Monday, December 03, 2012

Sinopsis King 2 Hearts Episode 20 (Final)


k2h-00789
Hang-ah meronta-ronta dan berteriak pada ayahnya kalau ia dan Jae-ha tak terpisahkan.
“Cukup!” bentak ayah Hang-ah. Hang-ah terkejut, ayahnya tak pernah bersuara keras seperti ini padanya. ”Kalau begitu apa kau kau akan baik-baik saja jika kau tidak bisa melihat Ayah lagi? Orang-orang yang terpisah saat perang Utara dan Selatan baru bisa bertemu kembali setelah 35 tahun. Lalu kapan kita akan bertemu kembali? Aku…jantung Ayah…Walau telah berlalu puluhan tahun, jantung ini akan tetap menantimu. Tapi….tulang-tulang dalam tubuh Ayah…sudah tua. Jika kita berpisah seperti ini, kau hanya akan bisa melihat ayah di pemakaman.”
Ayah Hang-ah memalingkan wajahnya karena tak bisa menahan tangisnya. Hang-ah sedih melihat ayahnya. Ayah Hang-ah berkata jika Hang-ah ingin tetap tinggal maka Hang-ah boleh tinggal. Hang-ah menunduk.
k2h-00009 k2h-00034
Jae-ha menemui Perdana Menteri dan bertanya siapa yang telah menaikkan status perang hingga tingkat 3. Perdana Menteri dengan takut-takut berkata ia telah bernegosiasi dengan pemerintah Amerika dan itu adalah hasil keputusan Presiden Amerika Serikat.
Jae-ha sangat marah. Kekuasaan militer seharusnya berada di tangannya, beraninya Amerika memutuskan sendiri. Ia kesal Perdana Menteri mengikuti keinginan Amerika tanpa berbicara dengannya terlebih dahulu.
k2h-00035 k2h-00039
Ayah Hang-ah menanti keputusan Hang-ah. Belum sempat Hang-ah menjawab, ponselnya berbunyi. Jae-ha.
Ayah Hang-ah melarang Hang-ah menerima telepon dari Jae-ha. Ia berkata Selatan telah mengkhianati Utara dengan mengumumkan status perang. Hang-ah terkejut, hal itu pasti terjadi karena mereka sedang di luar negeri. Ayah Hang-ah berkata bagaimanapun juga Jae-ha orang Selatan (duh ayah Hang-ah lupa ya kalau Jae-ha sampai bersedia berlutut dan memohon agar Hang-ah selamat).
“Yang Mulia tidak sama dengan mereka,” kata Hang-ah tegas. Ia pergi menjauh dari ayahnya untuk mengangkat telepon.
k2h-00048 k2h-00064
Jae-ha yang sejak tadi frustrasi karena teleponnya tidak diangkat, lega mendengar suara Hang-ah. Jae-ha bertanya Hang-ah ada di mana. Hang-ah tidak menjawab, ia balik bertanya apakah Jae-ha sudah memikirkan jalan keluarnya.
Jae-ha berkata para menteri sedang membicarakannya. Ia bertanya apakah Hang-ah ditarik kembali ke Utara untuk urusan militer (menjadi tentara…artinya berperang melawan Selatan).
“Bukan,” jawab Hang-ah. Jae-ha nampak lega. Hang-ah berkata ada kesalahpahaman yang mendalam dari orang Utara terhadap Selatan. Ia bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki situasi. Tapi Jae-ha tidak tahu, ia harus mengetahui niat Amerika di balik semua ini.
“Tapi Utara telah memutus semua jalur komunikasi,” kata Jae-ha.
Hang-ah menoleh pada ayahnya dan bertanya apakah jalur komunikasi darurat juga diputus. Ayah Hang-ah berkata partai yang telah memutuskan demikian. Hang-ah terkejut, itu artinya ia tak bisa lagi menghubungi Selatan (alias Jae-ha). Ayah Hang-ah berkata perang akan dimulai, untuk apa menelepon.
“Apakah jalurnya tidak bisa diperbaiki?” tanya Hang-ah, mulai putus asa.
“Sudah Ayah bilang perang akan dimulai!”
k2h-00078 k2h-00081
Hang-ah menahan tangisnya. Ia berbicara kembali dengan Jae-ha di telepon. Jae-ha menyuruh Hang-ah kembali, ia akan mengirim orang untuk menjemput Hang-ah.
“Aku….aku…akan kembali ke Utara,” kata Hang-ah. Ayahnya dan Jae-ha terkejut. Hang-ah berkata hubungan Utara-Selatan telah terputus. Tidak ada lagi komunikasi, yang tersisa hanya perang.
k2h-00091 k2h-00093
“Kami tak pernah memutus kontak, pihakmu yang memutusnya.”
“Itulah sebabnya, aku akan kembali dan memulihkan jalur komunikasi. Aku akan kembali dan memberitahu partai apa yang sebenarnya Yang Mulia pikirkan untuk menghentikan perang. Aku akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan Utara.”
“Tapi kita tidak akan bisa saling menghubungi,” protes Jae-ha. Perubahan bisa terjadi hanya dalam hitungan detik. Perang bisa terjadi kapan saja.
k2h-00098 k2h-00099
“Bukankah hati kita bersama?” ujar Hang-ah. “Apakah karena situasi berubah maka hatimu akan ikut berubah?”
Jae-ha bertanya apakah itu sebabnya Hang-ah ingin kembali. Masalahnya bukan hanya perang, mereka berdua juga bisa terbunuh sewaktu-waktu dan tak akan bertemu kembali.
“Aku berharap dapat selalu melihat Ayah, dan aku berharap aku juga dapat selalu melihat Yang Mulia. Itulah sebabnya aku kembali. Agar aku bisa bertemu kembali dengan Yang Mulia.”
“Hang-ah…” Keduanya berlinang air mata.
k2h-00121 k2h-00121
“Yang Mulia pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku juga akan melakukan hal yang sama. Jika kau ingat kita memiliki keinginan yang sama, kita pasti akan bertemu kembali. Aku mencintaimu.”
Hang-ah menutup teleponnya tanpa mendengar balasan Jae-ha. Ia menangis karena harus berpisah dengan Jae-ha, tapi dengan segera ia menghapus air matanya dan berjalan melewati ayahnya memasuki perbatasan Utara. Ada misi yang harus ia jalankan.
k2h-00131 k2h-00140
k2h-00138 k2h-00145
Demikian juga dengan Jae-ha. Walau perpisahannya dengan Hang-ah terasa menyakitkan tapi ia harus berbuat sesuatu untuk menjalankan bagiannya.
Direktur Militer AS menelepon Bong-gu. Ia mengatakan Presiden AS telah menyetujui serangan ke Korut. Serangan itu akan dilaksanakan pada tgl 24 Mei. Bong-gu tertawa senang dan memuji Direktur itu.
Sekretaris Eun melaporkan pada Jae-ha kalau pihak Amerika semakin sering mengadakan perundingan akhir-akhir ini. Jae-ha mengerti, ia meminta Sekretaris Eun terus mencari indormasi.
k2h-00155 k2h-00157
Tiba-tiba teleponnya berbunyi.
“Ya?” jawab Jae-ha.
“Apa kau telah melihatnya?” tanya Bong-gu.
“Siapa ini?”
“Walau telah beberapa waktu lamanya kita tidak berbicara, seharusnya kau tidak melupakan suaraku,” ujar Bong-gu. “Aku mengirimmu email, bukalah. Jika kau tidak membukanya, kau akan menyesal. Itu mungkin informasi yang saat ini sangat kauinginkan.
Jae-ha membuka emailnya dan membaca email kiriman Bong-gu. Ternyata Bong-gu mengirim salinan dokumen resmi rencana serangan Amerika ke Korut yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Mei jam 16.00.
Sebenarnya ini merupakan informasi rahasia karena Amerika akan melakukan serangan mendadak. Tapi Bong-gu memberitahu Jae-ha informasi ini untuk memberitahukan kekuasaannya. Untuk memberitahu bahwa ini hukuman Jae-ha karena telah menghubungi ICC.
“Aku sudah merencanakan semuanya. Bukankah sudah kukatakan saat di tebing. Republik Korea atau dirimu? Bukankah aku sudah menyuruhmu memutuskan? Pada akhirnya kau memilih dirimu sendiri. Sebagai seorang Raja, demi nyawamu sendiri, kau membiarkan negaramu berperang? Jika ada orang yang mati karena perang ini, maka itu adalah kesalahanmu,” kata Bong-gu dengan nada menyalahkan. “Kau membunuh mereka semuanya.”
k2h-00168 k2h-00172
“Bukan,” jawab Jae-ha tenang, “Kau yang membunuh mereka. Jangan mencoba menggunakan nada sombongmu itu untuk membuatku menyalahkan diriku sendiri. Aku hanya menggunakan cara yang benar melalui hukum, untuk menghukummu atas segala kejahatanmu.”
“Jadi menurutmu aku akan dihukum?” tanya Bong-gu geli.
“Kau akan dihukum.”
Bong-gu tertawa. Ia mengingatkan sebentar lagi akan terjadi perang dan Jae-ha akan segera habis. Sedangkan ia akan dibebaskan.
“Tidak. Aku akan menghentikan perang ini. Dan kau akan diadili.”
Bong-gu kesal sekali. Ia berkata Jae-ha hanya boneka pajangan (yang tak berkuasa dan tak ada artinya), lalu ia menutup teleponnya.
k2h-00183 k2h-00197
Jae-ha meminta Sekretaris Eun memeriksa keaslian dokumen tersebut. Sekretaris Eun telah memeriksanya dan dokumen itu asli.
Sekretaris Eun juga melaporkan kalau Amerika menginginkan status perang dinaikkan ke tingkat 2. Sebelumnya mereka menaikkan ke status 3 tanpa persetujuan Jae-ha. Kali ini mereka ingin Jae-ha menyetujui kenaikan status perang tersebut.
Jae-ha tahu ini hanyalah formalitas. Walau ia menentang, pemerintah dan Amerika tetap akan menaikkan status perang. Sekretaris Eun membenarkan. Jae-ha bertanya apakah Utara akan menyerang Selatan jika Amerika menyerang Utara. Sekretaris Eun membenarkan, Utara tidak bisa membalas serangan langsung ke Amerika jadi mereka akan membalas ke sekutu Amerika terdekat, yaitu Korea Selatan.
Ia menasihati bahwa sebagai keluarga kerajaan, Jae-ha harus mengutamakan keselamatan rakyat. Sekretaris Eun bertanya apa yang akan Jae-ha lakukan. Jae-ha merenung sejenak dan mneyetujui perkataan Sekretaris Eun.
k2h-00215 k2h-00218
Tanggal 1 Mei, status perang dinaikkan ke tingkat 2. Artinya seluruh tentara siap siaga menanti perintah dan dipersenjatai lengkap. Setiap saat mereka harus siap menembak jika sewaktu-waktu perang meletus.
Komunikasi antara Utara-Selatan masih terputus total. Sekretaris Eun berjanji akan terus mencoba menghubungi pihak Utara. Jae-ha bertanya apakah Hang-ah tahu mengenai tanggal serangan Amerika ke Utara. Sekretaris Eun berkata sepertinya Hang-ah tidak tahu tanggal pastinya.
Sementara itu Hang-ah diterima dengan ramah oleh Komandan Tinggi Utara. Ia memuji Hang-ah atas rasa cintanya pada tanah air. Hang-ah tak menanggapi.
“Apakah kau pernah pernah mendengar Menteri Pertahanan Selatan mengatakan sesuatu? Khususnya mengenai ruang penyimpanan bom di mana keluarga kerajaan akan mengungsi jika terjadi perang,” tanya Komandan Tinggi.
“Apa kau sedang memancingku untuk mengatakan rahasia pertahanan mereka?” tanya Hang-ah tak suka.
k2h-00237 k2h-00241
“Bukankah ini perang?”
“Sebenarnya Selatan sangat besar hati. Walau kita yang memutus komunikasi, bukankah mereka terus aktif menghubungi kita? Kita juga seharusnya berkomunikasi dengan mereka dan mengadakan perundingan.”
Komandan Tinggi bertanya mengapa ia harus mendengarkan nasihat Hang-ah. Hang-ah berkata perang ini terjadi karena kesalahpahaman dari kedua belah pihak. Selatan tidak bermaksud berperang dengan Utara.
“Apa kau tahu apa yang dilakukan Lee Jae-ha begitu ia kembali? Ia mengumumkan peningkatan status perang ke tingkat 2. Apakah itu artinya ia ingin berperang?”
“Bukankah kita yang pertama kali mengumumkan perang?” Hang-ah meninggikan suaranya. “Sebagai seorang Raja ia hanya mengambil langkah waspada.”
“Komrad Kim Hang-ah!!” Komandan Tinggi berseru kesal. Ia menyindir rupanya Hang-ah tetap saja seorang wanita. Sekalinya jatuh cinta tidak bisa membedakan mana yang benar atau salah.
“Jika aku seperti itu apakah aku akan kembali ke Utara?” tanya Hang-ah. “Aku memiliki kesempatan untuk tinggal bersama kekasihku di Selatan. Tapi aku membuang semua itu dan datang ke sini!”
Komandan Tinggi mengusir Hang-ah. Ia tidak mau lagi berbicara dengan perwira yang membela Selatan. Hang-ah berkata ia hanya ingin menghindari perang. Ia sekali lagi meminta agar Komandan Tinggi membuka jalur komunikasi. Tapi Komandan Tinggi berkata hal itu sudah terlambat. Peluncur rudal telah disiapkan.
Hang-ah terkejut. Ia bertanya apakah Utara akan memulai serangan. Komandan Tinggi balik bertanya apakah mereka harus menunggu diserang terlebih dahulu.
k2h-00262 k2h-00267
Jae-ha menonton berita. Korut memberitakan akan menyerang Seoul dengan rudal. Mereka menyebut Jae-ha sebagai pengkhianat dan kroco Amerika. Di hari Amerika menyerang Pyeongyang, mereka juga akan menyerang Seoul dan menghabisi semuanya.
Sekretaris Eun masuk dan menanyakan apakah Jae-ha sudah siap dengan pidatonya. Saat ini rakyat benar-benar ketakutan mendengar Korut akan menyerang mereka. Ia meminta Jae-ha bersikap tegas untuk menenangkan rakyat. Jae-ha mengangguk. Setelah Sekretaris Eun pergi, Jae-ha mulai mengetik pidatonya.
“Aku dengan tegas meminta Amerika menjelaskan alasan untuk menyerang Korea Utara. Korea Utara juga harus menyingkirkan sikap militan mereka pada Korea Selatan dan secepatnya memulihkan jalur komunikasi. Jika Korea Utara bersikeras menyerang Seoul , kami Republik Korea akan melakukan segalanya…”
Jae-ha terdiam. Ia teringat saat-saat ia bersama Hang-ah. Saat pelatihan WOC,hingga Hang-ah menjadi tunangannya, Hang-ah selalu berada di sisinya untuk mendukungnya.
“….untuk membalas Korea Utara dengan menyakitkan.”
k2h-00290 k2h-00293
Hang-ah berbicara dengan ayahnya. Ia berkata sebenarnya ia tidak ingin berdebat dengan Komandan Tinggi tapi ia khawatir posisi ayahnya akan terpengaruh karena dirinya. Ayah Hang-ah hanya diam. Hang-ah mengungkapkan kekesalannya karena partai tidak mau berperundingan dengan Selatan.
“Hari Minggu nanti kau tidak ada acara kan?” tanya ayah Hang-ah, “Bagaimana dengan berlibur bersama Ayah ke luar negeri?”
Ia mengeluarkan dua lembar tiket pesawat tujuan Jerman. Ayah Hang-ah berkata dengan demikian ia bisa tetap tinggal bersama Hang-ah dan Jae-ha bisa sering-sering mengunjungi Hang-ah.
“Ayah, apa Ayah berpikir untuk mengasingkan diri?” tanya Hang-ah tak percaya.
k2h-00299 k2h-00307
Ayah Hang-ah berpendapat perang ini tidak terhindarkan lagi. Hang-ah bertunangan dengan orang Selatan, ia juga dianggap berpihak pada Selatan. Hidup mereka berdua akan melayang.
Hang-ah bertanya apakah partai Utara sudah pasti akan menyerang. Ayah Hang-ah berkata negara mereka hanya membela diri, Amerikalah yang….
“Aku tanya apakah partai sudah pasti akan menyerang?”
“Tentu saja! Apa kau tahu apa yang Lee Jae-ha katakan tadi pagi? Ia bilang Utara akan mendapat balasan yang menyakitkan. Dia jelas-jelas tahu kau ada di Utara, bagaimana ia bisa mengatakan hal seperti itu? Bukankah artinya ia bisa membunuhmu? Ketika aku mendengarnya aku hampir gila,” kata ayah Hang-ah kesal. Jika Hang-ah tidak mau ke Jerman, ia mengusulkan mereka pergi ke tempat di mana Jae-ha tak bisa menemukan mereka.
Hang-ah berkata Jae-ha mengumumkan itu hanya di depan umum karena ia seorang Raja. Tapi ayah Hang-ah berkata justru karena ucapan itu diucapkan di depan umum maka partai menganggapnya serius.
“Ketika aku mendengarnya, aku juga ingin memulai serangan seperti partai,” ujar ayah Hang-ah.
“Apa Ayah barusan berkata bahwa kita, Utara, yang akan memulai serangan?” tanya Hang-ah kaget. Ayah Hang-ah tak berani menatap puterinya. Sepertinya ia keceplosan bicara.
“Artinya kita akan melakukan serangan mendadak?” tanya Hang-ah.
k2h-00336 k2h-00339
Perdana Menteri Korsel sepertinya berpendapat sama. Ia ingin mulai menyerang lebih dulu. Sekretaris Eun bertanya apa untungnya memprovokasi pihak Utara dengan menyerang duluan.
“Tentu saja kita akan mendapatkan kemenangan! Kita bisa menang hanya dalam waktu 3 hari. Asalkan kita menggunakan bunker bom Amerika untuk menyerang fasilitas nuklir Utara,” kata Perdana Menteri.
Sementara itu Jae-ha menemui Komandan Selatan pendamping tim WOC. Komandan Selatan berkata jika Selatan berhasil mengebom fasilitas nuklir Utara, maka efek radiasi nuklirnya akan seperti Chernobyl. Bukan hanya Utara yang akan terkena dampaknya, tapi Selatan juga.
“Jika perang dimulai, berapa banyak kekalahan kita?”
“Dua ratus ribu tentara pada awal perang. Lima ratus warga di ibukota terluka atau mati. Jika berlangsung seminggu, Kematian tentara bisa mencapai sedikitnya 1 juta jiwa. Kematian warga bisa mencapai 5 juta jiwa. Kerugian kita sedikitnya mencapai 200 milyar dolar AS. Untuk memulihkannya sedikitnya membutuhkan 300 milyar dolar AS.”
“T-Tunggu sebentar,” Jae-ha kesulitan mencerna angka-angka tersebut saking tingginya. “Apa yang kaukatakan?”
“Ini berdasarkan statistik tahun 1994. Saat ini mungkin angkanya mencapai dua kali lipat. Bagaimanapun juga tim gabungan Amerika-Korsel pasti menang pada akhirnya, tapi Utara juga tidak akan tinggal diam. Baik Utara maupun Selatan akan kembali ke masa 40 tahun lalu, masa pembangunan. Banyak pria berusia di bawah 40 tahun yang gugur. Ini adalah kehancuran total negara kita,” Komandan itu menjelaskan. Jae-ha terhenyak mendengarnya.
(Aku senang ada seorang perwira berpangkat tinggi yang mengetahui akibat perang dengan jelas dan tidak menganjurkan perang sama sekali. Sama seperti Shi-kyeong. Mereka menjadi tentara bukan untuk berperang, tapi agar rakyat hidup tenang dan damai.)
k2h-00362 k2h-00365
Malam itu Jae-ha merenungkan perkataan kakaknya, Shi-kyeong, Bong-gu, dan Hang-ah.
Jae-kang: “Apa kau tidak tahu apa yang terus kukatakan berulang-ulang dalam pikiranku? Perdamaian. Tidak hidup dalam ketakutan akan perang.”
Shi-kyeong: “Tidak boleh menyerah. Karena kau…. seorang Raja.”
Jae-kang: “Kau harus bisa melewati batasan itu! Kau seorang keluarga kerajaan!”
k2h-00367 k2h-00368
Bong-gu: “Jika ada orang yang mati dalam perang, itu adalah kesalahanmu.”
Hang-ah: “Kau pasti akan menghentikan perang ini, bukan? Aku pergi agar aku bisa kembali bertemu denganmu.”
Pada saat yang sama, Hang-ah juga sedang memikirkan Jae-ha. Ia ingat Jae-ha berterima kasih karena Hang-ah ada di sisinya. Juga permintaan Jae-ha pada Hang-ah untuk mempercayainya. Terakhir Hang-ah ingat janji pertunangannya. Bahwa ia dan Jae-ha akan bersatu dan berusaha menghentikan perang.
k2h-00373 k2h-00374
Ting Tong! Bel pintu rumah Hang-ah berbunyi. Hang-ah membukanya. Seorang pria berkata ia baru saja pindah ke sebelah rumah Hang-ah kemarin dan memberikan sekotak kue tanda perkenalan. Hang-ah mengenali aksen pria itu dari Selatan dan dengan ramah menanyakannya, tapi pria itu menaruh kotak itu di tangan Hang-ah dan cepat-cepat pergi.
Hang-ah membuka kotak tersebut. Isinya bukan kue, melainkan kosmetik buatan Jae-ha, seperti yang pernah Jae-ha berikan untuk meminta maaf. Hang-ah tersenyum sedih.
Hang-ah melihat sebuah amplop besar di bawah kotak itu. Ia membukanya. Isinya adalah dokumen rencana serangan Amerika ke Utara.
k2h-00381 k2h-00383
Hang-ah pergi menemui Komandan Tinggi dan mengaku kalau ia menerima informasi penting dari Jae-ha. Komandan Tinggi menyuruh Hang-ah mengatakannya dengan ancaman Hang-ah tidak asal bicara.
Hang-ah berkata ia mendapat informasi mengenai waktu serangan Amerika ke Utara. Serangan itu diberi kode “Morning Calm” dan telah ditandatangani Presiden Amerika.
Komandan Tinggi tak sabar ingin mengetahuinya tapi Hang-ah ingin bernegosiasi. Ia akan memberitahu informasi itu asalkan Komandan Tinggi bersedia berunding dengan Selatan dan ia hadir dalam perundingan itu sebagai wakil dari Utara.
“Apa kau sedang tawar menawar denganku?” tanya Komandan Tinggi.
“Ya.”
k2h-00394 k2h-00398
Komandan Tinggi tertawa meremehkan dan bertanya apakah Hang-ah menawarkan diri sebagai wakil Utara karena mengetahui wakil dari Selatan adalah Jae-ha.
Ekspresi Hang-ah berubah. Tampaknya ia tidak tahu.
“Kau tidak tahu? Jika kau tahu, kau pasti lebih ingin pergi. Pertemuan sepasang kekasih setelah berpisah lama. Kupikir kau akan dipenuhi emosi nanti.” Dengan kata lain ia menolak Hang-ah sebagai wakil.
“Aku mengerti. Mari kita akhiri negosiasi ini,” sahut Hang-ah tenang.
Hang-ah beranjak pergi. “Oya, kita akan menyerang mereka pada tanggal 30 Mei, bukan? Kuberitahu satu hal. Pada saat itu, semuanya sudah terlambat,” kata Hang-ah.
“Tunggu!! Katakan tanggalnya maka aku akan mempertimbangkan kau menjadi wakil dalam perundingan itu.”
k2h-00409 k2h-00410
Hang-ah menghampiri Komandan Tinggi, “Bukankah setidaknya aku harus memiliki kartu As?” (bagaimana jika ia mengatakan tanggalnya dan Komandan Tinggi melanggar janjinya.)
Komandan Tinggi menganggap hal itu masuk akal. Sebagai gantinya, ia meminta Hang-ah merobek surat perjanjian Utara-Selatan untuk pertunangan Hang-ah dan Jae-ha. Itu adalah surat perjanjian asli dan satu-satunya di Korut.
“Kau akan menemui musuh, apa gunanya lagi surat pertunangan itu?” tantang Komandan Tinggi.
Dengan tenang Hang-ah mengambil surat itu dan merobeknya. Karena ia akan mewakili Utara, ia bertanya pada Komandan Tinggi sebenarnya apa yang Utara inginkan.
k2h-00419 k2h-00428
Komandan Tinggi meminta Selatan menurunkan status perangnya. Hang-ah berkata ia maju sebagai wakil Utara untuk mencegah terjadinya perang. Kalau hanya menurunkan status apa gunanya?
“Kalau begitu suruh Selatan dan Amerika menyerah.”
“Kita tidak akan berperang,” kata Hang-ah tegas.
“Kita dalam posisi berbahaya saat ini. Hal ini menyangkut nyawa warga negara, apa kau sanggup menanggungnya?!” bentak Komandan Tinggi.
Ia menyuruh Hang-ah menyerahkan dokumen informasi penyerangan Amerika ke Utara segera setelah perundingan berakhir. Hang-ah berkata dokumen itu ada di tempat yang hanya diketahui olehnya.
“Kalau begitu ayahmu akan berada di tanganku. Bukankah taruhannya akan meningkat setelah perundingan itu selesai?”
“Kau tidak boleh menggunakan ayahku.”
“Sepertinya ia masih menjadi Menteri Persatuan, setidaknya aku bisa memenuhi permintaan itu. Oya, kau tahu aku akan mengawasi perundingan itu melalui monitor, bukan?”
“Itulah yang kuinginkan. Dengan demikian kalian bisa mendengar langsung apapun yang Raja Selatan katakan. Lihatlah sendiri, dan kalian boleh menilainya lagi setelah itu,” kata Hang-ah.
k2h-00445 k2h-00452
Jae-ha telah tiba di tempat perundingan. Pertemuan itu diadakan 4 mata di ruangan tertutup, namun saat Jae-ha masuk ia melihat ruangan itu dipasang kamera dan ada tombol darurat di meja sebelah tempat duduknya. Jae-ha tidak tahu siapa perwakilan dari Utara.
Hang-ah bersiap untuk menemui Jae-ha sebagai perwakilan dari Utara. Ia menelepon ayahnya lebih dulu dan meminta maaf karena Komandan Tinggi menggunakan ayahnya untuk mengancamnya. Ayahnya tidak ambil pusing. Ia berkata Komandan Tinggi tidak akan melakukan apa-apa padanya. Ia meminta Hang-ah menemui Jae-ha dengan tenang. Bukankah mereka sudah lama tidak bertemu?
k2h-00460 k2h-00463
Ayah Hang-ah menutup teleponnya dan menarik nafas panjang. Ia masuk ke ruangan Komandan Tinggi dan ikut melihat perundingan itu melalui layar. Komandan Tinggi berkata Hang-ah sudah berubah banyak. Ayah Hang-ah membenarkan, Hang-ah sekarang bersikap lebih baik. Komandan Tinggi mendelik, jelas tidak setuju hehe..
Hang-ah memasuki ruang perundingan. Ekspresi Jae-ha berubah cerah begitu melihat Hang-ah. Kerinduan memenuhi matanya.
k2h-00475 k2h-00477
Walau Hang-ah merasakan hal yang sama, ia bersikap kaku dan formal terhadap Jae-ha. Awalnya Jae-ha bingung, tapi ia melihat alat dengar di telinga Hang-ah. Ia menyadari percakapan mereka diawasi.
Jae-ha menjabat tangan Hang-ah. Hang-ah menahan perasaannya untuk tidak memeluk Jae-ha (karena itu yang akan kulakukan dan orang-orang lain lakukan saat bertemu kembali dengan orang yang mereka cintai setelah berpisah lama apalagi di ambang kematian >,<). Mereka duduk di pihak berlawanan.
k2h-00484 k2h-00490
Komandan Tinggi memberi perintah agar Hang-ah memulai perundingan. Hang-ah membuka percakapan dengan basa basi formalitas mengapa perundingan ini diadakan. Jae-ha diam menatap Hang-ah.
“Mengapa kau meningkatkan status perang ke tingkat 2?” tanya Hang-ah.
Hening.
“Apa kau benar-benar berpihak pada Amerika untuk menyerang kami? Tidak, bukan?” (Hang-ah berusaha agar Jae-ha menjawab yang sebenarnya sehingga Komandan Tinggi bisa mendengar sendiri jawaban Jae-ha)
Hening.
k2h-00497 k2h-00498
Komandan Tinggi bertanya (melalui alat dengar) mengapa Hang-ah terburu-buru padahal Jae-ha hanya duduk dengan tenang di sana. Ia menyuruh Hang-ah menanyakan hal yang sudah ia perintahkan.
“Komrad Lee Jae-ha…”
“Kamera itu….apakah perundingan ini dilihat oleh orang yang memerintahkanmu?”
Hang-ah berkata bukankah Jae-ha sudah diberitahu kalau persyaratan dari pihak Utara harus dipenuhi bagaimanapun caranya. Termasuk kamera itu.
“Amerika Serikat telah memutuskan untuk menyerang pada tanggal 24 Mei. Apa kau sudah tahu?” tanya Jae-ha tenang.
“24 Mei?” Komandan Tinggi terkejut. Berarti waktunya kurang dari seminggu lagi. Ia memerintahkan penggeledahan rumah Hang-ah untuk mencari dokumen tersebut. Ayah Hang-ah dengan tenang mengeluarkan dokumen itu dari balik jasnya dan menyerahkannya pada Komandan Tinggi. Sepertinya Hang-ah memberikan dokumen itu pada ayahnya untuk jaminan agar ayahnya tidak dilukai.
k2h-00510 k2h-00513
“Mengapa kau menyebutkan tanggalnya,” kata Hang-ah kesal karena Jae-ha telah membuka kartu As-nya begitu saja. “Bukankah kau seharusnya membujuk Utara? Apakah kau sedang memicu perang?!”
“Apa yang ingin kaulakukan pada tanggal 24 Mei nanti?” tanya Jae-ha tenang. “Perang?”
“Komrad Lee Jae-ha!!” seru Hang-ah tak percaya.
“Aku berencana menikah pada hari itu,” kata Jae-ha, “Denganmu.”
Hang-ah, Komandan Tinggi, dan ayah Hang-ah sama-sama tak mengerti bisa-bisanya Jae-ha membicarakan pernikahan di saat perang kapan saja bisa terjadi.
k2h-00524 k2h-00527
“Bukankah kita memang merencanakan pernikahan sebelumnya? Kita hanya memajukan tanggalnya,” kata Jae-ha lagi.
Komandan Tinggi marah. Ia menyuruh Hang-ah keluar sekarang juga. Jae-ha hanya bermain-main, tak perlu lagi dipedulikan. Tidak ada perundingan lagi. Hang-ah duduk dengan gelisah.
Melihat sikap Hang-ah, Jae-ha tahu Hang-ah sedang diinstruksikan sesuatu.
k2h-00532 k2h-00538
“Bicara langsung padaku,” ujarnya menatap kamera, “Hang-ah bukan boneka. Ada telepon dan alat komunikasi lainnya. Kau bisa bicara langsung. Mengapa kau bersembunyi di balik Hang-ah dan membiarkannya menghadapi semua sendirian?”
Komandan Tinggi tak dapat berkata apa-apa.
“Aku benar-benar tak mengerti mengapa kau ingin menyerang kami? Apa kami yang menyerang kalian lebih dulu? Tidak, bukan? Jika kau tidak punya kepercayaan diri untuk bertempur maka jangan lakukan apapun. Mengapa kau selalu menyalahkan kami dan membuat masalah?” tanya Jae-ha.
Ayah Hang-ah mengangguk-angguk setuju.
k2h-00543 k2h-00547
Komandan Tinggi mengambil telepon dan menelepon Jae-ha ke telepon yang berada dalam ruangan itu. Jae-ha mengangkatnya dengan terus menatap kamera.
“Tidak mungkin kami melakukan serangan teroris ke Amerika!” bentak Komandan Tinggi.
“Begitu Amerika menyerang Pyeongyang, kau akan menyerang kami. Itu sama saja dengan serangan teroris!!” Jae-ha balas membentak.
Jae-ha menarik nafas panjang dan merendahkan suaranya.
“Baiklah, kalian semua akan mati. Kami juga akan mati. Amerika menyerang kalian dan kalian menyerang kami. Jika Cina ikut campur, apa kaupikir ada yang akan bisa bertahan hidup? Kedua negara akan hancur.”
Komandan Tinggi menyadari itu tapi apakah pernikahan akan menyelesaikan semuanya. Apakah Amerika akan menyelamati mereka dan mengharapkan mereka hidup bahagia begitu saja?
k2h-00563 k2h-00571
“Itu yang akan terjadi jika kami menikah diam-diam,” Jae-ha menatap Hang-ah, “Tapi jika Utara dan Selatan menikah pada saat yang sama, pernikahan itu akan menjadi saat penuh kebahagiaan. Lagipula, kita adalah satu-satunya negara yang terbagi di dunia ini. Cukup dengan mengumumkan pernikahan saja akan mendatangkan ucapan selamat dari banyak negara. Pada saat itu, saat pernikahan dilangsungkan (dan disaksikan semua orang di dunia), apakah mereka akan berani meluncurkan rudal? Tidak, mereka tak akan bisa menyerang tanpa alasan yang jelas.”
Komandan Tinggi tampak bimbang dan memikirkan perkataan Jae-ha. Jae-ha berkata ia mengusulkan ini bukan agar Korea Selatan saja yang hidup. Tapi Korea Utara juga. Agar Utara dan Selatan bisa hidup bersama.
Ayah Hang-ah berusaha membujuk Komandan Tinggi bahwa ini jalan keluar yang bagus untuk mereka. Komandan Tinggi meminta Hang-ah keluar dari ruangan. Ia berkata akan memikirkan usul Jae-ha lebih dulu. Tapi waktu sangat penting bagi mereka, dan Jae-ha tahu itu. Hang-ah bisa digunakan sebagai alat negosiasi oleh Utara jika perang sampai terjadi.
k2h-00589 k2h-00591
Jae-ha menekan tombol darurat. Perwira dari Utara dan Selatan menghambur masuk dan saling mengacungkan senjata. Young-bae dan Dong-ha berhadapan dengan senjata teracung tapi wajah mereka nampak ragu.
k2h-00596 k2h-00597
“Apa yang kaulakukan sekarang!!” seru Komandan Tinggi.
“Sekarang kita sudah dalam situasi berhadapan, “kata Jae-ha. “Jika kau menyetujui pernikahan kami, perintahkan perwiramu menurunkan senjata setelah 5 menit. Jika tidak, tembak aku di sini.”
“Komrad Lee Jae-ha!” protes Hang-ah. Komandan Tinggi dan ayah Hang-ah terkejut.
k2h-00607 k2h-00610
“Dan lagi jika perundingan ini gagal, kalian tetap akan menyerang kami. Mati sekarang atau nanti, apa bedanya? 5 menit lagi,” kata Jae-ha. Ia menutup teleponnya.
Ruangan itu dipenuhi ketegangan.
“Young-bae, kau penembak jitu, bukan?” tanya Jae-ha. “Tolong tembak tepat di sini.” Jae-ha menunjuk dahi di antara kedua matanya.
k2h-00615 k2h-00622
5 menit telah usai. Jae-ha menelepon Komandan Tinggi dan menanyakan keputusannya. Komandan Tinggi tidak menjawab.
“Sepertinya belum,” kata Jae-ha, “Jadi, ini perang.”
Hang-ah menatap Jae-ha. Ayah Hang-ah menunduk.
“Tembak,” Jae-ha memerintahkan Young-bae untuk menembaknya. Karena Komandan Tinggi menginginkan perang maka ia akan mendapatkannya. Jika Raja Korea Selatan ditembak satu kali saja oleh Utara, hal itu sudah bisa menimbulkan perang.
“Awas kalau kau menembak,” Dong-ha memperingatkan.
Young-bae jadi gemetar dan berusaha berkata pada Komandan Tinggi. Tapi Hang-ah mengambil senjata itu dari Young-bae.
Ia menghampiri Jae-ha dan mengarahkan senjatanya ke dahi Jae-ha. Dong-ha mengarahkan senjatanya ke pelipis Hang-ah. Jae-ha tak bergeming. Ia menatap Hang-ah.
k2h-00652 k2h-00657
“Haruskah aku menembak?” tanya Hang-ah pada Komandan Tinggi. “Kenapa? Apa kau pikir karena ia tunanganku maka aku tak berani menembak? Setelah aku membunuhnya, aku bisa membunuhku diriku sendiri.”
“Komrad Kim Hang-ah,” protes Young-bae.
“Aku….akan segera menyusulmu, Komrad Lee Jae-ha,” kata Hang-ah pada Jae-ha. Mereka saling menatap dengan penuh cinta.
Ijinkan aku mengambil pepatah Dee: jika pandangan bisa membunuh, semua orang di ruangan telah terkapar^^
k2h-00672 k2h-00676
Hang-ah mengokang senjatanya dan siap menarik pelatuk, termasuk Dong-ha.
“Aku akan memutuskan!” seru Komandan Tinggi.
Semua diam tak bergerak.
“Kau akan membantu kami, bukan?” tanya Komandan Tinggi.
“Tentu saja,” jawab Jae-ha, tersenyum lega.
Komandan Tinggi dan ayah Hang-ah terduduk lemas. Nampaknya usia mereka tidak sanggup lagi menahan ketegangan. Gimana kalau perang ya >,<
k2h-00681 k2h-00692
Hang-ah menurunkan senjatanya dengan tangan gemetar. Jae-ha mengambil senjata itu dari tangan Hang-ah dan memeluknya erat-erat. Akhirnya semua bisa bernafas lega.
k2h-00698 k2h-00700
Well…kecuali si gila Bong-gu. Ia melihat berita perdamaian dari Korea Utara yang menantang Amerika menyerang hati mereka yang saat ini dipenuhi cinta. Hihihi… berita yang aneh :p
Bong-gu menelepon Direktur Amerika dan menanyakan perubahan ini. Direktur itu berkata Jae-ha telah berhasil membujuk Utara dengan nyawanya.
“Tapi kalian tetap akan menyerang mereka kan? Tanggal 24 Mei?”
“Mereka akan menikah pada hari itu. Di perbatasan.”
“Kalau begitu langsung saja serang mereka di sana. Bunuh mereka semua.” Bong-gu benar-benar kehabisan akal rupanya.
Direktur itu marah. Bong-gu berteriak agar Direktur itu menyerang Korea. Ia mengancam akan mengungkapkan kalau Direktur itu menerima suap dari Klub M. Direktur itu tak tahan lagi diperintah oleh Bong-gu. Ia berkata silakan saja Bong-gu mengungkapkan semuanya, dan lagi ia telah hampir kehilangan pekerjaannya karena hal ini.
k2h-00722 k2h-00724
Iring-iringan mobil Jae-ha berhenti di gerbang daerah bebas militer. Para wartawan segera mengerumuninya. Jae-ha tidak bisa lewat karena gerbang itu dihalangi portal.
Seorang tentara PBB berkata gerbang itu ditutup karena perang dalam status tingkat 2. Jae-ha bertanya apakah ia tidak tahu dari berita kalau ia akan menikah hari ini. Itulah sebabnya ia hendak ke Utara.
Perwira itu terus saja mengoceh bahwa mereka dalam status perang tingkat 2. Jae-ha tidak mempedulikannya dan memerintahkan iring-iringannya untuk maju.
Tapi portal penghalang belum dibuka. Tentara PBB tadi berlari berteriak-teriak agar Jae-ha tidak diperbolehkan lewat. Jae-ha mengangguk pada perwira Korea penjaga perbatasan. Perwira itu mengangguk dan membuka portal.
Iring-iringan Jae-ha pun bisa lewat. Perwira itu bahkan sempat memberi ucapan selamat pada Jae-ha. Jae-ha tersenyum. Sekretaris Eun terus menerus ditelepon Amerika mengenai perkembangan selanjutnya.
Jae-ha berkata biarkan saja Amerika melihat, bukankah mereka telah menerima undangan. Ia juga sudah mengumumkan bahwa mereka memohon restu dari semua orang. Jika Amerika begitu penasaran, biarkan saja mereka melihatnya melalui CNN. Jae-ha dan Sekretaris Eun tertawa.
k2h-00738 k2h-00743
Hang-ah sedang dirias. Ia mengenakan hanbok yang cantik. Hang-ah tersenyum melihat dua perwira dari Utara dan Selatan mengobrol bersama. Untuk itulah pernikahan ini diadakan.
k2h-00746 k2h-00748
Ayah Hang-ah begitu gembira di hari bahagia puterinya. Hang-ah bertanya bagaimana reaksi dari Amerika. Ayah Hang-ah meminta Hang-ah tidak mengkhawatirkan hal itu, bahkan Cina telah menarik mundur pasukannya.
Ayah Hang-ah berkata melihat ke jendela. Ia berkata biasanya pesta pernikahan lebih besar dari pesta pertunangan, tapi apa-apaan ini? Hang-ah berkata pernikahan ini begitu mendadak hingga persiapannya terburu-buru.
“Tidak apa-apa,” Hang-ah menenangkan.
“Ini juga peristiwa sekali seumur hidup,” kata ayahnya. Senyum tak lepas dari wajah tuanya.
Hang-ah memeluk ayahnya. Ia meminta maaf.
“Aku benar-benar puteri yang buruk, bukan?” tanyanya.
“Asalkan kau hidup dengan baik, Ayah tidak apa-apa,” ayah Hang-ah menepuk puterinya. Ia melepaskan pelukan dan berkata seandainya saja ibu Hang-ah bisa ada di sini. Keduanya tertawa.
k2h-00761 k2h-00764
Ayah Hang-ah berjalan ke jendela, pura-pura mengamati situasi di luar. Diam-diam ia menghapus air matanya.
k2h-00767 k2h-00775
Jae-ha menerima ucapan selamat dari Amerika melalui pesan video. Juru Bicara Gedung Putih mengucapkan selamat sekaligus menyatakan kalau mereka mendukung sepenuhnya perdamaian dan mereka tidak pernah berniat menyerang Korea Utara seperti yang diberitakan. Jae-ha tersenyum. Perang telah dihentikan.
k2h-00776 k2h-00779
Jae-ha dan Hang-ah berjalan dari arah berlawanan. Hang-ah dari Utara, Jae-ha dari Selatan. Mereka bertemu di garis perbatasan Utara-Selatan. Jae-ha melangkah ke Utara dan keduanya membungkuk ke Selatan. Lalu keduanya melangkah ke Selatan dan membungkuk ke Utara.
k2h-00788 k2h-00787
Pernikahan Utara-Selatan. Jae-ha mengangkat mempelainya dan semua orang bertepuk tangan gembira.
k2h-00792 k2h-00802
Bagaimana dengan Bong-gu? Ia akhirnya diadili dan seluruh tuntutannya dikabulkan. Sebagai penjahat anti-kemanusian yang telah melakukan kekerasan, penyiksaan, dan pembunuhan, Bong-gu dihukum penjara seumur hidup.
Jae-ha menemui Bong-gu di penjara. Ia berdiri di luar sel Bong-gu.
“Terima kasih karena bersedia menemuiku secara langsung,” kata Jae-ha.
Bong-gu menoleh, ia menyindir Jae-ha pasti merindukanya hingga mengunjunginya di tempat seperti ini.
“Aku menang. Bukankah segalanya hampir berakhir sebelum perang meletus? Kau takut, bukan?”
Jae-ha hanya menatap Bong-gu. Entahlah…..mungkin ada sedikit rasa kasihan pada orang penuh khayalan seperti Bong-gu.
“Kau akan menderita trauma besar. Mendengar suara petasan saja akan membuatmu terkejut. Suara sirine akan membuatmu gemetar ketakutan. Hanya orang Korea yang bisa merasakan hal itu. Hanya negara yang pernah mengalami perang yang mengerti hal ini. Jadi kalia semua akan terus merasa tidak aman. Karena kaliam takut masa lalu akan terulang kembali. Kau akan memberli lebih banyak senjata dan meningkatkan keamanan,” Bong-gu mengoceh sambil tersenyum. Berusaha mengintimidasi Jae-ha.
k2h-00818 k2h-00819
“Bukankah kami berhasil menghentikannya?” kata Jae-ha tersenyum. “Aku…kami…telah memiliki kepercayaan diri karena dapat mencegah terjadinya perang. Katanya perang adalah hal paling menakutkan di dunia ini. Kami berhasil mencegahnya, apalagi yang tak dapat kami lakukan? Terima kasih karena telah membuat kami lebih kuat.”
Bong-gu tersenyum kesal. Jae-ha pergi dari sana sementara Bong-gu terus berteriak-teriak.
“Kau pikir kau telah menang dengan memenjarakanku? Klub M masih ada! Walau namanya diubah, walau pemimpinnya diganti, Klub M tetaplah Klub M! Mereka akan terus mengancam kalian! Menghancurkan kalian! Utara dan Selatan akan terpisah sebelum 5 tahun! Terpisahkan!”
Jae-ha sempat berhenti mendengar kata-kata Bong-gu tapi ia meneruskan dan tidak mempedulikannya lagi.
k2h-00831 k2h-00832
Empat tahun berlalu….
Jae-ha menerima perwira-perwira dari Utara yang akan mengikuti pelatihan tim gabungan Utara-Selatan untuk WOC ke-5 (Jae-ha dkk mengikuti WOC ke-3). Jae-ha melihat ketiga peserta itu semuanya pria.
Jae-ha menoleh pada Dong-ha, Young-bae, dan Kang-seok yang bertugas melatih tim WOC kali ini. Ia bertanya apakah kali ini tidak ada wakil perwira wanita dari Utara. Kang-seok menjawab mereka memutuskan kali ini perwira wanita dipilih dari Selatan.
Jae-ha mendekati Young-bae dan berbisik kalau gadis-gadis dari Selatan juga cantik-cantik.
k2h-00837 k2h-00844
“Berusahalah sebaik-baiknya sambil berlatih,” bisik Jae-ha.
“Aku sudah melihatnya,” sahut Young-bae memalingkan wajahnya.
“Ada apa dengannya?” tanya Jae-ha pada Dong-ha, “Apa ia sudah menentukan pilihannya pada seseorang?”
“Akhir-akhir ini ia tidak normal. Ia bilang ia tidak bisa mendisiplinkan mereka karena mereka terlalu cantik,” jawab Dong-ha. Hahaha :D
k2h-00852 k2h-00855
Jae-ha tertawa geli. Young-bae tertunduk malu, sementara Kang-seok melotot pada Young-bae. Akhirnya penggemar SNSD muncul lagi, kok dia ngga keliatan ya di episode-episode sebelum ini^^
Jae-ha mempersilakan para perwira Utara yang akan mengikui WOC pergi ke ruang sebelah. Karena mereka telah lama tidak berkumpul, Jae-ha mengajak mereka minum setelah ia selesai.
“Tidak semuanya…” kata Young-bae sedih.
“Bukankah kita tadi pergi ke makamnya dan menuangkan minuman? Minuman sebanyak itu sudah cukup untuk membuat Komrad Eun Shi-kyeong mabuk.”
“Tidak hanya mabuk, ia bertaruh ia sudah terkapar duluan,” ujar Jae-ha. Jelas mereka masih merindukan Shi-kyeong dan mengingatnya dalam hati mereka.
k2h-00870 k2h-00874
Jae-shin duduk di tembok kota tempat ia pernah duduk bersama Shi-kyeong. Ia sudah kembali menjadi Jae-shin yang dulu. Ceria dan mandiri. Ia bertanya-tanya mengapa tidak ada bintang hari ini.
“Apakah karena hari ini mendung?” tanya Jae-shin pada burung beonya.
“Besok aku akan mengikuti kencan buta. Apa yang harus kulakukan? Pergi atau tidak? Kudengar ia cukup tampan,” celoteh Jae-shin. Ia membayangkan Shi-kyeong duduk di sampingnya.
“Pergi dan temui dia,” ujar Shi-kyeong.
“Apa kau marah?” tanya Jae-shin.
“Tidak, pergilah dan temui dia,” kata Shi-kyeong tersenyum.
k2h-00886 k2h-00887
“Aku tidak berani mengatakan kalau aku hanya akan memikirkan Eun Shi-kyeong sepanjang sisa hidupku hingga aku mati.”
“Kau tidak bisa melakukannya,“ Shi-kyeong menyetujui.
“Tapi kau akan terus di hatiku. Seperti bayangan,” kata Jae-shin. Mereka tersenyum.
k2h-00898 k2h-00900
Sebenarnya Jae-shin masih duduk di kusi roda. Ia menatap tembok kota itu, yang menjadi kenangannya bersama Shi-kyeong. Namun Jae-shin tidak larut dalam kesedihan. Ia berhasil bangkit, seperti yang diinginkan Shi-kyeong.
k2h-00901 k2h-00902
Ayah Hang-ah menerima kiriman foto cucunya, putera Hang-ah dan Jae-ha. Terlihat sekali kalau ayah Hang-ah sangat memuja cucunya ini. Ia kakek yang sangat bahagia. Untunglah teknologi sudah canggih hingga mereka bisa menelepon sambil bertatap muka^^
k2h-00921 k2h-00923
Hang-ah menghadiri pembukaan cabang bank selatan pertama di Utara. Ia seharusnya meresmikan pembukaan bank bersama itu bersama Jae-ha tapi Jae-ha datang terlambat.
Setelah empat tahun menjadi Ratu, tentu saja Hang-ah sekarang terbiasa menghadapi media. Ia tetap tersenyum walau Jae-ha belum datang juga.
Akhirnya Jae-ha tiba. Hang-ah menarik nafas lega. Ia berbisik menyindir Jae-ha datang kepagian. Jae-ha berbisik tempatnya terlalu jauh. Keduanya menggunting pita dan meresmikan bank itu.
k2h-00932 k2h-00935
Tiba-tiba seorang anak menerobos kerumunan dan berteriak “Ayah!”
Jae-ha menggendong puteranya. Dayang kerajaan meminta maaf karena Putera Mahkota melepaskan diri dari pegangannya.
“Putera Mahkota mewarisi kemampuan atletik Ratu,” ujar Jae-ha pada para wartawan.
Para wartawan memuji Putera Mahkota yang tampan, anggun dan berkelas. Persis seperti Jae-ha waktu kecil.
“Eomani!” tiba-tiba Putera Mahkota memanggil ibunya dengan dialek Utara (Selatan memanggil ibu dengan Eomeoni). Ups… Hang-ah langsung menutup mulut anaknya, dan tersenyum polos. Terlambat, para wartawan itu telah mendengarnya.
k2h-00944 k2h-00951
Segera saja hal itu menjadi pemberitaan. Ada yang mengusulkan agar Putera Mahkota dikirim bersekolah ke luar negeri sebelum terlambat. Rakyat Selatan mengkhawatirkan Putera Mahkota yang dididik oleh ibu dari Utara.
Keluarga kerajaan menyaksikan berita itu. Ibunda Raja berkata mereka tidak usah mempedulikan berita itu. Hang-ah meminta maaf.
“Tidak, kau tidak perlu meminta maaf. Semua akan baik-baik saja jika mereka telah puas berbicara,” kata Ibunda Raja.
k2h-00957 k2h-00958
Jae-ha mendengarkan dengan wajah serius. Ia berkata ia ingin berbicara dengan Hang-ah. Ibunda Raja mengangguk dan meninggalkan mereka.
Jae-ha menatap Hang-ah dan puteranya, lalu mulai tertawa. Hang-ah ikut tertawa, ia berkata ia hanya mengatakan kata itu satu kali. Tak disangka Putera Mahkota mengingatnya (IQ 187??).
“Ia seperti Hang-ahku yang cantik. Bahkan caranya berbicara sangat manis,” kata Jae-ha.
“Putera Mahkota kami akan seperti Ayahnya, dan menjadi Raja yang hebat,” kata Hang-ah sambil memeluk puteranya dengan penuh kasih sayang. Jae-ha tersenyum melihat keduanya. Happy royal family^^
  k2h-00974 k2h-00975
Jae-ha mendapat telepon dari Sekretaris Eun. Ternyata media asing juga membesar-besarkan masalah ini. Jae-ha merasa geli, orang-orang itu bahkan tidak bisa membedakan “eomeoni” dengan “eomani”. Jae-ha melihat bahwa Lion Dregs (aku baca terjemahan dreg adalah sampah??) dari Perkumpulan M sedang mencari-cari kesalahan lagi. Sepertinya Lion Dregs ini pengganti Bong-gu dan Perkumpulan M adalah nama lain dari Klub M.
Jae-ha meminta Sekretaris Eun mempersiapkan konferensi pers. Ia akan menjelaskan kesalahpahaman ini. Sekretaris Eun menyarankan agar Jae-ha mengabaikan masalah ini. Tapi Jae-ha tahu parlemen juga membuat proposal untuk penjelasan masalah ini. Jika diabaikan, mereka akan membuat keributan agar bisa memisahkan Jae-ha dengan Hang-ah.
“Walaupun begitu, itu hanyalah segelintir orang. Mereka tidak pernah berencana untuk mendengar penjelasan Yang Mulia maupun Ratu. Mereka memang menentang kalian sejak awal, ” kata Sekretaris Eun.
“Tapi orang-orang itu juga rakyatku. Walau hanya tersisa satu orang lagi yang belum bisa menerima Hang-ah, aku tetap akan menjelaskan padanya sampai akhir,” kata Jae-ha tersenyum. Ia lalu kembali ke meja kerjanya.
Sekretaris Eun melihat Jae-ha dan tersenyum bangga.
k2h-00981 k2h-00987
Jae-ha dan Hang-ah bersiap memasuki ruang konferensi pers.
Jae-ha: “Situasinya tidak terlalu baik. Terdapat percikan di mana-mana.”
Hang-ah: “Jika kita menggunakan dialek (Utara) lagi, maka bisa mencetuskan perang.”
Jae-ha: “Tapi kita bahkan bisa menghentikan perang.”
Hang-ah: “Benar, kita bisa melakukannya selama kita tidak menyerah.”
Pintu dibuka. Mereka menatap kerumunan orang dan kilatan lampu yang menanti mereka.
k2h-00997 k2h-00998
Jae-ha: “Apa kau siap?”
Hang-ah: “Ya.”
Keduanya berpegangan tangan.
“Aku mencintaimu,” kata Jae-ha. Hang-ah menoleh. Keduanya tersenyum.
k2h-01004k2h-01003 
“Ayo…..”
Mereka memasuki ruang konferensi dengan penuh percaya diri.
k2h-01009 k2h-01010

source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/06/sinopsis-king-2-hearts-episode-20-end.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment