Sementara itu Se Chan dan In Jae yang masuk ke kelas mereka masing-masing juga tercengang dengan apa yang mereka lihat.
Kelas se Chan adalah kelas pertama yang Jung Soo datangi, dan ternyata
benar sodara-sodara kelas Se Chan sepi, tidak ada satupun siswa di
dalamnya. Apakah ini berarti semua ada di kelas In Jae?
Jung Soo kaget dan bertanya kemana murid-murid?
Hal itu tidak hanya dialami Se Chan, kelas In Jae pun sama, kosong
melompong. Tidak ada murid disana. Soo Chul, guru Uhm dan Nan Hee yang
melihat kejadian itu ikut kaget, dan merasa mungkin mereka semua ada di
kelas Se Chan.
Jung Soo yang tadi ada di kelas Se Chan langsung masuk menerobos kelas
In Jae, dan mendapati keadaan yang sama. In Jae sendiri tertunduk
kecewa. Karena mengira semua murid ada di pihak Se Chan.
Jung Soo keluar diikuti yang lainnya, begitu juga In Jae, Se Chan pun
juga kelur dari kelasnya, dan mereka saling menatap. Mungkin merasa
heran. Jung Soo berkata kalau dia ingin bicara dengan In Jae dan Se Chan
di ruangannya.
Sementara itu di tempat lain, Heung Soo masih belum juga melompat. Nam
Soon yang menyuruh agar Heung soo segera lompat, akhirnya sadar apa yang
ada di pikiran Heung Soo dengan melihat kakinya. Heung Soo turun dan
menggeser Nam Soon, menyuruh Nam Soon saja yang melompat.
Mereka sudah di kepung oleh preman-preman itu. Nam Soon yang masih
linglung dengan ketakutan Heung Soo tadi, segera kembali sadar dan
mendorong Heung Soo agar berada di belakangnya, dan dia siap menghadapi
preman-preman itu. Heung soo berkata kalau Nam Soon mau keluar, maka
keluar sekarang.(Mana mungkin toh Bang..^^)
Nam Soon berbisik “ayo menerobos mereka.”
Mereka sama-sama menghitung “satu..dua..tiga..”
Mereka mencoba melawan mereka agar bisa lolos, dan berhasil keluar dari
tempat itu dengan masih dikejar oleh para preman tersebut. Namun Nam
Soon dan Heung Soo terlihat senang melewatinya.
Mereka terus berlari dan berhasil menghentikan bis lalu masuk ke
dalamnya, dan tanpa bisa lagi dikejar oleh preman-preman itu. Heung Soo
senang sekali, lalu menaruh tangannya di pundak Nam Soon, Nam Soon juga
tak kalah senang dan tersenyum pada Heung Soo. Mereka belum saling
menyadari kedekatan antara mereka. Sampai akhirny Nam Soon sadar, dan
senyumnya pun menghilang. Heung Soo sendiri langsung menarik tangnnya
yang ada di pundak Nam Soon dengan kikuk.
Mereka pun mencari tempat duduk masing-masing, kembali seperti orang yang tidak saling mengenal.
Kembali ke Seungri.
Jo Bong Soo masih di ruang guru tanpa tahu hiruk pikuk yang terjadi di
luaran sana. Lalu tiba-tiba terdengar suara berisik di luar ruang guru,
ternyata Ki Deok yang sedang bermain lempar bola dengan Kim Joong Hyun.
Guru Jo yang melihat itu langsung keluar dan menghampiri mereka. Ki Deok
jadi ketakutan karenanya dan akhirnya lari menghindari guru Jo.
Di ruang kepala sekolah, Im Jung Soo bertanya pada In Jae dan Se Chan
tentang bagaimana ini bisa terjadi? Lalu tiba-tiba masuklah guru Jo, dan
berkata kalau In Jae dan Se Chan harusnya mengumpulkan para siswa dulu.
Jung Soo bertanya memangnya dimana para siswa sekarang? Jung Soo sudah
berniat akan mencari semua siswa kelas 2-2 yang tiba-tiba menghilang,
tapi In Jae menghentikan Jung Soo, dan berkata kalau biarkan dia saja
dan Se Chan yang mencari mereka. In Jae juga meminta agar dia dan Se
Chan bisa melihat mereka dulu. Jung Soo bertanya kenapa? Apa kali ini In
Jae juga akan bersekongkol lagi dengan anak-anak? Se Chan yang ikut
kesal karena keras kepalanya Jung Soo berkata kenapa Jung Soo tidak
membiarkan saja apa yang ingin In Jae lakukan dan jangan ikut campur.
Jung Soo kaget, dan Se Chan melanjutkan kata-katanya apa Jung Soo tidak
tahu kenapa ini semua terjadi? Ini semua adalah karena ide konyol Jung
Soo yang menyuruh siswa untuk memilih. Se Chan juga bilang biar dia dan
In Jae yang menanganinya karena mereka adalah wali kelas 2-2, terserah
pada mereka apakah akan bersekongkol atau menutupi masalah ini, biar
mereka sendiri yang mengurusnya (Wow..tumben lo Se Chan.)
Jung Soo hanya terdiam tidak mampu berkata apapun untuk membantah.
Anak-anak ternyata ada di suatu ruangan berkumpul bersama disana.
Kang Joo, Min Ki, Ki Deok dan Jung Hyun, berkumpul di salah satu meja.
Kang Joo berkata kalau dia merasa tidak nyaman dengan semua ini. Seorang
siswa yang juga berkumpul disana berkata kalau ini tidak adil,
menimpakan semua pada mereka. Dia juga berkata kalau ini adalah
kesalahan guru.
Kim Jong Hyun memarahi Ki Deok yang terus mengajaknya main bola sehingga akhirnya tertangkap oleh guru Jo.
Ki Deok marah dan berkata “Apa katamu?”
Kang Joo dan satu temannya juga kesal mendengar Ki Deok dan Jong Hyun.
Min Ki berkata kalau mereka berdualah yang salah. “Tidak masalah kalau hanya tertangkap oleh guru Jo”
Tiba-tiba masuklah In Jae dan Se Chan, yang akhirnya membuat anak-anak kaget.
Sementara itu Nam Soon dan Heung Soo masih ada di bis, Heung soo
memutuskan untuk turun saat bis berhenti. Nam Soon hanya memandangnya
dari dalam bis. Nam Soon kemudian meminta maaf pada supir, dan meminta
supir itu membukakan pintu, karena Nam Soon juga memutuskan untuk turun.
Heung Soo berjalan sendiri, terlihat dari cara jalannya, kaki Heung Soo
memang sakit sebelah. Mungkin karena berlarian tadi membuat kaki Heung
Soo yang cidera dulu semakin sakit. Heung Soo membungkuk memegang
kakinya yang terasa sakit dan sedikit mengernyit.
Nam Soon yang tiba-tiba datang bertanya apa kaki Heung Soo baik-baik saja?
Heung Soo menjawab kalau ini bukan urusan Nam Soon. Nam Soon berkata
kalau hal yang tadi juga bukan urusan Heung Soo. Nam Soon bilang apa dia
mendapat masalah, dipukuli preman atau apapun itu, harusnya Heung Soo
tidak peduli.
Heung Soo mengelak dengan berkata kalau dia melakukan itu bukan karena
dia peduli pada Nam Soon. Heung Soo hanya tidak ingin melihat Jung Hoo
senang karena berhasil membuat Nam Soon menderita. Nam soon akhirnya
mengucapkan terima kasih.
“Untuk apa?”
“Karena kau terus menjaga janji”
Setelah itu Nam Soon pergi meninggalkan Heung Soo. Saat berjalan meninggalkan Heung Soo, Nam Soon mengingat masa lalunya.
Flashback
Saat itu, Nam Soon menampar dua orang laki-laki teman sebayanya. Nam
Soon memarahi mereka yang tidak mematuhi perintah Nam Soon. Saat Nam
Soon akan memukul, seorang dari mereka menghindari pukulan Nam Soon, dan
tentu hal itu berhasil membuat Nam Soon marah. Nam Soon akhirnya
bangkit dan menendang mereka, tapi Heung Soo datang dan menahan tubuh
Nam Soon agar tidak melanjutkan tendangannya.
Heung soo menyuruh mereka segera pergi selagi Nam Soon masih bisa
ditahannya. Merekapun segera berlari menyelamatkan diri dari amukan Nam
Soon.
Setelah mereka berdua pergi, Heung Soo melepaskan pegangannya pada tubuh
Nam Soon. Nam Soon marah karena Heung Soo membiarkan mereka berdua
lari. Heung Soo menjelaskan kalau Nam Soon tidak perlu berlebihan. Nam
Soon bisa dipenjara kalau gendang telinga mereka sampai rusak.
Nam Soon menjawab kalau memang harus dipenjara ya tidak apa-apa. Dia
hanya tidak mau membiarkan mereka mengira kalau dia takut dan bisa
ditaklukkan dengan mudah.
Heung Soo menjawab kalau dia hanya tidak ingin melihat Nam Soon dipenjara.
Nam Soon masih terus mengomel, dan Heung Soo berkata kalau dia tahu, dia tidak mungkin pura-pura tidak tahu.
“Dengarkan baik-baik. Apa kau temanku atau bukan, lakukan apapun yang
kau inginkan. Tapi aku akan menghentikanmu dari melakukan hal-hal yang
bisa membuatmu masuk penjara. Aku akan melakukannya sampai saat aku
mati. Aku tidak tahu hal-hal lain, tapi aku akan menjaga janji ini tanpa
syarat.”
Nam Soon tersenyum mendengarnya, merasa Heung Soo benar-benar tulus. Nam
Soon lalu mencairkan suasana dengan mengajak Heung Soo bercanda.
Merekapun tertawa bahagia saat itu.
Flashback end
Kembali ke Seungri.
In Jae dan Se Chan hanya memandang anak-anak dengan diam. Mereka sendiri
bingung akan mengatakan apa. In Jae akhirnya membuka suara dan bertanya
kenapa anak-anak tidak ada yang datang ke kelas? Nam Kyungminlah yang
menjawab kalau ini sudah berlebihan.Apa yang akan terjadi kalau kita
memilih salah satu dari keduanya? Apa yang tidak dipilih akan memberikan
mereka nilai buruk saat tes.
Han Young Woo juga ikut bicara kalau anak-anak bilang mereka ingin bermain sepak bola.
Kini giliran Se Chan. Se Chan berkata kalau mereka yang tidak datang ke
kelas dianggap absen. Seorang siswi membantah dan mengatakan kalau Se
Chan tidak bisa melakukan ini pada mereka. Pertama-tama membuat mereka
harus memilih, itu sudah kesalahan. Siswi di belakang pun membenarkan
kata-kata siswi yang didepan. Mereka berkata kalau mereka cukup setia
pada kedua guru, jadi mana mungkin bisa memilih.
In Jae membenarkan kata-kata mereka. Se Chan melanjutkan kata-kata In
Jae, walaupun itu benar tapi cara yang mereka lakukan adalah salah.
Kalau mereka memiliki keluhan, mereka harus memberitahukannya pada In
Jae atau dia sebagai wali kelas mereka. Se Chan mengatakan untuk saat
ini mereka boleh ke kelas, dan bersiap untuk kelas berikutnya.
Para gurupun akhirnya mengadakan rapat yang tentu dipimpin oleh Soo
Chul. Soo Chul dengan marah bertanya bagaimana bisa 35 siswa tidak ada
di kelas? Seorang guru menjawab, kalau ini sedikit melegakan, karena
tidak ada yang membuat kesulitan di luar sana. (Itu si Jung Hoo cs,bikin
ulah ngerjain Nam Soon dan Heung Soo)
Nan Hee menjawab kalau dia mendengar Oh Jung Hoo tidak ada di kelas, bisa saja dia sedang diluar dan menciptakan masalah.(Bener)
Nan Hee juga bilang, bagaimana In Jae dan Se Chan akan mengurus ini?
Karena ibu Min Ki dan orang tua lainnya pasti tidak akan tinggal diam
(Ya tuh..mereka kayak cacing kepanasan.^^)
Uhm Dae Woong akhirnya berkata kalau ini merupakan tanggung jawab sekolah, dan mereka harus bisa menerima pilihan anak-anak.
Soo Chul yang mendengar itu, menanyakan apa yang dimaksud Dae Woong
dengan mengatakan ini adalah tanggung jawab sekolah? Apa Dae Woong ingin
bilang bahwa ini adalah kesalahan kepala sekolah? Dae Woong membenarkan
hal itu, karena ide ini berasal dari kepala sekolah. Soo Chul masih
membela Im Jung Soo dengan beralasan kalau apa yang Jung Soo lakukan
hanya untuk kebaikan. Soo Chul juga meminta agar hal ini tidak tersebar
sampai keluar. Karena orang tua hanya mendengarkan kata-kata anak
mereka. Kalau mereka pulang dan menceritakan ini dan itu, bukankah akan
mengganggu sekali?
Soo Chul pusing dengan anak-anak di kelas 2 yang selalu menyebabkan masalah. Sebenarnya ini yang salah gurunya atau muridnya?
Se Chan akhirnya menjawab dengan nada dingin, apa Soo Chul merasa ini
kesalahan siswa dan wali kelas?Kata-kata Se Chan tadi mengindikasikan
agar Soo Chul melihat lagi ke belakang, karena semua ini disebabkan oleh
kepala sekolah mereka.
Soo Chul salah tingkah dan berkata kalau intinya kepala sekolah akan
mengurus ini semua setelah hasil ujian prestasi keluar. Soo Chul meminta
agar untuk saat ini In Jae dan Se Chan bisa menenangkan suasana kelas,
dan focus pada ujian prestasi.
In Jae dan Se Chan sedang memandang buku absen. In Jae menutup buku itu
dan menatap Se Chan, bertanya apa yang akan mereka lakukan sekarang?
Mereka tidak bisa jika harus memberi absen pada semua siswa. In Jae
berkata harusnya mereka dari awal memang tidak melakukan hal ini. Bahkan
jika anak-anak tidak menghormati guru, mereka tetap marah jika mereka
punya masalah dengan guru. Dan mereka tidak berani mengatakan apa-apa
karena mereka takut dihukum. Jadi bagaimana bisa mereka disuruh milih
diantara dia atau Se Chan?
Se Chan menjawab jika semua sesederhana itu. Jika hubungan mereka memang
hanya hubungan antara mengajar dan belajar. Memilih tanpa masalah akan
terasa lebih aneh.In Jae berkata kalau tadi dia berfikir semua berada di
kelas Kang Se Chan. Se Chan pun menjawab demikian. In jae aneh
mendengar hal itu dan bertanya kenapa se Chan bisa mengira demikian? Se
Chan menjawab dengan kikuk, kalau dia merasa pelajaran guru Jung lebih
mudah daripada pelajarannya, jadi dia berfikir kalau anak-anak lebih
menyukai itu. In Jae tersenyum mendengar alasan se Chan, dan Se Chan
juga membalas senyuman In Jae.
Se Chan mengemukakan alasannya bahwa walaupun anak-anak mengambil
pelajaran, nantinya mereka juga akan focus pada ujian masuk perguruan
tinggi. Pada akhirnya juga akan seperti itu.
In Jae menjawab bahwa seorang guru harus bisa mengajarkan pelajarannya
sendiri, tanpa harus khawatir tentang ujian masuk perguruan tinggi atau
lainnya.
Se Chan mencoba membantah, bahwa siapa yang mengajarkan itu bukan hal
yang penting. Yang terpenting disini adalah siswa yang akan belajar.
Tidak peduli seberapa baik mereka melakukannya di sekolah, tidak ada
anak yang tidak mau ke perguruan tinggi. Anak SMA tidak mungkin
mengabaikan UMPTN.
Jung Hoo cs keluar dari gedung tempai main billiard. Yi Kyung dan Ji
Hoon asik main sendiri. Ternyata di depan mereka sudah ada Heung Soo.
Jung Hoo langsung berkata kalau sepertinya Heung Soo sangat terampil,
karena bisa meloloskan diri tanpa terluka sedikitpun dari preman-preman
itu. Heung Soo membenarkan hal itu dan berpesan agar lain kali jangan
mengganggunya lagi.
Jung Hoo menakuti Heung Soo dengan berkata kalau preman-preman itu tidak akan melepaskan Heung Soo, dan akan terus mengejarnya.
Heung Soo berkata kalau Jung Hoo terlalu sombong. Mungkin Nam Soon bisa
dipukuli oleh Jung Hoo, tapi dia tidak akan tinggal diam dan menerima
begitu saja.
Heung Soo kemudian mengejek Jung Hoo yang harus selalu dikawal dengan 2
pelayannya ini. (Maksudnya Yi Kyung dan Ji Hoon) Tanpa mereka Jung Hoo
bukan apa-apa.
Jung Hoo yang mulai kesal membenarkan hal itu, walau bagaimanapun dia
tetaplah seorang pemimpin. Lalu bagaimana dengan Heung Soo? Apa Heung
Soo masih kaki tangan Go Nam Soon? Dia merusak kakimu, dan kau masih
merangkak kembali padanya.
Senyum Heung Soo mulai memudar,dan dengan satu pukulan yang keras Jung
Hoo jatuh tersungkur ke tanah. Yi Kyung dan Ji Hoon mencoba membantu
Jung Hoo berdiri.
Heung Soo mengancam Jung Hoo, dengan berkata kalau Jung Hoo masih ingin
bersekolah dengan nyaman maka berhentilah mengganggunya. Atau Jung Hoo
akan melihat dimana batas kesabarannya berakhir. Heung Soo bahkan
menyudahi ancamannya itu dengan senyum manis yang tersungging di
bibirnya. (Ampuunn jangan senyumm..)
Heung Soo pun pergi meninggalkan mereka bertiga. Yi Kyung marah dan akan
mencoba menghajar Heung Soo, tapi Ji Hoon menghentikan Yi Kyung. Yi
Kyung menoleh heran pada Jung Hoo dan bertanya apa Jung Hoo benar-benar
akan membiarkan Heung Soo pergi begitu saja?
Ji Hoon berkata lebih baik memang mereka menghentikannya.
Sementara itu keesokan harinya, Nam Soon masih meringkuk di tempat
tidurnya. Bimbang memutuskan. Apakah dia akan sekolah atau tidak.
Setelah berbaring, Nam Soon mencoba duduk dengan bersandar dan
memejamkan matanya.
Nam Soon mengingat kata-kata Se Chan bahwa apa yang bisa dia lakukan
tanpa ijazah SMA? Ingat saat In Jae bertanya berkali-kali tentang
keseriusannya. Ingat juga saat Heung Soo yang menyuruhnya untuk tetap
datang kesekolah, dan ingat saat teman-temannya memanggil-manggil
namanya dari jendela. Mengingat itu semua membuat Nam Soon semakin
mantap untuk berangkat lagi ke sekolah.
Di kelas 2-2, Kang Se Chan tetap akan menandai absen untuk insiden
kemarin. Anak-anak mengeluh mendengarnya. In Jae berkata kalau mereka
berdua sudah memutuskan, bahwa hukuman membersihkan saja tidak cukup
untuk apa yang mereka lakukan kemarin. In Jae juga bilang kalau dia bisa
memahami perasaan mereka semua. Dia meminta untuk siswa agar lain kali
membicarakannya padanya dan Se Chan dulu, baru mengambil tindakan. Se
Chan berkata kalau pemotongan kelas seperti kemarin itu memang hal yang
keliru. Tapi hukuman membersihkan tetap harus dilakukan.
Anak-anak mengerti dan akan mematuhinya. Se Chan juga menambahkan kalau
untuk lokasi yang akan dibersihkan, dia akan memberitahunya nanti pada
mereka.
Kemudian In Jae meminta Heung Soo dan Ji Hoon yang kemarin melarikan diri dari kelas untuk menemuinya di kantor setelah ini.
Dan taraaaa..masuklah nam Soon. Dia menunduk memberi hormat pada dua
wali kelas di depannya. Dan Ki Deok bersorak karena ketua Go sudah
kembali.
Se Chan yang melihat Nam Soon datang,bertanya kenapa Nam Soon datang terlambat?
“Aku sedang berfikir aku akan datang atau tidak”
Se Chan dengan nada bercanda sedikit mengejek berkata kalau siswa yang
lain pasti langsung memutuskan untuk datang, tapi Nam Soon malah masih
harus memikirkannya dulu. Haha.
In Jae akhirnya berkata kalau kelas sudah selesai, dan Nam Soon msih
belum sadar akan tugasnya sehingga Se Chan mengeaskan kembali kalimat
“Kelas berakhir”
Nam Soon paham dan akhirnya berdiri lalu melaksanakan tugasnya dengan baik.
Setelah In Jae dan Se Chan keluar kelas, Nam Soon kembali duduk, dan
saat itu dia memandang Heung Soo. Heung Soo sendiri hanya melirik Nam
Soon sedikit dengan ujung matanya.
Han Young Woo mendekati Nam Soon (imuutnya Young Woo ini..^^)
Young Woo bertanya kenapa Nam Soon tidak menjawab panggilannya? ANm Soon
berkata maaf, dan bertanya apa Young Woo menjaga sekolah dengan baik?
Young dengan senyum mengangguk kalau dia juga mengosongkan tempat sampah
dan mengganti kain pel serta memperbaiki semua yang rusak.
Nam Soon mendengar itu dengan senyumnya.
Lalu tiba-tiba Kang Joo datang dan memukul kepala Nam Soon. Kang Joo
berkata harusnya Nam Soon meminta maaf pada mereka. Nam Soon menoleh dan
mengaduh kesakitan sambil memegang kepalanya. Nam Soon diam saja, dan
membuat Kang Joo semakin gemas, dia lalu menaruh tangannya di leher Nam
Soon seperti mencekiknya.
Kang Joo bilang kalau Nam Soon sudah membuat Ha Kyung banyak menderita karena mencemaskan Nam Soon.(cuwit..cuwit..)
Ha Kyung menoleh dan melihat Nam Soon berada dalam dekapan tangan Kang
Joo. Nam Soon yang melihat itu, meminta Kang Joo melepaskan tangannya
dan berkata kalau dia mengerti.
Heung Soo dan Ji Hoon bertemu In Jae di ruang guru, disana In Jae
bertanya dimana Jung Hoo dan Yi Kyung? Ji Hoon menjawab kalau mereka
mungkin saja sedang tidur.
In Jae berkata kalau ketidak hadiran mereka kemarin akan ditandai absen.
Ji Hoon menjawab Ya. In Jae lalu berkata agar mereka mencoba focus pada
kehadiran. Kalau mereka tidak bisa menjaga kehadiran mereka, maka
dipastikan mereka tidak bisa lolos apalagi naik kelas 3. In Jae bahkan
menekankan ini untuk Heung Soo, kalau Heung Soo bahkan tidak mungkin
bisa untuk absen sekali lagi, karena itu berarti dikeluarkan.
Heung Soo menjawab “aku mengerti”
Uhm Dae Woong muncul dan memanggil nama Heung Soo. In Jae menyuruh Heung
Soo menemui guru Uhm. In Jae kemudian focus lagi pada Ji Hoon, dan
memuji Ji Hoon yang nilainya meningkat.
“Itu..aku hanya menjawab beberapa soal yang aku bisa dan mengarang beberapa sisanya.”
In Jae masih dengan tersenyum berkata kalau hanya memecahkan bebrapa
soal saja Ji Hoon bisa meningkat nilainya, bagaimana kalau Ji Hoon
benar-benar bisa memecahkan semua soal dengan benar.
In Jae mulai serius. Dia berkata kalau saat Ji Hoon keluar ke dunia
nyata, ada bebarapa hal yang tidak bisa diselesaikan dengan kekuatan.
Sekarang mungkin Ji Hoon berfikir bahwa semua bisa diselesaikan dengan
adu fisik, tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Itu hanya akan
membuat semua menjadi tambah buruk.
Kemudian masuklah Jo Bong Soo.
Jo Bong Soo berkata pada Ji Hoon untuk mengulurkan tangannya. Ji Hoon
yang bingung mematuhinya. Tapi sebelum itu dia mengelap tangannya ke
seragam, karena tangannya berkeringat.
Hehe.
Ji Hoon mengulurkan tangannya pada guru Jo, dan guru Jo melihatnya lalu
berkata kalau seperti yang dilihat Ji Hoon memang orang yang kuat.
Dengan mengangkat tangan Ji Hoon lebih tinggi, guru Jo berkata kalau
seperti ini Ji Hoon mungkin bisa jadi preman atau polisi. Ji Hoon kaget
dan guru Jo berkata kalau Ji Hoon mungkin bisa menjadi polisi dan
bukannya preman. Setelah itu Jo Bong Soo melangkah ke mejanya
meninggalkan Ji Hoon dan In Jae.
In Jae tersenyum dan berkata kalau guru Jo benar-benar pintar dalam
membaca telapak tangan seseorang. Ji Hoon tersenyum mengiyakan, dan In
Jae pun akhirnya menyuruh Ji Hoon kembali ke kelas.
Ternyata Uhm Dae Woong membawa Heung Soo ke suatu ruangan dimana di dalamnya sudah ada Nam Soon.
Guru Uhm bertanya kenapa mereka berdua bisa 10 hari melakukan absen?
Karena itulah Heung Soo dan Nam Soon akan melakukan layanan sekolah
selama 7 hari.
Sebelum itu guru Uhm bertanya berapa banyak layanan sekolah yang tersisa untuk Heung Soo?
“Aku? Tujuh hari lagi”
Kemudian masuklah In Jae dan Se Chan ke dalam ruangan itu. Guru Uhm
bertanya siapa yang akan bertanggung jawab pada layanan sekolah
anak-anak?
In Jae menjawab kalau itu adalah tanggung jawabnya.Tapi mengejutkan
karena guru Uhm menyuruh Kang Se Chan kali ini yang melakukannya. Dengan
bercanda guru Uhm bilang kalau tangan In Jae bahkan tidak sampai saat
menyentuh Heung Soo dan Nam Soon.
Dengan konyolnya In Jae mendekati Heung Soo, dan menyentuh kepala Heung
Soo dengan tangannya. Posisi kaki In Jae pun harus jinjit agar tangannya
bisa memegang atas kepala Heung Soo. In Jae pun berkata “Aku bisa.”
Ternyata Nam Soon dan Heung Soo disuruh untuk bersihin kamar mandi,
walaupun enggan mereka tetap melaksanakannya. Se Chan kadang-kadang
mengecek mereka dan bertanya apa mereka baik-baik saja? Mereka berkata
kalau mereka sudah selesai.
Se Chan tidak percaya dan memastikannya sendiri. Melihat ke
masing-masing bilik kamar mandi, mungkin berharap bertemu kotoran yang
masih tersisa.
Dan ternyata memang Se Chan menemukan puntung rokok, dan memperlihatkan
itu pada mereka. Heung Soo mencoba mengambilnya, tapi Se Chan melarang
Heung Soo memegangnya, sehingga akhirnya Heung Soo menangkupkan kedua
tangannya (Ini kebiasaan orang korea ternyata kalau dikasih sesuatu sama
orang yang lebih tua, harus menerima dengan kedua tangan. )
Tugas mereka ternyata tidak selesai sampa disitu saja. Se Chan masih
mengajak mereka ke gudang untuk membersihkan tempat tersebut.
Terlihat banyak kursi dan meja yang bertumpuk dan tidak beraturan. Debu-debu juga banyak sekali.
Se Chan berkata kalau mulai sekarang mereka harus membersihkan tempat ini.
Heung Soo dan Nam Soon tidak banyak protes, mereka langsung mengambil
sapu untuk membersihkannya, tapi Se Chan yang melihat itu, langsung
berkata tidak. Mereka tidak akan seperti itu membersihkannya. Mereka
berdua kaget dan menoleh ke Se Chan.
“Keluarkan semua meja dan kursi.Bersihkan itu setelah kalian memindahkan semuanya”
Mereka bertanya akan dipindahkan kemana? Se Chan melihat sekeliling, dan
merasa atap sekolah adalah tempat yang tepat, mengingat begitu
banyaknya kursi dan meja yang ada di gudang. Atap sekolah adalah tempat
yang besar, jadi cocok untuk menaruh sementara kursi dan meja
itu.(Hadeeww,,capek deh)
Nam Soon bertanya seolah memastikan “semua ini?” sambil menunjuk kursi
dan meja yang ada di dalam gudang? Setelah mengiyakan dengan mantap, Se
Chan pun meninggalkan mereka.
Nam Soon dan Heung Soo pun akhirnya memindahkan meja dan kursi itu satu
persatu. Naik turun tangga. Menaruh keatap, lalu kembali ke gudang.
Begitu terus, sampai Nam Soon kecapekan karenannya.
Nam Soon kepikiran untuk naik lift, padahal di sekolah lift tidak diperuntukkan untuk siswa.
Nam Soon menekan tombol lift, dan ternyata Se Chan yang keluar dari
dalam lift, membuat Nam Soon kaget, Heung Soo yang ikut melihat juga
kaget. Se Chan dengan santai berkata apa mereka tidak tahu larangan naik
lift untuk siswa?
Mereka pun kesal mendengarnya.
Se Chan pun mengunci lift agar benar-benar tidak bisa digunakan, dan
berpesan pada mereka untuk mengerjakan semua dengan baik serta jangan
bertengkar.Karena dia ada urusan sebentar di luar. Haha kayak nasihatin
anak SD lo.^^
Nam Soon dan Heung Soo bener-bener kelelahan karena tugas membersihkan
gudang ini. Mereka beristirahan sebentar. Nam Soon akan mengumpat
tentang Kang Se Chan, tapi Heung Soo memandangnya tajam, membuat Nam
Soon tidak jadi melanjutkan kata-katanya.
Sementara scene selanjutnya adalah Kang Se Chan yang ternyata ada
bersama kepala sekolah Im, dan Ibu Ha Kyung serta Ibu Min Ki. Kali ini
mereka tidak bertemu di sekolah, melainkan diluar. (Sejak kapan coba
urusan sekolah anak, jadi kepentingan pribadi kayak gini.)
Ibu Ha Kyung dengan mulut manisnya berkata, kalau dia merasa tidak enak
harus menemui mereka di sekolah sebagai orang tua siswa, makanya mereka
mengajak Se Chan dan Jung Soo bertemu di luar. Jung Soo langsung
bertanya ada apa sebenarnya? Ibu Ha Kyung berkata kalau sebelumnya dia
tidak tahu karena Ha Kyung selalu bersikap tenang di rumah, tapi Ibu Min
Ki menelponnya dan menceritakan tentang kelas dua yang menolak kelas.
(Itu lo saat kelas dibagi dua,disuruh milih antara kelas guru Jung atau
guru Kang)
Jung Soo mengelak, bahwa kejadiannya tidak separah itu, dan semua hanyalah kesalahpahaman saja.
Giliran Ibu Min Ki nih yang ngomong. Ibu Min Ki bilang kalau anaknya
tidak mengadukan apapun. Dia tahu itu dari ibu Eun Hye. (Ibu-ibu emang
biangnya rumpi)
Ibu Min Ki berkata kalau yang dia dengar kedua guru punya cara mengajar
yang sangat berbeda.Bukankah kepala sekolah seharusnya sudah
merencanakannya dari awal? Ibu Min Ki menegaskan kalau kedepannya tetap
harus focus pada pelajarannya guru Kang. Kang Se Chan kaget
mendengarnya, dan Jung soo berkata kalau untuk itu biar mereka yang
memutuskannya.
Ibu Ha Kyung berkata dengan mulut manisnya itu, kalau Jung Soo berarti
tidak bisa memutuskannya dengan segera kan? Kalau memang begitu, mereka
akan bicara lagi dengan Jung Soo setelah hasil ujian prestasi keluar.
Kalau nilai anak-anak buruk, berarti cara mengajar guru memang
salah.(mungkin emang dasar anaknya yang bego Bu.Haha)
Ibu Ha Kyung kemudian bertanya pada Ibu Min Ki, kalau pada saat nilai
prestasi keluar, belum terlambat untuk para orang tua menyatakan
banding kan?
Jung Soo kaget dan bertanya apa yang dimaksud mengajukan banding oleh ibu Ha Kyung?
Kali ini Ibu Min Ki yang menjawab, kalau para orang tua sepakat akan
meminta bantuan pada dinas setempat. Ibu Min Ki juga mengatakan kalau
bukankah kejadian penolakan kelas oleh anak-anak karena ide konyol dari
Jung Soo.
“Itu bukan mendorong. AKu hanya memberi mereka pilihan”
“Jangan membuat anak-anak memilih”
Orang tua –orang tua yang menyebalkan itu seolah mengindikasikan agar
wali kelas anak mereka hanya di pegang oleh guru Kang. Se Chan hanya
bisa menanggapi dengan senyum yang dipaksakan tersungging di bibirnya.
Se Chan dan Jung Soo sudah sampai kembali di sekolah. Dan saat turun
dari mobil dan berjalan menuju Seungri, Jung Soo terus mengomel.
Bagaimana bisa orang tua murid menyuruh kepala sekolah mengadakan
pertemuan di luar sekolah, apalagi semua keputusan penting ada di
tangannya, kenapa para orang tua bertingkah seperti itu. Se Chan hanya
tersenyum tipis mendengarnya.
Jung Soo menoleh menghadap Se Chan dan bertanya apa yang akan dilakukan
Se Chan? Jung Soo bilang kalau orang tua menginginkan agar masalah guru
Jung segera diselesaikan? (dipecat atau diapain yak?)
Se Chan menjawab kalau dia tidak berfikir akan terlibat dalam masalah
ini. Se Chan juga merasa kalau dia tidak menemukan kesalahan yang
diperbuat guru Jung?
“Itulah kenapa aku memintamu untuk membantuku?”
Jung Soo juga bilang kalau seperti ini hasil ujian prestasi pasti tidak
akan bagus. Dan kalau keadaannya seperti ini siapa yang menurut Se Chan
dalam masalah besar? Pasti guru Jung kan? Jadi kalau sampai orang tua
memutuskan menyerang guru Jung,sekolah tidak akan bisa membantu.
Se Chan benar-benar serius mendengarkannya.
Jung Soo pun meninggalkan Se Chan yang hanya bergumam “Orang tua benar-benar menguasai”
Heung Soo masih dengan tugasnya, membersihkan gudang dengan memindahkan
terlebih dulu, semua kursi dan meja yang ada di gudang dan membawanya
keatap. Heung Soo tidak sendiri, karena Nam Soon juga mendapat hukuman
yang sama dengannya.
Nam Soon masuk ke gudang dan melihat Heung Soo sedang mengangkat meja
serta kursi. Nam Soon mengatakan kalau dia yang akan melakukan sisanya,
jadi Heung Soo bisa bersantai. Nam Soon mungkin kasihan liat Heung Soo
harus mondar-mandir dan naik turun tangga sambil bawa meja dan kursi
yang pasti berat. Kasihan dengan kaki Heung Soo mungkin yah..
Heung Soo tidak mempedulikan itu dan terus melangkah, tapi Nam Soon
tetap mencegat Heung Soo dan mengulang lagi kata-katanya, kalau dia yang
akan melakukan sisanya.
Heung Soo bilang minggir. Tapi Nam Soon kemudian mengambil paksa meja dan kursi yang sudah dipegang Heung Soo.
Heung Soo bertanya apa Nam Soon berpura-pura menjadi baik lagi?
Nam Soon menjawab kalau dia hanya sedang mencoba beberapa trik saja
untuk menarik perhatian Heung Soo. Itulah tujuan Nam Soon kembali ke
sekolah.
Heung Soo bertanya trik apa?
Nam Soon tidak menjawab, dia hanya berjalan keluar sambil membawa meja dan kursi yang dipegangnya. Meninggalkan Heung Soo.
Heung Soo sendiri mengambil meja dan kursi yang lain untuk diangkatnya keatap sekolah.
Di kelas 2-2, ini adalah jam pelajaran In Jae karena terlihat mereka
dibagi dalam kelompok, seperti yang terakhir In Jae lakukan. In Jae
menyuruh Han Young Woo membaca puisi. Young Woo pun tentu mematuhinya.
Puisi yang dibacakan Young Woo bererita tentang jerapah. Saat Young Woo
sedang asik membaca In Jae melihat Nam Kyung Min malah asik dengan
pelajaran lainnya. Yang tentu berkaitan dengan ujian masuk perguruan
tinggi. In Jae terlihat sedih melihatnya. Ternyata masih ada muridnya
yang tidak peduli akan kelasnya.
Jung Soo yang kebetulan lewat di depan kelas In Jae dan melihat cara In Jae mengajar. Kang Se Chan juga melihat In Jae.
Kang Se Chan masuk ke ruang guru dan menuju mejanya, tapi kemudian dia
melihat di meja In Jae ada sesuatu yang menarik perhatiannya, Ternyata
adalah kertas warna-warni yang digunakan In Jae untuk mengajar. Se Chan
mengambil kertas itu dan melihatnya sambil tersenyum.
In Jae menyelesaikan kelasnya, dan memuji semua siswa karena sudah melakukan yang terbaik.
Meja kelompok Nam Kyung Min, berkata kalau ini membuatnya frustasi. Nam
Kyung Min menjawab apa gunanya mengatakan itu? Nam Kyung Min berkata apa
In Jae benar-benar melakukan itu untuk siswanya? Bukankah dia
menlakukan itu karena dia tidak punya bakat mengajar yang baik. In Jae
mendengar kata-kata itu, dan sedikit kaget serta merasa kecewa.
In Jae masih sedih mendengar kata-kata Nam Kyung Min di kelas tadi,
sehingga saat dia sudah sampai di mejanya, dia masih terlihat tidak
bersemangat.Kang Se Chan tiba-tiba memberikan buku tentang ujian
prestasi di 5 tahun terakhir SMA Seungri. Se Chan ingin meminta In Jae
mau mencoba metode mengajarnya. Walau Se Chan tidak menyangkal
keefektifan metode mengajar In Jae, yang berhasil membuat anak-anak
tetap terjaga di kelas. In Jae menjawab, kalau dia bisa melakukannya
sendiri. Se Chan masih beralasan kalau bisa melakukannya bersama-sama
tentu akan lebih baik. In Jae memutar kursinya sehingga benar-benar
menghadap Se Chan dan berkata maafkan aku.
In Jae juga bertanya apa anak-anak tidak tidur di kelas dan mendengarkan
pelajaran Se Chan dengan baik? Se Chan menjawab, kalau banyak dari
mereka yang memang melakukan itu.(Tidur dan tidak mendengarkan Se Chan)
In Jae berkata kalau memang banyak dari siswa tidak tidur saat jam pelajaran Se Chan maka In Jae akan mempertimbangkannya.
Se Chan bertanya apa ujian prestasi tidak membuat In Jae berhati-hati dalam melakukan sesuatu?
In Jae menjawab kalau lebih dari berhati-hati malah. Bukankah Se Chan
bilang, kalau kita harus berfikir dari sudut pandang siswa? Kalau mereka
memang benar-benar tidak ingin pelajaran berbasis kelas, maka In Jae
akan berusaha mengubah pikirannya. In Jae berjanji akan melihat kelas Se
Chan nanti.
Se Chan menjawab tentu saja. Se Chan pun kembali menaruh buku ujian
prestasi Seungri selama 5 tahun ini di meja In Jae. In Jae pun menerima
dan melihatnya.
In Jae sesuai janjinya tadi melihat kelas Se Chan. Terlihat Se Chan
sedang menjelaskan makna puisi dengan menggunakan proyektor. In Jae
melihat kalau banyak anak-anak yang tidak memeperhatikan Se Chan, mereka
ada yang tiduran, ada yang melamun. Hanya sedikit saja yang benar-benar
focus pada apa yang Se Chan jelaskan. Se Chan sedang menjelaskan
tentang emosi dari sebuah puisi, dan Ki Deok dengan polosnya bertanya
pada Joong Hyun, apa emosi? Emosi apa? Kim Joong Hyun malah asik sendiri
dan tidak menjawab yang Ki Deok tanyakan. Tapi kemudian Joong Hyun
menjawab, kalau dia tidak tahu. Bagaimana caranya dia bisa tahu?Joong
Hyun malah berkata kalau itu adalah lagu tua, kenapa Se Chan malah
menggunakan lagu semacam itu?LOL
Setelah menerangkan, Se Chan membagikan lembar soal, dan berkata kalau
mereka akan memulai latihan yang sebenarnya sekarang.Se Chan juga
memegang stopwatch untuk menghitung waktu mereka mengerjakan soal. Untuk
soal yang pertama Se Chan memberikan waktu satu menit. Se Chan kemudian
melihat In Jae yang sedang mengamati di luar kelas, dan menyadari kalau
siswanya banyak yang tertidur. Na Ri dan Shin Hae Seon malah asik
sendiri. Ji Hoon juga terlihat memejamkan matanya.
Se Chan cuek saja, walau sebenarnya juga malu.
Tapi kemudian dia kembali focus pada pelajarannya, dan mengatakan kalau waktu sudah habis, dan kelas untuk hari ini selesai.
In Jae yang sudah puas melihat kemudian berjalan pergi, tapi kemudian Se
Chan menyusul In Jae dan bertanya apa In Jae sudah melihat dengan
baik?In Jae menjawab Ya, dan berkata kalau dia masih melihat banyak dari
anak-anak yang tertidur.
“Oh mereka..bahkan Tuhan tidak dapat membangunkan mereka”
In Jae tersenyum dan mengangguk mendengar Se Chan bercanda. Se Chan
kemudian berkata setidaknya sampai ujian dia berharap In Jae bisa
mengikuti metodenya (Sebenarnya maksud Se Chan baik, supaya nanti In Jae
tidak diserang oleh Ibu Min Ki dan Ibu Ha Kyung.)
In Jae menolak dan berkata kalau dia akan tetap melanjutkan metode
mengajarnya yang menggunakan system belajar kelompok. Karena setidaknya
tidak ada yang tidur saat dia mengajar. Se Chan masih mencoba membantah
In Jae, dengan mengatakan kalau masih ada anak-anak yang tidak
mendengarkan saat In Jae mengajar. In Jae menjawab dengan mantap, kalau
dengan berjalannya waktu semua pasti akan menjadi lebih baik. In Jae
kemudian berjalan menjauhi Se Chan, tapi kemudian dia berbalik dan
bertanya bagaimana dengan anak-anak yang melakukan pelayanan sekolah?
Apa mereka belum selesai? Se Chan sepertinya lupa, dan jadi teringat
karena pertanyaan In Jae?
Heung Soo dan Nam Soon terlihat kecapekan karena mengangkat segitu
banyaknya kursi dan meja, lalu menyembullah kepala Se Chan melihat
mereka. Se Chan lalu bertanya apa mereka sudah selesai? Nam Soon
membenarkan itu, dan Se Chan berkata kalau mereka benar-benar kuat.
Se Chan menyuruh mereka melanjutkan besok, dengan agenda membersihkan
gudang, dan setelah itu menaruh kembali meja dan kursi ke gudang. Nam
Soon dan Heung Soo tentu saja kaget. Ini aja udah susah, kok besok
disuruh lagi.
Se Chan pun menyuruh mereka kembali. Heung Soo sudah berjalan duluan
meninggalkan Nam Soon dan Se Chan, saat Nam Soon juga mulai pergi. Se
Chan tiba-tiba memanggil Nam Soon, membuat Nam Soon kembali berbalik dan
menghadap Se Chan. Se Chan bertanya apa yang akan dilakukan Nam Soon
setelah lulus SMA? Nam Soon menjawab kalau dia akan tinggal di
rumah.(Simpel banget itu jawabnya.)
Se Chan bertanya lagi apa yang akan Nam Soon lakukan di rumah? Nam Soon
menjawb kalau dia tidur sepanjang waktu. Se Chan berkata kalau Nam Soon
begitu mengagumkan. Nam Soon bangun tidur, lulus ujiuan kualifikasi,
berangkat sekolah dan semuanya pada akhirnya hanya utnuk tidur setelah
lulus SMA.
Se Chan bertanya apa Park Heung Soo begitu berat? Nam Soon yang kaget mengangkat kepalanya memandang Se Chan.
Se Chan berkata kalau ini tidak akan menjadi lebih ringan, tapi kalau
Nam Soon terus berusaha semuanya akan tertahan. Nam Soon mendengarkan
dengan serius, tapi kemudian Se Chan malah berkata kalau Nam Soon harus
membersihkan kotoran yang menempel di wajahnya.
Se Chan kemudian pergi meninggalkan Nam Soon, dan Nam Soon yang sendiri,
tiba-tiba mengingat saat Heung Soo di rumah sakit dulu karena kakinya
terluka, dan disebabkan oleh ulah Nam Soon.
Flashback
Nam Soon ingat saat itu, Heung Soo memandangnya dengan penuh amarah di
jendela kamar rumah sakit tempat Heung Soo dirawat. Nam Soon yang ada di
luar hanya melihat itu dengan perasaan takut dan menyesal. Heung Soo
memandang Nam Soon dengan tajam.
Saat itu Nam Soon yang karena takutnya, berlari keluar rumah sakit, tapi
kemudian dia seperti berbalik ingin menemui Heung Soo. Mungkin ingin
meminta maaf padanya.Tapi karena rasa takut Nam Soon lebih besar, maka
Nam Soon tidak jadi melaksanakan niatnya, dia hanya duduk dan sesekali
menengokkan kepalanya seolah memandang ruang perawatan Heung Soo. Nam
Soon merasakan tubuhnya bergetar karena itu.
Masih dengan perasaan yang takut, menyesal, Nam Soon hanya mengurung
diri di kamar, dan hanya makan mie instan setiap harinya. Dia tidak
sekolah, tidak keluar rumah, benar-benar menghabiskan waktunya dengan
tidur dan makan. Kamarnya pun terlihat sangat berantakan. Nam Soon
terlihat sangat sedih.
Flashback end
Se Chan masuk ke ruang guru dan duduk di meja dengan membawa kertas di
tangannya. In Jae bertanya apa itu? Se Chan menjawab kalau dia akan
melakukan kelas khusus untuk sastra 2.
In Jae bertanya apa kelas lain juga punya kelas sastra 2 khusus itu? Se
Chan menjawab tidak karena hanya kelas dua saja yang memilikinya. In Jae
berkata kalau begitu ini tidak benar. Tidak adil dan pada prinsipnya di
kelas bebas belajar, Se Chan tidak boleh mengajarkan pelajaran tertentu
tanpa alasan khusus.
Se Chan menjelaskan kalau saat ini dia tidak peduli dengan prinsip-prinsip keadilan dan lain sebagainya itu.
In Jae yang terkejut bertanya apa Se Chan benar-benar ingin menaikkan nilai mereka sekarang? Se Chan membenarkan hal itu.
In Jae bertanya apa yang membuat Se Chan terlalu berlebihan ingin
menaikkan nilai mereka? Apa Se Chan mencoba menjaga harga diri sebagai
pengajar terbaik? Se Chan menyangkalnya dan berkata lagi pula pasti ini
akan membantu membuat nilai-nilai kelas dua menjadi baik.
Se Chan mengajar di kelasnya, dengan memberikan soal-soal, dan terlihat
memang masih ada banyak yang tertidur dan sedikit yang memperhatikan
kelas Se Chan. In Jae melihat dari jendela luar kalau banyak yang
tertidur, Nam Soon dan Heung Soo adalah salah satunya.
Jam pelajaran pun berakhir, dan Kim Joong Hyun keluar kelas seraya
berkata kalau ini benar-benar membuatnya merasa seperti tercekik. Ki
Deok berkata kalau bukan kelas In Jae saja, tapi kelas Se Chan juga.
Kenapa Se Chan harus seperti itu?Apa Se Chan gila? Mereka mengira kalau
Se Chan tidak akan sepertiu itu, dan bisa membuat hari-hari mereka
berbeda. Se Chan yang akan melangkah keluar mendengar pembicaraan
mereka, dan raut wajahnya langsung berubah.Mereka masih melanjutkan
ketidaksukaannya pada guru Kang, dnegan berkata bahwa mereka benar-benar
merasa tersiksa bahkan saat tidur di kelas. Kenapa Se Chan harus
seperti itu?
Saat Se Chan keluar kelas, dan mereka melihat. Mereka jadi sedikit takut dan berbisik apa Se Chan mendengarnya?
Heung Soo berjalan pulang, diikuti siswa lainnya. Dan Nam Soon yang
melihat Heung Soo mencoba berjalan sejajar dengannya, dan berkata
“Sampai jumpa besok”
Setelah mengatakan itu Nam Soonpun langsung pergi, dan Heung Soo hanya
bergumam “bajingan terbelakang”(sepertinya ini kata-kata sayang mereka
loh.Hehe..)
Ha Kyung dan Kang Joo sedang makan di tempat favorit mereka, dan Ha
Kyung merasa kalau suara Se Chan terus terngiang-ngiang di telinganya.
Kang Joo yang melihat Ha Kyung menutup telinganya, juga berkata hal yang
sama.Kalau suara Se Chan benar-benar buruk. Ha Kyung kemudian menoleh
memandang Kang Joo dan berkata kalau dia juga berterima kasih pada guru
Kang karena mau memberikan pelajaran khusus pada mereka.
Kang Joo kemudian mengganti topic pembicaraan mereka dan bertanya apa
Park Heung Soo dan Go Nam Soon sudah berbaikan? Ha Kyung menjawab apa
menurutmu itu akan mudah? Ha Kyung juga bilang kalau dia pura-pura tidak
tahu dan tidak membicarakan hal itu. Menurut Ha Kyung, Park Heung Soo
itu seperti melompat-lompat.
Kang Joo merasa tertarik dengan kata-kata Ha Kyung dan bertanya memang
apa yang sudah dilakukan Ha Kyung pada Heung Soo? Ha Kyung menjawab
kalau menurutnya antara Nam Soon dan Heung Soo itu memilik banyak
kesamaan. Contohnya adalah mereka selalu tertidur saat jam pelajaran
bebas sore. Kang Joo yang mendengar itu berkata kalau ternyata Ha Kyung
tidak melihat ke papan tulis, dan melihat ke tempat lain saat jam
pelajaran bebas sore. Ha Kyung mengelak dan beralasan kalau dia hanya
memastikan Kang Joo tidak tidur makanya menoleh ke belakang.
Masih dengan nada seperti mengejek, Kang Joo bertanya “jadi apa aku tertidur atau tidak?”
Ha Kyung agak kesal karena ketahuan oleh Kang Joo.Hehe
Ha Kyung menjawab dengan nada serius kalau Kang Joo tertidur. Kang Joo
kesal tapi kemudian tersenyum dan menawab kalau dia tidak tidur. Karena
malu Ha Kyung langsung menyodorkan minuman ke mulut Kang Joo, yang tentu
membuat Kang Joo kaget.
Keesokan paginya di Seungri. Ji Hoon yang sudah datang di sekolah
melihat di apapn pengumuman kalau tertempel aplikasi mengenai sekolah
kejuruan, sepertinya Ji Hoon merasa tertarik.
Kang Se Chan yang baru masuk ke ruangannya menyapa In Jae, dan In Jae mengucapkan selamat pagi juga pada Se Chan.
In Jae menanyai Se Chan apakah nanti sore dia punya pelajaran khusus
lagi selama jam belajar bebas. Se Chan menjawab ya. Tiba-tiba Ji Hoon
datang dan Se Chan yang melihat itu langsung bertanya apa yang membawa
Ji Hoon kemari?In Jae juga menanyakan hal yang sama dan memandang Ji
Hoon. Ji Hoon berkata kalau dia ingin pergi ke SMK. In Jae tentu merasa
tertarik dan bertanya sekali lagi apa benar Ji Hoon ingin ke SMK? Ji
Hoon sedikit malu dan menjawab kalau dia hanya ingin mengisi formulir
aplikasinya saja. In Jae senang sekali, dan berkata itu adalah hal yang
bagus. Tapi Ji Hoon harus memperharikan presentasi kehadiran agar bisa
masuk ke SMK.
Ji Hoon pun menyanggupinya kalau dia tidak akan bolos lagi mulai dari sekarang.
In Jae berkata kalau kehadiran Ji Hoon benar-benar sedikit, karena Ji
Hoon sudah banyak membolos. Jadi sepertinya akan sulit. Ji Hoon bertanya
bahkan kalau dia sudah berusaha keras apakah dia tetap tidak akan bisa?
In Jae menjawab kalau memang ini akan sulit. Tapi kemudian In Jae
berkata bahwa keinginan yang dimiliki Ji Hoon itu sudah bagus, dan itu
yang harus Ji Hoon ketahui.
“Jika aku berubah, kupikir semuanya akan baik-baik saja. Bahkan jika aku
terlambat,jika aku kembali ke pikiranku, kupikir aku akan bisa diterima
di mana saja”
Kata-kata itu membuat Se Chan juga tersentuh mendengarnya, tapi kemudian Ji Hoon keluar meninggalkan In Jae dan Se Chan.
Saat Ji Hoon sudah keluar dari ruang guru tiba-tiba Jung Hoo ada di
depannya, membuat Ji Hoon sedikit terkejut. Jung Hoo berkata kalau dia
penasaran kenapa Ji Hoon bersikap aneh akhir-akhir ini? Jung Hoo seolah
mengejek bertanya apa Ji Hoon akan pergi ke SMK? Ji Hoon menjawab kalau
bagaimanapun caranya dia tetap tidak akan bisa ke SMK, karena dia banyak
melewatkan kelas. Jung Hoo masih dengan nada tidak suka bertanya apa Ji
Hoon juga akan berfikiran untuk ke perguruan tinggi?
“Jung Hoo mari kita berhenti.”
Kalimat itu membuat Jung Hoo marah dan melampiaskannya pada Ji Hoon di
atap sekolah. Jung Hoo memukul Ji Hoon. Jung Hoo marah karena Ji Hoon
mau pergi darinya.
“Aku tidak takut. Aku tidak takut dari anak-anak. Aku bilang bahwa tidak
akan bekerja lagi sekarang. Aku mengatakan ini karena aku temanmu. Mari
kita kembali kepada hal yang seharusnya.”
Ji Hoon menjelaskan kalau dia berfikir mungkin semua akan berubah jika
kita tidak terus seperti ini. “Aku bilang aku tidak bisa menjadi preman
lagi.”
Jung Hoo semakin marah dengan sebutan preman, membuat Jung Hoo
mencengkeram kerah seragam Ji Hoon. Ji Hoon mengatakan kalau Jung Hoo
terus seperti ini maka Jung Hoo tidak akan memiliki teman. Jung Hoo yang
sudah emosi semakin kalap, dan memukul Ji Hoon, menghajarnya dan
menendangnya.
Jung Hoo mengambil sebatang kayu dan bersiap memukulkannya ke Ji Hoon,
tapi Jung Hoo seolah tertahan untuk melakukannya. Ji Hoon yang melihat
itu langsung bertanya apa Jung Hoo juga akan mematahkan kakiknya seperti
Go Nam Soon yang mematahkan kaki Park Heung Soo.?
Kalimat itu berhasil membuat Jung Hoo berhenti dan meninggalkan Ji Hoon.
Kang Se Chan sedang mengisi kelasnya, dan anak-anak masih seperti biasa, ada yang memeperhatikan, ada yang tertidur.
Kelas In Jae juga masih sama ada yang memperhatikan ada yang sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Nam Soon masih melakukan layanan sekolahnya. Tentu saja bersama Heung
Soo. Nam Soon melihat Heung Soo yang kesal karena harus membersihkan
tempat ini.
Ujian akademik pun tiba, soal-soal ujian sudah siap di distribusikan ke anak-anak. Untuk jam pertama adalah bahasa korea.
In Jae dan Se Chan di ruangannya Jung Soo. Jung Soo bertanya bagaimana
perasaan mereka karena hari ini ujian? Apa mereka memiliki keyakinan? Se
Chan menjawab, bahwa tidak ada hubungannya antara kepercayaan diri guru
dengan bagusnya nilai siswa. Jung Soo menjawab kalau dia tidak mau
mendengar alasan apapun. Kalaupun ada yang akan mereka bicarakan itu
bisa dilakukan nanti setelah melihat hasilnya. Jung Soo juga mengatakan
kalau memang In Jae tidak memiliki rasa percaya diri yang buruk, maka In
Jae bisa melakukan pelajaran dasar dengan siswa di kelas bantuan
tambahan.
“Lalu apa kau mengatakan kalau anak-anak di kelas bantuan tambahan
seharusnya tidak menguikuti ujian. Aku tidak bisa melakukan itu.”
Jung soo menjelaskan kalau siswa yang seperti ini bahkan tidak bisa
mengisi setengah dari lembar soal. Mereka juga tidur setelah menandai
semua soal dengan jawaban yang sama semua. Mereka juga bahkan tidak bisa
mengisi dengan baik sampai akhir. Membuat mereka hanya duduk diam untuk
80 sampai 100 menit tanpa alasan. Tidakkah In Jae berfikir itu menyiksa
anak-anak? Daripada mereka mengambil ujian itu, menurut Jung Soo akan
lebih baik kalau mereka mengambil pelajaran yang benar-benar bisa
membantu mereka. Apa In Jae mengira kalau dia tidak khawatir dengan para
siswa?
In Jae menjawab kalau dia tahu apa yang Jung Soo katakan, tapi..
Belum sempat In Jae melanjutkan kata-katanya, Se Chan sudah memotong itu
dan berkata kalau mereka akan mempertimbangkannya. Setelah itu Se Chan
mengajak In Jae untuk keluar dari ruangan Jung Soo.
Setelah di luar, In Jae yang marah pada Se Chan langsung berkata kalau
harusnya Se Chan mengatakan tidak bisa pada Jung Soo. Tapi malah berkata
kalau akan mempertimbangkannya. Se Chan menjawab bahwa apa yang
dikatakannya pada Jung Soo tadi benar, bahwa mereka tetap akan
mempertimbangkannya. In Jae masih menoba menjelaskan kalau itu berarti
seolah anak-anak yang tidak berprestasi tidak boleh ikut ujian. Itu
seolah Jung Soo menendang mereka keluar dari tempat ujian.
Se Chan berkata kalau mereka toh hanya menebak jawaban dan setelah itu tidur.
In Jae benar-benar kesal dan berkata apakah mereka menebak jawaban dan
tidur, atau sebaliknya, mereka adalah siswa yang datang saat ujian.
Mereka mungkin bodoh dan tidak ingin datang ke sekolah di pagi hari.
Namun mereka tetap muncul. Mungkin Se Chan akan memberitahu para siswa
untuk tidak muncul ke sekolah, karena mereka tidak membantu sama sekali.
Meskipun mereka tidak memiliki minat untuk belajar, tapi jika mereka
mendengar kata-kata itu dari seorang guru, tiudakkah Se Chan berfikir
mereka akan terluka perasaannya?
Se Chan menjawab itulah sebabnya In Jae harus berbicara pada mereka dan
membawa mereka keluar dari situasi ini dengan lancar. In Jae berkata apa
menurut Se Chan itu akan berjalan efektif? “Hanya ada satu hal yang ku
inginkan. Kau tahu apa itu? Seluruh siswa kelas 2 naik ke kelas 3 tanpa
meninggalkan siapapun. Aku tidak bisa bertanggung jawab untuk membuat
nilai mereka naik, atau mengurus kehidupan mereka. Tapi aku ingin semua
siswaku lulus pada guru wali kelas berikutnya. Itu keinginanku sebagai
seorang guru wali kelas.”
In Jae berkaca-kaca saat mengatakan itu, menahan emosinya dan
keingginannya yang tulus dari dalam lubuk hati. Aku benar-benar
tersentuh mendengarnya.
Se Chan menjawab kalau itu tidak akan terwujud sampai akhir kalau In Jae di tendang dari guru wali kelas.
In Jae bertanya apa maksud Se Chan? Se Chan menjawab, tidak peduli
seberapa keras dia memberikan kelas tambahan nilai mereka toh tidak akan
pernah membaik. Tapi apa In Jae tahu kenapa dia melakukannya? Karena
jika dia bisa membawa naik nilai siswa walaupun itu hanya satu poin,
maka dia akan bisa mencegah badai yang akan terjadi sesudahnya.
Jika nilai ujian bahasa korea buruk saat ini, kepala sekolah akan berada
dalam masalah besar. Karena kepala sekolah bertanggung jawab. Apa In
Jae pikir orang seperti Jung Soo akan dengan suka rela mengambil
tanggung jawab dalam situasi sulit seperti itu? Apa In Jae bisa tahu
siapa yang akan menjadi sasaran kesalahan?
Itu pasti In Jae. Karena siapa lagi guru jangka pendek yang tetap bersikeras mengajarkan pelajaran berbasis sekolah di sini?
“bagaimana kau tahu itu?”
Se Chan menjawab karena orang tua yang memilihnya. Meskipun mereka
berdua adalah guru jangka pendek,tapi bukan dia yang akan menjadi
korban, tapi itu adalah In Jae. Se Chan berpesan daripada In Jae terus
memikirkan siswa, lebih baik In Jae memikirkan tentang dirinya sendiri
saat ini.
In Jae tidak peduli, dan akhirnya meninggalkan Se Chan dengan perasaan
terluka. Tapi kemudian Se Chan melanjutkan kalimatnya, Se Chan berkata
kalau In Jae tidak bisa melakukannya, maka Se Chan yang akan melakukan
itu.
In Jae berbalik dan mendekati Se Chan, “tidak, kau tidak bisa melakukan
seperti itu guru Kang, karena itu tidak bagiku,atau sesuatu yang harus
dilakukan sebagai seorang guru”
In Jae berjalan terus meninggalkan Se Chan, dan Se Chan hanya
mengikutinya dari belakang, dan sampai di ruang guru, Se Chan mengira In
Jae akan masuk juga ke ruang guru tapi ternyata In Jae terus melangkah
dan tidak mempedulikan Se Chan.
Di kelas 2-2, Ha Kyung mengumpulkan semua ponsel teman-temannya agar ujian mereka bisa lancar.
Saat Ha Kyung meminta ponsel Jung Hoo, Jung Hoo berkata kalau dia tidak membawanya.
In Jae yang ternyata masuk ke kelas 2-2, menerima ponsel yang sudah
dikumpulkan Ha Kyung dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Se Chan
ada di depan, dan bertanya apa mereka sudah bersiap diri menghadapi
ujian? Anak-anak menjawab Ya dengan serempak. Se Chan memandang In jae
yang terlihat murung.
Se Chan yang keluar kelas dan melihat In Jae langsung memanggilnya. In
Jae pun berhenti. Se Chan berkata biarkan dia yang membawa tas anak-anak
yang berisi ponsel itu. In Jae tidak peduli, bahkan tidak menatap Se
Chan dan langsung berjalan meninggalkan Se Chan. Se Chan hanya
menatapnya tanpa berniat untuk menyusul In Jae.
Para guru rapat sebelum memulai ujian akademik, dan tentu dipimpin Soo
Chul. Soo Chul berkata kalau ujian akademik amat penting. Jadi apakah
semua sudah mempersiapkannya dengan baik? Kwon Nam Hee menjawab kalau
dia juga sudah berkeliling kelas untuk memastikan bahwa tidak ada yang
salah dengan pengeras suara.
Uhm Dae Woong berkata selama ujian bahasa inggris sesi mendengarkan
dimulai, dia meminta tetangga terdekat agar menahan diri dari membuat
suara-suara yang berisisk atau menyalakan music dengan keras.
Nan Hee berkata kalau hanya untuk ujian siswa saja semua lingkungan
sekitar kena dampaknya. In Jae sama sekali tidak berkomentar dan hanya
diam, Se Chan yang ada disampingnya hanya bisa memandang In Jae.
Soo Chul membagikan soal-soal ujian yang sesuai dengan kelas mereka. Dan para gurupun menerimanya.
Soal pun sudah mulai dibagikan di kelas 2-2, dan Ki Deok terlihat
mengambilkan soal untuk Heung Soo. Memanggil Heung Soo dengan sebutan
Hyung.
Nah Jung Hoo dan Yi Kyung malah menaruh soal di belakang mereka, dan dibelakang mereka adalah lemari loker siswa.
Nam Soon dan Heung Soo seperti biasa malah hanya tidur. Jung Soo yang
melihat itu dari luar benar-benar tidak tahu lagi harus melakukan apa
untuk siswa-siswa seperti itu.
Guru memberitahu kalau waktu sudah habis, dan mereka harus segera
mengumpulkan lembar jawab dengan menaruhnya ke meja depan, lalu estafet
sampai ke yang paling depan.
Kang Joo menghapus jadwal ujian yang sudah mereka lakukan, dan mengeluh
saat mengetahui kalau jam selanjutnya adalah bahasa inggris.
Kang Joo mendekati Ha Kyung dan bertanya apa yang didengarkan Ha Kyung
sekarang adalah yang bagian bahasa koreanya? Kalau iya Kang Joo juga
ingin mendengarkannya. Ha Kyung pun menyerutujuinya, dan Kang Joo
berkata kalau yang dia miliki memang cuma Ha Kyung. Kang Joo juga bilang
kalau dia akan sangat senang bisa satu universuitas bareng Ha Kyung
nantinya. Ha Kyung bertanya dengan nada bercanda apa Kang Joo sadar
berapa banyak nilai yang harus Kang Joo kumpulkan untuk bisa masuk
universitas yang sama dengannya. Kang Joo juga menjawab dengan bercanda
kalau saja nilau Ha Kyung bisa sedikit menurun, jadi kan mereka bisa
sama-sama.
Ki Deok dengan takut-takut ingin memijat pundak Heung Soo.Tapi dia tidak
jadi melakukannya karena Hueng Soo tiba-tiba berdiri dan meninggalkan
kelas. Nam Soon tentu melihatnya.
Heung Soo ternyata pergi ke tempat pembuangan sampah untuk merokok, tapi
tiba-tiba ada petugas yang membuat Heung Soo menyembunyikan rokoknya.
Heung Soo akhirnya melangkahkan kakinya ke gudang, dan disana dia melanjutkan keinginannya yang tadi yaitu merokok.
Kemudian masuklah Nam Soon. Nam Soon yang melihat Heung Soo akan
merokok, segera menutup pintu. Nam Soon bertanya apa Heung Soo tidak
akan mengikuti ujian yang masih tersisa?
“Kenapa kau peduli?”
Lau tiba-tiba terdengar ada orang yang akan masuk ke gudang, Nam Soon
menyadari itu. Kemudian masuklah laki-laki petugas tadi, dan hanya
mendapati puntung rokok disana. Laki-laki itu segera mengambilnya dan
melihat bahwa tidak ada orang didalam gudang. Laki-laki itu keluar dan
mengunci pintu gudang, tanpa tahu didalamnya ada Nam Soon dan Heung Soo.
Ternyata Nam Soon dan Heung Soo ada di dalam lemari, setelah petugas itu
keluar Nam Soon dan Heung Soo keluar dari dalam lemari. Nam Soon yang
sudah ada diluar berkata kalau sampai Heung Soo tertangkap karena tidak
ikut ujian dan merokok maka hukumannya akan lebih berat. Heung Soo bisa
dikeluarkan. Heung Soo tidak peduli, dan akan membuka pintu gudang,tapi
tidak bisa karena memang terkunci. Heung Soo meminta Nam Soon
menghubungi temannya agar mereka bisa keluar dari tempat ini. Nam Soon
pun melakukannya, tapi saat dia mencari ponselnya di saku seragam,
ternyata tidak ada dan dia ingat kalau tadi ponsel dikumpulkan selama
ujian.
Anak-anak kelas 2-2 sudah memulai ujian mereka, tanpa adanya Nam Soon
dan Heung Soo. Tes mendengarkan bahasa inggrispun sudah diumumkan lewat
speaker. Anak-anak mendengarkan dengan serius tidak terkecuali Ji Hoon,
tapi Jung Hoo acuh saja, dan Jung Ho menoleh memandang Ji Hoon. Ji Hoon
juga akhirnya menoleh kearah Jung Hoo, dan mereka saling bertatapan.Tapi
kemudian mereka kembali acuh satu sama lain, dan Jung Hoo mengeluarkan
ponselnya dari dalam laci (Jung Hoo bohong sama Ha Kyung waktu ponselnya
diminta tadi sebelum ujian dimulai.)
Jung Hoo asik bermain game di ponselnya padahal sesi mendengarkan sudah
dimulai. Murid-murid yang lain jelas merasa terganggu dengan suara yang
ditimbulkan oleh ponsel Jung Hoo, dan anak-anakpun menoleh mencari
sumber suara.
In Jae yang tahu segera menyuruh Jung Hoo menghentikan permainannya.
Tapi jung Hoo malah marah karena dia sedang asik. Anak-anakpun terpecah
konsentrasinya karena ulah Jung Hoo. Se Chan yang melihat itu
menghampiri Jung Hoo dan menatapnya,tiba-tiba Se Chan meraih tangan Jung
Hoo yang menyebabkan ponsel Jung Hoo terlepas dari tangannya.
In Jae berteriak memanggil nama Se Chan, mungkin kaget dengan yang
dilakukannya. Jung Hoo mencoba melepaskan tangannya tapi ternyata
cekalan tangan Se Chan begitu kuat.
Jung Hoo berkata kalau dia akan keluar sendiri, jadi dia meminta agar
tangannya dilepaskan, tapi Se Chan tidak peduli, dan menarik tangan Jung
Hoo sehingga mengikutinya keluar kelas. Jung Soo melihat kejadian itu,
tapi dia acuh saja dan tidak peduli.
Sampai diluarpun Se Chan belum melepaskan tangan Jung Hoo. In Jae hanya
melihat itu dari jauh. Jung Hoo meminta dilepaskan agar mereka bisa
bicara. Se Chan bertanya apa Jung Hoo yakin mau diajak bicara baik-baik?
Tanpa menunggu jawaban Jung Hoo, Se Chan pun melepaskan pegangannya di
tangan Jung Hoo, dan Jung Hoo yang terbebas dari cekalan Se Chan
berbalik untuk pergi. Tapi sebelum melangkah jauh, Se Chan berkata kalau
memang Jung Hoo ada niat sedikit saja untuk ke sekolah, maka
berbaliklah sekarang. Kalau Jung Hoo tidak berbalik sekarang, maka Jung
Hoo tidak akan bisa ke sekolah lagi mulai sekarang. Jung Hoo yang
mendengarkan semua itu, tidak peduli dan terus melangkah pergi tanpa
brbalik sedikitpun.
source : http://nhieshe.blogspot.com/2013/02/sinopsis-school-2013-episode-9-part-1.html and http://nhieshe.blogspot.com/2013/03/sinopsis-school-2013-episode-9-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment