Thursday, December 22, 2011

Sinopsis City Hunter Episode 14



Karena tahu apa yang akan terjadi bila ia tertangkap, Kim Jong Shik melepaskan tangannya dan terjatuh ke jalanan di bawahnya,. Terjatuh diatas mobil.
Young Ju mendongak dan melihat city hunter di susuran tangga. Yoon Sung shock, ini adalah kejadian yang tidak diharapkan, “Apa yang telah aku lakukan?”

Jin Pyo menelpon untuk bertanya dengan keras kenapa Yoon Sung akan memulai balas dendamnya tetapi hanya untuk berbalik menyelamatkan pria itu. Ia menambahkan, “Ternyata menabrak Shik Joong sekarang menjadi tidak ada artinya.”

Yoon Sung sadar bahwa Jin Pyo adalah orang yang menabrak Shik Joong untuk membuatnya mencari Kim Jong Shik. Dengan marah, ia mengkonfrontasi Jin Pyo.

Jin Pyo mengaku kalau ia melakukannya, “Itu segera membawa efek bukan? Apa yang selalu aku ingin lihat darimu adalah ini. Mata yang penuh keinginan untuk balas dendam, siap untuk melalui api dan air.” Ia ingin musuh mereka ditembak di jantungnya, “Dengan tanganmu. Itu caranya kau melindungi orang yang kau cintai.”

Yoon Sung membentak, “Aku telah memikirkannya, bertanya pada diriku sendiri, siapa yang paling kau sayangi, dan aku tidak bisa memikirkan yang lain. Kecuali....satu.”

Ia mengambil pembuka surat disamping meja dan menusukkannya ke tangannya.

Sambil mendesah kesakitan, Yoon Sung memberitahu ayahnya yang shock, “Aku. Satu-satunya orang yang kau sayangi. Apakah ini menyakiti hatimu? Ini seharusnya menyakiti hatimu. Tak peduli berapa besar keinginanmu. Aku tidak bisa membunuh seseorang. Aku merasa yakin hari ini.”

Ia mencabut pisau itu dari tangannya dn berjalan pergi dengan tangan yang penuh darah. Bahkan Jin Pyo pun terpana.

Di rumah sakit, Nana melihat Kim Jong Shik dibawa dengan ambulan dan Young Ju berjalan sempoyongan dari ruang gawat darurat. Mereka  berdua mendengaar bahwa saksi mata menyatakan bahwa kelihatannya Kim ingin bunuh diri, setelah mencoba meraih dokumen-dokumen yang terjatuh dari jembatan.

Young Ju mengecek telponnya untuk mencari sms terakhir dari ayahnya, “Aku minta maaf. Target selanjutnya adalah Chun Jae Man.”

Nana menemukan Yoon Sung sedang duduk disamping Shik Joong.  Ia mengkhawatirkan luka di tangannya, tapi Yoon Sung hanya berkata, “Bukan masalah besar.” Ia berteriak pada Nana untuk meninggalkannya sebelum ia mengalami kejadian yang sama seperti Shik Joong dan Jin Pyolah yang menabrak Shik Joong bukan Kim Jong Shik,”Baginya, aku bukan putranya maupun Yoon Sung. Aku hanya barang miliknya.”

Yoon Sung menambahkan bahwa ialah yang membuat Shik Joong menjadi seperti ini,”Bahkan jika Kim Jong Shik mati, aku berpura-pura tidak melihat......”Tapi kata-katanya dihentikan oleh Nana dengan sebuah pelukan.

Ia tahu perasaan ingin mendapatkan nyawa untuk nyawa dan berkata, “Bukan kau yang melakukannya, itu adalah aku. Jika kau tidak melakukannya, maka aku yang akan melakukannya. Jangan salahkan dirimu sendiri.”

Young Ju menemukan perekam suara yang ia tinggalkan di kantong jaket ayahnya, yang merekam percakapan antara Kim dengan Yoon Sung di mobil. Reaksi Young Ju sangat meenyedihkan, karena percakapan in imenimbulkan berbagai macam emosi. Akhirnya ia mendapat petunjuk tentang kejadian tahun 1983 yang menyebutkan insiden di lepas pantai Korea Utara. Suara Yoon Sung menegaskan kalau ia city hunter dan yang terakhir, ayahnya memohon pada Yoon Sung untuk melepaskan putranya.

Bagian terakhir ini membuat Young Ju berteriak penuh kemarahan.

Ternyata Kim Jong Shik tidak meninggal, tapi mengalami koma.

Young Ju menemukan Yoon Sung diluar kamar ayahnya. Merasa marah, ia segera menghampirinya, “Apakah kau tidak takut ketahuan oleh orang lain? Akulah satu-satunya orang yang akan melakukannya.” Ia memperingatkan Yoon Sung bahwa ia akan menyelidiki semua gerakannya. Yoon Sung, “ Kamu pasti merasa sangat bersalah, untuk melepaskan amarahmu pada sembarang orang. Kau membuat bajuku kusut.”

Young Ju mendidih, “Kau bukan seorang pahlawan. Kau hanya seorang pembunuh.”

Young Ju pergi bekerja dan sukarela melepaskan kasus city hunter. Bosnya kaget. Sebagai gantinya, ia ingin melakukan investigasi rahasia pada Pemimpin Grup Haewon, Chun Jae Man. Ia mempunyai bukti bahwa Chun menggelapkan dana dan menghindari pajak.  Kepala bagiannya berkata dengan datar, “kau antifansku ya?” Departemen sebelumnya harus mengundurkan diri ketika ia mencoba mengejar Chun. Bosnya mendesah, “Aku seperti jerami yang menghadapi angin topan.”

Young Ju mendapat persetujuan ketika ia mengumumkan jika ia gagal dalam tugas ini, ia akan berhenti menjadi jaksa.

Nana mengagetkan Jin Pyo dengan datang ke rumahnya tanpa memberitahu. Ia mendapatkan alamat Jin Pyo dari GPS Yoon Sung.

Ia langsung menunjukkan maksud kedatangannya, “Biarkan Yoon Sung pergi. Jadi ia bisa hidup sebagai dirinya sendiri. Bahagia. Biarkan dia pergi sekarang.” Ia menyebut Jin Pyo seorang dalang yang ingin mengontrol Yoon Sung dengan benangnya.

Jin Pyo berkata kalau ia tidak akan bisa keluar dari rumahnya semudah saat ia masuk. Nana tidak terintimidasi, “Jika aku mundur karena ancamanmu, berarti aku pengecut. Tapi apa yang bisa aku  lakukan? Setelah berjuang menghadapi dunia yang kejam sendirian, aku bisa melakukan apapun tanpa membahayakan apapun yang kupunya. Apakah kau mencintai Lee Yoon Sung? Bagaimana kau bisa membuat orang yang kau cintai melakukan hal-hal yang kejam? Berapa banyak lagi yang harus ia hancurkan untuk menghentikanmu?”

Jin Pyo tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan pistolnya. Nana sama sekali tidak gentar. Jin Pyo berkata kalau ia bisa membunuhnya sekarang.

Nana,” Tidak apa-apa. Lagipula aku hanya tameng manusia (bodyguard).”

Jin Pyo berkata bahwa ia akan rugi kalau membunuhnya sekarang, dengan pandangan  seperti itu dimatanya. Nana menyuruhnya mundur, berkata kalau ia tidak akan diam saja, “Aku akan melakukan apapun untuk menahanmu. Aku datang untuk mengatakan ini.”

Setelah mendengar kalau Kim Jong Shik koma. Chun Jae Man merasa akan lebih aman kalau Kim mati. Ia menyuruh anak buahnya untuk terus memantau keadaan Kim, jika ia menunjukkan tanda-tanda akan bangun,maka, “Bereskan dia.”

Sadar apa yang terjadi, ia memutuskan untuk bertindak duluan. Ia akan mengadakan konferensi Press, dimana ia akan mengarang cerita.

Chun  mengungkapkan bahwa kalung-kalung militer yang dikirim oleh city hunter adalah milik agen-agen khusus.Tapi ia mendeskripsikan mereka sebagai pengkhianat yang melarikan diri setelah mencuri rahasia negara pada bulan Oktober 1983. Mereka dibunuh setelah ia menerima laporan. Chun dan teman-temannya merahasiakan masalah ini karena negara sedang tidak aman karena teror bom Aungsan.

Ia menambahkan bahwa motivasi city hunter adalah pembalasan dendam dan menimbulkan kekacauan. Chun memberitahu publik untuk tidak lupa bahwa, “City hunter bukan pahlawan, tapi pengkhianat  negara ini.”

Ironisnya, konferensi press ini meyakinkan Jin Pyo kalau ia adalah target no.4. Jin Pyo merenung, “Ia sudah menyalakan lampu,jadi ini saatnya naik ke panggung.” Yoon Sung menarik kesimpulan yang sama, bahwa Chun mengumumkan perang.

Shik Joong terbangun dan Yoon Sung menjadi lega. Tapi menjadi kaget ketika Shik Joong memberitahunya kalau ia telah menemukan ibunya.

Yoon Sung bergegas pergi ke kuil dan menemukan Kyung Hee berbaring di ranjangnya, menolak untuk pergi, berkata kalau putranya mungkin akan datang mencarinya sekarang karena ia tahu ia ada disana.

Kyung  Hee duduk untuk melihat Yoon Sung berlutut di sampingnya dan berbisik,”Sayangku, Putraku. Aku tidak pernah melupakanmu, tapi pasti menyakitkan karena aku tidak mengenalimu dulu. Putraku, maafkan aku.”

Ia menangis di dadanya dan Yoon Sung tergagap, “I –ibu.”

Sekarang Kyung Hee bisa meneruskan perawatan leukimianya, sambil menunggu hasil dari tes donor Yoon Sung. Yoon Sung menginginkan kalau kunjungannya ini dirahasiakan, berkata kalau Kyung Hee ada yang memata-matai dan ia akan membayar dengan tunai. Dokter menawarkan untuk mengakuinya sebagai pasien dari negara lain sehingga mereka tidak memerlukan no KTPnya.

Kyung Hee setuju untuk dimasukkan ke rumah sakit sekarang, karena ia telah menemukan alasannya untuk hidup, tapi ia meminta untuk pergi keluar untuk hari ini. Yoon Sung menolak keras, karena berbahaya, tapi ia berkata bahwa setelah 28 tahun terpisah, ia ingin memasak untuk putranya, “Walaupun aku hanya bisa hidup satu hari, aku ingin memberi makan putraku.”

Yoon Sung menemaninya untuk pulang ke rumah. Sebelum ia memasak, Yoon Sung menghentikannya dan mengaku dengan susah payah kalau ia pernah membencinya, berpikir kalau ia menelantarkannya. Ia juga pernah marah karena mengetahui kalau ia sakit, berpikir bahwa ia seharusnya hidup dengan lebih baik, jika ia membuangnya untuk membebaskan diri darinya.Saat itu ia menginginkan Kyung Hee tetap hidup karena ia tidak bisa membencinya bila ia meninggal. Ia meminta maaf untuk semua itu.

Ibu memberitahunya kalau seharusnya ialah yang meminta maaf karena tidak bisa melindunginya atau mencarinya dan menjadi sakit seperti ini. Ia berjanji untuk tetap hidup, “Yoon Sung, mari kita hidup dengan bahagia untuk waktu yang sangat lama.”

Ternyata Sang Gook melihat semuanya dari luar. Ia ragu-ragu ketika akan menelpon Jin Pyo.

Ia berbalik tanpa menelpon, hanya saja Jin Pyo tidak ingin ditipu dan menampakkan diri dibelakangnya.

Ia menuduh Sang Gook tidak mematuhi perintahnya. Ia memperingatkannya bahwa ia akan memaafkannya kali ini, tapi tidak lain kali.

Jin Pyo melihat pertemuan Yoon Sung dengan ibunya dan bertanya-tanya, “Apakah kalian berdua bisa mengerti aku?”

Ketika makan, Kyung Hee melihat kalau Yoon Sung mempunyai makanan kesukaan seperti ayahnya. Yoon Sung berkata kalau jjigaenya lebih enak dari buatan Shik Joong. Ia mendeskripsikan Shik Joong seperti ibu, kakak laki-laki, bahkan kakak perempuan dan mendeskripsikan Jin Pyo sebagai orang yang menuntutnya untuk unggul dalam belajar dan atletik.

Yoon Sung berkata bahwa ialah yang menyebabkan kaki Jin Pyo menjadi cacat, karena ia menyelamatkannya dari suatu kecelakaan. Ibu sangat berterimakasih untuk itu, tapi ia bertanya, “Apakah ia membuatmu ada dalam bahaya?”

Yoon Sung hanya tertawa untuk melegakan ibunya. Kemudian ia bertanya tentang ayahnya dan mendengar kalau ia orang yang hangat.

Yoon Sung berrtanya, “Kehilangan orang yang kau cintai, adalah hal yang menyedihkan bukan? Mencuri orang yang disayang dari seseorang, menyakiti mereka....... mereka harus dihukum karena itu, apapun alasannya.” Ibu merasakan kemarahannya dan mendesaknya untuk menceritakan padanya, tapi Yoon Sung berkata kalau ia hanya berbicara tentang situasi mereka.

Nana datang, tepat saat melihat mereka berbahagia, tersenyum melihat Yoon Sung memakan masakan ibunya. Ia diam-diam mengambil foto sebelum pergi.

Secara finansial, Chun sedang kekurangan, karena ada bisnis yang tertunda dan mencoba berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang 500 miliar won. Jin Pyo melihat kesempatan ini untuk masuk ke lingkungan Chun dan memperkenalkan dirinya sebagai investor yang potensial, seorang bisnisman Amerika yang kaya, Steve Lee.

Yoon Sung tahu walaupun ia sudah melakukan tindakan pencegahan agar Kyung Hee tetap tersembunyi, hanya masalah waktu sebelum Jin Pyo menemukannya. Ia bersiap untuk mentransfer ibunya ke sebuah rumah sakit di Amerika, jika urusannya disini selesai. Kata-katanya membuat Nana sedih.

Yoon Sung bertanya pada Nana apakah bersamanya membuatnya bahagia, bukan takut? Nana mengingatkannya bahwa perasaannya adalah miliknya sendiri, jadi ia tidak perlu khawatir.

Kemudian mereka melihat Jin Pyo masuk ke rumah sakit ditemani oleh Chun Jae Man. Yoon Sung menyuruh Nana untuk menunggunya di mobil dan mengikuti ayahnya ke ruangan penerimaan tamu pasien VVIP. Wajah Jin Pyo berubah dari sopan menjadi mengeras, wajah Yoon Sung pun juga berubah, dari pandangan menantang menjadi senyum seorang playboy. Senyumnya itu untuk sekretaris Chun.

Yoon Sung menemukan ayahnya di toilet dan memberitahunya kalau ia bisa terluka jika ia mengejar Chun, yang bukan merupakan target yang gampang.

Ayah menjawab bahwa Yoon Sung tidak usah mengkhawatirkannya, jika ia punya masalah yang harus ia hadapi. Yoon Sung menjawab bahwa ia tidak peduli, “Aku memberitahumu untuk tidak mencampuri urusanku.”

Jin Pyo berkata kalau ia menjadi sombong dan menyuruhnya untuk melihat dan belajar, “Balas dendam harus dilakukan dalam semangat balas dendam. Seperti yang kulakukan.”

Nana khawatir kalau hubungan Chun dengan Jin Pyo berarti mereka harus memindahkan Kyung Hee dari rumah sakit milik Haewon. Tapi Yoon Sung berkata bahwa lebih aman meninggalkan Kyung Hee disana.

Nana memintanya untuk membawanya ke rumahnya, karena bahaya dari Kim Jong Shik sudah tidak ada, jadi ia bisa melanjutkan hidup dan pekerjaannya. Yoon Sung tidak menyukai ide ini untuk berbagai alasan, yang ia ekspresikan dengan caranya yang biasa, berkata kalau ia senang.

Yoon Sung  menganggap seperti dirumahnya sendiri dan berbaring di sofanya. Ia bertanya apakah ia yakin ia akan baik-baik saja dengan semua bahaya yang ada. Nana menyahut kalau ia  lebih berada dalam keadaan bahaya daripada dirinya, yang membuatnya menarik Nana jatuh ke atas badannya, bertanya dengan polosnya, “Kenapa? Bagaimana denganku?” Ia berkata kalau ia sudah bersiap dengan tabungannya karena ia mahal (mengingat kontrak mereka).

Contohnya: Nana memukul bahu Yoon Sung dan ia meminta uang 100.000 won yang ia tawarkan untuk menggantinya dengan kopi yang spesial.

Nana tersenyum ketika ia curhat kalau melihat kopi ia akan memikirkannya sekarang. Tapi itu merubah mood Yoon Sung dan ia menolak kopinya, berkata bahwa ia berhenti. Ia pergi dengan tiba-tiba, meninggalkan Nana bingung karena perubahan moodnya. Yoon Sung mendesah, “Melihat kopi membuatnya memikirkanku? Itu tidak akan terjadi.”

Young Ju duduk di kafetaria untuk makan siang, yang menyebabkan pegawai yang lain berdiri dan pergi, sekarang ia diperlakukan seperti jaksa yang berdosa.

Young Ju menerima berita kalau Chun bertemu dengan Steve Lee, yang jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang terjadi. Ia menemukan artikel lama tentang insiden Aungsan yang menyebutkan pidato Chun dan melihat kalau Jin Pyo dan Mu Yeol ada dalam daftar agen rahasia yang selamat.

Nana kembali bekerja, ia terkejut ketika melihat Yoon Sung juga ada disana.

Bos bagian IT sangat senang karena Yoon Sung telah kembali, begitu juga Da Hae. Yoon Sung hanya melihat Nana yang tersenyum padanya sampai Da Hae mengandeng tangannya yang membuatnya muram dan cemburu. Eun Ah memandang Ki Joon, tapi komentarnya menggoda Yoon Sung. Bosnya menulis absennya sebagai liburan, dimana Yoon Sung menolaknya dengan keras bahwa itu akan mengurangi waktu cutinya dan ia butuh melihat seseorang memakai bikini untuk membuatnya sehat. Eun Ah menyarankan agar ia pergi ke kolam renang dan berkata kalau ia punya bikini yang membuat Ki Joon berteriak padanya.

Nana memberitahu Yoon Sung bahwa ada foto ayahnya di dokumen agen rahasia, jadi ia melihat buku itu, dimana volume 1983 hilang. Tapi siapa yang mengambilnya? Young Ju malah melihatnya.

Ini artinya Young Ju tahu kalau Jin Pyo dan Steve Lee adalah orang yang sama. Ketika ia muncul untuk mengkonfrontasinya, ia memanggilnya Jin Pyo.

Jin Pyo tidak membantah dan mengaku kalau ia Jin Pyo. Ia memakai nama samaran Steve Lee karena orang-orang akan memperlakukannya secara berbeda jika mereka tahu kalau ia dulunya seorang agen rahasia dan ia bangga karena sudah sukses dalam bisnisnya dengan kemampuannya sendiri.

Young Ju merasa curiga bahwa melakukan hal yang lebih jauh dengan menggunakan identitas barunya dan Jin Pyo berkata kalau ia punya alasan untuk melakukannya, “Aku telah mencuci jiwaku di lautan denga adanya insiden itu.”

Young Ju: “Insiden itu?” Jin Pyo menyuruh Young Ju untuk memikirkannya sendiri. Young Ju pergi dan memperingatkan Jin Pyo bahwa ia tahu Jin Pyo mengejar Chun Jae Man, yang ia tahu sebagai target berikutnya.

Waktu berbelanja untuk Yoon Sung. Nana ingin memberinya dua hadiah untuk membayar 100.000 won yang diinginkan Yoon Sung juga untuk ucapan selamat bekerja kembali  darinya. Ia menyuruh Yoon Sung untuk mengambil dasi. Untuk menahan keluhannya, ia memberinya waktu 5 detik untuk memilih.

Hadiah itu juga merupakan sogokan agar ia tetap bisa menjadi partner city  hunter. Yoon Sung setuju. Tapi efeknya adalah Nana harus melihat Yoon Sung mengandeng wanita lain masuk ke dalam sebuah hotel.

Wanita itu adalah sekretaris Chun Jae Man, yang mengeluh padanya tentang betapa berat harinya dan menyebutkan kalau besok ada pertemuan dengan Kepala Bagian Arsip Badan Intelejen Nasional. Setelah mendapatkan informasi penting itu, Yoon Sung mengangkat gelasnya untuk toast dan minuman itu membuat sekretaris Chun pingsan.

Yoon Sung mengambil kartu akses karyawannya dan keluar. Ia dikonfrontasi oleh Nana yang bertanya kenapa ia harus menggunakan cara ini, “Pergunakan aku sebagai gantinya. Kenapa harus menggunakan tubuhnu seperti itu?”lol

Chun Jae Man mengunjungi Kim Jong Shik yang koma di rumah sakit dan bertemu dengan Young Ju. Ia menyadari kalau Young Ju menyelidiki urusannya (ia punya informan yang melapor padanya) dan bertanya apa yang membuatnya menyelidiki hal-hal disekitarnya. Young Ju mengacu pada pernyataan Chun dalam konferensi press tentang pengkhianat yang tewas. Chun sekarang tahu kalau Young Ju menyelidiki insiden 1983 di Korea Utara.

Chun berpikir, sayangnya Young Ju adalah putra temannya, tapi ia menyuruh anak buahnya, “Bereskan dia.”

 Yoon Sung pergi ke Grup Haewon tepat saat Chun bertemu dengan orang NIS yang menjaga ruangannya dengan dua orang penjaga. Yoon Sung menjatuhkan mereka berdua dengan walkie talkie mereka sendiri. Ia meletakkan mereka di kursinya agar terlihat normal. Yoon Sung menelpon sekretaris Chun dan berkata kalau ia ingin menemuinya tapi tidak masuk tanpa kartu akses. Sekretaris Chun ragu-ragu untuk meninggalkan tempatnya, tapi ketika Yoon Sung berkata  kalau ia pulang saja, ia menawarkan untuk turun bertemu dengannya.


Yoon Sung menunggunya untuk menjemputnya, setelah ia pergi, Yoon Sung menyelinap masuk menggunakan kartu aksesnya dan mendekati kantor Chun. Ia membuka pintu dengan hati-hati dan membukanya sedikit, cukup untuk memasang kamera kecil , kemudian melihat adegan di telpon.
Chun membayar Kepala Bagian Arsip NIS untuk file yang ada laporan tentang insiden 1983.  Tapi buku ini akan tetap diklasifikasikan sampai tahun 2030 dan itu adalah file yang diinginkan Young Ju.


Dengan file tersebut aman ditangannya, Chun bergumam bahwa tidak ada seorangpun yang perlu tahu sesuatu yang rahasia sampai tahun 2030 dan mengambil korek apinya ke arah buku itu. Tiba-tiba ia mendapat telpon....
Chun menyuruh anak buahnya untuk membuat pembunuhan itu seperti bunuh diri, “Kim Young Ju terlalu sombong.” Keadaan Young Ju sekarang akan menjelaskan keputusan bunuh dirinya dan Chun menambahkan kalau ia akan menunggu laporannya dalam siaran berita malam ini.


Ini membuat Yoon Sung berlari , walaupun membuatnya tidak sempat menghentikan Chun ketika ia ingin membakar buku itu lagi. Ia menelpon Young Ju, tapi yang mengangkat asistennya yang berkata kalau Young Ju telah ditelpon oleh pengawas apartemennya tentang saluran gasnya. Ia pulang kerumah tapi telponnya ketinggalan.
Di apartemennya, Young ju tidak bisa menemukan masalah pada gasnya dan menelpon kantor managemen apartemennya, tapi mereka merasa tidak menelponnya. Ia menjadi muram. Sungguh aneh.


Ketika ia masuk kedalam mobilnya, ia diserang dari belakang oleh seorang pria yang membekapkan kloroform ke mukanya dan memukulnya ketika anak buah Chun itu keluar dan mengunci pintu. Ia memompakan gas karbonmonoksida ke dalam mobil itu.
Gas dengan  cepat memenuhi mobil itu, Young Ju yang tersadar berusaha menggedor pintu. Tapi dalam kondisinya yang lemah yang bisa ia lakukan hanya terengah-engah dan terbatuk-batuk.


Yoon Sung tiba di tempat parkir dan melihat semua gang, saat itu tangan Young Ju memukul setang kemudi dan membunyikan klaksonnya. Yoon Sung segera berlari ke arahnya, memukul pintu dan berteriak padanya, tapi semua pintu terkunci.
Waktunya sangat kritis, Yoon Sung menarik tangannya dan memukul kaca dengan tangan kosong.


Ia menarik Young Ju keluar dari mobil dan mengecek napasnya. Setelah yakin ia masih hidup, ia pun melangkah pergi, tapi Young Ju memegang pergelangan kakinya untuk menghentikannya.


Yoon Sung membeku, ketika Young Ju mengintip ke arahnya, mencoba untuk memfokuskan penglihatannya yang buram. Ia melihat sosok yang sangat ia kenal.....

No comments:

Post a Comment