Monday, December 03, 2012

Sinopsis King 2 Hearts Episode 7


MP-00309
Hang-ah dan Jae-ha sama-sama gugup, menanti apa yang akan akan terjadi setelah mereka tertangkap basah. Mereka dipisahkan dalam ruang berbeda.
Jae-ha gelisah menanti kakaknya datang. Ketika pintu dibuka, ia cepat-cepat berkata, ”Kak, apa yang kaulihat tadi…”
Jae-ha kaget saat melihat ternyata bukan kakaknya yang masuk melainkan ayah Hang-ah. Jae-ha langsung menunduk seperti anak sekolah yang akan dihukum. Hang-ah juga kaget saat melihat Raja yang menemuinya.
MP-00011MP-00003 
Jae-kang mempersilakan Hang-ah. Dengan lembut ia bertanya apakah Hang-ah begitu menyukai Jae-ha. Hang-ah menunduk malu.
“Terima kasih, Nona Kim Hang-ah.”
Mendengar itu, pelan-pelan Hang-ah mengangkat kepalanya. Jae-kang meminta maaf pada Hang-ah. Karena Jae-ha, Hang-ah pasti banyak menderita.
“Bukan begitu, aku tidak apa-apa,” kata Hang-ah.
Jae-kang berkata setelah pertunangan segalanya akan menjadi lebih sulit. Pihak Utara dan Selatan tidak terlalu saling mengenal dan mengerti satu sama lain. Setiap orang mungkin berkomentar tidak baik mengenai Hang-ah. Salah paham dan bahkan dengan agresif menentang Hang-ah. Apakah itu tidak apa-apa?
“Apakah kau ingin aku menanggung sebagian dari bebanmu?” tanya Jae-kang sambil tersenyum, “Hanya sampai kau terbiasa dengan tempat ini. Sampai Jae-ha bersikap lebih dewasa. Kau bisa berlindung di belakangku untuk sekarang.“
Hang-ah terharu mendengar perkataan Jae-kang. Jae-kang berkata walau ia terlihat bukan apa-apa bagaimanapun ia adalah seorang Raja, jadi setidaknya ia memiliki kekuasaan.
“Aku adalah perisai yang sangat cocok,” katanya.
Hang-ah bertanya apakah tidak apa-apa jika ia yang menjadi pendamping Jae-ha.
“Karena kau orangnya, semua akan baik-baik saja,” sahut Jae-kang yakin. Hang-ah tersenyum penuh haru T_T
MP-00023 MP-00025
Sementara itu Jae-ha sedang diinterogasi ayah Hang-ah. Ayah Hang-ah bertanya apakah Jae-ha melakukannya (mencium Hang-ah) karena menyukai Hang-ah atau hanya bermain-main saja.
“Aku…sebenarnya….kami sedikit mabuk,” jawab Jae-ha gugup.
“Ketika keluarga kerajaan Korea Selatan mabuk, apakah mereka terbiasa memeluk wanita?”
“Bukan, bukan seperti itu. Seperti yang Anda lihat, itu karena suka sama suka.”
Ayah Hang-ah berkata ia sudah lama tahu perasaan puterinya (yang menyukai Jae-ha). “Tapi Pangeran Lee Jae-ha, apakah Pangeran menyukai puteriku atau tidak?”
Jae-ha tak bisa menjawab pertanyaan ayah Hang-ah.
MP-00039 MP-00043
“Aku mengerti. Aku harus segera kembali dan melapor pada atasanku. Pangeran Korea Selatan mabuk, insting hewannya mengambil alih, dan mempermainkan seorang gadis Utara. Aku akan segera kembali dan melapor pada partai.”
Jae-ha buru-buru memegangi kaki ayah Hang-ah dan berkata bukan seperti itu maksudnya. Ia berusaha membujuk ayah Hang-ah dengan tatapan memohon. Tapi ia tahu ia sudah kalah.
Aku tahu Jae-ha masih belum juga mau mengakui perasaannya pada Hang-ah. Tapi terus terang aku lebih suka jika ayah Hang-ah mengancam akan membawa Hang-ah pulang ke Utara dan tidak akan pernah kembali lagi ke Selatan. Dengan begitu, perasaan Jae-ha akan terlihat.
MP-00046MP-00047
Berita pertunangan segera memenuhi negara itu. Pernak-pernik dengan foto Jae-ha dan Hang-ah tersebar di mana-mana. Di topi, di bantal, tas, bahkan bus. Para pakar memberikan analisis mereka mengenai pernikahan lintas negara itu. Ada yang memberikan tanggapan positif, ada pula yang negatif.
Hang-ah telah diberi visa untuk memasuki Korea Selatan. Dan setelah menjalani pelatihan keluarga kerajaan selama 3 bulan di istana, ia akan diberi kewarganegaraan Korea Selatan secara penuh. Dengan demikian Hang-ah akan menjadi orang pertama yang memiliki dua kewarganegaraan Korea.
 MP-00053 MP-00057
Ayah Hang-ah menyaksikan perkembangan berita pertunangan puterinya melalui berita TV.
Seorang ahli horoskop di TV menjabarkan prospek pasangan itu dilihat melalui horoskop mereka. Menurutnya, mereka berdua sangat cocok. Sementara seorang shaman berkata sang wanita (Hang-ah) sangat berbahaya. Mereka dikelilingi oleh api. Api itu tidak hanya membakar mereka tapi juga sekeliling mereka. Jika terjadi demikian, sang pria (Jae-ha) harus memberi dukungan. Tapi pria itu tidak memiliki kemampuan untuk memberi dukungan pada sang wanita. Shaman itu berkata keduanya tak memiliki masa depan.
Ayah Hang-ah sedikit cemas memikirkan apa yang akan dihadapi puterinya di Selatan. Ia menemui Jae-ha untuk berpamitan. Jae-ha mempersilakan calon ayah mertuanya untuk berpamitan dengan Hang-ah yang ada di kamar sebelah. Tapi ayah Hang-ah mendadak bersujud memberi penghormatan pada Jae-ha, seperti pada jaman Joseon.
Jae-ha terkejut dan segera memintanya berdiri. Tapi ayah Hang-ah tetap menunduk. Jae-ha memberi isyarat agar para pengawal meninggalkan ruangan (pada saat seseorang menyembah seperti itu, ia sedang merendahkan dirinya. Jae-ha tidak ingin hal ini dilihat orang lain karena akan mempermalukan ayah Hang-ah).
MP-00062 MP-00068
“Pangeran, aku tidak tahu banyak mengenai kebiasaan menyebut gelar. Jadi aku tidak tahu bagaimana cara yang benar untuk memanggil Pangeran.”
Jae-ha berkata ini bukan jaman Joseon jadi tidak perlu bersikap terlalu formal. Tapi, ayah Hang-ah melakukan ini bukan sebagai pejabat pejabat Utara. Ia sekarang adalah seorang ayah yang hendak melepas puterinya untuk memasuki keluarga kerajaan.
“Puteriku, Kim Hang-ah, sebenarnya adalah anak yang sangat malang. Ibunya meninggal saat ia dilahirkan. Ia tumbuh tanpa kasih seorang ibu. Walau begitu, sejak kecil, dengan tangan-tangan mungilnya ia membuat makan malam dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Setiap kali ada waktu ia akan bermanja-manja padaku. Kadang sebagai anak laki-laki, kadang sebagai anak perempuan. Dengan kata lain, dia adalah segalanya bagiku,” kata ayah Hang-ah sambil menangis, “Dia seorang yang sangat patuh. Asalkan Pangeran mengajarinya, ia akan belajar dengan baik. Jadi, tolong…”
Ayah Hang-ah kembali memberi hormat dengan berlutut dan membungkuk dalam-dalam. Kali ini Jae-ha tak menghalanginya. Ia mengerti ayah Hang-ah sedang memintanya untuk menjaga Hang-ah dengan baik.
MP-00075 MP-00088
Hang-ah melihat kepergian ayahnya dari jendela. Ayahnya tak menemuinya untuk berpamitan. Ia hanya melambaikan tangan seolah kepergiannya bukan hal besar. Hang-ah menangis membaca pesan sms yang dikirim ayahnya.
“Kau harus mematuhi peraturan Selatan tanpa syarat. Mulai sekarang kau adalah bagian dari Selatan.”
“Ayah…aku minta maaf. Ayah…” isak Hang-ah.
MP-00093 MP-00100
Makan malam pertama Hang-ah bersama keluarga kerajaan terasa canggung. Walau Hang-ah anak pejabat Utara tapi kebiasaan dan tata krama di sana jauh berbeda dengan Selatan, apalagi dengan keluarga kerajaan. Ia mengamati dan mencoba mengikuti kebiasaan mereka.
Ibunda Raja bertanya apakah Hang-ah menyukai makanannya. Hang-ah menjawab dengan sopan kalau makanannya enak.
“Ibu, nasinya harum bukan? Ini adalah ginseng khusus yang dikirim dari Utara, lalu dicampur dengan beras,” Jae-kang membuka percakapan.
“Ahh..pantas harum sekali. Tapi mereka tidak punya banyak uang, jadi kenapa mereka mengirimnya?” tanya Ibunda Raja tanpa sadar kalau ucapannya bisa menyinggung Hang-ah.
“Benar, bukannya kami tidak mengerti keadaanmu (di Utara). Di masa yang akan datang tidak perlu mengirimnya lagi,” sambung Jae-ha. Hang-ah melirik Jae-ha dengan kesal.
“Oya, apakah mereka sudah menerima 100 lemari pendingin yang kami kirim? Tapi apakah tidak terlalu berkilau jika ditaruh di rumah? Berkilau…berkilau…berkilau…,” kata Jae-ha tanpa mempedulikan perasaan Hang-ah.
Jae-kang menendangi kaki Jae-ha. “Aku tahu…berhentilah menendang,” kata Jae-ha pada kakaknya. Untunglah Hang-ah sudah terbiasa dengan gaya bicara Jae-ha yang seenaknya.
MP-00114 MP-00116
Ibunda Raja menanyakan garis leluhur Hang-ah. Hang-ah kebingungan. Jae-kang menjelaskan, di Korea Utara mereka tidak memiliki garis seperti itu. Ibunda Raja ternganga.
Sedikit info, Korea Selatan sangat menganggap penting garis keturunan mereka. Pada jaman Joseon, keluarga-keluarga bangsawan yang berjasa diberi penghargaan dan lama-lama mereka membentuk klan. Nama keluarga menunjukkan klan mereka (kadang status sosial mereka juga), yang mendominasi adalah marga Kim, Park, Lee, Kang, dan Cho. Adat melarang pernikahan dari klan yang sama. Tak peduli mereka saudara sangat jauh sekalipun. Karena itu setiap keluarga menyimpan catatan garis keturunan hingga ratusan tahun leluhur mereka untuk mencegah terjadinya pernikahan sesama klan. Hingga saat ini mereka masih bisa menyebutkan dan membanggakan jasa dan kebesaran klan mereka.
“Apakah benar kau tidak punya?” tanya Jae-ha penasaran.
Hang-ah menjelaskan walau begitu mereka tetap berdoa pada leluhur mereka karena mereka percaya para leluhur memiliki kedudukan dan jasa masing-masing. Untunglah Ibunda Raja mengerti dan tidak mempermasalahkannya. Jae-kang tersenyum senang. Sayangnya, Hang-ah salah mengerti ucapan calon ibu mertuanya. Ia kira ibu mertuanya membicarakan senam pagi.
MP-00127 MP-00128
“Sayangnya kami tidak melakukan olahraga pagi maupun gerakan 1000 pinggul. Aku baru mendengarnya ketika pertama kali tiba di sini,” kata Hang-ah tertawa. Walau bingung, yang lain mengangguk.
“Tapi kau kan memiliki olahraga Chollima (berkuda ribuan mil), apakah itu tidak sama?” tanya Jae-ha.
Hang-ah melirik Jae-ha dengan tatapan mautnya. Ibunda Raja melihatnya dan terlihat khawatir (bagaimanapun juga Hang-ah adalah tentara dari unit khusus).
MP-00139 MP-00138
“Ibu, lihat betapa menakutkannya dia,” bisik Jae-ha.
“Tidak, tidak, ia tidak menakutkan,” sahut Ibunda Raja cepat, “Ia akan menjadi menantuku, mana mungkin aku takut?”
Hang-ah tersenyum senang dan memuji wajah Ibunda Raja yang kulitnya mulus dan awet muda. Dan juga pelit.
Semua tertegun mendengar kata-kata terakhir Hang-ah. Dengan wajah polos, Hang-ah mengamati reaksi lainnya.
“Apa katamu? Ibuku pelit?” tanya Jae-ha tak percaya.
“Eh? Aku mengatakan ia orang yang ceria,” kata Hang-ah bingung.
Jae-shin segera menangkap letak kesalahannya. Dialek. Dialek Hang-ah membuat orang salah mengerti ucapannya. Jae-ha tertawa, “Sudah kubilang ia seorang huh-dang bukan?” (Huh-dang adalah julukan bagi Lee Seung-gi di acara 1Night 2 Days, artinya orang yang berbeda cara berpikirnya dengan orang lain hingga seringkali dianggap kurang tanggap atau lemot).
MP-00156 MP-00165
Seorang pelayan tak bisa menahan tawanya. Ibunda Raja melihat hal itu dan terlihat tidak senang.
Ibunda Raja memanggil kepala pelayan istana. Ia berkata bagaimanapun Hang-ah akan menjadi menantunya jadi bagaimana bisa mereka menertawakannya seperti itu.
“Dia datang ke sini sendirian, pasti dia merasa kesepian. Itulah sebabnya kita harus memperlakukannya dengan lebih baik.” katanya. Ibunda Raja ternyata sangat pengertian.
MP-00172 MP-00175
Hang-ah memulai pelajaranya. Yang pertama adalah mengenai uang. Ia sama sekali tidak tahu menahu mengenai sistem bank. Hang-ah menganggap sistem itu merepotkan. Bukankah uang bisa disimpan di kotak penyimpanan atau di bawah lantai kayu?
“Apakah kalian melakukannya karena takut dicuri?” tanyanya. Pengajarnya menjelaskan, selain untuk keamanan tapi juga untuk mendapatkan bunga. Dana keluarga kerajaan yang diperoleh pun dikembangkan dengan cara dimasukkan ke bank.
“Dikembangkan?” tanya Hang-ah bingung. Dia pikir uangnya bisa melar. LOL^^
Hang-ah benar-benar harus belajar dari dasar >,<
MP-00179 MP-00183
Namun Hang-ah sangat rajin dan mau belajar. Ia diajarkan mengenai mata uang Korea dan ia menggambarkan setiap orang yang tertera pada uang tersebut.
Ibunda Raja datang dan memuji Hang-ah belajar dengan rajin (seperti anak sekolah). Hang-ah berjanji akan meneteskan darah dan keringat untuk melakukan yang terbaik.
Bagi ibu Jae-ha, ucapah Hang-ah terlalu berlebihan. Ia menyarankan agar Hang-ah lebih berhati-hati dalam berbicara. Banyak pelayan di istana ini dan juga istana adalah tempat di mana setiap gerak gerik Hang-ah selalu diawasi. Sebelum Hang-ah mengerti, sebaiknya Hang-ah tidak banyak bicara.
“Jadi, sebaiknya aku tidak berbicara sepatah katapun?” tanya Hang-ah.
“Bukan begitu, hanya agar kau lebih berhati-hati. Tapi mengapa kau berpikir demikian? Apa permintaanku berlebihan?”
“Bukan begitu, aku hanya masih belum jelas mana yang benar dan mana yang salah sehingga aku tidak tahu apa yang boleh dan tidak boleh kukatakan,” kata Hang-ah jujur.
Tapi Ibunda Raja menganggap Hang-ah membela dirinya sendiri dan akhirnya menyuruh Hang-ah mengatakan apapun yang ingin ia katakan lalu pergi meninggalkan Hang-ah. Hang-ah termenung sedih.
MP-00213 MP-00220
Jae-shin minum-minum dengan teman-teman bandnya. Shi-kyeong dan beberapa pengawal duduk di dekat meja mereka. Teman Jae-shin berteriak meminta tambahan soju pada pemilik tempat makan itu. Melihat tatapan Shi-kyeong, ia mengubah pesanannya menjadi sup ikan. Jae-shin jadi tak enak pada temannya dan pamit pada teman-temannya.
Jae-shin keluar diikuti para pengawalnya. Merasa gerah dan kesal karena kebebasannya dibatasi, Jae-shin menantang Shi-kyeong berlari ke sebuah tembok kota di dekat situ.
“1, 2, …”Jae-shin langsung berlari. Terkejut, Shi-kyeong lari menyusulnya.
MP-00230 MP-00237
Jae-shin tiba ti tembok itu dengan terengah-engah sementara Shi-kyeong sudah berdiri tegak menunggunya di sana. Ia bertanya mengapa Jae-shin berlari pada hitungan ke-2, itu menyalahi aturan. jae-shin mengaku kalah dan mencoba menaiki tembok yang cukup tinggi.
Melihat Jae-shin kesulitan, Shi-kyeong mengulurkan tangannya untuk membantunya naik. Jae-shin mengajak Shi-kyeong duduk bersama. Syuuut, dengan satu lompatan Shi-kyeong naik ke tembok itu. Kereeen^^ (pemandangannya bagus banget)
MP-00241 MP-00258
Jae-shin tertawa geli saat Shi-kyeong membuka jasnya untuk dijadikan alas duduk. Ia melihat ke langit. Ada bintang jatuh. Ia segera menyuruh Shi-kyeong membuat permohonan.
“Aku tidak percaya pada takhayul, “ ujar Shi-kyeong. Jae-shin melirik kesal. “Benar-benar…Kau pikir aku tidak tahu? bekerjasamalah denganku sedikit saja.”
Jae-shin memberi contoh dengan melipat tangannya. Shi-kyeong melipat tangannya dan memejamkan mata. Tapi ia tidak membuat permohonan, pelan-pelan ia menoleh mengamati Jae-shin.
MP-00270 MP-00278
“Permohonan apa yang kaubuat?” tiba-tiba Jae-shin menoleh.
Shi-kyeong berdehem kaget.
“Perdamaian dunia, negara yang damai? Apakah hal seperti itu?” tanya Jae-shin. Shi-kyeong menoleh kaget, dengan tatapan” bagaimana kau bisa tahu”.
“Yang benar saja,” ujar Jae-shin,” kau benar-benar membuat permohonan seperti itu?”
Ia menertawakan Shi-kyeong. Ia pikir hal lucu seperti itu hanya ada di dalam drama komedi. Ternyata benar-benar ada orang seperti Shi-kyeong.
Shi-kyeong tidak tertawa. Ia bertanya apanya yang lucu. Lalu ia menanyakan apa permohonan Jae-shin.
“Aku berharap album rahasiaku yang kukerjakan diam-diam selama ini bisa menjadi hit.”
“Benar, Puteri seorang penyanyi. Tapi aku seorang tentara. Apakah begitu aneh jika seorang tentara menginginkan kedamaian dalam negararnya? Seorang penyanyi boleh tapi mengapa seorang tentara tidak bisa?”
MP-00284 MP-00287
“Tapi kau kan bisa memohon kenaikan jabatan? Itu munafik.”
“Apakah begitu munafik bagi seorang tentara mengkhawatirkan kedamaian negaranya?” tanya Shi-kyeong dengan nada kesal. “Puteri, kau merasa kami sekumpulan orang bodoh, kan? Kami orang-orang gila yang dungu dan sederhana. Itu benar, itulah sebabnya aku selalu menyuruh mereka tidak mengenakan seragam militer saat mereka berjalan-jalan. Mengapa? Karena kami akan ditertawakan. Tapi itu tidak masalah lagi karena sudah menjadi kebiasaan. Walau mayoritas kami orang-orang bodoh tapi kami hanya melindungi negara ini. Kalian bisa menyanyi dan minum-minum karena ada kedamaian dalam negara ini. Karena kami, kalian bisa makan minum dan bermain. Jadi mengapa?! Menertawakan kami?”
Jae-shin merasa bersalah dan tak enak hati. Ia bertanya perlukah ia menyanyi. Shi-kyeong menatapnya marah. Jae-shin menjelaskan ia tidak bermaksud sinis, ia hanya ingin meminta maaf dengan tulus tapi tampaknya kata-kata “aku minta maaf” tidak cukup untuk menyampaikan permintaan maafnya.
“Aku belum pernah menyanyi untuk orang lain sebelumnya. Bahkan teman-teman satu band-ku belum mendengar lagu ini. Ini pertama kalinya,” katanya meyakinkan. Shi-kyeong menunduk dan mengangguk mempersilakan Jae-shin menyanyi.
Maka Jae-shin pun menyanyi dengan sangat indah. I like this song^^ Lagu mengenai cinta pertama. Dan itulah yang dirasakan Shi-kyeong sat ini. Diam-diam ia melirik melihat sang Puteri.
MP-00313 MP-00315
Sekretaris Eun bertemu dengan seorang asing bernama Daniel Craig (James Bond???). Sekretaris Eun berterima kasih atas sumbangan Daniel (sebesar 30 miliar won) pada kebudayaan Korea dan warisan keluarga kerajaan. Daniel berkata seperti Sekretaris Eun menyukai The Beatles, ia juga menyukai kebudayaan Korea.
“Kudengar Raja akan pergi berlibur,” kata Daniel.
Sekretaris Eun membenarkan. Daniel Craig ingin tahu ke mana Raja berlibur. Sekretaris Eun berkata informasi itu sangat rahasia. Daniel cepat-cepat meminta maaf. Ia beralasan ia hanya ingin tahu ke mana ia harus berlibur jika ia ke Korea lagi. Daniel Craig berkata ia mengerti dan meminta maaf karena telah menanyakannya.
MP-00320 MP-00322
Sekretaris Eun kembali ke kantornya dan menemukan sebuah hadiah di mejanya. Ketika dibuka, isinya adalah album the Beatles. Dari Daniel Craig. Sekretaris Eun menelepon Daniel dan berkata ia tidak bisa menerima hadiah yang berharga itu. Ia akan mengirim kembali hadiah itu.
Tapi Daniel Craig merasa tersinggung. Itu hanyalah hadiah persahabatan. Ia berkata kadang ia tak mengerti kebiasaan di Korea. Mengapa semuanya selalu dipolitisir? Sekretaris Eun menyukai The Beatles dan ia menyukai kebudayaan Korea jadi apa salahnya ia menyumbang untuk kebudayaan Korea dan memberi hadiah persahabatan pada Sekretaris Eun.
Apakah salah memberi hadiah? Apakah salah memberi sumbangan? Sekretaris Eun merasa tak enak hati dan akhirnya ia berkata ia menerima hadiah persahabatan itu dan berterima kasih. Daniel Craig hendak menutup teleponnya saat Sekretaris Eun memanggilnya dan berkata jika Daniel hendak mencari tempat berlibur di Korea, Anmyeondo patut menjadi pertimbangan. Pemandangan matahari terbenamnya sangat indah. Daniel Craig mengangguk senang. NOOOO!!!!
MP-00326 MP-00336
John Mayer mengamati foto-foto korban dari kekejaman wanita pembunuh bawahannya. Ia berkata ada 101 cara untuk membunuh seseorang. Bagaimana jika tema selanjutnya: ‘matahari terbenam’?
“Matahari terbenam…api…bagaimana menurutmu?” tanyanya pada si wanita. “Kudengar matahari terbenam di Anmyeondo sangat indah.”
MP-00338 MP-00346
Raja dan Ratu berlibur di Anmyeondo. Seluruh tempat itu telah diperiksa dan pengamanan diperketat. Shi-kyeong telah mengatur patroli 3 jam sekali dan memastikan untuk melarang orang tak dikenal memasuki area itu. Namun atas permintaan Jae-kang, CCTV (kamera pengaman ) hanya dipasang di area masuk.
MP-00356 MP-00359
Sementara itu Hang-ah meneruskan latihannya di istana. Tapi berita mengenai sebuah kesalahannya tersebar di website istana. Ibunda Raja mengetahui hal itu dan segera memanggil Hang-ah menemuinya.
Hang-ah menemui calon ibu mertuanya. Ia berkata ia sudah melihat berita itu. Ibunda Raja berkata memang sulit berada di negara lain, apalagi bagi seorang wanita Utara. merasa ibu Jae-ha mengerti perasaanya Hang-ah berkata itulah sebabnya ia bekerja keras (sampai mengeluarkan darah dan keringat).
“’Tidak perlu, cukup berhati-hati ketika kau berbicara dan bertindak. Bukankah sudah kukatakan padamu?” ujar Ibunda Raja.
Ia juga bertanya mengapa Hang-ah pergi ke dapur untuk membuat ppongpongi (kue beras khas Utara). Hang-ah memotong ucapan calon ibu mertuanya bahwa ia ke dapur untuk belajar memasak makanan khas Selatan tapi pelatihnya malah menanyakan makanan khas Utara jadi ia mengenalkan ppongpongi. (Jadi sebenarnya kesalahan Hang-ah hanyalah membuat kue khas Utara di dapur Selatan?)
“Bukan Selatan tapi Republik Korea, “ Ibunda Raja membetulkan. Kau tidak boleh mengatakan kata-kata itu di istana. Kau juga tidak boleh memotong perkataan orang lain. Aku adalah Ibu Suri, Ibunda Raja.”
MP-00382 MP-00383
Hang-ah meminta maaf. Tapi lagi-lagi ia salah. Ia tak mengenal perbedaan jondaemal (bahasa sopan) dan banmal (bahasa pergaulan). Ibunda Raja mengajarkan cara meminta maaf yang benar. Tapi kali ini nada bicara Hang-ah yang salah di mata Ibunda Raja. Dua-duanya stress.
Jae-ha melihat seorang pelayan istana bersikap aneh di depan ruangan ibunya. Ia melihat dengan curiga.
Ibunda Raja berkata pada Hang-ah bahwa ia telah 40 tahun tinggal di istana dan baru kali ini ia berbicara dengan nada keras. Ia bercerita ia seorang rakyat biasa. Sebagai Ratu yang berasal dari kalangan rakyat biasa, ia sangat takut membuat kesalahan jadi ia berpura-pura sudah mati (tidak menonjolkan diri). Begitulah caranya hidup selama ini.
“Tapi kau bukan hanya orang biasa. Kau juga dari Utara. Bukankah kau harus lebih merendahkan kepalamu?” kata Ibu Suri.
Hang-ah terluka mendengar perkataan Ibu Suri. Ia bertanya apakah sebagai orang Korea Utara, ia lebih buruk dari rakyat biasa. Ibunda Raja menghela nafas panjang, mengira Hang-ah sedang membela diri lagi dan bersikap sinis.
“Banyak yang ingin kukatakan pada Anda. Tapi aku takut akan bertentangan dengan Anda,” kata Hang-ah.
“Kau memang bertentangan denganku, katakan saja,” sahut Ibunda Raja gusar.
“Aku tahu Republik Korea menganggap kami rendah. Tapi walau aku berkekurangan, aku tetap mewakili Korea Utara di sini.”
Ibunda Raja bertanya apakah artinya Hang-ah akan meneruskan kebiasaannya sebagai Korea Utara. Hang-ah mencoba menjelaskan bukan itu maksudnya tapi Ibunda Raja bertanya bagaimana jika kesalahan Hang-ah kembali terebar. Untung kali ini baru tersebar di web istana hingga ia bisa menghapusnya. Bagaimana jika tersebar di internet, maka Jae-kang akan….
MP-00398 MP-00405
Percakapan mereka diinterupsi oleh kedatangan Jae-ha. Ibunda Raja menghentikan kata-katanya. Merasakan ketegangan di antara keduanya, Jae-ha bertanya ada apa. Ibunda Raja tidak mengatakannya dan menyuruh Hang-ah kembali.
Setelah Hang-ah pergi, Jae-ha duduk dan bertanya apa yang terjadi. Ia bertanya apakah Hang-ah kembali membuat masalah.
“Sangat baik. Dia sangat baik. Jangan pergi dan bertanya padanya: “ada apa’? Ia sudah sangat terbebani. Apa kau mengerti?” tanya ibunya.
MP-00411 MP-00416
Jae-ha mengangguk tapi jelas ia bukan tipe anak penurut. Ia pergi menemui Hang-ah. Kepala pelayan melarang Jae-ha masuk karena Hang-ah sedang belajar etiket keluarga kerajaan bersama 10 orang ahli (wow). Ia meminta Jae-ha menunggu dua jam. Bahkan gertakan Jae-ha tidak berhasil untuk membuatnya bisa menemui Hang-ah.
Ia keluar dengan kesal. Jae-shin meneleponnya. Ia sedang berada di pasar dan lokasinya tak jauh daritempat liburan Jae-kang. Ia mengajak Jae-ha memberi kejutan bagi Jae-kang dengan pergi ke sana. Jae-ha berkata ia sedang sibuk tapi Jae-shin tahu kakaknya tidak sibuk, paling juga minum-minum.
Walau seorang puteri, Jae-shin tidak segan berbelanja di pasar dan bahkan membayar tiga kali lipat dari harga sebenarnya.
Jae-shin menyuruh Jae-ha mengajak Hang-ah. Ia melihat Hang-ah sangat lelah akhir-akhir ini.
“Hang-ah sedang belajar. Aku saja tak bisa menemuinya. Tapi mengapa kau mau pergi ke sana? Sudah sulit bagi kakak dan kakak ipar untuk bisa beduaan. Mengapa kau harus pergi dan mengganggu mereka?”
“Apa kakak harus berkata seperti itu? Aku kan tidak akan tidur di antara mereka berdua? Aku hanya akan membawakan makanan. Apa salahnya?” protes Jae-shin. Tapi Jae-ha menutup teleponnya.
MP-00425 MP-00426
Shi-kyeong sedang menandai tempat patroli di peta ketika teleponnya berbunyi. Ia mengangkatnya dan terdengar teriakan histeris seorang wanita.
“IBUUUU!!! Tolong, tolong, lepaskan aku!!! Tolong lepaskan aku!!”
Shi-kyeong tertegun lalu ia bertanya dengan nada lembut, ”Ada apa?”
“Kau tidak tertipu?” tanya Jae-shin kecewa, ”Kukira kau super bodoh..” LOL^^
Jae-shin mengajak Shi-kyeong pergi bersamanya dan makan bersama Raja dan Ratu. Shi-kyeong tersenyum dan berkata ia baru saja melihat mereka.
“Melihat dan makan bersama kan berbeda. Kau tidak tahu keahlian memasak kakak ipar, kan? Makan makanan yang dimasak Ratu bersama Raja dan Puteri adalah kesempatan sekali seumur hidup. Cepatlah datang.”
Shi-kyeong bertanya kapan Jae-shin selesai makan malam. Jae-shin senang dan berkata sekitar pukul 7. Shi-kyeong meminta Jae-shin meneleponnya jika sudah selesai, ia akan menjemputnya.
MP-00428 MP-00436
Sebuah mobil asing berhenti di pos penjagaan menuju tempat berlibur Raja dan Ratu. Mereka pura-pura tersesat dan menanyakan jalan. Di kursi belakang mobil, duduklah sang wanita pembunuh suruhan John Mayer.
Pengawal memberi tahu arah yang ditanyakan oleh mereka dan orang asing itu berterima kasih sambil mengulurkan tangnnya. Tanpa curiga sang pengawal menjabat tangan si pria asing. Dari sidik jari si pengawal yang tertempel di sarung tangan, para penjahat itu mengetahui kalau itu benar-benar tempat berlibur Raja dan Ratu. Mereka menyusup masuk ke dalam area itu dan mengawasi gerak-gerik Raja dan Ratu. Sementara Raja dan Ratu sedang asyik berjalan menyusuri pantai tanpa menyadari bahaya yang mengintai mereka.
MP-00444 MP-00452
Para penjahat menyelusup ke dalam rumah peristirahatan dan melakukan sesuatu pada cerobong asap, juga memasukkan sesuatu (seperti arang) ke dalam tunggku perapian.
Tiba-tiba mereka mendengar suara mobil. Jae-shin tiba di sana. Ia masuk menenteng barang belanjaannya dan menemukan rumah peristirahatan itu kosong. Ia pikir kakak dan kakak iparnya sedang berjalan-jalan di luar. Saat ia keluar, ia dihadang oleh para penjahat itu.
Seorang dari mereka memegangi lengannya. Sang wanita pembunuh mendekati Jae-shin.
 MP-00456 MP-00473
Raja dan Ratu kembali ke rumah peristirahatan. Mereka menemukan kantung belanjaan Jae-shin di atas meja. Melihat isinya, mereka tahu Jae-shin yang datang. Tapi mereka tidak melihat mobil di luar jadi mereka pikir Jae-shin datang hanya untuk mengantarkan bahan makanan.
Shi-kyeong memonitor patroli pengawal dari posnya. Ia melihat jam. Sudah melewati pukul 7 dan Jae-shin belum juga menelepon. Ia mulai merasa khawatir.
MP-00484 MP-00775
Hang-ah telah selesai dengan pelatihannya. Ia mengenakan hanbok pengantin wanita jaman Joseon dan terlihat sangat lelah. Tapi begitu melihat Jae-ha duduk menunggunya di kamarnya, ia tersenyum senang.
MP-00488 MP-00489
Jae-ha bertanya ada apa antara Hang –ah dengan ibunya. Hang-ah menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.
“Aku disemprot sampai mati?” jawabnya.
“Disemprot?”
Hang-ah berkata ia mendapat teguran. Jae-ha bertanya ada masalah apa tapi Hang-ah meminta mereka membicarakannya lain kali karena ia sangat lelah dan sebentar lagi ia harus belajar memanah.
Jae-ha berkata ibunya adalah seorang yang sangat lembut. Jika ibunya sampai bersuara tinggi itu berarti Hang-ah telah melakukan kesalahan yang sangat berat.
Tentu saja Hang-ah jadi kesal. Ia berkata ia hanya meminta ibu Jae-ha memikirkan harga dirinya. Tapi melihat sikap Jae-ha yang menuduh, Hang-ah tak mau menceritakannya. Jae-ha melunak. Ia memegang tangan Hang-ah dan bertanya sebenarnya ada apa. Hang-ah menepis tangan Jae-ha dengan kesal. Jae-ha jadi ikut kesal.
“Jika kau mau bertahan, maka bertahanlah sampai akhir. Apa dengan mengatakan ‘tidak apa-apa’ dengan mulut terkatup membuatmu telah melakukan hal yang baik?”
“Kalau begitu apa yang harus kukatakan?! Saat aku bertahan, mereka mengatakan aku keras kepala. Saat aku tak bertahan, mereka berkata aku kasar,” Hang-ah mencurahkan isi hatinya. Semua yang dilakukannya dianggap salah.
MP-00502 MP-00512
Tapi Jae-ha bepikir pasti Hang-ah telah membesar-besarkan harga dirinya di depan ibunya. Hang-ah berkata ia memiliki harga diri dan sebagia orang Utara…. Belum selesai Hang-ah berbicara, Jae-ha malah merendahkan Hang-ah dengan menyinggung kemiskinan Hang-ah. Orang Utara tidak hidup dengan baik dan miskin, jadi untuk apa punya harga diri?
Hang-ah kecewa mendengar perkataan Jae-ha. Jae-ha menyadari kesalahan perkataannya. Ia meminta maaf. Justru karena kami miskin maka kami harus memiliki harga diri, ujar Hang-ah.
“Jika aku merendahkan diri, apakah orang-orang akan memujiku? Jika sebagai orang miskin aku bahkan tidak memiliki harga diri, bukankah aku akan semakin diinjak?!” serunya.
“Bukankah sudah kubilang aku minta maaf?” balas Jae-ha. Melihat kesedihan Hang-ah, Jae-ha tak tega. Ia berlutut di depan Hang-ah dan menggenggam tangannya. Tapi Hang-ah terlalu marah dan menepis tangan Jae-ha. Jae-ha tertegun dan pergi meninggalkan Hang-ah.
MP-00530MP-00539  
Dalam keadaan seperti ini, biasanya wanita hanya membutuhkan pendengar yang baik. Seseorang yang berada di sisinya untuk mendengarkan apa yang ia rasakan. Atau cukup sebuah pelukan hangat untuk memberi dukungan^^ Sayangnya Jae-ha tidak mengerti itu.
Di luar, Jae-ha menyesal dengan sikapnya dan berbalik untuk membuka pintu tapi (lagi-lagi) ia tak melakukannya. “Mengapa aku begitu bodoh,” makinya pada diri sendiri.
MP-00545MP-00546 
“Aku ingin pulang sekarang juga!! Di sini semuanya hanya mengenai uang, uang, dan uang! Mereka berkata orang yang tidak punya uang pada dasarnya tidak berharga,” Hang-ah curcol melalui telepon. “Aku ingin pulang skarang juga! Cepat kirim mobil ke sini sekarang!”
Tapi Hang-ah tidak menelepon ayahnya. Ia hanya menekan tombol sembarangan dan mencurahkan kekesalannya.
 MP-00548 MP-00552
Hang-ah mendapat telepon dari penelpon tidak dikenal. Dengan lesu ia mengangkatnya, “Anda guruku, bukan? Aku akan segera menuju ke sana..”
“Adik ipar…” terdengar suara Jae-kang.
Hang-ah tergagap. Jae-kang memuji Hang-ah telah bekerja keras.
“Yang Mulia…” Hang-ah refleks membungkukkan badannya memberi hormat . Hahaha….efek pelajaran barusan kayanya.
Jae-kang dan istrinya tertawa. Ia berkata Hang-ah pasti sedang belajar etiket. Apakah ada masalah?
MP-00562MP-00779
Hang-ah berterima kasih pada Jae-kang. Ia baik-baik saja. Sambil menahan tangisnya, ia bertanya kapan Jae-kang kembali. Jae-kang berkata ia akan kembali besok sore.
“Kenapa? Apa terjadi sesuatu?”
Hang-ah menggeleng, “Tidak ada apa-apa. Semuanya bersikap baik padaku.”
Jae-kang tersenyum dan bertanya apakah Jae-ha juga memperlakukan Hang-ah dengan baik. Hang-ah mengiyakan dengan suara sedih.
MP-00577 MP-00578
Jae-ha sedang berada dalam mobil menuju suatu tempat. Ia masih memikirkan pertengkarannya dengan Hang-ah hingga ia mengangkat telepon dengan mood jelek. Kakaknya yang menelepon.
“Jae-ha…kau tahu aku benar-benar menyukaimu, bukan?”
“Apa kakak minum-minum?” tanya Jae-ha.
“Hanya satu gelas. Aku sangat menyukaimu dan juga Kim Hang-ah.”
“Kau pasti bersenang-senang, sementara perang telah dmulai di sini,” gerutu Jae-ha. Jae-kang bertanya apakah Jae-ha dan Hang-ah bertengkar lagi. Ia berkata itu hanyalah pertengkaran pasangan kekasih (bukan perang).
Jae-ha berkata hidup kakaknya enak sekali, bagaimana bisa begitu banyak mawar (keindahan) di dunia ini di mata kakaknya ?
MP-00586 MP-00590
“Dengan pikiran terbuka. Coba bukalah hatimu. Dengan begitu pintu surga akan terbuka untukmu. Semua masalah di dunia ini akan bisa diselesaikan,” Jae-kang menasihati.
Jae-ha berkata ia sudah tahu lalu menutup teleponnya dan mengomel mengatai kakaknya telur membosankan. Ia melihat sms yang dikirim kakaknya. Hanya bertuliskan “hehehe”. Jae-ha menghapus pesan itu dan tak membalasnya.
Jae-kang menatap teleponnya, menantikan balasan sms dari Jae-ha yang tak kunjung datang. Apakah mereka benar-benar bertengkar, tanyanya pada istrinya. Ratu tertawa dan mengingatkan ketika mereka masih pasangan baru menikah mereka bertengkar setiap hari karena masalah kecil.
MP-00603 MP-00604
“Tentu saja, ini pertemuan Utara dan Selatan. Jika tidak bertengkar malah aneh,” ujar Jae-kang.
Ia tersenyum dan membaringkan diri di pangkuan istrinya. Rasanya begitu menyenangkan tapi waktu mereka hanya tinggal beberapa jam saja. Ratu berkata besok semua ini hanya tinggal kenangan.
“Tapi aku telah menderita sebanyak yang aku perlukan untuk mencapai saat ini. Rasanya baru kemarin aku melihat keruntuhan tembok Berlin. Aku patut dipuji, bukan” tanya nya pada istrinya.
“Ya, andai saja rakyat tahu betapa manisnya Raja mereka,” kata Ratu. Raja tertawa dan duduk. Rakyat tidak boleh tahu, bisa-bisa ia ditertawakan.
MP-00615MP-00622  
Mereka duduk bersantai dan membicarakan masa depan mereka bersama. Tiga bulan lagi akan ada petunangan Jae-ha dan pelaksanaan WOC. Jae-kang berkata hanya melihat tentara Utara dan Selatan berjalan beriringan saling memeluk bahu rekan mereka dengan bahagia.
Ratu berkata walau itu baik tapi mereka juga harus memikirkan usia mereka. Bagaimana jika Jae-ha yang mempunyai anak duluan?
Jae-kang berjanji pada istrinya, setelah pertunangan Jae-ha dan WOC selesai, ia akan hidup dengan bebas. Ratu tersenyum bahagia. Jae-kang berkata mereka akan mempunyai anak dan sering-sering berlibur ke tempat ini.
MP-00633 MP-00634
“Bagaimana jika kita mempunyai anak yang mirip Song Joong-ki?” tanya Ratu.
“Tidak mau. Aku ingin mempunyai anak perempuan lebih dulu. Memanggilku ‘ayah’ dengan suara seindah matahari,” kata Jae-kang. Keduanya tersenyum.
“Tidak peduli anak laki-laki atau perempuan, kita akan segera memiliki anak. Lalu bermain dengan anak-anak adik ipar. Pasti sangat menyenangkan,” kata Ratu.
“Anak mereka pasti menang dari anak–anak kita. Keduanya orang-orang dengan tekad kuat.”
Ratu tertawa. Keduanya bersandar dan memejamkan mata mereka. Mereka merasa sangat mengantuk.
“Tidurlah. Mulai sekarang hanya masa bahagia yang akan datang,” gumam Ratu.
Keduanya tertidur sementara api di perapian terus menyala. Gelas di tangan Jae-kang jatuh bergulir ke lantai. T_T
 MP-00651 MP-00655
Bagaimana dengan Jae-shin. Ia dibawa para pembunuh itu ke sebuah tebing. Para penjahat itu hendak membuat seolah-olah Jae-shin mengalami kecelakaan mobil dengan menjatuhkannya ke bawah tebing. Sang wanita pencabut nyawa menyuruh Jae-shin masuk ke mobil.
“Bagaiman jika mati karena jatuh?” tanya Jae-shin tiba-tiba. Lalu ia berlari dan melompat dari tebing yang ternyata cukup tinggi. Para pembunuh itu tak bisa berbuat apa-apa karena mereka melihat sebuah mobil mendekati area jatuhnya Jae-shin.
MP-00781 MP-00784
Tenyata itu mobil Shi-kyeong yang hendak menjemput Jae-shin. Untunglah ia turun dan menemukan Jae-shin yang tak sadarkan diri. “Puteri!! Puteri!!” panggilnya panik. Jae-shin diam tak bergerak. Shi-kyeong segera berlari ke mobilnya untuk memanggil pertolongan. Para pembunuh itu terpaksa pergi.
MP-00789 MP-00793
Pengawal kerajaan pergi ke rumah peristirahatan untuk memberitahu Raja mengenai kecelakaan Jae-shin tapi pintu tidak dibukakan. Melalui jendela, mereka melihat Raja dan Ratu tidur dalam posisi aneh.
Jae-ha bersiap memberikan sambutannya dalam sebuah acara pesta festival film. Saat ia sedang bercanda dan tertawa bersama orang-orang yang hadir, tiba-tiba Sekretaris Eun masuk bersama para pengawal. Mereka berdiri di hadapan Jae-ha.
“Yang Mulia Raja telah wafat,” Sekretaris Eun melaporkan.
Jae-ha terkejut. Ia masih tak bisa mencerna perkataan Sekretaris Eun. Sekretaris Eun dan para pengawal berlutut. Semua yang ada di ruangan itu ikut berlutut.
MP-00690 MP-00692
“Yang Mulia Raja,” Sekretaris Eun memberi hormat.
Jae-ha terpaku.
Mereka segera kembali ke istana. Di mobil, Sekretaris Eun menyampaikan kemungkinan penyebab kematian Raja dan Ratu adalah keracunan gas karbonmonoksida. Sepertinya berasal dari perapian. Ia juga memberitahu kalau Jae-shin saat ini sedang dioperasi karena tulang belakangnya patah. Tubuh bagian bawah Jae-shin ada kemungkinan mengalami kelumpuhan.
Perdana Menteri sedang menuju istana untuk membicarakan penobatan dan prosedur pemakaman. Setelah itu Presiden Amerika Serikat akan menelpon dan para duta besar akan menyampaikan belasungkawa mereka.
MP-00697 MP-00711
Jae-ha tak sanggup menanggung semua itu sekaligus. Ia memerintahkan agar mobil berhenti. Mereka berhenti di jembatan. Jae-ha turun dari mobilnya. Sejak ia diberitahu mengenai kematian kakaknya, ia bahkan belum diberi kesempatan untuk berduka. Tangannya gemetar. Ia berusaha menenangkan hatinya dan menahan air matanya.
Sekretaris Eun mendapat sms dari klub M tapi ia tidak menghiraukannya. Dengan tegar Jae-ha berkata pada Sekretaris Eun bahwa ia akan menemui Perdana Menteri lebih dulu lalu ia akan pergi ke tempat kakaknya. Setelah itu ia akan menerima ucapan belasungkawa dari presidan Amerika dan para duta besar. Ia meminta jadwalnya diatur seperti itu. Sekretaris Eun mematuhinya.
MP-00724 MP-00729
Namun sekarang Jae-ha akan pergi ke rumah sakit untuk menemui ibu dan adiknya. Ibunda Raja diberitahu operasi Jae-shin berjalan sukses tapi ada masalah dengan kakinya. Ibunda Raja berusaha tegar dan bertanya di mana Raja berada. Yang ia maksudkan adalah Jae-ha.
Ia melihat kedatangan mobil kerajaan dari jendela. Namun kali ini bukan Jae-kang yang turun dari sana, melainkan Jae-ha. Jae-ha mempersiapkan hatinya untuk bertemu ibunya.
“Ibu,” panggilnya begitu ia melihat ibunya.
‘Apa yang kaulakukan di sini sekarang? Raja sebelumnya telah wafat. Kau seharusnya mengenakan pakaian hitam berkabung. Tak peduli seberapa darurat situasinya tak bisakah kau sedikitnya melakukan hal itu? Sekarang kau adalah Raja di dalam istana,” tegur ibunya.
MP-00748 MP-00749
Pintu ditutup hingga hanya tinggal Jae-ha dan ibunya. Ibunda Raja tertatih mendekati puteranya. Jae-ha menggenggam tangan ibunya.
“Sekarang kau harus mengumpukan kekuatanmu. Jika kita hancur semuanya akan hancur. Kita berdua harus melakukannya. Ibu akan bertanggungjawab mengenai urusan di dalam istana dan Yang Mulia urusan di luar. Hanya dengan begitu keluarga kerajaan kita bisa menemukan jalan keluar,” ibu Jae-ha tak bisa menahan tangisnya lagi, ”Raja sebelumnya begitu bersinar. Jadi Yang Mulia, Ibu mohon…”
MP-00755  MP-00767
Ia memeluk Jae-ha dan menangis. Jae-ha memeluk ibunya dengan hati hancur namun ia tetap menahan air matanya.
MP-00768MP-00771

source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/04/sinopsis-king-2-hearts-episode-7.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment