Terpilihnya
Amerika sebagai lawan Korea bukanlah hal kebetulan. Bola pengundian di
dalam wadah itu telah ditukar. Bola yang asli sekarang berada di tangan
Sekretaris Bong-gu. Entah bagaimana caranya tapi Bong-gu pasti memiliki
banyak kaki tangan dimana-mana hingga bisa menukar bola itu.
Sekretaris
Eun teringat pada percakapannya dengan Bong-gu di telepon. Dengan nada
mengancam Bong-gu bertanya apa yang akan terjadi jika Shi-kyeong tahu
kalau ayahnya mengenal Bong-gu. Ia berkata dunia Shi-kyeong pasti akan
hancur.
Sekretaris Eun berkata Shi-kyeong tidak boleh tahu. Jika
Bong-gu berani mengatakan satu patah kata saja mengenai hal itu pada
Shi-kyeong maka ia akan mengumumkan semua perbuatan Bong-gu pada dunia
meski ia harus menulis dengan darahnya.
“Tenang, orang tua.
Untuk apa aku mengganggunya tanpa alasan? Aku sudah cukup sibuk sebagai
pemimpin kelas dunia. Dan lagi bukankah tema forum ini adalah
perdamaian? Aku ke sini benar-benar karena perdamaian. Tapi meskipun
begitu, perdamaian itu tidak bisa dicapai dengan mudah, bukan?” kata
Bong-gu dengan nada penuh arti.
Jae-shin
menguatkan hatinya dan menjalankan kursi rodanya menaiki panggung.
Semuanya berjalan baik sampai terdengar lagu mengerikan itu. Lagu
kesukaan Bong-gu yang membangkitkan kilasan ingatan buruk Jae-shin.
Jae-shin terpaku.
Ibunda Raja bertanya pada Sekretaris Eun
mengapa lagu pembukanya diubah. Jae-shin memegangi kursi rodanya
erat-erat. Bong-gu pura-pura tidak tahu apa-apa. Para undangan mulai
berkasak-kusuk. Shi-kyeong melihat Jae-shin dengan khawatir. Kepala
pelayan mendekati Jae-shin dan bertanya apakah Jae-shin merasa tak
nyaman.
Melihat
sikap Jae-shin yang aneh, Sekretaris Eun menyadari dirinya lagi-lagi
diperdaya Bong-gu. Dalam percakapanya dengan Bong-gu sebelumnya, Bong-gu
berkata ia hanya punya sebuah permintaan kecil dan sederhana.
Kehadirannya dalam forum ini membuat derajat forum ini meningkat. Kreana
itu ia ingin diperlakukan sesuai kelasnya. Ia hanya ingin Sekretaris
Eun memutar lagu yang ia sukai sebagai lagu pembuka.
Sekretaris
Eun yang tidak tahu kalau lagu itu berdampak besar pada Jae-shin,
sekrang sangat kesal. Ia menoleh pada Bong-gu yang pura-pura tidak tahu
apa-apa.
Melihat
Jae-shin yang terus diam di tempat, Shi-kyeong berjalan keluar ruangan.
Tepat saat itu Bon Bon masuk. Mereka berpapasan dan sempat beradu
pundak. Shi-kyeong tidak mengenal Bon Bon tapi instingnya mengatakan ada
yang tak beres dengan wanita itu.
Jae-shin berhasil mengatasi
rasa takutnya. Ia menjalankan kursinya mendekati microphone. Tapi ia
terkejut saat melihat Bon Bon berdiri d ujung ruangan. Dan lagi-lagi
sedang memakan coklatnya. Shi-kyeong kembali masuk ke ruangan.
Kali
ini Jae-shin tak tahan lagi. Tanoa berkata apa-apa ia membalikkan kursi
rodanya namun rodanya berhenti mendadak hingga Jae-shin terlempar dan
terjatuh ke lantai. Semua hadirin terkejut.
Seluruh pengawal
segera menutupi Jae-shin agar para reporter tidak bisa mengambil foto
Jae-shin. Si gila Bong-gu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan
berusaha mengambil foto Jae-shin juga. Grrr….sebel banget deh sama orang
satu ini >,<
Melihat
rencananya berhasil, Bon Bon berjalan keluar ruangan. Tapi Shi-kyeong
berlari mengejar Bon Bon dan menahan tangannya. Shi-kyeong
memperkenalkan diri sebagai pengawal keluarga kerajaan dan meminta Bon
Bon untuk ikut dengannya. Bon Bon tidak mau dan melepaskan tangannya.
Shi-kyeong tak melepasnya dan berkata Bon Bon harus berkerjasama.
Jae-ha
menerima telepon dari Perdana Menteri mengenai insiden Jae-shin.
Sekarang berita dan foto Jae-shin tersebar di internet dan surat kabar,
bahkan di Twitter (emang penerus berita paling cepat^^).
Perdana
Menteri berkata selain insiden ini, ia dengar Jae-ha juga akan melawan
Amerika pada ronde pertama. Ia mengingatkan kalau Amerika adalah teman
dan sekutu Korea Selatan. Jika Korea menang, akan ada pengaruh pada
politik dan ekonomi. Ia meminta Jae-ha mengalah.
Jae-ha berkata
situasinya adalah bagai mereka menghadapi Real Madrid di Liga Champion.
Ronaldo dan semua bintang sepak bola lainnya duduk di bangku cadangan.
Apa maskudnya mengalah? (Maksud Jae-ha adalah, tanpa mengalah pun secara
teorinya mereka sudah kalah.)
Perdana Menteri tertawa. “Begitukah? Kalau begitu aku merasa lega.”
“Lega? Kau berharap aku dipenuhi luka pada ronde pettama dan keluar secepatnya, bukan begitu?”
“Mana
mungkin begitu, Yang Mulia. Berusahalah yang terbaik. Yang Mulia,
fightingg!!” Perdana Menteri menutup teleponnya lalu bergumam, ”Real
Madrid, fighting!!”
Hang-ah
dan Dong-ha mendekati Jae-ha. Hang-ah menarik tangan Jae-ha dan melihat
cincinnya. Ia bertanya apakah cincin itu mengandung nikel. Jae-ha
membenarkan. Dong-ha langsung mengeluh. Memangnya kenapa, tanya Jae-ha.
Hang-ah berkata bola Amerika terbuat dari bahan khusus dan
mengandung magnet. Dong-ha berkata saat Piala Dunia pun begitu, bedanya
saat itu orang-orang sengaja ingin melawan Amerika (yang sepak bolanya
kurang bagus) sehingga mereka sengaja menggunakan cincin logam. Jae-ha
baru sadar.
“Mengapa kau menggunakan cincin?” tanya Hang-ah kesal.
“Cincin
ini warisan kelauragaku. Saat muncul di depan umum Raja harus
mengenakannya. Dan lagi siapa yang menyuruhku langsung mengambil bola
yang tersentuh. Bukankah itu kau?” Jae-ha membela diri saat melihat
ekspresi Hang-ah.
“Ketika bola itu tertarik sendiri ke dalam
tanganmu seharusnya kau sudah merasakan ada yang salah. Bukankah kau
harusnya langsung melepaskannya? Tapi kau malah…. Kita harus segera
berunding untuk membahas masalah ini. Setidaknya merencanakan strategi
dan taktik kita. Kalau tidak bagaimana kita bisa menang?” Hang-ah
mendelik pada Jae-ha.
Mereka
berkumpul tapi menyadari Kang-seok tidak ada. Di mana? Sedang
menunaikan panggilan alamnya di toilet^^ (tampang Kang-seok lucu banget
hahaha….walau di toilet tetep aja sangar).
Kang-seok mendengar
percakapan perwira Amerika dengan seorang perwira Israel. Perwira Israel
bertanya apakah tidak apa-apa Amerika melawan Korea (khususnya Korea
Utara karena ia menyinggung bom nuklir). Perwira Amerika tidak khawatir,
ini adalah kompetisi persahabatan.
Tapi
perwira Israel terus memanas-manasi dengan berkata kalau mereka tidak
boleh mempercayai Korea. Korea Utara sudah menjual senjata pada Iran
(yang notabene musuh Amerika dan Israel). Perwira Amerika berkata
kompetisi ini tidak ada hubungannya dengan politik antar negara. Dan
lagi semua yang ada di sini adalah perwira (bukan politikus).
“Apa
bedanya kalau mereka perwira? Mereka adalah yang terburuk di dunia.
Poros Iblis. Mereka orang-orang gila. Mereka bahkan meneruskan kekuasaan
turun temurun hingga 3 generasi. Sama saja dengan Korea Selatan (yang
meneruskan tahta kerajaan berdasarkan keturunan). Seluruh Korea memecah
belah nagara mereka sendiri dan bertempur tiap hari. Utara, Selatan,
Timur, Barat,” celoteh Israel.
“Benarkah? Mengapa mereka seperti itu padahal mereka negara kecil?”
“Ya,
kau benar. Walau mereka bersatu, Jepang menaklukkan mereka dan menjadi
budak Cina. Kerjasama tim? Tidak mungkin. Orang-orang itu selalu memecah
belah segalanya. Kau beruntung berkompetisi dengan tim yang begitu
mudah,” kata Israel sebelum berjalan keluar.
Perwira Amerika
tidak terlalu menanggapi omongan perwira Israel itu. Mereka tahu Israel
begitu karena Korea Utara mendukung Iran.
Kang-seok keluar dari
toilet dengan wajah kesal. Perwira Amerika melihatnya dengan perasaan
tidak enak. Mereka tahu Kang-seok mendengar percakapan barusan Saat
Kang-seok mencuci tangannya, perwira Amerika bertanya Kang-seok berasal
dari mana. Utara, Selatan, atau Cina?
Kang-seok berkata
perasaannya sedang tidak baik saat ini jadi sebaiknya mereka diam.
Seorang dari mereka mencoba menjelaskan bahwa tim lain yang
menjelek-jelekkan Korea. Bukan mereka.
Seorang lagi membenarkan.
Ia ingin berteman. Tapi sayang, caranya salah. Ia menepuk kepala
belakang Kang-seok yang dianggap sebagai penghinaan oleh Kang-seok.
Kang-seok langsung mendesak perwira itu ke tembok dan menendang perwira
satunya lagi. Ia melepaskan pegangannya dan pergi dengan marah.
Tapi
ternyata ia harus menghadapi kemarahan Hang-ah yang jauh lebih hebat.
Hang-ah menamparnya dan bertanya apa Kang-seok gila. Hang-ah menendang
dan meninjunya sambil memarahi Kang-seok. Hingga Dong-ha pun nampak
ketakutan.
Kang-seok beralasan mereka dikatai kesatuan Iblis.
Hang-ah bertanya apakah Kang-seok yakin tim Amerika yang mengatakannya.
Di dunia ini bukan hanya orang Amerika yang berbicara dengan bahasa
Inggris. Kang-seok berkata mereka bahkan berani mengatai Komandan
Tertinggi mereka.
“Jadi, kau tidak bersedia meminta maaf?
Semenanjung kita sudah berada di ambang kehancuran dan kau masih
mementingkan harga dirimu?” tanya Hang-ah marah. Hang-ah mencabut tanda
peserta Kang-seok dan mengusirnya keluar.
Jae-ha
datang dan melihat keributan itu. Hang-ah sepertinya merasa malu karena
timnya (dari Utara) telah membuat masalah. Ia serta merta menunjuk ke
pintu dan menyuruh Kang-seok keluar.
“Hang-ah…” Jae-ha
menenangkan. Ia menghampiri Hang-ah dan berkata ia akan membereskan
masalah ini. Hang-ah meminta maaf pada Jae-ha dan pergi keluar.
Young-bae menyusul Hang-ah. Jae-ha memberi isyarat agar Dong-ha dan
pengganti Shi-kyeong ikut keluar.
Jae-ha menarik nafas panjang dan menoleh pada Kang-seok. Kang-seok tampak terpukul.
Komandan
tim Amerika meminta tim Korea didiskualifikasi. Ini adalah kompetisi
persahabatan tapi tim Korea menunjukkan perilaku brutal bahkan sebelum
kompetisi dimulai.
Komandan Selatan menjelaskan ini hanyalah
sebuah kesalahpahaman karena perbedaan budaya. Komandan Utara berkata
bukankah tim Israel juga seharusnya dihukum.
“Bukan hanya
kekerasan fisik saja yang masuk hitungan tapi kekerasan verbal adalah
hal yang paling barbar…” kata Komandan Utara berapi-api.
Komandan
Selatan buru-buru menenangkan temannya. Ia berkata pemimpin tim sedang
membereskan masalah ini. Ia berharap tim Amerika bisa berbesar hati.
Bukankah itu prioritas persahabatan? Komandan tim Amerika menggeleng.
Jae-ha
berbicara dengan Kangs-seok. Ia berkata Kang-seok pasti mengerti
mengapa Hang-ah bersikap demikian, sebagai pemimpim tim dia sudah merasa
tertekan hingga bersikap keras seperti itu.
“Tidak apa-apa,” kata Kang-seok.
“Tapi sejujurnya, kau merasa sedikit sakit hati, bukan?”
“Tidak.”
“Katakan
saja sejujurnya. Kau dipukul oleh wanita dan lagi ia memukulmu sebelum
menanyakan permasalahannya. Kau merasa sedikit kecewa, bukan?”
“Ketika aku dipukul, aku merasa sedikit….” Akhirnya Kang-seok mengaku.
“Tentu
saja, itu juga yang dirasakan tim Amerika sekarang. Mereka dipukul di
toilet tanpa kau mencari tahu lebih dulu kebenarannya. Mereka tidak
dianggap sebagai perwira dari Amerika, pasti mereka sangat terkejut.
Dalam kejadian ini, kau seharusnya merasa bersalah. Mintalah maaf pada
mereka,” kata Jae-ha dengan nada simpatik.
Kang-seok diam tak menjawab.
“Jika kau tak mau melakukannya, aku yang akan melakukannya,” kata Jae-ha.
“Tidak, bagaimana bisa aku membiarkan Raja…”
Tapi
Jae-ha berkata ini adalah kesempatan terakhir mereka. Jika masalah ini
tidak terselesaikan maka semuanya akan berakhir. Ia dan Hang-ah tidak
akan bisa bersama dan bertemu lagi sepanjang hidup mereka.
Entah
Jae-ha mengatakannya untuk meluluhkan hati Kang-seok atau memang
bersungguh-sungguh saat mengatakannya, yang pasti Kang-seok jadi
berpikir.
Kedua
tim, minus Kang-seok, dipertemukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Nilai tim Korea dikurangi 10 poin sebagai hukuman. Komandan Amerika
bertanya siapa yang akan meminta maaf. Jae-ha mengangkat tangannya. Tapi
itu belum cukup, Komandan Amerika meminta Jae-ha meminta maaf bukan
sebagai pemimpin tim Korea tetapi sebagai Raja Korea Selatan.
Tentu
saja ini tidak masuk akal. Tapi Jae-ha merendahkan dirinya dan berkata
ia akan melakukannya. Komandan Selatan protes tapi Jae-ha berkata
bagaimanapun mereka harus ikut dalam kompetisi ini.
“Atas masalah ini, aku Lee Jae-ha….Raja Korea Selatan…dengan sangat menyesal…pada tim Amerika Serikat.. .”
Sebelum
Jae-ha mengucapkan kata-kata ini, aku tidak merasakan perbedaan meminta
maaf sebagai pemimpin tim maupun sebagai Raja. Tapi setelah mendenga
Jae-ha mengucapkannya dengan begitu berat, aku menyadari permintaan maaf
ini sangat berlebihan. Raja suatu negara meminta maaf karena masalah
perkelahian biasa. Dan penyelenggara WOC pun diam saja.
Terdengar
suara ketukan di pintu. Kang-seok masuk. Hang-ah dan Jae-ha khawatir
Kang-seok akan memulai keributan lagi. Tapi Kang-seok membungkukkan
badannya 90 derajat pada tim Amerika.
“Aku minta maaf. Karena
ketidakpedulianku, aku menyebabkan gangguan yang tak termaafkan pada
imperialis…bukan, pada tim Amerika Serikat. Setelah merenungkannya, au
menyadari kesalahanku. Untuk sekali…sekali ini saja, tolong tunjukkan
kebijaksanaan dan maafkan perbuatanku.”
Kang-seok menundukkan
kepalanya. Bagi orang seperti Kang-seok yang begitu mementingkan harga
dirinya dan negaranya, permintaan maaf ini sungguh sebuah kerendahan
hati yang luar biasa. Tapi Komandan Amerika tak puas. Ia bersikeras
ingin Jae-ha yang meminta maaf (Komandan Amerika ini ingin menunjukkan
superioritas Amerika).
Pemimpin tim Amerika maju dan berkata
mereka juga harus meminta maaf. Perwira yang menepuk kepala Kang-seok
maju dan berkata ia tiak tahu kalau tindakannya itu dianggap merendahkan
di Korea. Perwira satu lagi maju dan meminta maaf. Lalu mereka balas
membungkuk pada Kang-seok.
Pemimpin
tim Amerika maju dan mengulurkan tangannya sebagai tanda persahabatan
pada Jae-ha. Jae-ha menyambutnya. Semua bertepuk tangan dan tersenyum.
Pemimpin itm Amerika berkata ia mendengar rumor kalau tim Korea akan
mengalah dan membiarkan tim Amerika menang karena persahabatan antara
kedua negara.
“Tolong jangan lakukan itu. Itu memalukan bagi
kami. Lakukan yang terbaik, dan kami juga akan melakukannya,” ujar
pemimpin tim Amerika. Jae-ha tersenyum dan mengangguk.
Shi-kyeong menyodorkan bungkusan coklat yang dibawa Bon Bon dan menanyakan benda apa itu.
“Coklat.”
“Mereka bilang itu obat,” kata Shi-kyeong.
“Benarkah?
Mengapa tidak kita cek?” Bon Bon mengambil dan memakan sebuah
“coklat”nya. Lalu ia menggeliat-geliat mengerikan. Aku bilang menggeliat
karena sedikit bikin enek >,<
Shi-kyeong
dan para pengawal lain pun merasa tak nyaman dengan sikap Bon Bon. Bon
Bon memencet tombol “on” alat perakam di atas meja. Ia menanyakan nama
dan umur Shi-kyeong. Bertingkah sebagai interogator.
Shi-kyeong tak bicara. Ia hendak mengambil alat perekamnya tapi Bon Bon menggenggam tangan Shi-kyeong. Eeeww…
Ia
berdiri dan mendekati Shi-kyeong. Bertanya apakah Shi-kyeong pernah
membunuh orang sebelumnya. Ia berkata Ada beratus-ratus cara untuk
melakukannya.
“Pekerjaan baru-baru ini melibatkan matahari
terbenam (waktu kematian Jae-kang) dan perapian (penyebab kematian
Jae-kang). Akhir-akhir ini aku meneliti rasa takut.”
Shi-kyeong segera tahu yang dimaksudkan adalah Jae-shin. Di aula dan ketika di ambulans…
“Kehancuran
diri yang disebabkan rasa takut, panik, kematian… Aku adalah seniman.
Perlakukan aku dengan hati-hati,” ujar Bon Bon.
Shi-kyeong menghempaskan tangan Bon Bon dan memerintahkan agar Bon Bon diborgol.
Shi-kyeong
menemui Ibunda Raja dan meminta ijin agar Jae-shin diperbolehkan
menemui sesorang. Tapi Ibunda Raja menolak. Jae-shin baru saja mengalami
kejadian menyedihkan. Tapi Shi-kyeong berkeras ini ada hubungannya
dengan kasus yang menyangkut Klub M.
Mendengar itu Ibunda Raja
langung tidak mengijinkan dan mengatakan Jae-shin sedang tidur.
Shi-kyeong memohon, waktu mereka tidak banyak. Bon Bon adalah orang
asing dan tamu kehormatan hingga waktu penahanannya sangat terbatas.
Ibunda
Raja jadi kesal dan bertanya mengapa Shi-kyeong begitu mendesaknya.
Tapi Jae-shin masuk dan berkata pada ibunya kalau ia baik-baik saja.
Ibunda Raja masih protes tapi Jae-shin berkata ia telah beristirahat dan
minum obat jadi ia tidak apa-apa. Ia meminta Shi-kyeong mengikutinya ke
ruangan lain.
Jae-shin meminta Shi-kyeong jangan khawatir. Walau ia mempermalukan dirinya, setidaknya ia tidak mati seperti Puteri Diana.
Shi-kyeong
merogoh kantungnya dan mengeluarkan selembar foto. Ia berkata hari ini
ia menangkap seseorang dari Klub M. Ini adalah ketiga kalinya orang itu
berada di Korea. Kedatangan pertama kali, dua hari sebelum kematian
Jae-kang. Kali kedua, ketika Jae-shin diikuti dari rumah sakit. dan
ketiga kalinya….
“Hari ini?” tanya Jae-shin. Shi-kyeong
mengangguk. Tidak mungkin itu hanya sebuah kebetulan. Ia bertanya dengan
hati-hati apakah Jae-shin bisa mengindentifikasi orang itu.
Jae-shin
berkata ia tidak ingat apa yang terjadi saat kematian kakaknya. Tapi ia
ingat wanita di ambulans dan yang ada di aula hari ini. Shi-kyeong
memperlihatkan foto Bon Bon pada Jaehin. Jae-shin langsung memalingkan
wajahnya dan mengangguk.
Shi-kyeong segera berdiri dan berjalan
keluar. Jae-shin bertanya apakah ada bukti atau saksi lain. Ia berkata
saat ini ita tidak punya kekuatan untuk bersaksi di depan umum.
Shi-kyeong menenangkannya, ia tidak akan menyulitkan Jae-shin.
Shi-kyeong
kembali ke ruangan interogasi dan melihat ayahnya duduk di sana
menunggunya. Ia memarahi Shi-kyeong karena telah menahan tamu asing
tanpa alasan jelas. Hal itu melanggar aturan internasional. Shi-kyeong
berkata mereka berhak menahannya selama 16 jam jika orang itu mengancam
keluarga kerajaan.
“Apa buktinya? Obat itu? Obat itu legal di negara lain,” kata Sekretaris Eun.
Shi-kyeong
berkata Jae-shin yang telah mengkonfirmasi sendiri. Orang itu adalah
orang yang sama yang menakuti Jae-shin di ambulans. Tapi Sekretaris Eun
bertanya apakah Jae-shin bersedia bersaksi. Tanpa saksi, tuduhan itu
hanya tuduhan tidak berdasar.
Sekretaris Eun berkata Klub M
sengaja melakukannya agar insiden ini digunakan untuk menekan Korea. Dan
sekarang Shi-kyeong telah jatuh ke dalam perangkap. Shi-kyeong berkata
orang itu dari Klub M, orang yang telah membunuh Jae-kang. Ia bertanya
mengapa ayahnya menghalanginya. Apa yang sebenarnya ayahnya takutkan?
Sekretaris
Eun bangkit berdiri dan menelepon seseorang untuk memecat Shi-kyeong
dari satuan pengawal kerajaan dan memindahkannya ke tempat lain, sejauh
mungkin dari keluarga kerajaan. Shi-kyeong terkejut.
Sekreatris
Eun menyuruh Shi-kyeong pergi dari istana. Shi-kyeong menolak.
Sekretaris Eun berkata ini permintaan sebagai seorang ayah, bukan
sebagai Kepala Sekretaris. Shi-kyeong mengeluarkan kartu AS-nya. Sebuah
kartu ijin penuh untuk menyelidiki kasus ini dari Jae-ha sendiri, yang
tidak bisa dicabut oleh siapapun bahkan oleh Sekretais Eun. Ia akan
terus menyelidiki kasus ini dan meminta maaf pada ayahnya.
Bong-gu mandi busa, tapi busa sebanyak apapun tak akan bisa membersihkan hatinya yang kotor *cieeeee*
Ia
bertanya pada sekretarisnya sudah berapa lama Bon Bon ditahan pengawal
kerajaan. Sekitar 5 jam, jawab sekretarisnya. Bong-gu mengangguk.
Sekretarisnya bertanya apakah Bong-gu sengaja membiarkan Bon Bon
ditangkap. Bong-gu berkata untuk menunjukkan kelemahan keluarga kerajaan
tidaklah cukup dengan mempermalukan Puteri. Tema forum ini telag
membuatnya marah. Apa itu gencatan senjata? Ia akan menunjukkan
perdamaian yang sesungguhnya.
Sekretarisnya menunjukkan sebuah
berita bahwa lawan Korea adalah Amerika Serikat. Bong-gu tertawa girang.
Ia bertanya-tanya apakah ia harus memlilih Amerika, sekutunya. Atau
memilih Korea, tanah kelahirannya. Jika ia memilih Amerika, Jae-ha akan
tertekan. Tapi jika ia membantu Jae-ha, ia akan kehilangan kepercayaan
dari Amerika.
Bong-gu mengatakannya seakan-akan ia bingung
padahal jelas itu yang ia inginkan. Ia tahu rakyat sedang
mengkhawatirkan hal itu. Rakyat khawatir jika Amerika kalah, maka
Amerika tidak akan membantu Korea Selatan seandainya terjadi perang.
Sekretarisnya
berkata ia sudah berusaha menghubungi komite WOC tapi belum berhasil.
Bong-gu berkata hal itu tidak perlu, kompetisi memeang harus
dilaksanakan secara adil. Sekretarisnya menatap Bong-gu tak percaya.
Bong-gu berkata ia sungguh-sungguh. Memangnya Amerika membutuhkan
bantuan Klub M untuk bisa menang dari Korea?
Tim
Korea berlayar menuju sebuah pulau. Jae-ha dan Hang-ah berdiri dengan
gagah di dek kapal. (pssst…padahal Seung-gi sebenarnya tidak tahan naik
kapal laut lho, kabarnya ia suka mabuk laut). Jae-ha meyakinkan dirinya
dan Hang-ah bahwa mereka bisa menang. Hang-ah mengangguk setuju, mereka
bisa menang.
Jae-ha berusaha tegar tapi di hadapan Hang-ah ia tidak bsia berpura-pura. Ia menunduk memegangi pundak Hang-ah.
“Itu
adalah Amerika, apa yang harus kita lakukan?” katanya khawatir. Hang-ah
memegang pundak Jae-ha dan tersenyum menenangkan. Dong-ha memanggil
mereka untuk masuk ke dalam .
Misi
ronde pertama adalah keluar dari sebuah pulau terpencil. Hanya ada satu
cara untuk keluar dari sana yaitu dengan satu-satunya perahu karet yang
telah disiapkan. Tapi perahu itu hanya bisa dijalankan dengan
menggunakan dua kunci bersamaan. Satu kunci dipegang oleh tim Korea,
satu lagi dipegang tim Amerika. Dengan kata lain, mereka harus saling
merebut kunci lawan sambil mempertahankan kunci sendiri agar bisa keluar
dari pulau itu.
Mereka diberi waktu hingga pukul 8 malam untuk
menemukan kunci tersebut. Tim yang lebih dulu keluar dari pulau adalah
pemenangnya. Jika kedua tim sama-sama tidak berhasil keluar dari pulau
sebelum jam 8 maka juri WOC akan menentukan siapa pemenangnya dari hasil
rekaman CCTV yang dipasang tersebar di pulau itu.
Tapi
masalahnya tim Korea sudah dipotong 10 poin. Semua melirik Kang-seok.
Kang-seok diam merasa bersalah. Jadi jika mereka ingin menang sebaiknya
mereka merebut kunci lawan dan pergi dari pulau itu (tidak mengandalakn
pengumpulan poin).
Masing-masing tim berhak membawa perlengkapan
sendiri tapi tidak boleh melebihi 40 kilogram. Sementara persenjataan
dan ranjau harus sesuai standar WOC. Terlebih lagi senjata itu tidak
boleh digunakan untuk membunuh atau mencederai lawan. Jika mereka
mencederai lawan hingga mereka harus dirawat lebih dari 4 minggu di
rumah sakit maka tim mereka akan langsung dieliminasi. Kompetisi ini
untuk persahabatan dan mereka harus ingat bahwa mereka membawa
kehormatan negara mereka.
Tim Korea mempersiapkan perlengkapan
mereka. Jae-ha menempelkan badge bergambar semenanjung Korea di lengan
seragam Hang-ah. Hang-ah balas menempelkan badge Jae-ha dan menepuknya
keras-keras. Mereka tersenyum. Semua memasangkan badge mereka dan
tersenyum bangga.
Mereka
tiba di pulau. Tim Selatan berteriak “Hwaiting!” Sementara tim Utara
dengan yel-yel perjuangan mereka “Kerahkan semangat! Berjuang
habis-habisan!”
Tim Selatan melongo. Jae-ha megusulkan agar mereka meneriakkan yel yang sama.
Tim
Amerika melintas tak jauh dari tempat mereka berbaris. Pemimpin tim
mengacungkan kunci Amerika (kunci yang harus direbut tim Korea) dan
berteriak “Good luck!!” pada tim Korea. The game is on….
Sementara
itu, Shi-kyeong telah menyelidiki siapa Bon Bon sebenarnya. Bon Bon
adalah tentara bayaran Klub M yang berasal dari angkatan udara khusus
Inggris. Seorang profesional yang terlatih khusus dalam serangan
teroris, pembunuhan dan penculikan. Nama aslinya Mia Tello, namun di
klub M ia dipanggil Bon Bon (coklat).
“Ia membunuh anggota
timnya bahkan ibunya sendiri. Ia benar-benar gila,” kata Shi-kyeong
membaca riwayat hidup Bon Bon. Teman Shi-kyeong erkata coklat yang
dibawa Bon Bon memang mengandung obat-obatan tapi mereka tidak bisa
menuntutnya karena obat itu jenis terbaru dan baru pertama kali ini
masuk ke Korea Selatan hingga belum ada peraturan yang mengaturnya.
Perdana
Menteri marah-marah menelepon Sekretaris Eun mengenai Klub M.
Sekretaris Eun berkata para pengawal kerajaan hanya melakukan tugas
mereka dan ia sedang mempersiapkan permintaan maaf. Perdana Menteri
membentak bahwa Klub M sedang mengadakan konferensi pers mengenai
penahahan Bon Bon.
Sekretaris Bong-gu berbicara di depan media:
“Klub M sangat prihatin dengan tragedi yang menimpa negara ini, yaitu
pembunuhan Raja sebelumnya dan terlukanya Puteri. Tapi hal itu tidak
membenarkan tindakan penahanan pada tamu asing melebihi batas waktu yang
ditentukan. Karena itu kami meminta keluarga kerajaan Korea untuk
melepaskan pekerja kami.”
Shi-kyeong
menonton konferensi pers itu dari TV. Ayahnya masuk dan langsung
memarahinya. Ia sudah bilang bahwa ini adalah jebakan. Ia menyuruh
Shi-kyeong meminta maaf pada Klub M dan melepaskan Bon Bon.
Shi-kyeong
masih hendak protes tapi ayahnya mengingatkan bahwa ini menyangkut
reputasi keluarga kerajaan. Ia bertanya apakah prinsip agung Shi-kyeong
cukup pantas untuk merusak reputasi keluarga kerajaan. Apakah Shi-kyeong
baru akan sadar setelah reputasi keluarga kerajaan hancur?
Sekretaris
Eun berkata Shi-kyeong harus bertahan. Saat ini Bon Bon berada di atas
angin. Ia menyuruh Shi-kyeong menahan diri tak peduli apapun yang
terjadi. Bahkan seandainya Shi-kyeong disuruh menjilat kaki mereka,
Shi-keyong harus bertahan. Eeww…
Tapi Shi-kyeong tahu kali ini
ayahnya benar. Mereka tidak punya bukti cukup untuk menahan Bon Bon dan
lagi klub M telah membuat masalah ini diketahui dunia hingga terkesan
keluarga kerajaan bertindak semena-mena.
Bong-gu
duduk dengan angkuh sementara Sekretaris Eun membungkuk dan meminta
maaf. Bong-gu pura-pura berwajah sangat eksal. Shi-kyeong masuk membawa
Bon Bon. Bong-gu berkata Bon Bon bukanlah sekedar pengawalnya. Ia sudah
menganggapnya sebagai puterinya sendiri jadi bagaimana bisa mereka
memperlakukannya seperti itu.
Bon Bon meminta barang-barangnya dikembalikan. Shi-yeong menyerahkannya tanpa menoleh.
“Apakah kau tidur dengan sang Puteri?” tanya Bon Bon tiba-tiba.
Shi-kyeog tertegun dan menoleh. Bong-gu melihat dengan perasaan tertarik.
“Dia cantik. Oh, kau belum melkukannya kan? Kenapa? Apa karena dia cacat?”
Shi-kyeong
menatap Bon Bon dan siap meledak. Tangannya dikepalkan kuat-kuat.
Bong-gu melihat ekspresi wajah Shi-kyeong dan merasa senang.
“Malam
itu, dia sangat gemetaran. Dia terus berteriak meminta tolong. Seperti
seorang pengecut. Tanpa harga diri sebagai seorang Puteri,” bisik Mia
pada Shi-kyeong.
“Apa yang kautunggu? Pukul dia? Aya lakukan…”
kata Bong-gu dalam hatinya. Ia melirik pada kamera yang tersembunyi di
balik tanaman. Ia berharap Shi-kyeong lepas kendali dan memukul Bon Bon,
dengan begitu reputasi keluarga kerajaan hancur seketika apalagi
kejadian ini terjadi di saat Korea sedang menjadi tuan rumah forum
perdamaian.
Shio-kyeong
menarik nafas panjang dan berbalik menghadap Bong-gu. Ia meminta maaf
karena telah bersikap tidak sopan. Bon Bon terlihat kesal karena
rencananya tidak berhasil. Bong-gu malah tampak terkesan.
Shi-kyeong
berkata ia beharap lain kali Bong-gu membawa orang yang lebih sesuai,
yang tidak memiliki masalah temperamen dan sejarah sakit jiwa. Apalagi
yang pernah membunuh anggota timnya sendiri. Ia bertanya mengapa Bong-gu
masih memperkerjakan orang seperti itu (Bon Bon).
“Tembakan itu tidak disengaja,” ujar Bon Bon.
“Benarkah? Kalau begitu bagaimana dengan kematian ibumu?” tanya Shi-kyeong tenang.
Bong-gu
melirik Bon Bon, ia tahu Bon Bon akan meledak. Dan benar, Bon Bon
berteriak-teriak histeris dan berkata akan membunuh Shi-kyeong. Bong-gu
memberi isyarat pada para anak buahnya untuk membawa Bon Bon pergi. Bon
Bon terus berteriak–teriak histeris.
Bong-gu mendekati Shi-kyeong dan menanyakan namanya. Ia terkejut aaat mendengar nama Shi-kyeong.
“Anakmu?”
tanyanya senang pada Sekretaris Eun. Sekretaris Eun tak menjawab saking
khawatirnya. Khawatir Bong-gu akan memberitahu Shi-kyeong.
Bong-gu
merangkul pundak Shi-kyeong dan mengajaknya bercakap-cakap di ruangan
lain. Sekretaris Eun hendak mengikuti tapi ia dihalangi oeh bodyguard
Bong-gu.
“Kau pintar…tapi mengapa orang sepertimu melayani Lee
Jae-ha? Dia reinkarnasi iblis.” Pffft kalau Jae-ha disebut reikarnasi
iblis maka Bong-gu apanya?
“Ia adalah Yang Mulia Raja. Tolong bersikap yang sopan,” ujar Shi-kyeong tenang.
“Apakah
karena dia seorang Raja? Hingga jika kau mengikutinya, kau bisa
mendapatkan sedikit air dari sisa-sisa buah yang dimakannya? Tapi ia
tidak memiliki banyak kekuasaan. Beralihlah padaku. Aku akan
memberikannya. Aku memliki banyak buah.” (Bong-gu pikir Shi-kyeong
mengikuti Jae-ha karena ingin ikut menikmati kekuasaan Jae-ha)
Shi-kyeong menoleh menatap Bong-gu.
“Maafkan aku,” ujarnya tenang, “Tapi aku tidak makan buah busuk.”
Bong-gu tertegun tapi berusaha tidak memperlihatkannya. Ia tersenyum kecil dan menepuk pundak Shi-kyeong, lalu pergi.
Bong-gu
merenung di kamarnya. Ia teringat pada perkataan Jae-ha dalam rekaman
video itu. Bahwa ada orang-orang yang percaya pada Jae-ha hingga ia bisa
memulai kembali. Tapi Bong-gu tidak memiliki satu orangpun. Bong-gu
baru menyadari kebenaran kata-kata Jae-ha.
Tim
Korea berada di dalam pos mereka di tengah hutan. Mereka sedang
membicarakan strategi untuk merebut kunci Amerika. Jae-ha mengusulkan
agar mereka membuat kunci duplikat.
Semua terkejut. Itu kan
curang. Bahkan Dong-ha yang selama ini selalu membantu rencana Jae-ha
pun terlihat tidak setuju. Apalagi Hang-ah.
Jae-ha bertanya
apakah mereka senua tidak ingin menang. Dong-ha berkata tidak mungkin
mereka membuat kunci duplikat di tenagh hutan seperti itu. Tidak ada
bahan dan peralatan yang cukup.
“Benar juga,” kata Jae-ha. Ia lalu mendapat ide “cemerlang” lainnya.
“Bukankah kita hanya harus keluar dari sini? Mari kita berenang.” HAHAHAHA :D
Ia
meyakinkan semuanya kalau ia jago renang. Hang-ah berkata perjalanan
mereka ke pulau ini menggunakan kapal laut saja memakan watu lebih dari 3
jam. Jika mereka berenang? Mereka akan mati.
Jae-ha
mengusulkan agar mereka menyogok tim Amerika. Tapi ia berpikir lagi,
Amerika tidak kekurangan apapun, bisa mereka sogok dengan apa?
Sementara
Jae-ha sibuk menelurkan ide-ide aneh (seperti mengakali alat “kematian”
mereka yang terpasang pada seragam hingga mereka bisa “hidup” kembali),
tim Amerika sudah bergerak. Mereka mengendap-ngendap mendekati pos
Korea
Hang-ah berkata mereka mewakili negara mereka jadi mereka
harus berjuang dengan terhormat. Jae-ha beralasan ini adalah gaya tempur
modern. Peralatan mereka kalah jauh dari tim Amerika jadi bagaimana
bisa mereka bersaing adil. Hang-ah berkata kalau seperti itu mengapa
Jae-ha tidak mundur saja sejak awal. menghancurkan semua kamera, mencari
sadera dan menggunakannya sebagai ancaman. Sekalian saja menggunakan
cara yang paling hina.
“Hina? Apanya yang hina dalam perang?
Jadi apakah taktik perang Jenderal Yi Sun-sin yang diam-diam membuat
kapal kura-kura juga cara yang hina? Mereka melakukannya untuk mengatasi
kekurangan mereka.” (Jenderal Yi Sun-sin adalah salah satu jenderal
ternama jaman Joseon. Ia penemu kapal kura-kura yang memberi kemenangan
pada beberapa pertempuran besar)
Taip Hang-ah tetap berpikir cara Jae-ha adalah salah. Ia bertanya bukankah Jae-ha adalah Raja.
“Justru
karena aku seorang Raja maka aku seperti ini. Karena kita harus kembali
sebagai pemenang. Karana aku ingin bertunangan denganmu. Apa kau tidak
tahu? Sudah tidak ada jalan untuk kembali.”
Hang-ah tetap diam.
Jae-ha berusaha membujuk Hang-ah dan menggenggam tangannya. Tapi dengan
tenang Hang-ah meminta maaf. Ia tidak bisa bertunangan dengan cara
seperti ini. Ia menarik tangannya dari genggaman Jae-ha.
“Aku
menginginkan seorang pria yang layak aku hormati. Hanya jika kita menang
secara terhormat baru aku akan menyetujui pertunangan itu.”
Hang-ah memalingkan wajahnya.
“Hormat? Jadi apakah aku ini hina?” tanya Jae-ha kecewa.
Hang-ah
tak menjawab. Jae-ha melihat rekan-rekan satu timnya yang ikut
memalingkan wajh mereka. Merasa tersingkir, Jae-ha bangkit berdiri.
Hang-ah mengambil alih menyusun strategi.
Tim Amerika semakin
mendekati pos tim Korea. Mereka menembakkan sesuatu hingga menempel di
kaca jendela pos tim Korea. Bentuknya seperti karet yang menempel dan
ternyata di dalamnya ada sebuah kamera. Dengan begitu tim Amerika bisa
melihat pergerakan tim Kroea.
Tim
Korea tidak tahu mereka telah dimata-matai tim Amerika. Mereka
meributkan siapa yang akan memegang kunci. Biasanya pemimpin tim yang
memegang kunci, tapi Jae-ha melempar kunci itu ke atas meja. Ia tidak
mau memegangnya.
“Pemimpin itm dari Utara, aku minta maaf.
Bukankah aku orang yang kejam dan hina?” sindirnya. Ia mengusulkan
hompimpah. Hang-ah memarahi Jae-ha, mengira ia masih ngambek karena
usulnya tidak diikuti. Jae-ha berkata itu taktiknya. Agar tidak ada yang
bisa memperkirakan siapa pemegang kuncinya.
Mereka hompimpah
dan Yong-bae yang malang menjadi pemegang kunci. Young-bae protes. Kunci
sepenting itu ia tidak bisa memegangnya. Jae-ha menepuk kepala
Young-bae.
“Justru karena penting maka harus seperti ini. Tim itu tidak akan menyangka anak sepolos ini yang memegangnya.”
Hahaha…itu
pujian atau ledekan sih^^ Young-bae bengong sementara Jae-ha mengalungi
kunci ke leher Young-bae dan menyuruh semuanya bertepuk tanagn. Tapi ….
siapapun pemegang kuncinya, tim Amerika sudah mengetahuinya.
Kang-seok, pengganti Shi-kyeong, Jae-ha dan Hang-ah bersiap untuk patroli sementara Young-bae dan Dong-ha berjaga di pos.
Hang-ah
dan Jae-ha tentu saja satu ATV^^ Mereka sempat berebut tempat menjadi
pengemudi ckckc… Jae-ha berkata dia tetap laki-laki. Walau pura-pura tak
suka, Hang-ah tersenyum juga dan naik ke belakang.
Young-bae
melihat dari jendela ada pergerakan tim Amerika di dekat pos mereka. Ia
memberitahu Dong-ha yang sedang berada di toilet. Young-bae gugup dan
bersembunyi ketika mendadak pintu pos terbuka.
Tim Amerika masuk
dan melepaskan tembakan. Dong-ha merunduk di toilet. Keempat tim Korea
yang sedang berpatroli mendengar suara tembakan dan menghentikan patroli
mereka.
Young-bae
berbisik agar Dong-ha mencari cara untuk melarikan diri. Young-bae
melepas kunci dari lehernya. Tim Amerika menemukannya dan menodongkan
senjata pada Young-bae.
Young-bae memegang erat kunci tim Korea lalu memasukkannya ke dalam mulut. Yuckk >,<
Tim
Amerika mendekatkan senjatanya untuk mengancam Young-bae tapi Young
–bae malah menelan kunci itu. Ewwww…pasti sakit banget ya…
Tim
Korea kembali ke pos mereka dan menemukan pos itu telah berantakan
sementara Young-bae tidak ada di sana. Dong-ha meminta maaf dan merasa
sangat menyesal. Tapi nasi sudah jadi bubur, pisang sudah jadi kolak…tak
bisa mengubah apa yang sudah terjadi.
Ayah Hang-ah mendengar
apa yang terjadi. Komandan tim Utara berkata jika tim Amerika berhasil
mendapat kuncinya maka tim Korea akan menjadi tim pertama ynag paling
cepat kalah dalam sejarah WOC. Hal ini akan menjadi bahan tertawaan
dunia.
Young-bae
diikat di dalam pos Amerika. Ia berteriak-teriak menantang tim Amerika
mengambil kunci yang berada dalam perutnya. Tapi ada satu masalah, ia
sedang sembelit.
Wanita dari tim Amerika berkata mereka harus
membunuh Young-bae. Seorang dari mereka membuka pisau lipat. Young-bae
ketakutan dan bertanya apa yang akan mereka lakukan. Dia pikir perutnya
akan dibedah.
Tapi ternyata mereka hanya menempelkan obat di
perut Young-bae (yang akan menembus kulit dan masuk ke perut Young-bae).
Semacam obat pencahar. Hihih…aneh juga ya perang kok bawa obat
pencahar.
Tim
Korea membereskan tempat mereka. Hang-ah melihat menemukan kamera yang
tertempel di jendela. Tahulah mereka mengapa Young-bae yang diincar tim
Amerika. Tiba-tiba telepon berbunyi.
Pemimpin tim Amerika yang
menelepon. Ia menyuruh Jae-ha menyerah. Mereka akan mendapatkan kunci
tim Korea dalam waktu 3 jam. Ia meminta tim Korea tidak mencari masalah
karena tim Korea sudah kalah. Tapi ditantang dan diremehkan seperti itu
malah membuat Jae-ha marah.
Tim
Amerika berhasil mendapatkan kunci tim Korea dari Young-bae dan
melaporkan kalau Young-bae terluka dan menangis karena kecewa. Bayangkan
saja sendiri prosesnya >,<
Tim Amerika berjalan ke
pantai, merasa yakin mereka telah melewati ronde pertama dengan mudah
dan memikirkan siapa lawan mereka selanjutnya. Tapi alangkah terkejutnya
mereka saat melihat perahunya hilang. Mereka tidak bisa kembali walau
memiliki 2 kunci. Berkat IQ JAe-ha!! ^^
Pemimpin tim Amerika
menyuruh timnya pergi ke pos tim Korea. Dua anggota tim Amerika pergi ke
pos tim Korea dan melihat sebuah tas besar. Mungkin mereka mengira
isinya adalah perahu itu (perahu karet kan bisa dikempesin^^). Mereka
masuk dan membuka tas itu. isinya: secarik kertas bertulisan “Welcome”.
Kang-seok
melepas tembakan dari luar pos. Ia ingin mengalihkan dua anggota tim
itu ke arah lain. Dan untunglah kedua anggota tim itu termakan umpan.
Mereka mengejar Kang-seok.
Pemimpin tim Amerika kembali ke
posnya. Ia mengalungkan kedua kunci di lehernya. Satu anggota tim
menjaga Young-bae di dalam gudang sementara yang lainnya berjaga.
Dong-ha
dan Jae-ha mengendap-endap di sekitar pos Amerika. Dong-ha melemparkan
sesuatu ke atas gudang persediaan tempat Young-bae ditahan. Pemimpin tim
Amerika keluar dan menemukan pemantik api yang dilempar Dong-ha.
Melihat
pos tim Amerika kosong, Dong-ha memberi isyarat pada Jae-ha untuk
masuk. Jae-ha masuk pos tim Amerika melalui jendela. Lalu ia mencabut
bola lampu.
Sementara itu Hang-ah dan pengganti Shi-kyeong
bergegas kembali setelah mereka menyembunyikan perahu. Hang-ah teringat
kata-kata Jae-ha bahwa kekuatan tim mereka adalah kerjasama tim. Jika
mereka tidak saling mempercayai maka kegagalan sudah pasti tak
terhindarkan.
“Percayalah padaku dan aku akan percaya padamu,” kata Jae-ha.
Jae-ha merakit sesuatu di dalam pos Amerika. Sebuah bom?
source : http://patataragazza.blogspot.com/2012/05/sinopsis-king-2-hearts-episode-14.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment