Lalu masuklah Jung Hoo dan kawan-kawannya, yang kaget melihat Heung Soo. Mereka langsung mendekatinya.
“Wow siapa ini?”
“Dia kesini sendiri atas kemauannya”
Jung Hoo menanyakan apa Heung Soo mempunya rokok, sambil menggeledah kantong seragamnya. Heung Soo tanpa takut menyingkirkan tangan Jung Hoo di bajunya.
Heung Soo bilang, dia sudah berhenti merokok. Jung Hoo marah..”Brengsek..”
Tiba-tiba masuklah Guru Hm, menyuruh mereka diam dan kembali ke tempat duduknya. Guru Uhm meminta anak-anak untuk duduk diam dan belajar. Nam Soon bukannya mendengarkan guru Uhm, malah memperhatikan Heung Soo.
Di ruang kepala sekolah, dua laki-laki berjas tadi menanyai tentang kegiatan mengajar illegal yang Se Chan lakukan. Se Chan ingin member alasan, tapi Im Jung Soo menyela perkataan Se Chan, dan mengatakan bahwa Ha Gyung yang melaporkan dan bilang kalau Se Chan mengajarnya.
Se Chan sedikit kebingungan, tapi dia kahirnya membenarkan, kalau dia memang mengajar Song Ha Gyung. Se Chan menjelaskan kalau Ha Gyung adalah salah satu muridnya yang mengikuti lembaga bimbingan belajar di tematnya mengajar.
Para pemakai jas bertanya berarti Se Chan bukan pengajar illegal?
Se Chan tersenyum dan bertanya “Apakah mereka tahu, berapa banyak uang yang dia dapatkan dari mengajar online perjamnya?Orang tua mana yang bisa membayarnya lebih untuk itu?”
Se Chan mengatakan kalau dia datang ke Seungri untuk membantu dengan kemampuannya. Tapia pa itu pengajar illegal? Se Chan juga bertanya kenapa dia harus menjadi seperti itu?
Sepertinya kedua laki-laki berjas itu mulai percaya, dan untuk menyakinkan mereka, Se Chan menyuruh kedua pria itu untuk menyelidiki di lembaga tempatnya memberikan bimbingan belajar. Mereka bisa datang setiap waktu.
Se Chan akan pergi meninggalkan mereka dengan alasan akan siap-siap mengajar. Saat sudah berdiri, dan akan melangkah. Se Chan tiba-tiba berhenti, dan berbalik. Se Chan menanyakan siapa yang sudah menyebarkan gossip palsu itu pada mereka?
Mereka menjelaskan kalau hal itu tidak bisa diberitahukan pada Se Chan. Se Chan juga menebak, kalau mereka pasti akan berkata tentang Ha Gyung yang harus dilindungi privasinya.
Kedua laki-laki itu tidak bisa berkutik sama sekali.
Ha Gyung dipanggil untuk menemui In Jae. Ha Gyung terlihat sedikit gugup. In Jae berkata kalau sekarang Ha Gyung sudah boleh masuk ke kelas. In Jae bilang kalau dia harus mendengarkan cerita itu dari sisi Ha Gyung juga. In Jae menjelaskan kalau guru Kang yang menginginkan agar mendengarkan cerita dari pihak Ha Gyung.
“Itu pasti berat untukmu kan?”
Ha Gyung diam saja. Dia tidak menjawab sepatah katapun. Dan langsung menundukkan kepalanya, sebagai tanda dia akan segera pergi. In Jae sendiri seperti tidak percaya aka nada kejadian seperti ini.
Di toilet perempuan, ada Eun Hye dan kedua temannya..
Salah satu dari mereka sedang bergosip tentang kejadian Ha Gyung. Mereka tidak percaya kalau Ha Gyung berani berbohong tentang sekolah dan menghadiri sekolah lembaga bimbingan belajar elit?
Eun Hye yang mendengar itu semua dan seperti memikirkan sesuatu yang kelihatannya tidak baik.
Dua gadis tadi masih terus asik bergosip, mereka bilang Ha Gyung benar-benar berani sekali. Kyung Min bilang kalau Ha Gyung melakukan itu sudah lebih dari satu semester.
Dia bahkan bilang kalau Ha Gyung benar-benar maksimal sekali dalam berbohong, dan benar-benar seperti penipu.
Ternyata Gang Joo, ada di salah satu bilik kamar mandi. Dia langsung keluar dan berkata “Penipu?”
Gang Joo bertanya, apakah mereka melihat dan memastikan dengan mata kepala mereka sendiri?
Sepupu Eun Hye bilang, kalau dia mendengar itu semua dari Sepupunya.
Kyung Min bahkan menyalahkan Ha Gyung yang membuat Lembaga Bimbingan Belajar Se Chan jadi berantakan.
Kalau Gang Joo tidak percaya dia bisa menghubunginya sepupunya.
Masuklah Ha Gyung ke dalam toilet, dan Kyung Min langsung menyuruh Gang Joo untuk bertanya langsung pada Ha Gyung. Gang Joo bertanya pada Ha Gyung tentang yang sekarang sedang Kyung Min bicarakan. Ha gyung diam saja, dan Kyung Min mengatakan kalau Ha Gyung bahkan menipu Gang Joo, temannya sendiri.
Kyung Min bahkan berkata bahwa dengan standart Ha Gyung yang tinggi, tentu dia tidak akan menganggap Gang Joo sebagai temannya.
Gang Joo menyangkalnya, dan berkata kalau dia dan Ha Gyung adalah teman. Itu sudah terjadi semenjak Ha Gyung masuk ke Seungri.
Eun Hye yang hanya melihat Ha Gyung diam saja, mulai ikut memojokkannya. Menanyakan apa Ha Gyung ga sadar keadaan yang ditimbulkannya saat ini. Eun Hye semakin menjadi-jadi mencaci Ha Gyung, Eun Hye bilang apa karena Ha Gyung pikir dengan dia belajar bersama orang-orang elit, membuat di juga menjadi salah satu diantara mereka.
Ha Gyung yang dari awal ga peduli dnegan semua ocehan mereka, langsung berbalik dan berniat ke luar toilet. Tapi tiba-tiba dia berhenti, dan berkata pada Gang Joo..
Ha Gyung meminta Gang Joo menutup mulutnya, dan tidak usah ikut campur.
Gang Joo melihat kepergian Ha Gyung dengan perasaan kecewa.
Heung Soo yang baru keluar dari kelas 2-2, bertemu dnegan Gang Joo yang akan masuk ke dalam kelas. Gang Joo menghadang jalan Heung Soo dengan menaruh kakinya di depan kaki Heung Soo. Gang Joo bertanya, kenapa Heung Soo tidak menendang kakinya? Heung Soo hanya melihatnya saja. Gang Joo mengingatkan kalau kemarin Heung Soo menendang tasnya, jadi kenapa sekarang tidak menendang kakinya?
Heung Soo tanpa berkata apa-apa, menendang kaki Gang Joo, menyebabkan dia sedikit kaget, dan hamper terjatuh.
Gang Joo geram sekali dan bersumpah, suatu hari nanti, dia yang akan menendang Heung Soo.
Di kelas 2-2, terlihat anak-anak sedang melas-malasan. Bahkan banyak yang tertidur saat guru Uhm memberi pelajaran. Guru Uhm menjelaskan kalau setiap siswa punya nomor masing-masing untuk setiap tugas yang harus dikerjakan
Guru Uhm menyebut, no 2, 24 dan 35 untuk maju ke depan untuk menyelesaikan tugas matematika. Tapi tiba-tiba Min Ki mengingatkan kalau di kelas 2-2, tidak ada yang memiliki nomer 35.
Guru Uhm menjawab, kalau nomer 35 akan dipakai oleh siswa transferan. Guru Uhm memanggil tiga nama, Gae Na Ri, Oh Jung Hoo, dan Park Heung Soo.
Jung Hood an Na Ri sudah maju ke depan, sedangkan Heung Soo masih diam di kursinya. Guru Uhm kembali memanggil Heung Soo, dan menyuruhnya segera maju ke depan.
Heung Soo hanya berdiri dan tetap di tempatnya, guru Uhm menyuruhnya maju dan menyelesaikan soal di papan tulis. Heung Soo dnegan berani menolaknya dengan alasan dia tidak bisa menyelesaikan soal-soal itu. Guru Uhm masih tetap dengan tegas menyuruh Heung Soo maju ke depan.
Heung Soo masih menolak, bahkan berani memandang tajam guru Uhm.
“Apa kamu menantangku?Apa kamu ingin tinggal kelas lagi?”
Kelas jadi sedikit gaduh, dan kaget dengan kata-kata guru Uhm. Menyadari bahwa Heung Soo lebih tua dari mereka.
Guru Uhm langsung menyuruh semuanya diam, dan melanjutkan kata-katanya, kalau Heung Soo ingin lulus. Heung Soo dengan lancangnya memotong kata-kata guru Uhm. Heung Soo meminta jangan membuatnya marah. Jung Hoo bahkan kaget dengan kata-kata Heung Soo yang begitu berani. Heung Soo dia akan datang diam-diam ke sekolah ini,jadi jangan membuatnya marah agar dia bisa mendapatkan ijazah kelulusannya di Seungri.
Guru Uhm sama sekali tidak percaya, dia menyuruh Heung Soo ke ruang guru, setelah pelajaran selesai. Heung Soo mengiyakan dengan santainya.
Guru Uhm lalu beralih ke Na Ri dan Jung Hoo, menyuruh mereka segera menyelesaikan tugas itu. Ki Deok memuji keberanian Heung Soo, dan menyebutnya yang terbaik.
Ki Deok bahkan bilang kalau Jung Hoo sekarang jadi terlihat lemah dengan adanya Heung Soo. Yi Kyung dan Ji Hoon ga nyangka kalau bos mereka dibilang lemah karena adanya Heung Soo.
Yi Kyung mengajak Ji Hoon untuk keluar meninggalkan kelas, tapi Ji Hoon tanya bagaimana caranya, sedangkan ada guru di kelas.
Ki Deok, masih ga percaya dengan kata-kata Heung Soo di kelas tadi. Ki Deok bilang ini adalah yang terbaik semenjak Seungri di buka. Ki Deok juga mengatakan kalau guru Uhm bahkan ga bisa berkutik dengan satu kata dari Heung Soo tadi..
Bahkan Ki Deok mengatakan kalau Heung Soo lah yang top sekarang, sedangkan Jung Hoo sudah ga ada apa-apanya lagi.
Min Ki bertanya apa mungkin guru Uhm membiarkan saja ini semua?
Mereka lalu bertanya bagaimana pendapat Gang Joo? Gang Joo diam saja, lalu Ha Gyung datang dan ingin mencuci tangannya juga. Dia sedikit kaget ada Gang Joo disana, tapi Ha Gyung cuek, dan tetap menuju keran, tanpa menyapa Gang Joo. Gang Joo yang melihatnya, dan masih teringat perkataan Ha Gyung di toilet tadi masih merasa kesal. Gang Joo segera meninggalkan mereka semua. Ha Gyng sepertinya juga merasa bersalah pada Gang Joo, tapi dia tetp terlihat cuek.
Saat jam makan, ada siswa yang tiba-tiba datang dan mengatakan kalau dia punya berita yang ekslusif sekali tentang Heung Soo. Semuanya pun akhirnya penasaran, dan ikut mendengarkan. SIswa itu bilang kalau Heung Soo punya masa lalu yang kelam. Semua penasaran masa lalu tentang apa?
Siswa itu menjelaskan kalau Heung Soo merupakan petarung terbaik di Gyeonggi, dan dia dikenal dnegan julukan Tsunami.
Siswa itu juga memperingatkan agar mereka jangan sekali-sekali menyinggungnya, karena itu berbahaya sekali. Ki Deok bahkan memuji Heung Soo yang begitu mengesankan..
Di ruang guru, guru Uhm sedang berbicara pada Heung Soo, dan In Jae mencoba mencuri dengar. Guru Uhm marah dengan kata-kata Heung Soo. Guru Uhm bilang kalau Heung Soo yang sudah membuatnya marah, jadi bagaimana bisa Heung Soo menyuruhnya untuk tidak membuatnya marah. Guru Uhm memperingatkan agar Heung Soo tidak menimbulkan masalah, tidak bolos, dan jangan melakukan apapun, yang menyebabkan poin Heung Soo berkurang. Heung Soo mengiyakan dengan santainya.
Guru Uhm juga mengancam, kalau sampai Heung Soo tertangkap basah melakaukan hal-hal yang dilarang, maka guru Uhm akan lebih ketat lagi mengawasinya.
Heung Soo menjawa iya, dan guru Uhm akhirnya memperbolehkannya keluar.
In Jae langsung mendekati guru Uhm, dan bertanya apa Heung Soo menyebabkan masalah?Guru Uhm menjawab belum dan menjelaskan kalau sepertinya Heung Soo akan bisa lulus dari sekolah Seungri. Guru Uhm juga bilang, selama kita tidak membuatnya marah, dia akan datang ke sekolah dengan tenang, dan tidak menimbulkan masalah. In Jae yang sedikit bingung mencoba menerima kata-kata guru Uhm tentang Heung Soo..
Di kantin Ki Deok, dan yang lainnya masih menikmati makanannya. Terjadi keributabn kecil, karena Ki Deok, dan temannya saling berebut makanan. Teman Ki zdeok marah karena dia tidak boleh mengambil makanan Ki Deok padahal sudah memberikan berita bagus tentang Heung Soo padanya.
Teman Ki Deok masih menyebutkan fakta tentang Heung Soo yang diketahuinya. Dia bilang Heung Soo sudah bisa menaklukkan kota saat dia baru menjadi murid kelas 8.
Bahkan Heung Soo juga menjadi ketua dari beberapa kelompok.
Min Ki juga merasa tertarik, dan bertanya lalu sekarang bagaimana?
Teman Ki Deok bilang, kalau sekarang Heung Soo pension dan memilih kembali ke sekolah.
Tiba-tiba Heung Soo datang ke kantin, dan teman Ki Deok langsung berseru “dia datang..dia datang..”
Nam Soon yang melihat heung Soo, menyodorkan piring makanannya pada Heung Soo.
Heung Soo tersenyum dan langsung menerimanya. Meja yang dimana ada Gang Joo serta teman-temannya tadi merasa heran, karena Heung Soo bahkan tidak mengantri dan mau saja menerima makanan Nam Soon.
Gang Joo ga tahan, langsung berdiri dan meninggalkan teman-temannya.
Heung Soo duduk di meja yang berhadap-hadapan dengan Jung Hoo serta kawan-kawannya. Jung Hoo dan teman-temannya pindah ke meja Heung Soo. Jung Hoo berkata kalau mereka harus meluruskan semuanya tentang siapa yang berkuasa di Seungri.
Heung Soo menjawab, kalau Jung Hoo hanya perlu melakukan yang terbaik saja.
Jung Hoo bilang dia tidak bisa melakukannya. Heung Soo yang awalnya cuek, menatap Jung Hoo dan bertanya apa gunya memulai keributan di sekolah, dan melihat guru-guru berkumpul seperti anjing?
Jung Hoo langsung mengajak Heung Soo menyelesaikannya diluar. Heung Soo tersenyum dan mengangguk “Kalau itu yang kamu mau..”
Jung Hoo mungkin kesal karena Heung Soo santai menanggapinya, Jung Hoo lau berdiri, dan menyiramkan kuah sayur di piring makannya ke piring milik Heung Soo. Lalu Jung Hoo pergi meninggalkan Heung Soo.
Heung Soo yang awalnya cuek, sepertinya mulai marah. Dia berdiri membawa piring makannya, dan mendekati Jung Hoo yang sudah akan berjalan keluar. Heung Soo memanggil mereka, dan melempar piring makannya, sehingga membuat Jung Hood an teman-temannya menyingkir agar tidak terkena. Setelah itu pergi meninggalkan Jung Hoo.
Gang Joo yang tadi tiba-tiba keluar dari kantin, berlari menyusul Nam Soon. Gang Joo memarahi Nam Soon, yang tidak bisa menjaga makanannya dengan baik.
Nam Soon ringan menanggapi, kalau Gang Joo terlalu banyak berfikir. Nam Soon lalu meninggalkan Gang Joo sendiri. Gang Joo berkata dia benar-benar dibikin resah oleh banyak orang.
(Gang Joo apa suka Nam Soon ya?)
Di lapangan, anak-anak sedang bermain bola. Ada Ha Gyung sedang membaca buku dan Gang Joo mendekatinya. Gang Joo menyemangi teman-temannya yang bermain bola, dan Ha Gyung yang menyadari kehadirang Gang Joo menggeser duduknya agak menjauh. Gang Joo memberikan makanan ringan untuk Ha Gyung, karena tadi dia tidak mengambil jatah makan siangnya. Ha Gyung cuek dang a menanggapi pemberian Gang Joo..
“Kemana seragam sekolahmu?Apa kau menjualnya?”
Ha Gyung yang tidak mau diganggu, mengambil earphone dan memasangnya. Gang Joo walau kesal, masih mencoba ramah, dengan bertanya apa yang Ha Gyung dengarkan?
Gang Joo lalu dengan santai meminta satu earphone untuknya agar mereka bisa mendengarkan bersama-sama. Tapi Ha Gyung mengambilnya.
“Kamu bahkan tidak akan bisa memahami walau ikut mendengarkan BBC headline news.”
Gang Joo mulai marah, dia bilang kalau Ha Gyung sudah bertindak terlalu jauh. Dia bisa gila karena tingkah Ha Gyung.
“Kenapa kamu yang jadi gila?Apa aku berbuat salah padamu?”
“Kamu membohongiku. Bagaimana bisa kamu melakukannya padaku?”
Gang Joo bilang seharusnya Ha Gyung memberitahunya. Ha Gyung menjawab, apa alasan dia harus memberitahu Gang Joo?Siapa Gang Joo sehingga dia harus menceritakan semua padanya.
Kata-kata tadi benar-benar menyakiti gang Joo, dia langsung berdiri, dan bilang, kalau dia memang bukan siapa-siapa. Dan langsung pergi meninggalkan Ha Gyung. Ha Gyung sedikit merasa bersalah, tapi keegoisannya membuat dia tetap seperti ini.
Di ruang guru, In Jae sedang ,membaca data siswa. In Jae membaca data Min Kyung dan Hae Rim. Keduanya sepertinya bermasalah. Karena di lembar pengenalan diri, bagian latar belakang..Hae Rim menulis kenapa ibunya harus melahirkannya ke bumi, dan membuat hidupnya berat?
Kemudian Se chan juga masuk ke ruang guru, dan langsung ke mejanya. In Jae bilang kalau dia pertama yang akan dilakukannya adalah konseling.
Se Chan bertanya konseling untuk apa?
In Jae menjelaskan konseling pribadi..menurut In Jae pengenalan diri anak-anak begitu berantakan. Se chan masih beranggapan kalau rencana study anak-anaklah yang harus menjadi prioritas saat ini..
In Jae menjawab, meskipun begitu..pertama kali tetap harus tahu latar belakang mereka.
Se Chan menjawab, kalau begitu kita melakukan tugas kita masing-masing..In Jae dengan konselingnya, dan Se Chan dengan rencana study mereka.
In Jae lalu bertanya bagaimana kalau Se Chan hanya membuat sulit anak-anak?
Se Chan menjawab apa mungkin dia akan membuat anak-anak merasa sulit? Se Chan lalu dengan enteng berkata kalau bukankah In Jae yang selama ini selalu menyulitkan anak-anak.
Sedang asik bertengkar, Wakil Kepala Sekolah datang dan menanyakan apa yang sedang mereka kerjakan. Soo Chul memarahi mereka yang selalu beradu arumen. Kalau mereka seperti itu terus, lalu apa yang mereka kerjakan?Kalau mereka punya pikiran yang berbeda, minimal salah satu dari mereka harus menghasilkan.
In Jae mengatakan kalau dia lebih mengutamakan penaglaman..
Tapi Soo Chul langsung memotong kata-kata In Jae dan bilang, Apa In Jae pikir pengalaman lebih baik daripada bakat?
“Guru Jung..apa kamu bisa memegang anak-anak dengan baik?”
Soo Chul bilang kalau Guru Kang bisa melakukan semua hanya dalam sekejap.
Jadi bakat atau kemampuan adalah yang utama. Se Chan yang mendapatkan pujian, tentu merasa senang, dan senyum-senyum sendiri.
Soo Chul juga meminta kalau In Jae harus bisa menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat Kang Se Chan.
Sebelum pergi Soo Chul masih meminta In Jae untuk peduli pada nilai anak-anak. Apalagi sebentar lagi mereka akan ada ujian tengah semester.
Soo Chul juga bilang, kalau pasti akan ada perbedaan besar di dua kelas, jadi apa yang akan In Jae lakukan? Soo Chul mengatakan kalau sekarang anak-anak akan mengabaikan guru-guru yang tidak bisa mengajar dengan baik.
Soo Chul melangkah ke mejanya, dan sesampainya di meja..So Chul masih memarahi In Jae. Dia menanyakan tentang kelas dua yang akan berubah jam makan siangnya. Apa In Jae sudah mengurus itu semua..?
Soo Chul bilang kalau itu adalah tugas sederhana, kenapa belum juga mampu dikerjakan In Jae?
In Jae mau menjelaskan tapi Soo Chul bahkan tidak member kesempatan.
Soo Chul menyuruh In Jae segera meyelesaikannya.
In Jae hanya pasrah menjawab iya.
Se Chan tersenyum senang, dan pergi meninggalkan In Jae.
In Jae kesal sekali.
In Jae tiba-tiba mengambil kertas-kertas di meja Se Chan, berlari menyusulnya keluar, dan saat sudah bertemu. In Jae langsung menyerahkan kertas-kertas tadi dengan kasar pada Se Chan. Se Chan kaget menerimanya. Se Chan protes, dia ga mungkin bisa menyelesaikan semuanya kalau ditambah dengan ini?
In Jae menjawab kalau Se Chan pasti bisa melakukannya dengan bakat yang Se Chan miliki.
In Jae juga menegaskan kalau konseling harus dimulai hari ini.
In Jae bilang, coba saja dari awal sudah ada konsultasi lebih dulu dengan Ha Gyung, pasti ga akan ada kejadian seperti ini.
In Jae bertanya..apa Se Chan ga tahu seberapa cemasnya Ha Gyung? Mungkin dia ingin menceritakan kejadian sebenarnya pada seseorang?
Se Chan menjawab, kalaupun iya Ha Gyung ingin menceritakannya, tentu bukan kepada In Jae. Se Chan bilang, kalau In jae tidak terlalu tahu tentang anak-anak, bahkan Se Chan juga berpesan agar In Jae jangan terlalu masuk ke dalam kehidupan anak-anak. Se Chan juga bertanya, apa sekolah yang bertanggung jawab dengan kehidupan anak-anak?
In Jae dengan ramah menjawab, kalaupun sekolah tidak bertanggung jawab dengan kehidupan siswanya, minimal mereka punya tempat untuk bersandar. Untuk mengadu.
“Guru Jung, apakah kamu mau bersandar padaku?”
“Apa aku gila? Aku tidak akan pernah mau melakukannya”
Se Chan bilang seperti itu mereka nanti. Apa mereka mau melakukan apa yang tidak mereka sukai. Se Chan bahkan mengatakan kalau kenyataannya anak-anak tidak menyukai sekolah. Setelah itu, Se Chan mengambil tangan In Jae dan mneyerahkan kembali kertas-kertas tadi si tangannya. Se Chan bilang, In jae yang harus mengurusnya.
Se Chan sudah melangkah, dan In Jae berkata dengan bersandar di dinding. Dia bilang konseling tetap harus dilakukan, In Jae mengira kalau Se Chan tetap mendengarnya, dan langsung menyerahkan kertas tadi dengan kasar kea rah Se Chan, tapi ternyat itu bukan Se Chan. In Jae yang menoleh langsung kaget. In jae pun meminta maaf atas kesalahannya.
Di kelas 2-2, Nam Soon menghampiri Heung Soo, dan memberinya buku pelajaran literature ke dua. Heung Soo malah bertanya kenapa Nam Soon tidak membelikannya untuknya roti juga? Semua anak memandang mereka, Nam Soon segera pergi.
Salah seorang siswa berkata sekarang Nam Soon ada dibawah kendali Park Heung Soo. Siswa di samping Ki Deok bilang itu tidak mungkin.Heung Soo pasti sudah memberikan uang utnuk menyuruh Nam Soon.
(Ada-ada saja ya mereka)
Ki Deok tiba-tiba berlari keluar dan mengejar Nam Soon yang sedang melangkah ke kantin.Menanyakan apa benar Nam Soon akan melakukannya?
Nam Soon tidak mau menjawab, dia terus melangkah.
Ki Deok menghentikan langkahnya dan bilang, kalau pasti Nam Soon berharap Heung Soo akan membantunya agar bisa lepas dari kekerasan yang Jung Hoo lakukan.
Nam Soon dia saja dan terus melangkah, berniat membelikan roti seperti yang diminta Heung Soo.
Nam Soon masuk ke kelas dengan roti dan minuman ditangannya. Langsung kemeja Heung Soo, dan memberikannya.
Siswi-siswi berkata apa sekarang Nam Soon sedang tunduk pada Heung Soo?Mereka merasa heran, karena selain mengambilkan makanan, memberikan buku, bahkan Nam Soon juga membelikan roti untuk Heung Soo.
Nam Soon yang tahu sedang dibicarakan, cuek dan merebahkan kepalanya di meja.
Heung Soo mulai tidak suka dibicarakan terus, memandang Ki Deok, dan menyuruhnya untuk memakan roti yang dibelikan Nam Soon tadi.
Ki Deok senang sekali dan langsung menyambarnya. Lalu mengucapkan terima kasih sambil membungkuk pada Heung Soo dan memanggilnya dengan sebutan kakak.
Ki Depok sedang dihajar oleh Jung Hoo dan dua teman di toilet pria. Ki Deok heran, karena dia merasa tidak melakukan apa-apa. Yi Kyung dan Ji Hoon bertanya tentang roti yang dimakan Ki Deok? Apakah roti itu enak, dan membuat Ki Deok merasa lebih baik setelah memakannya.
Ki Deok menjelaskan kalak Heung Soo hyung yang memberikan padanya. Jadi bagaiman mungkin dia bisa menolaknya?Ki Deok juga bilang, kalau mereka ga tau bagaiman Heung Soo,apa yang dia katakana, ya itu harus dilakukan.
Ji Hoo yang geram berkata sambil menjewer kedua telinga Ki Deok. Ji Hoon bertanya apa sekarang Ki Deok tunduk pada Heung Soo?
Ki Deok beralasan kalau Heung Soo Hyung memeiliki karisma yang luar biasa.
Jung Hoo memandangnya dengan tidak suka.
Mereka menanyakan apakah Ki Deok juga membelikan Heung Soo roti?
Ki Deok menggeleng dan bilang kalau dia hanya memakan dan Nam Soon yang membelikannya.
Kagetlah mereka kalau ternyata Go Nam Soon yang membelikan roti itu.
Jung Hoo berkata, setelah mengambilkan makan siang, sekaramg dia juga membelikan Heung Soo roti?
Ki Deok menambahkan Nam Soon juga membelikan Heung Soo susu dengan memakai uangnya sendiri.
Yi Kyung dan Ji Hoon makin kesal,dan menyuruh Ki Deok segera keluar.
Setelah Ki Deok keluar, Jung Hoo berkata kalau sekarang Nam Soon benar-benar tunduk pada Heung Soo.
Jung Hoo menyuruh Yi Kyung dan Ji Hoon mencari tahu tentang Heung Soo.
Di kelas 2-2, In Jae menerangkan kalau hari ini mereka akan melakukan konseling, dan di belakang kelas, sudah ada Se Chan yang membagikan lembar konseling pada anak-anak. Walau dengan wajah yang malas, tapi Se Chan tetap membagikannya. Anak-anak malah rebut dan tidak mendengarkan In Jae. In Jae meminta mereka diam. Mereka masih tetap ribut, membuat In Jae memukul meja dengan bukunya menyuruh mereka diam dan memperhatikan.
Se Chan ikut bicara, dia meminta pada anak-anak kalau ada yang sedang berbicara di depan, berhenti dulu dari kegiatan kalian dan perhatikan yang sedang berbicara.
In Jae akhirnya bisa berbicara dengan tenang, dan mengatakan kalau konseling untuk pertama kali adalah bagi anak-anak yang belum merubah atau mengumpulkan lembar pengenalan diri, yang ditugaskan In Jae beberapa waktu lalu.Orang pertama yang mendapat giliran adalah Oh Jung Hoo. Keduanya adalah Lee Yi Kyung, kemudian Lee Ji Hoon, dan selanjutnya Goo Nam Soon. In Jae mengatakan, bahkan mereka bisa datang kapan saja untuk menemuinya di ruang guru, walaupun itu bukan giliran mereka untuk konseling. Nam Soon yang mendengarkan, tiba-tiba mengeluarkan lembar pengenalan diri yang ditulisnya di dalam laci. Sepertinya lembar itu, belum sampai ke tangan Jung In Jae. In Jae juga bilang, kalau mereka merasa malu, dan merasa itu sangat rahasia, mereka bisa menulis email padanya.In jae juga meminta pada Park Heung Soo, untuk mengumpulkan tugas pengenalan diri yang ditugaskannya.
Saat jam pelajaran berakhir, Jung Hoo dan kedua temannya langsung kabur, waktu In Jae menyuruh mereka melakukan konseling. In Jae kesal, dan mengeluarkan ponselnya. Se Chan melihatnya dari jauh, dan masih menganggap apa yang dilakukan In Jae tentang bimbingan konsultasi ini percuma saja.
Jung Hoo, Yi Kyung dan Ji Hoon berpapasan dengan Guru Jo, dan mereka kaget. Guru Jo menanyakan kenapa Jung Hoo dan lainnya tidak menjawab, saat dipanggil guru mereka sendiri.
“Kita sedikit sibuk”
“Kalau kalian akan kabur dari guru wali kelas kalian, kalian bisa memilih untuk keliling lapangan sekolah denganku. Jadi bagaimana? Guru wali kelas lebih baik dari aku kan?”
“Kalau begitu, kembalilah.”
Tanpa bisa berkutik, Jung Hoo, Yi Kyung dan Ji Hoon menurut dengan perkataan guru Jo.
Nam Soo yang awalnya ingin mengejar Heung Soo, membatalkan niatnya saat melihat In Jae yang gelisah.
Nam Soon memnaggil In Jae, dan mengatakan kalau dia ingin melakukan kosultasi besok. Belum sempat In Jae menjawab, datanglah Jung Hoo dan teman-temannya, dengan dibelakang mereka ada Jo Bong Soo.
In Jae kemudia meminta Nam Soon menyelesaikan tentang pengenalan dirinya besok. In Jae ynag melihat Jo Bong Soo berhasil membawa Jung Hoo dan kawan-kawannya, membungkuk mengucapkan terima kasih, dan Jo Bong Soo hanya tersenyum serta mengisyaratkan dengan tangannya, kalau itu bukan masalah besar.
Ha Gyung masuk ke kelas, dan mengeluarkan buku-buku pelajarannya di dalam laci meja. Dia sedikit kaget mendapati bukunya sudah penuh dnegan coretan disana-sini. Ha Gyung merasa marah sekali.
Gang Joo yang menemukan buku pelajaran Ha Gyung di lantai, mengambilnya dan menyerahkan pada Ha Gyung.
Gang Joo tidak langsung menyerahkannya, dia menahan buku itu, sehingga Ha Gyung berusaha menariknya. Tapi pegangan Gang Joo pada buku itu juga kuat, membuat Ha Gyung mengangkat kepalanya menatap Gang Joo.
Saat itu Gang Joo bilang kalau seperti yang semua anak tau, kalau Ha Gyung lebih baik daripada dirinya, yang tidak pernah dianggap ada. Ha Gyung tidak menanggapi, dan langsung merebut bukunya di tangan Gang Joo. Gang Joo tetap melanjutkan kata-katanya, dia berpesan agar ha Gyung tetap melanjutkan keinginannya untuk masuk ke universitas S.Meskipun Ha Gyung masih akan merasa tidak puas.
Gang Joo juga bilang, bahkan kalau Ha Gyung berhasil masuk ke universitas S, kenyataan bahwa dia berasal dari SMA Seungri, tidak akan pernah berubah.
Setelah itu Gang Joo mengambil tasnya dan berniat meninggalkan kelas.
Ha Gyung merobek sampul buku literature pelajarannya,meremas dan membuangnya. Gang Joo yang melihat merasa kaget.
Heung Soo sudah hampir melewati gerbang sekolah, dan Nam Soon menyusulnya. Nam Soon berjalan di belakangnya. Heung Soo sepertinya sadar ada Nam Soon dibelakangnya, dan segera berhenti melangkah. Heung Soo membalikkan badannya menatap Nam Soon, dan Nam Soon langsung mengambil tas Heung Soo, membawa di pundaknya, dan mengajak Heung Soo pulang bersama.
Heung Soo menatap tajam Nam Soon “Apa sekarang kamu berakting sebagai teman yang baik? Apa kamu takut?Kamu yang pergi atau aku yang pergi? Kita tidak bisa pergi bersama. Karena setiap kali aku melihatmu, aku ingin memukulmu. ”
Heung Soo bilang kalau dia lebih suka Nam Soon yang pergi. Nam Soon pandai dalam melarikan diri. Nam Soon ga peduli, dan tetap mengajak Heung Soo pulang bareng.
Gang Joo yang dari tadi melihat, mengambil paksa tas Heung Soo yang di bawa Nam Soon. Gang Joo memarahi Nam Soon yang sebagai ketua kelas, apa membelikan roti saja tidak cukup?Gang Joo juga bilang apa sekarang Nam Soon akan membawa Heung Soo.
Nam Soon mencoba merebut tas Heung Soo yang dibawa Gang Joo. Tapi Gang Joo tidak mempedulikannya dan langsung melempar tas itu pada Heung Soo. Gang Joo bilang kalau dia tidak begitu yakin seberapa kuat Heung Soo, tapi menurutnya Heung Soo hanyalah sesuatu yang menempel di sudut. Gang Joo juga meminta agar Heung Soo tidak menyentuh seorangpun. Heung Soo tidak peduli, dan akan melangkah. Tapi Gang Joo membentangkan kedua tangannya lebar-lebar menghadang Heung Soo.
“Katakan..kau tak akan mengganggu seseorang..”
Heung Soo langsung menyentuh kening Gang Joo dengan telunjuknya, membuatnya bergeser.
Setelah Heung Soo pergi, Gang Joo mengepalkan tangannya dan seperti mengarahkannya pada Nam Soon, Gang Joo kesal sekali dan mengatakan kalau seharusnya Nam Soon cemberut pada Heung Soo, bukan padanya.
Nam Soo meminta agar Gang Joo tidak ikut campur urusannya.
Gang Joo ga peduli dan meminta agar Nam Soon jangan merendahkan diri lagi pada Heung Soo.Gang Joo mengatakan kalau dia mengkhawatirkan Ha Gyung, dan sekarang malah Nam Soon membuatnya juga khwatir.
“Kenapa kau mengkhawatirkan itu?”
“Baik..lupakan saja.Aku orang bodoh yang mengkhawatirkan orang lain, bukan diriku sendiri. ”
Gang Joo kesal sekali, dan langsung meninggalkan Nam Soo.
Di ruang konseling, Yi Kyung dan Ji Hoon sedang menunggu diluar, sepertinya didalam ada Jung Hoo.
Ji Hoon bertanya apa yang akaan dikatakan Yi Kyung didalam nanti?
Yi Kyung menjawab dengan bercanda, kalau nanti dia akan menjawab “Guru..aku sudah bekerja keras dalam hidupku”
Ji Hoon tertawa mendengarnya, lalu Yi Kyung gentian bertanya apa yang akan dikatakan Ji Hoon nanti?
“Aku sudah menetapkan pikiranku..”
Mereka kembali tertawa..Yi Kyung menatakan ini konyol, dan mengajak Ji Hoon pergi. Ji Hoon pun menyetujuinya.
Di dalam memang benar ada Jung Hoo,dan In Jae.
In Jae sedang serius melihat data Jung Hoo. In Jae bekata kalau Jung Hoo sudah kehilangan banyak jam pelajaran karena kebanyakan absen. In Jae bilang, kalau seperti ini terus maka Jung Hoo akan kesulitan untuk lulus.
Jung Hoo sama seklai tidak menanggapi.
“Apa kau ingin lulus?”
Jung Hoo tetap diam..dia memainkan kukunya. Santai, seolah tidak ada In Jae di depannya.
“Apa kau sedang punya masalah? Apa keluargamu di rumah baik-baik saja?”
Jung Hoo tersenyum mendengarnya. Jung Hoo akhirnya menatap In Jae, dan bertanya kenapa In Jae menanyakan hal itu? In Jae menjawab, karena dia penasaran.
Jung Hoo kembali tersenyum sinis..
“Kalau begitu..kalau kondisi di rumahku tidak baik.Apa yang bisa kau lakukan untukku?”
Jung Hoo meminta In Jae tidak terus menemuinya, karena dia orang yang sibuk. Setelah itu Jung Hoo berdiri, dan akan berjalan meninggalkan In Jae. In Jae mencoba menahannya, tapi Jung Hoo tidak peduli.
“Guru..kenapa kau berpura-pura? Jangan bertindak seolah kau peduli”
Jung Hoo langsung keluar, dan In Jae masih mengejarnya. In Jae bilang kalau Jung Hoo ga bisa pergi begitu saja. Jung Hoo membalikkan badannya menghadap In Jae dan bertanya apa yang diinginkan In Jae darinya? Apa In Jae ingin digendong Jung Hoo sebelum dia pergi..(ini anak..ishhh…ngeselinn..)
In Jae marah dan meminta Jung Hoo menjaga ucapannya.
In Jae mengatakan, kalau Jung Hoo mungkin seperti ini agar terlihat tangguh. In Jae meminta Jung Hoo menghentikan ini. Jung Hoo membalas dan berkata kalau In Jae juga terlihat tangguh. Jung Hoo menjelaskan kalau In Jae ga akan dianggap serius kalau bertindak lemah. Jung Hoo bilang, kalau dia tidak berpura-pura tangguh..”Aku benar-benar tangguh.Jadi kumohon..menjauhlah dariku.”
Jung Hoo tersenyum lagi, lalu mengejek In Jae yang lebih pendek dari Byun Ki Deok di kelas, karena itulah ga ada yang takut pada In Jae. Jung Hoo juga berpesan agar In Jae benar-benartangguh, agar ada yang mau mendengarkannya.
Saat itu Se Chan ada di belakang mereka, dan mendengarkan kata-kata Jung Hoo. Jung Hoo juga bilang kalau In Jae itu tidak ada apa-apanya.
Jung Hoo membalikkan badannya, bersiap melangkah lagi, tapi di depannya ada guru Kang.
Kang Se Chan bertanya bagaiman dengannya? “Aku berfikir..aku lebih tangguh darimu.”
Jung Hoo sama sekali tidak mampu berkutik. Se Chan bilang kalau Jung Hoo harus mendnegarkannya.
“Oh Jung Hoo..Jika kau tak suka..kau bisa berhenti sekolah. Kau mungkin ingin melepaskan amarahmu pada setiap orang, karena kau muak dengan hidup, tapi kau tak bisa melkaukan pada teman di luar sekolahmu.Atau mungkin pada anjing di lingkunganmu.”
Se Chan bahkan menyuruh Jung Hoo mengeluarkan tangannya dari saku celana, saat sedang berbicara padanya. Se Chan berkata, Jung Hoo meremehkan In Jae karena dia tidak bisa memukul ataumenghukummu. “Kau pikir kau bisa melakukan appaun yang kau inginkan?Itu berarti..kau hanya bisa patuh..kalau kau dipukuli?Itu berarti..orang sepertimu hanya takut pada kekerasan.Sekolah ini juga tidak begitu sennag punya murid sepertimu, jadi kau bisa berhenti.”
In Jae yang sadar keadaan tidak baik, meminta Jung Hoo segera pergi, karena mereka bisa biacara lain kali. Jung Hoo pun menurutinya untuk segera pergi.
In Jae menatap tajam pada Se Chan atas sikapnya tadi. Tanpa berkata apapun, In Jae pergi meninggalkan Se Chan. Masuk ke ruangan konsultasi tadi, dan membanting keras pintu saat menutupnya, membuat Se Chan terlonjak kaget. Se Chan bingung dan berkata sendiri, kenapa In Jae harus marah padanya?
In Jae yang marah pada Se Chan karena kata-katanya pada Jung Hoo, membanting
pintu dengan keras saat menutupnya, membuat Se Chan terlonjak kaget.
Se Chan heran kenapa In Jae marah padanya, padahal dia kan membantu In Jae dari ejekan Jung Hoo tadi.
Di ruangan konseling tadi In Jae melihat data-data Jung Hoo, membacanya dengan teliti. Disitu tertulis kalau Jung Hoo punya masalah dnegan ayahnya, dan cenderung bersifat kasar. In Jae melihat Jung Hoo dari jendela, dan terlihat Jung Hoo menendang barang yang ada di depannya.
Nam Soon sedang melaksanakan tugasnya mengantar paket makanan, tapi sepertinya dia melakukan kesalahan, sehingga si pemesan—seorang bapak-bapak, protes dan marah sekali karena pesanan esnya sudah mencair semua. Si bapak tidak mau membayar apa yang sudah dipesannya karena kesalahan tadi. Nam Soon mencoba menjelaskannya, tapi si Bapak tetap tidak peduli.
Nam Soon menelpon bosnya, dan mengatakan kalau seharusnya bos nya tidak meminta pesanan seperti ini, tapi Bos Nam Soon tidak mau mengerti dan malah menyuruh Nam Soon untuk tetap membayarnya.
Tiba-tiba Nam Soon teringat lagi perkataan Heung Soo, yang menginginkan dia pergi atau Heung Soo yang pergi.
Ha Gyung ada di sekitar tempat les privat, dia sepertinya masih ragu, atau entahlah dia hanya berdiri di luar gedung. Ha Gyung menghidupkan layar hapenya, melihat semua foto keluarganya terpasang sebagai wallpaper ponselnya. Dia ingin menelpon Gang Joo, tapi Ha Gyung ragu dan membatalkan niatnya. Sepertinya Ha Gyung merasa gengsi untuk menghubungi Gang Joo.
Keesokan paginya, anak-anak sudah mulai masuk sekolah. Nam Soon berdiri di gerbang sekolah. Lalu datanglah Heung Soo.
“Kau akan masuk?”
Nam Soon tidak menjawab, membuat Heung Soo berbalik dan pergi. Belum jauh Heung Soo melangkah, Nam Soon berkata kalau dia yang akan pergi. Nam Soon berjalan meninggalkan Heung Soo.
Ha Gyung yang sedang berada di dalam bis, tidak turun saat bis sudah sampai di depan SMA Seungri, Ha Gyung meminta supir untuk jalan lagi, dan saat itu Nam Soon masuk ke dalam bis. Nam Soon melihat Ha Gyung, mereka saling tatap, tapi sama-sama tidak peduli. Nam Soon duduk di belakang, dan Ha Gyung kembali melamun. Mereka semua larut dalam pikirannya masing-masing.
Gang Joo memperhatikan kursi Ha Gyung yang kosong. Dia menyentuh meja Ha Gyung. Gang Joo pasti cemas karena Ha Gyung tidak biasanya bolos. Gang Joo ingin menelpon Ha Gyung untuk menanyakan kabarnya, tapi dia membatalkan niatnya, karena pasti Ha Gyung tidak suka.
Di ruang guru, In Jae juga sedang cemas, dia mengirim sms untuk Ha Gyung. Menanyakan apakah dia benar-benar sakit?
Lalu mengirim pesan kepada Nam Soon juga menanyakan apakah Nam Soon sakit sehingga tidak masuk hari ini?Lalu tidak lupa mengirim pada Oh Jung Hoo, menanyakan kenapa tidak ke sekolah hari ini?
Nan Hee yang baru mengisi kelas 2-2, datang dan menanyakan pada In Jae kenapa kok wakil ketua kelas dan ketuanya kompak untuk tidak hadir hari ini?
In Jae menjelaskan kalau Ha Gyung sudah mengabarkan dia sakit, makanya tidak bisa masuk.In Jae cemas karena Jung Hoo juga tidak masuk hari ini, dan para guru mengatakan kalau Jung Hoo sudah biasa sering tidak masuk. In Jae menjelaskan kalau, Jung Hoo mendapatkan tujuh absen lagi maka dia bisa tinggal kelas. Lalu masuklah se Chan ke ruang guru, In Jae langsung mengajak Se Chan untuk bicara. Se Chan heran, tapi tetap mengikuti In Jae.
Di atap sekolah, In Jae menanyakan apa yang akan Se Chan lakukan pada Jung Hoo? Se Chan bingung dan menanyakan maksud In Jae?
“Kau harus minta maaf padanya.”
“Aku?Kenapa?’
In Jae menjelaskan kalau kata-kata Se Chan yang kemarin tentu menyakiti perasaan Jung Hoo. Mengatakan bahwa sekolah tidak menginginkannya. Kata-kata itu tidak pantas diucapkan seorang guru pada siswanya.
“Jika kau tetap memanjakan siswamu seperti itu.Kau pikir, kau tak akan menyakiti mereka?Jika kau selalu menunggu dan melindungi mereka, kau pikir kau akan mendapatkan akhir yang bahagia?”
Se Chan juga bertanya apa In Jae sungguh-sungguh akan bertanggung jawab akan Oh Jung Hoo?Se Chan meminta In Jae berhenti sekarang.Kalau tidak, maka In Jae akan terluka.
In Jae bertanya berarti Se Chan bukannya tidak mau bertanggung jawab?Tapi karena takut. In Jae lalu pergi meninggalkan Se Chan sendiri.
Kembali ke Nam Soon dan Ha Gyung.
Di dalam bis, mereka masih sibuk sendiri, dan bis juga masih terus melaju.
In Jae memanggil Gang Joo ke ruang guru, In Jae menanyakan kebenaran tentang alasan Ha Gyung tidak masuk hari ini?”Terjadi sesuatu di kelas kan?”
Gang Joo ragu-ragu, tapi In Jae terus mendesak Gang Joo untuk mengatakan, agar In Jae bisa mencari jalan keluar terbaik untuk mereka.
Gang Joo bilang, ini pasti terlihat mudah di mata orang dewasa.
Semua masalah mereka akan dianggap mudah oleh orang dewasa.
Setelah Gang Joo, Ki Deok juga dipanggil ke ruang guru. Dan In Jae juga menanyakan pada Ki Deok, tapi Ki Deok mengatakan dia tidak tahu apapun. Ki Deok bilang kalau semua yang terjadi di kelas tidak bisa diselesaikan In Jae hanya kerana alasan TAHU saja. Ki Deok menyuruh In Jae melupakannya. Ki Deok bilang, ini benar-benar gila. Beberapa orang tangguh muncul, jadi seseorang harus berada pada situasi yang sulit. Ki Deok juga bilang kalau bahkan dia dan teman-temannya tidak tahu siapa teman mereka sebenarnya, dan siapa yang musuh. In Jae frustasi sekali dengan semua jawaban murid-muridnya.
Di Bus yang ada Nam Soon dan Ha Gyung, sang sopir menginformasikan kalau pemberentian berikutnya adalah SMA Seungri. Nam Soon tersadar, dan memencet tombol di samping tempat duduknya, menandakan dia akan turun disini. Nam Soon sudah bersiap-siap, tapi dia melihat Ha Gyung. “Kau tak turun?”
Ha Gyung cuek, dan tidak menjawab. Pintu bis sudah terbuka, tapi tiba-tiba Nam Soon membatalkan niatnya, dan meminta maaf pada supir, karena tidak jadi turun. Nam Soon menatap Ha Gyung. Ha Gyung yang merasa di lihat Nam Soon berkata “Jangan campuri urusanku.!”
“Ayo turun.Aku hanya tak ingin turun sendirian. ”
Ha Gyung akhirnya menyetujui ajakan Nam Soon untuk turun bersama.
Nam Soon dan Ha Gyung berjalan bersama. Nam Soon bilang, coba kalau mereka turun di halte yang tadi, pasti mereka tidak perlu berjalan. Ha Gyung tetap terlihat cuek, Nam Soon lalu bertanya apa anak-anak mengganggunya? Ha Gyung menjawab, kalau dia bisa mengatasi semuanya. Nam Soon bertanya kenapa Ha Gyung merasa harus ke bibingan belajar?
Nam Soon merasa heran karena Ha Gyung cukup pintar.
“Karena sekolah kita tidak mempunyainya.”
Nam Soon bingung, punya apa?
Nam Soon lalu bercanda dengan sedikit bergaya dan berkata “anak laki-laki tampan?”
(Ihhh Nam Soon..lucu ya kamu..^^)
Ha Gyung tersenyum, dia bilang di sekolah tidak ada persaingan. Nam Soon bertanya, bersaing untuk apa?
“Masuk ke universitas S.”
“Kenapa kau selalu membicarakan universitas S?”
“Karena mereka semua lulus dari universitas S. Seluruh keluargaku.”
(Ouu..itu ternyata alasan selama ini. Sepertinya Ha Gyung tertekan dengan keadaan keluarganya, yang semua lulusan universitas terkemuka, membuat dia merasa juga harus bisa masuk ke sana.)
Ha Gyung ganti bertanya pada Nam Soon, kenapa Nam Soon disebut pesuruh oleh anak-anak?”Apa kau setakut itu padanya?”
Nam Soon hanya mengangguk saja. Ha Gyung bertanya siapa orang itu? Nam Soon menghela nafasnya “Kami dulu dekat, dulu..kami sahabat baik.”
Hanya itu yang Nam Soon katakan, dia langsung melangkah menjauhi Ha Gyung.
Nam Soon menyuruh Ha Gyung untuk lebih cepat berjalan. Ha Gyung bilang, bagaiman mungkin mereka masuk sekolah bersama-sama? Lalu Nam Soon meminta Ha Gyung masuk lebih dulu. Ha Gyung membalikkan kata-kata itu pada Nam Soon.
Nam Soon bersiap-siap untu melompati tembok untuk bisa masuk ke Seungri.
Ha Gyung yang melihat kaget dengan lompatan Nam Soon yang cepat dan tentunya keren.(kata-kata terakhir dari saya ya..^^)
Nam Soon masuk ke kelasnya, dan Byun Ki Deok menyambut Nam Soon dengan pertanyaan, Nam Soon dari mana saja. Heung Soo melirik Nam Soon yang sudah duduk di tempatnya.
Nam Soon sendiri juga langsung melihat Heung Soo.
Datanglah Young Woo ke tempat Nam Soon (Aku suka sekali sama Young Woo^^)
“Aku mengkhawatirkanmu”
Gang Joo juga datang, dan berkata kalau bagus sekali ketua dan wakilnya sama-sam tidak datang. Gang Joo juga bilang kalau Nam Soon bahkan tidak kaget saat tahu Ha Gyung absen. Gang Joo bertanya dimana Ha Gyung? Karena Nam Soon tidak menjawab, maka Gang Joo memutar kepala Nam Soon dengan paksa agar menatapnya.(Lucu..^^)
Nam Soon masih diam, Gang Joo gemas dan menjewer Nam Soon, mengatakan kalau seharusnya Nam Soon mengajak Ha Gyung sekolah, kalau tadi melihatnya.
Heung Soo yang tidak tahan, keluar dari kelas, dan merokok di tempat sepi. Saat sedang mencari korek api, Nam Soon datang. Nam Soon mengambil dan membuang rokok Heung Soo ke tong sampah. “Kau bilang kau sudah berhenti?”
Nam Soon lalu mengarahkan kepalanya ke CCTV yang ada di sana agar Heung Soo tahu kalau disini ada kamera pengawas.
“Pergilah. Sebelum aku memukulmu”
“Pukul saja aku. Aku tak tahu harus kemana selain ke sekolah.”
“Benar-benar omong kosong.”
Heung Soo melangkah menjauhi Nam Soon, tapi tiba-tiba berhenti. Dia berbalik menghadap Nam Soon.
“Kau aktor yang hebat. Anak-anak tampaknya berfikir kau pria normal.Kau juga berbohong tentang usiamu?Mereka memperlakukanmu seperti teman mereka. Aku yakin itu sedikit menegangkan.Bertanya-tanya, apa masa lalumu akan terbongkar karenaku?”
Nam Soon menjawab, itu bukan hal yang masalah.
Heung Soo tidak percaya, dia berkata “Kau fikir saat mereka tahu kau orang yang seperti apa..mereka masih akan memeprlakukanmu sama?Siapkan dirimu. ”
Heung Soo berkata tak ada rahasia yang abadi.Akhirnya Heung Soo benar-benar meninggalkan Nam Soon.
(Hmm..ada masa lalu seperti apa ya..dan berarti tentang umur? Nam Soon sebaya dengan Heung Soo..Apakah ini?Jadi makin penasaran..^^)
Ha Gyung masih belum berani melompat tembok, untuk masuk ke sekolah. Gang Joo tiba-tiba sudah ada diatas, dan bertanya apa yang dilakukan Ha Gyung disana? Ha Gyung bilang kalau Gang Joo ga akan melihatnya lagi. Ha Gyung mengaku merasa tidak enak dengan Gang Joo atas sikapnya. Gang Joo menjawab, kenap tidak mengaku lebih awal. Ha Gyung bilang kalau dia berfikir Gang Joo akan membencinya. Ha Gyung juga bilang kalau Gang Joo pasti kecewa kalau tahu dia berbohong ikut bimbingan belajar. Karena itulah Ha Gyung takut menceritakannya.
Gang Joo yang medengar merasa tersentuh demngan pengakuan Ha Gyung. Dia bersiap melompat turun, tapi roknya tersangkut, dan menyebabkan robek yang cukup besar saat dia berhasil turun.
Gang Joo kaget dan berkata, kalau pasti ibunya kaan membunuhnya jika tahu seragamnya sobek.
Ha Gyung marah-marah dan bilang kenapa harus melompat, dna merusakkan seragam.
Ha Gyung langsung melihat, dan bertanya apa Gang Joo terluka. Ha Gyung berusaha membetulkan rok Gang Joo. Gang Joo senang, karena Ha Gyung sudah kembali seperti yang dia kenal. “Aku merindukanmu Song Ha Gyung”
Ha Gyung salah tingkah, dan Gang Joo tersenyum senang.
Gang Joo mengajak Ha Gyung bolos sekolah.^^
(Memang moment yang indah ya..^^)
In Jae di ruang guru sedang mebaca tentang tugas pengenalan diri yang diberikannya untuk anak-anak. Datanglah Joo Bong Soo. Bong Soo bertanya apa tugas In Jae menyenangkan? In Jae membantahnya. “Ini tidak menyenangkan”
In Jae bilang mereka semua mengisi dengan jawaban yang hampir sama satu sama lain. In Jae bilang kalau mereka tidak bersungguh-sungguh mengerjakannya.
Bong Soo membantahnya, karena menurt dia ada kesungguhan di dalam jawaban itu.
Bong Soo lalu menunjuk pada satu kalimat “Aku tidak ingin memberitahu guruku apapun tentangku”
Itu adalah kesungguhan.^^
In Jae tersenyum dan mengangguk “Kau benar.”
Bong Soo pun meninggalkan In Jae yang frustasi dengan jawaban anak didiknya.
Ha Gyung dan Gang Joo ternyata ada di bimbingan belajar tempat Ha Gyung mengambil les disini. Gang Joo sedang marah pada bagian administrasi, karena tidak mau mengembalikan uang Ha Gyung. Padahal sudah jelas tertulis, uang akan dikembalikan jika yang bersangkutan tidak bisa hadir lagi di lembaga bimibingan belajar ini.
Petugas administrasi masi meolak mengembalikan karena itu adalah kesalahan siswa sendiri. Gang Joo menanyakan paa yang salah? Petugas itu masih mengatakan kalau ituadalah kesalahan siswa, jadi tidak ada pengembalian. Apalagi lembaga juga banyak menerima keluhan dari orang tua.
Ha Gyung menghampiri dan menarik Gang Joo menjauh, saat itu Ha Gyung melihat daftar yang tertempel di dinding. Gang Joo melihat itu, dan lamngsung menghampiri petugas administrasi tadi. Gang Joo bilang, kalau Ha Gyung bahkan berada di posisi ketiga terbaik di tempat ini. Gang Joo bertanya Apa ini kesalahan siswa? “Apa masalahnya?”
Gang Joo berkata, apa orang tua siswa lainnya mengeluh karena dia terlalu pintar, sehingga mereka khawatir akan dikalahkan oleh Ha Gyung?
Lalu datanglah karyawan laki-laki yang menyuruh untuk diberikan saja uang gantinya. Petugas itu bilang karena sudah seminggu, maka uang yang dikembalikan hanya 70% saja.
Gang Joo lalu berbalik badan dan melihat Ha Gyung, sambil membentuk tanda PEACE di jarinya.
Gang Joo menarik Ha Gyung, dan berkata kalau harusnya mereka memasang pengumuman di depan gedung, kalau Song Ha Gyung masuk ke universitas S dari lembaga bimbingan belajar Se Chan. Dan membuatnya sebagai iklan. Tapi sekarang mereka kehilangan kesempatan itu. Gang Joo semangat sekali, sedangkan Ha Gyung cuek saja. Ha Gyung mengajak Gang Joo segera pergi.
Kembali ke Seungri.
Di ruang konseling, ada Nam Soon yang menemui In Jae. In Jae bertanya kenapa Nam Soon terlambat? In Jae juga bertanya apa Nam Soon benar-benar tidak ingin menulis lembar pengenalan diri? Nam Soon menjawab bahwa tidak ada yang bisa dia tulis.
In Jae menjelaskan , kalau dia melihat catatan tentang Nam Soon, dan ternyata Nam Soon mengikuti tes kualifikasi saat akan masuk ke Seungri. In Jae bertanya, berarti Nam Soon sama seklai tidak lulus SMP? Nam Soon menjawab, kalau dia berhenti ditengah jalan.
“Dimana? Di Seoul?”
“Bukan. Di Gyeonggi.”
In Jae menanyakan alasan Nam Soon berhenti?Nam Soon menjawab,kalau dia harus melakukan kerja paruh waktunya.
Lalu tiba-tiba ponsel In Jae berdering.
In Jae menerimanya,dan ternyata dari bapak Oh Jung Hoo. Bapak Jung Hoo ingin bertemu dengan In Jae, dan In Jae menyanggupinya. In Jae meminta alamat rumah Jung Hoo. Lalu In Jae berkata pada Nam Soon, kalau mereka akan bicara lagi nanti. Nam Soon mengerti dan segera pamit pergi.
In Jae terburu-buru mengambil tasnya di ruang guru, dan para guru menanyakan kenapa In Jae tergesa-gesa?
In jae menjawab kalau ayah Jung hoo ingin menemuinya.
Kwon Nam Hee mengingatkan agar In Jae jangan pergi sendiri. Nam Hee mengatakan kalau pada tahun ajaran yang lalu, ayah Jung hoo datang dan mengacaukan semuanya karena dia mabuk. Se Chan yang sudah siap keluar, berhenti dan serius mendengarkan.
Nan Hee juga membenarkan dan mengatakan kalau ayah Jung Hoo juga merusak kursi. Nan hee meminta agar In Jae tidak menemuinya, dan menyuruh ayah Jung Hoo datang besok pagi di sekolah.Itu lebih aman untuk In Jae. In Jae menjelaskan, kalau ayah Jung Hoo ga mau bertemu di sekolah, jadi In Jae tetap akan datang ke rumahnya. In jae berjanji akan menghubungi mereka jika terjadi sesuatu padanya nanti.
In Jae segera berlari keluar. Para guru masih membicarakannya.
Se Chan masuk ke mobilnya, memasang sabuk pengaman.Lalu dia melihat In Jae berlari-lari keluar gedung. Se Chan memanggilnya sebelum semakin jauh, dan meminta In Jae masuk ke dalam mobilnya. Se Chan akan mengantarkan In Jae. In Jae menolak, karena dia akan naik bis yang ada di depan.
Se Chan mengatakan kalau dia kan ikut dengan In Jae. In Jae beralasan, kalau dia tidak mungkin pergi dengan mobil sebagus itu. Se Chan menjwab, meskipun In Jae merasa tidak nyaman, tapi bersabar dan masuklah.
“Tidak. Bukan begitu. Rasanya tidak pantas mengendarai mobil seperti itu ke rumah Jung Hoo. Terutama sebagai guru yang akan bertemu orang tua siswa. ”
Se Chan masih berusaha mengajak In Jae, dan bilang kalau mobilnya bisa diparkir di tempat lain, lalu mereka bisa berjalan untuk ke rumahnya Jung Hoo. “Cepatlah masuk”
In Jae pun tidak menolak.
Gang Joo memesan makanan banyak sekali, dan Ha Gyung kaget melihatnya. Ha Gyung bertanya apa Gang joo benar-benar akan memakan semuanya?
Gang Joo mengiyakan dan berkata bukankah Ha Gyung akan mentraktirnya?
Ha Gyung yang melihat Gang Joo makan dengan lahapnya bertanya apa seenak itu? Gang Joo hanya tersenyum dan menikmati makanannya. Gang Joo lalu bertanya, bagaimana Nam Soon tahu buku Emas itu milik Ha Gyung? Ha Gyung menjawab,kalau dia tidak sengaja bertemu Nam Soon saat di bimbingan belajar. Gang Joo bertanya kenapa? Apa yang dilakukan Nam Soon disana?
Ha Gyung bukannya menjawab, tapi malah balik bertanya kenapa Gang Joo begitu peduli pada Nam Soon?
Nam Soon yang siap dengan tugasnya mengantar makanan. Mendapat telepon dari Oh Jung Hoo. Nam soon heran dan menerimanya. “Ada apa?”
Jung Hoo mengatakan kalau dia sekarang sedang bersama Park Heung Soo, dan mereka akan bertarung melam ini. Jung Hoo menyuruh Nam Soon datang, karena Nam Soon adalah pesuruhnya. Nam Soon kaget dan bertanya dimana Jung Hoo?
In Jae dan Se Chan sudah sampai di rumah jung Hoo, tapi ternyata tidak ada orang disana. In jae mneggedor-gedor pintu dan memanggil bapak Jung Hoo. Tapi tidak ada jawaban. Se Chan bertanya apa In Jae benar ini rumahnya? In Jae melihat lagi ke kertas yang bertuliskan alamat jung Hoo.In Jae menjawab, kalau alamat rumah ini benar sesuai dengan yang dia tulis.
Se Chan masih bertanya, apa benar In Jae disuruh datang oleh orang tua Jung Hoo? Jangan-jangan In Jae hanya mimpi? Se Chan bahkan bertanya apa In Jae yakin bapak Jung Hoo dalam keadaan sadar memintanya datang?
In Jae mencoba menghubungi ponsel bapak Jung hoo tapi tidak ada jawaban juga. Se Chan mengajak In Jae untuk pergi saja, karena sepertinya sia-sia berada disini.
“Aku akan menunggu sebentar lagi”
Se Chan mengingatkan kalau In Jae ga akan bisa bertanggung jawab tehadap hidup Jung Hoo seberapa lamapun menunggu.
“Karena aku tak bisa bertanggung jawab..aku bahkan tidak bisa membantunya. ”
Se Chan bertanya, apa In Jae benar-benar berani atau hanya keras kepala? In Jae menjawan keduanya.
“Kalau begitu aku akan pergi dulu”
In Jae mengucapkan terima kasih atas usaha Se Chan. Se Chan membalikkan badannya, dan berkata kalau dulu saat wajib militer dia menjadi pekerja umum, dan dia bekerja di taman hiburan. In Jae menjawab, pasti itu terasa mudah untuk Se Chan.
Se Chan melanjutkan ceritanya, kalau ada sesuatu yang selalu dikatakan seorang ibu yang kehilangan anaknya padaku. Kalau Se Chan tidak mengawasi anaknya,padahal dia hanya pergi sebentar, tapi sekarang karena Se Chan tidak mengawasinya anaknya hilang.
“Jadi maksudku adalah..bahkan seorang ibu bisa kehilangan anaknya.”
Se Chan lalu pergi meninggalkan In Jae.
Ji Hoon dan Jung Hoo sedang menunggu Heung Soo dan Nam Soon. Lalu datanglah heung soo.
Jung Hoo langsung bertanya tentang gossip yang menyebar kalau Heung Soo adalah petarung hebat di Gyunggi. Heung Soo tertawa dan bertanya, jadi Jung Hoo percaya kebohongan itu? Heung soo meminta biarkan saja dia sekolah dnegan damai.
Jung Hoo menjawab, kalau dia tidak bisa membiarkan Heung soo sekolah dengan damai. Heung Soo berbalik ingin pergi meninggalkan mereka, tapi Ji Hoon menahan dan mendorongnya. “Kau mau kemana brengsek?”
Heung Soo menjawab, kalau mereka sangat menjengkelkan. Datanglah Nam Soon. Heung Soo heran, dan Jung Hoo menjelaskan kalau dia memanggil Nam Soon, karena Nam Soon adalah pesuruhnya, sehingga heung soo tidak akan menangis atau merengek kalau pertarungan mereka tidak adil.
Heung Soo dihajar Jung Hoo di depan Nam Soon, sepertinya Heung Soo sengaja untuk tidak melawan, karena ada Nam Soon.(Aku masih bingung apa maksud Heung soo tidak melawan sama sekali, sepertinya memang ada rahasia tentang nam Soon yang tidak kita tahu.^^)
Di rumah Jung Hoo, In Jae masih menunggu. In Jae mencoba menelpon Jung Hoo.
Di tempat Jung hoo, dia sedang menghajar Heung Soo dengan membabi buta, Nam Soon mencoba menghalangi dengan menjadi tameng untuk Heung Soo. Jung Hoo menyuruh Nam Soon minggir. Ji Hoon yang melihat Jung Hoo seperti kesetanan dalam memukul Heung Soo, merasa taku. Dan saat itu Ji Hoon melihat ponsel Jung Hoo bergetar, Ji Hoo mengangkatnya dan ternyata guru Jung In Jae yang menelpon.
In Jae langsung menanyakan dimana Jung Hoo karena sekarang dia ada di rumah Jung Hoo. Ji Hoon langsung mengatakan kejadian sebenarnya.
In Jae segera menelepon Se Chan memintanya untuk datang dan mengantarnya ke tempat dimana Jung Hoo dan lainnya sedang berkelahi.
Jung Hoo menyingkirkan Nam Soon yang berusaha melindungi Heung Soo. Jung Hoo kembali beralih ke Heung Soo dengan menanyakan benarkah berita yang menyebutkan kaki Heung Soo dulu pernah terluka?Jung Hoo berkata kalau sepertinya mulai hari ini Heung Soo bahkan tidak akan pernah bisa berjalan lagi. Jung Hoo memungut batu yang ada di bawahnya, berniat melemparkan itu ke Heung Soo. Nam Soon melihatnya dengan kaget. Sebelum Jung Hoo melemparkan batu yang dipegangnya, dia menginjak kaki Heung Soo. Membuat Heung Soo kesakitan.
Jung Hoo sudah mulai melempar, tapi Nam Soon tiba-tiba bergerak. Dia menyeran Jung Hoo. Menendang dadanya, tanpa ragu. Nam Soon meminta agar Jung Hoo tidak mengganggu Park Heung Soo lagi. Nam Soon dengan ahlinya melawan Jung Hoo. Menendang dan memukulnya. Sama sekali tidak terlihat Nam Soon yang lemah. Heung Soo mencoba bangkit dan melihat pertarungan itu. Lalu tersenyum dan berkata “Ternyata kau belum mati, Go Nam Soon”
Heung Soo mengingat kejadian dulu, saat Nam Soon di hajar oleh teman-temannya SMP, dan Heung Soo tertawa kejadian itu. Dia membantu Nam Soon bangkit dengan mengulurkan tangannya pada Nam Soon, dan tersenyum. Heung Soo bahkan membersihkan seragam Nam Soon yang kotor akibat perkelahian tadi. Teman-teman yang tadi menghajarnya pun ikut membersihkan dan bertepuk tangan. Sepertinya memang bukan sengaja menghajar Nam Soon. Lalu ada apa ya?*penasaran*
Jung Hoo benar-benar tidak berkutik akan apa yang dilakukan Nam Soon padanya. Jung Hoo yang biasanya tangguh, sekarang sama sekali tidak berdaya.
In Jae dan Se Chan sudah sampai di tempat kejadian, dan berusaha mendekati tempat kejadian.
In jae menuruni tempat itu, tanpa memikirkan keselamatannya. Meminta agar anak-anak menghentikan perkelahian mereka. Se Chan yang juga ikut turun, terlihat takut dan lebih hati-hati.
In Jae terjatuh, dan Kang Se Chan segera menolongnya.
In Jae melihat mereka berkelahi, dan sudah hampir sampai. Saat itu mobil polisi datang. Sinar lampu mobil menyoroti Nam Soon, dan Jung Hoo. Nam Soon terkejut, sedangkan Jung Hoo benar-benar lemas tak berdaya. Jung In Jae yang melihat dari jauh juga tak kalah kaget melihat ternyata Nam Soon yang menghajar Jung Hoo, bukan sebaliknya. Kang Se Chan juga sepertinya tidak menyangka Nam Soon mampu melkakukan hal itu.
source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/01/sinopsis-school-2013-episode-4-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/01/sinopsis-school-2013-episode-4-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment