Polisi bertanya berapa nomor telepon wali mereka?
Dan In Jae langsung berkata kalau dialah wali mereka, wali kelas tepatnya. Jadi urusan ini serahkan saja padanya. Polisi pun menyetujuinya dan akan segera menulis laporannya.
Jung Hoo berkata kalau mereka telah berdamai. Mungkin Jung Hoo berfikir, lebih baik mengatakan berdamai, daripada semuanya menjadi semakin panjang. Polisi tetap akan menulis laporannya walaupun mereka telah berdamai. Polisi meminta mereka menyebutkan identitas mereka, dan polisi memulainya dari arah Nam Soon. Nam Soon mengatakan namanya.
“Berapa nomer identitasmu?”
Di korea no identitas juga menunjukkan tahun kelahiran si pemilik.
Nam Soon terdiam, karena pasti akan ketahuan kalau dia lebih tua dari Jung Hoo. Heung Soo juga sedikit kaget. Polisi bahkan mengulangi seklai lagi pertanyaannya pada Nam Soon, karena Nam Soon belum menjawab.
“941224”
Ji Hoon kaget dan bertanya “94? Kau lebih tua dari kami?”
Polisi mencatat semuanya.
Se Chan keluar ruangan, dan In jae mengikutinya. In Jae bertanya Se Chan mau kemana, dan Se Chan menjawab kalau dia akan segera pulang. In Jae bingung kenapa Se Chan harus pulang, lalu bagaimana dengan anak-anak?
Se Chan berkata, kalau wali mereka yang tentunya akan mengurus mereka, dan jelas-jelas itu bukan dia.
In Jae menjelaskan kalau tidak masalah kalau Se Chan ga mau jadi wali mereka, tapi In Jae meminta agar Se Chan melupakan semuanya. Se Chan bertanya lalu bagaiman dengan sekolah?
In Jae menjawab kalau polisi tidak akan memberitahu kejadian yang terjadi di luar sekolah.
“Kau benar-benar ingin membantu mereka?”
“Aku mohon padamu..tolong biarkan sekali saja..”
Di dalam kantor polisi, anak-anak sudah memberikan cap jempol mereka. Polisi menanyakan tentang korban, apakah benar korbannya Oh Jung Hoo, dan biang keladinya adalah Park Heung Soo? Polisi lalu menanyakan tentang keberadaan Nam Soon dan Ji Hoon, benarkah mereka hanya ingin mencoba menghentikan perkelahian? Polisi pun menyuruh In Jae sebagai wali mereka untuk tanda tangan.
Urusan merekapun selesai di kantor polisi. Di luar In Jae mengatakan kalau seperti yang mereka tahu, bahwa mulai hari ini In Jae adalah wali mereka. Jadi mulai dari sekarang mereka harus mendengarkan kata-kata In Jae. In Jae mengancam mereka, kalau akan membawa masalah ini ke komite kekerasan sekolah. In Jae menjelaskan kalau meskipun mereka telah berdamai, tapi jika sampai sekolah tahu, maka komite akan memanggil orang tua kalian. Itu akan berdampak pada mereka yang harus memulai dari awal. In Jae juga bilang, kalau mulai hari ini dialah yang akan bertanggung jawab atas mereka.
In Jae menyuruh mereka mengikutinya.
Ternyata In jae membawa mereka ke warung makan malam hari, dan membelikan mereka makanan. Ji hoon mengatakan kalau dia benci sup dan nasi. Ji Hoon bahkan bilang kalau harusnya In Jae mentraktir mereka Pizza atau yang lain. Ji Hoon meninta perndapat Jung Hoo. Jung Hoo hanya berkata “Makan Saja.”
Jung Hoo segera mengambil sumpitnya, dan mulai makan. Jung Hoo makan dnegan lahap.(Jelaslah, habis dihajar sedemikian rupa oleh Nam Soon)
Ji Hoon yang awanya menolak juga makan dengan lahap,dia ga menyangkan kalau sup dan nasi di kedai ini begitu luar bisasa mantapnya. In Jae melihat dengan tatapan heran pada mereka berdua.
Nam Soon sendiri sama sekali belum menyentuh makannannya. In Jae yang melihat menyuruh Nam Soon untuk segera makan. Nam Soon pun menurut.
Heung Soo juga sama, dia belum menyentuh makanannya. In Jae bahkan menaruh tangan Heung soo keatas meja, dan menaruh sendok di sela-sela jemarinya, agar ia segera menyendok nasi nya. Tapi Heung Soo tetap diam, membuat In Jae mengangkat tangan Heung Soo mendekati mangkuk dan menyuruhnya segera makan.
Mereka sudah selesai makan, Ji Hoon mengatakan pada Jung Hoo kalau kapan-kapan mereka makan disini lagi dan juga mengajak Yi kyung. (Haha..tadi mintanya pizza.^^)
In Jae yang sudah selesai membayar, mendekati mereka, dan berkata kalau dia memang ga tahu siapa yang menang, tapi paling tidak masalah siapa yang berkuasa sudah selesai saat ini, dan In Jae meminta agar mereka tidak pernah kembali lagi ke kantor polisi dan menandatangani surat pernyataan seperti tadi.
In Jae juga meminta maaf, karena dia tidak akan menyerah pada mereka. Jadi lebih baik mereka saja yang menyerah. In Jae menyuruh mereka segera pulang.
Heung Soo berjalan pulang, dan seperti biasa Nam Soon mengikutinya. Heung tahu dia diikuti Nam Soon, langsung meminta agar Nam Soon berhenti mengikutinya. Heung Soo membalikkan badannya, menatap Nam Soon.
Heung Soo bekata kalau Nam Soon sudah menggunakan tinjunya lagi meskipun sudah berhenti. Heung Soo juga bertanya apa enak hidup dalam kebohongan?
“Inilah hidupku sekarang”
“Benarkah? Kalau begitu,kita tidak saling mengenal.”
Heung Soo membalikkan badannya dan melangkah pergi. Nam Soon hanya melihatnya dari jauh.
Keesokan paginya di SMA Seungri.
Guru-guru sedang berkumpul, karena ada rapat, dan dipimpin oleh Wakil Kepala Sekolah Woo Soo Chul. Rapat membahas tentang ujian tengan semester yang akan segera tiba. Soo Chul marah karena hanya ada beberapa yang mendaftar sesi belajar mandiri. Dari kelas dua bahkan hanya ada tujuh orang.
Soo Chul bilang kalau kepala sekolah, ingin sesi belajar mandiri dijadikan sebagai kelas wajib saat ujian tengah semester selesai. Jadi Soo Chul meminta mereka mengingat itu semua, dan bekerja dengan baik dengan siswa.
Soo Chul menanyakan kalau kelas dua tentu juga akan mengikutinya kan? In Jae dan Se Chan kompak menjawab tidak. Soo Chul heran, bagaimana mereka bisa sependapat, padahal biasanya mereka selalu bertengkar.
In Jae beralasan karena dalam sesi belajar mandiri, In Jae merasa mereka tak perlu menghadirinya jika mereka tidak mau.
Se Chan juga beralasan dengan memaksa siswa mengikuti sesi belajar mandiri, nantinya hanya akan membuat mereka mengganggu siswa yang ingin serius belajar.
Soo Chul menyuruh mereka untuk mengatakannya pada kepala sekolah. Jika kepala sekolah mengijinkan maka mereka bisa melakukannya. Soo Chul juga berpesan agar mereka segera menyiapkan soal ujian dan menyerahkan padanya tepat waktu.
Nan Hee mengeluh, karena dia selalu merasa tidak suka jika disuruh membuat soal ujian. Melelahkan menurutnya.
Di kelas 2-2, semua siswa sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ki Deok sang biang gossip, berkata kalau sepertinya Jung Hoo dan Heung soo jadi berkelahi, ki Deok bertanya, kira-kira siapa yang menang diantara mereka?
Mereka menjawab, kalau pasti bukan Go Nam soo, karena wajahnya yang babak belur.(belum tahuu mereka..^^)
Gosip semakin memanas, karena Ki Deok dan teman-temannya berkata tentang siapa akhirnya yang berkuasa. Mereka berharap kelas akan menjadi damai. Ki Deok berkata ibi bukannya damai, tapi awal dari neraka, karena sebentar lagi mereka akan melalu Ujian Tengah Semester.
Di ruang kepala sekolah, In Jae dan Se Chan menyampaikan keputusan mereka untuk tidak memaksa siswa kelas dua mengikuti sesi belajar mandiri. Kepala Sekolah Im Jung Soo, membenarkan kalau sesi tersebut merupakan pilihan siswa. Tapi Jung Soo mengingatkan tentang kelas dua yang merupakan kelas dengan nilai terendah. Jung Soo bilang kalau bukan hanya itu saja, bahkan kelas dua merupakan kelas, yang menurunkan nilai indeks prestasi rata-rata seluruh sekolah. Jung Soo bertanya, apa menurut mereka sekolah tidak perlu mengambil tindakan untuk itu? Jung Soo juga bilang meskipun untuk sekarang dia mengikuti keinginan mereka sebagai wali kelas. Tapi kalau kelas mereka kembali menjadi yang terbawah di ujian tengah semester, mereka harus berjanji pada Jung Soo, kalau kelas mereka wajib datang ke semua sesi belajar mandiri selama sisa semester. Dan untuk guru yang mengajar mereka, tentu saja Se Chan dan In Jae yang harus bergantian mengajar mereka.
Setelah urusan dengan kepala sekolah selseai. Se Chan menanyakan tentang berapa nilai rata-rata yang harus kelas mereka dapatkan agar tidak berada di urutan terakhir?
In Jae menjawab setidaknya sekitar 3,9.
Kembali ke kelas 2-2, Se Chan menatap siswanya dengan sedikit frustasi. Mengingat besarnya nilai rata-rata yang harus kelas 2-2 capai pada ujian tengah semester ini.
Se Chan menjelaskan keadaan kelas mereka sekaran, dan juga menjelaskan tentang konsekuensinya kalau mereka tidak bisa mendapatkan nilai yang baik. Ki Deok menjawab semangat sekali, kalau mereka pasti mampu untuk mednapatkan nilai rata-rata yang bagus, sehingga tidak perlu berada di urutan terakhir lagi.
Se Chan bilang ketika mereka harus meningkatkan nilai rata-rata sekitar 4 poin, berarti mereka harus bisa menjawab benar 2 pertanyaan per mata pelajaran.
Seorang siswi berkata apa susahnya itu, dan siswi satunya lagi membantah kalau IQnya bahkan tidak bisa untuk mencapainya.
In Jae juga merasa fustasi dengan keadaan siswanya.
Seorang siswa dengan lantang dan penuh percaya diri berkata, kalau dia akan mendapatkan 4 poin, dan akan meningkatkan 8 lagi.
Se Chan mengatakan kalau sampai mereka mendapatkan urutan terakhir lagi, mereka wajib datang ke sesi belajar mandiri selama sisa semester.
Seorang siswi bertanya kenapa guru Kang tidak mempercayainya?
In Jae akhirnya ikut bicara kalau pendapat mereka diterima untuk tidak mengikuti sesi belajar wajib. Anak-anak senang sekali. In Jae melanjutkan kata-katanya “Sebagai gantinya mereka harus belajar dengan baik.”
Anak-anak serempak menjawab Ya. In Jae juga memuji mereka yang hari ini masuk semua, dan meminta agar mereka bisa mempertahankan kehadiran mereka dengan sempurna.
Jung Hoo mengajak Nam Soon bertemu di tempat sepi, dan disana Jung Hoo berkata kalau sepertinya Nam Soon dan Heung Soo dulunya berasal dari sekolah yang sama. Yi Kyung bahkan sudah memerikasa buku tahunan, tapi kenapa Nam Soon hanya ada di foto kelas, bukan di foto kelulusan? Jung Hoo bertanya apa Nam Soon dikeluarkan? Nam Soon menjawab, urus saja urusanmu sendiri. Jung Hoo menolak, karena dia merasakan sesuatu saat dia dan Nam Soon berkelahi.
Nam Soon tidak ingin memperpanjang obrolan dan ingin meninggalkan Jung Hoo. Tapi tiba-tiba Jung Hoo memanggilnya “Hai Tsunami”
(Nah, tu kan..tu kan..ternyata..semakin penasaran saya..^^)
Nam Soon berhenti mendengar sebutan itu. Jung Hoo berkata kalau sepertinya Nam Soon telah menahan diri sepanjang waktu utnuk tidak menggunakan tinju atau semacanya guna membela diri. Jung Hoo bahkan mendekati Nam Soon dan memegang pundaknya “Petarung nomer satu di Gyunggi.Itu kau kan?”
Jung Hoo kembali bertanya, kenapa bisa seorang nomer satu bertekuk lutut dibawah Park Heung soo?Apakah Heung soo mengetahui kelemahan Nam Soon? Jung Hoo pun langsung meninggalkan Nam Soon, yang bingung kenapa bisa bocor informasi itu, dan mungkin takut kalau nanti akan terjadi sesuatu pada Heung Soo.
In Jae sedang membagikan hasil anak-anak kelas 2-2. Mereka dipanggil kedepan untuk mengambil hasilnya. Saat giliran Gang Joo, In Jae berkata kalau untuk ujian ini Gang Joo mendapat nilai tertinggi. Min Ki bahkan tidak percaya dengan hasil yang didapatnya. Bahkan tidak percaya kalau Gang Joo yang mendapat nilai terbaik, Ha Gyung juga sepertinya syok mengetahui ini. Ha Gyung memeriksa lagi lembar jawabannya.
Ha Gyung menemui In Jae langsung di ruang guru, saat pelajaran selesai. Ha Gyung bilang kalau terjadi kesalahan dalam nilainya. Sepertinya In Jae salah dalam memberikan nilai padanya. In Jae tidak yakin, dan menerima kertas Ha Gyung untuk mengeceknya kembali. In Jae menjawab tidak ada yang salah. Ha Gyung bilang, dia sudah mengisinya dengan tepat. Pendahuluan, isi dan kesimpulan.
In Jae menjelaskan kalau pada esai, Ha Gyung harus menuliskan pikirannya sendiri, tapi di kertas jawaban Ha Gyung itu tidak ada.
Ha Gyung masi mencoba menjelaskan kalau esai bukan menulis apa yang ingin kutulis. Tapi menulis apa yang disuruh untuk ditulis, itu yang diajarkan padanya selama ini.
Masuklah Kang Se Chan ke ruangan itu, dan Ha Gyung menyerahkan lembar jawabannya untuk dikoreksi ulang oleh Se Chan. Se Chan sudah hendak memriksanya, tapi In Jae mengambilnya, dan berkata “Tidak..kali ini, ini nilai ujianmu.”
In Jae mengatakan klau dia tidak mungkin memberikan Ha Gyung nilai karena menulis jawaban persis seperti yang seharusnya. In Jae menyuruh Ha Gyung membawa kembali lembar jawabnya.
Ha Gyung bertanya, kalau begitu kenapa harus ada contoh jawaban? Setelah mengatakan itu Ha Gyung keluar dari ruang guru.
Kali ini guru Uhm yang mengajar di kelas 2-2, mengajar matematika. Guru Uhm berkeliling, dan sampai di meja Heung soo yang sama seklai tidak ada buku diatas mejanya. Guru Uhm bertanya dimana buku matematika Heung Soo?
“Aku belum membelinya”
Guru Uhm mengingatkan kesepakatan mereka untuk tidak mengganggu satu sama lain, atau membuat marah. Tapi sekarang Heung Soo sudah membuatnya marah. Guru Uhm memegang pundak Heung Soo, dan berkata kalau Heung Soo harus bersikap baik mulai sekarang.
Guru Uhm berdiri di belakang Nam Soon, dan menyuruh Nam Soon membaca soal di depan. Nam Soon kebingungan, dan akhirnya menjawab dengan sedikit asal-asalan. Asal bunyi gitu.^^
Ha Gyung yang mendegar juga merasa frustasi atas jawaban yang dikeluarkan Nam Soon.
Guru Uhm akhirnya yang membenarkan jawaban Nam Soon, dan berkata kalau Nam Soon tidak bisa mengerjakan soal, bahkan tidak bisa membacanya. Anak-anak yang lainpun akhirnya menertawakan lucunya jawaban Nam Soon tadi. (Ga apa-apa..yang penting sudah usaha.^^)
Nam Soon tertidur saat jam istirahat, dan Ha Gyung datang membawakan beberapa buku untuk Nam Soon. Ha Gyung meminta agar Nam Soon belajar sedikit.
Nam Soon memandang buku catatan yang dipinjamkan Ha Gyung. Nam Soon berkata, lupakan saja. Ha Gyung meminta agar Nam Soon melakukan itu, selagi dia masih meminta baik-baik.
Nam Soon dengan tampangnya yang lucu menurutku, bertanya kenapa? Apa Ha Gyung takut, kalau dia nantinya akan menurunkan nilai rata-rata kelas. Ha Gyung menggeleng dan berkata kalau Nam Soon begitu memalukan. Ha Gyung malu ketua kelas mereka sangat bodoh.
Lalu datanglah Heung Soo yang ingin masuk kelas tapi tertahan karena melihat ada Nam Soon dan Ha Gyung di dalam. Heung Soo mendengar perkataan Ha Gyung yang meminta agar Nam Soon belajar dan berusaha lebih keras lagi.
Na Ri dan temannya sedang memperhatikan jam, sebentar lagi menunjukkan jam Sembilan. Lalu terlihatlah Min Ki sedang bersiap-siap membereskan buku-bukunya. Teman Na Ri, tiba-tiba melongok ke jendela, dan mengatakan kalau kereta labu telah tiba. Lalu melihat lagi kearah Min Ki, dan berkata kalau Min Ki benar-benar seperti Cinderella, yang setiap jam Sembilan harus menghilang, tidak peduli apapun yang terjadi.
Benar, Min Ki pun keluar dari ruangan itu, dan Na Ri serta temannya masih melihat Min Ki serta membicarakannya.
Na Ri berkata kalau dia tidak punya ibu yang seorang manager atau mempunyai uang? Temannya menambahkan kalau Na Ri bahkan juga tidak memiliki motivasi.
Min Ki segera menemui ibunya yang sudah menunggu di mobil. Min Ki terlihat capek, dan saat sudah masuk mobil. Ibu Min Ki bukannya membiarkan anaknya istirahat, tapi malah menyodorkan tumpukan contoh pertanyaan SMA Seungri yang sudah dikumpulkan ibu Min Ki selama 5 tahun ini. Ibu Min Ki juga bilang kalau dia sudah menandai pertanyaan yang ada di ujian, jadi dia meminta agar Min Ki bisa membacaya lebih dari dua kali. Ibu Min Ki juga mengingatkan agar min Ki mengikuti smeua kelas tambahan selama persiapan ujian tengan semester ini. Ibu Min Ki bilang bahkan lembaga bimbingan belajar di Gangnam, tidak akan mamu bersaing dengan sekolah lokal dalam hal ini.
Min Ki tidak menjawab apapun, hanya mengangguk, dia asik melihat contoh soal yang dibawa ibunya. Ibu Min Ki tetap berceloteh, kalau di Seungri semua guru mengkhususkan dirinya dalam kelas dan mata pelajaran, dan bahkan mengetahui cara merumuskan pertanyaan ujian.
Lalu tiba-tiba Ibu Min Ki bertanya tentang nilai evaluasi Min Ki. Min Ki terkejut, dan berkata kalau nilainya tidak terlalu bagus. Ibu Min Ki juga kaget, dan bertanya mata pelajaran apa?Dan seburuk apakh nilai Min Ki?
Nam Soon sedang ada di toko buku, memilih bebrapa buku, lalu membawanya ke kasir. Nam Soon bertanya kira-kira berapa harga semuanya?
Setelah membeli buku Nam Soon berjalan ke rumah Heung Soo, memencet bel rumahnya. Keluarlah seorang perempuan, dan dia adalah kakaknya Heung Soo. Kakak Heung Soo kaget melihat Nam Soon di depan rumahnya. Nam Soon tersenyum dan member hormat. Kakak perempuan Heung Soo berkata kalau benar-benar sudah sangat lama tidak bertemu Nam Soon.
“Bagaiman kau tahu tempat ini?”
Nam Soon menjelaskan kalau dia dan Heung Soo sekelas. Kakak perempuan Nam Soon tersenyum dan berkata kalau ini tidak bisa dipercaya. Kakak perempuan Heung Soo juga bilang kalau ternyata karena Nam Soon adiknya minta pindah sekolah lagi.
“Dengarkan baik-baik, aku tidak akan memindahkan Heung Soo ke sekolah lain. Dia harus lulus dari sekolah ini. Heung Soo juga sudah berjanji untuk lulus. Jadi jangan ganggu dia. Tidak..bahkan jangan berpura-pura kau mengenalnya. ”
Saat kakak perempuan Heung Soo ingin meninggalkan Nam Soon, Nam Soon mencegahnya dan memberikan buku-buku yang tadi dibelinya. Heung Soo yang baru datang juga melihat mereka. Nam Soon menjelaskan kalau itu isinya buku pelajaran. Nam Soon meminta agar kakak perempuan Heung Soo mau memberikannya pada Heung Soo.
Kakak perempuan Heung Soo sedikit tercengang, dia berkata tentang kedekatan Heung Soo dan Nam Soon dulu. Lalu mereka menyadari kehadiran Heung Soo. Heung Soo meminta agar kakaknya segera mausk ke dalam. Sebelum masuk kakak perempuan Heung Soo mengancam Nam Soon untuk tidak mengganggu adiknya lagi, karena dia tidak akan tinggal diam. Dia juga mengancam adiknya, agar lulus tahun ini, karena jika dia tidak lulus maka kakaknya akan bunuh diri.
Saat Heung Soo juga ingin masuk, Nam Soon memanggilnya.
“Maafkan aku.”
“Diam”
Heung Soo langsung menutup pagar rumahnya, dan meninggalkan Nam Soon.
Di ruang guru, Ibu Min Ki datang dan In Jae kaget melihatnya. In Jae bertanya kenapa ibu min Ki datang tanpa memberitahu terlebih dulu. Ibu Min Ki membawa hasil ujian evaluasi anaknya, dan langsung ke pokok pembicaraan.
Ibu Min Ki bilang dia sudah meminta pendapat ahli di bidang ini, dan ibu min Ki bilang ada banyak kesalahan dalam pertanyaan ujian ini, karena penulis pertanyaan terlalu banyak memasukkan pendapatnya sendiri. Jadi tidak bisa memberikan penilaian yang akurat.
Ibu Min Ki juga bilang kalau In Jae tidak bisa menilai kemampuan siswa dengan akurat,dan itu akan membuat In Jae memberikan nilai dengan tidak adil.
Jadi maksud ibu Min Ki, In Jae tidak memberikan pertanyaan yang tepat saat ujian.
Ibu Min Ki menyarankan pada In Jae untuk mengadakan ujian evaluasi ulang.
“Menguji siswa adalah hak guru. Aku menilai ujian sesuai dengan system standart yang ada”
Saat itu tiba-tiba Min Ki datang dan melihat ibunya.
Ibu Min Ki bertanya agar In Jae menjelaskan padanya dimana letak kelemahan Min Ki.
Min Ki mendengar pertanyaan itu, dan Ibu Min Ki menyadari kehadiran anaknya.
Min Ki tidak jadi masuk, dan berbalik kembali. Ibu Min Ki juga terkejut, dan malah mengatakan kalau In Jae ternyata tidak bisa diajak berbicara. Jadi tidak ada yang bisa dilakukannya.
Ibu Min Ki pun meninggalkan ruang guru.
Nan Hee dan In Jae sedang berjalan-jalan. Nan Hee bertanya “Ini berat kan?”
Nan Hee juga bertanya apa In Jae tahu kenapa ibu Min Ki punya semua kekuasaan? Nan Hee menjelaskan kalau Ibu Min Ki adalah seorang legenda. Cara itu pula yang dia gunakan untuk mengirim kakak Min Ki yaitu Min Kyung ke perguruan tinggi. Perguruan tinggi top di Amerika.
In Jae bertanya apa Min Kyung juga berasal dari Seungri?
Nan Hee mengiyakan dan menjelaskan kalau Min Kyung anak yang popular di Seungri, dan ibu Min Ki mengirimnya ke Amerika saat tahun pertama. Nan Hee juga bilang kalau diantara ibu-ibu kata Ibu Min Ki tidak mungkin salah.
“Terima saja permintaannya.”
“Bagaimana bisa aku melakukan itu?”
Nan Hee bertanya kalau begitu apa yang akan In Jae lakukan? Bahkan Nan Hee juga bilang, guru mana yang bisa menang melawan orang tua murid sekarang ini.
In Jae tiba-tiba bertanya apa menurut Nan Hee ini suatu keadaan yang normal?
“Tentu saja tidak normal.”
In Jae heran saja, tidak normal tapi masih dilakukan.
In Jae sedang menikmati makan siangnya, dan Se Chan datang menghampiri. Se Chan menanyakan apa In Jae sudah memyelesaikan semua soal ujian kelas sastra.?
In Jae menjawab hampir. Se Chan ingin melihatnya.
In Jae menjawab kalau Se Chan bisa melihatnya setelah In Jae selesai. Gantian In Jae yang bertanya apa Se Chan sudah menyelesaikannya?
Se Chan bicara serius, dia mengatakan kalau Se Chan yang akan mengerjakan semua ujian sastra kali ini. Se Chan bilang ini adalah perintah khusus dari kepala sekolah (Ibu Min Ki nih biang keladinya.)
In Jae kaget dan bertanya kenapa? Se Chan menjawab kalau mungkin kepala sekolah khawatir, metode mereka kan berbeda, dan nanti membingungkan anak-anak.
“Tunggu..maksudmu..aku mengajukan soal yang aneh pada ujian?”
“Bukan begitu..tapi tampaknya dia memutuskan mulai sekarang keterampilan ujian lebih penting disbanding kemampuan analisis. Aku juga setuju dengannya.”
In Jae berkata ini tidak bisa dipercaya. Se Chan bilang kalau dia yang akan menyusun semua soal ujian kelas sastra. Se Chan beralasan waktu yang sempit membuat anak-anak tidak mungkin belajar dua hal yang berbeda.
In Jae menolak, dia akan tetap membuat pertanyaan ujiannya sendiri. In Jae bilang terserah kalau Se Chan menentangnya.
In Jae menemui kepala sekolah Im. Jung Soo yang tahu kalau In Jae akan berdebat dengannya tentang soal ujian langsug menolak membicarakan hal itu. Tapi Im Jung Soo tetap pada keputusannya untuk menyerahkan semuanya pada Kang Se Chan. In Jae menjelaskan kalau dia lebih berpengetahuan di dalam bagian yang kuajarkan. Im Jung Soo menyela kalau dia tahu In Jae terampil, tapi ada masalah dengan soal-soal ujian sekarang ini. Im Jung Soo bilang kalau dia hanya ingin mencegah masalah yang lebih lagi karena hal ini.
Im Jung Soo juga mengatakan kalau semua orang tua murid percaya pada kemampuan guru Kang.
Im Jung Soo tetap meningkatkan, kalau In Jae tetap harus meningkatkan nilai siswa di kelas tambahan In Jae. Kalau sampai In Jae menurunkan nilai rata-rata siswa, itu akan menyebabkan masalah. In Jae juga harus memastikan kehadiran atau absen mereka. Im Jung Soo langsung pergi meninggalkan In Jae.
Di ruang guru, In Jae sedikit ragu akan menyerahkan soal-soal ujiannya. Tapi akhirnya dia tetap meminta Se Chan menyertakan soal-soalnya pada ujian kelas sastra.
Se Chan mengambilnya. In Jae beralasan kalau topik ini selalu dia tekankan pada anak-anak. Bahkan In Jae juga memberi anak-anak tugas tertulis.
Se Chan melihat soal-soal In Jae, dan bertanya apa masih ada soal-soal tentang moral di saat sekarang ini? Se Chan bertanya apa In Jae ga tahu tren? In Jae tertawa dan berkata kalau anak-anak harus tahu dasarnya. In Jae mengatakan kalau dia akan melihat pertanyaan hebat milik Se Chan.
Se Chan menjawab, kalau tentu dia akan lebih baik daripada In Jae. Se Chan bilang kalau memikirkan tentang pertanyaan yang berkualitas untuk kelas pasti bukan hal yang mudah. Se Chan menjelaskan kalau di bimbingan belajar ada tim khusus yang akan menyiapkan soal ujian., dan mereka mendapat bayaran ratusan ribu won dalam setahun serta wajib untuk merahasiakannya.
In Jae bertanya jadi apa keran itu Se Chan akan menyuruh Lembaga Bimbingan Belajar untuk menyiapkan pertanyaannya?
Se Chan mengelak dan mengatakan kalau dia sendiri yang akan melakukannya. Se Chan juga bilang kalau dia akan mem[erbaiki soal-soal In Jae sebanyak yang In Jae mau. In Jae pura-pura tersenyum dan setelah itu memalingkan wajahnya dari Se Chan karena kesal.
In Jae sibuk menulis soal-soal ujian untuk kelas sastra. Dia benar-benar serius mengerjakannya. In Jae menemukan soal yang mirip dengn contoh soal Seungri dulu, dan In Jae kesal bagaimana bisa ada banyak pertanyaan yang sama. Kalau seperti itu mana bisa ada pertanyan baru. In Jae frustasi banget.
Menjelang ujian, soal-soal sudah mulai dicetak. Anak-anak ada yang belajar serius, ada yang masih bermain-main. In Jae juga masih dengan tugasnya mengajar sastra.
Saat ujian kurang 10 hari lagi, anak-anak bukannya semakin giat, malah semakin asik bercanda di kelas. Bahkan Nam Gyung Min mengeluh karena suara kapur yang In Jae gunakan terlalu berisik, apa In Jae tidak bisa menggunakan yang lain selain kapur. In Jae menjawa, apa ada yang lainnya?
Ujian kurang tujuh hari lagi, Gang Joo bahkan mulai tertidur di mejanya. Bukan hanya Gang Joo, siswa lainnya juga mulai tertidur saat sedang pelajaran. In Jae memarahi mereka, berteriak menyuruh mereka bangun dan memperhatikan pelajaran. (saat-saat ujian memang melelahkan ya?)
Di ruang guru, Kang Se Chan senang dengan pertanyaan yang dibuatnya, dia menyebut kalau itu adalah karya seni. In Jae melihatnya, dan bertanya apa pertanyaan yang Se Chan buat tidak terlalu panjang? Karena anak-anak tidak akan bisa mengerjakannya tepat waktu.
Se Chan beralasan kalau mengerjakan dengan cepat juga merupakan sebuah keterampilan.
Se Chan bahkan menjelaskan, kalau saat ujian kelulusan anak-anak bahkan tidak akan memiliki waktu 5 menit untu setiap pertanyaan, tapi karena ada pertanyaan yang lebih mudah, mereka hanya perlu mengerjakan 7-8 menit di masing-masing pertanyaan.
In Jae kembali bertanya, lalu bagaimana dengan siswa yang memiliki kemampuan rata-rata? Mereka tentu akan kewalahan dan susah menjawabnya.
Datanglah seorang guru yang mengeluh dengan keadaan anak-anak di kelas 2, yang bahkan masih bisa bermain saat ujian akan segera berlangsung. Bahkan anak-anak kelas 2 sama seklai tidak gugu dengan datangnya ujian. Mereka bertingkah seperti akan mengadakan piknik kelas.
Guru Uhm yang dari tadi diam ikut berkomentar, kalau kenapa mereka harus membuat pertanyaan yang tepat untuk anak-anak kelas 2, karena anak-anak itu bahkan tidak membaca atau melihat soalnya, dan hanya tidur saja.
Di kelas 2-2 In Jae sedang membagikan lembar kerja pada siswanya. In Jae bertanya apa mereka sudah belajar untuk ujian?
Eun Hye mengangkat tangannya dan bertanya, apa tidak bisa mereka belajar sendiri, karena banyak yang harus mereka pelajari. In Jae menjawab tegas kalau tentu tidak bisa, karena mereka belum bisa mngejar ketertinggalan. Lalu seorang siswi bertanya, kenapa mereka tidak bisa melakukannya?Bukankah guru Jung tidak ikut dalam menyusun soal ujian? Gang Joo akhirnya ikut bertanya benarkah guru Jung tidak ikut membuat soal?
“Siapa yang mengatakan itu?”
Min Ki merasa bersalah, karena sepertinya di atahu itu ulah ibunya.
In Jae mengatakan terlepas dari hal dia mengerjakan soal atau tidak, mereka tetap harus belajar, bahkan jika pertanyaan itu tidak muncul saat ujian.
In Jae menyuruh mereka memperhatikan lembar kerja yang sudah dia bagikan tadi, karena disana ada hal-hal yang harus mereka ketahui untuk ujian nanti.
Na Ri bertanya tidak bisakah mereka belajar sendiri?
In Jae akhirnya mengalah, dia mengatakan siapa saja yang ingin belajar sendiri diperbolehkan belajar sendiri. Tapi In Jae juga mengancam mereka, kalau sampai mereka ternyata tidak belajar dan tidak datang ke kelas tambahan, maka mereka akan dalam masalah. In Jae juga menekankan bagi mereka yang membutuhkan bantuan, bener-bener harus datang ke sesi tambahan hari ini.
Ada Nam Soon dan yang lucu Han Young Woo (gemes liat wajahnya)
Mereka sepertinya yang membutuhkan tambahan pelajaran dari in Jae, dan In Jae membagikan soal latihan untuk mereka kerjakan. In jae tiba-tiba pergi dan mneyuruh mereka untuk tetap disini dan membaca. Nam Soon dan Young Woo hanya saling pandang. Nam Soon bertanya “Mau pergi?”
In Jae menelpon Jung Hoo, dan meminta Jung Hoo membawa Yi Jyung dan Ji Hoon sekarang juga ke perpustakaan. Jung Hoo menjawab kalau dia tidak mau. In Jae mengancam, kalau sampai Jung Hoo, dan kawan-kawannya tidak datang dalam 5 menit, maka In Jae akan datang ke rumahnya, karena In Jae tahu dimana rumah Jung Hoo.
In Jae menelepon Jung Hoo, dan mengancamnya untuk segera datang dalam 5 menit, kalau tidak maka In Jae akan datang ke rumahnya.
Hal ini tentu saja membuat Jung Hoo kesal. Lalu datanglah seorang
laki-laki yang berhenti di depan Jung Hoo, dan kawan-kawanya. Laki-laki
itu bilang kalau motor yang dikendarainya enak sekal. Jung Hoo kesal dan
bilang supaya menjaga motornya dengan baik. Laki-laki itu menolaknya. “Kalau begitu bawakan uangku.”
Ji Hoo dan Yi Kyung langsung bersikap ramah dan memanggil laki-laki itu dengan sebutan Hyungnim. Mereka bilang kalau mereka pasti akan membawa uang nanti. Tapi apa bisa laki-laki itu mengembalikan motor Jung Hoo dulu.
“Aku tak bisa melakukannya. ”
Jung Hoo langsung pergi meninggalkan laki-laki itu diikuti oleh Yi Kyung dan Ji Hoon. Tiba-tiba laki-laki itu berseru “Hei, apa kalian mau kerja?”
Nam Soon dan Young Woo mendengarkan dengan cermat penjelasan In Jae. In Jae menjelaskan sesuatu dan juga memberikan contoh agar mereka semakin mengerti. In Jae mencontohkan sesuatu kejadian yang menyebabkan dilemma, dan meminta agar mereka berdua membuat contoh dilemma itu pada pertemuan berikutnya. In Jae bilang mereka harus tahu apa yang harus mereka lakukan jika suatu saat mereka menghadapi yang namanya Dilemma.
Liat wajah mereka lucu badai ya?
In Jae meminta agar mereka bertanya padanya, kalau mengalami Dilemma.
Han Young Woo dan Go Nam Soon berjalan pulang, dan tiba-tiba Jung Hoo menyepanya dengan sebutan Tsunami. Nam Soon meminta agar Young Woo pulang duluan Young Woo pun mematuhinya.
Jung Hoo mendekati Nam Soon dan bertanya dimana rumah Park Heung Soo? Nam Soon bertanya kenapa Jung Hoo ingin tahu? Jung Hoo menjawab kalau Nam Soon ga perlu tahu alasannya. Nam Soon bilang kalau Jung Hoo jangan mengganggu Heung Soo.
“Dan jika aku melakukannya?Apa yang akan kau lakukan?”
Yi Kyung bilang kalau mungkin Nam Soon akan rela mati untuk Heung Soo jika mereka mengganggunya. Jung Hoo bilang kenapa Nam Soon tidak menunjukkan padanya seberapa besar rasa persahabatn Nam Soon pada Heung Soo. Setelah mengatakan itu Jung Hoo mengajak keduanya temannya pergi.
Nam Soon memandang Jung Hoo dengan tatapan tajam.
Nan Hee yang sedang sibuk menyiapkan soal ujian, tiba-tiba ditelpon putranya. Dia yang saat itu sedang menuruni tangga sambil membawa laptop menaruhnya sebentar untuk menerima telpon. Di laptop terlihat ada Flashdisk Nan Hee yang tertancap di sana. Sepertinya Flashdisk itu berisi soal-soal untuk ujian tengah semester. Lalu tiba-tiba ada seorang siswa yang mendekati Nan Hee dan mengambil Flasdisknya saat dia sedang asik berbicara dengan putranya. NanHee sama sekali tidak menyadari hal itu.
Nan Hee menyudahi telponnya, dan tersadar kalau flashdisnya hilang. Dia kaget dan mencoba mencarinya kemana-mana. Nan Hee mencoba menanyakan siswa-siswi yang berkumpul disana dan ternyata mereka pun tidak melihat Flashdisk yang dimaksud Nan Hee.
Di kelas 2-2, anak-anak sedang menyebarkan sesuatu di kertas kecil, sepertinya jawaban untuk mencontek. Masuklah Ha Gyung ke dalam kelas, dan menuju lokernya tempat menyimpan buku. Dia terkejut, karena kunci lokernya rusak dan berarti ada yang membukanya. Ha Gyung langsung melihat buku yang disimpan di lokernya, dan tambah terkejutlah Ha Gyung melihat semua buku pelajarannya basah kuyup tak bersisa. Min Ki , Gang Joo, dan seorang temannya masuk dan mendapati Ha Gyung yang terlihat kaget. Min Ki bertanya ada apa, dan langsung melihat ke dalam loker Ha Gyung. Min Ki mengambil kunci Ha Gyung yang rusak, dan bertanya siapa yang sudah merusaknya? Tapi tidak ada satupun yang mengaku.
Gang Joo juga ikut melihat ke dalam loker, dan ikut terkejut.
Gang Joo mencoba menenagkan Ha Gyung dengan berkata akan melihatnya, dan mencoba mengeringkannya. Tapi saat Gang Joo mengambil buku itu, ternyata buku itu benar-benar basah, bahkan airnya masih menetes.
Ha Gyung langsung mengambil tempat sampah, dan membuangnya.
Masuklah In Jae dan Se Chan ke kelas itu. Se Chan langsung bertanya apa yang sedang Ha Gyung lakukan? In Jae langsung mendekat, dan juga bertanya apa yang terjadi. In Jae bahkan mencoba mengambil salah satu buku yang dibuang Ha Gyung.
Se Chan menyuruh yang lain segera duduk, dan tidak lupa juga meminta Ha Gyung kembali ke mejanya. Ha Gyung benar-benar sedih dengan kejadian yang dialaminya.
In Jae didepan kelas, menatap murid-muridnya dan bertanya siapa yang melakukan ini kepada Ha Gyung? In Jae melihat apa masuk akal kalau kejadian ini tidak ada satupun yang melihatnya.
Salah satu siswi berkata kalau kejadian itu biasa terjadi menjelang ujian. Mereka bilang sepertinya In Jae tidak tahu tentang hal itu?
Saat itu,Se Chan mengambil kertas yang sedang disebarkan. Se Chan melihat isi kertas itu. Ternyata itu Ki Deok dan temannya yang katahuan oleh Se Chan. Se Chan maju ke depan dan memanggil nama Byun Ki Deok dan Kim Hyun Joong (ternyata namanya ini to.^^)Se Chan menyuruh mereke berdua berdiri. In jae meminta kertas itu dan melihatnya. Ki Deok bilang kalau dia baru saja menerimanya dari Hyun Joong. Hyun Joong tidak mengakui itu, dan mereka malah saling menyalahkan.
In Jae yang sudah melihat kertas itu kaget karena ternyata kertas itu berisi jawaban soal-soal guru Yoo Nan Hee.
In Jae bertanya sejauh mana kertas ini menyebar? In Jae menanyakan kenapa jawaban soal-soal etika bisa ada di kelas ini?
In Jae bahkan berteriak menyuruh mereka menjawab. Tapi semua tidak ada yang mengaku.
Hyun Joon berkata kalau itu hanya tersebar di kelas 2-2. In Jae berkata, berarti salah satu dari mereka mencuri Flashdisk guru Yoo. Semua anak hanya saling memandang satu sama lain, tanpa ada yang mengakuinya. In Jae syok dan mencoba bertanya siapa yang melakukan ini?
In Jae berkata kalau dia masih bisa menerima mereka tidak bersemangat di kelas saat pelajaran, tapi membasahi loker, dan merusak buku teman sendiri,dan sekarang mencuri soal ujian bahkan membagikannya. Itu benar-benar tidak bisa diterima.
Nam Gyung Min berkata kalau Nan Hee hanya tinggal membuat soal ujian yang baru. Lagipula jawaban itu juga sudah tidak berguna.
In Jae berkata berarti menurut Gyung Min mencuri itu tidak masalah. Gyung Min dan seluruh kelas terdiam mendengar perkataan In Jae.
In Jae memanggil ketua kelas dan menyuruhnya mengambil sapu, dan meminta agar ada yang mengunci semua pintu.
In Jae menerima sapu dari Nam Soon, dan dengan perasaan kecewa, In Jae menyuruh semua siswa maju ke depan, karena dia akan menghukum mereka. Anak-anak masih tak bergeming, dan In Jae semakin keras berteriak menyuruh mereka maju ke depan. Ki Deok dan Hyun Joo yang maju duluan ke depan, dan In Jae menyuruh Hyun Joong mengulurkan tangannya. Hyun Joong sedikit takut,karena pasti dipukul gagang sapu akan sangat terasa sakit. In Jae sudah siap untuk memukul. Dengan perasaan yang bercampur aduk, sapu ditangan In Jae masih tertahan di udara, dia bahkan belum dan tidak sanggup untuk memukul muridnya. Walaupun kecewa, dia tahu kekerasan sangat tidak dianjurkan untuk menyelesaikan masalah.
Tapi tiba-tiba In Jae membuang sapu itu ke lantai, dia memukul dengan tangannya sendiri terhadap seluruh siswa. Ibaratnya hukuman itu juga ditujukan untuk dirinya sendiri.
(Aku benar-benar sedih melihat adegan ini..Salut akan adanya guru yang tidak serta merta menyalahkan semua ke anak didiknya, dan menghukum mereka dengan kekerasan.)
In Jae bahkan menangis saat memukul siswanya. Se Chan hanya melihat yang In Jae lakukan tanpa melakukan apapun. Semua siswa di kelas lain melihat kejadian itu dari luar jendela. Bahkan Jo Bong Soo juga melihat itu dari luar kelas.
Anak-anak menahan sakit karena pukulan keras In Jae, tapi aku yakin In Jae pasti lebih sakit karena dia memukul semua siswa dengan tangannya sendiri. Sudah hamir seluruh siswa dihukum oleh In Jae sampailah di siswa yang terakhir, Park Heung Soo. Saat itu tangan In Jae benar-benar sudah memerah. Se Chan langsung menghentikan In Jae, memegang tangannya. Terlihatlah tangan In Jae yang memerah. Se Chan menata anak-anak, meminta mereka untuk tetap di kelas dan tidak membuat keributan.
Se Chan langsung membawa In Jae keluar dan saat itu datanglah Im Jung Soo. Dia langsung menanyakan kebenaran In Jae yang memukul anak-anak. Jung Soo memarahi In Jae yang melakukan pemukulan tanpa persetujuan terlebih dulu. Se Chan langsung mengangkat tangan In Jae yang memerah dan berkata apa seperti ini bisa dikatakan dia memukul murid-muridnya?
“Lihat baik-baik”
Jung Soo kaget melihat tangan In Jae yang memerah. Se Chan berkata kalau bukan murid yang dipukul In Jae, tapi In Jaelah yang sudah dipukul. Se Chan lalu menarik In Jae, dan meninggalkan kepala sekolah.
Se Chan mengajak In Jae ke klinik sekolah, tapi klinik sekolah sudah tutup. Se Chan kesal karenanya. Se Chan marah dan berkata bagaiman bisa In Jae sebodoh itu? Se Chan melihat lagi tangan In Jae yang memerah. In Jae hanya diam saja, dia bahkan tidak mampu berkata tentang yang dirasakannya. Dia seolah merasa gagal menjadi pengajar kerena anak-anak didiknya berani melukakn hal serendah itu—mencuri. Yah, itu cukup membuat In Jae kecewa.
Se Chan bilang kalau bahkan anak-anak mungkin sampai detik ini tidak tahu kesalahan apa yang sudah mereka buat.
In Jae akhirnya bersuara “Apa salah mereka?Aku..dan kau yang mengajarkan mereka seperti itu. Orang tua mereka sendiri juga membiarkan mereka melakukannya. Sekolah juga mengabaikan mereka, dan berkata tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Jadi bagaimana ini salah mereka?”
In Jae menahan tangisnya, menahan sakit di hatinya. Dia hanya ingin anak-anak bisa belajar dan sekolah dengan baik.
Se Chan hanya termenung mendengar kata-kata In Jae. Mungkin dia juga merasa bersalah dan merasa apa yang dikatakan In Jae adalah faktanya.
Se Chan masuk ke ruang guru dan melihat kursi yang biasanya diduduki In Jae kosong. Se Chan mengambil buku agenda In Jae dan membukanya. Membaca lembaran di dalamnya dan berhentilah Se Chan pada satu kalimat “Ini..belum saatnya melepaskan tangan pada mereka”
Se Chan tersenyum mebacanya dan berkata “Mimpi yang besar.”
Se Chan menaruh agenda itu dan beralih ke kertas soal-soal yang sudah In Jae buat. Se Chan mengambilnya dan membawa ke tempatnya memperhatikan dengan seksama soal-soal yang sudah dibuat In Jae.
Di kelas 2-2 sesudah insiden pemukulan, amak-anak kembali ke tempat duduknya. Gang Joo berkata apa yang akan mereka lakukan sekarang?
Ha Gyung balik bertanya lakukan apa?
Min Ki tiba-tiba ikut bicara dia meminta teman-temannya untuk tidak membuat masalah. Ki Deok juga ikut berkomentar kalau mereka harus mengembalikan kehormatan mereka. Mereka harus belajar. Nam Soon memandang tangannya bekas pukulan guru Jung.
Keesokan paginya di SMA Seungri.
Di ruang guru In Jae masih belum masuk dan Se Chan memandang kursi In Jae dengan tatapan seperti kehilangan.
Tiba-tiba guru Jo datang dan melihat juga kursi In Jae yang kosong. Bong Soo berkata pada se Chan kalau Se Chan tidak perlu khawatir karena In Jae pasti akan datang.
Se Chan jadi salah tingkah, dan Bong Soo kembali berkata kalau kemana lagi seorang guru akan pergi jika bukan ke sekolah? Setelah itu Bong Soo pergi meninggalkan Se Chan.
Di kelas 2-2 Ha Gyung baru datang dan segera ke mejanya. Di sana dia mendapati bungkusan plastic putih yang dilihatnya berisi buku-buku pelajaran. Ha Gyung bingung dan melihat ke belakang lalu Min Kin datang dan menyerahkan bukupada Ha Gyung. Min Ki bilang kalau Ha Gyung pasti tidak sempat mencatat kembali. Ha Gyung mengucapkan terima kasih dan berkata kalau dia yakin catatan Min Ki tidak akan sebagus catatannya.(Masih bisa aja si Ha Gyung ini..^^)
Ha Gyung kembali menatap buku-buku yang ada di mejanya.
Nam Soon sedang menuruni tangga karena sepertinya mereka ada jam olahraga, Ha Gyung yang juga sedang turun langsung berkata pada Nam Soon kalau buku pelajaran itu pasti dari Nam Soon. Ha Gyung berterima kasih untuk itu. Nam Soon mengelak dan berkata kalau buku-buku itu bukan dari dia. Nam Soon mengalah dan bertanya “bagaimana Ha Gyung bisa tahu?”
Ha Gyung dengan senyumnya berkata kalau sekarang mereka sedang belajar matematika 1 bukan matematika 2.
Mati kutu deh Nam Soon karena malu. Ha Gyung bilang kalau siapa lagi selain Nam Soon yang tidak tahu tentang pelajaran. Setelah itu Ha Gyung turun meninggalkan Nam Soon. Nam Soon hanya tersenyum karena keteledorannya.
Berarti sama aja boong kalau bukunya dikasih ke Heung Soo ya?^^
Anak-anak sedang olahraga di lapangan mereka mengangkat teman mereka di punggung dengan posisi yang berlawanan (kalau bingung lihat gambar ya^^)
Nam Soon diangkat Young Woo dia melihat ke atas. Gang Joo tentu berpasangan denga Ha Gyung. Guru Jo menyuruh mereka menukar posisi. Gantian dengan temannya yang tadi diangkat.
Han Young Woo yang sedang diangkat Nam Soon tiba-tiba melihat In Jae datang dia lalu berdiri membuat Nam Soon dan lainnya kaget.
Young Woo memanggil guru Jung. Melambaikan tangan padanya. Anak-anak yang lain pun mengikuti. Gang Joo bahkan bilang kalau mereka semua masuk hari ini untuk belajar. Min Ki juga tidak mau kalah, dia bilang karena guru Jung terlambat, maka guru Jung harus membacakan puisi lagi di kelas.
In Jae memandang mereka dengan heran, tapi senang dan tersenyum.
Bong Soo memarahi mereka dan menyuruh mereka kembali ke posisi semula. In Jae menatap guru Jo. Guru Jo tersenyum pada In Jae, dan In Jae membungkuk hormat.
Se Chan sedang termenung di ruangannya tapi tiba-tiba bersemangat dengan kedatangan Jung In Jae. Se Chan memutar kursinya menghadap kearah In Jae. Se Chan berkata kalau berapa kelas yang sudah diajar Se Chan karena In Jae berada di luar sepanjang hari? In Jae meminta maaf untuk itu.
Se Chan melihat tangan In Jae yang diperban. Se Chan lagi-lagi berucap..”Bodoh sekali..benar-benar bodoh. ”
In Jae bingung tapi Se Chan tidak berniat menjelaskan dan langsung pergi meninggalkan In Jae.
Di kelas 2-2, terlihat Min Ki sedang memberi tahu soal-soal apa saja yang kemungkinan akan muncul di ujian. Tiba-tiba Min Ki melihat Se Chan, dan sedikit kaget. Se Chan masuk, dan menyuruh mereka yang tidur untuk segera bangun.
Di kelas tambahan In Jae, ada Heung Soo yang juga mengikutinya. In Jae berkata pada mereka yang ada kalau Heung Soo belum bisa mengikuti pelajaran karena kepindahannya. Tapi Heung Soo masih lebih baik dari mereka yang mengikuti kelas ini.
Lalu tiba-tiba terdegar kegaduhan diluar, In Jae penasaran dan ingin melihatnya. In Jae heran dan bertanya pada Se Chan mereka akan kemana?
“Mau ikut dengan kami?”
Se Chan ternyata membawa mereka bermain bola.
Bukan di lapangan tapi diaula, biar adem. Anak-anak senang sekali, mereka dengan riang bermain menendang bola,dan berlari kesana kemari. Bahkan Young Woo juga ikut melempar bola. Nam Soon tertawa gembira berada di dalamnya.
Saat sedang asik melempar dan menendang bola, tiba tiba bola menggelinding sangat jauh, dan berhenti di depan kaki seseorang.
Dia adalah Heung Soo. Suasana tiba-tiba berubah.
Heung Soo menatap mereka,dan Nam Soon juga menatapnya. Gang Joo yang melihat Heung Soo diam saja, menyuruh Heung Soo melempar bolanya. Heung Soo bukannya melempar, tapi malah berbalik dan pergi. Se Chan mencairkan suasana dengan meminta mereka memulai lagi permainan.
Min Ki mengambil bola, dan tiba-tiba ibunya datang. Suasana yang mulai membaik, kembali tegang dnegan kehadiran Ibu Min Ki. Min Ki juga sepertinya tidak begitu senang.
In Jae menghampiri mereka, dan bertanya pada Ibu Min Ki apa dia akan menjemput Min Ki? Ibu Min Ki tersenyum ramah (Bete juga nih liat ibunya Min Ki.)
In Jae segera mengambil bola di tangan Min Ki, dan memperbolehkan Min Ki pulang.
Min Ki segera pergi dengan wajah tidak senang. Sebelum meninggalkan aula Ibu Min Ki bahkan sempat mengatakan pada In Jae kalau dia benar-benar bernyali mengajak anak-anak bermain padahal ujian tinggal dua hari lagi. In Jae tidak mau menanggapi, dan karena itu anak-anak sudah tidak hasrat bermain.Mereka pergi sendiri-sendiri.
Diluar, saat Min Ki dan ibunya menuju ke mobil Min ki memanggil ibunya. Ibu Min Ki pun berhenti. Min ki lalu berkata “Hidup seperti ini..kau tak merasa lelah?Aku..merasa lelah.”
Ibu Min Ki berbalik menatap anaknya dan berkata kalau dia tahu Min Ki lelah. Tapi Ibu Min Ki meminta Min Ki bertahan satu setengah tahun sampai lulus dan berhasil masuk ke universitas S.
Min Ki menjawab, kalau dia berharap dia dilahirkan saat berusia 20 tahun karena hidupnya babhkan tidak ada sampai saat itu.
(Kasihan juga yah Min Ki, hidup dikendalikan ibunya. Dia mungkin sampai tidak tahu mana yang menjadi keinginannya..Yang dia tahu semua adalah keinginan ibunya. Kenapa yah Ibu Min Ki seperti itu?Apa ga sadar dia menyiksa anaknya, dengan memaksakan kehendak pada Min ki.
Hufftt..benar-benar melelahkan punya ibu seperti itu.^^)
Min Ki langsung menuju mobil dan Ibunya bahkan tidak menyesal sama sekali karena kata-kata Min Ki.
Keesokan paginya di kelas 2-2, guru Uhm sedang mengisi pelajaran matematika di kelas itu, dan dia mendapati lagi meja Heung Soo yang belum ada buku pelajaran diatasnya.
Guru Uhm berkata kalau Park Heung Soo lagi-lagi tidak membawa buku pelajaran hari ini? Guru Uhm juga bertanya apa Heung Soo mencoba memberontak?
Guru Uhm berkata kalau ini adalah peringatan terakhir darinya, Guru Uhm akan menganggap kalau Heung Soo mencoba membuatnya marah, kalau sampai melakukannya lagi. Guru Uhm tidak akan memindahkan Heung Soo ke sekolah lain, tapi akan langsung mengeluarkannya , jadi Heung Soo harus mengerti dan mematuhinya. Heung Soo pun menjawab Iya.
Jung Hoo tiba-tiba memamerkan buku matematika jilid 1 yang dipunyanya pada Nam Soon (apa itu buku yang dimiliki Heung Soo? Kok Nam Soon sampai kaget gitu liatnya?)
Nam Soon dan Jung Hoo beserta ke dua temannya bertemu di toilet pria, setelah kedua teman Jung Hoo mengusir semua yang ada di toilet.
Nam Soon langsung ke pokok masalah menyuruh Jung Hoo mengembalikan buku Heung Soo. Jung Hoo bertanya apa itu punya Nam Soon? Nam Soon tidak menjawab, dia malah berkata untuk tidak mengganggu Heung Soo lagi.
Jung Hoo menjawab kalau karena itulah dia ingin terus mengganggu Park Heung Soo, agar dia tahu apa Nam Soon akan melawannya atau tidak.
Jung Hoo berkata kalau dia berencana melaporkan perkelahian mereka pada komite kekerasan sekolah karena dia korban maka tentu bukan dia yang akan rugi. Tapi Heung Soo lah yang akan merugi karena dia biang keladinya. Jung Hoo yakin karena itu Heung Soo pasti akan dikeluarkan.
“Apa yang kau inginkan?”
“Hanya..soal ujian.Curikan untukku.”
Nam Soon diam tak menjawab Jung Hoo lalu berkata "Aku tak mendengar kau menolaknya"
Nam Soon ada di atap sekolah, bingung mungkin dengan apa yang harus dia lakukan.
Di ruang guru,Se Chan sedang menyusun soal-soal ujian. Lalu tiba-tiba Nam Soon datang, Se Chan kaget dan menutup layar laptopnya. Nam Soon juga kaget melihat reaksi Se Chan. Se Chan bertanya apa Nam Soon Melihatnya? Nam Soon menjawab, kalaupun dia melihatnya, dia juga ga akan tahu.
Nam Soon bertanya dimana guru Jung? Se Chan menjawab, kalau In Jae pulang lebih awal untuk pergi ke rumah sakit.
Se Chan bertaya ada apa? Apa terjadi sesuatu?
(Nam Soon pasti mau menceritakan tentang dilemma yang dialaminya. Masih inget kan kalau In Jae pernah pesen, pada Nam Soon dan Young Woo saat mengisi kelas tambahan untuk mereka. Saat mereka mengalami dilemma, mereka harus menemui In Jae untuk mencari solusinya.)
Nam Soon berfikir, dan akhirnya memutuskan untuk mengatakannya pada Se Chan secara kiasan. “Begini..Jika aku tak melakukan apa-apa, seseorang akan terluka.Tetapi jika aku melakukan sesuatu yang buruk, maka tidak ada yang terluka. ”
Se Chan yang tidak tanggap malah bertanya “Apa artinya itu?Apa itu Pekerjaan rumah yang diberikan guru Jung padamu?”
Se Chan menyuruh Nam Soon untuk mengerjakannya sendiri. Nam Soon tidak bisa bertaya padanya. Se Chan juga menyuruh Nam Soon untuk segera pergi dan belajar.
Nam Soon memutuskan untuk pergi saja, dan Se Chan memandangnya dengan heran.
Nam Soon yang ada di atas, melihat kepergian Heung Soo yang akan pulang. Nam Soon sepertinya sudah mengambil keputusan, dan segera menemui Jung Hoo di atap sekolah. Nam Soon bertanya apa Jung Hoo yakin kalau dia tidak akan tertangkap?
Petugas kebersihan sudah mengunci semua ruang, termasuk ruang penyimpanan soal-soal ujian. Lalu Yeon Ah datnag dan meminta maaf karena ada beberapa perubahan dalam soal ujian sehingga di terlambat mengumpulkan. Kim yeon Ah meminta dengan lembut, sehingga sang bapak tidak kuasa menolak.
Nam Soon bersembunyi di salah satu tembok, dan melihat keadaan. Nam Soon melihat CCTV yang terpasang dan teringat perkataan Jung Hoo kalau dia akan mematikan semua sumber listrik, jadi Nam Soon tidak usah khawatir tentang CCTV.
Nam Soon terlihat ragu.
Yi Kyung masuk ke salah satu ruang untuk mematikan semua listrik. Gelaplah beberapa ruangan. Se Chan juga terkejut mendapati ruangannya gelap. Nam Soon masih menunggu,Kim Yeon Ah, takut karena ditinggal oleh si bapak petugas, berlari dan mengejarnya.
Nam Soon melihat kalau Yeon Ah dan bapak petugas sudah keluar dari ruang pengumpulan soal ujian.
Nam Soon mulai bergerak, dia bahkan sudah mulai sampai di tempat penyimpanan soal ujian. Nam Soon sedikit ragu untuk membukanya. Tapi, Nam Soon tetap memutar kenop pintu.
source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/01/sinopsis-school-2013-episode-5-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/02/sinopsis-school-2013-episode-5-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment