Di depan pintu dapur, Tan tak langsung membuka pintu. Ia
ragu.
Namun keraguan itu terkalahkan oleh rasa penasaran. Tan
membuka pintu dapur dan walau sudah menduga, ia tetap terkejut melihat gadis
yang ia selama ini ia cari ternyata ada di dapur rumahnya.
Tapi ia tak segera menyapa Eun Sang. Ia urung masuk, malah. Ia hanya mengintip Eun Sang dari balik pintu.
Eun Sang menunggu-nunggu jawaban dari Tan, tapi tak ada
jawaban sama sekali. Maka ia memasukkan handphone ke saku, mengikat rambut dan
mulai bekerja, mengganti air untuk merendam daging yang akan ibunya masak besok. Setelah
itu keluar dapur melalui pintu pelayan.
Tan kembali ke kamarnya dan memikirkan semua kejadian yang
sebenarnya adalah tanda-tanda jelas kalau Eun Sang adalah putri pelayan
rumahnya. Hatinya semakin kalut, masih tak percaya akan kebetulan yang ia
alami. Dan kentara sekali kalau ia tak menyukai kebetulan ini.
Sebelum matahari terbit, Eun Sang sudah berangkat ke
sekolah. Dari jendela kamarnya, Tan melihat kepergian gadis itu dan akhirnya
benar-benar percaya kalau gadis itu adalah Eun Sang-nya.
Ia pergi melihat kamar Eun Sang yang dipakai bersama ibunya.
Karena tak ada orang yang membuka pintu saat ia mengetuknya, ia pun membuka
pintu kamar Eun San. Ia terkejut sekaligus sedih melihat betapa kecil dan
sesaknya ruangan itu.
Di dapur, ia melihat pesan yang dituliskan ibu Eun Sang,
yang berkata kalau ibu Eun Sang pergi ke pasar. Nyonya Han muncul dan Tan
bertanya kenapa ia tak melihat Won selama ini? Nyonya Han yang tak tahu kalau
Won menginap di hotel, berkata kalau Won mungkin sedang keluar negeri untuk
pekerjaan kantor. Won sering melakukan hal itu.
Tan kecewa mendengarnya. Ia pikir setelah ia kembali ke
Korea, ia bisa menemui kakaknya tiap hari. Nyonya Han heran, mengapa Tan harus
merasa kecewa tak bisa menemui orang yang begitu membencinya. Tan tersenyum dan
menjawab, “Tapi aku menyukainya.”
Aww… coba Won mendengar ucapan adiknya ini.
Nyonya Han mengajak anaknya untuk pergi belanja hari ini,
tapi Tan menolak karena ia harus pergi menemui seseorang.
Tan menghadap Nyonya Jung yang sepertinya adalah kepala yayasan sekolah
Jeguk. Nyonya Jung sudah menyelesaikan urusan kepindahan Tan,
namun memperingatkan Tan agar tak berbuat seperti saat Tan masih SMP.
Sekarang ia
tak akan membiarkan saja.
Namun Nyonya Jung sedikit melunak saat Tan mengatakan kalau
kedatangannya ke Korea kali ini atas inisiatifnya sendiri, dan bukan atas
permintaan ayah atau pun ibunya. Ia berkata kalau Tan sekarang sudah dewasa dan
karena Tan sudah kembali, berarti Tan tahu bagaimana menendang Won keluar,
“Kudengar kakakmu pergi dari rumah.”
Pemberitahuan itu sangat mengagetkan Tan.
Sementara anak yang memilih pergi sekarang sedang menemui
Hyun Joo. Sepertinya mereka ini pacaran atau Won sedang mendekati Hyun Joo. Hyun Joo meminta Won untuk segera mengatakan
apa yang ingin dikatakan, “Aku akan memberimu waktu 20 menit.”
Won tersenyum mendengar ucapan Hyun Joo. Ia mengeluarkan
amplop kusut dan berkata kalau ia menemukan sesuatu yang menarik saat pergi ke
Amerika. Ternyata Won memberinya sebuah wishbone. Won menjelaskan kalau dalam
tradisi Amerika, jika dua orang mengambil setiap sisi dan menariknya, harapan orang
yang menarik sisi yang paling panjang akan terkabul.
Hyun Joo berkata kalau wishbone ini sama seperti ssang-ssang
bar (es lilin kembar), yang lucunya Won tak tahu ssang-ssang bar itu seperti
apa. Hyun Joo meminta mereka menarik wishbone itu saat ia sedang mengharap sesuatu.
Won heran, apa Hyun Joo tak sedang menginginkan sesuatu? Hyun
Joo menggeleng, membuat Won semakin heran, bagaimana mungkin Hyun Joo tak ingin
apapun?
“Aku bisa masuk universitas dan bahkan punya kamar sendiri.
Aku juga bisa menabung, jadi..”
“Kalau begitu, daripada menjadikannya sebagai sebuah harapan,
mari kita buat sebagai keberuntungan,” kata Won sambil mengeluarkan kotak
perhiasan. “Ini adalah hadiahku. Pakailah ini sebagai jimat keberuntungan.”
Hyun Joo tak terlihat senang dengan hadiah itu. Ia berkata
kalau selama hidupnya ia tumbuh dari bantuan keluarga Won dan ia sekarang sudah
bisa mandiri. Won memotong kalau kalung ini bukanlah bantuan tapi adalah hadiah
darinya. Ia mengancam akan membuang kalung itu jika Hyun Joo tak menerima, sehingga
Hyung Joo pun mengalah dan menerima pemberian itu. .
Tapi Won tahu kalau Hyun Joo akan menerimanya saja tapi tak akan
memakainya. Maka ia pun berdiri dan memakaikan kalung itu ke leher Hyun Joo. Melihat
ekspresi wajah Hyun Joo yang muram, Won sedikit
bercanda, “Kenapa sangat susah sekali untuk memakaikan kalung ke lehermu?”
Kali ini Hyun Joo tersenyum walau masih nampak raut sedih di
wajahnya.
Won kembali ke hotel dan diberitahu kalau ada orang yang
menunggunya di kamar. Ia mengira kalau yang datang adalah ayahnya, maka ia pun
menelepon Sekretaris Yoon. Tapi menurut Sekretaris Yoon, ayahnya sudah ada di
rumah karena ia baru saja bertemu dengannya.
Akhirnya manajer hotel berkata kalau yang datang adalah
adiknya. Mendengar hal itu, Won langsung marah karena berani-beraninya pihak
hotel memasukkan orang tanpa seijinnya. Ia bertambah kesal namun tak bisa
berkata apa-apa saat manajer hotel itu menjelaskan kalau ayahnya sendiri yang
menelepon mereka untuk membuka kamarnya.
Maka ia pun tak jadi pulang dan malah meninggalkan hotel,
meninggalkan Tan yang terus menunggu kedatangannya.
Akhirnya Tan pulang dan makan malam di rumah. Nyonya Han bertanya
siapa orang yang ditemui Tan sampai Tan tak makan malam? Tan tak menjawab dan
berkata kalau hidangan malam itu sangat lezat sekali. Ia bertanya apakah ibu
yang memasaknya? Nyonya Han menjawab bangga, “Aku yang pesan agar seeeemua ini
dimasak.”
Tan memandang ibunya kesal, tapi ia menjawab dengan manis, “Bagaimana
ibu bisa memesan sesuatu yang sangat lezat?” Hahaha.. Dan lebih lucu lagi
melihat reaksi Nyonya Han yang semakin bahagia mendengar pujian putranya, “Aku
akan memesannya setiap hari.” LOL.
Ibu Eun Sang masuk untuk menyajikan hidangan lagi. Setelah
ia pergi, Tan bertanya apakah gadis yang tinggal di rumah mereka adalah putri
pelayan itu? Nyonya Han mengiyakan dan menjelaskan kalau ia kasihan pada
mereka. Ibu Eun Sung sudah bekerja selama 3 tahun, tapi baru pindah bersama
putrinya ke rumah mereka baru-baru ini saja.
Nyonya Han memuji Eun Sang yang pintar. Karena anggurnya
habis, ia memanggil Eun Sang tiba-tiba, membuat Tan kaget. Dan Tan semakin
kalang kabut saat mendengar suara Eun Sang.
Ia buru-buru mencari tempat persembunyian, bahkan sempat
terpikir untuk sembunyi di kolong meja. Haha.. tapi tentu saja tidak. Ia
langsung kabur dari ruang makan, sehingga Eun Sang tak melihatnya.
Eun Sang pun berjalan melewati taman ke gudang anggur dengan
menyalakan senter dari handphonenya. Saat ia kembali dari gudang anggur,
tiba-tiba taman yang gelap itu perlahan-lahan terang, karena satu per satu
lampu nyala. Bahkan air mancurpun juga menyala.
Aww.. Eun Sang sesaat terpesona melihat keindahan taman di
malam hari dan kemudian melanjutkan perjalanannya dengan lebih ceria. Dari kejauhan,
Tan memandang gadis itu dan ikut tersenyum.
Rupanya ucapan Presdir Lee di lift masih membekas di hati
Sekretaris Yoon. Ia mencoba menghilangkannya dengan menambah minumannya segelas
lagi.
Won muncul dan memesan segelas minuman juga. Tanpa menunggu persetujuan
dari Sekretaris Yoon, ia berkata kalau ia akan duduk, “Anggap saja sekarang
adalah waktu lembur.” Ha.
Melihat mood Won yang buruk, Sekretaris Yoon menebak kalau
yang menunggu di hotel adalah Tan. Won tak menjawab, malah menuduh Sekretaris
Yoon dekat dengan Tan, “Kalau Tan sudah dewasa dan mengambil alih perusahaan,
kau pasti akan bekerja untuknya, kan?”
“Kalau Tan sudah dewasa, apakah Anda akan memberikan
perusahaan ini untuk ia pimpin?” tanya Sekretaris Yoon balik. Haha.. jawaban
yang mengena, membuat Won berkata kalau Sekretaris Yoon ini tak pernah lengah,
entah saat sadar atau setengah mabuk.
Percakapan mereka terhenti oleh kedatangan Predir Choi dan
Presdir Lee. Sekretaris Yoon dan Presdir Lee bertukar pandang canggung, tapi
Presdir Choi tak menyadarinya. Ia malah menyarankan mereka untuk duduk bersama.
Presdir Choi dan Won bercakap-cakap mengenai ekonomi dunia
yang sedang memburuk dan Presdir Choi bertanya pasar mana yang ingin ditangkap
oleh Won? Won menjawab kalau ia ingin mengambil pasar Afrika Selatang, namun
Sekretaris Yoon sangat menentangnya. Sekretaris Yoon menambahkan kalau pasar Afrika
Selatan itu seperti pasar Brasil, Rusia, India dan China yang tak stabil, jadi
ia khawatir.
“Kau tak dapat melakukan itu. Hal itu beresiko. Itu adalah hal-hal yang dikatakan oleh orang
berperingkat bawah. Orang-orang ini tak memiliki ambisi dan mereka tak mau
ambil resiko. Mereka itu tak memiliki sikap yang positif,” ujar Presdir Choi
menghina, mengagetkan semuanya. Presdir Lee pun
juga merasa tak enak.
Dengan tenang Sekretaris Yoon menjawab kalau kata-kata itu
sebenarnya adalah tindakan berani dari para bawahan. Tak mau meneruskan
perdebatan, Sekretaris Yoon meminta diri untuk pergi sebentar karena ia harus
menelepon putranya.
Walau Sekretaris Yoon sudah pergi, Presdir Choi tetap
menghina posisi Sekretaris Yoon, membuat Presdir Lee juga pamit untuk pergi
sebentar.
Setelah hanya berdua saja, Won mengingatkan Presdir Choi
kalau Sekretaris Yoon ini bisa menggigit balik. Tapi Presdir Choi tertawa
meremehkan, memang bagaimana caranya Sekretaris Yoon ini bisa melukainya dengan
posisinya yang rendah itu? Won hanya tersenyum saat menjawab kalau ia pun juga
tak tahu.
Sekretaris Yoon baru saja selesai menelepon Chan Young saat
Presdir Lee muncul di hadapannya. Presdir Lee meminta maaf karena sikap calon
suaminya yang tidak sopan. Sekretaris Yoon menjawab kalau ia pun juga minta
maaf.
Presdir Lee bertanya untuk apa pria itu minta maaf padanya?
Sekretaris Yoon menjawab, “Karena ini..,” dan ia langsung meraih Presdir Lee
dan menciumnya. Dan herannya, Presdir Lee pun mencium pria itu balik, seakan
mengharapkannya.
Kelas Eun Sang sedang belajar bahasa Inggris, dan bahan
bacaannya mengenai Hollywood. Hal ini membuat Eun Sang melamun yang langsung
dilihat oleh gurunya. Eun Sang langsung diberi pertanyaan, namun Eun Sang
sepertinya siswa yang pintar, sehingga bisa menjawab walau baru saja melamun.
Untungnya pelajaran berakhir dan Eun Sang berniat
melanjutkan tidurnya. Pada temannya ia berkata kalau ia baru saja pindah dan
perjalanan ke sekolah menempuh waktu 2 jam. Tapi bukannya tidur, ia malah
kembali melamun akan saat-saat indah bersama Tan.
Pulang sekolah, Eun Sang heran melihat kerumunan di depan
gerbang, seperti ada artis datang.
Teman-teman Eun San semuanya heboh melihat cowok cakep yang sedang
bersandar di mobil mewah, menanti kemunculan salah satu dari mereka.
Haha.. narsis pasti salah satu sifat dasar Tan.
Teman-teman Eun Sang semakin heboh saat Tan membuka kaca
matanya dan membuka mulut, “Di sana ada gadis yang kelihatannya punya ginjal
bagus. Maukah kalian mendorongnya kemari?”
Haha.. Eun Sang menunduk, malu karena teman-temannya semakin
ribut. Dan senyum Tan semakin lebar saat Eun Sang maju ke depan, “Kelihatannya
kau senang bertemu denganku. Kau pasti selalu memikirkanku.”
Eun Sang membantah kalau ia senang melihat Tan lagi. Ia
hanya terkejut dan bertanya apakah mengapa Tan kembali ke Korea? Tan menjawab
dengan suara lebih keras, ingin teman-teman Eun Sang mendengarnya, “Seperti
yang kau lihat sekarang, aku kenal dengan seseorang di sekolah ini. Jadi aku
menemuinya dan aku memandangnya, sekarang.”
Ahh… teman-teman Eun Sang kembali berteriak, termehek-mehek
mendengar jawaban Tan. Eun Sang pun tersipu dan bertanya mengapa Tan ingin
menemuinya? Tan menjawab kalau ia datang karena ingin bertanya pada Eun Sang, “Berikan
nomor telepon Yoon Chan Young di Korea.”
Bwahaha..
“Chan Young? Kenapa?”
“Aku tertarik padanya.”
“Karena itulah aku bertanya. Kenapa kau tertarik padanya?”
“Kenapa aku tertarik? Tentu saja karena ia cantik. Rasanya
hampir mati karena ia tak mau pergi dari pikiranku.”
Gubrak. LOL. LOL.. Preview yang menyesatkan.
Eun Sang menjawab ketus kalau Tan sebaiknya tak usah
penasaran, “Chan Young sudah punya pacar. Kau juga kenal. Ia adalah mantanmu,
Lee Bo Na. Sekarang aku mau pulang. Aku sibuk.” Tanpa menunggu jawaban Tan, Eun
Sang segera berlalu pergi.
“Berhenti saat aku masih meminta dengan baik-baik,” ancam
Tan. Tapi Eun Sang tak melambatkan langkahnya. “Aku menyuruhmu untuk berhenti!”
Tak menoleh sedikutpun Eun Sang tetap berjalan. “Kumohon.. berhentilah,” seru
Tan putus asa. Tapi Eun Sang terus melangkah pergi dan menghilang.
Haha., itu akibatnya kalau buat cewe bete.
Tapi sepertinya mood Eun Sang menjadi lebih baik setelah
pertemuan itu. ia tersenyum-senyum saat membuat minum untuk salah satu pembeli
di kafe. Chan Young meneleponnya dan Eun Sang berkata kalau ia sedang sibuk
bekerja.
Chan Young tak percaya. Bagaimana mungkin sekarang Eun Sang bekerja jika Eun Sang masih
sempat mengupdate SNS-nya? Dan foto apa yang baru saja Eun Sang upload itu?
Mulanya Eun Sang bingung, tapi ia langsung dapat menduga apa
yang terjadi. Ia menyuruh Chan Young menutup telepon dan ia segera membuka akun
SNS-nya. Betapa terkejutnya karena mendapati update statusnya yang berbunyi :
Kim Tan itu sangaaaaat tampan.
|
Bwahahaha.. Eun Sang kesal melihatnya. Tapi ia segera
menyadari kalau tempat Tan mengambil foto adalah di kafenya. Buru-buru ia
keluar dari konter dan berkeliling ke seluruh penjuru kafe.
.. dan menemukan Tan melambaikan tangan dengan manisnya. Eun
Sang menyuruh Tan untuk log out dari SNS-nya sekarang juga. Tapi Tan malah
balik bertanya apa Eun Sang akan log out kalau jadi dia?
Kesal, Eun Sang akhirnya berkata, “Terserahlah. Lebih
gampang juga seperti ini, aku bisa langsung menghapus postinganmu.” Ia pun
pergi meninggalkan Tan.
Tapi Tan keburu mengacungkan tangannya, “Hei.. Saya sudah
siap untuk memesan!”
Hahahaha.. Rasanya Eun Sang mau marah, tapi tak bisa karena si
bos melirik, siap-siap marah padanya jika tak melayani pelanggan. Menahan
gondok, Eun Sang menghampiri Tan walau berkata dengan mulut terkatup, “Tolong
pesan di meja kasir saja.”
Tapi Tan tak mau. Ia ingin pesan disini, “Saya pesan.. nomor
telepon Chan Young,” ujar Tan usil, “pakai es, ya.”
Eun Sang menghela nafas menahan sabar, “Baiklah. Aku akan
memberitahu agar aku dapat menyingkirkanmu. “ Ia pun mengambil handphone Tan
dan memasukkan nomor telepon Chan Young dan mengembalikannya lagi.
Betapa terkejutnya Eun Sang karena melihat Tan langsung
menelepon sahatabnya dan tanpa basa-basi langsung bertanya, “Berapa nomor
teleponnya Eun Sang?”
LOL. Eun Sang langsung merebut handphone yang dipegang Tan
dan meminta maaf, tapi ia akan meneleponnya kembali. Ia mendelik marah, “Apa
yang kau lakukan?”
“Di Amerika, sepertinya kau selalu mengakhiri ucapanmu
dengan berterima kasih. Tapi di Korea, kau berbeda,” Tan tersenyum melihat Eun
Sang terdiam. “Aku punya perasaan kalau aku nanti akan menghubungimu lagi,
sehingga perlu meminta nomor teleponmu.”
“Kenapa juga kita akan saling menelepon?” tanya Eun Sang
heran.
“Siapa tahu? ‘Lihatlah ke lantai dua’. ‘Berbaliklah dan
lihat.’ Hal itu bisa saja terjadi.”
Refleks Eun Sang langsung menoleh ke belakang dan melihat ke
atas. Tak menemukan apapun, Eun Sang bertanya apa maksud Tan. Tan tersenyum
karena berhasil membuat rasa penasaran Eun Sang timbul. Ia bangkit dan merebut
handphone Eun Sang terus pergi.
Eun Sang berteriak memanggil Tan, tapi Tan terus berjalan
sambil memasukkan me-miscalled handphonnya dengan handphone Eun Sang. Ia berbalik
dan berkata kalau ia akan memberitahu apa maksud ucapannya tadi tapi nanti.
Untuk sekarang, ia akan keluar dari akun SNS Eun Sang, “Jadi anggap saja
sekarang kita impas.”
Eun Sang kesal, bagaimana mungkin yang seperti ini bisa
disebut impas. “Berhenti saat aku masih meminta dengan baik-baik,” ancam Eun
Sang. Tapi Tan tak melambatkan langkahnya. “Aku menyuruhmu untuk berhenti!” Tak
menoleh sedikutpun Tan tetap berjalan. “Kau seharusnya .. berhenti,” seru Eun Sang putus asa. Tapi Tan terus melangkah pergi.
Walau tak berhenti, namun Tan meneleponnya dan berkata kalau
ia akan menelepon Eun Sang lagi karena ia harus menemui seseorang. Eun Sang
buru-buru bertanya sampai kapan Tan akan tinggal di Korea? Pertanyaan itu
membuat Tan menggodanya lagi, “Kenapa? Apa kau berharap agar aku tak pergi?”
Eun Sang langsung membantah, “Aku akan mentraktirmu makan
sebelum kau pergi.”
Tan terkekeh geli, “Jadi itu berarti kaulah yang membuatku untuk
tetap tinggal.” Tak ada jawaban, malah telepon terputus. Tan berbalik dan kesal
karena melihat Eun Sang sudah berbalik pergi dengan cueknya.
Hahaha.. tetap saja kalah. Harusnya tadi Tan berhenti saat
Eun Sang memanggil-manggilnya biar benar-benar impas.
Tan menemani Sekretaris Yoon belanja, rutinitas seorang
orang tua tunggal setiap jam setengah delapan malam. Tan bercerita kalau ia
mencoba menemui Won di hotel, tapi Won tak kunjung datang. Sepertinya Won tahu
kalau ia datang.
Sekretaris Yoon menjawab kalau Won memang sulit dihadapi.
Tan minta maaf karena menempatkan Sekretaris Yoon di tengah-tengah perseteruan
mereka. Ia tak tahu harus bagaimana menghadapi masalah ini.
Dengan bijak Sekretaris Yoon berkata kalau semua ini
bukanlah kesalahan Tan. Seakan membela Won, Tan berkata kalau ini juga bukan
kesalahan kakaknya. Sekretaris Yoon membenarkan, “Semua ini kesalahan Presdir
Kim.”
Tan tertawa mendengar kata-kata itu, “Tunggu sampai ayah
mendengarnya.” Sekretaris Yoon mendelik
dan menyuruh Tan untuk menunda mengatakan hal itu kepada atasannya karena Chan
Young masih SMA.
Kagum pada Sekretaris Yoon, Tan berkata kalau Chan Young
sangat beruntung memiliki ayah seperti Sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon malah
merasa Tan yang beruntung karena memiliki ayah seperti Presdir Kim.
Seakan ini adalah hal yang aneh, Tan bertanya, “Benarkah
itu?”
Mungkin seperti itulah perasaan Tan karena saat pulang ke
rumah, ia menyapa ayahnya sendiri dengan menunduk hormat dan memilih pergi
karena tak ingin mengganggu pembicaraan ayahnya dengan salah satu pegawainya.
Dan yang sebenarnya terjadi, ayahnya menemui salah satu
bawahannya yang bertugas memata-matainya dan Won. Orang itu menunjukkan
foto-foto yang berhasil ia dapatkan saat menguntit Won dan Tan. Won bersama
dengan Hyun Joo dan Tan bersama Eun Sang.
*Eih.. jangan-jangan ini juga orang yang sama yang disuruh
Nyonya Han untuk menangkap basah Nyonya Jung. Mati ketawa aja kalau beneran.*
Presdir Kim mendecakkan lidahnya melihat foto-foto yang
tersebar di meja itu. Ia hanya memiliki dua orang anak dan kelakuan mereka seperti
ini. Ia bertanya tentang profesi Hyun Joo (tutor di daerah Gangnam) dan meminta
orang itu untuk menjelaskan arti foto Tan dan Eun Sang saat di Amerika.
Orang itu menjelaskan kalau pertemuan mereka hanya secara
kebetulan walau Eun Sang sempat menginap di rumah Tan. Presdir Kim juga melihat
foto Tan hari ini, yang khusus pergi ke sekolah Eun Sang untuk menemuinya.
Kecapaian, Eun Sang tertidur saat sedang belajar. Ibu membereskan
buku-buku pelajaran Eun Sang dan melihat formulir penggalian minat masuk
universitas. Lehernya tercekat melihat apa yang tertulis di sana.
Bidang ilmu yang diminati : tak ada. Universitas yang
diminati : tak ada. Harapan di masa depan : sebuah pekerjaan.
Ibu meneteskan air mata melihat putrinya yang tertidur
nyenyak, tak berambisi melakukan apapun juga, yang penting hanya bekerja.
Tan baru selesai jogging dan berpapasan dengan Myung Soo
yang sangat senang melihatnya kembali. Reaksi Tan mencengangkan Myung Soo, “Apa
aku mengenalmu? Apa kau adalah anak yang pernah aku bully?” Myung Soo hampir
patah hati karena Tan tak mengingatnya. Tapi Tan langsung tersenyum, “Kenapa
juga aku tak mengingatmu? Itu hanya sapaan, Jo Myung Soo.”
Myung Soo tertawa lega dan berkata kalau ia memang bertambah
tampan setelah melewati masa puber, tapi sangat mengesalkan kalau Tan sampai
tak mengenalinya. Haha.. temennya orang narsis harus narsis juga.
Myung Soo langsung panik saat diingatkan kalau sekarang
sudah saatnya masuk sekolah. Buru-buru ia masuk mobil, tapi sempat bertanya
tentang gadis yang pernah keluar dari rumahnya.
Tan hendak masuk rumah namun segera bersembunyi di balik
tembok saat melihat Eun Sang keluar. Namun terlambat karena Eun Sang sudah melihatnya.
Maka ia pura-pura terkejut, seolah melihat Eun Sang untuk pertama kalinya di
daerah ini.
Eun Sang pun tak kalah terkejut melihatnya. Ia langsung
menarik tanganTan, menariknya pergi, karena sebentar lagi anak kedua di rumahnya akan
muncul. Tan langsung berkata, “Ahh.. anak kedua yang benar-benar tampan itu?” Eun
Sang kaget mendengar Tan mengetahui tentang hal ini. Tapi ia lebih kaget lagi
saat melihat tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Tan.
Tan tersenyum dan mengulurkan tangannya lagi, “Kau bisa kok
terus menarikku.” Ha, maunya.. Tentu saja Eun Sang tak mau. Eun Sang bertanya
apakah rumah Tan ada di lingkungan ini? Tan membenarkan.
Maka Eun Sang mencoba menjelaskan mengapa ia bisa tinggal di
rumah sebesar itu karena ia tahu kalau Tan pasti penasaran Tapi Tan berkata
kalau ia tak penasaran. Ia hanya ingin penasaran pada satu hal.
Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Eun Sang, Tan bertanya
kapan Eun Sang akan mentraktirnya makan? Eun Sang menjawab kalau katanya Tan
akan meneleponnya, tapi sampai sekarang Tan tak pernah menelepon. Tan senang
mendengar jawaban Eun Sang ,“Hmm.. kelihatannya kau menantikan teleponku.”
Kali ini Eun Sang tak membantah. Tanpa menatap Tan, ia berkata
kalau ia harus segera pergi kalau tak ingin terlambat ke sekolah. Tan tersenyum
mengawasi kepergian Eun Sang.
Dengan kamera di tangan, Myung Soo memberitahu Bo Na kalau
Kim Tan sudah kembali ke Korea. Seperti yang diduga, Bo Na terkejut setengah
mati dan Myung Soo langsung menjepretkan kamera ke wajahnya, “Momen penting.”
Bo Na melirik Chan Young yang menatapnya heran, maka ia
menutupi ekspresi terkejutnya dengan menunduk. Bo Na pura-pura tak mendengar
apa yang Myung Soo katakan karena ia sedang bernyanyi dalam hati. Chan Young
pun mengulang ucapan Myung Soo kalau Kim Tan sudah kembali ke Korea.
“Siapa? Ohh.. anak yang kau pernah temui di LA? “Ohh.. tapi
aku heran apa ya lagu yang kunyanyikan tadi?” Pura-pura tak kenalnya Bo
Na
membuat Chan Young tersenyum. Bo Na pun melanjutkan ucapannya kalau ia
sedang kesal dan frustasi karena tak bisa ingat nama lagu yang ia
nyanyikan itu dan ia akan pergi untuk
bertanya pada Ye Sol.
Chan Young mengikuti Bo Na yang berjalan semakin cepat,
jelas Bona tak ingin diikuti olehnya dan bertanya, "Memang lagunya apa?"
Bo Na tak menjawab dan Chan Young pun mencoba 'menebak', "Apakah lagu
G.O.D ‘Bohong’?
Big Bang ‘Bohong’? T-Ara ‘Bohong’?”
Tapi Bo Na terus mempercepat jalannya, dan akhirnya Chan
Young berhenti mengikutinya. Hanya senyum puas menghiasi wajahnya karena berhasil
mengusili pacarnya.
Bo Na ternyata tak menemui temannya, Ye Sol. Ia malah mendatangi klub Golf dan mencak-mencak pada Rachel. Ia bertanya apakah Kim Tan benar-benar kembali ke Korea? Myung Soo memberitahu kalau dia tadi bertemu dengan Tan.
Rachel terpaku, sebenarnya kaget mendengar berita itu. Tapi di depan Bo Na ia pura-pura sudah tahu dan menyuruh Bo Na untuk memperhatikan Chan Young saja dan bukan Tan, tunangannya, “Karena di Amerika, Chan Young berkencan dengan gadis lain.”
Bo Na menyangkal tuduhan itu dan mengatakan kalau gadis itu adalah teman Chan Young, “Pacarku itu selalu menelepon dan selalu lapor padaku. Tak seperti tunanganmu, tak ada yang tak aku ketahui tentang dirinya!”
“Kau sepertinya tahu banyak tentang Kim Tan,” sindir Rachel. “Apa dulu Tan melakukan hal seperti itu?”
Bo Na sangat kesal dan itu membuat Rachel heran. Kenapa juga Bo Na ribut saat mendengar kalau Tan datang. Bo Na berkata kalau ia khawatir Tan akan mengusir Chan Young dari sini, “Jika aku dicampakkan Chan Young, aku akan menggunakan semua uangku untuk balas dendam padamu!”
Wihh.. Bo Na ini pasti kebanyakan nonton sageuk, deh..
Bo Na meninggalkan Rachel yang langsung mencoba menghubungi Tan. Tapi Tan tak bisa dihubungi membuatnya kesal. Ia semakin kesal saat menemukan Young Do berdiri menutupi lokernya dan bertanya apakah Tan benar-benar kembali.
Young Do tak sama dengan Bo Na. Melihat kekesalan Rachel, ia langsung menyadari kalau Rachel pun tak tahu kalau Tan sudah kembali. Rachel menyindir Young Do yang ternyata sangat mempedulikan Tan, “Kenapa? Apa kau takut kalau posisimu akan diambil?”
Dengan santai Young Do berkata kalau ia bukannya takut menemui Tan, tapi ia takut Tan yang akan menghindarinya. Rachel menerima telepon dari Tan dan Rachel berkata jumawa kalau sahabat Young Do itu memang sudah kembali ke Korea. Ia pun mengangkat telepon untuk bicara dengan Tan.
Tapi Tan hanya bicara singkat kalau ia sudah kembali ke Korea dan langsung menutup telepon. Rachel tak ingin malu karena tunangannya sudah menutup telepon sebelum ia bicara, berbicara sendiri kalau ia akan menemui Tan nanti sepulang sekolah.
Young Do tersenyum dan berkata kalau Rachel tak akan menemui Tan nanti. “Tapi jika kau benar-benar menemuinya, sampaikan padanya ini : Bagaimana kabar ibumu?”
Presdir Kim menyuruh ibu Eun Sang duduk dan bertanya berapa lama ia bekerja di rumah ini? Ibu Eun Sang duduk dan mengambil buku catatatannya. Bersamaan dengan itu, Nyonya Han muncul dan langsung mengira Ibu Eun Sang akan mengadukannya tentang foto mata-mata itu.
Separuh histeris, ia pun langsung menghadap suaminya, “Oppa! Oppa! Semua ini adalah salah paham. Aku akan menjelaskan semuanya. Dengarkan saja aku!”
Bwahaha… boo’, Presdir Kim dipanggil Oppa? Presdir Kim tersenyum memandang Ibu Eun Sang yang sedang menulis cepat dan meminta Nyonya Han untuk mengatakannya. Nyonya Han menghela nafas pasrah dan melirik Ibu Eun Sang yang menunjukkan apa yang ditulis padanya, Beliau bertanya berapa lama saya tinggal di rumah ini.
Nyonya Han terbelalak dan berkata, “Tiga tahun.. Dia ini sangat bagus kerjanya.Tapi ia akan menjawab hanya 2 tahun. Itu benar-benar salah paham. Memang ada masalah?”
Wkwkwk… Nyonya Han ini pinter ngeles banget.
Presdir Kim menjawab kalau melihat watak para wanita di rumah ini yang suka naik darah, biasanya pelayan tak akan betah walau hanya satu tahun dan Ibu Eun Sang ini bekerja jauh lebih lama. Oleh karena itu ia ingin berterima kasih pada ibu Eun Sang. Nyonya Han membenarkan dengan penuh kelegaan.
Presdir Kim bertanya tentang Eun San sekarang di kelas berapa. Saking senangnya, Nyonya Han langsung menjawab kelas 11. Presdir Kim bertanya tentang prestasi EunSangnya di kelas. Nyonya Han juga langsung menjawab, “Yang itu aku tak tahu. Ayo, cepat kau tulis!”
Ha. Ibu Eun Sang pun menulis dan Nyonya Han membacakan, “Dia selalu 5 besar di kelasnya..,” Nyonya Han tak percaya. “Hah? Benarkah?”
Presdir Kim berkata kalau Eun Sang pasti gadis yang pintar karena walau harus bekerja membantu ibunya dan bersekolah. Ia pun menawarkan Eun Sang untuk bersekolah di SMA Jeguk. Nyonya Han mencoba mencegahnya, tapi Presdir Kim terus berkata kalau ini adalah bentuk terima kasihnya pada Ibu Eun Sang.
Ibu Eun Sang berdiri dan membungkuk berkali-kali.
Eun Sang terkejut mendengar ia akan pindah sekolah. Kata gurunya, Ibu Eun Sang tadi pagi datang ke sekolah untuk menyelesaikan administrasi kepindahannya. Ia semakin heran saat gurunya bertanya bagaimana Eun Sang bisa masuk ke SMA Jeguk, apakah Eun Sang memiliki koneksi agar bisa masuk ke sana?
Eun Sang terkejut mendengar SMA Jeguk yang akan menjadi sekolah barunya. Sepulang sekolah, ia bertanya pada ibu apa yang sebenarnya terjadi. Ibu Eun Sang menjelaskan kalau semua ini karena kebaikan Presdir Kim.
Tapi Eun Sang marah karena ibu langsung memutuskan tanpa bicara dengannya terlebih dulu. Kondisi keuangan mereka tak cukup untuk pindah ke sekolah itu. Apa ibu tak tahu berapa banyak uang makan, uang operasional bahkan harga seragamnya yang harus mereka keluarkan? Ibu Eun Sang meminta Eun Sang mencari tahu berapa harga seragam, dan ia akan mencarikan uangnya.
Eun Sang langsung bertanya dari mana mereka akan mendapatkan uangnya? “Kita bahkan tak punya uang untuk menyewa rumah. Aku sudah capek, Bu. Kumohon kita jangan buang-buang tenaga membicarakan masalah yang tak mungkin ini.”
Eun Sang memutuskan kalau ia tak akan pindah dari sekolahnya. Tapi ibu memukul bahunya keras. Ibu menariknya duduk dan berkata kalau banyak orang ingin bisa sekolah di sana, “Kondisi kita tak memungkinkanmu untuk mengambil kuliah. Maka walau hanya ijasah SMA, dengan ijasah SMA Jeguk kau bisa berkata kalau kau sebelumnya kaya, dan usaha ayahmu bangkrut. Maka kau tak akan dipandang rendah lagi.”
Eun Sang kesal mendengar alasan ibunya. Bibi pelayan masuk dan meminta Eun Sang untuk menemui Presdir Kim.
Presdir Kim benar-benar pengusaha yang melangkah lebih dulu dari yang lain. Saat Eun Sang berkata kalau ia berterima kasih tapi tak bisa menerimanya karena tak cocok dengan posisinya, Presdir Kim berkata, “Jangan terburu- buru memutuskan posisi mana kau seharusnya berada. Ketika orang-orang ingin berada di posisi yang lebih tinggi, apa kau ingin terus berada di kamar pelayan yang sempit dan gelap?”
Presdir Kim menjelaskan kalau SMA Jeguk menawarkan beasiswa ke luar negeri, dan itu membuat Eun Sang tertarik. Apalagi saat Presdir Kim menjelaskan kalau penilaian beasiswa itu bukan hanya dilihat dari prestasi akademis saja.
Young Do pulang ke rumah dan senyum ramahnya benar-benar muncul saat ia bermain dengan anjingnya. Sepertinya anjingnya ini tak mau menggonggong, dan Young Do tak memaksanya. Pelayan dan supir muncul dan berkata kalau Young Do tak makan di rumah dan mobl sudah siap untuk mengantarkannya. Hal ini membuat Young Do kesal karena semua orang kecuali dirinya sendiri, sepertinya tahu apa jadwal kegiatannya.
Ia pun menelepon Rachel dan bertanya apa mereka ada janji bertemu? Rachel menjawab singkat kalau Young Do tak perlu banyak tanya dan menyuruhnya langsung datang. Rachel langsung menutup telepon.
Pada supirnya, ia berkata kalau
ia akan naik motornya sendiri dan mengancam akan menyuruh anjingnya untuk
menggigit supir itu jika tak mau menurut.
Ayah Young Do belum juga datang, dan Esther Lee mencoba membuka percakapan dengan berkata kalau ayah mereka biasanya tepat waktu tapi kali ini datang terlambat. Rachel bergumam ayah mana yang sedang mereka bicarakan. Young Do yang menjawab kalau ayah kandung Rachel adalah orang yang tepat waktu.
Ibu dan anak itu melirik tajam mendengar komentar Young Do. Tapi Esther Lee mencoba mengacuhkan komentar itu dan memberikan hadiah pada calon putranya yang ia beli di pet shop. Saat ia ke rumah Young Do, ia melihat anjing peliharaan Young Do dan ia dengar kalau Young Do sangat sayang pada anjing itu.
Young Do membuka kotak hadiah itu dengan kasar dan tertawa sinis melihat hadiah itu adalah kalung anjing yang penuh berlian. Esther Lee bertanya sejak kapan Young Do memiliki anjing. Dan Young Do menjawab, “Setelah ibu pergi dan ayah sering pacaran dengan wanita-wanita itu.. mungkin saat SMP?”
“Aku membeli anjing itu dari uang saku yang diberikan oleh para wanita yang dipacari ayahku. Anjing itu sangat pintar. Saat aku menyuruhnya untuk menggigit para wanita itu, ia benar-benar menggigit mereka,” ujar Young Do manis. “Jadi bagaimana aku tak menyukainya?”
Rachel mengingatkan Young Do untuk berhenti bicara tapi Young Do terus menyerang Esther Lee dengan berkata kalau anjingnya itu tak pernah menggigit orang yang tak memiliki saham di perusahaannya. Dengan penuh sarkasme, Young Do berkata kalau Esther Lee hanya perlu membeli saham di perusahaannya agar anjingnya mau menggigitnya.
Haha.. Rachel menyuruhnya untuk berhenti bicara. Namun Young Do memang berhenti bicara karena Presdir Choi sudah datang. Esther Lee mulai ‘menggigit’ Young Do dengan berkata kalau Young Do ada janji lain yang harus dilakukan maka ia akan pergi sekarang.
Presdir Choi sudah mulai marah, tapi Rachel menyela dan berkata kalau janji lain itu memang tak dapat dibatalkan dan ia juga memiliki janji yang sama. Ia mengajak Young Do untuk pergi bersama.
Young Do tersenyum mendengar ucapan calon adik tirinya itu. Maka saat Rachel meminta Young Do mengantarkannya ke butik yang menjual seragam sekolah (ia datang dengan mobil ibunya), Young Do pun mengiyakannya. Rachel naik ke motor tidak dengan duduk menyamping walau ia memakai rok dan berkomentar kalau Rachel ini ternyata gadis yang tak seperti yang ia kira.
Eun Sang terkejut melihat harga seragam Jeguk yang semuanya adalah handmade, dan harganya 998 ribu won. (=10 juta rupiah). Walau pelayan toko sempat menambahkan kalau seragam musim panas lebih murah yaitu 468 ribu won, tapi semua harga itu benar-benar di luar jangkauannya.
Ia semakin terkejut saat keluar butik, ada Rachel Yoo yang baru saja diturunkan oleh Young Do.
Rachel heran melihat Eun Sang yang sekarang tak berniat menghindarinya walau Kim Tan sudah kembali ke Korea dan nalurinya benar tentang mereka. Young Do menjadi tertarik saat nama Kim Tan disebut. Ia memperhatikan perbincangan mereka berdua.
Melihat reaksi Eun Sang, Rachel menyadari kalau Eun Sang sudah tahu tentang kedatangan Tan di Amerika dan berkata kalau ia sudah mengingatkan berkali-kali saat mereka di Amerika. Kenapa Eun Sang tak mengerti juga?
Tak menjawab, Eun Sang malah menyuruh Rachel untuk diam di tempat. Rachel heran mendengar ucapan Eun Sang, namun langsung berteriak marah saat Eun Sang mencabut name tag-nya dan berkata, “Apa kau ingat apa yang terjadi di pesawat? Namaku, alamat rumahku dan nomor teleponku, kau mengambil semuanya. Aku hanya akan menambil namamu saja. Jika kau ingin mendapatkannya kembali, telepon aku. Kau sudah tahu nomor teleponku.”
Young Do tersenyum melihat keberanian gadis yangi bicara pada Rachel. Saat Eun Sang berjalan meninggalkan Rachel dan menuju ke arahnya, ia melangkah menghalangi Eun Sang yang langsung dibentak, “Kau ini siapa? Apa kau ini bala bantuan untuknya?”
Young Do mengangkat bahu dan melangkah mundur, membiarkan Eun Sang pergi. Tapi ia tak berniat untuk melepaskan Eun Sang. Pada Rachel yang marah-marah padanya, ia berkata kalau kali ini Rachel sudah kalah dan menyuruhnya masuk ke dalam butik saja. “Pulanglah sendiri karena sepertinya aku memiliki janji baru.”
Young Do segera mengejar Eun Sang
dan dengan motornya ia menghalangi langkah Eun Sang.Tanpa basa-basi ia
bertanya, apa hubungan Eun Sang dengan Kim Tan? (Tak ada) Bagaimana dengan Yoo
Rachel? (Benar-benar tak ada hubungan apa-apa). Jadi mengapa Eun Sang mengambil
name tag Rachel? Dan mengapa nama, alamat dan nomor telepon diambil darinya?
(Apa urusannya denganmu?)
Young Do menyuruh Eun Sang untuk menjawab pertanyaannya, “Apa kau pikir aku ini sedang memintamu untuk menjawab?” ancamnya.
Tapi Eun Sang tak gentar, “Apa pertanyaan terakhir itu juga termasuk dalam pertanyaanmu?”
Young Do tersenyum dan kembali meminta Eun Sang untuk menjawab dengan benar karena mereka sepertinya berada di pihak yang sama. Eun Sang tak percaya karena mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu. Tapi Young Do berkata kalau mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, “Membuat Yoo Rachel marah hanya dalam waktu singkat, selain aku, hanya kau yang bisa melakukannya.”
Ahh.. ternyata itu toh maksudnya pihak yang sama.
Young Do menambahkan kalau kemampuan mereka itu sangat jarang dimiliki oleh orang. Tapi Eun Sang menyela kalau ia tak mau ikut campur dengan urusan mereka, “Jadi, bisakah kau minggir?”
Young Do mengerutkan kening heran, “Aku menutupi jalanmu? Bukankah kau tak langsung pergi saja?” Young Do meregangkan tangannya, mencoba menutupi jalan yang sangat lebar itu, “Wow, jadi aku menutupi seluruh jalan ini..”
Eun Sang berjalan mengitari sepeda motor Young Do dan meninggalkannya. Tapi Young Do dulu yang meninggalkannya, sekaligus meninggalkan pertanyaan, “Aku bisa mendapatkan nomor teleponmu dari Rachel, kan?”
Eun Sang menemui Chan Young dan meminta Chan Young memberikan nomor rekeningnya karena tak ingin memiliki hutang. Chan Young menjawab kalau ia akan mengirimkan via SMS. Dan ia bertanya apa yang terjadi pada SNS Eun Sang? Apa dibajak orang? Apa perlu ia memperbaikinya?
Eun Sang mengatakan tak perlu karena ia membutuhkan hal yang lain. Informasi tentang SMA Jeguk. Ia juga bertanya apa pendapat Chan Young jika ia bersekolah di SMA itu? Chan Young heran mendengar pertanyaan Eun Sang, maka Eun Sang pun menjelaskan kalau majikan ibunya berniat memindahkannya ke SMA Jeguk dan ibu langsung memindahkannya tanpa konsultasi dulu padanya.
Chan Young sepertinya tak suka dengan rencana itu, tapi ia bertanya apakah Eun Sang memang menginginkannya? Eun Sang menjawab kalau ia sebenarnya sedikit iri melihat Chan Young bisa bersekolah di sana. Sekolah itu bisa mengubah ekor ularnya menjadi ekor naga. Jadi ia merasa tak memiliki alasan untuk menolak tawaran itu.
Mendengar alasan Eun Sang, Chan Young pun berkata kalau banyak hal yang akan berubah, namun ia tak bisa memungkiri bersekolah di Jeguk memang sesuatu yang sangat besar. Ia pun mengucapkan selamat datang di sekolahnya. Walau dari ekspresi wajahnya, Chan Young masih nampak keberatan.
Tan berkeliling di gudang anggur, dan menemukan kotak yang berisi barang-barang lamanya. Ia membuka novel hadiah dari Lee Bo Na. Ada ucapan di halaman pertama : Untuk memperingati dua dua hari-nya (dua puluh dua hari pacaran) Tan dan Lee Bo Na. Cintamu, Lee Bo Na.
Tan tersenyum dan membuka-buka buku itu. Tapi ia segera bersembunyi saat melihat pintu terbuka dan Eun Sang masuk sambil menelepon.
Eun Sang menelepon Chan Young dan berkata kalau ia sudah mentransfer uang tiket. ‘Sekarang rasanya Amerika sudah benar-benar tamat.” Eun Sang teringat akan pesan yang ia tempelkan di papan kampus Tan dan menjawab kalau Amerika sangatlah jauh dari kamar pembantunya.
Tan mendengar semuanya, dan hanya terdiam. Eun Sang menutup telepon dan termangu.
Eun Sang heran melihat semua lampu taman yang dinyalakan seakan tak khawatir akan biaya listriknya. Handphonenya berbunyi. Dari Tan yang langsung menyapa seram, “Halo Sydney..”
Eun Sang tersenyum mendengar kutipan Tan dari film Scream yang tak menakutkan itu. Apakah karena hal ini Tan mencari tahu nomor teleponnya?
“Lihatlah ke lantai dua,” jawab Tan. Eun Sang heran apa maksudnya lantai dua? Ia mendongak, mencari, “.. di mana?”
Dan di sana, ia melihat dreamcatcher yang tergantung di jendela kamar di lantai dua rumah utama. Ia tercengang, dan Tan dengan lembut berkata, “Berbaliklah.”
Eun Sang berbalik dan tak dapat mempercayai apa yang ia lihat di hadapannya.
Ada Tan di sana. Tan ada di rumah majikan ibunya.
Tan menghampiri Eun Sang dan Eun Sang terbata bertanya bagaimana Tan bisa ada di sini? Tanpa melepaskan pandang pada gadis itu, Tan meminta Eun Sang untuk memikirkannya lagi.
Eun Sang berbalik untuk melihat dreamcathcer-nya sekali lagi dan menyadari semuanya. Bukit Hollywoodnya ada di sini. Tapi ia tetap bertanya, ingin mencoba kalau-kalau dugaannya salah, “Apa mungkin.. kau.. adalah anak kedua di rumah ini?”
“Hmm..”
Bukit Hollywoodnya ada di depan matanya. “Kau.. adalah anak kedua dari pemilik perusahaan Jeguk?”
“Hmm..”
“Jadi, saat kita bertemu di depan rumah. Apa kau sudah tahu kalau aku tinggal di rumah ini?” tanya Eun Sang tak percaya.
“Hmm..”
Suara Eun Sung bergetar menahan tangis, “Jadi.. apakah kau tahu kalau aku tinggal di sini di kamar pembantu? Apa kau juga tahu?”
“Hmm..”
Mata Eun Sang bekacara-kaca. Ia berbalik dan melangkah pergi, tak ingin membiarkan Tan melihatnya menangis. Tan memanggilnya, tapi Eun Sang terus melangkah pergi.
“Apakah.. aku mungkin
merindukanmu?” tanya Tan.
Eun Sang terpaku mendengarnya.
Bahunya naik turun menahan isak tangis. Tapi ia kemudian melanjutkan
langkahnya.
Di kamar, Eun Sang tersedu-sedu, menyadari semuanya sekarang sudah tak mungkin lagi.
Tan juga termenung di kamar. Ibunya masuk untuk membawakan seragam barunya. Ia meminta dengan sangat agar Tan bisa melakukan semuanya dengan baik dan kuasai sekolah itu. Tan bertanya, “Dengan menjadi gangster?”
Haha. Maksud Nyonya Han bukan itu. Tapi menguasai sekolah dengan nilai pelajaran, “Anak pelayan itu selalu 5 besar di kelasnya. Dan ia juga pindah ke sekolahmu sekarang. Jadi apa kau mau dikalahkan olehnya, kau yang adalah si pemilik rumah?”
Mata Tan hampir melompat saat mendengar kalau Eun Sang juga pindah ke sekolahnya.
Keesokan paginya, Eun Sang datang ke sekolah masih tanpa memakai seragam sekolah. Ia terbengong-bengong melihat mobil-mobil mewah yang mengantarkan para siswa dan obrolan mereka yang membicarakan tentang harga saham yang turun dan membuatnya rugi 2 milyar won.
Eun Sang terbelalak mendengar angka won yang disebut itu. Ha.. sepertinya tak akan muncul nama SMASH dan Cherrybelle di perbincangan anak-anak sekaya itu. Eun Sang menghela nafas dan menjaga mentalnya agar tetap terjaga.
Tapi susah juga saat ia masuk ke sekolah yang megah dengan perbincangan bahasa Inggris di antara para siswa dengan barang baru yang dibicarakan bukanlah sepatu baru atau tas baru, tapi mobil baru.
Rachel melihat kemunculan Eun Sang, namun Bo Na dulu yang menyapanya. Apa yang Eun Sang lakukan di tempat ini? Mereka terkejut mendengar jawaban Eun Sang yang mengatakan kalau ia pindah ke sekolah mereka. Sahabat Bo Na, Ye Sol muncul dan bertanya siapa gadis itu?
“Anak pindahan. Aku benar-benar tak bisa percaya,” jawab Bo Na.
Myung Soo muncul dan melihat gadis yang baru dilihatnya dan menanyakan hal yang sama seperti Ye Sol. Dan jawaban Bo Na juga masih sama, “Anak pindahan. Aku benar-benar tak bisa percaya.”
Hahaha.. kalau lagi tercengang, pilihan kata Bo Na jadi sedikit, ya..
Myung Soo memperkenalkan dirinya. Tapi perhatian mereka teralih karena para siswa lain ribut karena kemunculan seseorang. Rachel, Bona dan Myung Soo menyadari siapa yang mungkin datang. Myung Soo segera pergi mencari Bo Na dan yang lain segera mengikuti gelombang siswa yang berlarian keluar, meninggalkan Eun Sang sendirian.
Dan benar saja. Tan berdiri di depan sekolah, tersenyum memandang Bo Na dan menyapanya. Tan juga menyapa Rachel yang memandanginya dengan kesal, “Walau kau tak menatapku seperti itu, tak ada orang di sini yang tak tahu kalau kita bertunangan.”
Tan kemudian menyapa target berikutnya, Chan Young. “Pacar mantanku. Kenapa kau ada di sini? Apa karena tunjangan pegawai?”
Bo Na kesal melihat ucapan Tan yang masih seperti dulu. Hyo Sin memandang kerumunan itu dengan penuh rasa tertarik. “Munculnya Lucifer di sekolah setan. Benar-benar menyenangkan.”
Young Do datang dan masuk ke arena pertandingan. Hyo Sin tersenyum dan menonton dari atas, semakin tertarik melihatnya.
Keduanya berhadapan dan saling memandang. Penuh cinta? Penuh benci? Entahlah. Tapi Tan yang menyapa lebih dulu.
“Aku merindukanmu, teman.”
“Selamat datang.”
“Tenanglah. Aku tak akan langsung melakukan apapun padamu.”
“Tetaplah menyapa. Kalau tidak, anak-anak ini nanti akan terkejut.”
Tapi anak-anak itu semua sibuk memperhatikan pertunjukan di depan hingga tak menyadari kalau ada gadis tak berseragam sekolah berjalan ke arena yang sibuk dengan handphone-nya.
Gadis itu juga tak sadar kalau dirinya masuk ke dalam arena. Ia sedang mengetik pesan, Chan Young, kau ada di mana? Aku sudah ada di sekolah seka .
Eun Sang merasa keanehan dan ia mendongak.Betapa kagetnya saat ia menoleh ke kanan, ia melihat wajah seseorang yang baru saja ia lihat kemarin malam. Begitu juga saat ia menoleh ke kiri, dan melihat wajah seseorang yang menghadangnya di jalan kemarin malam.
Dan ia pun tersadar saat menoleh ke sekeliling. Para Siswa SMA Jeguk yang tadi membuatnya takjub, sekarang memandanginya.
source :
http://www.kutudrama.com/2013/10/sinopsis-heirs-episode-5-1.html
http://www.kutudrama.com/2013/10/sinopsis-heirs-episode-5-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment