Monday, December 03, 2012

Sinopsis King 2 Hearts Episode 4


20120330203727_1_rstarkja
Jae-ha memberitahu Shi-kyeong kalau Kang-seok tergila-gila pada SNSD. Bahkan diam-diam Kang-seok menulis jadwal tayang SNSD dan menyembunyikannya di bawah keyboard komputer.
Tapi reaksi Shi-kyeong tidak seperti yang Jae-ha harapkan. Ia meminta Jae-ha tidak membicarakan hal ini lagi.
“Hei, bagaimana bisa kau selalu memasang wajah seperti Hakim Bao (hakim terkenal di Cina yang sangat adil dan berwajah tembok eh tegas) hingga kau bahkan tak bisa bergurau?”
Shi-kyeong berkata saat ini Kang-seok pasti sedang bingung jadi sebaiknya Jae-ha pura-pura tidak tahu apa-apa. Ia lalu mengembalikan jadwal itu ke tempatnya semula dan pergi ke luar.
MP-00003 MP-00014
“Ah, stress,” gumam Jae-ha memegangi kepalanya. Ia sangat kesal pada Shi-kyeong yang begitu mudah membuatnya marah. Tiba-tiba Dong-ha muncul di hadapannya dan berkata sebentar lagi Kang-seok berulang tahun. Ia ingin membicarakan hadiah.
“Hadiah apa? Minggir!” ujar Jae-ha. Tapi ia berbalik dan bertanya hadiah apa yang disiapkan Shi-kyeong.
MP-00015 MP-00021
Kang-seok melihat tiga hadiah di atas kasurnya. Ia bingung untuk apa semua ini.
Young-bae menjelaskan itu adalah kebiasaan orang Selatan untuk memberi hadiah saat ada yang berulangtahun. Kang-seok mulai membuka hadiah-hadiahnya.
Dong-ha memberi hadiah jam tangan tahan air. Kang-seok sangat senang. Jae-ha memberi sebotol vitamin. Kang-seok langsung menyuruh Young-bae membuang vitamin itu.
“Kita tidak tahu apakah itu beracun.” LOL^^
MP-00024 MP-00029
Tersisa hadiah dari Shi-kyeong. Isinya sebuah netbook berwarna pink. Kang-seok dan Young-bae terkejut.
“Apakah Komrad Eun Shi-kyeong akan mati kelaparan setelah memberikan ini?” tanya Kang-seok.
“Dia memberinya pasti karena dia mampu membelinya,” sahut Young-bae. Ia malah terlihat lebih senang dari Kang-seok. Katanya netbook itu menggunakan sistem Windows sementara mereka masih menggunakan Linux.
Young-bae membukanya dan ada sebuah surat. Young-bae meminta Kang-seok meng-klik surat itu. Kang-seok menurut.
MP-00032 MP-00033
Maka muncullah SNSD dalam lagu “The Boys” di layar netbook. Di bagian bawah video klip itu, tertulis pesan berjalan: “Teman saling mengetahui apa yang kaupikirkan tanpa perlu mengatakannya, bukan? Ini adalah hadiah yang kauharapkan. Aku tahu semuanya. (Young-bae tak enak hati dan mengulurkan tangan untuk mematikan video itu tapi Kang-seok menghentikannya.) Aku tahu kau mengeluarkan air liur saat diam-diam menonton mereka di TV. Tidak perlu malu. Adalah hal normal mengidolakan kebudayaan negara yang lebih maju. Tidak lama lagi, yang lainpun akan tertarik dengan kebudayaan Korea Selatan. Aku harap kau terlahir kembali pada hari ulang tahunmu dan membawa orang-orang itu pada kebudayaan yang lebih maju. Selamat datang di dunia baru. Selamat, dari Shi-kyeong.”
Tentu saja pesan itu dari Jae-ha, bukan dari Shi-kyeong. Kang-seok mengepalkan tangannya dengan marah. Kang-seok menutup netbook itu. Wajahnya seakan siap meledak.
MP-00044 MP-00045
Young-bae keluar dan berpapasan dengan Shi-kyeong. Shi-kyeong bertanya apakah Kang-seok ada di kamarnya. Young-bae berkata, sebagai manusia Shi-kyeong seharusnya tidak seperti itu. Shi-kyeong bingung.
Ia masuk ke kamar Kang-seok. Oh NO!! Tapi Kang-seok hanya menyuruh Shi-kyeong keluar tanpa membalikkan badannya. Hmm…ia tahu siapa pelaku sebenarnya. Kang-seok membanting netbook itu hingga hancur berantakan. Aduuuh sayang bangeet…pink lagi >,<
MP-00048 MP-00052
Jae-ha terkejut saat mendengar laporan Dong-ha bahwa tidak terjadi apapun hanya saja netbooknya hancur berantakan. Jae-ha sebenarnya mengharapkan Kang-seok dan Shi-kyeong bertempur. Dong-ha berkata ini kan era perdamaian. Jae-ha berkata tetap saja para pria seharusnya berkelahi agar dapat mengakrabkan diri.
MP-00054 MP-00055
Tak puas karena siasatnya tak berhasil, Jae-ha memanggil Kang-seok saat kelas latihan belum dimulai. Kang-seok menghampirinya. Dong-ha dan Young-bae terlihat tegang.
Jae-ha bersikap seakan ia seorang sahabat. Ia berkata pada Kang-seok bahwa ia dengar Shi-kyeong mengatakan beberapa hal aneh.
“Kudengar kau menyukai SNSD?”
Wajah Kang-seok langsung berubah.
MP-00060 MP-00061
“Ia bilang kau menonton penampilan mereka di TV tiap malam (Kang-seok memang sekamar dengan Shi-kyeong) dan ia pikir ia akan mati karena tertawa. Apakah itu benar? Aigoo, Eun Shi-kyeong…berlagak di mana-mana. Ia bukan orang seperti itu. Tapi kau tahu ia kelihatannya tidak begitu menyukaimu. Mungkin ia sudah mengatakan hal ini pada para komandan. Jika mereka tahu, mungkin mereka akan mengusirmu keluar.”
Tak tahan lagi, Kang-seok mencengkeram kerah Jae-ha dan menekannya ke dinding. Ia menahan Jae-ha hingga Jae-ha tak bisa bergerak.
“Apa kau pikir aku bodoh?” tanya Kang-seok.
“Aku hanya mengkhawatirkanmu,” ujar Jae-ha ketakutan.
MP-00078 MP-00082
Kang-seok berkata, dari nada bicara Jae-ha ia sudah tahu yang sebenarnya, dan lagi hanya Jae-ha satu-satunya orang yang sanggup melakukan hal kotor seperti ini. Jae-ha masih berusaha menyangkal bukan ia yang melakukannya. Ia tidak bersalah.
“Hanya ada dua orang yang tahu rahasiaku. Kau, yang tak sengaja melihatku menonton TV dan Komrad Kim Hang-ah. Menurutmu siapa orangnya? Komrad Kim Hang-ah? Kau orangnya.”
Kamera keamanan menangkap kejadian itu. Petugas langsung mengangkat telepon.
Hang-ah masuk ke kelas dan terkejut melihat apa yang terjadi. Kang-seok tak mempedulikannya.
“Apakah semuanya adalah gurauan bagimu? Aku terpesona oleh para gadis itu dan merasa terganggu, apakah hal itu lucu menurutmu? Tapi..setiap orang memiliki nilai mereka masing-masing dan tidak bisa dinilai orang lain seenaknya.”
Mendengar perkataan Kang-seok, Hang-ah menyadari apa yang telah terjadi. Ia memandang Jae-ha dengan tatapan “ini akibat perbuatanmu sendiri”.
MP-00097 MP-00100
Kang-seok berkata Korea Utara sangat berarti baginya. Ia tanya apakah Jae-ha tahu hal itu? Ia sudah merendahkan diri dan bertahan menghadapi negara selatan yang korup dan kapitalis selama 30 tahun. Seberapa banyak Jae-ha mengerti itu?!! Dengan marah Kang-seok mengetatkan pegangannya di leher Jae-ha. Ckckck…kalau sampai sekarang Jae-ha belum kapok juga, ngga tau deh >,<
Shi-kyeong menghambur ke ruang pengawasan CCTV dan melihat situasi di kelas itu dari layar monitor.
“Hari ini aku harus membunuhmu, “ ujar Kang-seok. Ia mengangkat Jae-ha hingga terangkat dari lantai. Jae-ha kesulitan bernafas. Hang-ah diam saja menyaksikan semuanya. Kurasa ia tahu Kang-seok tidak mungkin membunuh Jae-ha dan ia juga tahu Jae-ha harus diberi pelajaran. Shi-kyeong pun tak bertindak karena ia ingin melihat situasinya terlebih dulu.
 MP-00111 MP-00115
Namun keadaan bertambah rumit karena Komandan Selatan masuk dan melihat Kang-seok sedang mengancam nyawa Jae-ha. Ia mengambil senjatanya dan mengarahkannya pada Kang-seok.
Seorang perwira Utara datang dan mengacungkan senjatanya pada Komandan Selatan. Perwira Selatan mengacungkan senjatanya pada Hang-ah. Dan Komandan Utara langsung mengacungkan senjatanya pada perwira itu. Semua saling mengacungkan senjata kecuali Dong-ha, Young-bae, dan Hang-ah yang bingung harus melakukan apa.
Suasana menjadi tegang. Shi-kyeong melihat situasi buruk itu dari layar monitor. Seekor burung terbang masuk dari jendela dan hinggap di kursi. Semua mengarahkan senjatanya pada burung itu. Itu berarti semua sangat konsentrasi dan bersikap waspada. Satu gerakan sedikit saja bisa berakibat fatal. Semua menyadari hal itu.
MP-00132 MP-00151
Shi-kyeong mengangkat teleponnya. Keheningan mencekam di ruang kelas itu terpecah oleh alunan suara SNSD. Suara darimanakah itu? Ternyata suara ringtone dari ponsel Jae-ha. Semua diam tak bergerak.
“Bolehkan aku menjawab teleponnya?” tanya Jae-ha pada Kang-seok. Kang-seok melotot.
“Sebenarnya aku juga penggemar SNSD,” kata Jae-ha. Wrong words, Kang-seok mengetatkan cengkramannya di leher Jae-ha.
“Tapi bukan Tiffany! Bukan penggemar Tiffany,” kata Jae-ha cepat. Entah kenapa Kang-seok mengendurkan tangannya. Jae-ha menjawab teleponnya. Dari Shi-kyeong.
MP-00142  MP-00168
Shi-kyeong berkata sebentar lagi alarm akan dibunyikan dan alat penyembur air di langit-langit akan memancarkan air. Ia meminta Jae-ha merunduk begitu saatnya tiba.
“Kau ingin aku meminta maaf?” tanya Jae-ha. Shi-kyeong berkata walau situasinya serius tapi tidak mudah untuk memulai tembakan.
“Apa kau gila?!!!” tiba-tiba Jae-ha membentak. “Mengapa aku harus meminta maaf? Apa-apaan ini? Aku bertanya apa ia menyukai beberapa penyanyi dan dia tiba-tiba mencekikku. Dan para perwira yang memegang senjata berkata SNSD yang terbaik. Karena SNSD, ada huru-hara antara Utara dan Selatan. Apa yang bisa kukatakan dalam situasi seperti ini?”
Shi-kyeong kebingungan karena jawaban Jae-ha jaka sembung makan kedondong alias ngga nyambung. Tapi Hang-ah cepat menangkap maksud Jae-ha. Ia tersenyum.
MP-00179 MP-00181
Jae-ha terus berceloteh di telepon. Ia berkata orang yang menyebabkan masalah adalah Hang-ah bukan dirinya.
“Kau suka Jang Dong-gun, bukan?” tanyanya pada Hang-ah.
“Aku suka Brad Pitt,” jawab Hang-ah pura-pura polos.
“Dia bilang Brad Pitt, jelas targetnya tinggi. Karena itu aku tidak bisa meminta maaf. Mengapa aku harus disalahkan dengan tidak adil? Tidak mau! Tapi, karena telah mengabaikan perbedaan setiap orang…aku minta maaf.”
Jae-ha menatap Kang-seok dengan wajah menyesal, “Aku tidak berpikir sebelum bertindak.”
MP-00195 MP-00200
Pelan-pelan Kang-seok menurunkan tangannya. Semua menurunkan senjatanya dan menghela nafas lega.
Jae-ha ini cukup pintar. Ia tetap mengatakan kalau menjadi penggemar bukanlah kesalahan. Itulah sebabnya ia bilang ia tidak mau meminta maaf hanya karena SNSD. Tapi ia mengerti mengapa Kang-seok marah. Jae-ha telah mengabaikan perbedaan dirinya dengan Kang-seok, dalam hal ini perbedaan antara Utara dan Selatan, dan akhirnya hampir menyebabkan tragedi. Di bagian komen nanti aku akan menyelipkan sedikit mengenai Korea Utara^^
Jae-kang menerima pemberitahuan dari PBB bahwa mereka sedang mempertimbangkan ulang keikutsertaan Korea Utara dan Selatan dalam WOC demi keselamatan ke-16 negara yang berpartisipasi. Hal ini jelas merupakan pukulan bagi Jae-kang yang begitu mengharapkan WOC ini berhasil.
Ibunya masuk dan memperlihatkan foto seorang gadis yang ia anggap cocok untuk menjadi istri Jae-ha. Sayangnya, ia tak melihat wajah Jae-kang yang kusut.
“Mengapa Ibu tak mengirimnya ke sana? Sekolah Kerajaan….Ibu seharusnya mengirim Jae-ha ke sana,” kata Jae-kang. Ia melepaskan rasa frustasinya pada Ibunya. “Ibu seharusnya mendidiknya karena Ibu tahu kepribadiannya buruk. Dia adalah anggota keluarga kerajaan! Walau ia telah dewasa, Ibu seharusnya…”
Jae-kang menatap ibunya yang tampak shock menerima kemarahannya. Jae-kang merasa tak enak. Ia berdiri dan membungkuk meminta maaf pada ibunya. Lalu ia pergi meninggalkan ibunya.
MP-00212 MP-00215
Sekretaris Eun melaporkan, latihan selanjutnya bagi tim WOC adalah berlari 60 km dalam waktu 8 jam dengan membawa persenjataan lengkap. Jae-kang berkomentar walau latihan itu terdengar sulit tapi sebenarnya latihan yang cukup biasa. Ia mempersilakan Sekretaris Eun pergi, ia harus menulis Ilseongrok (Ilseongrok: jurnal pribadi Raja yang dimiliki setiap Raja sejak jaman Joseon).
Setelah Sekretaris Eun pergi, Jae-kang berbicara pada ayahnya. “Ayah, ini Jae-kang. Apa yang harus kulakukan?” Kasihan Jae-kang. Impiannya terancam hancur berantakan.
 MP-00230 MP-00231
Anggota tim berusaha meningkatkan kemampuan fisik mereka setelah mengetahui mereka harus berlari sejauh 60 km dalam waktu 8 jam. Young-bae dan Dong-ha terus berdebat mengenai latihan mana yang lebih keras dan siapa yang lebih tangguh, Utara atau Selatan? Jelas latihan di Utara lebih berat tapi Dong-ha pun tak mau kalah.
Kang-seok menegur mereka, tak peduli Utara atau Selatan mereka akan segera menjalani pelatihan itu jadi sebaiknya mereka tidak mengobrol. Dong-ha berkata Kang-seok tidak berhak menegurnya. Ia menganggap karena kesalahan Kang-seoklah maka mereka harus bekerja keras. Young-bae membela Kang-seok, semua gara-gara Jae-ha yang memulai duluan.
Hang-ah juga tak tahan lagi mendengar perdebatan mereka. Ia menegur Young-bae dan Dong-ha, adalah hal normal jika mereka memiliki banyak perbedaan.
“Ia bahkan menukar hadiahnya!” ujar Young-bae. Hang-ah terkejut. Young-bae menjelaskan, Jae-ha sengaja melakukannya agar Kang-seok dan Eun-kyeong berkelahi. Dong-ha memberi isyarat pada Young-bae agar tutup mulut tapi Hang-ah terlanjur mendengar semuanya.
  MP-00467MP-00470
Serta merta ia mendatangi Jae-ha yang sedang berenang dan langsung menanyakannya.
“Bukankah aku sudah minta maaf?” kata Jae-ha cuek lalu naik ke pinggir ke kolam renang. Hang-ah menendangnya hingga Jae-ha kembali tercebur ke air. Jae-ha mengomel mengapa Hang-ah mengungkit masalah yang sudah selesai.
“Sebagai wakil negaramu dan terlebih lagi seorang Pangeran, hanya karena kau kesal kau membuat rencana agar sesama anggota berkelahi? Kau mempermalukan negaramu dan menyebabkan anggota tim dihukum dan kau enak-enakkan bermain air?” sembur Hang-ah.
Jae-ha protes, berenang juga salah satu bentuk latihan fisik. Jika hanya melakukan latihan fisik seperti yang dilakukan Hang-ah dan yang lainnya maka tubuh malah akan menjadi berat dan tak bisa berlari cepat. Hang-ah menggeleng.
“Benar-benar seperti nyamuk yang masih berdenging setelah menggigit orang. Seperti pencuri yang setelah mencuri menyalahkan pemilik rumah karena tidak mengunci rumahnya dengan baik.”
“Apa artinya itu? Apa kau memarahiku?” taya Jae-ha. Kalau di sini sih peribahasanya: lempar batu colek orang lain biar orang lain yang disalahkan^^
Hang-ah berkata ia akan membiarkan Jae-ha merenungkan kesalahannya sampai pagi di situ. Ia mengacungkan gembok dan tersenyum. Lalu ia berjalan ke luar meninggalkan Jae-ha sendirian.
MP-00241 MP-00245
Jae-ha tentu saja terkejut. Ia akan ditinggalkan di tempat itu sendirian! Tapi Hang-ah tak mempedulikan protes Jae-ha. Ia merantai dan menggembok pintu yang menuju ke area kolam renang.
MP-00246 MP-00248
Pada saat itu beberapa mobil tentara memasuki tempat latihan. Beberapa orang tentara turun dari mobil itu dan berlari memasuki tempat berlatih. Mereka bersenjata.
Jae-ha yang terkurung di area kolam renang tiba-tiba mendengar suara alarm dibunyikan. Shi-kyeong juga mendengarnya. Ia mengangkat teleponnya dan menerima kabar buruk. Keadaan darurat, pihak Utara terprovokasi untuk menyerang! Shi-kyeong terkejut. Ia diperintahkan untuk segera mengamankan Jae-ha. Shi-kyeong segera berlari keluar.
Jae-ha melongok ke luar dan melihat beberapa tentara bersenjata menuju ke arahnya. Untunglah ia tak meminta pertolongan pada para tentara dan malah berlari masuk ke dalam.
Para tentara itu menendang-nendang pintu masuk ke kolam renang namun tidak berhasil membukanya. Jae-ha menyembunyikan diri di dalam kolam. Para tentara itu menembaki pintu lalu memasuki area kolam renang.
MP-00254 MP-00261
Sayangnya, Jae-ha tertangkap. Ia terpaksa keluar dari kolam dan mengangkat kedua tangannya. Para tentara itu menodongkan senjata ke arahnya. Shi-kyeong dan Dong-ha juga tertangkap.
MP-00260 MP-00271
Sementara itu Hang-ah diberitahu komandannya kalau telah terjadi bentrokan antara Utara dan Selatan dan situasinya cukup serius. Hang-ah bertanya siapa yang melepaskan tembakan pertama, Utara atau Selatan?
Komandan tak menjawabnya. Ia menyerahkan sebuah koper berisi 3 senjata api pada Hang-ah.
“Kau bertanggung jawab atas orang-orang dari Selatan, mengerti? Ini adalah perang.”
Hang-ah tertegun.
MP-00277 MP-00278
Jae-ha, Shi-kyeong, dan Dong-ha dikumpulkan dalam satu ruangan. Jae-ha bertanya sebenarnya apa yang terjadi. Shi-kyeong menyalakan TV. Televisi menyangka berita bahwa pihak Korea Utara mengumumkan perang pada Selatan. Tak ada perdamaian lagi.
Pintu dibuka, mereka menoleh. Melihat ketiga rekan mereka dari Utara memasuki ruangan. Jae-ha melihat Hang-ah membawa senjata di pinggangnya. Hang-ah menyuruh pengawal pintu meninggalkan ruangan. Sekarang hanya ada mereka berenam di sana.
Komandan Utara mengawasi keenamnya dari layar monitor. Tak lama kemudian, Komandan Selatan memasuki ruang pengawasan. Hmmm…ada apa ini? Apakah ini semacam tes?
MP-00294 MP-00297
Young-bae mematikan televisi. Hang-ah menghampiri Shi-kyeong dan bertanya apakah mereka terluka. Shi-kyeong bertanya apakah semua ini benar.
“Keluarlah dengan kami lebih dulu. Kami telah menerima perintah untuk membawa kalian melewati perbatasan. Mobil telah tersedia di luar. Kalian hanya perlu mengikuti kami,” Hang-ah menjelaskan.
Tapi Jae-ha tidak percaya. Ia meminta Hang-ah menyerahkan senjatanya barulah ia percaya. Hang-ah memegang sarung senjatanya. Shi-kyeong, Jae-ha dan Dong-ha terlihat tegang. Bagaimana jika Hang-ah menembak?
MP-00301 MP-00302
Sementara itu Komandan Utara dan Selatan malah duduk bersama menyaksikan mereka dari layar monitor. Komandan Selatan khawatir akan terjadi sesuatu tapi Komandan Utara berkata situasi ini cepat atau lambat akan terjadi dan semua harus siap mental. Mereka hanya bisa berdoa agar tidak ada yang terluka.
Hang-ah tidak mengeluarkan senjatanya. Ia menjelaskan situasinya saat ini sangat buruk dan mereka juga memerlukan senjata itu untuk keadaan darurat.
“Kenapa, apa kalian tidak mempercayai kami?” tanyanya.
MP-00309 MP-00315
“Ya,” jawab Shi-kyeong.
Jae-ha berkata bagaimana bisa mereka percaya perwira Utara akan membantu mereka meloloskan diri di saat perang sedang terjadi.
Young-bae berkata mereka benar-benar sedang berusaha membantu mereka meloloskan diri. Ia sangat kecewa.
“Komrad Ryeom Dang-ha, apa kau tidak ingat? Kita bahkan makan kerang bersama. Kita menyanyi bersama,” Young-bae mendekati Dong-ha.
“Jangan mendekat,” sahut Dong-ha.
Shi-kyeong meminta senjata. Hang-ah berkata ini bukan saatnya bernegosiasi. Shi-kyeong bersikeras meminta senjata. Hang-ah akhirnya mencabut senjatanya, diikuti Kang-seok dan Young-bae. Mereka serentak menodongkan senjata mereka ke arah tim Selatan.
MP-00327 MP-00328
Komandan Selatan, yang melihat timnya berada di bawah ancaman senjata, merasa tak tahan lagi. Tepat saat itu beberapa pria memasuki ruangan pengawasan. Para komandan berbaris untuk menyambut orang yang datang. Jae-kang.
MP-00333 MP-00334
Hang-ah menodongkan senjatanya pada Shi-kyeong dan memerintahkannya ikut dengannya. Dalam kilas balik, Hang-ah ternyata memang diperintahkan untuk menyelamatkan tim dari Selatan. Hang-ah sangat lega. Komandan Utara telah menyiapkan semuanya untuk bisa membawa tim Selatan melewati perbatasan. Mobil, seragam tentara Utara dan ijin lewat.
Hang-ah diberi waktu 20 menit untuk mengeluarkan mereka. Jika terlalu lama, dikhawatirkan akan ada perubahan perintah. Ia diminta menggunakan waktu sebaik mungkin dan tidak menyebabkan keributan karena tim Selatan pasti sangat sensitif saat ini.
Kembali ke saat ini, Hang-ah melihat jamnya. Waktu terus berjalan. Karena tim Selatan tidak mau mempercayainya, terpaksa ia menodongkan senjata. Dong-ha yang pertama kali keluar di bawah todongan senjata Young-bae.
“Kita harus segera pergi,” ujar Hang-ah pada Shi-kyeong. Jae-ha berkata mereka memang harus cepat jika ingin menyerahkannya pada pemimpin Utara. Hang-ah menegaskan situasinya saat ini sangat genting. Jika situasinya bertambah buruk mereka semua bisa mati.
Jae-ha berkata bukankah Hang-ah memang sudah siap mati? Jika Hang-ah hendak menangkapnya, tak akan ada gunanya jika ia mati. Itulah sebabnya Jae-ha pikir Hang-ah tidak menembaknya. Karena Jae-ha (sebagai Pangeran Selatan) bisa digunakan sebagai tawanan perang dan alat negosiasi.
Jae-ha malah menarik kursi dan duduk dengan santai.
“Tangkap aku,” tantangnya.
“Tidakkah kau mengerti juga, tidak ada gunanya membujuk orang seperti dia,” ujar Kang-seok pada Hang-ah.
Hang-ah masih belum mau menyerah. Ia beralih ke hadapan Jae-ha sedangkan Kang-seok menodongkan senjatanya pada Shi-kyeong.
“Aku hanya diberi perintah untuk mengeluarkan kau dari sini,” Hang-ah mengokang senjatanya dan mengacungkannya ke arah Jae-ha., “Tidak masalah dalam keadaan hidup atau mati.”
Jae-ha terpana.
MP-00351 MP-00355
“Hei, apa yang kita makan barusan?” ujarnya tiba-tiba pada Shi-kyeong.
“Cumi goreng, sangat pedas,” jawab Shi-kyeong.
“Ah, pantas saja perutku seakan terbakar,” keluh Jae-ha sambil memegangi perutnya. Ia malah menanyakan obat pada Hang-ah.
“Baiklah, aku akan mengurusnya sendiri,” ujar Jae-ha sambil bangkit berdiri.
“Komrad Lee Jae-ha!!” seru Hang-ah kesal. Bagi Hang-ah waktunya tinggal sedikit agar ia bisa menyelamatkan teman-temannya dari Selatan tapi Jae-ha malah terus bersikap seenaknya. Tapi Jae-ha memang tidak tahu apapun.
MP-00472 MP-00474
Ia mengomel harus segera ke kamar kecil. Hang-ah tak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan Jae-ha dan Shi-kyeong masuk kamar kecil.
Dari ruang pengawas, Komandan Utara melaporkan pada Jae-kang bahwa tidak ada kamera pengawas di lorong dan di kamar kecil. Artinya, mereka tak bisa lagi melihat situasi di sana. Jae-kang termenung.
Jae-ha dan Shi-kyeong masuk ke kamar kecil dan menguncinya. Walau terlihat seenaknya dan sombong saat di luar tadi namun di sebenarnya Jae-ha ketakutan. Tangannya terlihat gemetar saat ia mencuci tangan. Ia bertanya pada Shi-kyeong apa yang harus mereka lakukan.
 MP-00367 MP-00370
Karena mereka tidak keluar juga dari kamar kecil, Kang-seok khawatir keduanya melarikan diri lewat jendela tapi Hang-ah berkata seluruh tempat ini telah dikepung. Tak ada jalan melarikan diri. Dua orang perwira muncul untuk memeriksa keadaan tapi Hang-ah menyuruh mereka mundur.
Tiba-tiba terdengar suara kaca dipecahkan dari dalam kamar kecil. Kang-seok mendobrak pintu dan masuk. Shi-kyeong segera merebut senjatanya. Jae-ha juga berusaha merebut senjata tapi Hang-ah bukan tandingannya. Jae-ha terjatuh ke lantai hingga kakinya terluka.
MP-00375 MP-00386
Hang-ah menodongkan senjatanya pada Jae-ha. Shi-kyeong menodongkan senjata pada Kang-seok. Jae-ha pelan-pelan bangkit berdiri.
“Baiklah, sebenarnya berapa nilaiku?” tanya Jae-ha getir.
Hang-ah sekali lagi berkata mereka bukan hendak menangkap Jae-ha dan membawanya ke Pyongyang (ibukota Korut). Tapi Jae-ha tetap tak percaya. Ia tetap beranggapan dirinya akan digunakan sebagai alat negosiasi (agar Raja Korsel tidak berkutik).
“Aku tidak akan hidup seperti itu. Aku adalah Pangeran Korea Selatan. Menyerah dalam perang bahkan tanpa menembakkan senjata? Agar aku bisa dipermalukan sebagai manusia? Menggunakan nyawaku untuk ditukar dengan wilayah kami? Walau aku berandal pembuat masalah, bagaimana bisa aku melakukan itu? Bagaimana kakakku melihatku? Bagaimana rakyatku memandangku? Jadi aku tidak akan meninggalkan tempat ini. Selangkahpun. Hidup atau mati, semuanya di tanganmu.”
Hmmm.. jika ini adalah perang sungguhan dan Jae-kang bisa mendengar perkataan ini, pastilah ia sangat bangga pada adiknya. Hang-ah bahkan sempat tersentuh, tidak menyangka Jae-ha akan seberani ini. Tapi sayangnya ini adalah ujian. Ujian kepercayaan.
MP-00393 MP-00394
Mendengar perkataan pangerannya yang gagah berani, Shi-kyeong menodongkan senjatanya ke pelipis Kang-seok. Hang-ah dalam posisi terjepit. Jae-ha tak mau ikut dengannya dan rekannya dalam bahaya. Apa yang harus ia lakukan?
Pelan-pelan Hang-ah membalik senjatanya dan menyerahkannya pada Jae-ha. Jae-ha terkejut.
“Apakah kau percaya sekarang?”
“Benarkah? Kau benar-benar hendak mengirim kami ke luar perbatasan?” tanya Jae-ha.
Hang-ah meminta Jae-ha tidak menodongkan senjata pada para tentara di luar karena keadaan sangat sensitif sekarang ini, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
MP-00395 MP-00397
Sementara itu, ruang pengawasan mendapat laporan bahwa Kang-seok dan Hang-ah memasuki kamar kecil dengan senjata. Komandan Selatan merasa situasi sudah tidak terkendali. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam kamar kecil itu dan lagi ada dua orang yang membawa senjata. Ia menyarankan agar Raja menghentikan simulasi ini. Jae-kang menghela nafas panjang dan menyetujui saran tersebut.
Hang-ah memberi petunjuk pada Jae-ha bagaimana cara mereka bisa keluar dari perbatasan. Mereka hanya perlu duduk di mobil, sisanya tak perlu dikhawatirkan.
“Mengapa kau tidak mengatakannya lebih awal? Mengapa kau harus menodongkan senjata?” omel Jae-ha.
“Kau tidak mengerti juga apa aku yang kukatakan hingga aku berpikir untuk memecahkan gendang telingamu.”
“Jika kau melepaskan tembakan, kalian semua akan habis.”
“Sebenarnya aku berniat menangkapmu dan menjualmu ke pasar, tapi siapa yang mau membeli orang lemah sepertimu.” Wah, pasti laku tuh^^
Jae-ha protes ia selama ini hanya menahan diri. Jika ia menunjukan kekuatannya, bajunya akan robek karena tak sanggup menahan kekekaran ototnya.
“Kelihatannya hanya perutmu yang akan melesak ke luar” sahut Hang-ah. Jae-ha berkata ia seharusnya membawa Hang-ah ke balkon istananya, barulah Hang-ah akan mengetahui kekuatannya.
MP-00487 MP-00489
“Kalau Jang Dong-gun menemaniku, baru aku mau ikut,” ujar Hang-ah. Dee juga mau ikut! Ya kan Dee?? Hehe^^
“Dia sudah menikah dan punya anak.”
“Bagaimana dengan Brad Pitt? Dia punya berapa anak?”
“Tak peduli punya anak atau tidak, memangnya dia akan melirikmu? Angeline Jolie akan menendangmu jauh-jauh. Bahkan Jennifer Aniston bukan tandingannya sekarang.”
Jae-ha membuka pintu keluar. Mereka diserbu sorotan lampu mobil. Senjata-senjata dikokang. Mereka telah dikepung perwira Utara.
MP-00491 MP-00412
Jae-ha menoleh dan menatap Hang-ah dengan kecewa. Ia merasa dikhianati. “Bahkan sampai akhir pun…. kau...”
“Komrad Lee Jae-ha…” Hang-ah berusaha menjelaskan.
MP-00414 MP-00415
Dorr!!
Jae-ha menembak Hang-ah tepat di jantungnya. Hang-ah tersentak, menatap Jae-ha tak percaya. Air mata mengalir di pipinya.
MP-00416 MP-00420
Jae-ha berbalik dan mengacungkan senjatanya ke pelipisnya sendiri. Para perwira itu mengangkat senjata mereka dan menodongkannya pada Jae-ha.
“Kau tidak boleh, Pangeran!!” seru Shi-kyeong sambil berlari menghambur ke depan Jae-ha. Menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng. Hang-ah menangis.
MP-00426MP-00427

Dalam keadaan menegangkan seperti itu, terdengar suara yang mengumumkan bahwa simulasi telah berakhir. Serentak para perwira menurunkan senjata mereka.
Para komandan dari Utara dan Selatan berjalan ke arah mereka. Jae-ha, Shi-kyeong, Hang-ah, dan Kang-seok baru menyadari kalau semua itu hanya rekayasa. Walau begitu Hang-ah menyentuh bagian yang tadi ditembak Jae-ha. Tak ada darah. Peluru dalam senjata itu bukan peluru tajam. Namun hatinya terasa sakit.
Jae-kang berjalan mendekati mereka. Jae-ha terpana melihat kakaknya.
“Kau…kau melepas tembakan?” tanya Jae-kang, ia terkejut melihat Hang-ah yang lemas.
MP-00431MP-00436  
Raja mengumpulkan semuanya dan memberikan pengumuman. Hang-ah tak ada di sana.
“Apa yang baru saja dijalani oleh kalian adalah tugas akhir pelatihan ini. Akulah yang mengajukannya. Anggota Utara dan Selatan telah menyetujuinya. Ini bukanlah hal yang sulit. Setiap orang hanya perlu mengikuti instruksi tapi tidak semua orang dapat diyakinkan dengan mudah. Selatan melepas tembakan,” kata Jae-kang sedih. Ia tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.
“Walau pernah ada ketegangan di antara kita namun sekarang tidak lagi. Melepas tembakan…berarti mengakhiri semuanya (mengakhiri perdamaian). Tapi…” Jae-kang melihat Jae-ha, “Adikku sendiri yang melepas tembakan. Aku ingin semua orang tahu bahwa Selatan dan Utara bisa bekerja sebagai satu kesatuan dan bekerja dengan baik bersama-sama. Itulah sebabnya aku melibatkan adikku. Sepertinya keputusan yang telah kubuat terlalu jauh untuk dicapai. Semuanya, ini adalah kesalahanku.”
MP-00451 MP-00452
Jae-kang keluar dari podiumnya dan berdiri menghadap semua perwira. “Aku minta maaf.” Jae-kang membungkukkan badannya dalam-dalam. Semua membuka topi mereka dan balas membungkuk pada Jae-kang. Kecuali Jae-ha. Matanya berkaca-kaca. Ia yang berusaha untuk tidak mengecewakan kakaknya ternyata telah melakukannya.
MP-00455 MP-00460
Hang-ah berada di ruang perawatan. Ia sangat lemas hingga tak bisa berdiri dan jatuh terpuruk di lantai. Sebenarnya luka di dalam hatinya jauh lebih sakit daripada luka di tubuhnya. Ia teringat saat Jae-ha menembaknya.
MP-00497 MP-00498
Jae-ha menemui kakaknya. Jae-kang bersikap dingin pada Jae-ha. Jae-ha berkata situasi saat itu seperti benar-benar terjadi perang.
“Jadi, muncullah seorang pahlawan?” tanya Jae-kang. Ia membuat gerakan menembak dengan jarinya “Bang!” ke arah Jae-ha.
“Jika itu kakak, apakah kakak bisa berpikir dengan baik pada situasi seperti itu? Semua senjata ditodongkan padaku!!” seru Jae-ha. Ia tak mengerti mengapa ia disalahkan.
“Jadi…kau benar-benar kehilangan akal dan tidak berpikir apapun. Seperti binatang,” ujar Jae-kang dingin. Jae-ha tak bisa berkata apa-apa lagi.
MP-00501 MP-00502
Jae-kang mendapat laporan kalau anggota komita Utara dan Selatan sedang menunggu responnya. Ia mengangkat telepon. Komandan Selatan menanyakan petunjuk Jae-kang mengenai kegiatan selanjutnya.
“Tugas terakhir telah selesai. Apa lagi yang diperlukan? Tim Gabungan Utara dan Selatan akan dibubarkan tengah malam ini,” ujar Jae-kang tegas sambil menatap Jae-ha. Jae-ha menoleh.
Komandan Utara menutup telepon dan memberitahukan keputusan Raja pada komandan lainnya. Semua menghela nafas panjang dan menunduk kecewa tapi tak bisa berbuat apa-apa.
MP-00505 MP-00511
“Dibubarkan?” tanya Jae-ha. Ia bertanya apakah pembubaran itu karena dirinya. Jae-kang tak menjawab dan beranjak pergi.
“Mereka adalah musuh!! Selama 60 tahun, mereka adalah musuh dan aku telah dicuci otak untuk mempercayai itu. bahwa aku tidak boleh mempercayai mereka. Siapa yang melakukannya?!” seru Jae-ha membela dirinya.
“Walau begitu!! Kau harus bisa menyeberangi jurang itu. Kau adalah keluarga kerajaan. Aku juga tahu kau banyak kekurangan. Tapi kau Pangeran, kau harus menjadi teladan. Kupikir jika aku menaruhmu di dalam situasi tertekan kau akhirnya akan mencapai sesuatu. “
Jae-ha berkata ia juga telah berjuang dengan susah payah, dengan senjata ditodongkan di kepalanya.
MP-00516 MP-00517
“Jadi kau hanya akan membunuh dirimu sendiri?! Mengapa kau tidak langsung menembak dirimu sendiri saja?”
Jae-ha tercekat mendengar perkataan kakaknya. Sebenarnya Jae-kang juga tidak bermaksud demikian tapi ia terlampau kecewa. Benar juga sih. Bagi Jae-ha mati adalah tindakan terhormat dan menjadikannya pahlawan tapi bagi Jae-kang itu adalah tindakan termudah dan pengecut. Bunuh diri bukanlah penyelesaian dari masalah, hanyalah tindakan melarikan diri dari masalah.
“Pangeran? Teladan? Baiklah, aku akan menunjukkannya. Kakak tahu tugas akhir yang sebenarnya kan? Berlari 60 km dalam waktu 8 jam. Aku akan melakukannya tapi batalkan pembubaran tim.”
“Apa kau sedang bercanda?” tanya Jae-kang frustrasi.
“Jam berapa sekarang? Sekarang pk. 11.34 malam. Berarti aku harus tiba sebelum pk. 07.34 pagi, bukan? Aku akan segera berangkat. Kakak hanya perlu memberi tahu tujuan akhirnya.” Jae-ha berjalan melewati kakaknya.
“Lee Jae-ha….”
“Sudah cukupkah aku bertanggungjawab?” tanya Jae-ha. Ia meninggalkan kakaknya sendirian.
MP-00529 MP-00530
Hang-ah mendapat dari Young-bae dan Kang-seok kalau Jae-ha akan melakukan tugas lari itu untuk membatalkan pembubaran tim.
“Dia bahkan mulai berlari tanpa pengawalan? Apa yang akan ia lakukan jika ia bertemu perwira lain atau rakyat…” ujar Kang-seok khawatir.
“Biarkan dia. Mungkin dengan membiarkannya sedikit menderita akan membuatnya sadar,” sahut Hang-ah tegas.
MP-00539 MP-00540
Jae-ha berlari dengan seragam lengkap, plus perlengkapan dan senjatanya. Empat orang perwira mengikutinya dari belakang. Lucunya Jae-ha malah mengharapkan kehadiran Hang-ah bahkan setelah tadi dia menembaknya. Kalo orang normal sih pasti malu hati. Kangen kali ya^^
Sama seperti Hang-ah. Walau tadi ia jelas menyuruh Jae-ha dibiarkan tapi ia sendiri yang menyusul Jae-ha dengan mengendarai motor. Jae-ha serta merta tersenyum girang tapi ia buru-buru berwajah serius lagi.
MP-00544 MP-00546
“Minggir,” katanya. Ia lalu berjalan melewati Hang-ah seakan-akan hendak berjalan sendirian. Hang-ah mengulurkan tangannya menghalangi Jae-ha, pura-pura menunjuk ke suatu tempat.
“Lihat desa di sebelah sana? Dulu pernah ada helikopter Amerika terhempas di sana. Para petani datang dan menghancurkan helikopter itu sampai berkeping-keping.”
Hang-ah menunjuk arah berlawanan. “Desa itu adalah tempat para tentara tinggal saat menyelesaikan pelatihan khusus. Para tentara dan warga desa biasanya mengadakan kompetisi bertarung dan menganggapnya sebagai latihan. Para ahjumma yang berani bahkan ikut bertanding.”
Jae-ha mulai terlihat sedikit takut.
MP-00549 MP-00555
“Bangunan ke-tiga di sana adalah tempat tinggal sebuah kelompok yang menamakan dirinya “Sang Iblis”. Mereka adalah para bandit yang suka mencuri mas kawin juga tas-tas para tentara. Siapapun yang berbicara terlalu banyak akan dipukuli. Menggunakan sekop dan batang besi,” ujar Hang-ah.
“Ayo jalan.” LOL^^
Hang-ah pura-pura merasa terpaksa dan mulai berlari. Jae-ha tersenyum dan mengikutinya dari belakang.
Sementara itu Raja menyampaikan keinginan Jae-ha untuk berlari dan meminta masukan dari para komandan Utara dan Selatan. Ia akan mengikuti keputusan mereka.
MP-00569 MP-00570
Hang-ah dan Jae-ha berlari bersama. Seperti biasanya selalu ada perdebatan jika mereka bersama. Hang-ah berkata Jae-ha benar-benar keras kepala hingga kadang menjadi bodoh. Walau Jae-ha sedang menebus kesalahannya, apakah akan mempengaruhi keputusan pembubaran tim? Apalagi berlari 60 km bukanlah hal yang mudah dan Jae-ha berlum pernah berlari sejauh itu sebelumnya.
“Mengapa aku harus berlari sejauh 60 km? Paling banyak 2 km, itu mudah,”ujar Jae-ha tersenyum nakal. Hang-ah menoleh tak mengerti.
“Pikirkan jika kau menjadi anggota komite Selatan. Sebagai Pangeran, aku bersedia menerima hukuman atas kesalahanku. Lalu apa pikiran mereka? ‘Dia Pangeran. Jika dia berlari sejauh itu, ia akan kecapean.’ Mereka akan bertindak dengan memikirkan Raja, bukan? Mereka akan mengambil keputusan dan menemui kakakku. Lalu kakakku bilang, ‘jika kalian memutuskan demikian…’. Kakakku dianggap rendah hati dan para anggota komite akan mendapat penghargaan karena telah melindungi anggota kerajaan. Dan aku bisa kembali ke Selatan dengan selamat. Akhir yang bahagia. OK?”
Gubrak!! Gini nih ekspresi Hang-ah waktu denger perkataan Jae-ha hahaha^^
 MP-00581 MP-00584
Hang-ah bertanya sejak kapan pikiran seperti itu muncul di kepala Jae-ha. Baru saja, kata Jae-ha. Ia hanya harus berpura-pura lari semalaman. Lagipula kakinya terluka (karena terjatuh saat di kamar kecil), bagaimana bisa berlari sejauh 60 km?
“Tanggung jawab? Teladan? Jangan bercanda,” gumamnya sambil tertawa geli.
Sebuah mobil menghampiri mereka. Jae-ha menganggap ucapannya barusan akan terjadi.
“Lihat, bukankah mereka datang untuk membujukku (berhenti berlari)? Kurasa aku jenius. Ayo cepat berlari lagi, pura-pura kita kesakitan.”
Hang-ah benar-benar tak habis pikir dengan cara berpikir Jae-ha. Jae-ha berlari mendekati mobil itu dan pura-pura kecapean. Seorang perwira turun.
“Aku datang untuk memberitahukan hasil rapat komite. Waktu mulai adalah pk. 11.34. Pada jalan ini terdapat Sekolah Dasar Dae Dong, 60 km jauhnya. Kalian berdua harus tiba di sana sebelum pk. 07.34 pagi.”
“Mereka benar-benar membiarkanku berlari?” tanya Jae-ha terkejut. Perwira itu menunjukkan alat agar lokasi Jae-ha dan Hang-ah bisa terpantau. Para pengawal yang tadi mengikuti Jae-ha diperintahkan kembali. Perwira itu berharap Jae-ha dan Hang-ah berhasil lalu ia pergi.
MP-00605MP-00600  
Jae-ha bengong. Kasiaaan deh^^ Terpaksa ia berlari. Baru saja berlari beberapa ratus meter, ia bertanya masih seberapa jauh ia harus berlari. Ia ingin beristirahat lebih dulu. Kakinya mulai terasa sakit.
MP-00612 MP-00614
Sebuah mobil medis melewati jalan itu. Jae-ha melambaikan tangannya hendak meminta tumpangan. Mobil itu berhenti. Ternyata anggota tim yang lainnya datang.
Shi-kyeong bertanya apakah Jae-ha baik-baik saja. Jae-ha meminta obat penahan sakit. Tapi perwira pengemudi mobil itu berkata mobil itu hanya bertugas mencegah. Meminta pertoongan sama saja dengan menyerah. Apakah Jae-ha mau menyerah?
“Kalau begitu mengapa kalian di sini?” tanya Jae-ha.
“Kami ingin lari bersamamu,” ujar Shi-kyeong. Dong-ha dan Young-bae melambaikan tangan mereka, dibalas oleh Hang-ah. Mereka merasa ikut bertanggung jawab.
MP-00624 MP-00627
Hang-ah berterimakasih atas kedatangan Shi-kyeong, ia berkata ia sulit menghadapi Jae-ha yang selalu mengeluh.
“Kami seharusnya datang lebih cepat, aku minta maaf,” ujar Shi-kyeong.
“Tapi sejak kapan memutuskan unutk ikut berlari? Sejam lalu aku memikirkan wajah Komrad Eun Shi-kyeong, mungkinkah kau berpikir untuk datang pada saat itu?” tanya Hang-ah. Jae-ha tak senang melihat keakraban keduanya.
MP-00631 MP-00633
Apalagi ketika Shi-kyeong menanyakan keadaan Hang-ah, apakah Hang-ah masih terkejut setelah tembakan tadi. Jae-ha baru teringat apa yang tadi ia lakukan pada Hang-ah.
Hang-ah berkata ia tidak apa-apa. Ia menyindir Jae-ha melakukannya untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Jae-ha mengomel pada Shi-kyeong mengapa ia harus mengungkit masalah memalukan itu.
“Kau ingin membuatku tampak bodoh kan? Kau seharusnya datang lebih cepat. Kau sempat mandi dan makan, itulah sebabnya kau terlambat. Dan kau sempat-sempatnya minta maaf karena kau terlambat? Apa kau mempermainkan aku? Jelas-jelas kau menungguku kelelahan agar saat kita tiba di tujuan akhir, di depan kakakku dan para anggota komite kau akan berkata ‘Pangeran berjuanglah, biar aku menggendongmu’. Sekilas saja aku tahu kau sedang berakting. Di masa yang akan datang kau pasti akan terus mendapat kenaikan pangkat. Kau hebat, Eun Shi-kyeong.”
Shi-kyeong menunduk sedih.
MP-00642 MP-00643
“Jangan tertipu olehnya,” ujar Hang-ah pada Shi-kyeong. “Aku tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Komrad Lee. Saat ia merasa malu, ia akan membuat orang lain merasa bersalah. Ia ingin kau ikut menanggung bebannya.”
“Kapan aku seperti itu?” kata Jae-ha gelagapan.
“Aku minta maaf karena tidak bisa melihat niat baik Pangeran. Kami tidak akan menjadi beban Pangeran. Pangeran bisa berlari sendiri. Kami akan memperhatikanmu,” kata Shi-kyeong. Bwahahahaha…. totally salah mengerti.
Shi-kyeong pikir Jae-ha sengaja berkata seperti itu karena tidak ingin Shi-kyeong dan yang lainnya ikut menanggung kesalahannya. Ia pikir Jae-ha benar-benar ingin menebus kesalahannya sendirian. Shi-kyeong ini contoh orang yang berpikiran positif.
Jae-ha tak menyangka Shi-kyeong berpikir seperti itu. “Ba-baiklah, sendirian. Kau mengerti maksud baikku sekarang?”
MP-00646MP-00653
“Iya, tapi jangan lupa. Kami selalu mendukungmu,” Shi-kyeong membungkuk memberi hormat dan kembali naik ke mobil diikuti yang lainnya.
“Ah, stress,” Jae-ha memegangi kepalanya. Hang-ah tersenyum geli. Jae-ha selalu bersikap tidak baik pada Shi-kyeong tapi Shi-kyeong selalu berpikiran lurus hingga akhirnya Jae-ha yang kena batunya.
MP-00663 MP-00666
Sementara itu, walau Jae-kang tadi sangat marah pada adiknya, tapi ia tidak tidur semalaman. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia mengkhawatirkan Jae-ha.
MP-00668 MP-00670
Melewati tengah malam, dinginnya udara semakin bertambah dengan turunnya salju. Hang-ah menoleh dan melihat Jae-ha berjalan terseok-seok menyeret kakinya yang sakit. Hang-ah melepaskan ranselnya dan mengambil kotak jarum.
Polonium 102!!
Itulah yang ada di benak Jae-ha saat melihat kotak jarum itu. Ia ketakutan dan mencoba melarikan diri. Hang-ah menariknya dan menjatuhkannya ke tanah. Lalu ia membuka perban luka Jae-ha.
Jae-ha berteriak-teriak kesakitan. Hang-ah tak mempedulikan protes Jae-ha. Ia mengambil jarum dan menusukkan di sekitar luka Jae-ha. (Awalnya aku kira itu jarum jahit tapi ternyata jarum akupunktur)
MP-00676 MP-00678
Jae-ha berhenti berteriak. Rasa sakitnya mereda. Hang-ah merawatnya dengan teliti dan penuh perhatian. Hal ini tidak lepas dari pengamatan Jae-ha.
“Komrad, kau pikir aku ini orang seperti apa?” tanya Hang-ah.
“Partai merah,” jawab Jae-ha. Hang-ah tersenyum. Partai merah = orang Utara.
MP-00685 MP-00686
Keduanya pun melanjutkan perjalanan. Salju turun semakin lebat. Mobil medis pelan-pelan terus mengikuti mereka sekaligus memberi penerangan. Hang-ah melihat Jae-ha kembali merasa kesakitan. Ia menawarkan akupunktur kembali bahkan menawarkan Jae-ha meminta obat pada mobil medis.
“Bukankah itu artinya aku menyerah?” tanya Jae-ha. Ia lalu kembali berjalan.
Jae-ha salah jika berkata ia berlari sendirian. Selain Hang-ah yang berlari di sisinya, teman-temannya di mobil medis, Raja dan para Komandan Utara dan Selatan juga mengorbankan waktu istirahat mereka untuk terus mengawasi perjalanan mereka.
MP-00687 MP-00692
Teman-teman di dalam mobil sangat khawatir melihat Jae-ha jalan tertatih-tatih. Kang-seok berkata Jae-ha pasti tak bisa berpikir jernih didera rasa sakit seperti itu. Dong-ha berkata pada Shi-kyeong sebaiknya mereka meminta Jae-ha menyerah. Shi-kyeong juga mengkhawatirkan keadaan Jae-ha. Ia meminta pengemudi membunyikan klakson agar Jae-ha berhenti.
Klakson terus dibunyikan. Hang-ah melihat Jae-ha dengan khawatir. Jae-ha berusaha terus berjalan. Di kepalanya, perkataan Jae-kang dan Hang-ah terus berkelebat.
MP-00701 MP-00706
Hang-ah: Kau sebenarnya takut, bukan?
Jae-kang: Melepas tembakan berarti mengakhiri semuanya. Dan adikku sendiri yang melakukannya.
Hang-ah: Kau tidak memiliki ketangguhan dan keinginan untuk berjuang. Kau juga tak memiliki harga diri.
Jae-kang membungkuk: Aku minta maaf.
Jae-kang: Aku pikir jika aku menaruhmu dalam situasi tertekan kau akan bisa mencapai sesuatu. Jadi kau akan membunuh dirimu sendiri?!
Hang-ah: Jika kau ingin menyalahkan sesuatu, salahkan dirimu yang pengecut.
Jae-kang: Kau harus bisa melewati jurang itu. Kau adalah Pangeran!!
MP-00709 MP-00713
“Sebaiknya kalian kembali!!” bentak Jae-ha pada mobil medis di belakangnya. Hang-ah memberi tanda dengan tangannya agar mereka berhenti membunyikan klakson. Ia melihat Jae-ha dengan sedih. Ia mengerti Jae-ha sedang berjuang. Secara fisik dan juga mental.
MP-00715 MP-00717
Pagi pun tiba. Mereka tiba di tepi sungai. Jae-ha berjalan menggunakan tongkat dan tampak sangat kelelahan. Hang-ah mengulurkan tangannya untuk membantu Jae-ha berjalan tapi Jae-ha tak menyambutnya.
Hang-ah berjongkok di depan Jae-ha, siap menggendongnya. Jae-ha tak mempedulikannya dan terus berjalan. Baru beberapa langkah, ia tersungkur di tanah. Hang-ah buru-buru pergi untuk mengambil air di sungai.
MP-00722 MP-00726
Tapi Jae-ha memang keras kepala. Ia tetap memaksakan diri berjalan tanpa menunggu Hang-ah kembali. Akhirnya ia terjatuh berguling-guling. Hang-ah segera berlari menghampirinya dan hendak membantunya bangkit.
“Aku tidak mau! Tidak mau, tidak mau!!” seru Jae-ha frustrasi, “Berdiri pada saat seperti ini, aku sudah mencapai batas!! Apa lagi yang kau ingin untuk kulakukan?!! Apakah Pangeran itu peliharaan atau kacung (yang bisa diperintah-perintah)? Aku bukannya ingin menjadi anggota keluarga kerajaan jadi mengapa aku…”
Jae-ha tak tahan lagi. Ia menangis menumpahkan seluruh perasaannya. Hang-ah membiarkannya.
 MP-00742 MP-00745
Keduanya duduk berdiam diri. Hang-ah merogoh sakunya dan menaruh saputangan di dekat Jae-ha tanpa mengatakan apapun. Jae-ha bertanya sekarang sudah jam berapa. Pk. 07.09 pagi. Artinya 25 menit lagi waktu mereka habis.
“Aku tidak menakutimu kan? Tembakan itu. Aku bahkan merasa hatiku kosong,” kata Jae-ha pelan.
Hang-ah menoleh. Ia tersenyum. Ia tahu Jae-ha menyesali tindakannya menembak Hang-ah dan itu sudah cukup.
MP-00763 MP-00774
Hang-ah membaringkan dirinya di atas batu dan berkata cuacanya enak sekali. Ia menepuk tempat di sampingnya dan menyuruh Jae-ha ikut berbaring sebentar.
“Tidak mudah menemukan hari cerah pada musim dingin,” kata Hang-ah. “Melakukan yang terbaik hanya demi perdamaian, apa gunanya? Bisa mengalami perasaan seperti ini, barulah merasakan hidup yang sebenarnya.”
Jae-ha ikut berbaring. Keduanya diam-diam saling memperhatikan.
MP-00776 MP-00781
Sementara itu pusat pengawas bingung karena Jae-ha dan Hang-ah tidak menunjukkan pergerakan selama 5 menit.
“Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan?” tanya Komandan Utara.
“Mereka sedang tidur bersama,” jawab seorang perwira. LOL^^
MP-00782 MP-00784
Tak lama kemudian Jae-ha bangkit berdiri dan kembali mengenakan seluruh perlengkapannya. Hang-ah trkejut.
“Ayo jalan,” kata Jae-ha.
“Komrad Lee Jae-ha, ini sudah….”
“Aku adalah Pangeran.” Walau waktunya sudah habis, Jae-ha meneruskan perjalanannya.
MP-00790 MP-00791
Raja mendapat laporan kalau keduanya sudah terlihat. Ia menghela nafas lega.
MP-00792 MP-00797
Jae-ha dan Hang-ah berjalan menuju tempat tujuan yang sduah terlihat di depan mata. Jae-ha terjatuh. Shi-kyeong buru-buru menolongnya. Tapi Jae-ha menepisnya.
“Apa kau ingin menertawakan kekalahanku?” katanya kesal.
“Kekalahan apa?” tanya Shi-kyeong.” Masih ada waktu 5 menit lagi, manfaatkan dengan sebaik-baiknya.”
Jae-ha bingung. Ia memandang Hang-ah. Hang-ah tersenyum. Ia tadi berbohong, sebenarnya bukan tersisa 25 menit lagi melainkan 40 menit. Ia melakukannya karena ia melihat Jae-ha terlihat sangat lelah jadi ia merasa Jae-ha harus menyerah dan beristirahat.
“Tempatnya di sana, ayo cepat dan lihatlah,” ujar Hang-ah.
MP-00803 MP-00804
“Dasar partai merah,” gerutu Jae-ha.
Hang-ah tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk membantu Jae-ha berdiri. Jae-ha kali ini menerima uluran tangan Hang-ah. Mereka berjalan bersama menuju garis akhir.
Para komandan dan perwira lainnya bersorak gembira menyambut kehadiran mereka. Jae-ha melangkah dengan percaya diri, dan melingkarkan tangannya ke pundak Hang-ah. Tim Utara dan Selatan bersatu.
MP-00823 MP-00826
MP-00850 MP-00845

source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/04/sinopsis-king-2-hearts-episode-4.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment