Yi Kyung
Apakah aku sedang bermimpi? Siapakah pria yang ada di hadapanku ini? Ah.. untung ada pria itu. Pria yang dulu pernah datang ke kafe. Sepertinya ia pria baik-baik. Tapi, mengapa aku di sini?
Dan kenapa harus memimpkan tempat ini? Tempat dimana kenangan indahku bersama Yi Soo saat SMA dulu. Kami berjalan-jalan di kota yang bukan kota kami, menikmati indahnya bunga ceri yang berkembang.
Semua begitu indah, sama seperti hari ini. Bahkan stan kartu tarot pun juga ada seperti dulu.Saat itu ada gadis penjaga stan yang menarik perhatian kami karena aksinya. Dan kami pun setuju untuk ikut diramal, walaupun Yi Soo mengatakan kalau ramalan itu hanya bohong.
Kartu yang keluar adalah kartu kekasih, dan gadis itu mengatakan kalau kartu itu berarti bahwa kami adalah pasangan serasi dan kami akan berbahagia selamanya. Bahkan gadis itu juga memberi sekuntum bunga mawar merah muda padaku. Oh.. cantiknya.
Saat itu adalah momen istimewa kami, karena Yi Soo mengatakan akan membangun rumah impian kami dan akan menanam bunga mawar seperti yang diberikan gadis itu, di sekeliling rumah kami.
Yi Soo, apakah itu kau? Apakah ini hanya sebuah mimpi?
Han Kang
Saat Ji Kyung jatuh dan menatap Min Ho bingung, saat itulah aku tahu kalau Song Yi Kyung asli kembali ke dalam tubuhnya. Aku tak tahu kemana Ji Hyun pergi, tapi aku harus segera menyelamatkannya dari kebingungan. Entah ia sudah tahu tentang Ji Hyun atau tidak.
Tapi nampaknya gadis itu hidup dalam dunianya sendiri. Karena setelah melihatku, dia tak mempedulikanku. Malah dia kelihatannya lebih tertarik dengan keadaan sekitar. Memang bunga ceri yang sedang bermekaran ini nampak indah sekali, mengingatkanku pada saat aku dan Ji Hyun ditugaskan untuk menjaga stan kartu tarot.
Walaupun pada saat itu aku dan Ji Hyun bertengkar. Pertengkaran itu sebenarnya karena hal yang sepele, karena Ji Hyun berbohong mengenai arti kartu yang diambil oleh sepasang murid. Mengapa harus berbohong? Jika bagus, katakan bagus. Jika jelek, katakan jelek. Namun Ji Hyun berkata kalau kebohongannya adalah kebohongan putih.
Tapi yang benar-benar membuatku marah adalah saat Ji Hyun mengungkit sup ulang tahun dari ibu. Saat itu aku marah padanya. Aku membuang kartu-kartu yang sedang dibereskan oleh Ji Hyun, dan aku mendorongnya. Sumpah, aku tak sengaja mendorongnya jatuh. Tapi Ji Hyun sudah marah dan mengusirku.
Saat aku kembali, Ji Hyun sudah pergi. Aku hanya menemukan gelangnya yang sudah putus. Aku memutuskan untuk meminta maaf dan memberinya bunga keesokan harinya. Bunga mawar merah muda kesukaannya, seperti yang ia katakan kemarin pada gadis yang dibacakan kartu tarotnya.
Namun bunga itu tak pernah sampai ke tangannya. Begitu juga permintaan maafku. Karena Seo Woo mengumumkan di depan kelas kalau Ji Hyun pindah sekolah. Dan ternyata begitu juga aku. Aku harus ikut ayahku dan pindah sekolah juga.
Kulihat nona Song Yi Kyung seperti bicara sendiri. Saat itulah aku tahu kalau Ji Hyun sudah kembali. Namun aku berpura-pura tak mengetahui perbedaannya, dan mengajaknya makan. Kukatakan padanya alasan ia pingsan tadi karena ia pasti berjalan-jalan dengan perut kosong, padahal makannya sangat banyak.
Saat kupikir lebih jauh lagi, saat Ji Kyung pingsan aku melihat In Jung datang dan memanggil Min Ho ‘oppa’, panggilan yang tak pernah aku dengar dari mulut In Jung. Apakah Min Ho menduakan Ji Hyun?
Ji Hyun
Aku tahu aku membuat masalah besar saat aku terlempar keluar dari tubuh Kak Yi Kyung. Dimana Scheduler saat aku membutuhkannya?
Ah.. itu dia. Tapi seperti biasa, ia mengomeliku dulu sebelum melakukan tindakan antisipasi. Untung, karena bangunnya Kak Yi Kyung bukan karena kesalahanku, maka aku tak mendapat hukuman mati. Hanya satu hari umurku akan berkurang.
Apa? Umurku terpotong sehari lagi? Kapan itu mereka sudah memotong umurku, dan sekarang lagi? Booo… Tapi dimana Kak Yi Kyung sekarang?
Ternyata Kak Yi Kyung dan Han Kang sedang berjalan-jalan di bawah pepohonan bunga ceri. Dan hei.. ada stan kartu di sana. Sama seperti waktu SMA dulu.
Saat itulah pertengkaran besarku dengan Han Kang terjadi. Saat itu aku berbohong mengenai arti kartu yang sebenarnya pada pasangan murid yang sepertinya berpacaran.
Dan bagaimana aku bisa berkata jujur tentang arti kartu yang cowok itu ambil, saat melihat betapa serasinya mereka berdua. Melihat lengan jasnya yang seperti dibongkar karena kependekan, aku tahu kalau mereka bukan orang yang mampu. Namun dengan bekal uang yang tak seberapa, cowok itu memberikan biaya pembacaan kartu yang ternyata artinya jelek.
Jadi bagaimana mungkin aku sanggup memberitahukan mereka kalau mereka nanti akan terpisah selamanya? Hal itulah yang membuat Han Kang marah. Dan dasar Han Kang brengsek, beraninya ia mendorongku karena marah?
Itulah yang sekarang membuatku bingung. Kenapa sekarang ia sangat perhatian padaku?Ia mengajakku makan malam, dan hei.. kenapa ia marah kalau aku menerima telepon dari Min Ho? Ia malah mengajakku untuk pulang ke Seoul bersamanya. Apa mungkin perhatiannya sebenarnya bukan padaku, tapi pada Kak Yi Kyung? Sebab jika aku adalah Ji Hyun, tak mungkin ia akan seramah ini.
Bahkan ia seperti membaca pikiranku ketika kami melewati tempat makanan kesukaan ayah. Ia tiba-tiba menghentikan mobilnya dan ingin membeli makanan, yang kata Han Kang, adalah makanan favorit Paman Manager.
Bagaimana aku menjelaskan padanya kalau aku mengikuti Min Ho ke Jin An bukan karena aku masih menyukainya, tanpa menjelaskan siapa diriku sebenarnya?
In Jung
Betapa marahnya diriku saat melihat Min Ho memegang Ji Kyung. Jadi Min Ho pergi ke Jin An bersama Ji Kyung?
Sebelum aku marah, Min Ho membawaku pergi menjauhi Ji Kyung. Namun saat aku menanyainya, Min Ho seperti tak mendengarkanku. Bukankah ia pergi ke Jin An karena bisnis? Lalu kenapa harus pergi bersama Ji Kyung?
Tapi Min Ho tak menggubris pertanyaanku. Ia hanya mengatakan,
“Maafkan aku, tapi dia tadi pingsan karena sakit. Aku akan melihat apakah dia baik-baik saja dan aku akan segera kembali ke sini.” |
Aku tak tahu harus kemana setelah ini. Seo Woo sedang makan malam dengan Han Kang. Apakah aku harus kembali ke rumah?
Tapi Min Ho ternyata menyusulku. Namun kami tak sempat bicara apapun karena Seo Woo tak sadarkan diri karena mabuk. Jadi kami membawanya pulang ke rumah di Seoul.
Saat itu aku marah dan meninggalkan Min Ho di kamar Seo Woo. Seperti yang kuduga, Min Ho menyusulku ke dalam kamar. Ini pertama kalinya ia mengunjungi rumah dan kamarku. Saat aku tinggal bersama Ji Hyun, ia tak pernah mengunjungi kamarku.
Kami juga tak pernah bepergian bersama, namun saat kesempatan kami bisa pergi berdua, ia malah pergi bersama Ji Kyung, gadis yang baru dikenalnya kurang dari sebulan?
Aku tak tahu mana yang lebih menyakitkan. Memergokinya bersama dengan Ji Kyung atau mendengar ucapannya,
“Karena aku tertarik padanya. Bukannya aku tak mencoba untuk menghindari perasaan itu. Tapi aku minta maaf padamu karena aku tetap memiliki perasaan padanya.” |
Sabar menunggu? Aku telah sabar menunggu selama 5 tahun, dan sekarang ia memintaku untuk bersabar lagi? Aku tak peduli jika Seo Woo mendengarku atau tidak. Tapi Min Ho tak dapat memperlakukanku seperti ini, saat permainan kami sudah hampir usai.
Min Ho
Aku benar-benar khawatir pada Ji Kyung. Ia jatuh dan kemudian memandangku seperti tak mengenalku. Namun saat aku ingin menolongnya berdiri, tiba-tiba In Jung datang. Aku tak bisa membiarkan In Jung memarahi Ji Kyung yang sedang sakit, maka aku membawanya pergi menjauh.
Tapi setelah itu aku tak dapat mendengar lebih jelas perkataan In Jung karena aku masih khawatir pada Ji Kyung. Jadi aku meminta In Jung untuk menungguku sembari aku kembali pada Ji Kyung. Namun gadis itu tak dapat kutemukan dimanapun. Kemana Ji Kyung pergi?
Dan aku baru sadar kalau aku telah meninggalkan In Jung. Ternyata iapun sudah pergi. Tapi aku tahu kemana ia berada. Di depan rumah orang tuanya, kulihat ia berdiri ragu-ragu antara ingin masuk atau tidak. Dan ternyata tidak, karena ia berbalik pergi.
Aku ingin bicara banyak padanya, menjelaskan tentang kesalahpahaman ini, tapi In Jung mendapat telepon dari rumah makan, kalau Seo Woo mabuk. Apakah ia sedang bersama seseorang, atau sedang menunggu seseorang, hingga mabuk?
Aku masih mengkhawatirkan Ji Kyung, tapi aku tahu kalau In Jung dan Seo Woo harus kuantar pulang. Maka aku membawa mereka pulang ke Seoul.
Dan betapa terkejutku saat perjalanan pulang, aku melihat Ji Kyung dan Han Kang berdua masuk ke dalam mobil Han Kang. Mengapa Han Kang ada di Jin An?
Aku tak dapat berlama-lama di rumah In Jung. Aku tahu ia pasti marah denganku, apalagi pengakuanku padanya. Namun In Jung mulai marah dan aku takut In Jung mendengarkan percakapan kami.
Apalagi aku melihatnya terkapar di depan kamar mandi. Jadi aku lebih baik pergi saja dan kami dapat berbicara lagi saat In Jung lebih tenang.
Dan karena aku ingin menemui seseorang yang tahu mengenai Ji Kyung. Aku ingin bertanya pada Han Kang, mengapa ia ada di Jin An? Dan bagaimana keadaan Ji Kyung, apakah ia baik-baik saja?
Namun Han Kang malah memukulku, atas dasar Ji Hyun. Ia memukulku kedua kali, atas nama Ji Hyun juga. Kali ketiga, ia mengurungkan niatnya. Ia kemudian membawaku ke dalam kantor dan mengobatiku. Benar-benar pria aneh.
Ternyata ia melihatku bersama dengan In Jung. Aku mencoba berbohong, mengatakan hubungan kami terjadi setelah kecelakaan Ji Hyun. Tapi Han Kang tak percaya. Apakah Ji Kyung yang memberitahukannya? Sepertinya tidak.
Han Kang menyuruhku untuk memperhatikan In Jung saja, dan melepaskan Ji Kyung. Jadi sebenarnya ia memukulku karena Ji Hyun itu hanya kamuflase, dan karena ia menginginkan Ji Kyung? Namun semuanya itu bukan Han Kang yang memutuskan, karena semuanya terserah Ji Kyung.
Seo Woo
Menunggu kedatangan Han Kang yang tak kunjung muncul membuatku ingin minum-minum. Dan akupun tak sadarkan diri, karena saat aku bangun, aku sudah berada di depan kamar mandi, terkapar.
Namun aku masih melihat sekelebat bayangan yang mirip Min Ho di depan kamar In Jung. Ohh… pusingnya!
Aku tahu kalau cepat atau lambat, Ji Hyun, si pembuat onar itu, akan menyulitkanku. Entah kenapa Yi Kyung terbangun di antara pepohonan bunga ceri, membuat Ji Hyun terlempar keluar.
Untung surga memberi jalan keluar untuk masalah ini. Ji Hyun terbebas dari peraturan yang tak boleh dilanggar. Namun kemana Yi Kyung sekarang? Walaupun ia hanya merasa bermimpi tapi hal ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Itu dia, sedang berdiri bersama Han Kang memandangi stan kartu tarot. Mereka berdua sepertinya terkesima melihatnya. Dan ternyata Yi Kyung pun juga sama.
Hei.. Yi Kyung pingsan!
Hmm.. ada apa dengan gadis ini? Apa yang membuatnya menangis bahkan saat ia pingsan? Dan tak seperti biasanya, mengapa hatiku terasa sakit saat memandang wajahnya yang berlinang air mata? Apakah aku pernah melihatnya sebelum ini? Tapi kenapa aku tak dapat mengingatnya?
Rasanya waktu berhenti, saat aku memeluknya. Walaupun ternyata hanya beberapa detik saja. Ji Hyun harus kembali ke raga Yi Kyung secepatnya. Dan apa yang menyebabkan Yi Kyung kembali pada raganya? Apakah di bawah sadarnya ia memiliki kenangan dengan tempat ini?
Huh.. hari ini benar-benar melelahkan harus mengurusi masalah Ji Hyun. Karena bagaimanapun juga Yi Kyung tetap harus bekerja, kalau tidak ia akan kehilangan pekerjaan lagi, karena ulah Ji Hyun.
Jadi apa yang dapat menyegarkan diri setelah seharian berkeliling? Mmmhh… Sweet Machiato Caramel dengan sirup caramel yang banyak.
Bekerja pada giliran malam hari ternyata harus melayani permintaan yang aneh-aneh. Anak jaman sekarang, bisa-bisanya minta tolong padaku untuk membeli rokok buat mereka. Huss… pergi sana!
Dan ini juga, apa ia tak pernah tidur? Bukankah sejak pagi ia sudah bekerja di rumah sakit seharian?
Apa aku harus menampakkan diriku sendiri, dan bukan Yi Kyung? Oke!
“Yi Kyung sedang tak bertugas malam ini. Jika anda tak ingin memesan, sebaiknya anda keluar dari antrian.” |
Sisa waktu : 21 hari (terpotong satu hari karena penalty)
Ji Kyung
Ternyata aku juga bisa tidur di dalam tubuh Kak Yi Kyung. Enak juga bisa tidur semalaman. Namun aku tak boleh membuang waktu lagi. Aku harus ke rumah sakit dan memberikan oleh-oleh dari Jin An ini untuk ayah dan ibu.
Pada mereka, aku memperkenalkan diri sebagai teman Ji Hyun, bernama Park Jung Eun. Aku tak tahu bagaimana meyakinkan ayah untuk menjalani operasi, maka aku hanya dapat berkata pada ayah,
In Jung
Aku tak tahu apa tujuan Ji Kyung. Mengapa ia mengirim SMS padaku, dan malah menunjukkan kebersamaannya dengan Min Ho? Apa ia tak takut padaku?
Namun Ji Kyung sepertinya percaya diri sekali. Katanya ia tak mau sembunyi-sembunyi seperti apa yang aku lakukan pada Ji Hyun.
Tapi akulah yang sebenarnya pacar Min Ho yang asli, bukan Ji Hyun. Walaupun memang ia tunangan Min Ho, tapi aku dulu yang berhubungan dengannya. Dan Min Ho tak mungkin putus denganku.
Sepertinya Ji Kyung tahu banyak mengenai kami. Ia mengatakan kalau tentu saja Min Ho tak akan memutuskanku, karena aku adalah kunci dari segalanya. Aku dulu diminta oleh ayah untuk memeriksa latar belakang Min Ho, dan aku memberikan laporan yang baik-baik mengenai Min Ho. Karena aku adalah partner yang sempurna bagi Min Ho, kenapa Min Ho harus memutuskanku?
Kata-kata Ji Kyung tak enak untuk didengar, tapi itu memang merupakan kebenaran. Apakah Ji Kyung memang tahu, atau hanya menebak-nebak?
Aku ingin melepaskan diri segera. Maka aku memberikan surat pengunduran diriku pada perusahaan. Aku akan memberikan surat itu pada ayah di rumah sakit. Namun yang ada hanyalah ibu dan teman SMA-ku. Kenapa ia datang ke sini tanpa memberitahuku dulu?
Ibu menyindirku dengan mengatakan kalau aku sudah lama tak datang kemari. Dan aneh sekali kalau ia bertanya pada orang yang mengunjungi temannya yang sedang sakit. Apalagi saat tahu kalau aku sering pergi meninggalkan kantor saat ayah tak ada di kantor.
Namun yang membuatku curiga adalah nama Park Jung Eun yang disebut oleh teman SMA-ku. Menurut ibu Park Jung Eun adalah gadis yang sama yang ke rumah dulu dan kemarin ia mengunjungi ayah ibu di rumah sakit sambil membawa oleh-oleh yang ia dapat dari Jin An. Cantik, tinggi dan langsing.
Tapi mengapa aku dan Seo Woo tak pernah bertemu dengannya? Padahal menurut temanku, Park Jung Eun telah menghubungi hampir semua teman-teman sekolah kami.
Han Kang
Kepalaku rasanya mau pecah memikirkan masalah Ji Hyun. Aku memutuskan untuk bercerita pada Paman Manager, dengan harapan ia dapat memberiku pencerahan. Kuceritakan semua tentang Ji Kyung yang ketakutan saat aku mengkonfrontir apakah ia adalah Ji Hyun. Apa yang dimaksud oleh Bhiksu dengan ‘mendapatkan perasaan seseorang yang sebenarnya’?
Mengenai stempel Ji Hyun, Paman Manager mengingatkanku kalau stempel biasanya sering digunakan untuk jual beli rumah. Dan Paman Manager berjanji tak akan membocorkan rahasia ini pada siapapun dan mengatakan mungkin akulah satu-satunya yang dapat menolong Ji Hyun.
Saat aku bertemu dengan Seo Woo untuk meminta maaf atas ketakhadiranku kemarin, aku menemukan informasi kalau In Jung dan Min Ho sudah berpacaran selama 5 tahun. Walaupun menurutnya hal itu tak masuk akal, karena In Jung mempunyai pacar rahasia. Ji Kyungpun tahu hal itu, namun In Jung meminta Ji Kyung untuk merahasiakannya.
Min Ho sudah berpacaran dengan In Jung selama 5 tahun? Jadi pertemuan pertama Min Ho dan Ji Hyun adalah rekayasa mereka?
Kuingat saat Ji Kyung mendengar kalau ayah akan mewariskan perusahaannya, ia langsung lari keluar restoran.
Jadi itukah alasanmu, Ji Hyun? Kau melakukan ini semua bukan karena kau menyukai Min Ho, tapi karena kau memang memiliki tujuan tertentu.
Kata Seo Woo, ayahmu sedang sakit parah. Kau belum tahu, kan? Lebih baik kau tak tahu. Kalau kau mengetahui hal itu, aku tak tahu bagaimana kau dapat menahan semua beban yang ada. Kau tak dapat menceritakan pada siapapun dan kau harus menyimpannya sendiri. Ji Hyun, apa yang kau pikirkan sekarang? Waktumu tinggal 23 hari lagi.
Min Ho
Ji Kyung, gadis itu sangat misterius. Nomor teleponnya tak terdaftar. Dan bagaimana mungkin saat jatuh, ia tak ingat padaku? Aku tak tahu apa motifnya mengirimkan pesan pada In Jung untuk menemuiku, di saat yang sama aku menemui Ji Kyung.
Aku harus mencari tahu segalanya. Aku sudah menyuruh detektif untuk mencari tahu latar belakang keluarganya, hubungannya dengan pria lain, catatan kesehatannya dan mengikutinya kemanapun ia pergi.
Yi Soo, walaupun dalam mimpi, seharusnya kau jangan muncul di hadapanku. Walaupun hanya dalam mimpi, janganlah datang.
Wajah itu kembali mendatangiku.
Ji Kyung
Whoaaa… mau kemana Han Kang pergi dengan baju serapi ini? Dan membawa bunga mawar lagi. Bunga mawar merah muda kesukaanku. Dan kencan, katanya? Apakah ia sudah punya pacar? Bukan pacar, tapi gadis yang ia suka, katanya.
Tapi jika ia sudah menyukai seorang gadis, dan mengapa berlaku manis padaku.. err.. maksudku kak Yi Kyung.
Min Ho
Aku bertemu dengan Ji Kyung. Ia yang meneleponku terlebih dahulu. Apa yang sebenarnya Ji Kyung inginkan dariku. Apa ia tahu apa yang sebenar-benarnya apa yang aku inginkan? Aku tak tahu apa yang ia inginkan. Tapi dia mengatakan dengan yakin kalau ia menginginkan apa yang aku inginkan.
Ji Kyung
Saat aku menemui Min Ho, aku ingin mengorek informasi darinya. Namun sepertinya ia mulai mencurigaiku. Tapi ia tak mungkin bisa, kan mengetahui siapa aku sebenarnya dan apa rencanaku.
Ayah, apa yang dapat aku lakukan sekarang? Semakin sedikit hal yang dapat aku lakukan untuk membantumu. Waktuku tinggal 20 hari lagi. Apa yang harus aku lakukan?
Ji Hyun, kau tak akan tahu untuk siapa bunga ini kuberikan. Tapi memang bunga ini tak dapat kuberikan padamu, karena ayah sudah langsung mengusirku. Rupanya ia masih kesal karena aku menarik diri dari proyek pulau Haemi, walaupun aku sudah menawarkan diri lagi.
Namun ibu menyusulku dan minta maaf atas nama ayah. Ayah rupanya sedang sensitif karenamu dan penyakitnya. Ia tak mau dioperasi sebelum kau sadar. Dan dari ibu aku tahu untuk apa kau menyembunyikan stempel itu di rumahku.
Agar perjanjian tanah di Pulau Haemi gagal, kan? Kalau tidak, bagaimana mungkin stempel yang seharusnya kau berikan pada Min Ho malah kau simpan di rumahku. Aku ingat saat pesta pertunangan, Min Ho mengatakan kalau ia tak perlu menjadi mempelai pria. Rupanya inilah maksudnya.
Sejak awal ia tak ingin menikahimu. Dan kau juga menyadari kalau Min Ho berselingkuh dengan sahabatmu setelah kecelakaan itu.
Aku tak tahu, aku harus bagaimana. Bagaimana caranya aku dapat menolongmu. Karena kau telah melalui banyak hal di ambang hidup matimu.
No comments:
Post a Comment