Beberapa saat setelah Ji Hyun sadar.
Ji Hyun harus mengalami pemeriksaan untuk mengetahui kondisi tubuhnya. Di dalam ruang MRI, seorang dokter menghampiri Ji Hyun dan tersenyum padanya. Ji Hyun langsung mengenalinya. Bukankah ia Scheduler? Mengapa ia muncul di hadapannya? Bukankah ia hanya muncul di hadapan orang-orang yang akan meninggal? Mengapa ia ingat saat-saat 49 harinya?
Tunggu sebentar ..
“Apakah itu berarti aku akan mati?” |
Hadiah terpahit yang pernah diberikan pada Ji Hyun. Ketika Scheduler menerima jadwal penjemputan terakhirnya, ia menyadari kalau nama Shin Ji Hyun adalah orang terakhir yang akan dijemputnya, 6 hari dari sekarang.
Waktu kematiannya telah ditakdirkan jauh sebelumnya, saat seorang manusia lahir. Namun ternyata di perjalanan hidupnyaia harus menjalani masa 49 hari dan berhasil mendapat 3 tetes air mata. Maka Yang Di Atas sana memberikan kesempatan bagi Ji Hyun untuk mengingat masa 49 harinya.
Jika Ji Hyun menolak, maka saat mereka bertemu nanti, Ji Hyun akan melihat dirinya untuk pertama kalinya. Ji Hyun bisa marah, jika Ji Hyun mau.
“Aku bisa marah pada siapa? Tak peduli bagaimana marahnya aku, bagaimana kesalnya aku, Walaupun aku merasa hal ini tak adil, atau aku memohon. Aku tahu semuanya tak akan berubah.” |
Ji Hyun pun menangis tersedu-sedu. Scheduler hanya dapat menepuk bahu, menenangkannya dan berkata kalau ada sesuatu yang diluar kendali manusia. Yaitu kehidupan dan kematian.
Tak adil? Yi Kyung pun merasakannya juga. Betapa kejamnya, Ji Hyun telah menderita dan bersusah payah untuk hidup kembali. Dan kemudian ia tetap akan pergi? Siapa yang telah memberitahukan Ji Hyun dan waktu kematiannya? Ji Hyun hanya mengatakan kalau ada orang-orang yang bertugas seperti itu.
Tapi Ji Hyun mengambil hikmahnya. Jika ia tak menempuh masa 49 hari, ia mungkin akan melihat bagaimana sahabat dan tunangannya mengkhianatinya dan mengambil alih perusahaan ayahnya. Mungkin 6 hari kemudian di saat takdir kematiannya, ia akan mati bunuh diri karena stress. Karena masa 49 hari itu, ia dapat melindungi perusahaan ayahnya dan menerima cinta tulus dari Han Kang.
“Kadang-kadang aku berpikir kalau perjalanan 49 hari itu suatu hal yang baik. Jika aku mati tanpa mengetahui semuanya, aku akan menjalani kehidupan yang palsu bahkan sampai aku mati.” |
Namun, menurut Ji Hyun, ungkapan perasaannya malah akan semakin melukai perasaan Han Kang. Ia akan pergi dan Han Kang tetap hidup, kata-kata itu malah menjadi beban Han Kang yang akan semakin terluka.
Dari pengalaman Yi Kyung, Ji Hyun merasakan bagaimana perasaan orang yang ditinggal harus menjalani kehidupannya sendiri. Jadi Ji Hyun memohon pada Yi Kyung agar tak mengatakan apapun pada Han Kang.
Han Kang mengunjungi Min Ho di penjara. Ia meminta Min Ho untuk kembali nanti setelah keluar dari penjara dan menjadi Hyung yang dulu sangat ia kagumi. Pribadi Han Kang seperti inilah yang membuat
Min Ho juga mengagumi Han Kang. Walaupun mereka sama-sama terluka oleh orang tuanya, namun tak seperti pribadi Min Ho yang hancur, Han Kang tetap menjadi pribadi yang jujur dan mengesankan.
Ji Hyun pulang ke rumah orang tuanya untuk menikmati makan malam. Mereka bercanda dan Ji Hyun seperti ingin meresapkan kebahagiaan orang tuanya dalam ingatannya. Ketika sendiri di dalam kamar, Ji Hyun mengambil foto-foto masa SMA-nya bersama In Jung dan Seo Woo.
Untuk pertama kalinya, Ji Hyun menuruni tangga di lingkungan rumah Yi Kyung. Seperti ingin merasakan pegangan tangga dengan tangannya sendiri, Ji Hyun mendentingkan tangannya ke pegangan tangga itu.
Yi Kyung ternyata menunggui Ji Hyun di depan. Kali ini ialah yang ingin menunggu, hal yang selalu dilakukan Ji Hyun yang menungguinya pulang kerja setiap pagi.
Thanks God, Yi Kyung memiliki Ji Hyun saat ini. Kesedihan dan kesepian ditinggal Yi Soo untuk kedua kali sedikit terobati dengan keberadaan Ji Hyun.
Mereka membuat kimbap bersama, dan Ji Hyun harus mengakui kalau kimbap buatan Yi Kyung jauh lebih enak daripada buatannya. Ji Hyun pun menyuapi Yi Kyung sebuah. Ia berharap agar ia dapat menghabiskan waktu bersama Yi Kyung lebih lama lagi. Namun Yi Kyung berkata bukan dirinya yang perlu dikhawatirkan.
Ji Hyun menenangkan Yi Kyung agar Yi Kyung tak perlu khawatir, karena sebentar lagi ia akan dikelilingi oleh orang-orang yang baik.
Setelah itu Ji Hyun pergi ke restoran Han Kang dan mengajaknya piknik bersama. Di dalam mobil Ji Hyun mengaku kalau selama ini ia belum pernah membuat kimbap dan piknik bersama pacarnya.
Han Kang heran, sejak kapan ia menjadi pacar Ji Hyun? Apakah sebenarnya Ji Hyun menyukainya? Ji Hyun berkelit namun tak membantahnya. Ia ingin meminjam MP3 player milik Han Kang.
Setelah MP3 player, mobil, apa lagi yang ingin dipinjam Ji Hyun?
“Dirimu.” |
Han Kang kaget dengan permintaan Ji Hyun. Ji Hyun meminta Han Kang agar bersedia dipinjam sebagai pacarnya. Apakah Han Kang tak mau?
Han Kang mau, namun dengan syarat kalau Ji Hyun juga bersedia dipinjam sebagai pacarnya.
Aww.. dear Han Kang and JI Hyun, how could you borrow love if you already have it?
Dan mereka pun piknik di pinggir sungai, makan kimbap dan menikmati musik bersama. Han Kang memotret Ji Hyun dengan posisi yang tak cantik, membuat Ji Hyun kesal dan mencoba merebut handphone Han Kang. Mereka berebut, dan tak sengaja gelang Ji Hyun jatuh.
Ji Hyun akhirnya mengaku kalau sebenarnya dahulu ia sering pergi ke rumah Han Kang untuk menemui ibunya. Saat ia bertanya mengapa Han Kang membenci ibunya sendiri, ibu mengaku kalau ia menolak memberi jawaban atas pertanyaan yang Han Kang berikan, sehingga Han Kang salah paham padanya.
Namun ibu berkeyakinan jika kita sangat mencintai seseorang, maka akan lebih baik jika sebuah salah paham tetap menjadi salah paham, sehingga luka yang timbul tak akan lebih besar saat kita pergi.
Han Kang teringat kata-kata itu pernah diucapkan Ji Kyung saat Ji Kyung mengundurkan diri pertama kalinya. Ternyata Ji Hyun pun juga teringat kalau kata-kata ibu Han Kang sangat tepat untuk menggambarkan kondisinya saat ini.
Han Kang mengajak Ji Hyun ke air mancur. Ia menyuruh Ji Hyun untuk melempar koin dan membuat harapan. Kata orang harapan yang dibuat di sini dapat terkabul. Ji Hyun menurut dan berdoa.
Han Kang menatap Ji Hyun dan teringat percakapannya kemarin.
Yi Kyung menceritakan kondisi Ji Hyun sebenarnya dan keinginannya menjadi Ji Hyun yang ceria sehingga orang-orang yang ditinggalkannya tak lebih menderita lagi.
“Hanya satu yang paling kuinginkan. Melihat Ji Hyun tetap hidup. Bisakah seperti itu? Tak masalah jika aku tak dapat menemuinya lagi. Tapi ia harus tetap hidup.” |
Ungkapan cinta yang terdalam adalah saat seseorang mampu melepas kebahagiaannya sendiri untuk kebahagiaan orang lain. Kang-ah, just don’t break your heart, okay?
Dan harapan Han Kang yang diucapkan pada Yi Kyung ia ucapkan kembali dalam doa, “Kumohon agar Ji Hyun tetap hidup dan berada di sampingku.” Namun Ji Hyun berdoa, “Kumohon agar Han Kang dapat melupakanku.”
Oh My..
Ji Hyun pulang ke rumah sakit. Ibunya memarahinya, seharusnya Ji Hyun beristirahat bukannya pergi keluar rumah sakit, nanti ia kelelahan. Tapi Ji Hyun tak lelah sama sekali karena hari ini sangat menyenangkan. Ayah bertanya kenapa ia sangat bahagia? Ji Hyun berbisik dan memeluk ayah. Namun ibu merasa tersingkirkan, maka Ji Hyun juga berbisik dan memeluknya.
|
|
Mereka tertawa bersama, bahagia.
Tiba-tiba perut Ji Hyun terasa sakit dan iapun jatuh ke lantai. Ayah dan ibu berteriak panik. Ayah menyuruh ibu untuk memanggil dokter segera.
Namun sudah terlambat karena jiwa Ji Hyun sudah meninggalkan raganya. Dan dengan Scheduler muncul di hadapannya, Ji Hyun tahu sekaranglah saatnya. Ia menatap sekali lagi pada ayah yang memeluk tubuhnya, mencoba membangunkannya.
Saat berjalan keluar kamar, ia ingin menatap ayah untuk yang terakhir kali. Namun ia menguatkan hati dan melangkah mengikuti Scheduler.
Di luar, lift telah menunggunya. Scheduler mengulurkan tangan, mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya. Ji Hyun masuk ke dalam lift dan tersenyum pada Scheduler. Namun air matanya merebak saat memandang Scheduler untuk yang terakhir kali.
Pintu lift pun tertutup meninggalkan Scheduler seorang diri.
Ayah dan ibu menangisi kepergian Ji Hyun. Han Kang berlari masuk kamar dan hanya mendapati jenasah Ji Hyun yang sudah tertutup kain putih.
In Jung yang sedang berada di Jinan menerima telepon. Saat mendengar berita, ia terjatuh dan menangis. Min Ho yang mendapat panggilan telepon dari Ji Hyun, tak kuasa menahan air matanya.
Sebelum Ji Hyun dimakamkan, Seo Woo menemani orangtua Ji Hyun yang kehilangan putri mereka. Dan abu Ji Hyun dimakamkan bersama sebuah pohon muda oleh Seo Woo dan Han Kang. Yi Kyung mendampingi mereka mengiringi kepergian Ji Hyun.
In Jung pun juga ikut mengiring kepergian Ji Hyun dari jauh. Sementara Min Ho menangis menyesali di dalam selnya.
Ayah dan ibu memasuki kamar Ji Hyun, Mereka terkejut melihat betapa rapinya kamar Ji Hyun, tanpa barang-barang pribadi yang dapat membuat mereka terkenang pada Ji Hyun. Apakah Ji Hyun tahu kalau ia akan meninggal?
Ayah bertanya pada ibu, apa yang dibisikkan Ji Hyun sebelum ia meninggal. Saat tahu kalau Ji Hyun membisikkan kalimat sayang yang sama pada mereka, ayah dan ibu menyadari kalau itulah salam perpisahan Ji Hyun pada mereka.
Han Kang kembali ke kebiasaan lamanya, berbaring dan tertidur di sofa jika ingin melupakan sesuatu. Namun ia terbangun karena ia merasa seperti dipanggil oleh Ji Hyun. Ia memandang sekeliling ruangan, dan menemukan kotak yang dulu pernah dibawa oleh Ji Kyung.
Ketika ia membukanya, ia menemukan surat dari Song Yi Kyung yang ditujukan olehnya.
“Ini adalah Song Yi Kyung. Tolong kembalikan barang-barang ini kepadaku, ..barang-barang ini sangat penting bagiku. Aku adalah seseorang yang membutuhkan teman. Jadi alangkah baiknya jika orang seperti Han Kang dapat menjadi teman bagi orang sepertiku, yang tak memiliki teman untuk bersandar. Yang telah menjadi menjadi sandaran bagi Shin Ji Hyun.”
Kotak itu diserahkan pada Yi Kyung yang langsung mengenalinya. Dan di dalam ia menemukan kunci lemari studio Yi Soo.
Ketika Yi Kyung membuka lemari itu, ia menemukan barang-barang peninggalan Yi Soo seperti buku musiknya. Juga tasnya ketika masih kecil. Tas itu berisi sepatu mungil yang sudah using, sepatunya. Yi Kyung heran mengapa Yi Soo masih menyimpan barang-barang ini?
Dan di dalam tasitu masih ada satu barang lagi. Buku tabungan.
Buku tabungan itu dibuat Yi Soo pada saat mereka bepergian ke Jinan di awal musim semi. Dan di buku itu, nampak Yi Soo menabung sedikit demi sedikit uang yang ia kumpulkan dari hasil kerjanya. Setiap ia menabung, ia tuliskan pesan untuk Yi Kyung,
Hal yang aku janjikan
Rumah Februari
Akan kuberikan untukmu
Aku telah membuka tabungan
Di masa yang akan datang, sedikit demi sedikit
Mimpi kita
Akan terbangun
Walau kita akan menghadapi kesulitan
Jika kita hadapi bersama,
Kita akan dapat menaklukannnya.
Ini adalah rahasia, tapi
Jujur kukatakan kalau Song Yi Kyung adalah
Pelindung Song Yi Soo
Karena kau telah memberikan
Alasan bagiku untuk tetap hidup
Di dunia ini
Seseorang yang sangat berharga bagiku
Yi Kyung menangis dan memeluk buku tabungan itu, buku yang merupakan impian yang ingin diwujudkan oleh Yi Soo sejak dulu.
Dan Yi Soo hadir di sana, ikut menangis melihat gadis yang paling berarti baginya menemukan surat yang ia tulis bertahun-tahun yang lalu.
Dan Yi Soo hadir di sana, ikut menangis melihat gadis yang paling berarti baginya menemukan surat yang ia tulis bertahun-tahun yang lalu.
Han Kang mengunjungi ayah dan ibu Ji Hyun. Ayah sedang memarahi ibu yang masih mengingat masa lalu mereka, menyimpan foto putri mereka yang sudah tak ada lagi. Mereka ternyata bukan hanya membicarakan Ji Hyun tapi juga membicarakan kakak Ji Hyun yang sudah tak ada, yaitu Ji Min.
Sewaktu kecil, Ji Hyun selalu melakukan apa yang Ji Min lakukan. Seperti ketika Ji Min akan memakai sepatunya, Ji Hyun mengambil satu sepatu kakaknya dan memakainya walau sepatu itu kebesaran. Namun Ji Min tak marah pada Ji Hyun.
Suatu hari saat di terminal, Ibu kehilangan Ji Min. Seseorang telah menculiknya dan meminta uang tebusan. Dua kali mereka akan membayar uang tebusan, dua kali pula mereka tak menemukan penculik itu. Dan setelah itu tak ada kabar berita lagi.
Pada mulanya Ji Hyun terus menanyakan kakaknya, namun sejalan dengan waktu Ji Hyun melupakannya.
Han Kang melihat foto gadis yang memakai sepatu dan tas yang sama dengan milik Yi Kyung. Ia mengatakan kalau ia mengenal seseorang yang memiliki tas dan sepatu yang sama tapi ia sudah yatim piatu.
Yi Kyung mulanya menolak menunjukkan tas dan sepatu itu. Ibunya meninggalkannya. Tapi ibu memohon agar melihat tas dan sepatu Yi Kyung. Ia akhirnya mengambil tas dan sepatu itu dari lemari.
Ibu langsung mengenalinya saat itu juga. Tas dan sepatu itu milik Ji Min.
Ji Minnya telah hidup kembali.
Yi Soo yang selama ini terus bersama Yi Kyung terkejut mendengar kenyataan ini teringat ucapannya yang mengatakan kalau air mata keluarga tak termasuk air mata yang dicari, karena air mata keluaga selalu tulus.
Ketika Ji Hyun akan memasuki lift, ia sempat bertanya pada Scheduler, siapakah yang memberikan air mata itu? Tebakannya adalah Seo Woo dan Yi Kyung. Tapi Scheduer mengatakan satu air mata Seo Woo, namun satu lagi bukan air mata Yi Kyung.
Saat In Jung akan melepas masker Ji Hyun, tak sengaja ia melihat bayangannya dicermin, dan melihat apa yang akan ia lakukan. Saat itu juga ia sadar akan apa yang hendak ia lakukan.
Di depan jiwa dan raga Ji Hyun, ia berlutut dan menangis meminta maaf atas segala kesalahannya. Dan ia memegang pipi Ji Hyun, sahabatnya.
Pada saat itulah Han Kang datang dan mengira kalau In Jung akan melepas maskernya.
In Jung mengunjungi Min Ho dan mengatakan kalau sebenarnya Min Ho merasa bersalah seperti dirinya sekarang. Bahkan rasa bersalah itu dirasakan Min Ho jauh sebelumnya, saat ayah diketahui mengidap tumor otak. Min Ho menyangkal hal itu.
Karena setelah itu, In Jung mengunjungi ibu Min Ho dan meminta dokumen yang pernah ia berikan padanya. Kemudian ia menyerahkan dokumen itu ke Kejaksaan. Di depan rumah sakit, ia menangis berharap waktu dapat kembali berputar, saat ia menjadi sahabat Ji Hyun.
Dan air mata itu adalah air mata In Jung. Ji Hyun bahagia mendengarnya. Selama ini ia ternyata benar, kalau In Jung sebenarnya menyayanginya dengan tulus.
Yi Kyung menangis menghadapi kenyataan kalau Hyun adalah adiknya. Jika ia tahu, ia akan mengijinkan Ji Hyun menggunakan tubuhnya lebih lama lagi. Yi Soo menyadari hal ini mungkin yang diisyaratkan oleh Nenek Seniornya.
Nenek Seniornya saat itu menyuruhnya menemui Yi Kyung besok dan bertanya apakah keinginannya masih sama seperti 5 tahun yang lalu? Memberikan cincin pada Yi Kyung dan mengatakan kalau ia mencintainya.
Yi Soo pun menyadari mengapa ia mengingat jatidirinya sebelum masa tugasnya berakhir. Agar ia menyadari bahwa keinginannya itu hanya bagus untuk dirinya sendiri tapi tidak untuk Yi Kyung. Dengan kembalinya ingatan Scheduler dan Ji Hyun yang ikut campur dalam urusan YI Kyung-Yi Soo, ia dapat melihat betapa menderitanya Yi Kyung tanpa dirinya. Maka ia pun merubah keinginannya yaitu meminta Yi Kyung untuk melupakannya.
Namun Nenek Senior juga mengisyaratkan kalau hubungan Ji Hyun-Yi Kyung bukan hanya untuk membantu menjernihkan persoalan Yi Soo. Hanya saja Nenek Senior tak menjelaskan lebih lanjut, yang akhirnya baru dimengerti oleh Yi Soo sekarang.
Yi Soo pun mendoakan Yi Kyung agar hidup bahagia dengan keluarganya. Ia sekarang dapat pergi dengan tenang. Hari ini adalah hari terakhirnya bertemu dengan Yi Kyung. Ia ingin menyentuh Yi Kyung untuk terakhir kalinya, namun niatnya diurungkan.
Ia pun meninggalkan Yi Kyung dan berjalan menuju taman untuk kemudian menghilang.
Yi Kyung pun sekarang menjalani hidup yang baik, makan nasi dan mencari pekerjaan baru.
Han Kang mengenang Ji Hyun, menyadari mengapa Ji Hyun pergi tanpa pesan. Ia ingin mereka yang ditinggalkan tak sedih akan kepergiannya. Ia akhirnya percaya pada perkataan Ji Hyun, kalau masa 49 hari bagi Ji Hyun adalah anugerah, karena saat itu memperbaiki apa yang selama ini tak benar. Ia pun mendoakan agar Ji Hyun berbahagia di sana.
Dua tahun kemudian, In Jung berjalan dan melihat beberapa anak SMA berlarian, mengingatkannya pada masa-masa SMA-nya bersama Ji Hyun dan Seo Woo. Mereka bertiga dihukum karena berkelahi.
Perut JI Hyun berbunyi, dan mereka tertawa cekikikan.
Diam-diam In Jung mengeluarkan biscuit dan membaginya masing-masing untuk kedua sahabatnya. Mereka kaget, namun hanya sebentar karena Ji Hyun dan Seo Woo pun memasukkan sisa biscuit yang masih di luar mulut mereka ke dalam mulut In Jung sehingga mulut In Jung penuh biscuit. Mereka pun tertawa cekikikan bersama.
In Jung sekarang mengingat kenangan itu dengan bahagia dan dirinya terus mengingat Ji Hyun yang sudah pergi.
Ia menemui Min Ho dan memberitahu kalau ia telah memindahkan ibu Min Ho ke rumah sakit Jinan. Ia akan menjaga Ibu sampai Min Ho keluar dari penjara 3 tahun yang akan datang. Semua ini terjadi karena kesalahannya, namun Min Ho membantah kalau tindakannya lah yang membuat semua ini terjadi. In Jung berharap saat Min Ho keluar nanti, ia telah dapat memaafkan dirinya sendiri.
Dan Han Kang pun sibuk dengan pekerjaannya sebagai arsitek. Sementara di restoran, Seo Woo sekarang berkencan dengan pelayan restoran yang sekarang sudah menjadi eksekutif muda dan bekerja di kantor arsitek Han Kang.
Bibi Manager yang sedang hamil datang menemui Yi Kyung yang akan pergi meninggalkan pekerjaannya di restoran untuk mengurusi resor baru milik ayahnya di pulau Haemi.
Dr. Noh menemui Yi Kyung dan berjanji untuk datang mengunjunginya di tempat kerjanya yang baru. Gadis kaktus sepertinya menyukai dr. Noh dan senang mendengar kalau YI Kyung dan dr. Noh hanya teman biasa.
Pada gadis kaktus, Yi Kyung mengakui kalau dr. Noh bukan sekedar teman, tapi ialah yang mengulurkan tangan dan membantunya keluar dari terowongan gelap yang tak sanggup ia lalui.
Han Kang datang dan mengingatkan Yi Kyung untuk tidak lupa akan janji mereka esok. Ia pun mengajak seluruh karyawan untuk makan malam bersama untuk melepas kepergian Yi Kyung. Namun Yi Kyung menolaknya karena ia akan makan malam bersama orang tuanya.
Keesokan harinya Han Kang dan Yi Kyung pergi ke tepi danau. Di tempat abu Ji Hyun disemayamkan, terdapat juga abu Yi Soo.
Pada Ji Hyun, dalam hati mereka berkata,
Yi Kyung : Han Kang sekarang sibuk bekerja. Dan seperti yang kau inginkan, ia juga menjadi teman yang sangat baik. Dan karenamu yang telah bekerja di Heaven, aku dapat bekerja di sana dengan baik.
Han Kang : Setiap orang tahu akan mati. Tapi mereka hidup seakan-akan mereka tak pernah akan mati. Jika kita tak tahu kapan kita akan mati, tak akan ada perubahan yang terjadi. Dari pengalamanmu selama 49 hari, Aku sekarang menjalani hidup seperti saat-saat dirimu di masa 49 hari.
Yi Kyung meletakkan bunga pada makam Yi Soo. Han Kang pun meletakkan bunga pada makam Ji Hyun.
Han Kang : Di sini terbaring dua orang yang paling berharga dalam kehidupan kami.
Yi Kyung : Kedua orang ini merubah hidup kami dan meninggalkan kami dengan indahnya.
Yi Kyung : Membuat kami hidup menghargai setiap hari seperti saat-saat terakhir kami.
Yi Kyung : Aku bahagia karena bertemu denganmu.
Komentar :
Apakah Han Kang dan Yi Kyung akan bersatu? Bisa iya bisa juga tidak. Yang pasti saat ini mereka menjalani kebersamaan mereka sebagai teman baik yang saling menjaga dan saling mendukung.
Rasa cinta yang seumur hidup dialami oleh Yi Kyung tak dapat dilupakan begitu saja hanya dalam puluhan bulan. Dari Ji Hyun ia mempelajari arti hidup yang berarti, bukan hanya hidup yang ala kadarnya.
Begitu juga dengan Han Kang, cinta untuk Ji Hyun berkembang seperti musim semi. Singkat namun berarti. Hal ini susah untuk dilupakan.
Tapi setidaknya mereka berdua memiliki satu sama lain, berbagi pengalaman saat bersama orang-orang yang mereka cintai selama 49 hari.
No comments:
Post a Comment