Melihat
Jae-ha tak mengingatnya, John berkata 20 tahun telah berlalu jadi
mungkin saja Jae-ha lupa. Ia menoleh melihat lukisan diri Jae-kang.
Dengan wajah sedih John berkata bagaimana ini bisa terjadi, mengapa
Jae-kang pergi begitu cepat.
“Apa kalian berdua dekat?” tanya Jae-ha.
“Dia dulu sangat menyukai trik sulapku..” John menangis tersedu-sedu.
Keduanya
makan siang bersama. John berkata ada hidangan yang kelihatannya bukan
makanan otentik Korea. Ia menunjuk sup kerang. Jae-ha berkata makanan
itu makanan yang biasa dimakan keluarga kerajaan. Jika Raja saja
memakannya, bagaimana bisa makanan itu disebut tidak otentik. John
tertawa membenarkan.
“Masakan itu dibuat oleh Ratu (Hang-ah),” kata Jae-ha bangga.
“Ah..orang dari Utara itu. apa Yang Mulia menyukainya? Tunangan dari Utara?” tanya John.
“Perhatikan
apa yang kauucapkan saat kau bicara. Tunangan apanya? Apa dia temanmu?
Dia adalah orang yang akan menjadi Ratu di negara ini.,” kata Jae-ha
tajam. Yeaaay Jae-ha membela Hang-ah^^
“Tapi, orang dulu
berkata: ‘jika kau ingin mempercayai seseorang, kau harus mencurigainya
terlebih dahulu’. Ini nasihatku untuk Yang Mulia.” John tertawa.
Jae-shin
menghabiskan waktunya di rumah sakit dengan membaca dan mendengarkan
musik. Shi-kyeong mengunjunginya sambil membawa sesuatu. Tapi Jae-shin
tidak mendengar ataupun melihat kedatangannya. Shi-kyeong memberanikan
diri masuk dan menaruh barang bawaannya di lantai. Sepertinya sebuah
sangkar burung. Ia melihat kaki Jae-shin yang terjuntai. Pelan-pelan ia
mendekati Jae-shin dan menyelimuti kakinya.
Jae-shin
memergokinya dan bertanya apa yang Shi-kyeong sedang lakukan. Ia marah
karena tampaknya ia sendiri tak menyadari kakinya telah terjuntai ke
bawah. Ia berusaha untuk menaikkan kakinya tapi ia hampir terjatuh.
Shi-kyeong buru-buru menolongnya. Jae-shin mendorongnya dan
membentaknya.
“Apa kau ke sini untuk melihat pertunjukan? Kubilang pergi!”
Shi-kyeong
tak putus asa. Ia mengambil hadiahnya dari lantai. Seekor burung beo.
Ia berkata ia menemukan burung itu di toko hewan. Kaki burung itu juga
terluka tapi sekarang sudah membaik karena burung itu berlatih. Jae-shin
menangkap maksud perkataan Shi-kyeong.
“”Apa katamu? Kau ingin aku berlatih juga? Apa kau kesini untuk mengajariku atau semacamnya?”
“Ini benar. Bisa dibilang sebuah mujizat,” kata Shi-kyeong gugup, “dan lagi aku harap Puteri juga mau melakukan rehabilitasi.”
“Dasar gila. Apa kau pikir aku akan berdiri dan menangis terharu setelah mendengar hal itu?”
Shi-kyeong
tak menyerah walau Jae-shin memarahinya. Ia berkata burung itu juga
bisa bernyanyi. Jae-shin tak mengira Shi-kyeong bsia bersikap begitu tak
sopan padanya. Shi-kyeong terus membujuk burung beo itu untuk menyanyi.
Tapi burung itu ternyata bandel. Ia tak mau menyanyi. Shi-kyeon
sampai berkeringat mengurusi burung itu. Akhirnya burung itu bersuara.
”Timpang….si
timpang…” oceh si beo. Shi-kyeong semakin panik. Keringatnya bercucuran
siap menghadapi semburan kemarahan Jae-shin. Jae-shin terpana tapi lalu
ia tertawa.
“Makhluk kecil itu jauh lebih baik dari pada ahjusshi di sampingnya (Shi-kyeong). Ia lebih jujur. Bawa kesini.”
Shi-kyeong
membawa burung itu dengan tangannya. Burung itu melompat ke tangan
Jae-shin dan berjalan ke pundaknya. Jae-shin sangat senang. Ia membelai
burung itu dan bertanya apakah majikannya yang mengajarkan perkataan
itu. Poor Shi-kyeong…lebih panik menghadapi Jae-shin daripada menghadapi
perang kayanya^^
John
bertanya apakah ia boleh memberi hadiah pada Jae-ha. Walau Jae-ha tetap
tersenyum tapi ia tidak seramah sebelumnya. John menyerahkan sebuah
bolpen. Bolpen yang pernah ia gunakan untuk menusuk Jae-ha.
“Apa Yang Mulia masih ingat? Aku tidak mengetahui apa-apa ketika aku masih kecil..hingga pada tubuh Yang Mulia…”
“Apa yang kaulakukan pada tubuhku?” tanya Jae-ha.
“Aku menggunakannya untuk menusukmu.”
Jae-ha malah tertawa. Ia mengambil bolpen itu dan bertanya siapa menusuk siapa.
“Aku menusuk Yang Mulia,” John ikut tertawa.
Jae-ha
tertawa, bagaimana mungkin John menusuk seorang keluarga kerajaan. John
berkata ketika mereka masih kecil. Tapi Jae-ha malah melemparkan bolpen
itu kembali pada John. Ia berkata ingatan John keliru dan ia tidak bisa
dibohongi. Jae-ha meninggalkan John begitu saja.
John pergi ke
sekolahnya yang lama. Tempat ia dulu menuliskan kata-kata ‘I am KING’ di
jendela. John berkata pada para anak buahnya bahwa selama ini ia terus
memikirkan bagaimana cara memberi Jae-ha pelajaran. Kepada Pangeran tak
berguna tapi sombong.
“Aku menghabiskan banyak waktu untuk
memikirkannya. Ketika aku menuliskan kata-kata itu, aku bertekad bahwa
akau harus menjadi Raja. Aku harus menjadi Raja. Karena itu aku melayani
ayahku dengan hormat dan patuh. Tidak mudah untuk mencapai posisi ini.
Dan si brengsek itu….. Raja sesungguhnya adalah AKU!!” teriaknya.
Ia
menyuruh sekretarisnya menyumbangkan 5 milyar won pada keluarga
kerajaan. Sekretaris John terkejut. John berkata berdasarakan ingatan
dan IQ Jae-ha, mereka tidak akan sukses walau menunggu 100 hari. Jae-ha
terlalu bodoh.
Jae-ha
mengomel pada Sekretaris Eun. Ia berkata John sepertinya orang tidak
waras. Apakah 136 perusahaan milik John itu online shop? Sekretaris Eun
berkata semuanya adalah perusahaan terkemuka. Jae-ha bersikeras John
orang tak waras. Mana ada orang waras yang bisa mencaplok 136
perusahaan?
Sekretaris Eun berkata John hendak menyumbang 5
milyar won apda kerjaan. Jae-ha terkejut. Sekretaris Eun berkata John
hendak menunjukkan rasa dukacita atas kematian Jae-kang. John bersedia
mendanai pembangunan taman untuk memperingati Jae-kang.
Jae-ha masih agak bingung tapi ia berkata itu bagus.
“Jadi, Yang Mulia menerimanya?” tanya Sekretaris Eun sedikit kaget.
“Mengapa tidak? Bukankah kau bilang mereka hendak menyumbang?”
Sekretaris
Eun mendapat telepon dari Sekretaris John. Ia mengingatkan walau mereka
menerima uang sumbangan itu tapi John tidak bisa turut campur dalam
pembangunannya.
“Tenang saja, kami tidak akan. Tapi bisakah kami menanyakan pertanyaan seperti: ke mana Raja akan pergi berlibur?”
Sekretaris Eun langsung menutup teleponnya.
John
mendengar kalau sumbangannya diterima. Ia tertawa puas dan berkata
Jae-ha memang tidak sepintar itu. Jae-ha memerlukan mereka untuk
menemukan kebenaran.
Taman
peringatan untuk Jae-kang dibangun di Amyeondo, dekat rumah
peristirahatan tempat Raja dan Ratu meninggal. Ibunda Raja pergi untuk
melihat keadaan di sana. Namun hatinya kembali sedih saat ia melihat
kursi tempat Jae-kang dan istrinya ditemukan meninggal dan perapian yang
menyebabkan kematian mereka.
Ia keluar diikuti Shi-kyeong.
Seorang petugas memberikan sebuah kotak yang dibungkus plastik hitam.
Bungkusan hitam itu ditemukan saat mereka menggali tanah untuk membangun
taman peringatan. Ibunda Raja menanyakan bungkusan apa itu.
Shi-kyeong
bergegas menemui Hang-ah di kamarnya an meletakkan bungkusan hitam itu
di meja. Ia berkata bungkusan itu ditemukan di tempat pembangunan taman
peringatan. Salah satunya telah dikirim untuk diselidiki dan bungkusan
ini dibawanya setelah mendapat ijin. Shi-kyeong berkata di dalam kotak
itu terdapat bubuk arang dan ponsel. Hang-ah membuka bungkusan itu dan
terkejut melihat ponsel yang ditemukan mereka.
“Ini ponsel dari Utara, bukan?” tanya Shi-kyeong. Hang-ah terpana.
Sementara
itu Jae-ha dalam perjalanan kembali ke istana. Ia bertanya pada Dong-ha
mengapa ia sudah lama tidak melihat Shi-kyeong. Weisss…kangen ya^^
Dong-ha
berkata Shi-kyeong ada tugas darurat dan pergi menemui Hang-ah. Jae-ha
langsung memerintahkan mereka pergi ke tempat Hang-ah dan dengan jengkel
ia berkata lain kali Dong-ha saja yang pergi jika ada tugas ke
Byeolgung (bagian istana tempat Hang-ah tinggal).
Shi-kyeong
berkata mulai sekarang di depan kamar Hang-ah akan ditempatkan dua
penjaga. Ia berharap Hang-ah mengerti. Jae-ha tiba-tiba masuk. Hang-ah
buru-buru berdiri di sebelah Shi-kyeong. Untuk menutupi kotak itu.
Jae-ha
melihat dengan curiga dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan.
Shi-kyeong mengundurkan diri dari hadapan Jae-ha dan keluar dari kamar
itu. Jae-ha bertanya apa yang disembunyikan Hang-ah. Apakah mereka
diam-diam makan cokelat?
Hang-ah
menatap Jae-ha dengan sedih. Ia tahu Jae-ha bukanlah orang yang percaya
padanya (berdasarkan pengalamannya). Dan hal ini terlihat buruk. Ponsel
Utara ditemukan di lokasi kematian Jae-kang. (Walau aneh juga mana ada
pembunuh yang sengaja meninggalkan bukti di dekat lokasi kejadian)
Pelan-pelan
Hang-ah menyingkir hingga Jae-ha bisa melihat kotak itu. Hang-ah
menjelaskan kotak itu berisi bubuk arang dan ponsel. Dan ditemukan di
tempat kematian Jae-kang.
Jae-ha segera mengambil ponsel itu. Ia
tertegun. Hang-ah berkata jika dilihat dari penampilan luar, ponsel itu
dari Utara. Hang-ah mengamati reaksi Jae-ha. Jae-ha berusaha
menenangkan dirinya.
“Ini…harus diselidiki, kau tahu kan?”
Hang-ah
mengangguk. Jae-ha pergi tapi ia berbalik dan mengambil kotak itu
beserta ponselnya. Mata Hang-ah berkaca-kaca menyadari kemungkinan apa
yang akan terjadi pada mereka berdua.
Berita
segera menyebar bahwa sebuah kotak mencurigakan ditemukan di dekat
tempat kematian Raja terdahulu. Dan dalam kotak itu ditemukan arang dan
ponsel yang diyakini milik Korea Utara. Ciri-ciri ponsel itu sesuai
dengan apa yang digembar-gemborkan Korea Utara sebagai pengembang
teknologi tersukses kedua di dunia.
Ayah Hang-ah mendengar
berita itu dan memegangi kepalanya dengan frusrasi. Teknologi itu
disebut EP-070, teknologi yang memungkinkan seseorang terkoneksi dengan
internet dan telepon melalui kabel listrik jika jaringan nirkabel tidak
tersedia. Teknologi ini terlalu sulit dan Korea Selatan pun masih dalam
tahap penelitian.
Juga akan dibentuk komite khusus untuk
menyelidiki masalah ini. Sementara keluarga kerajaan akan mengirmkan
wakilnya sebagai mengawas dan penengah.
Jaeshin dan ibunya menonton berita itu. Jae-shin segera memutar kursinya dan pergi menemui Hang-ah.
“Komunis,
apakah menjadi Puteri tidak cukup bagimu? Apakah kau harus membunuh
kakak untuk bisa menjadi Ratu?” tuduhnya dengan dingin pada Hang-ah.
“Setelah memandikanku dan membuat ibuku menyukaimu, kau berpura-pura
terlihat menyedihkan di depan semua orang. Tapi seberapa senangnya kau
di belakang kami?”
Hang-ah tidak mempedulikan tuduhan Jae-shin.
Ia duduk dan menanyakan apa yang terjadi pada hari kematian Jae-kang.
Bukankah Jae-shin pegi ke sana? Para pengawal berkata mereka melihat
Jae-shin di sana.
“Lalu apa yang teejadi? Dapatkah kau
mengingatnya sedikit saja?’ tanya Hang-ah. Ia sangat ingin mengetahui
apa yang terjadi agar bisa menyelesaikan kesalahpahaman ini. Ia bertanya
apakah Jae-shin bertemu dengan Jae-kang.
Hang-ah berkata tidak
apa-apa jika Jae-shin bertemu dengan tentara Korea Utara. Jika memang
Korea Utara yang membunuh Jae-kang, ia bersedia menerima hukumannya.
Tapi jika semua ini kebohongan, maka mereka hanya akan saling membunuh
dan orang yang berada di balik semua ini akan mendapatkan keuntungan
dari Utara dan Selatan.
Jae-shin tampaknya menyadari ucapan
Hang-ah sangat masuk akal. “Kuharap kau tidak sedang berpura-pura. Aku
sugguh-sungguh,” ujar Jae-shin. Ia meninggalkan kamar Hang-ah.
Jae-ha
memberikan ijin pada Sekretaris Eun untuk mewakili pihak keluarga
kerajaan dalam pertemuan komite khusus (yang terdiri dari wakil partai
pemerintah dan wakil partai oposisi). Jae-ha mengingatkan mereka hanya
ingin menemukan kebenaran, bukan untuk menyinggung masalah politik.
Sekretaris
Eun lagi-lagi mendapat telepon dari klub M. Ia tak mengangkat
teleponnya dan memerintahkan agar nomor teleponnya diganti.
John
dan kroconya membicarakan Sekretaris Eun yang bersikeras merasa dirinya
tak bersalah, tapi jauh di lubuk hatinya ia pasti tahu bahwa ia
berdosa. John bertanya pada sang wanita pembunuh apakah ia telah
mengurus sang puteri (Jae-shin).
“Aku melakukan seperti yang kau
perintahkan. Aku tidak menyentuhnya seujung rambut pun. Tapi
lompatannya benar-benar tidak kusangka-sangka,” jawab si wanita
pembunuh.
Tidak apa-apa kata John, kebenaran tetap tidak bisa terungkap. Sangat menyedihkan Jae-shin kehilangan ingatannya.
Jae-shin
membicarakan Hang-ah dengan ibunya,. Ia berkata ia telah lama
memikirkannya. Walau mungkin Korea Utara terlibat dalam kematian
Jae-kang tapi Hang-ah tidak mungkin mengetahuinya. Ibunda Raja berkata
ia juga berharap demikian. Jae-shin berkata tidak mungkin Hang-ah yang
melakukannya. Lagu dari radio membuat Jae-shin melihat kilasan-kilasan
wanita si pembunuh.
Ia tiba-tiba merasa sesak dan kesakitan.
Ibunda Raja dengan khawatir bertanya ada-apa. Jae-shin meminta ibunya
mematikan radio. Tapi tampaknya ia belum ingat apa yang terjadi.
Sekretaris
Eun menghadiri rapat komite khusus penyelidikan kematian Jae-kang.
Partai pemerintah hendak mengadakan penyelidikan lebih dahulu sementara
partai oposisi yakin pelakunya Korea Utara. Ia yakin Hang-ah terlibat.
Sejak awal ia merasa Hang-ah tidak membawa keberuntungan.
“Dia membunuh Raja lebih dulu, baru kemudian membunuh suaminya.”
“Ini menyangkut keluarga kerjaaan. Tolong bersikap profesional,” Sekretaris Eun yang selama ini diam saja ikut berbicara.
Tapi
kali ini partai pemerintah pun sependapat. Ia berkata rakyat tidak
bertanya-tanya pelakunya Korea Utara atau bukan tapi mereka lebih ingin
tahu apakah Hang-ah terlibat atau tidak dalam kematian Jae-kang.
Sekretaris Eun menarik nafas panjang.
Jae-ha
diberitahu kalau pemerintah dan partai oposisi bersepakat untuk
menginvestigasi Hang-ah. Jae-ha menganggap pemerintah melarikan diri
dari tanggung jawab dengan menyalahkan keluarga kerjaan (Hang-ah).
Sekretaris Eun membenarkan tapi ia mengingatkan keluarga kerajaan juga
bertanggungjawab.
Ia berkata pertunangan Hang-ah dan Jae-ha bisa
dilaksanakan setelah melalui kesulitan. Hang-ah dari unit khusus jadi
tidak seharusnya menjadi istri Jae-ha.
“Maksudmu ini adalah
kesalahanku? Siapa yang menyebarkan rumor (rumor Jae-ha akan menikah
dengan Hang-ah) ke media? Mengapa kalian tidak bertindak pada waktu
itu?” tanyanya kesal.
“Aku menentang sejak awal. Aku mulai
menentang ketika Raja sebelumnya merencanakan pernikahan dengan Utara.
Dan lagi investigasi ini akan ditangani oleh dewan pemerintah. Kita
memerlukan kambing hitam.”
“Apa kau memintaku untuk menjadikan
Hang-ah sebagai kambing hitam? Walau kami belum resmi bertunangan tapi
ia akan menjadi istriku! ”
“Dia orang Korea Utara. dia satu
kelompok dengan orang yang membunuh Raja sebelumnya,” Sekretaris Eun
mengingatkan. Grrr….ini orangnya maunya apa sih, sebentar mendukung,
sebentar ngga. Padahal dia jelas-jelas tahu bukan Korea Utara yang
membunuh Jae-kang.
Jae-ha terdiam dan memandang lukisan
kakaknya. Ia berkata bukankah aneh terjadi begitu banyak kebetulan
(kotak itu kebetulan ditemukan di tempat pembangunan). Sekretaris Eun
bertanya apakah Jae-ha berharap ini bukan perbuatan Urara. Ia berkata
Jae-ha berharap begitu karena dibutakan cintanya pada Hang-ah. Jae-ha
tak bisa membantah.
Hang-ah
membaca berita bahwa dirinya akan diinvestigasi. Berita dari Korea
Utara menyampaikan kemarahan dan kekecewaan karena Hang-ah akan
diinvestigasi (artinya Selatan mencurigai Utara).
Terdengar
ketukan di pintu. Hang-ah berteriak ia tidak akan menerima telepon dari
ayahnya maupun dari orang Utara lainnya. Namun ternyata Jae-ha yang
masuk. Ia mengajak Hang-ah minum.
Jae-ha mengingatkan Hang-ah
ketika mereka minum sampai mabuk lalu Jae-kang dan ayah Hang-ah
memergoki mereka. Jae--ha berkata saat itu ia kira akan dipukuli sampai
mati sementara Hang-ah berkata ia merasa sangat malu hingga ingin
menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.
Mereka tetap bercanda walau suasana tegang dan canggung melingkupi mereka. Jae-ha bertanya mengapa Hang-ah menyembunyikannya.
“Menyembunyikan apa?”
“Ketika aku masuk waktu itu, kau menyembunyikan bukti itu di belakangmu.”
“Aku melakukannya tanpa sadar.”
“Mengapa?” tanya Jae-ha tersenyum kaku.
“Karena dilihat dari luar itu milik kami (Utara).”
“Hanya dari luar?”
Hang-ah
terpana. Ia menyadari Jae-ha sedang menanyakan pertanyaan yang mungkin
akan diajukan oleh orang-orang yang menginvestigasinya. Hang-ah berkata
ia akan pergi menjalani investigasi itu.
“Semua akan baik-baik saja setelah semua pertanyaan terjawab,” katanya menenangkan.
“Aku….percaya
padamu. Tapi, jika ada satu dari 10 juta kemungkinan bahwa kau
terlibat, maka aku sendiri yang akan membunuhmu. Aku mempercayaimu
sepenuhnya,” kata Jae-ha.
“Yang Mulia…karena hanya ada kita
berdua, bolehkah aku memanggil namamu?” tanya Hang-ah terharu. “Hal itu
tidak akan terjadi, Komrad Lee Jae-ha.” (dengan kata lain Hang-ah
mengatakan ia sama sekali tidak terlibat dalam kematian Jae-kang higga
Jae-ha tidak akan harus membunuhnya).
Jae-ha tersenyum.
Hang-ah
bersiap untuk menjalani investigasi. Ia berdandan sebaik mungkin untuk
memberikan kesan yang baik pada komite kusus. Namun Ibunda Raja ingin
menemui Hang-ah sebelum Hang-ah pergi.
Ibunda Raja terlihat gugup saat Hang-ah masuk. Ia tak berani memandang Hang-ah.
“Au merasa ada kemungkinan Utara yang melakukannya. Mereka membenci kami,” katanya
Hang-ah menunduk.
“Tapi aku…tidak akan membuangmu.”
Hang-ah
terkejut, ia menatap Ibunda Raja. Ibunda Raja menghampiri Hang-ah dan
dengan lembut merapikan rambutnya. Ia berkata Hang-ah seharusnya
mendandani rambutnya dengan lebih baik. Ini adalah kemunculan Hang-ah
yang pertama, seharusnya memberikan kesan yang baik.
Hang-ah
sangat terharu hingga ia menangis. Ibunda Raja menggeleng. “Jangan
menangis, seorang keluarga kerajaan harus mengangkat kepalanya dengan
bangga.” (Ibunda Raja tetap menganggap Hang-ah sebagai keluarganya)
Hang-ah mengangguk, tersenyum di tengah deraian air matanya.
Jae-ha
mencoba menenangkan ketegangan di hatinya dengan bermain
‘minesweeper”(masih inget kan game yang dimainkan Hang-ah setelah tahu
ia dicoret dari daftar calon istri Jae-ha?). Namun saat TV memberitakan
kedatangan Hang-ah di tempat investigasi, ia kehilangan konsentrasinya.
Hang-ah mulai diinvestigasi di dalam ruang tertutup oleh komite khusus. Sekretaris Eun ikut hadir.
Mereka
menanyakan apa yang dipelajari Hang-ah saat menjalani pelatihan menjadi
unit khusus (yang kabarnya bertugas menjadi mata-mata dan membunuh para
tokoh penting termasuk anggota kelaurga kerajaan). Hang-ah berkata ia
tidak bisa memberikan jawaban detail menyangkut pelatihannya di Utara.
Tapi sebagai peserta WOC, komite bisa melihat catatan wawancaranya saat
akan menjadi peserta.
“Kau menerima pelatihan untuk membunuh,
bukan? Menurut laporan, arang yang digunakan dalam pelatihan sama dengan
yang digunakan pada kematian Raja sebelumnya.”
“Pelatihan
sekarang tidak sama dengan dulu. Tidak ada negara yang melatih membunuh
seseorang dengan arang,” kata Hang-ah tersenyum.
Anggota partai
opisisi menunjukkan buktinya bahwa ada pelajaran membunuh orang dengan
bubuk arang. Hang-ah menjawab itu hanya teori tertulis. Sama seperti di
Korea Utara setiap koran mengatakan bahwa di Korea Selatan banyak
pelacur dan pengemis (yang kenyataannya tidak demikan). Jadi baik Utara
dan Selatan, tidak menyatakan keadaan yang sebenarnya mengenai yang
lainnya.
Sekretaris Eun tersenyum dengan jawaban pintar Hang-ah.
Partao
oposisi berkata ayah Hang-ah sempat berkunjung beberapa kali sebelum
pertunangan diumumkan. Bahkan pernah datang tiba-tiba tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Ayah Hang-ah juga sering menelepon. Ia
menanyakan apa yang Hang-ah dan ayahnya bicarakan.
Hang-ah
mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pesan sms terakhir dari ayahya.
Isinya adalah: Hang-ah harus mematuhi undang-undang Korea Selatan tanpa
syarat. Mulai sekarang Hang-ah adalah orang Korea Selatan.
“Aku
datang menjalani investigasi ini karena pesan ayahku. Sebagai seorang
Korea Selatan, aku harus menjalani cara hidup Korea Selatan.”
Wakil kongres pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Ayah
Hang-ah menelpon Jae-ha. Ia berkata bukan Korea Utara pelakunya. Ada
bukti tapi ia tidak bisa mengungkapkannya sekarang. Jae-ha hendak
menutup teleponnya (karena merasa pembicaraan ini sia-sia dan pihak
Utara masih dicurigai). Tapi kami sudah selesai menyelidiki bom itu. Kau
masih ingat, bukan? Bom yang diletakkan di treadmill saat pelatihan
WOC. Pelakunya Klub M. “
“Bukankah klub M adalah penyumbang untuk memperingati kematian kakak?” tanya Jae-ha terkejut.
“Benar dia. Bersembunyi dan mengendalikan dari belakang. Ia hanya berpura-pura berdukacita.”
Jae-ha tak pecaya. Kalau memang begitu, mengapa Klub M menyumbang 5 miliar Won?
“Apa
kau tak mendengar apapun dari Raja sebelumnya? Raja Lee Jae-kang. Kau
benar-benar belum pernah mendengar tentang klub M?” tanya ayah Hang-ah
kaget.
Melihat pandangan bingung Jae-ha, Ayah Hang-ah tahu
Jae--ha tidak tahu apa-apa. Dan jika ia yang menjelaskannya, Jae-ha
tidak akan percaya. Karena itu ia meminta Jae-ha mencari tahu mengenai
klub M dari jurnal Jae-kang. Jae-kang sangat terganggu dengan keberadaan
Klub M jadi pasti ada catatannya.
Hang-ah pulang ke istana. Jae-shin telah menunggu di kamarnya. Jae-shin bertanya apa orang-orang itu memarahi Hang-ah.
“Mereka
ingin marah tapi aku tidak memberi mereka kesempatan,” jawab Hang-ah
sambil tersenyum letih. Ia bertanya di mana Jae-ha. Jae-shin berkata
Jae-ha merasa sangat letih hingga langsung tidur.
Melihat
kekecewaan di wajah Hang-ah, Jae-shin buru-buru menjelaskan kalau Jae-ha
memang senang tidur sejak kecil. Hang-ah tersenyum membenarkan namun ia
tak bisa menyembunyikan perasaan terluka di hatinya.
Sebenarnya Jae-ha tidak tidur. Ia sedang berusaha membobol password ilseongnok kakaknya.
Persatuan Utara-Selatan. Password salah.
Anak. Password salah.
Shim Eun-ha (aktris veteran Korea yang sekarang menjadi seniman). Password salah.
Penyelidikan
berlanjut dengan pertemuan antara pihak Utara dan Selatan. Wakil dari
tiap negara terlihat tidak bersahabat satu sama lain. Pihak Utara
menginginkan pertemuan rahasia dan tertutup. Tidak direkam kamera. Jika
tidak, mereka tidak akan memberitahu kebenarannya.
Akhirnya
pertemuan itu hanya dihadiri dua orang. Anggota dewan tertinggi Korea
Utara (atasan ayah Hang-ah) dan perwakilan dari Selatan (sepertinya
seorang menteri). Pihak Utara berkata walau teknologi ponsel terbaru
mereka digembar-gemborkan sebagai yang kedua tercanggih di dunia, tapi
sebenarnya mereka masih dalam penelitian.
Pihak Selatan
terkejut, jadi semua promosi itu hanya bualan. Utara bersikeras itu
bukan bualan, mereka yakin suatu saat akan bisa membuat ponsel seperti
itu. Mereka hanya mengumumkannya setahun lebih awal. Intinya, mereka
masih dalam tahap pengembangan dan sama sekali belum membuat prototipe
EP-070. Jadi jelas bukan Utara yang membunuh Jae-kang. Tidak mungkin
mereka pelakunya.
John
Mayer terkejut saat diberitahu mengenai lubang besar dalam rencananya
itu. Sekretarisnya bertanya apa yang akan mereka lakukan. Sudah jelas
prototype ponsel itu tidak dibuat oleh Korea Utara (jadi tidak mungkin
lagi menjadikan Korea Utara sebagai otak pembunuhan Jae-kang).
“Tidak
apa-apa. Biarkan saja orang Utara berdebat dengan politikus Selatan.
Semua berjalan sesuai rencana,” kata John dengan tenang.
Mengapa?
Karena ternyata Korea Utara melarang Selatan membocorkan kebenaran ini.
Korea Utara tidak ingin dipermalukan dengan tersebarnya kebenaran bahwa
sebenarnya mereka belum menemukan teknologi secanggih itu tapi sudah
menggembar-gemborkannya. Komite khusus sangat kesal, apa yang harus
mereka laporkan pada rakyat?
“Kita tidak boleh mengumumkannya,”
ujar menteri yang telah bertemu dengan pihak Utara. “Begitu kita
mengumumkannya, mereka akan mendeklarasikan perang. Mereka meminta kita
mencari cara agar mereka bisa lepas dari kecurigaan.”
Shi-kyeong diberitahu mengenai hal itu oleh ayahnya. Ia merasa lega karena Korea Utara ternyata bukan pelakunya.
Begitu
melihat Sekretaris Eun dan Shi-kyeong, Jae-ha langung bertanya apa
hasil dari pertemuan itu. Shi-kyeong tersenyum, ikut merasa senang
karena Jae-ha akan lega mengetahui kebenarannya. Tapi ia terkejut saat
ayahnya berbohong pada Jae-ha.
Sekretaris Eun berkata rapat itu
tidak menghasilkan apapun. Jae-ha kecewa. Shi-kyeong memanggil ayahnya
tapi Sekretaris Eun tak menghiraukannya dan terus berbicara tentang
konspirasi politik. Untunglah Shi-kyeong orang yang sangat jujur.
“Ini bukan perbuatan Utara. Pihak Utara berkata mereka bahkan belum mengembangkan teknologi EP-070,” lapornya.
“Shi-kyeong..” tegur ayahnya.
“Jadi ini jelas-jelas bukan perbuatan Utara,” lanjut Shi-kyeong.
“Eun Shi-kyeong ! Keluar!” bentak ayahnya.
Shi-kyeong
terpaksa keluar. Jae-ha merasa aneh dengan perbedaan laporan dari ayah
dan anak itu. Tapi ia merasa senang. Ia bertanya apakah yang dilaporkan
Shi-kyeong itu benar, bahwa ini bukan perbuatan Utara?
“Ya,“ akhirnya Sekretaris Eun membenarkan.
Jae-ha merasa lega Hang-ah lepas dari kecurigaan. Ia bertanya mengapa tadi Sekretaris Eun tidak langsung memberitahunya.
“Hal
ini tidak bisa diumumkan. Pihak Utara menolak untuk mengumumkan kalau
EP-070 belum dikembangkan oleh mereka. Begitu kita mengumumkannya, itu
sama dengan kita mengumumkan perang.”
Tapi Jae-ha tidak
terpengaruh. Korea Utara memang dikenal keras kepala. Ia ingin
mengumumkan kebenarannya, dengan demikian rakyat berhenti mencurigai
Utara.
Tapi Sekretaris Eun berkata jika Korea Utara lepas dari
kecurigaan maka pertanyaan selanjutnya adalah siapa pembunuh sebenarnya.
Dalam kenyataannya, banyak faktor bisa mengubah kedudukan politik.
Walaupun deklarasi perang Korea Utara hanya gertak sambal tapi rakyat
akan merasa tidak aman. Tidak mungkin pula memberitahu rakyat kalau
Korea Utara bukan pelakunya tanpa memberitahu alasannya (rakyat akan
berpikir keluarga kerajaan melindungi Hang-ah) .
“Jadi maksudmu,
kita harus terus mengatakan bahwa Korea Utara pelakunya?“ tanya Jae-ha.
Jae-ha bertanya apa yang akan terjadi pada Hang-ah.
“Komite
khusus telah mengambil sebuah keputusan. Bukan hanya keluarga kerajaan
terlindungi, pemerintah pun terlindungi. Kim Hang-ah harus menjalani
sidang umum.”
Jae-ha terkejut. Sekretaris Eun berkata keluarga
kerajaan saat ini sedang dalam krisis. Tanpa alasan, keluarga kerajaan
mendapat bencana karena seorang wanita dari Utara. Kesalahan itu pasti
akan ditimpakan pada keluarga kerajaan. Ia berkata Hang-ah sangat
pintar. Dalam sidang tertutup ia bisa memberi jawaban dengan tepat,
mungkin di sidang umum…
“Aku sudah bilang tidak!! Bagaimana bisa
kita membiarkannya menjalaninya dua kali? Walau baru sekali, sudah
membuatku merasa akan gila. Tapi dua kali? Apalagi ia akan diperdebatkan
di depan rakyat? Sudah pasti tidak bisa.” Jae-ha menegaskan. Sekretaris
Eun nampak kaget dengan ketegasan Jae-ha.
Shi-kyeong
menunggu di ruangan ayahnya. Begitu Sekretaris Eun datang, ia langsung
mengusir anaknya. Shi-kyeong mencoba menjelaskan, bahwa Jae-ha harus
tahu kebenarannya.
“Apakah Raja yang sekarang merupakan Raja
yang benar? Aku sudah menyuruhmu mempelajari kebenaran. Kapan kau akan
mempelajarinya? Apakah kenyataan sama dengan kebenaran?” Sekretaris Eun
memarahi Shi-kyeong.
Kenyataannya Jae-ha adalah Raja tapi
kebenarannya Jae-ha tidak pantas menjadi Raja. Itu menurut Sekretaris
Eun. Dan ia ingin Shi-kyeong menyadari itu. Shi-kyeong kecewa dengan
perkataan ayahnya. Ia pamit dan keluar.
Hang-ah
tetap menolak menerima telepon dari ayahnya. Tapi kepala dayang berkata
Ibunda Raja telah memeberikan ijin. Mungkin dengan mendengar suara
ayahnya, Hang-ah bisa mendapat kekuatan.
Alasan sebenarnya
Hang-ah tidak mau berbicara dengan ayahnya bukan hanya untuk menghindari
kecurigaan selama proses penyelidikan tapi juga karena ia tahu ia tidak
akan bisa menahan perasaannya jika ia melihat ayahnya.
“Apa kau baik-baik saja?” tanya ayahnya.
“Tidak apa-apa,” jawab Hang-ah hampir menangis.
“Apanya yang tidak apa-apa? Apa masuk akal kau harus menjalani sidang rakya?” kata ayahnya dengan kesal.
Hang-ah
terkejut. Ia belum tahu kalau ia harus menjalani sidang lagi. Ayahnya
memberitahu beritanya sudah tersebar bahwa komite khusus ingin Hang-ah
disidang di depan rakyat. Ia sangat marah karena puterinya diperlakukan
semena-mena di Selatan. Ia memerintahkan Hang-ah kemabali ke Utara.
Hang-ah merasa terluka dan marah. Ia menutup telepon ayahnya tanpa berkata apa-apa lagi.
Ia
mencari Jae-ha, tapi Sekretaris Eun memberitahu kalau Jae-ha sedang
mengadakan upacara peringatan di Jongmyo (kuil tempat menghormati
leluhur para Raja). Sekretaris Eun berkata Hang-ah boleh menitipkan
pesannya untuk Jae-ha.
“Apaka aku harus muncul lagi?” tanya Hang-ah.
“Ya.”
“Aku
tidak punya kepercayaan diri. Kedua kakiku terus gemetar saat saat
sidang kemarin. Sekarang aku akan berhadapan langsung dengan rakyat. Aku
masih takut dengan rakyat Korea Selatan.”
“Kau akan menjadi Ratu. Bagaimana bisa kau takut pada rakyat?”
Hang-ah
berkata bukankah semua rakyat membencinya. Ia sudah melihatnya di
internet. Mereka menyebutnya komunis dan menginginkannya mati. Mengancam
akan mencelakainya dan menyiksanya.
Hang-ah bertanya apa yang
Jae-ha katakan mengenai hal ini. Sekretaris Eun berbohong dengan berkata
walau Jae-ha tidak mengatakannya tpai ia tahu Jae-ha ingin membuktikan
bahwa Hang-ah bisa dipercaya.
Hang-ah semakin terluka. Dianggap apakah semua yang telah dilakukannya selama ini?
“Kalau begitu biarkan dia melihat sampai ia puas. Aku akan menjalani sidang rakyat,” kata Hang-ah menahan tangisnya.
Sekretaris
Eun menelepon Jae-ha dan berkata Hang-ah bersedia menjalani sidang
rakyat. Ia berbohong Hang-ah sendiri yang sudah mengambil keputusan itu
saat ia menemuinya.
Sekretaris Eun berjalan melewati lorong
lukisan para raja yang telah mangkat. Ia berhenti di depan lukisan
Jae-kang dan membungkuk memberi hormat. “Aku minta maaf Yang Mulia, tapi
aku sudah berusaha semampuku.” (berusaha apa ya –_-“)
Hang-ah
muncul di depan publik untuk menjalani sidang rakyat. Berbeda dengan
investigasi sebelumnya yang dilakukan di ruang tertutup dan tersembunyi
dari media, kali ini Hang-ah muncul di televisi hingga seluruh rakyat
bisa melihatnya dan mendengar jawabannya.
Keluarga kerajaan
menonton sidang itu dengan cemas. Ibunda Raja sangat gugup hingga ia
meminta Jae-shin mengubah saluran TVnya tapi Jae-shin menolak. Ia
mengingatkan ibunya yang berkata tidak akan membuang Hang-ah. Jadi
mereka harus menontonnya walau sulit, karena mereka keluarga. Jae-ha
menonton dari ruangannya.
Pertanyaan pertama yang diajukan pada Hang-ah adalah pandangannya tentang Korea Selatan.
“Kesan
pertama, grup penyanyi wanita di sini sangat terkenal. Saat pelatihan
gabungan Utara-Selatan untuk WOC, aku bisa selalu mendengar nyanyian
mereka.”
Jae-ha dan Shi-kyeong tersenyum.
“Dan
juga Korea Selatan… sangat hangat. Walau dijuluki Italia di Timur atau
pot yang cepat mendidih, namun juga menunjukkan kalau tempat ini penuh
kehangatan. Walau mudah marah dan suka menyembunyikan perasaan mereka
hingga membuat orang lain salah mengerti, tapi perasaan di dalamnya
sangatlah dalam.”
Sampai di sini Hang-ah menjawab dengan baik. Ia menganalogikan Korea Selatan dengan Jae-ha.
“Orang-orang di negaraku juga sama, jadi aku mengerti,” tambahnya.
“Barusan, apa kau mengatakan : orang-orang di negaraku?’” tanya komite khusus.
“Aku belum secara sah pindah kewaganegaraan, jadi….”
“Walau begitu, kau adalah orang yang akan menjadi Ratu Korea Selatan,” ujar si penanya.
Jae-ha
kesal mendengar pertanyaan itu. Ia segera mengangkat teleponnya.
Hang-ah terus ditanyai mengenai pandangannya tentang serangan Utara yang
terus menerus pada Selatan.
“Apa dia pikir Kim Hang-ah itu terminator?” seru Jae-ha kesal pada teleponnya.
Lalu
Hang-ah ditanyai mengenai tahun kelahiran empat Raja pada jaman monarki
sejak dibentuknya Korea Selatan (ini fiksional ya, Korea Selatan
sebenarnya sudah tidak menganut monarki lagi. Keturunan keluarga
kerajaan masih ada, tapi mereka bertugas untuk menjaga warisan jaman
leluhur mereka dan katanya sih ada yang menjadi tour guide).
Jae-ha mengomel ia saja tidak tahu tahun kelahiran ayahnya dengan tepat.
“Kau
adalah orang Korea Utara bukan. Jika terjadi perang dan kau
berpartisipasi. Kau akan berada di pihak mana? Utara atau Selatan?”
Jae-ha tak tahan lagi. Ia berteriak memerintahkan Perdana Menteri untuk segera menemuinya.
Jae-ha
meminta Perdana Menteri mengumumkan bahwa pelaku pembunuhan Jae-kang
bukahlah Korea Utara. Perdana Menteri khawatir akan terjadi perang. Tapi
Jae-ha berkata itu hanya gertak sambal. Setiap hari Korea Utara
mengancam perang (namun tidak pernah dilakukan). Sama dengan berbohong
kalau mereka telah menemukan teknologi EP 070 padahal belum. Perdana
Menteri tetap merasa keberatan dengan permintaan Jae-ha.
Jae-ha
berteriak Perdana Menteri sedang menyembunyikan bisnis kotor di parlemen
dengan mengalihkannya pada isu keluarga kerajaan dan Hang-ah. Ia telah
mendengar adanya pengajuan kenaikan gaji Perdana Menteri sebesar 8
persen.
Jika Perdana Menteri tidak mau mengumumkan kebenarannya
maka Jae-ha tidak akan pernah menyetujui kenaikan gaji Perdana Menteri.
Perdana Menteri mengingatkan Raja hanya memiliki kekuasaan dalam masalah
militer dan diplomatik dan keadaan darurat negara.
Tapi Jae-ha
berkata gaji Perdana Menteri berasal dari pajak. Jika Perdana Menteri
tidak menurut, ia bahkan akan memotong gajinya yang sekarang,
Tampaknya
gertakan Jae-ha berhasil karena tak lama kemudian Hang-ah kembali ke
istana. Begitu tiba di istana, ia langsung menanyakan Jae-ha. Sekretaris
Eun berkata Jae-ha sedang pergi karena ada masalah yang harus
diselesaikan. Hang-ah sangat kecewa, mengira Jae-ha tak peduli padanya.
Padahal Jae-ha pergi menyelamatkan Hang-ah dengan mengancam Perdana
Menteri.
Jae-ha kembali ke istana dengan hati senang. Ia ingin
menemui Hang-ah tapi Sekretaris Eun berkata Hang-ah sedang berbicara
dengan ayahnya dan seharian ini sangat lelah. Ia mengusulkan agar Jae-ha
menemuinya besok saja. Sayangnya Jae-ha menurut. Ia meminta Sekretaris
Eun menjaga Hang-ah dengan baik.
Hang-ah
memang sedang berbicara dengan ayahnya. Ayah Hang-ah marah karena
pertanyaan-pertanyaan memojokkan yang ditujukan pada Hang-ah saat sidang
tadi. Hang-ah mencoba membela Selatan, semua itu pertanyaan masuk akal
dari sudut pandang rakyat Selatan.
Ayah Hang-ah berkata sampai sekarang Hang-ah mempercayai Jae-ha tapi tampaknya tidak ada Hang-ah dalam hati Jae-ha.
Hang-ah
menocba membela Jae-ha. Tapi ayah Hang-ah membeberkan faktanya. Jae-ha
bahkan tidak menonton sidang Hang-ah untuk memberi dukungan saat
tunangannya menghhadapi sidang. Pria mana yang akan berkata ada masalah
yang harus diselesaikan lalu pergi begitu saja pada saat seperti ini. Ia
berkata Jae-ha tidak mampu dan tidak ingin melindungi Hang-ah. Hang-ah
hanya menyukainya secara sepihak dan hanya Hang-ah yang menangis
sendirian.
“Sudah hentikan! Jikaa ayah berkata tidak baik
tentang Yang Mulia lagi, aku tidak akan menerima telepon ayah!” serunya
kesal. Ia lalu menutup teleponnya dan menangis.
Hang-ah
dalam kondisi lelah emosi dan jiwanya. Setelah ia berusaha sekuat
tenaga untuk mempelajari tata cara keluarga kerajaan, disusul kematian
Jae-kang, dan sekarang ia harus menghadapi tuduhan dan ketidakpercayaan
dari rakyat. Ia merasa menghadapi semua itu sendirian. Karena itu ia
semakin meragukan perasaan Jae-ha padanya. Apalagi trauma Jae-ha pernah
menembaknya tampaknya belum hilang.
Hang-ah teringat perkataan-perkataan menyakitkan Jae-ha yang pernah ditujukan padanya.
‘Kau..bukanlah wanita.”
“Aku belum gila, mengapa aku mau menikahimu? Semuanya hanya pura-pura. Semuanya.”
“Mengapa kau menyembunyikannya. Saat aku masuk mengapa kau menyembunyikan bukti itu di belakangmu?”
Lalu
Jae-ha tertawa dan meminta maaf. Iahanya becanda. Ia menggandeng tangan
Hang-ah dan mengajaknya makan malam. Di ambang pintu, Jae-ha berbalik
dan mengacungkan senjatanya lalu menembak Hang-ah.
Hang-ah
tersentak. Ia terbangun dari mimpi buruknya. Hang-ah mengecek ponselnya
namun tidak ada pesan atau telepon dari Jae-ah. Hang-ah sangat kesal
hingga air matanya mengalir.
Keesokan
paginya, Jae-ha membawakan sarapan ke kamar Hang-ah. Hang-ah duduk
diam, tak menyahut dan tak menoleh sedikitpun. Jae-ha bercanda dengan
mengolok-olol Hang-ah tapi Hang-ah tak meresponnya.
“Kemarin kau di mana?” tanya Hang-ah.
“Rahasia..aku akan menceritakannya nanti,” kata Jae-ha. Ia meraih tangan Hang-ah. Hang-ah menepisnya.
Jae-ha bertanya ada apa. Ia bertanya apakah keadaaanya begitu buruk pada sidang kemarin. Hang-ah makin kesal.
“Sepertinya
kau benar-benar tidak melihat sidangku. Tapi kau terlihat sangat baik.
Apa kau memeluk wanita sambil minum-minum semalaman?” katanya sinis.
“Ada apa denganmu?” tanya Jae-ha.
“Benar, kau bermain-main selama 30 tahun dan dalam semalam menjadi Raja. Aku minta maaf, kau memang sampah.”
Jae-ha menatap Hang-ah dengan perasaan terluka.
“Aigooo…sikapku
jelek. Aku lupa Yang Mulia sangat sensitif dengan kata “sampah”. Tidak
perlu menyembunyikannya lagi. Ambil kesempatan ini dan kita beri cap.
Bagaimana? Agar semua rakyat tahu bahwa Raja Korea Selatan adalah
sampah. Dengan begitu kau akan merasa rileks. Walau reputasimu akan
ternoda,” kata Hang-ah lagi.
Keduanya bertatapan. Luka dan sakit hati terpancar dari mata mereka.
“Tolong katakan satu hal. Kau menyukaiku atau tidak?” tanya Hang-ah.
“Aku
menyukaimu,” jawab Jae-ha. Seandainya saat ini Jae-ha berhenti
berbicara, semua akan baik-baik saja. Tapi tidak, ada kelanjutannya.
”Karena
kau mudah ditipu dan dipergunakan. Dan kau juga dari Utara. Sampah? Aku
menceritakannya padamu karena aku mempercayaimu. Karena aku
mempercayaimu maka aku memperlihatkan kelemahanku. Tapi kau
mempergunakannya untuk mempermainkanku. Wanita busuk biasa dari Utara
berani mempermainkan Raja Korea Selatan? Segeralah pergi. Kembalilah ke
Utara.”
“Komrad Lee Jae-ha…” Hang-ah tak percaya Jae-ha baru saja mengusirnya.
Jae-ha berbalik dan pergi meninggalkan Hang-ah.
source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/04/sinopsis-king-2-hearts-episode-9.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment