Tan menyusul Eun Sang yang
menangis terisak-isak. Ia bertanya apakah Eun Sang terluka? Eun Sang mengangguk
tapi tak ingin Tan mendekatinya. Tan tak
menggubris permintaan Eun Sang dan menghampiri gadis itu untuk memeriksa luka
di lengannya. Akhirnya Eun Sang membiarkannya.
Handphone Eun Sang berbunyi dan
melihat siapa peneleponnya, Eun Sang ingin mengangkatnya. Tan meminta handphone
itu, tapi Eun Sang tak memberikannya. Ia harus menjawab telepon ini. “Kau juga
melihatnya tadi. Tak ada gunanya mengacuhkan dan mengabaikannya. Ia tahu kalau
aku bukan orang kaya baru.”
“Memang kenapa kalau dia tahu?
Biarkan saja!” tukas Tan tajam.
Tapi Eun Sang tak bisa. Young Do
tahu semuanya tentang dirinya. Ia terlalu panik dan takut untuk menuruti
perintah Tan. Buru-buru ia mengangkat telepon.
Maka Tan pun menghentikan Eun
Sang dengan menarik handphone itu dan menciumnya.
Eun Sang terkesiap, dan handphone itu terlepas dari genggamannya.
Young Do sudah mendengar kalau
teleponnya diterima, tapi tak kunjung mendengar suara Eun Sang. Ia berkata
‘halo’ tapi tak ada yang menyahut di ujung sana. Ia pun mematikan dan menelepon
lagi, namun kali ini panggilan itu tak tersambung.
Tan melepaskan ciumannya dan
melihat Eun Sang sudah tak sepanik sebelumnya. Masih tetap memegang tangannya,
Tan berkata, “Jika kau ingin membuatku menjadi gila, angkatlah telepon dari
orang itu, walau sudah kularang. Dan aku tak akan segan untuk mengubur orang
itu.”
Eun Sang mengangguk dan buru-buru
pergi. Kali ini Tan tak mengejarnya. Ia memungut handphone Eun Sang yang tadi
terjatuh. Young Do masih terus menelepon Eun Sang, maka ia yang mengangkatnya.
Young Do kaget mendengar suara
Tan, namun saat melihat Eun Sang turun, ia dapat menduga kalau Tan sekarang ada
di atap sekolah, “Apa yang kalian lakukan di atap? Cha Eun Sang baru saja turun
dari atas.”
Tan memperingatkan Young Do agar
tak berbuat macam-macam, tapi Young Do malah menutup telepon karena ia ada
urusan lain. Young Do menarik tangan Eun Sang, tapi kali ini Eun Sang menepis
tangan Young Do. Young Do kaget melihat reaksi Eun Sang yang berbeda apalagi
melihat tatapan Eun Sang yang marah dan tak kelihatan takut.
Myung Soo yang berpapasan dengan
Eun Sang bertanya pada Young Do apa yang terjadi pada si OKB? Kenapa bajunya
sangat kotor? Young Do mengaku kalau ia tadi menjegal Eun Soo.
“Sengaja atau tak sengaja?” tanya Myung Soo. Dari wajah Young Do, Myung
Soo tahu jawabannya. Ia heran melihat sikap Young Do. Biasanya Young Do tak
pernah mengganggu anak perempuan. Lalu kenapa hal seperti ini bisa terjadi?
“Karena aku penasaran. Aku
penasaran dengan perasaanku setelah aku menjegalnya,” jawab Young Do.
Myung Soo heran mendengarnya.
Pantas saja Young Do sering disebut anak SD. Kalau Young Do tertarik pada Eun Sang,
tanya saja langsung. Kenapa harus mengganggu Eun Sang seperti itu?
Heheh.. Untuk urusan ini, Myung
Soo lebih pintar daripada Young Do.
Young Do menyuruh Myung Soo untuk
diam. Tapi Myung Soo malah menyuruhnya untuk diam, dan berjalan
meninggalkannya.
Waahhh.. Myung Soo pemberani
banget bisa mengkritik Young Do. Nggak juga, karena setelah itu Myung Soo
terbirit-birit lari dan Young Do memanggilnya untuk berhenti. LOL.
Di toilet, Eun Sang mencuci
jasnya yang kotor. Bo Na muncul dan meminjamkan baju ganti untuk Eun Sang. Aww…
Bo Na so sweet banget. Eun Sang berterima kasih walau Bo Na bersikeras kalau
tindakannya ini ia lakukan karena nanti Chan Young pasti melakukan hal yang sama.
Tan mencari seseorang di setiap
kelas. Dan saat melihat Young Do, ia sepertinya menemukan targetnya. Ia segera
turun dari tangga dan memukul Young Do. Perkelahian pun terjadi. Young Do
membanting Tan. Tan meninju Young Do beberapa kali. Begitu seterusnya.
Myung
Soo hanya bisa melihat tapi tak berani melerai. Begitu pula siswa lain yang berdatangan,
termasuk Rachel.
Eun Sang selesai ganti baju,
dengan Bo Na yang berkomentar kalau sepertinya Eun Sang tak pernah kelihatan
pantas memakai baju apapun. Ye Seol muncul dan mengabarkan kalau di luar ada
kehebohan antara Tan dan Young Do.
Belum sempat Ye Seol menjelaskan
lebih rinci, Rachel muncul di toilet dan menjambak rambut Eun Sang. Bo Na
menahan tangan Rachel agar tak menjambak Eun Sang, tapi Rachel menepis
tangannya dan menyuruh Bo Na diam.
Tetap tenang, Eun Sang menyuruh
Rachel melepaskan tangannya dan bercerita atas apa yang terjadi, “Pasti terjadi
sesuatu yang besar karena kau menjambak rambutku.”
“Apa kau tak menyadari apa yang
terjadi di sekolah gara-gara orang tak berharga sepertimu? Tan dan Young Do
saling memukul satu sama lain. Apa yang akan kau lakukan?” tanya Rachel marah.
Eun Sang dan Bo Na terkejut.
Hyo Sin yang melerai mereka. Eun
Sang yang akhirnya melihat mereka, terkejut melihat wajah Tan dan Young Do yang
babak belur. Dan lebih parahnya lagi, Nyonya Jung muncul dan marah melihat
kedua anak yang barusan ia temui sekarang berkelahi lagi. Ia menyuruh keduanya
untuk mengikutinya.
Di ruangannya, Nyonya Jung
bertanya apa yang sebenarnya terjadi, yang membuat Tan dan Young Do berkelahi
seperti ini. Mereka berdua diam tak menjawab. Nyonya Jung memaksa mereka
bicara, dan Young Do pun berkata, “Saya diajarkan untuk tak mengatakan satu
katapun tanpa kehadiran seorang pengacara, Bu.”
Dengan tajam, Nyonya Jung berkata
kalau ia bicara sebagai kepala sekolah bukan sebagai ibu Tan. Beraninya mereka
berdua membuat kerusuhan di sekolahnya. Ia akan menyelidiki kejadian ini dari
CCTV dan akan melaporkan pada komite disipliner. Jika perlu, ia akan memanggil
orang tua mereka.
Young Do meminta agar ia diberi
kesempatan sekali lagi. Nyonya Jung berkata kalau itu sudah terlambat. Ia tak
peduli apa yang mereka lakukan diluar sekolah, tapi jangan macam-macam di
dalam. “Kalian akan meninggalkan tempat ini setelah lulus. Tapi bagiku ini
adalah karirku dan tempat kerjaku. Jadi jangan menodai sekolahku. Mengerti?!”
Tan dan Young Do keluar ruangan.
Ucapan terakhir Nyonya Jung tak luput dari perhatian Young Do. Bukankah Nyonya
Jung, sebagai ibu, seharusnya bertanya lebih dulu apakah Tan terluka atau
tidak. “Tapi karena kau bukan anak kandungya, tentu ia lebih khawatir akan
pekerjaannya dibandingkan dirimu.”
Tan menanggapi ucapan Young Do
dengan santai karena Young Do pasti tak tahu betapa senang dan amannya ia
memiliki ibu seperti itu. Young Do mencoba mengusik Tan dengan bertanya kapan
enaknya ia menggunakan kartu as itu (Tan anak haram) dan mencoba menebak-nebak
bagaimana dampaknya jika hal itu muncul.
Tan berkata kalau Young Do tak
mungkin berani melakukannya. “Karena tanpa itu, kau jadi bukan siapa-siapa
lagi. Karena setelah itu kau tak dapat melakukan apapun padaku. Jika kau ingin
memastikannya, coba saja gunakan hal itu,” tantang Tan.
Young Do menggertak, nanti Tan
akan menyesal. Tapi Tan malah berkata kalau ia sudah mempersiapkan diri untuk
membuat semuanya jadi kacau.
Menatap foto remaja Tan dan Young
Do, Myung Soo sebagai ‘kakak’ merasa sedih melihat perkelahian mereka. Bo Na
dan Ye Seul muncul untuk ekskul Golf mereka. Ye Seul yang tak mengenal Tan dan
Young Do saat SMP bertanya mengapa kedua orang itu bermusuhan? Bukannya mereka
dulu dekat? Bo Na yang juga mengenal mereka pun juga tak tahu.
Myung Soo menggeleng. Dulu ia
hanya merasa aneh karena Young Do tak muncul saat Tan pergi keluar negeri. Ia
tak tahu kalau ternyata hubungan mereka seburuk ini.
Ye Seul juga penasaran apakah Kim
Tan benar menyukai Eun Sang, karena Tan sangat melindungi gadis itu. Bo Na
langsung mengatakan kalau kelakuan Young Do yang seperti anak SD itu yang
membuat Tan berlaku seperti itu. Ye Seul heran, mengapa Bo Na selalu membela
Tan. Bo Na menjadi kesal dituduh seperti itu.
Mereka akan terus bertengkar jika
Myung Soo tak melerai mereka. Sudah cukup ia melihat satu perkelahian. Ia tak
mau melihat yang kedua kali. Bo Na heran, mengapa Chan Young tak kunjung
datang.
Ternyata Chan Young sedang mendengarkan
Eun Sang yang curhat. Melihat Young Do menduduk Eun Sang di kursi Joon Young,
membuat Eun Sang menduga kalau Young Do sudah tahu kalau ia ada di SMA Jeguk
karena beasiswa. Chan Young meminta Eun Sang untuk tak takut. Ia akan
mendampingi Eun Sang untuk melawan Young Do.
Namun Chan Young lebih khawatir
akan satu hal yang lain. Ia menebak kalau Tan suka dengan Eun Sang. Dan Chan Young
lebih mengkhawatirkan kenyataan itu daripada kenyataan Eun Sang bisa sekolah di
sini karena beasiswa. Banyak anak di sekolah mereka yang ingin menjatuhkan Tan,
namun mereka tak dapat menyentuh anak pemilik Grup Jeguk. Oleh karena itu jika
mereka mengetahui hal ini, sebagai gantinya mereka akan menjatuhkan Eun Sang.
Dan Chan Young merasa Young Do sudah mulai melakukannya.
Ucapan itu membuat Eun Sang
khawatir. Maka saat ia pulang dan menemukan Tan menunggu di depan gerbang ia
bersikap dingin. Tan mengembalikan handphone Eun Sang dan pura-pura marah
karena Eun Sang ceroboh pada barang yang belum lunas cicilannya. Ia juga
pura-pura merajuk karena luka yang dideritanya. Ia juga bercanda kalau ia
mungkin akan dikeluarkan oleh Kepala Sekolah, “Seorang pria tak mungkin hanya
punya ijasah SMP saja, kan?”
Sesaat Eun Sang tampak khawatir,
tapi hanya sesaat karena setelah itu Eun Sang memilih tak peduli. Ia hanya
berkata kalau ia akan masuk sekarang. Tan menahannya. Ia sudah menunggu Eun
Sang lama sekali. Tanpa menatap Tan, Eun Sang berkata kalau mulai sekarang, Tan
jangan menunggunya lagi.
Tan menarik tangan Eun Sang. Eun
Sang meminta Tan menahan diri. Ia tak ingin berdebat dengan Tan dan
mengingatkan kalau ada kamera CCTV di depan gerbang. Tan mulai marah karena Eun
Sang tak pernah mau mendengar kata-katanya.
Selain CCTV, ternyata ada yang
juga melihat mereka berdua. Won datang dan melihat Tan memegang tangan Eun
Sang. Eun Sang buru-buru memberi hormat dan masuk ke dalam. Seperti sikap Eun
Sang, Won pun juga bersikap dingin pada Tan.
Saat Tan bertanya apakah Won
berniat tetap tinggal di hotel, Won balik bertanya apakah Tan ini sekarang
penjaga pintu gerbang karena bertanya hal-hal yang tak berguna. Saat Tan
bertanya apakah Won ingin kembali tinggal di rumah, Won berkata apakah Tan
ingin menggantikannya untuk tinggal di hotel jika ia kembali ke rumah?
Tan frustasi melihat sikap
kakaknya. Ia menegaskan kalau ia tak memiliki keinginan untuk merebut apa yang
dimiliki Won. Won menjawab kalau Tan tak bisa memutuskan apa keinginannya, Grup
Jeguk yang memutuskan. Dan bagi Won, keberadaan Tan sekarang hanya merupakan
masalah saja, “Itulah arti seorang anak haram.”
Won melewati Tan yang tertegun
dan menyuruh Tan untuk tak memberitahu siapapun kalau ia ada di sini.
Rasanya kasihan sekali melihat
kesedihan di wajah Tan karena diacuhkan oleh 2 orang yang penting dalam
kehidupannya.
Di dalam kamar, Tan meng-SMS Eun
Sang agar tak pergi ke gudang anggur karena ada kemungkinan kakaknya akan pergi
ke sana.
Tapi terlambat karena Won sudah
berdiri di tangga, menatap Eun Sang. Eun Sang buru-buru berkata kalau ia
disuruh Nyonya Han untuk mengambil minuman.
Won berkata kalau Eun Sang boleh
mengambil semua botol anggur di ruangan itu, kecuali botol yang dipegang Eun
Sang. Botol itu memiliki tahun 1983. Eun Sang minta maaf, tapi Won berkata
kalau ia tak marah. Ia mengambil botol yang dipegang Eun Sang dan menyerahkan
botol lainnya.
Won bertanya apakah Eun Sang
bersekolah di SMA Jeguk dan tinggal di sini. Eun Sang menjawab iya. Sikap Won
pada Eun Sang tak sedingin saat bicara pada Tan. Ia mengatakan kalau ia senang
bertemu lagi dengan Eun Sang.
Hyun Joo menunggu kedatangan Won
di lobi. Saat ia berdiri untuk memanggil Won. Tapi ada orang yang sudah lebih
dulu menyapa Won. Rachel sebenarnya datang ke hotel untuk menemui Young Do,
tapi ternyata Young Do tak ada. Won
mengajak Rachel untuk minum the bersama.
Melihat hal itu, Hyun Joo hanya
dapat menelan kekecewaannya.
Rachel tahu kalau Won sekarang
tinggal di hotel dan menyebutnya masih dalam masa puber karena bersikap seperti
anak kecil. Ia pikir Tan juga sama, sedang masa puber. Rachel memberitahu kalau
Tan hari ini berkelahi karena seorang gadis . Kelihatannya Tan ingin pacaran
dengan gadis itu.
Won pun menghubungkan ucapan
Rachel dengan apa yang dilihatnya di depan gerbang tadi. Won mencoba bercanda
dan bertanya apa gadis itu lebih cantik daripada Rachel? Rachel menjawab kalau
Won itu sama seperti pria-pria lainnya (yang mementingkan fisik) dan ingin tahu
apakah wajah Tan memang benar-benar babak belur? Won pun kembali bercanda
dengan menjawab, “Kau juga sama seperti gadis-gadis yang lain.”
Nyonya Han marah karena Tan
berkelahi di sekolah. Ia tak percaya kalau wajah Tan seperti itu karena menendang
bola, “Kalau mau berbohong itu buatlah yang masuk akal. Apa kau menendang bola
dengan wajahmu?!”
Tapi Tan tak mau memperpanjang
urusan ini. Ia berkata kalau ia sudah capek dan langsung menutup pintu kamar.
Wihh.. bisa diomeli saya sama
ibu kalau bersikap sama seperti Tan.
Keesokan harinya, Tan sudah ada
bersiap berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Ia menunggui Eun Sang untuk pergi
ke sekolah bersama-sama. Tapi Eun Sang tak kunjung muncul hingga jam tujuh
pagi, membuat Tan sadar kalau Eun Sang berangkat jauh lebih pagi.
Tapi kekhawatirannya mulai muncul
karena Eun Sang absen. Ia hampir tak mendengarkan gurunya yang sedang mengupas
karakter dalam novel Great Gatsby. Young Do, Rachel dan Chan Young pun juga
melihat kursi Eun Sang yang kosong.
Eun Sang ternyata hanya
duduk-duduk di pinggir jalan, melihat orang yang lalu lalang. Ibu Eun Sang mendapat
telepon dari sekolah. Ia tak dapat menjawab, tapi mendengar gerutuan pihak
administrasi kalau Eun Sang tak masuk sekolah tanpa ijin.
Begitu bel pelajaran berbunyi,
Tan langsung kabur untuk mencari Eun Sang. Ia mencoba menelepon gadis itu, tapi
tak bisa. Begitu pula Chan Young yang mencoba menghubungi sahabatnya. Tapi Chan
Young mengatakan kalau Eun Sang biasanya menonton film di sebuah bioskop yang
menyajikan film dengan gratis.
Dan benar saja. Tan lega saat menemukan
Eun Sang duduk sendirian di sana. Ia duduk beberapa baris di belakang Eun Sang
dan terus menunggu Eun Sang yang tetap duduk di kursi walau film sudah habis.
Ia pun mengikuti Eun Sang yang
berjalan-jalan dan melewati toko yang menjual dreamcatcher. Eun Sang memandangi
dreamcather yang tergantung di toko,dan tersenyum teringat saat ia memberikan dreamcatcher itu
pada Tan di Amerika.
Tak diduga, orang yang ada dalam
pikirannya, muncul di bayangan kaca etalase toko. Ia berbalik dan terkejut
melihat Tan sudah ada di belakangnya. Mengapa Tan mengikutinya ke sini?
“Apakah filmnya bagus?”
“Kau mengikutiku sejak di
bioskop?”
“Kenapa kau pergi ke sekolah? Kau
berangkat ke sekolah kalau kau ingin pergi. Dan tak berangkat kalau kau sedang
tak ingin pergi. Apa seperti itu?”
“Apa kau sedang menunggu putusan
komite disipliner? Apakah tak apa-apa kalau kau membolos seperti ini?”
“Khawatirkan dirimu sendiri. Hari
ini, kau akan mati di tanganku.”
Tan menggenggam tangan Eun Sang
dan menariknya pergi. Dan kali ini Eun Sang tak menolaknya. Mereka berjalan
bersisian.
Eun Sang berkata kalau dengan
adanya dirinya bisa menghancurkan kehidupan Tan. Tan berkata kalau bukan Eun
Sang penyebabnya. Dan walaupun Eun Sang penyebabnya pun,Tan tak akan pernah
melepaskan tangannya dan terus berjalan. “Dan jika aku terus seperti ini, kau
tetap akan bersamaku sampai akhir jalan nanti, kan?”
Eun Sang sesaat terdiam, dan
kemudian berkata, “Tidak, aku tak akan ada di sana.” Eun Sang menarik
tangannya, “Saat itu aku sudah melarikan diri.”
“Tak masalah.”
“Jangan. Aku tak memiliki tempat
untuk tinggal lagi.”
“Kalau begitu, kau ingin aku
melakukan apa? Aku menyukaimu, jadi apa yang harus aku lakukan?”
“Aku juga menyukaimu,” jawab Eun
Sang. “Tapi setelah itu apa? ‘Lulus sekolah tanpa masalah.’ ‘Hidup dengan
percaya diri, walau aku harus tinggal di tempatmu.’ Bahkan rencana sederhana
seperti itu saja kacau, jadi memang kenapa kalau aku menyukaimu? Apa artinya
semua itu?”
“Murid-murid lainnya belum tahu tentang
hubungan keluargamu yang rumit, kan?” Tan terdiam. Eun Sang pun melanjutkan, “Kau
tak dapat melindungiku. Lindungi dirimu sendiri dulu.”
Tan menatap Eun Sang lama. Dan ia
pun berbalik pergi, tanpa menoleh ke belakang lagi. Eun Sang menatap kepergian
Tan dan menangis.
Entah karena khawatir Eun Sang
tak masuk sekolah atau penasaran dengan status Eun Sang, akhirnya Young Do
menemukan rumah lama Eun Sang dari form identitas yang diberikan Rachel.
Tapi
rumah itu sekarang sudah kosong dengan kertas tertempel di depan pintu yang
tertulis kalau rumah itu disewakan. Young Do menggumam kalau Orang Kaya Baru itu
hanya omong kosong belaka.
Seorang ahjumma menyapanya dan
bertanya apakah Young Do mencari rumah kontrakan? Dengan sopan Young Do berkata
kalau ia mencari rumah temannya, Cha Eun Sang. Ahjumma itu mengatakan kalau Eun
Sang sudah pindah ke Pyongchang-dong.
Hyo Sin pulang ke rumah dan ibunya
mengatakan kalau guru lesnya sudah datang. Tapi guru les yang baru karena Hyun
Joo keluar. Hyo Sin kaget dan bertanya apakah ibu memecat Hyun Joo? Jawab ibu,”Untungnya
dia sudah minta keluar dulu sebelum aku memecatnya.”
Hyo Sin tak mempedulikan ajaran
guru lesnya itu. Ia malah memotret soal yang dikerjakan gurunya itu, membuat
guru lesnya heran. Hyo Sin berkata kalau soal itu tak bisa dikerjakan dengan
cara itu. Ia mengirim foto soal itu kepada Hyun Joo dan pada guru lesnya ia
berkata, “Aku ini ingin meningkatkan rangking nasionalku. Bukan hanya untuk
menjadi nomor satu di kelas.”
Tak berapa lama kemudian, Hyun
Joo mengirimkan jawabannya dan Hyun Sik menunjukkan jawaban itu pada guru
lesnya. Hyo Sin pun kembali membalas pesan Hyun Joo, Bagaimana mungkin kau keluar tanpa mengucapkan selamat tingal?
Hyun Joo tak menjawab pertanyaan
itu. Ia malah menulis kalau ia akan meng-email file tentang bahan yang belum
sempat mereka pelajari dan Hyo Sin bisa menanyainya kapan pun jika Hyo Sin tak
mengerti dalam pelajaran. Terlihat jawaban kekecewaan di pesan Hyo Sin setelahnya,
Kurasa selamanya aku akan selalu menjadi
murid di matamu.”
Hyun Joo menemui Sekretaris Yoon
yang menawarkan sebuah pekerjaan di Grup Jeguk. Hyun Joo langsung menangkap
kalau begitu ia bekerja, pasti akan muncul artikel yang mempromosikan tentang
dirinya, “Anak yang dibesarkan oleh Grup
Jeguk, sekarang bekerja di Grup Jeguk. Artikel-artikel seperti itulah yang
akan muncul di halaman pertama jika aku meng-google namaku.”
Sekretaris Yoon yang memahami
maksud Hyun Joo berkata kalau Hyun Joo bisa menolak tawaran itu. Hyun Joo
tersenyum dan berkata kalau ia memang punya hak untuk menolaknya. Tapi
mengetahui kalau ini adalah tawaran dari Presdir Kim, ia tak bisa menolaknya.
Ia hanya meminta agar Sekretaris Yoon tak memberitahukan hal ini pada Won
karena ia sendiri yang akan memberitahukannya.
Pertemuannya dengan Hyun Joo
membuat Sekretaris Yoon berpikir keras. Saat sedang mempersiapkan makan malam,
ia bertanya pada Chan Young bagaimana kabar Eun Sang di sekolah itu. Chan Young
merasa heran karena akhir-akhir ini ayahnya sering bertanya tentang Eun Sang.
Sekretaris Yoon menjawab, “Aku
menyekolahkanmu ke SMA Jeguk karena aku ingin kau memiliki koneksi yang bagus
dan melihat dunia yang lebih baik lagi. Tapi sekarang aku meragukan
keputusanku.”
Chan Young tak mengerti maksud
ucapan ayahnya. Tapi ia punya solusi. Bagaimana kalau minum-minum. “Satu gelas
saja,” pinta Chan Young manis. Ayahnya berdecak kesal karena anaknya ini menyarankan
sesuatu yang bukan anak-anak banget, walaupun, “Baiklah. Tapi segelas saja, ya.”
Chan Young tersenyum menang dan
berkata, “Tentu saja. Hanya satu gelas. Masalah nanti baru timbul jika satu
menjadi dua.”
Haha.. I love them.
Eun Sang akan tutup toko, namun
masih tersisa dua pengunjung. Dua orang (siswa SMA walau ketuaan untuk jadi
anak SMA) itu juga mulai mengganggu Eun Sang dengan berkata kalau ada rambut di
dalam gelas. Eun Sang memeriksa gelas itu, tapi tak ada rambut di dalamnnya.
Ternyata itu hanya trik kedua murid itu untuk meminta nomor telepon Eun Sang.
Eun Sang mulai marah setelah
salah satu siswa itu memegang tangannya dan memaksanya untuk memberi nomor
teleponnya. Ia mengancam akan melaporkan mereka ke polisi karena semua kejadian
ini terekam oleh CCTV. Namun terdengar suara, “Polisi telah datang!”
Belum sempat mereka menoleh untuk
melihat siapa polisi itu, si polisi sudah menendang kursi yang diduduki si
pengganggu itu hingga anak itu terjerembab. Eun Sang kaget melihat siapa
polisi itu. Aww… ternyata Young Do.
Young Do senang karena mengenali
kedua pengganggu, “Ahh.. sudah lama kita tak bertemu. Ini adalah pertama kali
kita bertemu lagi sejak SMP, kan?” Young Do mengulurkan tangannya untuk
bersalaman. Tapi anak itu ketakutan saat melihat Young Do. Buru-buru ia
menolong temannya bangun dan mereka segera kabur.
Haha.. dan wow! Jadi berapa
banyak sebenarnya anak yang dibully oleh Tan dan Young Do saat mereka SMP?
Eun Sang mendesah kesal melihat
Young Do. Tapi Young Do juga begitu. Kalau Eun Sang diganggu oleh orang, orang
itu harusnya dirinya dan bukannya kedua anak tadi. Tapi Eun Sang hanya menjawab
pendek kalau cafenya sudah tutup dan meminta Young Do pergi.
Young Do heran melihat Eun Sang
yang tak berterima kasih padanya karena telah diselamatkan dari kedua orang
jahat tadi. Tapi Eun Sang menyelanya, “Kaulah yang jahat. Kau adalah alasan
mengapa aku tak pergi ke sekolah. Kenapa kau selalu menggangguku?”
Young Do terlihat muram mendengar
hardikan Eun Sang dan menjawab pelan, “Aku tak mengganggumu.” Namun hanya
sesaat, karena Young Do berkata, “Apakah yang ini yang akan sedikit mengganggu?
Aku pergi ke rumah yang dulu pernah kau tinggali.”
Young Do tersenyum melihat paras
Eun Sang yang berubah. “Kalau begitu, dengarkan. Satu,” Young Do mengacungkan
telunjukknya, “Kau tinggal di rumah yang sangaaat jelek. Kedua, sekarang kau
tinggal di Pyongchang-dong. Karena itu kita bertemu di minimarket. Ketiga,
smakin aku melihatmu, aku semakin yakin kalau kau adalah murid beasiswa. Karena
itu keempat,..”
“Benar. Kau benar. Aku bukan
orang kaya baru,” potong Eun Sang, tahu kalau itu adalah poin keempat Young Do.
Young Do terdiam, sedikit kaget melihat keberanian Eun Sang yang kembali
berkata, “Kau juga benar karena aku sekolah di sana karena beasiswa.”
Mungkin Young Do mengharap reaksi
Eun Sang yang ketakutan, jadi Young Do hanya tersenyum canggung dan berkata
kalau ia memang akan mengatakan itu. Eun Sang bertanya memang kalau Young Do
tahu masalah itu, kenapa? Apa Young Do akan mengusirnya dari SMA Jeguk?
Perlahan Young Do menjawab, “Tidak.
Karena aku mulai suka denganmu.” Eun Sang kaget mendengarnya, tapi Young Do
belum selesai, “Tapi kau tak menyukaiku, kan?”
Eun Sang tak menyangka Young Do
berkata seperti itu, jadi kali ini Eun Sang terdiam, tak menjawab.
Tan menunggu kedatangan Eun Sang.
Tak kunjung melihat sosok Eun Sang muncul di halaman rumah, ia pun mememeriksa
luar rumah dari kamera CCTV.
Whoa.. Harry Borrison, anyone?
Ternyata Eun Sang duduk di luar
gerbang. Melihat Eun Sang termenung dan nampak sedih, Tan berniat untuk
menyusulnya. Tapi ia mengurungkan niat setelah melihat ada seseorang yang
menghampiri gadis itu dan kembali duduk untuk melihatnya.
Ibu Eun Sang, yang baru saja
membuang sampah, menghampiri putrinya. Eun Sang bertanya apakah pihak sekolah
menelepon ibu? Ia mengaku kalau hari ini ia membolos. Melihat ibu hanya
mengangguk namun tak marah, membuat Eun Sang bertanya mengapa ibu tak
memarahinya?
Dengan bahasa isyarat ibu berkata
kalau ia tahu kalau Eun Sang tak mau masuk karena merasa sangat berat. Jadi
jika ia menanyai Eun Sang, maka Eun Sang akan merasa lebih terbebani.
Eun Sang menitikkan air mata
mendengar ucapan ibu yang penuh pengertian. Air matanya semakin merebak saat
ibu menggenggam tangannya. Ia memaksakan senyum dan meminta ibu untuk tak
khawatir, “Aku merasa berat hanya untuk hari ini saja. Aku akan masuk sekolah
besok. Ini adalah seragam 1 juta won, jadi aku akan membuat seragam ini setara
dengan nilainya.”
Ibu mengangguk dan berkata kalau
cuaca di luar sangat indah. Eun Sang menganggu dan mereka pun duduk di sana
lebih lama.
Keesokan harinya, Eun Sang
menepati janji pada ibunya. Ia bersekolah walau mendapat pandangan menggunjing
dari siswa lain.
Ia berpapasan dengan Tan dan berusaha sedapat mungkin untuk
tak memandangnya.
Tapi Tan pun juga tak memandangnya,
seakan ia memenuhi permintaan Eun Sang untuk meninggalkannya. Ia terus berjalan
lurus, tak melirik sedikitpun. Malah Eun Sang yang melirik ke belakang.
Ibu Eun Sang panik setengah mati
karena mendapat telepon yang ia tahu pasti menanyakan tentang pertemuan POMG.
Ia meminta tolong agar Nyonya Han untuk mengangkat teleponnya.
Nyonya Han pun mengangkat
teleponnya dan tanpa basa-basi, ia mengatakan kalau ia tak bisa hadir di rapat
POMG karena mendapat halangan, “Halangan yang tak bisa di’bi-ca-ra’kan.”
Hahaha.. Nyonya Han ini lumayan juga.
Tentu saja si penelepon tak menangkap maksud
Nyonya Han dan meminta ibu Eun Sang untuk tetap hadir karena Eun Sang adalah
murid pindahan. Dan si penelepon itu langsung menutup telepon.
Nyonya Han marah karena si penelepon
itu tak sopan padanya. “Apakah aku harus ikut campur dan ‘membersihkan’
orang-orang ini?” ucapnya kesal. Dan bak preman pulak. LOL. Namun ia memiliki
ide untuk datang dan menyelesaikan semuanya.
Ibu Eun Sang buru-buru menulis
kalau Nyonya Han seperti itu, maka Nyonya Han akan ketahuan sebagai istri
simpanan. Ibu Eun Sang terbelalak dan berhenti menulis karena salah tulis.
Bwahaha..
Ia segera mencoret tulisan istri
simpanan, tapi Nyonya Han mendelik, mencoba merampas notes itu, “Ketahuan, kau.
Aku melihatmu menulis istri simpanan.” Tapi ibu Eun Sang menarik lebih keras
dan buru-buru menulis dengan kalimat yang lebih ‘masuk akal’, “Saya hanya
khawatir kalau Anda keluar maka semua akan terungkap.”
Nyonya Han kembali tenang dan
bertanya dengan mata berbinar-binar, “Memang siapa yang bilang kalau aku akan
pergi sebagai ibu Tan?”
Hahaha… ide Nyonya Han ini
benar-benar, deh!
Rachel marah melihat kehadiran
Eun Sang di sekolah ini lagi. Ia ingin tahu sebenarnya status sosial Eun Sang
ini ada dimana? Seberapa kaya Eun Sang
ini sebagai Orang Kaya baru? Eun Sang menganggap kalau semua itu adalah
kekanak-kanakkan.
Tapi tidak menurut Rachel. Walau
ia bertunangan dengan Tan, ia tak pacaran dengan Tan, karena ini lebih ke arah
merger dua perusahaan besar. “Pertukaran saham, sharing tekhnologi. Ini adalah
penggabungan untuk menghasilkan laba yang jutaan bahkan milyaran won. Dan kau
mengatakan kalau ini adalah kekanak-kanakkan?” tanya Rachel tinggi.
Sekarang Rachel ingin bertanya
pertanyaan yang dulu pernah ia tanyakan di Amerika. Siapakah Eun Sang
sebenarnya? Eun Sang menjawab kalau sebentar lagi semua akan tahu, karena Young
Do sudah mengetahuinya.
Seorang wanita muncul dengan
segela merek ternama tertempel di badannya, membuat semua ibu (kecuali Ibu Ye
Seul) terkesima karena melihat penampilan seorang wali murid itu. Dan betapa terkejutnya semua ibu karena ibu
trendy itu memperkenalkan diri sebagai ibu Eun Sang.
Pertemuan ini dilakukan untuk
membahas leadership camping yang diakan diadakan dalam waktu dekat. Tahun lalu
ibu Myung Soo menyumbang tiket pesawat dan ibu Rachel menyumbang baju camping
(para ibu diminta untuk bertepuk tangan). Dan tahun ini ayah Young Do akan
menyumbang biaya hotel (ibu-ibu diminta untuk bertepuk tangan lagi). Dan itu
berarti ada beberapa biaya yang belum ter-cover.
‘Ibu Eun Sang’ langsung
mengangkat tangan, “Saya yang akan melakukannya.”
Semua mata memandang pada Nyonya
Han. Apalagi saat Nyonya Han berkata kalau ia yang akan menutup semua biayanya.
Salah satu ibu mengatakan kalau jumlahnya tak hanya satu atau dua (juta won) saja.
Dengan tenang Nyonya Han menjawab kalau ia tak peduli berapa biaya yang harus
ia keluarkan, entah satu, dua atau seratus. Ia yang akan melakukannya.
Para ibu kembali diminta untuk
bertepuk tangan. Nyonya Han tersenyum
sopan mendengarnya. Tapi senyumnya menghilang saat mendengar kalau kepala
sekolah SMA Jeguk yang juga ibu Tan datang.
Hahaha… ia langsung panik dan ibu
Ye Seul berbisik, “Apa yang sekarang bisa kau lakukan?” Nyonya Han langsung
berpaling dan menyembunyikan wajahnya.
Tapi mana bisa ia menyembunyikan
wajahnya kalau Nyonya Jung tepat persis di sampingnya? Nyonya Jung juga nampak
kaget melihat siapa yang ada di sampingnya.
Salah satu memperkenalkan mereka
dan tak tahu harus berkata apa, Nyonya Han memuji anak Nyonya Jung, Tan, sebagai anak yang
sangat tampan, tinggi dan berkepribadian yang baik. Nyonya Jung menyindir kalau
Nyonya Han sepertinya sangat mengenal Tan dengan baik.
Upps.. Nyonya Han langsung
beralasan kalau Eun Sang selalu membicarakan Tan setiap hari sehingga ia merasa
kalau ia sudah seperti mengenal Eun Sang. Esther langsung menatap Nyonya Han
dengan lebih tertarik. Nyonya Han melanjutkan, kalau saja ia punya seorang anak
perempuan, maka ia menginginkan Tan sebagai menantunya. Nyonya Jung kembali
menyindir, “Bukankah kau punya anak perempuan?”
Hahaha.. Double Uppss… Nyonya Han
segera menyadari kesalahannya. Maka ia berpura-pura perlu pergi ke toilet, dan meninggalkan
semuanya.
Tapi Nyonya Jung mengikutinya.
Setelah memastikan tak ada orang di toilet, Nyonya Jung memarahi Nyonya Han. Tapi
Nyonya Han tak peduli atas masalah yang baru saja ia timbulkan karena ia merasa
senang bisa datang ke pertemuan orang tua murid untuk pertama kalinya.
Nyonya Jung berkata kalau Nyonya
Han punya waktu untuk hal seperti ini, seharusnya Nyonya Han bisa mengajari Tan
agar tak berkelahi di sekolah dan mencoreng nama SMA Jeguk. Tapi Nyonya Han
berkata kalau anak-anak itu masih remaja, tentu saja anak-anak itu suka
berkelahi. Nyonya Jung pasti berpengalaman dengan hal seperti itu kalau Nyonya
Jung punya anak sendiri.
“Apa kau tahu anak siapa yang
berkelahi dengan Tan?” tanya Nyonya Jung marah.
Nyonya Han tak tahu. Tapi ia bisa
menebak kalau ibu si anak itu pasti ada di ruang pertemuan, “Apakah dia adalah
wanita yang bertampang serigala? Kau tahu, kan, wanita berambut pendek dengan
memakai kalung yang mirip dengan bola mata raksasa?”
“Serigala itu adalah calon
besanmu. Ibu mertua Tan,” jawab Nyonya Jung yang berbaik hati akan
memperkenalkan Nyonya Han pada Esther jika ia mau.
Bwahahaha.. Triple Uppss… Mau
lakban untuk menutup mulut, Nyonya Han?
Di sekolah Eun Sang dipojokkan
oleh Ye Seul dan teman-temannya. Mereka bertanya siapa nama ayah dan ibu Eun
Sang? Dan apa nama perusahaan keluarganya yang katanya menjadi orang kaya baru,
kenapa bisnis keluarganya tak pernah muncul di media. Tapi Eun Sang tak mau
menjawab.
Di belakang, Tan pura-pura mendengarkan musik, walau sama seperti
Young Do, ia juga mendengarkan percakapan itu.
Eun Sang tak mau menjawab,
membuat Ye Seul mendorong Eun Sang. Tan menarik earphone-nya, hendak ikut campur,
tapi Young Do sudah mendahuluinya, “Kang Ye Seul. Jangan menyentuhnya!”
Mendadak Myung Soo masuk kelas
dengan membawa kabar yang menghebohkan. Myung Soo bertanya pada Eun Sang, hal
yang sama seperti yang ditanyakan Ye Seul sebelumnya, “Hei OKB, orang tuamu
kerja apa? Aku baru saja mendapat telepon dari ibuku yang mengatakan kalau ibu
Eun Sang sangat hebat sekali.”
“Apanya yang hebat?”
“Hari ini kan pertemuan orang tua
murid. Penampilan ibu Eun Sang, dari ujung rambut sampai ujung kaki, seharga
mobil luar! Dia bahkan keluar dari mobil yang paling keren, membuat semua ibu kehilangan
percaya diri.”
Berita itu membuat semua
tercengang, bahkan termasuk Tan dan Eun Sang sendiri. Myung Soo bertanya apakah
mungkin bisnis keluarga Eun Sang adalah simpan pinjam/lintah darat? LOL. Masuk akal
juga sih, Lintah darat adalah bisnis yang menghasilkan besar tanpa muncul di
surat kabar. Bahkan, menurut kabar yang didengar Myung Soo, biaya camping
mereka selain kamar, dibiayai oleh ibu Eun Sang semua.
Rachel bengong mendengarnya. Tapi
Tan dapat menduga siapa ibu Eun Sang itu.
Rachel mengkonfirmasi pada
ibunya. Dan Esther membenarkan hal itu. Ibu Eun Sang bahkan memiliki tas yang sama
dengan tas miliknya, tas yang hanya ada 20 buah di dunia ini.
Ibu Eun Sang benar-benar menjadi
bahan pembicaraan anak-anak. Bo Na yang tadi tak mengikuti pelajaran bersama
yang lain, menanyakan apakah benar-benar yang Myung Soo dengar adalah ibu Eun
Sang? Apa Ibu Myung Soo tak salah lihat?
Myung Soo mengatakan kalau ibunya
adalah pengacara terbaik di Korea Selatan, setelah ayahnya. Tapi Bo Na masih
belum bisa percaya. Sementara Ye Seul merasa dipermalukan di depan Young Do.
Err… apa Ye Seul naksir Young Do?
Young Do sekarang sedang
melakukan hukuman dari sekolah bersama Tan. Dan Myung Soo merasa kalau ia harus
mendamaikan kedua orang itu, “Mengunci keduanya di ruang bawah tanah sepertinya
ide yang bagus.”
Tapi Bo Na tak merasa begitu.
Karena jika Myung Soo mengunci mereka berdua, keesokan harinya pasti hanya ada
satu orang saja yang keluar.
LOL. Atau mungkin, keduanya
keluar hidup-hidup, tapi ada satu orang yang mati. Myung Soo. Heheh.. *abaikan*
Kedua anak orang kaya ini
sama-sama tak mau mengepel. Haha.. Tan menyuruh Young Do untuk mengepel
sendirian. Tapi Young Do menjatuhkan tongkat pel. Ia menolak karena ia sudah
setiap hari membersihkan kamar-kamar di hotel. Jadi ia menyerahkan semuanya
pada Tan.
Young Do beranjak pergi, tapi Tan
menendang ember sehingga sebagian airnya muncrat. Tanpa banyak kata, Tan
meninggalkan Young Do tapi berhenti karena ucapan Young Do. “Kenapa ingin cepat
pulang? Apakah kau ingin bertemu dengan ibu kandungmu?”
Tan mendesah kesal dan berkata, “Hari
ini pertemuan orang tua murid. Apakah ibumu datang?” Tan berbalik dan
tersenyum, “Ahh.. Aku lupa. Ibumu melarikan diri.”
Young Do sudah tak tersenyum lagi
dan Tan mengatakan kalau Young Do yang memulai semua ini, “Tiga tahun yang lalu
dan juga sekarang.”
Eun Sang masih belum tahu siapa
ibunya yang datang ke pertemuan itu. Ia meng-sms ibunya untuk menanyakan hal
ini.
Sementara Tan langsung
mengkonfrontasi ibunya akan hal ini. Dan Nyonya Han dengan bangga mengakuinya, “Aku
membuat semua ibu-ibu itu mengkeret. Aku benar-benar menipu mereka.”
Tapi Tan malah marah karena hal
ini, membuat Nyonya Han minta maaf karena tak berpikir dengan jernih. Nyonya
Han berkata kalau ia melakukan hal ini karena merasa penasaran, “Aku ingin tahu
bagaimana teman-temanmu. Bagaimana para ibu dari murid-murid itu. Bagaimana
pertemuan orang tua murid itu. Apa yang mereka lakukan.”
Tan luluh melihat wajah ibunya
yang terlihat sedih. Ia tak memperpanjang masalah itu, hanya meminta ibunya
untuk mengurangi minum anggur karena itu membuatnya cemas. Nyonya Han berjanji.
Pelayan muncul untuk
memberitahukan kalau ada teman Tan datang. Muncullah Young Do yang menyapa Tan
dengan ceria, seolah mereka adalah sahabat lama. Penuh kemanisan, Young Do
bertanya dimanakah ibu kepala sekolah.. err.. ibu Tan agar ia bisa memberi
salam yang pantas padanya.
Tan mendesah tak percaya. Nyonya Han
diam-diam beringsut pergi. Tapi Young Do menghentikannya, “Maaf, tapi bisakah
kau membawakan aku segelas air, Ahjumma?”
Wajah Tan semakin keruh mendengar
hal itu. Saat ibunya mengiyakan dengan sopan dan berjalan menuju dapur, ia
memegang tangan ibunya dan menahannya, “Ibu, ada yang ingin mengucapkan salam.
Ini adalah temanku.”
Nyonya Han semakin panik karena
Tan berkata seperti itu. Young Do pura-pura kaget mendengarnya, “Aku tak
mengenalinya karena ia berbeda dengan ibu yang aku kenal,” dengan wajah serius
ia meneruskan, “Ini pasti ibu kandungmu.”
Tan memberi senyum, menenangkan
ibunya. Ia akan mengajak temannya bicara di luar. Dan pada Young Do, ia
menyuruhnya untuk keluar sebelum ia membunuhnya. Young Do pun mengikuti Tan
keluar setelah membungkuk hormat pada Nyonya Han.
Di luar, Tan mengatakan kalau
Young Do benar-benar membuktikan kalau ia adalah bajingan, tapi jika itu adalah
rencana Young Do untuk membuatnya bertekuk lutut di hadapan Young Do, maka
Young Do salah.
Young Do mengalihkan perhatian
pada sosok yang ada di muncul di halaman, dan tak sadar kalau sedang diawasi
karena sibuk meng-SMS. Young Do berkata kalau ternyata rencananya ke rumah Tan
adalah benar.
Eun Sang akhirnya sadar kalau ada
orang lain di dekatnya. Dan betapa terkejutnya melihat Young Do berdiri di
sana. Tan juga menyadari siapa yang datang, sejenak tak tahu apa yang harus ia
lakukan.
“Kau juga tinggal di sini? Aku tak datang
untuk menemukan ini, tapi” Young Do menatap Tan tajam dan berdecak seperti
mengokang senapan, “Aku mendapat hadiah utama.”
source :
http://www.kutudrama.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-9-1.html
http://www.kutudrama.com/2013/11/sinopsis-heirs-episode-9-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment