Saturday, June 29, 2013

School 2013 Episode 12

Se Chan menahan In Jae dan berkata karena In Jaelah dia ingin menjadi guru. In Jae terharu mendengarnya. In Jae merasa lelah. Lelah dengan keadaan ini. Diapun menjatuhkan dirinya di bawah dengan tangan masih dipegang Se Chan. Se Chan akhirnya juga mengikuti In Jae, duduk berjongkok.
In Jae berkata “lepaskan aku”
Kenapa Se Chan harus bilang sesuatu yang tidak bisa Se Chan lakukan? “Kau bilang kau jatuh dan tidak bisa bangun. Kenapa kau bilang padaku untuk bangun dan lari? Kau memberitahu siapapun untuk lari..karena pikiranmu akan merasa nyaman. Itu tidak benar.”

Se Chan terkejut dengan kata-kata In Jae dan perlahan melepaskan tangan In Jae yang dipegangnya.









In Jae memanfaatkan kesempatan itu untuk berdiri, dan terus melangkah, tanpa peduli barang-barangnya, dan Se Chan yang termangu sendiri disana.





Min Ki masuk ke kelas, dan melihat ke meja guru. Dimana tidak ada In Jae ataupun Se Chan. Kelas pun tidak rame seperti biasanya. Min Ki mengedarkan pandangannya dan melihat teman-temannya yang sedang asik belajar tanpa gaduh sedikitpun.



Min Ki duudk di kursinya, masih merasa heran. Kelompok Ga Eun bergosip tentang In Jae. Mereka bertanya apakah semua melihat ekspresi guru Jung? Mereka menganggap In Jae tidak memiliki kesadaran saat menyuruh Oh Jung Hoo kembali.In Jae seolah tidak takut pada Jung Hoo.

Oh Jung Hoo yang mendengar namanya disebut menoleh pada mereka. Ga Eun menambahkan kalau ini membuatnya terkejut.





Nam Kyung Min , menoleh dan memanggil Jung Hoo. Kyung Min bilang kalau ini semua adalah salah Jung Hoo. Bahka setelah semua ini Jung Hoo masih tidak tahu malu untuk duduk disana. Jung Hoo marah dan menendang mejanya. Dia kemudian bangkit dan berjalan kearah Kyung Min. Ingin membuat perhitungan dengannya.







Tapi Nam Soon memanggil Jung Hoo dengan nada marah. Jung Hoo pun berhenti dari langkahnya dan Nam Soon memandang Jung Hoo dengan tatapan yang tajam.



Nam Soon mendekati Jung Hoo. Jung Hoo pun menatap Nam Soon. Yi Kyung hanya melihatnya (Yi Kyung cakep lo..^^)
Young Woo malah takut akan terjadi sesuatu pada Nam Soon.



Ha Kyung? Jangan ditanya lagi, dia terlihat khawatir akan apa yang terjadi diantara mereka.
Jung Hoo bertanya apa pada Nam Soon. Nam Soon hanya tersenyum dan berkata apa Jung Hoo sudah menyelesaikan catatannya?
Haha..semua tegang kok nanyanya malah catatan lo..^^

Heung Soo tersenyum dengan tampannya mendengar pertanyaan Nam Soon.^^



Nam Soon bertanya lagi apa Jung Hoo tidak melakukannya?
Jung Hoo menjawab apa Nam Soon sedang bercanda dengannya? Yi Kyung mendekati Jung Hoo, dan menyuruhnya menyudahi saja. Lalu menarik Jung Hoo untuk keluar dari kelas.
Anak bergumam kalau tadi itu menakutkan, dan mereka benar-benar kaget.
Nam Soon pun kembali ke mejanya.



Jung Hoo menuruni tangga dengan perasaan kesal, dia menepis tangan Yi Kyung yang coba menghentikannya. Se Chan melihat itu karena kebetulan dia lewat. Se Chan bertanya mereka mau kemana saat kelas belum selesai? Mereka diam tak menjawab, dan Se Chan menyuruh mereka kembali ke kelas.

“Jung Hoo, ini juga terakhir kalinya aku memberitahumu untuk kembali ke kelas”

Se Chan meminta Jung Hoo menghadiri kelas dengan tenang. Bahkan jika Jung Hoo menyebabkan masalah dan menciptakan kekacauan, sekarang tidak ada seorangpun yang akan menutupinya untuk Jung Hoo (Sedih dengernya..karena biasanya selalu ada In Jae.)
Tapi Se Chan juga memuji Jung Hoo karena sudah mau masuk ke sekolah pagi ini.

Jung Hoo pun mematuhinya. Dia berbalik dan naik ke tangga menuju kelas. Yi Kyung mengikuti di belakangnya.



In Jae sudah sampai di rumahnya. Dia terlihat lelah dan langsung merebahkan dirinya di sofa. In Jae masih memikirkan semua yang terjadi hari ini.





Keesokan paginya.
Se Chan sudah mengembalikan barang-barang In Jae di mejanya. Walau tidak menatanya lagi. Dia hanya berharap In Jae datang dan mengurungkan niatnya.
Se Chan masuk ke ruang guru, dan melihat kursi In Jae.Dia duduk dan langsung mengeluarkan ponselnya. Sepertinya akan mengirim sms pada In Jae.



Se Chan menulis “apa kau tidak akan datang?”
Se Chan menoleh lagi ke meja In Jae, dan melihat ada daftar menu mingguan disana. Seperti mendapat inspirasi, Se Chan mengganti isi smsnya dengan memberi tahu In Jae kalau menu hari ini adalah irisan daging babi (Ohh No..jijik ah..)
Tapi Se Chan mengurungkan niatnya, dia merasa seperti In Jae saat mengkhawatirkan siswanya dengan memberi tahu menu makan siang nanti.LOL



Uhm Dae Woong datang dan menhampiri Se Chan. Dae Woong bertanya apa In Jae belum juga menelepon? Nan Hee yang menjawab kalau mana mungkin In Jae menelepon, setelah ditolak oleh anak-anak seperti kemarin. Bukankah itu terlihat aneh? Nan Hee juga mengeluh kalau In Jae juga tidak menjawab teleponnya.



Se Chan masuk ke kelas 2-2, dengan langkah gontai. Dia seolah tidak fokus karena terus memikirkan In Jae. Se Chan bertanya pada muridnya apa mereka semua dapat tidur dengan nyenyak? Anak-anak diam saja.



Se Chan melajutkan kalau mulai hari ini dia akan mulai melakukan konseling akademik, untuk nilai evaluasi kelas. Hanya orang-orang yang ingin saja yang dapat melakukan hal ini. Jadi kalianlah yang memilih urutan dan datang padanya satu persatu.
Joong Hyun mengangkat tangannya dan bertanya bagaimana dengan guru Jung?
Se Chan mengulangi pertanyaan itu. Tanpa menjawabnya malah meminta agar Lee Kang Joo dan Song Ha Kyung menemuinya sebentar.



Kang Joo dan Ha Kyung pun menemui Se Chan di ruang guru. Se Chan bertanya mengapa dari mereka berdua tidak ada yang menguikuti lomba Essai? Mereka hanya diam, dan Se Chan mengalihkan pandangannya pada Kang Joo, dan bertanya apa Kang Joo tidak akan ikut lomba itu? Kang Joo dengan mantap menjawab Ya. Ha Kyung yang mendnegar penolakan Kang Joo, meliriknya sedikit. Kang Joo mohon pamit, karena Se Chan sudah selesai menanyainya.



Ha Kyung masih disana, dan bertanya apakah Se Chan tidak penasaran kenapa Kang Joo tiba-tiba membatalkan niatnya untuk ikut lomba essai? Se Chan menatap Kang Joo dan menjawab kalau Kang Joo menolak karena dia memiliki alasan.Haruskah dia tahu itu?
Ha Kyung berkata jika guru Jung, maka guru Jung akan bertanya alasannya.
Se Chan menjawab kalau dia bukan guru Jung. Dan meminta Ha Kyung menyingkirkan harapan semacam itu, karena dia tidak dapat menjadi seperti guru Jung.

Se Chan bertanya tentang lomba essai, apa Ha Kyung akan ikut?
Ha Kyung menjawab kalau dia akan memikirkannya dulu. Se Chan berkata apa anak-anak seperti kalian yang membutuhkan penghargaan masih memiliki waktu untuk memikirkannya dulu?
Se Chan melirik Ha Kyung dan berkata menyuruh Ha Kyung untuk memutuskannya hari ini juga.



In Jae masih asik tertidur disofanya. Sepertinya dari semalam In Jae tidak pindah ke kamar. In Jae terbangun dan langsung melihat jam di ponselnya. Sudah jam 8 lebih 2 menit. Dan In Jae terkejut, karena sudah terlambat ke sekolah. In Jae lupa kalau dia sudah memutuskan berhenti.



In Jae bergegas ke kamar mandi, tapi tiba-tiba dia tersadar kalau dia sudah bukan guru lagi. Dia sudah berhenti.
Kesadaran itu membuat In Jae berhenti masuk ke kamar mandi. Dia hanya terdiam disana.Dan menutup kembali pintu kamar mandi. Karena toh buat apa dia mandi dan bersiap-siap, dia sudah tidak mengajar lagi. Anak-anak sudah menolaknya.



In Jae kembali duduk disofa, mengambil ponselnya dna melihat ada beberapa pesan yang masuk.
Pesan pertama dari Ji Hoon. Ji Hoon bertanya apa In Jae tidak akan ke sekolah?
Pesan selanjutnya dari Young Woo. Young Woo juga bertanya kapan In Jae datang ke sekolah?
Dan pesan terakhir dari Se Chan. Pesan yang Se Chan kirim tidak hanya satu tapi banyak.Hehe
Mulai dari tanya password, yang dia tidak tahu. Jadi Pada siapa dia harus bertanya. Pesan lain dari Se Chan adalah kalau Se Chan sudah menggunakan semua kertas sertifikat pemberhentian lebih awal. Ada juga pesan berisi pertanyaan pada siapa Se Chan harus menyerahkan Informasi Konseling Karir?
Pertanyaan konyol lainnya dari SMS Se Chan adalah, setelah selesai menulis dokumen, apa In Jae harus mencap halaman belakang atau tidak?

In Jae membaca semua dengan berbagai macam perasaan yang berkecamuk dalam dadanya. Dia ingin bersama mereka, tapi di lain sisi banyak yang tidak menginginkannya.
Pesan baru masuk lagi ke ponsel In Jae. Pesan dari Nam Soon. Nam Soon hanya menulis satu kata guru.



Se Chan sedang melihat nilai-nilai siswa yang mengajukan konseling karir padanya. Nam Kyung Min adalah yang datang pada Se Chan, dan Se Chan berkata dengan dingin tentang nilai Kyung Min. Bahasa asing 2, Matematika 4, Kesenian juga 2.
Nam Kyung Min hanya mampu menggigit bibirnya karena malu.
Kyung Min berkata kalau dia lebih memilih sekolah berbasis penelitian. Jadi dia berencana mendaftar ke perguruan tinggi melalui pemeriksaan transkip.

Se Chan berkata bertanya apa Nam Kyung Min tidak sadar kalau ini hanyalah perbandingan evaluasi akademik di sekolah Seungri? Dalam evaluasi selanjutnya pada bulan juni, semua orang termasuk yang mengulang akan dibandingkan, berarti Kyung Min harus sadar bahwa hanya keajaiban yang bisa membawanya ke tingkat selanjutnya.

Se Chan juga mengingatkan tetntang pemeriksaan transkip. Apa Nam Kyung Min juga tidak sadar kalau transkip yang berisi nilai yang baguslah yang akan lolos.Terutama skor tinggi pada SAT.Jadi itu tandanya Kyung Min tidak akan dipilih.
Se Chan sengaja berkata dengan dingin, agar para siswa tahu kalau Jung In Jae masih lebih baik daripada dia.



Kyung Min masuk ke kelas dengan amarah yang meluap-luap. Dia sakit hati dengan yang Se Chan katakan tadi. Kyung Min bahkan berkata kalau Se Chan selalu menjadi orang yang brengsek.(Gak sopan..guru lo itu..^^)

Eun Hye yang mendengar menjawab kalau Se Chan memang selalu seperti itu, kecuali pada mereka yang memiliki nilai yang bagus. Kelompok Ga Eun juga berceloteh tentang Se Chan. Dia berkata kalau Se Chan menyuruhnya untuk mencari pekerjaan dengan ijazah sekolah tinggi khusus.
Ga Eun menjawab kalau Se Chan memang benar-benar kejam. Dia bahkan jadi malas untuk ikut konseling.
Dia ingat ketika guru Jung memanggilnya, dia tidak begitu ingin pergi.
Temannya menyarankan kalau begitu ya jangan pergi. Se Chan memberitahu kalau yang datang hanyalah yang ingin saja, kalau ga ingin ya jangan datang.
Ga Eun menjawab kalau dia juga ingin masuk kuliah nantinya.





Se Chan sedang mengerjakan soal untuk kelasnya, dan dia lupa kalau In Jae sudah tidak ada disampingnya. Se Chan bertanya apa In Jae merasa soal ini akan sulit untuk kelas 2-2?
Saat menoleh, Se Chan baru sadar kalau In Jae ga ada. Uhm Dae Woong yang juga sedang serius langsung melirik Se Chan dari tempatnya.
Se Chan jadi sadar kalau keberadaan In Jae benar-benar berarti buatnya. Pepatah bener kali ini, kita baru akan merasa arti seseorang saat kita kehilangan dia.



Uhm dae Woong pun menghampiri Se Chan dan bertanya apa Se Chan masih belum bisa menghubungi In Jae? Dae Woong meminta Se Chan untuk memberitahu In Jae agar datang besok dan menyelesaikan semuanya.



Se Chan berdiri di luar apartemen In Jae. Menunggu In Jae turun. Cuaca pasti sangat dingin, tapi Se Chan tetap harus bertemu In Jae malam ini. Akhirnya In Jae pun keluar dan menemui Se Chan. Se Chan kaget melihat In Jae yang baik-baik saja tapi tidak bisa membalas smsnya? In Jae diam saja, dan Se Chan meminta mereka pindah ke tempat lain karena disini sangat dingin.



Mereka pindah ke sebuah resto. Disana In Jae masih terdiam. Se Chan berkata kalau setidaknya In Jae membalas smsnya dan memberitahu apa yang harus dia lakukan, karena dia benar-benar bingung harus mengerjakannya sendiri. Se Chan juga dengan konyolya mengatakan sambil menunjukkan jam di tangannya sebagai tanda kalau dia juga lembur hari ini.

In Jae menjawab kalau semua yang di tanyakan Se Chan bisa ditanyakan juga ke guru-guru lain. Mereka pasti tahu jawabannya.

“apa kau benar-benar tidak akan datang ke sekolah lagi?”

In Jae hanya diam. Akhirnya Se Chan menyampaikan pesan guru Uhm pada In Jae, untuk datang besok dan menyelesaikan semuanya. Guru Uhm meminta In Jae menulis surat pengunduran dirinya secara resmi. Kalau In Jae keluar secara resmi, sekolah baru bisa mencari pengganti.
In Jae menjawab kalau dia akan datang dan menyelesaikannya besok.



Se Chan merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dia bicarakan, sehingga Se Chan bangkit dari duduknya. Tapi kemudian Se Chan berbalik dan berkata kalau ini bukan untuk menenangkan pikirannya tentang fakta dia berpegang pada In Jae.”Kau lihat, kita seperti bergerak maju bersama-sama, yang kumaksud adalah, jangan mengabaikan SMSku. Maksudku kau menanggapi anak-anak dengan sangat baik. Namun..kenapa kau hampir tidak mengirimkan apa-apa padaku.”

(Gubrak, ngomong beginian aja muter-muter dulu.)



In Jae sudah menulis surat pengunduran dirinya, dan kemudian dia menulis catatan untuk Se Chan. Beberapa pesan agar Se Chan bisa melakukan untuk anak-anak di kelas 2-2. Yang pertama adalah Ji Hoon. In Jae menulis agar Se Chan bisa menyuruh Ji Hoon menjawab sekitar 3 pertanyaan setelah sesi belajar usai, setiap harinya.
Yang kedua adalah Kang Joo, In Jae menulis agar Se Chan tahu bahwa Kang Joo masih sangat terluka karena masalah lomba essai.
Dan untuk Jung Hoo, In Jae merasa kalau Se Chan bisa memujinya maka Jung Hoo mungkin akan mudah diatasi.
Adalagi Kyung Min. In Jae menulis agar Se Chan bisa meningkatkan kemampuan bahasa inggris Kyung Min.
Selanjutnya Min Ki. In Jae menulis kalau saat Min Ki ikut lomba essai nanti. Tiba-tiba In Jae berhenti. Entah perasaan apa yang ada dihatinya.



Keesokan paginya di kelas 2-2. Anak-anak baru saja berdatangan. Ki Deok mendekati Heung Soo dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Dia berkata kalau dia tidak disuruh siapapun tapi dia benar-benar ingin melakukannya untuk Heung Soo Hyungnim. Heung Soo diam saja, membuat Ki Deok salah tingkah, dan memilih kembali ke bangkunya.



Masuklah guru Uhm ke dalam kelas. Anak-anak pun langsung terdiam. Guru Uhm meanggil Oh Jung Hoo, dan menyuruhnya mengikuti guru Uhm. Lee Yi Kyung memberi semangat pada Jung Hoo “Hwaiting. Pergi lakukan dengan baik.”

Sebelum keluar kelas, Guru Uhm memanggil Nam Soon, dan bertanya apa Nam Soon sudah mengumpulkan survey tentang kepuasan sekolah? Nam Soon bingung, karena tidak merasa mendapat perintah itu. Guru Uhm menyuruh Nam Soon segera melakukannya, dan mengumpulkan padanya. Nam Soonpun menyanggupinya. Heung Soo hanya melirik Nam Soon, melihat tampang Nam Soon yang kebingungan.



Jung Hoo ada bersama guru Uhm. Guru Uhm dengan tongkat panjangnya ada diatas meja berkata kalau dia tidak perlu banyak bicara. Karena ada banyak pelanggaran pada catatan Jung Hoo. Mari memulainya dengan bolosnya Jung Hoo selama dua minggu.



Se Chan baru datang dan masuk ke ruang guru, disusul Uhm Dae Woong. Uhm Dae Woong langsung bertanya pada Se Chan tentang survey kepuasan sekolah. Bukankah pagi ini harus Se Chan serahkan padanya? Pastikan Se Chan mengumpulkan dan mengirimkannya.



In Jae masuk ke ruang guru. Se Chan yang melihatnya langsung kaget dan berdiri untuk menyambut kedatangan In Jae. Nan Hee juga terkejut melihat In Jae.



Se Chan yang sudah berhadapan dengan In Jae berkata tentang survey kepuasan sekolah. In Jae tidak menjawab karena merasa bukan kewajibannya lagi. In Jae hanya menunduk hormat dan melewati Se Chan untuk ke mejanya guru Uhm.



In Jae langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya. Uhm Dae Woong tentu kaget. Dia tidak menyangka kalau In Jae akan menyerah. Jo Bong Soo hanya mampu memejamkan matanya tanda dia juga kecewa dengan keputusan In Jae.

Uhm Dae Woong bertanya apa In Jae selalu seperti seorang guru yang bodoh? Apa In Jae hanya memiliki anak-anak kelas 2-2 saja? Apa yang In Jae lakukan tentang kelas lain Guru Kang?
In Jae hanya menunduk tanpa menjawab sepatah kata.



“Apa kau akhirnya pergi atau tidak”

Uhm Dae Woong menggeser kembali surat pengunduran diri In Jae, agar In Jae mengambilnya kembali, dan memikirkannya. Uhm Dae Woong melanjutkan kata-katanya “Aku tidak bisa menerima ini sampai saat itu”

In Jae bertanya bisakah nanti diterima?
In Jae tidak mengambil surat itu, dan hanya membiarkannya saja sampai saat surat pengunduran dirinya diterima.



Masuklah Go Nam Soon. Nam Soon cukup kaget dan senang kerena melihat In Jae. Kang Se Chan kaget dan menoleh. Nam Soon menyerahkan survey kepuasaan sekolah. Se Chan menerimanya tanpa melihat kearah Nam Soo, begitu pula Nam Soon menyerahkannya tanpa melihat arah tangan Se Chan, mereka berdua sama-sama melihat In Jae. Jadi tangan mereka saling tidak bertemu satu sama lain.LOL

Se Chan malu dan bertanya apa Nam Soon tidak bisa menyerahkannya pada tangannya?
Nam Soon tetap fokus pada In Jae. Se Chan yang tahu mata Nam Soon hanya melihat In Jae kemudian berkata kalau dia tidak bisa menghadiri kelas nanti,jadi lakukan apa saja sesuka mereka di kelas.



Nam Soon menjawab Iya sekilas saja, dan lalu mengarahkan pandangannya lagi pada In Jae. In Jae tidak memandang Nam Soon sama sekali, hanya tetap menunduk.
Se Chan yang tahu itu berkata pada Nam Soon kalau guru Jung akan datang ke sekolah. Jadi jangan khawatir dan kembali ke kelas.
Nam Soon akhirnya pergi meninggalkan ruang guru.



Setelah Nam Soon pergi, Uhm Dae Woong bertanya di sekolah ini guru mana yang menurut In Jae paling dibenci anak-anak?
In Jae hanya diam, dan Uhm Dae Woong menjawab “Itu aku”
“Jika setiap guru pergi karena anak-anak mereka tidak menyukainya, berapa banyak guru yang akan meninggalkan korea?”
(betul papa Uhm..^^)

Guru Uhm pasti ingin In Jae tahu dan sadar kalau tidak mungkin semua harus menyukai kita, dan aku setuju itu. Entah guru atau apapun, dalam suatu lingkungan tidak akan mungkin disukai setiap orang. Pasti akan ada oknum-oknum yang membenci kita.
Sama juga dengan sekolah.
Ada guru killer, guru lembek, guru galak(Dulu aku punya guru yang dapet julukan Triple G—Galak, Ganas,Gendut)
Hehe..
Itu namanya hidup..^^



Di kelas 2-2, seorang siswa mengabarkan dengan hebohnya kedatangan Guru Jung kembali di Seungri. Ki Deok dengan konyolnya bertanya bagaimana ekspresi guru Jung? Apakah seperti ini? Tertawa senang?



Atau seperti ini? Menangis ?



Temannya mulai kesal, dan berkata kalau Byun Ki Doek yang jadi Guru Jung apa dia akan seperti itu? Joong Hyun berkata apa itu masuk akal?

Nam Soon masuk kelas dan meminta semuanya untuk tidak absen hari ini.
Masuklah Ga Eun dengan hati-hati, lalu temannya bertanya kalau yang terlambat seperti Ga Eun bagaimana? Ga Eun meminta agar dia dimaafkan kali ini saja. Joong Hyun tidak terima karena mereka semua sudah sejak jam 6 pagi datang ke sekolah.



Joong Hyun langsung mengeluarkan kacamatanya, dan berpura-pura menjadi Se Chan dan berkata “Ikuti aturan Kang Se Chan.”
LOL



Gae Na Ri juga baru datang dan langsung duduk di kursinya. Shin Hae Seon senang melihat sahabatnya. Na Ri bertanya apa dia ketahuan? Dan mendapatkan kerugian?(Emang dagang yak..^^)

Hae Seon menjawab kalau guru Kang tidak muncul. Na Ri bertanya bagaimana dengan guru Jung? Kemudian dia tersadar kalau guru Jung sudah tidak mengajar lagi.”Kupikir ada sesuatu yang hilang..aku tidak mendapat sms darinya.”
Na Ri pun mengikuti isi isms In Jae “Na Ri kau dimana? Ada satu menit tersisa untukmu sampai kelas dimulai.”

Nam Soon mendengarkan itu dari kursinya, merasa kata-kata Na Ri benar, karena hanya In Jae yang peduli pada muridnya.
Na Ri melanjutkan kata-katanya kalau dia merasa sekarang tidak ada yang menunggunya lagi. Dan itu menyedihkan.




In Jae kembali memasukkan barangnya ke dalam kotak yang sempat tertinggal kemarin. Se Chan hanya memandangnya. Se Chan berkata kalau ini benar-benar menjengkelkan, membawa lagi semua barang itu keluar?

“Aku bilang ini sebagai peringatan. Namun, aku tidak membiarkanmu meminjam milikku.”

In Jae tidak menawab apapun, dan hanya menyerahkan buku catatan pada Se Chan.

(gemes sama in Jae, kok jadi menyerah gitu sih?Oke—dia kecewa karena murid-muridnya, karena ga ada yang memihaknya, atau menyukainya, dan itu menyakitkan pasti.Tapi yang papa Uhm bilang bener banget. Mana ada guru yang bisa seratus persen disukai muridnya, kalau semua keluar kayak In Jae, Cuma karena dibenci muridnya, pasti sekolah tutup deh, karena ga punya guru)



Se Chan melihat catatan itu dan ternyata isinya tentang pesan-pesan apa yang harus Se Chan lakukan terhadap beberapa siswa yang sudah In Jae tulis disana.
Ada Ji Hoon, Kang Joo, Min Ki, Kyung Min, bahkan Jung Hoo.
Se Chan berkata bagaimana bisa In Jae meninggalkan sekolah seperti ini?
In Jae menjawab dia menulis itu karena dia akan pergi.



Jung Hoo sedang melakukan hukumannya. Memisahkan sampah ke tempatnya masing-masing.
Yi Kyung melihatnya dan berniat ikut membantu Jung Hoo. Jung Hoo menolak, dan tidak mau dibantu Yi Kyung. Jung Hoo menyuruh Yi Kyung pergi dan terus menyingkirkan tangan Yi Kyung saat mencoba membantunya. Yi Kyung menatap Jung Hoo lalu berkata kalau Jung Hoo harusnya minta maaf terlebih dulu pada Ji Hoon.
Jung Hoo kaget. Yi Kyung meneruskan kalimatnya. Dia berkata kalau Ji Hoon mungkin baik, tapi Yi Kyung merasa ini bukan sesuatu yang bisa mereda lambat laun. Karena Jung Hoo berkata mengejek keluarganya. Itu menyakiti hati Ji Hoon.



Datanglah In Jae dan Yi Kyung pun meninggalkan mereka. In Jae memuji kalau Jung Hoo cukup rajin. Jung Hoo menjawab kalau dia melakukannya untuk hari ini saja.
In Jae berkata “Setiap hari mari kita lakukan--hanya untuk hari ini--”

In Jae mengembalikan ponsel Jung Hoo. Jung Hoo yang tahu itu ponselnya, langsung berlari mendekati In Jae dan mengambilnya dari tangan In Jae.

In Jae berkata daripada masuk ke perguruan tinggi, Jung Hoo bisa mencoba mendapat semacam lisensi.
Jung Hoo kesal dan berkata kalau ini bukan urusan In Jae. Tapi kemudian Jung Hoo bertanya tentang In Jae yang akan berhenti mengajar. In Jae menjawab walaupun dia berhenti dia akan tetap memikirkan Jung Hoo sampai akhir.
Jung Hoo menjawab kalau begitu alasannya, datang saja ke sekolah dan kembali bekerja (So cwiitt Jung Hoo yang kasar perhatian banget sama In Jae…--suukaa--)

Jung Hoo mengibaratkan dirinya. Dirinya saja berani masuk kembali ke sekolah, kenapa In Jae tidak?




Se Chan memanggil Kang Joo, dan Se Chan berkata kalau dia mendengar dari guru Jung bahwa Kang Joo marah tentang Lomba Essai. Maka dari itu dia akan membuat itu adil bagi Kang Joo dan Ha Kyung. Jadi Se Chan meminta agar Kang Joo jangan hanya berasumsi pada sesuatu yang belum jelas.

Se Chan berkata kalau dia tidak tahu apa yang terjadi antara Ha Kyung dan Kang Joo.Namun kalau diantara mereka tidak ada yang berpartisipasi dalam lomba, maka mereka juga yang akan menderita nantinya.

Kang Joo bertanya dengan nada kesal apa Se Chan memanggilnya karena khawatir padanya atau khawatir pada Ha Kyung jika tidak akan mampu mengumpulkan cukup penghargaan?Biasanya jika anak yang baik dalam melakukan dan yang tidak baik menghadiri lomba bersama-sama, maka anak yang tidak baik dalam melakukan akan terlihat seperti orang egois. Dan Kang Joo tahu itu.

Se Chan membantah dan mengatakan kalau ini termasuk masalah mentalitas diri. Masalah kepercayaan diri.
Kang Joo menjawab kalau itu benar. Bahwa ini adalah masalah kepercayaan diri. Jadi dia tidak akan menghadiri atau ikut dalam lomba itu.



Nam Soon berpapasan dengan Min Ki yang berjalan keluar kelas. Nam Soon memanggilnya, dan meminta Min Ki menemuinya sebentar.



Mereka pun beralih ke tempat yang sepi. Nam Soon bertanya tidak bisakah Min Ki saja yang jadi ketua kelas? Min Ki bertanya kenapa? Nam Soon beralasan kalau anak-anak tidak ada yang mendengarkannya. Min Ki kemudian juga bertanya apa menurut Nam Soon anak-anak juga ada yang mendengarkannya? Nam Soon menjawab kalau Min Ki bahkan lebih baik daripada dirinya.Karena Min Ki pintar (Apa Nam Soon keinget kata-kata Ha Kyung ya yang bercanda bilang kalau malu punya ketua kelas yang bodoh..^^)

Min Ki berkata lupakan tentang menjadi ketua kelas, sebenarnta apa yang ingin anak-anak lakukan? Dia akan membantu sebisanya. Nam Soon bertanya apa Min Ki akan melepaskan guru Jung begitu saja? Min Ki menjawab kalau sebenarnya dia juga ga menginginkan hal ini.
Min Ki menyarankan agar mereka menunggu kelas tenang dulu, dan baru melakukannya.Dan dia berjanji akan mendukung Nam Soon.



Nam Soon melangkah ke halaman sekolah, dia menoleh ke samping dan melihat Kang Joo yang seolah sedang bersedih. Nam Soon pun menghampiri Kang Joo, dan duduk disampingnya. Nam Soon berkata kalau daritadi dia mencari Kang Joo. Kang Joo menjawab dengan malas kenapa mencarinya? Nam Soon berkata kalau dia ingin membahas isu tentang guru Jung dengan Kang Joo terlebih dulu.
Kang Joo menggaruk-garuk kepalanya, gusar.
Dia berkata kalau dia benar-benar ingin marah sampai rasanya mau mati. Kemudian bertanya pada Nam Soon apa yang akan Nam Soon lakukan?
Nam Soon menawab kalau dia ingin mengumpulkan pendapat anak-anak nantinya. Min Ki akan ada dipihaknya untuk mendukung, dan dia berharap Kang Joo juga setuju dengannya.

Kang Joo berkata apa akan ada bedanya kalau mereka mengajukan keberatan? Nam Soon menjawab kalau dia tidak tahu, dia hanya mencoba. Minimal guru Jung tahu kalau anak-anak masih menginginkannya. Bahkan jika guru Jung tahu apa yang murid-muridnya katakan, apakah dia akan merasa lebih baik atau tidak?




Kang Joo mengangguk-angguk tanda mengerti dan malah bertanya apa Nam Soon pikir dia takut pada Song Ha Kyung? Nam Soon tersenyum dan menjawab apa itu masuk akal? Kang Joo kan sangat kuat.
Kang Joo kesal, karena dia ditanggapi dengan bercanda. Dia berdiri dan langsung menendang kaki Nam Soon.
Kang Joo pun melangkah akan meninggalkan Nam Soon.
Lalu Nam Soon tiba-tiba berkata “kau..yang kuat, menjaganya”

Nam Soon menjelaskan apa Kang Joo tidak merasa kasihan pada Ha Kyung , orang yang merasa putus asa untuk masuk ke universitas S?Kang Joo mengejek Nam Soon dan bertanya sejak kapan Nam Soon tahu Ha Kyung dengan sangat baik?
Nam Soon tidak menjawab, dia hanya berdiri dan mendekati Kang Joo. Menepuk pundaknya dan berkata “Cepat kembali ”

Kang Joo sendiri menarik nafasnya, dan memikirkan kata-kata Nam Soon tadi, yang memang benar adanya.













Kang Joo memikirkan kata-kata Nam Soon. Yang kuat yang menjaga. Dia merasa kata kata itu benar.

Di kelas 2-2, Nam Kyung min bertanya pada Ha Kyung kalau batalnya Kang Joo ikut lomba Essai adalah karena Ha Kyung?
Ha Kyung diam saja tidak menanggapi.
Eun Hye mengejek kalau ini pasti persahabatan yang menghabiskan air mata. Kalau saja Ha Kyung keluar maka Kang Joo akan mendapatkan tempat pertama.
Nam Kyung Min menjawab persahabatan apa? Kang Joo bilang dia tidak akan keluar kalau bukan karena Ha Kyung yang jahat dan egois.

Ha Kyung walau diam, tapi dia tersentak mendengar kalau Kang Joo berkata seperti itu tentangnya.
Eun Hye semakin menegaskan kalau kalimat itu keluar dari mulut Lee Kang Joo.






Kyung Min bertanya apa dia juga perlu menulis spesifikasinya sendiri? Eun Hye menjawab apa Ibu Kyung Min manajer (Seperti ibu Min Ki )atau seorang yang penting dalam akademi penelitian? (Seperti Ibu Ha Kyung)

Kang Joo masuk kelas dan mendekati Ha Kyung. Mengajak Ha Kyung untuk bicara dengannya. Ha Kyung yang teringat kata-kata Kyung Min dan Eun Hye tadi, yang mengatakan kalau kang Joo membicarakan dia dibelakang, menolak ajakan Kang Joo, dan menyuruh Kang Joo berkata disini saja.

Kang Joo meminta Ha Kyung jangan seperti ini, dan mengajak Ha Kyung bicara diluar saja. Ha Kyung menatap Kang Joo yang berdiri disampingnya.”Aku bilang jangan bicara dibelakangku, bicara disini apa yang ingin kau katakan”
Kyung Min melihat itu, seolah mendapat tontonan yang menarik.



Kang Joo menjawab, siapa yang berbicara di belakang Ha Kyung? Ha Kyung tidak mempedulikan Kang Joo, dan sibuk memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam laci meja. Kang Joo meminta Ha Kyung menatapnya jika sedang berbicara,karena itu namanya menghormati lawan bicara. Tapi Ha Kyung tetap tidak mengindahkan Kang Joo. Ha Kyung melah menepis tangan Kang Joo yang mencoba memegang pundak Ha Kyung agar menoleh padanya. Dan karena Ha Kyung sedang membereskan alat-alat tulisnya, dan yang ditangannya adalah penggaris besi, maka tangan Kang Joo terluka karenanya. Berdarah.



Anak-anak yang melihat ikut kaget. Nam Soon sebagai ketua kelas tentu terkejut melihat itu.
Ha Kyung melihat tangan Kang Joo yang berdarah, dari wajah terlihat Ha Kyung panik. Dia sama sekali tidak berniat melukai Kang Joo. Ha Kyung menjatuhkan benda yang melukai Kang Joo tadi ke lantai kelas.





Joong Hyung berlari ke ruang guru, dan ada In Jae disana. Joong Hyung mencoba memberitahu ada yang terjadi di kelas. Tapi In Jae mengatakan kalau guru Kang sedang mengajar di kelas lain?
Joong Hyun dengan wajah panik, hanya berkata cepat pada In Jae. Akhirnya In Jae ikut Joong Hyun untuk melihat yang terjadi di kelas.



Nam Soon langsung mendekati Kang Joo dan melihat tangannya yang terluka. Dia menutupi luka Kang Joo dengan sapu tangan berharap darah ditangan Kang Joo tidak terus keluar. Nam Soon menoleh kearah Ha Kyung dan berkata kalau Ha Kyung harusnya lebih hati-hati. Ha Kyung hanya dia saja, masih syok dengan yang dia lakukan.



In Jae langsung masuk dan melihat yang terjadi di kelas.



Ha Kyung terlihat sedang sibuk dengan ponselnya. Heung Soo yang baru datang melihat Ha Kyung yang bahkan tidak sadar akan kehadirannya. Sepertinya Ha Kyung sedang menulis SMS. Ha Kyung terlihat ragu untuk mengirimkan SMS itu, dikejutkan dnegan Heung Soo yang berkata jika ingin mengirim SMS, ya langsung dikirim, jangan menunggu. Lakukan itu dengan cepat.



Heung Soo akan pergi, tapi kemudian Ha Kyung bertanya apa yang harus dia tulis (SMS)?
Heung Soo tidak percaya untuk menyusun kata-kata saja Ha Kyung bingung. Dia menjawab masak kayak gitu aja Ha Kyung harus diajari? Heung Soopun meninggalkan Ha Kyung yang galau. Dia ingin menanyakan kondisi Kang Joo dan meminta maaf padanya, tapi dia juga malu untuk melakukan itu.



Ha Kyungpun memberanikan diri menulis SMS untuk Kang Joo.

“Kang Joo, kau pasti sakit”



Kang joo dan In Jae baru saja pulang dari rumah sakit. Tangan Kang Joo sudah dibalut dengan perban. In Jae bertanya apa benar tidak apa-apa jika Ibu Kang Joo tidak datang? Kang Joo menjawab kalau ibunya menjual makanan di pasar, dan selalu sepi bahkan kalau ibunya hanya meninggalkannya sebentar. Jadi tidak mungkin untuk ibunya datang ke sekolah. Lagipula dokter juga bilang kalau dia tidak apa-apa.

In Jae bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Kang Joo menjawab kalau ini hanya kecelakaan saja, jadi jangan terlalu memarahi Ha Kyung. Dia pasti juga sangat terkejut.

In Jae menarik nafasnya dan berkata kalau walaupun sedang bertengkar, Kang Joo masih membela Ha Kyung.
Kang Joo membantah dan mengatakan kalau dia sebenarnya benci bertengkar. Tapi Ha Kyung terus mengganggunya, harga diri Ha Kyung begitu kuat, padahal hanya mengucap maaf apa sulitnya, dan dia pasti akan memaafkan Ha Kyung lalu berteman lagi dengannya. Bukankah itu mudah?

In Jae bertanya bagaimana mungkin kata “maafkan aku” bisa keluar begitu mudah? Kang Joo menunduk, dia seolah tersadar dengan kesalahannya pada In Jae. Lalu tanpa di duga Kang Joo berkata “Maafkan aku guru.”

Kang Joo menjelaskan kalau saat itu dia sebenarnya ingin mengangkat tangan sebagai tanda dia keberatan. Namun, hari itu dia sangat marah, dan sekarang dia benar-benar menyesal. Saat In Jae tidak di kelas, dia merasa kelas jadi tidak hangat.

In Jae tersenyum malu mendengar pengakuan Kang Joo yang memujinya, dan mengucapkan terima kasih pada Kang Joo.
In Jae kemudian berkata kalau Kang Joo juga harus tahu, bahwa Ha Kyung tidak sengaja melakukannya. Kang Joo menjawab Iya.



Tiba-tiba ponsel In Jae berdering, ada telepon dari Soo Chul dan In Jae menerimanya. In Jae berkata kalau mereka sudah sampai di sekolah baru saja. Tiba-tiba ekspresi In Jae berubah.



Ternyata In Jae dan Kang Joo sedang ditunggu oleh wakil kepala sekolah. Disana sudah ada Ibu Ha Kyung, Wakasek, Se Chan dan Juga Ha Kyung. Ibu Ha Kyung langsung tergopoh-gopoh menghampiri Kang Joo yang baru masuk. Dia langsung memegang tangan Kang Joo yang terluka,dan dengan mulut yang bermanis-manis, Ibu Ha Kyung menanyakan apakah Kang Joo baik-baik saja? Kang Joo menjawab iya.
Ibu Ha Kyung bertanya lagi, apakah Ibu Kang Joo akan datang ke sekolah? Kang Joo menjawab dengan mantap Tidak, karena Kang Joo tidak memberitahunya.

(Ibu Ha Kyung takut deh kayaknya,kalau Ha Kyung dapat catatan buruk karena melukai temannya.)

Soo Chul berkata kalau mereka harus menyelesaikan masalah ini sekarang juga. In Jae dan Se Chan saling berpandangan dengan bingung.

Ibu Ha Kyung yang memang pandai bicara menyetujui saran Soo Chul untuk menyelesaikan smeua masalah hari ini juga. Itu berarti Ibu Kang Joo harus datang agar semua bisa selesai. Ha Kyung yang mendengar kata-kata ibunya, menjadi sangat kesal.




Kang Joo menjelaskan kalau dia bisa membicarakan ini di rumah dengan ibunya. Lagipula dia tidak terluka parah. Soo Chul bertanya untuk memastikan kalau kejadian ini hanya kecelakaan saja kan?
Dengan sedikut gugup Kang Joo mengiyakan pertanyaan Wakasek.
Ibu Ha Kyung sedang mendengarnya, tapi kemudian dia berkata kalau kejadian hari ini bisa menjadi masalah di kemudian hari kalau Ibu Kang Joo tidak tahu yang sebenarnya. Kang Joo yang mendengar kata-kata Ibu Ha Kyung ikut kesal.

Menurut Ibu Ha Kyung anak-anak jaman sekarang walau sudah berdamai di sekolah, tapi akan menceritakan kembali kejadian di sekolah pada orang tuanya. Kemudian mereka bisa saja melaporkan kejadian itu ke polisi.

Se Chan yang sedari tadi diam, menenangkan ibu Ha Kyung kalau itu tidak akan terjadi, maka ada baiknya ibu Ha Kyung pulang sekarang. Ibu Ha Kyung bertanya bagaimana bisa Se Chan seyakin itu? Kalau Ibu Kang Joo sampai bicara tentang kekerasan di sekolah yang dialami anaknya, ini akan menjadi sulit.

Ha Kyung menutup matanya, karena muak mendengar ocehan sang ibu yang sudah berlebihan.

Ibu Ha Kyung melanjutkan kalau bahkan catatan di Rumah Sakit juga ada untuk kasus ini. Bisa saja Ibu Ha Kyung memperkarakannya untuk meminta imbalan. Maka Ibu kang Joo harus dihadirkan disini, agar semua benar-benar tuntas.

Kang Joo tidak terima ibunya dijelek-jelekakan, dan membantah kalau Ibunya bukan orang seperti itu.



Ibu Ha Kyung masih dengan gayana berkata pada Kang Joo, agar tidak ada masalah di kemudian hari karena insiden hari ini, maka dia ingin Kang Joo menulis pernyataan untuknya. Kalau Kang Joo atau ibunya tidak akan mengungkit-ungkit masalah ini di lain waktu. Atau mungkin memerasnya.



Kali ini Ha Kyung tidak tahan mendengar Ibunya, dan permintaanya yang berlebihan. Dia langsung berdiri dan berteriak memanggil ibunya. Tanda dia tidak setuju, tapi Soo Chul berkata kalau itu adalah ide yang bagus.
Ha Kyung kesal dan langsung meninggalkan ruangan itu.



In Jae menyusul Ha Kyung keluar, dan Ha Kyung sudah menangis. Hal yang mungkin jarang dia perlihatkan. Ha Kyung selalu mampu menyimpan apa yang dirasakannya. In Jae merangkul Ha Kyung, seolah menyalurkan rasa pedulinya pada Ha Kyung.
In Jae berkata kalau ibu Ha Kyung melakukan itu hanya karena dia khawatir saja.




Kang Joo di ruangan itu, menulis pernyataan kalau dia tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Se Chan menyuruhnya berhenti dan segera masuk ke kelas.
Ibu Ha Kyung dan Soo Chul menatap dengan terkejut.
Se Chan berkata kalaupun Kang Joo menimbulkan masalah suatu hari nanti, apa pernyataan yang ditulis Kang Joo bisa membantu? Se Chan meminta agar Ibu Ha Kyung tidak mengganggu anak yang mungkin sedang syok saat ini. Jadi lebih baik Ibu Ha Kyung pulang saja ke rumah.

Dengan penuh senyum Ibu Ha Kyung menjawab kalau ini lebih baik, daripada tidak memiliki apapun sama sekali. Kang Joo pun akhirnya menyelesaikan pernyataannya.



Setelah merasa cukup, Ibu Ha Kyung pamit pulang pada Soo Chul, dan tidak lupa berterima kasih padanya. Datanglah In Jae dan Ha Kyung. Soo Chul berkata kalau semua berjalan baik, jadi Ha Kyung tidak perlu khawatir.
Ha Kyung tidak peduli, dia hanya menatap Kang Joo, merasa bersalah pada sahabatnya itu.
Ibu Ha Kyung juga berkata kalau semua sudah berakhir dan meminta agar putrinya segera kembali ke kelas.

Ha Kyung berkata apanya yang sudah berakhir?
Ibu Ha Kyung sadar kalau Ha Kyung akan bicara yang bukan-bukan sehingga menyuruh Ha Kyung membicarakannya di rumah saja.

“Aku tidak tahu seberapa parah Kang Joo terluka sekarang, aku bahkan tidak bisa meminta maaf, dan aku bahkan tidak bisa mengatakan apapun padanya. Jadi apanya yang sudah berakhir?”

Kang Joo kaget dan menatap Ha Kyung. Ha Kyung sambil menangis mengeluarkan apa yang ada di hatinya saat ini.

“Jika kita (Ha Kyung dan Kang Joo) mengakhirinya seperti ini, kapan kita akan berdamai dan dekat lagi?”

(Ikut sediihh..Memang ya, selalu ada kata maaf untuk sahabat. Seburuk apapun mereka melukai kita, kita selalu punya cara untuk melupakan itu dan merentangkan tangan kembali menerima mereka. )



In Jae, membawa Ha Kyung dan Kang Joo ke klinik sekolah. Dia meminta mereka untuk istirahat sejenak satu jam saja. Ha Kyung dan Kang Joo masih agak canggung, sehingga In Jae yang mendorong mereka menuju tempat tidur, dan meminta mereka segera beristirahat. Karena cara terbaik meredakan syok adalah dengan tidur sejenak.



In Jae pun meninggalkan mereka berdua. Ternyata di luar, ada Se Chan yang menunggu In Jae. Se Chan langsung berkata saat In Jae keluar kalau dia tidak menyangka mereka akan menimbulkan masalah seperti ini. Dia akan memanggil Ha Kyung untuk membicarakan hal ini. In Jae menjawab kalau Se Chan bicara pada Ha Kyung nanti saja, sekarang Ha Kyung sedang istirahat.
In Jae juga mengatakan kalau itulah yang harus dilakukan seorang wali kelas.
Se Chan terkejut mendengarnya. Dia merasa kalau dengan terlibatnya In Jae menangani masalah ini, setidaknya In Jae merubah pikirannya dan memutuskan kembali mengajar.

In Jae pun berlalu dari hadapan Se Chan.



Di UKS, Kang Joo dan Ha Kyung masih saling diam. Mereka hanya berbaring tanpa menyapa satu sama lain. Ha Kyung kemudian memberanikan dirinya menyapa Kang Joo. Seolah tahu kalau Ha Kyung akan menanyakan keadaannya.Kang Joo menjawab kalau dia baik-baik saja.
Bagaimana dengan Ha Kyung?
Ha Kyung menjawab kalau dia tidak baik. Dan tiba-tiba Ha Kyung berkata “Maafkan aku”

Kang Joo menjawab jangan seperti itu. Dia tidak suka kalau Ha Kyung lemah. Ha Kyung tersenyum dan berkata kalau dia meminta maaf karena tidak mengucapkan selamat saat Kang Joo terpilih dalam lomba Essai.

Kang Joo langsung bangkit dari tidurnya, dan memanggil nama Ha Kyung. Ha Kyung akhirnya juga ikut bangun. Kang Joo berkata kalau ini malah membuatnya ngeri, dia ingin Ha Kyung kembali seperti semula saja. Jadi Ha kyung yang dia kenal.




Kang Joo langsung pindah ke tempat tidur Ha Kyung, masuk ke dalam selimutnya dan langsung berbaring. Ha Kyung mengeluh karena jadi sempit, tapi Kang Joo menjawab kalau ini membuatnya nyaman. (Akuu suukaaa..^^)

Ha Kyung pun tidak membantah dan ikut merebahkan dirinya disamping Kang Joo. Tiba-tiba dengan memasang ekspresi serius Kang Joo meminta Ha Kyung jujur, apakah Ha Kyung memang suka kuliah atau suka padanya? LOL

Ha Kyung langsung menoleh memandang Kang Joo, dan menjawab kalau dia tentu saja lebih menyukai Kang Joo. Lagipula dia pergi ke universitas S bukan karena dia menyukainya. Dia pergi karena dia memang harus pergi.
Kang Joo tersenyum dan menjawab kalau dia juga seperti itu. Dia lebih menyukai Ha Kyung daripada masuk kuliah.
Kang Joo dengan senang memeluk Ha Kyung, membuat Ha Kyung merasa risih, tapi dia jelas bahagia karena sudah berdamai dengan sahabatnya.



Saat jam makan siang, Nam Soon menghampiri Heung Soo dan makan di meja yang sama dengannya. Heung Soo memandangnya heran, tapi Nam Soon tersenyum padanya dengan penuh percaya diri. Akhirnya dengan pura-pura terpaksa Heung Soo juga tersenyum pada Nam Soon.



Joong Hyun dan kroninya heran melihat Heung Soo dan Nam Soon satu meja. Mereka berseru kalau Nam Soon dan Heung Soo makan bersama. Ki Deok menjawab kalau dia sudah tahu dan itu bukan masalah. Tidak apa-apa.
Nam Soon dan Heung Soo si anteng aja walau lagi digosipin.



Heung Soo memandang Nam Soon yang hanya terdiam, lalu tiba-tiba Heung Soo menjatuhkan sendoknya di meja, membuat Nam Soon kaget. Dengan ekspresi yang kesal, Heung Soo berkata kalau mereka terlalu serius, dan ini malah membuat tidak nyaman. Nam Soon menajwab kalau dia juga merasa seperti itu.(Assiikk..mereka sudah baikan..^^)

Heung Soo menyuruh Nam Soon pergi ke sana, sambil menunjuk meja Ki Deok Cs. Mereka yang ditunjuk jadi salah tingkah dan malah pura-pura melakukan kegiatan lain. LOL



Nam Soon menggeleng tanda tidak mau, Heung Soo berkata kalau mereka masih terllau canggung seperti ini. Nam Soon meminta Heung Soo menahannya, karena yang dia rasakan juga sama.
Dengan gaya lucunya Nam Soon berkata “Kurasa kau bilang kita sedang dalam proses berbaikan. Kalau begitu coba dan tahan setidaknya sesuatu seperti ini. ”



Ji Hoon dan Yi Kyung juga sedang makan satu meja. Lalu tiba-tiba Jung Hoo datang. Namun hanya melewati meja mereka, dan pergi ke meja Nam Soon serta Heung Soo. Tentu saja Nam Soon dan Heung Soo heran. Kesambet apa ini orang kok malah kesini?



Dengan santainya Jung Hoo bilang kalau sekarang dia ingin disiplin masuk sekolah, jadi bukankah dia harus antri dibelakang Nam Soon dan Heung Soo?



Ki Deok dan kawan-kawannya semakin kaget dan mulai saling mendekatkan wajah mereka serta berbisik “Antri?”



Jung Hoo sendiri tidak peduli dengan tatapan heran Nam Soon dan Heung Soo, dia asik menikmati makan siangnya.
Nam Soon dan Heung Soo saling berpandangan. Jung Hoo yang merasa, langsung menatap mereka berdua, dan bertanya kenapa Nam Soon dan Heung Soo seperti tidak punya nafsu makan? Ji Hoon dan Yi Kyung menatap Jung Hoo dari tempat mereka. Jung Hoo menyuruh Nam Soon dan Heung Soo untuk segera makan, tapi Nam Soon dan Heung Soo masih heran sehingga mereka masih menatap Jung Hoo. Dengan santainya Jung Hoo memberikan jatah dagingnya pada Heung Soo. Mengira setelah itu mereka akan langsung makan, tapi Nam Soon dan Heung Soo semakin bertambah heran dan Jung Hoo juga semakin bingung menatap mereka. Jung Hoo mengira Nam Soon iri karena tidak dibagi daging seperti Heung Soo tadi. Dengan enggan Jung Hoo akhirnya memberikan jatah irisan dagingnya juga pada Nam Soon.



Kang Joo dan Ha Kyung masuk kelas. Semua siswa memandang mereka dengan heran. Semua kan belum tahu kalau Ha Kyung dan kang Joo sudah berbaikan.
Kim Joong Hyun menghampiri Ha Kyung dan mengarahkan penggarisya pada Ha Kyung sambil menyebut Ha Kyung samurai Song.

Kang Joo menegur Joong Hyun dan berkata kalau Joong Hyun akan mati. Jadi jangan berkata apa-apa lagi.
Joong Hyun bertanya apa mereka sudah berbaikan?
Seorang teman Joong Hyun mendekat dan berkata kalau Kang Joo dan Ha Kyung sekarang tidak bisa terpisahkan, karena mereka telah bersatu dengan darah.
Kang Joo kesal dan mengatai mereka idiot kecil.

Heung Soo yang melihat dan mendengar itu tersenyum simpul.(Cakep yak?^^)




Min Ki menghampiri Nam Soon, sepertinya terkait tentang pengajuan keberatan untuk Jung In Jae. Kemudian Min Ki berkata pada semua temannya, kalau dia ingin mengajak mereka berbicara sebelum waktu jam makan siang berakhir.
Nam Soon paham maksudnya, sehiungga dia melangkah ke depan.



Nam Soon walau canggung, mencoba berbicara pada semua temannya. Dengan susunan kata-kata yang agak berantakan Nam Soon memulainya dan berkata tentang guru Jung? Apa tidak masalah guru Jung pergi? Dia penasaran apa diantara mereka semua tidak ada yang keberatan atas kepergiannya guru Jung? Young Woo mengangkat tangannya dan berkata kalau dia tidak berubah pikiran, dia masih ingin guru Jung mengajar mereka, dan menjadi wali kelas mereka.



Joong Hyun juga mengeluh karena guru Jung tidak ada, dia merasa seperti ibunya sedang pergi jalan-jalan. Ki Deok melanjutkan dengan konyolnya “Tapi tetap saja, bahkan ketika ibuku pergi keluar, dia akan membuatkan sup sebelum dia pergi. Guru Jung bahkan tidak melakukan itu”
LOL



Min Ki meminta mereka serius dan mengajak smeuanya untuk mengumpulkan pendapat, dan mengatakannya pada guru Kang untuk mengembalikan guru Jung ke sisi mereka lagi.

Nam Kyung Min dan Eun Hye menoleh menatap Min Ki, dan Kyung Min bertanya untuk alasan apa Min Ki melakukannya? Eun Hye dengan sinisnya berkata kalau yang membuat guru Jung pergi adalah ibu Min Ki. Apa Min Ki tidak tahu itu? Eun Hye bilang kalau Ibu Min Ki menelpon ibunya dan menceritakan semua.



Semua memandang kearah Min Ki seolah tidak percaya ibu Min Ki lah yang menyebabkan semua. Min Ki sendiri menunduk malu karena ternyata ibunya adalah dalang dibalik kejadian ini. Salah seorang siswi yang ada dalam gengnya Eun Hye berkata kalau Ibu Min Ki memang yang terbaik dan ahli dalam melakukan hal seperti itu. Hanya dengan berhadapan dengan kepala sekolah, maka keinginannya semua terpenuhi.




Min Ki keluar kelas saking malunya. Dia kesal sekali dengan sikap ibunya. Dengan tindakannya. Min Ki memejamkan mata berharap semua lenyap dari pikirannnya.
Nam Soon menyusul Min Ki dan memanggilnya. Min Ki berbalik dan menghadap Nam Soon. Min Ki hanya mampu berkata maafkan aku.”Aku benar-benar tidak tahu”

Min Ki berkata “pada saat-saat seperti ini, aku benar-benar berharap tidak punya seorang ibu”

Nam Soon bertanya bagaimana saat Min Ki memakan masakan yang ibu Min Ki buat? Min Ki tersenyum mendengar pertanyaan Nam Soon dan menjawab kalau saat itu, dia bahagia mempunyai seorang ibu.

Min Ki kemudian berkata apalagi yang harus dia lakukan. Dia tidak bisa membantu apapun karena ini. Nam Soon menjawab kalau dialah orang yang paling menyesal menyebabkan situasi seperti ini terjadi. Sehingga Min Ki akhirnya kena getahnya.

Min Ki membantah dan berkata kalau bukan seperti itu. Ini adalah masalah tentang ibunya. Min Ki kemudian berbalik dan pergi.



Di ruang guru, Se Chan dan In Jae sedng sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Se Chan kemudian memecah keheningan diantara mereka. Se Chan berkata mengenai soal lomba Essai, kalau sebenarnya itu bukan tanggung jawab guru tapi departemen pendidikan. Apa In Jae tidak menyadarinya?
Lalu In Jae bertanya apa yang bisa dia bantu?
Se Chan berkata kalau dia serius saat ini,dan jangan membuatnya marah. Kalau dia sudah meminta sebelumnya, maka dia tidak akan menanggung semuanya sendiri.
Se Chan kemudian menyerahkan daftar siswa yang mengajukan diri untuk mengikuti Lomba. In Jae bisa membantunya dengan memilih mereka.



Se Chan kemudian menghampiri Soo Chul, dan menyerahkan dokumen soal essai padanya. Soo Chul berkata pekerjaan yang bagus. Ini untuk besok kan?
Se Chan pun mengiyakan. Lomba akan diselenggarakan setelah kelas selesai.



In Jae asik dengan tugsnya dari Se Chan tadi. Dia mengeluarkan ponselnya dan menulis pesan pada Min Ki, bertanya bagaimana perasaan Min Ki sekarang? Bicaralah padanya kalau Min Ki butuh teman.



Ibu Min Ki sedang menyuruh Min Ki minum semacam vitamin, yang tentu rasanya pahit. Min Ki terlihat menolaknya, tapi sang ibu tetap memaksa. Ibunya bertanya kalau Min Ki sudah menyelesaikan semua untuk lomba Essai kan? Min Ki menajwab tidak.
Ibunya berkata kalau begitu pelajari sekarang sebelum Min Ki masuk kelas atau saat perjalanan ke sekolah. Ibu Min Ki memuji kalau Min Ki bisa melakukannya, karena Min Ki kan anaknya yang cerdas.
Min Ki tidak melakukannya, dia diam saja.
Ibu menyuruhnya dengan tegas untuk mengambil salinan soal lomba Essai.

Dengan sangat terpaksa Min Ki mengeluarkan salinan itu dari dalam tasnya dan menyerahkan pada sang ibu. Ibu Min Ki melihatnya dan memberitahu soal-soal mana saja yang nantinya akan keluar (Kok ibu Min Ki tahu ya? Apa Soo Chul yang membocorkannya?)



Min Ki menjawab kalau belum tentu apa yang ibunya pikirkan akan keluar di soal nanti. Kalaupun iya, siapa yang memberi tahu ibunya tentang semua ini?
Ibunya tidak menjawab dan menyuruh Min Ki segera berangkat sebelum terlambat. Min Ki lalu berkata kalau alasannya tetap bertahan di sekolah dan melakukan semua adalah karena adanya guru Jung.

Ibunya menjawab kalau dia tahu itu. Guru yang selalu mengatakan hal-hal yang disukai anak muridnya. Tapi Min Ki jangan tertipu, karena itu tidak akan membantu sama sekali untuk masa depan Min Ki, dan metode guru Kang adalah yang tepat untuk Min Ki.

Min Ki dengan kesal bertanya seperti apa memangnya masa depannya? Ibunya menjawab dengan tersenyum kalau Min Ki akan mengetahuinya nanti jika Min Ki mengikuti arahan darinya. Setelah lewat dua tahun Min Ki melihat kalau kehidupannya jadi berubah. Apa Min Ki pikir seorang siswa lulusan universitas biasa dengan siswa lulusan universitas S akan sama?

Min Ki marah dan langsung meninggalkan ibunya. Tanpa membawa salinan soal Essai itu.



Se Chan masuk ke kelas 2-2, meminta mereka melakukan hal-hal yang baik hari ini. Setelah kelas selesai, lomba essai akan dilaksanakan. Peserta tidak boleh datang terlambat, dan datang tepat setelah jam makan malam.

Se Chan memanggil Oh Jung Hoo, dan berkata tentang hukuman Jung Hoo yang akan dilanjutkan dengan pembersihan kelas. Jung Hoo terlihat enggan tapi dia tetap akan melakukannya.

Selanjutnya Se Chan memanggil Nam Soon dan Heung Soo, meminta mereka untuk menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.



Setelah Se Chan keluar kelas, In Jae mengintip Susana kelas 2-2. Tiba-tiba Joong Hyun dan lainya keluar, membuat In Jae kaget dan berlari menjauh. Tapi anak-anak cepat menyusul dan memanggilnya guru. In Jae pun terpaksa berhenti, dan anak-anak bertanya apa yang sedang In Jae lakukan disini? In Jae berbalik dan dengan gugup berkata kalau dia hanya kebetulan lewat disini, jadi melihat sebentar. Keluarlah Nam Soon dari dalam kelas, dan In Jae menyuruh Nam Soon memanggilkan Min Ki.
Nam Soon pun mematuhinya, dan kembali masuk ke kelas.



Anak-anak bertanya lipstik apa yang In Jae gunakan sehingga terlihat sangat cantik? In Ja malu dan memegang bibirnya. Ga Eun berkata bukankah dia terlihat sangat Chubby? Mereka bertanya kapan In Jae kembali mengajar, karena guru Kang sangat menjengkelkan.
Belum sempat In Jae menjawab, Nam Soon memberitahu kalau Min Ki ternyata tidak ada di kelas.
In Jae mengerti dan menjawab kalau dia akan menemui Min Kin nanti saja.



Nam Soon masuk ke dalam kelas, dan ternyata ada Min Ki disana. Nam Soon mendekati Min Ki, dan memberitahu kalau guru Jung sudah pergi. Nam Soon bertanya apa Min Ki akan menghindari guru Jung? Min Ki menjawab kalau dia tidak bisa menghadapi guru Jung karena merasa bersalah. Nam Soon pun mengerti alasan itu.



Nam Soon dan Heung Soo menemui Se Chan dan menyerahkan pekerjaan rumah mereka. Se Chan meminta tugas Heung Soo, karena tadi baru Nam Soon yang memberikan padanya. Se chan bertanya mana tugas Heung Soo? Heung Soo menjawab kalau yang dipegang Se Chan itu adalah miliknya.
Nam Soon tentu kaget dan menoleh kearah Heung Soo. Tugas tadi dia yang buat, tapi kenapa Heung Soo mengatakan itu miliknya?
Heung Soo balas menoleh dan hanya memandang Nam Soon tanpa bersalah. Haha.



Se Chan bertanya benarkah itu tugas milik Heung Soo? Nam Soon mengiyakan dengan terpaksa. Se Chan berkata kalau begitu Heung Soo bisa pergi sekarang, dan Nam Soon tetap tinggal dengannya.
Nam Soon mencoba meminta agar dia bisa melakukannya di rumah karena dia ada kerjaan paruh waktu yang harus dia lakukan.
Se Chan bertanya apa Nam Soon ingin pulang atau mau pergi kemana? Se Chan berkata kalau Nam Soon harus membersihkan perpustakaan sebelum lomba Essai dimulai. Heung Soo melirik Nam Soon deggan perasaan puas, karena berhasil ngerjain Nam Soon.



Heung Soopun dengan sengaja menyenggol Nam Soon untuk memberi hormat pada Se Chan karena dia sudah diijinkan pulang. Itu isyarat untuk mengejek Nam Soon karena harus membersihkan perpustakaan. Nam Soon hanya memandang Heung Soo dengan pandangan yang kepengen juga bisa pulang.
LOL



Ji Hoon sudah siap pulang, dan bertanya pada Yi Kyung apa Yi Kyung tidak akan pulang. Yi Kyung sedang menemani Jung Hoo bersih-bersih kelas. Jung Hoo diam saja, dan Yi Kyung memutuskan untuk menyusul Ji Hoon, dan meninggalkan Jung Hoo.



Masuklah Heung Soo, dan mereka saling berpandangan. Jung Hoo bertanya apa Heung Soo mau membantunya?LOL

Heung Soo menjawab apa Jung Hoo sudah gila, ngapain dia mau membantu jung Hoo? Ponsel Jung Hoo bergetar dan ternya ada yang menelponnya, sepertinya para preman itu. Jung Hoo pun menerimanya. Heung Soo sedang bersiap untuk pulang.



Sepertinya preman itu menyuruh Jung Hoo melakukan sesuatu, tapi Jung Hoo menolaknya dan berkata dia sudah tidak mau lagi melakukan itu. Jika dia membuat kesalahan lagi, maka dia akan dikeluarkan dari sekolah. Heung Soo terkejut mendengarnya, terlihat ada kepedulian juga di mata Heung Soo.
Jung Hoo berkata kalau kali ini dia tidak mau sampai dikeluarkan.
Preman itu marah-marah, dan Jung Hoo berkata baiklah, kalau begitu dia hanya perlu membayar kembali kan? Dan dengan kesal Jung Hoo berkata kalau dia akan segera membayar mereka.



Jung Hoo menoleh kebelakang dan sadar masih ada Heung Soo di kelas. Tapi Heung Soo pura-pura cuek, dan berjalan keluar kelas. Sebelum keluar Heung Soo masih sempet jahil, dengan membuang botol bekas minumannya ketempat Jung Hoo,dan hanya berkata maaf sambil melangkah keluar.




Nam Kyung Min berdiri di depan ruang guru, ragu untuk masuk. Dia hanya melihat In Jae dan Se Chan sedang sibuk dengan tugas masing-masing.
Kyung Min akhirnya memberanikan diri menemui wali kelasnya itu, dan In Jae yang tahu Kyung Min datang sedikit kaget lalu bertanya ada urusan apa Kyung Min datang kesini? Kyung Min bertanya bisakah dia mendaftarkan dirinya sekarang untuk lomba Essai?
In Jae menoleh ke Se Chan dan bertanya masih bisa kan Kyung Min daftar sekarang?
Se Chan beralih memandang Kyung Min dan menjawab, kalau tentu saja bisa, tapi kenapa Kyung Min mau melakukannya? Se Chan menyarankan daripada Kyung Min ikut lomba Essai, mendingan Kyung Min berlatih satu soal bahasa Inggris lagi.

Kyung Min menjawab bukankah kata Se Chan nilainya tidak naik? Untuk itulah dia ingin menyiapkan spesifikasi.
Se Chan berkata kalau untuk spesifikasi harusnya sudah dari awal dilakukan kyung Min, dari tahun pertama bukan sekarang.

Kyung Min sedikit kesal karena Se Chan seolah tidak mendukungnya. Kyung Min bertanya bagaimana bisa siswa tahun pertama tahu apa yang harus mereka lakukan? Apa Se Chan dulu dari kelas 1 sudah tahu apa yang akan dilakukan untuk sisa hidupnya? Apa Se Chan yakin kalau bisa melakukannya?
In Jae terlihat juga kesal, tapi tidak ikut berkomentar.



Kyung Min berkata kalau tahun lalu, dia bahkan belum memiliki keinginan untuk masuk kuliah. Jadi bagaimana bisa dia memutuskan masa depannya dari kelas 1?
Se Chan menjawab itulah kenapa yang namanya menentukan masa depan itu sulit dan tidak masuk akal?
Kyung Min benar-benar kecewa dan langsung keluar.



In jae yang sudah menahan semuanya langsung menatap kecewa pada Se Chan.



Tanpa berkata apapun In Jae langsung menyusul Kyung Min. Kyung Min yang sudah menangis bertanya pada In Jae ada apa?In Jae meminta agar Kyung Min tidak terlalu memikirkan kata-kata Se Chan tadi. Nilai adalah hal yang pasti bisa Kyung Min tingkatkan. Kyung Min menjawab kalau dia juga tahu kalau nilainya tidak bagus, tapi menurutnya kata-kata Se Chan tadi sudah sangat berlebihan. Dia berharap kalau guru Kang tidak seperti itu padanya.

In Jae beralasan kalau guru Kang hanya ingin membuat Kyung Min kuat makanya memberikan tantangan seperti itu. Kyung Min bertanya tantangan lain apalagi yang dia butuhkan? Ketika dia duduk di kelas, dia merasa itulah kompetisi yang sebenarnya.
In Jae terdiam dan tidak mencoba mengatakan apa-apa lagi pada Kyung Min, dia tahu Kyung Min sangat kecewa.

Kyung Min sadar kalau dia sudah meluapkan terlalu banyak perasaannya pada In Jae, sehingga dia berkata lupakan saja.Dia merasa aneh kalau setiap marah dia selalu meluapkannya pada In Jae..Dia merasa bisa lega setelah mengeluarkan isi hatinya pada In Jae.

In jae tersenyum dan senang kalau Kyung Min bisa merasa lega sekarang, dan meminta Kyung mijn untuk selalu datang padanya untuk meluapkan semua yang membuatnya tidak nyaman.
Kyung Min semakin tidak enak pada In Jae, dan bertanya kalau menurut gossip In Jae akan meninggalkan sekolah?
In Jae hanya diam dan meminta agar Kyung min tetap datang ke Lomba Essai. Kyung Min mengangguk dan mengormat pada In Jae lalu melangkah pergi.



In jae masuk ke ruangannya dan menatap Se Chan. In Jae berkata kalau mengatakan pada anak-anak tentang mereka yang tidak bisa menaikkan nilai tidak harus sekasar itu.

Se Chan menoleh dan memandang In Jae dan menjawab jadi dia harus melakukannya dengan lembut? Apa dengan itu hasilnya akan berbeda?

In Jae mencoba menjelaskan “anak-anak berfikir nilai adalah analisis seluruh hidup mereka. Dari hanya beberapa nilai, mereka bahkan bisa berfikir tentang apakah mereka berhak menjadi bagian dalam masyarakat?”

Se Chan menjwab kalau harusnya dengan begitu mereka bisa memiliki kekhawatiran tentang apa yang akan mereka lakukan di kemudian hari.”mereka membutuhkan semacam tekanan berat untuk berusaha keras di sekolah”

In Jae menjawab “belajar juga merupakan keterampilan, seperti musik atau seni. Kita dilahirkan dnegan setengah kemampuan dari itu. apa mudah melakukannya dengan baik, jika mereka tidak memiliki keterampilan?”

Se Chan menjawab kalau mereka harus mengembangkan keterampilan untuk mencapai puncak. Namun, bagaimana bisa mereka sampai puncak tanpa adanya tekanan?

In Jae bertanya apa Se Chan melakukan ini dengan sengaja? Se Chan jadi sedikit gugup dan bertanya kenapa dia harus melakukannya? “Aku hanya melakukan apa yang selalu aku lakukan.”



Ibu Min Ki menyiapkan makanan untuk anaknya, dan menyuruh Min Ki untuk memakannya agar bisa menulis dengan baik di lomba nanti. Dengan hati-hati ibu Min Ki mengeluarkan soal yang sudah didapatnya untuk lomba nanti malam, dia langsung memberikannya pada anak kesayangannya itu. Ibu Min Ki meminta Min Ki melihat dan mempelajarinya sebelum lomba dimulai.
Dengan tatapan kosong Min Ki menjawab “aku tahu Bu. Jika aku mengikuti ibu, masa depanku akan lancar. Aku tahu ibu sedang berusaha memberiku masa depan yang memuaskan. Tapi Ibu, itu bukan apa yang aku inginkan. Kehidupan yang coba ibu berikan padaku..bukan kehidupan yang aku inginkan”

Ibu min Ki menjawab kalau dia hanya membuka jalan agar Min Ki bisa melewatinya dengan nyaman, tapi Min Ki malah mengeluh. Apa Min Ki pikir dia tidak menderita? Ini juga sulit baginya. Lalu apa yang harus dia lakukan?
Dia sudah mengalami betapa keras dan susahnya kehidupan ini. Dia hanya tidak ingin Min Ki juga mengalaminya.

“Bahkan jika tubuhku sendiri hancur, aku harus mengirimmu dengan tubuh itu. Kau hanya harus menerima apa yang kubrikan padamu.Apa itu begitu sulit?”

(hadewh rasa-rasanya pengen tak ciumin sandal den Ibu Min Ki ini..)

Min Ki mulai lelah dengan ibunya yang tidak kunjung mengerti. Dia berkata “Ibu hanya memberiku jawaban. Jawaban yang kau beri padaku, itu tidak terlihat seperti diriku yang sebenarnya ”

Ibu Min Ki hanya berkata kalau Min Ki akan tahu setelah 10 tahun. Setelah kehidupan Min Ki berubah, Min Ki akan berterima kasih pada Ibunya karena sudah memberitahunya jalan ini. Min Ki akan berkata “ibuku benar” dan tersenyum di hari itu.

Min Ki menjawab apa sampai saat itu, ibunya akan terus bersikap seperti ini?Memudahkan jalannya, dengan segala macam cara?



Ha Kyung dan kang Joo masuk ke ruang lomba dengan bergandengan tangan dan senyum yang mengembang. Mereka terlihat bahagia bisa menguikuti lomba bersama-sama. Terserah untuk hasilnya nanti.

Berbanding terbalik dengan Min Ki. Dia melangkah gontai, tanpa semangat saat masuk ke ruang Lomba.
Nam Soon dan In jae yang menjaga disana. Nam Soon menerima ponsel mereka untuk disimpan selama lomba berlangsung.
In Jae yang tahu itu Min Ki memanggilnya. In jae bertanya apa Min Ki baik-baik saja? Min Ki hanya mengangguk, tanpa menatap In Jae sama sekali



Di sebuah toko pakaian. Ada Heung Soo, dan bibinya.
Bibinya berniat membelikan Heung Soo jaket tebal untuk menghangatkan tubuhnya. Heung Soo mencoba menolak, tapi bibi terus memaksanya. Akhirnya Heung Soo menurut dan mau saat mencobanya. Bibi senang sekali karena ternyata jaket itu sangat cocok untuk Heung Soo dan memutuskan untuk membelinya

(Heung Soo mah pake baju robek juga tetep ganteng Bi..Mhihihi)

Heung Soo hanya tersenyum, dan bibi berkata kalau dia punya uang jadi dia kaan membeli yang ini untuk Heung Soo.



Heung Soo melihat ke luar melalui jendela, dan nampaklah Jung Hoo sedang digiring oleh preman-preman itu. Heung Soo kaget melihatnya, dan teringat percakapan Jung Hoo saat mendapat telepon di kelas tadi. Heung Soo takut Jung Hoo akan melakukan hal-hal yang membuatnya akhirnya dikeluarkan dari sekolah.
Kemudian dengan segera Heung Soo menghampiri bibinya dan berkata kalau dia ada urusan sangat penting dan akan mengambil jaketnya nanti serta berjanji akan menggunakan jaket yang bibinya belikan dengan baik.
Heung Soo kemudian berlari keluar berusaha mengejar Jung Hoo.



In Jae dan Nam Soon menyimpan semua ponsel mereka yang mengikuti lomba di lemari kecil ruang guru dan menguncinya. Jung Hoo mengintipnya dari luar. Nam Soon menoleh ke belakang dan menyadari kalau sepertinya ada orang di luar. Jung Hoo segera menarik dirinya agar tidak terlihat, dan Nam Soon hanya berdiri saja tanpa memeriksa keluar.



Preman-preman itu menunggu di luar sekolah, dan mereka khawatir kalau Jung Hoo akan lari. Si ketua preman menjawab kalau Jung Hoo ga akan berani melakukannya. Heung Soo dengan beraninya lewat dihadapan mereka.
Ketua preman menyapa Heung Soo dan berkata kalau mereka sudah lama tidak bertemu. Heung Soo hanya melirik sedikit tanpa berbalik.



Heung Soo melihat Nam Soon, dan menepuk pundaknya dari belakang. Nam Soon jelas terkejut, dan berkata Heung Soo mengagetkannya. Nam Soon bertanya kenapa Heung Soo datang? Heung Soo menjawab apa Nam Soon melihat Oh Jung Hoo?
Nam Soon menjawab kalau dia memang melihatnya, ada apa? Heung Soo bertanya dimana Jung Hoo?



Di ruang lomba Se Chan sudah mulai membagikan soal pada peserta. In Jae merogoh sakunya, dan melihat kalau dia belum mengunci ruang guru dengan benar menggunakan benda yang dipegangnya ini.




Nam Soon dan Heung Soo dengan cepat ke tempat penyimpanan ponsel. Mereka berjalan mengendap-endap dan memastikan semuanya aman.
Mereka sudah sampai di dalam ruangan. Heung Soo bertanya apa Nam Soon yakin Jung Hoo sudah pergi?
Nam Soon tidak menjawab dan memanggil Jung Hoo, tapi tidak ada jawaban. Mereka yakin kalau sampai ponsel peserta hilang, maka guru Junglah yang akan disalahkan.
Tiba-tiba mereka mendengar ada suara. Merekapun kaget, dan menoleh ke pintu, khawatir akan ada yang masuk.



Ternyata itu suara langkah kaki In Jae. In Jae melihat dari sela-sela kaca dan memastikan memang tidak ada orang yang datang. In Jae pun mengunci ruang itu dengan memasukkan password sehingga kalau ada yang membukanya dengan paksa, alarm akan berbunyi. Dan mesin itu memberitahukan kalau pintu sudah terkunci. In Jae lega dan kembali ke ruang lomba.



Min Ki di mejanya, melihat soal lomba Essai yang temanya benar-benar sama persis dengan yang ibunya berikan padanya. Min Ki tidak percaya ibunya bisa melakukan semua ini. (kalau anak lain mungkin senang ya dapat bocoran gitu.)

Min Ki mengambil tasnya dan berniat pergi. Se Chan bertanya kemana Min Ki akan pergi? Min Ki menjawab tanpa menoleh kalau dia membatalkan keikutsertaannya dalam lomba.



Kyung Min yang tahu kursi Min Ki kosong tertarik dan melihat apa yang diatas meja Min Ki. Kyung Min terkejut karena di meja Min Ki ada dua soal Essai yang sama persis. Dia meyakinkan penglihatannya dengan melihat soal essai yang ada di mejanya.

Dengan kesal Kyung Min mengangkat tangannya dan memanggil Se Chan. Semua peserta menoleh. Begitu juga Se Chan, karena dia yang dipanggil.



Min Ki keluar ruang lomba dan berjalan menuju atap sekolah. Dia berniat menaiki lift walau sudah jelas ada larangannya untuk siswa. Walau ragu Min Ki tetap melakukannya.



Kembali ke Heung Soo dan Nam Soon. Ternyata Heung Soo bersembunyi di bawah meja In Jae.Sedangkan Nam Soon ada dibawah meja Se Chan. Mereka keluar dari persembunyiannya setelah merasa keadaan aman.
Nam Soon membuka lemari tempat penyimpanan dan menyadari kalau barangnya sudah tidak ada di tempat. Lemari pun sedikit rusak, karena dibuka paksa. Ini berarti Jung Hoo sudah mengambilnya.
Mereka hanya saling berpandangan seolah tahu kalau mereka sudah terlambat.



In Jae yang kembali ke ruang lomba, melihat Kyung Min sedang berbicara pada Se Chan. Kyung Min bertanya bukankah soal Essai Se Chan yang menyusunnya. Kyung Min menuduh Se Chan sudah membocorkan soal terlebih dulu.
Se Chan kaget akan tuduhan itu dan melihat soal dengan teliti.



Nam Soon dan Heung Soo yang masih di ruang guru, sadar kalau ini adalah masalah besar. Heung Soo berkata kalau saat ini lebih baik mereka keluar dulu. Dan mereka segera menuju pintu. Saat pintu di buka, alarm dengan keras berbunyi. Mereka tidak tahu kalau pintu sudah diamankan oleh In Jae, untuk mencegah sesuatu buruk yang terjadi.

Nam Soon dan Heung Soo benar-benar dikejutkan karena hal ini. Merasa di tempat dan waktu yang salah.



Beralih ke Min Ki. Min Ki sudah mulai sampai keatap skeolah. Dengan gontai dia menapaki tangga yang menuju keatap. Min Ki membuka pintu yang memisahkannya dengan atap sekolah, terdiam berdiri di sana.




source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/03/sinopsis-school-2013-episode-12-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/03/sinopsis-school-2013-episode-12-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment