Se Chan berkata kalau Yoo Jin berbeda dengan anak-anak lain. “Meskipun aku tahu dia berbeda, tapi aku membiarkannya saja.”
Se Chan bercerita kalau dia meraih Yoo Jin di pinggir jalan, dan berkata “Hanya percaya padaku sampai akhir.”
Se Chan mulai menangis lagi.
In Jae yang baru datang langsung duduk di mejanya, dia melihat bangku Se Chan yang kosong. Tiba-tiba guru Uhm datang dan berkata kalau guru Kang ijin karena hari ini dia merasa tidak enak badan. Guru Uhm meminta agar In Jae bisa mengurus semuanya. In Jae kemudian bertanya apa ada hal lain yang Se Chan katakan? Guru Uhm menjawab tidak.
Di luar kelas, Yi Kyung, Ji Hoon, Nam Soon, dan Heung Soo, sama-sama bicara tentang Jung Hoo. Sebenarnya apa yang terjadi pada Jung Hoo? Yi Kyung bertanya pada Nam Soon, apa Nam Soon tidak tahu apa-apa? Nam Soon menggeleng dan berkata dia tidak tahu apapun. Ji Hoon berkata kalau ini hanya masalah salah paham. Yi Kyung menjawab kalau Ibu Song yang membuat ini menjadi masalah yang besar. Ji Hoon pun mengeluh dan berkata kalau ini membuatnya hampir mati. Ini semua salahnya. Yi Kyung(kenapa dia terlihat selalu mempesona yak..?^^) bertanya bagaimana bisa ini salah Ji Hoon? Ini salah Eun Hye yang mengatai Ji Hoon pencuri, makanya semua terjadi. Ji Hoon dengan polos bertanya apa dia harus meminya Gil Eun Hye untuk membantunya? Yi Kyung berkata kalau Ji Hoon pasti sudah gila.
(Nam Soon ma Heung Soo anteng aja, jadi pendengar yang baik sepertinya..Hihi)
Ji Hoon berkata kalau Jung Hoo bisa memberi tahu alasan dia marah, mungkin hukumannya akan sedikit dikurangi. Yi Kyung menolak. Ji Hoon jadi kesal dan bertanya lalu apa yang harus mereka lakukan? Mereka kan tidak bisa diam terus seperti ini, tanpa melakukan apapun. Apa Yi Kyung akan membiarkan Jung Hoo dikeluarkan?
Nam Soon akhirnya berkata kalau lebih baik mereka mencobanya dulu, bicara pada Eun Hye.
Yi Kyung kesal, tapi tetap menyetujuinya. Dia dan Ji Hoon akan segera masuk ke kelas menemui Gil Eun Hye. Heung Soo tiba-tiba memanggil mereka dan berpesan agar menghadapi Eun Hye tidak dengan emosi. Nam Soon berkata “Tinggalkan kemarahamnu disini.”
Ji Hoon dan Yi Kyung menghampiri Eun Hye yang sedang sibuk belajar. Yi Kyung terlihat ogah-ogahan. Eun Hye sadar kalau ada dua orang disisi kanan dan kirinya. Dia melihat dan menyadari itu Yi Kyung dan Ji Hoon. Eun Hye mulai mengeluh dan tidak suka. Ji Hoon berkata apa Eun Hye tidak bisa dengan jujur mengatakan pada guru tentang kejadian sebenarnya? Ji Hoon berkata tanpa memandang Eun Hye tapi malah melihat kearah Yi Kyung. Hihi.
“Itu kesalahanmu kan?”
Eun Hye tidak suka dikatakan kalau dia biang keladinya, dia langsung menengadahkan kepalanya menatap Ji Hoon. Dengan ketus Eun Hye berkata “Memang apa salahku?”
Yi Kyung mulai kesal dan ikut membentak Eun Hye. Yi Kyung sudah siap ingin menghajar Eun Hye tapi Ji Hoon menahannya.
Ji Hoon masih melunak, dia menundukkan kepalanya mendekat kerah Eun Hye dan berkata “Ini terjadi karena kau salah paham”
Eun Hye langsung menyela dan dengan sinis berkata “Aku tidak salah paham”
Eun Hye dengan santai malah menyuruh Ji Hoon menyalahkan Nam Kyung Min, karena Kyung Min lah yang mengatakan itu padanya. Kyung Min yang duduk tepat dibelakang Eun Hye mendengar namanya disebut menatap kearah Eun Hye dengan pandangan tidak suka. Kyung Min menegur Eun Hye yang berani menyalahkannya dan bertanya kapan memangnya dia berkata seperti itu?
Ji Hoon yang awalnya mencoba halus, tapi mendapat tanggapan seperti mulai ikut merasa kesal. Yi Kyung kemudian berkata kalau ternyata ini karena Eun Hye dan Kyung Min. Yi Kyung mengancam, kalau Kyung Min dan Eun Hye tidak mau dilaporkan,lebih baik jujur saja sekarang. Masih dengan sinis, Eun Hye mengarahkan tatapannya pada Yi Kyung dan berkata untuk masalah Ha Kyung dan Jung Hoo, kenapa dia yang harus melakukannya? Ji Hoon kali ini tidak bermanis-manis lagi, dia dengan nada tidak sabar berkata kalau dia sudah menjelaskan dari awal, ini bermula karena Eun Hye yang salah paham. Jadi ini adalah salah Eun Hye. Dengan enteng Eun Hye menjawab kalau dia tidak akan melakukan apapaun, karena dia tidak peduli sama sekali.
Yi Kyung berkata kalau ini membuatnya frustasi. Kalau Eun Hye tidak mau jujur pada guru, baiklah. Tapi minimal Eun Hye harus minta maaf pada Ji Hoon karena sudah menuduhnya sebagai pencuri. Eun Hye tentu saja menolak. Dia malah menyuruh Yi Kyung untuk menyuruh Kyung Min yang meminta maaf. Kyung min yang lagi-lagi menjadi tumbal, mengangkat kepala melihat ke meja Eun Hye, dan menegur Eun Hye tanda dia juga tidak setuju. Yi Kyung bertambah jengkel, dan menyuruh mereka berdua saja yang minta maaf biar adil. Tapi tentu saja tidak ada dari mereka yang peduli. Eun Hye maupun Yi Kyung sama-sama berfokus pada pelajaran mereka. Kemudian secara mengejutkan Yi Kyung membentak Eun Hye dan Kyung Min. Dia membentak mereka dengan suara yang menggelegar, membuat tidak hanya Yi kyung atau Kyung Min yang kaget, tapi seisi kelas. Eun Hye tanpa takut juga ikut berteriak pada Yi Kyung dan berkata kenapa Yi Kyung tidak segera pergi, karena dia harus belajar. Yi Kyung menendang meja Eun Hye dan Kyung Min, sedang Ji Hoon mengambil buku diatas mejanya lalu membuang ke lantai. Yi kyung tetap meminta mereka untuk segera meminta maaf pada Ji Hoon.
Tiba-tiba ada suara yang menegeur mereka, ternyata In Jae datang akan mengajar kelas, dan mendapati keadaan kelas seperti itu. In Jae pun langsung memanggil nama Yi Kyung dan Ji Hoon. In Jae menyuruh mereka smeua yang terlibat untuk segera datang menemuinya.
In Jae menyuruh mereka berempat untuk menulis apa kesalahan mereka. Membuat cerminan diri tentang yang mereka lakukan tadi. Eun Hye bertanya sampai berapa lama dia harus menulis? Apa dia tidak bisa menulisnya di rumah saja? In Jae dnegan tegas berkata tidak bisa. Mereka semua harus menulisnya disini, dan meminta maaf satu sama lain.
Eun Hye kembali bertanya lalu bagaimana dnegan kelas? Ini kan jam nya bahasa inggris. Apa In Jae bisa melakukan untuknya?
In Jae yang masih mencoba sabar, meminta Eun Hye untuk menemuinya. Dan membiarkan yang lain dengan tugas menulis mereka.
Eun Hye dengan kesal menemui In Jae di ruang guru. In Jae berkata “Ada begitu banyak hal yang lebih penting daripada belajar ”
Eun Hye menjawab kalaupun In Jae memberitahunya, dia tetap tidak peduli. “Jika kau belajar baik, maka kau dianggap sebagai manusia. Jika kau tidak belajar dengan baik, maka kau tidak ada gunanya bahkan walaupun kau adalah manusia”
In Jae berkata “Terlepas dari seberapa baik kau belajar, tapi kalau kau tidak tahu apa yang kau lakukan itu salah dan tidak tahu bagaimana meminta maaf, semua juga tidak akan ada gunanya. ”
Eun Hye berkata masih dengan sombongnya kalau dia hanya meragukan Jung Hoo dan Ji Hoon, bukan menuduh mereka. (Sama kalii neng, wong kamu ngmong langsung dihadapan mereka, itu mah udah nuduh kalii..^^)
Eun Hye melanjutkan kalimatnya, kalau misalnya itu Mn Ki, dia tidak mungkin mencuriginya. Guru Uhm hanya melihat dari jauh sikap sinis Eun Hye. (Aku rasanya udah gemes banget, pengen tak ciumin ke tembok tu mulut Gil Eun Hye.)
Eun Hye beranggapan Ji Hoon dan Jung Hoo layak mendapatkan kecurigaan seperti itu. Eun Hye menjawab “Tidak ada seorangpun didiunia ini yang layak mendapatkan hal seperti itu.”
Guru Uhm yang seperti merakasan hal yang sama seperti saya. Hihi.. langsung menghampiri Eun Hye dan berkata sepertinya kasus kekerasan disekolah akan dibuka. Eun Hye jadi kaget mendengar itu. Guru Uhm berkata kalau Eun Hye bahkan tidak tahu seperti apa kebenarannya, tapi sudah menyebarkan gossip yang bukan-bukan, itu juga termasuk bentuk pelanggaran. Katakan terus terang kau adalah pelaku, Jung Hoo serta Ji Hoon adalah korban. Eun Hye menjawab kalau ini tidak mausk akal.
Guru Uhm dengan tegas menjawab kalau ini adalah system sekolah. Kekerasan, apapun bentuknya tetap saja namanya kekerasan. Dia tentu saja tidak bisa memmbiarkan ini terjadi, jadi lebih baik Eun Hye segera membawa ibunya. (Kapok kowe..Hihi..^^)
In Jae pun memandang Eun Hye tanpa berniat sama sekali membantunya.
Dengan enggan Eun Hye meminta dia dimaafkan sekali ini dan berjanji tidak akan melakukannya lagi.
Guru Uhm hanya menyuruh Eun Hye pergi dan dia akan melihat Eun Hye nanti.
(Memang diperlukan orang-orang tegas seperti guru Uhm, biar murid tuh ga kurang ajar dan seenaknya.)
Eun Hye tahu guru Uhm masih berniat memanggil ibunya, sehingga Eun Hye berkata sekali lagi kalau dialah yang salah.
Guru Uhm sedikit senang karena akhirnya Eun Hye mengakui kesalahannya walau tidak ikhlas. Dia juga menyuruh Eun Hye meminta maaf pada Ji Hoon dan Jung Hoo, serta menulis cerminan diri tentang kesalahannya lalu laporkan pada guru wali kelas.
In Jae pun menyuruh Eun Hye untuk segera menulisnya di ruang konsultasi.
Setelah hanya berdua. Guru Uhm berkata kalau ini adalah masalah besar, dia harus pura-pura mengancam agar Eun Hye mau mendengarnya. In Jae betanya apa ini akan baik-baik saja? Eun Hye sepertinya tidak tulus mengakui kesalahannya. Guru Uhm berkata “Mengetahui apa yang kau lakukan itu salah, juga penting untuk dipikirkan.”
Guru Uhm juga meminta agar In Jae mengajari Eun Hye perlahan-lahan. In Jae pun menyanggupinya.
Kembali lagi ke Yi Kyung dan lainnya yang berada di ruang konseling. Eun Hye masuk dengan wajah yang tidak menyenangkan. Dia sangat kesal dengan guru Uhm dan segala apa yang dikatakannya tadi. In Jae tentu ada juga di ruangan itu. In Jae menatap Eun Hye, dan Eun Hye malah membalas tatapan In Jae dengan pandangan yang tajam. Kemudian tatapan Eun Hye beralih ke Ji Hoon. Dia tahu kalau In Jae menatapnya untuk mengingatkan agar dia meminta maaf pada Ji Hoon. Lalu tanpa basa-basi lagi Eun Hye mengucap sepatah kata “Maaf”
Yi Kyung dan Ji Hoo bahkan mengangkat kepalanya terkejut mendengar Maaf ala Eun Hye tadi.
In Jae kemudian menengur Eun Hye yang tidak melakukannya dengan tulus.
Eun Hye langsung menjawab kalau dia mencoba melakukan yang terbaik yang dia bisa saat ini. Mengakui hal ini adalah tidak mudah untuknya. Eun Hye juga bilang kalau ibunya akan menghubungi In Jae sebentar lagi.
In Jae yang sedang sendiri mencoba mengirim SMS pada Kang Se Chan. In Jae bingung, dan terhenti tangannya untuk melanjutkan SMS itu.
Sementara itu Kang Se Chan sedang ada di apartemennya merenung. Dia merasa sudah terlalu jauh melangkah sebagai seorang guru. Prinsipnya adalah tidak akan mencampuri kehidupan anak-anak, mencoba tidak peduli pada semua tentang mereka. Tapi ternyata dia kembali masuk ke dalam lingkaran itu. Kejadian Na Ri membuatnya tersadar.
Kemudian secara mengejutkan Se Chan meraih ponselnya yang tergeletak di meja. Dia menulis SMS untuk Na Ri menanyakan keadaannya. Seolah tersadar kembali, Se Chan menghapus satu persatu huruf yang sudah terangkai di layar ponselnya. Dia membatalkan niatnya itu.
Tapi tiba-tiba In Jae mengiriminya SMS, dan menanyakan keadaannya. Se Chan hanya terdiam dan tidak membalas SMS itu.
Hae Seon duduk di bangkunya dengan posisi malas. Dia bertopang dagu di lengannya yang ditaruh di meja. Dia mungkin masih memikirkan Na Ri yang sampai detik ini belum masuk sekolah. Hae Seon bangkit dan mengeluarkan buku di laci mejanya, mencoba menghilangkan pikirannya tentang Na Ri. Saat membuka salah satu buku, Hae Seon malah menemukan coretan tangan dia dan Na Ri. Salah satu coretan itu adalah “Pasti hebat kalau kita bisa pergi ke perguruan tinggi berdua”
Ada lagi coretan yang berbunyi “Akan lebih bagus lagi, jika kita bisa berada di kelas yang sama saat kelas 3 nanti”
Lalu kemudian dia seperti teringat surat Na Ri yang belum sempat dibacanya. Surat Na Ri yang ada di balik buku pelajarannya. Hae Seon mencoba mencari surat itu, dia membuka-buka buku pelajarannya tetapi tetap tidak menemukan surat itu.
Bahkan Hae Seon mencoba mengibas-ngibaskan buku itu, berharap mungkin ada lembar yang terlewatkan olehnya.
Tapi surat itu tetap tidak ada.
Hae Seon langsung pindah ke bangku Na Ri, dan mencoba mencari di laci meja sahabatnya itu. Dia masih penasaran apa yang ditulis Na Ri saat itu. Hae Seon menemukan secarik kertas yang sudah diremas-remas Na Ri. Entahlah apa itu memang surat yang ditujukan untuknya, atau hanya coretan-coretan Na Ri. Namun Hae Seon tetap membuka dan membacanya. Salah satu tulisan Na Ri adalah “Jangan membenciku, itu membuatku gila”
Tulisan lainnya adalah “Aku melakukannya tanpa sengaja, apa yang harus kulakukan?” “Maukah kau memaafkanku?”
Hae Seon membaca semua itu dan menjadi sangat sedih. Dia tersentuh dengan permintaan maaf Na Ri yang tulus. Hae Seon kemudian melipat rapi kertas itu.
Nam Soon masuk kelas dan langsung menghampiri meja Ha Kyung. Nam Soon mengatakan ayo bicara. Ha Kyung pun mengikuti Nam Soon keluar kelas. Nam Soon sedikit gugup. Tapi kemudian dia bertanya apa kaki Ha Kyung baik-baik saja? Ha Kyung pun mengiyakannya. Kemudian Nam Soon berkata kalau ini sebenarnya tentang Oh Jung Hoo. Apa Ha Kyung tidak bisa melakukan sesuatu tentang ini? Ha Kyung menjawab Iya. Ini mustahil untuk dilakukan. Bagaimana bisa dia menang melawan ibunya.
Nam Soon hanya menunduk mendengar jawaban Ha Kyung.
Ha Kyung berkata kalau hal ini membuatnya malu, ditambah Nam Soon mengatakan hal ini padanya, ini membuatnya malunya jadi berlipat-lipat. Nam Soon jadi bingung sendiri. Kemudian Ha Kyung langsung pergi dna masuk ke dalam kelas.
Jung Hoo sendiri masih sibuk dengan hukumannya. Yi Kyung dan Ji Hoon menghampirinya. Yi Kyung bertanya apa Jung Hoo memberi tahu ayahnya tentang kejadian ini? Yi Kyung tahu kalau Jung Hoo tidak memberitahu ayahnya melihat dari ekspresi wajah Jung Hoo. Yi Kyung kemudian bertanya apa yang akan Jung Hoo lakukan sekarang? Jung Hoo menjawab kalau memang dia akan ditendang keluar, maka ya dia akan keluar. Yi Kyung menegur Jung Hoo agar tidak mengatakan hal-hal seperti itu. Bukankah sejujurnya Jung Hoo tidak ingin dikeluarkan dari sekolah? Jung Hoo hanya diam.
Ji Hoon kemudian mengucapkan terima kasih pada Jung Hoo secara tiba-tiba. Ji Hoon bahkan juga meminta maaf pada Jung Hoo untuk semua. Jung Hoo serta Yi Kyung terkejut dan hanya menatap Ji Hoon heran.
Ji Hoon berkata kalau semua karena dia, makanya Jung Hoo jadi seperti ini. Ji Hoon kemudian bertanya apa dia harus menemui Ibu Song untuk memiunta padanya agar tidak membuka kasus ini. Jung Hoo marah dan membentak Ji Hoon. Jung Hoo tidak suka kalau Ji Hoon harus mengemis karenanya. Bahkan jangan pernah berfikir tentang hal itu, atau Ji Hoon akan mati.
Jung Hoo pun langsung pergi meninggalkan mereka, dan Yi Kyung hanya berkata kalau mereka tidak akan menyerah. Ji Hoon bahkan bilang kalau Jung Hoo pernah berkata mereka harus bisa lulus bersama-sama.
Di ruang guru, terlihat ada guru Uhm, In Jae, dan Nan Hee. Guru Uhm sedang sibuk bicara di telepon tentang kasus kekerasan di sekolah. Terlihat ada Joo Bong Soo juga. Sepertinya ibu Eun Hye yang menelepon menyatakan keberatannya. Guru Uhm tegas berkata Eun Hye melakukan kesalahan, jadi sekolah tetap akan mencoba memperbaikinya. Jika memang karena ini Eun Hye merasa terbebani, maka dia minta maaf. Pembicaraanpun usai. Guru Uhm langsung memandang In Jae dan berkata kalau In Jae tidak perlu khawatir tentang ini. Karena semuanya aman-aman saja.
Nan Hee bertanya apa ada bedanya kalau sekolah mengajarkan sesuatu yang benar pada anak-anak, jika di rumah mereka selalu menganggap merekalah yang benar?
Joo Bong Soo berkomentar kalau sudah ada yang terjadi orang tua baru menanyakan apa yang diterima anaknya disekolah?
Bong Soo mengajak In Jae bicara empat mata. Bong Soo bertanya apa sebenarnya yang terjadi pada guru Kang? In Jae menjawab kalau dia juga penasaran tentang Se Chan.
In Jae kemudian berkata “Guru disaat kau mudah mendapatkan hati anak-anak, tapi diwaktu lain kau juga mudah kehilangan mereka. Apa sesuatu seperti itu juga pernah dialami guru Jo?”
Bong Soo hanya mengangguk-angguk mendengar perkataan In Jae. Dia membenarkan hal itu. In Jae bertanya lagi apa yang dilakukan guru Jo tentang itu? Guru Jo menjawab apa hal seperti itu bisa dihindari oleh seorang guru? Seseorang datang dan pergi itu sudah biasa terjadi. Semua orang tidak ada yang sempurna, termasuk seorang guru. Jadi setiap kali itu terjadi, mari berusaha keras untuk tidak mengulanginya. Memang kita akan kehilangan mereka tapi yakinkan diri bahwa semua baik-baik saja.
In Jae akhirnya memutuskan menemui Se Chan disebuah café. In Jae bertanya apa guru Kang sudah makan? Se Chan menjawab tanpa semangat kalau dia sudah makan. In Jae bertanya lagi, apa Se Chan baik-baik saja? Se Chan lagi-lagi menjawab iya dengan sedikit malas. In Jae jadi bingung dengan jawaban Se Chan yang singkat-singkat. Kemudian In Jae memberanikan diri bertanya tentang sekolah. Se Chan menatap In Jae dan menjawab kalau Dia akan kesekolah besok. In Jae senang mendengarnya. Se Chan tersenyum dan berkata bukankah itu(Datang ke Sekolah) adalah hal yang pasti? Alasan Se Chan pergi ke sekolah karena masih ada sisa waktu dari kontrak kerjanya sebagai guru di Seungri.
Se Chan bertanya apa In Jae mengkhawatirkannya? In jae mengangguk tanda iya. Se Chan tersenyum dan berkata “Kurasa aku harus sering bolos kesekolah, untuk membuatmu lebih khawatir”
(Eciiieee…suit—suiitt…^^)
Kita ke scene Nam Soon dan Heung Soo yak..^^
Mereka kali ini sedang ada di rumah Nam Soon. Nam Soon terlihat sedang mengeluarkan semua komik dan makanan kecil yang mereka beli (Yang beli siapa? Nam Soon kan uangnya udah habis? Hehe)
Semua itu untuk mereka berdua.
Merekapun duduk dan segera mengambil komik yang akan mereka baca. Nam Soon mengingatkan Heung Soo akan aturan yang biasanya mereka pakai dulu, kalau siapa yang memulai bicara maka dia yang menjadi pelayan. Jadi focus ke baca komik dan ngemil aja ya..^^
Heung Soo menjawab tentu saja dia ingat.
Mereka masih asik serius dengan komik masing-masing, tersenyum-senyum sendiri saat membacanya.
Tiba-tiba Heung Soo bertanya apa Nam Soon menjalani seluruh hidupnya di rumah ini? Nam Soon menjawab iya. Heung Soo bertanya lagi, apa yang Nam Soon lakukan? Apa bolos sekolah setiap hari? Nam Soon menjawab kalau kerjanya tidur, makan, lalu tidur lagi.
Heung Soo bertanya lagi, lalu bagaimana Nam Soon bisa memutuskan kembali kesekolah? Nam Soon seolah memikirkan jawabannya, dan langsung berkata “Aku berdiri dan pergi, tapi di jalan hanya ada orang dewasa, dan tak ada tempat untuk pergi, kecuali sekolah. Aku ingat ibu memberitahuku kalau aku harus lulus SMA.”
Heung Soo memuji Nam Soon yang berbuat benar, tapi Nam Soon kemudian dengan santainya menyuruh Heung Soo membawakan minuman untuknya. Heung Soo kaget, dan Nam Soon santai berkata kalau Hueng Soolah yang bicara lebih dulu padanya tadi, jadi itu tandanya Heung Soo harus mau jadi pelayannya.
Saat Heung Soo keluar mengambil minum, Nam Soon dengan enaknya merubah posisi, setengah berbaring dengan kepala bertumpu pada tangannya, sambil tetap membaca komik, dan ngemil. ^^
Heung Soo masuk membawa minum, yang sudah diseruputnya lebih dulu, lalu diberikannya pada Nam Soon. Nam Soon sengaja mengerjai Heung Soo dengan berkata letakkan saja dulu, nanti akan diambilnya saat dia merasa haus. Heung Soo kesal dan langsung meminum habis air di dalam gelas itu, biar Nam Soon kapok. Haha..
Heung Soo yang kesal karena Nam Soon menjahilinya, kemudian dengan sengaja menjatuhkan bantal di muka Nam Soon dan pura-pura berkata maaf. Nam Soon berdiri dan langsung mengeluarkan bantal yang disimpannya di lemari dan akhirnya mereka perang lempar-melempar bantal. Haha..
Nam Soon menyeruduk perut Heung Soo, dan Heung Soo dnegan sekali angkat menggendong tubuh Nam Soon. LOL(Perang bantalnya batal^^)
Mereka tertawa bahagia..
Keesokan harinya.
Na Ri memutuskan masuk ke sekolah pagi ini. Walau malu, tapi sepertinya dia ingin kuat menghadapi semua. Saat sudah akan masuk ke gerbang, Na Ri berbalik lagi. Dia tidak sanggup. Masih tidak sanggup tepatnya. Keberaniannya tiba-tiba menguap. Lalu tiba-tiba ada SMS yang masuk di ponselnya. Dari Hae Seon yang berisi “Na Ri, berbaliklah”
Lalu terlihatlah Hae Seon memamerkan ponselnya yang sama persis dengan Na Ri. (Sampe sini entah mengapa aku ikut terharu lo..)
Hae Seon dengan tersenyum berkata kalau ponsel ini sangat kuno kan? Na Ri tersentuh dan tersenyum berkata iya. Na Ri bertanya bagaimana bisa ponsel Hae Seon ganti?
Hae Seon menjawab ayahnya tidak suka karena dia terus-terusan bermain dengan ponsel itu, dan lupa belajar, jadi ponselnya diganti dengan yang ini. Hae Seon merasa ini ada baiknya, dengan ponsel baru dia jadi tidak focus belajar dan akhirnya dia juga tidak berbicara pada siapapun karena asik ngegames. Dia juga memutuskan hanya akan belajar bersama Na Ri. Na Ri bertanya apa Hae Seon tidak membencinya? Hae Seon menjawab kalau dia benci, tapi dia tetap menyukai Na Ri.
Mata Na Ri sudah berkaca-kaca (aku juga). Dia berkata “Maafkan aku. Aku awalnya tidak berencana melakukan itu, tapi aku sangat terluka. Aku benar-benar tidak tahu.”
Na Ri pun menangis dan hanya berkata berkali-kali kalau dia tidak sengaja dan dia saat itu sedang terluka. Dia juga berkata kalau dia akan mengembalikannya, bukan berniat sungguh-sungguh untuk mencuri. Hae Seon yang juga hampir menangis menjawab kalau dia sudah tahu itu. “Tapi setiap kau terluka, ceritakan dengan kata-katamu, jangan melakukan hal yang membuatku tidak menyukaimu.”
Na Ri tersenyum dan Hae Seon mengajak Na Ri untuk segera masuk sekolah, karena mereka akan terlambat. Na Ri hanya mengangguk tanpa beranjak dari tempatnya. Hae Seon mengulangi lagi ajakannya untuk masuk sekolah. Na Ri menjawab kalau dia tidak bisa masuk. Bagaimana jika anak-anak lain mengabaikannya? Hae Seon menjawab kalau dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bukankah Na Ri bilang kalau Na Ri hanya membutuhkannya, jadi jangan pedulikan yang lain.
Na Ri dan Hae Seon pun akhirnya berbaikan. Hae Seon menerima segala alasan Na Ri dan meminta agar Na Ri tidak melakukan itu lagi. Dia juga meminta agar Na Ri bercerita saja apa yang dialaminya. Na Ri yang merasa malu untuk masuk sekolah, akhirnya menyetujui ajakan Hae Seon, karena Hae Seon berjanji akan membelanya didepan teman-teman nanti. Itu cukup membuat Na Ri lega.
Hae Seon menggandeng tangan Na Ri memasuki kelas. Kelompok Ga En adalah yang paling heboh melihat pemandangan itu. Mereka langsung berkata kalau Hae Seon bener-bener orang yang berkepribadian sangat baik. Na Ri merasa tidak enak mendengar sindiran itu.
Hae Seon yang melihat wajah Na Ri berubah langsung berkata pada semua teman-temannya “Tentang ponselku…Na Ri tidak mencurinya, dia ternyata hanya meminjamnya.”
Kelompok Ga Eun masih mencoba menyangkal, dan Hae Seon mengingatkan salah satu dari mereka yang ternyata bernama Kim Hae Rim, tentang catatan yang siang itu diterimanya tapi belum sempat dia baca, itu surat Na Ri yang berisi kalau Na Ri ingin meminjam ponselnya. Hae Rim yang membuat dia melupakan surat dari Na Ri karena bertanya tentang games. Karena itu masalahnya malah jadi besar.
Hae Seon langsung memeluk Na Ri dan berkata “Kami memiliki hubungan yang sangat dekat, jadi kadang meminjam sesuatu hanya mengatakan dengan catatan saja.”
(Liat tampangnya Joong Hyung deh..lucu banget..^^)
Hae Seon bahkan tersenyum menatap Na Ri, agar Na Ri tidak perlu malu dan canggung lagi. Hae Seon juga mmeminta maaf karena sudah menyebabkan masalah menjadi besar. Dia bahkan menjelaskan kalau Na Ri tidak menceritakannya pada mereka semua karena kaget tiba-tiba dituduh mencuri. Hae Seon hanya ingin memastikan mereka semua tidak salah paham lagi pada sahabatnya Na Ri.
Semua teman mengangguk setuju, dan mereka pun kembali ke tempat duduk masing-masing termasuk Kim Hae Rim. Na Ri tiba-tiba berbisik pada Hae Seon kalau catatan siang itu bukan berisi dia yang akan meminjam ponsel. Hae Seon menjawab kalau dia tahu, jadi rahasiakan saja semua ini. Na Ri pun tersenyum dan senang karena Hae Seon membantunya, dan yang terpenting masih mau bersahabat dengannya.
In Jae terlihat resah menunggu Se Chan, dan ternyata Na Ri juga sedang menunggu guru yang telah membantunya itu. In Jae menenangkan Na Ri dengan berkata kalau Se Chan mungkin hanya terlambat saja. Na Ri tiba-tiba meminta maaf pada In Jae. In jae menjawab tidak apa-apa. Bukankah Na Ri banyak berinstropeksi diri tentang semua ini ? Jadi rasanya itu sudah cukup.
Kemudian masuklah Se Chan, yang daritadi ditunggu-tunggu. Se Chan juga melihat Na Ri tentunya. Na Ri memberikan kue yang sudah disipakannya untuk Se Chan. Se Chan bertanya apa ini? Na Ri menjawab kalau ini sengaja dia beli untuk Se Chan. Na Ri bahkan bilang kalau dipasar, ini adalah kue termahal. Se Chan melihat kue itu, dan membaca tulisan diatasnya, yang ditulis oleh tangan Na Ri sendiri “Untuk guru Kang”
Se Chan tersenyum sebentar dan berkata kalau dia mengerti, tapi Na Ri saja yang memakannya. Na Ri kaget karena pemberiannya ditolak. Se Chan hanya mencoba kembali ke sikapnya semula, cuek dan tidak peduli siapapun.
Se Chan juga bilang kalau anggap saja dia menerimanya, tapi Na Ri yang memakan kue itu. Na Ri tentu saja kecewa. Tapi Se Chan mencoba untuk tidak peduli. Na Ri pun pamit dengan perasaan sedih.
In Jae yang sudah berdua saja dengan Se Chan, hanya mampu menatap Se Chan dalam diam. Dia mungkin tahu apa yang dimaksud Se Chan dengan sikapnya tadi, walalu In Jae tidak setuju tapi In jae cukup paham kondisi hati Se Chan saat ini.
Di kelas bantuan tambahan yang dipegang In jae, Jung Hoo Cs masih setia mengikutinya. In Jae berkata kalau membangun semua dari awal dan bertahun-tahu itu tidak mudah kan? Nam Soon, Heung Soo, dan Young Woo tersenyum mendengarnya.
In Jae juga memuji mereka karena sudah bekerja keras. Dia kemudian melihat jamnya dan berkata ada 10 menit tersisa. Young Woo langsung bertanya apa mereka akan menulis puisi lagi? Nam Soon dan Heung Soo keren sekali yak..^^
In Jae menolak, dan berkata kalau hari ini bukan puisi. Kemudian In Jae berkata kalau Ji Hoon ingin mengatakan sesuatu. Ji Hoon pun maju ke depan kelas, dan membaca tulisan yang dibawanya. “pertama..apa yang harus aku katakan?”
Kemudian Ji Hoon menunduk dan berkata dia tidak bisa membacanya. Yi Kyung bertanya memangnya apaan sih itu?
Ji Hoon kemudian menoleh menatap In Jae dan bertanya apa dia tidak bisa memberikannya langsung pada Han Young Woo? In Jae mengangguk pertanda menyetujuinya.
Ji Hoon pun dengan malu-malu memberikannya pada Young Woo tanpa berani menatapnya.
Young Woo pun menerimanya, dan membalik catatan Ji Hoon itu. Dia membaca isinya.
Setelah kelas In Jae selesai. Yi Kyung berlari memeluk Ji Hoon dari belakang dan berkata kalau Ji Hoon bener-bener bajingan (Becanda lo ini..)
Tanpa mempedulikan Ji Hoon yang kesakitan, Yi Kyung bertanya apa sih yang diberikan Ji Hoon pada Young Woo? Ji Hoon menjawab bukan apa-apa kok. Tiba-tiba Han Young Woo lewat dan berhenti di depan Yi Kyung dan Ji Hoon, membuat Yi Kyung melepaskan Ji Hoon dari cengkeramannya.
Terlihat Jung Hoo juga ada di pintu akan keluar.
Young Woo dengan malu-malu berkata terima kasih untuk permintaan maaf Ji Hoon. Sejujurnya dia tidak apa-apa. Yi Kyung yang bingung jadi mentaap wajah Young Woo, apalagi Young Woo patah-patah ngomongnya. Young Woo bahkan melambaikan tangannya pada Ji Hoon sebagai ucapan selamat tinggal karena diua akan pulang. Ji Hoon pun membalas lambaian tangan Young Woo. Sedang Yi Kyung masih heran.
Yi Kyung langsung bertanya apa Ji Hoon minta maaf pada Young Woo. Ji Hoon hanya menjawab kalau sekarang dia sedang instropeksi diri, dan kejadian masa lalu sungguh mengganggunya. Yi Kyung terdiam mendegar jawaban Ji Hoon, dan Ji Hoon kemudia bertanya apa Yi Kyung tidak menyesal? Yi Kyung menjawab itu benar.
Yi Kyung mendekati Jung Hoo dan berkata kalau Ji Hoon benar-benar berubah sekarang. Jung Hoo mencoba cuek dan akan pergi, tapi kemudian Ji Hoon berkata membuat langkah Jung Hoo terhenti “anggap saja permintaan maaf tadi mewakili kamu juga.”
Yi Kyung berkata dengan polos, kalau permintaan maaf Ji Hoon ya milik Ji Hoon, tidak bisa untuk mewakilkan seseorang.
Nam Soon dan Heung Soo adalah yang terakhir keluar, dia melihat Jung Hoo Cs yang terlihat akrab. Nam Soon berkata kalau Ji Hoon melakukan hal yang baik. Heung Soo menajwab mereka itu hanya berlebihan saja.
Se Chan pun juga sudah mengakhiri kelasnya. Na Ri yang akan keluar tiba-tiba berhenti dan berbisik sesuatu di telinga Hae Seon. Hae Seon pun mengangguk tanda mengerti.
Ternyata Na Ri balik lagi kedalam kelas menemui Se Chan, tanpa Hae Seon. Na Ri berkata “guru..sejujurnya pada awal aku benar-benar tidak menyukaimu.”
Na Ri berkata kalau Se Chan tidak pernah peduli padanya, bahkan tidak pernah membangunkannya jika dia tertidur di kelas. Karena itulah dia merasa kalau dia bukan siswa yang hebat, karena Se Chan bahkan mengabaikannya, dan menganggapnya tidak penting apakah dia bangun atau tidur saat kelas berlangusng. “Tapi sekarang..aku berharap kau juga menjadi guru wali kelasku tahun depan.”
Se Chan tercengang mendengar kalimat Na Ri yang jujur dan terasa tulus. Setelah puas berkata itu, Na Ri pun pamit pulang.
Hari pun berganti, dan kegiatan di sekolah masih berjalan. Anak-anak masih berngkat menuju sekolah di pagi hari. Begitu juga dengan Se Chan, yang sduah datang di Seungri pagi ini. Saat melewati papan pengumuman, Se Chan menoleh dan membaca informasi yang ditempel disana. Ternyata berita tentang dibukanya kasus kekerasan sekolah oleh Komite.
In Jae dan Jung Hoo ada di ruangan konseling. In Jae bertanya apa Jung Hoo sudah memberitahu ayahnya? Jung Hoo hanya diam, dan In Jae pun kembali berkata kalau memang Jung Hoo tidak bisa maka dia yang akan melakukannya. Jung Hoo menjawab tidak usah. In Jae menjelaskan walau dia tidak menjamin, tapi mungkin hasilnya akan berbeda kalau ayah Jung Hoo bisa datang. In Jae meminta agar Jung Hoo memberitahu ayahnya hari ini, agar dia bisa datang besok. Jung Hoo menjawab sekali lagi tidak usah.
In Jae pun masuk ke ruangannya dengan putus asa. Jung Hoo masih tetap keras kepala. Se Chan terlihat sedang sibuk di mejanya. Se Chan kemudian bertanya ada apa? In Jae menjawab kalau Jung Hoo masih keras kepala tidak akan memberitahu ayahnya. Se Chan berkata biarkan saja dia. Dia pasti punya alasan untuk itu. In Jae menjawab bagaimana bisa dia membiarkan saja hal ini? Bukankah mereka harus melakukan semua cara yang mereka bisa untuk keluar dari situasi ini?
In Jae pun terlihat akan menelpon seseorang, mungkin saja itu ayah Jung Hoo.
Nam Soon dan Heung Soo terlihat berlari-lari masuk ke rumah sakit, ternyata Jung Hoo yang terbaring dengan luka di tubuhnya. Ji Hoon meminta maaf karena dia terpaksa harus menghubungi Nam Soon dna Heung Soo, karena dia juga bingung harus bilang pada siapa. Heung Soo bertanya siapa yang melakukan ini semua pada Jung Hoo? Yi kyung menjawab kalau ayah Jung Hoo lah yang melakukannya (Sumpah deh aku jadi sedih banget, kayaknya karena In Jae menelepon Ayah Jung Hoo dan memberitahu agar ayah Jung Hoo bisa datang ke sekolah besok. Kasihan banget kalau dipikir-pikir hidup Jung Hoo ya..Dia sayang sebenarnya sama ayahnya, tapi ayahnya entahlah..-__-)
Ji Hoon kemudian bertanya apa mereka punya uang karena biaya rumah sakit kurang? Itu sebabnya Jung Hoo tidak bisa pulang.
Nam Soon dan Heung Soo memutuskan bicara di luar ruangan Jung Hoo. Heung Soo bertanya apa Nam Soon punya uang? Nam soon menjawab kalau uang bukan masalah, yang jadi masalah saat ini adalah guru wali kelas harus tahu? Heung Soo setuju. Nam Soon pun langsung mengeluarkan ponselnya menelpon guru wali kelas mereka. Sepertinya In Jae yang dipilih Nam Soon untuk dihubungi.
Se Chan masih ada di Seungri, tepatnya di ruang guru. Dia hanya memandang surat yang ada di tangannya. Apakah itu surat pengunduran diri? Entahlah, yang jelas Se Chan terlihat galau memandang surat itu.
Tiba-tiba masuklah In Jae dengan tergesa-gesa, dia ingin memberitahukan Jung Hoo yang sedang terluka. Tapi In Jae tiba-tiba terkejut melihat amplop yang dipegang Se Chan..di luar amplop itu benar-benar tertulis “SURAT PENGUNDURAN DIRI”
Se Chan hanya memandang In Jae dan memasukkan surat pengunduran dirinya ke laci meja. Se Chan berkata kalau dia sudah terlalu jauh terlibat dalam kehidupan anak-anak, dan itu bukan tujuannya mengajar di Seungri. Jadi dia harus memtuskan semua hubungan itu sesegera mungkin. In Jae bertanya apa termasuk Jung Hoo juga?
Se Chan sudah siap akan pergi, namun In Jae memanggil namanya. Se Chan pun berhenti dan berbalik. “Kau sudah berpegang sejauh ini, dan sekarang kau akan pergi seperti ini?”
Se Chan tidak menjawab tapi malah terus melangkah meninggalkan In Jae. In jae sendiri terlihat sedih tapi toh dia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Se Chan.
In Jaepun datang sendiri ke RS tempat Jung Hoo dirawat. Jung Hoo yang melihat In Jae datang langsung bangkit dari tidurnya. In Jae terlihat sangat mengkhawatirkan anak didiknya satu itu. Jung Hoo langsung bertanya siapa yang menelpon In Jae. Mungkin Jung Hoo nggak mau In Jae terus menerus membantunya. In Jae tidak menjawab dan malah bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang melakukan ini pada Jung Hoo? Yi Kyung menjawab kalau ayah Jung Hoo lah pelakunya. In Jae seketika diam, syok dan tidak menyangka kalau ini adalah perbuatan ayah Jung Hoo.Tapi dia juga terkejut karena mungkin dialah penyebab untama Jung Hoo babak belur seperti ini. Namun In Jae langsung berkata kalau untuk sementara Jung Hoo tidak bisa pulang ke rumah. Diapun bertanya kepada yang lain, apa ada diantara mereka yang bisa ditumpangi Jung Hoo minimal untuk malam ini dulu?
Lalu Heung Soo dengan tiba-tiba menunjuk Nam Soon. Heung Soo berkata kalau rumah Nam Soon bisa dipakai untuk Jung Hoo tidur malam ini, karena di sana tidak ada siapa-siapa selain Nam Soon. Nam Soon seperti tersadar dan berkata “Eh Iya..rumahku..”
In Jae merasa lega mendengarnya, minimal Jung Hoo tidak akan mendapat amukan lagi dari ayahnya. Dia berpesan pada mereka semua, kalau ada sesuatu yang terjadi, mereka harus langsung menghubunginya.
In Jae terlihat sedang mencoba menelpon seseorang. Ternyata In Jae menelpon guru Kang. Dia hanya ingin memberitahu kalau Jung Hoo banyak kena pukulan dan itu dari ayahnya. Tapi dia merasa penyebab sebenarnya adalah karena dia, karena dia yang menelpon ayah Jung Hoo memberitahukan tentang kasus kekerasan yang dibuka kembali oleh komite. Dan meminta agar ayah Jung Hoo bisa datang besok, aga bisa meringankn hukuman yang diterim Jung Hoo. Tapi ternyata yang dilakukannya malah membuat Jung Hoo terluka.
In Jae sedang duduk seolah menunggu seseornag, mungkin menunggu se Chan, karena In Jae sepertinya sedang memelow galau malam ini. Hihi..
Ternyata benar Se Chan yang ditunggu In Jae. Se Chan pun hanya dia memandangi In Jae. In Jae berkata “Aku menelepon ayah Jung Hoo bukan untuk apapun. Seandainya aku tidak meneleponnya, dia tidak akan dipukuli separah itu.”
In Jae sedih dengan ini semua, dia benar-benar merasa bersalah pada Jung Hoo. Dia merasa yang diulakukannya benar, tapi ternyata malah membahayakan untuk anak didiknya. Padahal dia jelas-jelas tahu Jung Hoo tinggal dengan ayah yang bertemperamen buruk seperti itu. Tapi, sejak Jung Hoo datang ke sekolah dengan rajin , In Jae jadi mengira bahwa ayah Jung Hoo mungkin sudah berubah, dan rumah itu sudah layak huni untuk Jung Hoo. Ternyata semua perkiraannya salah.
Se Chan menjawab kalau ini adalah kesalahan ayah Jung Hoo, bukan In Jae.
In Jae pun berdiri dan menatap Se Chan. In Jae bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang? Jung Hoo kan tidak bisa tinggal di rumah Nam Soon selamanya. Se Chan menjawab kalau dia bisa mengenalkan Jung Hoo rumah penampungan, tapi itu tidak begitu berguna menurutnya. Karena tempat itu, bukan untuk anak-anak seperti Jung Hoo yang dengan mudah bisa menyesuaikan diri.
“Hidupnya…dia harus mengontrolnya”
In Jae kemudian bertanya apa Se Chan akan berusaha memasukkan Jung Hoo ke rumah penampungan itu? Sangat mudah kan untuk memasukkan Jung Hoo di tempat itu?
In Jae berkaca-kaca saat mengatakan hal itu, kemudian tiba-tiba In Jae bertanya “Apa yang berbeda antara melepaskan dan dilepaskan? Dilepaskan menyakitkan..melepaskan?”
In Jae bertanya hal itu pada Se Chan, apa dengan melepaskan semua, Se Chan tidak merasa sakit? Menurut In Jae melepaskan dan dilepaskan sama-sama menyisakan rasa sakit.
Se Chan haya terdiam menatap In Jae. Tanpa menjawab sepatah katapun. In Jae pun rasa-rasanya tidak menunggu Se Chan menjawab, dia memutuskan untuk pergi. Dan tinggallah Se Chan sendiri memikirkan pertanyaan In Jae tadi? Benarkah dia merasa baik-baik saja saat ini dengan keputusannya? Benarkah melepaskan adalah hal tepat yang harus dipilihnya?
Jung Hoo yang ada di rumah Nam Soon sudah meringkuk dipojokkan dengan mata terpejam. Yi Kyung dan Ji Hoon mana mungkin meninggalkan Jung Hoo sendiri, mereka pun tidur berdua di rumah Nam Soon. Mereka bahkan satu selimut dan sempat bergumam kalau tempat ini nyaman. Sedangkan Nam Soon dan Heung Soo hanya melihat mereka dengan posisi berdiri.
Nam Soon akhirnya menyenggol mereka dengan ujung kakinya, tapi Yi Kyung dan Ji Hoon cuek saja. Nam Soon bertanya apa mereka berdua tidak akan pergi? Yi Kyung langsung bangkit, dan malah menggeser posisinya mendekati Jung Hoo. Yi Kyung berkata bagaimana mungkin dia bisa pergi sedangkan Jung Hoo saja ada disini? Ji Hoon malah dengan pedenya menyuruh Nam Soon atau Heung Soo untuk mematikan lampu. LOL
Nam Soon jadi pusing karenanya.
Heung Soo pun mengambil alas tidur dan langsung mengambil posisi untuk mapan. Nam Soon semakin heran dan berteriak apa mereka benar-benar tidak akan pergi? Tapi Heung Soo dan yang lain semakin cepat memejamkan matanya dan tidak peduli dengan Nam Soon yang menggerutu karena ga dapet tempat. Hihi..Dikamarku aja gimana?#eh..^^
Nam Soon pun mengalah dan segera mematikan lampu, setelah itu dia tanpa basa-basi menarik bantal yang Heung Soo gunakan, sehingga Heung Soo mengaduh sakit. Tapi Nam Soon gentian tidak peduli dan nyengir senang karena berhasil membalas Heung Soo.
Mereka pun akhirnya terlelap, dan mencoba melupakan smeua kejadian hari ini. Hanya berharap besok semua kembali indah dan baik-baik saja.
Jung Hoo yang awalnya terlihat tidur, ternyata malah membuka matanya. Sedari tadi ternyata dia hanya berpura-pura saja. (Kasihan lo Jung Hoo, sekecil itu menanggung beban yang berat. ^^)
Jung Hoo Cs tidur di rumah Nam Soon malam ini. Mereka mencoba melenyapkan semua
pikiran dan kejadian di hari ini. Walaupun ke empat temannya sudah
terlelap, Jung Hoo ternyata belum. Dia tiba-tiba membuka matanya yang
sedari tadi terpejam. Mungkin pikiran dan perasaannya sedang berkecamuk
saat ini.
Keesokan paginya..
Se Chan baru datang dan tentu segera masuk ke ruang guru. Disana Se Chan mengambil surat pengunduran dirinya yang ia taruh di laci meja. Se Chan menaruh surat itu di meja guru Uhm.
Di kelas 2-2, Nam Soon dan keempat temannya yang bermalam memasuki kelas. Wajah Jung Hoo masih terlihat babak belur. Salah satu kelompok Ki Deok mulai bergosip melihat Jung Hoo datang bersama-sama dengan Heung Soo dan Nam Soon. Apa mereka sekarang berteman? Ki Deok malah berkata tentang keadaan Jung Hoo yang terluka.
Heung Soo hanya melirik saja dari bangkunya mendengar pembicaraan Ki Deok. Min Ki yag juga dengan ikut melihat seperti apa keadaan Jung Hoo sehingga Ki Deok berkata kalau Jung Hoo terluka parah.
Seorang siswi memberitahu Jung Hoo kalau guru menyuruh Jung Hoo datang ke kantor. (Kenapa aku deg-degan ya..apa Jung Hoo bakal dikeluariinn.. jangan dong..Kasihan dia..)
Nam Soon mendekati meja Ha Kyung. Nam Soon berkata ayo bicara. Setelah hanya berdua, Nam Soon mengembalikan uang Ha Kyung yang diberikannya saat Nam Soon kekurangan uang untuk mengembalikan denda keterlambatan. Nam Soon berkata kalau dia menggunakannya dengan baik.
Ha Kyung lalu bertanya apa tidak ada jalan keluar untuk Jung Hoo? Sepertinya Ha Kyung juga tidak ingin Jung Hoo dikeluarkan? Ibunya sampai detik ini tidak mau mengalah.
Nam Soon menjawab kalau Ha Kyung tidak perlu pergi. Ha Kyung bingung. Pergi kemana? Nam Soon menjelaskan “Jika korban tidak muncul, maka kasus ini tidak akan bisa dibuka.”
Ha Kyung mengeluh kenapa Nam Soon baru bilang sekarang? Nam Soon hanya tersenyum dan kemudian pergi.
Ha Kyung sendiri yang sudah ditinggal sendiri, ikut tersenyum malu. (Aiihh..swiitt..tapi kayaknya mereka ga mungkin punya hubungan lebih dari teman, kecuali drama ini diperpanjang jadi ke bangku kuliah..Hehe)
Jung Hoo yang baru keluar dari ruang guru, berpapasan dengan Se Chan dan mereka sama-sama menghentikan langkah. Se Chan menatap penuh arti pada luka-luka diwajah Jung Hoo. Dia seolah tidak bisa untuk tidak peduli.Jung Hoo hanya diam dan melanjutkan langkahnya, tapi tiba-tiba Se Chan berkata “Bodoh”
Jung Hoo pun berhenti mendengar kata-kata itu. Se Chan melanjutkan kalimatnya “Setidaknya kau harus lari.”
(kenapa jadi pengen nangis ya liat Jung Hoo..hidupnya..Poor..)
Se Chan bahkan bertanya apa Jung Hoo sudah makan? Jung Hoo diam dan terus melangkah.
Yi Kyung dan Ji Hoon sedang berdiskusi akan mencegat Ibu Song, dan akan meminta agar tidak melanjutkan kasus ini. Ji Hoon bertanya apa ini masuk akal? Apa ibu Ha Kyung akan mendengar mereka? Tapi belum sempat Yi Kytung menjawab, Ibu Ha Kyung sudah lewat, sehingga Yi Kyung dan Ji Hoon langsung menghampirinya.
Mereka bahkan berlaku sangat sopan dan hormat pada ibu Song. Ibu Song melihatnya dengan aneh. Ji Hoonlah yang pertama mengenalkan dirinya. Yi Kyung bahkan membungkuk terlalu dalam dan berkata kalau dia satu kelas dengan Ha Kyung. Ibu Song menanggapinya dengan manis, dan berkata kalau dia senang bertemu dengan mereka berdua. Ji Hoon kemudian dengan sedikit gugup berkata kalau mereka berdua adalah teman Jung Hoo.
Ibu Ha Kyung mulai berubah ekspresi. Yi Kyung langsung berkata kalau saat itu hanya kecelakaan saja. Itu tidak disengaja. Apa Ibu Ha kyung tidak bisa memaafkan Jung Hoo sekali saja.
Ji Hoon membungkuk lagi dan meminta agar Ibu Ha Kyung mau membantu mereka.
Tapi Ibu Ha Kyung tidak peduli, dan langsung meninggalkan mereka berdua.
Jung Hoo melihat kedua sahabatnya saat akan menuruni tangga. Dia mendengar Yi Kyung mengeluh kalau dia bahkan menundukkan kepalanya untuk meminta pada Ibu Ha Kyung.
Semua sudah berkumpul. Ada guru, kepala sekolah, dan orang dari komite. Orang dari komite berkata kalau Jung Hoo memang banyak melakukan pelanggaran jadi mungkin cara satu-satunya adalah dengan mengeluarkannya dari sekolah.
In Jae berkata kalau Jung Hoo sudah banyak berubah apa ga ada cara lain? Guru lain berkata bagaimana agar masalah ini dibuat sedikit longgar. Kepala sekolah bertanya apa guru itu tidak sadar dengan yang diucapkannya? Kalau mereka memberi kelonggaran, maka sekolah mereka akan dianggap tidak disiplin.
Seorang guru berkata sekolah mereka juga akan hancur karena mereka tidak bisa menolak siswa pindahan. Nan Hee ikut menambahkan kalau reputasi mereka juga akan memburuk karena semua siswa ingin dipindahkan dari Seungri.
Wakasek Soo Chul berkata maka Seungri akan benar-benar hancur.
Guru Uhm berkata kalau mereka bisa dikutuk karena mengusir siswa. Tapi kalau mereka memegang beberapa anak dan menyebabkan kualitas sekolah turun, maka mereka juga akan dikutuk karena kualitas menurun. Ini dilemma. Guru Jo berkata “Sistem seperti ini..diluar mereka berkata guru tidak mencoba sama sekali.”
Kwon Nam Hee juga bilang kalau memang sangat mudah melimpahkan semua kesalahan pada guru. Kepsek Jung Soo berkata kalau dia sebenarnya juga tidak ingin mengusir Oh Jung Hoo. Namun, ada kewenangan diatasnya yang membuatnya tidak mampu membantah. Dengan kata lain dia mendukung kalau Jung Hoo harus dikeluarkan atau diusir dari sekolah.
Jung Hoo mengikuti In Jae untuk masuk ke ruangan itu. In Jae terlihat ragu untuk membuka pintu yang memisahkan dia dengan para komite. Dia berbalik menghadap Jung Hoo dan berkata kalau dia benar-benar ingin Jung Hoo bisa menghadiri sekolah. Itulah kenapa Jung Hoo harus bisa melakukannya dengan baik hari ini. Jung Hoo tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam.
Guru Uhm yang melihat Jung Hoo berkata kalau Jung Hoo sepertinya banyak mendapat luka. Dia juga berkata kalau Ha Kyung belum datang dan komite juga belum lengkap, jadi mereka bisa menunggu beberapa menit lagi.
Tiba-tiba Jung Hoo berkata “Maafkan aku”
Semua kaget dan menatap kearah Jung Hoo. Bahkan ibu Ha Kyung juga. Walau Jung Hoo mengatakannya dengan sedikit ksara tapi semua heran karena siswa seperti Jung Hoo tidak mungkin berkata seperti itu.
Ha Kyung mengajak Kang Joo untuk bolos sekolah. Mereka mencoba melompati pagar. Kang Joo berkata kalau Ibu Ha Kyung pasti gila kalau tahu hal ini. Ha Kyung menjawab apapun yang terjadi dia tetap harus melakukannya. Kang Joo berkata kalau Ha Kyung seeprtinya kuat untuk Jung Hoo. Ha Kyung menggeleng dan menjawab, tidak. Dia kuat untuk dirinya sendiri.
“Apa kau ingin anak itu dikeluarkan karena kau?”
Kang Joo menajwab tentu saja tidak. Lalu dia bertanya kemana mereka akan pergi?
Belum sempat menjawab sudah ada petugas dibelakang mereka. Petugas itu menegur Ha Kyung dan Kang Joo yang ada di luar sekolah pada jam-jam seperti ini. Song Ha Kyung langsung berkata pada Kang Joo untuk makan kue beras dulu, dan siapa yang datang paling belakang dialah yang membayar semua makanan. Ha Kyung tanpa peduli langsung berlari, sedang Kang Joo kaget dan tentu langsung menyusul. Sepatu Kang Joo tiba-tiba terlepas, membuat dia harus berbalik mengambil sepatunya, dan Ha Kyung yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak. ^^
Jung Hoo masih mencoba bicara kalau dia akan berusaha melakukan yang terbaik mulai sekarang. Ibu Ha Kyung berkata apa seperti itu cara Jung Hoo meminta maaf. Kepsek Jung Soo berkata kalau Jung Hoo harus berkata dengan sopan. Seorang guru masuk dan berkata kalau Song Ha Kyung keluar dari skeolah. Melarikan diri tepatnya. Semua terkejut dan bertanya kenapa? In Jae langsung mengeluarkan ponselnya yang bordering dan membaca SMS yang diterimanya. “Tolong beritahu ibuku, aku bolos sekolah.”
In Jae pun memberitahu semua tentang SMS yang Ha Kyung kirimkan. Ibu Ha Kyung langsung panik dan menelpon anaknya. Tapi Ha Kyung tidak menjawab panggilan itu. In Jae dan guru Uhm sama-sama tersenyum senang, karena berarti kasus ini tidak akan bisa dibuka oleh komite.
Ibu Ha Kyung, In Jae dan Se Chan ada disatu ruangan. In Jae berkata kalau kasus ini ditunda selama dua minggu. In Jae kemudan bertanya apa Ibu Ha Kyung tidak bisa memikirkan hal ini dulu? Ibu Ha Kyung hanya tersenyum dan berkata kalau dia akan bertemu lagi dengan In Jae nanti, tanda bahwa dia tidak akan menutup kasus ini.
Saat akan meninggalkan ruangan itu. Se Chan berkata apa Ibu Ha Kyung harus bersikap seperti ini? Se Chan bertanya menurut Ibu Ha Kyung kenapa Ha Kyung memilih bolos sekolah? Bukankah Ibu Ha Kyung ingat kalau Ha Kyung juga pelaku dari terlukanya Kang Joo beberapa waktu yang lalu. “menggunakan kekuatan seoarang ibu, kau menutupi insiden Kang Joo, tapi memanfaatkannya juga untuk mengeluarkan Jung Hoo. Tidakkah kau pikir Ha Kyung akan terluka karena itu?”
Se Chan bertemu dengan In Jae di dekat tangga. In Jae bertanya apa Se Chan juga setuju untuk membantu Jung Hoo. In jae berkata kalau akhirnya kasus ini dibatalkan. “Ini melegakan kan?”
Se Chan menjawab kurasa begitu. In Jae berkata kalau Jung Hoo melakukan pelayanan masyarakat. Jadi tolong Se Chan yang memberitahukan berita bahagia ini. Se Chan pun menyetujuinya.
Se Chan berpapasan dengan Jung Hoo yang sedang melakukan pelayanan masyarakat. Se Chan pun langsung memberitahu Jung Hoo kalau kasus kekerasan sudah dibatalkan. Jung Hoo tentu saja kaget. Se Chan kemudian menanyakan apakah Jung Hoo tidak ingin keluar dari rumah? Kalau memang Jung Hoo ingin, Jung Hoo bilang saja padanya. Dia akan membantu.
Jung Hoo bertanya kemana dia bisa pergi jika dia mau? Se Chan menajwab, jika Jung Hoo mau, dia akan mengenalkan Jung Hoo pada semacam rumah penampungan. Ternyata Se Chan memang sedang mempelajari tentang syarat dan semua yang berkaitan dengan rumah penampungan, terlihat dari buku yang disembunyikan Se Chan dibalik punggungnya. Se Chan meminta Jung Hoo memikirkannya dulu, dan mengatakannya kalau sudah memutuskan hal ini. Se Chan akan menunggunya. Dia juga berpesan agar Jung Hoo untuk hari ini tetap tidur di rumah Nam Soon.
Jung Hoo tidak menjawab hanya terus melangkah sambil menarik tumpukan sampah yang sudah dibungkus rapi dengan karung. Dan Se Chan hanya memandangnya.
Jung Hoo menuruti kata-kata Se Chan untuk tidur dirumah Nam Soon malam ini.
Tapi dia tidak terpejam, pikirannya seolah menerawang. Memikirkan apa yang ditawarkan Se Chan padanya. Hatinya bimbang, apakah dia harus meninggalkan ayahnya sendiri.? Ibu dan saudara-saudaranya sudah meninggalkan ayahnya, apa dia juga harus seperti itu? Bagaimana jika ayahnya sakit dan tidak ada siapapun yang menolong.? (Baik lo sebenarnya Jung Hoo..aku yakin dia sebenarnya sosok penyayang. Hanya dia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. )
Jung Hoo bangkit dari tidurnya. Terlihat Nam Soon dan Heung Soo sudah terlelap. Heung Soo masih menemani Nam Soon ya..Hehe
Jung Hoo bangkit berdiri, dan bersiap pergi dari rumah Nam Soon. Dia mungkin khawatir dengan ayahnya.
Tepat setelah Jung Hoo menutup pintu, mata Nam Soon dan Heung Soo langsung terbuka. Mereka bangkit dari tidur dan sama-sama saling menatap.
Jung Hoo berjalan sendiri,memikirkan semua.
Udara masih pagi..masih terasa segar, tapi pikirannya sudah kusut.
Jo Bong Soo mengembalikan surat pengunduran diri Se Chan. Se Chan tentu merasa heran dan bertanya kenapa dikembalikan? Bong Soo menjawab kalau direktur pendidikan memintanya untuk menanyakan secara jelas tentang pengunduran diri Se Chan ini. Se Chanhanya meminta maaf untuk semua ini. Bong Soo bertanya kenapa ingin berhenti? Se Chan menjawab masalah anak-anak terlalu banyak dan dia sudah tidak sanggup untuk itu.
Bong Soo berkata berat untuk mengurus mereka sampai akhir kan? ”Guru hanya orang yang merangkul anak-anak selama waktu yang mereka lalui..dan kemudian antara guru dan anak-anak..tercipta hubungan. Itu melegakan.”
Bong Soo melanjutkan kalimatnya “Di dunia yang dingin, anak-anak mengirimu sendirian, karena hubungan itu tidak akan pernah hancur.”
Bong Soo memanggil lembut nama Se Chan dan berkata “Dalam hidup..hanya karena kesalahan satu orang. Itu bukanlah masalah. Tidak apa-apa. Apalagi masalah dengan anak-anak. Itulah sebabnya, hilangkanlah beberapa beban”
Kalimat itu agar Se Chan melupakan masalah Yoo Jin, melenyapkan rasa bersalah pada Yoo Jin.
Se Chan hanya menunduk mendengar nasihat mantan gurunya itu. Dia kemudian berdiri, kemudian Bong Soo berkata untuk saat ini lebih baik Se Chan menyimpan surat ini di laci mejanya. Tapi Se Chan tidak menerima surat itu, dia hanya membungkuk hormat dan keluar dari ruangan. Bong Soo hanya diam sambil memegang surat Se Chan.
In Jae sedang mencoba menelpon seseorang,tapi ternayta nomor yang dihubungi In Jae tidak dapat terhubung. Se Chan masuk dan langsung duduk di kursinya. In Jae berkata pada Se Chan kalau Jung Hoo seharian ini tidak bisa dihubungi. Jung Hoo tidak boleh absen, karena waktu yang dia miliki dikelas tidak banyak. Lalu kemudian ponsel In Jae berdering, In Jae pun membaca pesan yang diterimanya lalu melihatkannya pada Se Chan. Pesan SMS dari Jung Hoo yang berisi kalau Jung Hoo ingin berhenti sekolah. Se Chan cuek saja melihat pesan teks itu. In Jae tentu kaget mendapati reaksi Se Chan yang tidak peduli.
In Jaepun langsung bersiap-siap akan pegi. Se Chan pun bertanya kemana In Jae akan pergi, In Jae menjawab dia akan mencari Jung Hoo. Se Chan bertanya memang kemana In Jae akan mencarinya? Berbahaya jika In Jae sndiri. Jo Bong Soo yang kebetulan masuk mendengar percakapan mereka.
In Jae menjawab kalau dia harus mencari kemanapun sampai Jung Hoo ditemukan.
In Jae langsung pergi, dan Bong Soo yang dari tadi diam berkata kalau pemecatan Jung Hoo biar dia saja yang mengurus. Bong Soo ingin agar Se Chan menyusul dan menemani In Jae.
Tempat yang pertama didatangi In Jae dan Se Chan adalah rumah Jung Hoo. Disana In Jae mencoba memanggiul-manggil Jung Hoo sambil menggedor-gedor pintu rumahnya. Tapi hasilnya pun nihil. Tidak ada jawaban disana. Lalu tiba-tiba datanglah Yi Kyung dan Ji Hoon dengan tergesa-gesa. Mereka langsung membungkuk saat mengetahui ada guru wali kelas mereka.
Yi Kyung berkata kalau Jung Hoo tidak ditemukan dimanapun. Ji Hoon juga berkata kalau dia sudah pergi ke semua tempat yang biasaya didatangi Jung Hoo, tapi dia tidak menemukan Jung Hoo disana. Bahkan Jung Hoo juga tidak bisa dihubungi.
In Jae berkata “Karena gurumu ada disini..kalian berdua bisa pulang. Aku akan segera menelpon kalau Jung Hoo sudah ditemukan.”
Yi Kyung dan Ji Hoon pun sama-sama pamit pulang.
Mereka berdua memutuskan menunggu di depan rumah Jung Hoo. Masih dengan pikiran masing-masing yang kacau, karena memikirkan keberadan Jung Hoo.
Yi Kyung masih tetap mencoba menghubungi Jung Hoo, namun nomor Jung Hoo tidak aktif. Dia tentu ditemani Ji Hoon. Mereka berkata kalau hal ini membuat mereka benar-benar frustasi. In Jae yang kebetulan lewat melihat mereka berdua.
Ji Hoon berkata setidaknya mereka harus tahu alamat rumah baru Jung Hoo, jadi tidak khawatir seperti ini. Mereka bisa menunggu di luar kalau Jung Hoo masih tidak mau bertemu. (Setiiaaaa banget…^^)
Yi Kyung berkata Jung Hoo bahkan meninggalkan cincin emas ibunya begitu saja. Apa dia tidak ingin membawa cincin itu bersamanya (Kebukti kalau Jung Hoo juga masih sayang ibunya..bagaimanapun yang dilakukan ibunya..)
In Jae mendengarnya tentu dengan perasaan sedih. Dia sebagai guru juga merasa kehilangan. Sangat kehilangan. Murid yang selalu dibelanya sampai akhir. Murid yang sangat nakal, tapi bisa menunjukkan kepeduliannya pada orang-orang di dekatnya.
Se Chan memutuskan kembali menunggu di depan rumah Jung Hoo. Dan akhirnya orang yang dia nantikan, kembali pulang. Jung Hoo tentu kaget mendapati Se Chan di depan rumahnya. Se Chan menatap Jung Hoo dengan pndangan khawatir namun sangat lega, karena Jung Hoo sehat dan baik-baik saja.
Jung Hoo langsung berbalik dan ingin pergi, tapi Se Chan langsung mengejar dan menarik lengannya. Se Chan bertanya kemana Jung Hoo akan pergi? Jung Hoo hanya diam. Se Chan kembali bertanya kenapa Jung Hoo tidak datang ke sekolah? Jung Hoo menjawab kalau dia harus menghasilkan uang.
Jung Hoo menatap Se Chan dan berkata “Ayahku sakit. Aku harus dapat 1000 dolar perbulan agar dia tetap hidup.” (Ya ampuunn Jung Hoo kamu berbakiti banget..aku tersentuh..)
Se chan menjawab pertama Jung Hoo tetap harus masuk sekolah, biar dia yang mencari jalan keluarnya. Jung Hoo bertanya memang apa yang bisa dia lakukan kalau dia tetap masuk sekolah? Dengan semua absen yang dia miliki, dia mungkin akan diusir.
Se Chan berkata “Itu bukan absen, kalau alasanmu membantu orang tua.”
Se Chan bahkan berjanji akan melakukan sesuatu untuk melidungi Jung Hoo dari dikeluarkan oleh sekolah. Jadi Jung Hoo ga perlu khawatir.
“bagaimanapun..aku tidak bisa pergi ke sekolah.”
Jung Hoo mulai melunak, dia berkata kalau berkerja paruh waktu sambil sekolah, ga akan ada gunanya untuk dia.
Se Chan bahkan berkata kalau masalah uang, dia akan membantu Jung Hoo. Dia berkata seperti itu, agar Jung Hoo tetap masuk sekolah. Jung Hoo bertanya sampai kapan Se Chan bisa terus membantunya? Anggap saja bulan ini Se Chan membantunya..lalu bulan depan bagaimana? Bulan depannya lagi? Atau mungkin tahun depan? Apa Se Chan akan terus membantunya? Jung Hoo berteriak apa Se Chan akan terus memberikan uang pada bajingan sepertinya?
”Bagaimanapun..aku tidak bisa membayar uang itu.”
Jung Hoo menjelaskan setelah luluspun dia belum tentu mendapat pekerjaan. Bagaimanapun toh dia juga tidak akan pernah bisa masuk perguruan tinggi. “Aku mengumpulkan uang sekarang atau nanti..itu sama saja.”
Jung Hoo melanjutkan kata-katanya “aku pikir semuanya berjalan baik..karena tidak apa-apa jika aku tidak bisa masuk ke militer atau jadi tentara..Aku tetap bisa mendapatkan uang.”
Se Chan sudah hampir menangis mendengar penuturan Jung Hoo.
“Jadi itu sebabnya guru..tolong pergi sekarang.”
Jung Hoo bilang kalau dia harus bayar tagihan listrik karena sudah jatuh tempo. Se Chan tidak mampu lagi memaksa, dia hanya berpesan kalau Jung Hoo bisa pergi setelah makan. (Aku sedih..sumpah..)
Jung Hoo diam dan akan melepaskan cekalan tangan JUung Hoo di lengannya dan berkata kalau dia sedang sibuk sekarang. Se Chan masih menahannya, tapi kemudian dia melepasnya perlahan.
Jung Hoo berbalik menuju pagar rumahnya, dan Se Chan berdiri di belakang memandangi Jung Hoo. Jung Hoo kemudian berbalik..dia sepertinya juga terlihat sedih.
“Jangan terlalu khawatir. Aku tidak akan hidup dengan buruk.” ucap Jung Hoo dengan nada sedikit bergetar menahan tangis pada Se Chan.
Se Chan menyusuri lorong kelas, dan berada di luar ruang kelas 2-2. Terdengar OST Don’t Think You’re Alone dari Kim Bo Kyung menemani langkah Se Chan.
“Jadi kau tidak akan lelah, Jadi kau tidak akan menyerah”
In jae melihat Se Chan dari dalam kelas. Dan masih dengan iringan lagu dari Kim Bo Kyung.
“Ketika kau mengalami sesuatu yang sulit, kuharap kau bisa mengatasinya.”
Se Chan pun memandang In Jae melalu jendela.
“Ketika itu terlalu keras. Ketika itu terlalu lelah. Aku akan mendukungmu dari belakang”
Anak-anak terlihat sedang serius mengerjakan ujian. Sepertinya ini ujian kenaikan kelas.Mereka masih saling menatap.
“Aku bilang,aku bisa membantumu setiap kali kau butuh.”
Se Chan melanjutkan langkahnya, hingga menghilang di belokan, dan Kim Bo Kyung masih dengan lagunya. (Ini OST nya emang bikin sedih lo..)
“Jangan berfikir kau sendirian. Jangan menangis karena sulit. Kau dan aku..kita tahu.”
Se Chan masuk ke ruang guru dan menuju mejanya.
“Ketika kau bersandar padaku, dank au bisa bertahan pada dunia..kau akan memberiku mimpi yang tidak akan memudar.”
Se Chan mengambil surat pengunduran dirinya dan memandang surat itu lama. Lalau dengan masih diiringi lagu Don’t Think You’re Alone milik Kim Bo Kyung, Se Chan dengan mantap, merobek surat itu. Membatalkan niatnya.
“Orang-orang seperti kita..ketika akan sulit..kita menderita bersama-sama.”
Hari kelulusan pun tiba. Anak-anak ke sekolah dengan semangat. Musimpun sudah semakin dingin. Mereka semua memakai jaket tebal untuk menghangatkan diri.
Terlihat In Jae sedang mengetik SMS untuk Jung Hoo. Walau sudah lama berlalu, dia masih memikirkan muridnya yang satu itu. Oh Jung Hoo.
“Jung Hoo..jika kau datang ke kelas hari ini, maka kau bisa naik ke kelas tiga. Datanglah sebelum akhir periode berlalu.”
Se Chan yang ada disamping In Jae tentu melihat apa yang In Jae lakukan. Se Chan berkata bahkan sampai menit terakhir In Jae masih tetap berusaha. Itu benar-benar mengesankan. Se Chan pun mengajak In Jae masuk kelas. Dan di perjalanan menuju kelas, In Jae bertanya apa tahun depan Se Chan masih ada di Seungri? Se Chan malah balik bertanya pada In Jae.
“Jika kau ada disini guru Kang,maka aku juga ada”
Se Chan dan In Jae berdiri di depan semua muridnya. Walau tidak lengkap tanpa Jung Hoo, mereka tetap tersenyum di depan para siswa. In Jae mengucapkan selamat karena mereka semua naik ke kelas tiga. Tentu saja semuanya senang.
In Jae berkata “Karena aku bersama-sama kalian selama setahun. Aku sangat senang.”
Se Chan gilirannya berbicara “Karena kalian sudah naik ke kelas tiga, belajar lebih keras. Sampai jumpa lagi.”
In Jae pun mempersilakan semuaya pulang.
Anak-anak pulang dengan senang. Tapi Ha Kyung masih mencoba menanyakan soal yang sulit pada Se Chan walaupun temannya sudah berebutan pulang.
Nam Soon dan Heung Soo sama-sama membungkuk pada Wali kelas mereka di kelas 2-2 tentu saja. Se Chan yang melihat mereka berkata kalau mereka sudah bekerja keras.
Nam Soon dan Heung Soo ternyata tidak langsung pulang, mereka pergi keatap sekolah.
Nam Soon bertanya bisakah Heung Soo percaya semua ini? Mereka naik ke kelas 3 bersama-sama? Heung Soo menjawab dia tahu itu. Tapi apa yang akan Nam Soon lakukan di masa depan?
Nam Soon menjawab kalau dia belum tahu. Tapi dia akan memikirkannya dari sekarang. Lalu bagaimana dengan Heung Soo?
Heung Soo menoleh menatap Nam Soon dan menjawab “Aku juga”
Merekapun sama-sama tersenyum. Nam Soon berbalik menatap sekolah dari atas. Heung Soo pun mengikutinya.
In Jae masih di kelas dan masih menatap layar ponselnya. Dia menunggu Jung Hoo. Sampai detik terakhirpun dia masih ingin semua siswanya naik bersama-sama, lengkap tanpa ada yang tertinggal. Tapi Jung Hoo tetap tidak kunjung datang.
Dia menatap bangku belakang yang biasanya ditempati oleh Jung Hoo.
Lalu masuklah Se Chan yang berpura-pura melihat jam tangannya dan berkata “Kelas belum berakhir kan?”
In Jae tersenyum mengangguk dan Se Chan juga balas tersenyum lebar. Mungkin mereka akan bersama-sama menunggu Jung Hoo sampai kelas benar-benar berakhir.
source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/04/sinopsis-school-2013-episode-16-final.html , http://nhieshe.blogspot.com/2013/04/sinopsis-school-2013-episode-16-final_13.html , and http://nhieshe.blogspot.com/2013/04/sinopsis-school-2013-episode-16-final_16.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment