Thursday, December 22, 2011

Sinopsis City Hunter Episode 20 (Final)


Karena dipukuli sampai berdarah-darah, Young Ju meninggal, tangannya menggenggam tangan Yoon Sung.
Kemudian Kim Yoon Shik tersadar dari komanya di rumah sakit. Kalau ia tahu temannya yang membunuh putranya, ia pasti sangat menyesal.
 

Yoon Sung mengambil ponsel milik Young Ju dan melihat sms yang dikirim dari city hunter, yang menyebabkannya pergi ke tempat pembuangan barang bekas itu.
Ia bertanya pada Jin Pyo kenapa ia melakukannya dan Jin Pyo menjawab bahwa yang dilakukannya adalah mengirim jaksa  itu untuk menemukan kebenaran.
Yoon Sung berkata kalau Jin Pyo pada dasarnya membunuh jaksa yang tidak bersalah. Jin Pyo berkata kalau teman-temannya juga tidak bersalah, “Sekarang Chun Jae Man akan mati ditanganku.”
 

Chun tiba di pelabuhan untuk melarikan diri, tapi ia dihentikan oleh Jin Pyo yang menjatuhkan dua anak buah Chun dengan menggunakan tongkatnya.
Chun tergagap, “Apa yang kau inginkan?”
Jin Pyo: “Hidupmu.”
Chun membuat alasan  yang lemah untuk pembantaian tahun 1983, berkata kalau ia tidak punya pilihan. Jin Pyo membalikkan kata-katanya dan sekarang ia juga tidak punya pilihan. Ia harus mati.
 

Chun berlari menuju ke sebuah kapal, mencoba melarikan diri dari Jin Pyo yang mendekatinya dengan perlahan.
Saat Chun berlutut dan memohon pengampunan, kamera berpindah pada bayangan mereka. Kita mendengar suara pedang Jin Pyo mengenai tubuh Chun.
 

Yoon Sung tiba dipelabuhan itu dan berlari menuju kapal. Ia menemukan dua anak buah Chun yang pingsan dan Chun Jae Man yang terbaring diatas kapal, berlumuran darah. Yoon Sung berteriak, ia sangat frustasi.
Yoon Sung membuka buku rahasia, membaca tentang Operasi Sapu bersih dan 5  orang yang merencanakan operasi itu, Lee Kyung Wan, Seo Yong Hak, Kim Jong Shik, Chun Jae Man dan Presiden Choi Eun Chan.
Nama terakhir itu mengagetkan Yoon Sung. Ia sekarang mengerti, “Jadi ini akhirnya?”
 

Paginya, ia pergi ke tempat Jin Pyo untuk memberitahunya kalau ia bertanggungjawab atas kematian Young Ju juga kematian Chun. Jin Pyo berkata dengan tenang kalau Chun yang membunuh Young Ju, tapi Yoon Sung membantahnya, “Kau tidak berbeda dengan Chun Jae Man. Ia tidak membunuh agen khusus itu dengan tangannya sendiri. Ia hanya meminjam tangan orang lain.”
 

Itu menyinggung perasaan Jin Pyo. Ia mengarahkan pedangnya ke leher Yoon Sung, “Kau berani menyamakan diriku dengan Chun Jae Man?”
Jin Pyo kaget ketika tahu kalau Yoon Sung sudah tahu semuanya. Yoon Sung bertanya padanya apakah langkah terakhir dalam rencana kejam Jin Pyo adalah untuk membunuh Presiden Choi dengan tangan putranya? “Kau sudah bersenang-senang selama 28 tahun ini. Mencuriku dari ibuku, membuatku percaya kalau ayahku adalah orang lain dan menyuruhku untuk balas dendam melawan ayah kandungku. Balas dendam ini.....Aku pikir aku tidak bisa melakukannya.”
Jin Pyo bertanya apakah ini karena pertalian darah mereka, tapi Yoon Sung berkata tidak dan selama ini ia sudah cukup mengenal Presiden Choi. Ia adalah Presiden yang baik. Jin Pyo berkata kalau ia tidak mendapatkan kedudukannya dengan cara yang bersih, “Aku akan melihat ekspresimu ketika kau tahu siapa sebenarnya dia.” Yoon Sung: “Jangan berharap melihat ekspresiku. Semuanya tidak akan terjadi seperti yang kau inginkan.”
Ironisnya, Seo Yong Hak, melihat situasi ini sudah tidak menguntungkan dan mencoba melindungi dirinya sendiri. Ia memanggil wartawan dan mengumumkan kalau target kelima city hunter adalah Presiden Choi dan kelima target tersebut telah terlibat dalam Operasi Sapu Bersih. Keempat target pertama telah menjadi korban balas dendam, sedangkan pemimpin yang sebenarnya adalah Presiden Choi.
 

Ini memaksa Presiden untuk berbicara kepada media. Ia membuat konferensi press. Ia berpura-pura tidak tahu masalah ini.
Presiden Choi mengakhiri konferensi press itu. Ia membuat pernyataan kalau ia tidak tahu kenapa Seo Yong Hak mengatakan hal itu. Tapi ada satu pertanyaan terakhir, apakah ia tahu kalau seorang jaksa distrik Seoul yang sedang menyelidiki insiden 1983 meninggal. Presiden Choi terkejut mnedengarnya.
Ketika Sang Gook mendengar berita terakhir, ia akhirnya mengerti. Ia bertanya-tanya selama ini kenapa Jin Pyo membuang waktunya untuk berbicara dengan para senator dan pejabat tingkat tinggi ketika ia punya buku file rahasia itu. Tapi ia sekarang menduga kalau Jin Pyo punya maksud tertentu dengan menyuap orang disekitar Presiden. Ia ingin menjatuhkan Presiden dengan skandal korupsi itu.
Sang Gook memohon pada Jin Pyo untuk menghentikannya sekarang. Ia meminta Jin Pyo untuk mengembalikan kehormatan agen yang telah meninggal dan menghentikan balas dendam. Jin pyo mengabaikannya seperti biasa.
 

Pada upacara pemakaman Young Ju, Sae Hee menangis, ayahnya menangis dengan diam-diam, rekan kerjanya bersedih, kehilangan dirinya. Bosnya berkata dalam suara yang gemetar, “Hidup atau mati, kau sudah seperti anakku. Apa yang tidak bisa kau selesaikan, aku akan melakukannya untukmu. Aku akan menangkap semua penjahat yang melakukan ini padamu dan memberi makan mereka nasi penjara dan keadilan seperti yang kau inginkan....Selama aku masih memakai seragam jaksa ini, aku akan melakukan apa saja untuk mewujudkannya.” 

Presiden datang untuk memberi penghormatan terakhir dan beberapa saat kemudian, Yoon Sung datang. Pil Jae menatapnya dengan penuh kemarahan dan bertanya apa yang ia lakukan disini, “Apa yang  terjadi pada jaksa kami, karena ia mengejarmu. City Hunter! Itu dirimu!”
Ia menyebut Yoon Sung pembunuh dan menjerit, bersumpah akan menangkapnya.
Tanpa mengiyakan ataupun membantah tuduhan sebagai city hunter itu, Yoon Sung memberitahu Presiden dengan tenang, “Aku datang karena kehilangan jaksa yang berharga, tapi aku akan pergi.”
Sang Gook bergabung dengan tim city hunter dan membagi semua yang diketahuinya yang berhubungan dengan Presiden Choi dan Chun Jae Man. Kelihatannya ada   kesepakatan yang dibuat diantara mereka, seperti sejumlah besar dana dari Haewon Group untuk membiayai kampanye kepresidenan Choi.
 

Presiden Choi memikirkan tuduhan kalau Yoon Sung adalah city hunter. Ini bukan berita yang menyenangkan baginya. Ia melihat data imigrasi yang menyebutkan kalau Yoon Sung masuk ke Korea beberapa bulan yang lalu dan menggabungkan semua fakta yang ada, seperti keberadaan Yoon Sung ketika city hunter menyebarkan video dengan menggunakan IP Blue house, ketika yoon Sung mencari dokumen insiden 1983 dsb.
Semua kecurigaannya, terbukti ketika Pil Jae datang dan memberikan data-data hasil penyelidikan city hunter. Ia menjelaskan kalau Young Ju telah mengejar Jin Pyo dan Yoon Sung, orang yang ada hubungannya dengan insiden 1983. Yoon Sung adalah putra dari agen rahasia Park Mu Yeol dengan Lee Kyung Hee.
Presiden mengepalkan tangannya ketika mendengar berita ini. Sekarang ia tahu siapa Yoon Sung sebenarnya.
 

Nana memperingatkan Yoon Sung kalau Presiden sudah tahu identitasnya dan ia telah meminta file personalnya. Yoon Sung dipanggil ke kantor Presiden. Selama sesaat, ayah dan anak itu saling menatap. Mereka sama-sama tahu kebenarannya, tapi pura-pura tidak tahu.
 

Presiden Choi bertanya apakah ia melihat konferensi pers itu. Sedangkan Yoon Sung bertanya apakah pernyataannya itu benar ( pura-pura tidak tahu tentang Operasi Sapu Bersih)? Yoon Sung menunggu jawabannya dengan tegang.
Presiden Choi berkata, “Itu benar.”
Presiden Choi menjelaskan kalau menjadi Presiden itu harus membuat keputusan-keputusan. Terlalu banyak untuk ditangani satu orang sendirian, jadi ia memilih untuk berkonsentrasi pada dua bidang, kesehatan dan pendidikan. Itu sebabnya ia melawan rencana Chun untuk memprivatisasi pelayanan kesehatan dan melawan metode Kim yang menolak biaya sekolah mahasiswa. Beberapa hari lagi akan ada amademen tentang masalah sosial. Konggres akan mengadakan pemilihan. Ia berharap bisa memenangkannya.
Yoon Sung bertanya apakah ia akan tetap ingin mencapai tujuannya walaupun ia memakai metode yang tidak benar.
 

Nana mendengar tentang ayah kandung Yoon Sung dari Kyung Hee dan bertanya pada Yoon Sung tentang itu. Ia mengerti dilema yang dihadapinya karena akan melawan ayahnya dan Nana tidak ingin Yoon Sung meneruskannya.
Yoon Sung memberitahunya kalau target no.1 sampai target no.4 merupakan orang-orang yang korup, “Jika mereka tidak melakukannya, aku akan memaafkan mereka.” Ketika Nana bertanya apakah ia akan melawan Presiden Choi juga, Yoon Sung ragu-ragu, kemudian menjawab, “Jika ia korupsi.”
Nana mencoba menentangnya kalau tidak perlu dirinya sendiri yang menghukum Presiden, tapi Yoon Sung memotong kata-katanya bahwa ini juga dilema yang pernah dialami Young Ju, yang tidak berbuat apa-apa dan menutupi kesalahan ayahnya, “Tapi apakah itu benar-benar baik untuk ayahnya?”
Langkah berikutnya dari tim city hunter adalah memfokuskan perhatian mereka pada Senator Lee Young Taek, yang sedang diselidiki karena menerima suap dalam rencana privatisasi dana kesehatan Chun. Ia adalah orang penting yang dibutuhkan Presiden untuk meloloskan amandemennya.
 

Seperti dugaan mereka, Presiden bertemu dengan Lee Young Taek di sebuah restoran. Lee bertanya apa yang akan ia dapatkan jika ia membantu Presiden meloloskan amandemen itu dan Presiden Choi menawarkan untuk membantunya  dengan menghentikan penyelidikan atas dirinya.
Choi tidak senang dengan kesepakatan itu, ia mengepalkan tangannya di bawah meja.Lee menerima kesepakatan itu yang membuat ekspresi Presiden menjadi suram.
 

Kemudian, sebuah pintu geser terbuka. Yoon Sung berdiri, “Aku tidak tahu kalau anda pintar membuat kesepakatan, Tuan Presiden.”
Choi tetap pada pilihannya. Ia tidak akan menyesal atas kesepakatan yang dibuatnya karena ini bisa membuat banyak siswa yang bisa bersekolah lagi. Masyarakat menginginkan amandemen ini lolos karena biaya pendidikan terlalu tinggi, tapi orang yang punya kekuasaan adalah politisi yang korup. Ia berkata kalau dalam politik, kau punya tujuan yang membuatmu harus membuat kesepakatan, dan tidak ada cara lain untuk mengubahnya.
 

Yoon Sung bertanya apakah boleh seorang yatim piatu mencuri karena ia ingin makan. Yoon Sung berkata kalau ia tidak bisa mengorbankan banyak hal untuk mencapai tujuan yang baik, ia juga tidak boleh menutupi korupsi hanya untuk mencapai tujuan tersebut.
Ia memberitahu presiden kalau ia memiliki buku file rahasia itu, “Keputusan yang tidak kau sesali, Aku akan membuatmu menyesalinya.”
Nana yang menjaga di luar bersama bodyguard yang lain, tapi ia mendengar kegaduhan yang aneh, ia segera pergi menyelidikinya. Ia masuk ke ruang makan Presiden, sesaat setelah Yoon Sung pergi.
Berpura-pura sebagai wartawan, Yoon Sung melacak seorang pria yang berhubungan dengan  kampanye kepresidenan Presiden Choi dan bertanya tentang asal dana kampanye.Pria itu punya kecurigaan sendiri, ia berkata kalau Choi menyimpan catatannya di suatu tempat, karena ia cermat dalam hal-hal seperti itu.
Pria itu kemudian memperingatkan presiden bahwa ada seorang pria yang mencarinya dan bertanya tentang beberapa informasi. Choi menduga kalau Yoon Sung akan segera mencarinya.
Yoon Sung pergi ke kediaman Presiden dan beralasan kalau ia akan membantu belajar Da Hae agar bisa masuk, tapi kemudian bersembunyi di ruangan terpisah. Ia pergi ke ruang belajar dan mencari catatan  itu, tapi ia tidak menemukannya.
 

Presiden Choi merasa kalau Yoon Sung ada disekitarnya. Ia mengambil catatan itu dari dalam sebuah bantal dan menemui Yoon Sung yang sedang mencarinya. Sambil memegang buku itu, ia bertanya apakah ini yang dicarinya dan bertanya-tanya apa motivasi Yoon Sung melakukan ini.
 

Yoon Sung: “Karena kepercayaan. Kepercayaan masyarakat pada politisi yang dipilihnya akan bertindak sesuai hati nuraninya. Kepercayaan para  prajurit yang masuk ketentaraan untuk melindungi negerinya , kalau mereka akan dilindungi oleh negaranya. Kepercayaan bahwa universitas akan membentuk orang-orang yang bertalenta, untuk kepentingan generasi mendatang. Kepercayaan bahwa bisnis akan menderita maupun tumbuh bersama pekerjanya. Dan kepercayaan dari 21 pria yang telah dijanjikan negaranya akan dijemput di pantai Nampo. Menjaga kepercayaan adalah tujuanku.”
Presiden berkata: “Selama 28 tahun ini, aku tidak pernah melupakan satu haripun Operasi Sapu Bersih. Aku sangat mengerti betapa sakitnya perasaan Jin Pyo.”
Presiden Choi memberikan buku catatan dana ilegal itu pada Yoon Sung, “Aku tidak punya pilihan selain menerimanya.”
Ia memberitahu Yoon Sung kalau ia berterimaksih kalau Yoon Sung yang menanganinya. Yoon Sung mengambill buku iitu dan keluar, ia berhenti ketika Presiden memanggilnya, “Yoon Sung ah. Ayah yang membuatmu hidup seperti ini meminta maaf.”
 

Yoon Sung terpana pada pengakuan ini, tapi ia tidak terpengaruh. Ia berjalan keluar dengan tenang, dengan ketetapan hati, dan air mata yang menggenang.
Nana bertanya apakah ia akan meneruskannya sampai akhir. Ia berkata kalau semakin lama ini berlangsung, orang yang paling tersakiti adalah Yoon Sung sendiri. Yoon Sung berkata kalau ia harus melakukannya, tidak ada orang lain yang bisa melakukannya.
Ia memulai aksinya dengan hati yang hancur. Ia memasukkan kopian file dari buku  file rahasia ke dalam amplop-amplop dan mengirimnya ke media, juga halaman buku catatan yang berisi tentang dana kampanye Presiden.
 

Voting amandemen itu dimulai, tepat saat sebuah paket tiba di sebuah kantor surat kabar. Amandemen itu disetujui, Presiden merasa lega, tapi  dua skandalnya telah muncul di berita. Ia dipanggil untuk melakukan pertanggungjawaban.
 

Choi: “Tidak apa-apa. Aku merasa bebanku sudah terangkat. Dari awal ini seharusnya yang terjadi.”
 

Kiriman berikutnya datang ke kantor kejaksaan, para senator yang menerima suap yang diikat bersama. Mereka dikirim kesana beserta bukti foto dari perbuatan mereka.
Setelah memonitor berita, Yoon Sung bangkit untuk mempersiapkan konfrontasi terakhir, “Ayah akan datang.”
 

Jin Pyo sedang mempersiapkan senjatanya dan memakai kalung militer yang tersisa.
Bos Nana berkata kalau besok ia libur, sedangkan dalam catatannya besok ia masuk. Kelihatannya Yoon Sung ingin menjauhkannya dari Blue House. Nana merasa curiga, ia pun menyiapkan senjatanya.
 

Yoon Sung juga sedang menyiapkan senjatanya.
Jin Pyo menelpon Presiden Choi untuk memberinya peringatan. Ia harus menerima hukuman, bukan dari masyarakat tapi dari Jin Pyo.  Choi sudah pasrah, ia memberitahu pemimpin bodyguard kalau ia akan menunggu seorang tamu penting, yang harus diantar dengan sopan tanpa diperiksa. Ia meminta waktu untuk sendirian. Nana menyelinap ke dalam ruangan itu untuk mengecek keadaan. Ia tidak mengambil hari liburnya.
 

Jin Pyo tiba dan diberitahu kalau Presiden sudah menunggunya dan diantar ke dalam. Ketika ia masuk ke dalam hall, Yoon Sung yang menemuinya.
Jin Pyo tidak ingin rencananya digagalkan dan memberitahu Yoon Sung, tidak ada yang bisa dilakukannya sekarang, “Kau tidak akan bisa menghentikan pelaksanaan 28 tahun balas dendamku.”
 

Yoon Sung membantah, ia berkata kalau ia akan menanganinya. Mereka tidak ada yang mau mengalah dan saling memandang satu sama lain dan keduanya menodongkan pistol.
Yoon Sung: “Balas dendam yang kejam yang mengharuskan aku untuk menembak ayah kandungku, kau pikir apakah aku bisa melakukannya dan hidup dengan baik? Setelah menodongkan pistol ke wanita yang aku cintai, kau pikir aku bisa melakukannya tanpa berpikir?  Harus melawan ayah yang kehilangan kaki karenaku, kau tahu bagaimana perasaanku, Aku ingin kau perpikir dari sisiku satu kali saja dan berhentilah. Aku...hanya ingin hidup di kehidupan biasa. Tapi....semua hanya mimpi.”
 

Kemudian ia menodongkan pistol itu kekepalanya sendiri.
Jin Pyo terkejut, Yoon Sung, “Ini takdirku, aku akan menyelesaikannya dengan tanganku sendiri.”
Jari Yoon Sung ada dipelatuk pistolnya, tangannya gemetar. Jin Pyo menatapnya dengan kaget.
Sebuah suara terdengar, “Tidak!” Itu suara Presiden Choi, berdiri dengan Nana, yang menodongkan pistol ke arah Jin Pyo.
 

Nana menyuruh Jin Pyo untuk berhenti dan memohon pada Yoon Sung untuk menurunkan pistolnya.
Presiden Choi memberitahu Jin Pyo kalau ia sudah menunggu dirinya. Jin Pyo menjawab, “Aku datang untuk hidup yang ingin aku ambil.”
Presiden Choi memberitahu Nana kalau ia minta maaf, kemudian mendorongnya kesamping. Ia menutup matanya, menunggu peluru dari Jin Pyo.
Jin Pyo mengarahkan pistolnya kepada presiden Choi. Yoon Sung bingung, ia tidak bisa membiarkan Jin Pyo menembak Choi.
 

Ketika Jin Pyo menembak Choi, Yoon Sung melompat ke arah Presiden Choi dan peluru menembus dadanya.
 

Nana yang melihat Yoon Sung tertembak, langsung balas menembak Jin Pyo.
Para bodyguard segera bergegas masuk dan membawa presiden Choi ke tempat yang aman, sedangkan Yoon Sung terbaring di lantai, menahan sakit, Nana segera berlari ke sampingnya.
 

Jin Pyo berdarah dan terluka parah, tapi ia masih mampu untuk memegang pistolnya. Ia menyuruh bodyguard yang mengelilingi mereka untuk diam, ia menodongkan pistolnya ke arah Yoon Sung.
Jin Pyo: “Aku satu-satunya orang yang selamat dalam Operasi Sapu Bersih 1983, Lee Jin Pyo. Untuk membalas dendam atas kematian rekan-rekanku yang di khianati oleh negara kita, aku membunuh Lee Kyung Wan dan Chun Jae Man dengan tanganku sendiri. Aku menjatuhkan Kim Jong Shik dan mengirim Seo Yong Hak ke kejaksaan. Sekarang aku akan membunuh Presiden Choi Eung Chan. Aku adalah city hunter.”
 

Ia menjatuhkan tempat pelurunya dan berbalik menghadap para bodyguard. Mereka segera memberondongnya dengan tembakan.
 

Jin Pyo terkena beberapa tembakan dan jatuh perlahan-lahan. Yoon Sung melihatnya dengan ngeri, ia terlalu lemah untuk berbuat sesuatu.
 

Yoon Sung mengulurkan tangannya ke arah ayahnya yang jatuh. Dengan susah payah, ayah dan anak itu saling menggenggam tangan, keduanya terbaring diantara darah masing-masing.
 

Jin Pyo menatapnya dengan senyum yang hampa.
 

Beberapa waktu kemudian. Da Hae bekerja di sebuah kafe kecil. Nana mengunjunginya, ia bersikap ceria, walaupun ayahnya baru saja meninggal dunia.
Ki Joon dan Eun Ah akhirnya menjadi pasangan dan datang untuk memberikan undangan pernikahan pada Da Hae dan Nana. Eun Ah mengeluh kalau sekarang Blue House tidak menyenangkan karena Nana telah berhenti dan Yoon Sung menghilang.
 

Di apartemen Yoon Sung, sekeranjang bunga telah dikirim oleh mantan Presiden Choi Eung Chan, mengucapkan kepada seseorang semoga selalu sehat dan segera pulih. Bunga itu untuk Kyung Hee, memberitahunya kalau ia sangat berterimakasih dan meminta maaf, ia juga berharap ia akan bahagia. Kyung Hee dan Shik Joong sudah berkemas, mereka akan memulai hidup baru di AS.
Nana berjalan dibandara dengan kopernya. Ia melihat bayangan yang dikenalnya dan bergegas mendekatinya, tapi ia tidak melihatnya.
 

Tapi kamera berbalik, Yoon Sung berdiri dibelakang Nana, hidup dan baik-baik saja.
Nana berbalik dan melihat Yoon Sung. Mereka tersenyum satu sama lain.
Di pemakaman militer, sebuah memorial telah dibangun untuk menghormati 21 agen yang meninggal untuk negaranya. Dua nama pertama yang tercatat disana adalah Lee Jin Pyo dan Park Mu Yeol.
 

Kemudian, malamnya, Yoon Sung mengendarai mobilnya di Seoul

1 comment: