Eun Sang tak tahu persoalan apa
yang sedang dihadapi Tan. Tapi melihatnya menangis, tak terasa air mata Eun
Sang pun ikut turun. Perlahan ia menghampiri Tan dan dengan suara gemetar bertanya
apakah Tan baik-baik saja? Apa yang sebenarnya terjadi?
Tan mengingatkan Eun Sang, saat
di Amerika Eun Sang berjanji akan meraih tangannya dan melarikan diri jika ia
berada dalam bahaya. “Apakah hal itu masih berlaku di Korea?” Eun Sang menelan
air matanya dan menggeleng, membuat Tan mendesah kecewa, “Ah.. aku tahu itu.”
Tapi Eun Sang malah menghambur
dan memeluk Tan erat. Tan terpana sesaat, namun kemudian tampak ia sangat lega
dan membalas pelukan Eun Sang.
Esther masih belum bisa percaya
akan kenyataan yang baru saja ia ketahui. Ia bertanya pada Rachel, apakah
Rachel benar-benar tak tahu mengenai hal ini? Rachel memandang ibunya kesal,
“Kenapa ibu malah bertanya padaku? Ibulah yang seharusnya mencari tahu sebelum
aku dijodohkan.”
Ibu juga merasa dipermainkan oleh
keluarga Kim. Kedua kakek Rachel bisa marah jika tahu kalau cucunya dijodohkan
dengan anak di luar nikah. Rachel meminta ibunya tenang karena ia perlu
berpikir. Tapi Esther sudah tak mau pikir-pikir lagi karena sudah tahu
jawabannya.
Esther menyuruh anaknya untuk memutuskan
pertunangan itu nanti. Rachel heran kenapa harus nanti?
Esther mengatakan kalau saudara
kandung saja bisa bunuh-bunuhan untuk mendapatkan kekuasaan. Jadi ia yakin
kalau Won dan Tan pasti akan berkelahi agar bisa menguasai perusahaan dengan
cara membeli saham di luar untuk mempertahankan posisinya. “Saat itu saham
Jeguk pasti akan meroket. Dan saat itu kita akan menjual seluruh saham kita
kemudian mengakhiri pertunangan itu.”
Hmm.. pengusaha yang smart.
Rachel menatap ibunya tak percaya, “Apakah ibu harus melakukan hitung-hitungan
sekarang?” Dan ia pun meninggalkan ibunya.
Rachel langsung menemui calon
kakaknya dan memarahinya. Kenapa Young Do tak memberitahukan kalau tak ada
harimau di kandang harimau itu? Kenapa Young Do tak memberitahukan kalau Tan
adalah anak di luar nikah?
Young Do senang karena Rachel
akhirnya mengunjungi rumah Tan. Tapi senyumnya hilang saat mendengar kalau
Rachel tak mengetahuinya sendiri, tapi Tan yang memberitahu karena Tan ingin
mengakhiri pertunangan mereka.
Rachel heran, mengapa Young Do
malah menyembunyikan kartu As itu dan bertanya apa yang akan Young Do lakukan
sekarang?
“Aku akan menutup mulutmu,” jawab
Young Do, membuat Rachel semakin heran. Tapi Young Do serius, “Ini bukan
permintaan, tapi peringatan, Sister.”
Rachel tak mengerti mengapa Young
Do malah menjaga rahasia Tan. Young Do berkata kalau hanya inilah hal terbaik
yang pernah ia lakukan dan hal itu juga paling melukai perasaan Tan. Young Do
menyuruh Rachel untuk tak memikirkan hal itu, karena yang harus lebih dikhawatirkan
Rachel adalah keputusan apakah meneruskan atau memutuskan perjodohan itu.
Tan membawa Eun Sang ke studio Myung
Soo. Namun sebelum membawa Eun Sang masuk lebih jauh ke dalam ruangan studio,
Tan mengutak-atik pintunya. Ia berkata kalau mereka akan menginap di studio ini
untuk malam ini.
Eun Sang terbelalak mendengarnya
dan sudah hampir mengeluarkan segudang alasan jika Tan tak mencegahnya, “’Aku
akan menjaga diriku’, ‘aku akan tidur di rumah teman’, ‘aku akan tinggal
sendiri’. Kau sudah mengatakannya waktu di Amerika dulu. Aku tak percaya lagi.”
Tan menekankan kalau hubungan
mereka sudah lebih dari teman karena mereka sudah berpegangan tangan. Eun Sang
langsung membantah, “Hei.., sejak kapan kita ..”
“Ohh.. iya. Kau hanya memelukku,”
jawab Tan sambil tersenyum manis dan minta maaf atas salah ucapnya. Haha.. Eun
Sang hanya bisa melotot kesal. Tan tak peduli dan membawa Eun Sang untuk duduk
di sofa. Ia sendiri? Duduk di meja, sangat dekat sekali hingga lutut mereka
hampir bersentuhan sehingga membuat Eun Sang menjadi grogi.
Tapi Tan malah mulai
menginterogasi dimana Eun Sang tinggal selama ini. Eun Sang pun tak mau kalah
dan menginterogasi mengapa Tan tadi menangis. Keduanya sama-sama penasaran
namun keduanya jug sama-sama menghindari pertanyaan lawan.
“Kenapa kau bersama dengan Young
Do saat aku menangkap basah dirimu saat pagi-pagi itu?”
“Apa sebenarnya terjadi?” desak
Eun Sang.
“Apa kau tidur di hotel Young
Do?” tanya Tan keras kepala.
“Apa yang terjadi?” bentak Eun
Sang. “Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?”
“Kau juga,” Tan mendelik.
“Pertanyaanmu itu tak layak untuk
dijawab,” Eun Sang balas mendelik.
Tan terdiam dan akhirnya
menjawab, “Karena global warming, penguin terancam bahaya.” Eun Sang menaikkan
alisnya heran karena ucapan Tan yang aneh. Maka Tan melanjutkan, “Karena itulah
aku menangis.”
Gubrak.. hahaha.. ngasal banget
ngejawabnya. Tan semakin dramatis dan pura-pura menangis, “Ahh.. sedihnya.”
Eun sang benar-benar kesal pada
Tan. Ia menuntut Tan menjawab pertanyaannya karena ia sangat khawatir pada Tan.
Tiba-tiba terdengar suara
password pintu ditekan. Eun Sang panik dan bertanya siapa kira-kira yang ada di
luar karena suara password yang terus menerus seperti orang itu tak tahu
password pintu.
Tan menduga kalau yang diluar
adalah Myung Soo. Tapi ia tetap tenang dan malah mengatakan kalau mereka hanya
perlu diam tak bersuara. “Ia tetap tak akan bisa masuk, kok,” sambil tersenyum
jail, Tan berkata, “Karena aku sudah mengubah passwordnya.”
Eun Sang heran mengapa Tan harus
mengubah passwordnya. Tapi ia terbelalak ketakutan karena Myung Soo menggedor-gedor
pintunya dan berteriak, “Ayo siapa itu di dalam? Aku mendengar ada orang.
Setidaknya ada dua orang dan ada cewek di dalam! Ayo cepat buka dan aku akan
memaafkanmu!”
Eun Sang langsung berinisiatif
untuk membukakan pintu. Tapi Tan lebih cepat lagi. Ia meraih tangan Eun Sang dan dengan kedua lututnya, ia menjepit kaki
Eun Sang, mengurung Eun Sang agar tak
bisa bangkit.
Ia mendelik dan mengancam Tan,
“Kau mau mati?” Tapi Tan malah menirukan gerakan Eun Sang, seperti mengoloknya.
Eun Sang memberontak ingin melepaskan diri. Tapi jepitan tangan dan kaki Tan
sangat kuat, sehingga ia tak bisa melepaskan diri.
Eun Sang tetap mendelik, tapi Tan
malah cengar-cengir, “Bagaimana mungkin kau bisa mengalahkan tenagaku?’ Sudah
tak terdengar suara lagi di luar dan Tan berkata kalau Myung Soo pasti pergi.
Eun Sang minta Tan melepaskannya,
tapi Tan tak mau. Dengan nada sangat serius ia bertanya, “Dengan siapa kau tadi
malam? Aku tak dapat tidur karena mengkhawatirkanmu.”
“Apa kau benar-benar tak ingin
pulang?” Eun Sang tetap menolak menjawab dan malah mengalihkan perhatian,
“Bagaimana dengan seragam sekolahmu? Apa kau tak mau pergi ke sekolah?”
Tan tetap akan pergi ke sekolah.
Seragam? Ada orang yang bisa disuruh mengambilkan seragam di rumahnya.
Mendadak
handphone Eun Sang berdering, dan tanpa permisi Tan merogoh saku Eun Sang untuk
mengambil handphone itu, mengagetkan si pemilik handphone. Tan menghela nafas
kesal karena melihat nama Young Do di situ, “Tuh kan? Aku menangkap basah
dirimu lagi.”
“Menangkap basah apa? Aku tak
akan mau menerimanya.”
“Itu malah lebih mencurigakan,”
tukas Tan kesal. Hahaha.. serba salah, ah ngomong sama Tan.
Tan mengangkat telepon Young Do,
membuat Young Do kesal karena 4 LT (lu lagi, lu lagi, Tan), “Apa Eun Sang tak
punya tangan? Kenapa kau yang selalu menerimanya?”
“Itu karena aku selalu bersama
dia,” jawab Tan taktis. “Sudah katakan saja mengapa kau telepon. Tapi tak ada
jaminan aku akan menyampaikan pesanmu.” LOL
Young Do ingin menyuruh Eun San
untuk membuka akun SNS menjadi public,
kalau tidak ia akan meng-hacknya. Seolah tahu segalanya, Tan menjawab kalau di
akun itu tak ada apapun yang bisa dilihat, membuat Young Do garuk-garuk kesal,
“Apa kau ini temannya?”
Tan menjawab santai, “Kami ini
lebih dari teman.”
Young Do menyuruh Tan diam. Ia
sudah mendengar kalau Tan sudah memberitahu ke public kalau Tan adalah anak di luar nikah dan ia bertanya apa
yang sebenarnya sedang Tan rencanakan. Dengan ceria Tan menjawab kalau Young Do
tak akan pernah mengerti. Dan Tan berbisik, “Pergilah tidur.”
Klik. Telepon ditutup.
Young Do memandang handphonenya
kesal dan membuangnya.
Baru setelah itu, wajah ceria Tan
berubah muram. Eun Sang merasakannya dan bertanya apa yang dikatan Young Do.
Sepertinya mengalihkan perhatian adalah tema mereka malam itu, karena Tan malah
mengambil salah satu foto Young Do – Eun Sang yang tersebar di atas meja, “Kau
berfoto dengannya saat aku tak ada di sana walau hanya sedetik saja? Lihat saja
wajahmu.Kau tak membencinya juga.”
Eun Sang memasang wajah ’ini lagi..’ dan berkata, “Kau ini pasti akan menjadi calon
suami yang benar-benar pencemburu.”
“Tapi istriku past benar-benar
bahagia,” jawab Tan pede. Menanggapi kepedean Tan, Eun Sang hanya bisa berkata,
“Lupakan sajalah..”
Eun Sang mengambil buku
pelajarannya. Tan bertanya apa yang akan Eun Sang lakukan? Eun Sang menjawab,
“Aku ini murid sekolah. Apa lagi yang bisa aku lakukan? Kukira rangking 100 tak
mungkin akan mengerti.”
Haha.. kali ini Tan tak bisa pede
menjawab. Ia akhirnya meremas-remas foto Eun Sang – Young Do dan membuangnya
sebelum berbaring di sofa. Tapi ia melonjak bangkit dan berseru, “Aku hanya kelewatan
satu baris saat menghitamkan jawaban!”
LOL. Memang di lembar jawaban
nggak ada nomornya, ya? Tan kembali mengomel, “Dan bagaimana mungkin kau bisa
tetap belajar padahal di ruangan ini hanya ada kita berdua saja.”
Eun Sang tetap menyibukkan diri
dengan bukunya. Tapi siapa yang bisa konsentrasi belajar kalau ada cowok
secakep Tan memandangi kita dari belakang. Walau tak melihat, Eun Sang dapat
merasakannya hingga ia salah tingkah.
Aww…
Akhirnya Tan tidur sementara Eun
Sang masih belajar. Dan sekarang gantian Eun Sang yang memandangi Tan dan
berkata, “Mimpi yang indah.”
“Aku sedang memimpikannya,” kata
Tan dengan mata terpejam, mengagetkan Eun Sang. “Ada kau di sisiku.”
Double aww…
Keesokan paginya, mereka keluar
dengan tergesa-gesa karena terlambat. Tapi betapa kagetnya mereka mendapat
serbuan kilatan kamera. Paparazzi!! Tan dan Eun Sang panik mendapat serangan
itu.
“Lapar dan kedinginan. Akhirnya
kudapatkan momen yang tepat. Ketangkap kalian!” ujar Myung Soo geram. Ternyata
ia menolak untuk menyerah dan bermalam di sana. Berulang kali ia kembali
menjepretkan kamera seakan balas dendam. Dan Tan seperti selebritis, menutupi
wajah Eun Sang dengan tangannya.
Si paparazzi dan korban pun duduk
bersebelahan, dengan paparazzi di tengah, menolak untuk menghapus foto-foto
itu. Tan kesal dan mengancam akan melukai Myung Soo, “Kau tak tahu bagaimana
aku, kan? Aku bisa melukai orang hanya dengan sendok dan barang-barang
semacamnya.” LOL.
Myung Soo tetap tak mau. *ya
iyalah.. ancamannya pake sendok. Ini Tan gitu loh, bukan City Hunter* Tapi ia
bertanya apakah Tan dan Eun Sang pacaran? Tan menjawab iya dan Eun Sang malah
membentaknya. Tan langsung protes, “Kau memelukku semalam.” Eun Sang hanya bisa
mendelik.
Tapi jawaban itu membuat Myung
Soo terbelalak dan menginterogasi lebih dalam lagi, “Apa yang sebenarnya kalian
lakukan di studioku kemarin? Setelah berpelukan?”
Tan tak menjawab, hanya
mengerucutkan bibirnya, seperti mencium. Haha.. bohong banget.
Tapi itu membuat
Myung Soo cengar cengir tak keruan dan Tan juga menyembunyikan senyum di balik
tangannya. Sementara Eun Sang yang tak melihat gerakan bibir Tan, hanya
mengerutkan kening, heran melihat cengiran Myung So semakin lebar.
Entah Myung Soo kemana, tapi saat
masuk ke gerbang, hanya ada Tan dan Eun Sang yang berjalan bersisian. Eun Sang
mencuri pandang ke arah Tan dan teringat saat mereka berjalan berdua di saat
sekolah masih sepi. Eun Sang tersipu malu, dan semakin tersipu saat Tan
menangkapnya sedang mencuri pandang.
Tan berkata kalau setelah mereka bermalam
bersama, suasananya menjadi berbeda saat mereka berangkat sekolah seperti ini, “Istri..”
Eun Sang berbalik menatap Tan, mengira Tan kembali bercanda.
Tapi Tan tak bercanda. Ia tersenyum
lembut dan mengulurkan tangannya, “Beranikan dirimu.”
Eun Sang memandang sekeliling,
dan sejenak ragu saat memandangi tangan Tan. Tapi setelah menghela nafas
panjang, Eun Sang perlahan mengulurkan tangan dan menggenggam tangan Tan, “Maaf
karena aku butuh waktu yang terlalu lama.”
Dan Eun Sang tersenyum, membuat
Tan ikut tersenyum dan berkata, “Tuh kan, kau bisa juga tersenyum.” Tan
menggenggam tangan Eun Sang lebih erat dan mereka berjalan dengan seperti itu,
membuat anak-anak yang berpapasan dengannya langsung menggunjingkan hal itu.
Tapi Tan seperti tak peduli. Ia
malah terus tersenyum lebar. Rachel memandangi mereka dari kejauhan dengan
marah. Begitu pula Young Do yang datang menghadang mereka dan mengingatkan
mereka kalau tempat ini adalah sekolah dan apa yang mereka lakukan?
Tan meminta Eun Sang untuk pergi
ke ruang broadcasting karena ia harus bermain-main dengan Young Do dulu. Eun Sang
pun menurut. Tapi Young Do menghentikannya dan meminta agar mulai sekarang Eun
Sang mengangkat telepon jika ia menelepon. Tan menyuruh Eun Sang untuk terus
berjalan.
Eun Sang akhirnya berkata, “Tak
boleh berkelahi. Kalian berdua,” sebelum melangkah pergi.
Tan melarang Young Do untuk
menelepon Eun Sang, membuat Young Do berkomentar kalau Tan pasti ingin memblokir
sinyal handphone di Seoul ini. Tan menjawab, “Sayang sekali ayahku tak punya
perusahaan telekomunikasi.”
Ia menyuruh Young Do untuk
minggir. Tapi Young Do masih penasaran karena Tan mengungkapkan rahasia itu
dari mulutnya sendiri “Kau kan tahu aku benar-benar menunggu saat-saat itu.”
Tapi Tan merasa kalau hal itu
belum terlambat, “Mungkin memang rasanya tak sebagus saat kemarin, tapi
anak-anak belum mengetahuinya. Kau dapat membuka rahasia itu.”
Young Do menyanggupi hal itu. Tapi karena seperti kata Tan rasanya
tak akan sebagus sebelumnya, maka ia akan menambah beberapa detail dan
menaikkan skalanya agar terasa lebih menarik. Tan membenarkan tindakan Young Do
dan memujinya yang selalu melakukan yang terbaik.
“Mungkin akan sulit bagimu untuk
menutupi hal ini.”
“Tak apa-apa. Aku tak akan
menyembunyikannya. Aku malah akan menghadipnya,” tukas Tan santai. “Aku bukan
orang yang dulu pernah kau kenal. Jadi jangan bersikap seperti kau mengenalku.”
Rachel muncul di ruang
broadcasting. Namun belum sempat ia melakukan apapun, Tan muncul dan
menyuruhnya untuk keluar. Tanpa pendahuluan sedikitpun, Rachel menampar pipi Tan
keras, membuat Eun Sang menjerit. Tapi Tan menerima tamparan itu, “Mulai sekarang,
kalau ada apa-apa, temui aku. Jangan pernah menyerang Eun Sang lag.”
“Diam kau,” tukas Rachel tajam, “Anak
haram.” Ia menoleh pada Eun Sang dan bertanya kenapa Eun Sang menjerit? Apakah
kaget akan rahasianya atau tamparannya?
“Karena sikapmu,” jawab Eun Sang tak
percaya. “Bagaimana mungkin kau berkata seperti itu?”
Rachel menjawab karena di dunia
ini garis darah adalah yang menjadi mahkota. OKB seperti Eun Sang pasti tak
akan mengerti. Ia menatap Tan marah dan berkata kalau ada orang yang memutuskan
pertunangan, maka orang itu adalah dirinya, “Kalau itu adalah rahasiamu, maka
aku yang minta putus! Kau seharusnya yang memohon padaku!”
“Maafkan aku, tapi kau bukanlah
orang yang aku inginkan,” jawab Tan. Tak tahan mendengar semua ini, Eun Sang
memilih pergi. Tanpa memandang Rachel lagi, Tan memilih mengikuti Eun Sang.
Tapi Rachel masih heran tentang
ibu kandung Tan yang berpura-pura menjadi ibu Eun Sang dan mengeluarkan uang banyak
untuk campingnya, ingin menunjukkan seolah-olah ia kaya. “Aneh bukan?”
Tan berbalik dan menyuruh Rachel
untuk berhenti memikirkan ibunya, Eun Sang ataupun dirinya.
Karena khawatir Eun Sang
menangis, maka Tan jadi tukang jaga toilet wanita. Bukan untuk menariki karcis,
tapi melarang semua murid wanita yang mau masuk ke toilet untuk mencari toilet
lain karena ada Eun Sang di dalam. Tapi Bo Na muncul dan tak terima larangan
Tan. Bisa-bisanya Tan melarang dia padahal ia adalah penyelamat hidup Eun Sang,”Ia
tidur di rumahku dua hari berturut-turut!”
Wajah Tan langsung bersinar gembira
saat mendengarnya. Ia langsung menyuruh Bo Na untuk mengangkat tangannya. Bo Na
menurut, dan Tan langsung toss pada tangan itu, membuat Bo Na terbelalak seakan
tangan Tan mengandug kuman dan berteriak, “Hei!! Kenapa kau menyentuh tanganku?
Chan Young-ahh..!!”
Tan tertawa gembira walau melihat
penyelamat Eun Sang melarikan diri. Dan ia mendapat ganjaran pukulan di
punggungnya, “Kau ini! Apa kau tak tahu kalau ini toilet cewek?”
“Makanya, apa kau mau menggunakan
toilet cowok mulai sekarang?” jawab Tan jahil. LOL. Tan bertanya kenapa juga
Eun Sang menangis gara-gara dirinya.
Eun Sang hanya mengkhawatirkan
nasib Tan dan bertanya apa tak ada cara agar ia bisa melindungi Tan? Ucapan itu
membuat Tan kembali bersinar, “Kau melukai perasaanku saat menyuruhku untuk
mengkhawatirkan diriku sendiri. Sekarang kau
mengatakan kalau kau ingin melindungiku?”
Aww… Eun Sang tak dapat menjawab
karena malu dan memilih pergi. Hal itu malah membuat cengiran Tan semakin
lebar.
Eun Sang mengambil buku di
lokernya, dan Chan Young menghampirinya sambil menyindir, “Dulu pernah ada yang
ngomong kalau setiap jam tanpa bayaran adalah kemewahan yang tak mampu ia
miliki. Tapi orang itu malah berpegangan tangan dengan cowok di sekolah.”
Eun Sang membanting pintu
lokernya dan melotot pada Chan Young, mengancamnya untuk tutup mulut. Tapi Bo
Na langsung muncul dan mengomeli Eun Sang sekaligus cemburu dan ingin tahu apa
yang mereka bicarakan.
Eun Sang menjawab kalau Chan
Young sedang mencoba memerasnya. Chan Young hanya tertawa-tawa melihat Eun Sang
pergi dan ia juga harus pergi ke ruang guru.
Bo Na kesal karena ditinggalkan,
membuat Ye Sol yang melihat kejadian itu, meminta Bo Na berhati-hati karena Eun
Sang juga bisa mengambil Chan Young. Ia malah menyarankan agar Bo Na memutuskan
hubungannya dengan Chan Young karena toh ia juga adalah anak seorang Sekretaris
juga, “Kau sendiri yang rugi.”
Bo Na sekarang marah mendengar Ye
Sol berkata seperti itu. Ia tak pernah merasa rugi dan meminta temannya untuk
minta maaf padanya. Tapi Ye Sol berkata kalau ia hanya tak ingin melihat Bo Na
menangis setelah Eun Sang merebut Chan Young dari sisi Bo Na, “Pertunangan
seseorang itu saja jug dibatalkan.”
Upss.. kebetulan Rachel melewati
mereka dan dengan dingin ia bertanya apa seseorang yang Ye Sol katakan barusan
itu adalah dirinya? Siapa yang mengatakan kalau pertunangannya itu batal.
Ye
Sol menjawab kalau semua orang di sekolah mengatakan kalau Kim Tan sudah berpaling
karena keluarga Rachel hanya sebuah dagelan. Ibu Rachel mengambil separuh harta
ayah Rachel, mantan suaminya, saat mereka bercerai. Dan ia merasa yakin kalau
hal itu juga terjadi ayah Young Do nanti.
Rachel sinis pada Ye Sol. Beraninya
Ye Sol berkata seperti itu padahal ibu Ye Sol sendiri bekerja sebagai hostess
bar. Ucapan Rachel itu menarik perhatian semua murid yang sedari tadi menguping
pembicaraan mereka. Ye Sol panik mendengar ucapan Rachel. Bo Na marah mendengar
Ye Sol mengolok-olok Chan Young sebagai anak Sekretaris, tapi tak melihat
status keluarga Ye Sol sendiri.
Dan yang terjadi kemudian adalah
Tan melihat semua anak berbondong-bondong ke kantin. Ternyata Rachel mengajak
Bo Na untuk menyiksa Ye Sol seperti yang Young Do lakukan pada Joon Young dulu.
Bo Na enggan melakukan itu dan menutupi wajahnya, merasa bersalah.
Rachel menyuruh Ye Sol untuk
duduk di kursi yang tertindas, mempermalukan Ye Sol. Tan dan Chan Young muncul
di saat yang bersamaan. Melihat kedatangan pacarnya, Bo Na langsung mencoba membela
diri kalau tadi Ye Sol menghina Chan Young. Tapi Rachel memotongnya dan
menyuruh Chan Young bermain bola saja, karena ini masalah cewek.
Tan yang sejak tadi diam,
tiba-tiba memegang perutnya, kesakitan, “Aduhh.. aku lapar,” ia merebut piring yang
berisi kari dari tangan salah seorang murid dan menyuruh Ye Sol untuk minggir
karena ia harus duduk untuk makan. Rachel terbelalak melihat Tan mengambil
kursi pesakitan sebagai tempatnya duduk.
Semua murid kaget melihat Tan
makan dengan santainya, bahkan mengambil makanan Rachel karena ia sangat lapar.
Rachel bertanya apa Tan tak sadar apa arti kursi itu di sekolah ini? Dengan
polos Tan menjawab, “Kursi ini? Ahh… Kursi yang paling dekat dengan makanan?”
Eun Sang muncul dan terbelalak melihat
Tan duduk di kursi itu dengan tenangnya. Young Do yang akhirnya muncul juga
bertanya mengapa Tan duduk di situ. Tan pura-pura kesal karena ia tak bisa
makan dengan tenang. Tapi Young Do berkata, “Kau sudah melanggar aturan.”
Tan menaruh sumpitnya dan
berkata, “Aku yang membuat aturan. Maka aku juga dapat melanggarnya.”
Tapi Young Do membantahnya, “Kau
yang membuat aturan tapi aku yang mempertahankannya. Kau tak bisa melanggarnya
tanpa ijinku. Kau tak boleh melanggarnya. Akan aku tunjukkan alasannya. Karena
kursi itu adalah untuk hal ini.”
Young Do mengambil piring dan
menumpahkan isi makanan itu ke jas Tan. Semua anak terkesiap melihat tindakan
Young Do. Tapi Tan tetap tenang, walau sekarang wajahnya tampak marah dan
berkata, “Hanya sampai kemarin, kursi ini ditujukan untuk alasan itu. Tapi untuk
hari ini, hal seperti ini bisa terjadi.”
Tan melepas jasnya dan minta maaf
pada Eun Sang sebelum ia melemparkan jas kotor itu ke wajah Young Do. Semua
orang kembali terkesiap kaget melihat tindakan Tan, tapi Tan tak peduli dan
berkata pada Young Do, “Cuci jas itu.”
Eun Sang langsung menarik tangan
Tan untuk menyingkir. Begitu pula Chan Young menarik tangan Bo Na pergi. Ye Sol
yang tak tahan dipermalukan, berlari pergi, dan seketika itu juga kerumunan
membubarkan diri, meninggalkan Rachel dan Young Do yang hanya mematung diam.
Di luar, Eun Sang memarahi Tan
yang berlaku seperti itu. Tan membela diri kalau bukan ia yang memulai pertama
kali, tapi Young Do. Pembelaan itu malah membuat Eun Sang marah, “Kau juga tak
mau mengalah.”
“Apa aku juga harus mengalah? Aku
tak bisa melakukannya,” bantah Tan kesal. Ia mengulurkan tangannya, “Bauku
sekarang seperti kari!”
“Choi Young Do itu seperti anak
SD. Kupikir kau setidaknya bisa berlaku seperti anak SMP,” omel Eun Sang.
Chan Young juga memarahi Bo Na.
Bo Na langsung membela diri kalau ia tak memulainya. Ye Sol yang memulainya
dulu dengan mengatakan kalau ia seharusnya tak pacaran dengan anak seorang
sekretaris. Tapi Chan Young berkata kalau tak seharusnya Bo Na bertindak sama
seperti Ye Sol. Toh ia memang benar adalah anak seorang anak sekretaris.
“Alasanmu merasa marah pasti
karena kau merasa malu,” tuduh Chan Young. “Bagaimana mungkin kau bisa pacaran
denganku jika kau merasa malu?”
Bo Na tak bermaksud seperti itu.
Tapi Chan Young merasa kecewa pada tindakan Bo Na dan bertanya apa Bo Na
sebenarnya adalah gadis yang seperti ini? Ucapan Chan Young benar-benar
kelewatan dan membuat Bo Na marah, “Apa aku mau pacaran denganmu jika aku
adalah gadis seperti itu? Pergi saja kau! Aku benci padamu!”
Bo Na meninggalkan Chan Young
dnegan marah.
Ihh.. Chan Young jahat! Don’t
make woori Bo Na cries!!
Tan akhirnya kembali ke rumah.
Tapi Presdir Kim masih marah dan mengusir Tan. Ia sudah memberikan asuransi
yang memberikan hidup Tan lebih baik, tapi karena Tan tak mau, maka Tan boleh
pergi dari rumah. Ia juga menyuruh Tan untuk mengembalikan dompet, handphone
dan jasnya. Nyonya Han mencoba memohon, tapi Presdir Kim tetap teguh pada prinsipnya.
Tapi Tan kali ini menuruti
perintah ayahnya. Ia mengeluarkan handphone, dompet dan melepas jasnya, “Aku
akan tetap memakai seragam dan sepatuku. Aku akan membayar Ayah nanti. Aku tahu
Rachel adalah asuransiku. Tapi hidupku tak semata-mata hanya tentang asuransi.”
Ia memberi hormat pada kedua orang tuanya dan berjalan pergi.
Nyonya Han mencoba menahan Tan,
tapi Tan tak mau. Ia mencoba memohon pada Presdir Kim, tapi Presdir Kim juga
tak mau.
Maka Tan pun muncul di depan kafe
Eun Sang, sama seperti malam sebelumnya. Reaksi Eun Sang sama. Khawatir dan
panik. Ia bertanya kemana baju Tan? Apa
Tan tak merasa kedinginan?
Tapi Tan yang datang dengan taksi
hanya bertanya, “Apa kau punya uang?”
“Uang apa?”
“Aku diusir dari rumah hanya
dengan memakai ini saja. Tolong bayar taksi ini untukku.”
“Kau benar-benar diusir dari
rumah?” Eun Sang mendelik kaget.
“Bayar dulu taksi ini. Aku akan
membayarmu kembali,” pinta Tan.
“Kau diusir keluar dan pergi naik
taksi?!”
Dan reaksi Eun Sang hampir sama seperti
saat Tan datang kemarin malam. Tangannya menyentuh Tan. Walau kali ini Eun Sang tak memeluknya. Tapi
memukul tangan Tan, membuat Tan mengaduh kesakitan.
“Sakit, tauk! Ayo bayar dulu
taksinya!”
Eun Sang hampir membanting gelas
minum di hadapan Tan yang duduk dengan santainya. Apa Tan benar-benar pergi dari
rumah? Tan merasa tak bisa berbuat apa-apa karena diusir. Tapi Eun Sang berkata
kalau orang tua seperti itu, tandanya kita sebagai anak harus berlutut dan
minta maaf.
Tapi Tan tetap keras kepala, “Aku
tak melakukan kesalahan apapun! Berikan aku minum, aku haus. Nanti kau akan
membayarnya.”
Eun Sang tetap menolak, “Kalau
air putih gratis. Minum air putih saja.” Tan mengerang, mendengar penolakan Eun
Sang. Tapi Eun Sang punya alasan sendiri. Setelah Tan keluar tanpa dompet dan
kartu kredit, Tan hanya bertahan paling lama satu minggu. Setelah itu apa yang
akan Tan lakukan? Tan bertekad akan menghasilkan uang hingga kaya.
“Dengan apa?” tanya Eun Sang skeptis.
“Aku akan belajar keras dan
menjadi sukses,” kata Tan yakin.
Tapi Eun Sang tak percaya. Lebih
baik Tan mencoba menjadi K-pop Star saja. Tan tak mau, ia tak bisa menyanyi,
membuat Eun Sang menyalak, “Kau kan tidak pintar!”
“Hei!!” bentak Tan kesal. Tapi tahu
kalau ucapan Eun Sang benar, ia juga hanya bisa membantah sampai itu saja. Ia
akhirnya minum air putih banyak-banyak. Setelah itu ia minta nomor telepon Hyo
Sin karena ia akan pinjam uang dari temannya itu.
“Apa hanya itu pikiranmu? Kau mau
pinjam dengan jaminan apa? Livermu?” ejek Eun Sang. Tan juga meminta nomor
telepon Chan Young juga Bo Na. Eun Sang menutup mulutnya dengan pertanyaan,”Bagaimana
kalau Young Do saja?”
Haha.. Tan bener-bener sebel
mendengarnya. Ia menyuruh Eun Sang menelepon sekarang. Ia pasti bayar pulsa
teleponnya.
Dan ini nih versi lain dari Mama
minta pulsa. Tan mengumpulkan teman-temannya dan dengan senyum manis bertanya, “Siapa
yang mau menampungku agar aku bisa tidur?” Semua diam. Tan melanjutkan,”Siapa
yang mau memberi tumpangan besok?” Semua tetap diam. Tan semakin frustasi, “Kalau
begitu, siapa yang mau mentraktirku makan?”
Myung Soo berdiri, membuat
harapan Tan naik. Tapi ia ternyata hanya berdiri untuk mengelus-elus boneka
yang dipegangnya. Ha. Chan Young pura-pura membaca buku saat Tan menanyai
dimana Bo Na. Tan benar-benar frustasi melihat semuanya tak mau mengulurkan
tangan membantunya.
Bo Na akhirnya muncul, namun
segera berbalik saat melihat Chan Young. Chan Young memanggil Bo Na dan
menyuruhnya untuk tinggal. Ia yang akan pergi. Melihat dinginnya mereka berdua,
Myung Soo bertanya apakah mereka masih bertengkar? Tan yang menjawab, “Hei! Aku
ini diusir dari rumah. Berilah sedikit perhatian padaku!”
Hhh… bener-bener caper nih si Tan.
Tapi akhirnya semua memang
benar-benar memperhatikan Tan dan bertanya alasan Tan diusir. Tan tak bisa
menceritakan alasannya, tapi ia cerita ending-nya, “Ayahku marah, ibuku
menangis dan aku ditampar.”
Semua kaget mendengarnya. Hyo Sin
akhirnya menawarkan Tan agar bisa tidur di rumahnya. Tapi Tan menolak. Ibu Hyo
Sin menakutkan. Hyo Sin setuju, “Ibuku memang menakutkan. Aku iri denganmu yang
bisa ditendang keluar rumah.”
Tapi ibu Hyo Sin memang
menakutkan. Hyo Sin yang sebelumnya menghubungi Hyun Joo (Jika A lebih kecil
dari 0 dan B adalah bilangan normal, kamu ada di mana? | Hyun Joo : Jawabannya salah),
buru-buru mematikan tabletnya saat ibunya muncul.
Ibu Hyo Sin sudah menyiapkan baju
untuk interview ulang di universitas Hyo Sin besok yang sebelumnya Hyo Sin
sengaja tak lakukan. Hyo Sin terkejut melihat ibunya yang Jaksa Umum melakukan
segala cara agar ia bisa interview lagi bahkan membuat surat dokter segala.
Ia langsung meledak, “Bagaimana
ibu bisa melakukan hal ini padaku? Sampai sejauh mana ibu akan melakukan ini?
Apa aku benar-benar harus mati?”
“Apa kau pikir gertakanmu ini
bisa mengubah semuanya?” tanya ibu Hyo Sin. “Ibu tak akan pernah membiarkanmu
menyerah. Tak akan pernah.”
Nyonya Han menemui Eun Sang di
kafe. Setelah tahu kalau Eun Sang tidur di ruang karyawan di café itu, Nyonya
Han memarahinya, “Kenapa kau benar-benar pergi hanya karena aku berkata seperti
itu? Cuaca semakin hari semakin dingin dan aku tahu kau tak punya tempat untuk
pergi. Apa aku akan merasa tenang setelah mengusirmu keluar? Apa aku akan
merasa nyaman makan makanan yang dibuatkan ibumu? Apa kau ingin mengujiku?”
Aww… Bahkan Nyonya Han juga
merasa sedih melihat kulit Eun Sang yang kusam. Nyonya Han berkata kalau Eun
Sang pasti sudah mendengar tentang Tan yang diusir keluar dan ia menegaskan
kalau itu adalah kesalahannya bukan kesalahan Eun Sang. Ia mendesak Eun Sang
untuk memberitahu dimana Tan sekarang.
Eun Sang pun sebenarnya juga tak
tahu. Tapi mendadak muncul Tan yang langsung dipukul oleh ibunya, membuat Tan
berkomentar kalau ia selalu dipukul oleh wanita yang disayanginya. Ibu marah
melihat Tan dan menyuruhnya pulang ke rumah, takut Presdir Kim tahu hubungan
Tan dan Eun Sang. Tapi Tan tak mau dan berkata ayahnya pasti sudah tahu karena
ada mata-mata yang mengikutinya.
Ucapan Tan itu malah membuat
Nyonya Han (juga Eun Sang) khawatir. Ibu menyuruh Tan untuk segera masuk ke
dalam mobil, tapi Tan tetap tak mau dan meminta Eun Sang untuk membantunya. Eun
Sang pun memutuskan, “Saya akan ikut, Nyonya. Saya akan kembali ke rumah.”
Jawaban itu membuat Nyonya Han
senang tapi membuat Tan kesal, “Hei, kau tak boleh pulang. Aku kan sudah pergi!”
“Karena itu aku harus pulang. Kau
juga harus pulang,” pinta Eun Sang, membuat Nyonya Han lega dan memuji Eun Sang
sebagai anak yang pintar. Nyonya Han langsung menggandeng Eun Sang dan berkata
kalau Eun Sang adalah sanderanya mulai sekarang.
Hahaha… yang punya rumah siapa,
yang tidur di rumah itu juga siapa. Tan mendengus tak percaya. Walau begitu ia
tetap tak mau pulang namun minta jas agar ia tak kedinginan. Nyonya Han malah
menyuruh Tan kedinginan terus saja sampai mati. Ah.. si ibu ini..
Tan malah nyengir, tak mempedulikan
jas itu lagi. Ia minta ibu menjaga baik-baik pacarnya sebelum ia berlalu pergi.
Nyonya Han yang malah khawatir dan buru-buru menyuruh Eun Sang mengambilkan jas
dan handphone di mobil.
Aishh.. cengiran Tan semakin
lebar saat menerima jas dan handphone itu dan memuji keduanya, “Kalian berdua
sangat serasi. Aku akan menelepon.”
Nyonya Han heran, bagaimana
mungkin Tan berani mempercayakan Eun Sang padanya.
Ha.. Karena Tan tahu kalau omma
tak mungkin tega menjadi ibu tiri yang jahat.
Ibu Eun Sang yang kaget namun
lega melihat Eun Sang kembali ke rumah bersama Nyonya Han. Eun Sang khawatir
kalau Presdir Kim akan melakukan sesuatu pada ibunya. Tapi Ibu Eun Sang
mengatakan kalau Presdir Kim tak pernah keluar dari ruang kerjanya setelah ia
mengusir Tan dari rumah.
Won membuka pintu dan tak
menyangka Tan ada di depan pintu dan minta ijin untuk tidur di kamarnya malam
ini. Ia langsung membanting pintu tepat di depan hidung Tan. Namun kemudian ia
membuka pintu itu lagi. Hehehe…
Tan makan malam dengan bahagia,
walau melihat Won duduk di meja kerjanya masih dengan wajah dinginnya. Tapi ia
tak peduli. Ia bercerita kalau ayah sudah menamparnya. Won menjawab pendek, kalau
ia sudah tahu.
Tan heran pada ayah mereka. Kok
bisa ayah mereka tak mengatakan apapun saat Won pindah keluar sedangkan ia
diusir keluar tanpa sepeser uang sedikitpun. Ia pun menyimpulkan, “Itu pasti
karena aku anak di luar nikah. Aku benar-benar merasa terluka.”
Won hanya diam mendengar kesimpulan
Tan. Sekretaris Yoon meneleponnya dan melaporkan kalau 5% dari saham Nyonya
Jung akan diberikan pada Tan. Won tak berniat menyembunyikan percakapannya itu,
sehingga Tan tahu kalau mereka sedang membicarakan tentang saham yang akan
dimiliki Tan.
Tan tertegun mendengar percakapan
itu dan bertanya apakah Won dan Sekretaris Yoon sedang membicarakannya? Won
menjawab sinis apa Tan benar-benar tak mengerti atau Tan hanya pura-pura? Won
mengambil kartu kredit dari dompetnya dan melemparkan ke atas meja, “Kau buka
kamar yang lain saja. Aku tak bisa tidur denganmu.”
Tapi Tan tak bisa membuka kamar
satu lagi walau ia sudah memegang kartu kredit Won. Secarik kertas
peringatanlah yang membuat staf hotel tak berani memberikan kamar pada Tan.
Hahaha…. Tan tak percaya melihat
gambar seorang pria dengan nama ‘Kim Tan’ dan di pojok tertulis ‘kekeke’ ada di
sana. Ia mencoba mendebat, “Apa aku kelihatan seperti ini?”
“Memang kau pikir tampangmu
seperti apa?” Young Do tiba-tiba muncul dari belakang. Hahaha.. Ternyata Young
Do melihat Tan sebelumnya saat berjalan di lift. Tan kesal, mengapa ia
diperlakukan seperti ini. Apa di hotel ini tak ada aturannya? Apa alasan Young
Do melakukan hal ini? Maka Young Do berkata,
“Pertama, karena kau Kim Tan.
Kedua, karena kau Kim Tan. Ketiga, karena kau
adalah Kim Tan. Keempat, karena kau membuat motorku diderek. Kelima.. karena kau
yang melanggar aturan lebih dulu.”
Astaga.. anak dua ini..
Young Do mengolok Tan untuk
kembali lagi ke kamar Won, “Perseteruan membuat keluarga bersatu kembali.” Tapi
Tan malah tersenyum mendapat olokan itu, “Aku sebenarnya tak ingin
mengatakannya, tapi.. aku berterima kasih padamu.”
Tan meninggalkan Young Do dengan
gembira. Hanya Young Do yang ditinggalkan merasa bingung. Sebenarnya yang ia
lakukan ini menguntungkan atau merugikannya, ya?
Dan yang sebenarnya terjadi Young
Do memang malah membantu Tan. Karena untuk pertama kalinya Tan bisa tidur
sekamar dengan Won. Tapi Tan merasa sedikit kecewa karena Won langsung tidur, “Ada
banyak yang aku ingin tanyakan padamu. Ada banyak yang ingin aku ceritakan
padamu. Tapi kau tidur terlalu cepat.”
Walau sebenarnya Won mendengar
ucapan Tan karena ia belum tidur.
Tan senang dan berterima kasih
saat Won mengantarkannya ke sekolah. Ia mencoba peruntungannya dengan meminta
Won menjemputnya. Tapi melihat tatapan Won yang dingin, Tan tahu kalau ia
meminta terlalu banyak. Ia tersenyum dan mengucapkan selamat tinggal.
Setelah keluar dari mobil, sekali
lagi ia melambaikan tangan pada kakaknya seperti anak kecil yang melambaikan
tangan pada ibunya. Walau setelah itu, ia menghela nafas dan berwajah muram.
Sebelum pergi, Won melihat
sekelebat sosok Hyun Joo yang memasuki halaman sekolah. Reflek, ia hendak
membuka pintu tapi ia teringat posisinya sekarang dan mengurungkan niatnya.
Sebagai guru baru, Hyun Joo
menerapkan aturan sendiri. Ia tahu kalau murid-murid Jeguk melakukan
diskriminasi berdasarkan kekayaan. Maka ia juga akan melakukan diskriminasi
berdasarkan nilai. Ia menunjuk Young Do, “Kau yang ada di ujung, yang sedang
mengangkat alis. Turunkan alismu, juga turunkan handphone yang kau pegang.”
Young Do akhirnya menatap Hyun
Joo karena hanya ialah yang sedang memegang handphone. Murid-murid lain tertawa
geli.
Hyun Joo bertanya siapa anak yang
paling pintar dan semua menunjuk pada Chan Young. Maka Hyun Joo berkata, “Ada
dua jenis murid di kelas ini. Yoon Chan Young dan kalian semua yang ada di
ruangan ini.”
Tan mengenali Hyun Joo sebagai
gadis yang keluar dari rumahnya sambil menangis.
Sekretaris Yoon datang memenuhi panggilan
Presdir Kim yang sedang bersama dengan Nyonya Jung. Mata-mata Presdir Kim
keluar ruangan dan Presdir Kim bertanya apakah Sekretaris Yoon pernah melihat
orang itu? Sekretaris Yoon mengiyakan, walau ia belum sempat bertanya apakah
mata-mata itu punya fotonya atau tidak.
Presdir Kim yang mengiyakan
bahkan meminta sekretarisnya untuk menghentikan CLBK yang sedang Sekretaris
Yoon lakukan . Sekretaris Yoon mencoba menyembunyikan rasa terkejutnya. Tapi Presdir Kim tak memanggil Sekretaris Yoon
untuk itu. Ia menyuruh Sekretaris Yoon untuk menghentikan transfer saham pada
Tan untuk sementara waktu.
Ia tahu yang sekarang menjadi
masalah adalah Esther Lee dan ia bisa membaca rencana Esther. Esther pasti segera
akan mulai membeli saham mereka, bahkan mulai menghubungi para pemegang saham
untuk melakukan transaksi di luar bursa. Maka ia menyuruh Sekretaris Yoon untuk
membeli semua saham yang dijual dan ia berani membayar lebih mahal.
Pada Nyonya Jung, ia meminta agar
istrinya itu menemui Esther untuk mengubah pendiriannya. Presdir Kim juga menyuruh
Sekretaris Yoon untuk mengirim Eun Sang untuk belajar keluar negeri, “Menyekolahkannya
ke SMA Jeguk tak ada gunanya. Aku tak memperhitungkan faktor usia mereka.”
Eun Sang senang melihat Tan
muncul. Tan melihat tadi Eun Sang datang terlambat. Eun Sang mengaku kalau ia
ketiduran, “Aku benar-benar tidur nyenyak kemarin malam.”
Tan tak percaya Eun Sang menyombongkan
hal itu, “Bagaimana mungkin kau bisa tidur di sana tanpaku.” Cieee… kaya
sekamar aja. Padahal yang satu di mana yang satunya juga dimana. Tan bercerita
kalau ia tidur sekamar dengan Won. Eun Sang mengangguk-angguk, tapi anggukannya
berhenti saat Tan melanjutkan, “Kami ngobrol, kami makan enak bersama-sama.”
“Kedengarannya bohong,” tuduh Eun
Sang dan meminta Tan untuk kembali ke rumah saja. “Tak bisakah kau memberontak
di dalam rumah?”
“Apa ibuku membayarmu?” tanya Tan
kesal. Tapi memikirkan ibunya membuat Tan bertanya tentang keadaan ibunya.
Apakah ibunya masih minum anggur malam kemarin?
“Apa kau ingin membuatku menjadi
mata-mata sekarang?”balas Eun Sang. Ia pun mengambil donat di atas meja dan
menawari Tan, “Kau mau?”
“Ya,” jawab Tan cepat dan ia langsung
melahap donat yang akan masuk ke mulut Eun Sang, membuat Eun Sang terbelalak.
Hheeee… Tan mengunyah donat itu
dan matanya tersenyum sekaligus menantang Eun Sang. Sejenak terpaku, akhirnya Eun
Sang sadar dan langsung memukul tangan Tan dengan keras.
Melihat Tan hendak
mengerang, Eun Sang mengancam, “Jangan merengek!”
Tan berdalih kalau perkembangan hubungan
mereka itu lambat sekali. Tapi tidak menurut Eun Sang, “Kok bisa kau bilang
lambat? Kita tak hanya pegangan tangan saja, tapi kita..” Eun Sang terbelalak,
menyadari arah pembicaraannya yang menjurus.
Tapi Tan sudah mendengar hal itu
dan bertanya menggoda, “Jadi kita sudah boleh bicara mengenai hal itu sekarang?
Eun Sang langsung berdiri dan
berkata kalau semua itu ada urutannya. Walau pipinya memanas, Eun Sang berkata kalau ia harus
pergi ke ruang broadcasting untuk menggantikan Hyo Sin yang hari ini tak masuk.
Hyo Sin ternyata menuruti
permintaan ibunya untuk interview. Walau ia menjawab pertanyaan dengan malas,
memberitahukan kalau ia tak pernah melamar di jurusan ini. Dan
pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan membuat ia merasa terjepit hingga pandangannya kabur.
Tan mencoba menghubungi Hyo Sin
tapi tak diangkat. Malah Nyonya Jung yang menelepon untuk memarahi Tan yang
bertindak seenaknya, mengungkap rahasia yang sudah ia dan Presdir Kim jaga
selama 18 tahun ini.
Paman Tan dan anak-anak mereka
masih memperkarakan Presdir Kim di pengadilan. Jadi bagaimana jika mereka tahu
kalau Tan adalah anak di luar nikah? “Mereka akan kembali lagi dan akan terjadi
perang yang lain. Kau masih SMA. Kakakmu baru 3 tahun menjadi CEO dan akan
terjadi perang di antara kalian. Apa yang akan kau lakukan sekarang?”
Tan diam mendengar semua scenario
yang akan terjadi karena pengakuannya. Dan ia kembali termenung di ruang golf,
padahal ia tak ikut ekskul Golf. Pada Myung Soo ia mengaku kalau ia duduk di
sini karena ini adalah satu-satunya tempat yang tak mungkin didatangi Eun Sang,
karena ia tak ingin Eun Sang melihat wajahnya yang seperti ini.
Myung Soo memperhatikan wajah Tan dan bertanya
apa yang tak boleh dilihat Eun Sang? Tan menjawab muram, “Melihatku menghitung
rintangan yang harus kami hadapi.”
Bosnya memberitahu Eun Sang kalau
kafe ditutup selama dua jam. Bosnya pergi meninggalkannya kebingungan apalagi
saat bosnya mengatakan kalau ia iri pada Eun Sang. Tapi Eun Sang patuh pada
perintah bos dan saat Young Do muncul, ia menyuruh Young Do untuk kembali 2 jam
lagi karena kafe sedang tutup.
Young Do, yang tumben rapi
memakai kemeja di balik jaketnya, tersenyum dan berkata kalau ia yang memesan kafe
ini selama 2 jam. Ia bahkan membalik tulisan buka menjadi tutup dan duduk
dengan santai, “Karena kau tak mau menjawab teleponku. Kau tak mau makan mie
denganku. Kau selalu menghindariku. Jadi aku harus membayar untuk melihat
wajahmu lagi.”
“Karena itukah kau memesan kafe
ini selama dua jam?”
“Apa kau mau mencatat pesananku
sekarang?” tanya Young Do. Tapi Eun Sang menolak karena di sini orang datang ke
konter untuk memesan. Young Do tak peduli dan meminta Eun Sang untuk membuat
dua gelas minuman yang paling mudah dibuat dan tambahan, “Jangan meludahi
minuman itu, ya.”
Ha.. Eun Sang hanya bisa menghela
nafas menghadapi Young Do. Tapi ia tetap menyajikan minuman untuk Young Do dan
menyibukkan diri dengan semua pekerjaan di dalam kafe membuat Young Do mati
gaya.
Dengan canggung Young Do membuka percakapan, meminta Eun Sang duduk dan
berhenti bekerja. Tapi seolah tak mendengar orang bicara, Eun Sang terus
bekerja, membuat Young Do kesal.
Akhirnya Young Do menuangkan
minuman ke lantai yang baru saja Eun Sang pel, membuat Eun Sang akhirnya membentak
Young Do. Tapi Young Do tersenyum karena akhirnya Eun Sang melihatnya dan
berkata kalau ia akan menumpahkan sisanya jika Eun Sang tak mau duduk.
Eun Sang duduk dan tanpa
basa-basi bertanya apa yang Young Do inginkan darinya. Young Do terdiam, nampak
kecewa mendapat tanggapan yang dingin dari Eun Sang. Ia akhirnya berkata, “Aku ingin
kau mengangkat teleponmu. Aku ingin kau bicara padaku saat aku bicara padamu. Sapalah
aku saat kau melihatku.“
Eun Sang menyadari apa maksud
Young Do selama ini dan mengapa Young Do tak membuka rahasianya. Ia minta maaf
karena terus menghindari Young Do,”Namun hanya satu yang bisa aku lakukan
padamu. Yaitu menolakmu. Maafkan aku.”
Young Do menatap Eun Sang nanar,
tak tahu harus menjawab apa. Ia bergumam kalau ia sekarang benar-benar ditolak.
Dan ia bertanya, “Apakah aku bisa balas dendam?”
“Aku harap kau tak melakukan hal
itu,” jawab Eun Sang pasrah. “Tapi jika hanya itu yang bisa kau lakukan, maka
lakukanlah. Aku harus bisa menerimanya karena aku telah menolakmu.”
Tapi Young Do tak bisa membalas
pada Eun Sang langsung, karena itu berarti akan melukai hatinya sendiri, “Karena
itulah aku akan membalas pada orang-orang di sekitarmu.”
Di perpustakaan, Young Do duduk
di kursi yang biasanya diduduki Eun Sang dan bersedih. Penolakan Eun Sang terus
terngiang di telinganya. Dan akhirnya ia memutuskan sesuatu.
Tan membuka lokernya dan melihat
kalau jas sekolahnya sudah bersih tanpa noda. Dari pengeras suara terdengar
suara Young Do yang ingin bercerita tentang sesuatu yang menarik. Tentang putra
kedua Grup Jeguk, Kim Tan.
Sepertinya Tan tak mencoba untuk
menghentikan Young Do karena Tan tetap berjalan dengan perlahan, walau
telinganya terus terpasang untuk mendengar suara Young Do.
Namun berbeda dengan Eun Sang
yang berlari menuju ruang broadcasting, sementara suara Young Do mengumumkan
akan memberikan waktu 1 menit sebelum mengungkapkan rahasia itu.
Untuk mengisi waktu satu menit
itu, Young Do memberi satu quote menarik pada para pendengar, “Musuhmu bukanlah
orang yang mengacungkan pedang kepadamu, tapi musuhmu adalah orang yang berdiri
di sampingmu dengan pisau yang tersimpan di belakang punggungnya.”
Young Do terus bicara hingga
akhirnya Eun Sang muncul dan mematikan volume. Eun Sang mengatakan kalau Young
Do akan mendapat hukuman karena hal ini. Tapi Young Do tak peduli dan malah
seakan mengolok, ia bertanya apa Eun Sang memang melompat ke dalam api demi Kim
Tan? “Apakah hubungan kalian ini adalah untuk saling bergantung satu sama lain?”
Eun Sang menyuruh Young Do diam
dan menariknya keluar. Tapi Young Do malah ganti mencengkeram Eun Sang,
menghentikannya. Eun Sang marah, “Beginikah caramu untuk balas dendam? Lepaskan
aku.”
“Tidak. Aku akan melepaskannya
segera, tapi aku tak akan melepaskannya sekarang,” jawab Young Do. “Aku melalui
semua masalah hanya untuk satu kesempatan ini saja. Jadi bertahanlah denganku.”
“Hentikan sekarang, Young Do-ah..” pinta Eun
Sang.
Young Do mendorong Eun Sang ke
dinding dan meminta, “Jangan memanggilku seperti itu.”
Tan akhirnya muncul, namun begitu
melihat kalau Eun Sang ada di dalam bersama Young Do, Tan segera membuka pintu.
Tapi Young Do lebih cepat dan mengunci pintunya. Tan marah dan menendang pintu berkali-kali
sekuat tenaga, menyuruh Young Do untuk membuka pintu.
Tak mempedulikan Tan, Young Do
mengingatkan Eun Sang pada apa yang ia katakan di kafe, “Saat aku berkata kalau
aku akan melukai semua orang kecuali dirimu, Kim Tan adalah satu diantaranya.
Dan aku juga.”
source :
http://www.kutudrama.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-13-1.html
http://www.kutudrama.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-13-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment