Tuesday, February 05, 2013

Sinopsis Heartstrings Episode 8


Lee Shin jelas-jelas cemburu.

Dan, yah.. akhirnya.. Lee Shin juga ikutan dianter sama Seok Hyeon.
Yang nanya, sepeda Lee Shinnya kemana?
Di tinggal di kampus pastinya. ^^

hening..
hening..
hening..

"Apakah kalian sedang bertengkar?" tanya Seok Hyeon yang ikut merasakan kecanggungan antara Lee Shin dan Gyu Won. "Bagaimanapun, kalian kan tetangga. . . . Anyway, terima kasih kepadamu, Lee Shin, audisi Gyu Won berjalan dengan baik. Kau melakukannya dengan baik. Ah, anak-anak ini. . . kenapa suasananya jadi seperti ini?"
Yoon Soo menelpon Seok Hyeon, "Seok Hyun, di mana kau sekarang? Pertunjukannya akan segera dimulai."

Seok hyeon teringat janjinya pada Yoon Soo untuk menonton pertunjukkan bersama, "Oh, benar. Yoon Soo, aku minta maaf. Aku harus mampir ke suatu tempat dulu. Aku berjanji tidak akan terlambat saat menemuimu nanti. Maaf."

"Terima kasih atas bantuanmu hari ini. Kali ini, Kau benar-benar sangat baik." ucap Seok Hyeon setelah Gyu Won masuk ke dalam rumahnya.
 "Pergilah. Jika aku mendengarnya menjerit, aku harus bergegas masuk." jawab Lee Shin.
"Apakah ini hanya pelayanan pada penggemar?" tanya Seok Hyeon.
"Direktur, Kau aku rasa kau yang sedang melakukan pelayanan pada penggemar." balas Lee Shin.
"Baiklah, mulai dari sekarang kalian harus bekerja keras sampai pementasan berakhir."
Sesampainya di dalam rumah..

Kakek tengah sibuk dengan permainan caturnya (??)

Gyu Won memberanikan diri untuk bilang, "Kakek, aku kembali. Tentang audisi. . . Aku telah kalah. Ada seseorang yang lebih baik. Tapi, aku sudah melakukan yang terbaik. Dan Kakek, aku benar-benar ingin berpartisipasi dalam pertunjukan ini.  Bisakah Kau membiarkan aku berpartisipasi sekali ini saja?"
"Sementara berpartisipasi dalam pementasan, aku berjanji tidak akan mengabaikan praktik gayageumku.  aku janji Maafkan aku, Kakek. Selamat malam." ucap Gyu Won.

Kakek langsung membuka pintu kamarnya, lalu berkata dengan keras, "Lee Gyu Won! "
"Ya?"
"Tuliskan nama dan nomor telepon dari direktur. " suruh kakek.
"Direktur? Untuk apa?" tanya Gyu Won.
"Kau tidak perlu tahu. Tuliskan saja."
   
Seok Hyeon datang, dan ia langsung bernafas lega saat melihat Yoon Soo yang masih menunggunya "Oh! Syukurlah. Kau belum pergi?"
"Awalnya, Aku berpikir untuk menontonnya sendiri, tetapi untuk membuatmu merasa lebih merasa bersalah, aku sengaja tidak menontonnya."  jawab Yoon Soo seraya menunjukkan tiket.
"Maafkan aku. Lain kali, aku pasti akan menontonnya denganmu. Apa kau ingin makan?" tanya Seok Hyeon.
"Tidak apa-apa, aku sedikit lelah. Aku ingin pulang."
"Jika itu yang Kau inginkan. Aku akan mengantarmu. Kau tidak membawa mobil, kan?" tanya Seok Hyeon.


"Tapi, kau baru saja kemana tadi? Kau bahkan melewatkan pertunjukan yang sudah kita rencanakan." tanya Yoon Soo penasaran.
"Oh. Aku megantar Gyu Won ke rumahnya. Gyu Won? Kakek nya menentangnya dalam partisipasi di pementasan." jawab Seok Hyeon.
"Kau sudah melakukan semuanya dengan baik." kata Yoon Soo.
Mereka berdua mulai berdiskusi tentang pementasan, "Hari ini,  dibandingkan saat praktik, Hee Joo  jauh lebih baik. Bukankah kau juga mendukung Hee Joo?" tanya Seok Hyeon.

"Bukankah baik dia telah berlatih dengan begitu keras?" jawab Yoon Soo yang memihak Hee joo.
Seok Hyeon menjawab, "Hee Joo memiliki teknik hebat, tapi dia tidak bisa menggerakkan emosi orang lain. Maksudku, ia tidak bisa menggugah atau menyentuh hati orang lain. Dia seperti boneka yang sudah terlatih, tetapi aku rasa dia tidak memiliki bakat. "
 "Talent? Bakat apa maksudmu? Tidak peduli apakah dia akan menyakiti kakinya. Hee Joo juga berdiet ketat untuk menurunkan berat badannya. Bahkan semua yang sudah ia lakukan itu, ia masih khawatir kalau ia dikalahkan orang lain. Ia lebih memilih untuk menyiksa dirinya sendiri dengan berlatih dengan serius dan mengabaikan waktu bersenang-senangnya, Hee Joo sangat teguh memegang mimpinya. Seok Hyun, boneka terlatih seperti apa yang kau maksud?" jawab Yoon Soo yang mencoba membela Yoon Soo.

Di kamarnya, walaupun berhasil menjadi pemeran utama, tapi Hee Joo sama sekali engga bahagia.
"Menjengkelkan." keluh Hee Joo.
"Aku sudah menduga ini. Jadi aku tidak berharap banyak." ucap Gyu Won saat ia menelpon ayahnya.

"Oh benar-benar, kau sudah melakukan yang terbaik! Selama Kau tidak menyesal, semuanya akan baik-baik saja." jawab  Ayah.
"Tapi ayah, ada banyak wartawan yang datang dan mereka memotretku untuk bahan pemberitaan mereka."
Ayah memberikan semangat pada Gyu Won, "Lihat? Kau sudah melakukan hal yang terbaik. Sekarang Kau memiliki pengalaman yang tak terlupakan. Sebuah memori yang sangat berharga bagi hidupmu, dan suatu saat kau akan kembali mengenang semua kenangan yang sudah terjadi itu."
"Aku juga berpikir seperti itu." jawab Gyu Won.
"Apakah kakekmu baik-baik saja?"
"Kakek terlihat lebih pendiam, angin yang tenang sebelum badai datang." jawab Gyu Won.
"Ah, bukankah tadi kau bilang kalau pangeran egois  itu membantumu hari ini? Bagaimana kalau kita mengundangnya untuk makan malam?" tanya Ayah Gyu Won.
Gyu Won langsung menjawab, " Tidak perlu menjadi begitu baik padanya. Tapi Ayah, mengapa cinta pertama itu begitu menyakitkan?Ah! Aku bukan berbicara tentang diriku sendiri. Hanya saja. . .seperti itulah yang semua orang katakan. "
"Mungkin, itu karena Kau akan selalu mengingat cinta pertamamu. Itulah mengapa begitu menyakitkan." jawab Ayah.
"Benarkah begitu? Ah Ayah, itu sudah malam. Aku akan meneleponmu besok. Ya. Selamat malam."

Lee Shin sibuk mempelajari tentang musik tradisional dan mencomposed lagu ending untuk pementasan.



"Oppa, kau sibuk?" tanya Adik Lee Shin.
"Mengapa?" tanya Lee Shin seraya tersenyum maniis.
"Bagaimana audisi wanita labu itu?"

"Sangat baik. Ah, dan Lee Jeong Hyeon. . . mulai sekarang, berhenti memanggil Lee Gyu Won seperti itu. Jika orang lain memanggilmu seperti itu, apakah Kau senang?"
"Ck. Aku hanya bermain-main. Jangan bermain-main lagi.  Kenapa tidak boleh? Benar-benar tidak menyenangkan." ucap adik Lee Shin kesal.

Memikirkan tentang Gyu Won.

Membuat Lee Shin tersenyum..
Whoaa..

Pagi harinya..
Tanpa sepeda, Lee Shin menunggu Gyu Won.

"Tentang kemarin. . . Kau tidak dihukum oleh kakekmu kan?" tanya Lee Shin.
Sedikit kaget melihat Lee Shin di depan rumahnya, Gyu Won menjawab, "Oh, meskipun ia marah, ia tidak menghukumku. Untuk kemarin, terima kasih. Karena kau, audisiku berjalan sangat lancar. Dapatkah Kau mengucapkan terima kasih kepada Jeong Hyeon juga? Aku belum sempat mengucapkan terimakasih padanya."
 "Aku pergi lebih dulu." Gyu Won berjalan di depan Lee Shin. Lee Shin mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Gyu Won.
"Mengapa kau mengikutiku?" tanya Gyu Won.
"Bukankah aku meninggalkan sepedaku di sekolah kemarin? Kau pikir karena siapa aku meninggalkan sepedaku?" jawab Lee Shin.

Menunggu bis.. Menunggu..

Sampai akhirnya bis datang..
Lee Shin membiarkan Gyu Won masuk ke dalam bis lebih dulu.
Oh, so sweet.

Seperti yang ada di preview.

Lee Shin terus memperhatikan Gyu Won.

"Kecanggungan ini benar-benar seperti mencekikku." keluh Gyu Won, saat Lee Shin memutar arah menuju ruang band. 

Lee Shin pergi, Hee joo datang. "Lee Gyu Won, ikuti aku. Aku ingin bicara."

Keduanya berbicara di tempat yang jauh dari keramaian.

"Kemarin begitu kacau, aku tidak memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat karena kau sudah menjadi pemeran utama." ujar Gyu Won.
"Apakah kata-katamu itu benar-benar tulus?" tanya Hee Joo.
"Ya, apa yang aku katakan itu sangat tulus."
"Tidak bisakah kau keluar dari team acting?" tanya Hee joo dengan sinis.
"Mengapa aku harus melakukan hal itu?"
Hee Joo memberikan alasan, "Aku.. .  Aku telah mempersiapkan diri untuk pementasan kampus kali ini, sejak awal aku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Sangat berbeda dengan dirimu? Kau hanya beruntung saja, karena direktur memilihmu."
"Han Hee Joo, kau bukan satu-satunya orang yang melakukan hal seperti itu."
"Karena Kau sudah kehilangan kesempatan untuk menjadi pemeran utama, aku pikir kau tidak perlu lagi untuk tetap berada di tim acting. Kau harus tau dari mana kau berasal dan siapa dirimu.   Ada apa dengannya?" ucap Hee Joo.

"Oh, apa yang terjadi? Kau tidak ada kelas pagi kan hari ini?" tanya teman Lee Shin yang heran melihat Lee Shin datang pagi-pagi sekali.
"Ya. Aku hanya ingin pergi ke kelas saja." jawab Lee Shin.
"Apa? Ah, Gyu Won muncul di Koran hari ini."
"Meskipun peran utama adalah Han Hee Joo, tapi calon yang dipilih oleh direktur Seok Hyeon sangat meyita perhatian. Lee Gyu Won benar-benar berbakat." ucap salah satu profesor yang membacakan headline koran.
Profesor Im engga menyukai berita itu, "Han Hee Joo harus jadi yang terbaik. Ketua mengatakan kita harus membentuk team baru agar bisa mengalahkan team Seok Hyeon. Hal seperti itu begitu. Kau pikir apa yang akan terjadi pada tim Seok Hyeon tanpa Hee joo, mereka akan segera diseret keluar."
Profesor Im datang mengunjungi Yoon Soo,


 "Masuk." Yoon Soo mempersilakan Profesor Im untuk masuk.
"Apakah Kau sibuk?"
"Tidak, apa yang terjadi?" tanya Yoon Soo.
Profesor Im mencoba membujuk Yoon Soo untuk masuk ke dalam timnya, "Aku ingin mengatakan sesuatu. Aku berpikir untuk menciptakan tim lain di luar dari tim Seok Hyeon. Apakah Kau ingin berpartisipasi juga? Kau tidak ingin berpartisipasi? Apakah karena Seok Hyeon?"
"Apa yang kau katakan? Kenapa kau harus membentuk kelompok lain." tanya Yoon Soo.
"Aku hanya ingin menjadi Hee Joo yang terbaik. Aku tidak tertarik pada apapun selain hal itu. Jika Kau setuju, mari kita lakukan pembentukan tim baru ini bersama-sama" jawab profesor Im.
"Mengapa aku harus melakukan itu?" tanya Yoon Soo lagi.
"Jika dari dua kelompok itu, bisa dipastikan hanya ada satu kelompok yang diizinkan untuk menang, tim kedua yang kita bentuk pasti akan menang, karena kita dijamin oleh ketua. Dan kau orang yang ambisius."



"Hey hey hey, Lihat! Han Hee Joo datang." ejek Sa Rang.
Sarang langsung membacakan artikel koran dengan bermaksud mengejek Hee Joo. "Sensasi Musik Tradisional, Lee Gyu Won, memiliki keterampilan dan kemampuan yang sangat mengagumkan." Sensasi baru muncul! "Meskipun dia tidak mendapatkan pemeran utama" "namun dukungan penonton hanya tertuju pada Lee Gyu Won." Dia bernyanyi sangat baik.   "Selain itu, Han Hee joo dipilih untuk berperan sebagain pemeran utama. " 

Hee Joo menatap kesal, dan itu menjadi bahan ejekan Sa Rang, "Selain itu, Han Hee Joo memelototi kita sekarang. Oh, aku begitu takut.  Selain itu, Han Hee Joo adalah putri dari ketua. Apakah aku benar?"
"Selain itu, kau tidak tahu bahwa selain dukungan, Kau memerlukan keterampilan juga? Itulah mengapa kalian masih saja lamban dan tidak menjadi apa-apa." jawab Hee joo.

Hee Joo menangis, sembari mengomel "Aku benar-benar tidak akan kalah. Tidak peduli apakah itu Lee Gyu Won atau siapa pun, aku benar-benar tidak akan kalah karena siapapun!. . . Lee Gyu Won, orang itu. . . Aku tidak peduli apa yang orang lain katakan, pemeran utamanya itu adalah aku."

Joon Hee mencoba menyapa Hee Joo. Tapi Hee Joo engga mempedulikan Joon Hee.

Saat Hee Joo menangis, Joon Hee datang menenangkan. Joon Hee memasangkan headphone untuk Hee Joo.


"Apa ini? Apa yang Kau lakukan? Kenapa kau masih di sini? Aku benci kau, aku benar-benar membencimu!" omel Hee Joo dengan masih menangis.

Tapi,, Joon Hee malah membalasnya dengan senyuman.
Aiih.. so cute.. Joon Hee.. 
So sweet.. 

 "Instruktur mengatakan bahwa senior tidak bisa pergi ke kegiatan amal hari ini. Dia meminta kita untuk menggantikan mereka untuk sementara waktu. Apakah Kalian punya waktu?" tanya Bo Woon.
"Oh, ya tentu saja. Kita harus ke kegiatan amal itu." jawab Gyu Won.
 Cuaca begitu panas, mari kita pergi makan beberapa patbingsu. (Patbingsu - es serut korea)


Seok Hyeon mengarahkan Gi Yeong, "Gi Yeong, bukan seperti itu. Aktingmu seperti robot saja."
"Benar kah?" Gyu Won tersenyum kecil menyadari kesalahannya.
"Aku pikir Kau malas berlatih akhir-akhir ini dan membuat kemampuanmu berkurang. Cobalah untuk sedikit santai."

Gyu Won terus memikirkan perkataan, Hee Joo. Ia lalu memberanikan diri untuk datang menemui Seok Hyeon.


"Ya. Ada apa?" tanya Seok Hyeon.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." jawab Gyu Won.


"Apakah mungkin bagiku untuk beralih dan pindah ke tim musik?" tanya Gyu Won.
"Mengapa Kau mengatakan hal ini tiba-tiba?"
Gyu Won menjawab, "Aku sudah kehilangan kesempatan untuk memerankan pemeran utama. Dan peran lainnya juga telah cukup dan juga, sebagai dari anggota team sudah mendapatkan perannya masing-masing. Aku hanya ingin bergabung kembali ke Windflower dan menjadi bagian dari Tim Musik."

Seok Hyeon kesal dengan sikap Gyu Won, "Apakah Kau pikir apa yang Kau katakan sekarang masuk akal?" ucap Seok Hyeon, ia mulai menceramahi Gyu Won. "Hanya karena itu,  hanya karena kau tidak bisa menjadi pemeran utama jadi  kau memutuskan untuk berhenti? Kau pikir kau hebat? Kau pikir semua ini hanya lelucon? Kau pikir, kau bisa pindah ke manapun kau mau? Kau pikir kau bisa seenaknya? Karena aku telah menempatkanmu ke dalam Tim acting, maka, itu akan tetap seperti itu sampai pementasan berakhir.  Gi Yeong masih akan berlatih. Jadi, kalau tidak ada lagi yang ingin kau ucapkan, kau bisa pergi sekarang."

Gyu Won terkejut dengan apa yang dikatakan Seok Hyeon. Gi Young hanya memperhatikan Gyu Won.
Saya kira, kalau Gi Young jatuh cinta sama Gyu Won, bakal lebih seru. haha.. Lee Shin bakal punya saingan selain Seok Hyeon.
Lee Shin berpapasan dengan Gyu Won.

Tapi, Gyu Won engga menyadari kehadiran Lee Shin. Otaknya penuh dengan kata-kata Seok Hyeon.


"Jangan bertindak seperti orang asing." kata Lee Shin. 
Gyu Won baru menyadari kehadiran Lee Shin. Ia menengok ke arah Lee Shin.


"Bagaimana dengan latihan kita hari ini?" tanya Lee Shin.
"Aku tidak bisa ikut berlatih hari ini, kalian berlatih saja tanpa aku." jawab Gyu Won.
"Baiklah, kita akan berlatih tanpa kehadiranmu. Lagi pula, aku tidak memiliki harapan banyak dari tim music tradisional." Ego Lee Shin mulai keluar.


"Apa katamu?"
" Departemen Musik Tradisional hanya bertugas untuk sekedar  membantu saja. Lagi pula, tanpa kalian, aku bisa melakukannya sendiri." jawab Lee Shin.
Gyu Won pun ikut kebawa emosi karena sikap Lee Shin, "Ya, sudah lakukan saja sendiri. Mengapa kau tidak melakukannya sendiri dari awal?  Aku punya alasan mengapa aku tidak bisa ikut berlatih hari ini. Kenapa kau tidak bertanya, apa alasanku tidak mengikuti latihan hari ini? Lalu, mengapa kau tidak mengatakan hal itu? Mengapa Kau harus marah? Apakah aku harus tersenyum setiap hari? Pada saat-saat tertentu, aku juga memiliki suasana hati yang buruk." 
"Itu bagus! Karena kita berdua dalam suasana hati yang buruk, kita tidak akan melakukan latihan hari ini." jawab Lee Shin.


Seok Hyeon menemui Yoon Soo. "Yoon Soo."
"Ada apa?"
Seok Hyeon  memberikan tiket pertunjukkan pada Yoon Soo, "Kita kan menonton pertunjukkan hari ini. Aku menyesali perbuatanku kemarin. Aku akan pergi menjemputmu nanti."
Yoon Soo tersenyum, ia lalu menanyakan perihal profesor Im, "Apa kau mendengar sesuatu dari sunbae? Um, tentang pementasan. . . "
Tapi, Seok Hyeon tengah terburu-buru, ia lalu berkata pada Yoon Soo. "Ah! Yoon Soo. Aku harus pergi dulu,  kita bicara lagi nanti malam? Oke."

Yoon Soo datang menemui Profesor Im, " Aku sudah mempertimbangkan  apa yang Kau katakan kemarin. Sama seperti yang sunbae katakan, aku sedikit ambisius.  Alasan mengapa aku meninggalkan Seok hyeon, karena aku ingin Seok Hyeon cemburu. Dan bukan untuk menikamnya dari belakang seperti ini. Kecemburuan, kadang-kadang membuat orang gila. Dengan kata lain, aku menolak tawaranmu. Fakta bahwa Kau memikirkanku, untuk itu, aku sangat berterima kasih." ucap Yoon Soo memutuskan untuk tetap berada di pihak Seok Hyeon.

"Kenapa kau tidak menolak tawaranku dari awal." tanya awal.
Yoon Soo menjawab, "AKu melakukan ini karena aku mempertimbangkan rasa hormatku pada Sunbae."


"Kemarin setelah mendengarkan audisi yang sudah dilaksanakan, aku akhirnya mengerti mengapa direktur merekomendasikan Gyu Won." ucap Profesor Hung.
"Aku kan sudah bilang kalau telinga dan mataku ini adalah emas. Anyways, tentang lagu penutup, apakah Kau sudah memikirkan tentang hal itu?" tanya Seok Hyeon.


"Jika aku mengatakan ini, aku mungkin dimarahi olehmu.  Masalahnya adalah, aku telah memberikan tugas itu pada… Lee Shin." jawab profesor Hung.
"Lee Shin?"
"Ya. Aku tahu bahwa Kau khawatir. Tapi, bukankah ini sama dengan kasus Gyu Won? Mari kita percayakan semuanya pada kemampuan mereka dan membiarkan mereka melakukannya."
" Jika Profesor Hung berpikir begitu, aku pun setuju." jawab Seok Heon.


"Aku juga meminta mahasiswa dari Departemen Musik  Traditional untuk membantu."
"Siapa yang akan membantu Lee Shin?" tanya Seok Hyeon.
"Gyu Won."
"Lee Gyu Won?"

Gyu Won dan Lee Shin dipanggil untuk menghadap Profesor Hung.

"Kau sudah menulis lagunya?" tanya profesor Hung pada Lee Shin.
"Belum. Aku baru saja mulai belajar musik tradisional." jawab Lee Shin.
"Bagaimana dengan kolaborasi antara Windflower dan The stupid?" tanya Profesor Hung.
Gyu Won menjawab, "Kami sudah mencobanya."
"Benarkah ? Bagaimana hasilnya?"
"Cukup baik." jawab Lee Shin.

Profesor Hung ingin melihat hasil kolaborasi dari Windflower dan Stupid band. "Benarkah? Tidak biasanya Lee Shin memuji sesuatu. Sepertinya hasilnya memang sangat baik! Dapatkah aku melihat windflower dan stupid berlatih bersama? Kalian ada waktu kan?"
Gyu Won harus datang ke kegiatan amal. "Aku tidak bisa karena ada hal yang harus aku lakukan. Aku dan windflower harus pergi ke kegiatan amalm. Senior kami tidak bisa melakukan hal itu, jadi kami harus menggantikan mereka untuk pentas dalam kegiatan amal itu."



 "Jika itu yang terjadi. . . Shin. Mengapa Kau tidak pergi bersama Gyu Won juga? Selain pertunjukan di kampus, Kau belum melihat pertunjukan mereka di luar kampus kan?" saran Profesor Hung.

"Ah, ya. Jika Kau tidak ingin pergi, Kau tidak perlu memaksakan diri. Aku tidak akan memberitahukan profesor." ucap Gyu Won.

 "Tidak, tidak apa-apa, aku pikir ada baiknya juga aku pergi denganmu." jawab Lee Shin.
"Tapi, ingat jangan mengeluh atau berkomentar apakah pertunjukan kami bagus atau tidak."
"Tidak akan. Di mana aku harus bertemu denganmu?"
Windflower pun memulai pertunjukkan mereka.. Ternyata mereka pergi ke sebuah panti jompo.

Dan, dance ala panti jompo pun dimulai...

Buat Gyu Won, engga masalah kalo diajak dance sama kakek-kakek.

Tapi, Lee Shin..?

Saat seorang nenek mengajaknya untuk berdansa. 
Dengan terpaksa Lee Shin menyanggupi hal itu.

Melihat Lee Shin menari bersama penghuni panti Jompo, 
Gyu Won malah tertawa di atas penderitaan Lee Shin.


"Senang sekali rasanya. Sudah lama aku tidak berjalan-jalan seperti ini." ungkap Seok Hyeon saat berjalan beriiringan berama Yoon Soo.
"Ah, karena pementasan itu, Kau sudah sangat sibuk sejak Kau kembali dari luar negeri." jawab Yoon Soo.


"Mmm. . . Hanya dalam waktu beberapa tahun, banyak yang berubah dari Seoul." ungkap Seok Hyeon.
"Tidak hanya kota Seoulnya saja yang berubah. Tapi, Orang-orangnya pun ikut berubah juga." jawab Yoon Soo.

"Kemarin setelah mendengarkan apa yang Kau katakan, aku berpikir banyak tentang hal itu. Seperti yang kau bilang, aku harus mengakui usaha yang dilakukan Hee Joo. Tapi. . . Tapi saat aku memikirkannya lagi, aku rasa, kenyataan itu tidak sama dengan biografi. Sama seperti boneka, seberapa keras boneka itu berlatih, ia akan tetap menjadi boneka dan boneka itu tidak akan menjadi manusia.   Dalam konteks ini, Hee Joo tidak memiliki bakat untuk menggugah orang lain, membuat orang lain merasa berarti. Pementasan tidak hanya didukung oleh kemampuan koreografi atau olah vocal, tapi juga emosi pemain yang harus mempengaruhi para penonton." ungkap Seok Hyeon panjang lebar.
"Mengapa Kau begitu terfokus pada Hee Joo? Apakah karena dia seperti dirimu di masa lalu? Atau Kau berharap bahwa Hee Joo berhasil karena dirimu." pertanyaan dari Seok Hyeon ini benar-benar menyinggung perasaan Yoon Soo.
"Kim Seok Hyun. Terima kasih. . . telah membantuku untuk melihat hal-hal yang aku tidak sadari sebelumnya." ucap Yoon Soo sebelum ia pergi.



Gyu Won meminum habis arak yang diberikan oleh kakek yang duduk tepat disebelahnya."Ah, benar-benar enak!" 
"Kau bahkan terlihat cantik saat minum. Bagaimana denganmu, kau juga mau minum?" tawar kakek pada Lee Shin.
"Tidak, tidak apa-apa, aku tidak bisa minum alkohol." jawab Lee Shin.
"Satu cangkir saja? Ya.  Setelah Kau mulai minum satu cangkir, kau akan bisa minum lebih banyak lagi." jawab kakek.


"Black roses!" seru Gyu Won.
"Black roses, apa itu?" tanya kakek.
"Black knights itu untuk laki-laki, kalau untuk perempuan adalah Black roses. Maksudnya, Aku akan mewakilinya untuk meminum ini." jawab Gyu Won. Ia mengambil bagian minuman dari Lee Shin, lalu meminumnya.


"Benar-benar sangat cantik. Maukah kau menjadi menantuku." tanya salah seorang nenek.
" Berapa umur cucu nenek?" tanya Gyu Won penasaran.
Nenek pun menjawab, "12 tua tahun."
Gyu Won tertawa terbahak mendengarnya, "Aku tidak keberatan jika mereka yang lebih muda, Nenek!"
Lee Shin hanya terdiam.. hehe.
Sampai akhirnya, Gyu Won mabuk...


"Lee Gyu Won. Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Lee Shin.
"Ah! Ini Lee Shin! Orang yang aku suka, Lee Shin." 

"Apakah Kau mabuk?" tanya Lee Shin khawatir
"Tidak, aku tidak mabuk. Aku bahkan tidak mabuk sama sekali." jawab Gyu Won yang seketika itu juga tertidur.
"Lee Gyu Won! Lee Gyu Won, kau tidur?"
"Lee Shin, bodoh! Aku bahkan menggantikannya minum. Apa? Lee Shin, siapa yang peduli padamu!" gumam Gyu Won, ia tertidur di pundak Lee Shin.
Oh My, sweet.
Teman-teman Gyu Won yang melihat hal itupun langsung tersenyum dan membiarkan Gyu Won bersama Lee Shin.
Karena Hee Joo pulang telat malam ini, ibunya menunggu tepat di depan rumah.
Ibu Hee Joo terkejut saat melihat Hee Joo pulang diantar oleh Joon Hee.
"Han Hee Joo." sentak ibu Hee Joo.
"Ibu."

Dengan polosnya, Joon Hee memperkenalkan diri. "Halo, Aku pac..." sebelum mengatakan kata pacar, Hee Joo langsung memukul kepala Joon Hee.

"Berhenti berbicara! Hee Joo, cepat masuk." seru ibu Hee Joo.
Joon Hee bertanya pada Hee Joo, "Eonni, ibumu tampak marah.!"
Buat Hee Joo sangat sulit buat mengucapkan terimakasih pada Joon Hee. "Hari ini, Terima kasih." ucap Hee Joo dengan suara pelan.
"Apa?" tanya Joon Hee.
"Aku ingin mengucapkan terima. . ." Hee Joo menghentikan kata-katanya. "Pergilah. Kau tidak akan menemuiku lagi kan?"
Joon Hee menggeleng, "Tidak, aku akan terus menemuimu."

Yay, piggy back..
"Pegang erat-erat, atau Kau akan jatuh." kata Lee Shin pada Gyu Won.
"Lee Shin, Kau bodoh. Apa? Aku sudah bilang aku akan melupakanmu. Mengapa Kau selalu muncul di depanku? Bodoh." gumam Gyu Won engga sadarkan diri.
Lee Shin mengantarkan Gyu Won sampai ke rumah.
Kakek berterimakasih pada Lee Shin dan mengomel pada Gyu Won yang tertidur pulas..

Sesampainya Lee Shin di Rumah.

Lee Shin masih tetap mengembangkan senyum manisnya saat tiba di rumah.
Dan melihat hal itu, ibunya jadi penasaran, apa yang sedang terjadi pada anak kesayangannya itu.


"Kau sepertinya sedang berbahagia hari ini. Saat kau tersenyum, Kau terlihat sangat tampan." kata Ibu Lee Shin.
"Hyeon Jeong mana?" Lee Shin menanyakan adiknya.
"Di kamarnya. Dia habis berbicara dengan teman-temannya di telepon selama lebih dari satu jam. "
"Aku akan ke kamarku dulu." jawab Lee Shin. Shin. Melegakan sekali bisa melihatmu tersenyum seperti itu.
Pagi harinya....



"Gadis bodoh. Bagaimana bisa, kau pulang dengan keadaan mabuk seperti itu." omel kakek.
"Maafkan aku." jawab Gyu Won.
"Apa kau tidak tau, bagaimana bahayanya berada diluar dalam keadaan mabuk. Kau bahkan pulang dengan seorang pria."
"Siapa?" Gyu Won sama sekali engga ingat kejadian piggy back semalam.
"Mahasiswa yang tinggal di sebelah rumah!"


"Mahasiswa yang tinggal di sebelah. Lee Shin?" Gyu Won sedikit mengingat kejadian semalam. "Lee Shin, bodoh! Ah! Apa yang harus aku lakukan? Aku harus pergi dengan cepat sebelum aku bertemu dengannya." Gyu Won langsung bergegas merapikan dirinya, tanpa mempedulikan kakek.
"Hei, gadis ini. Sebelum Kau pergi, makan sup rumput lautnya dulu." kata kakek.
"Aku tidak ingin memakannya kakek. " jawab Gyu Won.
"Ah, ini. . . Hanya untuk membuat bubur ini, kau membuat pria tua ini hampir pingsan."
Gyu Won mencoba menghindari Lee Shin.
Tapi mustahil. haaha..
Lee Shin secara eksklusif (??) menunggu Gyu Won keluar dari rumahnya.

"Apakah Kau baik-baik saja?" tanya Lee Shin.
"Oh, aku terlambat masuk kelas. Maaf." Gyu Won mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Kau benar-benar mabuk." ungkap Lee Shin.



"Huh, mabuk? Aku tidak berpikir kalau aku semalam mabuk." Gyu Won mengelak. "Benarkah aku mabuk?"
"Aku harus memakai 3 botol salep karena pinggangku terasa sakit." jawab Lee Shin.

"Apa? 3 botol." Gyu Won terkejut mendengarnya. Segitu beratkah Gyu Won, sampai Lee Shin harus menghabiskan 3 botol obat salep (???)


Seok Hyeon meminta maaf, "Maafkan aku, Yoon Soo."
"Aku tidak peduli." 
Seok Hyeon mencoba menghentikan Yoon Soo. "Tapi aku peduli. Dan, aku tidak pernah berpikir Kau seperti itu. Hee Joo dan Kau berbeda. Siapa yang berani untuk berpikir kalau Jeong Yoon Soo sama seperti boneka. Aku sudah memikirkannya, dan aku rasa, kau benar. Aku harus menghargai bakatnya. Ya, aku mengerti. . . Mari kita makan bersama nanti."
"Kau mulai lagi, selalu berusaha menghindari topik itu." ucap Yoon Soo seraya tersenyum.



Secara pribadi, Ibu Hee Joo menemui profesor Im. 
"Kita akan mendapatkan orang-orang yang lebih berbakat kalau kita membentuk tim yang baru dan tidak lagi bergabung dengan tim dari Seok Hyeon." kata profesor Im.
"Biar aku katakan ini lagi, apa gunanya membuat sebuah tim baru, jika Lee Gyu Won sudah menjadi bintang dan menjadi pembicaraan banyak orang. Setelah semua yang terjadi, bagaimanapun juga Hee Joo harus menjadi yang terbaik." ungkap Ibu Hee Joo penuh ambisi.


"Sejak awal, dia sudah menjadi pusat perhatian." kata profesor im.
Ibu Hee Joo menimpali, "Jika tidak, maka Kau tidak akan duduk di kursi professormu lagi. Kau tidak perlu melakukan apapun. Aku ingin gadis itu, Lee Gyu Won, lenyap. Dalam produksi ini, aktris utamanya hanya putriku, Hee Joo. Paham?"

Hari ini adalah hari ulang tahun Gyu Won.
Happy birthday!! Gyu Won. ^^
Karena hari ini, hari special Gyu Won. Teman-teman Gyu Won dari windflower menyiapkan kejutan secara diam-diam untuk Gyu Won.
Aneh, Gyu Won sendiri pun lupa kalau hari ini adalah ulang tahunnya.
Ayah Gyu Won mengirim pesan ucapan selamat ulang taun untuk Gyu Won.
Putriku, happy birthday. Aku sudah membeli hadiah untukmu, 
aku akan kirimkan di akhir pecan ini. 

Gyu Won jadi teringat kakeknya,
"Ahh! Jadi itu kenapa pagi ini Kakek membuatkanku sup rumput laut!"
Lee Shin juga engga mengetahui kalau hari ini adalah hari ulang taun Gyu Won.

Lee Shin membawa banyak buku lalu menghampiri Gyu Won.


"Apa?" tanya Gyu Won saat Lee Shin datang.
"Rangkumkan semua buku ini untukku. Ini terlalu banyak. Bahkan aku tidak mengerti samasekali dengan apa yang dijelaskan di dalam buku ini, aku tetap tidak mengerti." suruh Lee Shin.
"Aku juga sedang sibuk." jawab Gyu Won.


"Apa?  Baiklah, aku akan meminta professor untuk menggantikan orang lain untuk mengajarkanku tentang musik tradisional." ancam Lee Shin.
"Apa?"
"Selesaikan semua ini, malam ini juga. Aku akan menunggumu di ruang band."
Gyu Won mengeluh, "Bagaimana aku bisa menyelesaikan semua ini? Tidak mungkin! Mustahil."
"Mustahil? Kalau kau bilang mustahil, kau pikir, kejadian kemarin malam juga mustahil?" jawab Lee Shin. haha.



"Setidaknya kau berkata dengan sopan padaku? Dasar bodoh." desis Gyu Won saat Lee Shin pergi meninggalkannya.

Dari kejauhan Lee Shin masih tetap memperhatikannya Gyu Won.
Aigoo.

Di rumah...


Setelah berpikir lama, Kakek akhirnya memutuskan untuk bertemu dengan direktur Seok Hyeon.

Gyu Won mengerjakan apa Lee Shin perintahkan. Ia merangkum banyak buku yang Lee Shin berikan.

Saat jam latihan, Gyu Won datang untuk memberikan resumenya pada Lee Shin.


"Ini! Semuanya pada dasarnya sama, Kau masih perlu membaca buku-buku yang lain, ini hanya ringkasannya saja." Gyu Won memberikan resumenya pada Lee Shin.
"Bagus." gumam Lee Shin saat membuka lembar demi lembar dari resume itu. 


Kemudian perhatian Lee Shin langsung tertuju pada Gyu Won yang tengah membenarkan senar gayageumnya.
Karena ingin tahu, Lee Shin bertanya "Apakah Gayageum juga perlu disetel seperti gitar?"

Gyu Won mengangguk, "Mmm. . . Gayaguem juga sama seperti gitar." Gyu Won menjelaskan secara detail tentang Gayageumnya. "Di bagian belakang Gayageum ada beberapa lubang. Dibagian ini disebut bunga matahari, yang ini bulan dan awan? Semua lubang ini berfungsi untuk membantu suara dari gayageum agar terdengar tetap selaras. Ini seperti,,, perpaduan antara suara-suara alam, yang semuanya berasal dari sumber yang sama, energi matahari, bulan dan awan. Dengan kata lain, itu menggabungkan semua suara di alam semesta untuk membuat musik. Ini adalah bagian ekor, juga dikenal sebagai ekor Phoenix. Ini adalah pegangan pendukung untuk senar. Dan ini...." kata-kata Gyu Won terputus saat teman-temannya datang.
Dan latihan pun dimulai..



Sang kakek datang untuk melihat Gyu Won.

Di pertengahan musik, kakek berkomentar, 
"Ini. . . ini, Gayageum perlu lebih menonjol dalam bagian ini."

Kakek lalu mendiskusikan kalau dirinya akan membantu dalam pembuatan musiknya.
"Bagaimana?  Kau mencoba untuk menggabungkan musik tradisional dengan musik luar, jadi bagaimana bisa aku hanya melihat tanpa melakukan apapun  Bagaimana? Haruskah aku datang seminggu sekali untuk membantu?" tanya kakek.
Dengan canggung Seok Hyeon menjawab, "Kau seorang profesional, tapi anak-anak ini hanya amatir, jadi. . . Kau benar-benar tidak perlu melakukan itu"
Kakek menjawab, "Ah, itu sebabnya aku mengatakan bahwa aku akan membantu. Katakan saja jika Kau tidak ingin aku ikut campur."
Seok Hyeon langsung menjawab, "Tidak, itu. . ."
"Ini beres. Aku adalah penyanyi Pansori yang terkenal, Lee Dong Jin. Semuanya akan beres di tanganku." jawab kakek.
"Kami merasa sangat terhormat dengan semua itu." jawab Seok Hyeon.
Tiba-tiba kakek bertanya, "Apakah Kau punya pacar?"
"Apa?"



"Gyu Won, kita akan membeli minuman.  Tunggu di sini. " teman-teman Gyu Won sengaja meninggalkan Gyu Won bersama Lee Shin. Mereka juga sengaja mematikan lampu ruang latihan.
"Apa. . . mereka semua pergi? Apa ini? Kenapa lampunya mati?" Gyu won panik.


Engga lama kemudian, terdengar suara nyanyian. Gyu Won tersenyum dan ia sangat terharu karena teman-temannya ingat hari ulang tahunya.


"Selamat ulang tahun! Lee Gyu Won. Selamat ulang tahun,"
"Happy birthday!"


"Bagaimana kalian tahu?" tanya Gyu Won.
"Cepat, tiup lilinnya, eonni." suruh Joon Hee.
Gyu Won lalu meniup lilinnya tanpa make a wish terlebih dulu
"Terima kasih! Oh, kuenya dalam bentuk manusia salju! Ini benar-benar cantik. Ini lezat."



 "Haruskah kita menggoda gadis yang berulang tahun?" tanya salah seorang teman Joon Hee.
"Menggoda gadis yang berulang tahun."
"Seperti ini." teman Joon Hee, menempelkan cream kue pada pipi Gyu Won.
Gyu Won tertawa.

Gyu Won punya sasaran lain sekarang.
Siapa lagi kalau bukan Lee Shin.

"Tunggu. Lee Shin adalah satu-satunya orang yang belum kita kerjai." kata Gyu Won.
"Jangan." tolak Lee Shin yang sedari tadi diam.
"Kemarilah!" bujuk Gyu Won.
Lee Shin berlari menghindari Gyu Won, "Jangan lakukan itu. - Jangan lakukan itu!"
"Ayo sini!"
Yang lainpun tertawa melihat Gyu Won mengejar-ngejar Lee  Shin.

Windflower dan Stupid band pulang lebih dulu dari Gyu Won dan Lee Shin.
Lee Shin berkata pada Gyu Won, "Lee Gyu won selamat ulang tahun."
Dan saat menuruni anak tangga, kaki Gyu Won terkilir dan ia langsung tergelincir.
Gyu Won mengeluh kesakitan..

Lee Shin panik total.

Semua teman-teman Gyu Won langsung menghampiri Gyu Won.
Gyu Won langsung dibawa ke rumah sakit.

Kakek tengah menceritakan tentang sejarah hidupnya, yang super duper boring.
Tapi, Seok Hyeon berusaha untuk mendengarkan cerita kakek, walaupun dirinya benar-benar engga menyukai apa yang kakek ceritakan.
Mereka berbeda zaman.. hhahaa
Lalu, Seok Hyeon mendapat kabar dari Lee Shin yang langsung menelponnya.

Lee Shin memberitahukan Seok Hyeon dan kakek tentang Gyu Won yang masuk rumah sakit.

Kakek dan Seok Hyeon segera menuju rumah sakit yang dimaksud.

"Lee Gyu Won." panggil kakek khawatir. "Gyu Won, bagaimana bisa Kau menyakiti diri sendiri seperti ini?"
Gyu Won engga ingin melihat kakeknya kesal, "Bukan hal yang serius, hanya terjatuh. Aku tidak patah tulang. Aku baik-baik."
"Kau bukan anak kecil lagi. Bagaimana Kau bisa jatuh tanpa alasan? Apa yang akan kita lakukan jika Kau juga menyakiti wajahmu sendiri?" jawab kakek.


Tiba-tiba Lee Shin meminta maaf, "Maafkan aku."
"Apa? Tidak, Tidak.. aku jatuh dari tangga karena ulahku sendiri. Ini tidak ada hubungannya dengan Lee Shin." jawab Gyu Won mencoba melindungi Lee Shin.





"Jadi, cedera ini tidak serius?" tanya Seok Hyeon.
"Itu benar." jawab Gyu Won.
Tapi Lee Shin mengatakan hal yang sebenarnya, "Dokter mengatakan ia terkilir kakinya, dan patah tulang rusuknya. Dia perlu tinggal di rumah sakit selama beberapa hari."
Kakek marah bercampur khawatir mendengar hal itu, "Ya! Kau menyebut ini 'tidak serius' Lee Gyu Won?!"
"Apakah Kau benar-benar baik-baik saja?" tanya profesor.
"Ya, aku baik-baik." jawab Gyu Won.

Gyu Won dibawa ke ruang rawat inap. Lee Shin masih menemani Gyu Won, sedangkan kakek dan Seok Hyeon kembali pulang untuk mengambil kebutuhan Gyu Won.


"Apakah Kau haus?" tanya Lee Shin khawatir.
"Tidak, aku baik-baik." jawab Gyu Won.
"Apakah itu terasa sakit?" tanya Lee Shin lagi.
"Sedikit."

"Ceritakan lelucon lucu untukku. Apa kau tidak punya cerita lucu? Terakhir kali, Kau bilang kau tau banyak tentang cerita lelucon-lelucon lucu. Ceritakan satu untuku." pinta Gyu Won.
Lee Shin pun menceritakan satu cerita yang menurutnya lucu, "Apakah Kau tahu mengapa aku takut minyak wijen?" tanya Lee Shin.
"Kau takut? Mengapa?"
Lee Shin tersenyum, "Karena aku Acrophobia-takut ketinggian." Lee Shin menertawai leluconnya sendiri. Ini termasuk dari Lelucon homophonic.
Tapi Gyu Won hanya terdiam mendengarnya. Melihat Gyu Won yang sama sekali engga terhibur dengan cerita lucunya, Lee Shin menceritakan cerita lucu yang lainnya.

"Lalu. . Apakah Kau tahu di dunia ini telepon apa yang menakutkan ?" tanya Lee Shin.
"Apa itu?"
Lee Shin menjawab, "Sebuah telepon nirkabel."
Penjelasan :
(Lelucon homophonic) 
[ Museo = MENAKUTKAN
Museon = WIRELESS]

"Kau pikir itu lucu?" tanya Gyu Won kesal. "Ini tidak lucu. Aku rasa kau benar-benar tidak memiliki selera humor yang baik. Ambilkan segelas air untukku, aku haus." pinta Gyu Won.

Tapi, setelah Lee Shin keluar dari ruang tempat Gyu Won di rawat.
Gyu Won tertawa terbahak, menertawai lelucon yang baru saja dibuat oleh Lee Shin.

Seok Hyeon memberitahukan pada kakek, kalau dirinya akan kembali ke rumah sakit untuk menjaga Gyu Won.
Dan kakek harus tetap berada di rumah.

Gyu Won tertidur.

"Dia tertidur?" tanya Seok Hyeon yang baru saja datang.
"Dia tertidur setelah minum obat penghilang rasa sakit." jawab Lee Shin.
"Kau bisa pulang sekarang." kata Seok Hyeon.
Lee Shin menolak, "Tidak, aku akan tetap di sini."
"Aku saja juga sudah cukup. Bus terakhir akan segera tiba, kau harus cepat-cepat pulang."
"Aku bisa naik taksi kembali." jawab Lee Shin.
"Anak ini, mengapa kau tidak mendengarkan perkataanku."


"Apakah Kalian berdua anggota keluarganya?" tanya perawat yang datang untuk mengetahui kondisi Gyu Won.
"Tidak, kami bukan keluarganya."
"Kalau begitu, sebaiknya kalian berdua bisa meninggalkan pasien ini. Perawat akan menemaninya." jawab sang perawat.

"Sudah malam, aku akan mengantarkanmu pulang." kata Seok Hyeon.
"Nevermind." jawab Lee Shin.
"Oke.Bagaimana kalau kita minum kopi dulu sebelum pulang?"


"Apakah Kau sangat khawatir? Tidak patah tulang, dia akan baik-baik saja setelah beberapa hari istirahat. Gyu Won anak yang kuat. Aku yakin dia akan cepat sembuh." ujar Seok Hyeon.
"Dia mungkin tidak sekuat yang Kau pikirkan." jawab Lee Shin.

Seok Hyeon menanggapi, "Pokoknya. . . Aku harus melihat kalian berlatih untuk pementasan.  Aku mendengar dari Profesor Hung bahwa ia memberikan tugas padamu untuk membuat lagu penutup."
"Itu benar." jawab Lee Shin.

Seok HYeon menjelaskan, "Kau tau, Komposer asli juga agak sulit untuk menanganinya, tapi dia,  dia tidak memiliki pengetahuan banyak dalam musik tapi masih bertindak seperti dia tahu segalanya. Benar-benar merupakan tipe orang yang membuat orang lain lelah." ucap Seok Hyeon menceritakan seseorang.
"Siapa?" tanya Lee Shin.
Seok Hyeon menunjuk dirinya sendiri, "itu Aku. Kau gugup? Aku itu benar-benar orang yang sulit untuk ditangani. "


"Gyu Won sangat membantumu?" tanya Seok Hyeon.
"Ya." jawab Lee Shin.
"Benar-benar hebat! Hubungan antara Kau dan Gyu Won, tampaknya telah membaik! Apakah Gyu Won seolah-olah memberimu kekuatan? Gyu Won, gadis itu. . . . . . memiliki kekuatan untuk membuat hati orang lain menjadi lunak. Mampu menggerakkan orang lain secara emosional. Dia bahkan bukan seorang peri bunga." 

Sebelum pulang, keduanya pergi untuk melihat keadaan Gyu Won.

Pagi harinya..

Gyu Won engga ada di ruangannya.

Lee Shin mencari Gyu Won dan menemukannya.


"Kau berada di sini." kata Lee Shin saat melihat Gyu Won.
"Oh, Kau datang. Bahkan, Kau tidak perlu datang. Aku benar-benar baik-baik saja. Aku tidak merasa sakit sama sekali. Ini bukan salahmu, Kau tidak perlu khawatir." jawab Gyu Won panjang lebar.
Lee Shin menunjukkan resume yang Gyu Won berikan, "Aku masih tidak mengerti setelah membaca catatanmu ini, jelaskan padaku.."
"Oh, Kau datang untuk itu saja??"



Gyu Won mencoba menjelaskan resumenya, "Apa pun itu, satu hal yang harus kau ingat. Inti dari musik tradisional dibagi menjadi tiga pengaturan utama. Dengan menghapus salah satu dari tiga komponen itu, maka akan berpengaruh pada komponen lainnya, sementara itu juga kau bisa membuat suatu pengaturan baru yang dialokasikan dari komponen yang sudah dihapus. Ketika kita bermain dalam pendekatan ini, kita dapat mencapai apa yang disebut Hukum dalam musik tradisional. Apakah Kau memahami apa yang aku katakan?"


Lee Shin menggeleng, "Tidak, aku tidak mengerti."
"Aku sudah menjelaskan padamu tiga kali." keluh Gyu Won.
"Penjelasanmu benar-benar sangat membosankan. Aku tidak bisa terus meneruskan mendengarkannya." jawab Lee Shin yang menahan senyumnya. Kali ini, Lee Shin berhasil mengerjai Gyu Won. haha.


"Baiklah, aku akan menjelaskannya sekali lagi, Dalam musik tradisional, tiga dari satu komponen utama. . .Ah, Karena kau, aku jadi kacau. Pokoknya, inti dari musik tradisional dibagi menjadi 3 pengaturan utama, dengan menghapus salah satu sepertiga dari komponen. ." Gyu Won melanjutkan penjelasannya.
Teman-teman Gyu Won berencana datang untuk menjenguk Gyu Won.


 "Huh! Masih bisa tidur, dan nyenyak pula. Diulang tiga kali, namun masih tidak mengerti." kesal Gyu Won saat melihat Lee Shin tertidur.

 Teman-teman Gyu Won datang, "Eonni." panggil Joon Hee.
" Gyu Won! Apakah kau terluka?"
"Apakah Kau merasa baik-baik saja?"
"Hyeong, mengapa kau di sini? Kau sangat egois datang ke sini sendirian, Kapan kau datang?" tanya Joon Hee.
Lee Shin langsung menunjukkan resumenya, "Aku datang karena ini."
Daann..

Pesta kembang api pun dimulai..



Pesta kembang api terhenti karena petugas keamanan datang. 
Teman-teman Gyu Won berlarin untuk menghindari petugas keamanan.

Lee Shin membawa Gyu Won untuk bersembunyi dari petugas keamaanan.


"Kita hampir saja tertangkap. Kau bekerja keras hari ini. Kau pasti merasa lelah?" ucap Gyu Won.
"Untungnya kita tidak tertangkap." jawab Lee Shin.

"Itu benar. Jika kita tertangkap, kita pasti akan dihukum habis-habisan." jawab Gyu Won seraya tersenyum mengingat teman-temannya yang juga ikut berlarian menghindari petugas keamanan.
"Lee Gyu Won." panggil Lee Shin.
"Mmm?"
"Tentang kau yang menyukaiku. . . jangan menyerah." ungkap Lee Shin.
"Apa?"
Lee Shin mengulang kata-katanya dengan lebih pelang, "Tentang kau yang menyukaiku. . . Aku mengatakan padamu untuk tidak menyerah."
Liat langitnya...
Bersamaan dengan Lee Shin mengungkapkan perasaannya, kembang api cantik langsung menghiasi langit..
So sweet.


source : http://recap-koreandrama.blogspot.com/2011/07/sinopsis-heartstrings-episode-8-part-1.html dan http://recap-koreandrama.blogspot.com/2011/07/sinopsis-heartstrings-episode-8-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment