Monday, December 03, 2012

Sinopsis King 2 Hearts Episode 2


MP-00076
  

“Musuh negara: Lee Jae-ha. Bunuh begitu terlihat. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku menuruti perintah itu?” tanya Hang-ah pada Jae-ha yang terpana di lantai.
“Aku akan bersikap baik,” ujar Jae-ha cepat. “Katakan saja apa yang kauinginkan dan aku akan melakukannya sebaik-baiknya.”
Hang-ah tersenyum dan melepaskan tongkat pel yang tadi ia pakai untuk menahan Jae-ha. Hang-ah berkata ia tadi hanya bercanda. Ia datang ke sini untuk berlatih jadi untuk apa ia membunuh Jae-ha. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Jae-ha berdiri.
MP-00002 MP-00004
Jae-ha menghindar ketakutan dan melihatnya dengan curiga. Hang-ah menarik kerah baju Jae-ha dan menariknya berdiri.
“Jangan takut,” kata Hang-ah sambil menepuk dada Jae-ha, ”Dulu memang sering terjadi hal seperti ini (antara Korut dan Korsel) tapi sekarang kita hidup dalam masa damai dan saling mengerti.” Sekali lagi ia berkata ia hanya bercanda dan ia berharap mereka bisa bekerja sama dengan baik di masa yang akan datang.
Jae-ha sepertinya benar-benar ketakutan karena ia tidak berani berbicara satu patah katapun. Seakan-akan jika ia salah bicara maka habislah riwayatnya.
“Mengapa wajahmu seperti itu? apa kau pikir aku akan memakanmu hidup-hidup?” tanya Hang-ah dengan nada bergurau. “Ayo bersemangatlah!” ujarnya seakan-akan tidak pernah terjadi apapun.
MP-00010 MP-00014
Frankfurt, Jerman.
Seorang pria tua terbaring sakit. Ia diperiksa oleh dokter asing. Pria tua itu melihat ke ujung tempa tidurnya, pada seorang pria berwajah sedih yang memotongi kuku kakinya. Pria tua itu tersenyum dan memberi isyaat agar para dokter pergi. Tampaknya pria tua itu seorang yang sangat kaya atau paling tidak sangat berpengaruh karena ia dirawat dalam kamar yang sangat luas.
Begitu para dokter pergi. Pria berbaju merah yang memotongi kuku pria tua segera menghambur ke sisi pembaringan. Ia memegangi tangan si pria tua dan menangis.
“John, Ayah minta maaf. Ayah terlalu mengabaikanmu,” kata si pria tua.
“Tidak, Ayah. Ayah memberiku sesuatu dan itu cukup bagiku,” kata pria bernama John (Yoon Jae-moon) itu sambil menangis. John tampaknya sudah berumur namun sikapnya agak aneh, seperti anak-anak.
Ia mengeluarkan sebuah bolpen. Ternyata ia adalah anak yang dulu menikam Jae-ha dengan bolpen dan menulis di jendela. Bolpen itu adalah hadiah Natal dari ayahnya.
“Teman-temanku sangat iri karena bolpen ini dari Amerika. Jadi Ayah, tolong…,” John menangis.
MP-00017 MP-00022
Pria tua itu mengulurkan tangannya. John menyalakan musik. Ayah John menyingkap selimutnya dan mengeluarkan sebuah map berisi surat wasiatnya.
“Surat ini kutulis bersama pengacaraku. Mulai sekarang, kau akan menjadi pemilik Klub M.”
John terpana melihat surat itu. Ia menangis keras dan bertanya mengapa ayahnya berkata demikian. Ayahnya meminta segelas air minum.
John berdiri dan membawa map wasiat ke ujung kamar yang jauuuuuh untuk menelepon perawat. Ia berkata ayahnya menginginkan segelas air.
MP-00028 MP-00033
Raja Jae-kang mendapat laporan dari Sekretaris Eun bahwa komisi gencatan senjata di PBB telah menyetujui kerjasama Korut dan Korsel. Amerika dan Cina sedang mengawasi setiap perkembangan dengan ketat. Jae-kang berkata PBB tidak memiliki alasan untuk tidak menyetujuinya tapi harus dipastikan agar mereka tidak menemukan alasan untuk membubarkan krejasama ini. (Jika Korut dan Korsel bersatu maka akan menjadi nergara besar yang harus diwaspadai dunia)
Jae-kang menghela nafas panjang. Sekretaris Eun bertanya apakah Raja ingin tahu berita terakhir mengenai Klub M. Raja berkata akhir-akhir ini tampaknya tidak ada pergerakan. Sekretaris Eun melaporkan Tn. Mayer saat ini sedang sakit parah dan sudah ada beritanya. Sepertinya untuk sementara Klub M akan berkutat dengan masalah internal mereka.
“Siapa yang akan mengalami kerugian terbanyak dengan adanya WOC?” tanya Raja.
“Tentu saja Klub M,” jawab Sekretaris Eun.
Klub M adalah penjual senjata. Menjual senjata untuk mendapatkan uang. Mereka memiliki jaringan luas yang tersebar di seluruh dunia. Tidak ada yang tahu apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Sekretaris Eun berkata ia akan mencari tahu lebih banyak.
MP-00035 MP-00039
Seoang wanita asing, yang sudah pasti bukan seorang perawat (dandanannya menyeramkan dan alisnya ditindik), membawa segelas air ke kamar Tn. Mayer (pria tua yang terbaring sakit). John duduk dengan wajah tegang sambil menekan-nekan bolpennya hingga terdengar suara “klik” terus menerus. Wanita itu berjalan melewati John tanpa melirik sedikitpun.
Setibanya di sisi pembaringan Tn. Mayer, wanita itu mengeluarkan alat suntikan dan menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus. Tn. Mayer membuka matanya dan mulai kejang-kejang. Bunyi “ klik” dari bolpen John semakin cepat dan semakin intens. Tiba-tiba hening… Tn. Mayer meninggal dunia.
Tanpa berkata sepatah katapun John turun ke ruangan bawah yang sepi. Ia melhat map berisi surat wasiat dan bolpen di kedua tangannya. Pelan-pelan senyum mengembang di wajahnya. Lalu ia mulai tertawa terkikik dan berguling di lantai. Crazy I’d said >,<
John mengangkat kedua tangannya dan berteriak. Tulisan “I am King” bergema di benaknya. Sekarang ia adalah ketua Klub M yang baru.
MP-00047MP-00072
Jae-ha meminta seorang perwira menelepon kakaknya. Karena ini jaman canggih, mereka menggunakan telepon video^^ Jae-kang dan Sekretaris Eun melihat Jae-ha dari layar televisi.
“Kak, apa kau tahu apa yang baru saja terjadi? Wanita itu, pemimpin WOC dari Utara, berani mengancam untuk membunuhku di kamar kecil,” katanya berapi-api.
Jae-kang memejamkan mata dan menarik nafas panjang. “Jae-ha---ya….”
“Dan juga, seorang perwira dari pihak kita telah menodongkan senjata padaku. Tebak siapa orangnya? Putera Sektretaris Eun.”
Sekretaris Eun mengerutkan kening. Sepertinya Jae-ha tidak tahu Sekretaris Eun juga berada di sana.
MP-00085 MP-00089
“Kakak tidak bisa mempercayainya bukan? Aku juga sama, tapi itulah kenyataannya. Kakak, WOC yang selama ini Kakak nantikan sebenarnya berisi orang-orang yang tidak bisa dipercaya..”
Jae-kang langsung mengambil remote dan mematikan koneksi. Ia melempar remote itu ke atas meja dengan kesal dan berdiri marah.
“Anak ini semakin memburuk!”
Ia meminta Sekretaris Eun jangan khawatir, Jae-ha hanya bicara sembarangan. Ia berkata tidak akan menerima telepon Jae-ha lagi di masa yang akan datang.
MP-00091 MP-00093
Tak berhasil meyakinkan kakaknya, Je-ha terpaksa kembali ke asrama. Di depan kamarnya tertulis Kim Hang-ah, Lee Jae-ha. Jae-ha menarik nafas pasrah. Mereka sekamar…yeaaayy^^
Ia masuk dan melihat Hang-ah sedang memasukkan pakaian dalamnya ke sebuah tas kecil. Jae-hae berkata siapa yang mau melihat pakaian dalam bekas. Hang-ah terkejut saat mengetahui Jae-ha sudah berada di kamar. Ia segera menutup tasnya dan menguncinya.
“Kudengar banyak hidung belang di sini,” ujarnya santai.
MP-00098 MP-00099
Jae-ha juga mulai membongkar tas. Ia mengeluarkan berbotol-botol produk perawatan kulit. Hang-ah terkagum-kagum melihat semuanya.
“Bolehkah aku mencoba beberapa?” tanya Hang-ah riang sambil menghampiri meja.
Jae-ha buru-buru menghalanginya. Ia bergumam mengapa Hang-ah tidak menggunakan milik sendiri dan malah ingin menggunakan miliknya. Apalagi setelah peristiwa tadi, apakah Hang-ah tidak punya malu.
MP-00104 MP-00105
“Mengapa kau bergumam? Jika kau ingin mengatakan sesuatu bicaralah yang jelas!”
“Aku ingin memberimu ini,” Jae-ha cepat-cepat menyodorkan sebotol perawatan kulit miliknya. Sepertinya ia masih takut. Hang-ah mengulurkan tangannya, siap menerima sedikit krim. Jae-ha tersenyum nakal.
MP-00110 MP-00114
“Daripada yang ini…”Jae-ha mencari-cari di antara botolnya. “Ah, ini!” Ia mengambil sebuah botol.
Ia mengocok botol itu lalu menumpahkannya ke tangan Hang-ah. Hang-ah sangat senang, ia berkata tidak perlu banyak-banyak. Jae-ha berkata krim itu harus dipakai banyak-banyak agar menyerap dengan baik.
Hang-ah mengangguk mengerti. Ia mulai mengusapkan krim itu di wajahnya. Tapi wajahnya terasa panas. Ia bertanya krim apakah itu.
MP-00121 MP-00127
“Ah…maaf ternyata ini krim cukur. Jelas bukan untukmu. Merk itu aku gunakan untuk kulit wajah yang sensitif,” kata Jae-ha pura-pura terkejut.
Hang-ah mendelik kesal.
MP-00128 MP-00129
Pelatihan dimulai. Anggota tim mendapat pengarahan dari Shi-kyeong mengenai WOC. WOC diadakan setiap dua tahun oleh Komisi Gencatan Senjata PBB dan tahun ini diadakan untuk ketiga kalinya. Kriterianya adalah bagaimana merespon situasi darurat dan diikuti oleh 16 negara. Slogan kompetisi ini adalah persahabatan. Dengan demikian kerja sama dan kerja tim sangat penting.
Hang-ah berterima kasih atas penjelasan Shi-kyeong. Ia bertanya pada Jae-ha apakah Jae-ha tahu siap pemenang pertama WOC.
“Hm…tentara luar angkasa,” jawab Jae-ha asal. Peserta lain langsung menoleh. Suasana ketegangan mulai muncul. Tapi Hang-ah tidak memperpanjangnya.
MP-00136 MP-00142
“Pemenangnya adalah tim perwira yang didik oleh Sekolah Militer West Point di Amerika Serikat. Pemenang pertama pada WOC kedua juga Amerika dan pemenang keduanya adalah Inggris. Sedangkan Korea, karena perbedaan prinsip antara Utara dan Selatan belum pernah mengikuti kompetis ini. Sungguh disayangkan.”
Jae-ha tertawa tak percaya.
“Itu benar. Itulah sebabnya Utara dan Selatan menggabungkan kekuatan kali ini. Kta harus melakukan yang terbaik,” kata pemimpin pelatihan, “Itulah sebabnya latihan kita akan di….”
Prang!! Lampu di ruangan itu mendadak pecah. Hang-ah menoleh ke jndela. Seseorang berpakaian hitam dan bertopeng menerobos masuk lewat jendela. Semua anggota tim bergerak cepat menjauhi jendela untuk berlindung. Jae-ha bersembunyi di bawah meja.
MP-00150 MP-00155
Penerobos berpakaian hitam itu melepaskan tembakan bertubi-tubi ke segenap penjuru ruangan. Ia melpompat naik ke atas meja dan memerintahkan semua orang merunduk dan tidak boleh bergerak. Semua diam dan berpikir apa yang harus dilakukan (kecuali Jae-ha tentunya).
Penerobos kedua menerobos masuk dan mulai melepaskan tembakan. Diikuti penerobos ketiga. Seorang penerobos mengisi kembali senjatanya. Kesempatan itu dipergunakan pemimpin pelatihan untuk berlari menuju pintu. Dorr! Ia ditembak. Darah memercik ke tembok dan pemimpin pelatihan roboh ke lantai.
MP-00168 MP-00516
Hang-ah menoleh pada Shi-kyeong. Shi-kyeong mengangguk. Mereka mulai beraksi. Hang-ah berhasil mengambil alih senjata salah satu penerobos. Jae-ha merangkak ke pintu dan berusaha membuka pintu tapi pintu itu terhalang oleh tubuh pemimpin pelatihan.
Shi-kyeong dan Kang-seok juga berhasil mengambil alih senjata lawan dan balik menodong mereka. Tapi Kang-seok terpaksa menembak karena posisinya kurang baik.
Anehnya, penerobos itu tetap berdiri. Kang-seok kembali menembak. Penerobos itu tetap berdiri santai. Semua mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
MP-00189 MP-00190
Tiba-tiba pemimpin pelatihan yang berlumuran darah bangkit berdiri. Jae-ha berteriak ketakutan. Pemimpin pelatihan melepaskan kantung darang palsu yang tadi ditembak oelh penerobos “palsu”.
Ia berkata pelatihan barusan adalah misi yang berhasil diselesaikan oleh tim Inggris dalam WOC pertama.
“Jangan terlalu bangga karena kalian tidak tertembak. Selain peruru pertama (yang mengenai lampu), peluru lainnya adalah peluru karet. Tugas sebenarnya dimulai sekarang. Jelaskan apa yang baru saja terjadi.”
MP-00198 MP-00199
Ia menyuruh Jae-ha berdiri dan bergabung dengan timnya. Seluruh anggota tim mulai mencoba merekonstruksi ulang kejadian itu dengan menggunakan maket dan mainan.
Dong-ha dan Young-bae hanya mengingat sepotong-sepotong. Hang-ah dan Shi-kyeong yang berkepala dingin dapat menganalisis dengan baik. Bahkan begitu penerobos pertama masuk, dari senjata yang digunakan mereka langsung bisa menebak kalau ini hanya latihan. Senjata itu terlalu lemah untuk menyebabkan kerusakan dan penyerangan.
MP-00204 MP-00207
“Kalian semua melupakan hal yang paling penting,” ujar Jae-ha serius. Semua bingung.
Jae-ha berjalan ke papan tulis dan mulai menjelaskan. Ia menggambar sebuah lingkaran. “Ini adalah musuh.” Lalu ia menggambar lingkaran kedua. “Ini adalah kita.”
Di tengah kedua lingkaran itu, ia menggambar garis merah yang memisahkan keduanya. Semua memperhatikan dengan serius.
“Hentikan mereka,” ujar Jae-ha tegas. Rasa penasaran membuat semua menunggu perkataan Jae-ha berikutnya.
MP-00213MP-00214
“Tanpa melibatkan aku.”
Gubrakk!! Penonton kecewa LOL^^
 MP-00218 MP-00217
Jae-ha berkata sebaiknya mereka ingat baik-baik hal itu lalu ia melenggang pergi.
Hang-ah menemui Shi-kyeong dan protes mereka tidak bisa memulai latihan dengan benar karena Jae-ha.
“Apakah kau tidak melihat ia bahkan tidak bisa lari mengelilingi lapangan satu kali saja? Kita seharusnya melatihnya secara fisik atau…”
“Aku akan menanganinya dengan caraku,” sahut Shi-kyeong tegas. Lalu ia berjalan pergi.
Malam itu Shi-kyeong mengenakan seragam tentara lengkap berikut perlengkapannya berlari mengelilingi lapangan. Hang-ah dan Kang-seok memperhatikannya dari balkon.
“Komrad Eun Shi-kyeong telah memilih jalur yang paling sulit. Ia memperlihatkan contoh sebagai pemimpin,” ujar Kang-seok.
MP-00228 MP-00232
Jae-ha bergabung dengan mereka di balkon. Kang-seok meliriknya dengan sebal.
“Karena satu komrad menghalangi tim, ia (Shi-kyeong) bahkan berusaha lebih keras. Apa kau tidak merasakan sesuatu melihatnya seperti itu?” tanyanya pada Jae-ha.
“Hmm.aku merasakannya. Sekarang aku tahu ia orang seperti apa,” ujar Jae-ha. Hang-ah dan Kang-seok menoleh, mengira Jae-ha “akhirnya” sadar.
“Dia gila… dia benar-benar gila kerja. Aku tak mengerti. Wah dia benar-benar…” Jae-ha bergidik, lalu masuk kembali ke dalam.
Hang-ah dan Kang-seok tak percaya Jae-ha bisa-bisanya berkata seperti itu. Kang-seok berkata jika Jae-ha ada di Utara, wajahnya pasti sudah lama dibanjiri air mata dan ditendang keluar. Hang-ah meminta Kang-seok bersabar seminggu lagi.
MP-00241 MP-00244
Mengapa? Ternyata mereka berlatih bergiliran tempat. Seminggu kemudian tim WOC menuju Korea Utara untuk berlatih. Jae-ha terlihat gugup datang ke Korea Utara. Hihi sepertinya perkataan Hang-ah, mengenai bunuh di tempat saat melihat Jae-ha, telah merasuk di hatinya.
Young-bae dan Kang-seok senang sekali bisa kembali ke negara mereka. Kang-seok menghampiri Jae-ha dan memberinya sebuah ponsel yang khusus digunakan di Utara dan pemerintah memberikannya gratis untuk Jae-ha. Bukannya berterima kasih, Jae-ha mengomel ia diberi ponsel kuno dan menaruhnya begitu saja di kantung kursi bus.
MP-00257 MP-00258
“Bagaimana? Melihat langsung pemandangan Utara, bukankah sungguh indah?” tanya Kang-seok.
“Indah apanya?” sembur Jae-ha, “Bul-go-gi (daging sapi panggang)?” Jae-ha menunjuk papan reklame bergambar sapi.
“Jangan bicara sembarangan, kami semua tahu kau ketakutan,” ledek Kang-seok.
“Lihat itu!” Jae-ha menunjuk sebuah papan lagi dengan tulisan sebuah slogan. “Walau anjing menyalak, barisan terus berjalan? Apa hubungannya dengan anjing menyalak? Apa pemimpin kalian seekor anjing?”
MP-00272 MP-00276
Deg! Wajah Kang-seok berubah. Ketegangan terasa di dalam bus. Shi-kyeong buru-buru keluar dari tempat duduknya dan menghampiri Kang-seok. Kang-seok sepertinya sudah siap memakan Jae-ha hidup-hiidup. Jae-ha ini ngga kapok-kapok ya, ia malah menantang apakah Kang-seok akan memukulnya.
“Kami ini tamu. Tamu!”
Kang-seok menenangkan dirinya. Jae-ha terus berceloteh bagaimana mereka bisa berpartisipasi dalam kompetisi jika mereka terus seperti ini. Apakah Kang-seok juga akan memukul jika tentara Amerika yang datang. Ia menyuruh Kang-seok duduk dengan menepuk-nepuk pundaknya.
Kang-seok tak tahan lagi, ia menepis tangan Jae-ha dan siap maju. Shi-kyeong menahan lengan Kang-seok.
“Komrad Rhi Kang-seok, kembali ke tempat dudukmu,” ujar Hang-ah tegas sambil terus menatap ke depan.
“Komrad Kim Hang-ah,” protes Kang-seok.
“Kita harus memperlakukan tamu dengan baik.”
Kang-seok menepis tangan Shi-kyeong dan kembali ke tempat duduknya. Jae-ha terlihat sedikit takut dengan apa yang akan menimpanya tadi.
MP-00286 MP-00292
Mereka tiba di asrama tempat pelatihan. Jae-ha masuk ke kamarnya, yang tentu saja berbeda dengan kamar di Korsel walau tidak terlalu buruk juga. Ia mendengar suara lalu melihat ke luar jendela. Timnya sedang berkumpul mengelilingi api unggun. Jae-ha mengomel ia telah dikucilkan. Salah siapa??
MP-00307 MP-00310
Kelima anggota tim lainnya mengelilingi api unggun untuk mengakrabkan diri. Hang-ah menyanyi lagu dari Utara diiringi permainan gitar Young-bae dan akordeon Kang-seok. Giliran tim selatan yang didaulat untuk menyanyi.
Dong-ha dan Shi-kyeong awalnya menolak tapi Dong-ha berkata Shi-kyeong terkenal dengan permainan gitarnya yang mendayu-dayu. Ia mengambil gitar Young-bae dan memberikannya pada Shi-kyeong. Akhirnya Shi-kyeong setuju untuk mengiringi Dong-ha menyanyi.
MP-00320 MP-00317
Dong-ha mulai menyanyi. Suranya ngga jelek sih tapi kurang pas nadanya. Lambat laun Shi-kyeong mulai menyanyi dan terbawa suasana hingga ia menyanyi sepenuh hati. Semua terkagum-kagum. Dong-ha tahu ia bukan tandingan Shi-kyeong, ia berhenti menyanyi dan langsung melempar “mic”nya ke tanah haha…suara Shi-kyeong bagus lho, coba kalau Jae-ha ikut nyanyi juga^^
Hang-ah terpesona dengan alunan suara Shi-kyeong. Mereka semua menikmatiya. Jae-ha memperhatikan mereka dari jendela. Entah ia tidak suka karena dikucilkan, entah karena cemburu melihat Hang-ah terpesona, wajahnya terlihat kesal.
MP-00357MP-00349 
Shi-kyeong yang sedang menyanyi tiba-tiba berhenti karena suara telepon. Telepon dari Jae-ha. Anggota tim yang lain mengomel lagi-lagi Jae-ha. Pangeran satu ini bena-benar ahli membunuh mood orang lain.
Pangeran menjebalkan Lee Jae-ha bertanya pada Shi-kyeong apakah ia tidak akan diberi makan. Shi-kyeong mengajak Jae-ha bergabung, mereka sedang makan kerang.
“Apa kau pikir aku orang primitif? Kerang bisa dimakan kapan saja. Di mana donat yang kita bawa dari airport?”
Shi-kyeong berkata ia menyimpannya di kantin. Jae-ha langsung menutup teleponnya. Young-bae dan Kang-seok tak habis pikir ada yang lebih merepotkan daripada para petinggi negaranya. Dong-ha ikut-ikutan mulai mengeluh.
MP-00363 MP-00368
Shi-kyeong menatap Dong-ha tajam. Hang-ah mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mengajak mereka melanjutkan. Tapi Shi-kyeong sudah tidak ingin menyanyi. Ia menyuurh Dong-ha meneruskan ceritanya (mengenai komandan mereka yang marah dan akting para prajurit yang meyakinkan). Hang-ah tiba-tiba mendapat ide.
MP-00375 MP-00376
Jae-ha keluar dari kamarnya. Ia mengomel mengapa ia harus berjalan sendiri ke kantin. Baru beberapa langkah, ia melihat dua lembar foto di lantai. Jae-ha memungutnya. Dua foto wanita cantik dan seksi. Jae-ha senang sekali.
Tiba-tiba ia mendengar suara orang mengobrol dari sebuah kamar. Jae-ha penasaran dan menguping pembicaraan mereka.
MP-00378 MP-00380
Kang-seok: “Mengapa kita harus mengalah padanya? Menurut pemikiranku, Pangeran itu seharusnya di….”
Hang-ah: “WOC adalah proyek sangat penting bagi negara kita. Apa kau akan bertindak karena emosi?”
Kang-seok: “Tapi apakah masuk akal mengikuti semua kehendaknya?”
(Di balik pintu, ternyata Hang-ah, Kang-seok dan Young-bae sedang bersandiwara. Mereka sengaja berdialog seperti itu agar didengar Jae-ha. Mengetahui Jae-ha masuk perangkap, Young-bae menyuruh teman-temannya meneruskan sandiwara mereka.)
MP-00384 MP-00387
Kang-seok: “Coba pikirkan. Jika terus seperti ini apakah akan terjadi perdamaian di antara dua Korea? Serahkan saja padaku. Aku akan…”
(Hang-ah menghentikan Kangseok dan menyuruhnya kembali ke naskah LOL :D)
Kang-seok: “Aku tidak berkata agar kita melakukannya dengan terang-terangan. Apakah kita mempunyai Polonium 102?”
Hang-ah: “Polonium 102? Bukankah itu senjata pembunuh yang dibuat Intsitur Penelitian Senjata Nuklir?”
(“Baca ini,” bisik Kang-seok pada Young-bae. Young-bae awalnya menggeleng tapi akhirnya ia membacanya.)
Young-bae: “Senjata yang dimaksud adalah jarum beracun yang 25 juta kali lebih beracun daripada asam sianida. Apakah kita harus menggunakan jarum beracun itu?”
Kang-seok: “Cukup satu suntikan. Kau harus melakukannya ketika tidak ada orang. Saat dia tidur. Kita akan membuat jantungnya berhenti berdetak.” 
Jae-ha terhenyak.
MP-00397MP-00398
Kang-seok: “Aku akan melakukannya. Jika Komrad Kim Hang-ah tidak mau, aku yang akan melakukannya. Jangan hentikan aku!”
Hang-ah: “Jangan bicara seperti itu! Walau Pangeran Jae-ha tidak kita sukai, bagaimana bisa kita membunuh Pangrean Korea Selatan?”
Hang-ah mengintip dari lubang pintu dan melihat Jae-ha sudah mendengar seluruh pembicaraan mereka. Ia membuka pintu. Jae-ha mundur ketakutan dan mengambil sikap waspada (dengan memegang dua foto gadis seksi…Omo drama ini bener-bener kocak^^).
MP-00404 MP-00407
Hang-ah pura-pura terkejut. Jae-ha memasukkan foto tadi ke saku selananya.
“Berapa banyak yang kaudengar? Kami hanya bermain-main. Jadi lupakan saja,” kata Hang-ah khawatir.
“Ooo..tentu saja,” sahut Jae-ha gugup. Ia berkata Hang-ah sebaiknya menenangkan Kang-seok.
“Kau benar,” kata Hang-ah serius. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak.
Kotak itu dibuka. Isinya berbatang-batang jarum^^
MP-00418 MP-00422
“Tapi pekerjaan pembunuh tidak diketahui siapapun,“ Hang-ah mengeluarkan sebatang jarum yang panjang. Jae-ha mulai was-was.
“Dalam sesaat seseorang bisa…Wack!” Hang-ah membuat gerakan menusuk jarum itu ke dahinya. Jae-ha bertambah gugup.
“Dan ia seorang yang mudah emosi,” ujar Hang-ah bergidik ngeri lalu pergi meninggalkan Jae-ha yang ketakutan.
MP-00423 MP-00517
Jae-ha langsung menemui Shi-kyeong. Ia b erkata akan berlatih dengan sebaik-baiknya mulai sekarang. Poor shi-kyeong. Ia sangat terharu sampai terlihat akan menangis. Shi-kyeong maju dan menggenggam tangan Jae-ha dengan penuh perasaan.
Jaeh menyuruh Shi-kyeong masuk karena ia akan berlatih dengan Hang-ah. Shi-kyeong kebingungan sementara Hang-ah senyum-senyum. Jae-ha menarik tangan Jae-ha dan berbicara tanpa mengeluarkan suara untuk memberi isyarat. Shi-kyeong tak mengerti.
Jae-ha menarik kepala Shi-kyeong dan kembali berbicara tanpa mengeluarkan kata-kata. “Jarum beracun berisi bahan atomik”. Hang-ah berdiri di antara mereka berdua dan berbisik, “Apa yang kaukatakan?”
MP-00444 MP-00464
Jae-ha buru-buru tertawa pada Shi-kyeong dan memintanya masuk sambil memegangi kerah Shi-kyeong erat-erat seakan-akan tak mau ditinggalkan berdua dengan Hang-ah. Tapi Shi-kyeong tak mengerti sinyal Jae-ha. Ia tersenyum senang dan mengangguk lalu meninggalkan Jae-ha berdua dengan Hang-ah.
Jae-ha terpaksa berlatih. Sebagai ganti lari di lapangna, ia berlari bersama Hang-ah di treadmill. Shi-kyeong datang mengunjunginya dan hanya mengucapkan dua patah kata.
“Pangeran, fighting!!” lalu ia pergi.
MP-00469 MP-00476
Jae-ha mengomel Shi-kyeong lagi-lagi membuatnya speechless. Jika Shi-kyeong tidak mempunyai mata setidaknya ia harus mempunyai otak. Hang-ah membela shi-kyeong, bahkan di Utara tidak banyak pria yang seperti Shi-kyeong. Jae-ha berkata jika Hang-ah menyukai Shi-kyeong mengapa tidak menyimpannya di sini saja (Utara).
Keesokan paginya, Ibunda Raja (kalau jaman sekarang ngga disebut Ibu Suri kali ya?) menanyai Jae-kang mengenai rumor yang beredar. Jae-ha dikabarkan akan menikah dengan wanita dari Korea Utara.
“Tentu saja tidak, Ibu. Sebaik apapun perkembangannya, pernikahan tidak terpikirkan olehku,” sahut Jae-kang. Ia bertanya pada istrinya apakah istrinya mendengar rumor tersebut. Istrinya juga tidak tahu menahu.
Ibunda Raja berkata mereka harus segera menikahkan Jae-ha. Rumor seperti ini timbul karena Jae-ha belum juga menikah dan usianya semakin dewasa.
MP-00486 MP-00488
Tapi tampaknya rumor itu benar karena Raja curhat pada ayah Hang-ah bahwa ia merasa bersalah karena telah membohongi ibunya. Ia bertanya pada ayah Hang-ah apakah ada wanita yang cocok untuk Jae-ha. Wanita modern yang akan disetujui rakyat Korsel. Jae-kang berkata ia telah melihat beberapa rekomendasi tapi tidak ada yang cocok (hmmm…aneh juga ya, kan Jae-ha yang mau menikah?).
“Bagaimana dengan puterimu? Ia cukup cantik.”
“Puteriku masih sangat muda,” elak ayah Hang-ah.
Jae-kang berkata bukankah usia Hang-ah sudah 30 tahun dan di Utara banyak wanita yang menikah pada usia muda. Ayah Hang-ah berkata masih banyak yang ingin dilakukan Hang-ah. Hang-ah belum memikirkan pernikahan dan banyak pria yang mengantri untuk mendapatkan puterinya. Ckckck…seandainya ia tahu >,<
Raja berkata ia mengerti, ia minta ayah Hang-ah jangan khawatir. Ia bisa melihat ayah Hang-ah sangat menyayangi puterinya. Ia bertanya-tanya apa rencana ayah Hang-ah untuk menikahkan puterinya kelak.
MP-00496 MP-00519


Saat sedang melatih Jae-ha, Hang-ah mendapat telepon dari Ki-woon, teman lamanya. Hang-ah terlihat senang sekali. Jae-ha terlihat sedikit kecewa…ehm cemburu??
MP-00508 MP-00510
Malamnya Hang-ah berdandan secantik mungkin. Ia bahkan berdandan sambil bersenandung. Jae-ha memperhatikan tingkah Hang-ah dan bertanya Hang-ah hendak menemui siapa. Kekasihnya?
“Temanku sejak kecil. Oya, walau aku pergi, kau tidak boleh bolos latihan malammu.”
Jae-ha protes bagaimana bisa ia berlatih sendirian. Hang-ah mengancam ia telah menaruh kamera untuk mengawasi Jae-ha. Jika Jae-ha bolos latihan maka Jae-ha akan tamat.
MP-00002 MP-00003
Di stasiun kereta, Hang-ah tersenggol orang lain hingga bedaknya terjatuh. Ia memungutnya dan teringat pada teman yang memberikannya bedak itu. Ki-woon.
Mereka bersahabat dan sangat dekat hingga Hang-ah yang menghibur Ki-woon saat Ki-woon mengalami kegagalan cinta. Ki-woon saat itu berkata jika di masa depan mereka tidak mempunyai pasangan bagaimana jika mereka saja yang menjalin hubungan. Hang-ah saat itu menyetujuinya walau Hang-ah berkata hal itu tidak akan terjadi karena dia belum berusaha menjalin hubungan dengan siapapun dan akan banyak pria mengantri untuknya setelah ia masuk universitas.
MP-00020 MP-00016
Hang-ah tersenyum mengingat janji mereka waktu itu. Ia sampai di tempat yang disepakati namun tempat itu gelap dan sepi. Ia membuka pintu dan masuk. Di dalam gelap gulita.
Tiba-tiba lampu menyala. Hang-ah terkejut melihat pemandangan di depan matanya. Teman-temannya menyanyi dan ruangan itu telah didekorasi. Ki-woon berdiri di tengah ruangan.
MP-00032 MP-00034
Hang-ah tersentuh mendapat kejutan seperti ini. Ki-woon maju dan berlutut sambil menyerahkan sebuket bunga pada Hang-ah.
“Maukah kau meresmikan hubungan kita?” tanya Ki-woon.
Hang-ah terpana dan tersenyum malu. Hatinya melambung. Teman-temannya bersorak. Hang-ah mengulurkan tangan untuk mengambil bunga itu tapi tiba-tiba Ki-woon berdiri.
MP-00044 MP-00048
“Bagaimana? Bagaimana? Apakah ini seperti lamaran di Korea Selatan?” tanya Ki-woon pada teman-temannya. Hang-ah tertegun. Teman-temannya tertawa. Seorang dari mereka menenangkan Ki-woon, Hang-ah yang kaku saja bisa merona dengan lamaran tadi, apalagi gadis lain.
Praak! Hati Hang-ah hancur berkeping-keping. Tapi tidak ada seorangpun yang menyadarinya. Salah seorang temannya malah memberi sebuah konfeti agar Hang-ah ikut menyalakannya saat Ki-woon melamar gadis pujaannya. Mata Hang-ah mulai berkaca-kaca.
MP-00051 MP-00068
Tak menyadari kerusakan yang telah dibuatnya pada hati Hang-ah, Ki-woon kembali berlatih dengan berlutut dan mengulurkan bunga pada Hang-ah. Tapi kali ini Hang-ah tidak tersenyum melainkan terlihat sangat sedih. Ki-woon terkejut dan bertanya ada apa. Hang-ah tak menjawab dan pergi dari sana saat itu juga.
MP-00067 MP-00073
Jae-ha berleha-leha di tempat latihan. Ia duduk-duduk dan bersiap menikmati donatnya? Hang-ah tiba-tiba muncul. Hang-ah tidak berkata ap-apa dan langsung naik ke treadmill. Jae-ha bergabung dengannya, meyakinkan Hang-ah kalau ia akan segera berlatih begitu menghabiskan donatnya. Melihat wajah Hang-ah yang murung, Jae-ha bertanya apa terjadi sesuatu.
MP-00077 MP-00079
Hang-ah tidak menjawab dan mulai berjalan di treadmill tapi karena tidak konsentrasi, kakinya keseleo dan ia terjatuh dari treadmill.
Jar-ha menghampirinya dan bertanya apakah Hang-ah terluka. Ia membantu memeriksa kaki Hang-ah. Hang-ah seperti hendak menangis. Jae-ha bergurau kaki Hang-ah hanya terkilir sedikit. Bukankah Hang-ah seorang prajurit terlatih? Mengapa jadi cengeng hanya karena terlikir sedikit?
MP-00081 MP-00083
Hang-ah mulai menangis. Jae-ha terkejut. Hang-ah mengomel Jae-ha memutar-mutar kakinya, tentu saja terasa sakit. Jae-ha tahu ada yang tak beres. Ia menahan Hang-ah saat Hang-ah hendak berdiri.
“Ada apa? Apa kau bertemu tentara Amerika? Apa seseorang mempermainkanmu? Mengatakan kau orang miskin? (hihi..di Secret Garden Ra-im kan dikatain miskin sama Joo-woon ^^)”
“Jangan bicara sembarangan kalau kau tak tahu apa-apa,” gerutu Ra-im eh Hang-ah. Ia hendak bangkit berdiri tapi lagi-lagi Jae-ha menangkap tangannya dan menahannya.
“Siapa orangnya? Siapa yang membuat pemimpin kita menangis?” tanyanya kesal.
MP-00085 MP-00090
Tersentuh oleh perhatian Jae-ha, Hang-ah pun curhat mengenai apa yang dialaminya barusan. Jae-ha bersikap simpatik seperti seorang sahabat.
Jae-ha berkata bisa-bisanya Ki-woon menggunakan Hang-ah sebagai teman berlatih untuk melamar gadis lain. Ia menduga Ki-woon bukanlah seorang tentara.
“Bagaimana kau tahu? Dia memang dikeluarkan,” kata Hang-ah kaget.
“Ternyata pria Utara dan Selatan sama saja,” ujar Jae-ha. Ia berkata sebaiknya Hang-ah melupakan Ki-woon, masih banyak pria lain di luar sana. Dan lagi Hang-ah baru berusia 30 tahun, masih muda.
MP-00109 MP-00111
“Itu di selatan. Di sini, wanita berumur 30-an dianggap wanita yang paling tidak diinginkan di antara yang tidak diinginkan. Dan lagi di ketentaraan tidak ada yang cocok,” keluh Hang-ah. Ia bertanya apakah ia harus mengencani pria botak. Ia takut pada akhirnya ia akan hidup sendirian sampai mati. Jangankan menikah, higga sekarng ia belum pernah berkencan satu kalipun. Apakah itu masuk akal?
“Tentu saja tidak..sangat menyedihkan,” kata Jae-ha prihatin.
Hang-ah berkata ia tidak membuat standar terlalu tinggi. Ia hanya menginginkan pria berwajah cukup tampan, sehat dan menyayanginya. Ia tidak pernah berpikir akan begitu sulit menemukannya. Poor Hang-ah >,<
“Penampilan luar dan latar belakang keluarga tidaklah penting,” ujar Jae-ha setuju.
MP-00122 MP-00125
“Ah, tapi ia harus lebih tinggi daripadaku. Sedangkan mengenai penampilan luar, jika ia begitu jelek hingga menjadi bahan olok=olok, tentu tidaklah baik. Ia juga harus berkepribadian baik,” ujar Hang-ah bersemangat. Curhat itu berlanjut hingga mereka kembali ke kamar. Berarti daftar kriterianya udah panjang banget^^
“….Berkepribadian baik dan dapat dipercaya seperti ayahku. Mengenai pendidikan, asalkan lebih baik dariku sudah cukup baik. Oya, dia juga harus lucu. Jika dia tak bisa bercanda pasti sangat membosankan.”
“Iya, bercanda di saat kau kencan sangatlah penting,“ sahut Jae-ha bosan.
Hang-ah senang karena Jae-ha menyetujuinya. Jadi ia pun melanjutkan daftarnya.
“Ia harus mengerti aku dan menyukai hal yang sama denganku. Ah, dia juga tak boleh berpikiran picik. Aku tak akan bisa memaafkan hal itu.”
MP-00134 MP-00135
Jae-ha tiba-tiba bertanya mengapa Hang-ah mengikuti WOC. Hang-ah terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Itu karena partai…”
“…memberimu perintah? Tentara memang selalu dimanfaatkan,” ujar Jae-ha.
Bukan seperti itu, kata Hang-ah, partai hendak membantunya.
“Membantu…apa?” tanya Jae-ha tertarik.
“Kehidupanku sebagai wanita….singkatnya, seorang pria.”
“Mereka merencanakan pernikahanmu?” tanya Jae-ha terkejut.
MP-00157 MP-00158
Hang-ah berkata ia juga meragukannya tapi ia terlalu malu untuk menolak. Walau itu hanya sekedar ucapan, ia ingin mempercayainya. Iabertanya pada Jae-ha mengapa pria selalu seperti itu.
Ia seorang wanita. Menjadi tentara hanyalah pekerjaannya. Ia juga wanita yang menarik jika para pria melihatnya dengan baik. Para pria berkata ia seorang yang bisa diandalkan dan jujur jadi mereka menganggapnya sebagai adik. Bahkan mereka berkata ingin punya anak laki-laki seperti Hang-ah.
“Sebenarnya apa salahku?” tanya Hang-ah.
Jae-ha menatap Hang-ah lalu beringsut duduk di lantai. Apa kau ingin tahu, tanyanya pada Hang-ah. Hang-ah mengangguk. Jae-ha memberi isyarat agar Hang-ah ikut duduk bersamanya di lantai. Hang-ah menurut.
“Karena mereka buta. Di mataku, Kim Hang-ah adalah seorang wanita. Menarik dan menyenangkan.,” kata Jae-ha bersungguh-sungguh.
MP-00172 MP-00173
Hang-ah terpana. Jae-ha pelan-pelan mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Hang-ah. Hang-ah tentu saja tak menyangka Jae-ha akan bersikap seperti tu. Apalagi Jae-ha pelan-pelan mendekatkan wajahnya. Hang-ah buru-buru melepaskan tangannya.
“Terima kasih kau sudah mengembalikan kepercayaan diriku, “ ujarnya gugup,” sebaiknya kau pergi mandi agar kita bisa tidur bersama.” Ups!!
Jae-ha tersenyum geli. “Baiklah, aku akan mandi secepat mungkin.” LOL^^
MP-00193 MP-00197
Sementara itu di suatu tempat, Klub M menyambut presiden ke-2 mereka, John Mayer. John muncul dengan memakai pakaian resmi dan bercelana pendek. Hadirin tertawa. John mengeluarkan secarik sapu tangan besar dan menutupi kakinya. Abrakadabra! Celana pendeknya berubah menjadi celana resmi yang sesuai dengan pakaiannya. Semua bertepuk tangan.
MP-00218 MP-00223
John berkata ia tadinya hendak menyelenggarakan pesta yang lebih mewah namun ia khawatir dengan tanggapan orang lain. Ia berkata saat ini Klub M memegang kunci dunia. Sebanyak 136 perusahaan berada di bahwa Klub M. Negara-negara yang mengenakan topeng perdamaian tidak bisa menentang kehendak klub M. Ia berkata sebagai rasa terima kasih pada semua yang hadir, ia akan menghadiahkan sebuah pertunjukkan.
Ia mengambil sebuah buku. Lalu dari dalam buku itu ia mengeluarkan seekor merpati. Merpati itu ia letakkan dalam sebuah kotak. Ketika diangkat, kotak itu ternyata kosong. Tapi seorang anak kecil melihat ke dalam lengan baju John dan berseru John menyembunyikan merpati itu di sana.
Deg! Penonton terdiam. John menatap anak itu dan tersenyum aneh. Ibu anak itu merasakan firasat buruk tapi tak berani berkata apa-apa.
MP-00457 MP-00234
John bergumam ia sudah ketahuan tapi pertunjukkan baru akan dimulai. Ia mengangkat tangannya dan dari dari dalam kolam keluar sebuah peti mati berukir yang naik hingga melayang di udara. Ia mengacungkan tangannya sekali lagi dan tutup peti itu terangkat tinggi. Ternyata di dalam tutup peti itu berbaris tiga bilah pisau panjang yang tajam hingga bisa menembus dasar peti.
Ia bertanya siapa yang bersedia menjadi relawan untuk pertunjukkannya. Tdak ada yang mau. John menatap anak kecil yang tadi menyerukan rahasia sulapnya.
John berkata anak itu terlalu kecil untuk menjadi sukarelawan. Ibu si anak menghela nafas lega. Tapi John menunjuk ayah si anak menjadi sukarelawan. Seorang undangan mengamati dengan cermat (tampaknya pria ini berperan penting karena ia sering disorot kamera).
MP-00244 MP-00236
Terpaksa ayah si anak menjadi sukarelawan dan berbaring di dalam peti. Si ayah mengamati tutup peti berbilah pisau di atasnya dengan ngeri. John tersenyum dan mengangkat tangannya kembali. Tutup peti terangkat sangat tinggi.
Sebagian melihat dengan kagum, sebagian dengan perasaan waswas terutama ibu si anak. Ia memeluk anaknya erat-erat. Si ayah sangat ketakutan melihat tiga bilah pisau tepat di depan matanya.
MP-00259 MP-00260
John menggerakkan tangannya dan tutup peti itu meluncur ke bawah dengan cepat. Semua undangan berseru kaget. Joh cepat-cepat menggerakkan tangannya lagi dan peti itu berhenti sebelum sempat menghujam peti. Undangan bertepuk tangan lega. John sangat menikmati semuanya itu.
Tiba-tiba peti itu meluncur turun. Bam! Menghujam peti tersebut hingga menembus dasarnya. Semua orang terdiam. John menutup mulutnya dengan tangan, seakan-akan kejadian tadi tidaklah disengaja. Ia mengangkat tangannya dan tutup peti itu terangkat. Peti itu dibalik hingga semua orang bisa melihat isinya. Kosong.
MP-00270 MP-00276
John tersenyum menatap ibu si anak. Wanita itu menoleh ke sana kemari mencari suaminya tapi suaminya tidak muncul lagi.
Matikah ia? Tidak. Setidaknya belum. Ayah itu di seret ke dalam suatu ruangan di mana si wanita bertindik (yang menyuntik mati ayah John) sudah menunggu. Pria itu didudukkan di kursi. Wanita bertindik mengambil sebilah pisau runcing dan membakar ujungnya. Entah ia melakukan apa dengan mata pria itu, yang pasti pria itu berteriak kesakitan. Kumpulan orang-orang gila @_@(dan jangan bawa anak-anak ke pesta orang aneh >,<)
MP-00475 MP-00479
Hang-ah bolak-balik di tempat tidurnya. Ia gugup menunggu Jae-ha keluar dari kamar mandi. Ketika akhirnya Jae-ha keluar, Hang-ah menutupi kepalanya dengan selimut. Ia mengintip sedikit dan melihat handuk Jae-ha jatuh ke lantai.
Terkejut, Hang-ah langsung bangkit. Ia berseru apa yang Jae-ha lakukan. Jae-ha berpakaian lengkap.
MP-00295 MP-00303
“Heh? Mengeringkan kakiku,” ujar Jae-ha tenang sambil menggosok-gosokkan kakinya ke handuk.
Hang-ah jadi malu sendiri dan buru-buru tidur lagi. Jae-ha menghampiri tempat tidur Hang-ah dan duduk di sisinya. Ia bertanya dengan lembut apakah Hang-ah tidak bisa tidur. Hang-ah terkejut dan mendorong Jae-ha agar pergi ke tempat tidurnya sendiri.
Jae-ha menenangkan Hang-ah. Mana mungkin ia berani macam-macam dengan Hang-ah. Ia menyuruh Hang-ah tidur dan mulai menepuk-nepuk punggungnya. Hang-ah bebalik untuk menepis tangan Jae-ha tapi Jae-ha menangkap tangannya.
“Kim Hang-ah, apakah kau tahu mengapa kau tidak memiki teman pria?” tanya Jae-ha, “Itu karena kau terlalu galak. Kau harus belajar menerima.”
 MP-00311   MP-00323
Hang-ah terbelalak. Tapi ia menurut dan pelan-pelan membalikkan tubuhnya lalu mulai memejamkan matanya sementara Jae-ha menepuk-nepuk punggungnya.
Setelah Hang-ah tertidur, Jae-ha menatap Hang-ah dengan lembut. Pelan-pelan ia merapikan rambut Hang-ah dan menggenggam tangannya. Jae-ha mencium leher Hang-ah!
MP-00329 MP-00338
“Tidak!” seru Hang-ah terbangun. Ia mengerjapkan mata, ternyata hari seudah pagi. Jae-ha tidak ada di kamar. Tempat tidurnya bahkan sudah rapi. Mimpikah ia?
Jae-ha masuk ke kamar sambil membawa sekotak donat dan memakan sebuah. Ia menawari Hang-ah. Ia membawa 100 kotak donut dari Korsel untuk dibagi-bagikan. Eh, emang Lee Seung-gi bintang iklan donat ya??
MP-00347 MP-00350
“Kemarin, apa yang kaulakukan?” tanya Hang-ah tanpa menghiraukan tawaran Jae-ha. Jae-ha bingung, tentu saja tidur.
“Ah, begitu ya…apakah kau benar-benar hanya pergi tidur?” tanya Hang-ah penasaran.
“Apakah aku harus melakukan hal lain?” tanya Jae-ha bingung.
“Tidak! Tidak! Sudah cukup,” ujar Hang-ah cepat. Ia buru-buru pergi keluar.
Jae-ha melirik dan tersenyum nakal.
MP-00354 MP-00359
Hang-ah berpapasan dengan Kang-seok dan Yeoung-bae. Kang-seok tersenyum dan memuji Hang-ah mendadak terlihat cantik. Ia memberi isyarat pada Young-bae.
“Benar! Benar!,” seru Young-bae. Ia menggenggam tangan Hang-ah dan memberinya semangat.
MP-00363 MP-00365
Kang-seok juga. Melihat tingkah aneh kedua temannya, Hang-ah kebingungan. Dan lagi, semua orang pun bersikap aneh.
Ahjumma di kantin berkata ia akan senang mempunyai menantu seperti Hang-ah walau ia sudah mempunyai menantu. Lalu Dong-ha berkata ia akan mengenalkan banyak temannya jika mereka kembali ke Selatan nanti. Bahkan Shi-kyeong yang pendiam pun menyarankan agar Hang-ah mencari hobi agar tidak terlalu stress dengan masalah pernikahan. Hang-ah bengong. Ia lalu tersadar siapa biang keladinya.
MP-00367 MP-00374
Hang-ah menerobos masuk ke kamar. Jae-ha sedang asik merawat wajahnya.
“Apakah kau menyebarkannya?” tanya Hang-ah tersengal-sengal.
“Hmmm…Bukankah kau mengatakannya padaku agar aku bisa memberitahu yang lain?” jawab Jae-ha polos. Ia berkata semua orang harus tahu agar Hang-a bisa menikah lebih cepat. Hang-ah berusaha menahan kemarahannya.
MP-00378 MP-00379
Jae-ha tertawa, ia berkata ia merasa sayang jika hanya ia yang tahu.
“Tinggi, bisa dipercaya, tampan, dan humoris. Mana ada pria seperti itu yang akan menyukaimu? Jadi, kau harus berterima kasih padaku. Aku memberitahu mereka dengan detil.”
Ia bertanya apakah Hang-ah mengikuti WOC hanya untuk mencari suami.
“Komandan, aku benar-benar membutuhkan seorang pria sekarang. Aku akan berpartisipasi jika kau mencarikan aku seorang pria. Itukah yang kaukatakan padanya? Haha..aku benar-benar malu untuk pemimpin kita. Jika aku mengikuti perintah, aku tidak akan ada di sini untuk memperingatkanmu.”
Hang-ah bertanya apa Jae-ha saat ini sedang mengancamnya, Mengancam untuk memberitahu yang lain kalau ia mengikuti WOC hanya untuk mencari jodoh.
Hang-ah langusng mengambil kopernya dan mencari-cari sesuatu.
“Apa kau mencari ini?” tanya Jae-ha menyodorkan sekotak jarum. Ternyata semalam setelah Hang-ah tidur, ia bergerilya mengotak-atik barang-barang Hang-ah untuk mencari kotak itu.
“Kau brengsek!!” maki Hang-ah.
MP-00408 MP-00409
Jae-ha tertawa. Ia bertanya mengapa Hang-ah tampak aneh waktu bangun pagi ini. Apakah Hang-ah bermimpi ia menciumnya. Hang-ah mendelik marah.
“Benarkah?” tanya Jae-ha terkejut, lalu ia menertawakan Hang-ah. Hang-ah berbalik pergi. Tapi Jae-ha tak melepaskannya, ia malah menanyakan detil mimpi Hang-ah semalam dengan kata-kata yang kurang ajar.
Hang-ah masih berusaha bersabar tapi Jae-ha tidak mau berhenti. Ia berkata ia tidak tahu kalau Hang-ah menganggapnya spesial.
“Tapi bagaimana ya? Aku tidak merasakan apapun padamu. Dan lagi, ini adalah ketentaraan (jarang ada wanita). Jika seseorang mengenakan rok atau semacamnya, aku seharusnya merasakan sesuatu Tapi aku tidak merasakanya.”
Hang-ah memalingkan wajahnya. Ia terlihat sakit hati, kesal, terluka, dan marah.
MP-00433 MP-00434
“Ada seorang wanita berdiri di hadapanku tapi aku tidak merasakan apapun,” Jae-ha terus menyerocos. Ia mengambil tangan Hang-ah. Ia berkata ia lebih baik memegang kemudi daripada memegang tangan Hang-ah. Setidaknya ia ikut bergetar jika mobil bergetar tapi tangan Hang-ah hanya….tangan.
Hang-ah menatap Jae-ha dengan mata berkaca-kaca. Seakan belum cukup, Jae-ha berkata seandainya Hang-ah keluar dari shower pun seharusnya ia merasakan sesuatu.
“Tapi aku tidak merasakannya. Mau bagaimana lagi? Kau ….kau bukanlah wanita,” Ia melepaskan tangan Hang-ah begitu saja. Air mata Hang-ah mengalir.
MP-00449 MP-00452

source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/04/sinopsis-king-2-hearts-episode-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment