Nam Soon sampai di rumahnya dan masuk ke kamar. Dia masih benar-benar sedih dengan keputusannya, meninggalkan Heung Soo, sahabatnya, yang samai sekarang masih disayanginya.
Nam Soon mengingat sesuatu..kejadian masa lalu saat dia bersama Heung Soo.
Flashback
Nam Soon ada di swalayan dan dituduh mencuri oleh penjaganya, bahkan sudah ada polisi juga disana. Penjaga toko tidak percaya dengan yang dikatakan Nam Soon, dan meminta Nam Soon mengeluarkan isi dalam ranselnya. Nam Soon yang marah karena dituduh mencuri, langsung melempar isi ranselnya ke lantai, dan terlihatlah isinya memang Cuma buku dan tidak ada barang di swalayan yang diambilnya.
Datanglah Heung Soo membantu Nam Soon. Penjaga toko bertanya apa urusan heung Soo ada disini? Heung Soo dengan kasar menaruh uang di hadapan si penjaga toko, dan berkata kalau uang itu untuk mengganti kaca yang pecah. Heung Soo meminta agar Nam Soon bisa dilepaskan.
Penjaga itu menerima uangnya namun tetap berkata kalau Nam Soon harus membawa orang tuanya, kenapa malah yang datang temannya?
Heung Soo yang sedang membereskan buku Nam Soon, bangkit dan sambil menyerahkan tas ke Nam Soon berkata kalau dia adalah kakaknya Nam Soon. Jadi kalau ada yang ingin dikatakan,katakana saja padanya.
Penjaga toko masih saja protes, membuat langkah Nam Soon yang akan keluar terhenti dan menatap tajam padanya.(Ngeri men..^^)
Penjaga toko itupun tidak mampu berkata-kata.
Nam Soon mengikuti Heung Soo, dan berkata kalau sebenarnya Heung Soo nggak perlu melakukan itu. Heung Soo tidak menjawab, dan malah balik bertanya kenapa Nam Soon memecahkan kaca? Nam Soon menjelaskan kalau dia marah karena dituduh mencuri. Lalu Nam soon teringat kata-kata Heung Soo tadi lalu bertanya bagaimana bisa Heung Soo menjadi kakaknya?
Heung Soo dengan tenang menjawab, kalau dia yang membayar ganti rugi dan menyelesaikan masalah Nam Soon.
“Dan aku lahir lebih dulu darimu, jadi bagaimana mungkin aku bukan kakakmu?”
Heung Soo berkata kalau harusnya Nam Soon berterima kasih padanya dan mengucapkan terimakasih Hyungnim.
Heung Soo meminta Nam Soon juga memperagakannya sesuai dengan yang dia contohkan. Nam Soon pun setuju dan membungkuk sangat dalam sambil berkata “terima kasih Hyungnim”
Heung Soo dengan senang menjawab “Bagus adik kecil.”
Sambil mengusap kepala Nam Soon. Nam Soon pun tersenyum karenanya. Lalu berkata “kau pikir aku akan melakukannya?”
Nam Soon bangkit dan langsung meninju perut Heung Soo. Nam Soon pun berlari menjauh, tapi Heung Soo masih memegang perutnya dan kesakitan, membuat Nam Soon tidak jadi lari. Nam Soon dari jauh bertanya apa Heung Soo baik-baik saja? Kemudian Nam Soon yang khawatir mendekati Heung Soo, dan Heung Soo tentu tidak emlewatkan hal itu dengan langsung membalas memukul Nam Soon. Merekapun berlarian dengan senangnya.
Flashback end
Heung Soo yang sedang ada dijalan, juga mengingat kembali kata-kata Nam Soon tadi. Kalimat yang mengatakan kalau Nam Soon ingin membuang dirinya, itu berarti hal terpenting dalam hidup Nam Soon adalah persahabatannya dengan Heung Soo, tapi sekarang Nam Soon memutuskan untuk membuangnya
Keesokan paginya di Seungri
Heung Soo benar-benar masuk sekolah kali ini, dan In Jae yang melihat hal itu senang karenanya.
In Jae pun mendekati Heung Soo, dan memujinya karena sudah datang lebih awal. In Jae juga bertanya kalau heung Soo tidak akan membolos lagi kan? Kemudian In Jae berubah serius dan berkata mengenai Nam Soon. In Jae bertanya kalau Heung Soo pasti sudah tahu tentang Nam Soon yang ingin mengundurkan diri. Heung Soo pun mengiyakan hal tersebut. In Jae berkata kalau dia akan melakukan semua hal yang dia bisa, tapi In Jae meminta agar Heung Soo tidak mengulanginya lagi. Heung Soo menyanggupi hal tersebut.
Se Chan dan In Jae sudah masuk dan bersiap utnuk mengajar di kelas 2-2, Se Chan bertanya kenapa kursi belakang kosong sekali? In Jae yang berdiri di belakang pun melihat keadaan di belakang, dengan pandangan yang sedih.
Se Chan lalu bertanya dimana Nam Soon?Seorang siswi lalu menjawab kalau Nam soon tidak sekolah. Tentu saja Se Chan heran apalagi melihat pandangan In Jae yang kosong dan membuat se Chan berdehem membuat In Jae tersadar dari lamunannya.
Lalu kemudian masuklah Oh Jung Hoo cs, mereka tentu saja masuk dengan gayan yang emmbuat keadaan menjadi tidak lagi tenang.
Se Chan pun memanggil mereka satu persatu.
Se Chan lalu berkata kalau mereka pasti benar-benar sengaja ingin datang terlambat.
Kemudian secara tiba-tiba Se Chan memanggil nama Lee Ji Hoon yang membuat Ji Hoon mengangkat kepaanya. Se Chan emmberitahu kalau nilai Ji Hoon meningkat. Dan tentunya itu tanpa diketahui oleh Jung Hoo ataupun Yi Kyung.
Yi Kyung yang emndengar itu, langsung menarik kerah baju Ji Hoon dan menyebutnya seorang pengkhianat.
Ji Hoon menolaknya.Dengan senyum Se Chan kembali berkata kalau dia mulai menyukai nama Lee Ji Hoon.
Se Chan berpesan agar mereka tetap belajar dengan baik. Se Chan pun menyudahi kelasnya hari ini, dan memandang Ha Kyung. Karena Ha Kyung adalah wakil ketua kelas, maka yang menggantikan tugas Nam Soon adalah Ha Kyung.
Ha Kyung mulai merasa tidak nyaman, tapi dia tetap berdiri dan member aba-aba pada teman-temannya untuk memberi salam perpisahan pada guru yang telah mengajar.
Ha Kyung mengeluarkan ponselnya dan mencoba mengirim pesan pada Nam Soon. Ha Kyung menulis “Go Nam Soon cepat datang ke sekolah”
Lalu tiba-tiba datang Kang Joo yang mengagetkan Ha Kyung. Ha Kyung jelas terkejut. Kang Joo pun menanyakan apa yang sedang Ha Kyung lakukan? Ha Kyung tanpa pikir panjang langsung memasukkan ponselnya kembali kedalam saku seragamnya.
Kang Joo yang melihat langsung menebak kalau Ha Kyung mengirim pesan pada Go nam Soon, Kang Joo juga bilang kalau sekarang Ha Kyung sudah mulai berubah sekarang, sudah mulai mengkhawatirkan orang lain. Ha Kyung membantahnya “Bukan seperti itu.”
“Lalu kenapa kau mengiriminya sms setelah pelajaran selesai?Kau bahkan tak melakukan itu padaku?”
Kang Joo merengut saat mengatakannya.
Ha Kyung menjawab, kalau banyak PR yang harus dia kumpulkan, tapi Nam Soon malah ga masuk. Kang Joo lalu berkata kalau Ha Kyung tidak perlu khawatir, karena dia akan membantu Ha Kyung. Kang Joo mengatakan itu sambil menunjukkan lengannya yang kuat.”Kau tahu aku punya lengan besi?”
Kang Joo akhirnya mengajak Ha Kyung untuk ke kantin. Ha Kyung pun mengiyakannya.
In Jae masih sibuk mengirim sms ke Nam Soon. Se Chan yang melihat itu merasa ikut cemas. Se Chan menggeser kursinya mendekat In Jae dan bertanya apa Nam Soon membuat masalah lagi? In Jae awalnya bingung dan Se Chan akhirnya menjelaskan maksud perkataannya. Apa yang dilakukan Nam Soon kali ini?
In Jae tidak punya pilihan dan akhirnya mengatakan yang sejujurnya dengan memperlihatkan lembar pernyataan pengunduran diri Nam Soon sebagai murid Seungri. Se Chan melihatnya dengan teliti.
In Jae bertanya apa yang akan mereka lakukan? Se Chan dengan mantap menjawab kalau mereka tidak bisa menerima ini semua? In Jae merasa senang karena ada yang mendukungnya.
Se Chan menyuruh In Jae memperhatikan isi surat pernyataan Nam Soon. Disitu terlihat jelas kalau surat pernyataan Nam Soon tidak ditandatangani oleh ayahnya. Se Chan menjelaskan kalau tanda tangan yang tertera disana adalah tanda tangan palsu, tanda tangan yang dibuat oleh Nam Soon sendiri.
In Jae menjawab kalau bukan itu maksudnya. Se Chan kesal karena In Jae selalu membantahnya setiap dia mengemukakan pendapatnya.
Se Chan melanjutkan kata-katanya “Jadi maksduku adalah, ini diluar kewenangan wali kelas.Kita hanya memeriksa formuir ini sudah ditandatangi orang tua atau tidak.Jika tidak, maka kita menolaknya untuk saat ini.”
“Lalu bagaimana setelah itu?”
“Kita tunggu saja.”
Se Chan mengibaratkan seperti saat mereka menunggu untuk waktu yang sangat lama di rumah Jung Hoo. Karena bel sudah berbunyi, maka Se Chan bersiap mengajar ke kelas, In Jae menatap Se Chan dengan pandangan frustasi, kok bisa gitu ada guru secuek dia.
Kessokan paginya, Se Chan yang baru saja sampai di Seungri tidak sengaja bertemu dengan kepala sekolah Im, dan kepalas sekolah Im langsung mendekatinya. Jung Soo bertanya apakah Se Chan sudah menemukan cara untuk meningkatkan nilai anak-anak? Se Chan menjawab kalau untuk itu harus ada siswa yang bisa melakukannya. Se Chan menjelaskan kalau pasti akan sangat sulit memulai menulis esai peajaran bahkan untuk kepala sekolah seperti Im Jung Soo.
Im Jung Soo bingung dan bertanya apa maksud kata Se Chan tentang harus ada siswa?karena tentu Se Chan bisa memulai di kelasnya. Jung Soo berkata bahwa jangan pikirkan siswa yang tidak mau belajar,jarena tugas Se Chan adalah meningkatkan nilai siswa yang mau belajar. Im Jung Soo juga meminta agar Se Chan menunjukkan keahliannya pada ujian di bulan November mendatang. Se Chan juga diingatkan, bahwa ini bukan hanya kepentingan Jung Soo sebagai kepala sekolah.Tapi juga untuk Se Chan, agar bisa mendapatkan kembali pekerjaannya. Se Chan pun tak mampu menjawab dan berkutik karenanya.
Im Jung Soo bertanya kalau pasti Se Chan sangat khawatir saat dia bicaraserius seperti sekarang? Se Chan emnjawab dengan mantap, kalau dia tidak takut sama sekali pada Jung Soo. Dia mau melakukannya hanya karena agar para siswa merasa senang jika nilai mereka meningkat. Se Chan pun bertanya kalau tugasnya hanyalah menaikkan nilai sastra mereka saja kan?
Di kelas banyak siswa terambat, dan mereka ada di depan kelas untuk memberikan alasan atas keterlambatan mereka. Kang Se Chan memandang mereka dengan pandangan frustasi.
Kim Hyun Joong berkata kalau dia punya alasan datang terlambat ke skolah pagi ini, tapi dia tidak memberitahu apa alasannya. Hal itu akhirnya diikuti oleh siswa lainnya yang juga terlambat.
In Jae memandang bangku Nam Soon yang masih kosong, dan tidak emndengar saat Se Chan memanggilnya. Kemudian In Jae tersadar dan menatap Se Chan, anak-anak pun menatap pada In Jae. Se Chan bertanya apa hukuman untuk mereka yang terlambat? Mereka yang terambat memasang wajah memelas agar In Jae tidk menghukumnya.
In Jae bertanya kenapa mereka harus selalu terlambat?
Mereka malah seolah merayu guru Jung dengan senyum dan tingkah lucu mereka.
In Jae berkata kalau mereka tentu tahu apa yang harus mereka lakukan.
“Hafalkan puisi hari ini”
Anak-anak senang mendengar hukuman mereka. Tapi Se Chan meminta mereka melupakan soal puisi, membuat anak-anak yang terlambat terkejut dan memandang Se Chan.
Se Chan berkata kalau untuk mereka yang terlambat akan mendapat pengurangan nilai.
Anak-anak tentu protes. In Jae langsung maje ke depan dan menarik Se Chan untuk bicara. In Jae dengan berbisik mengstakan, kalau sepertinya Se Chan sudah keterlaluan, karena dia dan kelas 2-2 sudah punya kesepakatan. In Jae juga bilang member pengurangan nilai, juga bukan merupakan cara efektif untuk membuat mereka tidak datang terlambat lagi.
Se Chan berlasan kalau cara ini akan menghemat waktu karena memang tidak ada satupun hukuman yang mempan untuk mereka.
In Jae yang malas berbantah-bantahan dengan Se Chan emmilih diam, dan Se Chan pun kembali menghadap ke depan memandang semua muridnya.
Se Chan berkata kalau aka nada ujian akademik di bulan November nanti.Se Chann juga mengatakan kalau itu adaah ujian pertama mereka yang akan memperlihatkan peringkat nasional mereka. Jadi maksud Se Chan sebaiknya mereka bukan menghapal puisi tapi belajar untuk bisa meningkatkan nilai mereka.
In Jae yang merasa tidak terima menginterupsi dan berbicara kepada para siswa yang terlambat, In Jae bertanya kalau mereka bisa kan untuk menghapal puisi?
Semua menganggukkan kepala mereka dengan tersenyum.
In Jae pun dengan mantap berkata pada semuanya “Janji adalah janji. Jadi peraturan itu masih berlaku sampai hari ini”
In Jae juga berkata kalau lain waktu akan dibahas apakah mereka akan mendapat hukuman pengurangan nilai, atau menghafal puisi.
Se Chan memotong kata-kata In Jae dan berkata kalau mereka yang maumenghafal puisi silakan menghafalkan, tapi jika ingin pengurangan nilai, maka lakukan juga itu.
In Jae hanya menatap dengan pandangan heran pada Se Chan.
“Tidak, hafalkan puisi.”
Se Chan yang kesal menatap tajam kearah In Jae. Kim Hyun Joong bertanya , manakah yang harus mereka lakukan. Menghafal puisi atau mendapat pengurangan nilai?
In Jae dan Se Chan bersamaan menjawab dengan tetap pada keputusan mereka. Dan itu semakin membuat Hyun Joong dan yang lainnya bingung.
Mereka melanjutkan pertengkaran mereka diluar kelas setelah pelajaran usai. In Jae dengan kesal bertanya kenapa Se Chan mengubah pertauran tanpa bicara dulu dengannya?
“Bukankah aku diijinkan membuat aturan sesuka hatiku?”
Se Chan juga mengingatkan kalau In Jae bahkan pernah berjanji jika Park Heung Soo melakukan masalah lagi, maka Se Chan bisa melakukan apapun yang dia suka.
“Itu sudah lama sekali.”
Se Chan kemudian berubah serius “Aku sudah memikirkannya, tapi aku tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi.Mulai sekarang, aku akan melakukan apapun yang ku mau.”
In Jae bertanya bagaimana bisa Se Chan melakukan itu?
Dan Se Chan dengan konyolnya menjawab kalau dia akan melakukannya dengan baik. Lalu pergi meninggalkan In Jae.
In Jae yang memang kesal banget duduk di kursinya dan membelakangi Se Chan. Se Chan sendiri menikmati bersantai di tempat duduknya sambil memejamkan mata. In Jae kembali sibuk dengan ponselnya. Se Chan yang melihat itu, sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat siapaa yang dikirimi sms oleh In Jae. Ternyata In Jae menulis sms untuk Nam Soon, menyuruhnya untuk segera menjawab panggilan In Jae selagi In Jae masih bersikap baik.
Se Chan yang sudah tahukepada siapa In Jae mengirim sms, berkata kalau Nam Soon tidak akan emnjawab telpon In Jae atau membalas smsnya sebanyak apapun In Jae mengirimkannya. In Jae tidak mempedulikan kata-kata Se Chan, kemudian Se Chan menyarankan agar In Jae bertemu secara langsung dengan Nam Soon, dan bicara dengannya dengan bertatap muka.
In Jae akhirnya menoleh kearah Se Chan dan berkata kalau dia bahkan tidak bisa menghubungi ayahnya dan tidak ada siapapun yang bisa ditemui di rumahnya.
Se Chan bertanya apa Nam Soon kabur dari rumah? In Jae dengan nada kesal menjawab kenapa Nam Soon harus kabur? Dia tinggal sendiri disana. Tapi kemudian In Jae mulai melunak dan khawatir bertanya apa yang mungkin dilakukan Nam Soon?
Se Chan mencoba memikirkannya dengan tampang serius.
Se Chan dengan mantap menjawab kalau mereka tidak mungkin tahu, tapi siswa lain pasti tahu.
Se Chan sedang mengajar di kelas, menerangkan tentang keangkuhan puitis. Lalu kemudian terdengarlah bel bordering membuat Se Chan menghentikan peajarannya untuk hari ini.
Sebelum keluar kelas, Se Chan menatap kembali kearah paras siswanya dan bertanya apa diantara mereka ada yang tahu dimana Go Nam Soon?
(Aku juga bertanya-tanya lo..^^)
Heung Soo yang mendengar nama Nam Soon seperti ada magnet kuat yang menariknya untu peduli, tapi Heung Soo tetap cuek.
Se Chan bertanya lagi, apa ada diantara mereka yang melihat Nam Soon?
Hyun Joong dengan konyolnya menjawab kalau dia melihat Nam Soon sedang menembakkan senjata di persimpangan, dan dengan tingkah anehnya mempergakan gerakan emnembak dengan kedua tangannya..LOL
Se Chan dengan tak kalah konyolnya mengucapkan terima kasih sambil mengedipkan sebelah matanya dan dengan gaya menembak kearah Hyun Joong.
Hyun Joong membalas dengan gerakan yang sama.
(pantes saja muridnya gitu, gurunya juga parahnya uda ga pake minta maap -__-)
Dan taraaaa..inilah Nam Soon. Bekerja di SPBU atau pom bensin.
Se Chan yang entah bagaiman caranya bisa mengetahui keberadaan Nam Soon dan dengan senyumnya meminta Nam Soon mengisikan bensin senilai 2000 won untuknya. Lalu tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang sepertinya atasan Nam Soon yang memarahi Nam Soon karena salah memberikan kembalian uang pada pelanggan. Nam Soon beralasan kalau yang menghitung kembaliannya kan bosnya itu, dia hanya menyampikannya saja.
Tapi si bos ga mau peduli, dan tetap menyalahkan Nam Soon, bahkan akan emmotong gajinya, karena lalai dalam tugas.
Nam Soon protes, kalau gajinya saja Cuma 3500 won perjamnya. Jika dipotong maka dia tidak akan mendapat apa-apa.
Se Chan yang mendengar keributan itu, dengan gagahnya keluar dari mobil dan berkata kalau ini sudah perbuatan melanggar hukum.
Se Chan bertanya pada Nam Soon apa Nam Soon tahu kalau upah minimum perjam untuk seorang remaja adalah 4580 won? Se Chan berkata bagaimana bisa Nam Soon tidak tahu hal itu? Bos Nam Soon memandang heran pada Se Chan dan bertanya siapa sebenarnya Se Chan?
Se Chan menjawab kalau dia adalah wali kelas Nam Soon.
Se Chan bertanya “Apa kau ingin merampoknya?”
Bos Nam Soon membantah dan beralasan kalau Nam Soon sekarang sedang dalam masa percobaan, dan dia akan menaikkan gajinya bulan depan.
Se Chan menjawab, kalau dia tidak mau tahu tentang hal itu.
Se Chan lalu berkata kalau dia akan meminjam Nam Soon sebentar.
Di kelas 2-2, Heung Soo sedang asik dengan headphone di telinganya. Min Ki bertanya pada Kang Joo apa Nam Soon juga tak menjawab telepon darinya? Kang Joo membenarkan, dan Hyun Joong juga bertanya kenapa Nam Soon harus tidk masuk sekolah? Apa Nam Soon benr-benar dikeluarkan? Mereka bingung kenapa Nam Soon dikeluarkan? Apakah karena Park Heung Soo?
Heung Soo yang hanya berpura-pura, mendengarkan semua pembicaraan mereka.
Min Ki tidak setuju dan berkata kalau Nam Soon pasti punya alasan sendiri kenapa dia tidak sekolah.
Ha Kyung yang pura-pura serius belajar juga ikut mendengarkan setiap perkataan mereka.
Masuklah Jung Hoo cs ke dalam kelas. Jung Hoo memandang Heung Soo. Kemudian Jung Hoo memanggil Yi Kyung, dan emmintanya untuk emnyalakan kipas karena di kelas panas sekali. Yi Kyung malah menyarankan untu ke kelas sebelah yang ruangannya lebih dingin. Tapi Jung Hoo tetap menyuruh Yi Kyung menyalakan kipas. Yi Kyung pun mematuhinya. Dan kipaspun menyala.
Ha Kyung kesal karena ulah Jung Hoo,
Tapi sepertinya Jung Hoo sengaja ingin emmbuat Heung Soo marah dengan meminta Yi Kyung emnambah kecepatan kipas, agar anginnya lebih kencang.
Ha Kyung yang sudah tidak tahan, berdiri dan menghampiri Jung Hoo.
“Matikan”
“Tidak”
“Kubilang matikan itu”
“Kubilang aku kepanasan”
Anak-anak yang melihat sedikit takut akan terjadi sesuatu pada Ha Kyung. Ha Kyung yang sudah tidak tahan, berniat mematikan kipas dan Jung Hoo langsung mencengkeram lengan Ha Kyung untuk menahannya. Jung Hoo dengan kasar berkata kalau dia kepanasan.
Heung Soo berdiri dan berjalan melewati Jung Hoo, menuju saklar kipas dan mematikannya tanpa banyak bicara. Setelah kipas mati Heung Soo bertanya pada Jung Hoo, apa dia masih kepanasan? Jung Hoo menjawab kalau dia masih kepanasan. Jung Hoo maju dan mendorong Heung Soo.
Heung Soo diam saja, dan Jung Hoo bertanya apa Heung Soo juga ingin berkeringat? Heung Soo bahkan tidak menjawab sepatah katapun dan hanya memandang tajam pada Jung Hoo. Membuat Jung Hoo semakin kesal.
Ji Hoon akhirnya melerai dan menenagkan Jung Hoo, memintanya untuk keluar saja, karena didalam kelas terlalu panas. Ha Kyung memandang Heung Soo. Tanpa berniat mengucapkan terima kasih padanya. Heung Soo sendiri tidak peduli dan memilih kembali ke tempatnya dengan keasikannya.
Sementara itu di Pom bensin Nam Soon enggan untuk menemui Se Chan, tapi bos Nam Soon menyuruhnya untuk pergi. Se Chan sendiri masih menunggu Nam Soon di mobilnya.
Se chan masuk ke dalam mobilnya dan dengan sok cool mengeluarkan telunjuknya dengan gerakan emnuyurh Nam Soon mendekat.
Bos Nam Soon menyuruhnya dengan marah-marah agar mengikuti wali kelasnya, dan dengan tetap mengomel mengatakan kalau itulah sebabnya dia tidak ingin mempekerjakan anak SMA, karena pasti akan ada hal-hal seperti ini.
Nam Soon akhirnya masuk juga ke dalam mobil Se Chan.
Mereka kebanyakan diam sepanjang perjalanan.
Se Chan mengantarkan Nam Soon kembali ke tempatnya bekerja, dan disana saat Nam Soon akan melangkah, Se Chan tiba-tiba berkata kalau pasti ini semua menjadi tidak adil bagi Nam Soo, yang tetap harus bekerja pada cuaca dingin seperti ini.
Nam Soon langsung membalikkan tubuhnya menghadap Nam Soon. Se Chan juga berkata bahkan gaji Nam Soon harus dipotong, dan tidak tersisa sama sekali.
Se Chan kemudian bertanya “Apa menurutmu yang akan terjadi 10 tahun kemudian?”
Nam Soon hanya diam memandang Se Chan dari tempatnya berdiri.
“Kau pikir kau tak akan bekerja di pom bensin dan tak akan dirampok?”
Se Chan dengan tersenyum berkata kalau itulah yang akan terjadi jika Nam Soon bahkan tidak memiliki ijazah SMA. Bahkan jika Nam Soon bekerja saat cuaca dinginpun tidak akan ada yang menghargainya.
Nam Soon tidak peduli dan akan berjalan lagi, tapi Se Chan tiba-tiba berkata “Jadi..jangan lakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesal.”
Nam Soon pun mengurungkan langkahnya dan bertanya pada Se Chan. “Apa bedanya?Apa bedanya jika aku mendapat ijazah SMA?”
Se Chan menjawab kalau itupun bukan alasan yang tepat untuk tidak sekolah.
Se Chan lalu mengeluarkan surat pernyataan yang dibuat Nam Soon, dan berkata kalau surat ini pasti tulisan tangan Nam Soon. Dengan santainya Se Chan meminta agar surat itu benar-benar ditandatangi oleh Ayah Nam Soon,dengan begitu dia bisa menerimanya. Nam Soon pun menerima kembali surat pernyataannya yang ditolak Se Chan.
Nam Soon datang ke Seungri, hanya berdiri di luar gerbang. Dia membaca lagi formulir yang ditolak oleh Se Chan. Nam Soon tentu tidak ingin ayahnya tahu, karena toh mungkin ayahnya tidak peduli.
Nam Soon hanya memandangi gedung sekolahnya saja tanpa masuk ke dalamnya.
Se Chan sendiri sepertinya terlambat saat menghadiri rapat guru yang kemudian di tegur oleh wakil kepala sekolah, dan meminta Se Chan untuk jangan datang terlambt lagi.
Wakil kepala sekolah bilang kalau yang sibuk bukan hanya Se Chan yang lain juga.
Uhm Dae Woong berdehem, membuat Soo Chul tersadar dan kembali focus pada agenda rapat mereka.
Soo Chul menanyakn pada In Jae dan Se Chan tentang rencana mereka terhadap evaluasi kelas sastra korea?
In Jae dan Se Chan yang mendapatkan pertanyaan itu hanya bisa saling memandang.
Soo Chul bilang kalau salah satu dari mereka tentu harus melakukannya. In Jae hanya menunduk mendengarnya.
Mereka serempak bertanya apa ini harus dilakukan?
Tapi Soo Chul marah dan akhirnya In Jae menjawab kalau mereka akan mendiskusikannya dulu, dan setelah itu akan melaporkannya pada Soo Chul.
Soo Chul menegskan kalo guru yang tidak bisa mengajar dengan baik, adalah guru yang tidak kompeten. Soo Chul jug bilang kalau sekolah akan mengadakan evaluasi kelas, untuk meningkatkan kualitas mengajar para guru.
Se Chan dan In Jae sedang membicarakan tentang apa yang mereka lakukan untuk menghadapi evaluasi kelas?
Se Chan menjwab kalau dia akan membiarkan In Jae melakukannya sendiri kali ini. In Jae menolak dan berkata Se Chan ga bisa seperti dalam kondisi dimana mereka terjepit. In Jae kemudian teringat tentang kata-kata Soo Chul tentang kualitas mengajar seorang guru yang menandakan kompeten atau tidaknya dia dalam mengajar. Pasti saat rapat tadi yang di maksud adalah Se Chan. Se Chan tertawa dan membalikkan kata-kata itu pada In Jae. Se Chan beralasan kalau dia sudah melakukan evaluasi mengajarnya sejak dulu. In Jae pun dengan senyum mengcopy paste jawaban Se Chan untuk menjadi jawabannya juga.
Se Chan kemudian mengatkan bagaimana kalau In Jae memperbarui evaluasi mengajarnya?
In Jae yang sedang menyeruput minumannya kaget, dan Se Chan langsung pergi saja dari hadapan In Jae sebelum In Jae marah dan menunjukkan taringnya lagi.
Haha.
Namun In Jae akhirnya menyusul Se Chan keluar karena dia teringat sesuatu yang harus dikatakannya. In Jae bertanya tentang Nam Soon, apa se Chan sudah bicara dengan Nam Soon? Se Chan membenarkan hal itu.In Jae bertanya apa yang mereka bicarakan? Se Chan menjawab, kalau mereka tidak banyak bicara.
In Jae lalu bertanya apa benar Nam Soon tidak akan sekolah?
Se Chan juga tidak yakin tentang itu, tapi Se Chan bilang kalau dia mengembalikan formulir itu pada Nam Soon.
In Jae yang mendengar itu menarik nafas merasa lega dan berkata kalau itu bagus.
“Aku meminta tanda tangan ayahnya. Aku memberitahunya hanya dengan itu aku bisa menerimanya.”
Kelegaan In Jae hanya sesaat karena alasan Se Chan tadi membuat In Jae syok dan tak percaya memandang guru yang ada di depannya ini.
In Jae dengan kesal berkata kalau Se Chan harusnya memaksa Nam Soon untuk kembali ke sekolah.
“Memaksanya?”
“Tentu saja”
Tapi kemudian tiba-tiba Im Jung Soo datang bersama Ibunya Ha Kyung, dan mendapati mereka berdua.
Im Jung Soo mengatakan kalau ini bagus ketemu In Jae dan Se Chan tanpa harus mencari mereka dulu. Jung Soo langsung mengatakan pada ibu Ha Kyung kalau mereka berdua inilah wali kelas Ha Kyung, dan mengenalkan pada mereka kalau wanita ini adalah orang tua Song Ha Kyung. In jae yang awalnya bingung, akhirnya paham.
Jung Soo mengatakan kalau ibu Ha Kyung adalah professor di universitas Y dan juga anggota Asosiasi Penelitian Pendidikan SMA.(Pasti ga kalah nyebelinnya sama ibu Min Ki)
Jung Soo mengatakan kalau dia memang khusus menyiapkan waktu hari ini agar bisa menyambut kedatangan Ibu Ha Kyung di Seungri. Kepala sekolah juga meminta jika mereka punya waktu luang, mereka bisa menemani Ibu ha Kyung dan dirinya berbicara sebentar.
In Jae menyatakan kesediaannya, tapi Se Chan dengan mantap mengatakan kalau dia harus segera menyiapkan materi pelajarannya. Itu tentu membuat In Jae menoleh padanya, tak percaya akan ditinggal sendiri saja menghadapi mereka bedua ini. Se Chan langsung meninggalkan In Jae, walapun In Jae memanggilnya.(Firasat buruk).
Di ruang kepala sekolah, mereka bertiga duduk setelah In Jae menyiapkan minuman untuk Ibu Ha Kyung dan Jung Soo.
Ibu Ha Kyung dengan penuh kebasa-basian berkata pasti sulit untuk In Jae menjadi wali kelas?
In Jae menjawab dengan sopan, kalau itu tidak sulit. In jae langsung mengatakan kalau mungkin ibu Ha Kyung khawatir karena nilai Ha Kyung yang menurun.
Tapi diluar dugaan Ibu Ha Kyung menjawab kalau masalah nilai Ha Kyung bisa mengurusnya sendiri.
In jae mencoba memberi tahu Ibu Ha Kyung kalau sepertinya Ha Kyung merasa tertekan harus selalu mendapat nilai baik disetiap ujian.
Masih dengan sikap santai Ibu Ha Kyung menjawab, kalau dia tahu tentang itu dan nanti akan menyuruh Ha Kyung untuk tidak merasa tertekan karena itu.
Kemudian Ibu Ha Kyung mengatakan kalau dia malah menghkwatirkan sesuatu hal. Kalimat itu membuat Im Jung Soo merasa tertarik. Mulailah Ibu Ha Kyung mengeluarkan sengatnya. Ibu Ha Kyung bilang kalau sepertinya Ha Kyung berharap ujian pelajaran sastra berfokus pada soal-soal UMPTN. Ibu Ha Kyung juga bilang kalau Ha Kyung merasa kesal karena ternyata ujian sastra berfokus pada hafalan.
Dengan masih bermanis-manis Ibu ha Kyung berkata kalau dia tahu bahwa semua ujian itu pada dasarnya untuk pembelajaran siswa, tapi bukankah harusnya ada sedikit konsistensi?
Ibu Ha Kyung mengatakan kalau siswa belajar dengan dua guru yang berbeda pasti akan membuat para murid bingung akan mengikuti metode pembelajaran yang mana. Dengan senyum yang memuakkan itu Ibu Ha Kyung beralih memandang In Jae dan menanyakan pendapatnya?
In Jae hanya tersenyum tipis, tahu kalau itu menyinggung metode pelajarannya.
Setelah Ibu Ha Kyung pulang, Jung Soo langsung meminta agar In jae tidak hanya focus pada pelajaran SMA saja, tapi juga harus memasukkan soal-soal UMPTN.
In Jae kaget, tapi Jung Soo tidak memberinya kesempatan untuk membantah karena Jung Soo berkata dia sudah memikirkan semua, dan setuju untuk itu. Jung Soo meminta agar In Jae mengikuti metode guru Kang.
In Jae masih berpegang kalau metode mengajar merupakan hak guru dan mencoba menyampaikan itu pada Jung Soo.
“Menurutmu kenapa aku meminta ini padamu? Lihatlah nilai-nilai mereka”
Jung Soo juga mengatakan kalau di sekolah lain semua siswa tahun kedua sudah mempersiapkan diir untuk ujian masuk perguruan tinggi.Apa In Jae ga tahu itu?
Soo Chul yang bersiap pulang, berpamitan pada semua, tapi tiba-tiba Jung Soo datang ke ruang guru, membuat Soo Chul kaget dan langsung melemparkan jaketnya kearah Nan Hee, membuat Nan Hee hampir terjatuh, karena tidak siap menerimanya. LOL
Soo Chul malulah jelas, kalau ketahuan pulang padahal guru dan kepala sekolah aja belum pulang.
Soo Chul lalu bertanya apa yang membuat kepala sekolah datang kemari?
Jung Soo langsung bertanya bagaimana perkembangan evaluasi kelas sastra?
Soo Chul kelabakan menjawabnya, tapi kemudian dia menimpakan itu pada In Jae dengan bertanya apa In Jae mendengar pertanyaan kepala sekolah?
In Jae menjawab kalau mereka belum..dan Jung Soo langsung memotong pertanyaan In Jae dengan berkata apa In Jae belum mengubah metode mengajarnya seperti yang Jung Soo perintahkan?
In Jae menjawab Ya, dan akhirnya Jung Soo berkata pda mereka untuk mempersiapkan evaluasi kelas untuk pelajarn sastra Korea. Jung Soo juga bilang kalau metode mereka yang berbeda membuat siswa bingung harus mengikuti yang mana. Jadi dengan evaluasi ini metode mengajar akan diseragamkan.
Jung Soo menegaskan mulai sekarang mereka mengajar sesuai dengan metode yang mereka pilih, dan tunjukkan hasilnya pada saat evaluasi kelas dilaksanakan. Apakah nanti mengarh pda pelajaran SMA atau pada ujian SMPTN.
Nan Hee dengan tanpa bersalah bertanya pada Jung Soo bahwa secara tidak langsung Jung Soo ingin melihat siapa yang mengajar kelas lebih baik?
Jung Soo mengelak dnegan berkata kalau dia ingin melihat metode mana yang lebih baik untuk digunakan pda siswa, dan menenkankan sekali kalimat itu.
Se Chan bertanya siapa yang akan mengevaluasinya?
Jung Soo menjawab tentu saja semua guru yang aad di Seungri yang akan melakukannya.Tapi Jung Soo menambahkan akan menyisipi pendapat dari siswa juga.
Guru Jo protes, karena siswa pasti akan bingung saat disuruh mengevaluasi diantara 2 guru wali kelas mereka terkait metode mengajar mana yang mereka butuhkan. Jung So lagi-lagi beralasan kalau system seperti ini sudah dilakukan juga di tahun-tahun sebelumnya. Guru dievaluasi oleh siswa dan juga orang tua murid.
Setelah Jung So keluar, In Jae langsung memangku wajahnya dengan tangan karena merasa berat atas tugasnya kali ini. Se Chan juga langsung merebahkan kepalanya ke sandaran kursi sambil memejamkan matanya, memikirkan bagimana cara untuk evaluasi nanti.
Saat Se Chan berjalan pulang In Jae menghentikan langkahnya dan bertanya apa Se Chan akan benar-benar melakukannya. Se Chan menjawab tentu saja tidak. In Jae kemudian bertanya lagi lalu apa yang akan Se Chan lakukan?
“Kau yang harus mengalah guru Jung. Untuk kebaikan siswa yang ingin masuk ke perguruan tinggi.”
In Jae bertanya apa hal itu perlu? In jae beralasan kalau siswa pasti akan sulit mengikutinya kecuali mereka yang punya kemampuan terbaik. Siswa yang hanya punya kemampuan rata-rata saja, akan kerepotan dan menyerah nantinya. Se Chan menjawab kalau lebih dari setengah kelas juga sudah menyerah dari awalnya.
In Jae menjawab kalau Se Chan bisa mengajarkan sesuatu yang mudah dan menarik, siswa pasti akan menaruh perhatian. In Jae juga beralasan kalau bagi mereka belajar di SMA pasti merupakan kesempatan terakir untuk belajar. Pada kenyataannya memang begitu, tahun kedua adalah tahun terakhir mereka untuk belajar sesuatu.
Se Chan membenarkn hal itu. Tapi juga melanjutkan kalimatnya kalau tahun ini juga merupakan tahun terakhir mereka untuk bisa masuk ke perguruan tinggi yang sesuai keinginan mereka.
In Jae terlihat kecewa, dan tidak menjawab sepatah katapun, langsung membalikkan badannya dan melangkah pergi.
In Jae menjelaskan perbedaan puisi pada siswanya. Tapi banyak diantara mereka yang tidak memperhatikan dan malah tertidur dengan santainya. Yi Kyung malah menaruh kepalanya di dalam loker, dan In Jae mencoba membangunkanny agar leherYi Kyung tidak sakit atau terluka nanti.
In Jae masih mencoba menjelaskan kalau dengan mengubah nada maka pembaca puisi akan bisa menyampaikan suasana hati narrator.Tapi lihat, anak-anak sama sekali tidak menganggap In Jae penting dan tetap memejamkan matanya.
Untuk kelas Se Chan sebenernya juga tidak jauh berbeda dengan In Jae. Anak-anak juga lebih memilih tidur daripada mendengarkan keterangan Se Chan. Dan Se Chan hanya mengatakan kalau mereka yang lebih memlih tidur maka silakan untuk tidur, dan mereka yang ingin belajar maka berkonsentrasilah.
Se Chan malah menyuruh Min Ki duduk di depan menggantikan siswa laki-laki didepan yang kerjanya cuma tidur. Berarti sama saja Se Chan hanya memperhatikan mereka-mereka yang aktif, dan meninggalkan mereka-mereka yang tidak mau belajar, atau pasif.
Di ruangan konseling, In Jae menanyai muridnya satu persatu.
In Jae menanyai mereka tentang keinginan mereka masuk perguruan tinggi. Kim Jong Hyun yang pertama, dan Joong Hyun menjawab kalau dia memang ingin masuk ke perguruan tinggi.
Giliran selanjutnya adalah Na Ri, yang menjawab tentu saja dia ingin masuk kuliah. In Jae juga bertanya pada Na Ri, kenapa dia harus selalu tidur saat pelajaran, dan Na Ri menjawab kalau dia jug ga tahu. Dia hanya selalu mengantuk saat jam pelajaran.
Sedangkan Jong Hyun lain lagi jawabannya, dia bilang kalau pekerjaan paruh waktunya selalu bikin dia capek dan akhirnya mengantuk saat di kelas. Jong Hyun bilang kalau dia harus bekerja untuk membiayai smartphone nya.LOL
Siswa yang lain tertang-terangan bilang kalau pelajaran In Jae sangat membosankan. In Jae tidak bisa berkomentar karenannya.
In Jae masih bingung dengan evaluasi sastra korea. Nan Hee mendekat dan bertanya ap persiapan yang dilakukan In Jae berjalan dengan baik, sambil melihat ke layar laptop In Jae. In Jae menjawab kalau dia juga tidak yakin. In Jae menjelaskan kalau masalah yang dihadpinya bukan tentang evaluasi kelas, tapi bagaimana cara mengajar di kelas. Mempertahankan agar anak-anak tetap terjaga dan tidak menaruh kepalanya di meja lalu tertidur. In Jae juga menjelaskan tentang ada anak-anak di peringkat atas, menengah dan juga bawah. Untuk anak-anak di peringkat atas mungkin tidak akan kesulitan menerima pelajaran, tapi bagaimana dengan anak-anak lain yang kesulitan, dia sebagai guru kan tidak bisa begitu saja membiarkannya.
Jo Bong Soo datang dan berkata kalau tidak ada cara belajar yang benar, saat seperti ini harusnya In Jae coba untuk berbagai macam metode mengajar, sampai merasa ketemu yang cocok.
In Jae akhirnya mengajar kelas 2-2 dengan cara membuat mereka dalam kelompok, ini mencegah agar mereka tidak memejamkan mata. In Jae membagikan lembar kerja pada setiap siswa, dan nanti menyuruh dari setiap kelompok untuk mempraktekkan tetntang puisi di depan kelas.
Tapi tentu ada siswa siswi yang acuh dan tidak peduli dengan yang dikatakan In Jae.
Liat kan ada yng malah asik bedakan di kelas.
Ini ruang kelas, atau ruang makeup yak.^^
In Jae menanyai Gae Na Ri dan Shin Hae Seon yang In Jae lihat tidak berpartisipasi. In Jae bertanya apa mereka kurang ngerti?
Na Ri emnjawab kalau kata-kata puisi itu terlalu sulit,bagimana bisa tahu emosi puisi?
Kyung Min berkata kalau mereka lucu sekali, tidak ingin melakukan apa-apa tapi berharap mendapat nilai bagus.
Hae Seon menjawab kalau di tidak ingin nilai yang tinggi.
Kyung Min berkata pada In Jae sampai kapan In Jae akan membuang waktu mereka , karena mereka hrus belajar untuk ujian masuk ke perguruan tinggi.
In Jae yang sudah di ruang guru menanyai Se Chan, bagaimana perkembangan evaluasi kelas Se Chan? Se Chan menjawab kalau dia melakukan hal seperti biasanya saja. Se Chan juga berkata kalau memang sulit untuk mengar anak-anak yang tidak mau belajar. Se Chan menjelaskan kalau di Seungri, tidak ada siswa dengan peringkat rata-rata, tapi yang ada hanylah siswa dengan peringkat atas dan bawah. Jadi bagimana bisa mengajar mereka semua? Se Chan berkata kalau mereka harus melupakan sisanya.
In Jae tekejut dan berkata apa Se Chan tidak pernah dengar kalau guru yang tidak peduli pada murid adalah guru terburuk.
Se Chan membalas, kalau untuk siswa peringkat atas guru yang tidak kompeten adalah guru yang terburuk.
Masukklah Uhm Dae Woong menanyakan kenapa Go Nam Son tidak pernah masuk sekolah pada In Jae?
Guru Uhm bilang kalau Nam Son sudah sering msuk tanpa ijin seperti ini. Guru Uhm juga tahu klau In Jae sedang sibuk dengan evaluasi kelas, tapi guru Uhm meminta agar In Jae bisa mengurus hal ini secepatnya.
In Jae pun menyanggupinya.
In Jae kembali memandang Se Chan setelah guru Uhm tidak ada.
In Jae bertanya dimana Go Nam Son pada Se Chan?
Nam Son masih asik bekerja di pom bensin melayani pelanggan.
Lalu dia melihat wali kelasnya yang ternyata sudah dari tadi melihatnya bekerja. Nam Son mengampiri In Jae dan menghormat padanya.
In Jae langsung bertanya apa ayah Nam Soon tahu kalau Nam Soon berhenti sekolah?
“Dia tidak akan pernah peduli.”
“Mungkin dia bukannya tidak peduli, tapi percaya kalau kau mampu mengurus semua sendiri. ”
In Jae berkat kalau ini terakhir kalinya dia bertanya apa benar Nam Soon ingin berhenti? Nam Soon menjawab ya.
In Jae menegaskan sekali lagi kalau ini terakhir kalinya dia bertanya (sepertinya masih tidak rela). Tapi Nam Soon tidak menunjukkan perubahan niat membuat In Jae berkata “Baik, berhenti saja.”
In Jae mengeluarkan kertas dari dalam tasnya dan menyuruh Nam Soon melengkapi formulir itu, lalu membawanya ke sekolah, dan mengingatkan Nam Soon agar jangan ada tanda tangan palsu untuk kali ini.
Nam Soon meneimanya dan menjelaskan kalau ayahnya tidak ada di rumah, pertanda kalau mungkin formulir ini tidak bisa di tanda tangani ayahnya. In Jae menjawab kalau dia akan berbicara dengan ayah Nam Soon di telepon saat Nam Soon sudah sampai di sekolah besok. In Jae juga meminta agar Nam Soon memberi kabar dulu pada ayahnya agar ayah Nam Soon tidak terkejut. In Jae juga bilang kalau besok In Jae bisa bicara dengan ayah Nam Soon maka dia bisa menerima formulir putus sekolah yang Nam Soon ajukan.
Han Young Woo menghampiri kang Joo yang sedang bersama teman-temannya. Young Woo bertanya kenapa Nam Soon tidak sekolah?Heung Soo juga mendengarkan pertanyaan itu.
Kang Joo menjawab kalau dia juga tidak tahu, dan bertanya apa Nam Soon juga tidak menjawab telepon Young Woo? Ha Kyung yang juga melihat itu dari tempatnya berdiri secara otomatis menunggu jawaban Young Woo. Young Woo hanya mengangguk mengiyakan kalau Nam Soon juga tidak menghubunginya.
Ki Deok yang ada disana berkata karena semua orang tahu bahwa Nam Soon adalah anggota geng sekolah, jadi apa mungkin Nam Soon benar-benar menjadi anggota geng sekarang. Ki Dek mengatakan itu sambil memperagakan tubuhnya bak seorang pesumo. Min Ki tidak suka dan meminta Ki Deok menjaga ucapannya.
Masuklah Oh Jung Hoo cs.
Yi Kyung langsung memanggil Kim Jong Hyun dan menyuruhnya meminjam tiga buku bahasa inggris untuk mereka bertiga. Jong Hyun melihat kearah Heung Soo dan teringat Heung Soo yang membela Ha Kyung beberapa waktu lalu, membuat Jong Hyun berani menolak perintah Yi Kyung. Dan dengan gaya mata melotot Jong Hyun menyuruh Yi Kyung cs mencarinya sendiri, karena dia tidak mau. Ki Deok yang melihat itu jadi takut sendiri.
Jung Hoo marah dan melempar Jong Hyun dengan buku, dan bertanya Jong Hyun melotot pada siapa?
Heung Soo sama sekali tidak bergeming di bangkunya.
Jung Hoo berlaih ke Byun Ki Deok, dan menyuruhnya untuk mencari pinjaman buku.
Ki Deok menjawab kalau dia akan mematuhi perintah Jung Hoo jika Heung Soo Hyungnim mengijikannya. Tapi Heung Soo tidak peduli, dan beranjak dari duduknya melangkah keluar kelas.
Jung Hoo segera duduk di bangkunya dan dengan marah berkata kalau dia akan segera menghajar Park Heung Soo.Ji Hoon menjawab apa dengan begitu Go Nam Soon akan datang? Jung Hoo terlihat marah dan memandang Ji Hoon, tapi Yi Kyung segera melerai mereka.
Jung Hoo berkata lagi kalau dia akan melenyapkan Park Heung Soo dan Go Nam Soon untuk selamanya.
Heung Soo ternayata ada di tempat pengumpulan sampah. Kemudian datang Ha Kyung yang juga ingin membuang sampah.Ha Kyung melihat Heung Soo yang ingin merokok. Heung Soo tidak peduli, dan tetap melanjutkan aktifitasnya.
Setelah Ha Kyung selesai dia bertanya pada Heung Soo kenapa Nam Soon tidak masuk sekolah?
“Kenapa kau menanyakan itu padaku?”
Dengan tersenyum Ha Kyung menjawab, “Kau bodoh, kau satu-satunya yang bisa ditanya.Dia tidak punya alasan untuk sekolah, tapi dia juga tidak punya alasan untuk tidak sekolah. Dia tiba-tiba berhenti sekolah, itu berarti kau penyebabya.”
Ha Kyung juga berkata kenapa Heung Soo tidak melupakannya saja, karena sepertinya Heung Soo dan Nam Soon sudah berkelahi lebih dari cukup. Saat Heung Soo mencoba menyalakan rokoknya karena tadi sempat tertunda gara-gara Ha Kyung bertanya. Rokok itu langsung diambil oleh Ha Kyung dan Ha Kyung melanjutkan kata-kata kalau Heung Soo sudah bukan anak kecil lagi, kenapa tidak mencoba untuk berhenti saja.
“Kau membuatku kesal. Kau tak takut?”
“Bukannya aku tak punya rasa takut, tapi aku tak takut padamu.Dan apa yang menakutkan darimu? ” (Iyalah..cakep gitu…)
Ha Kyung bilang kalau Heung Soo hanyalah seorang anak kecil yang suka membuat masalah. Heung Soo menyuruh Ha Kyung segera pergi, tapi Ha Kyung tidak peduli dan melanjutkan kalimatnya, kalau Heung Soo ingin diperlakukan selayaknya anak SMA.”Gunakan kepalamu, dan cobalah untuk peduli pada orang lain.”
Wow Ha Kyung ngomong gini..ckckc, padahal biasanya dia juga ga peduli dengan orang lain..hehe
Ha Kyung juga bertanya apa Heung Soo tidak bisa melihat kalau Go Nam Soon saat ini sedang kesusahan.
Heung Soo yang kesal ingin merokok lagi, tapi ternyata rokoknya sudah habis membuat dia semakin geram dan melemparkan bungkus rokoknya begitu saja. Ha Kyung yang melihat itu tersenyum dan menatap Heung Soo. Ha Kyung berkata kalau Heung Soo harus belajar membuang sampah. Ha Kyung menunjuk bungkus rokok yang Heung Soo buang dan berkata “Itu..harusnya dibuang kesana”
Sambil menunjuk di bagian dalam tempat pembuangan sampah. Setetlah itu Ha Kyung pergi meninggalkan Heung Soo, membuat Heung Soo kesal sendiri jadinya..(asal ga jatuh cinta aja ya..^^)
Jung In Jae sedang gelisah berdiri di luar ruangan. Dan mengintip apa yang terjadi didalam dengan menyipitkan matanya di sela-sela pintu. Lalu datanglah Se Chan yang mengagetkan In Jae, dan dengan senyumnya Se Chan berkata kenapa In Jae tidak masuk?
In Jae dengan cemasnya bertanya bagaiman jika Nam Soon benar-benar ingin berhenti sekolah? Dia juga bertanya apa dia terlalu keras? Bukankah pria akan lebih memberontak saat mereka diperlakukan dnegan keras?
Dengan konyolnya Se Chan bertanya apa saat ini In Jae sedang meminta bantuan darurat darinya? In Jae tidak bisa berkata apa-apa dan lebih memilih masuk, daripada Se Chan yang menghadapi Nam Soon.
In Jae menyuruh Nam Soon menelepon ayahnya. In Jae mengatakan kalau dia sudah mencoba menelepon ayah Nam Soon tapi tidak bisa, jadi Nam Soon disuruh menghubungi ayahnya sendiri. Nam Soon tidak bergeming, dan akhirnya In Jae meminta nomer ayah Nam Soon yang baru. Nam Soon lalu dengan ragu-ragu mengeluarkan ponselnya, dan memperlihatkan kontak ayahnya pada In Jae.
In Jae menerimanya dan mencobanya, tapi sepertinya Nam Soon mengetik nomer yang salah (apa sengaja ya..), jadi In Jae meminta Nam Soon mengetik ulang nomor ayahnya.
Lalu nongollah kepala Se Chan, dan menyapa ketua kelas Go. Lama tak bertemu.Se Chan masuk ke dalam dan bertanya apa Nam Soon kesini untuk berhenti sekolah dengan memakai seragm sekolah? Nam Soon hanya mengangguk saja.
Se Chan lalu berkata kalau dia ingin meminjam Nam Soon sebentar. In Jae hanya sanggup untuk mengangguk.
Nam Soon dengan culunnya memandang guru Kang, dan guru Kang hanya tersenyum lebar menanggapi tatapan kebingungan Nam Soon.
Ternyata diluar sudah ada Heung Soo. Nam Soon yang melihat Heung Soo merasa kaget. Heung Soo juga, tidak menyangka melihat Nam Soon. Se Chan yang melihat itu menyuruh mereka berdua mengikutinya. Nam Soon menolak dengan berjalan kearah berbeda, tapi Se Chan bertanya apa di perlu memukul mereka. Lalu Se Chan mengulang lagi perintahnya untuk mengikuti dia.
Ternyata Se Chan membawa merek ke aula. (Jangan-jangan disuruh ngepel.Haha..^^)
Nah bener kan Se Chan datang dengan dua alat pel.
Se Chan menyuruh mereka untuk membersihkan seluruh tempat ini. Nam Soon bertanya siapa yang sedang guru Kang tiru.?(Haha..Jo Bong Soo dong..^^)
Heung Soo menjuh tanda dia tidak mau,dan Se Chan menyusulnya dan berkata kalau Heung Soo selalu saja memberontak. Heung Soo hanya menatap Se Chan tanpa menjawab sepatah katapun dn membuat Se Chan akhirnya berkata kalau siapapun tak ada yang bisa meninggalkan tempat ini sampai formulir Nam Soon selesai diproses. Se Chan melangkah keluar sambil tetap berkata kalau tidak ada yang bisa meninggalkan tempat ini ataupun protes.
Se Chan segera keluar dan menahan pintu dengan tubuhnya. Nam Soon dan Heung Soo akhirnya mendekat, Nam Soon mencoba mendorong dengan tubuhnya agar pintu terbuka. Se Chan dari luar berkata kalau pintu terkunci dan menyuruh mereka segera menyelesaikannya agar cepat pulang.
Se Chan bergumam kalau anak-anak ini memang sangat kuat.
Nam Soon yang ada di dalam masih mencoba meminta Se Chan untuk membuka pintunya. Se Chan pura-pura bertanya apa?
Nam Soon akhirnya bilang kalau dia mengerti.
Se Chan bertanya mengerti apa?
Nam Soon menjawab kalau dia mau untuk sekolah.
Se Chan tersenyum dan menyuruh Nam Soon untuk mengatakannya sekali lagi.
Sedikit kesal tapi tetap menurut Nam Soon bilang kalau dia akan sekolah lagi.
Se Chan akhirnya membuka pintu aula, dan berkata kenapa mereka didapatkan sangat mudah. Se Chan berpesan agar besok Nam Soon mulai masuk sekolah, dan tidak boleh melarikan diri lgi seperti anak kecil. Nam Soon berkata kalau mengancam dan mengurung orang juga tindakan yang kekanak-kanakan.
Nam Soon pun melangkah keluar diikuti Heung Soo.
Setelah diluar Nam Soon berbalik menghadap Heung Soo, dan berkata kalau Heung Soo tidak perlu khawatir, karena dia tetap tidak akan kembali sekolah. Saat Nam Soon sudah berbalik, Heung Soo berkata “datang saja”
Membuat Nam Soon kembali menatap Heung Soo. Heung Soo berkata kalau mereka sepertinya tidak akan menyerah, dan dia merasa terlalu melelahkan dan merepotkan kalau harus terus-terusan berurusan dengan semua ini.
Nam Soon berkata tidak mau. Heung Soo menjawab dengarkan aku. Dan bilang kalau dia bosan dan malas terus terlibat dengan Nam Soon dan dianggap menyebabkan Nam Soon berhenti sekolah.
“Ini bukan karena mu”
“Lalu karena apa? Apa maksudmu keadaan akan sama setelah kau berhenti sekolah?”
“Bukan seperti itu”
“Kau meninggalkanku? Konyol. jangan menipu diri sendiri. Kau sudah meninggalkanku sejak dulu.Semua sudah berakhir saat kau melarikan diri 3 tahun yang lalu”
Heung Soo menambahkan kalau dia sudah merasa cukup dengan semua omong konsong nam Soon dan menyuruhnya utnuk kembali saja ke sekolah. “Kau sudah mati bagiku sejak saat itu.”(Jleeebb dalem banget..)
“Jadi berhentilah seolah kau peduli padaku.”
Nam Soon tidak menjawab dan terus melangkahkan kakinya meninggalkan Heung Soo.
Jung In Jae sedang asik menggunting kertas warna-warni yang sudah ada tulisan di atasnya. Se Chan masuk dan membuat In Jae bertanya apa yang terjadi? Se Chan hanya menjawa kalau Nam Soon akan sekolah. In Jae tersenyum dan membuat Se Chan juga tersenyum. In Jae kemudian bertanya dengan bingung bagaimana bisa Se Chan mengatasinya dengan mudah?
Se Chan menjawab kalau dia mengurung mereka di ruang olahraga. Jo Bong Soo yang mendengar itu langsung mendekat dan berkata kalau seharusnya Se Chan tidak boleh mengurung mereka. Bong Soo bertanya apa yang sebenarnya Se Chan pikirkan? Bong Soo juga bilang kalau di Seungri tidak pernah mengurung murid apapun situasi yang terjadi. Bagimana jika mereka terluka saat mencoba melarikan diri dari jendela?
Se Chan menjelaskan kalau dia hanya mengurung mereka sebentar dan tidak ada yang terluka. Se Chan juga mengingatkan kalau melalui pintu bukan jendela. Haha
Bong Soo pun tersenyum mendengar penjelasan Se Chan.
Se Chan melihat In Jae yang sedang sibuk menggunting, dan bertanya apa yang sedang In Jae lakukan. In Jae dengan senang menunjukkan kalau dia sedang mempersiapkan bahan pelajarannya.
Lee Yi Kyung yng sedang bercanda-canda tanpa sengaja melihat ke luar jendela, dan melihat Go Nam Soon. Yi Kyung lalu memanggil Ji Hoon dan berkata kalau Nam Soon datang ke sekolah. Ji Hoon yang penasaran melihat juga dari jendela. Ha Kyung yang mendengar juga kget. Ki deok dan lainnya ikut meliht di jendela dan bahkan memanggil-manggil Nam Soon dan menyuruhnya untuk segera kembali sekolah.
Tapi Nam Soon terus berjalan tanpa memandang teman-temannya. (Padahal yakin..itu suara kan kedengaran banget.)
Jung Hoo juga mendengar semua itu.
Jung Ho cs pergi ke tempat billiard yang biasanya mereka datangi. Dan terlihat seorang laki-laki sedang membersihkan motornya. Jung Ho bertanya darimana pria itu mendaptkannya? Pria itu menjawab kalau di membelinya.
Jung Hoo lalu bertanya kalau begitu mana motornya?
Pria itu menjawab tentu saja sudah dijual. Jung Ho marah dna berteriak, kenapa motornya dijual.Jung Ho kemuian melunak, dan berkat setidaknya sisa penjualan motor diberikan padanya.Pria itu tidak peduli,dan malah melemparkan lap pada Yi Kyung. Menyuruh Yi Kyung untuk mengelap motornya sampai bersih. Kemudian pria itu masuk ke dalam.
Jung Hoo tiba-tiba berkata menyuruh Yi Kyung mencari kunci motor ini.Yi Kyung kaget dan bertanya sekali lagi”Aku?”
(Cakep juga si Yi Kyung ya..)
Jung In Jae sudah membagikan kertas-kertas yang dipotongnya dengan warna yang berbeda, dan In Jae menjelaskan bahwa setiap kartu atau kertas yang mereka pegang berisi puisi-puisi yang juga berbeda. In Jae meminta mereka memilih salah satu yang mereka sukai lalu membacanya. Eun Hye yang dari awal tidak suka bertanya apa lagi ini? In Jae menjelaskan kalau dia ingin membagi mereka dalam beberapa kelompok sesuai dengan puisi yang mereka pilih.
Kini giliran Nam Kyung Min yang menyatakan ketidak sukaannya dalam belajar kelompok. Kyung Min bilang kalau belajar dalam kelompok seperti ini hanya menguntungkan mereka-mereka saja yang tidak mau belajar. In jae menjawab bahwa walaupun mereka tidak berpartisipasi toh Kyung Min juga akan tetap melakukannya. Intinya antara orang yang mau belajar dan tidak mau belajar akan terlihat perbedaannya dalam hal kemampuan.
Kyung Min kembali berkata, kalau In Jae melakukan ini karena akan ada evaluasi kelas. Ada lagi seorang siswi yang ikut bicara dan mengtakan kalau sepertinya In Jae sedikit curang. Kim Jong Hyung ikut meledek In Jae dengan menyuruhnya mengatakan yang jujur. Akhirnya In Jae mengakui kalau yang dia lakukan ini adalah karena evalusi kelas. In jae berfikir kalau belajar seperti ini adalah ide yang bagus. Seorang siswa berkata kalau mereka akan lebih perhatian lagi selama evaluasi kelas.
In Jae menemui Kim Yeon Ah di klinik sekolah, dan Yeon Ah bertanya apa In Jae mulai tidak dihiraukan lagi. In Jae menjawab, mungkin sebentar lagi. In Jae mengeluh telah melakukan berbagai metode mengajar agar siswa tidak mengantuk dan juga merasa tertariksaat jam pelajaran. Tapi sejauh ini In Jae merasa dia belum berhasil. Yeon Ah menjawab kalau itu hanya masalah waktu saja.
In Jae khawatir dengan metode seperti itu mereka akhirnya kehilangan materi-materi lain yang penting selama pelajaran. Yeon Ah menenangkan In jae dan berkata kalau guru tidak bisa mengajarkan semua hal. Bagaimana bisa anak-anak percaya kalau In Jae sendiri tidak percaya diri?
Jung Ho berhasil membawa motor milik laki-laki di tempat billiard itu. Laki-laki yang sepertinya nerupakan anggota geng atau preman. Yi Kyung bertanya keseriusan Jung Ho dalam melakukan hal ini, karena mereka bisa saja tertangkap dan mati. Jung Ho menjawab maka dari itu mereka jangan sampai tertangkap agar tidak mati. Jung Ho dengan tersenyum berkata kalau dia punya rencana. Jung Ho menyuruh Ji Hoon menelepon seseorang.
Nam Soon menerima telpon dari bosnya untuk mengantar barang, sepertnya sepeda motor (Oh Jung Ho ini pasti yang nyuruh )
Nam Soon pun tanpa curiga menyanggupinya.
Oh Jung Ho cs sampai di depan gerbang Seungri, Jung Ho menyuruh Ji Hoon untuk memberitahu Heung Soo apa yang terjadi. Yi Kyung bertanya kenapa Heung Soo yang diberitahu. Jung Hoo dnegan tersenyum menajwab dengan begitu dia bisa melenyapkan dua orang sekaligus. Ji Hoon yang merasa enggan tidak bisa membantah dan langsung memanjat pagr seungri untuk mencari Heung Soo.
Di kelas 2-2, tiba-tiba kepala sekolah mereka masuk ke kelas dan bertanya tentang dua pelajaran sastra yang mereka dapat hari ini. Jung Soo bilang kalau ada sedikit perubahan jadwal, karena kedua pelajaran itu akan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Anak-anak heboh dan bertanya apa maksudnya? Jung Soo menjelaskan untuk mereka yang ingin sastra A yaitu guru Jung maka tetap di kelas ini. Tapi untuk mereka yang ingin sastra B yaitu guru Kang maka pindah ke kelas sebelah.
Jung Soo menyuruh agar anak-anak memilih metode mengajar mana yang tepat untuk mereka.
Kang Joo berdiri di depan bersama Min Ki, dan berbicara pada Ha Kyung kalau ini artinya siswa diminta memilih sendiri guru mana yang mereka mau. Kang Joo bertanya kalau kita melakukannya maka apa yang akan terjadi? Ha Kyung berkata kalau menurut yang dia tahu kalau mereka akan menyeragamkan metode mengajar setelah evaluasi kelas. Min Ki yang paham berkata kalau guru Jung yang menang, maka mereka akan focus pada pelajaran SMA, dan jika guru Kang yang menang mereka akan focus pada soal-soal ujian masuk perguruan tinggi (Semoga aja ga ada yang menang, kasian deh jadinya, ini masalah di timpakan ke anak-anak.Mereka kan harusnya nggak mikirin yang beginian, focus mereka adalah belajar.)
Jong Hyun yang tiba-tiba datang berkata kalau dia benci kedua metode ini. Ha Kyung yang merasa terganggu menutup telinganya atas ulah Jong Hyun dan kawan-kawan.
Masuklah Ji Hoon dan langsung menghampiri Heung Soo di bangkunya. Heung Soo menatap Ji Hoon dan Ji Hoon mengajak Heung Soo biacara di luar. Heung Soo pun menyetujuinya.
Merek bertemu di sekitar tangga. Disana Ji Hoon memberitahu Heung Soo tentang Nam Soon yang kalau sampai ketahuan mengendarai motor itu maka Nam Soon bisa dalam bahaya. Ji Hoon juga ngasih tahu tempatnya. Tempat biliar yang ada di persimpangan. Heung Soo raut wajahnya sudah kelihatan beda. Cemaskah ia?
Heung Soo tanpa emnjawb sepatah katapun langsung menuruni anak tangga dngan cepat? Mau nyusul Nam Soon ga ya?
Nam Soon yang sudah sampai tempat yang diperintahkan segera mengendarai motor jebakan itu.
Min Ki yang terlihat akan keluar kelas ditanya Kang Joo, apa Min Ki akan ke kelas sebelah tempat guru Kang mengajar? Min Ki menggeleng dan menjawab kalau dia akan ke pepustakaan. Ki Deok yang mendengar itu meledek Min Ki dan berkata kalau Min Ki tumben bolos pelajaran. Bgaimana jika ibu Min Ki mengetahuinya.
Teman Ki Deok yangs atunya langsung mendekati Ki Deok dan memarahinya kenapa harus menyebut Ibu Min Ki segala?
Kang Joo juga menanyai Ha Kyung yang terlihat akan meninggalkan kelas. Kang Joo bertanya apa Ha Kyung akan ke kelas guru Kang? Ha Kyung tidak menjwab dan terus melangkah keluar, sedangkan Kang Joo merasa fustasi dnegan semua ini. Dia berkata kalau dia akan ke kamar mandi saja.
Heung Soo masih terdiam di kursinya, mungkin masih memikirkan kata-kata Ji Hoon tadi. Mencemaskan keadaan Go Nam Soon. Heung Soo menoleh ke samping, melihat ke tempat yang biasanya diduduki Nam Soon. Heung Soo pun sudah memutuskan apa yang akan dia lakukan.
Jung Soo memberitahu Se Chan dan In Jae tentang pilihan yang harus murid pilih diantara mereka. Se Chan berkata kalau ini berbeda dari yang mereka bicarakan sebelumnya. Jung Soo mengelak, bahwa dari awal dia juga sudah mengatakan kalau dia akan meminta siswa juga mengevaluasi kelas In Jae dan Se Chan. Jung Soo berkata kalau dia rasa waktu yang diberikannya pada In Jae dan Se Chan sudah cukup. In Jae merasa ini terlalu berat bagi anak-anak untuk memilih dan akan membuat mereka kebingungan. Jung Soo menajwab kalau sekarang anak-anak sudah semakin pandai dan tentunya mereka tidak akan kesulitan dengan hal semacam ini. Jung Soo pun meyuruh mereka untuk segera ke kelas masing-masing untuk mengajar.
Se Chan dan In Jae mulai bersiap ke kelas, diikuti oleh Jung Soo dan guru-guru lainnya.
(Aku jadi penasaran nih, banyakan yang mana yah..Kelas In Jae apa kelas Se Chan? Aku berharap kosong aja deh kedua kelas itu.)
Nam Soon sudah sampai mengantarkan motor itu di tempat biliar.Laki-laki yang memilikinya pun juga baru saja kembali dari suatu tempat, dan melihat ada orang yang emnaiki motornya.
Heung Soo ternyata juga ada disana akhirnya melihat Nam Soon.Heung Soo berkata menyuruh Nam Soon membuang kuncinya dan segera pergi dari sini. Nam Soon bingung dnegan apa yang Heung Soo katakan. Heung Soo menjelaskan kalu ini adalah jebakan Oh Jung Ho. Tapi mereka terlambat, karena pria-pria itu sudah mengepung mereka dari depan dan belakang. Menuduh Nam Soon dan Heung Soo berniat mencuri motor. Pria pemilik motor bertanya apa Nam Soon dna Heung Soo sudah gila berani melawannya? Apa mereka tidak tahu siapa dia?(Emnag lu penting? Haha)
Heung Soo mengajak Nam Soon untuk lari, dan mereka pun lari ke atas.
Sementara itu In Jae dan Se Chan mulai memasuki kelas mereka msing-msing dan mereka berdua sama-sama terkejut.
Kembali ke Nam Soon dan Heung Soo, mereka berdua berhasil masuk ke arena biliar. Heung Soo sudah membuka jendela bersiap melompat, tapi urung melakukannya. Heung Soo melihat jrak antara dia dan dibawahnya yang terlalu tinggi. Sebagai laki-laki tentu dia merasa sanggup, tapi mengingat cidera di kakinya, yang tentu akan semakin parah kalau dia melompat, membuat dia tidak segera melakukannya. Sedangkan Nam Soon terus menunggu.
Tapi orang-orang itu sudah berhasil msuk dan mengepung mereka, Si pemilik motor mengejek Heung Soo yang tidak jadi melompat? “Apa kau takut?”
Nam Soon hanya melihat Heung Soo dan sepertinya belum menyadari keadaan Heung Soo yang merasa bimbang antara melompat tapi kakinya tambah sakit, atau tidak jadi melompat tapi harus berhadapan dengan orang-orang ini.
source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/02/sinopsis-school-2013-episode-8-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/02/sinopsis-school-2013-episode-8-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment