Ayah
Hang-ah menghambur ke ruangan Komandan Tinggi Hyeon dan memberitahu
kalau Komandan Lee Sang-ryul merencanakan sebuah konspirasi. Komandan
Tinggi Hyeon nampak terkejut saat ayah Hang-ah berkata kalau Jae-ha
dalam bahaya.
Jae-ha
dan petugas dari Utara membina hubungan yang baik setelah Jae-ha
mengucapkan selamat atas kelulusan puterinya dan menraktir semua
prajurit Korea Utara dalam ruang makan. Mereka keluar sambil
berbincang-bincang.
Mereka dihadang oleh para prajurit bawahan
Komandan Lee. Mereka berkata mulai hari ini mereka yang akan mengawal
Jae-ha. Shi-kyeong dan para pengawal Jae-ha maju menghadapi mereka.
Salah seorang dari prajurit Utara bersiap mengeluarkan senjarta.
Shi-kyeong
berkata merekalah yang bertugas mengawal Jae-ha. Perwira suruhan
Komandan Lee berkata mereka adalah pasukan pengawal paling elit dari
kesatuan pengamanan. Mereka selalu bertugas melindungi keamanan para
utusan diplomatik. Hanya saja karena kedatangan Jae-ha terlalu mendadak
maka mereka tidak mempersiapkan diri. Karena mereka sudah siap,
seharusnya Jae-ha mengikuti prosedur yang berlaku.
Dilema.
Shi-kyeong tak ingin melepaskan Jae-ha dari pengawalan Selatan tapi jika
mereka menolak pengawalan dari Utara, mereka akan dianggap tidak
menghormati dan merendahkan etiket baik Utara untuk menyediakan
pengamanan.
Ayah
Hang-ah melaporkan pada Komandan Tinggi Hyeon bahwa Komandan Lee
berkomunikasi secara rahasia dengan orang-orang di luar Korut. Mereka
ingin membuat ketegangan antara Utara-Selatan dengan memanfaatkan
Jae-ha. Dengan demikian kekuatan bagian militer meningkat (sepertinya
Komandan Lee berasal dari militer sedangkan ayah Hang-ah dari). Ayah
Hang-ah berkata waktunya sangat mendesak. Dalam waktu 2-3 hari mungkin
akan terjadi sesuatu.
Komandan Tinggi Hyeon tidak mempercayai
laporan ayah Hang-ah. Ia berkata bagaimanapun juga Komandan Lee telah
setia pada partai selama lebih dari 30 tahun. Ayah Hang-ah berkata ia
bisa memperdengarkan bukti rekamannya. Disebutkan dengan jelas oleh
Komandan Lee mengenai tempat, waktu, dan hari pelaksanaannya.
Komandan
Tinggi Hyeon berkata Komandan Lee pasti hanya bergurau. Saat ini semua
media asing seperti CNN berada di Utara karena kehadiran Jae-ha di Korea
Utara. Perang akan meletus jika sedikit saja ada luka pada Jae-ha.
“Bagaimana mungkin menangkap Raja di Istana Kebudaaan Rakyat?” tanyanya.
Ayah Hang-ah menyadari sesuatu. Komandan Tinggi Hyeon meyakinkan kalau tidak akan terjadi apapun pada Jae-ha.
“Bagaimana kau tahu tempatnya di Istana Kebudayaan Rakyat?” tanya Ayah Hang-ah.
Perwira
utusan Komandan Lee meminta Shi-kyeong dan para pengawal Jae-ha
menyerahkan senjata mereka. Tentu saja Shi-kyeong tidak mau. Mereka
sudah diijinkan membawa senjata. Perwira itu ngotot ingin mengawal
Jae-ha, mereka bahkan pernah mengawal Perdana Menteri. Makin ngotot
malah semakin mencurigakan.
“Tapi ia bukan Perrdana Menteri. Ia adalah Raja Korea Selatan!” tandas Shi-kyeong.
“Kalian dari kesatuan apa?” tanya Jae-ha tiba-tiba.
“Pengawal markas besar,” jawab perwira itu.
“Apa?”
tanya Jae-ha pada petugas Utara yang berdiri di sebelahnya. “Dia bahkan
tidak berkualifikasi untuk berbicara dengan kami. Apa-apaan ini?”
Jae-ha
mengabaikan perwira suruhan Komandan Lee dan berjalan pergi begitu saja
diikuti Shi-kyeong dan para pengawalnya. Benar juga sih. Jika memang
perwira itu ditugas mengawal Jae-ha, mengapa tidak ada pemberitahuan
dari orang yang berpangkat lebih tinggi. Perwira itu merasa tersinggung.
Ayah
Hang-ah berkata ia hanya memberitahukan 2-3 hari lagi akan terjadi
sesuatu tapi ia tidak pernah menyebutkan tempatnya. Jadi bagaimana
Komandan Tinggi Hyeon bisa tahu?
Komandan Tinggi Hyeon berkilah ia hanya asal menebak karena tempat itu adalah tempat utama yang akan didatangi Jae-ha.
“Komrad Hyeon, kau juga mengirim orang untuk mengawasi Lee Sang-ryul, bukan? Kau sudah tahu mengenai rencananya, bukan?”
Ayah Hang-ah bertanya apa Komandan Tinggi Hyeon berencana untuk menunggu Komandan Lee menjalankan rencananya baru bertindak?
“Targetnya
adalah Raja! Seperti yang kaukatakan. Walau sedikit kulitnya terluka
saat bercukur, watau seujung jarinya saja terkena duri, sudah bisa
menimbulkan perang,” ujar ayah Hang-ah.
Ayah Hang-ah tahu
Komandan Hyeon hendak menunggu hingga Komandan Lee membuat kekacauan
baru ia bertindak, demi mendapatkan keuntungan politik. Saat ini
Komandan Lee cukup dipandang dalam satuan militer dan juga secara
politik bertentangan dengan Komandan Tinggi Hyeon. Jika Komandan Lee
ditangkap, penentang Komandan Tinggi Hyeon berkurang satu.
Tapi
Ayah Hang-ah berkata sekarang bukan saatnya untuk mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian pribadi. Jika terjadi sesuatu pada Jae-ha , saat
itu juga Korea Utara dan Selatan akan menjadi lautan api. Bahkan saat
itu nyawa mereka pun belum tentu bisa diselamatkan.
Ucapan
ayah Hang-ah membuat Komandan Tinggi Hyeon bergerak. Ia memerintahkan
agar Komandan Lee ditangkap. Namun sayangnya Komandan Lee berhasil
melarikan diri.
Komandan Lee menghubungi anak buahnya. Ia
berkata mereka harus tetap menjalankan rencana mereka. Awalnya anak
buahnya ragu tapi Komandan Lee menegaskan mereka melakukannya demi tanah
air mereka. Dan jasa mereka tidak akan dilupakan. Perwira bawahan
Komandan Lee berkata mereka terpaksa menjalankan rencana mereka lebih
awal.
Ayah
Hang-ah sibuk melacak keberadaan Komandan Lee. Seseorang mengetuk pintu
kantornya tapi ayah Hang-ah berteriak agar pintu tidak dibuka. Saat
ayah Hang-ah terus memberikan instruksi lewat telepon, Hang-ah membuka
pintu dan masuk ke kantor ayahnya.
MelihatHang-ah, serta merta
ayah Hang-ah memelankan suaranya. Hang-ah bertanya apakah mereka sengaja
melepaskan Jae-ha untuk menjadi umpan. Ayah Hang-ah bertanya bagaimana
Hang-ah bisa tahu. Hang-ah berkata masalah ini sudah diketahui banyak
orang. Tak lama lagi seluruh dunia juga akan tahu. Ia meminta ayahnya
segera mengembalikan Jae-ha ke Selatan untuk keselamatannya.
Ayah
Hang-ah berkata besok ia akan memulangkan Jae-ha. Tapi Hang-ah khawatir
semuanya akan sudah terlambat. Jae-ha harus pulang saat ini juga.
Ayah
Hang-ah mengingatkan banyak duta besar yang berkumpul di Utara saat
ini. Hang-ah tak percaya negaranya masih menggunakan Jae-ha sebagai
publisitas dalam keadaan segawat ini. Ayah Hang-ah berkata ia juga tidak
mau tapi partai yang sudah memutuskan demikian. Tak terpikir olehnya
Raja tak berpengalaman seperti Jae-ha bisa begitu berpengaruh.
Malam
ini akan ada siaran langsung mengenai kegiatan Jae-ha di Korea Utara.
Begitu acara itu selesai, ia akan langung memulangkan Jae-ha. Jadi
Hang-ah tak perlu khawatir. Hang-ah masih hendak protes pada ayahnya.
“Ayah pikir kau ini bersikap aneh. Bukankah kau sudah mengakhiri semuanya dengan Lee Jae-ha?” tanya ayah Hang-ah kesal.
Hang-ah
berkata reaksinya ini normal. Lee Jae-ha adalah Raja dari Korea
Selatan. Ayah Hang-ah tak mau lagi mendengar protes Hang-ah. Ia menekan
tombol untuk memanggil petugas. Ia memerintahkan mereka membawa Hang-ah
pulang dan menahannya di rumah. Hang-ah tak percaya ayahnya melakukan
ini padanya.
Ayah Hang-ah berkata ia yang akan bertanggung jawab
atas keselamatan Jae-ha. Prajurit telah dikerahkan. Jadi Hang-ah tak
perlu memikirkannya lagi.
Tempat
yang akan dituju oleh Jae-ha untuk siaran langsung adalah taman hiburan
rakyat. Shi-yeong mengkhawatirkan pengamanan di sana karena tempatnya
sangat luas hingga menyulitkan pengamanan untuk Jae-ha. Petugas yang
mengantar mereka menenangkannya. Banyak turis asing di tempat itu dan
pengamanan di tempat itu telah ditingkatkan 3 kali lipat.
Ternyata
Hang-ah memiliki kekhawatiran yang sama. Tempat itu terlalu luas dan
banyak tempat yang bisa dijadikan tempat bersembunyi. Kedua temannya,
yang ditugaskan menahannya di rumah, meyakinkan Hang-ah kalau prajurit
Korea Utara bahkan tidak akan membiarkan seeekor semut lolos.
Mereka
menasihati Hang-ah untuk melupakan Jae-ha. Hang-ah mengalami kegugruan
tapi Jae-ha malah sibuk bekerja. Belum lagi ia muncul tiba-tiba hanya
membawa krim. Apakah ia bisa disebut seorang pria? Hang-ah menatap
temannya dengan tajam. Ia berkata apa yang temannya katakan itu benar.
Jae-ha bukanlah seorang pria.
Hang-ah berdiri hendak kembali ke
kamarnya. Temannya bertanya apakah mereka boleh melihat hadiah dari
Jae-ha. Hang-ah memberikan hadiah itu pada temannya. Temannya
terkagum-kagum melihat kosmetik dari Selatan.
Hang-ah masuk ke kamarnya. Ia meyakinkan dirinya untuk melupakan Jae-ha dan tidak mengkhawatirkannya lagi.
Jae-ha
dan para pengawalnya naik permainan perahu ayun (Kora-Kora kalo di
Dufan sih^^). Suasana dalam perahu itu sunyi sepi. Di satu sisi, Jae-ha
dan para pengawalnya, juga beberapa prajurit Utara. Di sisi satu lagi,
para warga Korut yang menatap Jae-ha dengan dingin. Ayah Hang-ah juga
berada di sana mengawasi situasi. Seorang juru kamera asing merekam
kegiatan Jae-ha.
Jae-ha memberi aba-aba pada Shi-kyeong untuk berteriak agar memecahkan kekakuan.
“1,
2, 3. Uweeeee!!” seru Jae-ha. Hahaha… ia berteriak sendirian sementara
yang lain tetep bengong (kok bisa ya? Aku sih pasti udah ngakak.
Diayun-ayun gitu ngga mungkin kan pasang tampang cool). Pssst.kabarnya
Lee Seung-gi bukan orang yang berani naik wahana kaya begini lho. Jadi
hebat banget kalo ia bersedia naik berkali-kali demi drama ini^^
Jae-ha
menoleh pada Shi-kyeong. Akhirnya Shi-kyeong ikut berteriak dengan
wajah tetap lurus. LOL^^ Namun usaha Jae-ha memberikan hasil. Para
penumpang yang lain, termasuk rakyat Utara, ikut berteriak sehingga
suasana terasa lebih hangat..
Saat
ia turun, ia bertanya pada juru kamera apakah tadi disiarkan secara
langsung. Juru kamera membenarkan, acara hari ini disiarkan langsung
melalui internet.
“Sekretaris, sudah kubilang tidak perlu
khawatir,” kata Jae-ha pada kamera sambil mengedipkan sebelah matanya.
Sekretaris Eung yang memang sedang menonton melalui laptopnya mau tak
mau tersenyum.
Keadaan
tampak biasa saja di taman hiburan itu. Tapi diam-diam perwira utusan
Komandan Lee telah mengawasi Jae-ha sejak awal. Beberapa prajurit di
bawah perintahnya membajak ruang kontrol taman. Sambil mengacungkan
senjata, mereka menanyakan jadwal Jae-ha. Petugas kontrol itu terpaksa
menjawab. Jae-ha akan menaiki komidi putar setelah makan malam.
Hang-ah
mengalihkan pikirannya dengan membersihkan kamarnya. Wah, rajin ya.
Kalo aku mengalihkan pikiran dengan nge-blog hihi^^
Tapi setelah
selesai, ia terpaksa memikirkan Jae-ha lagi. Ia keluar dari kamarnya
dan mengajak teman-temannya makan siang. Kedua temannya telihat aneh.
Mereka terlihat ragu dan memegang sesuatu. Seorang dari mereka
menghalangi temannya memberikan kotak itu pada Hang-ah, tapi temannya
tetap memberikan kotak itu pada Hang-ah. Ia menemukannya di dasar kotak
hadiah dari Jae-ha.
Sebuah kotak kecil berwarna biru denga tulisan: dibuat oleh Lee Jae-ha.
Kilas balik: Jae-ha sibuk membuat kosmetik untuk Hang-ah. Mengukur, menakar, mengaduk.
Hang-ah ragu untuk membukanya tapi akhirnya ia buka juga. Di dalamnya ada surat dari Jae-ha:
…..beradaptasi
dengan keluarga asing, pria tak berguna, keguguran….Untuk Kim Hang –ah
yang mengalami masa sulit : Proyek 3 tahap perawatan kulit alami.
Hang-ah mengambil botol pertama. Botol itu bertuliskan : aku minta maaf.
Kilas balik: Jae-ha terus bereksperimen.
Botol kedua bertuliskan: terima kasih.
Kilas
balik: Jae-ha mulai kelelahan. Ia bertanya apakah seorang Raja harus
melakukan hal seperti ini. Ia membuka ponselnya dan memandangi foto
Hang-ah. “Tentu saja harus, brengsek,” kata Jae-ha pada dirinya sendiri.
“Aku mencintaimu”. Itulah tulisan pada botol ketiga.
Mata Hang-ah berkaca-kaca. Tampaknya proyek itu cukup berhasil^^
Hang-ah
berteriak dari dapur. Biar bagaimanpun ia masih seorang perwira, apakah
ia harus menyiapkan makanan untuk teman-temannya. Kedua temannya yang
sedang asyik memperebutkan kosmetik segera berlari ke dapur. Terjadi
kegaduhan di dalam dapur.
Detik berikutnya. Hang-ah sudah
membuat kedua temannya tak berkutik. Hang-ah mengacungkan senjata pada
seorang temannya. Ia berkata ia tidak akan mengikat mereka jika mereka
membiarkannya pergi dan hanya akan mengunci mereka di dalam rumah.
Aku
suka Hang-ah yang cantik dan anggun. Tapi Hang-ah sebagai jagoan
wanita? Kereeeeeen^^. Hang-ah mengangkat telepon dan bertanya pada
seseorang apakah mereka ingin latihanbetulan.
Hari
menjelang malam, Jae-ha dan rombongannya berjalan ke wahana terakhir
yang akan mereka naiki. Komidi putar. Jae-ha hendak protes tapi ia
tersadar ada kamera dan maskot taman itu yang mengikutinya.
Petugas
yang menemani Jae-ha berkata komidi putar itu adalah kebanggaan taman
itu. Dan maskot itu telah disiarkan selama 7 tahun dalam flm anak-anak.
“Itu Tom dari Tom and Jerry,” Shi-kyeong menjelaskan. “Di Utara mereka disebut kucing bodoh dan tikut cepat.”
Jae-ha
berjalan ke komidi putar itu. Ia menoleh melihat Shi-kyeong yang diam
di tempat. Ia bertanya apa Shi-kyeong tidak ikut naik. Shi-kyeong
berdehem. Ia berkata komidi putar itu tampaknya aman. (Hah? Shi-kyeong
takut komidi putar? )
“Ah stress,” keluh Jae-ha. Ia terpaksa
naik sendirian. Maskot taman itu, Tom, ikut naik dan juga beberapa warga
untuk meramaikan.
Jae-ha
melambai ke arah kamera dan tersenyum sambil menaiki komidi putar itu
padahal ia merasa bosan. Tiba-tiba lampu wahana itu padam dan komidi
berhenti berputar.
“Showtime!” seru Bong-gu, yang menonton dari teater mininya.
Jae-ha turun dari “kuda”nya. Tiba –tiba di tengah kegelapan terdengar suara senjata dikokang.
Jae-ha
tertegun. Warga yang tadi ikut naik dengannya turun dan mengacungkan
senjata ke pelipis Jae-ha. Tom membuka topengnya. Ia adalah perwira
suruhan Komandan Lee. Dan Jae-ha mengenalinya.
Shi-kyeong
dan yang lainnya berjalan mendekati komidi putar. Mereka segera
mengeluarkan senjata begitu melihat Jae-ah berada di bawah todongan
senjata. Muncul beberapa orang komplotan Tom, mengepung mereka dan
mengacungkan senjata. Selama ini mereka menyamar menjadi warga biasa.
Tom
membuka kostumnya. Di dadanya terpasang bom. Bukan hanya dia, semua
komplotannya juga memakai bom di tubuh mereka. Kejadian itu bisa
disaksikan semua orang karena juru kamera tetap merekam semuanya.
Untuk
membuktikan ancamannya, Tom menembak salah satu anak buahnya. Duarrr,
bom di dadanya meledakkan orang itu. Jae-ha shock. Tom berkata begitu
mereka berhenti bernafas, bom akan melekak. Bom di tubuhnya adalah yang
terbesar dan ia memengang pengendalinya. Jika ia menekan tombol
pengendali, bom di tubuhnya akan meledak dan menewaskan semuanya.
Ia
memerintahkan semua pengawal meletakkan senjata. Ayah Hang-ah menyuruh
prajuritnya menurunkan senjata. Shi-kyeong dan yang lainnya pun terpaksa
melakukan hal yang sama. Lalu mereka diperintahkan untuk mundur,
kecuali juru kamera dan reporter yang meliput kejadian itu.
Tom
memerintahkan kamera diarahkan padanya dan ia mulai berpidato:
“Baru-baru ini, Raja Korea Selatan telah merayu seorang gadis kita lalu
mencampakkannya. Bukan hanya itu, ia menginjak-injak kehormatan kita. “
Bong-gu
tersenyum puas. Ia memberi perintah pada Tom agar kamera diarahkan pada
wajah Jae-ha. Ia ingin melihat raut ketakutan di wajah Jae-ha yang
gemetaran. Tom memberi isyarat agar kamera menyorot Jae-ha.
Kamera
diarahkan pada Jae-ha yang berdiri di bawah todongan senjata. Bong-gu
tertawa. Tapi hanya sesaat karena Tom kembali berpidato bla bla bla bla…
Sekretaris Eun hendak menutupi peristiwa itu dari Ibunda Raja
agar tak membuatnya panik. Tapi Ibunda Raja juga telah melihatnya.
Karena
Tom terus berpidato, Bong-gu jadi bosan dan berteriak marah agar Tom
mengikuti rencananya. Ia menyuruh Tom menyerahkan hadiah yang sudah
dipersiapkannya.
Hadiahnya….Galaxy tab? Bukan, pesan video yang
sudah direkamnya (pada episode 11). Bong-gu senang melihat wajah Jae-ha
yang terlihat sedikit takut.
Sementara
itu Hang-ah sudah tiba di di taman hiburan. Ia tidak seorang diri. Di
bagian lain, Kang-seok berlari membawa rudal. Dan Young –bae menyiapkan
senjatanya dari atas bianglala. Hang-ah memperhatikan situasi dengan
seksama. (Kaya batwoman^^)
Jae-ha
telah selesai melihat rekanaman video Bong-gu. Walau wajahnya tampak
takut tapi ia berpikir cepat saat melihat senyum puas Bong-gu. Ia
melemparkan tab itu ke lantai.
“Apa-apaan ini?’ ujarnya. Ia
berseru pada Tom agar menyerahkan headsetnya yang ia tahu terhubung
dengan Bong-gu. Tom mengeluarkan senjata dari kantungnya dengan marah.
Jae-ha tak gentar.
“Mengapa kau masih bisa mengeluarkan banyak
benda dari kantungmu? Apa kau Doraemon?” tanyanya. Tom kebingungan. Tom
atau Doraemon, dua-duanya kucing ^^
Jae-ha melihat kamera CNN
yang mengikutinya sejak tadi. Ia menunjuk kamera itu dan bertanya pada
Tom, “Dia menonton dari sana kan?”
“Hei! Kim Bong-gu,” ujar Jae-ha sambil menatap lurus pada kamera itu. Bong-gu tersentak. Senyumnya hilang.
“Jika
kau ingin mengatasi masalah rendah dirimu maka lakukanlah dengan benar.
Apa-apaan ini? Apa kau sedang menunjukkan pada dunia betapa
menggelikannya dirimu? Kau bahkan tak berani keluar dan hanya mengirim
video. Apa kau sedang syuting Section TV? We Got Married ?(dua-duanya
acara terkenal di Korea) Aku…tidak mencintaimu. Jadi berhentilah begitu
memperhatikan aku. Itu adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah
rendah dirimu.”
“Bunuh dia,” gumam Bong-gu.
“Atau pergilah membaca buku. Naikkan levelmu. Kau adalah orang brengsek penuh rasa tidak pecaya diri yang narsis.”
“YYAAAAAAA!!! BUNUH DIA SEKARANG JUGAAA!!!” raung Bong-gu.
Dhuarrr!!!
Terjadi sebuah ledakan. Tapi bukan di komidi putar itu. Melainkan di
pusat pengendali taman. Kang-seok berhasil melumpuhkan para perwira
jahat dan menyuruh operator menyalakan kembali komidi putar itu.
Tom
panik saat tiba-tiba komidi putar itu tiba-tiba ternag benderang dan
berputar kembali. Ia berteriak agar tidak ada seorangpun yang bergerak.
Senjatanya adalah pengendali bom yang dipegangnya.
Young-bae
membidik dari atas bianglala dan menembak lengan Tom di saat yang tepat.
Pengendali bom terjatuh dari tangan Tom. Lalu Young-bae menembak setiap
penjahat yang mengepung Shi-kyeong dan yang lainnya. Tersisa satu orang
yang menodongkan senjata pada Jae-ha di komidi putar dan Tom yang
terkapar.
Saatnya
jagoan wanita kita beraksi. Hang-ah melompat ke atas atap komdii putar
yang bergerak. Juru kamera mengambil gambarnya. Bong-gu bertanya apakah
itu Kim Hang-ah. Sekretarisnya membenarkan. Sekretaris Eun dan Ibunda
Raja juga terkejut saat melihat Hang-ah.
Sebuah
bom asap dilemparkan ke dalam komidi putar. Jae-ha dan penodongnya
terbatuk-batuk. Kang-seok melempar bom asap kedua. Memberi kesempatan
pada Hang-ah untuk melompat turun masuk ke dalam komidi putar. Dengan
segera ia bisa menjatuhkan penjahat yang menodong Jae-ha. Jae-ha
tertegun.
Aksi Hang-ah keren banget^^ Ha Ji-won bener-bener cocok memerankan adegan aksi seperti ini. TOP BGT^^
Shi-kyeong
memungut senjatanya dan menghambur ke komidi putar. Tom merayap
berusaha mengambil pengendali bom. Saat ia memegangnya, tangannya
diinjak oleh Hang-ah. Hang-ah menendang pengendali bom itu lalu
menendang Tom hingga telentang. Ia mengeluarkan senjatanya dan
menodongkannya ke mulut Tom.
Setelah Tom ditangkap, Hang-ah
turun dari komidi putar tanpa berbicara apapun atau menoleh sedikitpun
pada Jae-ha. Coooooooll….
Jae-ha terus melihat Hang-ah yang berjalan menjauh darinya.
Hang-ah
naik ke mobilnya. Saat menyalakan mobilnya, sebuah mobil berjalan ke
arahnya.. Mobil itu berhenti beberapa meter dari mobil Hang-ah dan
Jae-ha turun. Ia berdiri di depan mobilnya, menghalangi mobil Hang-ah.
Hang-ah
menekan gasnya keras-keras. Sebagai peringatan agar Jae-ha menyingkir.
Tapi Jae-ha diam di tempat menatap Hang-ah. Hang-ah menjalankan mobilnya
seakan hendak menabrak Jae-ha tapi Jae-ha tetap diam.
Akhirnya Hang-ah berhenti di depan Jae-ha. Ia turun dan bertanya apa yang sedang Jae-ha lakukan.
“Aku hanya ingin memastikan satu hal denganmu,” jawab Jae-ha.
Hang-ah memalingkan wajahnya dengan kesal.
“Menurutmu aku atau Eun Shi-kyeong yang lebih baik?”
“Aku tidak tahu mengenai hal itu, tapi yang jelas ada seseorang yang sangat kubenci,” kata Hang-ah ketus.
“Lee Jae-ha?”
Hang-ah
tak menjawab. Jae-ha tersenyum. “Kau tahu aku pendendam, bukan? Aku
akan menghukummu atas ucapanmu tadi. Apa kau siap?”
Hang-ah sangat kesal mendengar ucapan Jae-ha dan tak mau melihat twajahnya. Jae-ha tesenyum dan berjalan mendekati Hang-ah.
“Setiap pagi aku akan menciummu. Untuk balas dendam.”
Terkejut, Hang-ah memandang Jae-ha.
“Aku
akan mengikutimu setiap hari bagai seorang penguntit. Memberikan apapun
yang kauinginkan. Tidak akan pernah berselingkuh. Aku hanya akan
melindungimu.”
Hati Hang-ah mulai melunak. Matanya berkaca-kaca.
“Di masa yang akan datang, aku tidak akan pernah membuatmu menangis. Tidak setetespun.”
Air mata menetes dari mata Hang-ah. Ia mulai menangis. Jae-ha mendekatinya dan menghapus air mata Hang-ah dengan tangannya.
“Aku ingin kau menjadi Ratu yang paling bahagia di dunia. Sampai mati, aku hanya akan mencintaimu. Untuk balas dendam.”
Hang-ah tak bisa berkata-kata. Jae-ha berlutut di hadapan Hang-ah dan mengenggam tangannya.
“Apa kau bisa menanganinya, Yang Mulia Ratu? Saat ini aku secara resmi melamarmu,” kata Jae-ha lembut.
“Apakah
orang –orang di Selatan hanya tahu bagaimana berbicara gombal?” jawab
Hang-ah sambil menangis. Ia tidak menolak lamaran Jae-ha. Jae-ha
tersenyum dan bangkit berdiri, menarik Hang-ah ke dalam pelukannya.
Aaaaw…terkapar deh ;)
Di dalam sebuah rumah kosong yang letaknya terpencil, Komandan Lee
meminta bantuan pada Daniel Craig untuk melarikan diri. Paspor Cina,
uang sejuta dolar, dan tempat untuk tinggal di Swiss. Ia mengancam akan
memberitahu semua orang kalo otak rencana ini adalah Klub M.
Daniel
Craig berkata ia mengerti lalu menutup teleponnya. Sekretaris Bong-gu
mengangguk pada Daniel Craig. Tak lama kemudian sebuah mobil tiba di
tempat persembunyian Komandan Lee. Mobil yang disepakati sebagai
kendaraan untuk Komandan Lee bisa melarikan keluar negara ini. Tapi
tiba-tiba orang dari mobil itu menembak. Pengawal Komandan Lee mati
tertembak.
Komandan
Lee segera melarikan diri melalui pintu belakang bangunan itu. Tapi
tempat itu sudah dikepung oleh ayah Hang-ah. Komandan Lee menodongkan
senjata ke kepalanya sendiri. Ayah Hang-ah menantangnya untuk menembak
dirinya sendiri. Pelan-pelan Komandan Lee menurunkan senjatanya. Ia pun
ditangkap.
Telepon
ayah Hang-ah berbunyi. Dari Sekretaris Bong-gu. Ia berkata dengan
bangga kalau ia memberi tahu keberadaan Komandan Lee sebagai bantuan
pada Korea Utara. Ayah Hang-ah tertawa geli. Entah karena ucapannya
entah karena ia memang tidak mengerti bahasa Inggris. Ia langsung
menutup teleponnya.
Sekretaris
Bong-gu tiba-tiba dicekik oleh Bon Bon. Bong-gu yang terlihat marah,
berdiri dan mendekati Sekretarisnya. Ia mengeluarkan suntikan. Berisi
obat yang sama yang telah membunuh ayahnya. Sekretaris Bong-gu sangat
ketakutan. Bong-gu berkata jika ia tak mau mati maka bekerjalah dengan
benar. Ia menurunkan suntikannya dan Bon-Bon melepaskan cekikannya.
Sekretaris Bong-gu merosot lemas di lantai.
Segera
saja berita mengenai kejadian di taman itu tersebar. Dalam laporan itu
disebutkan para perwira WOC dari Korea Utara berperan penting dalam
penyelamatan Raja Korsel. Dong-ha mengeluh perwira dari Selatan tidak
disebut sama sekali.
Media Korea Utara pun menyampaikan
permintaan maaf karena telah terjadi sesuatu pada saat Raja Lee Jae-ha
berkunjung ke negara itu.
Satu hal yang dipertanyakan semua
orang mengenai insiden itu adalah: siapakah Kim Bong-gu? Sekretaris Eun
muncul di media untuk memberikan penjelasan.
“Kim Bong-gu
bukanlah suatu pribadi. Itu adalah nama yang diberikan oleh Yang Mulia
pada kelompok-kelompok orang yang menentang perdamaian Korea Utara dan
Selatan. Kami keluarga kerajaan menyampaikan permintaan maaf pada
orang-orang tak bersalah yang menderita karena kebetulan memiliki nama
yang sama.”
Sekretaris Eun menelepon Jae-ha dan melaporkan kalau
ia telah menangani pemberitaan media. Jae-ha bertanya apakah komputer
tablet yang berisi rekaman video Bong-gu telah ditemukan. Sekretaris Eun
berkata tetap saja mereka tidak memiliki kekuatan untuk bertindak.
Semua
negara sebenarnya tahu Kim Bong-gu adalah John Mayer. Tidak ada yang
bertindak karena semua takut bisa mendatangkan perang ke negaranya
sendiri. Bahkan pemerintah Cina dan Amerika Serikatpun tidak berani
mengambil sikap.
Bong-gu telah menyogok banyak politikus dan
memanipulasi mereka. Ia juga berhubungan baik dengan negara-negara itu.
Karena selain Bong-gu, negara-negara tetangga pun tidak menyukai
perdamaian Korea Utara dan Selatan.
Jae-ha bertanya dengan
frustrasi kalau begitu apakah mereka harus diam saja. Kakaknya telah
dibunuh, adiknya menjadi cacat dan nyawanya terancam.
“Yang
Mulia, bukankah Yang Mulia juga takut hingga bersikap sepeti ini? Yang
Mulia sudah sangat mengerti bukan? Bahwa Yang Mulia tidak bisa mengatasi
semua ini. Itulah sebabnya Yang Mulia tidak berani berteriak melalui
CNN kalau Kim Bong-gu adalah Klub M.”
Jae-ha tak bisa membantah.
Jae-ha
akan pulang ke Selatan menggunakan kereta api. Ia diantar oleh Komandan
Tinggi Hyeon. Komandan tinggi sekali lagi meminta maaf atas insiden
yang menimpa Jae-ha di negaranya.
“Apakah kau menegnal Kim
Bong-gu?” tanya Jae-ha. Wajah Komandan Tinggi Hyeon berubah tegang.
Shi-kyeong terkejut mendengar nama itu disebut.
“Tampaknya kau juga mengenalnya, “ kata Jae-ha mengerti, “Kita harus menjadi kuat bersama.”
Ia mengulurkan tangannya. Komandan Tinggi Hyeon menjabat tangan Jae-ha.
Hang-ah duduk di kereta menunggu Jae-ha. Ia sedang berbicara dengan ayahnya di telepon.
“Ayah, aku benar-benar harus pergi kali ini.”
“Pergi
atau tidak, apapun yang Ayah katakan, kau akan tetap pergi. Apakah Ayah
bisa ikut campur?” kata ayah Hang-ah. Jae-ha naik ke kereta. Melihat
ekspresi sedih Hang-ah, ia tahu Hang-ah sedang berbicara dengan ayahnya.
Ia merebut telepon dari Hang-ah.
“Ayah mertua, setelah perayaan chuseok, aku akan kembali bersama Hang-ah.”
“Tidak perlu. Sekalinya kau datang telah menimbulkan banyak masalah. Aku sedikit terganggu dengan itu.” LOL^^
“Akhir
–akhir ini di Selatan, sangat populer untuk mengunjungi keluarga istri
setelah mengunjungi keluarga suami pada perayaan Chu-seok. Sebagai Raja
Korea Selatan, aku harus mengikuti jaman. Sampai nanti, Ayah. Kami pasti
akan datang.”
(Chu-seok, perayaan terbesar dan terpenting di Korea. Biasanya dirayakan pada hari ke-15 bulan 8 penanggalan Cina.)
Hang-ah melihat Jae-ha dengan terharu. Ayah Hang-ah mau tak mau tersenyum.
Saat
mereka hampir tiba, Hang-ah terlihat murung. Jae-ha berkata ibunya
telah menyiapkan sup untuk Hang-ah, apakah tidak berlebihan Hang-ah
bereskpresi sedih seperti itu. Hang-ah mengaku ia masih takut dengan
tanggapan rakyat Selatan padanya. Jae-ha menggenggam tangan Hang-ah
untuk menenangkannya.
Ibunda Raja menyambut Hang-ah dengan
hangat. Ia sangat senang melihat Hang-ah. Hang-ah hendak memberi hormat
tapi Ibunda Raja berkata seharusnya ia yang memberi hormat karena
Hang-ah telah menyelamatkan anaknya.
Ibunda
Raja mengajak Hang-ah ke ruangan sebelah. Ruangan itu dipenuhi banyak
hadiah dari rakyat Selatan. Melihat sikap Ibunda Raja dan hadiah dari
rakyat, Hang-ah sangat terharu.
Ia membuka hadiah-hadiah itu. Ada
yang mengirim jamur, ada yang mengrim penganan kecil. Di dalam sebuah
kotak hadiah ada surat. Hang-ah membacanya: pergilah ke neraka, Kim
Hang-ah.
Ibunda Raja cepat –cepat merebut kertas itu dari tangan
Hang-ah. Ia berkata akan mengirim balasan surat untuk orang itu dan
memberikan penjelasan. Hang-ah menggeleng dan tersenyum. Ia sudah merasa
tersentuh dengan banyaknya kiriman itu.
Jae-ha
tesenyum dan meninggalkan para wanita melepas rindu. Sekretaris Eun
mengikutinya. Ia meminta Jae-ha jangan terlalu senang dulu. Popularitas
Hang-ah memang meningkat tapi masih ada lebih dari setengah rakyat Korea
yang masih meragukannya.
Jae-ha mengeluh apakah Seretaris Eun
harus mengatakannya sekarang. Ia berkata Sekretaris Eun sama seperti Eun
Shi-kyeong, mudah memadamkan kesenangan orang lain. Jae-ha tahu ini
baru awalnya dan ia akan bekerja keras untuk meningkatkan kekuatannya.
Sekretaris Eun tersenyum.
Shi-kyeong
menggali informasi mengenai Klub M. Tapi tidak ada informasi penting
mengenai keterlibatan Klub M dalam pembunuhan Jae-kang. Informan asing
itu berkata, kunci utamanya ada pada ingatan Jae-shin.
Shi-kyeong
menemui Jae-shin. Jae-shin sedang asyik bermain kartu bersama para
dayananya. Jae-shin senang saat melihat Shi-kyeong. Tapi Shi-kyeong
terlihat kecewa. Ia bertanya apakah selama ia pergi, Jae-shin hanya
bermain. Apakah Jae-shin tidak melakukan perawatan kakinya dan tidak
berusaha memulihkan ingatannya.
Jae-shin
meminta para dayangnya keluar. Ia berkata ia sudah menjalani berbagai
perawatan sejak pagi dan bermain sejenak untuk beristirahat. Apa
salahnya? Apa Shi-kyeong hendak mengungkapkan betapa sulitnya yang ia
alami di Utara?
“Saat Oppa dan Eonni mengalami masa sulit di Utara, aku bermain-main main di sini. Apakah itu yang hendak kaukatakan?”
Shi-kyeong bertanya apakah Jae-shin sudah mengingat sesuatu. Jae-shin berkata ingatan itu tidal bisa dipaksa keluar.
“Sebenarnya
mengapa kau seperti ini? Apa kau tahu apa yang kualami saat ini? Aku
tak bisa keluar, terbangun di tengah malam, juga diancam. Apalagi
yang..”
“Jadi kau ingin orang lain mengasihani dirimu? Apa kau sengaja tidak memulihkan ingatanmu?” tanya Shi-kyeong dingin.
“Eun Shi-kyeong!” Jae-hin merasa terluka.
“Kau
tidak ingin mengingatnya. Separuh tubuhmu lumpuh. Siapapun yang
melihatmu akan merasa kasihan. Karena kasihan, mereka seharusnya lebih
memperhatikanmu. Kau salah. Puteri, saat ini kau sedang menyerah.
Demikian juga dengan ingatanmu. Walau kau tidak bisa mengingatnya
kembali, tak apa. Tapi..tolong jangan bersembunyi. Kembalilah pada
Puteri yang sebelumnya. Kembali pada diri Puteri yang sebenarnya. Tulus
dan bermartabat.”
Jae-shin tak tahan lagi. Ia mengangkat
teleponnya. Ia meminta pengawal pribadinya diganti. Siapapun boleh
asalkan bukan Eun Shi-kyeong.
“Brengsek menyebalkan,” kata Jae-shin. Shi-kyeong menatap Jae-shin dengan sedih.
Jae-ha
sedang membaca laopran mengenai Bong-gu. Bong-gu memiliki seorang
kekasih bernama Dara dan Dara sering keluar masuk Korea Selatan. Bahkan
ada satu tempat yang sering dikunjunginya.
Shi-kyeong tak
berkonsentrasi mendengarkan ucapan Jae-ha. Ia mengingat sebutan Jae-shin
untuknya “ brengsek menyebalkan” (yang sudah berkali-kali Jae-shin
ucapkan).
Jae-ha melihat Shi-kyeong yang melamun dan
memanggilnya. Shi-kyeong bertanya pada Jae-ha apakah ia memang
menyebalkan. Ekspresi Shi-kyeong sedih banget. Jae-ha kebingungan. “Kau
memang tipe orang yang lambat sadar (lemot kali ya^^),” katanya.
Shi-kyeong
tersenyum mengerti. Ia berkata kekasih Bong-gu memang sering mendatangi
tempat itu. Lalu ia menambahkan, “Walau aku sedikit menyebalkan. Tolong
percayalah padaku.”
Jae-ha bingung. “Apa kau marah?” tanyanya.
“Orang
di balik insiden di taman hiburan Korea Utara telah mengkonfirmasi Kim
Bong-gu pelakunya. Klub M –lah yang memberitahu tempat persembunyian
orang di balik insiden itu (Komandan Lee) pada Kim Nam-il (ayah
Hang-ah).”
Jae-ha bertanya apa yang orang Utara akan lakukan
mengenai hal ini. Shi-kyeong berkata walau pihak Utara sangat marah tapi
mereka sedang menunggu. Jika Klub M mempengaruhi Cina untuk memblokir
hubungan ekonomi dengan Utara maka…
“Korea Utara akan hancur.,” Jae-ha menyimpulkan.
Hang-ah
diberitahu Jae-ha bahwa pembunuh Jae-kang yang sebenarnya adalah John
Mayer. Hang-ah tak habis pikir mengapa orang ini berani membunuh Raja
Selatan, lalu membuat keributan di Utara untuk membuat Utara dan Selatan
berselisih.
“Dia hanya satu orang. Tapi ia tidak sendirian.
Uangnya sangat banyak hingga jumlahnya melampaui akal. dia membeli
semuanya dengan uang. Semuanya. Surat kabar, laporan berita, bahkan
film. Dalam film, jika terjadi perang saudara, negara kita harus
bergantung pada negara yang lebih kuat untuk menghentikan perang itu.
Hanya satu intinya. Kekuasaan adalah keadilan.”
Hang-ah berkata itu adalah film murahan. Jae-ha tertawa. Murahan apanya, itu film cerdas bahkan negara Hang-ah sering muncul.
“Aku pernah melihatnya, Pyongyang (ibukota Korea Utara) digambarkan dengan pohon kelapa di tepi jalan,” gerutu Hang-ah.
Jae-ha
berkata orang-orang itu akan menggunakan segala cara. Mereka tidak
menyukai Utara dan Selatan bersatu hingga menjadi lebih kuat.
“Dunia
ini begitu besar, begitu banyak hal yang harus dilakukan. Sedangkan
kita terlalu kecil,” kata Jae-ha pelan. Hang-ah mengamati Jae-ha yang
terlihat pasrah.
“Bisakah kita melakukannya? WOC dan pernikahan?” tanya Jae-ha.
Hang-ah sedih melihat Jae-ha yang terlihat kalah dan tak bersemangat seperti itu.
“Ada apa ini? Apa kita tidak akan menikah? Itukah yang kaukatakan?” tanyanya pura-pura kesal.
“Bukan
itu maksudku. Tentu saja kita akan menikah,” Jae-ha buru-buru
menjelaskan, “Tapi jalan di depan penuh liku dan banyak rintangan…”
Hang-ah
berdiri, “Dasar brengsek. Siapa yang barusan berkata mereka akan
melakukan segala hal agar kita tidak bisa menikah? Jadi jika keadaannya
terlalu sulit, kau akan membatalkannya? Jika kau melakukannya lagi, ini
adalah yang ketiga kalinya, tahu?!” Hang-ah memarahi Jae-ha.
Jae-ha
berkata tentu saja mereka akan menikah. Tapi Hang-ah mengingatkan kalau
orang-orang jahat itu (klub M) telah membuat kekacauan, merencanakan
pembunuhan dan bahkan menyebabkan kematian anak mereka yang belum lahir.
Bagaimana bisa Jae-ha menyerah seperti itu?
“Kita akan segera melakukannya.” Jae-ha memegang tangan Hang-ah dengan tatapan memohon, ”Kapan? Bulan depan?”
Hang-ah melepaskan tangannya. Ia meminta Jae-ha membuat rencana terlebih dulu untuk membereskan si jahat.
“Jika
kau tak bisa menangani orang bernama Yeong-gu atau Bong-gu itu. Kau ….
bukanlah seorang pria. Mengapa aku harus menikahi orang seperti itu?”
Hang-ah
pergi ke ruang tidurnya dan menegaskan ia akan menolak Jae-ha jika
Jae-ha tak bisa membereskannya. Lalu menutup pintunya. Jae-ha berkata ia
akan melakukan yang sebaik-baiknya untuk menjatuhkan Bong-gu.
Hang-ah
sebenarnya bukan bermaksud untuk merendahkan Jae-ha. Ini adalah caranya
untuk membuat Jae-ha bersemangat kembali. Lucunya kali ini Jae-ha ngga
marah lagi dimarahi Hang-ah. Dia malah nurut LOL^^
Hang-ah
langsung menelepon ayahnya dan menanyakan tentang Kim Bong-gu. Ia
bertanya mengapa ayahnya tidak melakukan apa-apa mengenai orang itu.
Ayah Hang-ah mengomel Hang-ah tiba-tiba meneleponnya pada tengah malam.
Tapi mengapa Hang-ah bisa tahu mengenai Kim Bong-gu?
“Ia
menyebabkan Komrad Lee Jae-ha gemetar. Lee Jae-ha adalah orang yang bisa
tetap tidur bahkan jika ada bom atom meledak di dekatnya. Siapa yang
berani membuat priaku menjadi seperti ini?! Aku tidak akan
melepaskannya. Aku berharap aku bisa pergi dan mematahkan leher orang
itu,” kata Hang-ah berapi-api.
Ayah Hang-ah berusaha menenangkan puterinya. Ia sedang melakukan penyelidikan mengenai Bong-gu.
“Jangan
hanya menyelidiki tapi bertindaklah. Di mana orang itu tinggal?
Sekarang rencana Komrad Lee Jae-ha bisa dijalankan,” Hang-ah
berpura-pura Jae-ha sudah menyusun rencana untuk melawan Bong-gu.
“Apa? Rencana apa?” tanay ayah Hang-ah panik.
“Maaf, aku tidak bisa membicarakannya dengan Ayah. Aku mohon Ayah melakukan apa yang kuminta,“ Hang-ah menutup teleponnya.
Ayah Hang-ah menggerutu sejak kapan pihak Selatan mengubah puterinya menjadi orang mereka.
Jae-ha
berpakaian rapi mendatangi sebuah klub Jepang. Shi-kyeong meminta
pelayan klub itu untuk merahasiakan keberadaan mereka dan tidak
membiarkan tamu lain masuk. Jae-ha bertanya apakah wanita itu ada di
dalam. Shi-kyeong mengangguk. Bagus, kata Jae-ha.
Baru berjalan dua langkah, ia berbalik dan mendekati Shi-kyeong.
“Kau
tahu bukan, ini hanyalah bagian dari rencana. Orang yang kucintai
hanyalah Hang-ahku. Hanya Kim Hang-ah. Jika Hang-ah mengatakan sesuatu,
kau harus menjadi saksiku, ya.”
Shi-kyeong tersenyum dan mengangguk. Jae-ha menepuk bahu Shi-kyeong dan berjalan ke dalam.
Seorang
wanita duduk sendirian di dalam klub itu sambil minum-minum. Ia adalah
Dara, kekasih Bong-gu. Jae-ha berjalan dengan penuh percaya diri dan
duduk di meja yang tak jauh dari meja wanita itu.
Wanita itu
bertanya siapa Jae-ha. Hah? Apa dia ngga pernah nonton TV sampai ngga
tahu wajah Raja? Dan lagi dia kan pengikut Bong-gu.
Wanita itu
berkata ia telah menyewa seluruh tempat itu malam ini. Aku juga, kata
Jae-ha polos. Tampaknya pesona Jae-ha berhasil memikat wanita itu. Dara
tersenyum. Jae-ha balas tersenyum.
Keesokan
harinya, Sekretaris Bong-gu menemui Bong-gu yang sedang sarapan. Ia
berkata mereka mendapat kejutan. Ada hadiah dari keluarga kerajaan Korea
Selatan. Bong-gu bertanya darimana mereka tahu tempat tinggalnya.
Apakah itu benar-benar dari keluarga kerajaan.
Hadiah itu diberi materai dan cap Raja jadi pastinya asli. Bong-gu membaca surat yang menyertai hadiah itu.
“Kim
Bong-gu-sshi, walau aku mengirimkan hadiah ini untukmu, sebaiknya kau
jangn membukanya. Kau harus tahu kodenya untuk bisa membuka hadiah itu.
Tidak akan mudah membukanya. Aku cukup menderita saat aku mencoba
membuka ilseongnok kakakku. Aku tak ingin melihatmu menderita juga. Tapi
jika kau ingin tahu, aku akan memberikan sedikit petunjuk. Kodenya
terdiri dari satu kata. Aku mempunyainya, tapi kau tidak mempunyainya.
Tapi aku dengan tulus menasihatimu, jangan buka kotak itu. kau akan
menyesalinya.”
Sekretaris Bong-gu berkata Jae-ha hanya
mencoba membuat Bong-gu bingung dan hendak mengirimnya kembali. Tapi
Bong-gu adalah orang yang menyukai tantangan, apalagi ia ditantang oleh
“anak kecil” seperti Jae-ha.
Hadiahnya
adalah kotak yang dilindungi oleh kode suara. Bong-gu mulai mencari
kata kunci yang bisa membuka kotak itu berdasarkan petunjuk Jae-ha. Satu
kata. Jae-ha memilikinya tapi Bong-gu tidak memilikinya.
“Cap giok kerajaan.” Salah.
‘Pangeran.” Salah
“Penampilan.” Salah. “Benar juga penampilanmu dan penampilanku tidak jauh berbeda,” kata Bong-gu tertawa.
“Kehormatan?” Salah.
Nampaknya Bong-gu senang dengan “mainan” barunya.
Jae-ha
memberitahu Sekretaris Eun mengenai rencananya. Sekretaris Eun berkata
itu tidak mungkin. Jae-ha mengingatkan Sekretaris Eun memintanya untuk
menemuinya jika sudah yakin akan bertindak.
“Sekaranglah
waktunya. Aku ingin melakukannya bersama Hang-ah. Tidak peduli
bagaimanapun aku memikirkannya, tidak ada cara lain. Tolong bantu kami,
Paman.”
Sekretaris Eun terdiam. Tampaknya ia menyetujui rencana Jae-ha (sepertinya WOC).
Hingga
malam hari, Bong-gu belum berhasil membuka kotak itu. Ia mulai kesal.
Namun tiap berbicara satu kata, kotak itu akan berbunyi “niiit” tanda
salah. Berbagai kata ia coba. Paspor Korea Selatan. Kewarganegaraan.
Jubah raja. Mahkota. Etiket. Moral. Kesopanan. Nurani.
Niiiit…..
Bong-gu
mengamuk dan memukul-mukulkan kotak itu ke meja lalu membantingnya. Ia
meminta sekretarisnya membawa pergi kotak itu dan membukanya baik itu
dengan palu atau kapak atau apapun itu.
Hang-ah
pergi bersama Jae-ha dan akan muncul bersama untuk pertama kalinya di
depan publik untuk menghadiri sebuah konser. Hang-ah terlihat tegang.
Demikian juga Jae-ha. Banyak orang memperkirakan Jae-ha akan mengumumkan
sesuatu yang penting dalam acara itu.
Sekretaris Bong-gu
melaporkan bahwa kotak itu tidak tertembus oleh sinar X-ray untuk
melihat apa isinya. Juga dirancang untuk meledak jika dibuka dengan
paksa. Ia berkata ia akan membuangnya.
“Berikan padaku. Aku akan mencaritahu apa sebenarnya maksud si berandal itu,” kata Bong-gu.
Sekretarisnya meletakan kotak itu pelan-pelan di depan Bong-gu. Bong-gu menatap kotak itu.
Mobil kerajaan tiba di gedung konser. Para reporter sudah menunggu di sekitar karpet merah. Jae-ha menoleh pada Hang-ah.
“Apa
kau sudah siap?” tanyanya. Hang-ah tersenyum kecil dan mengangguk.
Jae-ha menggenggam tangan Hang-ah. Keduanya saling berpandangan. Seakan
berkata, asalkan kita bersama.
Mereka turun dari mobil. Berjalan bergandengan menaiki tangga.
Bong-gu
terus memikirkan apa yang menjadi kode kotak itu. Ia teringat sesuatu
dan berkata “rakyat” (Jae-ha memiliki rakyat yang mengakuinya sedangkan
Bong-gu tidak. Raja mana yang tidak memiliki rakyat?). Kotak itu
terbuka. Bong-gu membuka kotak itu.
Hang-ah
dan Jae-ha tiba di puncak anak tangga. Mereka berpandangan, lalu
berbalik dan melambaikan tangan menyapa reporter. Menunjukkan pada
dunia, khususnya Bong-gu, bahwa mereka tak gentar.
source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/05/sinopsis-king-2-hearts-episode-12.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment