Saturday, February 18, 2012

Sinopsis Dream High Episode 9

Berhari-hari sebelum hari ujian akhir bulan itu, Sam Dong dan Hye Mi berlatih menari dengan giat.
Oh Hyuk membagikan hasil ujian akhir bulan Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook. Nilai mereka cukup baik.
“Kalau begitu, apa kami memenuhi syarat untuk ikut kelas seni?” tanya Pil Sook penuh harap. Demikian halnya dengan Sam Dong dan Hye Mi.
“Tidak.” jawab Oh Hyuk menyesal. “Nilai kalian harus melebihi 300 poin. Sangat disayangkan karena nilai kalian hanya kurang sedikit. Hye Mi kurang 30 poin, Sam Dong 40 poin dan Pil Sook 45 Poin.
Anak-anak menarik napas kecewa. Itu artinya mereka akan tetap berada di kelas itu.
Bukannya terlihat sedih, Oh Hyuk malah senyum-senyum.
Sam Dong bingung melihatnya. “Guru, kami tidak memenuhi syarat, kanapa kau kelihatan begitu senang?” protesnya.
“Jangan cemas.” kata Oh Hyuk. “Kita masih memiliki kesempatan.”
Bum Soo sibuk membicarakan kehadiran anggota K ke sekolah. Murid-murid yang menjadi anggota grup musik K jarang sekali masuk sekolah. Menurut Bum Soo, ini bisa menjadi masalah.
“Sesibuk apapun mereka, tidak pernah ada murid yang absen sesering ini.” ujar Bum Soo.
“Kau tidak akan membiarkan anak-anakku lulus?” tanya produser.
“Hanya ada satu cara.” ujar Bum Soo. “Mereka harus ikut serta dalam Kompetisi Menari.”
Oh Hyuk memperlihatkan poster Kompetisi Menari pada Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook.
“Aku tahu!” seru Pil Sook. “Itu adalah Kompetisi Menari dimana Rain menang tahun lalu, bukan?”
“Betul.” kata Oh Hyuk. “Ini adalah kompetisi menari yang diadakan setiap tahun untuk siswa SMA. Kalian bisa menyebut ajang ini sebagai kompetisi terbesar bagi pada penari. Pemenang pertama akan mendapatkan nilai 100 poin. Walaupun tidak menang, semua peserta kompetisi ini akan mendapatkan nilai 50 poin.”
“Bagaimana bisa kami menang dalam kompetisi terbesar?” protes Sam Dong.
“Tenang saja.” ujar Oh Hyuk. “Kita punya Dewa Menari, Yang Jin Man.”
“Dewa Menari?” tanya Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook bersamaan.
Menurut Oh Hyuk, Jin Man adalah Dewa Menari. Tidak ada seorang pun penari yang bisa menari sebagus dia. Saat duduk di bangku universitas, Jin Man memenangkan semua kompetisi menari di seluruh negeri.
Selain itu, Oh Hyuk percaya bahwa Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook punya kesempatan bsar untuk menang.
“Pendaftarannya hari ini!” seru Pil Sook. “Ayo kita mendaftar.”
“Tidak perlu kita semua.” protes Hye Mi. “Yang kalah dalam suit-lah yang akan pergi mendaftar.”
Sam Dong dan Pil Sook setuju. Mereka akhirnya beradu suit batu gunting kertas.
Hye Mi kalah.
Dengan tampang cemberut, Hye Mi mengantri untuk mendaftarkan grupnya di Kompetisi Menari.
Setelah selesai mendaftar, ia berpapasan dengan Baek Hee.
“Lama tidak bertemu.” sapa Baek Hee.
Hye Mi tersenyum. “Ya.” jawabnya.
“Aku melihat ujian menarimu.” ujar Baek Hee. “Kemampuanmu meningkat drastis.”
“Aku berlatih sampai kakiku mau lepas.” kata Hye Mi. “Aku tidak pernah seserius ini selama hidupku. Terima kasih.”
Hye Mi mengeluarkan kalung pemberian Baek Hee. “Ini sangat membantuku.” katanya tajam.
Baek Hee memandang kalung itu dengan sinis. “Apa kau ikut kompetisi?”
“Ya.” jawab Hye Mi. “Kau?”
Baek Hee mengangguk. “Aku sangat bersemangat.” katanya angkuh. “Siapa yang akan menang?”
“Kemenangan tidaklah penting.” kata Hye Mi, tersenyum. “Yang terpenting adalah berusaha semaksimal mungkin. Aku berharap bisa mengatakan itu. Kau tunggu dan lihat saja. Akulah yang akan memenangkan kompetisi ini.”
“Baik. Akan kutunggu.” kata Baek Hee merendahkan.
Hye Mi berjalan pergi.
“Oh! Jin Kuk memintaku mendaftarkannya.” seru Baek Hee, membuat langkah Hye Mi terhenti. “Sampai bertemu lagi.”
Pil Sook menatap poster Kompetisi Menari dengan seksama, kemudian mencoba mengikuti gaya model yang ada di poster itu. Tanpa ia sadari, Jason berjalan perlahan dan berdiri di belakangnya.
Pil Sook kemudian menari-nari. Jason mengikuti gerakan Pil Sook dari belakang.
Pil Sook menari dan berputar. Tanpa sengaja, Pil Sook tersandung dan hampir jatuh. Jason langsung menangkapnya.
Pil Sook sangat terkejut melihat Jason. “Hai.” sapanya kaku.
“Oh.” Jason juga membalas kaku seraya melepaskan pegangannya dari pinggang Pil Sook.
“Apa kau ikut dalam kompetisi menari?” tanya Jason dengan kikuk.
Pil Sook mengangguk.
Sikap mereka berdua menjadi sangat canggung.
Jason menatap Pil Sook dengan pandangan aneh.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Pil Sook, merasa tidak nyaman. “Ada yang ingin kau katakan padaku?”
“Tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu padaku?” Jason malah balik bertanya.
Pil Sook menggeleng. “Tidak.” katanya.
“Benarkah?”
Tidak lama kemudian, Ri Ah datang merusak suasana. Begitu Ri Ah datang, Pil Sook memohon diri untuk pergi.
“Siapa dia?” tanya Ri Ah pada Jason. “Aku belum pernah melihatnya.”
“Kim Pil Sook.” jawab Jason ringan. Matanya masih terus mengikuti Pil Sook yang berjalan menjauh.
Tentu saja itu membuat Ri Ah kaget.
“Apa dia melakukan sedot lemak?” tanya Ri Ah. Ia kemudian berkata pada Jason. “Dengar, bukan berarti dia bisa menjadi penyanyi hanya karena berat badannya turun.”
“Kenapa tidak?” tanya Jason mengejek. “Kau bisa menjadi penyanyi walau kau tidak bisa menyanyi.”
“Apa katamu?!” seru Ri Ah marah.
Sam Dong dan Hye Mi berjalan bersama sepulang latihan.
Ponsel Hye Mi berdering. Oh Sun yang menelepon.
“Halo?” jawab Hye Mi. “Apa?! Tapi di luar sangat dingin.”
Hye Mi cemberut dan berbalik.
“Ada apa?” tanya Sam Dong.
“Ia menyuruhku membeli kue.” kata Hye Mi. “Jin Kuk pulang ke rumah.”
Sam Dong tersenyum. “Kau pulanglah lebih dulu.” katanya. “Aku yang akan beli.”
“Tidak usah.” tolak Hye Mi. “Kita beli bersama saja.”
Sam Dong memaksa Hye Mi pulang duluan. Akhirnya Hye Mi setuju dan meminta Sam Dong memberi tulisan “Welcome Home” di kue itu.

Jin Kuk pulang ke rumah. Ia memberikan hadiah untuk Oh Sun, Hye Sung dan Oh Hyuk.
Jin Kuk membelikan Oh Sun tas tangan, membelikan Oh Hyuk headphone dan membelikan Hye Sung bandana.
“Kakak, bisa bantu ikatkan?” pinta Hye Sung pada Jin Kuk.
“Baiklah.” kata Jin Kuk. Ia mendekat pada Hye Sung. Hye Sung mengecup pipi Jin Kuk.
Oh Sun langsung berteriak marah. “Apa yang kau lakukan?!” teriaknya.
Di tas yang dibawa Jin Kuk masih ada satu hadiah lagi. Sepertinya hadiah itu untuk Hye Mi.
“Kapan Hye Mi dan Sam Dong pulang?” tanya Jin Kuk. “Apa mereka selalu pulang larut malam?”
“Mereka tidak pernah mendengarku jika aku menyuruh mereka berhenti berlatih.” jawab Oh Hyuk.
Di luar rumah, para fans fanatik Jin Kuk bernyanyi-nyanyi keras.
“Cinta kami pada Kak Shi Hyun tidak berbatas.” nyanyi mereka. “Kak Shi Hyuk, cepat keluar!”
Saat itulah Hye Mi pulang.
“Maaf, ini rumah Kak Shi Hyuk.” kata pemimpin fans. “Kau tidak boleh masuk.”
“Aku tinggal disini juga.” kata Hye Mi.
Para fans Jin Kuk menertawakan Hye Mi.
“Aku juga ingin tinggal disini.” kata pemimpin fans. “Tapi sebagai fans Kak Shi Hyuk, kami harus menghormati kehidupan pribadinya.”
“Aku bukan fansnya!” seru Hye Mi kehilangan kesabaran. Ia hendak berjalan masuk ke dalam rumah, tapi fans Jin Kuk malah mengeroyok Hye Mi.
Sam Dong tiba di depan rumah. Melihat keributan itu, Sam Dong langsung menyelamatkan Hye Mi.
“Apa yang kalian lakukan?!” seru Sam Dong marah.
Sam Dong merangkul bahu Hye Mi dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
Mungkin karena mendengar keributan di luar, akhirnya Jin Kuk ikut keluar. Para fansnya berteriak-teriak histeris.
“Hye Mi, apa kau baik-baik saja?” tanya Jin Kuk, hendak meraih Hye Mi tapi Sam Dong mendorongnya menjauh.
“Kau harus pergi.” kata Sam Dong, lalu membawa Hye Mi masuk.
Jin Kuk melihat kue yang dibeli Sam Dong jatuh berantakan di tanah.
Hye Mi masuk ke dalam kamarnya. Di meja, ia menemukan sebuah bingkisan dari Jin Kuk. Ia membuka bingkisan itu. Rupanya isinya adalah sebuah dompet. Hye Mi meletakkan kembali bingkisan itu ke meja tanpa menyentuh dompetnya.
Ketika Sam Dong sedang berada di tempat latihan, Jin Kuk datang.
“Untuk apa kau datang kemari?” tanya Sam Dong.
“Tempat ini sama sekali tidak berubah.” kata Jin Kuk. “Dimana yang lainnya?”
“Hye Mi?” tanya Sam Dong dingin.
“Apakah Hye Mi baik-baik saja?” tanya Jin Kuk.
“Ia baik-baik saja.” jawab Sam Dong. “Jangan cemas.”
“Terima kasih untuk kemarin. Jika kau tidak ada disana, pasti akan timbul masalah besar.” kata Jin Kuk.
Mendengar pernyataan Jin Kuk itu, Sam Dong langsung berdiri dan mendekati Jin Kuk.
“Kau tidak perlu berterima kasih karena hal itu.” ujar Sam Dong. “Apa kau masih ingat ketika aku bertanya apakah kau menyukai Hye Mi atau tidak? Jika aku bertanya lagi sekarang, apakah jawabanmu tetap sama?”
“Tidak.” jawab Jin Kuk.
“Kau pasti tahu kalau aku sangat menyukai Hye Mi.” kata Sam Dong tajam. “Aku tidak akan melepaskan Hye Mi.”
Wajah Sam Dong sangat serius ketika mengatakan itu. Tapi kemudian berubah menjadi senyum. “Selamat datang kembali.” sapanya.
Seluruh peserta yang ikut kompetisi menari datang ke panggung hari itu. Seorang juri bernama Gu Jun Yeob akan membagi kelompok.
Pil Sook sangat khawatir ke kelompok mana ia akan masuk.
Setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
“Bagi murid yang nilainya kelipatan 4, dimohon maju ke panggung.” ujar Jun Yeob.
Hye Mi bangkit untuk maju, termasuk juga Baek Hee.
Semua murid yang maju itu akan menjadi ketua tim dan akan memilih ketiga anggota kelompoknya.
Hye Mi diberi kesempatan memilih lebih dulu. “Yang pertama, aku memilih Jason.” katanya. Sam Dong kecewa. Ia sudah yakin akan dipilih nomor 1 oleh Hye Mi.
Jason bangkit dari duduknya dan maju ke belakang Hye Mi.
Baek Hee mendapat giliran. Tentu saja ia memilih Jin Kuk.
Pilihan kedua dan ketiga Hye Mi adalah Sam Dong dan Pil Sook.
Pilihan kedua dan ketiga Baek Hee adalan Jun Tae San dan Ha So Hyun.
Selanjutnya akan diundi tema tarian dari masing-masing tim.
Tim Hye Mi mendapatkan tema burung, sementara tim Baek Hee mendapatkan tema ular.
“Ini kontes yang sangat menarik.” gumam Jason.
Sam Dong berjalan keluar.
“Sam Dong!” panggil Hye Mi, berlari mengejar Sam Dong. “Maaf. Aku ingin memilihmu pertama.”
“Tidak, tidak.” kata Sam Dong. “Kalau aku jadi kau, aku juga pasti akan memilih Jason. Gawat jika tim lain yang mendapatkannya.”
“Terima kasih karena sudah mengerti.” kata Hye Mi.
Sam Dong tersenyum. “Tidak apa-apa.”
Tidak lama kemudian Jason datang dan menyapa mereka.
“Hei, orang desa!” sapa Jason. “Kali ini kita benar-benar satu tim.”
“Ya.” kata Sam Dong, mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Jason. “Ayo kita berusaha keras.”
“Ya.” ujar Jason, menyambut jabatan tangan Sam Dong.
Jin Kuk dan Baek Hee melihat mereka dari kejauhan.
“Apa aku berbuat salah?” tanya Baek Hee. “Kelihatannya kau ingin berada di tim yang sama dengan Hye Mi.”
Sam Dong, Hye Mi dan Jason kelihatan sangat akrab. Tanpa sengaja, Sam Dong bertemu mata dengan Jin Kuk. Ekspresi ceria Sam Dong berubah drastis menjadi ekspresi serius.
“Tidak.” ujar Jin Kuk menjawab pertanyaan Baek Hee. “Keputusanmu tepat. Kita harus mengalahkan mereka.”
“Pasti.” kata Baek Hee. “Guru Shi akan melatih kita.”
Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook mengajak Jason ke ruang bawah tanah tempat mereka biasa latihan. Sam Dong dan yang lainnya sangat terkejut ketika Jason mengakui bahwa ia pernah membuntuti Pil Sook kesana.
“Kelihatannya kalian berdua punya hubungan yang dalam.” ujar Hye Mi mengomentari Pil Sook dan Jason.
Mendadak Sam Dong berseru kaget melihat pintu masuk ke ruang latihan di tutup dengan ban-ban bekas dan kawat duri.
Ketika Oh Hyuk sedang sibuk membicarakan hutang piutang dengan Doo Shik, Sam Dong menelepon.
“Guru, ada masalah besar disini.” kata Sam Dong. “Kami diusir dari ruang bawah tanah. Pemilihnya ingin menjual tempat ini. Bagaimana kalau kami berlatih di taman? Kami juga bisa berlatih di stasiun kereta bawah tanah.”
“Apa kau ingin mati kedinginan?!” seru Jason protes.
Oh Hyuk memikirkan tempat yang bisa menjadi tempat anak-anak latihan. Doo Shik menawarkan tempatnya.
Tempat yang ditawarkan Doo Shik sepertinya terlalu berlebihan jika digunakan sebagai tempat latihan. Tempat itu lebih cocok dijadikan panggung konser.
Sam Dong dan yang lainnya sangat senang. Mereka menari-nari bersemangat.
Oh Hyuk tidak kelihatan senang. “Berapa biaya sewanya?” tanya Oh Hyuk hati-hati.
Doo Shik mengatakan bahwa panggung itu baru akan diuji coba untuk tamu VIP. Jadi Hye Mi dan yang lainnya bisa menjadi objek kelinci percobaan. Dengan kata lain, tempat itu gratis.
Oh Hyuk senang setengah mati.
Kelompok Baek Hee menonton video mengenai ular. Menurut mereka, gerakan meliuk-liuk ular itu sangat seksi.
Tae San dan So Hyun sangat khawatir karena saat ini mereka tidak memiliki Jason.
“Tanpa Jason, kita seperti belati tanpa gagang.” kata So Hyun.
“Kurasa lebih baik jika saat ini Jason tidak bergabung dengan kita.” ujar Kyung Jin.
“Kenapa?” tanya Baek Hee.
“Semangat tim adalah yang paling penting dalam kompetisi ini.” jawab Kyung Jin. “Jika kalian berpikir Jason lebih baik dibanding yang lainnya, maka hasil yang kalian tampilkan akan buruk. Memiliki Jason di saat seperti ini pasti akan sangat menyusahkan.”
Tim Hye Mi menonton video mengenai burung.
“Apa guru ini pandai menari?” tanya Jason pada Pil Sook. “Menari dan koreografi adalah dua hal yang sangat berbeda.”
“Aku bisa mendengar apa yang kau katakan.” ujar Jin Man emosi. “Kemari kau!”
Saat orang-orang sedang ribut-ribut, Sam Dong memperhatikan video seekor burung hantu yang sedang terbang. Ia memperhatikan video itu dengan sangat serius.
Seung Hee dan Min Chul memperhatikan grafik peningkatan nilai Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook yang sangat drastis. Jika mereka terus seperti itu, mereka bisa menjadi siswa terbaik di sekolah.
Seung Hee dan Min Chul memuji Oh Hyuk dan penilaian Ha Myung. Tanpa mereka sadari, Bum Soo mendengar pembicaraan mereka.
Min Chul berpikir, Ha Myung pasti sengaja membuat Oh Hyuk tetap berada di sekolah itu untuk alasan tertentu.
“Apakah Guru Kang merefleksikan semangat Direktur Ha Myung?” pikir Bum Soo, memperhatikan Oh Hyuk dari jendela. “Ucapan dan tingkah lakunya mirip sekali dengan Direktur.”
Sam Dong, Hye Mi, Jason dan Oh Hyuk berbincang di kantin. Diam-diam, Jin Man duduk membelakangi mereka dengan membawa gitar.
“Aku mendapat beberapa gerakan.” bisik Jin Man pada mereka.
“Kenapa kau duduk disana?” tanya Oh Hyuk dan yang lainnya, menoleh.
“Jangan lihat kemari.” kata Jin Man. “Kepala Sekolah sedang memperhatikan kita.”
Jin Man mengatakan bahwa tarian yang ia ciptakan sangat bagus. Akan ada tarian solo laki-laki di tengah-tengah rangkaian tarian.
“Kalau begitu, kalian harus menyiapkan kostumku secara khusus.” kata Jason percaya diri. Ia merasa dirinya yang paling hebat.
Tim Baek Hee sudah mulai berlatih menari.
Tim Hye Mi memulai latihan dengan berimajinasi kalau mereka adalah seekor burung.
Jason membayangkan dirinya burung yang terbang dan mematuk makanan. Mirip ayam tu sebenarnya. Hehehe…
Pil Sook membayangkan dirinya seperti anak ayam.
Sam Dong membayangkan dirinya seperti ayam jago yang sedang berkokok. Trus mengepak-ngepakkan sayapnya. Yang ini paling aneh. Wkwkwkwk…
Hye Mi lebih parah lagi. Tidak jelas dia memperagakan burung apa. Hahahhaa…
Jin Man memejamkan matanya sambil berimajinasi. Ketika ia membuka mata untuk melihat gerakan anak-anak, ia langsung berteriak kesal.
“Burung macam apa yang kalian pikirkan?!” seru Jin Man. “Burung apa?!” Ia melihat Hye Mi. “Itu bahkan bukan burung! Kau sedang menari Taryeong!” Taryeong adalah tari tradisional Korea.
Hye Mi melirik Jin Man dengan pandangan menyeramkan.
Jin Man menarik napas panjang, lalu menyuruh Jason maju.
“Bayangkan kau sedang membentangkan sayapmu.” ujar Jin Man, mencontohkan.
Jason mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Jin Man.
Sam Dong memperhatikan dengan seksama.
Malam itu, Sam Dong berlatih sendirian di ruang latihan. Ia berlatih dengan sangat giat.
Bahkan ketika sedang berlatih menari bersama, Sam Dong sangat serius. Hye Mi memperhatikan keseriusan Sam Dong.

Suatu malam ketika Sam Dong sedang berlatih sendirian di ruang latihan sekolah, ia mendengar suara langkah kaki. Sam Dong bergegas bersembunyi.
Sam Dong mengintip dari kolong, ingin melihat siapa yang datang.
Mendadak muncul sebuah wajah yang disinari cahaya senter.
Sam Dong terlonjak kaget dan membentur dinding.
Lampu ruang latihan dinyalakan. Rupanya yang datang itu adalah Hye Mi.
“Hye Mi!” seru Sam Dong kesal.
Hye Mi menjulurkan lidahnya, mengejek. “Apa yang kau lakukan disini?” tanyanya.
“Apa lagi? Tentu saja berlatih menari.” jawab Sam Dong.
“Bagaimana kalau ada orang yang melihatmu?”
“Sudah lewat jam 12 malam.” kata Sam Dong. “Siapa yang akan datang?”
Sam Dong berlatih dengan keras agar bisa menari lebih baik dari Jason. “Jika aku menari lebih baik dari Jason, mungkin saja aku yang akan menari solo.” katanya bersemangat.
“Kau menari solo?” tanya Hye Mi.
“Kenapa? Kau berpikir bahwa aku tidak punya kesempatan?” tanya Sam Dong.
Hye Mi mengangguk. “Ya, sedikit.” jawabnya jujur.
“Tidak bisakah kau sedikit berbohong untuk membuatku senang?” protes Sam Dong.
“Baik. Kau bisa melakukannya.” kata Hye Mi terpaksa.
“Lupakan saja.” kata Sam Dong seraya beranjak pergi.
“Kau marah?”
Sam Dong membalikkan badannya lagi. “Jika aku tidak pernah menyerah, walaupun tidak ada peningkatan, apakah aku tetap tidak memiliki peluang?” tanyanya.
Hye Mi menatap Sam Dong.
Sam Dong berjalan mendekati Hye Mi. “Aku tidak akan pernah menyerah.” katanya bertekad. “Apapun yang terjadi.”
“Kau bersikap keras akhir-akhir ini.” kata Hye Mi, memandang Sam Dong dengan pandangan aneh. “Ehem… Ayo kita menari.”
Sam Dong tersenyum. “Ayo.”
Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook menari di tempat Doo Shik.
Mendadak seorang polisi datang. Karena itu adalah bar dan mereka masih anak sekolah, polisi tidak mengizinkan mereka menari disana. Sam Dong yang lainnya malah dibawa ke kantor polisi.
Doo Shik berusaha menjelaskan pada polisi bahwa anak-anak tidak punya tempat lain untuk berlatih. Tapi tetap saja polisi tidak mau menerima alasan itu.
Anak-anak tidak akan diberi sanksi dan peringatan oleh polisi, tapi polisi menyuruh Doo Shik untuk menutup barnya selama 30 hari.
“Kalian boleh pergi setelah guru kalian datang.” kata polisi pada anak-anak.
“Guru mana yang kau panggil?” tanya Sam Dong cemas.
Tidak lama kemudian, Bum Soo tiba di kantor polisi. Paranya lagi, Bum Soo akhirnya bertemu dengan Doo Shik.
Bum Soo memanggil Oh Hyuk perihal Doo Shik yang menyewa auditorium.
Oh Hyuk benar-benar berada dalam masalah besar.
Hye Mi dan Sam Dong mencoba mencuri dengar pembicaraan antara Oh Hyuk dan Bum Soo, tapi gagal. Tidak terdengar apapun dari luar.
Oh Hyuk keluar dari ruangan.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Sam Dong khawatir.
“Tentu saja.” kata Oh Hyuk menenangkan. “Dengan 10 kalimat saja, aku sudah bisa menundukkannya.”
“Tidak mungkin.” ujar Hye Mi tidak percaya. “Kalau begitu, kami bisa tetap ikut kompetisi?”
“Tentu saja.” jawab Oh Hyuk.
Karena tidak punya tempat latihan lagi dan latihan di luar terlalu dingin, Oh Hyuk, Jin Man, Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook terpaksa berlatih di tempat spa.
“Dimana Jason?” tanya Jin Man.
“Ia punya janji penting hari ini.” jawab Pil Sook. “Ia hanya akan datang saat latihan terakhir.”
“Kalau begitu, saat latihan ini Sam Dong bisa mengisi bagian tarian solo.” kata Oh Hyuk. “Bagaimana?”
Tentu saja Sam Dong senang sekali mendengarnya.
Latihan dimulai. Mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung. Bahkan ada yang sampai memotret mereka.
Hari H kompetisi menari.
Tim Baek Hee tampil terlebih dahulu.
“Mereka sangat hebat.” gumam Sam Dong.
“Kita juga bisa, kan?” tanya Pil Sook.
“Tentu saja.” ujar Jason percaya diri. “Jangan terlalu khawatir.”
“Jason, mengapa kau tidak datang saat latihan terakhir.” tanya Jin Man. “Ada gerakan yang berubah.”
“Coba peragakan.” kata Jason.
“Bagaimana kalau Sam Dong saja yang menari solo?” tanya Oh Hyuk mengusulkan. “Karena kita mengubah beberapa gerakan tarian, Jason belum terbiasa.”
“Tidak masalah.” kata Jason percaya diri. “Jika aku tidak ingat, aku akan berimprovisasi.”
Oh Hyuk tidak menggubris Jason dan Jin Man yang mencoba protes. Ia berjalan mendekati Sam Dong. “Bagaimana, Sam Dong? Apa kau bisa melakukannya?”
“Aku…” Sam Dong terlihat ragu.
Oh Hyuk tersenyum menenangkan dan menepuk bahu Sam Dong. “Peluang ini akan hilang jika kau ragu.”
Sam Dong tersenyum. “Ya, aku akan melakukannya.”
“Aku menolak.” kata Jin Man.
“Aku setuju.” kata Hye Mi, menjadi pro Sam Dong.
“Kalau kalian gagal, kalian tidak akan bisa masuk kelas seni.” kata Jin Man. “Tenanglah dan berpikir hati-hati.”
“Aku sangat tenang.” kata Hye Mi. “Aku memilih Sam Dong. Aku sudah melihat tarian solo Sam Dong.”
Akhirnya semua diputuskan dengan voting. Hye Mi dan Oh Hyuk memilih Sam Dong. Jin Man memilih Jason.
Pil Sook ragu sejenak. “Aku… Kurasa Sam Dong juga bisa menari dengan bagus.” katanya.
Jason kecewa mendengar jawaban Pil Sook.
Akhirnya diputuskan bahwa Sam Dong-lah yang maju untuk menari solo.
Hye Mi tersenyum pada Sam Dong.
Ketika Jin Man memberitahu bahwa Sam Dong-lah yang akan menari solo, Kyung Jin tidak kaget.
“Ia harus tahu bahwa bakat tidak akan menang melawan kerja keras.” ujar Kyung Jin.
Jin Man menatap Kyung Jin kagum. “Kau sangat pandai.”
Kyung Jin kelihatan kesal.
Tim Hye Mi tampil di panggung dengan memukau.
Pil Sook membersihkan make up di depan cermin. Tidak lama kemudian Jason masuk.
“Jika aku yang menari solo, kita pasti akan menang.” ujar Jason.
Tanpa berkata apa-apa, Pil Sook bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lemari.
“Jangan salah paham.” kata Jason. “Aku bukannya sombong.”
“Tidak.” ujar Pil Sook. “Jika kau yang menari solo, kita mungkin tidak akan bisa menjadi juara 3.”
“Apa?”
“Kau harus bekerja keras jika ingin menjadi penari solo.” kata Pil Sook tegas. “Kau pasti sangat marah karena seseorang mengambil posisimu atau karena kau tidak menjadi nomor 1. Saat konser waktu itu, kau seharusnya tidak meninggalkan konsermu sendiri dan menyanyi bersamaku. Kau tidak punya mimpi dan tujuan.”
“Apa kau sedang mengajariku?” tanya Jason kesal menggunakan bahasa Inggris.
“Tidak.” jawab Pil Sook menggunakan bahasa Inggris juga. “Aku mengatakan semua ini padamu karena aku merasa kasihan padamu. Maaf jika aku membuatmu marah.”
Pil Sook berjalan pergi.
“Kau!” seru Jason. “Mulanya aku tidak mau mengatakan ini karena merasa malu. Tapi, kenapa kau tidak menepati janjimu?”
“Janji?” gumam Pil Sook. “Ah, janji 200 hari.”
Pil Sook membalikkan badan untuk menatap Jason. “Sangat sulit bagiku untuk menurunkan berat badan.” katanya. “Aku tidak bisa makan makanan dan minuman yang kuinginkan. Aku hampir mati. Aku melakukan ini karena kau dan ternyata semuanya sia-sia. Kau tidak punya keinginan, impian dan tujuan. Karena aku jatuh cinta pada orang seperti itu, maka aku menyerah.”
Jason tertawa pahit.
“Aku mengatakan ini karena aku adalah penggemarmu.” ujar Pil Sook.
“Penggemar yang mempermalukan aku?” tanya Jason sinis. Ia marah dan pergi meninggalkan Pil Sook.
Hye Mi menatap piala juara ketiganya dengan senang, kemudian meletakkannya di meja dengan sangat hati-hati.
Baek Hee datang dan meletakkan piala juara pertamanya di samping piala Hye Mi.
“Selamat atas kemenanganmu.” kata Hye Mi tulus. “Penampilanmu hari ini sangat bagus.”
“Ah?!” seru Baek Hee kaget. “Kenapa kau terlihat sangat senang?”
“Kenapa aku tidak boleh senang?” Hye Mi bertanya balik.
“Akulah yang menang, bukan kau.” kata Baek Hee.
“Aku tahu. Lalu?”
“Kau tidak marah?” tanya Baek Hee heran.
“Tidak.” jawab Hye Mi, tersenyum. “Tujuanku adalah keluar dari kelas persiapan dan masuk ke kelas seni. Aku sudah bisa masuk kelas seni dengan memenangkan juara ketiga. AKu tidak perlu marah. Aku pernah mendengar dari seseorang. Jika kau tidak bisa memberi selamat pada kemenangan seorang teman, maka hidupnya akan seperti di neraka. Aku tidak mau seperti itu.”
Hye Mi pergi dengan membawa piala kesayangannya.
Baek Hee kesal dengan sikap Hye Mi itu.
Hye Mi berjalan keluar sambil tersenyum. Di pintu, Sam Dong sudah menunggunya.
“Dasar pencuri.” kata Sam Dong, mendengar pembicaraan Hye Mi dan Baek Hee. “Akulah yang mengatakan kata-kata itu.”
Sam Dong mengangkat tangannya, mengajak Hye Mi ber-high five. Hye Mi menepuk tangan Sam Dong.
Sam Dong memegang tangan Hye Mi dan mengecup pipinya.
“Kau mau mati?!” seru Hye Mi marah.
“Hari ini, aku akan mati tanpa penyesalan.” seru Sam Dong, kabur.
Hye Mi mengejar Sam Dong.
Jin Kuk melihat mereka.
Kyung Jin menemui Baek Hee.
“Kenapa kau kelihatan sedih padahal memenangkan juara pertama?” tanya Kyung Jin.
“Lebih buruk lagi.” kata Baek Hee muram. “Aku mengerahkan semua kekuatanku untuk memulai perang, tapi lawanku malah menjatuhkan tali dan meninggalkan aku.”
Tim Baek Hee mengadakan pesta. Semua sangat senang, kecuali Baek Hee dan Jin Kuk.
Jin Kuk keluar dan memasang earphone.
Baek Hee mengikutinya keluar, tapi hanya berdiri disisi lain dinding yang disandari Jin Kuk.
Mereka hanya berdiri diam seperti itu.
Semua orang akhirnya tahu bahwa Jin Kuk adalah putra Moo Jin. Berita mereka terpampang di halaman depan surat kabar.
Moo Jin kemudian memanggil Jin Kuk dan mengajaknya tampil di acara tv untuk diwawancarai.
Saat diwawancarai, Moo Jin mengatakan bahwa Jin Kuk adalah anak adopsi dan bukannya adanak tidak sah. Moo Jin mengadopsi Jin Kuk saat melakukan acara sosial di rumah yatim piatu.
“Walaupun jika aku memang anak yang tidak sah, tapi aku tetap menghormati dan menyayangi ayahku seperti sekarang.” kata Jin Kuk.
Moo Jin tersenyum dan menggenggam tangan Jin Kuk.
Setelah selesai wawancara, Jin Kuk berjalan bersama ayahnya.
“Mau makan bersama?” tanya Moo Jin.
“Aku latihan hari ini.” jawab Jin Kuk. “Kurasa ini artinya… ayahku memang benar-benar sudah tidak ada, kan?”
Moo Jin hanya terdiam.
Ketika Moo Jin menaiki mobilnya, ia menemukan sebuah bingkisan dari Jin Kuk sebagai hadiah ulang tahun untuk ayahnya itu. Isinya adalah sebuah jam tangan.
Hye Mi berjalan pulang seorang diri. Mendadak ia merasakan ada orang asing yang mengikutinya.
Hye Mi mengeluarkan payung dan membukanya.
“Siapa kau?!” teriak Hye Mi takut.
“Ini aku, Jin Kuk.” kata Jin Kuk, membuka syalnya yang menutupi wajah.
Hye Mi langsung berjalan cepat meninggalkan Jin Kuk. Jin Kuk mengejarnya.
Jin Kuk mengajak Hye Mi mengobrol, tapi Hye Mi menolak.
“Maukah kau naik bianglala bersamaku?” tanya Jin Kuk dengan mata berkaca-kaca.
“Bianglala? Sekarang?” tanya Hye Mi. Saat itu sudah malam, tentu saja sudah tutup. “Berhenti bicara omong kosong dan pergilah.”
Hye Mi berjalan pergi lagi, tapi Jin Kuk menarik dan memeluk Hye Mi dari belakang.
Jin Kuk menangis, tapi menutupi wajahnya dengan topi.
“Kau menangis?” tanya Hye Mi.
“Tidak.” jawab Jin Kuk berbohong. “Aku kedinginan.”
Jin Kuk kemudian berjalan pergi meninggalkan Hye Mi.
Di jalan, Jin Kuk berpapasan dengan mobil van Baek Hee.
Baek Hee sangat mencemaskan Jin Kuk karena menonton tv.
“Ayo masuk.” ajak Baek Hee. “Disini dingin.”
Baek Hee dan Jin Kuk masuk ke dalam van. Tidak lama kemudian Hye Mi datang. Rupanya ia berniat menemui Jin Kuk. Tapi Jin Kuk sudah pergi bersama Baek Hee.
Kirin akan mengadakan study tour ke Jepang. Murid-murid ribut membicarakan acara itu.
“Aku belum pernah naik pesawat.” kata Sam Dong.
“Kurasa kita tidak akan bisa pergi.” kata Hye Mi. “Harganya terlalu mahal.”
“Berapa harganya?” mendadak Oh Hyuk muncul. “900.000. Jadi kalau bertiga 2.700.000.”
Dengan kompak, Hye Mi dan Sam Dong langsung menutupi pengumuman itu. Takut kalau-kalau Oh Hyuk akan melakukan segala cara untuk mendapatkan uang dan mengirim mereka ke Jepang.
“Berhenti menghitung!” seru Hye Mi. “Kami tidak punya niat untuk pergi.”
“Benar!” seru Sam Dong setuju. “Jangan berpikir untuk mengeluarkan uang demi kami lagi.”
“Aku mengerti.” kata Oh Hyuk. “Aku hanya ingin melihat.”
Oh Hyuk mendorong Hye Mi dan Sam Dong.
“Kepala sekolah!” seru Sam Dong berbohong.
Oh Hyuk menoleh. Hye Mi dan Sam Dong langsung mematikan tv berisi pengumuman itu.
“Sepertinya tv ini rusak.” gumam Sam Dong.
Saat sedang makan siang, Sam Dong dan Hye Mi mendengar In Sung, Ah Jeong dan Do Joon bercerita bahwa K akan pergi ke jepan juga untuk shooting.
Hye Mi mencoba terlihat acuh dan tidak peduli. Padahal dalam hatinya sebaliknya.
Oh Hyuk meminjam uang lagi pada Doo Shik agar bisa mengirim Sam Dong, Hye Mi dan Pil Sook ke Jepang. Sebagai ganti pinjaman uang itu, Doo Shik meminta Oh Hyuk bekerja paruh waktu untuknya. Ia punya pekerjaan untuk Oh Hyuk di Jepang.
Teman teman teman temannya Doo Shik yang sedang melakukan perjalanan bisnis di Jepang akan segera menikah. Jika anak-anak bersedia menyanyi di acara tersebut, Doo Shik akan membayar tiket pesawat.
Anak-anak langsung setuju.
Pil Sook pergi ke perpustakaan untuk mencari buku lagu-lagu pernikahan.
Secara tidak sengaja ia melihat Jason sedang mendengarkan lagu dan langsung bersembunyi.
Setelah Jason pergi, Pil Sook gantian mendengarkan lagu.
“Bagaimana rasanya berada di dalam pesawat?” tanya Sam Dong pada Hye Mi.
“Saat kau berada dalam pesawat, kau harus menutup matamu.” kata Hye Mi menakut-nakuti. “Jika tidak, tekanan dalam pesawat akan membuat kedua bola matamu keluar.”
“Benarkah?” tanya Sam Dong polos.
Hye Mi mengangguk meyakinkan.
Oh Hyuk tersenyum melihat Hye Mi dan Sam Dong.
Tiba-tiba ia teringat percakapannya dengan Bum Soo.
“Apa kau tahu artinya mengadakan pertunjukan palsu?!” seru Bum So. “Kau tidak menghormati aku, Kepala Sekolah. Aku ingin memecatmu, tapi aku sudah berjanji pada Direktur. Sebagai hukumannya, aku akan membubarkan kelas persiapan.”
“Aku akan… membuat surat pengunduran diri.” kata Oh Hyuk, mencoba bernegosiasi. “Tapi tolong jangan lakukan apapun pada murid-muridku.”
“Baiklah.” kata Bum Soo, setuju. “Aku akan menerima surat pengunduran dirimu setelah study tour. Selanjutnya, Guru Shi yang akan mengambil alih murid-muridmu. Jangan khawatir.”
“Guru, ayo cepat naik ke dalam mobil.” panggil Sam Dong, membuyarkan lamunan Oh Hyuk.
“Ya.” jawab Oh Hyuk, tersenyum.

No comments:

Post a Comment