Dokter Min Woo mengantarkan Tae Joon dan Jae Hee kembali ke asrama. Tae
Joon bahkan membawakan koper Jae Hee. Dia terlihat begitu perhatian pada
Jae Hee. Dokter Min Woo merasa aneh dengan perhatian Tae Joon ini.
Apakah mungkin Tae Joon sudah mengetahui identitas Jae Hee? Pikirnya.
Sesampainya dikamar, Tae Joon menyuruh Jae Hee untuk mandi duluan. Tae Joon bilang dia ingin bicara hal yang penting dan sangat rahasia. Di
kamar mandi, Jae Hee merasa bingung dengan maksud omongan Tae Joon, dan
kemudian dia berpikir apakah Tae Joon sudah mengetahui tentang
identitasnya. Sementara itu, di luar kamar madi, Tae Joon meyakinkan
dirinya kalau dia tak bisa terus menyembunyikan perasaan ini. Pokonya,
kali ini harus menyatakannya pada Jae Hee.
Di klinik, dokter Min Woo masih memikirkan sikap perhatian Tae Joon pada
Jae Hee tadi. Dia lalu mengirimkan sms pada Jae Hee agar mulai sekarang
dia lebih berhati-hati bila berada di dekat Tae joon.
Tak berapa lama, dokter Min Woo menerima balasan sms yang mengatakan, 'Kau mengirim pesan ini salah orang. Aku pikir mungkin kau bermaksud untuk mengirimnya pada Jae Hee.'
Ternyata dokter Min Woo salah mengirimnya pada Tae Joon. Hahaha...
Dokter Minwoo kaget, diapun langsung buru-buru pergi menemui Tae Joon untuk mengklarifikasi hal ini, sebelum Tae Joon salah paham.
Dokter Minwoo kaget, diapun langsung buru-buru pergi menemui Tae Joon untuk mengklarifikasi hal ini, sebelum Tae Joon salah paham.
Di depan asrama, Tae Joon sudah menunggu dokter Minwoo. Tae Joon tanya
apakah dokter Min Woo sudah tahu semuanya. Minwoo berpura-pura tak
mengerti maksud omongan Tae joon.
Tae Joon lalu mengatakan pada dokter Min Woo jikalau dirinya sudah tahu
kalau Jae Hee itu perempuan. Dan sekarang dia berniat untuk memberitahu
Jae Hee kalau dirinya sudah tahu siapa Jae Hee sebenarnya. Dokter Min
Woo menyarankan agar jangan memberitahu Jae Hee dulu, kita tidak tahu
apa yang akan terjadi setelahnya. Bisa saja nanti Jae Hee menjadi merasa
tidak nyaman dan pergi meninggalkanmu.
Ketika kembali ke kamar, dia memutuskan untuk tidak membicarakannya dengan Jae Hee.
Jae Hee bertanya, tapi Tae Joon bilang kalau dia lelah. Jae Hee lalu
menayakan apa maksud omongan Tae Joon kemarin, yang melarangnya untuk
memikirkan Eun Kyul?
Dia teringat perkataan dokter Minwoo yang mengatakan mungkin Jae Hee
akan meninggalkannya jika dia memberitahu Jae Hee kalau dia sudah tahu
identitasnya.. Tae joon lalu menjawab kalau dia benci orang yang
mengabaikannya saat sedang bicara.
Saat Jae Hee akan pergi, Tae Joon memegang tanganya hingga langkah Jae Hee terhenti.
"Tetaplah disisiku." ucap Tae Joon sambil memegangi lengan Jae Hee.
*So Sweettt.. >,<
Pagi-pagi sekali Jae hee sudah menyipakan segelas kopi untuk Tae Joon.
Dan dalam gelas itu ada secarik kertas yang bertuliskan 'Latihan dengan
perut kosong adalah No..no..no! Bahkan jika kau tergesa-gesa, minum dulu
apapun alasannya. Tae Joon tersenyum sambil memandangi ke arah tempat
tidur Jae Hee.
Jae Hee bangun, dia mendapati ada kertas yang menempel dipipinya.
Ternyata kertas itu dari Tae Joon sebagai balasan dari yang tadi pagi.
'Aku sudah meminumnya. Kau jangan sampai melewatkan sarapan ya, meskipun
kau sedang tidak nafsu makan. Bahkan jika kau tertidur, mengiler
seperti itu adalah No..no..no!
Lompatan Tae Joon makin baik dari har ke hari. Kali ini giliran Hyun
Jae, entah kenapa sepertinya Hyun Jae lagi kurang fit dia sedang banyak
pikiran. Pelatih memarahinya dan menyuruhnya untuk memperhatikan
lompatan Tae Joon.
Di ruang ganti, Hyun Jae mengingat kembali percakapannya dengan pihak sponsor yang memintanya untuk mengalahkan Tae Joon.
Sementara itu, Jong Min sedang sibuk meramal kartu tarot di kelas. Dia
meramal Eun Kyul dengan semangat. Jong Min menyuruh Eun Kyul untuk
mengambil 3 kartu. Jae Hee datang dan langsung menontonnya.
Jong Min membaca kartu yang dipilih Eun Kyul. Saat Festival Olahraga
Nasional kau akan memenangkannya tidak peduli apa yang terjadi.
Mendengar hal itu, Eun Kyul sangat senang dan dengan antusiasnya dia
menyuruh Jong Min untuk membacakan kartu selanjutnya.
Kau akan mendapatakan sesuatu hari ini. Eun Kyul ingat, pagi ini dia
mendapatkan uang 50 sen. Dan kartu yang ketiga yang dipilih Eun Kyul
adalah kartu cinta. Jong Min bertanya apakah Eun Kyul saat ini sedang
jatuh cinta. Sambil tersenyum melirik ke arah Jae Hee, Eun Kyul
menjawab, No comment!
Eun Kyul menyuruh Jong Min untuk meramal Jae Hee juga. Tapi karena Jong
Min sangat membenci Jae Hee, dia hanya menyuruh Jae Hee untuk mengambil 1
kartu saja.
Jong Min kaget membuka kartu yang dipilih Jae Hee. Kartu itu ternyata
kartu kematian. Jong Min mengatakan kalau kartu itu adalah yang
terburuk, dia lalu menyuruh Jae Hee unuk berhati-hati. Aura kegelapan
menyelimuti Jae Hee.
Di taman, Eun Kyul manaiki sekuter barunya. Dia menyuruh Jae Hee untuk
jangan terlalu memikirkan ramalan Jong Min tadi. Eun Kyul menghibur Jae
Hee dan bilang kalau nanti dia bisa mencetak gol dia akan berpose
membentuk angka 9 yang berarti 'go' diambil dari kata Go Jae Hee.
Dalam perjalanan, Jae Hee tak sengaja melihat Hyun Jae tampak sedang cemas. Dia terlihat tidak tenang.
Tae Joon sedang berjalan pulang, Jae Hee tiba-tiba memanggilnya sehingga
langkah Tae Joon terhenti. Tepat saat itu juga, sebuah pot dari atas
jatuh tepat disamping Tae Joon. Jae Hee kaget dan dia langsung mengecek
kondisi Tae Joon.
Jae Hee dan Tae Joon makan bersama di kantin. Jae Hee teringat dengan
sikap Hyun Jae yang tampak aneh tadi, Jae Hee merasa ini perbuatan Hyun
Jae. Selain itu, ramalan Jong Min mengatakan akan terjadi hal yang
buruk. Jae Hee lalu menyuruh Tae Joon untuk berhati-hati.
Han Na sedang mengadakan sesi wawancara di rumah sakit. Reporter tanya
apakah Tae Joon selalu menemanimu dalam perawatan ini. Direktur Jang
marah dan bilang kalau jangan membahas masalah Tae Joon. Tapi Han Na
tiba-tiba bilang kalau dia sudah putus dengan Tae Joon. Sontak pernyatan
ini menarik perhatian para wartawan. Mereka langsung menanyainya dengan
sederet pertanyaan. Han Na menjawab kalau Tae Joon oppa sudah tidak
menyenangkan lagi, lagi pula fashion stylenya sudah ketinggalan. Jadi
aku mencapakkannya.
Reporter tanya apakah ini boleh untuk dimasukkan dalam artikel? Direktur
Jang langsung menolaknya. Sementera Han Na menjawab, boleh.
Di kamar, Han Na merenung. Dia melihat kembali kertas dari Jae Hee yang
bertuliskan 'Keajaiban adalah nama lain dari kerja keras'.
Malam harinya. seorang pria aneh sedang mengutak atik sepeda Tae Joon.
Jae Hee yang sedang berjalan melintas, langsung menhampiri pria itu.
Ternyata pria itu adalah Hyun Jae. Jae Hee bertanya apa yang
dilakukannya? Hyun Jae langsung kaget hingga obengnya terjatuh. Dan dia
langsung buru-buru pergi tanpa menjelaskan sepatah katapun pada Jae Hee.
Tingkah Hyun Jae sangat mencurigakan.
Hyun Jae kembali ke kamarnya, dan tiba-tiba Eun Kyul mengagetkannya.
Sontak, Hyun Jae marah. Eun Kyul melemparkan hadiah ulang tahun untuk
Hyun Jae sebagai ganti yang waktu itu.
"Jangan terlalu tertegun. Semenjak kita menjadi teman sekamar, aku pikir
itu hal yang wajar." ucap Eun Kyul. Dia lalu menyanyikan sebuah lagu
ulang tahun hingga membuat Hyun Jae tersenyum.
Pagi harinya, Jae Hee meminta Tae Joon untuk berangkat sekolah dengan
berjalan kaki saja. Dia merasa bosan kalau harus berjalan sendiri. Tae
Joon menolak dan bilang kalau staminanya harus tetap terjaga sebelum
latihan. Jae Hee pun langsung mengambil sepeda milik Tae Joon dan
mengendarainya. Ternyata sepedanya tidak apa-apa. Dengan tenang, Jae Hee
mengedarai sepeda itu menyusuri jalan yang menurun. Tiba-tiba di tengah
jalan, remnya blong. Jae Hee ketakutan, dia tak bisa mengontrol
sepedanya. Eun Kyul laangsung berusaha mengejar Jae Hee dan
menghentikannya.
Dia menarik tubuh Jae Hee dari sepeda. Alhalsil, mereka berdua jatuh
bersamaan. Eun Kyul tanya tentang kondisi Jae Hee, dan Jae Hee menjawab
kalau dia baik-baik saja. Kemudian, Jae Hee melihat kaki Eun Kyul
berdarah.
Jae Hee panik. Eun Kyul menenangkannya dengan bilang kalau ini akan
baik-baik saja. Saat Eun Kyul mencoba berdiri, dia terjatuh. Jae Hee
akhirnya menuntunnya ke klinik.
Dokter Min woo mengatakan kalau Eun Kyul tidak akan bisa mengikuti
festival olah raga nasional minggu depan. Jae Hee merasa sangat
bersalah.. Tapi Eun Kyul mengatakan kalau tubuhnya ahli dalam
penyembuhan. Sebentar lagi pasti juga akan pulih. ucap Eun Kyul
menghilangkan rasa bersalah Jae Hee.
Jae Hee menemui Hyun Jae. Dia mengatakan kalau dia sudah tahu semua ini perbuatan Hyun Jae.
"Kali ini aku tidak akan mengatakannya pada siapapun. Tapi kalau kau
mencoba mencelakai temanku lagi, aku tidak akan tinggal diam." tegas
Jae Hee.
Ternyata Eun Kyul tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.
Di taman, Eun Kyul berbicara serius dengan Hyun Jae. Dia tanya apakah
Hyun Jae yang menyebabkan dirinya terluka. Hyun Jae hanya diam saja
sambil mengucap kata maaf. Eun Kyul merasa sangat kecewa dengan tindakan
bodoh Hyun Jae kali ini.
Beralih scene, Seung Ri datang mencari Han Na di beranda rumah sakit. Seung Ri lalu memberikan Han Na minuman.
Dia juga mengatakan kalau dirinya dulu pernah kecelakaan hingga dia tak
bisa kembali berolah raga. Namun dengan kerja keras dan semangat yang
tinggi, dirinya berhasil kembali pulih sekaligus bisa memenangkan
kejuaraan.
Saat Seung Ri akan membuka celananya untuk memperlihatkan bukti bekas
lukanya, Han Na langsung memukuli pantatnya. Seung Ri mengerang
kesakitan.
Seung Ri lalu mengajak Han Na untuk berteman, Han Na menyetujuinya tapi
dia hanya menganggap Seung Ri sebagai majalah murah yang menghibur. Han
Na pergi sambil tersenyum.
Dikelas berita tentang putusnya hubungan Han Na dan Kang Tae Joon
langsung menyebar. Apalagi Jong Min mengomporinya dan bilang kalau
artikel itu benar. Tae Joon memang sama sekali tidak menyenangkan dan
fashionnya sudah ketinggalan.
Jong Min dan teman-temannya lalu menyanyikan lagu Gangnam style sambil menirukan gerakannya. 'Headlines don’t lie ..... Tae Joon, oldman style!'
Guru olah raga datang dan langsung memarahi Jong Min karena suka membuat keributan.
Guru olah raga bertanya kemana Hyun Jae kenapa dia tak masuk hari ini.
Jong Min menjawab kalau Hyun Jae membolos. Guru merasa heran, karena
biasanya Hyun Jae yang paling rajin datang meskipun cuaca sedang buruk.
Tae Joon memandangi bangku Hyun Jae, dia lalu teringat dengan insiden
jatuhnya pot bunga yang hampir mengenainya juga perkataan Jae Hee yang
mengatakan kalau dirinya melihat Hyun Jae berdiri di lantai atas dengan
ekspresi wajah cemas sambil menatap ke arah bawah...
Ayah Tae Joon berbincang dengan guru olah raga membahas masalah skandal
Tae Joon dengan Han Na putus. Ayahnya takut karena masalah itu, imagenya
jadi turun. Guru olahraga meyakinkan bahwa kemampuan Tae Joon melompat
mulai membaik. Sehingga akan segera mengubah image Tae Joon yang buruk
karena skandalnya dengan Han Na. Jae Hee datang dan berpapasan dengan
mereka. Guru olah raga memperkenalkan ayah Tae Joon pada Jae Hee. Ayah
Tae Joon lalu mengajak Jae Hee mengobrol sebentar.
Belum sempat Jae Hee meneruskan ucapannya, Ayah Tae Joon memotongnya.
"Di dunia ini, tidak ada orang tua yang tidak percaya pada anaknya."
"Tapi kenapa?" tanya Jae Hee penasaran.
"Ini bukan karenanya, tapi karena aku membuat kesalahan." jawab Ayah Tae Joon dengan sedih.
Ayah Tae Joon menjelaskan kalau selama ini, Tae Joon menganggap kematian ibunya adalah salah ayahnya.
Pelatih sepak bolanya memarahi Eun Kyul habis-habisan karena dia teledor
hingga menyebabkan kakiknya terluka. Padahal sebentar lagi akan ada
pertandingan besar dan dia menyia-nyiakannya.
Eun Kyul hanya bisa tertunduk sedih.
Sepanjang jalan, Eun Kyul terus menghela napas. Dia kemudian juga
teringat Hyun Jae yang minta maaf padanya. Ahhh... Pikiran Eun Kyul
makin kacau. Sedih.. Kecewa... semuanya bercampur. Ohhhh... poor Eun Kyul :((
Eun Kyul kembali menyuruh anak itu pulang karena untuk masuk sekolah
ini, anggota keluarga pun harus mendapatkan kartu ijin. Anak kecil
dengan tegas menolak. Eun Kyul terkejut. Dia pun hanya menghela napas
panjang.
Di kamar, Jae Hee teringat perkataan ayah Tae Joon mengenai anggapan Tae Joon tentang kematian ibunya adalah salah ayahnya. Tiba-tiba Eun Kyul membuyarkan lamunannya. Eun Kyul masuk dengan membawa tas besar yang diletakkan di atas troli. Eun Kyul bertanya di mana Tae Joon. Jae Hee manjawab kalau Tae Joon belum kembali. Ahhh... Eun Kyul kecewa padahal ada adiknya yang sedang mencarinya.
Jae Hee terkejut. Dia bertanya mana adiknya. Eun Kyul lalu membuka tas
itu dan jreenggg... anak kecil itu muncul. Anak kecil itu mengeluh di
dalam terlalu sesak sampai-sampai dia berpikir akan mati di sana.
Jae Hee sangat gembira bertemu anak kecil itu dan mendekati anak itu.
Anak kecil itu itu kemudian berkata, "Tae Joon oppa itu adalah kekasihku, dan nama kakakku adalah..."
Belum sempat mengutarakan nama kakaknya, tiba-tiba seseorang mengetuk
pintu. Eun Kyul dan Jae Hee buru-buru menyembunyikan anak kecil itu
lagi.
Setelah aman, mereka berdua mengeluarkan anak itu lagi. Jae Hee lalu
bertanya sebenarnya siapa kakak anak itu. Dengan bangga anak itu
menjawab kakaknya adalah Min Hyeon Jae. Mereka berdua langsung terkejut.
"Hyeon Ji.." panggil Hyeon Jae pada adiknya.
Hyeon Ji mengoceh kalau kakaknya tidak pernah pulang dan katanya juga
berteman dekat dan sekamar dengan Tae Joon. Hyeon Jae sedikit panik
karena kenyataannya dia malah musuhan dengan Tae Joon. Hyeon Jae
langsung memandang Jae Hee dan Eun Kyul.
Jae Hee langsung pura-pura membenarkan kalau Hyeon Jae dan Tae Joon
berteman baik. Jae Hee bahkan juga akan memintakan tanda tangan Tae
Joon untuk Hyeon Ji. Hyeon Ji sangat senang. Jae Hee lalu menyenggol Eun
Kyul agar Eun Kyul juga mengatakan hal yang sama. Hyeon Jae sedikit
lega. Dia lalu membawa pulang adiknya.
Di depan rumah, Hyeon Jae menyuruh Hyeon Ji makan makanan yang dia beli sambil menunggu ibu datang. Hyeon Ji kembali mengeluh kenapa kakaknya tidak pernah mau masuk ke dalam rumah. Hyeon Jae terdiam lalu berpamitan pergi. Hyun Ji tiba-tiba menarik tangan Hyeon Jae dan mengingatkan kalau Hyeon Jae bisa mendapatkan medali emas, mereka semua bisa bersama-sama sebagai sebuah keluarga. Hyeon Jae bilang tunggulah sebentar lagi. Hyun Ji sudah tidak sabar lagi menunggu saat-saai itu.
"Adikmu sungguh lucu.." potong Eun Kyul.
"Mungkin kau tidak akan memaafkan apa yang sudah aku perbuat." ujar Hyeon Jae sedih.
"Kenapa kau melakukan itu?" tanya Eun Kyul
Hyeon Jae menjelaskan kalau dirinya hanya berpikir tentang bagaimana mengalahkan Tae Joon.
'Di dunia ini aku percaya semuanya bisa dilakukan asalkan bekerja keras.
Rasanya senang sekali bisa melompati dinding yang kau pikir tidak akan
bisa melompatinya. Aku juga tidak tahu apakah itu sebabnya aku memilih
lompat tinggi. Tapi setelah melihat Tae Joon, untuk pertama kalilnya aku
menyadari itu tidak berhasil. Kerja kerasku tidak sebanding dengan
bakat yang dimiliki Tae Joon. Kang Tae Joon memeliki dinding yang tidak
bisa aku lompati.'
Hyeon Jae berusaha menahan air matanya, rasanya dia malu sekaligus sedih.
Eun Kyul mengatakan kalau tidak ada hal seperti usaha sia-sia. Dia juga tidak tahu apakah Hyeon Jae bisa atau tidak mengalahkan Tae Joon. Tapi, hingga akhir, kerja kerasnya selalu dibayang-bayangi hadiah. Sehingga sangat sedikit usaha yang dia lakukan.
Hyeon Jae berkata kalau dia akan berusaha memperbaiki perilakunya dan juga akan bertanggung jawab pada Eun Kyul. Eun Kyul bangun dari duduknya dan berjalan pincang ke arah Hyeon Jae.
Dia meletaklan tangannya di bahu Hyeon Jae dan bilang tentu saja dia
harus bertanggung jawab, untuk itu... Hyeon Jae akan menjadi budak Eun
Kyul sampai kakinya sembuh. Hahaha.. lol
OMG! Hyeon tampak seperti dia akan menangis, tapi bahagia juga karena Eun Kyul sudah tidak marah lagi padanya.
Hyeon Jae berusaha menahan air matanya, rasanya dia malu sekaligus sedih.
Eun Kyul mengatakan kalau tidak ada hal seperti usaha sia-sia. Dia juga tidak tahu apakah Hyeon Jae bisa atau tidak mengalahkan Tae Joon. Tapi, hingga akhir, kerja kerasnya selalu dibayang-bayangi hadiah. Sehingga sangat sedikit usaha yang dia lakukan.
Hyeon Jae berkata kalau dia akan berusaha memperbaiki perilakunya dan juga akan bertanggung jawab pada Eun Kyul. Eun Kyul bangun dari duduknya dan berjalan pincang ke arah Hyeon Jae.
OMG! Hyeon tampak seperti dia akan menangis, tapi bahagia juga karena Eun Kyul sudah tidak marah lagi padanya.
Jae Hee mengintip Tae Joon yang ssedang latihan di gedung olah raga. Tae
Joon menyadari dan menyuruh Jae Hee masuk. Jae Hee berkomentar kalau
semua orang tampaknya berkerja keras kecuali dirinya.
Tae Joon kemudian bertanya apakah kecelakaan sepeda itu juga perbuatan
Hyeon Jae. Sehingga dengan sengaja Jae Hee menyuruh Tae Joon untuk tidak
mengendarai sepedanya agar dia saja yang terluka jika Hyeon Jae
melakukan sesuatu.
Jae Hee berusaha menyembunyikannya dengan bilang kalau dia tidak tahu.
Jae Hee berjalan ke tiang lompat. Dia lalu mengusapnya. Tiba-tiba saja dari belakang Tae joon memeluknya. "Terima kasih, aku sangat berhutang banyak padamu."
"Hei,, utang apa?" tanya Jae Hee seraya masih terkejut dipeluk Tae Joon tiba-tiba.
"Jangan lakukan itu lagi." ujar Tae Joon." Aku lebih membenci jika kau terluka karenaku."
Jae Hee terlihat gugup. Tae Joon yang menyadari kegugupan Jae Hee lalu melepas pelukannya.
"Apa kau baru pertama kali dipeluk? Kenapa orang dari Amerika begitu norak?" canda Tae Joon
Tae Joon kemudian mengajak Jae Hee pergi. Sambil berjalan, Jae Hee bercerita tentang adik Hyeon Jae yang lucu.
Hyeon Jae datang menemui Tae joon. Disitu dia mengakui kesalahannya pada
Tae Joon. Dia pun menyadari kalau harus bertanggung jawab dengan keluar
dari tim atletik meskipun itu sulit baginya.
Tapi jika Tae Joon menyuruhnya keluar, maka dia akan keluar.
Tae Joon terdiam kemudian melihat ekspresi Hyeon Jae yang terlihat benar-benar menyesal.
Dia pun berpura-pura tidak mengerti apa maksud Hyeon Jae.
Hyeon Jae mencemooh mana mungkin Tae Joon tidak tahu. Dia pasti sudah mendengar semuanya.
Tae Joon bilang kalau dia benar-benar tidak tahu apa yang dimaksud Hyeon Jae. Hyeon Jae pun terkejut.
Tae Joon juga menduga kalau Hyeon Jae mengundang Tae Joon ke sini pasti untuk mengatakan kalau sebelum kompetisi nasional tidak boleh begitu lemah. Oleh karenanya Tae joon akan berusaha latihan keras agar tidak dikatakan demikian. Tae Joon pun pergi.
Hyeon Jae masih terdiam. Dia kemudian tersenyum senang sekaligus tidak percaya kalau Tae Joon tidak tahu apa yang terjadi.
Tae Joon mengabaikan telepon ayahnya. Jae Hee bertanya kenapa dia tidak sering pulang ke rumah. Tae Joon menjawab kalau dia merasa sedikit terganggu saat pulang ke rumah. Jae Hee bergumam bahwa ayahnya mungkin menunggunya untuk dikunjungi.
Glekkk!! Tae Joon langsung terkejut mendengar gumaman JAe Hee.
"Mungkinkah... kau bertemu ayahku?"
Jae Hee langsung tergagap menjawabnya, "Maksudku... "
Akhirnya Jae Hee mengaku kalau dia bertemu ayah Tae Joon. Jae Hee lalu
menasehati Tae Joon untuk segera berbaikan dengan ayahnya karena dia kan
cuma punya satu ayah. Jae Hee juga mengatakan bahwa ada kesalahpahaman
besar seputar kematian ibunya...
Tiba-tiba Tae Joon langsung membentak Jae Hee, "Hentikan! Jika kau tidak mau berhenti aku akan pergi."
Tae Joon duduk di luar dengan Sangchu. Sangju menjulurkan kakinya ke tangan Tae Joon. Tae Joon tersenyum, "Aku juga tahu itu bukan salah Jae Hee.."
Tae Joon teringat saat-saat ayahnya mengacuhkan ibunya.
Flashback~~
Hari ini adalah ulang tahun ibunya. Ibunya terus meyakinkan Tae Joon kalau ayahnya bakal datang untuk makan malam bersama karena tadi sudah ditelepon. Ketika bel pintu berbunyi, dengan senang dan berharap itu suaminya, ibu Tae Joon membukanya, Ternyata itu suruhan ayah Tae Joon. Dia membawa sebuket bunga permintaan maaf atas ketidakhadiran ayahnya Tae Joon. Tae Joon dan ibunya sangat sedih.
Hari berikutnya, sepulang sekolah Tae Joon mendapati ibunya tergeletak
pingsan, Malam harinya ayahnya baru pulang dan itu pun sepertinya habis
minum-minum. Tae Joon mengabari tentang keadaan ibunya yang pingsan
tadi, tapi ayahnya hanya biasa saja menanggapinya.
Pagi harinya, Tae Joon menyuruh ayahnya mengantar ibu ke rumah sakit yang lebih besar untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap. Ayahnya mengerti, tapi dia tetap saja sibuk dengan urusannya.
Dihari kematian ibunya, Tae Joon sangat sedih sekaligus marah pada
ayahnya. Kenapa ayahnya membohonginya dengan mengatakan kalau penyakit
ibunya tidak serius. Ayahnya minta maaf.
Tae Joon mengatakan kalau ayahnya punya banyak kesempatan, jika saja dari awal dia mendengarkan Tae Joon untuk membawa ibunya ke rumah sakit maka ibunya akan mendapatkan pemeriksaaan yang tepat dan operasi bisa dilakukan lebih awal..
Tae Joon mencoba menahan air matanya. Perasannya sangat kacau.
"Tae Joon..." Ayahnya mencoba memberi penjelasan tapi kembali dipotong oleh Tae Joon.
"Coba kalau dari awal kau memberi banyak perhatian pada ibu. Kau satu-satunya orang yang membunuh ibu."
Mendengar pernyataan itu, ayahnya langsung terdiam kaku.
Kembali ke ke kehidupan nyata~~
Jae Hee mendapati ponsel Tae Joon berdering. Dengan sedikit ragu, Jae Hee mengangkatnya.
Jae Hee segera berlari mencari Tae Joon. Akhirnya dia menemukannya.
"Tae Joon !" panggil Jae Hee sambil napasnya masih terengah-engah.
"Ada apa?" tanya Tae Joon.
Jae Hee memberikan ponsel itu pada Tae Joon sambil berkata, "Kau harus cepat pulang.... ayahmu pingsan,"
Sentak Tae Joon langsung terkejut.
Jae Hee berusaha menyembunyikannya dengan bilang kalau dia tidak tahu.
Jae Hee berjalan ke tiang lompat. Dia lalu mengusapnya. Tiba-tiba saja dari belakang Tae joon memeluknya. "Terima kasih, aku sangat berhutang banyak padamu."
"Hei,, utang apa?" tanya Jae Hee seraya masih terkejut dipeluk Tae Joon tiba-tiba.
"Jangan lakukan itu lagi." ujar Tae Joon." Aku lebih membenci jika kau terluka karenaku."
Jae Hee terlihat gugup. Tae Joon yang menyadari kegugupan Jae Hee lalu melepas pelukannya.
"Apa kau baru pertama kali dipeluk? Kenapa orang dari Amerika begitu norak?" canda Tae Joon
Tae Joon kemudian mengajak Jae Hee pergi. Sambil berjalan, Jae Hee bercerita tentang adik Hyeon Jae yang lucu.
Tapi jika Tae Joon menyuruhnya keluar, maka dia akan keluar.
Tae Joon terdiam kemudian melihat ekspresi Hyeon Jae yang terlihat benar-benar menyesal.
Dia pun berpura-pura tidak mengerti apa maksud Hyeon Jae.
Hyeon Jae mencemooh mana mungkin Tae Joon tidak tahu. Dia pasti sudah mendengar semuanya.
Tae Joon bilang kalau dia benar-benar tidak tahu apa yang dimaksud Hyeon Jae. Hyeon Jae pun terkejut.
Tae Joon juga menduga kalau Hyeon Jae mengundang Tae Joon ke sini pasti untuk mengatakan kalau sebelum kompetisi nasional tidak boleh begitu lemah. Oleh karenanya Tae joon akan berusaha latihan keras agar tidak dikatakan demikian. Tae Joon pun pergi.
Hyeon Jae masih terdiam. Dia kemudian tersenyum senang sekaligus tidak percaya kalau Tae Joon tidak tahu apa yang terjadi.
Tae Joon mengabaikan telepon ayahnya. Jae Hee bertanya kenapa dia tidak sering pulang ke rumah. Tae Joon menjawab kalau dia merasa sedikit terganggu saat pulang ke rumah. Jae Hee bergumam bahwa ayahnya mungkin menunggunya untuk dikunjungi.
Glekkk!! Tae Joon langsung terkejut mendengar gumaman JAe Hee.
"Mungkinkah... kau bertemu ayahku?"
Jae Hee langsung tergagap menjawabnya, "Maksudku... "
Tiba-tiba Tae Joon langsung membentak Jae Hee, "Hentikan! Jika kau tidak mau berhenti aku akan pergi."
Tae Joon duduk di luar dengan Sangchu. Sangju menjulurkan kakinya ke tangan Tae Joon. Tae Joon tersenyum, "Aku juga tahu itu bukan salah Jae Hee.."
Tae Joon teringat saat-saat ayahnya mengacuhkan ibunya.
Flashback~~
Hari ini adalah ulang tahun ibunya. Ibunya terus meyakinkan Tae Joon kalau ayahnya bakal datang untuk makan malam bersama karena tadi sudah ditelepon. Ketika bel pintu berbunyi, dengan senang dan berharap itu suaminya, ibu Tae Joon membukanya, Ternyata itu suruhan ayah Tae Joon. Dia membawa sebuket bunga permintaan maaf atas ketidakhadiran ayahnya Tae Joon. Tae Joon dan ibunya sangat sedih.
Pagi harinya, Tae Joon menyuruh ayahnya mengantar ibu ke rumah sakit yang lebih besar untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih lengkap. Ayahnya mengerti, tapi dia tetap saja sibuk dengan urusannya.
Tae Joon mengatakan kalau ayahnya punya banyak kesempatan, jika saja dari awal dia mendengarkan Tae Joon untuk membawa ibunya ke rumah sakit maka ibunya akan mendapatkan pemeriksaaan yang tepat dan operasi bisa dilakukan lebih awal..
Tae Joon mencoba menahan air matanya. Perasannya sangat kacau.
"Tae Joon..." Ayahnya mencoba memberi penjelasan tapi kembali dipotong oleh Tae Joon.
"Coba kalau dari awal kau memberi banyak perhatian pada ibu. Kau satu-satunya orang yang membunuh ibu."
Mendengar pernyataan itu, ayahnya langsung terdiam kaku.
Kembali ke ke kehidupan nyata~~
Jae Hee segera berlari mencari Tae Joon. Akhirnya dia menemukannya.
"Ada apa?" tanya Tae Joon.
Jae Hee memberikan ponsel itu pada Tae Joon sambil berkata, "Kau harus cepat pulang.... ayahmu pingsan,"
Sentak Tae Joon langsung terkejut.
source : catatan-anikatik.blogspot.com
re-post and re-edit by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment