Kim Tan menghela napas kesal, tak menyangka Young Do ternyata sebrengsek ini. Young Do mengejek, inikah saatnya Kim Tan untuk berlutut. Ia merasa cukup berbaik hati karena tidak meminta Kim Tan berlutut di depan ibunya.
Dengan
tetap tenang, Kim Tan berkata jika itu yang Young Do inginkan, maka apa
yang direncana Young Do itu salah. Tapi Young Do melihat sesuatu yang
menarik di belakang Kim Tan.
Eun Sang jalan menunduk, sibuk mengetik sms. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang menatapnya. Young Do berpikir rencananya sudah sempurna. Saat itulah Eun Sang terkejut melihat Young Do didepannya. Kim Tan menoleh ke belakang, melihat Eun Sang.
"Dia bahkan datang ke rumahmu?. Aku tidak datang ke sini untuk melihat ini. Jackpot", tembak Young Do.
Eun Sang
bingung lagi-lagi berhadapan dengan 2 pria itu. Kim Tan menatap Eun
Sang, memutar otak. Young Do tersenyum senang, seperti menemukan buruan
baru. Tak kehilangan akal, Kim Tan berkata kalau ia punya rencana dengan
Eun Sang.
"Maaf karena membuatmu datang jauh-jauh ke sini. Kita pergi menonton lain kali saja", ucap Kim Tan pada Eun Sang, lalu menatap Young Do, "Seperti yang kau lihat, aku tidak bisa menepati janjiku".
Sesaat
Eun Sang bingung, lalu mengikuti alur permainan Kim Tan, "Jangan
khawatir. Aku akan pulang, SMS aku". Eun Sang berbalik pergi.
"Hei. Cha Eun Sang", panggil Young Do menghentikan langkah Eun Sang
"pergilah!. Lurus saja", perintah Kim Tan pada Eun Sang.
Eun Sang mengikuti perintah Kim Tan, jalan cepat meninggalkan rumah keluarga Kim.
Young Do penasaran sebenarnya hubungan apa yang dimiliki Kim Tan dan Eun Sang. Kim Tan balik tanya, "Menurutmu bagaimana?".
"Dia
datang rumahmu, saat kau memiliki banyak rahasia dalam keluargamu. Itu
berarti hanya satu hal. Kakak dan adik?", tebak Young Do (gubrak...)
"Kami bukan saudara, bodoh", jawab Kim Tan.
Young Do minta penjelasan. Eun Sang bahkan datang disaat siang hari seperti ini, "Apa tunanganmu tahu?".
"Aku pacaran dengan Cha Eun Sang. Itulah kenyataannya. Rachel sudah tahu", jawab Kim Tan membuat wajah Young Do berubah keruh.
Kim Tan tanya apa Young Do ingin tetap disini, ia harus pergi. Young Do mengejek, "Apa kau mau melarikan diri?".
"Aku akan balas dendam padamu. Kau pasti sudah tahu ini akan terjadi saat kau datang ke rumahku".
Young Do tertawa, "Apa yang kau katakan?".
"Kau bisa mengikutiku dan lihat. Kau akan menyesali ini", tantang Kim Tan. Menatap tajam lalu pergi.
Young Do nampak berpikir, kemanakah kaki Kim Tan akan melangkah!!!
Jika Young Do tahu kelemahan Kim Tan, maka Kim Tan juga tahu kelemahan Young Do. Apa kelemahan Young Do, ialah "Ayahnya". Dan itulah serangan pembalasan yang dilakukan Kim Tan.
Kim Tan
menemui Dong Wook dihotel. Dong Wook terkejut menerima kunjungan
mendadak itu. Kim Tan menyapa Dong Wook dengan sopan. Dong Wook hampir
saja tidak mengenali Kim Tan,. Ia mendengar Kim Tan kembali dari
Amerika, "Kau sudah dewasa sekarang?. Ayahmu pasti bangga".
Kim Tan tersenyum. Young Do menghambur masuk, dengan marah ia menarik pundak Kim Tan, "Apa yang kau lakukan?".
"Aku sudah bilang, kau akan tahu", jawab Kim Tan.
Pada Dong Wook Kim Tan mengutarakan maksud kedatangannya tak lain untuk meminta maaf. Dong Wook heran, "Minta maaf!".
"Tutut mulutmu!" ujar Young Do menatap garang.
"Kamu jangan ikut campur....Teruskan saja", perintah Dong Wook.
"Kami
bertengkar sedikit dan aku memukul Young Do. Dua kali. Ini adalah sebuah
kesalahan. Aku tidak sengaja. Maafkan aku", ucap Kim Tan membungkukan
badan meminta maaf.
Wajah Dong Wook berubah gelap. Tapi di hadapan Kim Tan, ia menyembunyikan kemarahannya. Dong Wook berkata, anak laki-laki biasa berkelahi. Lebih bagus melampiaskan semuanya daripada menyimpannya dalam hati, "Kau kesini untuk meminta maaf. Kau benar-benar sudah dewasa sekarang".
Kim Tan melirik tajam Young Do, "Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Terima kasih sudah menerima permintaan maafku".
"Sampai jumpa di sekolah, Young Do-ah", Kim Tan menepuk pundak Young Do lalu pergi.
Young Do terlihat sangat marah, begitu pula dengan Dong Wook. Setelah Kim Tan pergi, Dong Wook menghampiri Young Do,dan Plak...tanpa berkata-kata, Dong Wook menampar keras wajah Young Do.
(Itu anak udah gede, kenapa suka main pukul sich!!!!).
Young
Do diam, seolah tahu hal ayahnya akan bertindak seperti itu. Pukulan
tadi memang sangat keras, sampai-sampai Dong Wook meniup tanganya yang
terasa sakit. Dong Wook lalu membuka jasnya, "Kau membiarkannya
memukulmu? Dua kali?".
Kim Tan menyungging senyum ketika jalan melewati koridor ruangan Dong Wook. Ia Mengetahui dengan pasti ganjaran apa yang diterima Young Do kali ini.
(Karena
itu ada yang bilang. Pembalasan lebih kejam dari pada tidak di balas.
Kim Tan tidak akan bertindak se ekstrim ini, jika Young Do tidak
memulainya lebih dulu).
Kembali
ke dalam ruangan. Dong Wook teriak marah, "Kau membiarkan seseorang
memukulmu?. Kau harusnya menang!. Dengan segala cara, kamu harus
menang!. Cukup satu orang saja yang tidak bisa kau kalahkan, bukan
begitu?".
"Kau sangat sehat, Ayah. Kau tidak memendam apapun dan malah melampiaskannya", sindir Young Do.
"Jangan sinis", ujar Dong Wook seraya melepas ikat pinggangnya, lalu melilitkannya di tangan.
(Whoa...serius,
Dong Wook ingin memukul wajah anaknya menggunakan "senjata
itu"...Tidak...itu wajah Young Do yang mulus bakal hancur!!!).
Beruntung,
Young Do diselamatkan oleh suara dering ponsel yang berasal dari kamar
mandi. Dong Wook tak jadi memukul, menyuruh anaknya keluar, "Aku tak
ingin melihat wajahmu!".
Tapi
Young Do bukanlah anak penurut, ia tidak pergi malahan membuka kamar
mandi yang berada di dalam kantor ayahnya. Siapa yang Young Do lihat
disana?. Wanita yang menggagalkan sesi pemotretan tempo hari.
Ahjuma
itu salah tingkah karena tertangkap basah oleh Young Do. Ia menyapa
Young Do dan tersenyum canggung. Young Do menghela napas marah. Lalu
menutup pintu kamar mandi dan menghampiri ayahnya.
"Apa kau melakukan ini (selingkuh) saat Ibu masih ada?. Atau...Apa dia (ibu) salah satu dari wanita-wanita itu?", tanya Young Do menahan marah, terlihat jelas kalau dia merasa malu dan terluka atas kegemaran ayahnya yang suka berselingkuh.
Tanpa menunggu jawaban, Young Do langsung keluar dari ruangan ayahnya. Dong Wook menahan geram...He's bad father.
Young
Do berdiri menunggu lift. Tatapannya nanar. Sejenak kita di bawa
flashback ke masa Kim Tan dan Young Do remaja, ketika mereka masih
bersahabat.
Kim Tan
dan Young Do remaja, bermain video game di kamar ayahnya. Mereka
terlihat akur, meski saling berebut ingin menang. Tiba-tiba terdengar
suara pintu terbuka, buru-buru mereka menghentikan permainan dan
bersembunyi di dalam lemari.
Dong
Wook masuk ke kamar, tidak sendiri tapi bersama seorang wanita. Dengan
mata kepala sendiri, Kim Tan dan Young Do menyaksikan Dong Wook bercumbu
dengan seorang wanita di dalam kamar itu.
Kim Tan
menoleh ke Young Do yang terlihat sangat marah. Sorot mata Young Do
menampakan kebencian pada ayahnya. Doyan bermain wanita hingga membuat
ibunya kabur dari rumah. Flashback end.
Pintu
lift terbuka. Young Do masuk ke dalam. Pintu lift hampir tertutup ketika
Kim Tan ikut masuk ke dalam. Mata Young Do marah, terbayang rasa kecewa
dan sakit hati pada ayahnya.
"Tak
ada lagi keluarga yang terlibat dalam perkelahian kita. Kita sudah
mengalaminya sekali. Ini peringatan terakhirku", ujar Kim Tan.
Young
Do setuju, "Baiklah, ayo lakukan seperti yang kau katakan. Jadi, hanya
ada satu orang yang tersisa. Cha Eun Sang yang malang".
"Jangan menyentuhnya".
"Jangan
memancingku. Itu hanya membuatku ingin berusaha lebih keras untuk
mengganggunya. Ini adalah peringatanku", kata Young Do lalu keluar dari
lift lebih dulu.
Young Do kembali mengerjakan pekerjaan "Paruh waktunya", mencuci piring. Esther menemui Young Do di hotel. Esther kemari karena khawatir pada Young Do. Ia mendengar calon anak tirinya itu bertengkar dengan Kim Tan di sekolah, "Apakah kau baik-baik saja?".
"Jangan khawatirkan aku. Aku bisa mengurus diriku sendiri", jawab Young Do menunjukan wajah tidak suka.
"Aku akan membicarakan ini pada Ketua Dewan sekolah. Ada luka diwajah tampanmu!. Lukamu masih bengkak".
Young
Do memalingkan wajah ketika Esther ingin menyentuh luka di pipinya.
Young Do menyuruh Esther untuk mengurus saja anak menantunya, Kim Tan.
Karena ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan Esther, "Uruslah
pihak yang akan lebih menguntungkanmu".
Eshter menurunkan tangannya, "Dan kurasa kaulah orangnya", Esther berusaha tersenyum meski kecewa.
"Apakah
kau tidak melihat tulisan 'Khusus pegawai di pintu depan'?. Apakah aku
harus memberitahumu supaya jelas?', ucap Young Do tajam.
Rachel mengerti. Memaksakan senyum dan berkata sampai jumpa. Young Do terlihat kesal, lalu kembali mencuci piring.
Di lobby, Esther berpapasan dengan seorang wanita yang seperti ia kenal. Esther ingat, dia adalah wanita yang mengacaukan sesi pemotretran tempo hari. Esther menghela napas tak percaya. Dong Wook, tunangannya itu berselingkuh di belakangnya. Poor Esther tapi Young Do yang buat Esther kecewa, sekarang ayahnya Young Do.
Disaat merasa galau dan kecewa inilah, Esther membutuhkan seseorang yang bisa membuat perasaanya lebih nyaman. Ia menelpon Jae Hoo, sembari memoles lipstick di di depan cemin yang berada di dekat lift.
Panggilan
telpon tersambung, Esther bertanya dimana Jae Hoo saat ini. Ia ingin
bertemu dengan Jae Hoo jika kebetulan sedang berada di Hotel Zeus.
"Aku ada di belakangmu", jawab Jae Hoo tiba-tiba muncul di belakang Esther.
Jae Hoo memutus telepon, dan menghampiri Esther. Esther yang tampak terkejut tanya sudah berapa lama Jae Hoo berdiri di sana. Jae Hoo bilang sejak Esther memakai lipstcik. Esther tersenyum, "Dulu hal yang sama seperti ini pernah terjadi. 20 tahun yang lalu".
"Di depan Hanrim Cafe di Daehakro", ucap Jae Hoo menerawang mengingat kenangan itu.
"Apa aku masih cinta pertama seseorang?", tanya Esther.
"Kau tidak secantik itu", ujar Jae Hoo. Esther tersenyum kecil.
Pintu lift terbuka. Dong Wook keluar dengan wajah masam. Ia menyindir sepertinya Esther dan Jae Hoo sekarang berteman. Esther menjawab dulu mereka kuliah di universitas yang sama. Apa ia belum memberitahu hal ini sebelumnya.
"Kau
pasti ingin menyembunyikannya", sahut Dong Wook. "Bagaimana jika
kapan-kapan kita membicarakan masa kuliah?". Dong Wook kembali menyindir
Jae Hoo.
"Kapan saja, hubungi aku", jawab Jae Hoo tetap tenang.
Dong
Wook mengganti pembicaraan dengan menanyakan perkembangan Proyek
Convention Center Jeju, "Aku sudah menunggu telepon Presiden Kim Won.
Tapi sejauh ini, dia tidak menelpon".
"Beliau masih mempertimbangkannya. Kalau begitu aku pamit dulu", Jae Hoo melirik Esther, menundukan kepala lalu pergi.
Dong Wook berkomentar tidak suka, Jae Hoo masih saja sombong dan menyebalkan. Esther tanya, "Apa kau cemburu?".
Dong
Wook menarik tangan Esther, memasang wajah jahat, "Apakah kau tidak
berpikir bahwa orang lain bisa saja melihatmu?. Apa yang kalian
lakukan?".
"Kalau
begitu, haruskah aku bertemu denganya di kantorku seperti yang selalu
kau lakukan?", sindir Esther menarik tangannya lalu pergi.
Dasar Dong Wook, dia masih saja gak sadar tengah di sindir. Malah berguman, apa maksud ucapan Esther.
Esther
tahu bagaimana sikap Dong Wook, kasar suka main pukul dan doyan
selingkuh. Apa Esther akan tetap meneruskan pertunangannya, demi nilai
saham...merger dan akusisi..Kenapa kehidupan orang kaya seperti ini ya.
Demi perusahaan, kebahagian sendiri pun di abaikan.
Ny. Han duduk melamun di ruang tengah. Ia tampak sedih cemas memikirkan kejadian siang tadi, ditambah Kim Tan yang tak kunjung pulang. Hee Nam berdiri di sampingnya, menulis sesautu, lalu menunjukannya ke hadapan Ny. Han. Hee Nam menanyakan menu apa yang ingin Ny. Han makan malam ini.
"Tan masih belum pulang?", tanya Ny. Han tanpa melihat notes Hee Nam.
Hee Nam mengangguk. Ny. Han cemas kemana anaknya pergi. Hee Nam duduk disamping Ny. Han. Meraih tangan manjikannya, lalu memijatnya. Ny. Han menoleh, dengan bahasa isyarat Hee Nam berkata wajah Ny. Han terlihat pucat.
"Wajahku
terlihat pucat?", tanya Ny. Han. Hee Nam mengiyakan dengan anggukan.
Ny. Han mengucapkan terima kasih dengan nada sedih.
Terdengar pintu terbuka, Ny. Han langsung berdiri begitu melihat Kim Tan pulang. Ny. Han tanya Kim Tan dari mana saja, apa anak tadi sudah pulang. Kim Tan bilang temannya itu sudah pulang dari tadi.
"Kenapa
kau melakukan itu?. Kenapa kau mengatakan padanya?. Dia Young Do, kan?
Teman akrab mu di SMP. Aku dengar ayahnya akan menikahi ibu Rachel.
Bagaimana kalau dia (Rachel) tahu?".
"Apa kita tidak bisa beritahukan kebenarannya?. Memangnya apa salah ibu dan aku?', tanya Kim Tan merasa lelah menyembunyikan kebenaran.
"Kau ini kenapa ?! Kau mungkin tidak salah, tapi ibu yang salah. Jadi kau jangan...".
"Maafkan aku, Ibu", ucap Kim Tan pelan.
"Kenapa?. Kau minta maaf karena apa?", tanya Ny. Han bingung.
"Hanya saja...Maafkan untuk semuanya, Ibu", ujar Kim Tan.
Hee Nam berdiri tak jauh dari mereka, menatap iba pada Ibu dan anak itu.
Ny. Han
menangis, "Pergilah makan...Ahjumma, buatkan dia makan malam", Ny. Han
pergi ke kamarnya. Kim Tan memandangi ibunya sedih.
Hee Nam beranjak pergi ke dapur, melewati Kim Tan. Kim Tan bertanya apa Eun Sang sudah pulang. Hee Nam menggeleng, sebagai jawaban kalau Eun Sang belum pulang kerumah.
Kim Tan pergi ke kamarnya, mencoba menghubungi ponsel Eun Sang. Tapi tidak diangkat. Ia memutuskan mengirim sms, memberitahu kalau Young Do sudah pergi, kenapa kau belum pulang?.
Beberapa detik kemudian, Eun Sang membalas sms Kim Tan, "Terima kasih sudah memberitahuku". (Whoa...cepet banget balas sms-nya).
Hanya itu saja balasan dari Eun Sang. Kim Tan kesal, melempar ponselnya ke tempat tidur.
Eun Sang pulang, jalan menuju kamarnya. Kim Tan langsung menarik tangan Eun Sang, membuat gadis itu kaget. Kim Tan meletakan telunjuk di bibir, isyarat diam. Ia membawa Eun Sang ke gudang wine.
Kim Tan
tanyakah, tidakah Eun Sang penasaran apa yang sudah ia katakan pada
Young Do, "Kita harus mengatakan hal yang sama". Eun Sang tanya apa yang
dikatakan Kim Tan pada Young Do.
"Aku
bilang padanya kalau kita pacaran", ucap Kim Tan. Eun Sang kaget. Kim
Tan kembali tanya, apa Eun Sang punya ide yang lebih baik.
"Tapi kau tidak boleh berbohong seperti itu", protes Eun Sang.
"Siapa yang berbohong?. Kita memang pacaran. Mulai hari ini, kita pacaran", ujar Kim Tan
"Hei. Kim Tan", seru Eun Sang tidak percaya
"Dan kau tahu namaku", sahut Kim Tan. "Apa kau tahu ini pertama kalinya kau memanggil namaku?".
Eun Sang marah, "Apakah kau bodoh?. Atau apakah kau sesombong itu?. Atau apakah kau tidak mengerti apa yang aku katakan?"
"Aku bodoh. Aku menyukaimu saat kau marah dan saat kau tersenyum. Aku memang bodoh", ujar Kim Tan.
Eun Sang berkata Kim Tan terlalu manja untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kim Tan tak mengerti, "Apa?".
Eun
Sang mengela napas, "Baiklah, kita pacaran. Kau batalkan pertunangan
dengan Yoo Rachel dan diusir. Kita lihat apakah kau masih menyukaiku.
Akhirnya, kita akan putus dan aku akan menjadi satu-satunya yang
terluka. Ayo kita coba.
Kim Tan
tanya apa Eun Sang seyakin mereka akan putus jika pacaran. Eun Sang
tidak tahu, tapi yang jelas jika ibu Kim Tan mengetahui soal ini. Eun
Sang dan ibunya harus hidup di jalanan, "Karena itu, bisakah kau
hentikan omong kosong ini, Tuan muda?".
Kim Tan
memandang Eun Sang dengan pandangan terluka, "Apa kau
sungguh-sungguh, menganggap remeh hatiku?. Perasaanku tidak ada artinya
bagimu?".
"Lalu,
apa hidupku tidak ada artinya bagimu?. Apakah kau pantas bersamaku?
Apakah aku pantas bersamamu?", suara Eun Sang meninggi.
Kim Tan
: Ya. Kau benar. Kau tidak pantas bersamaku. Aku terlalu sempurna
untukmu. Kau tahu kenapa?. Ini bukan karena kau melukai harga diriku.
Bukan karena kau menyebut soal masalah keluargaku dan melukaiku. Ini
karena aku memberanikan diri demi dirimu. Tapi kau tidak melakukan
apa-apa untukku",
Eun Sang terdiam, matanya berkaca-kaca. Kim Tan melanjutkan, " Ya!. Jika itu yang kau inginkan, aku akan meninggalkanmu sendirian. Kupikir kau adalah mimpi yang baik. Tapi kau adalah mimpi yang buruk. Cha Eun Sang".
Eun
Sang menahan tangis, perkataan itu benar-benar "Jleb" menusuk hatinya.
Kim Tan pergi dengan perasaan terluka. Pertahanan Eun Sang jebol, ia
menangis setelah Kim Tan meninggalkannya sendirian.
Keesokan
paginya. Kim Tan diantar sopir ke sekolah. Dari dalam mobil, Kim Tan
melihat Eun Sang jalan kaki menuju sekolah. Sopir yang juga melihat Eun
Sang tanya apa perlu kita ajak Eun Sang pergi bersama.
"Apa dia dan aku bisa bersama?. Dia ... dan aku ...", jawab Kim Tan pelan. "Jalan terus saja".
Mobil
Kim Tan jalan melewati Eun Sang, Kim Tan dan Eun Sang saling melihat
sesaat. Hanya sesaat, karena Kim Tan mengalihkan pandangannya menatap
lurus ke depan.
Eun Sang melepas kepergian mobil itu dengan sedih. Hm..baru terasa kalo di cuekin.
Eun
Sang sampai di sekolah. 2 siswa yang kemarin ikut memojokan Eun Sang
mendadak bersikap baik setelah mengetahui ibu Eun Sang ternyata kaya.
Mereka meminta maaf karena telah sudah salah sangka. Berharap Eun Sang
bukanlah tipe orang pendendam.
Mereka
juga mengajak Eun Sang datang kerumah mereka, "Ibuku ingin mengundangmu.
Dimana Ibumu beli tas yang dia pakai di pertemuan orang tua siswa
kemarin? Kata Ibuku...
"Maaf. Tapi aku tak ingin bergaul", jawab Eun Sang lalu pergi.
Kedua
siswi itu mendelik kesal menerima penolakan Eun Sang. Kalo kaya aja
diajak berteman..Haish..tidak ada ketulusan sama sekali.
Young
Do masuk ke dalam kelas, mengambil tempat duduk di depan Rachel. Kim Tan
juga duduk dibangkunya, yang berada beberapa deret di belakang Rachel.
Pada Rachel, Young Do bertanya, "Sudah berapa kali kau pergi kerumah tunanganmu". Rachel menyahut Young Do salah makan apa pagi ini, hingga menanyakan hal semacam itu. Kim Tan melirik, mendengar dirinya di singgung.
Pada Rachel, Young Do bertanya, "Sudah berapa kali kau pergi kerumah tunanganmu". Rachel menyahut Young Do salah makan apa pagi ini, hingga menanyakan hal semacam itu. Kim Tan melirik, mendengar dirinya di singgung.
"Kau
belum pernah ke sana?", tanya Young Do. Sembari membuka buku pelajaran,
Rachel menyuruh Young Do langsung saja bicara ke intinya, tidak usah
berbelit-belit.
"Aku
pergi ke rumah temanku kemarin tanpa menelponnya dulu. Aku melihat
sesuatu yang sangat menarik di sana. Tapi aku pikir aku seharusnya tidak
melihatnya. Temanku itu benar-benar marah", ucap Young Do sengaja
melirik Kim Tan.
"Kau lihat apa?", tanya Rachel mulai tertarik.
"Hentikan",
sambar Kim Tan membuat Rachel dan Young Do menoleh ke arahnya. Kim Tan
melanjutkan, "Wajahmu kelewat bengkak untuk kau pakai bicara".
(Tuch kan, lagi-lagi Young Do mulai duluan).
(Tuch kan, lagi-lagi Young Do mulai duluan).
Kim Tan dan Young Do melempar pandangan tajam. Rachel bingung, merasa penasaran.
Guru pengawas masuk ke kelas, memanggil Kim Tan dan Young Do keluar. Mereka harus melanjutkan kembali hukuman mereka.
Hukuman mereka kali ini membersihkan kaca sekolah, diawasi guru pengawas. Saat di awasi begini saja, Young Do masih sempat-sempatnya berbuat jahil dengan mengotori lagi jendela yang sudah dibersihkan Kim Tan.
Kim Tan membalas, menyodok alat pembersih yang di pegang Young Do. Teguran dari guru pengawas menghentikan mereka.
Dikelas,
Eun Sang tidak kosentrasi mengikuti pelajaran bahasa inggris. Ia
melihat keluar jendela. Melihat 2 namja keren itu membersihkan kaca.
Siapa yang di pandang Eun Sang ya, Kim Tan atau Young Do?. Udah pasti
Kim Tan kan,..hahaha..
Chan Young yang duduk di samping Eun Sang merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu. Ia
menulis sesuatu di buku dan menyodorkannya pada Eun Sang.
"Ada seseorang yang pergi menggantikan ibuku", jawab Eun Sang di buku Chan Young.
"Banyak
yang kau rahasiakan dariku", tulis Chan Young lagi. Eun Sang tak
menjawab, kembali melihat keluar jendela dengan wajah murung.
"Kau bertengkar dengan Kim Tan?', tanya Chan Young kemudian.
"Aku melarikan diri", jawab Eun Sang
Selanjutnya Eun Sang berjalan ke atas atap. Eun Sang memejamkan mata, mengingat saat Kim Tan menciumnya di tempat ini.
Di saat
yang sama, Kim Tan berada di atap gedung seberang. Ia berdiri dari
tempat duduknya dan melihat Eun Sang yang sedang memejamkan mata di atap
seberang.
Eun Sang menghela napas, membuka matanya dan bertemu pandang dengan Kim Tan. Pria yang tadi melintas di pikirkannya, kini sedang menatap dirinya.
Mereka di pisahkan oleh jarak yang jauh. (Akankah jarak itu suatu saat akan tersebrangi?). Eun Sang terpaku sejenak, lalu tersadar. Setengah berlari Eun Sang kembali masuk ke dalam gedung.
Eun Sang belajar di perpusatakaan (belajar, kok tiduran gitu). Young Do duduk di depan Eun Sang, tersenyum. Eun Sang langsung duduk tegak, memasang wajah tidak suka.
"Kau jadi nonton?", tanya Young Do. "Kau dan Tan akan pergi nonton. Bukankah itulah alasan kenapa kau pergi ke rumahnya?".
"Aku tidak bisa menonton karena kau. Kenapa malah bertanya?".
"Ah. Maaf. Aku tidak menyangkanya, Kau mengaku kau dari Grup Kepedulian Sosial", ucap Young Do cuek.
Eun Sang kaget. Young Do mengetuk meja mengajukan pertanyaan berikutnya. Ia tanya siapa ibu yang pergi ke pertemuan orang tua murid. Young Do berkata Eun Sang melakukan berbagai macam pekerjaan dengan gaji 5.000 Won per jam. Tapi, Ibunya malah menyumbangkan 10 juta Won untuk camping, "Sebenarnya siapa dia? Ibumu?".
"Seseorang yang tidak pernah kau bayangkan. Lagipula, upah minimumku 5,210 Won. Sekarang, bisakah kau pergi?. Aku ada ujian tengah semester dua hari lagi", jawab Eun Sang, lalu kembali belajar.
Young Do semakin tertarik, siapa Eun Sang sebenarnya.
Ujian
tengah semester. Anak-anak pewaris ini satu kelas semua sekarang.
Bagaimana calon pewaris ini menghadapi ujian?. Kim Tan mengerjakan
soalnya dengan sangat serius. Myung Soo yang duduk di belakang Kim Tan,
berdiri mencotek jawaban Kim Tan.
Rachel berpikir, lalu menjawab pertanyaan dengan lancar.
Bo Na
menggambar di lembar pertanyaan, dan menulis nama Charlie Yoon (siapa
itu?. Nama inggris Chan Young?). Ia berpikir keras, mencoba mengingat
materi pelajaran.
Chan
Young mengerjakan soal ujian tanpa kesulitan sedikit pun. Sembari
berguman pelan tentang materi pelajaran yang telah ia kuasai.
Young Do, tak henti-hentinya melirik ke arah Eun Sang. Parahnya lagi, ia menggambar wajahnya sendiri di kertas soal. Young Do sama sekali tidak berpikir. Mengisi semua soal pilihan ganda dengan jawaban "A".
Eun Sang mengerjakan ujian sebaik mungkin.
Setelah ujian selesai, guru menempelkan hasil nilai yang di peroleh murid. Myung Soo berdiri di depan, mencari namanya dari nomor 1 terus turun ke bawah.
Hasil ujian tengah semester tahun 2013
- Yoon Chan Young.
- Yoo Rachel
Bo Na
merasa sangat bangga, Chan Young juara 1 lagi. Chan Young melihat
ranking Bo Na naik 7 tingkat, menjadi peringkat ke 37. Chan Young
mengacak rambut Bo Na dengan sayang.
"Bagaimana kau bisa rangking 1?", tanya Kim Tan.
"Aku memang dilahirkan begitu (pintar)", jawab Chan Young.
"Pergi sana", ujar Bo Na sewot.
"Kenapa? Apa terlalu berkilau dimatamu?", goda Kim Tan tersenyum jahil...
Tiba-tiba terdengar suara Myung Soo, "Wow..Daebak", Myung Soo tertawa nyaring menunjuk Young Do dan Kim Tan bergantian. Myung Soo benar-benar geli, lalu pergi dari sana.
Murid lain juga mengulum senyum geli. Senyum di wajah Kim Tan langsung hilang. Apa sich yang dilihat Myung Soo?.
"Astaga!". Bo Na dan Chan Young tak bisa menyembunyikan tawa mereka.98. Choi Young Do99. Joo Myung Soo100. Kim Tan
Kim Tan menutup mata menahan malu....ya ampun Kim Tan rangking satu dari bawah (OMG....Kim Tan....hahaha)
Kim Tan semakin malu saat murid lain ikut menertawakannya, termaksud Young Do yang melirik padanya dengan menahan senyum geli.
Kim Tan akan pergi dari sana, ketika Eun Sang berlari ingin melihat hasil ujian. Tak mau malu lebih banyak, Kim Tan menghadang Eun Sang untuk melihat papan pengumuman. Eun Sang tentu saja kaget di hadang seperti itu. Mereka kan lagi genjatan senjata... :)
Kim Tan berkata Eun Sang berada di peringkat 52, "Kau sebut itu nilai?". Eun Sang menunduk malu, buru-buru pergi dari sana.
Kim Tan menghela napas lega. Kim Tan melihat papan pengumuman dengan tampang memelas. Kembali menutupi wajahnya..malu...Kim Tan pasti malu setengah mati, jika sampai Eun Sang melihatnya berada di urutan paling bontot.
(Ya,,ampun...urri Kim Tan gak belajar ya. Sibuk mikiran Eun Sang melulu).
Pelajaran selanjutnya, guru membacakan 5 nama siswa yang tidak ikut camping tahun ini. Diataranya ada nama Kim Tan dan Young Do. Yang tidak ikut camping tetap datang kesekolah seperti biasa. Rachel dan Eun Sang melirik ke arah Kim Tan.
Bo Na yang duduk di depan Kim Tan, langsung menoleh ke belakang. Tanya kenapa Kim Tan tidak ikut camping.
"Terlalu dingin", jawab Kim Tan pendek.
Myung
Soo protes kenapa Young Do tidak ikut, "Jangan melarikan diri. Aku harus
membalasmu dalam pertandingan di pertandingan paintball!".
"Aku tidak pergi karena takut padamu", Young Do melirk Eun Sang. "Tapi sekarang aku punya alasan lain".
(Kim Tan tidak ada, berarti kesempatan buat Young Do untuk ganguin Eun Sang, kan!)
(Kim Tan tidak ada, berarti kesempatan buat Young Do untuk ganguin Eun Sang, kan!)
Young
Do mengangkat tangannya, mengatakan akan pergi camping. Guru menyuruh
Young Do untuk mengisi formulir besok. Eun Sang mengangguk senang
kembali melirik Eun Sang. Guru keluar kelas.
Kim Tan menerima sms dari Rachel, "Kita perlu bicara".
(Bonekanya Bo Na, unyu. Sama kaya yang punya).
Rachel melihat Kim Tan membaca sms, ia berdiri keluar kelas lebih dulu. Kim Tan menyusul kemudian.
Keduanya bicara di taman. Rachel berkata ibunya ingin makan bersama Kim Tan dan Ny. Ji Sung, "Bagaimana kalau brunch (antara makan pagi dan siang)?. Makan malam terlalu lama. Lagipula kita tidak akan banyak bicara".
"Baiklah", jawab Kim Tan pelan bersikap tak peduli.
Rachel
mulai marah, ia tak peduli Kim Tan menyukai siapa dan berkencan dengan
siapa. Karena pertunangan mereka tidak ada hubungannya dengan itu
(pertunangan yang terjalin karena bisnis), "Kau tahu itu kan?".
"Aku tidak tahu", jawab Kim Tan cuek.
Rachel
menyalahkan Kim Tan jika tidak tahu tentang hal itu. Kerugian keluarga
Kim Tan berarti kerugian bagi Jeguk Group. Rachel lalu tanya kenapa Kim
Tan tidak ikut camping, bagaimana jika ia menindas Cha Eun Sang disana,
"Apa masa mesranya sudah lewat?. Atau dia mencampakkanmu?. Kalian
terlihat canggung".
Kim Tan berkata sedang berpikir. Rachel ingin tahu soal apa.
"Bagaimana aku melindungi diriku darimu dan yang lainnya. Bagaimana aku melindunginya", jawab Kim Tan.
"Baiklah.Teruskan berpikir. Aku akan mengawasimu", ucap Rachel menahan marah dan sakit hati.
"Apakah
kau sudah selesai?. Aku mau pergi", ujar Kim Tan beranjak pergi. Rachel
bertanya apa maksud perkataan Young Do tempo hari. Apa yang dilihat
Young Do dirumah Kim Tan.
Kim Tan berbalik, "Seperti yang kau bilang, pertunangan kita tak ada hubungannya dengan itu. Kau tak perlu tahu". Kim Tan pergi.
Rachel terpaku menatap Kim Tan dengan sedih. Hyo Shin diam-diam menghampiri Rachel, berdiri di sampingnya tanpa suara, sembari meminum obat herbalnya.
"Kenapa lagi?", tanya Rachel tanpa mengalihkan pandangannya.
"Bagaimana kau tahu itu aku?", tanya Hyo Shin heran.
"Aku mencium bau ginseng merah", jawab Rachel.
Hyo
Shin menilai sebenarnya Rachel bukanlah tipe wanita yang terobsesi pada
pria. Rachel tak sadar, "Aku terobsesi?". Hyo Shin mengiyakan, "Selama
ini begitu".
Rachel marah, memangnya Hyo Shin tahu apa.
Rachel marah, memangnya Hyo Shin tahu apa.
"Aku iri. Aku bahkan tak bisa melakukan itu", Hyo Shin meminum obat herbalnya dan tersenyum.
Jae Hoo
berada di hotel Zeus, tempat Kim Won menginap. Suatu kebetulan ia satu
lift dengan mata-mata presdir Kim. Mereka menuju lantai yang sama,
lantai 24. Jae Hoo ingat, pria yang ada di sampingnya ini pernah
berpapasan dengannya di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Jae Hoo
melirik penuh curiga. Menyadari kalau pria itu adalah mata-mata yang
bekerja untuk presdir Kim.
Entah
memang mengenal Jae Hoo, atau memiliki firasat tajam. Mata-mata presdir
Kim seperti tahu sedang di curigai. Untuk menghindari kecurigaan,
akhirnya ia menekan tombol lantai 20.
Pintu
lift terbuka, mata-mata itu keluar lebih dulu, tepat di lantai 20. Lift
bergerak naik menuju lantai berikutnya. Setelah menunggu beberapa saat.
Mata-mata presdir Kim kembal menekan tombol lift.
Ada 3
lift yang berbeda. Tapi lift yang terbuka adalah lift yang sama dengan
tadi. Dimana masih ada Jae Hoo di dalamnya. Mata-mata presdir Kim kaget.
Jae Hoo berkata, "Kita bertemu lagi".
Jae Hoo
menemui Kim Won dikamarnya menjelaskan ke Kim Won tentang hotel Yoonyun
yang tetap kukuh ingin mengubah kontrak mereka dari penyewa menjadi
investor. Kim Won berkata "Pacar cina" Hotel Yoonyun memperlakukannya
dengan baik. Ia lalu tanya bagaimana dengan kabar dari Hotel Zeus.
Jae Hoo
berkata bertemu dengan Presdir Choi Dong Wook beberapa hari lalu. Dong
Wook seperti sedang menunggu tawaran dari Jeguk Group. Dia bahkan
mengajak Kim Won bermain golf. Kim Won menilai permainan golf sama saja
ajakan "Mari bekerja sama".
"Dia ingin bermain bersama Young Do dan Tan di sana", tambah Jae Hoo.
"Keluarga ya?. Kita akan membicarakan ini besok. Aku harus pergi", sahut Kim Won.
Jae Hoo
tanya apakah Kim Won ingin menemui Hyun Joo. Kim Won menjawab sinis,
"Bukankah kau berkata kalau kau tidak mau tahu". Jae Hoo menyarankan Kim
Won sebaiknya tidak menemui Hyun Joo untuk sementara.
Kim Won ingin marah, "Sekarang ini kau..."
"Kurasa
Ayahmu menyuruh seseorang untuk mengawasimu.", sela Jae Hoo memberi
penjelasan. "Ayahmu tahu tentang hubunganmu dan Hyun Joo".
Kim Won terkejut.
Sementara
itu, Hyun Joo berdiri diluar rumahnya. Menunggu kedatangan Kim Won. Ia
dengan sabar menunggu dan terus menunggu. Sesekali melihat ponselnya.
Kim Won
bertanya apa alasan Jae Hoo memberitahukan hal ini padanya. Ia pikir
Jae Hoo berada di pihak ayahnya. Jae Hoo berkata saat ia bekerja untuk
presdir Kim dan bahkan sekarang bekerja untuk Kim Won. Ia tetaplah
seorang pegawai.
"Kupikir kau perlu menetapkan pilihan. Ayahmu bukan orang yang bisa menunggu", ujar Jae Hoo kemudian.
"Dia akan bertanya apa aku akan memilih Grup Jeguk atau wanita".
"Apa yang akan kau lakukan?", tanya Jae Hoo kemudian.
Kim Won terpaku. Menimbang pilihan dan langkah apa yang harus ia ambil.
Hyun Joo masih menunggu, menyentuh kalung pemberian Kim Won. Ponsel Hyun Joo berdenting menerima sms. Dari Kim Won, "Aku tidak bisa datang hari ini. Jangan menunggu".
"Apakah ini harinya?. Kurasa hari ini kita putus", guman Hyun Joo sedih.
Hyun Joo tak kuasa menahan tangisnya, meski ia sudah menduga sebelumnya, hari seperti ini pasti akan terjadi.
Hyun Joo melangkah masuk ke dalam. Sebuah panggilan menghentikan langkahnya, "Noona". Hyun Joo berbalik, terkejut melihat Hyo Shin turun dari mobil. Hyun Joo yang heran tanya, bagaimana Hyo Shin tahu rumahnya. Hyo Shin bilang, ia mencari resume Hyun Joo di kamar ibunya, "Ayahku seorang jaksa. Hal ini menurun darinya".
"Bagaimana soal mobil?. Kau menyetir tanpa SIM?", Hyun Joo tetap bersikap sebagai guru yang sedang memarahi muridnya.
Hyo Shin tersenyum, "Aku sudah 18 tahun musim panas lalu. Kau mungkin tidak menyadarinya".
Hyun
Joo tanya kenapa Hyo Shin datang kemari, "Sebentar lagi kau ujian". Hyo
Shin menjawab ia datang karena gurunya berhenti tepat sebelum ujian
tiba. Sangat tidak profesional. "Karena kau sudah berhenti, aku tidak
ingin jadi muridmu lagi".
"Apa?".
"Selamat
malam, Noona", pamit Hyo Shin pelan, berusaha tetap bersikap seperti
biasa. Meski dari wajahnya terlihat sekali kalau ia merasa gugup setelah
mencium Hyun Joo.
Hyo Shin masuk ke dalam mobil, pergi dari sana. Hyun Joo membeku, terlalu shock hingga tak mampu beranjak dari tempatnya.
Jika Kim Won melihat ini, dia pasti akan menyesali keputusannya.
Keesokan
harinya, Kim Tan dan Rachel makan bersama ibu mereka. Kim Tan dan
Rachel makan tanpa semangat. Esther berkata seperti nonton film saja
melihat Kim Tan dan Rachel duduk bersama. Ny. Ji Sung memuji Rachel yang
bertambah cantik setiap hari, seperti bunga yang baru mekar di pagi
hari.
"Tapi aku pikir Rachel tidak cantik di mata Tan", ujar Esther.
"Itu
tidak benar", sangkal Ny. Ji Sung. "Tan hanya tidak pintar
mengekspresikan perasaannya. Dia bisa terlihat tidak sentimental pada
seorang wanita".
"Jadi
seperti itu?", tanya Esther curiga, "Tapi....Cha Eun Sang? Siapa dia?.
Ibunya bilang, putrinya sering membicarakan soal dirimu tiap hari".
Rachel menjawab Kim Tan dekat dengan gadis itu. Esther kaget, "Dekat?". Ny. Ji Sung buru-buru berkata Tan adalah pria yang diingin setiap wanita, "Kau harus menjaganya", ucap Ny. Ji Sung pada Rachel.
"Maafkan
aku. Tapi apa yang harus aku lakukan untuk membatalkan pertunangan
kami?", tanya Rachel tiba-tiba membuat Kim Tan, dan kedua ibu itu
terkejut.
Rachel
melanjutkan, "Aku tak mau melakukannya lagi. Pertunangan dengan Kim Tan.
Apa cukup mengembalikan cincin pertunangannya?".
Rasa
terkejut kedua ibu itu berubah menjadi panik. Ny. Ji Sung tanya apa Kim
Tan dan Rachel bertengkar. Esther menyahut apa yang terjadi. Ny. Ji Sung
bertanya lagi, apa kalian berdua sudah membicarakan hal ini sebelumnya.
Esther
mengajak Ny. Ji Sung bicara berdua tanpa anak-anak. Ny. Ji Sung
menyahut, ya. Ny. Ji Sung membolehkan Kim Tan dan Rachel pergi lebih
dulu. Rachel terlihat puas, telah membuat kekacauan.
Kim Tan
dan Rachel bicara di luar. Rachel bilang, ia hanya mengatakan apa yang
ingin Kim Tan katakan, yaitu membatalkan pertunangan. Kim Tan tanya apa
tujuan Rachel melakukan ini. Rachel ingin melihat Kim Tan jatuh dan
terluka, "Aku ingin kau melihat kenyataan dan menyerah".
"Tapi aku tetap tidak akan pacaran denganmu", ujar Kim Tan kemudian.
"Kau
juga tak bisa berkencan dengan Cha Eun Sang. Kau kira aku melakukan ini
karena aku sungguh ingin memutuskan pertunangan kita?. Lihat saja apa
yang terjadi selanjutnya. Bagaimana reaksi keluargamu. Bagaimana reaksi
keluargaku".
Kim Tan menghela napas kesal, "Kau lebih buruk dari perkiraanku".
"Apa yang kau lakukan ketika perasaanku padamu berubah menjadi kemarahan?".
Baru
saja Rachel usai mengatakannya, sedetik kemudian ponsel Kim Tan
berdering, ada panggilan masuk dari presdir Kim. Rachel langsung menduga
telepon itu dari ayah Kim Tan.
"Ini sudah dimulai. Ayo kita lihat. Apa kau bisa kehilangan segalanya demi Cha Eun Sang",
Rachel pergi. Kim Tan diam di tempatnya, membiarkan ponselnya terus berdering.
Begitu
pulang, Kim Tan langsung menemui ayahnya. Presdir Kim minta penjelasan,
apa yang terjadi. Kenapa Rachel ingin membatalkan pertunangan. Ia yakin
Kim Tan tahu alasannya. Kim Tan diam, tak segera menjawab.
Ny. Han
menguping di pintu luar, "Membatalkan pertunangan?. Ada apa ini?",
serunya terkejut tidak percaya. Ny. Han pergi ke dapur, memanggil Eun
Sang dengan suara tertahan.
Presdir Kim yang tak kunjung mendengar jawaban Kim Tan, kembali mendesak, "Kenapa Rachel berkata begitu?".
"Aku tidak menyukai Rachel", jawab Kim Tan jujur.
Presdir
Kim tidak percaya, baginya tu bukanlah alasan. Presdir Kim merasa
perkataan Kim Won memang benar, "Kupikir lebih baik jika tetap di
Amerika. Baik bagi kau dan Rachel. Bagi kau dan aku. Bagi kakakmu dan
aku. Dan bagi kau dan kakakmu. Kau berbeda dengan Won!".
"Ya. Karena aku anak haram", jawab Kim Tan.
"Karena
itu kenapa kau butuh Rachel!. Ini semua demi dirimu!. Kau butuh asuransi
(jaminan) untuk memiliki kekuasaan!. Dan Rachel-lah asuransi terbaik
yang bisa kau dapatkan!".
"Aku
tidak membutuhkan asuransi seperti itu. Keluarga ini...semakin buruk
saja sejak aku disini", Kim Tan pergi dengan perasaan terluka.
Presdir Kim terkejut dengan perkataan Kim Tan. Harusnya, dia bisa mengerti apa maksud perkataan putranya itu.
Ny. Han
memanggil Eun Sang ke kamarnya. Ia bertanya apa Eun Sang Young Do?. Apa
Young Do mengatakan sesuatu pada anak-anak mengenai Tan?. Sesuatu
seperti Tan punya ibu kandung".
"Aku tidak pernah mendengar sesuatu seperti itu", jawab Eun Sang.
Ny. Han heran, lalu kenapa Rachel ingin membatalkan pertunangan, "Apa Rachel dan Tan tidak akur di sekolah?".
Eun Sang
kaget dan binggung harus menjawab apa. Ny. Han kesal, ia menghabiskan
banyak uang untuk sekolah Eun Sang, agar Eun Sang bisa memberikannya
informasi mengenai Kim Tan. Eun Sang menunduk meminta maaf.
Terdengar
ketukan di pintu. Kim Tan masuk ke kamar ibunya. Kim Tan kesal melihat
Eun Sang ada di kamar Ny. Han, "Berhentilah membuat dia memata-mataiku".
Ny. Han
berkata Kim Tan membuatnya tak punya pilihan lain, "Pergilah ke camping
dan berbaikan dengan Rachel. Bersikap baiklah padanya di depan semua
orang. Gadis-gadis biasanya luluh bila diperlakukan begitu. Mengerti?".
"Aku tidak akan pergi camping", Jawab Kim Tan cuek.
"Apa kau bilang?", Ny. Han marah, "Kau tahu berapa banyak uang yang aku habiskan?".
"Aku tidak pernah meminta Ibu untuk melakukan itu", jawab Kim Tan kesal lalu keluar kamar.
"Aku tidak pernah meminta Ibu untuk melakukan itu", jawab Kim Tan kesal lalu keluar kamar.
Ny. Han shock dan tidak percaya, "Apa kata anak itu?. Oh..Ya tuhan". Ny. Han menyuruh Eun Sang keluar.
Kim Tan
naik tangga menuju lantai atas, ketika Eun Sang keluar dari kamar Ny.
Han. Eun Sang mengajak Kim Tan bicara, bertanya kenapa Kim Tan tidak
ikut camping.
"Karena aku tak mau melihatmu", jawab Kim Tan membelakangi Eun Sang.
"Tetap saja...Kau tidak pergi...",
Eun Sang
hendak melangkah, tapi berhenti ketika menyadari di depannya adalah
tangga yang menuju kamar Kim Tan. Seakan itu adalah pembatas bagi
mereka. Eun Sang seakan sadar posisinya yang hanya anak pelayan.
Eun Sang
minta Kim Tan berhenti sebentar dan memberinya satu menit saja untuk
bicara. "Tidak mau", jawab Kim Tan, ia terus menaiki tangga yang menuju
kamarnya.
Eun Sang
diam di tempatnya. Tampak ragu haruskan ia melangkah kakinya naik ke
lantai atas. Eun Sang memberanikan diri, menaiki tangga menyusul Kim
Tan.
Kim Tan
masuk ke kamarnya, pintu sengaja ia buka sedikit. Ingin melihat apakah
Eun Sang akan menyusulnya atau tidak. Harapan Kim Tan terwujud, karena
ia melihat Eun Sang berjalan pelan menuju kamarnya. Kim Tan menarik
diri, bersembunyi di balik pintu.
Eun Sang
berdiri di depan kamar Kim Tan, ragu antara ingin mengetuk pintu kamar
atau kembali turun ke bawah. Kim Tan menunggu. Tapi Eun Sang masih
ragu.
Tak sabar lagi, Kim Tan membuka pintu lebar-lebar, "Ada apa?. Apa yang kau lakukan di depan kamarku?".
Kaki Eun Sang terasa berat untuk melangkah kedalam. Haruskah, ia melewati "batas" garis putih di depan pintu kamar Kim Tan.
"Kalau tidak ada, sudahlah", Kim Tan menuntup pintu kamarnya.
"Tunggu", cegah Eun Sang.
Kim Tan
membuka kembali pintu, mundur selangkah memberikan ruang Eun Sang untuk
masuk. Eun Sang masih ragu, ahkirnya ia memberanikan diri melewati garis
itu, setelah melihat dreamcatcher pemberiannya yang tergantung di
jendela kamar Kim Tan.
Kim Tan
menutup pintu, bertanya apa yang ingin Eun Sang bicarakan tentang
camping itu. Eun Sang mengatakan seharusnya yang pergi camping itu
adalah Kim Tan bukan dirinya, "Tidakkah kau peduli pada Ibumu?. Dia
membayar camping untuk putranya dan teman-teman putranya. Bagaimana
perasaannya jika kau tidak pergi?".
Kim Tan
mengamati Eun Sang dan mengajukan pertanyaan lain. "Apa kau juga seperti
ini, waktu bersama Young Do di kamar hotel. Ketika dia memanggilmu ke
hotelnya, apa yang kalian berdua bicarakan?".
"Apa pentingnya itu!", sahut Eun Sang.
Tiba-tiba
terdengar ketukan di pintu kamar, dan suara Ny. Han yang memanggil Kim
Tan dari luar. Kim Tan berdiri di depan Eun Sang, menutupi dengan
badannya. Lalu membuka pintu kamarnya setengah. Kim Tan hanya
menjulurkan kepalanya di depan pintu, "Apa?".
Ny. Han
heran ingin masuk, tapi Kim Tan menahan pintunya. Ny. Heran kenapa Kim
Tan menahan pintunya. Kim Tan berkata, ia sudah dewasa sekarang, "Jangan
terus menerobos masuk ke kamarku. Aku sedang tidak berpakaian".
"Maaf. Ayahmu bilang apa tadi?", tanya Ny. Han
"Dia bilang aku butuh asuransi seperti Rachel karena aku anak haram", ujar Kim Tan apa adanya.
Eun Sang
mengeryitkan kening mendengarnya. Ny. Han marah, "Auhh! Apa dia harus
berkata sekasar itu?. Tidur yang nyenyak! Aku akan membunuhnya". Ny. Han
pergi membuat perhitungan dengan suaminya.
(Hahaha...Ny.
Han ndak rela putra kesayangannya dibilang anak haram. Aku pengen liat,
gimana Ny. Han kalau lagi marah sama Presdir Kim).
Kim Tan menutup pintu kamar, dan melihat Eun Sang yang terpaku shock. "Bernapaslah".
"Hah...Iya", Eun Sang tersadar, menarik napas panjang.
Eun Sang
minta Kim Tan berpikir sekali lagi tentang camping. Kim Tan menegaskan
tidak akan pergi, "Kalau aku pergi, entah aku atau Choi Young Do tidak
pulang dalam keadaan hidup. Haruskah aku pergi?".
Eun Sang
tak bisa berdebat lagi, "Selamat malam", ucapnya pelan berbalik pergi.
Kim Tan berkata, jika Eun Sang keluar sekarang, Eun Sang akan berpapasan
dengan Ny. Han. Eun Sang berkata bisa menghindarinya.
"Kau tak bisa. Aku akan berteriak begitu kau keluar", gertak Kim Tan.
"Teriak saja".
"Kau yang suruh. Ibu....!". Kim Tan teriak memanggil ibunya, buru-buru Eun Sang menutup mulut Kim Tan. "Benar...benar".
Kim Tan
menatap Eun Sang. Eun Sang perlahan menurunkan tangannya. Dengan nada
pelan, Kim Tan minta Eun Sang menunggu sebentar, satu menit saja. "Kau
belum pernah masuk kamarku".
"Tak
seharusnya aku berada di sini. Rumahmu dan kamarku adalah dunia yang
terpisah. Ada pintu yang tak bisa kulewati di dunia ini. Pintu
kamarmu... salah satunya". ucap Eun Sang pelan.
Eun Sang
menunduk sedih, berbalik pergi. Kim Tan menarik Eun Sang, memeluknya
dari belakang. (Sweet Back Hug). Eun Sang marah, "Kau sungguh...Apa kau
pernah mendengarkan apa yang aku. ..."
"Tunggulah
sebentar lagi", sela Kim Tan. "Aku akan membiarkanmu melewati pintu
apapun yang kau sukai di dunia. Sekarang aku sedang memikirkan bagaimana
caranya. Bersenang-senanglah saat camping. Aku akan merindukanmu".
Eun Sang tersentuh. Menangis dalam diam.
Di
studio Myung Soo. Bo Na sibuk memotret sepatu pasangan yang akan ia
kenakan bersama Chan Young saat camping. Ye Sol berkata Bo Na romantis
sekali. Myung Soo datang membawa 3 kaleng softdrink. Ia memegang sepatu
itu dan tanya untuk apa ini. Ye Sol menjawab sepatu couple Bo Na dan
Chan Young.
Myung Soo menempelkan sepatu itu kekakinya, "Pas sekali untukku".
"Ya! Pas untuk memukulimu. Singkirkan tanganmu dari sepatuku", Bo Na merampas sepatu dari tangan Myung Soo.
Myung
Soo tertegun sejenak, "Kau lihat tadi?", Myung Soo bertanya pada Ye Sol.
"Aku bahkan tidak berkedip. Susah sekali tidak merasa takut disaat
seperti itu. Sepertinya aku tumbuh dengan baik. Hampir saja aku kena
pukul Bo Na tadi. Tapi para gadis pikir, tidak sakit kalau memukuli
kami. Kenapa begitu?, tanya Myung Soo tanpa titik koma.
Tapi
tidak ada yang mendengarkan ocehan Myung Soo. Bo Na sibuk mengirim sms,
sedangkan Ye Sol membaca majalah...Ya ampun, kasihan dech Myung Soo
dikacangin..hehehehe...
Dirumahnya, Chan Young main game online. Tak lama kemudian, ia menerima sms dari Bo Na, "Mari kita pakai sepatu couple untuk camping".
"Baikah. Kita beli besok", balas Chan Young dengan senyum lebar
"Aku sudah membelinya. Kau bisa memberiku sesuatu yang lain.", balas Bo Na.
Chan Young : Seperti apa?
Bo Na : Peluk aku, gendong aku, pegang tanganku, dan hanya melihatku. Sampai ketemu besok.
Chan Young kembali tersenyum geli, "Itu semua bentuk sentuhan. Tak seharusnya aku menunggu jika tahu seperti ini".
Chan Young menerima balasan dari Bo Na yang bernada kesal, "Kau menunggu? Kenapa menunggu?. Dasar mesum!".
Chan Young bengong, "Mesum!"...
Idih.. Bo Na tadi siapa juga yang mancing duluan,,,hehehe.
Camping
day. Anak-anak tampak bersemangat. Chan Young dan Bo Na jalan
bergandengan tangan. Myung Soo dan Young Do tertawa senang. Rachel jalan
sendirian dengan wajah masam, seperti biasa. Dan Eun Sang juga
sendirian, tampak murung tak bersemangat.
Setiba
di lokasi camping, anak-anak sibuk mendirikan tenda. Myung Soo
berkeliling, memotret teman-temannya satu persatu. Young Do satu tenda
dengan 2 anteknya. Bukan memasang tenda, 2 antek Young Do malah
berkelahi. Sementara si Young Do duduk santai. Myung Soo memotret
mereka, heran sedang apa kalian ini.
Myung
Soo lalu berpindah ketempat lain. Ada Bo Na dan Rachel yang duduk
berdekatan. Tapi wajah mereka sama-sama cemberut. 2 gadis yang
bermusuhan ini satu tenda. Myung Soo tersenyum dan memotret mereka,
"Tidak memasang tenda?", tanyanya kemudian.
Rachel berkata Bo Na yang akan melakukannya. Bo Na menyahut, "Itu hanya pendapatmu". Rachel tersenyum sinis.
Chan
Young datang dan berkata akan memasangkan tenda. Bo Na menyuruh Chan
Young memasang setengah tenda saja. Bagian Rachel tidak usah di pasang
(emang bisa!). Dengan gaya nona besar, Rachel menyuruh Chan Young
memasang satu tenda utuh.
Myung Soo geleng-geleng kepala melihat tingkah 2 gadis itu lalu pergi ke tempat lain.
Eun Sang
satu tenda dengan Ye Sol. Eun Sang sibuk memasang tenda, tapi Ye Sol
malah duduk santai, mengotak-atik ponselnya. Eun Sang tanya apa Ye Sol
bisa bantu tidak. Dengan ketus Ye Sol menjawab tidak bisa.
"Kenapa tidak bisa?", tanya Eun Sang.
"Aku akan membantumu", seru Young Do datang menghampiri. Ye Sol melengos tidak suka, lalu pergi dari sana.
Young Do bilang tendanya bisa roboh jika Eun Sang menyambungnya seperti itu. "Memangnya kau mau membangun makammu?".
Meski tidak suka, Eun Sang mengikuti arahan Young Do.
Myung
Soo datang dan melihat mereka, "Bagus sekali. Lihat kesini!". Eun Sang
dan Young Do menoleh. Myung Soo memotret. Eun Sang protes, kenapa Myung
Soo tidak minta ijin lebih dulu.
"Kau melukai perasaanku kalau berwajah begitu", ucap Young Do melihat wajah Eun Sang yang murung.
Myung
Soo melihat hasil bidikannya, meng-zoom wajah Eun Sang. Ia ingat
sekarang, dimana pernah melihat Eun Sang sebelumnya, "Saat itu pagi
hari. Kau keluar dari gerbang depan rumahnya Tan dengan mengenakan baju
tidur. Benarkan?".
Eun Sang terbelalak kaget.
"Pagi hari", tanya Young Do heran.
Myung Soo membenarkan, "Itu kau!. Aku ingat sekarang. Kau masih setengah tertidur".
Eun Sang
buru-buru menyangkal. Untuk apa ia keluar dari rumahnya orang. Myung
Soo pasti salah lihat. Myung Soo mencoba mengingat, lalu melihat foto
Eun Sang lagi. Eun Sang mengalihkan wajahnya, kembali memasang tenda.
Meski Young Do diam, tepi jelas terlihat kalau dia lebih percaya
perkataan Myung Soo. Young Do memandang Eun Sang dengan wajah kesal.
Beralih
ke SMA Jeguk. Kim Tan dan Hyo Shin duduk di aula sekolah. Karena Kim Tan
tidak ikut camping, maka ia tetep sekolah seperti biasa. Hyo Shin yang
kelas 3 SMA, sebentar lagi akan ujian. Jadi tidak mungkin pergi
camping.
Hyo Shin
merasa iri, pasti anak-anak sekarang sedang bersenang-senang. Camping
memang menyenangkan dan seru. Ada permainan perang paint-ball. Kim Tan
tersenyum, "Kau adalah anak senior yang sebentar lagi menghadapi ujian".
Hyo Shin
tanya kenapa Kim Tan tidak pergi camping. Ini camping terakhir bagi
anak kelas 2. Kenapa Kim Tan tidak pergi, disaat Eun Sang pergi
camping.
"Aku
ingin dia merindukanku", jawab Kim Tan. "Kenapa kau memanggilnya dengan
nama depannya (tanpa marga)?. Apa kalian sedekat itu?". protes Kim Tan.
(Benar juga, Kim Tan selalu memanggil Eun Sang lengkap dengan nama marganya, "Cha Eun Sang"".
Hyo Shin
tanya memangnya apa yang salah, memanggil Eun Sang hanya dengan
menggunakan nama depannya, Eun Sang. Kim Tan pura-pura marah,
memperingatkan agar Hyo Shin jangan memanggil Eun Sang seperti itu. Hyo
Shin cuek, "Memangnya kau ini siapa?".
Kim Tan
berkata akan membiarkan ini berlalu sekali ini saja. Karena sekarang ia
sedang mencoba bersikap lebih manusiawi. Hyo Shin tersenyum.
Kim Tan : Hyung waktu kau ke AS tahun lalu ..."
"Kenapa?. Percobaan bunuh diriku", sela Hyo Shin tersenyum.
Kim Tan heran, Hyo Shin masih bisa tersenyum. Ia lalu tanya apa Hyo Shin masih melakukan terapi.
"Tentu saja! Aku juga meminum obat", Hyo Shin menunjukan kapsul obat yang ia pegang. "Ibuku memeriksa pilnya setiap hari".
Kim Tan
tanya apa ada perubahan dirumah. Hyo Shin menggeleng, "Sama sekali
tidak. Jadi aku merencanakan hal besar. Aku belum tahu apakah aku
benar-benar akan melakukannya atau tidak".
"Jangan melakukan sesuatu yang membahayakan hidupmu. Kau masih muda", ucap Kim Tan khawatir.
Hyo Shin
menggeleng, "Aku tidak menyukai makanan rumah sakit. Aku tidak akan
pernah melakukannya lagi (usaha bunuh diri)". Syukur dech...
Sebuah jawaban yang membuat Kim Tan sedikit lega. Meski tampak ke khawatiran di wajahnya.
Kembali
ke camping. Permainan perang Paintball di mulai. Bo Na, Young Do, dan
Myung Soo tim biru. Rachel, Chan Young, Ye Sol dan Eun Sang di tim
hitam. Para instruktur membagikan senjata. Tim yang masih bertahan
hingga akhir dialah yang menang. Peraturannya mudah, tembak musuh dengan
peluru cat untuk mengeliminasi mereka.
Tiba-tiba..."Srot"..Bo
Na menembak Rachel. "Seperti ini?", Bo Na tersenyum sembari meniup
senjatanya. Rachel melotot kesal. Tim biru tepuk tangan, memuji Bo Na
hebat. Chan Young dan Ye Sol yang berada di tim hitam pun tersenyum
geli.
Peluit
di tiup. Perang Paintball resmi di mulai. Myung Soo berlagak layaknya
tentara sungguhan. Myung Soo tertawa menangkap basah lawannya dari
belakang. Ia mengambil rumput dan menyelipkannya ke sela mulut.
Myung
Soo berjalan pelan-pelan mendekati sang target. "Jatuhkan senjatamu",
ucap Myung Soo mengacungkan senjatanya. Sang target berbalik dan
mengangkat tangan. Minta di lepaskan kali ini saja.
"Kau tanyakan saja pada Tuhan saat kau bertemu dengan-Nya. Sampai jumpa kawan", Dor....Myung Soo menembak sang musuh.
Myung
Soo tertawa bangga, lalu berbalik pergi. Tapi sayangnya ia tersandung.
Dan tertembak dengan senjatanya sendiri. Myung Soo memegangi perutnya
yang tertembak. "Setidaknya aku tidak akan kesepian di neraka". Lalu
meninggal dengan sangat dramatis...(buawahahaha).
Bo Na dan Chan Young lebih lebay lagi. Mereka beradegan seperti dalam film "Shiri". Dimana sepasang kekasih saling menodongkan senjata. Menatap penuh cinta meski saling berselisih.
"Apa yang kau tunggu?. Tembak aku!", seru Bo Na dramatis.
Chan Young ragu. Di belakang Bo Na, ia melihat Ye Sol mengarahkan senjata pada kekasihnya.
Chan Young langsung melindungi Bo Na dan tertembak di bagian punggung. Chan Young roboh. Menggengam erat tangan Bo Na.
"Kau tertembak?", tanya Bo Na shock
"Kau tetap hidup. Kuhadiahkan dunia ini untukmu", Chan Young meninggal dalam pelukan Bo Na...
"Kenapa kau melakukannya?. Kenapa ?! Kau bodoh!", (Ini namanya, drama dalam drama)
"Apa-apaan ini?", guman Ye Sol. Lalu menembak Bo Na. Bo Na mendesis kesal.
Sementara
itu, Eun Sang sama sekali tidak berniat bermain. Duduk menyendiri di
dalam hutan. Sepanjang hari ini, Eun Sang terus murung. Tiba-tiba sebuah
tembakan di bawah kakinya mengagetkan Eun Sang. Sontak Eun Sang
langsung berdiri, menoleh ke belakang. Siapa lagi orangnya kalau bukan
Young Do.
Young Do
menimbang, haruskan ia membunuh Eun Sang atau tidak. "Jika kau
memberitahuku kenapa kau keluar dari rumahnya Tan pagi hari. Aku akan
membiarkanmu hidup".
"Itu bukan aku", sangkal Eun Sang.
"itu kau", Young Do yakin.
Eun Sang
kembali menyangkal. Young Do berkata Eun Sang bisa kerumah Kim Tan
siang hari. Mungkin malam hari juga bisa. Tapi pagi hari, dari rumahnya
Kim Tan. Rasanya tidak mungkin.
"Sebenarnya, kau siapa?. Apa kau ...Diadopsi?".
Eun Sang tak menjawab, malah menembak Young Do. Young Do shock. Mati dech Young Do...hihi
BBQ
time. Myung Soo sibuk dengan kamarenya, memotret sana - sini. Sweet
couple Bo Na dan Chan Young duduk berdampingan. Chan Young memakaikan
mantel hangatnya ke Bo Na. Bo Na tersenyum senang, menatap Chan Young
penuh cinta. Chan Young melihat sekeliling. Pada Bo Na, ia berkata tidak
ada yang melihat. Chan Young menggandeng tangan Bo Na, "Ikut aku".
Chan Young merangkul Bo Na, mengajaknya ke dalam hutan. Mereka bahkan berlari kecil, sebelum anak-anak lain melihat mereka.
Tapi
pemandangan itu, tak luput dari perhatian Myung Soo, ia terus memotret
pasangan itu hingga tak terlihat lagi. Mau tahu banget dech Myung Soo
ini..Hahaha
(Ya...ampun itu couple mau ngapain, di dalam hutan...ck..ck..ck..anak zaman sekarang).
Eun Sang
dan Young Do makan di satu meja. Young Do tak berhenti memandang Eun
Sang. Tapi Eun Sang cuek aja, terus makan tanpa menghiraukan Young Do.
Untuk menarik perhatian Eun Sang, Young Do menendang kaki meja. Eun Sang
tak peduli dan terus makan. Young Do menendang kaki meja lagi. Eun Sang
menahan kesal, lalu berdiri meski belum selesai makan.
Young Do
berteriak pada anak-anak, "Jika kalian sudah selesai makan, bawa piring
kalian kemari. Cha Eun Sang bilang dia akan mencuci piring kalian".
Anak-anak tentu saja senang. Eun Sang mendelik kesal dan tidak percaya.
Young Do tersenyum, "Kau butuh bantuan?".
Malamnya,
Eun Sang terpaksa mencuci piring sendirian. Young Do duduk santai di
sampingnya. Tak membantu, hanya memandangi Eun Sang saja. (Itu yang
dimaksud Young Do bantuan???).
Eun Sang tak tahan lagi, "Kupikir kau membantu. Apakah ini yang namanya membantu?".
"Aku membantumu. Keberadaanku banyak bantuan", jawab Young Do.
Chan
Young datang, melinting lengan bajunya, hendak membantu Eun Sang.
"Kenapa begitu banyak piring kotor?. Kenapa kau melakukan ini
sendirian?", tanyanya heran.
Eun Sang memandang Young Do dengan kesal. Chan Young ikut menoleh, "Ini ulahmu?', tanyanya pada Young Do.
Young Do
tanya sejak kapan Chan Young berteman dengan Eun Sang. Chan Young tak
menjawab. Ia Balik tanya, "Apakah kau yang membuatnya mencuci piring
sendirian?".
"Aku akan mengubah pertanyaannya. Kau tahu Eun Sang ada di Grup Kepedulian Sosial, kan?', tebak Young Do.
Chan Young diam. Bo Na datang, melancarkan protes, "Hei, Yoon Chan Young!. Kau membantu Cha Eun Sang mencuci piring?".
Young Do : Lee Bo Na
Bo Na : What?.
"Apakah kau juga tahu bahwa Cha Eun Sang ada di Grup Kepedulian Sosial?', tanya Young Do.
Bo Na menoleh ke sekeliling, "Kecilkan suaramu!".
"Cuma aku yang tidak tahu", guman Young Do wajahnya terlihat kesal.
Tak lama
kemudian, Myung Soo datang mengantar piring kotor. Ke-3 orang itu
langsung terdiam. Myung Soo curiga, kenapa mereka mendadak diam begitu
ia datang, "Kalian membicarakan aku?".
"Myung Soo...Apa kau juga tahu..."Young Do hendak mengulangi pertanyaan yang sama pada Myung Soo.
Myung Soo heran, "Apa?. Ada apa?". Tak ada yang menjawab. Young Do berdiri mengikuti Eun Sang.
Eun Sang
dan Young Do bicara di tempat sepi. Eun Sang mau minta tolong. Young Do
tanya apa Eun Sang gila. Eun Sang berkata ia mempunyai pendapat lain.
Young Do tanya apa ia harus melakukan hal yang buruk untuk mendapat
perhatian Eun Sang?. Membuatnya kesal saja. Young Do menuntut
penjelasan, apa hubungan Kim Tan dan Eun Sang.
"Memangnya
kenapa kalau kami ada hubungan?. Apa yang akan kau lakukan?. Memangnya
kau siapa", ucap Eun Sang kesal. "Tindas saja aku. Teruskan apa yang kau
lakukan. Aku tidak takut lagi padamu".
Eun Sang berbalik pergi. Meninggalkan Young Do yang patah hati (lagi).
Eun Sang
duduk menyendiri. Bimbang antara ingin menelpon Kim Tan atau tidak.
Woaa..Eun Sang merindukan Kim Tan. Ia memandangi ponselnya, membulatkan
tekad menelpon Kim Tan. Eun Sang berdiri dari tempat duduknya, menunggu
panggilan tersambung.
Disaat
yang sama, Eun Sang melihat Rachel yang juga sedang menelpon seseorang.
Pasti Kim Tan juga. Rachel marah, tahu dengan pasti siapa yang ditelpon
Eun Sang. Ia memutus panggilan telepon, dan menghampiri Eun Sang.
Terpancar
rasa bersalah di wajah Eun Sang. Rachel merebut ponsel Eun Sang, dan
melihat siapa yang baru saja di telpon Eun Sang. "Kim Tan".
Tiba..tiba..Plak..sebuah tamparan mendarat di pipi Eun Sang. Eun Sang diam menerima serangan dadakan.
Rachel
murka, "Apakah itu sakit?. Hatiku lebih sakit saat menamparmu. Kau tahu
sudah berapa lama aku menahan diri?. Aku tak akan bertanya lagi. Kita
sudah melewati tahap itu. Aku tak peduli sekalipun, kau itu putrinya
Presiden".
"Yoo Rachel", tegur Eun Sang pelan.
"Tutup
mulutmu. Kau tahu bahwa kau bahkan tidak pantas untuk meminta maaf.
Jangan katakan bahwa ini adalah salah paham sekarang. Kecuali kau ingin
aku menampar pipimu yang sebelah lagi, tutup mulutmu".
"Karena kau sudah menamparku. Aku akan mengatakan sesuatu yang yang membuatku pantas untuk menerima tamparan. Boleh aku telepon dia sekarang?. Kembalikan ponselku".
Rachel mengangkat tangannya lagi, siap menampar Eun Sang. Disaat yang tepat, Young Do menahan tangan Rachel.
"Lepaskan", perintah Rachel.
Young Do : Oh, aku lupa memperkenalkan dia. Mulai saat ini, Cha Eun Sang milikku. Hanya aku yang boleh mengerjainya.
Young Do
mengambil ponsel Eun Sang dari tangan Rachel dan menarik Eun Sang
pergi. Rachel kesal, satu orang lagi yang siap melindungi Eun Sang.
Young Do
melepas tangan Eun Sang saat mereka sudah jauh dari Rachel. Eun Sang
berkata seperti seperti inilah Young Do yang sebenarnya.
"Jangan membuat kesimpulan dulu. Kau belum mengenalku dengan baik".
Young Do
melihat ke arah belakang Eun Sang. Kim Tan muncul dari balik pohon,
sambil menelpon. Sudah jelas Kim Tan datang karena ingin bertemu dengan
Eun Sang. Tapi ia malah melihat Eun Sang berdua bersama Young Do. Young
Do menggunakan kesempatan ini untuk membuat Kim Tan marah.
"Aku akan menunjukkan kepadamu sekarang", Young Do menarik Eun Sang dalam pelukannya.
Eun Sang terkejut. Berontak berusaha melepaskan diri. Young Do mendekapnya erat. Menatap tajam Kim Tan.
Kim Tan balas menatap Young Do dengan pandangan marah.
Apakah perang Part 3 akan terjadi...???
source :
http://blognyanuri.blogspot.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-10-part-1.html
http://blognyanuri.blogspot.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-10-part-2.html
re-postded and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment