Friday, June 28, 2013

School 2013 Episode 11

Heung Soo melangkah menuju rumahnya. Nam Soon pun terus mengikutinya. Mereka hanya diam saja, membuat Nam Soon memanggil Heung Soo.Heung Soopun berhenti.
Nam Soon berkata kalau dia pergi beberapa kali mencari Heung Soo. “Mereka bilang kau pindah. Masih berharap kau muncul, aku pergi ke sekitar sekolah.Pergi ke rumahmu. Juga berkeliaran di sekitar toko buku komik.”

Heung Soo menjawab kalau dia tahu itu. Heung Soo kemudian berbalik memandang Nam Soon.

“Dengarkan aku Go Nam Soon, ayo berhenti disini. Tentang insiden itu. Dan mari kita pergi ke jalan kita. Tak ada harapan, itu ditakdirkan sejak awal. Kau dan aku..berteman lagi..Kau merasa menyesal saat kau melihatku, dan aku.. Kau menjadi menyesal..aku merasa tiudak nyaman, dan aku membenci itu”

Heung Soo kemudian berbalik dan melangkah pergi.





Di Seungri, Uhm Dae Woong menyerahkan masalah siswa 2-2, Nam Soon dan Heung Soo pada In Jae dan Se Chan. Tolong beritahu dia bagaimana mereka berdua akan mengatasinya. Se Chan bertanya berapa banyak waktu mereka untuk memberi tahu Uhm Dae Woong?
Dae Woong menjawab jangan terburu-buru, tapi juga jangan terlalu lama.



Setelah Dae Woong pergi, In Jae bertanya pada Se Chan apa insiden SMP bisa menjadi masalah? Se Chan mengangguk-angguk. Se Chan menjelaskan kalau Go Nam Soon adalah pelaku dan Park Heung Soo adalah korban. Dalam aturan tidak memperbolehkan pelaku dan Korban berada di satu sekolah yang sama. Dan peraturan itu sangat tegas.

In Jae bertanya bahkan jika insiden itu tidak terekam di transkip sekolah mereka? Se Chan menjawab meskipun tidak ada catatan yang tersisa mengenai itu, tapi karena sekolah tahu itulah masalahnya.
Kalau isu seperti ini sampai keluar bahwa sekolah tidak mencegah adanya pelaku dan korban di satu sekolah, maka akan buruk untuk citra sekolah.

In Jae berkata jadi harus menyingkirkan salah satu dari mereka. Mungkin itu sesuatu yang baik, karena pasti sulit bagi mereka untuk terus bertemu satu sama lain setiap hari.
Se Chan menawab kalau mereka harus melihat satu sama lain untuk bisa menutupinya. Se Chan bahkan menyebut mereka anak-anak yang beruntung.

In Jae bertanya apa Se Chan yakin mereka adalah anak-anak yang beruntung? Se Chan dengan bijak berkata kalau ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk saling memaafkan.
In Jae bertanya apa yang harus mereka lakukan?
Se Chan menjawab kalau untuk saat ini mereka pikirkan saja di rumah. Karena hari ini sudah melelahkan untuk mereka.







Keesokan paginya.
Kelas 2-2 sudah ramai, Kim Joong Hyun sedang asik dengan ponselnya melihat sesuatu. Ki Deok yang baru datang bertanya apa yang sedang Joong Hyun lakukan? Ternyata Joong Hyun sedang lihat kelas online. Dan pengajarnya adalah seorang perempuan cantik. Joong Hyun suka melihatnya.







Hae Seon yang baru datang langsung menghampiri sahabatnya Na Ri, dan melihat Na ri yang lesu dan tak bersemangat. Hae Seon berkata kalau ada lingkaran gelap di mata Na Ri. Sepertinya Na Ri serius belajar.

Na Ri menjawab kalau dia akan belajar, tapi tidak jadi. Karena dia malah pergi ke pusat perbelanjaan, dan mengobrol di IM sebentar. Kemudian merapikan alisnya dan tanpa dia sadar hari sudah pagi. LOL

Shin Hae Seon yang meliht wajah Na Ri berkata kalau sepertinya kelopak mata Na Ri tidak seimbang. Na Ri kaget dan langsung mengambil cermin melihat wajahnya, da ternyata itu benar.











Nam Soon yang baru datang melihat bangku Heung Soo masih kosong.



Kang Joo mendekati Ha Kyung, menyenggol lengannya agar Ha Kyung menoleh padanya. Ha Kyung pun memandang Kang Joo. dan Kang Joo langsung keluar sebagai tanda kalau dia ingin bicara dengan Ha Kyung, berdua saja.



Kang Joo menunggu Ha Kyung diluar kelas untuk mengajaknya berbicara. Ha Kyunpun menurutinya. Kang Joo bertanya apa Ha Kyung tidak akan berbicara apapun padanya? Ha Kyung menjawab kalau dia tidak ingin bicara apapun pada Kang Joo.
Kang Joo mswih bertanya “Sungguh ?”
“Apa harus ada?”

Kang Joo berkata kalau dia akan memberikan jawaban tentang keikutsertaannya di lomba esai setelah apel pagi nanti.
Ha Kyung malah menjawab jadi kenapa?
Kang Joo kesal dan berkata kalau ini bukan seperti dia membutuhkan lomba itu atau tidak.
Ha Kyung menyela dan bertanya “Tapi apa? Apa kau mengharapkanku untuk memohon padamu untuk menyerah dengan begitu aku bisa pergi? Bahkan jika kau menyerah,tidakkah kau bilang aku tidak memenuhi syarat?”

Kang Joo tidak percaya Ha Kyung berkata sesinis itu padanya. Kang Joo pun memutuskan masuk kembali ke dalam kelas, karena merasa percuma bicara dengan Ha Kyung yang keras kepala.
Saat Ha Kyung juga akan masuk kelas, terlihatlah Heung Soo baru datang.
Mereka sama-sama cuek, dan masuk ke dalam kelas.





Jo Bong Soo dan Jung In Jae sedang bersama. Sepertinya Jo Bong Soo yang mengajak In Jae bicara berdua. In Jae berkata kalau dia mengerti kebutuhan anak-anak. Dan dia juga merasa kalau cara mengajarnya memang kurang baik.”Dengan ketakutan akan ketulusanku, kekuatanku jatuh”

Jo Bong Soo tersenyum dan bertanya bagaimana menurut In Jae ketulusan anak-anak? “Agar ketulusanku untuk lulus, kau juga harus memahami bagaimana membaca ketulusan anak-anak.”

“anak-anak, mereka semua tidak bisa mengendalikan emosi mereka. Setiap saat itu memanas. Mereka begitu jelas terjebak dengan emosi mereka.”

Bong Soo juga menjelaskan kalau anak-anak tidak tahu mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. In Jae mendengarkan itu dengan serius dan berkata kalau dia benar-benar merasa buruk, karena tidak tahu tentang anak-anak.

Jo Bong Soo menggeleng dan berkata tidak.”Itu berarti kau akan menuju jalan yang benar.”
Sampai detik ini In Jae hanya melebih-lebihkan saja. In Jae berlari pada masalah yang datang. “Setiap kali kau memukul dinding dan berbalik, kau tidak akan bisa menjadi seorang guru. Untuk saat ini kau bisa melihat disini dan disana. Kau juga akan melihatnya didalam air.Menemukan jawabannya adalah tugas seorang guru.”

In Jae masih memikirkan semua, dia termenung di ruangannya.
Dia mengingat saat kelompok Kyumng min mengatakan kalau kelas In Jae membuatnya frustasi. Kata-kata Nam Kyung Min yang menyebutnya melakukan ini hanya untuk kepentingannya sendiri.







Teringat saat Ha Kyung meminum banyak oban anti ngantuk, dan akhirnya pingsan. Saat itu Ha Kyung menyesal karena membuat tesnya kacau.



Teringat juga saat kang Joo yang diminta In Jae untuk menceritakan masalah yang terjadi di kelas 2-2. Kang Joo berkata kalau untuk orang dewasa semua pasti akan terlihat mudah.



Se Chan yang melihat In Jae termenung sedih, berdiri dari duduknya dan bertanya pada In Jae, bukankah mereka harus ke kelas?





Se Chan yang sudah keluar lebih dulu, disusul In Jae, dan In Jae memanggil Se Chan, membuat Se Chan menghentikan langkahnya. In Jae bertanya apa yang akan merka lakukan pada Nam Soon dan Heung Soo? Karena pasti guru Uhm akan bertanya tentang itu. Se Chan lagi-lagi menjawab kalau untuk saat ini mereka hanya bisa menghindari guru Uhm saja.
In Jae berkata bagaimana dengan waktu berikutnya? Apa mereka akan menghindar lagi?
Se Chan menjawab kalau lain kali mereka pasti bisa.Mereka bisa memikirkan sesuatu saat lain kali itu.

In Jae bertanya bagaimana memberitahu nam Soon dan Heung Soo tentang ini? Se Chan menolak, jangan sekarang untuk memberithau mereka.



Yi Kyung masuk kelas dan langsung menghampiri Ji Hoon. Yi Kyung mengajak Ji Hoon keluar untuk bicara. Ji Hoon menolak, dan berkata kalau dia akan pergi nanti. Yi Kyung memaksa. Dia menarik kerah seragam Ji Hoon, membuat Ji Hoon bangkit dari duduknya secara paksa. Ji Hoon menepis tangan Yi Kyung dan berkata kalau lonceng sudah berbunyi. Yi Kyung semakin marah, dan mencengkeram seragam Ji Hoon, tapi kemudian melepasnya lagi.







Yi Kyung bertanya apa yang dilakukan Ji Hoon pada Jung Hoo?
Ji Hoon yang tahu pertanyaan Yi Kyung, memilih duduk kembali di kursinya. Yi Kyung bilang dia membuat Ji Hoon berdua dengan Jung Hoo untuk berdamai.

Nam Kyung Min kesal, karena Yi Kyung berisik dan menegur Yi Kyung. Yi Kyung langsung menghampiri Kyung Min. Yi Kyung berkata kalau Kyung Min bertindak akrab akhir-akhir ini. Kyung Min sama sekali tidak takut. Kyung Min berkata agar Yi Kyung tidak merusak suasana kelas, dan keluar seperti Jung Hoo, atau duduk tenang dikelas. Lakukan salah satu dari itu.

Yi Kyung mengejek Kyung Min yang kalau ada Jung Hoo mana berani berkata seperti ini. Kyung Min membenarkan dengan nada mengejek kalau dia memang tidak berani berkicau jika ada Jung Hoo. Tapi yi Kyung dan Ji Hoon adalah kasus yang berbeda, dia tidak takut dengan mereka. Kyung Min berkata kalau Ji Hoon dan Yi Kyung tidak ada apa-apanya tanpa Jung Hoo.

“Aku menghindar sepanjang waktu karena kalian kotor. Tapi sekarang aku tidak bisa menghindari kalian lagi. Jadi harap tenang.”

Yi Kyung merasa sangat marah dan mengambil meja untuk melemparnya kearah Kyung Min. Tapi Ji Hoon segera menghentikan Yi Kyung.

Nam Kyung Min masih belum terlihat gentar.





Masuklah Se Chan dan In Jae yang melihat kejadian di kelas, dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan? Yi Kyung yang namanya dipanggil oleh In Jae langsung menoleh, dan menyadari dia sedang dalam posisi mengangkat meja siap untu melempar kearah Kyung Min. In jae meminta Yi Kyung menurunkan mejanya.
Ji Hoon memegang Yi Kyung dan menyeretnya ke belakang, sementara itu Kyung Min masih menatap garang pada Yi Kyung.
In Jae meminta Kyung Min menemuinya sebentar setelah kelas selesai.









Se Chan menempatkan dirinya didepan kelas, dan In Jae di belakang kelas. Se Chan berkata kalau dia tidak memiliki pengumuman baru pada mereka semua. Se Chan meminta Kang Joo dan Min Ki menemuinya sebentar.



Kang Joo dan Min Ki akan pergi menemui Se Chan. Min Ki berhenti dan melihat ponselnya. Ternyata ibunya mengirim sms pada Min Ki, menyuruh Min Ki untuk tetap berpartisipasi di lomba esai, tidak peduli apapun alasannya. Min Ki benar-benar setres karenanya.





Se Chan bertanya apa min Ki, dan Kang Joo sudah memutuskannya? Kang Joo berkata kalau dia akan melakukannya. Se Chan beralih ke Min Ki, terlihat Min Ki hanya menunduk seperti enggan tapi kemudian dia berkata kalau dia juga memutuskan untuk ikut lomba itu.
Setelah menyatakan kesediann mereka, Min Ki, dan Kang Joo pamit pergi.

Sebelum mereka beranjak, Se chan bertanya kenapa wajah mereka bukannya senang tapi malah terlihat tidak bersemangat? Seolah terpaksa? Mereka hanya diam, dan Se Chan tidak ingin memaksa akhirnya membiarkan mereka berdua pergi.







Dilain tempat, In Jae juga sedang menanyai Kyung Min. In Jae bertanya pasti Kyung Min memiliki waktu yang sulit? (In Jae ini kayaknya kata-kata andalannya deh.)
In Jae berkata kalau karena kelasnya Kyung Min jadi stress, suasana kelaspun jadi gelisah. Kyung Min harus memberitahunya apa yang membuat Kyung Min terganggu? Mungkin saja In Jae bisa membantu.
Kyung Min menjawab tolong naikkan nilai saja. Itu akan membantu.

In Jae melihat Kyung Min masih membawa buku catatannya.Bahkan saat bertemu gurupun, Kyung Min masih membaca pelajaran. In Jae bertanya apa yang bisa dia lakukan untuk menaikkan nilai? Kyung Min menatap In Jae dan berkata kalau In Jae tidak perlu melakukan apa-apa, cukup diam, maka itu akan sangat membantu nilai siswa-siswa naik.(Kurang ajar ya..-__-)
Kyung Min meminta agar In Jae tidak perlu membuat kelas baru atau hal semacam itu. dan juga tidak perlu membawa Oh Jung Hoo kembali serta jangan memihak siapapun.”Jangan bertanya hal-hal seperti apa impian kita, aku tidak bisa menahannya bahkan jika kau merasa ini terlalu kasar. Kau tahu bahwa aku kasar.”

In Jae bertanya ada lagi? Keluarkan semua jika masih ada yang ingin Kyung Min katakan.
Kyung Min malah merasa tidak enak dan berkata kalau dia seperti ini karena dia terburu-buru. Menjadi cengeng seperti ini sangat tidak nyaman untuknya.

“Anak-anak seperti Min Ki, ibu mereka yang akan mengurus semuanya. Keluarga Song Ha Kyung, menyediakan dirinya dengan segala sesuatu yang dia inginkan, seperti les tambahan misalnya. Aku? Aku harus melakukan semuanya sendiri. Tidak ada cukup waktu, dan semua orang terus bicara.”

In Jae yang mendengar itu, mencoba memahaminya dan mengangguk. In Jae menambahkan bahwa guru hanya memberitahu cara membaca puisi. Pasti itu juga semakin membuat Kyung min kesal kan? In Jae berterima kasih karena Kyung Min mau jujur padanya.
Apa masih ada lagi yang Kyung Min katakan?In Jae berjanji akan mencari cara bagaimana agar dia bisa menggunakan waktu Kyung Min secara efektif.
Kyung Min menolak dan berkata kalau dia tidak perlu hal-hal seperti itu.
In Jae pun mengangguk, dan berkata dia tahu apa yang dimaksud Kyung Min. In Jae juga meminta agar Kyung Min datang kapan saja yang dimau untuk memberi tahu apa yang dia rasakan.







Im Jung Soo memanggil Se Chan dan In Jae ke ruangannya. Jung Soo meminta agar wakil dari Seungri adalah Ha Kyung dan Min Ki. Se Chan heran kenapa Jung Soo tiba-tiba melakukan itu? Mereka sudah memlih Kang Joo dan Min Ki untuk lomba itu.
Jung Soo menjawab kalau karena itulah dia datang dengan ide ini. Apa Se Chan dan In Jae tidak tahu kalau universitas S merupakan penasihat pada kontes ini? IUtulah sebabnya mereka harus memilih siswa yang juga berorientasi pada Universitas S. Ha Kyung dan Min Ki adalah orang yang tepat untuk mewakili.
Jung Soo bilang kalau Song Ha Kyung kurang memiliki spesifikasi penghargaan, maka Ha Kyung adalah orang yang pas daripada Lee Kang Joo. dan kalau mereka membantu Ha Kyung utnuk mendapatkan penghargaan itu adalah tepat untuknya masuk ke universitas S nantinya.

In Jae berkata kalau Jung Soo mengirim Min Ki dan Ha Kyung dalam setiap lomba disekolah, kenapa harus ada kontes (perlombaan). Itu akan percuma, karena yang dipilih bukan yang sesuai dengan kemampuan, tapi malah Ha Kyung dan Min Ki.
Jung Soo tidak mengubris hal itu, dan malah berkata untuk bisa mendiskualifiksi Kang Joo, mereka harus memastikan hal ini tidak menimbulkan pertanyaan dari manapun. Secara kebetulan, jika siswa itu berpartisipasi dalam kontes, mereka bisa mendorong siswa seperti menerima penghargaan.

Jung Soo menyindir Se Chan karena mulai terlalu banyak ikut campur dalam kehidupan anak-anak, padahal tugas Se Chan adalah menaikkan nilai siswa. Alasan kenapa dia membawa Se Chan ke sekolah adalah, karena Se Chan seorang dosen bukan guru.
Se Chan berkata bukankah dia di Seungri sebagai guru, bukan Dosen. Jadi jangan salahkan dia jika dia beperan menjadi guru di sekolah ini.
Jung Soo tidak bisa membantah karena merasa kalah debat dengan Se Chan.



Ha Kyung mengampiri meja Nam Soon, dan Nam Soon terlihat sedang tertidur seperti biasanya. Ha Kyung membangunkan Nam Soon, dengan menepuk lengannya. Nam Soon pun bangun. Ha Kyung betanya apa Nam Soon hanya akan tidur saja? Nam Soon menjawab kenapa? Ha Kyung mengatakan kalau guru Matematika menyuruh Nam Soon untuk mengumpulkan catatan semua siswa di kelas.
Nam Soon pun berdiri untuk melaksanakannya.
Tiba-tiba Ha Kyung bertanya apa Nam Soon tidak kasihan padanya? Nam Soon tidak paham maksud Ha Kyung. Ha Kyung menjelaskan kalau semua tugas ketua kelas, semenjak Nam Soon tidak masuk dia yang meng handlenya.
Nam Soon meminta maaf untuk itu.
Ha Kyung berkata sudah berapa lama Nam Soon tidak ada di kelas. Nam Soon dengan polos menjawab sudah cukup lama.
Nam Soon berkata dia tahu Ha Kyung memiliki waktu yang sulit.Maka dari itu dia yang akan membawa catatan itu ke ruang guru.
Ha Kyung pun pergi, dan Heung Soo menatap Nam Soon..(Cakepnya..^^)
Dan Nam Soon yang salah tingkah dengan Ha Kyung, menggaruk-garuk kepalanya, sambil menatap Heung Soo yang juga sedang menatapnya (Imuuuttnya..^^, mereka malah kayak orang pacaran yak..saling pandang memandang..Haha..^^)









Kang Joo melihat pengumuman yang tertempel di papan infprmasi. Tentu saja itu berkaitan dengan Lomba Essai. Pemilihan kembali peserta Lomba Essai. In Jae yang kebetulan lewat, dan kaget melihat kok pengumuman itu sudah ditempel sekarang? In Jae berkata pada Kang Joo kalau dia sebenarnya ingin memberitahu terlebih dulu.
In Jae mencoba menjelaskan, tapi kang Joo menyela lagi. Kang Joo berkata kalau pada akhirnya yang dikirim Min Ki dan Ha Kyung kan?
In Jae kemudian membantah, tapi Kang Joo berkata kalau itu sudah benar. Dengan tersenyum Kang Joo bilang, semua sudah tepat. Bahkan jika dia yang mendapatkan penghargaan itu, dia tidak akan bisa mempergunakannya.
In Jae mencoba mengajak Kang Joo berbicara sebentar.
Kang joo menjawab kalau saat ini dia sedikit merasa malu. Semua anak sudah tahu dia yang terpilih, tapi tiba-tiba posisinya diganti begitu saja. Jadi dia butuh waktu untuk memulihakn perasaannya. Dan akan menemui In Jae nanti.







Kang Joo pergi ke kamar mandi, dan mengangis disana. Siswa yang juga masuk ke kamar mandi, merasa heran mendengar suara tangis, di dalam bilik kamar mandi. Kang Joo tidak bisa menahan perasaannya, dan berkata kalau ini sangat menjengkelkan.







Di ruang guru, In Jae yang baru masuk, langsung bertanya siapa yang menempel pengumuman kontes esai. Seorang guru perempuan menjawab kalau itu dia yang melakukan, karena kepala sekolah yang menyuruhnya. In Jae mencoba mengerti dan memakluminya.





Ji Hoon masuk ke ruang guru, dan In Jae menyambutnya. In Jae berkata tentang keinginan Ji Hoon masuk ke SMK. Itu agak sulit. Kadang-kadang SMK membuka tempat di awal tahun ketiga.Ji Hoon bisa mengirim aplikasinya pada saat itu. Ji Hoon menyanggupinya. Kemudian In Jae berkata, kalau semua tidak akan menjadi mungkin kalau Ji Hoon bolos atau terlambat lagi. Dan juga meminta Ji Hoon untuk belajar.
Ji Hoon sedikit merasa berat, dan berkata kalau tentang belajar dia benar-benar tidak tahu apa-apa.
In Jae menenangkan kalau semua orang juga seperti itu. Dia kaan memberitahu Ji Hoon dimnaa saat untuk memulainya. Ji Hoon pun menjawab Iya.



Se Chan bertanya dimana Lee Yi Kyung? Dan apa yang dia lakukan? Ji Hoon hanya diam, dan Se Chan menyuruh Ji Hoon membawa Yi Kyung ke hadapannya. Kalau sampai Yi Kyung tidak muncul hari ini. Tidak akan ada belas kasihan lagi. Ji Hoon menjawab Iya.



Melihat kedatangan guru Uhm, Se Chan dan In Jae bergegas akan pergi dengan alasan akan menyiapkan pelajaran. Uhm dae Woong memanggil mereka, membuat langkah mereka terhenti. Mereka pun dengan setengah hati, berbalik menghadap Guru Uhm.





Nam Soon yang sedang bersiap ke ruang guru, berpapasan dengan Kang Joo. Nam Soon memanggilnya. Kang Joo pun berbalik. Nam Soon mengatakan kalau cuma Kang Joo saja yang belum mengumpulkan catatan ini. Kang Joo menjawab dengan wajah masam, kalau dia akan memberikannya besok. Kang Joo siap pergi, tapi Nam Soon kembali memanggilnya.





Nam Soon mengusap-usap kepala Kang Joo lembut dan berkata kalau Kang Joo pintar karena tahu cara menangis.Kang Joo marah, dan meninju perut Nam Soon “Jangan main-main denganku”
Kang Joo pun pergi dan Nam Soon masih memegang perutnya yang tadi ditinju Kang Joo.







Di ruang guru, Dae Woong berkata kalau masalah ini tidak bisa ditunda lagi. Seperti yang mereka tahu salah satu dari Nam Soon dan Heung Soo harus segera dipindahkan. Dae Woong berhenti bicara, In Jae dan Se Chan kaget karena tiba-tiba Dae Woon tidak melanjutkan ceramahnya. Mereka menoleh ke belakang, dan mendapati Nam Soon berdiri disana. Nam Soon mengetahui semuanya. Nam Soon kaget.





Kang Joo yang masuk kelas, berhenti di meja Ha Kyung, Kang Joo berkata “Apa Ha Kyung puas?”
Ha Kyung bertanya apanya? Kang Joo mengatakan kalau sekolah akan memilih ulang peserta Lomba Essai.
Ha Kyung bertanya lalu kenapa dia harus puas atau merasa baik? Tidak ada jaminan kalau dia yang akan menjadi nomer 1.
Kang Joo berkata kalau kesempatan ini hanya dibuka untuk Min Ki dan Ha Kyung.
Ha Kyung bertanya siapa yang bilang itu? Kang Joo berkata apa kurang jelas? Semua ini tentu untuk memilih Ha Kyung dan Min Ki.
Ha Kyung meminta Kang Joo jangan langsung menyimpulkan seperti itu. Kang Joo berkata kalau dia bahkan sudah bertanya secara khusus pada Guru Jung. Guru Jung tidak bisa menjawab dan membuat dia yakin kalau dugaannya benar.



Anak-anak mulai bergosip. Mengatakan kalau guru Jung luar biasa. Dia kahirnya hanya mengirimkan anak-anak yang berada di atas saja. Meskipun dia menganjurkan kalau anak-anak yang tidak pintar juga ikut dan pasti bisa. Apa itu bukan munafik namanya?



Shin Hae Seon dan Na Ri juga ikut bergosip. Fakta kalau yang melakukan adalah guru Jung, bukan guru Kang membuatnya tidak merasa bahagia. Na Ri berkata kalau guru Jung adalah guru yang paling bisa dipercaya, tapi kenapa dia melakukan ini? Ini sedikit mengecewakan.



Kembali ke Nam Soon.
In Jae mencoba menjelaskan kalau ada peraturan yang tidak membolehkan pengganggu dan korban berada di satu sekolah.
Kang Joo yang sudah sampai ruang guru berhenti di depan pintu,dan mendengarkan semuanya.
Nam Soon menjawab mantap, kalau dia saja yang dipindahkan jangan Heung Soo. Kang Joo kaget dan memilih bersembunyi. Se Chan meminta agar masalah ini dirahasiakan dari Heung Soo.
Se Chan malah menanyakan apa yang akan dilakukan Nam Soon setelah sini? Nam Soon menjawab bukankah itu bukan sesuatu yang bisa dia pilih.







Di atap sekolah, Nam Soon merenungkan semuanya. Dia berdiri di pinggi tembok, sambil memejamkan matanya. Seolah ingin merasakan dan mengingat udara Seungri sebelum meninggalkannya nanti.







Saat jam makan siang, semua sudah mengantri untuk mendapatkan jatah makanannya. Heung Soo juga ikut mengantri disana. Heung Soo segera duduk untuk menyantap makan siangnya. Nam Soon pun memilih meja yang sama dengan Heung Soo.
Heung Soo bertanya apa yang Nam Soon lakukan?
Nam Soon dengan tersenyum menjawab kalau anggap saja dia kebetulan. Kebetulan duduk di depan Heung Soo. Mungkin Nam Soon ingin menciptakan kenangan yang manis dengan sahabatnya ini, sebelum pergi.









Heung Soo berdiri berniat pindah, tapi Nam Soon memanggilnya, dan mengajak Heung Soo untuk makan bersama walau hanya sekali saja. Heung Soo pun duduk kembali mendengar permintaan Nam Soon yang terdengar tulus itu.
Nam Soon terus makan walau mulutnya sudah penuh, dan Heung Soo hanya melihatnya. Apa Heung Soo tahu perasaan yang berkecamuk di hati Nam Soon?







Nam Soon ada di ruang guru, menemui guru Uhm. Dae Woong berkata kalau pemindahan pasti akan meninggalkan catatan buruk. Jadi Nam Soon diminta untuk bicara dengan ayahnya tentang hal ini, dan kemudian akan melihat sekolah mana yang cocok untuk Nam Soon masuki. Nam Soon menjawab kirim dia kemana saja. Guru Uhm berkata kalau dia harus memberi tahu kepala sekolah dulu, dan sekolah yang akan Nam Soon tempati nantinya. Nam Soon bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan? Guru Uhm menjawab mungkin satu minggu.
Kang Se Chan yang juga ada disana seperti juga ikut memikirkan.





Kang Se Chan masuk ke kelas 2-2, dan menyuruh Nam Soon serta Heung Soo mengikutinya. Se Chan memberitahu kalau Nam Soon mendapatkan hasil lebih buruk saat duduk dan berusaha menjawab dengan serius, tapi hasilnya bagus saat menebak secara acak. Untuk sastra korea, Nam Soon benar 17 saat menebak acak, dan hanya 9 saat benar-benar mencoba menjawab. Oleh karena itu rankingnya Nam Soon 8.

Sedangkan Heung Soo, ternyata hasilnya tidak cukup baik. Peringkat ke 7. Nam Soon tersenyum mendengarnya.
Se Chan yang melihat Nam Soon tersenyum menegur Nam Soon karena menganggap kalau sedikit perbedaannya antara peringkat 7 atau 8. Nam Soon benar-benar ada di peringkat 8, dan Heung Soo jika dia serius maka dia bisa ada di peringkat ke 6.









Dengan polosnya Nam Soon bertanya apa berarti Heung Soo bisa ke perguruan tinggi?Se Chan menjawab kalau itu tidak mungkin untuk mereka berdua. Bagaimanapun lupakan nilai untuk saat ini. Dari 160 pertanyaan, Go Nam Soon benar 18 dan Heung Soo mendapatkan 48 yang benar.
Apa yang akan Nam Soon lakukan untuk pertanyaan yang tidak Nam Soon jawab?

Se Chan melemparkan kertas kecil. Dan menyuruh Nam Soon menulis sebanyak 142 lembar. Karena dia hanya menjawab 18 saja, dari 160 pertanyaan.
Sedangkan Heung Soo akan menulis 112 lembar. Depan dan belakang harus penuh semua.
Jika tulisan tangan mereka lebih besar dari jari kelingking guru Jung, maka kertas itu tidak masuk hitungan.
Go Nam Soon garuk-garuk kepala mendengarnya, merasa susah dan bertanya apa dia tidak bisa untuk memindahkan meja saja seperti dulu.
Heung Soo bertanya apa yang akan mereka tulis?
Se Chan menjawab keluarkan buku teks sastra 2, buka halaman secara acak, dan menulis secara terus menerus apa yang mereka baca, sampai terpenuhi targetnya.









Min Ki menemui guru Jung. In Jae bertanya apa Min Ki menemuinya tentang masalah Lomba Essai? Min Ki galau, bingung harus menjawab apa.



Nam Soon dan Heung Soo mencoba menyelesaikan tugas Se Chan. Se Chan memeriksa tulisan Nam Soon. Dan berkata kalau tulisan Nam Soon masih terlalu besar, dan kertas yang satu ini tidak masuk hitungan.
Heung Soo sudah terlihat capek, dan Se Chan bertanya apakah mereka mau tahu cara cepat keluar dari masalah ini?





Heung Soo langsung menoleh menatap Se Chan dengan ekspresi ingin tahu. Nam Soon juga tentu saja, ingin tahu cara cepat keluar dari tulis-menulis seperti ini.





Nam Soon dan Heung Soo ternyata di bawa ke ruang olahraga. Se Chan sudah memegang bola basket ditangannya. Se Chan mencoba bergaya dengan memutar bola basket dengan satu jarinya, tapi tidak berhasil dan bola malah jatuh. Nam Soon dan Heung Soo yang melihat itu dengan tatapan mengejek Se Chan.

Se Chan berkata setiap poin yang mereka dapatkan itu bisa melepaskan setuiap halaman dari tugas mereka tadi. Se chan melempar bola basketnya ke Nam Soon, dan Nam Soon menerimanya. Lalu Nam Soon mencoba memasukkannya ke dalam ring. Nam Soon pun sukses melakukannya.











Setelah itu mereka berebut untuk mendapatkan bola, dan memasukkannya ke dalam ring. Heung Soo dan Nam Soon terlihat senang dengan tugas kali ini. Bermain basket bersama.
Mereka yang puas bermain, merasa capek dan merebahkan diri di lantai. Se Chan mendatangi dan melihat mereka. Nam Soon dan heung Soo yang tahu ada Se Chan, langsung bangkit dari posisi tidurnya. Se Chan berkata pada Heung Soo, apa yang akan Heung Soo lakukan saat Nam Soon dipindahkan? Heung Soo punya halaman lebih banyak untuk ditulisnya sendiri. Heung Soo menatap Nam Soon, dan Nam Soon hanya menunduk mendengar Se Chan akhirnya memberitahu Heung Soo. Se Chan menyadari hari sudah malam, dan meninggalkan mereka berdua.







Yi Kyung ternyata datang menemui Se Chan, dan Se Chan menyindir Yi Kyung karena datang terlalu awal. Se Chan kemudian bertanya apa yang dilakukan Yi Kyung di kelas pagi tadi? Yi kyung menjawab kalau dia hanya kesal tadi. Se Chan bertanya apa Yi Kyung akan melakukannya juga kalau dia yang membuat Yi Kyung kesal? Yi Kyung berkata kalau tidak seperti itu sebenarnya.
Se Chan bertanya apa karena Kyung Min seorang gadis, maka Yi Kyung menganggap dia mudah jika Yi Kyung menggunakan kekuatan untuk menghadapinya? Seperti seorang pecundang.

Yi Kyung mencoba membantah dan berkata kalau anak-anak terlalu berlebihan. Meskipun Jung Hoo melakukan kesalahan, tapi ketika Jung Hoo ada mereka bahkan tidak mampu berkata sepatah katapun. Ketika Jung Hoo tidak ada mereka langsung berbicara yang buruk. Mengganggunya dan Ji Hoon.
Se Chan menjawab mereka berbicara buruk, karena menganggap Jung Hoo dan kalian berdua buruk bagi mereka. Mereka seperti itu karena kalian selalu mengganggu. Apa Yi Kyung tetap tidak bisa menyadarinya?

Wajah Yi Kyung mulai sedih dan berkata kalau Jung Hoo seperti itu karena dia punya alasan. Se Chan bahkan tidak tahu bagaimana hidup Jung Hoo yang sebenarnya? Se Chan bisa berkata seperti itu karena Se Chan tidak tahu seperti apa kehidupan Jung Hoo. “Jung Hoo, jika kau mengenalnya, dia orang yang baik. Dia benar-benar menyedihkan”

Se Chan mencoba mengerti tapi kemudian berkata bagaimanapun alasannya berkelahi disekolah tetap tidak dibolehkan. Yi Kyung menjawab iya, dan Se Chan memperbolehkannya pergi.





Nam Soon dan Heung Soo bersiap pulang. Heung Soo bertanya tentang Nam Soon yang dipindahkan. Heung Soo berkata pasti Nam Soon merasa nyaman karena akan pergi?”Apa kau bahagia?”

Nam Soon menjawab tidak, dia tidak bahagia, dan benar-benar terganggu oleh itu. Nam Soon pun melangkah pergi. Heung Soo hanya menatapnya saja.







Heung Soo bertanya apa Nam Soon bahagia karena akan dipindahkan? Nam Soon menjawab tidak, itu malah membuatnya terganggu.

Se Chan masih memikirkan kata-kata Yi Kyung tadi, bercerita tentang Jung Hoo.
In Jae masuk ke ruangan dan bertanya kenapa Se Chan belum pulang? Se Chan menjawab kalau dia pasti pulang. Se Chan bertanya apa In Jae punya ponselnya Jung Hoo? In Jae menjawab kalau dia berencana untuk mengembalikan pada Jung Hoo.
Se Chan bertanya “Memberikan padanya?Kau akan membujuk Oh Jung Hoo untuk kembali ke sekolah? Meskipun anak-anak akan gila karena dia.”

In Jae menjawab tidak.Dia akan memberinya ultimatum. “Dia mungkin tidak tahu apa yang harus dilakukan,hanya berharap hal-hal akan berubah baik.”

In Jae berkata kalau dia merasa harus memberitahu Jung Hoo agar dia sepenuhnya mengerti. In Jae berkata akan pergi sekarang.







Nam Soon akan segera pulang, tapi Kang Joo tiba-tiba memanggilnya. Kang Joo bertanya apa Nam Soon tidak lapar? Nam Soon menjawab tidak. Kang Joo mengeluh kalau dia lapar, dan mengajak Nam Soon untuk makan sesuatu.
Nam Soon menjawab kalau dia tidak punya uang. Kang Joo kesal dan berkata kalau dia hanya malu makan sendirian, makanya dia minta ditemenin. Nam Soon menjawab kalau dia sedang tuidak mood sekarang.
Kang Joo kemudian menahan Nam Soon yang hendak pergi.



Akhirnya Nam Soon dengan terpaksa menemani Kang Joo. Nam Soon kaget melihat Kang Joo memesan begitu banyak makanan. Nam Soon bertanya apa mereka akan memakan semuanya? Kang Joo menjawab kalau dia mempersiapkan semua ini untuk Nam Soon.
Kang Joo berkata kalau ini adalah hadiah perpisahannya. Dia tahu Nam Soon akan dipindahkan.
Nam Soon bertanya bagaimana Kang Joo bisa tahu? Kang Joo menyuruh Nam Soon mengatakan pada Guru Uhm agar Heung Soo saja yang pergi.
Nam Soon pura-pura marah, dan Kang Joo cemberut karenanya.
Kang Joo kemudian menyuruh Nam Soon untuk makan, dan mengambil makanan seolah akan menyuapkannya ke mulut Nam Soon.
Nam Soon pun menerimanya.







Ha Kyung tiba-tiba masuk juga ke restoran itu, dan kaget melihat Nam Soon bersama Kang Joo.Nam Soon menyadari kedatangan Ha Kyung, sedangkan Kang Joo masih asik dengan makanannya. Ha Kyung memilih tidak jadi makan dan segera keluar.
Apa Ha Kyung cemburu yah? Atau hanya merasa ga enak saja, karena dia masih bertengkar dengan Kang Joo?







Se Chan ternyata menemani In Jae ke rumah Jung Hoo. Ternyata rumah Jung Hoo kosong. In Jae duduk di depan rumah Jung Hoo. Sepertinya In Jae berniat menunggu sampai Jung Hoo kembali.





Jung Hoo ternyata ada di tempat Billiard. Yi Kyung dan Ji Hoon menemuinya disana. Ji Hoon bertanya apa yang terjadi pada Jung Hoo? Bukankah preman-preman itu bilang kalau Jung Hoo tidak boleh datang lagi ke tempat ini?
Jung Hoo menjawab apa karena mereka menyuruh tidak boleh datang itu benar-benar tidak boleh?

Jung Hoo akan pergi naik motor si ketua preman, tapi Ji Hoon menarik lengannya. Ji Hoon bertanya siapa yang punya motor ini? Kenapa Jung Hoo mau menaikinya?
Jung Hoo marah dan mendorong Ji Hoon. Jung Hoo berkata kalau Hyungnim (Ketua Preman) yang memberikan padanya. Bukankah dia dan Ji Hoon sudah pisah (kayak orang pacaran aja pake pisah segala.)
Kenapa Ji Hoon perhatian dengannya? Lalu apa yang akan Jung Hoo lakukan sekarang, karena orang-orang itu masih membolehkannya datang lagi, bahkan memberikan motor padanya?
Jung Hoo menjawab apa masalahnya itu buat Ji Hoon? Dia akan melakukan sesuatu untuk mereka.
Yi Kyung menanyakan apa yang harus dilakukan Jung Hoo?
Jung Hoo hanya menjawab sesuatu hal (Ikut sindrom mba Syah ini pasti..hehe..^^)
Dia hanya harus melaksanakan tugas. Melakukan hal-hal untuk mereka.







Yi Kyung terlihat khawatir dan merasa pasti hal-hal yang harus dilakukan Jung Hoo adalah hal-hal yang serius, yang berbahaya. Kalau Jung Hoo terus bersama mereka, Jung Hoo bisa menjadi anggota geng.
Jung Hoo menjawab kalau jalan ini jelas ditujukan untuk orang sepertinya. Dan mungkin dia juga bisa mendapatkan uang.

Saat Jung Hoo sudah berniat pergi, giliran Yi Kyung menarik Jung Hoo. Yi Kyung mengajak Jung Hoo pergi. Jung Hoo marah karena Yi Kyung berani menyentuhnya. Yi Kyung masih mengulangi permintaannya mengajak Jung Hoo pergi.

Ji Hoon juga ikut menarik lengan Jung Hoo untuk mengajaknya pergi, tapi Jung Hoo menepisnya. Jung Hoo berkata kalau dia benar-benar tidak ingin memukul mereka sekarang, jadi berhentil mengganggunya.
Yi Kyung menolak,sepertinya Jung Hoo yang harus mendapatkan pukulan saat ini, agar sadar.
Jung Hoo marah dan berkata kalu Yi Kyung mulai berani padanya setelah dibiarkan lolos sekali.
Jung Hoo marah, dan menendang dada Yi Kyung.





Yi Kyung jatuh terjengkang. Ji Hoon menolongnya dan berteriak pada Jung Hoo. Jung Hoo hanya berkata kalau mereka bajingan yang mencoba sadar. Kemudian Jung Hoo berkata pada Ji Hoon, apa Ji Hoon pikir dengan dia belajar keras, kelak dia akan menjadi sesuatu? Jangan membohongi diri sendiri. Ji Hoon hanya akan berakhir menjadi pekerja pabrik setelah lulus SMK (Minimal bukan preman ya..^^)
Apa Ji Hoon juga punya uang untuk ke SMK? Apa yang akan Ji Hoon lakukan untuk itu?”Ibumu mencuci piring dan ayahmu sakit di tempat tidur, siapa yang akan membayar untuk sekolahmu?”

Ji Hoon mulai menatap Jung Hoo dengan tatapan marah. Apalagi Jung Hoo sudah membawa-bawa keluarganya. Mengejek mereka.
Ji Hoon berdiri dan meraih kerah Jung Hoo, menyebut Jung Hoo anak bajingan.
Yi Kyung bangkit dan berdiri, dia mungkin juga merasa kata-kata Jung Hoo sudah keterlaluan.

“Kau sampah. Ada kata-kata yang bisa kau katakan,dan kata-kata yang tidak bisa tidak harus kau katakan. Baik, pergilah saja.”





Yi Kyung langsung berbalik. Ji Hoon yang juga sudah terluka, tidak mencoba menahan Jung Hoo lagi. Diapun melangkah pergi.

(Sedih deh liat mereka, walaupun mereka nakalnya ga pake minta maap..tapi mereka benar-benar saling menyayangi satu sama lain..)

Jung Hoo yang sudah sendiri seperti menyesal dengan yang dia lakukan tadi pada Ji Hoon dan Yi Kyung, kedua sahabatnya.
Dia hanya mampu memandangi mereka yang sudah melangkah menjauh, harga dirinya terlalu tinggi untuk memanggil mereka kembali ataupun meminta maaf.





Se Chan akhirnya menemani In Jae duduk di depan rumah Jung Hoo, menunggu sang pemilik datang. Se Chan bertanya apa yang In Jae harapkan dari Oh Jung Hoo? In Jae menjawab kalau sejujurnya hanya setengah-setengah. “Aku sedikit merindukan Jung Hoo kembali ke sekolah, tapi aku juga tidak menginginkan orang seperti dia. Bagaimana denganmu Guru Kang?”

“Aku hanya datang dan mengikutimu”

In Jae bertanya pada Se Chan benarkah dia sudah lama tidak mengajar di sekolah? In Jae merasa kalau Se Chan bisa memahami anak-anak dengan baik, terutama seperti Jung Hoo.

Se Chan pun bercerita kalau dulu dia memang ditugaskan untuk membawa kembali anak-anak yang bermasalah di sekolah. Dia menghabiskan beberapa waktu untuk melakukan hal itu.
In Jae bertanya apa Se Chan berhasil membawa anak-anak kembali kesekolah?
Se Chan menjawab kalau mereka tahu itu adalah tugasnya , maka mereka akan pergi lagi, begitu seterusnya. Hanya untuk menangkap anak-anak yang melarikan diri, kemudian orang lain melarikan diri juga.(Jadi karena memperhatikan yang satu,yang lainnya terlupakan.)
In Jae bertanya lalu apa yang terjadi.
Se Chan menjawab kalau itu jelas sekali, dia akhirnya terjatuh.

“Dan kemudian setelah itu?”

“Aku tidak repot-repot untuk bangun. Itulah kenapa aku berhenti menjadi guru”

In Jae mengangguk-angguk mencoba mengerti dan bertanya kembali saat Se Chan memutuskan keluar, bagaimana rasanya?
Belum sempat Se Chan menjawab, terdengar suara dari dalam rumah Jung Hoo. Suara gaduh, yang memecah perhatian mereka.





In Jae segera berlari ke dalam, menggedor-gedor pintu dan memanggil ayah Jung Hoo. Se Chan pun mengikuti In Jae. Karena suara di dalam rumah sangat gaduh, seperti barang-barang yang dilempar. Se Chan juga khawatir kalau Jung Hoo ada didalam dan terluka karena ayahnya. Se Chan berniat membuka pintu secara paksa, atau minimal memecah jendela. Dia sudah siap dengan batu bata ditanganya dan berniat melemparnya, tapi kemudian sebuah suara mengagetkan Se Chan. Suara itu adalah Jung Hoo. Jung Hoo bertanya apa yang sedang dilakukan Se Chan?





Se Chan kaget dan tidak jadi melempar. Dia melihat Jung Hoo datang. In Jae mengatakan kalau di dalam sepertinya terjadi sesuatu. Tapi Jung Hoo menjawab biarkan saja, ayahnya memang selalu seperti itu.
Jung Hoo berniat masuk ke dalam, tapi In Jae langsung melarangnya. In Jae berdiri di depan pintu dan meminta Jung Hoo tidak masuk sekarang, karena keadaannya tidak aman.
Jung Hoo berkata kalau dia membiarkan ayahnya memukulnya beberapa kali, maka ayahnya akan tenang (kasiiihan Jung Hoo ya…)
Jung Hoo bilang tidak akan ada sesuatu yang serius terjadi.

Se Chan kemudian memanggil Jung Hoo, dan membuat Jung Hoo berbalik menatap Se Chan. Se Chan meminta Jung Hoo datang kembali ke sekolah. Jung Hoo dengan angkuh berkata kalau dia tidak mau. Se Chan bertanya kenapa Jung Hoo benci sekolah?

“Ini bukan aku yang benci sekolah, dari awal sekolah yang membenciku”

(Coba deh renungin kata-kata Jung Hoo, rasanya kok sakit banget yak..sedih malahan akunya..padahal biasanya Jung Hoo isinya cuma bikin aku sebel dan murka liat tingkahnya..)







Jung Hoo berbalik dan berniat akan masuk rumahnya, tapi In jae langsung memegang tangan Jung Hoo, menghentikannya. In Jae berkata kalau pendapat Jung Hoo tadi tidak benar.

“Ini tidak berarti sekolah membencimu, sekolah hanya ingin kau berubah. ”

Jung Hoo menjawab kalau itu sama saja. Jung Hoo mencoba menepis tangan In Jae, tapi pegangan In Jae semakin kuat.
In Jae meminta Jung Hoo memikirkan ini dengan hati-hati.
Ini tentang hidup Jung Hoo. Apa Jung Hoo akan masuk ke dalam rumah dan mendapatkan pukulan, atau terus berdiri di luar dalam cuaca dingin? Hanya satu dari keduanya. “Jika kau datang ke sekolah, mungkin ada pilihan lain.”

Jung Hoo menjawab kalau dia tidak peduli itu.
Se Chan kembali memanggil Jung Hoo. Se Chan bertanya apa terus menerus dipukuli tidak sulit untuk Jung Hoo? Se Chan berkata kalau saudara Jung Hoo yang lain bahkan sudah melarikan diri. “Kau takut, bahwa kau akan memukul anak-anakmu seperti itu suatu hari nanti. Tapi apa yang bisa kau lakukan? Pada akhirnya kau akan berakhir seperti itu.”

Jung Hoo tidak tahan mendengarnya dan akan pergi tapi tiba-tiba Se Chan berkata “Ibumu lari”

Kalimat itu berhasil menghentikan langkah Jung Hoo. Se Chan melanjutkan kalimatnya “Karena dia tidak tahan dipukul berulang-ulang.”









Jung Hoo marah mendengarnya dan bersiap melayangkan tinjunya kearah Se Chan. Tapi Jung Hoo terhenti. Se Chan berkata pukul saja dia. Jung Hoo benar-benar marah, bahkan dari tatapannya dia benar-benar terluka. Mungkin dia tidak suka diingatkan tentang ibunya.
Se Chan berkata kalau dia tidak akan membalas pukulan Jung Hoo, jika Jung Hoo memang akan memukulnya. Dia tidak akan membuat keributan tentang hal ini, jadi cobalah untuk memukulnya.
Karena Jung Hoo tetap saja diam, Se Chan bertanya apa Jung Hoo tidak bisa memukulnya?Jung Hoo tetap diam, Se Chan pun akhirnya menurun tangan Jung Hoo yang mencengkeram jaketnya.
Menurunkannya perlahan, Jung Hoo tidak melawan atau menolak sedikitpun.







Jung Hoo pun menurunkan tinjunya, dan Se Chan berkata kalau itulah bukti Jung Hoo masih ingin sekolah.Jika Se Chan hanya tetangga maka Jung Hoo pasti sudah memukulnya. Tapi karena dia adalah guru, maka Jung Hoo tidak bisa memukulnya.
Jung Hoo tidk membantah sepatah katapun.
Se Chan meminta Jung Hoo datang ke sekolah besok. Atau kalau tidak Jung Hoo akan ditendang keluar.
Jung Hoo diam saja , mungkin karena malu Jung Hoo berlari keluar.

(Ini membuktikan bahwa anak-anak nakalpun, masih ingin diharapkan kehdirannya di sekolah. Bukan dikucilkan, atau malah dijauhi, atau malah sengaja dihilangkan.
Dunia tidak selalu berisi orang-orang baik dan pintar.)



Di kamarnya In Jae sedang mengerjakan sesuatu. Dia membuat bulatan dan tanda lainnya di buku yang dia pegang.





Ibu Min Ki sedang bingung mencari kunci yang entah dia taruh dimana, sepertuinya ibu Min Ki sedang terburu-buru akan mengantarkan Min Ki kesekolah. Min Ki yang melihat itu, memanggil ibunya, dan berkata kalau dia tidak akan melakukan Lomba Essai itu. Dia tidak mau ikut. Min Ki juga bilang kalau dia sudah jujur pada guru Jung, kalau essai yang selama ini dia tulis dan dia serahkan kemarin tidak murni jawabannya. Dan juga dia memberitahu In Jae kalau dia sudah tahu soal essai yang akan dilombakan untuk tahun ini, dan sudah berlatih menulis Essai yang sesuai tema untuk lomba itu.
(Bagus Min Ki, kamu harus jujur, walau akan membuat Ibumu marah..^^)

Ibu Min Ki hanya tersenyum dan berkata benarkah, dan malah menyuruh Min Ki naik taksi saja hari ini, dan tidak berkomentar apapun tentang yang Min Ki katakan.(Pasti dia sudah punya rencana licik buat In Jae.)

Lalu terlihatlah sebuah tangan yang keluar dari balik pintu, mengambil nasi di meja. Min Ki melihatnya dan tahu kalau itu adalah tangan kakaknya. Kakaknya yang dua tahun ini tidak mau keluar kamar, karena ulah ibunya. Tapi sayang ibu Min Ki tidak sadar juga.









Se Chan membagikan hasil ujian bahasa inggris pada siswa di kelasnya. Kyung Min kecewa karena hasil ujiannya jelek. Min Ki, dan Ha Kyung juga terlihat tidak puas.









Hae Seon mengeluh karena dia sudah menduga hasilnya akan jelek. Yi Kyung malah berkata kalau dia sepertinya tidak ingat sudah memilih jawaban yang ini.LOL
Eun Hye menyalahkan Oh Jung Hoo, karena dialah ujian listening tidak bisa berhasil dengan baik.







Se Chan yang melihat itu menyuruh mereka semua tenang. Se Chan berkata saat mereka khawatir tentang nilai-nilai mereka, lebih baik mereka memecahkan satu soal lagi.
Belum sempat melanjutkan, Uhm Dae Woong masuk ke kelas 2-2, dan memanggil Go Nam Soon. Nam Soon tahu kalau ini pasti tentang kepindahannya, diapun segera mengikuti Guru Uhm.





Park Heung Soo, sedang terdiam di depan pintu. Sepertinya akan menyelamatkan Nam Soon. Namun kemudian Heung Soo membatalkan niatnya masuk ke dalam, dan berbalik. Saat itu Se Chan sudah ada dihadapannya. Heung Soo menunduk hormat melihat Se Chan dan melanjutkan langkahnya, tapi Se Chan tiba-tiba bertanya kalau Heung Soo pasti sangat membenci Nam Soon.Heung Soo kaget, tapi kemudian Se Chan melanjutkan kalau alasannya adalah karena Heung Soo harus menulis tugasnya sendiri, tidak ada yang membantunya lagi.
Se Chan pun pergi dengan tersenyum setelah mengatakan itu.

Tapi Se Chan menoleh sedikit berkata pada Heung Soo. “Apa kau pernah melihat, pelaku dan korban bermain basket bersama?”

Heung Soo memikirkan kata-kata Se Chan yang terakhir itu.









Di dalam ruangan itu, guru Uhm bertanya kalau Nam Soon belum berubah pikiran kan? Nam Soon menjawab iya. Dae Woong menyuruh Nam Soon untuk mempelajari berkasnya dulu.



Tiba-tiba masuklah Heung Soo, guru Uhm bertanya ada apa? Dan menyuruh Heung Soo kembali lagi nanti.

“Guru..Go Nam Soon, tidak memiliki alasan untuk dipindahkan. Aku bukan korban, dan Go Nam Soon bukan pelaku.”

Guru Uhm bertanya “Lalu apa?”

“Kita hanya..”

Heung Soo berhenti sejenak, dan melanjutkan lagi “Kita hanya berteman. Hanya sangat beruntung. Dan sekarang, kita sedang berakting, ”

Nam Soon menunduk, dan guru Uhm bertanya apa Nam Soon setuju dengan yang Heung Soo katakan?
Nam Soon tidak menjawab , dia sepertinya menangis, karena terlihat Nam Soon menghapus air matanya.

Guru Uhm berkata jadi artinya tidak ada pelaku atau korban disini. Guru Uhm pun tersenyum. Dan menyuruh Heung Soo pergi.









Nam Soon yang sudah selesai urusannya, keluar dari ruang itu, dan melihat Heung Soo masih ada di luar. Seolah menunggu Nam Soon keluar. Heung Soo yang sudah tahu Nam Soon keluar, melangkah pergi. Nam Soon mengikuti di belakangnya dan mengucapkan terima kasih untuk Heung Soo.
Heung Soo kemudian berbalik dan menatap Nam Soon. Heung Soo berkata kalau ini tidak gratis. (Waaa..gelagat baik ini..Tanda mereka segera berteman kembali..Yiippiii…^^)

Heung Soo meminta Nam Soon menyalin semua tugasnya.
Nam Soon tersenyum mendengarnya.
(Aku juga senyum loohh..^^)





Heung Soo sudah melangkah, namun Nam Soon masih diam di tempatnya tersenyum sendiri. Heng Soo yang menyadari Nam Soon tidak mengikutinya, berbalik melihat Nam Soon. Nam Soon yang melihat Heung Soo menatapnya, kembali tersenyum, dan segera melangkah.







Ibu Min Ki menemui In Jae, hanya berdua saja. Ibu Min Ki bertanya pasti In Jae terkejut karena ulah Min Ki ?
In Jae menjawab Iya. Ibu Min Ki pun melanjutkan kalau semua yang Min Ki katakan adalah bohong. Min Ki sebenarnya hanya tidak ingin mengikuti kompetisi itu. in Jae hanya mengatakan Iya, dan tersenyum.
Ibu Min Ki kembali bertanya kalau In Jae tidak akan membiarkan anak berbakat seperti Min Ki untuk tidak mengikuti kompetisi kan?
In Jae berkata selain tidak menulis Essai,dan belum sempat In Jae melanjutkan kata-katanya. Ibu Min Ki langsung menyela, kalau itu adalah bohong. In Jae berkata kalau dia malah lebih peduli pada fakta bahwa Min Ki tidak mau ikut lomba. Tidak peduli apakah essai yang ditulis Min Ki asli atau palsu, dia hanya mementingkan apa yang sebenarnya diinginkan anak didiknya.
In Jaepun menjelaskan kalau Min Ki lebih tertarik ke Ilmu Komunikasi daripada bisnis. Apakah Ibu Min Ki tahu itu?

“Jangan mengembangkan mimpinya. Dia masih anak kecil. Bagaimana mungkin dia bisa tahu.”

Ibu Min Ki bilang kalau semua sudah direncanakan jauh-jauh hari tentang Min Ki akan masuuk fakultas apa di Universitas nanti. Apa In Jae akan bertanggungjawab jika Min Ki tidak jadi masuk ke Universitas karena perubahan keinginannya?

Ibu Min Ki tersenyum dan berkata kalau Min Ki pasti akan pergi ke lomba Essai, jadi In Jae hanya perlu tahu itu dan memastikan mengurus semuanya.
Ibu Min Ki bersiap akan pergi, tapi In Jae berkata kalau dia akan membicarakan hal ini terlebih dulu dengan Min Ki. Ibu Min Ki hanya menatapnya dan beranjak dari kursi, lalu melangkah pergi.



Tidak puas dengan In Jae, Ibu Min Ki datang ke ruang kepala sekolah. Jung Soo kaget karena sekarang Ibu Min Ki bahkan berani datang tanpa memberi kabar padanya dulu. Hal ini tentu tidak benar menurut Jung Soo.
Ibu Min Ki berkata kalau dia datang kesini karena dia sudah membuat keputusan. Ibu Ha Kyung juga akan segera datang.
Jung Soo kaget karena ini mendadak.

Ibu Min Ki hanya tersenyum dan berkata kalau nilai tes akademik menurun, dia rasa mereka harus segera buat keputusan sebelum hal ini menarik perhatian bagi departemen pendidikan.
Ibu Min Ki sudah menyiapkan proposal baru untuk Jung Soo.



Anak-anak kelas 2-2, melihat hasil tes Inggris mereka. Eun Hye kesal karena ujian listeningnya berakhir dengan buruk. Nam kyung Min berkata kalau ini karena ulah Oh Jung Hoo. Yi Kyung yang mendengar Jung Hoo disalahkan, menatap Kyung Min dari bangkunya.





Kyung Min masih berceloteh karena semua pada akhirnya baik, karena Jung Hoo dikeluarkan sebagai balasannya. Ki Deok ikut berkata kalau dia sudah melewatkan berita besar ini.
Kyung Min melanjutkan kalau dia yakin, jika Jung Hoo hari ini tidak datang maka dia pasti dikeluarkan.





Seorang siswa berkata apa Kyung Min bodoh? Karena guru Jung pasti sudah mengurus semuanya. Apa Kyung Min benar-benar berfikir guru Jung akan benar-benar membiarkan Jung Hoo pergi? Kyung Min menoleh dan menjawab apa ini masuk akal? Jung Hoo sudah membuat semua kacau. Jika guru membawa Jung Hoo kembali, maka dia serius akan meninggalkan sekolah.

“Karena ini sama saja dengan guru Jung melempar kami pergi. Dia bahkan tidak melihat kami sebagai korban. Diua hanya peduli pada Oh Jung Hoo.”

Ha Kyung dan Kang Joo melirik Kyung Min yang mengatakan itu.
Sedangkan Yi Kyung memejamkan matanya mencoba sabar mendengar itu.









Shin Hae Seon berpendapat tentang In Jae. Apa benar In Jae benar akan melakukannya, mengingat insiden tentang lomba Essai. Nam Soon dan Heung Soo yang mendengar guru Jung dibicarakan membuka mata mereka. Mereka berdua kompak, sedang merebahkan kepalanya di meja. Dan membuka mata saat mendengar guru Jung dijelekkan.^^

Na Ri menambahi bahwa dia benar-benar tidak menyukai guru Jung, dan kalau sampai guru Jung membawa Jung Hoo, maka itu artinya guru Jung tidak ingin menjadi guru mereka lagi.









Yi Kyung yang sudah tidak tahan, memukul meja dengan tangannya membuat semua kaget. Yi Kyung mengeluh karena mereka berisisk,dan dia jadi tidak bisa tidur. Ji Hoon berkata itu sebabnya tadi dia menyuruh Yi Kyung pergi saja. Yi Kyung menolak, karena dia disini menemani Ji Hoon. Ji Hoon menyuruh Yi Kyung bergaul dengan yang lain saja. Yi Kyung malas menanggapi dan langsung merebahkan kepalanya di loker yang terbuka.







Masuklah Oh Jung Hoo, dan anak-anak langsung heboh. Mengeluh melihat Jung Hoo masuk ke kelas lagi.



Soo Chul masuk ke ruang guru, mengumpulkan para guru untuk mengadakan rapat. Saat semua sudah berkumpul, So Chul mengatakan kalau ada yang harus mereka urus. Bong Soo bilang kalau waktu tinggal 5 menit, jadi rasanya percuma saja.
Soo Chul membantah dnegan mengatakan kalau ini perintah kepala sekolah.
Soo Chul berkata pada guru kelas 2-2, kalau dia akan membagi mereka berdua. In Jae dan Se Chan kaget, begitu juga yang lain.
Soo Chul menjelaskan kalau orang tua murid mulai cemas, dan meminta kelas 2-2 punya satu guru saja. Karena jika terus seperti ini, maka siswa akan berada dalam kebingungan yang panjang.





So Chul bertele-tele mengatakannya, membuat Nan Hee gemas dan langsung bertanya siapakah diantara In Jae dan Se Chan yang terpilih?
Soo Chul menjawab kalau guru Kang yang terpilih.
Dae Woo berkata kalau perubahan ini akan terlalu berlebihan bagi anak-anak.Seorang guru lainnya juga berkata kalau ini juga terlalu berlebihan untuk guru Jung.







Soo Chul tidak menggubris itu, dan meminta untuk segera menginformasikannya pada kelas. Soo Chul meminta mereka berdua segera pergi dan menyelesaikan semua di kelas.
Se Chan bertanya bagaimana jika mereka (anak-anak) merasa keberatan? In Jae menyentuh lengan Se Chan, untuk menghentikan protesnya, karena takut semua akan menjadi tambah buruk.
Se Chan tidak peduli dengan isyarat In Jae,dan melanjutkan pertanyaannya. Bagaimana jika anak-anak keberatan dan tidak menerima ini?
Soo Chul menjawab jika memang mayoritas anak-anak keberatan, dia akan membahasnya dengan kepala sekolah.

Se Chan berkata kalau kelas 2-2, tidak benar-benar menyukainya, dalam hal apapun kelas 2-2 seolah membencinya.
Dalam kasus bahwa jika pendapat siswa berbeda dari sekolah, dia akan meminta Soo Chul mempertimbangkan kembali keputusan ini.



Soo Chul pergi merasa kalah berdebat dengan Se Chan. In Jae pun akan meninggalkan ruangannya. Namun saat dia bangkit Nan Hee berkata apa In Jae hanya akan pergi seperti ini saja?
In Jae hanya tersenyum sedikit, dan menganggukkan kepalanya. In jae pun melanjutkan langkahnya, dan Se Chan hanya memandangnya saja.








Ibu Min Ki yang urusannya sudah selesai, berjalan keluar sekolah. Terlihat Min Ki memberanikan dirinya untuk menghadang sang Ibu. Ibu Min Ki mengira kalau anaknya tidak akan tahu dia datang ke sekolah, karena pasti Min Ki tidak suka.
Saat Ibunya semakin dekat, Min Ki tiba-tiba keluar dari persembunyiannya didekat parkir mobil ibunya. Ibu Min kaget.







Ibu kaget dan bertanya kenapa Min Ki disini, dan menyuruh Min Ki cepat masuk ke dalam.

“Ibu, aku tidak ingin pergi ke sekolah hukum”

Ibu Min Ki mendekat, dan mengusap pipi min Ki. “Kau pasti sedang banyak pikiran ya Min Ki ku?”

Min Ki tidak peduli, dan melanjutkan kata-katanya kalau dia ingin menjadi PD di sebuah perusahaan penyiaran. (Ayoo..dunia broadcast enak Min Ki,,nanti aku yang jadi penyiarnya.. *Loohh..apa-apan ini?*)

Ibu Min Ki menjawab kalau Min Ki masih bisa jadi PD jika Min Ki keluar dari perguruan tinggi itu. Pertama-tama prioritas utama Min Ki adalah masuk ke fakultas hukum, kemudian masih bisa untuk mengambil ujian penyiaran(Ibunya pengen tak jitak..-_-)

“Itu bukan..apa yang aku mau di perguruan tinggi itu.”

Ibu menjawab kalau dia mengerti. Kalau begitu pertama yang harus dilakukan Min Ki ikut lomba Essai.Kemudian mereka akan membicarakannya lagi.

“Min Ki kau harus menjadi hakim, apapun yang terjadi.”



Ji Hoon masih tidak percaya dengan masuknya Jung Hoo hari ini. Se Chan masuk kelas 2-2 diikuti In Jae. In Jae senang melihat Jung Hoo ada dikursi belakang.
Se Chan mengatakan kalau mereka memiliki pengumuman. Kyung Min tanpa basa-basi langsung bertanya kenapa Jung Hoo datang lagi ke sekolah? Se Chan meminta itu nanti saja dibicarakannya.







Kyung Min tidak puas dan langsung menoleh ke belakang, menatap Jung Hoo dengan garang.
Jung Hoo membentak Kyung Min dan bertanya apa yang Kyung Min lihat? Dia datang karena guru yang memintanya, apa ada masalah? (Masalah buat lo?^^)
Jung Hoo bilang kalau In Jae dan Se Chan bahkan datang ke rumahnya. Tanya pada mereka kalau semua tidak percaya.



Se Chan menyuruh semua diam, dia kemudian menyampaikan pengumuannya kalau mulai besok guru Jung akan berhenti jadi guru wali kelas 2-2, hanya akan ada dia yang satu-satunya menjadi guru wali kelas mereka. Yang lain seolah tiudak percaya, terutama juga Han young Woo..(Lucunya kau nak..*pukpuk*)





Se Chan menambahkan kalau semua bisa berubah jika anak-anak di kelas ini mengajukan keberatannya. Karena ini hanya ide sekolah saja. In Jae kaget dan menoleh pada Se Chan. Se Chan mengatakan kalau mereka tidak menginginkannya, maka dia dan In Jae akan tetap bisa bersama-sama menjadi guru wali kelas mereka. Se chan bertanya apa tidak ada yang mengajukan keberatan atas ide sekolah ini?
Semua diam. Mereka mungkin masih merasa kecewa karena masalah Jung Hoo. Kang Joo diam, karena ingat masalah Essai yang guru Jung tidak memberitahunya dulu.







In Jae melihat semua tidak ada yang memihaknya, dia pun tersenyum dan berkata kalau dia mengerti. Nam Soon kemudian tiba-tiba mengangkat tangannya tanda kalau dia ingin guru Jung tetap menjadi guru wali di kelasnya. Semua menoleh memandang kearah Nam Soon.
Young Woo akhirnya berani untuk mengangkat tangannya.







Ji Hoon juga berkata kalau dia tidak bisa menerima ini semua.
Heung Soo dengan sikap dinginnya ikut mengangkat tangan menolak In Jae diberhentikan jadi guru wali kelas mereka.

(Aku terharu sungguh..bayangkan, mereka yang nakal-nakal, yang malah mendukung In Jae. In Jae benar-benar sudah merebut hari pria-pria tampan itu..^^)





In Jae merasa terharu dan mengucapkan terima kasih. Lalu keluar meninggalkan kelas. Perasaannya tentu terluka menyadari hampir semua dari anak-anak didiknya tidak ada yang menginginkannya di kelas.Se Chan yang melihat In Jae pergi seolah ingin mengejarnya. Eun Hye tidak peduli itu dan bertanya bagaimana dengan sastra 1? Apa itu tidak akan berubah?
Se Chan hanya menatap Eun Hye, dan tidak menjawab. Dia malah berjalan ke papan tulis, dan berniat mulai mengajar. Tapi Se Chan hanya terdiam, tanpa melakukan apapun. Dia menghadap ke depan. Berdiri di hadapan murid-muridnya dan menyuruh mereka belajar sendiri-sendiri dulu.







In Jae di ruangannya, mulai membereskan semua barang-barang yang dia miliki. Memasukkannya ke dalam kotak. Se Chan masuk, dan meminta In Jae bertahan dulu sebentar. Anak-anak seperti itu karena Oh Jung Hoo datang kembali ke sekolah.
In Jae bertanya menunggu sebentar untuk apa?
”Seorang guru ditolak anak..bahwa guru tidak memiliki hak. Seharusnya aku tahu sebelumnya.”





In Jae tetap keluar dengan smeua barangnya. Se Chan berlari mengejar In Jae, dan menarik lengannya. Tarikan Se Chan di lengan In Jae agak keras, menyebabkan barang yang dibawa In Jae jatuh ke lantai.





Se Chan berkata kalau In Jae tidak bisa membiarkannya seperti ini. In Jae hanya menatap Se Chan.
“Ini bukan berarti anak-anak menolakmu. Itu dinia yang hancur yang menolakmu. Kami tidak berkelahi dengan anak-anak, tapi kami berkelahi dengan system yang salah”
(Iya..orang tua yang terlalu ikut camput..)

In Jae mulai menangis dan menjawab “Apa itu anak-anak, atau dunia. Aku tak bisa melakukannya lagi. Tidak. Aku tidak ingin melakukannya.”





In Jae mencoba melepaskan pegangan tangan Se Chan, tapi Se Chan semakin mempereratnya.
In Jae marah dan berteriak pada Se Chan kenapa Se Chan ingin berpegang padanya? “Kau 10 kali, 100 kali lebih terkenal sebagi seorang guru daripada aku.”

Se Chan menjawab “Karena kau.. aku ingin menjadi guru sepertimu..”

In Jae tercengan mendengar pengakuan Se Chan.

“Kau..guru..tidak peduli seberapa keras aku mencoba. Aku tidak akan pernah menjadi sepertimu. Karena kau guru yang sebenarnya.”



source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/03/sinopsis-school-2013-episode-11-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/03/sinopsis-school-2013-epsiode-11-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment