“Apakah ramenmu enak?”
Pertanyaan Tan membuat Young Do mengedarkan pandangannya,
mencari-sosok Tan. Dan ia melihat Tan muncul di seberang jalan. Ia bertanya apa
Tan ingin makan ramen bersamanya? Tan menjawab sinis, “Apa kau pikir aku
menelepon karena ingin menemuimu?”
Young Do tersenyum sinis dan berkata kalau hubungan mereka
benar-benar sudah berubah. Ia akan membangunkan orang yang ingin ditemui Tan.
Young Do pun menendang meja, menyuruh Eun Sang bangun, “Ada Kim Tan.”
Eun Sang berlagak bangun dari tidur nyenyaknya, dan
bertanya “Kenapa kau sangat berisik?”
Tan mengisyaratkan agar Eun Sang menoleh ke seberang jalan. Eun Sang pun
menoleh.
“Ada apa dengan kalian berdua? Ini lingkungan rumah orang
lain,” bentak Tan marah.
Tapi Young Do tertawa, tak percaya kalau Tan hanya kebetulan
melewati daerah itu. Dan ia semakin tak percaya melihat Eun Sang pun juga heran
melihat kehadiran Tan di sana juga Young Do yang ada di hadapannya. Young Do
bertanya pada Eun Sang, “Ada apa dengan kalian berdua?” Dan ia menoleh pada
Tan, “Apa kau tak datang untuk menemuinya? Kemarilah.”
“Kenapa juga aku harus menemuinya?” tanya Tan sinis. “Aku
tak tahu apa tujuan kalian di sini. Tapi jangan lakukan hal yang tidak-tidak di
lingkungan sini.”
Tan mematikan teleponnya dan berlalu pergi. Young Do
menyuruh Eun Sang untuk segera mengikuti Tan. Tapi dengan polos Eun Sang
berkata kalau ia ke sini bukan untuk menemui Tan. Young Do melempar
handphonenya kesal dan bertanya, “Jadi maksudmu, situasi ini hanyalah
kebetulan?”
“Kita juga tak ada rencana untuk ketemuan di sini,” jawab
Eun Sang taktis. Ia menyuruh Young Do untuk menghabiskan makanannya dan segera
pergi. Tanpa menunggu jawaban, Eun Sang meninggalkan Young Do, pergi ke arah
yang berlawanan dengan Tan.
Young Do speechless mendengar jawaban Eun San dan berkata
sendiri, “Tak ada gunanya ngomong dengan orang yang selalu mendebat.” Ia tampak
berpikir namun kemudian mendesah kesal, “Ahh.. aku benar-benar bingung.”
Haha.. Hubungan rahasia Tan dan Eun Sang selamat. Untuk
sementara.
Eun Sang akhirnya pulang ke rumah. Tapi ia berteriak kaget
karena Tan muncul tiba-tiba dan langsung memarahinya karena tidur di tempat
seperti itu. Apa Eun Sang tak takut? Kenapa tak tidur di kafe saja? Tentu saja karena Eun Sang harus membeli kopi
jika mau tidur di sana.
Eun Sang mau masuk ke rumah, tapi Tan masih ingin bicara.
Kenapa Eun Sang menemui Young Do? Eun Sang membantah kalau ia berniat menemui
Young Do. Semua ini hanya kebetulan. Tan tak percaya. Ia ingin tahu apa yang dikatakan Young Do? Apa Young Do
mengancamnya?
Eun Sang menggeleng, “Ia malah berkata kalau ia ingin
melindungiku.”
Tan langsung menyergah, “Itu namanya ancaman! Makanya
dengarkan omonganku. Mulai sekarang
jangan sampai berpapasan dengannya. Ini bukannya cerewet, tapi peringatan!”
Eun Sang heran, bagaimana mungkin ia bisa mengatur kejadian
seperti itu? “Itu karena kau belum berusaha sebaik-baiknya,” tukas Tan.
*Ihh.. kaya Eun Sang bisa menghindar aja dari Tan. Sekeras
apapun usaha Eun Sang mengindar, tetap aja Tan mencari cara untuk bertemu, kan?
Eun Sang menanyakan alasan Tan bersikap seperti itu pada
Young Do. Tan berkata kalau ia tak ingat. Ia hanya tahu kalau sekarang mereka
sedang dalam hubungan saling membenci.
Eun Sang meminta Tan untuk masuk ke rumah 5 menit dari saat
ia masuk. Tan bertanya apa tak mungkin kalau mereka kebetulan datang
bersama-sama ke kebun ini? Eun Sang menggeleng yakin, “Aku sudah membuat diriku
sebisa mungkin tak berpapasan dengan orang di rumah ini.”
Tan geli mendengar jawaban Eun Sang yang kontradiktif dengan
apa yang diucapkan sebelumnya.
Masuk ke rumah, Eun Sang langsung ke dapur dan bertemu
dengan Nyonya Han. Nyonya Han menegur Eun Sang yang baru saja pulang hingga ia
harus mengambil anggur sendiri. Eun Sang meminta maaf.
Kalimatnya belum selesai saat Tan kebetulan masuk ke dapur dan meminta air putih pada ibunya. Eun
Sang buru-buru melipir pergi, tapi berhenti saat Nyonya Han menyuruh Eun Sang
untuk mengambilkan air minum untuk Tan.
Nyonya Han juga memperkenalkan Tan pada Eun Sang sebagai putranya.
Tan tersenyum geli melihat Eun Sang yang salah tingkah. Maka
saat Eun Sang menyapa santun sambil memberikan air padanya, Tan berkata, “Aku
sering melihatmu.”
Eun Sang mendelik pada Tan yang sepertinya masih merasa
terganggu dengan ucapan Eun Sang di taman. Nyonya Han bertanya dimana Tan
pernah melihat Eun Sang. Apa di rumah ini? Tan menggeleng dan menjawab di
sekolah. “Kupikir siapa gadis yang dandanannya aneh itu. Ternyata itu kamu.
Senang bertemu denganmu. Nanti kita akan ketemu lagi, ya.”
Nyonya Han bertanya apa Eun Sang benar-benar tak pernah
melihat Tan di sekolah? Gelengan kepala Eun Sang membuat Nyonya Han benar-benar
heran, “Tapi Tan ini adalah tipe orang yang kau pasti perhatikan, walau kau tak
ingin.”
“Benar, kan? Dia gadis aneh,” tukas Tan pada ibunya, membuat
Eun Sang semakin mendelik. Puas mengerjai Eun Sang, Tan berkata kalau ia akan
masuk ke kamar.
Sepeninggal Tan, Nyonya Han meminta Eun Sang untuk mengingat
wajah Tan dan melaporkan semua yang Tan lakukan di sekolah. Eun Sang bertanya,
“Melapor?” Nyonya Han pun bertanya apa Eun Sang tak mau melakukannya? Setelah
ia diberikan kesempatan di sekolah yang sama dengan putranya? Eun Sang menunduk
dan menyanggupi permintaan itu.
Namun Nyonya Han memperingatkan Eun Sang agar tak menyapa
Tan atau terlalu ramah pada Tan di sekolah, “Sama seperti kau tinggal di rumah
ini, kau berada di tempat yang berbeda. Bahkan saat di sekolah, udara yang kau
hirup harus berbeda dengannya. Dan hanya karena sepantaran, tak berarti kau
bisa memanggilnya ‘Tan’ begitu saja.”
“Baiklah,” jawab Eun Sang muram. “Seperti Tuan Muda. Begitu,
kan?”
Nyonya Han mengiyakan dengan gembira dan memuji Eun Sang
sebagai anak yang pintar. Dari balik pintu, Tan yang ternyata belum naik ke
atas, mendengarkan semua itu dengan ekspresi tak suka.
Eun Sang masuk ke kamar dengan sedih. Namun kesedihannya berganti
kaget saat melihat ada baju seragam tergantung di atas. Lebih kaget lagi saat
mengetahui kalau ibunya membeli seragam itu untuknya.
Ia sudah mulai merinci
apa yang bisa mereka lakukan dengan uang hampir 1 juta won, namun berhenti saat
ibu menyentuh tangannya lembut dan berkata, Membelikan
seragam adalah tugas ibu. Cobalah. Aku ingin kau melihat apakah seragam itu
kelihatan cantik.
Eun Sang mengerjap-kerjapkan matanya agar tak menangis,
“Tentu saja. Aku selalu terlihat cantik memakai apa saja.” Eun Sang benar-benar
bahagia mempunyai baju itu dan berterima
kasih pada ibu.
Sebaliknya, Rachel tak bahagia mendengar kabar dari ibunya
yang ingin mengambil ‘foto keluarga’ yang bisa dipasang di tempat
resepsipernikahannya nanti, juga di kartu undangan. Apa ibunya pikir setelah
mereka memiliki foto keluarga lantas mereka benar-benar menjadi keluarga?
Esther Lee menyuruh anaknya untuk berhenti merengek seperti
Rachel berusia 3 tahun, karena rengekan itu tak ada gunanya. Rachel menyindir
kalau ibunya sudah tak bisa mengatur hidupnya lagi sejak ia berumur 3 tahun.
Jika ibunya masih mau melakukan foto keluarga atau foto pernikahan, terserah.
Tapi ia tak akan melakukannya.
Rachel pun pergi menemui Young Do untuk memastikan apakah
Young Do tak memiliki cara untuk menggagalkan pertunangan orang tua mereka?
Young Do memberi cara alternative, “Apa kau mau kita pacaran?”
“Hei! Aku tak bermaksud menghancurkan pertunanganku,” jawab
Rachel kesal. “Apa kau tak bisa serius sedikit?”
Young Do pun memberi satu pilihan lagi. Kalau mereka tak
bisa menggagalkan pernikahan, mereka bisa menggagalkan foto keluarga itu.
Rachel tertarik dengan usul Young Do. Tapi Young Do bertanya apa yang Rachel
bisa lakukan jika ia menggagalkan pemotretan itu, “Dapatkah kau memberikan apapun yang aku
inginkan?”
Eun Sang berangkat sekolah dan kaget saat melihat Tan sudah
berdiri di depan gerbang. Ia bertanya mengapa Tan ada di sini subuh-subuh
begini?
“Kau ini.. supir aja belum datang,” ujar Tan kesal. “Pantas
saja aku tak pernah melihatmu saat berangkat sekolah. Apa kau sengaja
menghindariku dan pergi saat subuh?”
Eun Sang menjawab kalau ia tak hanya ingin menghindari Tan
saja. Tapi Eun Sang tak menjelaskan lagi dan berkata kalau ia akan berangkat
sekarang. Tapi Tan malah menarik tangannya.
Eun Sang mencoba
melepaskan tangannya. Tapi seperti
alasan Eun Sang dulu menarik tangannya pergi dari depan rumahnya, Tan berkata
kalau tak ada gunanya Eun Sang melawannya, karena ada CCTV di atas.
Hahaha.. kayanya apapun yang Eun Sang katakan akan
dikembalikan ke Eun Sang lagi, deh.
Di taksi, Tan mulai mengoceh, “Anak-anak menyukai Kim Tan
karena wajahnya yang tampan. Nilai pelajaran Kim Tan juga bagus karena wajahnya
yang tampan. Kim Tan..” Tapi Eun Sang langsung memotong ucapan Tan, kenapa juga
Tan berkata seperti itu? Tan menjelaskan kalau itulah kata-kata yang harus
diucapkan Eun Sang pada ibunya.
*Kayaknya sih Tan pengen Eun Sang berkata kalau ia tampan.
:p
“Aku mendengar percakapanmu dengan ibuku kemarin.”
“Jadi kau menyuruhku untuk berbohong?” tuduh Eun Sang.
“Bagian mana yang bohong?” tantang Tan.
“Sudahlah.”
Hehehe.., Akhirnya Eun Sang nyadar juga kalau Tan ini
narsis.
Tan menyindir Eun Sang yang langsung mematuhi perintah
ibunya. Eun Sang berkata, dari sekian banyak kalimat yang bisa ia katakan di
rumah Tan, kalimat ‘tidak mau’ tak akan pernah ada.
“Jadi karena itu kau membuatku untuk mendengar semua
kata ‘tidak’ dan ‘sudahlah’ mu setiap waktu, ya?” tanya Tan penuh sindiran. Eun
Sang hanya tersenyum dan malah balik bertanya, “Apa seperti itu?”
Haha.. pasti Tan merasa dirinya sangat spesial. Tan menatap Eun Sang dan memilih tak mengejar
Eun Sang dengan pertanyaan itu. Ia malah bertanya apa yang sebenarnya ingin Eun
Sang hindari (dengan berangkat saat subuh)?
Eun Sang tak menjawab. Namun ia teringat betapa mobil-mobil
mewah yang mengantarkan para siswa menciutkan nyalinya. Tapi Eun Sang tak
mengatakan hal itu, dan hanya berkata kalau ia menghindari mobil. Ia pun meminta
supir untuk menepi karena ia ingin turun. Tan menyuruh supir untuk terus. Mereka
akan pergi bersama hanya pagi ini saja. Lagipula di sekolah pasti belum ada
siswa yang datang.
Eun Sang masih ingin berdebat, tapi Tan tiba-tiba menunjuk
keluar dan berseru heran, “Apa itu?!”
Eun Sang langsung mengikuti arah telunjuk Tan. Dan Tan pun
langsung menyandarkan kepalanya ke bahu Eun Sang. Aww.. jahilnya si Tan. Eun San langsung membeku
merasakan Tan yang ada di dekatnya.
Tan tersenyum sambil memejamkan mata, “Aku ngantuk. Karenamu
aku bangun pagi-pagi sekali.”
Aww.. Eun Sang mencoba protes, tapi ia tak menyingkirkan
kepala Tan dari bahunya. Hampir tertidur, Tan meminta agar mereka keluar dari
taksi bersama-sama dan ia menambahkan, “Seragam itu pantas kau pakai.”
Eun Sang tersenyum mendengar pujian itu. *Taruhan berapa,
pasti Eun Sang sekarang berdebar-debar.”
Mereka berjalan melewati halaman sekolah. Walau sepintas
nampak mereka tak berjalan bersama, tapi Eun Sang dapat merasakan kalau Tan
menatap punggungnya dan perasaan itu membuat Eun Sang semakin berdebar.
Tan mengawasi Eun Sang dan matanya terus menatap leher Eun
Sang yang terlihat karena rambutnya dikuncir kuda.
Tak tahan, Tan mengejar Eun
Sang dan menarik ikat rambutnya. Eun Sang terkejut dan berbalik, “Apa yang kau
lakukan?”
“Jangan ikat rambutmu saat kau di sekolah,” jawab Tan
pendek. Eun Sang meminta Tan mengembalikan ikat rambutnya. Tapi Tan malah
mengacak-acak rambutnya dan berkata, “Kau harus menutupi wajahmu agar tampak
cantik.” Tan nampak puas melihat rambut Eun Sang menutupi wajahnya.
Eun Sang merapikan rambutnya lagi dan meminta Tan untuk tak
melakukan hal itu. Bagaimana jika ada orang yang melihat mereka berdua. Tan
bertanya mana ada orang yang sudah datang di jam segini? Belum sedetik juga Tan
berkata itu, terdengar panggilan, “Kim Tan!”
LOL. Mereka berdua menoleh dan sangat terkejut melihat Myung
Soo datang dengan menyemportkan parfum ke badannya. Myung Soo juga langsung
memanggil Eun Sang dan bertanya bagaimana mereka bisa datang bersama.
Eun Sang panik dan Tan melihatnya. Setelah berpikir sesaat
Tan langsung menarik tangan Eun Sang, dan mengalihkan perhatian dengan bertanya
mengapa Myung Soo ada di sini pagi-pagi sekali. Ternyata Myung Soo baru pulang
dari clubbing dan memilih tidur di sekolah daripada dimarahi ibunya karena
pulang pagi.
Ada garis tubuh di lantai dan Myung Soo menginjaknya. Eun
Sang kaget, namun Myung Soo menenangkan kalau gambar itu hanya sebagai
pertunjukkan saja bukan yang sebenarnya. Seseorang selalu menggambarnya.
Mungkin Joon Young.
Myung Soo penasaran, seperti déjà vu melihat Eun Sang,
“Apalagi pagi-pagi seperti ini.” Tan segera menjawab kalau Eun Sang tak pernah clubbing.
Myung Soo heran, bagaimana Tan tahu? Sambil meninggalkan Eun Sang, Tan menjawab
kalau klub juga punya standar sendiri (dan wajah Eun Sang tak memenuhi syarat).
Myung Soo mengangguk mengakui, “Walau sedikit kumal, wajahnya tak begitu
jelek.”
LOL. Eun Sang kesal karena mereka membicarakannya seolah ia
tak ada di sana.
Teman Nyonya Han datang ke rumah dan mengagumi rumah Nyonya
Han yang besar sekali, dan mereka kembali berbicara dengan dialeg daerah yang
kental (seperti cara bicara Beo Jin yang medok dengan logat Jeju – Tamra the
Island).
Rupanya teman itu ibunya Ye Sol (sahabat Bo Na) dan kesal
saat menerima SMS tentang pertemuan orang tua murid di sekolahnya. Nyonya Han
iri sekali karena temannya bisa datang ke sekolah sebagai ibu. Tapi ibu Ye Sol
mengatakan kalau lebih baik Nyonya Han tak pergi, karena para ibu-ibu itu hanya
pamer dari ujung kepala sampai ujung kaki dan membicarakan tentang bisnis para
suami.
Saat disinggung tentang bisnis apa yang ibu Ye Sol katakan
pada mereka, ibu Ye Sol dengan riang menjawab kalau ia mengatakan bisnis
keluarganya adalah menjual air. Maksudnya sih alkohol (seperti pemilik klub
atau bar), tapi para ibu yang lain mengira bisnisnya adalah bisnis air mineral.
*kalau ditilik dari bagaimana Ibu Ye Sol
menyembunyikan hal itu, sepertinya latar belakang Ye Sol bukan hal yang
membanggakan dan mungkin Ye Sol akhirnya bisa masuk kasta seperti Chan
Young, walau mungkin tak separah Joon Young atau Eun Sang.
Nyonya Han menceritakan kalau ia tak menemukan sesuatu yang
buruk pada istri suaminya itu. Nyonya Jung hanya pergi ke tempat-tempat yang
membosankan dan Nyonya Han menyebutnya sebagai biarawati. Ibu Ye Sol pun
mengusulkan hal lain. Bagaimana dengan mencari keburukan Won?
“Kau ini, katanya ahli. Kalau Nyonya Jung itu biarawati,
maka Won itu seperti pendeta!” sergah Nyonya Han.
Mereka dikejutkan oleh ibu Eun Sang yang tiba-tiba keluar
dari ruang rias untuk mengepel. Nyonya Han bertanya, apa ibu Eun Sang
mendengarkan percakapannya? Ibu Eun Sang mengangguk dan pergi.
Nyonya Han kesal dan berkata kalau ini tak dapat dibiarkan
lagi. Ia menoleh pada temannya dan berkata, “Ayo kita kubur wanita itu.”
LOL, serem amat nih Nyonya Han.
Kepanikan Nyonya Han bertambah saat ibu Ye Sol
bertanya-tanya, apa ibu Eun Sang itu benar-benar bisu?
Maka yang dilakukan Nyonya Han berikutnya adalah
mengendap-endap untuk mengagetkan ibu Eun Sang. Tapi ia sendiri yang berteriak
kaget karena ibu Eun Sang tiba-tiba berbalik. Bagaimana ibu Eun Sang tahu?
Ibu
Eun Sang menunjuk ke bayangan mereka di lemari es. Bwahaha..
Nyonya Han bertanya apa ibu Eun Sang benar-benar tak bisa
bicara? Sejak kapan? Ibu Eun Sang mulai menulis, tapi Nyonya Han memutuskan ia
tak ingin tahu. Dan ia mengagetkan Ibu Eun Sang sekali lagi, dan tetap gagal.
Haha.. Dan dari tulisan Ibu Eun Sang
yang tak terbaca oleh Nyonya Han, kita tahu kalau Ibu Eun Sang menjadi bisu
setelah ia demam tinggi saat berusia 3 tahun.
Eun Sang melakukan wawancara dengan membawa CV-nya. Hyo Sin
heran melihat Eun Sang menguasai bahasa isyarat, sementara murid lainnya
biasanya menguasai 3 bahasa. Eun Sang pun mengatakan karena alasan itulah maka
Hyo Sin harus memilihnya.
Tapi Hyo Sin bertanya mengapa Eun Sang masih ingin
bergabung? Bukankah membeli seragam adalah alasan Eun Sang bergabung? Dan
melihat Eun Sang sekarang memakai seragam, berarti alasan itu sudah tak valid.
Hyo Sin menutup wawancara dan bertanya apa ada yang ingin
ditambahkan oleh Eun Sang? Dengan bahasa isyarat, Eun Sang pun berkata, “Kumohon, pilihlah aku. Jika tidak, aku akan
balas dendam!”
Hyo Sin tak mengerti dan Eun Sang menjawab dengan manis
kalau itu adalah bahasa isyarat yang berarti kumohon pilihlah aku. Tapi Hyo Sin
tak percaya begitu saja, karena yang dikatakan Eun Sang jauh lebih panjang dari
itu.
Bo Na masuk dan melihat Eun Sang sedang melakukan wawancara,
ia langsung mengeluarkan hak vetonya. Ia tak mau Eun Sang yang terpilih. Tapi begitu
fans Hyo Sin masuk(anak direktur stasiun TV), Bo Na pun langsung menggunakan
hak vetonya lagi dan memilih Eun Sang.
Haha.. kayanya bagi Bo Na, lebih mendingan bersama Eun Sang
daripada anak stasiun TV itu.
Eun Sang kembali mengikat
rambutnya. Tapi Tan tiba-tiba muncul dari belakang dan langsung menarik ikat
rambutnya lagi. Eun Sang berteriak kaget dan memanggilnya. Tapi Tan tak
menoleh, hanya senyum-senyum dan berlalu pergi.
Eun Sang merasa ada seseorang yang
mengawasinya dan ternyata benar. Ada Young Do yang mengawasinya dengan tatapan yang susah diartikan, dan tentunya
melihat apa yang baru saja terjadi.
Bo Na menyuapi Chan Young, membuat
Chan Young senang dan memuji Bo Na yang hebat (gamtan). Tapi Bo Na langsung
menyergah, apa yang sangat Kim Tan darinya? Pertanyaan itu membuat Chan Young
sedikit terusik, “Apakah duniamu itu penuh dengan Kim Tan sehingga gamtan-pun
kau dengar menjadi Kim Tan?”
Bo Na membantah. Hal itu tak
mungkin karena ia hanya pacaran sebentar. Saat Chan Young menuduhnya belum bisa
melupakan Kim Tan, Bo Na langsung defensive dengan mengatakan kalau ia dan Tan
hanya berpegangan tangan saja. Lagi pula bagaimana Chan Young bisa tahu kalau
ia pernah pacaran dengan Tan.
Chan Young menjawab kalau ia
diberitahu oleh Rachel waktu di Amerika dulu. Bo Na sangat kesal mendengarnya.
Chan Young juga meminta agar Bo Na
merahasiakan kondisi Eun Sang yang masuk ke sekolah mereka karena mendapat
beasiswa. Bo Na masih tak suka pada Eun Sang, karena itu ia tak mau berjanji.
Tan sedang memandangi foto
remajanya bersama Young Do saat Chan Young muncul. Tan bertanya berapa lama
Chan Young dan Bo Na pacaran? Chan Young menjawab satu setengah tahun dan balik
bertanya sampai tahap mana hubungan Tan dengan Eun Sang? Tan menjawab,
“Sebentar lagi aku akan mengatakan suka padanya.”
“Kau menghabiskan separuh hidupmu
berteman dengan Eun Sang, apa kau menyukainya?”
“Bagaimana kalau iya?”
Tan mendesah, “Tentu saja, tak
mungkin hal itu tak pernah terjadi. Kapan?”
“Saat aku berumur 9 tahun?” Chan
Young mencoba mengingat-ingat. “ Saat tu Eun Sang jauh lebih tinggi daripada
aku. Jadi ia memukuli anak-anak yang berbuat jahat padaku. Kenapa kau memegang
tangan Bo Naku?”
“Karena saat itu dingin,” jawab
Tan. Tapi sama seperti Tan sebelumnya, Chan Young tak percaya. Maka Tan
menambahkan, “Saat itu Bo Na lebih kuat daripadaku.”
Ahh.. berarti sebenarnya Eun Sang
dan Bo Na mirip. Atau selera Tan dan Chan Young yang sama?
Won kembali ke rumah dan
berpapasan dengan Nyonya Han yang langsung menyembunyikan anggur di balik
punggungnya. Tapi Won mengabaikannya. Ia datang kemari untuk memberitahu
ayahnya kalau ia akan meninggalkan rumah dan tinggal di luar untuk sementara
waktu.
Ayahnya bertanya bukankah Won
sudah melakukan hal itu dari dulu? Won membenarkan, tapi dulu ia memiliki rumah
ini untuk pulang, tapi tidak sekarang. Ia tahu kalau tindakannya ini hanya
lebih banyak rugi daripada untung. Tapi mengetahui kalau ia mendapatkan sesuatu, karena seseorang terluka karena tindakannya, “Luka orang itu.. merupakan
sebuah hiburan untukku, Yah.”
Presdir Kim bertanya apakah Won
sadar apa yang akan ia lepaskan untuk hal ini? Won menyadarinya. Tapi jika
memang ia harus kehilangannya, maka ia akan melepaskannya.
Tan tersenyum melihat kehadiran kakaknya.
Padahal Won ada di kamar untuk mengemasi barangnya. Tan meminta Won agar tetap
tinggal di rumah. Tapi Won berkata kalau hal itu hanya dilakukan oleh jika
mereka memang satu keluarga.
Tan bertanya apakah Won suka dengan
keadaan seperti ini? Bagi Won, walau dia merasa tak nyaman, tapi mengetahui Tan
juga tak nyaman dengan kondisi ini, bagi dia itu sudah cukup. Won heran,
mengapa Tan ingin sekali pergi dari rumah hanya karena ia kembali.
Kali ini Won menatap Tan dan
menjawab karena Tan selalu mengikutinya seperti anak 7 tahun dan ia tak punya
tempat untuk bersembunyi, “Apa kau tak pernah terpikir olehmu kalau kau mencuri
tempatku? Atau kali ini, aku yang harus meninggalkan Amerika? Kapan kau
akan dewasa? Aku tak mungkin melawan anak SMA. Jadi, cepatlah dewasa.”
Saya merasa Won benar-benar serius
dengan kepergiannya kali ini karena Won mengambil botol anggur yang pernah
dibuat ibunya saat Won lahir dulu. Won mengacuhkan Tan yang meminta maaf karena
mendatangi hotelnya dan juga kantornya. Ia tak mempedulikan Tan yang mengaku
salah karena telah kembali dari Amerika.
Tak mendapat jawaban dari
kakaknya, Tan memegang lengan Won. Kali ini Won menoleh dan berkata dingin, “Lepaskan.
Beraninya kau memegangku.”
“Apa aku bahkan tak diijinkan
memberanikan diriku melakukan ini?” tanya Tan keras kepala. “Aku tahu kalau
yang kukatakan ini mungkin keteralaluan, tapi.. aku mengerti.”
“Mengerti? Apa kau sedang
mengejekku?” tanya Won marah. “Kau berani pulang tapi tak berani melawanku? Memang
kau pikir siapa dirimu hingga sesombong ini?”
Mendadak Tan memeluk Won dan
berkata, “Aku tak akan melawanmu, karena sudah jelas kalau aku akan kalah.
Pertarungan yang tak ingin aku lakukan, bagaimana aku bisa memenangkannya?”
Won terpaku mendengar ucapan Tan.
Namun setelah Tan melepaskan pelukannya, Won berkata ketus, “Aku tak tahu
menurun dari siapa, tapi kau sangat berisik sekali.”
Won meninggalkan Tan sendirian.
Tan menunggu kedatangan Eun Sang.
Eun Sang yang berjalan tanpa melihat kiri kanan, menjerit kaget melihat Tan
yang berdiri di hadapannya. Tapi Eun Sang langsung menyapa dengan sangat santun,
membuat Tan bertanya apa ini cara Eun Sang memberontak?
Masih dengan kesantunan yang
sama, Eun Sang menjawab kalau Nyonya Han sewaktu-waktu bisa muncul. Jadi lebih
baik ia pergi sekarang, “Dan aku akan melompat-lompat pergi.”
LOL, jadi kelinci dong..
“Apaan lompat-lompat?” tanya Tan
kesal apalagi melihat Eun Sang hendak meninggalkannya. “Berhenti sekarang juga.”
“Ada apa, sih?” Eun Sang berbalik, juga kesal.
Tan meminta Eun Sang
mengembalikan dreamcatcher-nya sekarang. Ia akan menunggu Eun Sang di gudang
anggur.
Eun Sang muncul saat Tan memasang
lagu yang dulu pernah ia putar di laptopnya. Ia mengembalikan dreamcatcher itu
pada Tan yang berkata kalau dreamcathcer itu memiliki kekuatan yang luar biasa.
Tanpa barang itu, Tan langsung mendapat mimpi buruk.
Eun Sang tak percaya dan berkata
kalau ia akan pergi sekarang. Tapi Tan meminta Eun Sang untuk tinggal lebih
lama, setidaknya sampai lagu ini selesai. Eun Sang mundur dan berkata kalau ia
akan duduk karena pilihan musik Tan yang bagus.
Eun Sang berkata dia suka lagu
itu karena lagu itu adalah lagu favorit orang yang ia sukai. Mendengar
kata ‘orang yang Eun Sang pernah sukai’ membuat Tan langsung
menyelidik: Kau pernah pacaran? Kapan? Siapa pria itu? Apa kau pacaran
dengannya
sebelum ke Amerika?
Eun Sang menatap Tan seolah
berkata, Duh.. tolong ya,dan menjawab
kalau ia tak pernah mengatakan kalau orang itu pria. Tan segera menyadari
kesalahannya dan ia pun tenang kembali dan dengan nada yang lebih baik ia
bertanya lagi. Eun Sang menjawab kalau orang itu adalah kakaknya.
Membicarakan kakaknya, Tan ingin tahu apa Eun Sang ingin pergi ke Amerika lagi? Eun Sang mengiyakan dan menambahkan kalau tujuan itu tak perlu Amerika, asal bukan Korea. Tan bertanya bagaimana perasaan Eun Sang sekarang, yang akhirnya kembali lagi ke Korea? Eun Sang menjawab kalau masih tetap sama. Setiap hari ia melakukan berbagai pekerjaan paruh waktu.
Namun dengan nada lebih ceria, ia
berkata kalau pindah sekolah berdampak bagi kehidupannya, “Walau hidupku terasa
lebih sial karenanya.”
“Kalau kau butuh bantuanku,
katakan saja padaku.”
“Tak apa-apa. Dengan kau berpikir
seperti itu saja sudah membuatku bersyukur kok.”
“Siapa yang bilang kalau aku mau memberi
bantuan?” goda Tan.
Eun Sang sekarang sudah tak
mempan digoda seperti itu. Ia balik bertanya bagaimana rasanya menjadi anak
pemilik Grup Jeguk? Tan menjawab singkat, “Aku tak dapat memanggil ibuku ‘ibu’,
aku tak dapat memanggil kakakku ‘kakak’. Seperti itulah.”
“Kurasa takdir menjadi ‘tuan
muda’ memang harus hidup seperti itu,” sindir Eun Sang walau nadanya penuh perhatian,
membuat Tan tersenyum karena Eun Sang berhasil membalasnya.
Ia pun ingin balik bertanya. Tapi Eun Sang menolak karena pertanyaan Tan selalu berbahaya. Ia beranjak pergi sebelum Tan sempat mencegahnya, “Aku menikmati lagunya. Sekarang tidurlah.”
Di kamarnya, Eun Sang belum
tidur. Pertanyaan Tan seperti : apa mungkin ia menyukai Eun Sang, apa mungkin ia
merindukan Eun Sang, kembali terbayang di benaknya.
Pagi-pagi, Bo Na heran melihat
depan kelas sangat ramai. Ternyata anak-anak tak diperbolehkan masuk oleh dua
kroni Young Do. Mengetahui siapa yang ada di dalam kelas, Bo Na memaksa masuk
dan membentak Young Do, “Hei Choi Young Do! Apa kau menyewa seluruh sekolah ini
untuk dirimu sendiri? Kalau pun kau melakukannya, sekolah ini sebenarnya milik
Kim Tan. Jadi kenapa kau menyuruh kami semua untuk minggir?”
Tanpa mengalihkan pandangan dari
Eun Sang, Young Do berkata kalau ia penasaran tentang si OKB ini. Ia mengambil
tas Eun Sang dan membuang semua isinya. Eun Sang kaget dan marah. Begitu pula
Bo Na. Tapi Young Do malah bersyukur melihat Bo Na karena ia juga mengambil tas
Bo Na dan membuang semua isinya juga.
“Apa kau lihat?” tanya Young Do
menunjuk barang-barang Eun Sang dan Bo Na yang berserakan di lantai. Dua
tas
namun isi yang berbeda. Tas Bo Na penuh barang bermerek, sedang tas Eun
Sang
hanya berisi alat-alat tulis saja. Ia ingin menunjukkan perbedaan itu
pada Eun Sang, “Lihatlah. Kau tak pernah mengeluarkan uang.
Kau bukan Orang Kaya Baru, kan?”
Eun Sang diam tak menjawab. Bo Na
pun juga terdiam saat Young Do bertanya padanya, apakah Eun Sang benar-benar
orang kaya baru. Paras khawatir tersirat di wajahnya. Walau ia langsung mengatai
Young Do seperti anak SD, “Apa pentingnya juga dia anak OKB atau bukan?”
“Tentu saja penting. Kalau ada
anak dari beasiswa kurang mampu pura-pura menjadi OKB, bukankah itu berarti
kalau ia membohongi seluruh sekolah? Kita semua adalah korbannya, kan?” tanya
Young Do menatap Eun Sang tajam.
Eun Sang mencoba berkata setenang
mungkin walau masih terdengar sedikit gemetar, “Kalau kau memang tak berniat
minta maaf atas kelakuanmu tadi, maukah kau menyingkir dari hadapanku?”
Young Do tersenyum. Ia maju satu
langkah dan dengan nada mengancam bertanya, “Kalau aku bertanya ‘siapa yang
menjagamu hingga membuatmu pede seperti ini?’ apakah itu terlalu kasar?”
Eun Sang diam, tak ingin nama Tan
muncul dan tersangkut dengan namanya. Untung Chan Young muncul dan bertanya
pada Bo Na apa yang baru saja terjadi. Bo Na langsun mengadukan Young Do yang
ia anggap sudah gila.
Sejenak Chan Young memandang Eun
Sang dan menyadari apa yang terjadi. Walau sopan, ia berani berkata pada Young
Do kalau Young Do mencoba menghalangi murid-murid yang mau belajar, dan
kelakuan Young Do itu mulai menyebalkan.
Karena sudah membuktikan kecurigaannya, Young Do memutuskan meninggalkan mereka. Sebelum pergi, Young Do berkata
pada Eun Sang, “Murid pindahan ini.. kenapa banyak sekali ksatria yang
menjagamu? Membuatku ingin bersaing dengan mereka.”
Chan Young mengajak mereka berdua
untuk memberesi tas mereka. Bo Na kesal pada Eun Sang karena gara-gara Eun Sang
semua seperti ini. Eun Sang meminta Chan Young juga memberesi barang Bo Na.
Tapi Bo Na juga marah pada Chan Young dan berkata kalau ia sekarang membenci
pacarnya itu.
Tapi melihat apa yang sebelumnya
telah ia perbuat untuk melindungi Eun Sang, kekesalan Bo Na itu tak
menjengkelkan.
Eun Sang merasa sangat malu,
apalagi saat para murid lain mulai duduk dan menggunjingkannya.
Ye Sol memberitahu gosip yang
baru saja terjadi di kelas Eun Sang pada teman-teman sekelasnya. Tan sudah
hampir meninggalkan kelas jika guru Bahasa Inggrisnya tak datang dan langsung
memulai pelajaran.
Rachel hanya bisa mengawasi Tan
yang kelihatan sangat marah sepanjang pelajaran dengan tatapan terluka.
Selepas pelajaran, ada kejadian
yang menghebohkan lagi. Ternyata Young Do benar-benar menuntut Joon Young atas
pemukulan dirinya. Joon Young memohon Young Do untuk menarik tuntutan
kepadanya. Tapi Young Do tak mau, dan mempersilahkan Joon Young untuk mulai
mengeluarkan banyak uang untuk mencari pengacara yang bagus. Walau ia mungkin
akan memikirkan jika Joon Young mau berlutut padanya.
Semua murid, termasuk Eun Sang,
Rachel, Myung Soo dan Ye Sol hanya melihat dari samping. Tak berani ikut campur.
Joon Young menatap surat tuntutan
itu. Ia pun menelan harga dirinya dan berlutut, membuat Young Do puas.
Eun Sang tak percaya melihat hal
itu. Bahkan Myung Soo pun memalingkan wajah, tak tega melihatnya.
Tan tiba-tiba muncul. Bukan untuk menemui Eun Sang. Ia menghampiri Joon Young dan menyuruh Joon Young untuk berdiri.
Tan tiba-tiba muncul. Bukan untuk menemui Eun Sang. Ia menghampiri Joon Young dan menyuruh Joon Young untuk berdiri.
Tapi Joon Young meminta Tan untuk
tak pura-pura baik padanya, karena Tan pun juga sama dengan Young Do. Young Do
tertawa dan memuji Joon Young yang pintar (karena masih ingat siapa Tan).
“Choi Young Do.. setidaknya ia
mengingatnya,” tukas Joon Young.
“Maafkan aku. Karena itu, biarkan
aku membayar hutangku dengan ini.” Tanpa peringatan, Tan memukul wajah Young
Do, membuat semua orang terkesiap. Tan menantang Young Do, “Cobalah untuk
membuatku berlutut karena aku juga memukulmu.”
*Saya rasa pukulan itu bukan
permintaan maaf Tan pada Joon Young. Tapi pukulan itu karena Young Do yang
telah mem-bully Eun Sang sebelumnya.
Hampir saja terjadi perkelahian
jika tak muncul guru pengawas yang berteriak dari kejauhan. Murid-murid pun
membubarkan diri. Dan kedatangan guru itu membuat Tan dan Young Do dipanggil
oleh kepala sekolah.
Pada Nyonya Jung, dengan sopan
Young Do mengatakan kalau perkelahian ini biasa terjadi di antara teman, walau
perasaannya sedikit terluka. Ia juga meyakinkan Nyonya Jung kalau tak ada
tuntutan dari kasus pemukulan ini.
Sebagai ibu Tan, Nyonya Jung
meminta maaf pada Young Do. Dan pada Tan ia memarahi Tan yang sudah menimbulkan
masalah padahal Tan baru beberapa hari di sini. Ia mengancam akan memindahkan
Tan jika hal seperti ini terjadi lagi dan mengadukan hal ini pada Won. Young Do
buru-buru meminta Nyonya Jung untuk tak bertindak keras pada Tan.
Namun setelah mereka berada di koridor yang sepi, Young Do mengingatkan Tan kalau Nyonya Jung juga
berpikir untuk memindahkan Tan ke sekolah lain. Tan menjawab kalau orang yang
sudah dipermalukan karena dipukul yang harusnya pindah sekolah. Ucapan itu membuat Young
Do bertanya sinis, “Apa kau mengabaikan ucapannya karena ia bukan ibu kandungmu?”
Tan menyuruh Young Do untuk pergi
sekarang sebelum ia memukul sisi wajah Young Do yang lain. Tapi Young Do
menyuruh Tan melakukannya, karena kalau itu terjadi, ia tak akan segan lagi.
Tan berkata kalau lain waktu, hal itu pasti akan terjadi.
Mereka berpisah berlawanan arah, dan saat itu terjadi
kilas balik menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat SMP dulu.
Young Do remaja menghindari pertemuannya
dengan Tan karena ia malu pada apa yang mereka lihat kemarin. Sepertinya mereka
melihat ayah Tan sedang pacaran dengan seorang wanita. Tan meminta Young Do
untuk tak malu akan hal seperti itu. Itu bukan hal yang memalukan, tapi hal
yang menyedihkan.
Young Do bertanya apa yang Tan
tahu mengenai hal ini? Tan berkata kalau semua orang memiliki kondisi tertentu
dalam hidupnya, “Aku sebenarnya juga bukan anak dari ibu Direktur.”
“Apa?”
“Aku lahir dari wanita lain. Dan
kau adalah orang pertama yang kuberitahu mengenai hal ini, jadi..”
“Kau adalah anak istri simpanan?” tanya Young Do jijik. "Jadi… jika ada seorang anak yang lahir dari hubungan
wanita itu dan ayahku, maka anak itu akan menjadi anak haram sepertimu.”
Dan begitulah hubungan
persahabatan mereka berakhir.
Bo Na yang masih kesal karena
kejadian tadi pagi, sangat senang mendengar Tan memukul Young Do. Tapi Myung
Soo yang menjadi tim Young Do, membela
temannya. Bo Na yang sesaat menjadi tim Tan (tim Chan Young pasti forever)
menyuruh Myung Soo untuk berhenti bergaul dengan Young Do.
Ye Sol heran mengapa Bo Na
tiba-tiba membela Tan. Myung Soo berkata kalau cinta lama itu sangat
mengerikan, membuat Bo Na marah. Ia tak pernah memiliki perasaan pada Kim Tan
lagi!
Mendadak Ye Sol menyuruh Bo Na
mengecilkan suaranya karena ada Rachel yang melewati mereka. Tapi Bo Na malah
memanggil Rachel. Ia meminta teman-temannya pergi karena ia mau buat
perhitungan pada Rachel.
Bo Na marah pada Rachel yang
memberitahu Chan Young mengenai hubungan masa lalunya dengan Tan. Tapi
Rachel cuek dan berkata kalau seharusnya Bo Na bisa mengendalikan pacarnya
karena sepertinya Chan Young memiliki hubungan khusus dengan Eun Sang. Tapi Bo
Na malah mengatakan kalau Kim Tanlah yang sepertinya memiliki hubungan khusus dengan Eun
Sang.
Rachel mulai marah mendengarnya
dan Bo Na berkata kalau ia memang berniat membuat level kemarahan Rachel
meningkat. Rachel menjawab kalau ia akan menyimpan semua hinaan Bo Na dan
membalasnya pada saatnya nanti. Bo Na berbalik pergi setelah berkata kalau ia
tak percaya pada ancaman Rachel.
Tak disangka ibu Rachel muncul
untuk menjemput Rachel. Dan tak sengaja mereka bertemu dengan Tan yang menyapa dengan sopan
tapi menolak diajak makan siang bersama.
Esther kesal karena tunangan Eun
Sang tak bisa basa-basi. Tapi dengan santai Rachel menjawab kalau lebih baik
tak bisa basa-basi daripada dipermalukan. Ia memberitahu kalau tadi Young Do dipukul
Tan di depan semua murid, “Melihat Young Do yang merupakan putra dari tunangan
Ibu, hal itu berarti tunanganku lebih baik daripada tunangan Ibu.”
Esther marah dan menyuruh
putrinya turun. Rachel pun turun. Kalau ibunya sekarang menurunkannya, kenapa
juga tadi menjemputnya?
Esther mencari Young Do di hotel
Zeus. Tapi menurut pegawai hotel, Young Do belum datang. Tahu kalau Won juga
tinggal di sana, Esther juga menggunakan kesempatan itu untuk meminta nomor
telepon asisten Won, yaitu Sekretaris Yoon.
Sekretaris Yoon menerima telepon
dari Esther yang akhirnya mengakui kalau dirinyalah yang lebih putus asa
daripada pria itu. Tapi Sekretaris Yoon masih memberi kesempatan pada Esther
untuk mempertimbangkan kembali apakah nomor teleponnya ini sebanding dengan
usaha Esther. Ia pun menutup telepon karena ia sedang bersama dengan Presdir
Kim.
Presdir Kim tentu saja mendengar
percakapan Sekretaris Yoon tadi dan mengira kalau Sekretaris Yoon sekarang
sedang pacaran.
Presdir Kim ternyata memanggil
Sekretaris Yoon untuk menerima laporan jumlah
saham yang dimiliki Esther Lee pada Grup Jeguk (1,4%) dan Grup Zeus (1,2%),
beserta dampak yang terjadi jika terjadi pernikahan Esther Lee dengan Presdir Choi. Saham
Esther Lee di grup Zeus menjadi 3,4% dan di grup Jeguk menjadi 1,8%.
Presdir Kim memikirkan saham
Esther Lee yang akan naik setelah pernikahan itu dan bertanya apakah
kemungkinan pernikahan itu akan terjadi? Sekretaris Yoon menjawab kemungkinan
besar iya karena pernikahan ini sepertinya bukan karena cinta.
Sekretaris Yoon keluar ruangan,
masih memikirkan Esther Lee. Ia berpapasan dengan mata-mata Presdir Kim. Ia tak
mengenal pria itu tapi ia curiga karena melihat pria itu membawa amplop dengan
logo Grup Jeguk.
Eun Sang menerima telpon dari
Young Do yang mengajaknya makan jjajangmyun bersama. Ia ingin makan mie tapi
minimal pemesanan harus dua porsi. Eun Sang menyuruh Young Do untuk memesan dua
porsi tapi makan satu porsi saja. Tapi Young Do tak mau karena ia prihatin akan
kondisi ekonomi negara mereka.
Eun Sang tetap tak mau, hingga
Young Do bertanya apa Eun Sang sudah bertemu dengan Joon Young? Eun Sang mengedarkan
pandangannya dan mendapati Joon Young
berdiri di depan pintu. Young Do berkata kalau ia akan menarik tuntutan pada
Joon Young jika Joon Young berhasil membuat Eun Sang datang menemuinya.
Joon Young menghampiri Eun Sang
dan hanya bisa mengucap maaf berkali-kali.
Eun Sang pun menemui Young Do di
hotel. Namun ia tak menyentuh jjajangmyun-nya. Eun Sang bertanya apa
maksud
Young Do mempermainkan Joon Young dan dirinya seperti ini? (Setelah
membuat
Joon Young berlutut tapi tak menarik tuntutan) mengapa sekarang Young Do
membuat Joon Young memintanya datang jika Young Do memang tak bermaksud
untuk menarik tuntutannya?
Tapi Young Do berkata kalau ia
memang berniat menarik tuntutan. Eun Sang bertanya alasannya. Young Do menjawab
pendek, “Karena kau sudah datang.”
“Bagaimana mungkin kedatanganku
membuat hal itu berubah?”
“Karena perasaanku berubah.”
“Mengapa perasaanmu berubah?”
Mengutip sebuah puisi, Young Do
menjawab, “Kedatanganmu membuat perasaanku berubah menjadi bunga.. seperti
itulah.”
Tapi Eun Sang menganggap Young Do
bercanda dan sekarang ia sedang tak mood untuk bercanda. Dengan tersenyum,
Young Do bertanya apakah ia kelihatan sedang bercanda?
Terdengar suara bel. Ternyata Rachel
datang. Young Do mencoba menghalangi Rachel masuk, tapi Rachel sudah keburu
melihat Eun Sang. Rachel tak berminat mengganggu mereka, ia hanya mengingatkan
Young Do untuk tak lupa mengurus pemotretan itu.
Sebelum Rachel pergi, ia berkata
sinis pada Eun Sang, “Sepertinya kau melakukan hal yang lebih dari yang
kuperkirakan.”
Eun Sang mencoba menahan rasa
malunya, menyadari apa yang dipikirkan Rachel mengenainya. Ia berdiri dan berkata
karena Young Do sudah selesai makan, ia minta agar Young Do benar-benar menarik
tuntutan pada Joon Young. Ia pun pergi meninggalkan Young Do.
Rachel sepertinya ingin
menunjukkan pada Tan kalau Eun Sang adalah gadis yang tak baik. Ia menelepon
Tan dan memberitahukan kalau Eun Sang sekarang sedang makan bersama Young Do di
hotel.
Tapi hal itu tak membuat Tan
marah, tapi khawatir. Ia menelepon Eun Sang tapi tak diangkat. Berkali-kali
menelepon, tetap tak diangkat.
Ibu Eun Sang mendapat
pemberitahuan kalau ada pertemuan POMG pada hari Rabu depan. Nyonya Han muncul
dan membaca pesan itu. Ia berkata kalau nasib mereka berdua sama-sama
menyedihkan karena mereka sama-sama tak bisa mengunjungi putra-putri mereka.
Tan pergi ke kafe, dan menghela
nafas lega karena melihat Eun Sang baik-baik saja. Ia segera menarik Eun Sang
keluar dan bertanya mengapa Eun Sang tak menjawab teleponnya. Eun Sang menjawab
kalau ia sedang bekerja. Tan bertanya apa yang Eun Sang lakukan di hotel Young
Do? Eun Sang menyadari kalau Rachel yang pasti memberitahukan Tan.
Tapi Tan tak peduli itu. Apa Eun
Sang sudah gila karena masuk ke tempat orang asing? Eun Sang mengatakan kalau
saat di Amerika, ia bahkan menerima ajakan Tan yang mungkin adalah pengedar
narkoba. Dan ia tak pernah akan melakukan hal-hal yang bodoh.
“Tindakanmu dulu itu bodoh!
Bagaimana mungkin kau bisa percaya padaku dan mau mengikutiku, bodoh?! Siapa
yang bisa tahu apa yang akan terjadi?”
“Tapi kau bukan orang seperti
itu,” cetus Eun Sang.
“Bagaimana kau
tahu? Apa kau tahu aku ini orang seperti apa?” Eun Sang hanya diam
memandangnya. Dengan lebih tenang, Young Do bertanya alasan Eun Sang pergi ke
hotel Young Do.
Eun Sang menjelaskan kalau Young
Do akan menarik tuntutan Joon Young jika ia datang menemuinya. Tan tak percaya
kalau Eun Sang mempercayai hal itu. Eun Sang berkata kalau ia juga tak percaya
pada ucapan Young Do. Tapi ia tak bisa menolak di saat teman yang memiliki kondisi
yang sama dengan dirinya, memohon padanya.
Tan kesal, bagaimana mungkin Eun
Sang sudah berteman dengan Joon Young padahal ia baru beberapa kali bertemu?
Eun Sang menjelaskan kalau Joon Young tahu kondisinya yang sebenarnya dan Joon
Young tetap merahasiakan hal itu. Jadi bagaimana ia bisa mengacuhkan permintaan
Joon Young?
Tan bertanya mengapa Eun Sang
harus peduli? Sebentar lagi Joon Young juga akan pindah sekolah. Eun Sang
harusnya menjaga dirinya sendiri. Tapi Eun Sang mengatakan kalau semuanya ini
juga karena Tan. Hidupnya sudah berat dan sekarang ia berada dalam intaian
Young Do. Dan Tan pun semakin hari semakin membuatnya tak nyaman. Ia hanya
ingin lulus SMA tanpa masalah dan ingin hidupnya menjadi sedikit lebih baik saat ia
berusia 20 tahun. Tapi ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Tan pun memberi tahu apa yang seharusnya Eun Sang lakukan, “Pindahlah
dari rumahku secepatnya. Tak bisa melakukannya? Apa kau ingin tetap bersekolah?
Kalau begitu, mulai sekarang, sukalah padaku. Jika mungkin, sukai aku dengan
tulus.”
Eun Sang terpana. Apalagi saat
Tan berkata, “Apalagi aku sudah mulai menyukaimu.”
No comments:
Post a Comment