"Apakah Kau ingin aku memberitahumu? Mengapa begitu banyak
orang yang mengejar-ngejarku?" tanya Lee Shin dengan nada menantang. Ia
masih menahan tangan Gyu Won. "Aku juga sudah mendengar hal itu.
Kemampuanmu. Kau juga, di sini. aku tidak tergerak dengan kemampuanmu
sedikitpun." katanya.
"Apakah
Kau tahu ? Apa kau mengerti esensi dari musik tradisional? Kalau kau
sama sekali tidak mengetahui hal itu, jangan asal berbicara?" jawab Gyu
Won yang sama sekali engga mau kalah.
"Apakah aku perlu tahu?" jawab Gyu Won.
"Jika Kau tidak tahu maka jangan bicara omong kosong. Ini satu juta kali lebih baik dari musik kerasmu itu." seru Gyu Won.
"Benarkah? Apakah Kau ingin bertaruh?" tantang Lee Shin.
"Oke! Mari kita bertaruh! Berapa banyak yang kau pertaruhkan? Bagaimana jika Kau kalah?" tanya Gyu Won.
Seberapa
banyak yang harus mereka pertaruhkan demi harga diri mereka
masing-masing. "Jika aku kalah, maka aku akan menjadi budakmu selama
satu bulan. Dan sebaliknya." jawab Lee Shin.
"Tidak peduli apakah itu satu atau dua bulan. Apakah Kau keberatan? Jangan menyangkal saat kau kalah nanti." ungkap Gyu Won.
Kesepakatan
dibuat dan perang dimulai. Masing-masing saling menjaga harga diri
mereka. Siapa yang bakal menang dalam pertaruhan ini? Lee Shin segera
keluar dari ruangan tempat Gyu Won berlatih.
"Gyu Won." panggil temannya-Bo Yoon yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Lee Shin dan Gyu Won.
"Bo yoon, panggil mereka ke sini." suruh Gyu Won.
"Aku
malah ingin kalah dan menjadi budak Lee Shin." jawab Bo Yoon sesaat
setelah Gyu Won menceritakan tentang pertaruhannya dengan Lee Shin.
"Hei, Ini menyangkut masalah harga diri seseorang. Juga, masalah ini melibatkan profesor." jawab Gyu Won.
"Itu benar. . . Tapi. . .lagu apa yang harus kita pilih?" tanya yang lain.
"Kita perlu mencarinya lagi. Cari di trek musik yang benar-benar memiliki jiwa musik tradisional." jawab Gyu Won.
Masalahnya adalah, "Tapi, ketika Lee Sin bernyanyi, semua orang akan terpesona."
Gyu Won menanggapi, "Itulah mengapa aku mengatakan kalau menyanyi
dilarang. Pengevaluasian hanya pada saat kita memainkan music."
"Kemudian kita bisa menang." seru yang lain.
"Benar.
Orang yang memperlakukan musik tradisional sebagai lelucon. Ini
benar-benar tidak bisa dimaafkan." Gyu Won menggebu-gebu. Bagaimanapun
juga orang seperti Lee Shin harus dilenyapkan dari muka bumi ini, pikir
Gyu Won.
"Omong
kosong apa ini? Siapa yang memperlakukan musik tradisional sebagai
lelucon?" jawab seorang teman yang berdiri engga jauh dari tempat Gyu
Won.
Gyu Won terkejut, "hei, sejak kapan kau di sana?"
"Baru saja." jawab pria itu. "Katakan padaku, apa artinya?"
Bo
Yoon terpancing dan mengatakan hal yang sebenarnya, "Kau tahu kelompok
"Stupid band", kan? Dengan anak laki-laki yang sangat tampan itu. Dialah
yang mengatakan kalau kemampuan Gyu Won malah membuatnya mengantuk."
Pria teman Gyu Won itu langsung geram dan ia berlari menuju ruang latihan musik tradisional.
Karena khawatir, Gyu Won mengejarnya, "Hei! Kau mau ke mana? Hei, itu tidak seperti itu, apa yang harus dilakukan?"
Pria
itu lalu menjelaskan pada teman-temannya, "Ingin bersaing dengan
departemen musik tradisional. Kompetisi. Mereka tentu memandang kita
sebagai orang-orang yang mudah diintimidasi. Anggota departemen musik
tradisional. "
"Hei hei, tidak seperti itu! Itu. . . lelucon, taruhan itu hanya lelucon." kilah Gyu Won. Ia takut memberikan harapan kosong.
"Kita harus menang. Ini menyangkut reputasi departemen musik
tradisional. Dan pikirkan tentang Profesor yang sudah meninggal." Pria
itu menyemangati Gyu Won.
Gyu
Won pun kembali bersemangat, "Kita tidak boleh kalah. Ya, aku akan
mencoba yang terbaik. Aku benar-benar tidak akan kalah dengan
orang-orang itu. Jangan khawatir."
Gyu
Won terlalu memikirkan tentang kompetisi antara dirinya dan Lee Shin.
Sampai-sampai, saat berjalan ia bertabrakan dengan Kim Seook Hyeon.
"Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Gyu Won merasa bersalah.
"Ah. . . Aku pikir Kau mematahkan tulang rusukku." jawab Kim Seok Hyeon. "Apakah otakmu terbuat dari batu?"
Haaha..
Kim Seok Hyeon memegang kepala Gyu Won dan memutar-mutarnya. "Dalam
situasi kritis Kau dapat menggunakannya seperti sebuah senjata."
"Ah ah ah! ! !"
"Apakah Kau marah?" tanya Kim Seok Hyeon.
"Aku tidak tertawa, kan?" jawab Gyu Won. Gyu Won engga tertawa, berarti ia marah.
"Berhenti mengerutkan kening, Kau akan cepat keriput." kata Kim Seok Hyeon.
Gyu Won langsung memegang keningnya, seolah percaya kalau keningnya berkeriput. "Apa yang membawamu kesini hari ini?"
Kim
Seok Hyeon membawakan gulungan kertas milik Gyu Won yang terjatuh, "Aku
telah merencanakan untuk memberikan ini kepadamu terakhir kali. Tapi
waktunya tidak tepat."
Gyu Won tersenyum, "Aku pikir aku sudah kehilangan ini."
"Kau akan kehilangan itu kalau saja aku tidak menemukannya. Kau harus berterima kasih padaku!" kata Kim Seok Hyeon.
"Ya. Di rumah sakit terakhir kali juga, Terima kasih." jawab Gyu Won seraya membungkuk-bungkuk.
Ternyata
engga cuma Gyu Won aja, yang ngerasa frustasi karena kompetisi itu.
Tapi Lee Shin juga. Saat latihan, Lee Shin sama sekali engga bisa
berkonsentrasi.
"Apa yang terjadi? Tidak cukup energi? Apakah Kau ingin sesuatu untuk dimakan?" tanya Yeo Joon Hee.
"Ya, Kenapa kau begitu gelisah hari ini!?" tanya yang lain.
"Kompetisi ini dalam tiga hari lagi." jawab Lee Shin
Yang lain terkejut, "Kompetisi apa?"
Lee Shin menjelaskan, "Sebuah persaingan terhadap departemen musik tradisional."
"Mengapa Kau tiba-tiba ingin melakukan sebuah kompetisi?" tanya mereka.
Lee Shin menjawab, "Mereka menantang kita!" Lho, bukannya Lee Shin yang menantang Gyu Won.
"Apa? Hyung, kau benar-benar ingin berkompetisi?" Yeo Joon Hee sekarang angkat bicara.
"
Mengapa Kau tertipu oleh tantangan mereka begitu mudah? Bukankah, kau
ditantang dengan wanita yang sama, yang saat itu bernyanyi di acara
penggalangan dana?" Terka teman Lee Shin yang lain.
"Bernyanyi. . " desisnya. Lee Shin baru mengetahui kalau Gyu Won juga bisa bernyanyi.
Saat sedang menikmati makanannya, Yeo Joon Hee kedatangan Natashanya.. Haha..
"Eonni. Apa yang Kau lakukan di sini? Apakah Kau ke sini untuk melihatku?" tanya Yeo Joon Hee.
"Bukankah Lee Shin di sini?" tanya Hee Joo.
"Hyung shin pergi sudah pergi ke kelas. Unnie tahu Shin hyung juga?" Joon Hee penasaran.
"Mengapa Kau ingin tahu? Lebih dari itu, mengapa kau di sini?" Hee Joo pikir, kenapa anak ini ada di tempat Lee Shin.
"Aku drumer di sini." jawab Joon Hee dengan jujur.
"Apa?"
jelas Hee Joo terkejut mendengar hal itu. Ia lalu membandingkan
penampilan drummer Stupid band dengan Joon Hee. Dan hasilnya mustahil,
mustahil kalau Joon Hee itu adalah drummer Stupid Band. "Hei, Kau lebih
baik tidak muncul di depanku lagi. Kalu kau muncul di depanku lagi, Kau
akan mati jika aku melihatmu." sinis Hee Joo.
"Eonni! Kita akan melawan departemen musik tradisional di kompetisi. Apakah Kau akan datang untuk menonton? Eonni. "
Hee Joo terus berjalan tanpa mempedulikan perkataan Joon Hee.
"Aku benar-benar drummer!" gumam Joon Hee.
Gyu Won dan Ayahnya saling berbicara di telepon.
Gyu Won bercerita tentang taruhannya dengan Lee Shin. Tanpa menyebutkan
nama Lee Shin tentunya. "Karena orang itu, semua tidak ada yang berjalan
dengan baik. Sekarang, bahkan nasib departemen musik tradisional dalam
bahaya."
Ayah
menjawab, "Bahkan Ia ingin menggunakan anak kesayanganku sebagai
budaknya begitu? Apakah Kau ingin Ayah memberinya uang agar kau bisa
menang kali ini? Apakah pria yang begitu tampan?"
Gyu
Won berpikir, "Sama seperti seorang gadis kecil, dia cukup cantik.
Bukankah aku sudah mengatakan hal itu? Dia hanya seorang raja yang
memiliki sifat narsis yang berlebihan. Aku benar-benar tidak mengerti,
apa yang bagus dari dirinya?"
Ayah tersenyum, "Dalam kompetisi itu, bagaimana kalau aku datang dan mengamatimu?"
Gyu Won senang mendengar ayahnya akan datang. "Benarkah?"
"Ahh. . . Aku tidak berpikir aku bisa datang! Hari itu kan bukan akhir pekan." kata Ayahnya kemudian.
"Jika Kau datang, aku akan lebih gugup!" jawab Gyu Woon.
Tiba-tiba
saja kakek datang mengejutkan Gyu Won. Karena takut kena marah kakek,
Gyu Won langsung mengalihkan pembicaraanya dengan ayahnya. " Bo Un, aku
minta maaf. Mari kita bicara lain waktu!"
"Lee Gyu Won. Mengapa kau belum tidur?" seru kakek.
"Kakek, bisa tolong mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" kata Gyu Won.
"Mengapa Kau telepon semalam ini?" tanya kakek yang mulai curiga.
"Bo Un mengatakan bahwa ia ingin mengatakan sesuatu." jawab Gyu Won.
Pagi harinya, Gyu Won kembali dikejutkan dengan poster yang terpampang
di papan pengumuman. Poster yang dibuat oleh temannya di fakultas musik
traditional. Poster itu berisi kata-kata penyemangat untuk Gyu Won.
~Tak terkalahkan Departemen Musik Tradisional Windflower VS The Stupid band. Kami mendukung Windflower.~
Poster itu jadi sebuah beban untuk Gyu Won. Engga mungkin ia mengecawakan semua orang yang sudah mendukungnya.
Tapi, dari kubu Lee Shin juga engga mau kalah. Semua fans Lee Shin membuat poster jumbo yang terpampang jelas di depan fakultas.
~Sebuah band legendaries The Stupid~
Ngefans sama scene ini.. Kereen.. ^^
Lee
Shin dan Gyu Won tanpa sengaja bertemu di koridor. Mereka berada di
arah yang berlawanan tapi mengarah di satu arah yang sama. Dan itu
terjadi beberapa kali. Dan itu.. Keren.. ^^
"Apakah itu menyenangkan?" kata Lee Shin.
"Aku tidak melakukannya dengan sengaja." jawab Gyu Won. Gyu Won melihat
teman-temannya dari kejauhan. Teman-teman Gyu Won terus memperhatikan
Gyu Won dan Lee Shin.
Untuk
menyenangkan teman-temannya, Gyu Won lalu kembali mengingatkan Lee
Shin. "Hei. Kau tidak lupa tentang kompetisi, kan? Jangan berani
mencoba untuk melarikan diri."
Lee Shin menjawab dengan dingin, "Jangan menangis ketika Kau kalah!"
"Tunggu dan lihat, Lee Shin! Aku akan menyiksamu selama satu bulan!" geram Gyu Won.
Agar
engga mengecewakan banyak pihak yang sudah mendukungnnya, Gyu Won dan
teman-temannya berlatih sampai larut. "Tunggu. . . Hal ini terlalu umum,
sebaiknya kita mencoba lagu lain?" kata Gyu Won.
Berlatih
keras juga dilakukan oleh Lee Shin.. Teman-temannya bakal sampai
mengeluh karena kelelahan. "Sekarang apa lagi yang membuatmu tidak puas"
"Hyung, kau tidak lapar? Ya, mari kita makan dan mendapatkan kekuatan yang lebih." tanya Joon Hee yang kelaparan.
Lee Shin menjawab, "Aku tidak lapar."
Joon Hee kesal, "Ahh. . . Aku benci kau, hyung!"
Seok
Hyeon dan Gi Young tengah menonton sebuah drama theater. Mereka
mendiskusikan tentang koreografi dari theater itu. Gi Young menjelaskan
kalau koreografer dari theater yang mereka tonton itu adalah Yoon Soo.
Mendengar hal itu, Seok Hyeon langsung pergi menemui Yoon Soo.
Yoon
Soo selalu berlatih diruangan yang gelap, ia engga ingin orang lain
mengetahui kelemahannya saat menari. Kemudian seseorang datang, Yoon Soo
pikir Lee Shin yang datang, "Mengapa kau datang lagi? Aku sudah bilang
untuk tidak datang lagi. "
Tapi, ternyata seseorang itu bukan Lee Shin, tapi Seok Hyeon. "Apakah Kau mengharapkan seseorang?" tanya Seok Hyeon.
"Mengapa Kau datang ke sini pada saat seperti ini?" Yoon Soo ingin
mengetahui kenapa tiba-tiba mantan kekasihnya ini datang untuk
mengunjunginya.
"Sepertinya
kau jatuh, apakah kakimu baik-baik saja?" tanya Seok Hyeon yang
beberapa saat yang lalu melihat Yoon Soo terjatuh karena putaran
tariannya.
"Tidak apa-apa, Kau tidak perlu merasa terganggu." jawab Yoon Soo.
Saat
Yoon Soo pergi, Seok Hyeon langsung berkata, "Aku mendengar bahwa Kau
bertanggung jawab atas koreografi dalam acara mendatang. Aku mungkin
akan menjadi bagian dalam kesuksesan acara itu. Jangan lakukan itu. Kau
tidak cukup baik untuk menjadi koreografi tari. Kau tidak bisa menari
dengan baik, untuk menjadi seorang koreografer yang baik. Jika seseorang
berlatih dengan bersembunyi tanpa membiarkan ada orang yang melihatnya,
maka hal itu sudah jelas. Meskipun aku dapat memahami kecemasanmu bahwa
kau ingin membuktikan kemampuanmu, Jika Kau tidak ingin dikasihani,
maka biarkan semua berakhir di sini." Sebenarnya Seok Hyeon hanya engga
ingin bekerja sama dengan Yoon Soo. Karena setiap kali ia melihat Yoon
Soo, hatinya akan terasa sangat sakit. Karena bagaimanapun juga, Yoon
Soo sudah mencampakkannya.
"Apa?" Yoon Soo menahan tangisnya.
"Aku mengatakan ini untukmu, jangan lakukan itu." jawab Seok Hyeon.
"Simpati. Kau ingin bersimpati denganku."
"Katakan
padaku, bagaimana aku bisa bekerja denganmu? !" Seok Hyeon meninggikan
suaranya. Ia kesal. "Gadis yang buruk." kata Seok Hyeon sebelum ia pergi
meninggalkan Yoon Soo.
Dan, lagi-lagi.. Lee Shin melihat Yoon Soo menangis setelah Seok Hyeon pergi meninggalkannya.
Di
rumah, Gyu Won menyiapkan makan malam untuk kakek tercintanya yang
keras kepala. "Bukankah aku sudah bilang bahwa aku akan pulang terlambat
dan kakek bisa makan duluan saja? Semua lauk sudah siap kok. Haruskah
kau menyuruhku seperti ini agar kau puas?" tanya Gyu Won.
"Tentu saja. Dengan cucu di sini, mengapa aku harus melakukannya
sendiri?" jawab Kakek. haha.. kakek paling engga bisa berkata lembut
pada cucunya. Sebenarnya, ia hanya ingin makan bersama cucu
kesayangannya.
"Kakek, kau selalu seperti ini. Jadi orang lain pun selalu menghiraukanku. . . " jawab Gyu Won.
"Siapa yang berani mengabaikanmu?" seru kakek.
"Pria itu. Orang yang berani memandang rendah pada musik tradisional.
Orang itu mengatakan bahwa musik tradisional tidak memiliki apa-apa."
Kakek ikut terbawa kesal, "Apa? Orang jahat itu mengucapkan kata-kata seperti itu, Dan Kau membiarkannya pergi?"
Gyu Won memantapkan dirinya, "Tidak. Aku akan mempermalukan dia. Kami
sudah bertaruh. Dan yang kalah akan menjadi budak selama sebulan."
Kakek malah menjawab, "Orang ini licik. . . Dia seharusnya mencari budak lain? Beraninya mengambil budakku." hahaa..
Gyu Won merengut mendengar kata-kata kakeknya, "Seperti biasa, Kau selalu memandangku sebagai budakmu."
Di kamarnya, Lee Shin terus memikirkan Yoon Soo. Kenapa ia menangis? Kenapa ia harus menangis karena orang lain.?
"Lee
Gyu Won, ini adalah perang. Jangan coba untuk tidur, latihan lagi.
Tarik napas perlahan-lahan dan hembuskan napas. Musik tradisional itu
berisi Melodi musim semi , musim panas, musim gugur, dan musim dingin.
Dan itu berarti suara alam. Yin dan Yang yang saling terkait." kakek
menjelaskan dengan sungguh-sungguh.
Tapi, Gyu Won malah tertidur. Kakek kesal, ia langsung memukul pundak Gyu Won.
Gyu Won kesakitan, "Kakek, biarkan aku tidur sejenak, ok?" pintanya.
Pagi
harinya saat dikelas, Gyu Won berubah jadi panda.. Haha.. Lingkaran
hitam di bawah matanya buat Gyu Won benar-benar terlihat sangat
menyedihkan..
"Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Bu Yoon yang khawatir.
"Aku baik-baik saja, aku pasti akan menang." jawab Gyu Won sebelum ia terjatuh dan tertidur di kelas.. haha.
Seok Hyeon dan pihak universitas tengah membicarakan tentang acara kampus mereka.
"Apakah itu berarti seluruh produksi harus diulang?"
Seok Hyeon menjawab, "Tim produksi tidak perlu berubah. Ide itu. Terlalu
membosankan, membosankan. Kerangka ini terlalu besar dan cerita yang
tidak terlalu menarik."
"Jika Kau ingin mengubah rencana yang sudah ditetapkan, Para profesor mungkin sedikit tidak puas."
"Kau akan membantuku meyakinkan mereka, kan?" tanya Soek Hyeon.
"Aku akan mencoba berbicara dengan mereka. Tapi mereka semua adalah
orang yang memiliki harga diri yang tinggi. Untuk meyakinkan mereka,
maka akan sedikit sulit."
Seok Hyeon melanjutkan, "Dan, aku perlu mempersiapkan audisi. Aku harap Kau membantuku menyiapkannya."
"Aku tidak tahu bagaimana Kau akan mengubah seluruh rencana, Tapi aku
harap Kau akan membiarkan Han Hee Joo untuk berpartisipasi."
"Siapa dia?" tanya Seok Hyeon.
"Putri Ketua."
Joon
Hee secara diam-diam memperhatikan Hee Joo. Hee Joo menyadari kalau ada
seseorang yang memperhatikannya. "Apa lagi? Aku sudah mengatakan untuk
tidak muncul di depanku, kan?" kata Hee Joo pada Joon Hee.
"Jadi aku bersembunyi di belakang sini. Karena Kau mengatakan tidak boleh muncul di depanmu lagi." jawab Joon Hee.
"Berapa lama Kau di sana?" tanya Hee Joo, ia ingat sesuatu.
"Baru saja. . . " jawab Joon Hee tanpa rasa bersalah.
"Apa? Kau. . . Mmm. . . "
"Aku juga melihat setelah Kau selesai kentut, Kau mengibas-ngibaskan bajumu seperti ini." kata Joon Hee. haha.
"Ini memalukan." desisi Hee Joo.
"Tapi, apakah Kau tidak merasa baik?" tanya Joon Hee sembari mendekati Hee Joo.
" Hei, apakah Kau memiliki sesuatu untuk dimakan?" tanya Hee Joo.
Mendengar permintaan Hee Joo, Joon Hee langsung mengeluarkan cokelat dari saku bajunya.
"Sesuatu untuk dimakan? Apakah Kau lapar? Apakah Kau menginginkan ini?"
Hee Joo harus menjaga kelangsingan tubuhnya, "Sigh, lupakan saja!" desisinya.
"Ini enak untuk makan, bila Kau tidak memiliki energy kau bisa memakan coklat."
Hee Joo malah marah, "Aku akan menjadi gemuk. Siapa yang mau makan jenis makanan berkalori tinggi seperti itu?"
Joon Hee menjawab dengan polosnya, "Tidak peduli berapa banyak aku memakannya, aku tidak gemuk."
"Kau benar-benar menjengkelkan." kata Hee Joo.
Mendengar
hal itu, Joon Hee langsung pergi. Tapi, Hee Joo segera memanggilnya
kembali.. "Tunggu. Itu. . . berikan padaku." pinta Joon Hee.
"Apakah Kau ingin memakannya?" tanya Joon Hee.
"Ada lagi?" tanya Hee Joo.
"Oh, Eonnie, tunggu di sini. Aku akan pergi untuk mengambil cokelat yang
lebih banyak. Tunggu saja di sini." jawab Joon Hee seraya berlari untuk
mengambil lebih banyak cokelat untuk Hee Joo.
Tapi, beberapa saat kemudian saat Joon Hee kembali, Hee Joo sudah engga ada diruangannya.
Hee Joo pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan cokelat yang baru ia makan. Demi menjaga berat ideal badannya.
Saat
di kamar mandi, Hee Joo mendengar beberapa siswa membicarakannya. Bahwa
direktur yang baru akan melakukan audisi untuk acara besar kampus
mereka. Mereka juga mengomentari tentang Hee joo, karena ayahnya yang
merupakan ketua kampus maka Hee Joo pasti akan ambil bagian untuk acara
itu. Setelah mendengar itu, Hee Joo keluar dari kamar mandi dan
berkomentar tentang dirinya sendiri.
Karena
penasaran tentang pergantian direktur baru itu. Hee Joo akhirnya
memutuskan untuk mendatangi langsung ruang direktur. Sebagai alasannya,
ia membawakan dua cangkir minuman.
Tapi,
saat tiba di depan pintu, Hee Joo malah mencuri dengar apa yang Seok
Hyeon dan direktur lama katakan. Seok Hyeon mengatakan, "Departemen
musik tradisional? Kedengarannya sangat menarik, kan? Nanti tampaknya
akan ada kompetisi. Datang dan menonton lah. Lee Gyu Won, yang
memainkan gayageum." ucap Seok Hyeon.
Joon
Hee kembali ke ruang latihan dengan sedih karena ia ditnggal Hee Joo
begitu saja. Tapi , reaksinya berubah total saat melihat makanan.
"Wow, apa semua ini bisa dimakan?" tanya Joon Hee.
"Ya, ini semua dikirim oleh para penggemar." kata yang lain. "Apakah Kau
mengubah pakaianmu lagi? Berpakaian seperti itu saja." kata salah satu
temannya saat melihat Joon Hee akan berganti pakaian.
"Aku
tidak bisa. Aku tidak memiliki banyak baju-baju mahal. Demi orang-orang
yang menonton pertunjukan kita, aku harus memakai ini." jawab Joon Hee.
Itu alasan kenapa Joon Hee selalu jadi orang yang berbeda saat di atas
panggung.. Hhaha..
"Oh,
Hyeong, kau sudah dengar? Profesor tradisional musik. Seseorang yang
memiliki kanker? Aku mendengar dia sudah meninggal." kata Joon Hee.
Lee Shin yang mendengar hal itu, sedikit terkejut, "Apa? Kapan dia meninggal?"
Joon Hee melanjutkan kata-katanya. "Pada hari yang sama saat dilakukannya penggalangan dana."
Pertarungan
pun dimulai.. Semua orang yang berada di fakultas musik traditional
mendukung total Gyu Won dan kawan-kawan. "Windflower! Windflower!
Windflower! Windflower!" sorak mereka.
Teman-teman Gyu Won malah berkata,
"Apa yang harus dilakukan? Sepertinya jika kita kalah, maka kita akan terisolasi."
"Maka itu lebih baik untuk menjadi budak."
"Kita tidak akan ditendang keluar dari departemen Musik Tradisional, kan?"
Fakultas Musik Tradisional
VS
Fakultas Musik modern terapan
"Apakah Kau mempersiapkan semuanya dengan baik?" tantang Gyu Won saat mereka bertemu di panggung.
"Aku
minta maaf untuk terakhir kalinya." Lee Shin mencoba meminta karena
baru saja mengetahui tentang keadaan profesor yang sudah meninggal.
"Apa, Kau tiba-tiba takut kalah?" tanya Gyu Won yang engga mengetahui maksud kata-kata permintaan maaf dari Lee Shin.
"Apa? Melawanmu, aku hanya akan memakai kemampuan biasaku." jawab Lee Shin.
Seok Hyeon mendukung dan terus menyemangati Gyu Won.
Yoon Soo memperhatikan Seok Hyeon yang memberi dukungan pada Gyu Won.
Battle pun dimulai..
Tapi,
eits.. kakek tersayang engga mau meninggalkan moment bersejarah ini. Ia
secara khusus datang ke kampus Gyu Won, ingin mengetahui seperti apa
cucu kesayangannya beraksi.
Perform pertama adalah Lee Shin..
Semua terpukau dengan penampilan Lee Shin dan bandnnya..
Gyu Won bimbang.. Akankah ia menang?
Untuk mendapatkan kembali rasa percaya dirinya, Gyu Won pergi ke kamar mandi. Dan berka didepan cermin.
"Tidak apa-apa, aku yang terbaik. Musik tradisional adalah yang terbaik." kata Gyu Won dengan semangat.
"Tentu saja musik tradisional adalah yang terbaik!" suara kakek menyemangati.
Gyu Won malah berpikir, "Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku mulai
mendengar halusinasi suara kakek." katanya tanpa mengetahui kalau kakek
sedang menungguinya di depan toilet.
"Kakek, bagaimana kau datang ke sini?" tanya Gyu Won terkejut saat melihat kakek.
"Lee Gyu Won, jangan kalah. Kau cucu satu-satunya dari Lee Dong Jin. Kau
mampu melakukannya. Musik tradisional adalah yang terbaik, musik
tradisional adalah yang terbaik, Berjuang!" kata Kakek.
Mendengar ucapan kakek, semangat Gyu Won jadi semakin membara. Fighting unnie!
Dan, wow.. penampilan musik tradisional juga engga kala keren.
Mereka bisa membuat musik yang keren hanya dengan menggunakan benda-benda tradisional itu.
Dan itu lebih keren dari pada musik modern dengan alat-alat canggihnya.
Tapi....
Saat tengah perform,, tiba-tiba saja..
Senar gagayeum Gyu Won putus..
Dan hasilnya adalah.. Gyu Won kalah telak dan Lee Shin berhasil menang mutlak.
"Aku minta maaf, setiap orang telah bekerja keras. Tapi karena aku. . . kita kalah.Gyu Won." kata Gyu Won. "Maaf, pergi duluan."
" Dia pasti benar-benar kecewa." kata teman-teman Gyu Won, saat ia pergi.
Dan,
Joon Hee tiba-tiba saja menghampiri teman-teman Gyu Won. Ia berkata,
"Eonni tadi itu benar-benar sangat indah! Ini pertama kalinya aku
mendengar sesuatu seperti itu. Tampaknya aku telah benar-benar jatuh
cinta pada musik kalian."
"Aku bisa membiarkan Kau mendengarkan setiap hari." kata Bo Yoon yang senang melihat kedatangan Joon Hee.
Tapi, Joon Hee langsung mengeluh, "Benar-benar? Eonni apakah Kau tidak lapar?"
"Apakah kau lapar? Ayo kita pergi, aku yang akan mentraktirmu." kata Bo Yoon.
Mendengar hal itu, Joon Hee senang bukan kepalang.. "Ayo.."
"Gyu Lee Won, bodoh, bodoh!" kata Gyu Won yang kesal pada dirinya sendiri.
Kakek belum juga pulang, ia sengaja menunggu sampai Gyu Won datang. "Itu
bukan musik! Musik mereka terdengar sangas keras dan gila. Dan tidak
satu yang benar-benar bisa dinikmati. Jika senarmu tidak patah, Kau
pasti akan menang. pasti." kata kakek pada Gyu Won.
"Dia benar-benar mirip seperti saat aku muda, dulu." ucap kakek.
"Siapa?" tanya Gyu Won.
"Bocah gitaris itu. . . Dan ketika aku masih muda. . . Ini terlihat sama persis."
Gyu
Won tambah kesal, ia merengek, "Bagaimana Kau melihatnya sama! Karena
kakek, aku bahkan tidak bisa menangis karena kemarin malam aku tidak
tidur."
"Dia terlihat mirip denganku. . . "
Joon Hee dan Bu Yoon makan bersama.
"Makan perlahan-lahan, agar tidak tersedak." kata Bu Yoon saat melihat Joon Hee yang makan dengan lahap.
"Eonni, Kau tidak makan ini?" tanya Joon Hee.
"Tidak, Kau ingin makan?" tanya Bo Yoon. Bo Yoon sempat berpikir kalau
Joon Hee ini adalah orang yang sama dengan orang yang pernah ia temui di
kantin.
"Apa yang harus dilakukan? Bagaimana aku menghadapinya besok pagi? Bisa-bisa aku gila."
Lee
Shin sempat membayangkan wajah cute Lee Shin, tapi ia kemudian
menyangkal "Aku tidak bisa ditipu oleh wajah munafiknya" kata Gyu Won,
ia harus berbuat apa.. Ia kalah dan harus jadi budak Lee Shin. haha..
Lee
Shin mendapat pesan dari Joon Hee. Joon Hee meminta bantuannya, karena
ternyata ia dan Boo Yoon engga mampu membayar tagihan restaurant.
~Hyeong, aku sudah tertangkap oleh pihak restoran.~
~Kau akan datang dan menyelamatkan aku kan?~
Mengetahui hal itu, Lee Shin langsung menuju restaurant yang dimaksud.
Tapi, Gyu Won lebih dulu datang dan membantu Joon Hee dan Bo Yoon.
"Maaf, Gyu Won. Dia makan begitu lahap, aku tidak tega untuk menolaknya." kata Bu Yoon.
"Gyu Won! Eonni adalah malaikat." kata Joon Hee senang. Engga berapa lama kemudian Lee Shin datang.
"Hyeong." panggil Joon Hee pada Lee Shin dari kejauhan. "Hyeong.. Ini
Gyu Won eonni yang membantu membayar semua makanan yang aku makan.
Benar-benar seperti malaikat."
Karena
sudah mentraktirnya maka Joon Hee bersedia mengantarkan Bo Yoon pulang.
Mereka pergi dan meninggalkan Gyu Won bersama dengan Lee Shin.
"Hari ini aku kalah. Menurut kesepakatan, Kau bisa melakukan apapun." kata Gyu Won dengan canggung.
"Penampilanmu tidak buruk. Jika senarmu tidak putus, Kau bisa menang." jawab Lee Shin.
"Tentu saja." jawab Gyu Won.
"Terakhir kali, aku minta maaf. Aku tidak mampu menjaga janjiku. Aku sudah mendengar. . . tentang profesor." ujar Lee Shin.
Gyu Won lalu bertanya dengan hati-hati, "Jika aku bertanya mengapa Kau tidak datang, apa Kau akan menjawab?"
"Adikku sakit. Tapi ibuku masih bekerja. Tidak apa-apa jika Kau tidak percaya padaku." jawab Lee Shin.
"Aku percayamu. Mengenai profesor, aku tahu itu bukan salahmu. Hanya itu. . . jika Kau tidak melakukannya seperti itu. . ."
Lee
Shin memotong kata-kata Gyu Won, "Aku tidak peduli. Aku adalah orang
yang tidak menepati janji. Pokoknya, janji adalah janji. Dimana Kau
tinggal?" tanya Lee Shin.
"Tidak perlu-tidak perlu mengantarku pulang." jawab Gyu Won.
"Aku bertanya karena aku akan berjalan berlainan arah denganmu." kata Lee Shin.. Gokil.. hahaa.
"Ke sana." tunjuk Gyu Won.
Dan mereka pulang berlainan arah.
Lee Shin sampai di rumahnya..
Tiba-tiba ibunya mendapat telepon dari seseorang. "Mrs Song Ji Yeong?" kata wanita di sambungan telepon itu.
"Ya, siapa ini?" tanya Ibu Lee Shin.
"Aku istri dari Lee Yeon Su." jawab wanita itu. Lee Yeon Su adalah
mantan suami Ibu Lee Shin yang juga berarti Ayah kandung Lee Shin.
Tebak-tebakan rahasia hubungan keluarga Gyu Won dan Lee Shin di sini.
Ibu Lee Shin menemui istri dari mantan suaminya.
"Namanya Shin, benar? Apakah dia baik-baik saja?" tanya wanita itu.
"Itu benar. Mengapa Kau mencariku?" tanya ibu Lee Shin.
Istri dari mantan suaminya itu menjelaskan. "Dia tahu dan menyadari
bahwa ia telah melakukan dosa. Bahkan jika dia mati, dia tidak akan
memberitahu pada Lee Shin tentang statusnya sebagai ayah kandung Lee
Shin. Tapi meskipun dia tidak mengatakan. . .Aku tahu bahwa ia sangat
merindukan Lee Shin. Dia adalah putra satu-satunya. Bagaimana bisa dia
tidak merindukannya. Aku mohon. Sekali saja, biarkan dia bertemu dengan
anak itu. . . "
Pagi harinya, di kampus.. Gyu Won berusaha untuk jadi manusia invisible dari Lee Shin. Tapi engga berhasil.. haha..
Lee Shin menghampiri Gyu Won dan malah menanyakan nomor telepon Gyu Won.
"Berapa nomor teleponmu?" tanya Lee Shin.
"Apa?"
"Aku perlu nomor teleponmu agar aku bisa menyuruhmu kapan saja.. " jawab Lee Shin.
Pasrah..
Tukeran nomor hanphone..
Whoaa.. semuanya langsung menyerbu Gyu Won untuk mendapatkan nomor telepon Lee Shin.
Setelah pertemuan itu, ibu Lee Shin datang mengunjungi mantan suaminya.
"Sama seperti yang Kau bilang, aku akan mati dengan bir di tanganku." kata Ayah Lee Shin.
"Itu keinginanmu, bukan?" jawab ibu Lee Shin.
"Dia
masih bermain gitar, kan? Musik. . . akan lebih baik jika ia tidak
bermain musik. . . Terlalu sepi." jawab Ayah Lee Shin yang terbaring
lemah.
"Mengapa kau di sini? Bagaimana dengan lukamu?" kata Lee Shin pada adik perempuannya.
"Aku baik-baik saja. Tidak sakit sama sekali. " jawab adiknya.. Dan mereka pulang bersama.. Sweet ih.
Saat sedang menunggu bis, Gyu Won dan Bo Yoon melihat Lee Shin.
"Itu, jangan bilang mereka sedang berkencan!" kata Gyu Won dan Bo Yoon bersamaan.
"Oppa, kau tahu wanita itu?" tanya adik Lee Shin.
"Ya. Dia adalah budakku." jawab Lee Shin.. dasar..
"Oppa, jangan dekat-dekat wanita itu.Mari kita pergi." ujar Adik Lee Shin.
" Bagaimana bisa ada orang seperti itu?" jerit Gyu Won kesal...
"Apakah situasinya sangat buruk?" tanya Ayah Gyu Won saat ibu Lee Shin menelponnya.
Perkiraan kalau Lee Shin dan Gyu Won adalah saudara tiri ada di sini.
"Sepertinya kali ini aku benar-benar tidak akan bertahan." jawab ibu Lee Shin.
Ayah Gyu Won memberi nasehat, "Biarkan mereka saling bertemu sebelum terlambat."
Ibu Lee Shin menjawab, "Sampai sekarang, ia pantas bertemu dengan Lee Shin?"
"Bukan untuk Yun Su, tapi untuk Lee Shin." jawab Ayah Gyu Won. "Sementara ia masih hidup, tolong biarkan mereka bertemu."
Keesokan harinya, tugas pertama Gyu Won dari Lee Shin adalah mengabsenkan dirinya dalam kelas..
Lee
Shin dan ibunya pergi mengunjungi ayah Lee Shin. Ibu Lee Shin berbohong
dan ia sama sekali engga megnatakan kalau orang yang akan ia temui
adalah ayah kandung Lee Shin. Ibunya akan berkata bahwa orang yang akan
ia temui adalah guru gitar Lee Shin yang baru. Lee Shin awalnya engga
menyadari kalau orang yang akan ia temui adalah ayah kandungnya. Tapi...
Saat mereka bertemu.. Lee Shin menyadari akan hubungan itu...
"Silakan duduk. Kau tahu cara bermain gitar, kan?" taya ayah Lee Shin.
"Ya." jawab Lee Shin.
"Cobalah mainkan." kata ayahnya.
Lee Shin memainkan gitarnya dengan lagu yang ia buat sendiri.
"Apakah Kau mengarangnya sendiri?" tanya ayahnya.
Lee Shin mengangguk.
"Cobalah memainkannya sekali lagi."
Ayahnya
berkata, "Aku dan gitarku, ini adalah dunia aku. Tanpa ini, kita tidak
memiliki apa-apa. Maukah Kau datang kembali lagi nanti?"
Dan Lee Shin engga menjawabnya. Ia diam-diam memperhatikan kondisi
ayahnya. Saat tengah memainkan gitar, tangan ayah Lee Shin gemetar.
Pertanda kalau Ayahnya sedang sakit parah.
Sesampainya di rumah, Lee Shin terus membayangkan Ayahnya.
Darah musik yang mengalir di tubuh Lee Shin adalah berasal dari
ayahnya. Engga bisa dipungkiri kalau selama ini ia sangat merindukan
ayahnya. Lee Shin memang tertutup, ia bahkan engga akan menceritakan
apapun pada orang lain. Lee Shin tipe orang yang selalu berkata, "aku
baik-baik saja" saat ia sedang sakit atau mengalami kesulitan.
Tapi, lewat lagu, Lee Shin bisa mengungkapkan semuanya..
Malam itu, Lee Shin menyanyikan lagu untuk ayahnya. Dan Gyu Won menyadari sesuatu.. Gyu Won menyadari ketulusan Lee Shin dari
lagu yang Lee Shin nyanyikan..
source : http://recap-koreandrama.blogspot.com/2011/07/sinopsis-heartstrings-episode-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment