari mengejarnya. Tapi jelas dia kalah
cepat dengan laju mobil yang semakin cepat meninggalkannya.
"BERHENTIII..." teriak Jin Rak marah.
"KUBILANG BERHENTI..." teriaknya lagi berbarengan dengan Enrique menginjak rem mendadak.
Lalu Enrique dan Dok Mi sama-sama menoleh ke arah belakang mobil mereka dan terkejut.
Apakah mereka melihat Jin Rak di sana..?? nantikan episode selanjutnya ^^
No comments:
Post a Comment