Ketika dia membuka laptop, dilihatnya sebuah video yang dibuat Jae Hee untuk Coach Mr. Halton. Tae Joon lalu membuka video itu.
Jae
Hee prolog : Sejak aku masih remaja, aku tidak pernah suka dengan
penampilanku. Bagaimana aku terlihat, bagaimana warna kulitku, dan
bagaimana rambutku. Aku tidak suka bagaimana prinsipku berbeda dari yang
lain.”
Flashback~
Saat
masuk ke sekolah di Amrik, Jae Hee di ejek sebagai garlic karena
kulitnya yang sangat putih. Mereka semua menertawakannya. Jae hee nggak
masuk sekolah selama seminggu dan ngambek ingin keluar dari sekolah.
Daniel sampai bingung dengan sikap adiknya.
Jae Hee : Aku
ingin sama dengan mereka. Bagaimanapun, Aku tahu di dunia ini nggak ada
yang namanya keajaiban. Seekor bebek jelek tidak mungkin berubah
menjadi seekor angsa cantik. Karena di kehidupan, keajaiban tidak
pernah terjadi. Namun, saat aku melihat Tae Joon...Dia terbang ke langit
mengatakan ‘Sebuah keajaiban adalah nama lain dari sebuah usaha.’ Aku
menetapkan percaya pada keajaiban untuk pertama kalinya dalam hidupku.
Karena itu, aku memutuskan untuk ikut kompetisi lari dan mengabaikan
perkataan orang-orang yang menghinaku.
Tae Joon melihat video yang berisi
foto-foto Jae Hee saat sedang kompetisi lari, Jae Hee tampak begitu
semangat dan antusias. Tae joon tertegun melihat video itu.
Teman
Jae Hee mem-video Jae Hee, dia meminta Jae Hee untuk mengatakan sesuatu
sebelum pertandingan. Jae Hee berkata kalau keajaiban itu nama lain
dari usaha.
Kompetisi
dimulai, dengan penuh kepercayaan diri Jae Hee berlari ke depan menuju
impiannya. Dan Jae Hee pun memenangkan kompetisi. Dia berhasil merebut
medali.
Jae Hee : Dan...sebuah
keajaiban terjadi. Bukan dengan menunggu tapi membuatnya. Karena
keajaiban itu nama lain dari usaha, itu yang Kang Tae Joon katakan.
~End Flashback
~End Flashback
Dalam video, Jae Hee meminta bantuan Coach Halton untuk membantu Tae Joon terbang lagi.
Tae
Joon terus memandangi video itu. Dia lalu berpikir sejenak. Dia
mengingat saat Jae Hee rela melakukan apapun untuk membuat dirinya
lompat lagi. Mulai dari menyamar menjadi wanita, hingga membuat dirinya
berada dalam situasi berbahaya. Tae Joon segera berlari mengejer Jae
Hee. Dia menarik tangan Jae Hee.
“Tae Joon..” ucap Jae Hee kaget.
“Kau
mengatakan ingin melihatku lompat lagi. Dan sekarang kau malah akan
pergi?” ucap Tae Joon sambil terengah-engah. “Jangan pergi...Go Jae
Hee.”
Eunkyul
memikirkan saat Jae hee bersandar di bahunya, Hyun Jae yang sekamar
dengannya merasa terganggu dengan kegalauan Eunkyul. Dia bertanya apa
yang membuat Eunkyul galau.
Eun
Kyul lalu bertanya apakah Hyun Jea pernah merasa ingin meletakkan
bibirnya di bibir pria lain. Atau kata lainnya ciuman. Hahaha...mau
bilang ciuman aja susahnya..Eun Kyul meralat kata-katanya agar hyun Jae
tak salah paham, diapun segera tidur. Hyun Jae yang kepikiran kata2 Eun
Kyul merasa takut dan segera menutupi tubuhnya dengan jaket.
Tae Joon membuka pintu kamar mandi, namun dia teringat kalau Jae Hee seorang perempuan. Diapun mengurungkan niatnya.
“Hyun Jae..seharusnya dia lebih berhati-hati, sungguh.” Gumamnya.
Tae
Joon mengingat saat itu dia menerobos masuk kamar mandi, dan dilihatnya
Jae Hee hanya mengenakan handuk. Waktu itu dia belum tahu kalau Jae Hee
seorang perempuan. Tae Joon merasa memalukan mengingat hal
tersebut.. Dia pergi, tapi dilihatnya pintu kamar mandi terbuka sedikit
karena kuncinya rusak.Tae Joon hanya menghembuskan nafasnya.
Pagi-pagi
Jae Hee sudah mendapat telpon dari oppa Daniel, tapi malah di reject
olehnya. Jae hee menengok ke bawah, Tae Joon sudah bangun. Kemana dia
pagi-pagi begini?
Tae
Joon jogging di lapangan, dia benar-benar ingin untuk bisa lompat
tinggi seperti dulu. Tae Joon pergi ke ruang latihan. Sebelum latihan
lombat, dia mengingat teknik2 dan teori2 yang pernah diajarkan. Namun
sayangnya dia gagal.
Jae Hee heran karena pintu kamar mandi sudah tidak rusak lagi. Eun Kyul yang biasanya langsung nyelonong masuk, kini harus menggendor2 pintu kamar mandi Jae Hee.
Jae Hee heran karena pintu kamar mandi sudah tidak rusak lagi. Eun Kyul yang biasanya langsung nyelonong masuk, kini harus menggendor2 pintu kamar mandi Jae Hee.
Eun
Kyul menyuruh Jae Hee membukakan pintu toiletnya, karena dia sudah tak
tahan ingin buang air. Jae Hee marah dan menyuruh Eun Kyul mencari
kamar mandi yang lain. Seung Ri ikut2an menggedor2 pintu. Mereka berdua
seperti cacing kepanasan. Hahaha.... Sudah tak tahan lagi, mereka berdua
langsung pergi, sebelum pergi Eun Kyul mengambil keranjang sampah milik
Jae Hee. Omo..buat apa tempat sampahnya? Dont say if he used...
Eun
Kyul berjalan bersama Jae Hee menuruni tangga, dia menyelahkan Jae Hee
karena tak mau meminjamkan toiletnya. Dan gara2 itu pantat Eun Kyul jadi
sakit. Jae Hee menduga jangan2 Eun Kyul buang air sembarangan. Eun Kyul
mengelak. Seseorang menabrak Jae Hee, Eun Kyul menahan tubuh Jae agar
tak terjatuh.. Eun Kyul bertanya apa Jae Hee baik-baik saja. Jae hee
menjawab iya.
Tae
Joon sedang mengukur tinggi palang di ruang latihan. Hyuan Jae datang
dan mengusir Tae Joon dari ruang latihannya. Tae Joon mengacuhkannya,
Hyun Jae lalu menarik lengan Tae Joon.
Mereka
berdebat, dan hampir saja bertengkar. Namun coach Byeon Gwang-min
datang dan melerai mereka. Byeon Gwang-min menyuruh Tae Joon untuk
pergi, tapi Tae Joon bersikukuh ingin kembali lompat. Coach Gwang Min
tidak mengizinkan Tae joon kembali ke ruang atletik, dia mengomentari
tindakan Tae Joon yang bisa masuk seenaknya dan keluar seenaknya. Tae
Joon pun akhirnya pergi dengan kekecewaan.
Eun Kyul dan Jae Hee pergi memberi makan Sangchu.
“Kau
menjadi semakin dekat dengan Sangchu. Bagiku, aku merasa masih sulit
mendekatinya. Tapi, bukankah biasanya Tae Joon yang memberi makanan pada
Sangchu?”tanya Eun Kyul heran.
Jae Hee
menjawab kalau mulai sekarang Tae joon akan sibuk. Daniel menelpon Jae
Hee, tapi direject olehnya. Eun Kyul bertanya kenapa di reject, Jae Hee
menjawab kalau itu tak penting. Eun Kyul mendapat telpon dari seorang
gadis, tapi tak dijawab olehnya. Jae Hee tanya kenapa nggak dijawab
telponnya, Eun Kyul ngeles kalau seorang pria sejati akan emnjadi
semakin populer kalau dia bersikap misterius. Jae Hee mneyuruh Eun Kyul
kalau memang suka katakan saja. Eun Kyul malah marah dan bilang apa
yang kau tahu tentang sifat para gadis? Jae Hee geleng-geleng kepa
asambil tersenyum.
Tae
Joon mendatangi manajernya dan bilang kalau dia ingin lompet tinggi
lagi. Manajernya melarangnya, dan mengatakan kalau berita tentang Tae
Joon terkena YIPS Syndroem sudah menyebar. Namun jika nantinya jika Tae
Joon gagal lompat tinggi lagi itu akan menyulitkan langkahnya untuk ikut
kompetisi ke depannya. Tae Joon tetap bersikukuh dengan pendiriannya,
kalau dia akan lompat tinggi lagi.
Han
Na datang ke sekolah Tae Joon secara diam-diam. Sebagai atlit senam
nasional, tak sulit baginya untuk melompati tangga2 agar tak ketahuan
oleh murid lain.
Ha Na tiba di kamar Tae Joon, dia melihat di sana tak terpampang fotonya sama sekali. Dengan inisiatifnya sendiri, dia menaruh fotonya di meja.
Ha Na tiba di kamar Tae Joon, dia melihat di sana tak terpampang fotonya sama sekali. Dengan inisiatifnya sendiri, dia menaruh fotonya di meja.
Jae
Hee datang dan kaget melihat Han Na ada dikamarnya. Jae Hee tanya
kenapa dia datang kesini. Han Na menjawab kalau dia ingin bertemu Tae
Joon. Dengan seenaknya, Han Na tiduran di ranjang Tae Joon. Jae Hee yang
melihat tas yang berisi pakaian dalamnya terbuka, langsung menutup tas
itu. Han Na bingung dengan tingkah Jae Hee.
Jae Hee lalu ngeles dan bilang kalau ada kecoak disana. Han Na ketakutan dan langsung memeluk Jae Hee.
Daniel datang untuk menemui wali kelas Jae Hee.
“Di mana kantor guru?” tanya Daniel pada Jae Hee.
Tapi Jae Hee tak mau memberitahu oppanya.
Daniel
lalu bertanya pada kepala sekolah yang lagi bersih-bersih dengan
muridnya. Daniel ngomong pakai bahasa inggris, kepala sekolah Cuma bisa
bilang yes. Ketika ditanya apakah mengerti bahasa inggris, dengan
sombongnya kepala sekolah bilang yes, very well. Padahal sebenarnya gag
bisa, takut kali ketahuan muridnya gag bisa bhs.inggris. Daniel bertanya
dimana kantor guru. Tapi kepala sekolah gag ngerti, dia tanya pada Jae
Hee apa yang diomongkan bule ini. Jae Hee asal ngomong kalau oppanya
tanya dimana kamar mandinya.
Jae Hee memohon-mohon pada Daniel untuk jangan melakukan ini. Dia masih ingin tinggal di sekolah ini.
Jae
Hee ngomong pake bahasa inggris dengan daniel. Saat itu juga Seung Ri ,
Jo Young-man (ketua asrama 1), Na Cheol-soo ( ketua asrama 3) berjalan
melewati Jae Hee dan Daniel. Mereka tertegun dengan percakapan bahasa
inggris Daniel dan Jae Hee.
Jae
Hee memanggil dokter min wo yang lewat. Jae hee meminta Dokter MinWo
untuk menjadi penengah atau pihak ketiga masalahnya dengan Daniel.
Seung
Ri sepertinya masih memikirkan Jae Hee. Saat di kantin, dia menyebut
nama Go Jae Hee. “Ah..Go Jae Hee..Sekarang aku tahu. Kenapa aku tidak
menyadarinya?” ucap Seung Ri seperti menemukan titik terang. Apakah
Seung Ri tahu kalau Goo Jae Hee itu perempuan? Ataukah dia baru
menyadari kalau Goo Jae Hee berasal dari Amrik?
Di
klinik, dokter Min Wo sedang bicara serius dengan daniel. Tapi di
sela-sela pembicaraan, dokter Min Woo malah mengendus-endus Daniel dan
bertanya parfum apa yang Daniel gunakan karena dari dulu dia penasaran
ingin tahu.
Sontak
Daniel marah karena itu melenceng dari topik. Saat ini yang harus
dibahas adalah masalah Goo Jae Hee. Donter Min Woo lalu mengajak daniel
untuk minum bir.
Beralih scene, Eun Kyul sedang
menunggu Hong Dan Moo ( teman masa kecil Eun Kyul sekaligus cinta
pertamanya). Hari ini mereka janjian untuk bertemu setelah sekian lama
tidak bertemu. Seorang gadis gemuk, berpenampilan kurang menarik
melambaikan tangan ke arah Eun Kyul.
Eun Kyul kaget dan kecewa saat gadis itu berlari menghampirinya.
Untungnya, yang ditemui gadis itu bukanlah Eun Kyul tapi pria yang duduk di sebelahnya. Eun Kyul merasa sangat lega dan senang. Dia tak bisa membayangkan kalau Hong Dan Moo jangan2 penampilannya seperti gadis tadi.
Untungnya, yang ditemui gadis itu bukanlah Eun Kyul tapi pria yang duduk di sebelahnya. Eun Kyul merasa sangat lega dan senang. Dia tak bisa membayangkan kalau Hong Dan Moo jangan2 penampilannya seperti gadis tadi.
Seorang
gadis datang menghampiri Eun Kyul. Dia bertanya apakah kau Chiddori.
Seketika Eun Kyul langsung mengenali kalau itu pasti Hong Dan Moo.
Sungguh tak disangka-sangka, sekarang teman masa kecil yang dulu sering berdebat dengannya tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Eun Kyul terpesona melihatnya. Mereka mengobrol, mengenang masa lalu. Hong Dan Moo mengatakan kalau sekarang dia menjadis seorang musisi terkenal dan sudah berhasil mendapatkan 2 medali. Eun Kyul Tak percaya.
Diapun
langsung mengeluarkan biola yang ada ditasnya dan memainkannya.
Orang-orang beradatangan melihat permainan bilah Hong Dan Moo yang
indah.
Sungguh tak disangka-sangka, sekarang teman masa kecil yang dulu sering berdebat dengannya tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Eun Kyul terpesona melihatnya. Mereka mengobrol, mengenang masa lalu. Hong Dan Moo mengatakan kalau sekarang dia menjadis seorang musisi terkenal dan sudah berhasil mendapatkan 2 medali. Eun Kyul Tak percaya.
Di
sekolah para murid membeicarakan tentang Tae Joon yang ingin balik
lagi ke tim atletik namun sayangnya pelatih menolak. Jae Hee
mendengarkan pembicaraan itu dan dia merasa iba pada Tae Joon.
Di ruang atletik, Tae Joon sibuk membereskan perlengkapan atletik yang selesai dipakai. Dia bahkan rela mengepel lantai.
Tae
Joon masuk ke kamarnya, dan di sana Jae Hee menyambutnya dengan ucapan
selamat karena telah mau lompat tinggi lagi. Jae Hee bahkan sudah
menyiapkan cake spesial yang berbentuk sepatu untuk Tea Joon.
Tapi
Tae Joon malah mengatakan untuk jangan berlebihan. Saat Jae Hee akan
memberikan kue itu, dia tersandung. Kuenya terjatuh dan mengenai
wajahnya.
“Apa yang kulakukan?” rengek Jae Hee menyesali kue nya hancur.
“Ini ...enak.” ucap Tae Joon mendulit kue yang ada di wajah Jae Hee. Tae Joon tersenyum.
Jae Hee terus merengek menyesali kue nya yang hancur. “Apa tujuanmu?” tanya tae Joon
Jae Hee terus merengek menyesali kue nya yang hancur. “Apa tujuanmu?” tanya tae Joon
Tae
Joon tak mau megecewakan usaha Jae hee yang susah susah payah
membelikan kue untuknya. Diapun akhirnya mengikuti kemauan Jae hee. Jae
Hee menyuruh Tae Joon meniup lilin. Jae Hee lalu bertepuk tangan.
“Sekarang gimana?”tanya Tae joon.
“Tanpa penyakit apapun, kau akan terbang lebih tinggi lagi kali ini.” Ucap Jae Hee membuat sebuah harapan.
Jae
Hee sudah bersiap untuk mencoreng muka Tae Joon dengan roti di jarinya.
Tapi Tae Joon malah melarangnya untuk jangan melakukan itu.
“Baiklah.” Kata Jae Hee sedih sambil menjauhkan tangannya dari wajah Tae Joon.
Tapi tiba-tiba, Jae Hee malah mencoreng wajah Tae joon. Dia tertawa puas melihat wajah Tae Joon berlumur kue.
Tae joon tersenyum. “Hey, kemarilah.” Dia langsung mengambil kue dan bersiap melemparkannya ke wajah Jae Hee.
Mereka bermain kejar-kejaran.
Dokter
Min Woo dan daniel pergi minum-minum. Dokter .Min Woo menjelaskan agar
Daniel percaya pada Jae Hee. Dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri.
Dokter Min Woo menasehati Daniel agar dia lebih memahami perasaan Jae
Hee. Semua yang Jaa Hee lakukan ini pasti sudah dipikirkannya
matang-matang.
Saat sang pelatih olah raga mengembalikan bola ke tempat penyimpanan, dia sedikit heran karena tempat itu terlihat rapi.
Jae
Hee merasa khawatir karena kakaknya, Daniel, belum juga menghubunginya.
Tanpa sengaja dia melihat sebuah kalung di wastefel. Diambilnya kalung
itu kemudian dia amati. Tiba-tiba Tae Joon masuk dan langsung mengambil
kalung itu. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, jae Hee terus
menanyakan siapa pemilik kalung itu dan kenapa tae Joon selalu
menggunakannya. Tae Joon lalu menjelaskan bahwa kalung itu milik
mendiang ibunya yang sudah meninggal. Tae Joon kembali teringat ke masa
lalu.
-Flashback-
Ibu
Tae joon dirawat di rumah sakit. Ibunya memberikan cincinnya untuk Tae
Joon, “ini mewakili diriku. Sebenarnya aku ingin meliahatmu bersaing,
tapi aku tidak bisa keluar dari sini.”
Tae joon melihat cincin itu. Dia lalu memasangkan kembali cincin itu di jari manis ibunya.
“Sekali kau sehat, datanglah lihat diriku.”
Ibunya tersenyum, tapi dia melepas cincin itu lagi dan memberikannya pada Tae Joon.
~ Kembali ke scene nyata ~
Tae
Joon mengganti topik pembicaraan dengan mengatakan kalau jika tidak
cepat maka akan terlambat masuk sekolah. Dia lalu mengajak Jae hee untuk
berlari. Tapi di depan pintu, Jae Hee bertemu Daniel yang penampilannya
sudah nggak karuan. Daniel melarang Jae Hee pergi.
Sepertinya
Tae joon sangat bersemangat pergi bareng Jae Hee. Terbukti dia menunggu
Jae Hee di dekat gerbang sambil senyum dan berharap Jae Hee
mengikutinya dari belakang.
Tapi sayangnya Daniel mencegat Jae Hee. Tae Joon yang melihat hal itu langsung merasa sedikit kecewa.
Daniel mengajak Jae He ke belakang sekolah untuk membicarakan kepindahannya.
Daniel
akhirnya setuju membiarkan Jae hee tetap tinggal tapi dengan syarat
setelah dia melihat Tae joon melompat dibabak kualifikasi, Jae Hee harus
segera balik ke Amerika. Dengan sedih, Jae Hee menyanggupinya.
Jae
Hee berjalan lemas menuju lokernya. Ketika dia membuka lokernya, dia
mendapati baju olahraganya basah kuyup. Dia hanya menghela napas. Dia
terpaksa tidak bisa mengikuti pelajaran olah raga.
Jae hee berjalan menuruni tangga sambil membawa beberapa bola, Tae Joon langsung mengambil bola itu dan membawanya. *Omo,, sepertinya Tae Joon tidak tega melihat Jae Hee yang nyatanya seorang cewek membawa beban berat sendiri hihihihi.. ^^ *
“Berikan padaku, aku bisa membawanya sendiri.” Ujar Jae Hee.
Tae
Joon tetap bersikeras akan membawa bola itu. Tae joon lalu menanyakan
kenapa Jae hee tidak mengenakan pakaian olaharaga. Jae Hee menjawab
kalau seseorang telah membasahi seragamnya. Tae joon kaget. Jae Hee
kemudian bilang untuk lupakan saja yang dibilangnya.
Eun
Kyul berlatih sepak bola di lapangan. Dikursi penonton, Jong Min
terus-terusan menyemangati. Dia bahkan memberikan ciuman udara. Saat Eun
Kyul istirahat, Jong Min memberikan minuman kepadanya. Selain itu, Jong
Min juga memberikan cokelat mahal untuk Eun Kyul.
Saat
memberesi baju kototrnya, jae Hee kembali teringat perkataan Daniel.
Jika dia sudah melihat Tae joon melompat, Jae Hee harus segera balik ke
Amerika. Tae Joon masuk dan melihat Jae Hee sedang emeluk sebuha kaos
dengan sedih.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Tae joon membuat Jae Hee kaget.
“Apa kau tidak mencium baunya?”
Jae
Hee langsung membuang baju kotor itu. Jae Hee menayakan apakah Tae Joon
punya baju kotor? Jika iya maka berikan saja padanya karena Jae Hee
akan ke laundry. Tae Joon menjawab tidak usah.
Jae hee memandangi tae Joon yang pergi dengan sedih.
Di laundry, Eun Kyul sedang membaca sms dari teman masa kecilnya. Temannya itu mengajak Eun Kyul untuk
menonton film bersama. Tapi Eun Kyul tak menanggapi sms itu, dia
langsung menutup dan saat akan menyimpannya dia kembali membuka hpnya
lagi. Dan do you know for what?? Omo,, dia cuma mau melihat
foto-foto Jae hee saat di penginapan. Sambil tersenyum dia terus
menagamati foto-foto itu. Tapi kemudian dia terdiam seperti sedang
bingung dengan perasannya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Jae Hee mengagetkannya.
“Hei, kau hampir saja membuatku mati karena kaget.” Ujar Eun Kyul sambil menutup Hpnya.
Jae hee langsung mendekati Eun Kyul, “Cha Eun Kyul,, kau melihat gambar porno di ponselmu yaa?” tanya Jae Hee penasaran.
“Terserahlah.
Kau pikir siapa laki-laki yang polos dan punya hati murni sepertiku?
Dan mungkinkah orang seperti itu melihat gambar semacam itu?” ucap Eun
kyul bangga.
Dengan yakinnya Jae Hee menggagukkan kepala.
“Baik, aku tidak melakukannya.” Jelas Eun Kyul.
Jae
hee lalu menanyakan bagimana perasaan Eun Kyul saat dirinya misalnya
menyamar jadi perempuan dan tinggal di asrama khusus perempuan. Dia lalu
membayangkan dirinya menyamar jadi perempuan dan tinggal di asrama
khusus cewek. Tapi yang dia bayangkan adalah saat seorang cewek
mengajaknya untuk berganti pakaian bersama. Ckcckck..
“Tapi bukankah jika ketahuan langusng ditendang keluar ya?” tambahnya.
“Itu pasti sulit.” kata Jae Hee.
Eun Kyul mengiyakan.
Jae
hee lalu menayakan bagaimana pertemuan Eun Kyul dengan teman masa
keclnya, Da Hae. Eun Kyul menjawab kalau Da Hae sudah terpesona olehnya.
Jae Hee menduga Eun Kyul terlalu berlebihan. Tapi Eun Kyul menjawab
tidak. Mereka berdua pun tertawa bersama. Eun kyul lalu memberikan
cokelat mahal yang diberikan Jong Min untuknya pada Jae Hee.
Dan ternyata di jendela, Jong Min melhatnya.
Dia pun bergumam, “Kau sudah sangat keterlaluan.”
Jae
Hee melihat kalendernya. Sebentar lagi adalah hari kompetisi itu. Dan
itu artinya dia harus segera pergi. Saat itu Tae joon sedang
bersiap-siap akan keluar.
“Bajumu… kemana kau akan pergi? Apa hari ini ada syuting?” tanya Jae hee heran kenapa tae joon tiba-iba berpakaian rapi.
“Aku hanya mau pergi sebentar?”
“Jika kau tak sibuk, bisakah kau tinggal denganku hari ini?” tanya Jae hee.
Tae joon tidak menaggapinya, dia sibuk memperbaiki pakaiannya.
Sementara itu Jae Hee terus mengajak Tae Joon untuk pergi dengannya bahkan mau mentraktirnya.
Tae joon mengatakan kalau Jae hee tidak perlu menunggunya dan tidur dulu saja.
“Apa kau benar-benar harus pergi?” tanya Jae Hee dengan sedih.
“Aku akan kembali.” Jawab tae joon lalu pergi.
Dengan mata berkaca-kaca dia melihat kepergian Tae joon. Jae hee sadar kalau waktunya bersama Tae joon sudah tidak lama lagi.
Tae
Joon pergi ke rumahnya. Hari ini adalah hari kematian ibunya jadi
setiap hari itu dia dan ayahnya selalu berdoa bersama. Dikursi taman
rumahnya, dia seakan melihat ibunya sedang tersenyum padanya. Tapi
kemudian dia sadar kalau itu hanya kenangan. Selesai berdoa,
ayah dan tae joon makan bersama. Ayah mencoba mengajak ngobrol Tae
joon. Tapi tae joon menjawab ketus dan mau beranjak pergi. Ayahnya
menduga kalau Tae joon masih mengira kematian ibunya adalah salah ayah.
Tiba-tiba Han Na datang sambil membawa sebuket bunga.
“Sepertinya suasananya sedang tidak baik. Apa kalian berdua bertengkar lagi?” tanya Han na.
Tae
joon duduk sendirian sambil memainkan mainannya dulu. Han Na
menghampirinya. Dia menasehati tae joon untuk jangan bertengkar lagi
dengan ayahnya karena ibunya pasti sedih jika melihatnya. Tae Joon tidak
menggubrisnya, dia lantas pergi.
Saat
Jae Hee sedang menunggu sms dari seseorang. Eun Kyul datang sambil
membawa gosok gigi. Jae Hee dengan senang menyambutnya karena dikiranya
yang datang adalah Tae Joon.
“Pinjamkan aku pasta gigi.” ujar Eun Kyul.
“Pasta gigi? Biarkan aku mengambilnya. Tunggulah.” Kata jae Hee.
“Oh,, jadi itu kenapa… Aihhh aku bahkan tidak tahu.” Gumam Jae hee sedikit menyesal memaksa Tae Joon bersama dirinya.
Tiba-tiba ponsel Jae hee bergetar. Ternyata ada sms dari tae Joon kalau dia sedang menunggu dirinya di kolam renang.
Jae
Hee segera bergegas ke kolam renang, dia menyuruh Eun Kyul mengambil
pasta gigi yang dia suka karena dia mau menemui tae Joon di kolam
renang.
Saat akan kembali kekamarnya, Eun Kyul bertemu Tae Joon.
“Hei, kenapa kau balik sendiri?” tanya Eun Kyul bingung.”Bagiamana dengan Goo jae Hee?”
“Apa maksudmu?”
“Kau menyuruhnya untuk menemuimu di kolam renang.”
“Apa ? Aku?”
Eun Kyul mengagukkan kepala.
“Apa
maksudmu? Kenapa aku harus memanggilnya ke kolam renang… “ Tae joon
sepintas teringat perkataan Jae Hee kalau seragam olahraganya telah
dibasahi orang lain. Tae Joon pun langusng berlari menuju kolam renang.
Eun kyul mengikutinya.
Jae
Hee melihat seseorang melambaikan tangannya di papan lompat paling
tinggi. Tapi karena gelap, Jae Hee menduga kalau itu Tae Joon. Dia pun
segera menghampirinya. Di atas, Jae Hee melihat ada kertas bertuliskan
“Jangan berakting seperti pecundang.” Tiba-tiba seseorang dari belakang
mendorong Jae Hee hingga akhirnya Jae Hee terjun ke kolam renang.
Tae
joon dengan panik berlari mencari aje Hee. Di depan pintu masuk kolam
renang dia sempat melihat sesorang tapi dia acuhkan. Melihat ada yang
tenggelam di kolam, Tae Joon langsung melepas jasnya dan menyelam. Saat
mencoba menyelamatkan jae, kalung pemberian ibunya jatuh.
Saat
Eun Kyul bersiap akan memberikan napas buatan tiba-tiba dia terhenti
sejenak. Tae Joon yang melihat Eun Kyul kebingunan langsung menyuruh Eun
Kyul minggir. Dan.. aaahhhh,,, Tae joon melakukan napas buatan untuk
Jae Hee!! Eun Kyul seperti membeku melihat kejadian itu.. hahaha
Tae joon membwakan minuman hangat untuk jae Hee.
“Jadi
kenapa kau pergi…” bentak Tae Joon tapi langsung dipotong oleh Eun
Kyul, “Jangan bertindak konyol seperti ini. Kau bahkan tidak memikirkan
orang lain. “
“Sudahlah. Mungkin aku hanya terpeleset. “ ujar Jae Hee.
Eun
Kyul terus mengomel karena Jae Hee tidak hati-hati. Tae joon lalu
menyuruhnya pergi, dilanjutkan besok saja. Eun Kyul pun pergi. Jae Hee
lalu menyadari kalau kalung Tae Joon tidak ada.
Jae
Hee mengira mungkin terjatuh di kolam saat mencoba menyelamatkannya.
Jae Hee jadi merasa bersalah karena kalung kesayangan Tae Joon hilang
gara-gara dirinya.
Dikamar,
Eun Kyul terus berpikir tentang kejadian di kolam tadi. Saat akan
memberikan napas buatan untuk Jae Hee, kenapa jantungnya berdegup sangat
kencang.
Pagi
harinya, alarm Jae hee membangukan Tae joon. Tae joon mengomel kenapa
Jae hee tidak mematikan alarmnya. Tae Joon melihat ternyata kamar jae
Hee sudah sepi. Dia kemudian berpikir sejenak kemana Jae hee pergi
pagi-pagi begini.
“Apa kau bodoh?” bentak tae Joon.”Aku bilang jangan mengkhawatirkan masalah itu.”
“Tapi itu adalah sesuatu yang berharga bagimu dan kemarin hari peringatan kematian ibumu.” Ujar aje Hee sedih.
Tae Joon yang merasa sangat khawatir terus memarahi Jae hee karena kebodohannya.
Tae joon lalu menghanduki kepala Jae hee. Dia melakukannya seperti dengan seseorang yang dia sayangi.. Aww…aww
“Maafkan aku, itu semua salahku.” ujar jae Hee sedih.
Tae joon yang melihat Jae hee sedih mencoba menghiburnya dengan mengatakan kalau itu bukan salahnya.
Jae Hee hanya menundukkan kepalanya.
“Aku bilang itu bukan salahmu.” kata Tae joon. “Itu salahku juga karena menghlangkannya.”
“Jadi,, tidak perlu mengkhawatirkannya atau bahkan merasa bersalah karenanya.”
Jae Hee terdiam. Tae joon kemudian mengusap rambut jae Hee kembali dengan handuk.
Pelatih
olah raga memergoki Tae Joon sedang menyiapkan matras. Pelatih
mengatakan kalau Tae Joon tidak ada alasan untuk berada di tempat ini.
Tae Joon kemudian bilang kalau dirinya ingin lompat tinggi lagi.
“Kenapa?” tanya pelatih.”Kenapa kau ingin melompat lagi?”
“Karena aku menemukan alasan untuk melompat lagi.” Jawab Tae Joon
“Jadi
kau tidak mau melompat kemarin karena kau tidak punya alasan. Kau
memang orang yang beda dari yang lain. Baiklah aku akan memberimu tes
percobaan. Cobalah menang di babak kualifikasi yang akan datang. Maka
aku akan mengijinkanmu kembali. “
Pelatih juga mengingatkan kalau sekarang mungkin Tae joon akan sulit mengalahkan hyeon jae.
Tae Joon menyanggupi permintaan pelatih.
Jae
hee dengan bersemangat membawakan makanan untuk Tae Joon. Di tengah
jalan dia berpapsan dengan Seung Ri. Mereka saling menyapa tapi kemudian
Jae hee segera pergi. Seung Ri bingung melihat tae Joon membawa
belanjaan. Dia kemudian tersenyum.
Dari
kejauhan Jae Hee melihat tae Joon sedang berlatih keras tapi selalu
gagal. Jae hee sedih melihat Tae Joon yang merasa putus asa. Dia
kemudian kembali ke kamarnya.
Di
kamar dia memberesi baju-bajunya ke dalam koper. Dia kemudian membuka
kardus sepatunya. Dia teringat itu adalah sepatu yang dia gunakan saat
menjuarai perlombaan lari. Dia lalu mengambil ponselnya dan menelepon
Daniel.
Di
luar dia bertemu Eun Kyul. Eun kyul bilang kalau besok adalah
pertandingan tae Joon. Dia menyuruh Jae hee unyuk memberinya semangat
karena Eun Kyul ada janji jadi dia nggak bisa datang. Jae hee
menyanggupinya.
Saat Eun Kyul akan pergi, Jae Hee memeluknya dari belakang,
“Terima kasih untuk semuanya.” ujar Jae Hee.
“Jika nggak ada kamu, mungkin semuanya akan terasa sulit.”
Jae hee kemudian mengusap kepala Eun Kyul dan pergi.
Eun Kyul masih terdiam kaku. Jantungnya terus berdegup kencang.
Hari
pertandingannya pun tiba. Tae Joon pergi menuju ruang ganti. Saat dia
membuka tasnya, dia menemukan ada sebuah surat beserta tali sepatu. Dia
lalu membaca surat itu.
Ternyata
surat itu dari jae Hee, yang isinya kalau Jae hee akan kembali ke
Amerika. Dia tidak bisa melihat pertandingan Tae Joon dikarenakan jadwal
penerbangannya. Tali sepatu itu adalah satu-satunya yang dia gunakan
saat pertama dan terakhir kali mengikuti perlombaan. Dia ingin
membagikan keberuntungan pada Tae Joon. Sampai jumpa.
Disaat yang bersamaan, Daniel bersiap mengantar Jae hae ke bandara.
source : catatan-anikatik.blogspot.com
re-post and re-edit by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment