Wednesday, February 15, 2012

Sinopsis 49 Days Episode 10

Han Kang mengkonfrontir Ji Kyung, apakah ia sebenarnya adalah Ji Hyun, membuat Ji Kyung kaget. Ia memegang kalung airmatanya. Bagaimanapun juga ia harus menjawab tidak, kalau tidak nyawanya akan langsung melayang.


Namun Hang Kang masih mendesaknya, karena Ji Kyung menyanyikan lagu yang mirip dengan Ji Hyun walaupun Ji Kyung menyangkalnya karena lagu itu adalah lagu yang cukup popular. Namun Han Kang masih tak percaya karena ia benar-benar merasa Ji Kyung mirip dengan Ji Hyun.


Untungnya Paman Manager datang dan memberitahu Ji Kyung kalau Han Kang sebenarnya tak ingin ada orang yang menyentuh piano tersebut. Dan Han Kang memiliki alasan untuk marah. Ji Kyung pun meminta maaf.


Di saat bersamaan Ji Kyung dan Han Kang ke teras restoran. Dalam hati, Ji Kyung khawatir kalau Han Kang mengetahui rahasianya. Sementara Han Kang berpikir kalau Ji Kyung pasti melihatnya seperti orang gila. Dan ia beranjak keluar dan malah bertemu dengan Ji Kyung.


Berpura-pura mengabaikan kejadian tadi, Han Kang meminta nomor telepon Ji Kyung karena ia tak mau kalau Ji Kyung membuat orang lain khawatir dengan kepergiannya yang mendadak seperti yang terjadi kemarin. Ji Kyung beralasan kalau dia tak enak badan maka dari itu ia pulang ke rumah.


Tapi Han Kang ke rumah Ji Kyung waktu itu dan tak ada orang di rumah. Ji Kyung pun teringat kalau ada seseorang yang mengetuk pintuk kamar Yi Kyung.


Han Kang mulai bertanya apakah Ji Kyung membutuhkan sesuatu, tapi Ji Kyung hanya berkata kalau ia pergi terlebih dahulu dan langsung meninggalkan Han Kang.


Di dalam rumahanya, Han Kang mengambil seuntai kalung dan menggenggamnya erat, seakan mengingat sesuatu.


Sementara Ji Kyung bertanya-tanya lagi, apakah Han Kang memang menyukai Yi Kyung. Kemudian ia mengeluh kalau yang mencintainya hanyalah ayah ibunya saja.


Ji Kyung pergi ke toko roti Seo Woo. Ia senang sekali bertemu dengan Seo Woo. Saat disuruh mencicipi rotinya, ekspresi menikmati Ji Kyung mirip dengan Ji Hyun. Hal ini digunakan oleh Ji Kyung untuk mengorek air mata dari Seo Woo.


Namun Seo Woo lebih tertarik untuk menanyakan masalah In Jung dan pacar rahasianya. Apakah pacar itu kakak Ji Kyung? Ji Kyung yang berjanji tak mengucap sepatah katapun tentang Min Ho, mengatakan ia tak memiliki saudara laki-laki dan jika ingin tahu siapa pria itu, lebih baik tanyakan langsung pada In Jung.
  
Di rumah sakit, tiba-tiba ayah merasa pusing dan tangannya seperti mati rasa. Ia bahkan tak dapat mengkoordinasikan tangannya dengan baik.  Ayah akhirnya jatuh pingsan membuat ibu menjerit panik.


Saat makan siang, In Jung mengajak Min Ho untuk pergi berjalan-jalan. Tapi Min Ho harus ke rumah sakit. In Jung yang sudah muak dengan semua tentang Ji Hyun memintanya untuk tak membicarakan rumah sakit. Ia berniat untuk keluar dari perusahaan. 


Dan ia juga menceritakan gosip yang beredar di perusahaan tentang gagalnya penandatangan surat wasiat kemarin  karena ada hantu yang menghalangi ayah untuk mencap surat tersebut.

Ji Kyung pergi ke rumah sakit untuk menemui orang tuanya. Ia melatih gaya bicaranya, yang berpura-pura menjadi teman yang ingin menjenguk Ji Hyun, agar ayah ibunya tak curiga padanya. 


Namun niat bertemu itu diurungkan setelah melihat ayahnya terbaring di samping raganya, dengan infus di lengan. Ia sedih karena ayah terlalu berlebihan menjaganya dan memerlukan istirahat.


Tak disangka ia bertemu dengan Min Ho. Min Ho pun terkejut melihatnya, melihat Ji Kyung di rumah sakit. Ia menahan lengan Ji Kyung dan bertanya dengan penuh perhatian apakah dia sedang sakit?


Melihatnya dan mengingat ayahnya yang terbaring di rumah sakit membuat Ji Kyung marah pada Min Ho. Bagaimana mungkin ia datang ke rumah sakit, apakah ia akan meminta surat wasiat itu dilaksanakan lagi?

Tapi kemarahan itu tak diungkapkan Ji Kyung. Ia hanya meminta Min Ho tak menyentuhnya, dan beranjak pergi.


Ibu menyadari kenyataan pahit dari Min Ho, kalau ayah harus segera dioperasi. Tak kuat menerima berita ini, ia hampir saja pingsan. Untung segera dipapah oleh Min Ho. Ji Kyung yang hanya bisa melihat tanpa mendengar percakapan itu, berpikir kalau Min Ho hanya bermulut manis pada ibunya.


Seo Woo yang melihat pertemuan In Jung dengan pacar rahasianya, menanyakan langsung pada In Jung siapa pacar rahasianya. Karena menurut Ji Kyung, ia tak memiliki saudara laki-laki.

In Jung kaget mendengar Seo Woo bertemu dengan Ji Kyung. Ia semakin kaget saat tahu kalau Seo Woo melihat pertemuan mereka di taman, walaupun karena kepolosan Seo Woo ia hanya mengatakan kalau laki-laki itu mirip Min Ho.


Namun In Jung tak mengatakan apapun, kecuali mengatakan kalau laki-laki itu belum menikah dan berjanji akan menceritakannya lain kali.

Hari ke-26. Ji Hyun menunggu kedatangan Yi Kyung. Namun sampai sejam lebih, Yi Kyung belum datang juga, membuat Ji Hyun khawatir. Ia menghubungi Scheduler, memintanya mencari tahu kemana Yi Kyung pergi. Tentu saja permintaan itu ditolak mentah-mentah.


Ji Hyun merasa Scheduler marah padanya. Apakah ia telah melakukan kesalahan?

Dan Scheduler langsung muncul ke hadapan Ji Hyun untuk meluapkan kekesalannya.

“Tidak.. tidak.. tidak! Aku mendapat hukuman karena menolongmu. Tentu.. bukan kesalahanmu, tapi karenamulah aku harus tinggal di dunia ini seminggu lebih lama.”
Dan dengan polosnya Ji Hyun akhirnya mengerti mengapa Nenek Senior datang. Tentu saja Ji Hyun merasa bersalah dan minta maaf. 

Namun itu tak cukup bagi Scheduler. Jika memang merasa bersalah, lain kali jangan menghubunginya lagi jika tak terdesak.

Ji Hyun sepertinya mengerti akan kekesalan Scheduler, dan ia pun berkata,

“Tapi lebih baik kan kalau kita tahu kapan Yi Kyung pulang. Apa mungkin kau bisa mencari tahu apa yang sedang Yi Kyung lakukan?”
  
Scheduler tak percaya akan permintaan Ji Hyun. Dia sedang marah-marah karena mendapat hukuman karena membantu Ji Hyun, dan sekarang Ji Hyun masih meminta bantuannya lagi? Dia langsung berteriak kesal,

“Tentu saja tidak!”
Dan menghilang,meninggalkan Ji Hyun yang (masih) tak memahami kekesalan Scheduler.

Jadi sebenarnya di mana Yi Kyung berada sekarang?


Ternyata ia pergi ke rumah sakit dr. Noh untuk menjalani pemeriksaan otak, untuk mengetahui apakah ada ketidaknormalan yang mungkin tak ia sadari.


Dan mungkin mimpi yang ia alami sedikit menjelaskan mengapa Yi Kyung suka sekali tidur. Karena saat  tidur itulah, kenangan manis saat ia masih bersama seseorang terulang kembali.


Saat itu mungkin mereka berdua sedang merencanakan masa depan berdua, dengan melihat-lihat majalah arsitektur rumah (yang masih disimpan oleh Yi Kyung).


Saat itu juga diketahui kalau tak ada kelainan yang berarti dalam diri Yi Kyung. Yi Kyung pun pulang, dan bertemu dengan Han Kang.


Han Kang menunggu Ji Kyung di dekat rumahnya. Ia masih tetap mengingat kemiripan antara dua orang yang berbeda sama sekali. Tidak masuk akal tapi kenyataan. Dan ketidakhadirannya di restoran membuatnya khawatir.


Jadi saat Yi Kyung datang dan melewatinya tanpa rasa bersalah, ia pun menghardiknya. Kenapa Ji Kyung pura-pura tak mengenalnya?


Dan Yi Kyung hanya memandang orang asing itu, apakah ia mengenalnya? Han Kang sangat terkejut dengan respon Yi Kyung, dan tak mampu berkata apapun. Maka Yi Kyung pun meneruskan perjalanannya.

Han Kang tahu gadis itu tidak pura-pura tak mengenalnya. Jadi siapakah dia? Kembaran Ji Kyung, kah? Belum sempat pulih dari rasa kagetnya, Han Kang melihat Ji Kyung kembali dan sekarang ia pergi dengan taksi.

Ayah Ji Hyun akhirnya menandatangani surat wasiatnya kembali. Namun kali ini ia melakukannya dengan memandang foto Ji Hyun.


Sementara Ibu memanggil In Jung dan Seo Woo, meminta bantuan mereka untuk membujuk ayah Ji Hyun untuk operasi secepatnya. Ayah menolak bujukannya dan Min Ho. Namun jika ayah dibujuk oleh In Jung dan Seo Woo, teman Ji Hyun yang sudah ayah anggap anak sendiri, ayah mungkin mau melakukan operasi.


In Jung sangat terkejut mendengar berita ini, karena berarti Min Ho tak sepenuhnya jujur padanya. Ia langsung pergi menemui Min Ho, dan menolak ajakan Seo Woo untuk pergi menemui ayah.


Min Ho berjanji untuk menemui In Jung di rumah. Ia tak memiliki waktu banyak karena partner kejahatannya sedang menungguinya. Ia berhasil meyakinkan partnernya untuk menahan proses jual beli tanah, karena kemungkinan ayah Ji Hyun tak akan hidup lama.


Ia akan pulang ke rumah untuk mengambil dokumen yang diperlukan, jadi In Jung menemui Min Ho di rumah. Hanya saja ada seseorang yang sudah ada di dalam rumah.


Apa yang sedang dilakukan Ji Kyung di sana? Kebenaran: Ji Kyung ingin membuka safe deposit box Min Ho, dan menebak beberapa kemungkinan mungkin digunakan Min Ho sebagai passwordnya. Kebohongan: Ji Kyung akan mengembalikan kunci rumah, namun melihat banyak baju kotor, ia berinisiatif untuk mencucinya.

Masuk akal? Tidak. Namun sebelum Min Ho menginterogasi Ji Kyung lebih lanjut, ada seseorang datang. Min Ho langsung menarik Ji Kyung masuk ke dalam kamar tidurnya dan memintanya diam di tempat.

Tepat pada waktunya, In Jung datang melabrak Min Ho yang telah menyembunyikan kebenaran selama ini. Mengapa ia tak memberitahu kalau ayah memiliki tumor otak? Kenapa ia tak memberitahu tentang surat wasiat yang ditulis oleh ayah untuknya?


Min Ho mencoba menenangkan In Jung, namun In Jung tak mau. Karena setelah Ji Hyun koma, rencana ini tak berarti lagi baginya. Jadi In Jung minta agar rencana semula tetap dilaksanakan, karena penantian ini sangat menyiksanya. Min Ho meminta agar mereka membicarakan ini nanti, karena ia sudah ditunggu oleh partnernya.  Dan ia pun masuk ke kamar untuk mengambil dokumen dan berganti pakaian.


Ji Kyung yang mendengar ini semua hanya dapat diam, menahan diri sekuat tenaga agar tidak memukul Min Ho. Min Ho yang merasa Ji Kyung (sebagai orang asing yang baru mengenal Han Kang dan teman-temannya) mungkin dapat meraba rencana mereka, hanya mengatakan pada Ji Kyung kalau ia akan menjelaskan nanti.

Ji Kyung hanya mengangguk dan menutup mulutnya. Namun setelah Min Ho pergi, ia tak kuasa menahan tangisnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?


Dalam keputusasannya, ia berjalan tak tentu arah, mengabaikan panggilan Scheduler yang meneriakkan kalau Min Ho mencoba meneleponnya 7 kali dan Han Kang menghubunginya 5 kali. Tanpa ia sadari, akhir perjalanannya adalah Heaven, restoran Han Kang.


Han Kang dan Min Ho sama-sama mencari Ji Kyung dengan alasan yang berbeda. Jadi betapa kagetnya Han Kang mengetahui gadis yang membuatnya khawatir berada di restoran, terpaku diam seolah memendam masalah yang besar.


Mula-mula Han Kang khawatir akan Ji Kyung yang belum makan. Namun kemudian kepedulian Han Kang menjadi pertanyaan yang susah ia jawab. Han Kang tahu kalau Ji Kyung sedang menghadapi masalah. Apakah ayahnya sakit? Atau ibunya? Atau kakaknya? Pertanyaan Han Kang mengena di hati Ji Kyung. Ia takut jika ia tinggal lebih lama, maka ia akan membuka rahasianya.


Maka ia beralasan ada urusan lain yang harus dikerjakan dan kabur meninggalkan Han Kang.


Seo Woo tak menyukai kelakuan In Jung yang tak mengindahkan permintaan ibu Ji Hyun. Apakah pertemuan dengan pacarnya lebih penting daripada penyakit ayah Ji Hyun? In Jung balik bertanya atas dasar apa Seo Woo menuduh ia kencan saat itu?


Bagi Seo Woo, hal itu sangat jelas, karena In Jung dulu berbeda dengan In Jung sekarang. Karena pacar itu, In Jung melupakan masalah keluarga Ji Hyun, teman yang memberi tumpangan tinggal untuknya. Dan In Jung pun meluruskannya dengan menjawab,

“Karena aku menumpang, apa berarti aku harus menyukai Ji Hyun?”

“Apa?”
In Jung yang sudah lelah berpura-pura mengatakan ia tak menyukai Ji Hyun karena Ji Hyun selalu merasa dunia berputar karenanya. Seo Woo pun bertanya apakah Ji Hyun pernah menyakitinya? In Jung tidak mengiyakan juga tak menyangkalnya. 

Min Ho meminta sekretarisnya untuk melacak keberadaan Ji Kyung. Ji Kyung sendiri sedang menemui Scheduler untuk mencari tahu alasan kenapa ia harus mengumpulkan 3 air mata. Bukankah mencintai dengan tulus sudah cukup?


Scheduler menjelaskan kalau air mata adalah luapan emosi manusia pertama kali. Apakah ia sedih, marah, cinta atau menjengkelkan. Dan ia bertanya apakah Ji Kyung pernah menangis 100% untuk orang lain? 

Dengan yakin Ji Kyung menjawab pernah, yang dijawab sinis oleh Scheduler agar ia tak memandang dirinya terlalu tinggi. Ji Kyung belum pernah mengalami hal itu, maka jangan yakin mengatakan dapat menangis 100% untuk orang lain.
 “Hati manusia mudah berubah, tak ada kata selamanya. Setelah mencintai, kemudian membenci. Setelah memanas kemudian mendingin. Sesaat kecewa, namun kemudian bersyukur. Emosi manusia mirip seperti gitar.”
Jawaban Scheduler sepertinya bukan berasal dari pikiran Scheduler, namun dari hatinya. Karena walau pikirannya telah melupakan saat ia di kehidupan sebelumnya, tapi hatinya selalu mengingatnya.

Han Kang yang memikirkan pertemuannya dengan Yi Kyung yang berbeda dengan Ji Kyung bertanya-tanya, siapa sebenarnya mereka. Ia bertanya pada Paman Manager apakah ia harus pergi menemui Ji Kyung lagi? 

Paman Manager memberikan pilihan jika Han Kang ingin tahu apakah Yi Kyung berbohong, atau ia penasaran mengapa Ji Kyung mirip dengan Ji Hyun, atau kau khawatir kalau Ji Kyung sedang mengalami masalah besar, maka pergilah menemuinya.


Dan Han Kang pun pergi karena tiga pilihan dari Paman Manager benar semua. Ia menunggu Ji Kyung di depan rumahnya. Dan benar juga. Ji Kyung datang dan masuk rumah, untuk kemudian pergi lagi .. dan melewati Han Kang seolah-olah ia orang asing.


Bingung dan curiga, Han Kang mengikuti Yi Kyung ke Café. Saat bertemu, ia mengharap sedikit kekagetan tampak di mata Yi Kyung. Tapi Yi Kyung hanya menatap tanpa ekspresi, membuat Han Kang terbata-bata memanggilnya.

“Song.. Yi Kyung-ssi?”

“Apa aku mengenalmu?”
Han Kang tak tahu harus bagaimana menjawab ucapan polos seseorang yang ia kenal tapi orang tersebut tak mengenalnya. Dan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah pergi meninggalkan Yi Kyung yang tampaknya mulai berpikir tentang pria asing yang menemuinya.


Ia memberikan jawaban sekaligus pertanyaan pada Paman Manager, menceritakan apa yang baru saja ia alami. Paman dan bibi manager berkesimpulan mungkin kepercayaan tentang 49 hari itu benar adanya. Namun Han Kang tak percaya akan hal itu.



Sementara Ji Hyun putus asa dengan kemampuannya mengumpulkan 3 air mata. Akhirnya ia memutuskan untuk berhenti berusaha. Ia pamit pada Yi Kyung, meminta maaf karena belum sempat menemukan jejak Yi Soo. 


Ia pun berberes-beres dan menulis surat pada Yi Kyung, agar ia jangan merasa takut badannya ia pinjam sementara, tapi ia tak akan kembali lagi. Dan satu surat lagi untuk  ayahnya, memberitahu rencana jahat Min Ho dan memintanya untuk menjalani operasi. Scheduler melihatnya, namun tak berkata sepatah katapun.


Di restoran, Ji Kyung membagikan hadiah perpisahan untuk teman sekerjanya. Begitu pula pada Han Kang yang sedang terkantuk-kantuk di ruang kerjanya.


Ia memanggil Han Kang dengan keras seperti pada adiknya. Han Kang pun terkejut melihat Ji Kyung yang berbeda. Apakah ini benar-benar Song Yi Kyung?

Namun Ji Kyung tak menjawabnya, hanya meminta kesempatan untuk berbicara. Dulu seseorang pernah mengatakan padanya kalau mencintai berarti melepaskan agar tidak terluka lebih dalam. Dan sekarang ia memahami arti kata-kata itu.

Han Kang yang tak mengerti arah ucapan Ji Kyung. Apalagi saat Ji Kyung menyerahkan surat pengunduran dirinya. Menghubungkan dengan Min Ho yang mencarinya, ia menuduh kalau Ji Kyung mengundurkan diri karena menyukai Min Ho. Tentu saja Ji Kyung membantahnya, karena ia akan pergi jauh.


Dan Ji Kyung pun melakukan perpisahan dengan Han Kang dengan sebuah pertengkaran, sampai Han Kang menyuruhnya agar jangan kembali lagi ke restoran.


Ji Kyung pergi ke rumah sakit untuk memberikan surat kepada orang tuanya, namun orang tuanya sedang pulang ke rumah. Di depan raga Ji Hyun, Ji kyung memintanya untuk bersabar karena sebentar lagi mereka akan bertemu.

Namun relakah ia meninggalkan dunia, saat mendengar ayahnya menolak bujukan ibu agar dioperasi dahulu? Ayah tak mau melakukan operasi, kalau Ji Hyun belum bangun.  “Aku tak dapat meninggalkan putriku terbaring sendirian sementara aku menjalani operasi. Aku berjanji kalau akulah yang pertama yang memeluk Ji Hyun saat ia bangun. Jika ia meninggal, aku jugalah yang akan melepaskannya.”


Ji Hyun menangis mendengar keinginan ayahnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia tak dapat mati begitu saja. Tapi ia juga tak dapat menemukan setetes air mata untuknya. 


Sementara itu Paman Manager yang sedang memindahkan tanaman, menemukan bungkusan kecil dan membukanya. Ada segel yang bertuliskan, Shin ..Ji.. Hyun?


Tak ada seorangpun yang memperhatikan Ji Hyun dan kegalauannya. Di keriuhan orang  berjalan, ia meminta dalam hati agar ada orang yang menyelamatkannya.


Dan setetes air matapun jatuh.

No comments:

Post a Comment