Dok-mi dan Enrique akan pergi. Dok-mi terpaksa pergi dengan Enrique.
Dok-mi berkata dalam hati, "aku selalu menjalani hidup dengan hati-hati,
dari mana si brengsek ini datang?"
"Huh? Apa yang kamu katakan?" kata Enrique.
Dok-mi terkejut dengan yang dikatakan Enrique, lalu dia berkata, " tidak apa-apa.
“Ahjumma, tuliskan alamat tempat nenekmu tinggal di navigasi ini,” kata Enrique.
Di belakang mobil mereka Jin-rak berusaha mengejar mobil mereka, ia berteriak, "berhenti!". Mobil tiba-tiba berhenti tapi mobil berhenti bukan kerena teriakan Jin-rak melainkan ada sepeda yang melintas di depan mereka. Enrique membiarkan sepeda itu melintas, karena mengerem mendadak Enrique refleks menahan Dok-mi dengan tangannya. Dok-mi yang menyadarinya menatap tajam dan mengisyaratkan agar Enrique menjauhkan tangannya. Jin-rak sudah tidak sanggup lagi mengejar mereka.
"Huh? Apa yang kamu katakan?" kata Enrique.
Dok-mi terkejut dengan yang dikatakan Enrique, lalu dia berkata, " tidak apa-apa.
“Ahjumma, tuliskan alamat tempat nenekmu tinggal di navigasi ini,” kata Enrique.
Di belakang mobil mereka Jin-rak berusaha mengejar mobil mereka, ia berteriak, "berhenti!". Mobil tiba-tiba berhenti tapi mobil berhenti bukan kerena teriakan Jin-rak melainkan ada sepeda yang melintas di depan mereka. Enrique membiarkan sepeda itu melintas, karena mengerem mendadak Enrique refleks menahan Dok-mi dengan tangannya. Dok-mi yang menyadarinya menatap tajam dan mengisyaratkan agar Enrique menjauhkan tangannya. Jin-rak sudah tidak sanggup lagi mengejar mereka.
“Aku yang pertama. Aku yang melihat dia pertama. Siapa sebenarnya bangsat itu! Kenapa semuanya begitu mudah bagi bangsat itu!” Jin-rak meluapkan rasa kekesalannya kepada Dong-hoon.
“Ada masalah apa? Apa dengan Enrique? masalah apa dengan dia? 'Zombie Soccer'? Tapi dia sudah melakukan itu kepada kita sebelumnya”,kata Dong-hoon.
“Jangan bicarakan masalah Enrique kepadaku,” balas Jin-rak. Tapi Dong-hoon tetap saja membicarakan tentang Enrique, ia bertanya kepada Jin-rak. Apakah Dok-mi berpacaran dengan Enrique. Hal itu semakin membuat marah jin rak.
“Tapi aku tidak pernah mengatakan dia dalam bahaya,” kata Dok-mi. “Ketika orang tua sakit, itu selalu berbahaya, kita harus lebih baik dengan orang yang lebih tua... kita harus merawat mereka dengan baik.”
Lalu Dok-mi berkata, ia hanya membawa hp saja, dompet dan tas ia tidak bawa. “Aku rasa seharusnya kita pulang saja”. (sebenarnya Dok-mi membawanya tapi duit di dompetnya sudah tidak ada). Enrique tidak mau kembali, dia berkata, " tidak apa-apa. Kamu bisa memakai uangku. Kita tidak akan pernah berhenti sampai kita sampai ke sana.” Dok-mi yang mendengar penjelasan Enrique menjadi lemas.
“Apa Oh Jae Won?”. Melihat temannya berteriak Do-hwi langsung menutup mulutnya, ia tidak mau kedengaran oleh orang lain. Tanpa sengaja Do-hwi membaca surat untuk Dok-mi ia pun terkejut dan tidak menyangka Dok-mi tinggal di sana karena Dok-mi menyangkal ke Do-hwi bahwa ia tidak tinggal di sana.
Dong-hoon bertanya ada perlu apa kamu datang ke sini?. “Aku ingin melihat teman yang tinggal di sini apartemen 402.” Dong-hoon merasa berjodoh karena ia tinggal di apartemen 401.
“Bagaimana dengan pria yang tadi malam?”
“Oh, ya aku belum tahu nama kamu sebelumnya.”
“Namaku Cha Do-hwi”jawab Do-hwi. (dengan nada genit sambil memonyongkan bibirnya).
“Namaku adalah Yoo Dong-hoon” balas Dong-hoon dengan memonyongkan mulutnya. Dong-hoon memberitahukan nama temannya adalah Jin-rak.
“Kamu tahu aku, sebut aku kupu-kupu di tengah padang rumput bunga.“ Jawaban itu langsung membuat 'ilfeel' teman-temannya Do-hwi.
Dok-mi yang melihat percakapan wanita itu dengan pacarnya. Ia pun meyakini dirinya sendiri kalau ini bukanlah suatu kebohongan.
"Ahjumma, ada yang ingin aku katakan kepadamu" kata Enrique. "Tidak aku yang akan mengaku lebih dulu" kata Dok-mi.
“Nenekku sebenarnya tidak apa-apa. Aku berbohong karena aku tidak mau ikut pergi. Sekali aku berbohong maka itu akan menjadi besar. Maafkan aku. Kamu benar jika kamu marah. Kamu bisa marah jika itu membuat hati merasa lebih enak.” Mendengar pengakuan Dok-mi sebenarnya Enrique sedih, lalu mulai konyol lagi. “Kalau begitu kita bisa pulang. Tapi ada yang ingin katakan kepadamu juga. Ketika kamu mengatakan nenekmu sakit aku langsung pergi hanya dengan kunci mobil di tangan. Jadi aku tidak punya uang sekarang. Sekarang aku lapar dan mobil juga lapar. Apa yang harus kita lakukan sekarang?”.
Dok-mi meminta maafkan dan mengatakan kalau itu semua salahnya.
“Kalau kamu mengatakan minta maaf sekali lagi aku merasa akan marah,”jawab Enrique.
“Baiklah kalau begitu bisakah kita menyelesaikan masalah kita?”
“Tentu saja belum,” jawab mereka.
“Baiklah aku akan memperkenalkan teman-temanku asalkan kalian memberikan aku uang 10.000 Won.”
Dok-mi mengajak Enrique untuk pulang sekarang. “Tapi kamu tidak kelihatan sehat,” jawab Enrique. Enrique pun mengajak Dok-mi untuk makan dan menghangatkan diri dulu.
Dok-mi berteriak kepada Enrique, "aku sudah bilang bahwa aku ingin pulang sekarang". Enrique terkejut mendengar Dok-mi berteriak seperti itu.
Dong-hoon sedang mengirim SMS ke Jin-rak tentang design yang ia buat., ia bertanya apakah Jin-rak suka?
"Tidak aku tidak suka kamu harus buat lagi.”jawab Jin-rak.
Melihat hal itu membuat Dong-hoon kesal. Melihat gambar Dong-hoon sebenarnya Jin-rak suka, ia tidak percaya karena Dong-hoon kerjanya pesta terus setiap malam.
Enrique memasangkan sabuk pengaman untuk Dok-mi, ia menjadi terkejut karena muka mereka menjadi sangat dekat. Enrique juga mengatur tempat duduk Dok-mi agar ia bisa beristirahat. “Aku akan menggunakan navigasi yang akan membuat kita pulang dengan selamat.”
“Iya aku tidak apa-apa.”jawab Do-hwi. Do-hwi bertanya kepada Jin-rak,"oh yah, apakah kita pernah bertemu? Aku ingat kita pernah bertemu kamu menolongku kemarin malam. Ketika hak sepatuku putus. Tidakkah kamu ingat padaku?” Jin-rak menjawab bahwa ia mengingatnya.
Do-hwi berkata bahwa ia ke sana untuk bertemu dengan 402. “Kalau begitu permisi.”pamit Do-hwi. Mendengar nomor apartemen Dok-mi, Jin-rak menarik tangan Do-hwi untuk menahannya pergi. Karena terlalu kencang menarik membuat Do-hwi jatuh dipelukkannya. Dengan genitnya Do-hwi memonyongkan mulutnya. Melihat itu Jin-rak menjadi 'ilfeel'. Lalu melepaskan pegangannya hinga Do-hwi terhempas ke dinding. Jin-rak bertanya, "kamu ke sini untuk bertemu dengan 402"? Do-hwi menjawab, "iya".
Dok-mi pergi dari mobil dan berlari ke pantai.
Enrique : Dia pergi tanpa berkata apapun. Wah kenapa reaksinya seperti dia baru pertama kali melihat pantai?
Dok-mi melihat ke belakang dan di sana ia melihat Enrique sedang membuat istana pasir.
Selang beberapa waktu Dok-mi melihat istana pasir Enrique sudah jadi. Enrique ingin memfoto Dok-mi dan menyuruhnya untuk membuat 'V'. Enrique jalan mundur tanpa ia sadari di belakangnya ada ombak. Dok-mi berkata ada ombak di belakangmu. Tapi itu sudah terlambat. Enrique pun sudah terjatuh.
Jin-rak: Mengapa kamu menutup telponnya begitu cepat? Tidak yang aku katakan adalah telepon itu berdering di sana tapi bisa saja telponnya tidak menyala. Atau kalaupun menyala ia belum sempat mengangkatnya..”
“Tapi telpon ini sudah berdering 3kali. Bahkan kalau dia ada di Halla-san akan mengangkatnya.”ujar Do-hwi marah. Jin-rak mengoreksinya, kupikir gunung Baekdu.
“Aku datang ke sini untuk mengejutkannya, jadi aku datang tanpa menelpon terlebih dahulu. “
“Tapi apa yang kamu katakan? Cha... Cha...”
Do-hwi yang mengira Jin-rak menanyakan namanya, mengatakan namanya Cha Do-hwi.
Dok-mi mengkhawatirkan Enrique karena sepatunya basah, kakinya bisa membeku. "Aku tidak apa-apa" kata Enrique sambil mengerak-gerakan kakinya. “Tapi lebih penting adalah kamera ini karena aku belum memasukkan banyak foto ke dalam komputerku.”
“Kakek, bisakah aku meminjam handuk kering? Ah... lebih bagus kalau kamu memberikan pengering rambut.”tanya Enrique. Tapi kakek sama sekali tidak menjawab pertanyaan Enrique. Dok-mi melihat pakaian dan sandal kakek. Dok-mi berbisik ke Enrique, nenek. Enrique tidak mengerti. Dok-mi pun menjelaskan kalau ia bukan kakek melainkan nenek.
Enrique baru sadar dengan malu-malu ia berkata, "Ah... Nenek. Wow, nenek, anda cantik! Dengan topi dan segalanya".
Nenek menoleh dan berkata: "Aku punya pengering dan handuk. Kamera itu kalau tidak terendam, tidak usah khawatir. Kau harus makan dulu. Itu adalah keharusan". Mendengar nenek menjadi ramah Dok-mi dan Enrique saling berpandangan.
Melihat itu Dok-mi marah, ia mengambil botol itu agar tidak diminum lagi. Enrique kelihatan murung. Dok-mi jadi kasihan dan memberikan botol itu.
Enrique: "Sinar di matamu... seperti kamu mengasihani aku sekarang. Itu tidak benar". Enrique kembali meminum makgeolli.
Enrique makan gorengan sambil berkata, “Ahjumma... Meskipun Tae-joon tampak sempurna dari luar, tapi di sisi lain ia tidak kelihatan sempurna. Sebagai contoh ia pelit. Cinta tak berbalasmu tidaklah sesempurna itu. Dia hanya orang biasa.”
"Tapi aku sudah mengetahuinya. Itu bukan diam-diam, kamu mengetahuinya" kata Enrique. Dok-mi ingin tahu bagaimana Enrique mengetahuinya?
Enrique menjawab karena itu kelihatan mirip. “Cara kamu menatap Tae-joon dan caraku melihat Seo Young itu sama. Karena itulah aku mengetahuinya. Hanya karena kamu menyembunyikannya, bukan berarti orang lain tidak tahu.”
“Sepatuku sudah kering... dan kurasa bajuku juga sudah kering, aku bisa berganti baju sekarang.” Dok-mi mengajak Enrique ke pantai menyegarkan diri untuk menghilangkan mabuk.
“Kamu ingin aku tidak mabuk, jadi kita bisa kembali ke rumah? Kamu sangat menyukai tinggal di dalam rumah? Tidakkah merasa tercekik berada di dalam terus sepanjang waktu? Bukti keberadaan manusia di dunia ini adalah mereka mencuci muka saat bangun pagi dan berjalan sambil memberikan aroma pada dunia ini. Apakah kamu tidak pernah mendengar hal itu? Tapi kenapa kamu menggangap keluar itu begitu menakutkan? Atau kau tak suka mencuci muka?”
Pada awalnya Dok-mi mendengar pertanyaan Enrique diam saja, ia pun menjawab, "aku merasa damai di tempatku yang kecil. Aku menyukainya".
“Aku mengerjakan Webtoon.”jawab Jin-rak.
“Jadi kamu mengerjakan Webtoon? Jadi kamu punya pekerjaan yang lain, dan membuat komik itu sekedar hobby?”. Do-hwi mengajak Jin-rak pergi makan di luar. Tapi Jin-rak menyuruhnya untuk menelpon Dok-mi lagi. Mendengar Jin-rak hanya tertarik pada Dok-mi, Do-hwi menjadi kesal dan ia pun berkata aku akan pergi dari sini. Melihat hal itu Jin-rak menahannya. Do-hwi mengira Jin-rak menanyakan namanya. Sebenarnya Jin-rak ingin mengajaknya minum teh. (Cha=teh.)
“Kenapa kamu tidak menunggu sambil minum teh dan mencoba menelpon dia sekali lagi?”tanya Jin-rak. Do-hwi menggangukan kepalanya menjawab ajakan Jin-rak.
Enrique menunjuk ke Dok-mi dan berkata, "aku mengambil yang aku katakan kemarin. Cinta sudah selesai... Sudah putus... Aku merasa mengatakan itu tidak benar. Karena cinta sudah selesai dan putus. Seharusnya aku mengatakan "YA, selamat datang tamu yang lain." Apakah kamu tidak berpikir demikian? Semua selesai dengan sendirinya. Jika kita meninggalkan membiarkannya, mereka akan kembali dengan sendirinya. Ahjumma, sepertinya melihat laut membuat aku merasa lebih baik. Hatiku lebih terbuka.”
Dok-mi melihat telponnya berdering, ia malas menjawab telepon karena ia tahu itu telepon dari Do-hwi dan ia tidak mau mengangkatnya.
“Dok-mi-ahh. Dok-mi, kamu ada di mana? Aku datang untuk mengunjungimu. Surprise...” Dok-mi dengan dingin berkata, kamu tak tahu di mana aku tinggal. Do-hwi menjawab, “kamu tinggal di Ocean Village, apartement 402. Kapan kamu akan pulang?“ Jin-rak berbisik, “katakan padanya kamu akan tinggal sampai dia akan kembali ke rumah.” Do-hwi mengatakan bahwa ia akan menunggu sampai Dok-mi pulang. Dok-mi menjawab bahwa dia sekarang sudah jauh dari rumah.
“Jangan menunggu.” Dok-mi pun mematikan teleponnya. “Biarlah kita bersikap tidak saling mengenal.”
Jin-rak pun menyuruh Do-hwi untuk menelponnya lagi dan menanyakan pada dok-mi dimana dia sekarang berada?
“Aku mengenal dia karena aku telah mengamatinya selama beberapa tahun ini. Dia bukanlah tipe orang yang akan keluar sepanjang malam seperti itu.” Sebagai temannya, Do-hwi memilih lebih baik Dok-mi memiliki alasan untuk bermalam di luar dibandingkan Dok-mi tidak pernah keluar selama bertahun-tahun.
Jin-rak membentaknya, “omong kosong macam apa itu?” Do-hwi terkejut mendengarnya. Jin-rak merasa bersalah dan meminta maaf. Jin-rak merasa Dok-mi sedang berada dalam masalah. Tapi Do-hwi tidak merasa ia dalam suatu masalah. Dengan genitnya Do-hwi meminta teh. Dok-mi berkata bahwa ia tidak akan pulang malam ini. “Apakah kamu akan tetap akan di sini? Aku akan keluar.” Mendengar hal itu Do-hwi hanya tersenyum pahit.
Petugas berkata, “tunggu yang bisa membuka berkas ini hanya Oh Jae Won. Dong-hoon heran, dan berkata di sini tidak ada yang bernama Oh Jae Won.
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan", jawab Jin-rak. Dia hendak mengunjungi 402, tapi tidak ada seorang pun di sana. Jin-rak lalu menyuruh Do-hwi untuk pergi.
Petugas bertanya ke Jin-rak, “apakah kamu Oh Jae won?”. Jin-rak membenarkan. Dong-hoon kaget. Do-hwi juga kaget. Petugas meminta kartu identitasnya. Jin-rak memberikan kartu identitasnya. Petugas itu mengecek kartu identitas Jin-rak.
Nenek: Selalu ada pasangan anak muda seperti yang kamu tanyakan. Dan selalu aku menjawab seperti ini bis menuju Seoul sudah tidak ada. Jadi kamu perlu bermalam di sini. Aku akan memberikan harga yang murah dan berikut dengan sarapan.
Enrique berkata ke Dok-mi, “ahjumma kau ingin tetap pulang aku tidak punya pilihan yang lain menyetir dalam keadaan mabuk. Tapi aku bukanlah seseorang yang bisa kena masalah dengan media (karena ia seorang artis). Kita hanya menunggu 5 jam saja. Kita tunggu saja beberapa jam lagi. Nenek memiliki kamar yang bisa disewakan.”
Ia marah-marah sendiri, “di mana jawaban yang polos dan jujur? Kenapa tidak ada? Seharusnya ada walaupun hanya satu.”
Dong-hoon dan Watanabe bingung melihat tingkah Jin-rak yang marah-marah. Watanabe pun kembali ke dapur.
“Aku dengar kamu belum pernah ciuman sebelumnya?”
Jin-rak: Siapa yang mengatakan hal itu?
Dong-hoon: Aku hanya menebak, tapi aku melihat kalau itu benar. Hyung, ia (Do-hwi) mendekati tipeku. Tapi aku tahu bahwa ia menyukaimu. Aku bisa tahu dari caranya melihatmu. Standar dia terhadap pria begitu rendah.
Jin-rak: Jika dia itu tipemu, kenapa kamu tidak mendekatinya? Aku dengar dia akan pindah ke apartemen kita secepatnya.
Dong-hoon: Kalau begitu seperti apa seleramu?
Dok-mi tidak merasa keberatan sama sekali. Enrique bertanya apa pekerjaannya. Dok-mi menjawab bahwa ia seorang editor. “Aku mengedit untuk memastikan tidak ada kesalahan sebelum buku itu diterbitkan.”
“Benarkah berarti banyak kata sulit yang kamu tahu,” tanya Enrique. Dok-mi menjawab, “kadang aku menggunakan kamus ketika aku mengedit.”
"Oh,ya? Aku tahu aku buruk sebagai penulis. Aku begitu bagus dalam berbicara, tapi tidak dalam menulis", kata Enrique.
Enrique mengatur kayu bakar, “rasanya hangat kan?”
Dok-mi meminta maaf karena kebohongannya mereka terjebak di sana. Enrique berkata, “ia juga berbohong jadi tak perlu meminta maaf. “
“Kau bohong apa? Dan karena apa? Aku sudah mengatakan alasanku berbohong.” Enrique berpikir sejenak, ia bertanya kepada Dok-mi kenapa ia meninggalkan gedung yang begitu hangat dan pergi duduk di luar sendirian di taman seorang diri? “Daripada bertemu dengan orang, kamu lebih memilih mati kedinginan? Kau takut bertemu dengan orang? Ketika kamu tidur di mobil, aku berpikir aku tak mau membawamu pulang. Karena jika aku mengantarmu maka kamu akan kembali ke persembunyianmu lagi. Jika kamu takut terhadap orang. Kenapa kamu tidak mencoba mendekatkan diri ke dunia lebih dulu? Aku yakin jika kamu bisa melakukan hal itu maka kamu bisa berdiri di sekitar orang banyak. Sampai aku kembali ke Spanyol. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan menunjukkan dunia ini kepadamu.” Dok-mi diam saja mendengar Enrique. Dok-mi ada permintaan ke Enrique. Enrique pun berjanji akan mengabulkan apapun itu.
Enrique terkejut mendengar permintaan Dok-mi, “bagaimana mungkin kamu begitu kejam ketika kamu mengetahui apa yang terjadi padaku. Kita berdua sudah mengenal satu sama lain.”
Dok-mi: Karena kamu sudah mengenalku begitu banyak. Hal itu membuat aku menjadi tidak nyaman.
Enrique: Bagaimana mungkin kita tidak saling kenal? Padahal kita sudah saling dekat.
Dok-mi: Karena itulah aku tidak menyukainya. Jangan mengatakan kamu mengetahui siapa aku? padahal kamu hanya mengenalku beberapa hari saja, kamu tidak mengenalku. Kalaupun nanti kita saling bertemu, abaikan saja aku. Mendengar itu Enrique cemberut. Ia terkejut Dok-mi bisa berkata seperti itu padanya. Padahal Dok-mi juga mengetahui banyak hal tentangnya, apa ia juga merasa tak nyaman dengan keberadaan Dok-mi?
Enrique: Okay, setuju! Kita akan tidak saling mengenal satu sama lain. Enrique mengatakan itu sambil tersenyum. Ia berjalan menuju mobil.
Dong-hoon berkata, mana ada yang seperti itu. “Apa tipe wanita idealmu adalah pemenang nobel perdamaian?”.
Jin-rak: Wanita seperti itu ada. Apa yang diketahui anak muda sepertimu?
Dong-hoon: Apa maksudmu wanita seperti 402? Hyung, apa kamu menyukai wanita itu?
Jin-rak: (Tidak menjawab.) Tapi dengan tatapannya mengatakan bahwa ia sangat menyukainya.
Dok-mi duduk di dalam kamar. Ia mengetik di Hpnya. Apa kebenaranmu? Katakan padaku sejujurnya. Apapun yang orang lain tanyakan padanya ia menutup mulutnya. Kebenaran adalah sesuatu yang muncul seperti sepotong permen atau coklat yang manis saat bungkus luarnya dibuka. Sama seperti kulit dibutuhkan untuk melindungi daging dan darah di bawahnya, sebuah kebohongan diperlukan untuk menutupi kebenaran. Daripada jujur dan membuka semua lukanya, memasang senyuman di wajahnya dan berbohong terasa lebih aman baginya.
Mendengar Dok-mi berteriak, Enrique langsung berlari menuju kamar. Ia membuka pintu, menabrak Dok-mi yang hendak menuju pintu untuk keluar. Saat lampu menyala Enrique berada di atas badan Dok-mi tanpa sengaja keduanya pun berciuman.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment