Hyo Shin mengantar Kim Tan pergi ke lokasi camping. Kim Tan melepas safety belt, bertanya Hyo Shin tak apa kan ditinggal sendirian. Dengan bercanda Hyo Shin berharap, semoga ada hantu cantik yang muncul (hehehe). Kim Tan tersenyum mendengar candaan Hyo Shin dan berkata akan segera kembali.
Kim Tan keluar dari mobil, jalan masuk ke dalam hutan. Myung Soo sempat melihat sosok Kim Tan yang jalan masuk ke lokasi camping. Tapi lokasi camping tampak sunyi. Kim Tan mengambil ponselnya, menelpon seseorang (Eun Sang mungkin). Ia terus jalan hingga melihat Eun Sang dan Young Do yang sedang bicara.
Young Do
juga melihat kedatangan Kim Tan, "Aku akan menunjukkan kepadamu
sekarang". Ia sengaja memeluk Eun Sang secara paksa, untuk melihat
reaksi Kim Tan.
Young Do
menatap tajam Kim Tan, dan Kim Tan pun balas menatap marah Young Do.
Eun Sang terkejut dan berusaha melepaskan diri. Tapi Young Do
mendekapnya dengan sangat erat.
"Apa yang kau lakukan?", tanya Eun Sang setelah berhasil melepaskan diri.
"Aku sedang menunjukan ini pada Kim Tan", ucap Young Do
Eun Sang terkejut, "Apa?".
"Dia dibelakangmu ada Kim Tan", ucap Young Do memberitahu.
Eun Sang memejamkan mata, seakan berkata, "Aduh".
Kim Tan menghampiri mereka. Eun Sang menoleh. Young Do menyuruh Kim Tan jangan mengganggu, " Tidakah kau tidak lihat kami sedang melakukan sesuatu yang menarik?".
"Apakah kau tidak bisa melihat bahwa aku datang jauh-jauh dari Seoul untuk menghentikan itu?", balas Kim Tan.
"Aku mohon, bisa tidak kalian berhenti?", ucap Eun Sang merasa lelah. Kembali terlibat dalam perkelahian pria-pria itu.
Young Do
tak memperdulikan ucapan Eun Sang, ia bertanya sepertinya Kim Tan
serius pada Eun Sang. Kim Tan menantang, "Bagaimana jika itu memang
benar?".
"Kalau begitu, bisa beritahu Cha Eun Sang tentang perasaanku?", ujar Young Do. Eun Sang menoleh terkejut ke Young Do.
Young Do melanjutkan, "Katakan
pada Cha Eun Sang. Aku rasa, aku menyukainya. Dia tidak percaya
perkataanku. Kalau kau yang bilang dia pasti percaya. Menyedihkan".
Young Do
pergi meninggalkan mereka. Eun Sang terpaku mendengar pengakuan Young
Do. Melihat Eun Sang yang terpaku seperti itu, Kim Tan menegur Eun Sang
untuk segera sadar. Eun Sang berbalik menghadap Kim Tan. Kim Tan kesal,
"Apa yang sedang kau pikirkan".
Eun Sang minta pada Kim Tan untuk tidak membahasnya. Sekarang dirinya lah yang paling terkejut. Kim Tan marah, "Ya, dan aku benar-benar bahagia. Aku menempuh 4 jam perjalanan untuk sampai ke sini, dan ini yang bisa kamu tunjukkan padaku?".
"Aku tahu kau marah", ujar Eun Sang
"Kau
tidak tahu apa-apa!", potong Kim Tan cepat, "Apakah kau pernah
memikirkanku. Apakah aku satu-satunya yang gila di sini?. Aku tahu ini
sulit bagimu, tapi...Aku harap Choi Young Do bukanlah alasan untukmu
menjauh dariku".
Kim Tan pergi dengan marah. Eun Sang sedih.
Di mobil, Hyo Shin tampak ragu apakah ingin menelpon Hyun Joo atau tidak. Tiba-tiba Rachel membuka pintu. Hyo Shin terkejut setengah mati, "Kau mengagetkanku!. Kupikir kau hantu!"
(loh..bukanya tadi Hyo Shin pengen ketemu hantu cantik ya. Rachel kan cantik, tapi bukan hantu...hihihii).
Rachel tanya di mana Kim Tan. Hyo Shin menjawab ada di bagasi, "Aku tidak yakin apakah dia masih hidup".
"Aku sedang tidak ingin bercanda", sambar Rachel ketus.
Rachel
masuk ke dalam mobil, duduk di samping Hyo Shin. Ia berkata akan
menunggu Kim Tan disini. Rachel yakin Kim Tan akan kembali sebelum
matahati terbit, jika ingin kembali ke Seoul besok pagi. Hyo Shin
memberi tahu, kalau mereka telah memesan hotel. Hotel yang sama dengan
hotel yang akan digunakan peserta camping besok. Kalau begitu Rachel
semakin yakin, Kim Tan akan kembali lebih cepat.
"Apakah Kim Tan pergi untuk menemui Cha Eun Sang", tanya Rachel
"Aku
tidak suka jika jawabanku menempatkan orang dalam posisi yang sulit",
jawab Hyo Shin, dalam arti kata membenarkan pertanyaan Rachel.
Sedetik kemudian, Kim Tan membuka pintu mobil, dan melihat Rachel duduk di kursi depan. Rachel berkata Kim Tan datang lebih cepat dari perkiraanya. Ia menyuruh Kim Tan duduk di kursi belakang.
Kim Tan menghela napas kesal, "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Aku dengar kau memesan kamar hotel. Kita bicara saja di sana. Anak-anak akan melewati jalan ini sepanjang malam".
Ke-3 nya
pergi ke hotel. Hyo Shin merebahkan diri di kasur dengan nyaman. Rachel
jadi kesal, ia minta Hyo Shin meninggalkannya berdua dengan Kim Tan.
"Aku yang bayar kamarnya. Dia cuma tamu", jawab Hyo Shin
"Apakah kau tidak punya uang?", tanya Rachel pada Kim Tan.
"Hotelnya mahal", jawab Kim Tan sembari memeriksa daftar panggilan diponselnya. "Apa yang ingin kau bicarakan?".
Rachel
tanya apakah Kim Tan sudah bertemu dengan Cha Eun Sang. Hyo Shin
menghembuskan napas, menutup buku yang ia baca dan bangkit dari tempat
tidurnya. Hyo Shin hanya memberi waktu mereka bicara lima menit, "Aku
tidak mau dengar kalian bertengkar".
"Aku bertemu dia, dan sedang menunggu teleponnya sekarang", jawab Kim Tan kemudian, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Apakah dia memberitahumu bahwa aku sudah menamparnya?. Aku menamparnya tadi!", tanya Rachel jutek.
"Menamparnya?".
"Dia
tidak memberitahumu?. Memangnya dia pikir dia siapa sampai- sampai dia
berlagak memaafkan seseorang begitu saja?", cibir Rachel makin kesal.
Kim Tan
tanya apa hanya itu yang ingin Rachel bicarakan. Rachel menyuruh Kim Tan
untuk sadar, "Kau dan aku sudah tukar cincin di depan orang tua kita.
Keluarga, Kakek Nenek kita. Bahkan ayahku yang sudah bercerai pun ada
disana. Kau dan aku melakukan pertunangan di depan mereka. Rasa sukamu
padanya, tidak ada gunanya. Apakah kau tidak tahu itu?".
"Aku tahu! Dan itu membuatku gila", sahut Kim Tan.
"Brengsek", umpat Rachel marah.
"Dan aku akan menjadi lebih brengsek lagi padamu mulai sekarang. Jadi sebaiknya kita..."
Rachel
langsung berbalik pergi, sebelum Kim Tan melanjutkan perkataanya. Karena
ia tahu apa yang akan Kim Tan katakan. Rachel tak kuasa mendengar kata
"putus", terucap dari mulut Kim Tan.
Eun Sang ingin masuk ke dalam tenda. Tapi ia malah mendengar, Ye Sol dan 2 temannya tengah bergunjing tentang dirinya. Salah satu dari mereka mengaku sempat melihat Young Do memeluk Eun Sang.
Ye Sol
yang merasa cemburu mengatai Eun Sang sebagai gadis jalang. Seseorang
harus segera menyingkirkannya. Teman Ye Sol mencibir memangnya Eun Sang
itu siapa, ia yakin Eun Sang memiliki hubungan dengan Kim Tan.
Ye Sol
menambahkan Eun Sang memang menggoda semua orang, "Tunggu sampai aku
menemukan sesuatu tentang siapa dia sebenarnya. Aku akan
menghancurkannya". Teman Ye Sol menantikan hari itu segera tiba, karena
mereka juga membenci Eun Sang.
Eun Sang
tentu saja terluka dan sedih mendengar perkataan miring tentang
dirinya. Young Do berdiri di belakang Eun Sang, juga mendengarkan
pembicaraan gadis-gadis itu. Tapi Eun Sang tidak melihat Young Do.
Young Do menutup kepala Eun Sang, dengan penutup kepala jaket Eun Sang. Eun Sang berbalik, menatap Young Do terkejut.
"Jangan dengarkan mereka dan jangan terluka", ucap Young Do tulus.
Eun Sang
kembali terpaku dengan perubahan sikap Young Do. Young Do minta Eun
Sang minggir. Ia mengambil 3 sepatu para gadis itu yang ada di luar
tenda. Membawanya ke tempat pencucian piring dan membuang sepatu itu ke
dalam panci berisi air.
"Balas dendam ... untukmu", jawab Young Do enteng.
Eun Sang
tak percaya Young Do melakukan hal itu," Aku sungguh tidak mengerti
dengamu". Young Do menyahut, "Aku juga". Young Do mentap dalam Eun
Sang.
Eun Sang ingin mengambil sepatu-sepatu itu, "Aku akan mendapat masalah jika mereka tahu".
Young Do
mencegah, "Jangan khawatir. Masalah ini akan lebih mudah ditangani,
dari pada menjelaskan kenapa kau tinggal di rumah Kim Tan. Memang benar
Myung Soo melihatmu di sana. Aku cukup yakin kau tinggal di sana. Tentu
saja, ini hanya sebuah tuduhan. Jadi jangan takut dulu. Dan jangan
menjawab pertanyaan yang aku tanyakan padamu".
Eun Sang tak mengerti, "Apa maksudmu".
"Jangan jawab pertanyaanku. Karena jika kamu menjawabnya, aku tidak bisa bertanya lagi. Kamu mengakui kalau kamu termasuk dalam Kelompok Kepedulian Sosial!. Dan sekarang hanya tersisa satu percakapan!. Aku benar-benar marah!".
"Kau pikir itu percakapan?", tanya Eun Sang semakin bingung.
Young Do tanya apa Eun Sang akan berbicara dengannya jika ia menanyakan sesuatu hal yang lain. Eun Sang diam menunduk.
Young Do
tampak serius, "Lihat. Kau tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Kenapa
kau tinggal dirumah Kim Tan?. Hanya ada 5 kemungkinan.
Satu! Kau putri mereka.
Dua, Kau menantu mereka
Tiga, Keluarga jauh?.
Empat, Kau putri pelayan disana?.
Lima, Kau guru privatnya.
Tapi tak ada satupun penjelasan yang masuk akal. Siapa sebenarnya kau ini ....?".
Satu! Kau putri mereka.
Dua, Kau menantu mereka
Tiga, Keluarga jauh?.
Empat, Kau putri pelayan disana?.
Lima, Kau guru privatnya.
Tapi tak ada satupun penjelasan yang masuk akal. Siapa sebenarnya kau ini ....?".
Eun Sang
gugup, tak mampu menjawab. Salah satu kemungkinan yang disebutkan Young
Do barusan mendekati kebenaran. Karena Eun Sang diam, maka Young Do
mengganti pertanyaan lainya, "Jadi, jawab pertanyaan ini. Apa kau
benar-benar menyukai Kim Tan?".
Eun Sang menatap Young Do, "Ya", jawabnya penuh keyakinan.
Mata Young Do berkaca-kaca, seperti ingin menangis. Jelas Young Do merasa terguncang dengan pengakuan jujur Eun Sang.
"Begitu.
Jangan menyentuh sepatu- sepatu ini. Jika kau menyentuhnya, aku akan
balas dendam". Suara Young Do terdengar bergetar. Lalu pergi
meninggalkan Eun San.....Lagi-lagi dia patah hati.
Eun Sang menatap sebentar punggung Young Do yang menjauh. Heran dan bingung dengan sikap Young Do sering berubah-ubah.
Rachel
duduk di lobby hotel, wajahnya tampak sedih. Ponsel Rachel berdering,
menerima panggilan telepon dari "Ketua kelas". Ia menjawabnya, "Apa?".
"Dimana
kau?", tanya sang ketua kelas, Chan Young. "Kami sedang melakukan absen
berjalan, sebelum jam tidur. Kau harus kembali".
Rachel
menjawab tidak akan tidur kembali di perkemahan, dan akan tidur di hotel
malam ini. Chan Young menilai Rachel egois sekali. Ia akan memberitahu
orang tua Rachel tentang hal ini.
Esther
berada di klub malam, ketika menerima telepon dari Chan Young. Esther
minta Chan Young membiarkan Rachel tidur di hotel malam ini, ia akan
memarahi putrinya nanti.
Esther mendobrak pintu salah satu ruangan disana. Menangkap basah Dong Wook sedang bersenang-senang dengan para hostes. Esther mendelik tajam. Dong Wook kaget, dan segera melepaskan rangkulannya dari teman wanita itu.
Keduanya
lalu bicara diluar ruangan. Dong Wook berkata ini bisnis laki-laki.
Jangan salah paham, ini tidak seperti yang Esther pikirkan.
Esther marah, "Dan aku hanya seorang ibu rumah tangga?".
Esther marah, "Dan aku hanya seorang ibu rumah tangga?".
Esther
tanya tentang artikel rencana pernikahan mereka yang akan dirilis besok.
Ia pikir itu terlalu cepat. Dong Wook baru ingat, ia minta para
wartawan untuk meliris artikel itu. Karena ia mempunyai hutang pada
mereka.
"Bagaimana kau bisa melakukan itu tanpa bertanya padaku?", Esther bertambah kesal.
"Harga
saham akan melonjak tinggi saat artikelnya diterbitkan. Kalau kau punya
hutang pada orang, kau bisa beritahukan soal ini pada mereka. Kau bisa
memberi mereka sebuah bantuan", ucap Dong Wook tanpa bersalah.
Esther marah, "Apa kamu pikir kamu telah memberikan aku bantuan?. Tunda artikel itu selama dua hari. Aku perlu waktu untuk mengurus beberapa saham".
Ketika Eshter berbalik pergi, ia melihat seorang wanita yang dia kenal di pertemuan orang tua siswa. Wanita itu adalah ibu Ye Sol. Tapi Ibu Ye Sol tidak melihat Esther, ditambah karena dia sedang bicara dengan Ye Sol di telepon. Esther berguman heran, apa yang dilakukan wanita itu disini.
"Siapa?", tanya Dong Wook. "Madam Park?".
Eshter kaget, "Madam". (Pemilik klub malam).
Ye Sol duduk di luar tenda. Mengadu pada ibunya, kalau sepatunya basah saat ia bercerita dengan temannya di dalam tenda. Ada orang gila yang membuang sepatunya kedalam panci berisi air. Jika ketemu, ia akan membunuh pelakunya. Apa yang harus ia lakukan. Sepatu itu tidak akan kering malam ini. (Yakin Ye Sol, bisa bunuh Young Do??)
Eun Sang
berada di dalam tenda, dan mendengarkan curhatan Ye Sol. Ye Sol
beranjak pergi dari tempat duduknya. Eun Sang memandangi ponselnya, ragu
antara ingin menelpon Kim Tan atau tidak. Ia mengurungkan niatnya,
bersiap tidur. Sesaat ia merasakan sesuatu di belakangnya.
Eun Sang
menoleh ke belakang. Mata Eun Sang melebar terkejut melihat Kim Tan
duduk jongkok di diluar tenda, sedang menatap dirinya. Ih...Kim Tan
kapan datangnya?. Kim Tan menyuruh Eun Sang keluar, dan pakai pakaian
yang lebih hangat (tebal).
Eun Sang
jalan di belakang Kim Tan. Ia tanya kita akan pergi ke mana. Kim Tan
menjawab disuatu tempat yang gelap dan menyeramkan, "Ikuti aku". Eun
Sang bisa merasakan Kim Tan masih marah, tapi ia menurut dan tetap
mengikuti Kim Tan.
Kim Tan
ternyata membawa Eun Sang ke tempat perkemahan yang berbeda. Tempat itu
sama sekali tidak gelap ataupun menyeramkan. Eun Sang tampak terpesona
melihat sesuatu yang indah di hadapanya. 2 Mobil karnaval, lampu kelap
kelip, api unggun. Meja dan tempat duduk yang nyaman...plus bonus, Kim
Tan. (So romantic)
Kim Tan menyuruh Eun Sang duduk. Eun Sang tersenyum mendekati Kim Tan, "Kapan kau menyiapakan ini semua?".
"Apa yang kamu pikirkan?. Ini semua selalu di sini", jawab Kim Tan.
"Oh", Eun Sang menunduk malu.
Kim Tan melepas mantelnya, lalu memakaikannya pada Eun Sang. Kim Tan tanya kenapa Eun Sang tadi menelpon. "Kau menelepon tapi langsung ditutup. Sebelum aku sampai disini".
Eun Sang
tak menjawab. Serasa melayang menerima perhatian Kim Tan. Kim Tan
mengerutu, "Aku menyuruhmu, memakai pakaian yang hangat".
Kim Tan menggiring Eun Sang untuk duduk, "Kenapa kau menelponku?".
"Kenapa kau kembali (datang lagi)?", tanya Eun Sang balik.
"Menurutmu
kenapa?. Karena aku merindukanmu. Apakah kau ingin tidur bersama di
tempat yang hangat?. Atau tidur bersama di luar dengan cuaca yang
dingin?. Pilih salah satu di antara keduanya. Kau tidak bisa pergi. Aku
tidak akan membiarkanmu pergi hari ini".
"Aku senang. Ini menyenangkan", jawab Eun Sang tersenyum.
"Apa?. Benarkah?", seru Kim Tan setengah tak percaya.
Eun Sang mengiyakan, "Jangan biarkan aku pergi. Aku tidak akan pergi".
Kim Tan bingung, ia ingin mengatakan alasannya tadi marah karena...
Eun Sang langsung memotong, "Aku menelepon mu karena ...Tadi alasanku banyak sekali. Sekarang, setelah kupikir, itu karena aku rindu padamu. Sangat merindukanmu".
Kim Tan tertegun. Eun Sang menepuk kursi disebelahnya, minta Kim Tan duduk. Kim Tan melirik dengan tatapan curiga. Lalu duduk di sebelah Eun Sang dengan hati-hati.
Eun Sang langsung memotong, "Aku menelepon mu karena ...Tadi alasanku banyak sekali. Sekarang, setelah kupikir, itu karena aku rindu padamu. Sangat merindukanmu".
Kim Tan tertegun. Eun Sang menepuk kursi disebelahnya, minta Kim Tan duduk. Kim Tan melirik dengan tatapan curiga. Lalu duduk di sebelah Eun Sang dengan hati-hati.
"Kenapa?. Apa aku kelihatan tidak waras?
Kim Tan mengiyakan. Eun Sang tersenyum geli. "Kita jauh dari rumah. Ini juga sudah larut malam. Kau ada disini. Jadi aku melarikan diri kedalam dunia mimpi. Sekali lagi, kembali ke 'Mimpi di Malam Musim Panas'.
"Aku selalu ingin melakukan sesuatu seperti ini", Eun Sang perlahan menyandarkan kepalanya ke bahu Kim Tan.
Kim Tan
tampak tegang, tak bicara ataupun bergerak. Eun Sang tersenyum bahagia.
Untuk beberapa detik, Eun Sang menyandarkan kepalanya ke bahu Kim Tan.
Lama-lama ia merasa canggung, "Ini lebih tidak nyaman daripada yang aku
pikirkan".
Eun Sang
hendak mengangkat kepalanya. Buru-buru Kim Tan menahan kepala Eun Sang
agar tetap bersandar di bahunya, "Itu karena kau hanya menyadar kepalamu
padaku, bodoh. Yang harus kau sandarkan adalah hatimu".
"Ah", ucap Eun Sang pelan.
"Ah", ucap Eun Sang pelan.
Eun Sang tersenyum. Kim Tan terlihat lebih santai, tidak tegang seperti tadi. Eun Sang melihat langit malan dan berkata bintang-bintang dilangit sangat indah.
"Jangan memintaku mengambilnya. Aku tidak bisa menangkap bintang untukmu", ujar Kim Tan.
"Apa, kenapa tidak?. Chan Young akan melakukan itu untuk Bo Na.
"Yang mana", sambar Kim Tan cepat sambil menunjuk langit, "Yang kedua dari kiri?. Yang paling besar di sebelah kanan?". (Haha...Chan Young pesaing berat, ya!).
Eun Sang kembali tersenyum, "Suasana di sini rasanya seperti adegan dalam 'The Friday the 13th'.(judul film horor).
"Haish,
yang benar saja?", guman Kim Tan heran. "Kenapa kau selalu berpindah
dari melodrama ke horor?. Kenapa kau suka sekali dengan film horor?"
"Karena film itu tragis. Saat aku menonton adegan tragis. Hal-hal buruk dalam hidupku akan tampak lebih mudah".
"Apakah aku salah satu hal yang buruk itu?", tanya Kim Tan.
Eun Sang tak mau menjawab. Menutup matanya, dan berkata merasa lelah dan ingin tidur. Eun Sang tidur di bahu Kim Tan.
Keesokan paginya, saat matahari belum bersinar terang. Kim Tan dan Eun Sang berjalan-jalan. Kim Tan benar-benar tak percaya, bagaimana bisa Eun Sang semalam tidur dengan nyenyak begitu.
"Sudah kubilang padamu! Aku suka tidur. Kulihat kau tambah kayu bakarnya pantas saja terasa hangat"
"Aku melakukan semuanya sendirian. Lihat apa terjadi pada tangan yang indah ku. Tanganku menjadi kasar". omel Kim Tan, "Bisakah kita berpegangan tangan?".
Eun Sang tersenyum, "Tidak", jawabnya dengan mimik berbeda.
"Lihatlah tangan ku"
"Tidak lihat".
"Hei!", Eun Sang berusaha menarik tangannya. Kim Tan menahan, "Aku tidak akan melepaskannya. Terus jalan".
Mereka
jalan bergandengan tangan. Eun Sang bertanya, apa Kim Tan ingat waktu
mereka melihat tulisan Hollywood, "Kau bilang itu terlihat dekat,
padahal sebenarnya sangat jauh". Kim Tan ingat, kenapa?.
Bagi Eun
Sang, Kim Tan seperti tulisan Hollywood itu. "Kau terlihat sangat
dekat. Tapi sebenarnya kau benar-benar jauh. Tapi jika aku memegang
tanganmu, aku percaya bahwa kau benar-benar dekat"
"Kemarin kau bertanya, apa kau salah satu hal buruk dalam hidupku?. Tidak, ... kau salah satu yang terbaik. Itu cukup bagiku. Aku bangun dari mimpiku sekarang. Aku harus menjalani hidupku sekarang. Maaf".
"Kemarin kau bertanya, apa kau salah satu hal buruk dalam hidupku?. Tidak, ... kau salah satu yang terbaik. Itu cukup bagiku. Aku bangun dari mimpiku sekarang. Aku harus menjalani hidupku sekarang. Maaf".
Eun Sang menarik tangannya dari genggaman Kim Tan. Kim Tan meraih kembali tangan Eun Sang. Menggengamnya lebih erat.
"Aku harus berapa dekat agar kau percaya padaku?. Jangan cuma percaya kalau aku jauh padahal kau belum mencoba. Cha Eun Sang".
Eun Sang telah kembali ke perkemahan. Anak-anak mencuci wajah mereka dan menggosok gigi. Ye Sol cerita kalau Kim Tan datang semalam. Bahkan Myung Soo sempat melihatnya. Bo Na terkejut, "Oh. My God. Apakah itu alasannya Rachel tidur di luar tadi malam?".
"Rachel tidur di luar?. Sepertinya dia benar-benar bertindak seperti tunangannya", sahut Ye Sol.
"Aku suka kata-kata, " tidur di luar. Ah..Yoo Rachel Sangat menyebalkan".
Eun Sang yang tahu betul apa yang terjadi semalam, hanya diam saja mendengarkan mereka bercerita.
Ye Sol menyindir, "Kim Tan itu playboy. Bagaimana dengan Cha Eun Sang?".
Ye Sol menyindir, "Kim Tan itu playboy. Bagaimana dengan Cha Eun Sang?".
Eun Sang
tak peduli, pergi dari sana. Btw..kenapa semalam, Chan Young gak
nyariin Eun Sang ya?. Anak-anak lain juga seperti tidak tahu, atau
mungkin tidak peduli kalau Eun Sang tidak tidur di tenda semalam.
Bo Na
melakukan perawatan wajah dengan alat modern. Ye Sol heran, kenapa Bo Na
melakukan hal itu disini. Dengan santai Bo Na berkata tanpa perawatan
yang tepat tidak akan ada keindahan. Tanpa keindahan tidak akan ada
pacar. Sebuah jawaban bagus yang mambut Ye Sol mendelik kesal.
Chan
Young datang. Bo Na langsung memasang senyum manis. Chan Young minta
pada semua peserta untuk berkemas dan bersiaplah jam 8, siap berangkat
ke hotel. Kamar akan dibagikan jam 9. Pembicara seminar kepemimpinan
hari ini, alumni lulusan Harvard. Dosen Kepemimpinan tingkat
Internasional!
Anak-anak
bergegas pergi. Hanya Bo Na yang tetap berdiri di depan Chan Young.
"Oke! Terima kasih Chan Young!', sahut Bo Na tersenyum manis.
Chan Young balas tersenyum, "Apa tidurmu nyenyak".
Para siswa sampai di hotel, masuk keruang seminar. Rachel sudah ada di dalam ruangan. Anak-anak lain langsung berbisik-bisik, membicarakan Rachel. Eun Sang masuk, Rachel menatap tajam padanya. Eun Sang menunduk menghindari tatapan Rachel. Tapi lucunya, dia malah duduk di depan Rachel.
Tak lama Young Do masuk. Ia terlihat sedikit kikuk, tapi tetap mengambil tempat duduk dekat dengan Eun Sang.
Bo Na tanya pada Rachel, "Apakah kau benar-benar tidur di hotel ini semalam?".
Bo Na tanya pada Rachel, "Apakah kau benar-benar tidur di hotel ini semalam?".
Rachel mengiyakan. Ye Sol menyambung, "Dengan Kim Tan?".
"Mungkinkah begitu?", jawab Rachel menatap tajam Eun Sang.
Eun Sang menunduk. Young Do melirik Eun Sang, ingin melihat bagaimana reaksi gadis itu.
Direstoran, Kim Tan dan Hyo Shin menikmati sarapan. Anak-anak peserta camping turun ke restoran usai seminar. Mereka kembali bisik-bisik melihat Kim Tan. Eun Sang yang juga melihat Kim Tan, buru-buru menghindar. Menyelinap pergi ke meja buffet, mengambil makanan.
Myung Soo menegur Kim Tan. Young Do melihat tidak suka pada Kim Tan. Young Do juga menyapa Hyo Shin, "Sunbae di sini juga".
"Ya. Aku menengahi perkelahian cinta", jawab Hyo Shin. Kim Tan memonyongkan bibir kesal. Hyo Shin mengedipkan mata dan tersenyum.
Hyo Shin menyapa Eun Sang yang lewat di depan meja mereka. Myung Soo melambaikan tangannya. Eun Sang melirik Kim Tan sekilas, lalu menyapa Hyo Shin dengan canggung,
Eun Sang
duduk di meja lain, tepat di belakang Kim Tan. Young Do memperhatikan
Eun Sang. Kim Tan mengetahui hal itu, untuk menghindari Young Do duduk
dengan Eun Sang. Kim Tan mendorong kursi kosong dengan kakinya, "Kau
tidak duduk?".
"Bolehkah", tanya Young Do lalu duduk satu meja dengan Kim Tan. Myung Soo pergi mengambil makanan.
Rachel datang membawa sarapannya dan duduk semeja dengan Kim Tan, "Aku bangun lebih awal. Tidurmu nyenyak?", tanya Rachel. Kim Tan menjawab pendek, "Ya".
Bo Na dan Ye Sol muncul. Bo Na menyapa Hyo Shin, "Sunbaenim". Hyo Shin membalas, "Penyiar Lee Bo Na!. Senang bertemu denganmu".
Bo Na tanya apa Hyo Shin benar-benar tidur di hotel ini semalam. Hyo Shin membenarkan, "Dengan, Tan".
Bo Na tanya apa Hyo Shin benar-benar tidur di hotel ini semalam. Hyo Shin membenarkan, "Dengan, Tan".
Bo Na bertanya jika Hyo Shin tidur dengan Kim Tan, bagaimana dengan Rachel. Setengah meledek Bo Na berkata ternyata Rachel tidur sendirian semalam, tidak seperti yang ia pikirkan. Ye Sol juga ikut meledek Rachel, "Kau ternyata tidur sendirian. Daebak".
Rachel seperti kehilangan muka di depan teman-temannya. Kim Tan berkata ia bergadang semalam di lorong, karena Rachel tidak mau membuka pintu kamar. Dia benar-benar tega. Eun Sang bisa mendengar jelas perkataan Kim Tan. Bo Na dan Ye Sol pergi mengambil sarapan.
Kim Tan mengatakan itu, karena ingin melindungi harga diri Rachel. Tapi Young Do menangkap sesuatu yang lain untuk memojokan Kim Tan. Ia berkata Kim Tan benar-benar laki-laki yang sibuk, "Kau punya seseorang yang kau rindukan, dan punya seseorang yang ingin kau tiduri. Apa itu gaya hidup Amerika?".
Rachel
dan Hyo Shin terkejut dan melirik tajam Young Do. Eun Sang juga terkejut
di tempat duduknya. Kim Tan menghela napas panjang. Ia berkata telah
membuat kesalahan (karena menyuruh Young Do duduk dengannya). "Kau yang
berdiri Atau aku yang berdiri?".
Tak
ingin terlibat dan mendengar pertengkaran lagi. Eun Sang beranjak pergi
dari tempat duduknya. Young Do melihatnya dan berkata biar ia saja yang
berdiri, "Kita tidak akan bisa makan bersama dalam satu meja".
Young Do
berdiri, menyusul Eun Sang keluar yang jalan melewati area kolam. Young
Do berdiri di depan Eun Sang menghalangi jalannya. Eun Sang berusaha
menghindar, tapi Young Do terus memblokir jalan.
Dari
tempat duduknya, Kim Tan terus mengamati keduanya dengan tatapan kesal.
Tak hanya Kim Tan yang kesal. Rachel ikut kesal, "Tidakkah kau ingat apa
yang kukatakan semalam?. Berhenti menatapnya".
Kim Tan
tidak menghiraukan perkataan Rachel. Tetap menatap keluar, melihat apa
yang akan Young Do lakukan kali ini pada Eun Sang.
Eun Sang
menatap kesal Young Do, lalu jalan melewatinya. Young Do menarik tangan
Eun Sang. Tarikan yang mendadak itu membuat Eun Sang kehilangan
keseimbangan. Jika saja Young Do tidak menahannya, dia sudah pasti
tercebur ke dalam kolam.
Eun Sang terkejut. Posisi
yang membuat wajah keduanya dekat. Sesaat mereka berpandangan. Young Do
tersenyum, Eun Sang merasa aneh dengan senyum Young Do. karena setelah
itu, Young Do dengan sengaja melepas tangannya. Menceburkan Eun Sang ke
kolam.
Kim Tan
sontak bangkit dari duduknya, sampai-sampai kursinya terhempas ke
belakang. Ia memperingatkan jangan sampai ada yang menyusul keluar. "Aku
bilang jangan ada yang keluar!".
Rachel hendak berdiri, tapi tidak jadi. Kim Tan benar-benar terlihat marah. Membuat kekesalan Rachel semakin bertambah.
Rachel hendak berdiri, tapi tidak jadi. Kim Tan benar-benar terlihat marah. Membuat kekesalan Rachel semakin bertambah.
Eun Sang basah kuyup dan berdiri di dalam kolam. Young Do jongkok di pinggir kolam. Dengan santainya ia minta maaf karena tangannya licin. Eun Sang marah dan menghardik Young Do, "Apa kau harus melakukan ini?. Inikah apa yang kau bilang tulus?"
"Tidak.
Yang baru saja kulakukan padamu adalah apa yang akan Kim Tan lakukan
padamu. Dia akan berpura-pura memegang tanganmu, tapi akhirnya dia akan
melepaskannya. Jadi lepaskan dia sebelum dia yang melepasmu. Pergi dan
menjauhlah darinya. Aku mengatakan ini demi kebaikan kamu", ujar Young
Do.
"Terima kasih untuk nasehatnya. Tapi aku sudah tahu itu. Dan satu hal lagi. Aku akan membunuhmu. Aku serius".
"Kau serius?", Young tertawa mengejek. "Aku bisa mati di tanganmu?".
Kim Tan datang dan langsung menendang Young Do hingga tercebur kolam. (hahaha..mirip botol nyemplung ke air). Semua anak-anak menyaksikan dari jendela.
"Maaf.
Kakiku tergelincir", ujar Kim Tan. (Hahaha...Kim Tan suka main tendang
dech...Mungkin dulu cita-citanya pengen jadi pemain sepak
bola...Ups..itu kan cita-citanya Min Ho)
Young Do malah tertawa, "Itu bisa terjadi. Tapi rasanya tidak buruk juga. Aku merasa menang".
Kim Tan
jongkok dan mengulurkan tangannya pada Eun Sang, "Naiklah". Eun Sang
bergerak ingin menyambut uluran tangan Kim Tan. Tapi Young Do naik lebih
dulu ke atas kolam.
"Apa yang kau lakukan? Apakah kau ingin membuat Cha Eun Sang menjadi simpanan seperti seseorang?", sindir Young Do.
Kim Tan kehilangan kesabaran, menarik kerah baju Young Do, "Tutup mulutmu. Apa kau bisa mengatasinya akibatnya?".
Young Do balas menarik kerah baju Kim Tan, "Aku tanya padamu. Bisakah kau menyelesaikan masalah pertunanganmu?".
Eun Sang memenjamkan mata, tampak putus asa. Lagi-lagi kedua pria itu bersitegang.
Eun Sang memenjamkan mata, tampak putus asa. Lagi-lagi kedua pria itu bersitegang.
Hyo Shin
datang memisahkan mereka, "Kalian sudah gila? Lepaskan, dasar bodoh!.
Orang bodoh seperti kalian selalu berkelahi. Kalian pikir, kalian bisa
melakukan apa pun sesuka hati karena kalian punya orang tua yang kaya?.
Hah?".
Great job sunbaenim...
Cepat-cepat Bo Na menepis tangan Chan Young, dan mengulurkan tangannya. "Jangan pegang tangan Chan Young! Pegang tanganku!".
Eun Sang tersenyum geli, dan meraih tangan Bo Na.
Dengan nada lebih pelan, Hyo Shin menyuruh Kim Tan kembali ke kamar. Hyo Shin lalu melempar handuk ke Young Do. Young Do meledek suara Hyo Shin terdengar jauh lebih baik saat sedang memaki.
Hyo Shin geram, "Kau...Kau melakukan ini sekali lagi".
(Young Do pernah mengatakan perkataan itu sebelumnya saat di kamar hotel Zeus. Ketika Hyo Shin meminjam kamar mandi untuk muntah).
Eun Sang tersenyum geli, dan meraih tangan Bo Na.
Dengan nada lebih pelan, Hyo Shin menyuruh Kim Tan kembali ke kamar. Hyo Shin lalu melempar handuk ke Young Do. Young Do meledek suara Hyo Shin terdengar jauh lebih baik saat sedang memaki.
Hyo Shin geram, "Kau...Kau melakukan ini sekali lagi".
(Young Do pernah mengatakan perkataan itu sebelumnya saat di kamar hotel Zeus. Ketika Hyo Shin meminjam kamar mandi untuk muntah).
Kim Tan tak beranjak dari tempatnya, menatap tajam Young Do. Young Do balas menatap dengan gaya mengejek.
Hyo Shin membentak Kim Tan, "Kau tidak mau kembali ke kamarmu?. Kau tidak peduli lagi siapa senior di sini?".
Kim Tan berbalik pergi ke kamarnya. Eun Sang menatapnya dengan sedih.
Young Do menaruh handuk di kepala Eun Sang, "Dingin. Jangan sampai kau terkena flu", (Hah...serius, mmangnya tadi yang nyeburin Eun Sang ke kolam, itu siapa?).
Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan, lalu pergi. Eun Sang bengong tak percaya. Yang pasti ia kesal. Barusan tadi jahat, sekarang menunjukan perhatian.
Young Do menepuk pundak Eun Sang pelan, lalu pergi. Eun Sang bengong tak percaya. Yang pasti ia kesal. Barusan tadi jahat, sekarang menunjukan perhatian.
Bo Na ikut kesal melihat sikap Young Do yang aneh. "Dasar anak kecil", gerutunya nyaring.
"Hei, jangan dengarkan dia. Sakit flu saja", seru Bo Na pada Eun Sang.
Eun Sang dan Chan Young mau tak mau tersenyum geli.
Hyo Shin dan Kim Tan dalam perjalanan pulang ke Seoul. Kim Tan terus diam, seperti memikirkan sesuatu. Hyo Shin berkata bukan Kim Tan satu-satunya orang yang sedang berkencan, "Hanya pecundang yang membesarkan masalah seperti itu".
"Menyetir saja", sergah Kim Tan kesal.
"Diam!. Apa kau ingin pulang jalan kaki?", gertak Hyo Shin.
Kim Tan berdehem. Speechless digertak seperti itu. Hyo Shin tersenyum geli.
Senyum
Hyo Shin itu seakan lenyap begitu tiba dirumah. Ada ibunya menunggu di
ruang tamu, siap memarahi Hyo Shin. Hyo Shin meminta maaf karena sudah
bermalam di luar. Bagi ibu Hyo Shin bukan itu masalahnya.
"Kau tidak pergi wawancara penerimaan universitas?. Apa kau gila?', tanya ibu Hyo Shin.
"Aku
tidak pernah bilang mau pergi. Dan yang lebih mengejutkan lagi, kalau
aku tidur di luar bukanlah masalah", ujar Hyo Shin tenang meski bernada
kecewa.
"Apa kau bilang?", ibu Hyo Shin makin meradang.
Hyo Shin
tersenyum getir, "Seharusnya Ibu yang pergi kalau Ibu yang mendaftar.
Kurasa aku sudah bilang pada Ibu kalau aku tidak tertarik kuliah jurusan
hukum".
Hyo Shin hendak pergi ke kamarnya. Ibu Hyo Shin membentak, "Kenapa kau seperti ini?".
Hyo Shin
berguncang, matanya berkaca-kaca, "Akhirnya Ibu bertanya kenapa aku
begini. Ibu tidak pernah bertanya. Alasan aku kenapa tidak ingin masuk
jurusan hukum. Kenapa aku membeli pil tidur. Kenapa aku meminumnya. Ibu
ingin mendengar jawabannya?. Aku siap memberitahu Ibu".
"Nanti", jawab Ibu Hyo Shin. "Setelah kau selesai ujian. Kembali ke kamarmu".
(Kenapa
harus nanti. Bagaiman jika sebelum itu terjadi sesuatu hal yang buruk
pada Hyo Shin. Apa sebagai orang tua dia tidak akan menyesal?..)
Ibu Hyo
Shin bersikap tidak peduli. Berbalik membelakangi Hyo Shin dan meraih
ponselnya. Hyo Shin tampak terluka dan tidak percaya.
Ibu Hyo
Shin menelpon Ny. Ji Sung. Ia ingin bertemu dengannya besok. Sepertinya,
ibu Hyo Shin ingin menyampaikan alasan kenapa Hyo Shin tidak bisa
mengikuti wawancara hari ini.
Ny. Ji Sung masuk ke rumah keluarga Kim, ketika menerima telpon dari ibu Hyo Shin. Ia berkata sudah mengetahui apa yang terjadi, dan berjanji akan menelpon lagi besok. Ny. Ji Sung berkata ada urusan penting sekarang, dan memutus telepon.
"Dimana dia?. Dimana wanita itu?", Ny. Ji Sung teriak memanggil Ny. Han.
Seperti biasa Hee Nam menggunakan notesnya untuk menjawab pertanyaan lawan bicara. Ia membalik-balik lembaran notes mencari halaman kosong. Ny. Ji Sung sekilas melihat namanya ada di tulisan notes Hee Nam. Ia minta Hee Nam untuk menyerahkan notes itu.
Hee Nam
tampak panik, segera menyembunyikan notes dibalik badannya. Ny. Han
keluar dari kamar. Berdiri tepat di depan Hee Nam, "Kenapa kau kemari
lagi?".
Ny. Ji
Sung maju selangkah, dengan nada tinggi, dia minta Hee Nam untuk
menyerahkan notesnya. Ny. Han mulanya tak mengerti, lalu menoleh ke Hee
Nam.
Hee Nam menggeleng setengah takut. Pandangan Ny. Han lalu tertuju pada notes yang ada di berada di balik badan Hee Nam. Ny. Han ingat pernah melihat tulisan Hee Nam yang mengetahui rencananya untuk memata-matai Ny. Ji Sung.
"Apa yang kau lakukan pada Ahjuma?. Dia punya hak asasi sebagai manusia!", ucap Ny. Han
"Berikan padaku", teriak Ny. Ji Sung berusaha merebut note. Ny. Han dangan sigap menghalau rivalnya itu.
"Bicara padaku! Jangan ganggu Ahjumaku!. Ahjuma lari!".
Ny. Han menahan Ny. Ji Sung. Hee Nam buru-buru lari, menyobek barang bukti lalu memasukannya ke mulut...hahaha...lucunya ahjuma ini.
Ny. Ji
Sung menepis tangan Ny. Han, ia memang ingin bicara. Ia tahu Ny. Han
menyewa seseorang untuk memata-matainya, "Apa kau gila?. Apa kau sudah
tidak waras?".
"Hah!", Ny. Han terkejut melonggo. Ketahuan dech....
"Hah!", Ny. Han terkejut melonggo. Ketahuan dech....
Tapi hanya sesaat, meski terbata Ny. Han tanya, "Bagaimana kau tahu itu aku?. Apa kau punya buktinya?".
"Kalau
begitu, kau seharusnya memakai ponsel sekali buang. Kau wanita gila!.
Kau kira mereka mengambil foto itu untuk dijual padamu?. Ketika aku
membayar mereka dua kali lipat?. Kau sudah sangat membuatku marah meski
kau tak banyak tingkah. Dan sekarang kau melakukan itu. Beraninya kau
mengacau denganku?!".
"Karena
itu, berhentilah menghabiskan waktu kita, dan memperjelas regestri kartu
keluarga!". (Dengan kata lain, Ny. Han menyuruh Ny. Ji Sung untuk
mundur dan bercerai dengan presdir Kim".
Ny. Ji
Sung berang, "Kartu keluarga!. Kau masih tidak mengerti tempatmu disini.
Tunggu saja. Aku akan menunjukkan betapa rendahnya dirimu itu". Ny.
pergi.
"Silahkan saja", cibir Ny. Han. Lalu teriak memanggil Hee Nam.
"Bukunya", pinta Ny. Han
Hee Nam
menaruh sekotak penuh notes miliknya ke atas meja. Ny. Han terkejut
melihat notes sebanyak itu. Mungkin dikiranya hanya satu atau dua notes
saja. Ternyata... Ny. Han menawar 10.000 won perhalaman. Hee Nam
menggeleng dan mengacungkan 3 jarinya.
Ny. Han syok, "Tiga?. Banyak sekali buku di sini. Apa kau akan membeli rumah dengan uang itu?".
"Kalau begitu 2 ... Dua ribu Won. 2,000 perhalaman. Oke?", tawar Ny. Han kemudian.
Hee Nam
tersenyum menang dan menyerahkan kotaknya pada Ny. Han. Hahaha...Ya
ampun Ahjuma satu ini...selalu saja bisa mengalahkan majikannya.
Jeguk High School. Teman Ye Sol membaca artikel tentang rencana pernikahan ayah Young Do dan ibu Rachel. Jika pernikahan itu terjadi, maka Rachel dan Young Do akan menjadi saudara. Mereka berkomentar negatif. Setengah mengejek Ye Sol berkata lucu sekali. Begitulah keluarga modern.
Anak-anak itu langsung diam, saat Rachel jalan melewati mereka. Rachel berusaha untuk menutup telinga. Seolah tak mendengar orang-orang yang tengah bergunjing tentang keluarganya. Meski wajahnya terlihat sangat marah.
Rachel
pergi ke ruang loker. Letak lokernya dekat dengan milik Young Do. Rachel
terlalu kesal hingga tak menyadari ada Young Do di dekatnya. Beda
dengan Rachel, Young Do masih bisa bercanda disaat seperti ini.
"Pagi yang indah, Sister", sapa Young Do.
Rachel
menutup pintu lokernya dengan keras. Ia berkata sepertinya suasana hati
Young Do sedang baik. Young Do berkata pada umumnya, saat orang asing
menjadi kakak adik. Maka cinta pun akan bersemi.
"Itu
bisa menjadi cara yang terbaik untuk membatalkan pernikahan ini. Tidak
terlalu terlambat untuk melakukan ini, bukan?', tanya Rachel.
"Sudah terlambat. Saat ini, aku sudah menyukai seseorang", jawab Young Do.
"Mungkinkah kau...."
"Bersiaplah. Ini akan jadi hari yang berat. Hubungi Oppa'mu ini bila terjadi sesuatu".
Sedetik
kemudian anak-anak lain menghampiri mereka. Ye Sol dan 2 teman-nya, juga
2 antek Young Do. Mereka berkata telah membaca berita, dan mengucapkan
selamat atas rencana pernikahan orang tua Young Do dan Rachel.
Anak-anak
itu mengatakan saham Zeus Hotel dan RS International melejit naik
akibat pemberitaan. Tentu saja itu karena merger dan akuisisi antara RS
International dan Hotel Zeus. Mereka juga menyinggung jarak perbedaan
kekayaan mereka yang semakin jauh sekali di bandingkan Rachel dan Young
Do.
Wajah
Young Do dan Rachel keruh mendengar ucapan selamat dari anak-anak itu.
Calon adik kakak ini tahu dengan pasti, ucapan itu tidak tulus dari
dalam hati. Lebih tepatnya, itu hanya sindiran yang menegaskan
pernikahan orang tua Rachel dan Young Do bukan berdasarkan cinta, tapi
asas saling menguntungkan dan memupuk kekayaan.
Eun Sang
mendengarkan dari jauh. Young Do menoleh ke samping, dan melihat Eun
Sang berdiri di depan lokernya. Sesaat mereka bertatapan, sebelum
akhirnya Eun Sang menunduk.
Bo Na
datang, lokernya berada di dekat loker Eun Sang. Ia berkomentar
anak-anak itu sungguh munafik. Mereka mengolok-olok, di belakang. Tapi
sekarang memuji-muji dan memberi ucapan selamat. Eun Sang berkata mereka
hanya berusaha menjadi teman yang baik. Mungkin saja ucapan mereka itu
benar-benar tulus.
"Tidak ada yang namanya teman di sekolah ini. Yang ada hanyalah koneksi", ujar Bo Na.
Tak
tahan lagi. Rachel pergi dari sana, melewati loker Eun Sang. Wajah
Rachel semakin suram. Eun Sang melihat dengan tatapan prihatin.
Di dalam tadi, Rachel memang berusaha terlihat kuat. Tapi saat sendirian Rachel terlihat rapuh. Ia berusaha menahan air matanya, terlihat seperti ingin menangis. Kim Tan datang menghampiri, "Perasaanmu lebih baik?".
"Bukannya
kau lebih suka aku tidak baik?. Jujur saja, kau senang bila aku keadaan
ku kacau, 'kan?", sahut Rachel berusaha terlihat kuat.
Kim Tan
berkata berita ini akan berakhir dalam 2 hari. Jangan Khawtair. Rachel
menyuruh Kim Tan berhenti mengkhawatirkan hal itu, Sekarang kau mau
bersikap seperti seorang tunangan?".
"Kau yang terburuk. Kau bahkan tak mencoba berpura-pura!". (Bepura-pura bersikap sebagai tunangan yang baik).
"Kau bahkan tidak tahu bagaimana melampiaskan kemarahanmu. Berhentilah bersikap seperti orang dewasa"
Eun Sang melihat mereka dari lantai atas. Eun Sang tidak cemburu, tapi merasa prihatin.
Young Do muncul, "Apa kau cemburu?. Aku bisa memelukmu sebagai gantinya", ujar Young Do dengan nada meledek seperti biasa.
Young Do muncul, "Apa kau cemburu?. Aku bisa memelukmu sebagai gantinya", ujar Young Do dengan nada meledek seperti biasa.
"Kau baik-baik saja", tanya Eun Sang dengan wajah prihatin. Tidak marah seperti biasa.
Perlahan
senyum Young Do lenyap, ia tanya tentang apa. Eun Sang berkata tentang
berita pernikahan itu, yang juga berkaitan dengan Young Do, "Kuharap kau
baik-baik saja. Setelah kupikir-pikir, kau juga masih 18 tahun".
Young Do tersentuh, seakan bisa merasakan ketulusan dalam ucapan Eun Sang.
Kim Tan yang masih menenangkan Rachel, mendongak ke atas dan melihat mereka. Kim Tan fokus memperhatikan ekspresi Young Do.
Eun Sang
berkata akan menunda waktu untuk membunuh Young Do. Lalu pergi
meninggalkan Young Do yang tertegun. Mungkin ini pertama kalinya, ada
seseorang yang memperhatikan dirinya.
Kim Tan
melihat Eun Sang pergi. Tidak ada kemarahan di wajahnya. Biasanya kan
Kim Tan selalu marah jika Young Do mendekati Eun Sang.
Eun Sang mengatakan ada masalah di tempat ibunya bekerja, "Ibuku adalah seorang pembantu rumah tangga".
Bo Na berkata ia sebenarnya sudah bisa menebak dari semua perkerjaan paruh waktu yang dilakukan Eun Sang.
Bo Na berkata ia sebenarnya sudah bisa menebak dari semua perkerjaan paruh waktu yang dilakukan Eun Sang.
"Tapi. Ibuku cacat. Ibu tidak bisa bicara ", kata Eun Sang kemudian.
"APA??",
seru Bo Na terkejut, buru-buru menutup mulutnya, "Maaf. Tapi apa
terlalu berlebihan?. Tak seharusnya aku bereaksi begitu. Maaf"
"Tidak apa-apa, aku lebih membencimu. Lalu siapa Ibu yang mensponsori untuk camping?", tanya Bo Na ingin tahu.
Untuk itu Eun Sang tidak bisa menjelaskan. Bo Na minta Eun Sang lupakan saja pertanyaan barusan. Ia akan merasa benar-benar menjadi teman Eun Sang, jika mendengar cerita selanjutnya. Bagaimanapun, Bo Na berkata Eun Sang harus membayar untuk biaya menginap malam ini. Foto kecilnya Chan Young juga boleh.
"Kau akan menyesalinya", ujar Bo Na
"Hei.
Chan Young ku tidak akan pernah terlihat jelek dalam kehidupannya",
seru Bo Na. Eun Sang tersenyum. Sebegitu cinta matinya Bo Na sama Chan
Young.
Hari terus beranjak malam. Bo Na tidur dengan nyaman di atas tempat tidur. Eun Sang tidur di bawah. Tapi malam itu Eun Sang tidak bisa memejamkan mata. Begitu banyak beban yang menganggu pikirannya.
Apa yang dialami Eun Sang sekarang, juga sedang dirasakan oleh Kim Tan yang saat ini merenung sendiri di gudang wine. Perasaan khawatir, cemas, sedih dan merasa bersalah menjadi satu. Sesekali, ia mengecek ponselnya. Berharap ada kabar dari Eun Sang.
Keesokan harinya, Eun Sang pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Terlalu pagi, sampa-sampai gerbang sekolah SMA Jeguk belum di buka. Eun Sang mencoba menggeser pintu gerbang, tapi masih terkunci.
Eun Sang berbalik pergi. Ia jalan menuju mini market sembari menghitung uang di dompetnya, yang hanya tinggal recehan.
Dari
luar kaca mini market, Eun Sang melihat Young Do duduk di dalam mini
market, sedang makan ramen. Young Do melihat keluar, dan bertemu pandang
dengan Eun Sang. Buru-buru Eun Sang masuk ke dalam mini market.
Eun Sang berdiri di depan counter permen dan susu. Ia menoleh ke tempat Young Do tadi makan, pria yang dilihatnya tadi sudah tidak ada ditempatnya. Meninggalkan cup ramennya yang masih panas.
"Aku ada di sini", Young Do tiba-tiba muncul di samping Eun Sang.
"Aku tidak mencarimu", sangkal Eun Sang (tidak mencari hanya melihat kan!).
Young Do berkata sudah waktunya Eun Sang mencari dirinya. Ia melihat tas yang ditenteng Eun Sang. Young Do bertanya apa Eun Sang menginap diluar. Eun Sang berkata ia juga bisa mengajukan pertanyaan yang sama pada Young Do. (menginap di luar)
Young Do menepuk kakinya, "Ah...Aku pasti telah melewatkan pertanyaan itu. Kenapa kau tidur di luar?. Apa yang terjadi dengan istanamu yang besar itu?"
"Bukan urusanmu", jawab Eun Sang sembari mengambil makanan kecil
Young Do mengambil makanan kecil Eun Sang, dan menggantinya dengan kue lain, "Makan ini. Yang ini lebih enak. Percayalah padaku! Aku sudah mencoba semua yang ada disini".
Eun Sang heran, "Kenapa kau selalu makan di sini, padahal kau sangat kaya?".
"Karena tidak akan terlihat aneh jika makan sendirian di sini", jawab Young Do.
Eun Sang menatap prihatin, "Apakah kamu selalu........"
"Jangan memandangku seperti itu. Itu membuatku gemetar (gugup)", sela Young Do.
Eun Sang menunduk. Young Do tersenyum kecil, lalu pergi lebih dulu.
Young Do dan Eun Sang pergi sekolah. Mereka berdiri menunggu lampu merah. Young Do tak henti-hentinya menatap Eun Sang. Yang di tatap pun tahu sedang di perhatikan, Eun Sang menunduk, sembari mengetuk-ketukan sepatunya ke atas aspal.
Young Do melihat ke depan. Sebuah mobil sedan hitam berhenti di seberang jalan. Kim Tan turun dari mobil. Berdiri di seberang jalan, ia melihat Young Do dan Eun Sang. Young Do juga melihat Kim Tan. Tapi Eun Sang yang terus menunduk belum melihat kehadiran Kim Tan.
Pada Eun Sang, Young Do berkata, "Jika kau ingin menghindari Kim Tan, aku bisa menolongmu".
"Aku tidak butuh pertolonganmu", jawab Eun Sang tetap menunduk.
"Ayo kita coba. Tidak akan ada ruginya, kau hanya perlu bersorak untuk siapa saja yang menang".
Young
Do menarik Eun Sang ke sisinya dan merangkul pundaknya. Eun Sang
terkejut. Kim Tan menatap marah. 2 kali ia melihat Eun Sang berada di
pelukan pria lain.
Eun
Sang meronta minta di lepaskan. Young Do mengeratkan pelukannya,
"Tidak, tetap di sini. Akan lebih baik jika kamu suka di sini. Aku ingin
tahu apa yang Kim Tan akan pertaruhkan buat kamu".
"Apa?",
semula Eun Sang tak mengerti, lalu menyadari Young Do melakukan ini
karena ada Kim di sekitar mereka. Eun Sang melihat ke seberang jalan.
Ada Kim Tan sedang menatapnya. Eun Sang menatap sedih.
Lampu hijau bagi pejalan kaki menyala. Kim Tan menyebrang. Young Do juga menyebrang sambil tetap merangkul Eun Sang. Kim Tan dan Eun Sang berpandangan, terpancar jelas kesedihan di wajah mereka.
Mereka
jalan ke arah yang berlawanan, dan jarak mereka semakin dekat. Mereka
terlihat seperti akan melewati satu sama lain. Kim Tan meraih tangan Eun
Sang, ketika ia tepat berada disisi gadis itu.
Tak
tinggal diam, Young Do juga memegang tangan Kim Tan. Seakan mencegah
Kim Tan untuk membawa pergi Eun Sang. Eun Sang menunduk, tak berani
menatap Kim Tan.
"Cha Eun Sang, lihat aku", kata Kim Tan
"Lepaskan tanganmu" sahut Young Do.
"Diam kau!".
Eun
Sang perlahan melepas tangannya dari genggaman Kim Tan. Kim Tan
terhenyak, lalu menepis tangan Young Do, "Cha Eun Sang!", seru Kim Tan
tidak percaya.
"Aku tak sanggup melakukan ini lagi. Maafkan aku", kata Eun Sang sedih.
"Aku tahu ini berat. Aku yang salah. Aku tak bisa berjanji padamu bahwa selanjutnya akan baik-baik saja".
Kim Tan mengulurkan tangannya, "Walaupun seperti itu, kumohon pegang tanganku".
"Jangan pegang tangannya", cegah Young Do.
Tangan Kim Tan tetap terulur, berharap Eun Sang menyambutnya. Akankah Eun Sang akan meraih tangan Kim Tan?.
source :
http://blognyanuri.blogspot.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-11-part-1.html
http://blognyanuri.blogspot.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-11-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment