Dok Mi menirukan semua aktivitas pagi Tae Joon.. Tae Joon memencet
remote tv, buru-buru Dok Mi mengambil remote nya dan menyalakan tv.. Tae
Joon memindahkan channel, Dok Mi juga ikut-ikutan pindah channel.. tapi
kalau Tae Joon lari di treadmil, Dok Mi cuma bisa lari-lari kecil di
atas ubin apartemennya (ga punya alat treadmil sih dia hahahaa..) Dok
Mi lari muter-muter tanpa meninggalkan spot favoritnya, jendela..
Waktunya sarapan, Tae Joon menuangkan jus jeruk, Dok Mi ikut menuangkan
susu.. Tae Joon makan roti olesan mayonaise, Dok Mi juga mengolesi
rotinya dengan selai strawberry.. Tae Joon bersih-bersih lantai, Dok Mi
pun nyapu-nyapu cantik alias nyapu tapi pandangan tetap ke Tae Joon
hehee.. Sampai Tae Joon masukin cucian ke mesin cuci pun Dok Mi juga
melakukan hal yang sama (jangan-jangan semua perabotan Dok Mi ditaruh deket jendela semuaa.. ckck).
Akhirnya Tae Joon berangkat ke kantor, Dok Mi cuma bisa melihatnya
melalu teropong sambil berkata sendiri, "Aku harap harimu menyenangkan"
dan melambaikan tangannya ke Tae Joon yang sama sekali tidak mengetahui
keberadaan Dok Mi.. Yup, itulah aktivitas pagi Dok Mi yang selalu
mengintip Tae Joon setiap hari.
Di tempat lain dalam pesawat, seorang pria mengenakan headset pink asyik
menggambar. Seorang pramugari memandangnya dengan tatapan marah karena
sekitar tempat duduk pria itu sangat penuh barang yang berantakan. Tapi
ketika pria itu memberikan senyum mautnya yang super manis, si pramugari
langsung berubah ikut tersenyum (iyalaahh, kalo aku disenyumin kayak gitu juga langsung aku peluk tuh Yoon Shi Yoon #eehh). Seorang
anak kecil menangis, pria itu menghampiri anak tersebut dan memberikan
mainan robot. Pria itu mencoba menghibur si anak hingga akhirnya
berhenti nangis malah jadi tertawa ceria.
Petugas imigrasi yang melihat itu menjadi sewot dan bilang, "anda tidak
boleh mengambil foto di sini" kemudian pria itu menurunkan kameranya.
Setelah melihat paspor pria itu, petugas imigrasi bertanya, "kamu punya
dua kewarganegaraan?" yang ditanya cuma senyam senyum aja, petugas
imigrasi lalu bergumam dengan tampang sedikit nyeleneh. "Saat ini banyak
yang punya dua kewarganegaraan cuma untuk menghindari wajib militer"
Yang ditanya masih juga tidak menjawab cuma cengar cengir aja, petugas
imigrasi jadi tambah sewot. "Apakah kamu tahu cara berbicara dalam
bahasa Korea?".
Kemudian pria itu menjawab, "sekali anda melihat umurku kemudian anda
berbicara dengan bahasa tidak formal kepadaku". Melihat petugas imigrasi
yang sedikit terkejut karena ternyata yang diajak bicara tahu bahasa
Korea, pria itu tertawa. "Apakah aku cukup baik? tiba-tiba aku merasa
seperti teman denganmu yang berbicara kasual terhadapku.. bukankah aku
cukup mengagumkan dalam bicara bahasa Korea?".
Pria itu terus saja bicara panjang lebar menceritakan kisah hidupnya.
Intinya dia pindah ke luar negeri saat umurnya 9 tahun dan ia menganggap
dirinya hebat karena bisa bahasa Korea sedangkan orang Korea lain yang
juga memiliki dua kewarganegaraan umumnya tidak bisa bicara bahasa
Korea. Itu karena ayahnya tidak pernah membolehkan dia bicara bahasa
Spanyol di rumah, bahkan jika ia membuat sedikit isyarat tertentu
ayahnya akan memukulnya saat itu juga. Hal ini membuatnya sadar, uang
bukanlah segalanya. Yang paling berpengaruh dalam pendidikan adalah
pukulan, kekuatan!! *sambil angkat tangan ala pahlawan bertopeng* (yang ini jelas ajaran sesat yaa.. jangan di'ikutin ^^)
Wanita petugas imigrasi merasa terhibur dengan kekonyolan pria itu, tapi
petugas imigrasi pura-pura diam saja. Petugas imigrasi kembali
bertanya, "Tuan Enrique, apa kepentinganmu datang ke Korea?" (yup, pria itu adalah Enrique Geum.. seorang pembuat game terkenal asal Korea).
Enrique menjawab masih dengan tampang cerianya, "untuk menembakkan panah
Cupid" kemudian Enrique menyapa wanita petugas imigrasi yang
kegirangan.
Setelah petugas imigrasi mengembalikan paspornya, Enrique berjalan
keluar yang langsung diserbu beberapa wartawan dan fans2nya. Ternyata
Enrique ini sangat terkenal bahkan dijuluki God Of Game. Beberapa orang juga menyerahkan kartu nama berharap Enrique bergabung di perusahaan mereka.
Enrique juga melayani pertanyaan wartawan. "Enrique apakah kamu telah menerima tawaran dari Pixar Disney di Amerika?".
"Sebuah perusahaan di Korea berusaha merekrutmu dengan jumlah gaji yang sangat luar biasa apakah kamu akan meninggalkan Sola Studio?" dicecar dengan banyak pertanyaan Enrique cuma senyam senyum memberikan pose piss sambil terus ngemut lolipopnya.
"Sebuah perusahaan di Korea berusaha merekrutmu dengan jumlah gaji yang sangat luar biasa apakah kamu akan meninggalkan Sola Studio?" dicecar dengan banyak pertanyaan Enrique cuma senyam senyum memberikan pose piss sambil terus ngemut lolipopnya.
Enrique sendiri memutarkan pandangannya ke arah seorang wanita yang
sedang menunggunya dengan menggendong tas gitar. Dia tersenyum melihat
wanita itu, begitu pun si wanita yang tidak lain adalan Seo Young cinta
pertama Enrique.
Dua orang pria tampan berkacamata yang berprofesi sebagai pembuat
webtoon tampak berjalan diikuti pandangan takjub dari para wanita yang
melihat mereka dan didukung backmusic yang membuat adegan ini menjadi epic :D. Mereka adalah Oh Jin Rak dan Yoo Dong Hoon yang pergi menemui seorang editor wanita.
Saat itu Editor wanita sedang marah-marah hingga menghamburkan kertas ke muka Jin Rak dan Dong Hoon, mungkin habis begadang karena tampak lingkaran hitam di matanya.
Saat itu Editor wanita sedang marah-marah hingga menghamburkan kertas ke muka Jin Rak dan Dong Hoon, mungkin habis begadang karena tampak lingkaran hitam di matanya.
"Hari ini adalah hari dimana mereka membuat keputusan mengenai webtoon"
kata Jin Rak memulai percakapan. Editor wanita sambil membelai-belai jas
Jin Rak berkata, "kamu adalah satu-satunya orang yang kulihat ke sini
dengan menggunakan setelan jas seperti ini."
Jin Rak bingung dengan perkataan Editor wanita, "maaf?."
Editor menjawab, "kenapa kamu datang ke sini dengan berpakaian seperti ini?."
Jin Rak semakin bingung, sementara Dong Hoon menahan senyum melihat
kebingungan sunbaenya itu. Ia merasa senang, dipikirnya Editor
menganggap penampilan Jin Rak tidak sesuai untuk dipakai ke kantor
webtoon karena terlalu rapi dengan memakai setelan jas lengkap dan dasi,
sedangkan Dong Hoon lebih kasual tapi tetap keren. "Tapi.. kamu lebih
baik" tambah editor sambil tetap memandang Jin Rak
Dong Hoon yang ingin selalu tampil perfeksionis merasa kalau dirinya
lebih keren dan tampan daripada Jin Rak. Ia ingin protes atas pernyataan
Editor yang mengatakan penampilan Jin Rak lebih baik dari dia, tapi
ditahan oleh Jin Rak karena bukan hal yang penting.
"Karena kami akan bertemu Direktur hari ini, kami ingin bersikap hormat
dan tetap formal" Jin Rak berusaha menjelaskan alasan kenapa mereka
berdua begitu rapi. Jin Rak ingin melanjutkan penjelasannya tapi ditahan
Dong Hoon karena Editor tampak tidak peduli apapun alasan mereka.
"Anda pasti sedang demo tehadap sesuatu hal" kata Dong Hoon yang melihat
Editor memakai selempang kertas berisi tulisan-tulisan. Editor terlihat
malas menanggapi.
"Kami juga sedang berdemo" kata Dong Hoon sambil memperlihatkan kertas untuk demo miliknya. "Kami mewakili Asosiasi Penyewa"
"Waaahh, kalian juga demonstrator?" Editor terlihat antusias.
"Ya" jawab Jin Rak.
"Senang bertemu dengan kalian" kata editor itu sambil salaman ke Jin
Rak. Dong Hoon yang sudah mengulurkan tangan cuma dicuekin aja, hehee.
Kemudian Editor mempersilahkan mereka berdua duduk.
Setelah mereka semua duduk editor berkata, "karena aku sedikit lelah,
kita akan membuat meeting ini secara singkat." Editor melanjutkan,
"Zombie Soccer.. kita tidak akan mempublikasikannya".
"Kenapa" kata Jin Rak yang terlihat sangat kecewa, begitupun Dong Hoon.
"Zombie Soccer.. merupakan plagiat dari hasil karya Enrique." Editor memberitahukan alasannya.
"Tapi Enrique membuat sebuah game sedangkan kami membuat webtoon, tidak ada hubungannya dengan itu" jawab Dong Hoon.
"Apakah kamu tahu seperti apa para pembuat game itu?" kata Editor. "Kamu
tidak boleh membuat masalah apalagi dengan Enrique" tambahnya.
"Tapi dengan pemikiran bodoh, kita tidak mungkin bersaing dengan seseorang yang tinggal di Spanyol kan?" kata Dong Hoon. Mungkin dia berpikir karena Enrique jauh di Spanyol jadi walaupun mereka memplagiatnya tidak akan ada masalah.
"Enrique.. baru saja tiba di Korea" jawab editor yang membuat kaget Jin
Rak dan Dong Hoon. "Foto dan videonya sudah diberitakan, benar-benar
membuat gila" tambahnya.
Lalu mereka bertiga melihat video berita kedatangan Enrique di laptop
milik editor. Selain berita tentang karisma dan ketampanan Enrique,
ternyata anak kecil di pesawat yang sebelumnya dihibur oleh Enrique
dibuat gosip kalau anak itu adalah anaknya Enrique, hahahaa.
Begitu video selesai, editor memandangi Jin Rak dan Dong Hoon yang
mukanya terlalu mendekat ke laptop. Merasa tidak enak, Jin Rak dan Dong
Hoon mendorong mundur kursi mereka dengan kompak.
"Jadii, jika kalian mendapatkan satu ide baru silahkan hubungi aku" kata Editor to the point.
"Seperti itukah wajah Enrique" kata Dong Hoon yang nadanya sedikit tidak
terima. "Benar-benar.. betapa culunnya wajah gamer itu.. aahh, ini
sangat mengganggu".. laahh, kalo culun kenapa mengganggu coba hahahaa
"Hey Jin Rak, apakah kita akan menyerah seperti ini soal Zombie Soccer?" tanya Dong Hoon
"Paling tidak tunjukkan kepada editor gambar yang kita buat kemarin"
kata Dong Hoon sambil mengeluarkan tabletnya untuk menunjukkan
gambar-gambar yang ada di sana. Dong Hoon kaget saat melihat gambar
seorang wanita berambut panjang.
"Apa ini.. apakah kamu yang menggambar ini? kamu menggambar sesuatu
seperti ini juga (gambar wanita berambut panjang)?" tanya Dong Hoon ke
Jin Rak yang cuma melirik sedikit kaget. Mungkin karena biasanya mereka
gambar kartun seperti monster atau semacam Pikachu, jadi Dong Hoon agak
kaget begitu tahu Jin Rak juga suka menggambar sosok wanita. Jin Rak
seperti mendapatkan sebuah ide, dia ambil tablet tersebut dan
membangunkan Editor yang sudah tertidur di meja kerjanya (bener kan, habis begadang :D). Sang Editor cuma mengangkat kepalanya sambil melirik sinis Jin Rak.
Jin Rak segera menjelaskan "Tokoh utamanya seorang wanita yang hidup
bersembunyi di sebuah apartemen, seperti cerita dongeng Rapunzel karya
Grimm Bersaudara"
"Si wanita adalah seorang zombie kan, bagaimana dengan si pria? apakah dia seorang vampir?" tanya Editor dengan malas.
"Cerita seperti itu mudah ditebak" kata editor kembali menidurkan kepalanya di atas meja.
Jin Rak tidak ingin membuang kesempatan ini, dia segera mencari akal dan
mendapatkan ide untuk dikatakan ke Editor. "Tidak, bukan seperti itu..
Flower Boy Next Door.. judulnya adalah Flower Boy Next Door" jawab Jin
Rak cepat dan bisa jadi sekenanya hahaa.
"Flower Boy Next Door???" Dong Hoon agak terkejut. Tapi Jin Rak tidak
menanggapi dan segera meneruskan penjelasannya. "Maksudnya ada seorang
Flower Boy yang menjadi tetangga wanita itu.. Ini adalah kisah nyata
sebuah melodrama.. Penggalan kehidupan dalam sebuah melodrama" jelas Jin
Rak. (aku sengaja tetap pake istilah Flower Boy yaa, karena lebih enak diucapinnya ^^)
"Sebuah melodrama yang membuat kita menahan nafas" Jin Rak menjelaskan
dengan agak mendramatisir. Tapi perkataannya ini mampu membuat Editor
tertarik dan mengangkat kepalanya.
"Melodrama yang berasal dari kehidupan sehari-hari?" kata Editor mulai
tertarik. Dong Hoon agak sedikit jengah dengan suasana yang terjadi,
hahaha.. Jin Rak segera meng'iya'kan pertanyaan Editor.
"Sudah lama sekali aku tidak mendengar konsep yang seperti itu" kata Editor dengan tatapan takjub.
"Tokoh utama wanita tinggal di sebuah apartemen" ulang Editor yang
segera mendapat anggukan kepala dan tatapan puas dari Jin Rak.
"Aaah, dinginnyaa.." kata Seo Young.
"Yaa.. Apa kamu tidak merasakan apa-apa di saat kita bertemu kembali
untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun? Wow, kamu benar-benar
berbeda" protes Enrique karena Seo Young tidak memperlihatkan
kegembiraannya bertemu Enrique.
"Tidak merasakan apa-apa bagaimana" jawab Seo Young sambil merebut
lolipop yang lagi di'emut Enrique. "Aku pikir aku akan membeku
menunggumu menyelesaikan interview" lanjut Seo Young kesal dan
memasukkan lolipopnya Enrique ke mulutnya sendiri (kira2 aslinya beneran 1 lolipop di'emut dua orang itu apa sebenarnya masing2 yah, hehee)
"Hey, kau berpakaian cantik untuk bertemu denganku kan? Wow, kamu
terlihat sangat cantik" kata Enrique memperhatikan seluruh penampilan
Seo Young yang mengenakan gaun putih.
"Tiba-tiba aku ingin memakai gaun yang sebenarnya untuk musim panas" jawab Seo Young.
"Jika kamu tiba-tiba ingin memakai pakaian seperti ini lagi saat musim
dingin, kamu bisa mati membeku" kata Enrique dengan penuh kasih sayang.
"Berikan tanganmu" lalu Enrique memakaikan jaketnya kepada Seo Young.
Agak sedikit salah tingkah, Seo Young berkata, "darimana kamu
mendapatkan jaket ini, bahkan untuk dipakai di Antartika pun jaket ini
tidak cocok".. duuh, Seo Young bukannya bilang terima kasih niih.
Tapi karena mereka sudah bersahabat sejak lama, Enrique sangat mengenal
karakter gadis itu. Dia sama sekali tidak tersinggung. "Aku dengar musim
dingin di Korea sangat parah.. Fans internasionalku sangat ketakutan
ketika mendengar aku akan ke Seoul" kata Enrique.
"Hmmm, kamu tidak pernah berubah sedikitpun terutama ketika berbicara
tentang dirimu.. Kembalilah ke Spanyol..!!" Seo Young kesal karena
Enrique membanggakan betapa ia dicintai fansnya hehee.
Enrique: "Eiii..!!" sambil me'retsletingkan jaketnya. Ketika tatapan
mata mereka bertemu, Enrique mengambil posisi seolah akan mencium Seo
Young. Tapi mulutnya berbelok menggigit lolipop yang sedang dipegang Seo
Young di tangan.. pfiuuhh
Kembali ke Jin Rak dan Dong Hoon yang masih bingung dengan kondisi ini.
"Hyung, bagaimana mungkin kamu mempersembahkan sebuah ide baru setelah
mengalami penolakan? Tidakkah penolakan itu menghancurkan harga dirimu?"
tanya Dong Hoon heran.
"Penolakan bukanlah seperti sisa makanan, tidak ada yang dirusak..
Lagipula apa itu artinya memegang kepada harga diri..'aku marah karena
aku ditolak, aku sangat marah'.. apa hal itu datang karena kamu
berpegangan pada harga dirimu?" jawab Jin Rak sok dewasa.
"Baiklah, bagus kalau begitu.. Lalu apa itu, Flower Boy Next Door? omong kosong" kata Dong Hoon
"Apakah kau mempunyai cerita dibalik ide itu?" tanya Dong Hoon penasaran.
"Aku hanya perlu memikirkan kelanjutan ide itu sekarang" jawab Jin Rak
"Hyung, lihat aku.. Kau akan memikirkan sesuatu begitu melihatku, kenapa
begitu? karena aku adalah seorang Flower Boy" kata Dong Hoon dengan
PDnya.. bwahahaa, kirain kenapa Dong Hoon penasaran banget sama ide
dibalik Flower Boy itu, ternyata dia pingin denger jawaban kalo Jin Rak
dapet ide itu karena melihat dirinya.. hahahaa
"Karena aku adalah seorang Flower Boy yang sempurna dari ujung rambut
sampai ujung kaki.. Bagaimana menurutmu, apakah kamu merasa seperti
itu?" tanya Dong Hoon.
"Yeah, aku merasa seperti itu.. benar" jawab Jin Rak singkat supaya Dong Hoon puas.
"Hyung, lihat lebih dekat.. okay" teriak Dong Hoon karena Jin Rak langsung pergi ninggalin dia.
Dong Hoon segera berlari menyusul Jin Rak sambil berkata, "hyung, jika
kamu sudah mengeluarkan ide Flower Boy itu, kamu harus melakukan
penelitian tentang Flower Boy" tapi Jin Rak tetap berjalan cuek hingga
akhirnya mereka tiba di gedung apartemen mereka.
Dok Mi mendengar siaran berita di tv yang memberitakan telah
tertangkapnya seorang pria yang menguntit pacarnya dengan memasang
kamera tersembunyi di kamar pacarnya itu.
"Apakah orang-orang tidak punya hal yang lebih baik untuk dilakukan?"
kata Dok Mi, padahal dia sendiri sering ngintipin Tae Joon.. hehee
"Kupikir anak anjing kita sedang bermain sendirian sekarang" gumam Dok Mi.. (apaah KITA?? wah, Dok Mi udah merasa jadi bagian dari Tae Joon nih)
Dok Mi pun langsung membuka tirainya untuk kembali memantau apartemen
Tae Joon dengan teropongnya. Benar saja, seakan sudah hapal betul dengan
aktivitas penghuni apartemen seberang, anjing peliharaan Tae Joon
sedang berlari-lari kecil ke sana kemari. Bersamaan dengan itu terdengar
suara security aparteman Dok Mi melalui pengeras suara. Petugas
security mengumumkan bahwa pertemuan pertama mereka di tahun ini akan
diadakan pukul 5 sore, mereka akan berdemo. Jika ada penghuni apartemen
yang tidak hadir akan didenda, dan ada seorang penghuni yang tidak
pernah hadir (mengarah ke Dok Mi nih kayaknya) dan Dok Mi pun
merasa dirinyalah orang yang dimaksud security itu. Petugas security
juga mengumumkan yang akan memimpin demo hari ini adalah penghuni
apartemen nomor 401 di lantai 4 (penghuni nomor 401 itu Jin Rak dan Dong
Hoon, sedangkan Dok Mi penghuni nomor 402)
Dong Hoon masuk ke pos security, mengagetkan security yang sedang memberikan pengumuman itu.
"Lihat, dialah wakil kita hari ini" kata Dong Hoon kepada security
menunjuk ke Jin Rak, orang yang akan memimpin demo. "Tapi kamu siapa?"
tanya security yang tampaknya tidak mengenali Dong Hoon.
"Sudah lama aku tinggal bersama dia.. aah, bagaimana bisa anda tidak ingat wajah seperti ini" jawab Dong Hoon percaya diri.
"Kenapa biaya pemeliharaan kami dengan apartemen 402 sangat jauh
berbeda? Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Dong Hoon ketus kepada
petugas security.
"Aku kira itu karena hanya seorang gadis yang tinggal di dalam apartemen itu" jawab petugas security.
"Seorang gadis yang tinggal di sebelah apartemen kami?" ujar Dong Hoon
senyum senyum ngga jelas.. jadi selama ini Dong Hoon tidak tahu kalau
tetangganya adalah seorang wanita??? ckck itu saking Dok Mi ga pernah
keluar rumah tuh. Jin Rak mencoba mengalihkan pembicaraan. "Hey
sudahlah, kenapa membicarakan sesuatu seperti itu?"
Dong Hoon malah menyalahkan Jin Rak, ia kembali meneruskan pembicaraannya dengan bapak security.
"Pak, baiklah.. katakan kalau hanya seorang wanita yang tinggal di dalam
apartemen itu lalu apakah alat pemanas akan mengatakan seperti 'Ya
Tuhan seorang gadis tinggal sendiri jadi aku harus sangat efisien, Oh di
sana ada 2 orang pria yang tinggal tapi siapa peduli' apakah seperti
itu?" omel Dong Hoon ngga jelas.
"Lalu daripada ke sini lebih baik aku pergi ke alat pemanas dan
berbicara kepada alat pemanas itu, benar begitu?" Dong Hoon yang kesal
malah mengkambing hitamkan pemanas ruangan, LOL.
"Terserah.. atau tanyakan sendiri ke apartemen 402" jawab security yang
menjadi kesal mendengar ocehan Dong Hoon. Sambil melihat selempangan
kertas untuk demo, Jin Rak memastikan apakah mereka harus melakukan demo
ini menggunakan selempang kertas seperti ini. Petugas security menjadi
makin kesal.
"Kalau kerjamu bagus dengan ini kita bisa menyelamatkan banyak uang" jawabnya.
Okay, intinya ini adalah kumpulan orang-orang kesel hehee..
Lalu datang seorang wanita setengah baya yang siap berkumpul untuk demo. Melihat wanita itu petugas security langsung sumringah dan menyambutnya. Hmm, sepertinya petugas security naksir nih. Tapi tentu saja wanita setengah baya itu lebih tertarik kepada 2 pria muda tampan yang berdiri di sana hehee.
Lalu datang seorang wanita setengah baya yang siap berkumpul untuk demo. Melihat wanita itu petugas security langsung sumringah dan menyambutnya. Hmm, sepertinya petugas security naksir nih. Tapi tentu saja wanita setengah baya itu lebih tertarik kepada 2 pria muda tampan yang berdiri di sana hehee.
Demo pun dimulai. Petugas security meminta tepuk tangan untuk pemimpin
demo kita kali ini. Ia juga minta supaya Jin Rak naik di atas balok
supaya lebih terlihat tinggi. "Kau ingin aku naik di atas ini?" tanya
Jin Rak heran. "Kau harus naik agar semua orang bisa melihat" jawab
petugas security, "tepuk tangan sekali lagi"
Jin Rak pun naik dan bicara pelan, "berikan hak kami."
"Anak muda ini.. bicara yang kencang.. lebih kencang..lebih kencang lagi" kata petugas security, hihii
Dong Hoon pun senyam senyum melihatnya. "Berikan hak kami" ujar Jin Rak
sedikit lebih kencang tapi dengan ekspresi malas. Peserta demo yang lain
pun ikut bicara, "berikan hak kami.. berikan hak kami" juga dengan
ekspresi yang malas, hahahaa demo macam apa ini..
"Dengarkan kondisi kami.. dengarkan.." kata Jin Rak lagi
"Dengarkan.. Dengarkan.." sahut pendemo lain lemas, cuma petugas
security aja yang paling lantang suaranya. Dong Hoon yang siap merekam
demo kepemimpinan Jin Rak langsung ditendang oleh pemimpin demo. "Lebih
keras.. lebih keras" kata Dong Hoon tanpa mempedulikan tendangan Jin
Rak, ia tetap saja mencoba merekam. Sambil orasi Jin Rak kembali
menendang Dong Hoon, "berhenti merekamku..!!" ancamnya.
Di dalam apartemennya, Dok Mi menghitung-hitung denda yang akan dia
tanggung karena tidak menghadiri demo hari ini di depan jendela
favoritnya. Saat ia melihat ke seberang, ada Tae Joon yang baru saja
datang. Dok Mi sudah hapal betul aktivitas harian Tae Joon merasa heran,
karena jam segini bukan waktunya Tae Joon pulang. Dok Mi mengambil
teropongnya dan melihat Tae Joon yang sibuk mencari sesuatu sambil
menelepon. Tanpa Tae Joon sadari karena terburu-buru dia meletakkan teko
berisi air mendidih di pinggir meja dengan posisi setengah badan teko
sedikit menempel meja. Jadi kena gerakan sedikit saja teko bisa mudah
jatuh. Kemudian Tae Joon buru-buru pergi lagi. Dok Mi mengamati, di
bawah posisi teko itu ada anjing Tae Joon yang sedang tiduran. Dok Mi
khawatir teko berisi air panas itu akan jatuh mengenai anjing Tae Joon.
Benar saja, tiba-tiba teko kehilangan keseimbangan dan jatuh, Dok Mi
tidak berani melihat lagi dia langsung menghambur keluar apartemennya.
"Apa yang kau lakukan, kenapa berdiri di sana.. cepat bergabung,
demonstrasi.. demonstrasi" tegur petugas security kepada Dong Hoon.
"Tidak bisakah kita berhenti sekarang, di sini sangat dingin" ungkap Dong Hoon.
Tapi petugas security tidak mau tahu, kemudian ia melihat sosok Dok Mi
sedang berlari. Petugas security langsung memanggil Dok Mi, "apartemen
402" Jin Rak yang mendengarnya juga ikut menoleh.
"Dia gadis dari apartemen 402?" tanya Dong Hoon.
"Yeah" jawab petugas security.
Tae Joon sedang di dalam mobil yang terhalang oleh demo pimpinan Jin
Rak. Dok Mi yang ingin menghampiri Tae Joon dihalangi oleh Dong Hoon
yang menanyakan bagaimana cara Dok Mi menekan biaya pemeliharaan.
Melihat mobil Tae Joon yang keburu pergi Dok Mi cuma bisa menjawab "aku
akan menuliskannya untukmu" tanpa memandang Dong Hoon kemudian langsung
berlari mengejar Tae Joon. Sementara Jin Rak juga memperhatikan Dok Mi
dari jauh.
Dok Mi naik taksi menyusul mobil Tae Joon. Ketika taksinya sudah sejajar
dengan mobil Tae Joon, Dok Mi membuka kaca mobil dan berteriak
memanggilnya, "Permisi.. anjingmu.." kata Dok Mi yang tidak didengar Tae
Joon karena kaca mobil Tae Joon tertutup rapat. Kemudian mobil Tae Joon
parkir di suatu tempat, Dok Mi langsung keluar dari taksi dan berlari
mengejarnya. Padahal Dok Mi sudah berada tepat di belakang Tae Joon,
tapi ia takut untuk menepuk punggung Tae Joon. Sampai akhirnya Tae Joon
berjalan pergi menjauh, Dok Mi berteriak, "Anjingmu terluka".
Enrique bersama Seo Young di sebuah studio musik, setelah Seo Young
selesai memainkan gitarnya Enrique bertanya lagu itu berisi tentang apa.
Kedengarannya seperti lagu yang berisi kemarahan. Seo Young berdalih
bahwa lagu itu adalah lagu nasional. Tiba-tiba wajah Enrique menjadi
sendu, "beberapa tahun lalu, hari demi hari.. aku sangat merindukanmu"
Seo Young sedikit tersenyum, "Ugh, aku merindukanmu juga" sambil memukul
kepala Enrique.. hadeeh, Seo Young ini suka semena-mena deh sama
Enrique..
Enrique to the point mengatakan tujuannya datang ke Korea, ia
ingin menjadi cupid yang menembakkan panah asmara. Tapi dia tidak boleh
salah dalam memanah, karena jika salah maka semuanya menjadi berantakan.
Enrique bertanya, "orang yang kau cintai.. Han Tae Joon kan?" Seo Young
diam saja memandangi Enrique.
Tae Joon masuk ke dalam mobil teman yang sudah menunggunya, sekilas Tae
Joon melihat ke arah Dok Mi sebelum pintu mobil ditutup. Sementara Dok
Mi saat ini berhadapan dengan Jong Hyuk oppa.
"Kau pasti telah telah mengalami perjalanan jauh, itu membuat matamu
terlihat hitam.. kenapa kau memakai pakaian tipis di cuaca dingin
seperti ini" kata Jong Hyuk oppa. Dok Mi yang sedari tadi memandangi
mobil yang dinaiki Tae Joon tersadar bahwa ia tidak membawa jaket karena
buru-buru keluar mengejar Tae Joon tadi. "Apakah kau tahu takdir?"
tanya Dok Mi menerawang.
"Maaf?" jawab Jong Hyuk oppa yang tidak paham maksud pembicaraan Dok Mi.
"Aku tahu.. Aku tahu beberapa.. Aku tahu semuanya juga dengan baik" kata Dok Mi sedih.
"Jadi kau juga tahu.. kau juga tahu takdir? maukah kau berbicara
sebentar? tentang takdir yang berbeda-beda di dalam kehidupan ini?"
tanya Jong Hyuk oppa antusias.
Dok Mi memulai ceritanya sambil melihat ke atas dengan tangannya
menutupi mata agar tidak terkena sinar matahari. Jong Hyuk oppa
mengikuti arah pandangan Dok Mi ke atas.
Ternyataaa.. Jong Hyuk oppa ini adalah peramal gadungan. Dia mengirimkan
sms ke seseorang mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan mangsa dan akan
mendapatkan uang segera dengan berpura-pura bisa membaca pikiran Dok
Mi. Jadi Jong Hyuk oppa sengaja mengorek-ngorek cerita hidup Dok Mi
kemudian sok2 memberikan petuah / nasihat kepada Dok Mi. Dari cerita Dok
Mi ini juga kita tahu kalau teropong yang biasa digunakan Dok Mi untuk
mengintip Tae Joon didapat dari hasil undian kupon. Dok Mi sangat
kegirangan dapat melihat benda-benda di apartemennya dengan jelas
melalui teropong itu. Dia melihat ke seluruh tempat menggunakan teropong
sampai akhirnya ke jendela dimana saat itu ia dapat melihat penghuni
apartemen seberang masuk sambil membawa seekor anjing. Dok Mi kaget,
ternyata penghuni apartemen seberang adalah Tae Joon pria yang ia temui
siang itu, pria yang Dok Mi taksir. Itulah awal mula Dok Mi sering
mengintip ke apartemen Tae Joon.
"Aku pikir itulah takdir" kata Dok Mi.
"Itulah takdir, aku pikir semuanya dalam hidup ini adalah bagian dari
takdirmu" kata Jong Hyuk oppa kedinginan, sementara Dok Mi biasa-biasa
aja ngga kedinginan.
"Aku akan membantu menggapai takdirmu.." tambah Jong Hyuk oppa sambil
gosok-gosok tangannya, mencoba bertahan dihawa dingin demi mendapatkan
uang.
Dok Mi hanya memandang Jong Hyuk oppa lalu berteriak, "Anjingnya.."
Jong Hyuk oppa kaget, "apa?" tapi Dok Mi langsung berdiri dan berjalan pergi.
"Matamu terlihat.. sangat gelap dan dalam" yup, Jong Hyuk oppa mulai
mengeluarkan kata-kata saktinya untuk menjerat korban baru. Kata-kata
yang sama seperti saat ia pertama bertemu Dok Mi, hahahaa
Sementara Enrique masih di studio musik bersama Seo Young. "Orang yang
kau cintai.. adalah Han Tae Joon kan?" tanya Enrique serius. Seo Young
tampak enggan menjawab, tapi dari mimik mukanya Enrique tahu kalau
tebakannya pasti benar. "Cupid menebak dengan benar bukan?" canda
Enrique kepada Seo Young. "Kenapa tampangmu jadi begitu serius.. hahaa,
ekspresi di wajahmu sama sekali tidak cocok denganmu" Enrique tertawa
geli, tapi Seo Young tetap memasang muka serius. Dari cara tertawa
Enrique, kita bisa tahu bahwa tawa itu terkesan dipaksakan. Mungkin dia
merasa sakit hati karena wanita yang selama 10 tahun dia cintai ternyata
mencintai pria lain. Apalagi pria lain itu adalah Hyungnya sendiri.
"Maafkan aku" kata Seo Young, dia tahu kalau Enrique menyukainya.
"Kata-kata itu sangat tidak cocok diucapkan di situasi seperti ini" jawab Enrique.
Situasi menjadi sedikit canggung di antara mereka berdua.
"Mari kita makan malam bersama besok.. okay!! Spagheti buatan Enrique,
kamu pasti sangat menginginkannya kaan.. datanglah ke rumah Han Tae Joon
besok" ajak Enrique.
Seo Young masih diam saja, maka Enrique memutuskan untuk pergi duluan.
Di depan Seo Young dia bersikap tetap cerita seolah itu bukanlah masalah
baginya. Tapi ketika tidak berhadapan dengan Seo Young, wajah Enrique
berubah agak murung walaupun kemudian dia memaksakan diri untuk
tersenyum.
Demo akhirnya selesai juga. Jin Rak menanyakan kepada petugas security
sampai kapan mereka akan berdemo. Tapi petugas itu menjawab akan berdemo
sampai mereka mendapatkan uang dari pemilik bangunan. Hmm, kayaknya
demo ini menuntut kewajiban yang belum dilakukan oleh pemilik bangunan
apartemen deh. Jin Rak mengatakan pada Dong Hoon kalau lain kali dia
yang harus melakukan demo menggantikan Jin Rak. Saat mereka bicara
sambil jalan, Jin Rak melihat ke arah belakang dimana kebetulan Dok Mi
sedang berlari-lari kecil ke arah apartemen seberang. Jin Rak yang
melihatnya menjadi heran dan terus memperhatikan Dok Mi. Dong Hoon masih
saja bicara sambil berjalan masuk ke gedung apartemen tapi orang yang
diajak bicara masih tetap berdiri di luar. Dia memanggil Jin Rak dan
saat itu Dong Hoon melihat Enrique yang baru tiba keluar dari taksi. Dia
langsung mengenali wajah yang sebelumnya mereka lihat di video. Jin Rak
juga kaget melihat Enrique, ia memperhatikan Enrique masuk ke gedung
apartemen yang juga sebelumnya dimasuki Dok Mi.
Di dalam lift Dok Mi menelpon 911 untuk memberitahu kalau ada seekor
anjing yang dalam bahaya sementara pemiliknya tidak ada di rumah. Dok Mi
mengetuk-ngetuk pintu apartemen Tae Joon memanggil anak anjing itu.
Menanyakan apakah anak anjing itu baik-baik saja, malah Dok Mi juga
minta supaya anak anjing itu menjawabnya.. hahahaa
Dok Mi mendengar suara anak anjing itu. Dia jongkok masih dengan posisi
kupingnya menempel pintu apartemen.. "Blackie, apakah kamu baik-baik
saja?" hihii, mentang-mentang warna anjingnya hitam.
"Blackie, kasihan sekali kamu.. apakah kamu kesakitan?" tanya Dok Mi sambil menangis.
"Blackie.. ii..ii" Dok Mi semakin kencang menangis. Tapi dia mendengar
bukan hanya suara tangisannya di sana, begitu dia menoleh Dok Mi melihat
Enrique yang sedang menirukan apa yang Dok Mi lakukan.. menangis sambil
menempelkan kupingnya di pintu.. hahahaa
Dok Mi kaget sampai mundur ke belakang. "Apa yang sedang kamu lakukan,ahjuma?" tanya Enrique.
Dok Mi yang menyadari aksinya ketahuan orang lain langsung menjauhi
Enrique. Tapi bukannya langsung berdiri Dok Mi tetap dalam keadaan
jongkok berjalan dengan tangan dan kakinya seperti anak anjing baru
kemudian berdiri dan lari.. hehee
Di dalam gedung apartemen, Dong Hoon masih menyatakan kekagetannya
dengan kedatangan Enrique. Apalagi ternyata Enrique tinggal di seberang
apartemen mereka. Malah dia berpikir untuk menyebarkan info ini ke
media. Jin Rak yang dari tadi mendengarkan ocehan Dong Hoon masih belum
yakin kalau orang yang tadi mereka lihat adalah Enrique. Karena orang
tadi terlihat seperti anak kecil.
"Iya, benar.. dia memang anak kecil. Dia bergabung dengan Sola Studio
yang terkenal itu ketika umurnya baru 17 tahun.. aneh sekali, dia sangat
cepat menjadi orang sukses" terang Dong Hoon yang sepertinya iri dengan
cepatnya Enrique meraih kesuksesan.
Pintu lift terbuka, Dong Hoon segara masuk untuk naik ke atas. Tapi Jin
Rak tetap berdiri di sana. Dong Hoon bingung kenapa Jin Rak tidak masuk
lift, apakah dia menunggu seseorang (Jin Rak nungguin Dok Mi oom :D).
Akhirnya Jin Rak memutuskan masuk ke lift bersama Dong Hoon, tepat saat
itu Dok Mi datang. Karena pintu lift belum tertutup, Dong Hoon
mempersilakan Dok Mi untuk masuk. Tapi Dok Mi yang memang tidak ingin
berinteraksi dengan orang-orang malah diam saja dan membalikkan badan,
memilih mundur tidak jadi naik lift. Setelah pintu lift tertutup Dong
Hoon kesal kenapa Jin Rak tidak menahan pintu lift sehingga Dok Mi bisa
masuk. Jin Rak menjawab kenapa bukan Dong Hoon saja yang memencet tombol
supaya pintu lift tetap terbuka.. hahahaa, dua orang ini sukanya main
salah-salah'an deh.
Ketika Dok Mi berjalan di lorong apartemennya, dia mendengar suara
sepatu orang yang berjalan di belakangnya. Dok Mi jadi paranoid dan
ketakutan. Ternyata orang itu petugas security, ia menyentuh bahu Dok Mi
karena ingin berbicara dengan gadis itu. Dok Mi kaget, tapi reaksi
kaget yang berlebihan darinya juga mengagetkan petugas itu. Petugas
security heran kenapa Dok Mi selalu terkejut setiap bertemu dengannya,
ia menduga kalau itu karena Dok Mi yang jarang keluar rumah. Petugas
security menanyakan kenapa Dok Mi tidak ikut demo sebelumnya, padahal
dia melihat Dok Mi pergi keluar. Dok Mi sudah takut kena denda, tapi
petugas security mengatakan Dok Mi tidak akan dikenakan denda. Sebagai
gantinya besok Dok Mi yang harus memimpin demo. Dengan berat hati Dok Mi
mengiyakan.
Jin Rak mencari-cari sesuatu di apartemennya, dia menyalahkan Dong Hoon
yang tidak pernah mengembalikan barang ke tempatnya jika sudah dipakai.
Tapi orang yang diajak bicara sedang mengintip ke apartemen seberang.
Jin Rak menjewernya, mengatakan kalau tidak boleh mengintip seseorang. (ga tau aja nih Jin Rak kalau Dok Mi juga suka ngintip, pake teropong malah hehee)
Dok Mi kedinginan di dalam apartemennya, ia jadi teringat akan Blackie
anjingnya Tae Joon. Dok Mi segera menuju jendela tapi yang ia lihat
adalah sosok Enrique yang sedang beres-beres barang bawaannya. Saat Dok
Mi kebingungan melihat penghuni baru di apartemen Tae Joon, Enrique
tiba-tiba juga melihat ke arah jendela Dok Mi. Buru-buru Dok Mi sembunyi
dibalik tirai. Enrique yang memandangi apartemen Dok Mi sambil ngemil
sangat heran dengan bangunan tua tersebut. Dia bahkan merasa jaraknya
terlalu dekat dengan gedung apartemennya. Dok Mi kembali mencoba
mengintip apartemen Tae Joon saat Enrique membalikkan badannya. Merasa
seperti ada orang yang melihatnya, Enrique berbalik badan lagi tapi Dok
Mi buru-buru bersembunyi lagi takut kelihatan. Dok Mi yang masih bingung
dengan siapa orang yang baru dia lihat di apartemen Tae Joon kembali
mengintip lagi saat Enrique sedang minum. Seperti punya mata di
punggungnya, Enrique juga langsung membalikkan badannya lagi. Buru-buru
Dok Mi bersembunyi lagi, Enrique mulai curiga. Setelah dirasa aman Dok
Mi mengintip lagi, tapi feeling Enrique yang kuat merasa kalau ada mata
yang memperhatikannya maka secara cepat ia berlari ke arah jendela.
Reaksi Enrique ini membuat kaget Dok Mi yang refleks langsung sembunyi
merosot ke bawah, saking buru-burunya sampai jatuh.. hahahaa.
Saat Dok Mi jatuh ia menabrak kotak berisi banyak botol kosong yang
belum dia buang. Dok Mi turun ke tempat pengumpulan sampah untuk
membuangnya. Dok Mi melihat kumpulan sobekan kardus yang berserakan, ia
pun memasukkan sampah berserakan itu ke dalam kotak kardus. Ternyata apa
yang Dok Mi lakukan sedang dilihat Jin Rak yang kebetulan lewat. Jin
Rak terlihat sangat terkesan dengan Dok Mi, dia terus memperhatikan
gadis itu.
"Betapa pemalunya dan lemah cinta tak berbalas itu? Walaupun cinta tak
berbalas menemukan jalannya sendiri untuk masuk.. cinta itu terjebak di
dalamnya, tidak dapat mencari jalan keluar.. Walaupun akulah yang
memulainya tanpa mengetahui apapun, jika dia pergi dari pandanganku
suatu hari cinta itu akan pergi sia-sia tanpa pernah memiliki tujuan..
Tidak pernah memiliki kesempatan untuk berbunga, cinta yang bahkan tidak
berani untuk berbuah.. Seperti benih yang tertinggal untuk dilupakan..
Itulah, cinta tak berbalas" ketik Dok Mi di laptopnya sambil mengingat
awal pertemuannya dengan Tae Joon.
Keesokan paginya Tae Joon yang baru datang mendapati Enrique sedang
tidur di sofa menggunakan jaket dan syal berkepala panda. Tapi Enrique
tidak benar-benar tidur, ketika Tae Joon akan menyelimutinya Enrique
bangun dan berteriak. "Hyuung" teriak Enrique gembira melihat Tae Joon.
"Ya, sudah setahun berlalu.. Kkae-geum kecilku benar-benar.." kata Tae Joon yang juga gembira.
"Ooh, mendengarmu memanggilku Kkae-geum.. kau benar-benar hyungku" kata Enrique tertawa sambil memeluk Tae Joon jejingkrakan. (melihat marga mereka yang berbeda sepertinya hubungan mereka adalah kakak adik sepupu)
"Kau tidak pernah datang ketika aku memintamu berkunjung.. Tapi aku sungguh bahagia dengan kedatanganmu sekarang" kata Tae Joon.
"Melihatmu sangat bersunggung-sungguh, aku menjadi terharu.. terima kasih" kata Enrique seperti anak kecil.
Kemudian Enrique merajuk minta dibelikan tv baru oleh Tae Joon, dengan
alasan tv Tae Joon terlalu kecil dan modelnya sudah ketinggalan jaman,
hahahaa. Dengan sabar Tae Joon tersenyum dan menjawab kalau dia belum
lama membeli tv tersebut. Tapi Enrique malah minta dibelikan mobil jika
Tae Joon tidak mau beli tv baru. Atau Tae Joon dapat menyewakan sebuah
hotel mewah selama beberapa bulan untuk Enrique. Tae Joon hanya
tersenyum mendengar permintaan Enrique. Tapi kemudian Enrique minta
dibelikan tv saja kalau financial Tae Joon belum siap sambil
mengusap-usap tangan Tae Joon ke pipinya :D
"Tidak, cobalah untuk merubah gaya hidupmu selama kau tinggal di sini..
pertama, mari mulai bersih-bersih" kata Tae Joon sambil tersenyum
melihat keadaan rumah yang berantakan oleh barang adiknya itu. Enrique
hanya bisa memandang pasrah hyung nya itu.
Kali ini Dok Mi bangun di tempat tidur masih dengan dibungkus selimut
tebalnya. Seperti biasa ia langsung menuju jendela apartemennya untuk
melihat Tae Joon walaupun sambil gosok gigi. Begitu membuka tirai
jendelanya.. sesosok pria Jepang muncul ke atas membawa kotak
menggunakan alat pengungkit. Pria itu adalah Watanabe Ryu, ia tersenyum
melihat Dok Mi tapi Dok Mi yang terkejut malah menutup kembali tirainya
tanpa balas tersenyum. Watanabe kembali turun, mungkin dia salah alamat.
Ia bilang ke petugas di bawah kalau sepertinya kamarnya bukan yang ini.
Petugas menanyakan apakah mereka perlu membawa barang dengan cara
seperti ini karena cukup berbahaya. Watanabe banyak membawa peralatan
masak.
Dong Hoon baru bangun, ia melihat Jin Rak yang tidak tidur semalaman
masih menggambar di laptopnya. Kita bisa melihat bahwa gambar wanita
yang digambar Jin Rak adalah Dok Mi. Sepertinya diam-diam Jin Rak sudah
lama menyukai dan memperhatikan Dok Mi. Dong Hoon merasa berisik dengan
suara alat pengungkit yang digunakan Watanabe, sementara Jin Rak sudah
menyumpal kupingnya dengan kertas. Dong Hoon mengajak Jin Rak segera
meeting setelah ia mandi. Saat akan ke kamar mandi, Dong Hoon melihat
kertas kecil yang terselip di pintu depan apartemen mereka. Dong Hoon
segera mengambilnya.
Sementara Watanabe sudah sibuk merapikan alat-alat masak yang dibawanya di dalam apartemennya.
Dok Mi kembali membuka tirai jendelanya dan melihat sosok Tae Joon yang
baru bangun. Segera ia mengambil teropongnya untuk mengamati Tae Joon.
Kemudian Tae Joon menggendong Blackie dan Dok Mi lega karena Blackie
baik-baik saja. Teropong Dok Mi bergerak mengikuti arah Tae Joon
berjalan, ketika Tae Joon pergi Dok Mi kembali mengarahkan teropongnya
ke ruangan sebelumnya di apartemen Tae Joon. Betapa kagetnya Dok Mi
melihat seorang pria tidak memakai baju hanya mengenakan celana pendek
dan syal berkepala panda sedang melotot melihat ke arahnya. Enrique
memergoki Dok Mi yang sedang mengintip. Ia melotot ke arah Dok Mi sambil
menunjukkan matanya dengan kedua jarinya ke arah Dok Mi berdiri,
seakan-akan mata Enrique mamancarkan sinar laser menuju mata Dok Mi. Itu
mengisyaratkan kalau Enrique menangkap basah sosok Dok Mi yang sedang
mengintipnya. Dok Mi shock langsung menutup tirainya dan membalikkan
badannya. Saking shocknya teropong kesayangannya sampai jatuh sendiri
dari tangan. "Inilah apa yang sudah aku rasakan dari semalam.. Apartemen
kedua di lantai 4, aku menemukanmu sekarang.. tunggulah di sana" kata
Enrique geram memandang kesal ke apartemen Dok Mi.
"Ottoke.. Ottoke.. Apa yang harus kulakukan.. Ottoke.. Ottoke " Dok Mi mulai panik mondar mandir ke sana kemari.
Sementara Enrique berjalan marah menuju apartemen Dok Mi. Ia hanya
menambahkan jas sebagai pakaiannya tanpa memakai baju di dalamnya
"Mati kau" geram Enrique yang saking marahnya jalan sampai tersandung
Dok Mi masih mondar mandir panik di dalam apartemennya, "dia melihatku"
sambil memeragakan tangan Enrique saat memancarkan sinar laser dari
matanya.
Ternyata Dong Hoon mandi tanpa membuka catatan kecil yang dia temukan di
pintu sebelumnya. Catatan itu dibuka Jin Rak terlebih dulu.
Watanabe sedang memeragakan salam perkenalan dalam bahasa Korea di kamarnya.
Enrique berjalan dengan semangat '45 ingin menangkap pelaku pengintipan,
melewati pos security. Dan petugas security yang melihatnya langsung
keluar.
Enrique keluar dari lift, sudah sampai di lantai apartemen Dok Mi. Dia
mencari nomor apartemen 402. Bersamaan dengan itu, Watanabe dan Jin Rak
keluar dari apartemen masing-masing berbarengan dengan suara bel pintu
yang membuat Dok Mi sangat panik. Saat Dok Mi mengintip lubang pintu
apartemennya dia bertemu mata dengan Enrique yang juga sedang mencoba
melihat ke dalam apartemen 402 melalui lubang pintu itu..
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment