Min Ho masuk kamar Ji Hyun dan mulai mencari stempel itu. Tapi nihil. Tak ada. Ibu ternyata menyusul masuk ke kamar Ji Hyun, membuat Min Ho buru-buru mengambil boneka kangguru. Barang inilah yang akan ia bawa ke rumah sakit. Ibu menyuruh Min Ho juga membawa bunga mawar dari Han Kang. Itu bunga mawar favorit Ji Hyun.
Dan dimana Ji Kyung?
Bergelantungan di pinggir jendela. Lama kelamaan, tangannya tak kuat menahan beban tubuhnya, hingga akhirnya ia terjatuh sampai kakinya keseleo.
Dari muka Min Ho yang marah, Ji Kyung tahu kalau Min Ho belum mendapatkan stempel itu. Ia juga kecewa karena ia pun juga mendapatkannya.
Yang ia dapatkan adalah omelan dari Scheduler, karena ia melukai tubuh Yi Kyung. Ji Kyung langsung curhat pada Scheduler tentang stempelnya yang ia sendiri tak tahu ada dimana. Tapi Scheduler tak mau dengar karena ia datang hanya untuk memperingatkan agar Ji Kyung tak melukai tubuh Yi Kyung. Ia pun langsung menghilang.
Ji Kyung tak tahu harus pergi kemana untuk curhat. Ia lewat di toko roti Seo Woo. Untung sekali ia bertemu Seo Woo yang langsung menawarinya roti, karena teringat Ji Kyung adalah pegawai dari restoran Han Kang.
Tak hanya omelan dari Scheduler yang ia dapat, tapi juga dari Han Kang. Saat pulang ke restoran dengan kue di mulut, Han Kang menghardik Ji Kyung yang pergi begitu lama. Saking kagetnya, Ji Kyung tersedak. Namun karena itu, Han Kang urung memarahi Ji Kyung lebih lama.
Han Kang membawakan tas Ji Kyung yang ketinggalan, dan menanyakan mengapa ia membawa peluit. Dengan santai Ji Kyung mengatakan kalau peluit ini akan ditiup jika ada keadaan darurat.
Han Kang terkesima. Kata-kata itu mirip seperti yang Ji Hyun katakan padanya saat SMA dulu.
Han Kang mengeluarkan amplop uang sebagai uang pesangon. Tapi Ji Kyung tak mau dipecat. Jika ia tak bekerja di sini, ia sendirian lagi dan tak memiliki teman. Ia memohon untuk tetap bekerja di sini, walaupun Han Kang keberatan. Untung perutnya berbunyi. Jika tidak, Ji Kyung akan dipecat lagi oleh Han Kang.
Han Kang hanya bisa menyuruhnya untuk makan dahulu. Ji Kyung pun menangis mendengarnya. Han Kang bingung.Ia tak jadi memecat Ji Kyung, kenapa Ji Kyung menangis? Masih dengan air mata yang menetes, Ji Kyung mengatakan tangisnya adalah tangis haru.
In Jung pergi ke tempat butik gaun pengantin dan menanyakan kalau Ji Hyun meninggalkan stempel di butik tersebut. Pegawai toko itu tak menemukan stempel itu. Tapi ia ingat pada In Jung, karena Ji Hyun membelikan gaun yang tercantik untuk Ji Hyun.
In Jung pergi ke tempat butik gaun pengantin dan menanyakan kalau Ji Hyun meninggalkan stempel di butik tersebut. Pegawai toko itu tak menemukan stempel itu. Tapi ia ingat pada In Jung, karena Ji Hyun membelikan gaun yang tercantik untuk Ji Hyun.
Ji Hyun pun keluar toko dengan merasa bersalah.
Teringat persahabatannya dengan Ji Hyun, In Jung menelepon Min Ho sambil menangis. Min Ho yang sedang berada di restoran, mencoba menenangkan In Jung. Rencana ini sudah mereka susun 2 tahun yang lalu, jadi tak boleh gagal.
Ji Kyung yang menguping pembicaraan Min Ho tak dapat menyembunyikan kecurigaannya karena ia bertemu dengan Min Ho juga 2 tahun yang lalu.
Min Ho melihat Ji Kyung dan tanpa basa-basi mengatakan kalau ia tak tertarik pada Ji Kyung, jadi jangan buang-buang waktu untuk mendekatinya, berakting jinak-jinak merpati untuk mendapatkan perhatiannya.
Ji Kyung marah mendengarnya. Ia tak pernah berakting, tapi Min Ho lah yang berakting. Pura-pura baik tapi ternyata tidak tulus, dan malah menipu orang lain.
Kalung air matanya memerah, dan Scheduler pun muncul memperingatkannya lagi, kalau ia hampir saja melanggar aturan, yang akan membuka jatidirinya yang sebenarnya. Jika itu terjadi, kalungnya akan pecah dan ia akan langsung masuk ke dalam lift.
Untungnya Han Kang datang dan menanyai apa yang mereka lakukan di luar.
Hari mulai berganti, Yi Kyung pun bangun. Ia tak dapat menyembunyikan keheranannya melihat kakinya yang lebam dan rambutnya yang bersih. Ia pun kembali bertemu dengan penyelamatnya, dan mulai mengingatnya.
Tapi dengan ketus, Yi Kyung mengatakan ia tak memiliki urusan lagi dengannya. Ia tak mau mengingat kejadian masa lalu.
Di rumah sakit, Min Ho menemui In Jung yang memohon padanya untuk menghentikan semua ini. Rencana mereka dua tahun yang lalu tak seperti ini. Jika perusahaan ayah kolaps ketika Ji Hyun sedang koma, ia tak yakin ayah akan mampu menerima semua beban ini.
Min Ho meyakinkan In Jung kalau ini memang rencana mereka sejak dua tahun yang lalu.
Bukankah mereka sudah membuat Ji Hyun tersesat di gunung dan membuang handphonenya? Min Ho kemudian datang untuk menyelamatkannya? Bukankah In Jung juga sengaja tak datang saat Ji Hyun dan In Jung janjian untuk nonton bareng, dan Min Ho ‘tak sengaja’ berada di sisinya?
Besok adalah hari pernikahannya dengan Ji Hyun. Jika Ji Hyun tak kecelakaan, maka besok adalah hari terakhir pelaksanaan rencana mereka. Mereka berdua akan kabur dengan uang di tangan.
Tanpa mereka sadari, Ji Hyun melihat dan mendengar apa yang mereka bicarakan. Jika perselingkuhan calon suami dan sahabatnnya telah memukul perasaannya, pengkhianatan mereka berdua benar-benar menghancurkan hatinya.
Ji Hyun memandang In Jung yang sekarang sendirian menunggui raga Ji Hyun. Ji Hyun marah pada In Jung, walaupun saat itu In Jung meminta maaf pada raga Ji Hyun karena semua ini adalah kesalahannya. Tapi ia juga menyalahkan Ji Hyun, karena dirinya yang seperti sekarang, adalah karena Ji Hyun pula.
Ji Hyun mencoba memukul Ji Hyun, tapi karena ia hanya sebagai roh, pukulan itu sia-sia. Pandangannya malah tertuju pada boneka kangguru yang dibawa Min Ho dari kamarnya. Ia pun teringat kalau ia meletakkan stempel itu di kantong kangguru.
Ingatan ini membawanya pergi mencari Scheduler. Dengan raga Yi Kyung, Ji Kyung pergi mencari Scheduler yang sedang bermain-main di kolam renang.
Ji Kyung meminta saran Scheduler. Ia ingin mengambil stempel itu dari kantong kangguru, kemudian memberikan pada ayahnya sekaligus menceritakan rencana Min Ho dan Ji Kyung. Scheduler mengatakan jika Ji Kyung melakukan hal itu, lift langsung datang untuk membawanya pergi.
Ji Kyung mencoba menawar. Ia mau pergi, tapi bisakah ia mendapat perpanjangan waktu satu jam sebelum lift membawanya pergi?
Tapi Scheduler tak menjawab, karena ada tugas yang harus ia lakukan.
Kedatangan Scheduler ke kolam renang sebenarnya bukan untuk bermain-main, tapi untuk menjemput seorang wanita yang dijadwalkan meninggal karena terjatuh di kolam renang. Wanita yang kemudian meninggal itu menolak untuk masuk lift, dan ingin melarikan diri.
Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kaki untuk lari, tiba-tiba ada dua sosok hitam yang menangkap wanita itu, kemudian melemparkannya ke dalam lift yang telah menunggunya.
Ji Kyung terperanjat melihat kenyataan yang ada di depannya. Scheduler berjanji akan menunggunya satu jam setelah Ji Kyung melanggar aturannya. Tapi Scheduler tak dapat berjanji kalau Ji Hyun dapat menemuinya setelah masuk ke lift. Lagi pula, kenapa juga mereka harus saling bertemu?
“Karena aku sudah mulai dekat denganmu.” |
Sementara itu semua keluarga dan sahabat Ji Hyun sudah ada di rumah sakit, karena hari ini sebenarnya adalah hari pernikahan Ji Hyun dan Min Ho. Kecuali In Jung. In Jung pergi ke rumah Ji Hyun terlebih dahulu untuk mencari stempel itu. Tapi seperti yang dialami Min Ho, hasilnya nihil.
Sampai ia melihat gantungan boneka di taksi yang ia tumpangi. Ia teringat pada kata-kata Ji Hyun yang mengatakan kalau peti harta karunnya sekarang adalah kantung boneka kangguru yang dibelikan oleh Min Ho.
Buru-buru ia pergi ke rumah sakit dan mencari boneka tersebut. Tapi boneka tersebut ternyata sudah dibawa pulang karena bulu boneka itu tak baik untuk kesehatan Ji Hyun.
Begitu pula Ji Kyung yang melihat Min Ho keluar dari rumah sakit dengan membawa boneka kangguru tersebut.
Siapa yang lebih cepat?
Tentu saja Ji Kyung. Hanya saja begitu di depan rumahnya sendiri, ia ragu-ragu. Dengan memantapkan hati ia memencet bel. Terdengar suara ibunya, “Siapa, ya?”
“Saya ..” |
No comments:
Post a Comment