Siapakah yang memeluknya? Apakah Yi Kyung? Namun saat Han Kang melepaskan pelukannya, ia mendengar bisikan, “Sebentar saja..”
Han Kang pun menyadari kalau Ji Kyung-lah yang memeluknya. Dan itu berarti ia tak dapat mengatakan perasaannya langsung. Maka ia menitip pesan agar Ji Hyun mengatakan perasaannya lain kali saat mereka bertemu, dan jangan seperti ibunya, pergi sebelum pamit dengannya. Ji Kyung pun mengangguk mencoba menahan air matanya namun gagal.
Tak disangka, Min Ho menyaksikannya dari luar. Apakah itu Ji Hyun atau Yi Kyung?
Ji Hyun berterimakasih pada Yi Kyung yang meminjamkan raganya lagi untuk menemui Han Kang. Betapa ironi yang mereka alami sangat menyakitkan, Yi Kyung yang ingin pergi mengikuti Yi Soo sementara ia ingin tinggal untuk bersama dengan Han Kang.
Kata-kata Ji Kyung ternyata membekas di dalam benak In Jung. Malam hari, ia bermimpi tentang Ji Hyun yang datang menemaninya tidur dan memeluknya. Ketakutan, iapun meminta Min Ho untuk datang ke rumah.
Min Ho yang baru saja menyaksikan pelukan Ji Kyung pada Han Kang, menyuruh In Jung untuk menghentikan Ji Hyun jika ingin terbebas dari rasa takut. Ji Hyun bukanlah hantu. Ia hanya roh yang akan hilang saat nyawanya dicabut.
In Jung tak percaya pada ucapan Min Ho. Apakah ia sudah gila? Tapi Min Ho hanya menjawab kalau In Jung yang dulu memulai, maka In Jung lah yang mengakhiri semuanya.
Ternyata tak hanya Ji Hyun yang resah dengan perasaannya. Scheduler pun juga resah, memandangi Yi Kyung yang tidur nyenyak, memandangi wajah Yi Kyung selama mungkin.
Pagi harinya Ji Hyun masih tetap resah, memandangi kalender. Waktu yang tersisa untuknya hanya tinggal 4 hari. Yi Kyung yang tak seperti biasanya bangun pagi, membuat Ji Hyun bertanya; Mungkinkah Yi Kyung teringat akan peristiwa kemarin malam?
“Aku mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Dan aku menyesal tak dapat menghapusnya dari ingatanku.” |
Ji Hyun tersipu dan tak tahu bagaimana ia akan menghadapi Min Ho lagi. Namun, ia juga tersadar.
“Kakak baru saja tersenyum.” |
Apakah Yi Kyung tak takut padanya? Karena Yi Kyung yang sepertinya tak masalah menghadapinya, kadang-kadang ia lupa kalau ia sekarang hanya berbentuk roh saja. Yi Kyung pun mengatakan kalau Yi Soo yang menemuinya pun juga bukan dalam bentuk manusia. Ia tahu mengapa Yi Soo akan kembali menemuinya. Karena ia akan menjemput Yi Kyung pergi bersamanya.
Han Kang menemui Ji Kyung dan mengajaknya pergi ke pasar untuk berbelanja. Ia akan memasak sarapan untuk Ji Kyung.
Dan saat Ji Kyung merasakan sarapan buatan Han Kang, sarapan itu ternyata enak sekali. Ji Kyung pun berandai-andai, alangkah senangnya jika mereka dapat mengelola restoran ini berdua. Han Kang pun memberinya gaji Ji Kyung, dan menyuruhnya belanja karena ia akan pergi ke rumah sakit. Ayah Ji Hyun akan keluar dari rumah sakit, maka Ji Kyung tak perlu mempermasalahkan urusan kantor.
Han Kang meminta Ji Kyung untuk melupakan keinginannya untuk membuka brankas di apartemen Min Ho. Ji Kyung pun menyetujui karena ia sekarang merasa lega karena berhasil menahan kebangkrutan perusahaan ayahnya.
Namun sebenarnya kebangkrutan itu hanya dapat ditahan sementara. Sesampainya di kantor ayah ternyata meminta semuanya yang berkepentingan untuk hadir di kantor. Tapi kecanggungan In Jung tak luput dari perhatian ayah.
Han Kang berbicara empat mata pada In Jung, memintanya untuk menghentikan Min Ho dan rencananya. Bukankah In Jung adalah teman Ji Hyun?
In Jung yang sudah kepalang basah tak mau menghentikan aksi Min Ho. Sudah terlambat, katanya. Tapi menurut Han Kang tak ada kata terlambat kecuali kalau ia mati. Dan ia meminta In Jung yang terakhir kalinya untuk menghentikan rencananya, karena semua rencana mereka sudah ketahuan.
Min Ho tiba-tiba datang dan meminta penjelasan kenapa ia tak dilibatkan pada rapat ini. Ayah yang menyuruh karena Min Ho akan diminta mengundurkan diri. Min Ho tak mau. Ayah tak mempunyai alasan untuk memecatnya. Dan karena sebentar lagi perusahaan ini akan dimilikinya.
Apakah Min Ho manusia? Bagi ayah tidak. Ia selama ini mengira Min Ho adalah manusia, ternyata bukan.
Scheduler tak puas memandangi Yi Kyung di malam hari, ia pun mendatangi Ji Kyung untuk memandangi wajahnya di siang hari.
Ji Kyung kesal pada kelakuan Scheduler. Namun hal itu mengingatkannya pada kata-kata Yi Kyung tadi pagi yang mengira ia akan dijemput oleh Scheduler.
Scheduler marah mendengarnya. Bagaimana mungkin Yi Kyung punya pikiran seperti itu?
Seperti pacar yang tak bertemu seabad lamanya, Ji Kyung menunggu-nunggu kedatangan Han Kang. Tapi Han Kang menelepon mengabarkan kalau ia akan tinggal di rumah sakit lebih lama lagi, karena ayah Ji Hyun akan pulang hari ini.
Sepertinya In Jung mempertimbangkan ucapan Han Kang, karena In Jung meminta Min Ho untuk membatalkan rencana mereka. Lagipula, mereka sudah memiliki cukup uang, bukan?
Tapi Min Ho tak mau melakukannya. Ia bahkan mengatakan tak dapat bersama In Jung jika Ji Hyun masih ada, karena takut Ji Hyun akan terus menghantui mereka, bahkan merasuki raga In Jung.
Jahat? Iya. Kejam? Pasti. Min Ho benar-benar pintar mempermainkan perasaan In Jung yang cinta setengah mati pada Min Ho dan mau melakukan apa saja agar ia dapat bersama dengan Min Ho.
Jadi ia pergi ke rumah sakit untuk menemui Ji Hyun. Ji Hyun, yang malam itu meninggalkan raga Yi Kyung untuk menemui Han Kang di rumah sakit tak tahu apa yang akan In Jung lakukan. Ia mulai dapat menebak, saat tangan In Jung yang gemetar memegang masker oksigen …
Ji Hyun gemetar menyaksikannya: “In Jung, apa yang ingin kau lakukan?”
Untung Han Kang masuk menyelamatkannya. In Jung pasti sudah gila dan bukan manusia jika ia mau melakukan hal sekeji itu. Han Kang menyuruhnya pergi saat itu juga.
Dan Han Kang pun menemui Min Ho. Tak tahu malu. Itu yang dikatakan Han Kang pertama kali pada Min Ho. Ia juga mengatakan kalau Min Ho lebih rendah daripada ayahnya. Karena apa? Karena ia membuat wanita yang mencintainya melepas masker oksigen temannya. Hal itulah yang membuatnya tak tahu malu.
Han Kang, Paman Manager dan pelayan yang menjadi mata-mata Min Ho berdiskusi tentang proyek Pulau Haemi. Sepertinya pelayan itu menjadi double spy bagi Han Kang.
Dari kamera saku milik Ji Hyun, akhirnya Han Kang tahu kalau Ji Kyung telah melakukan apapun yang dia dapat lakukan. Ia memandangi Ji Kyung yang bekerja di restoran. Paman Manager membawa Han Kang masuk ke dalam. Di dalam Han Kang tak mampu menahan perasaannya. Ia pun menangis. Ia ingin menyelamatkan Ji Hyun. Ia tak ingin Ji Hyun pergi.
Ji Kyung yang ternyata menyaksikan hal itu, menangis di hadapan Scheduler. Masa 49 hari yang diberikan ini sangat kejam. Apalagi masa itu hanya membawanya kembali hidup. Apakah ia benar-benar tak akan mengingat sedikitpun masa 49 hari tersebut? Bahkan perasaannya pada Han Kang ini?
Dan menurut Scheduler, hanya itulah tujuan 49 hari itu. Membawanya kembali hidup, bukan sesuatu yang merubah kehidupannya yang lama.
Sekarang perusahaan ayah berada dalam titik kritis, karena investor besar proyek Pulau Haemi menarik diri membuat ayah harus menyuntikkan dana agar proyek tersebut dapat berjalan lagi.
Seakan ingin menjawab ungkapan hati Seo Woo, Han Kang meminta maaf karena akhirnya Seo Woo tahu perasaan hatinya pada Ji Hyun. Ji Hyun yang masih hidup. Apakah Han Kang masih menganggap Ji Hyun hidup?
“Jadi apakah kau pikir JI Hyun sudah meninggal? Secara medis, ia mungkin mati. Tapi walaupun begitu, hubungan yang ia miliki dengan kita tak akan mati.” |
Kabar buruk tentang perusahaan akhirnya sampai juga ke telinga Han Kang. Saat ia keluar untuk menemui orang tua Ji Hyun, ia bertemu Ji Kyung yang merajuk mengatakan kalau sekarang Han Kang malah sibuk padahal ia sudah tak memiliki kesibukan apapun. Otomatis Han Kang menyentuh wajahnya, ingin menghibur Ji Kyung yang kesepian. Namun diurungkan karena menunjukkan perasaan akan membahayakan keselamatan Ji Hyun.
Han Kang pun mengantarkan Ji Kyung, dan berjalan bersama. Tak boleh menunjukkan perasaan mereka sesungguhnya, mereka hanya dapat berjalan bersisian dengan tangan menyentuh satu sama lainnya.
Han Kang memutuskan untuk meminta pertolongan ayahnya untuk berinvestasi ke proyek pulau Haemi, menggantikan investor yang pergi. Namun ia tahu kalau permintaan lewat telepon tak akan membuahkan hasil karena ayahnya sibuk sekali. Maka ia akan pergi ke Amerika. Perjalanan pulang pergi memakan waktu dua hari. Jadi ia masih memiliki waktu bersama dengan Ji Kyung dua hari lagi.
O oh.. Han Kang tak mengetahui pengurangan masa 49 hari karena penalty.
Min Ho juga ingin In Jung pergi ke luar negeri dengan uang yang berada di rekeningnya. Ia menyebutkan PIN rekeningnya adalah hari ulang tahun In Jung. In Jung tak mau karena ia ingin Min Ho yang bersamanya, bukan uangnya. Tapi Min Ho sudah membulatkan tekat, ia akan menyelesaikan urusan mereka dulu, dan In Jung harus menunggunya ke luar negeri, agar In Jung tak selalu resah memikirkan Ji Hyun.
Tapi sedikitnya In Jung sekarang merasa resah karena ibu Ji Hyun berdiri di depan pintu, menyaksikan tunangan putrinya berada di rumah temannya. In Jung cepat-cepat menyuruh Min Ho pergi dan menyelipkan buku tabungan Min Ho.
Ibu menampar In Jung, mengatakan kalau ia sudah merasa kalau In Jung berperangai buruk. In Jung pun tahu perasaan Ibu, karena Ibulah dia mengalami perasaan iri pada Ji Hyun. Saat In Jung dirampok, Ibu malah mengkhawatirkan Ji Hyun, bukannya dia. Tapi hal itu normal karena setiap orang tua pasti memikirkan anaknya terlebih dahulu.
Astaga.. perasaan In Jung benar-benar seperti peribahasa ‘Semut di seberang lautan mata nampak, Gajah di pelupuk mata tak nampak.”
Waktu yang tersisa : 2 hari 4 jam 29 menit.
Han Kang tahu jika ia pamit, maka akan meresahkan Ji Kyung. Maka ia diam-diam berangkat ke Amerika. Ji Kyung yang tak tahu akan hal ini, membuat kimbap untuk piknik, hal yang pernah dilakukan Yi Kyung untuk Yi Soo. Ia melakukannya di rumah lama Yi Kyung.
Namun betapa terkejutnya ia saat melihat Min Ho masuk ke rumahnya. Apalagi mendengar kalau Min Ho memberikan apartemen ini atas nama Yi Kyung.
Mmmhh.. apakah Min Ho masih berimajinasi kalau Ji Kyung adalah Yi Kyung, dan ia melakukan hal ini sebagai perasaan sebenarnya pada Yi Kyung? Dunno.. Susah membaca seorang yang mempunyai sakit mental.
Sebagai persiapan, Scheduler memberi pelatihan pada Scheduler baru dan menekankan pentingnya “Tak ikut campur dengan urusan manusia. Camkan itu baik-baik.” LOL.
Dan ia pun menerima tugas terakhirnya sebagai Scheduler, daftar orang yang akan dijemputnya telah masuk. Dan Scheduler pun ingin tahu, siapakah orang terakhir yang akan dijemputnya, karena orang itu akan masuk ke lift alam baka bersamanya.
Saat Ji Kyung kembali ke restoran, ia mendapati kalau Han Kang telah pergi ke Amerika.
Ji Kyung pun menangis di hadapan Yi Kyung, khawatir kalau ia akan seperti ibu Han Kang, pergi tanpa pamit. Yi Kyung yang tak tahu mengenai penalty itu mengatakan kalau mereka masih memiliki waktu, karena Han Kang akan kembali 2 hari lagi.
Yi Kyung pergi menemui dr. Noh. Ia menceritakan tentang dirinya dan Ji Hyun yang hidup berdampingan dalam satu raga. Ia tak berharap dr. Noh untuk mengerti. Ia hanya ingin pamit karena ia akan pergi ke suatu tempat.
Seo Woo menemui In Jung yang duduk bersama foto mereka bertiga. Seo Woo datang karena diberitahu oleh ibu Ji Hyun. Apakah sekarang ia kehilangan Min Ho dan sahabatnya? In Jung tak mau mengakui hal itu. Min Ho masih bersamanya.
Dan Seo Woo pun mengatakan apa yang dikatakan Han Kang padanya, mengingatkan ia pada perasan In Jung pada Ji Hyun. Bagaimana mungkin mereka bertiga terlibat dengan hal seperti ini?
Waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi. Scheduler datang pada JI Hyun sebagai Scheduler memberikan pesan kalau waktu yang tersisa adalah 16 jam 55 menit. Dan Ji Hyun tak dapat meninggalkan surat,karena surat itu akan musnah setelah ia pergi.
Maka Ji Kyung menggunakan ssat-saat terakhirnya dengan membeli hadiah untukYi Kyung dan mengagumi hal-hal kecil yang dulu mungkin tak terpikir olehnya.
Ia pergi menemui Seo Woo untuk membeli kue ulangtahun untuk perkawinan orang tuanya. Ia berterima kasih pada Seo Woo karena menurut Ji Hyun, Seo Woo adalah pohon besar yang dapat melindunginya.
Pada orang tuanya, Ji Kyung memberikan kue dan memutarkan lagu kesukaannya. Ia meminta ijin pada Yi Kyung untuk keluar dari raganya dan menyanyikan sendiri lagu tersebut untuk ayah ibunya, walau mereka tak kan mendengar.
Dan untuk pertama kalinya Yi Kyung melihat Ji Hyun yang terbaring tak berdaya. Ia pun meneteskan air mata.
Yi Kyung meminta maaf karena perbuatannya (percobaan bunuh diri) membuat Ji Hyun harus meninggalkan orang tuanya.
Semenjak kematian Yi Soo, ia sudah berusaha berkali-kali untuk bunuh diri dan selalu gagal. Dan akhirnya ia mencoba bunuh diri namun malah Ji Hyun yang pergi.
“Jika kakak menyesal, tetaplah selalu hidup. Ketika kakak mengalami masa-masa yang sulit, ingatlah selalu hari itu maka Kakak akan mendapat kekuatan untuk terus hidup.” |
Waktu yang tersisa adalah 7 jam 55 menit. Scheduler ingin membawa Ji Hyun berjalan-jalan pergi ke tempat favoritnya, namun Ji Hyun tak menginginkannya. Ia ingin masuk ke lift alam baka. Sekarang.
Yi Kyung terbangun dan merasa sendiri. Yang ada hanyalah kotak merah muda dan sarapan untuknya. Ia membuka kotak tersebut dan menemukan baju dalam dan perlengkapan tubuh. Ia memberikan surat lamanya, memberitahu Yi Kyung untuk tak kaget saat menerima surat ini.
Ia telah membersihkan ruangan untuk menggantikan ketidaknyamanan yang Yi Kyung rasakan. Dan jangan takut, karena ia tak akan kembali lagi. Ia adalah jiwa yang kesepian yang merasa dekat dengannya tanpa Yi Kyung ketahui. Dan ia meminta Yi Kyung untuk berhenti memakan ramen dan mulai lagi makan nasi.
Yi Kyung pun menangis membacanya.
Ibu dan Seo Woo mendapat berita dari dokter kalau kesempatan Ji Hyun sudah tak ada lagi. Sekaranglah saatnya untuk menyerah. Ibu dan Seo Woo menangis mendengarnya.
Dan Ji Hyun pun membuka mata.
No comments:
Post a Comment