Young Kyu memegang erat tangan Dong Joo dan meminta Dong Joo membawa Ma Roo pulang sekali saja. Young Kyu terus menangis.
Joon Ha langsung mengajak Dong Joo pergi dari sana meninggalkan Young
Kyu yang terus berteriak memanggil nama Ma Roo. Melihat Young Kyu
menangis Nenek dengan penuh kasih sayang mengelus pundak Young Kyu.
Presdir Choi tertawa senang, ia tengah brebincang dengan seorang polisi.
“Kau pikir aku membutuhkan bantuanmu untuk memenjarakan dia selama 3
atau 4 tahun?”
“Para pemegang saham sudah berubah pikiran!” sahut Polisi itu. “Mereka
tak akan menuntutnya bahkan menyetujui untuk terus berinvestasi. Dia tak
akan lama dipenjara!”
Presdir : “Ini berarti pelanggarannya akan diampuni begitu saja? Jang
Joon Ha masih muda. Aku berharap dia akan diperlakukan sebagai seorang
kriminal. Aku juga akan berusaha agar ijin praktek dokternya dicabut.
Kuharap dia akan dipenjara bertahun tahun!”
Polisi itu berkata ia sudah bisa melihat bagaimana Choi Jin Chul kalau
marah. Presdir mengatakan kalau ia memang seperti ini, “Kalau menghukum
seseorang akan langsung kulakukan. Agar semua orang bisa segera melihat
hasil perbuatannya. Aku minta bantuanmu!”
“Baiklah sekali ini saja akan kugunakan kekuasanaku. Tapi bagaimana kau bisa memegang buku rekeningnya?”
Presdir menjawab kalau itu melibatkan banyak orang. Ia melirik ke arah
Sekertaris Kim yang berdiri tak jauh darinya. Sekertaris Kim mengatakan
kalau ia mendapatkan informasi dari seorang informan.
Polisi berkata kalau semua identitas informan dilindungi dan minta
tolong selidiki kalau ada lagi orang lain yang terlibat. Sekertaris Kim
mengerti. Presdir berpesan agar informan itu bisa datang dan ia bisa
mengucapkan terima kasih (Informannya kan Ny Tae)
Ny Tae tertawa terbahak-bahak menerima telepon, “Kalau dia mau berterima
kasih minta dia untuk menyisihkan sebagian sahamnya kepadamu. Kalau kau
perlu mencari orang akan kubantu memberikan nomor kontaknya.”
Ny Tae membuka laci meja rias, ia mengambil foto mendiang ayahnya (kakek
Dong Joo) Ny Tae memeluk foto ayahnya, “Ayah perhatikan baik-baik. Hari
ini tangan Choi Jin Chul yang telah membunuhmu akan segera mendapat
balasannya!”
Dong Joo dan Joon Ha berada di dalam mobil. Dong Joo meminta Kakaknya
mendengarkan kata-katanya. Saat ini Kakaknya tak bisa pergi ke Amerika
lebih tepatnya tak diperbolehkan. Ia akan berkonsultasi dengan pengacara
untuk mencari jalan keluar. “Beberapa hari ini pergilah ke suatu tempat
untuk menenangkan diri, kira-kira kau mau kemana?”
Joon Ha tersenyum, “Ke tempat yang mempesona!”
Dong Joo menepikan mobilnya dan meminta Kakaknya jangan bercanda. Joon
Ha menyarankan sebaiknya Dong Joo pergi saja. Ia akan makan dulu
kemudian langsung ke kantor polisi dan berpesan jangan dulu bilang ke
Ibu. Ia takut ibunya akan jatuh pingsan (ah... Joon Ha masih sempatnya dia mencemaskan Tae Yeon Suk)
Dong Joo marah dan mengatakan kalau situasinya lebih buruk dari yang
kakaknya kira, “Ini bukan masalah kesalahan administrasi, tapi mereka
akan menuntutmu dengan pasal manipulasi harga saham!”
Joon Ha kaget, “Manipulasi harga saham?”
Dong Joo : “Ibu telah menggunakan informasi itu untuk mengeruk keuntungan. Buku rekeningnya sudah disita polisi!”
Joon Ha semakin terkejut dan heran buku rekening apa. Ia belum pernah
melihatnya. Maka dari itu Dong Joo akan menyelidikinya kalau itu
terbukti palsu akan ia publikasikan. Joon Ha khawatir apa ini juga akan
membahayakan Ibu (masih sempatnya dia khawatir) Dong Joo meminta Joon Ha
memikirkan diri sendiri saja dulu.
Joon Ha akan ke suatu tempat ia minta ia yang mengemudi. Dong Joo tak
mengizinkannya ia takut masalahnya akan bertambah besar. Joon Ha memaksa
ia yang akan mengemudi.
Dong Joo tanya kalau Kakaknya bertemu Choi Jin Chul apa yang akan
Kakaknya lakukan. Joon Ha meminta Dong Joo tak usah khawatir, walaupun
ia ditahan ada yang akan ia katakan pada Choi Jin Chul.
Keduanya sampai di depan kantor Woo Kyung. Joon Ha mengingatkan Dong Joo mungkin saja para penyelidik masih berkeliaran.
Dong Joo : “Kau tak memikirkan hal lain kan?”
Joon Ha berkata kalau sekarang mereka tak punya waktu. Dong Joo meminta
kakaknya menunggu di mobil, ia akan segera membawa Choi Jin Chul ke sini
secepatnya.
Setelah Dong Joo keluar dari mobil, Joon Ha menelepon seseorang dan dilihatnya di depan kantor Woo Kyung ramai orang.
Presdir Choi tiba, Joon Ha keluar dari mobil. Dong Joo berhenti di sana
melihat kedatangan Presdir Choi. Presdir keluar dari mobil dan menjawab
telepon dari Joon Ha, “Kenapa kau menelepon?”
Joon Ha : “Aku ingin mengatakan sesuatu. Aku yang kesana atau kau yang kesini?”
Presdir celingukan mencari Joon ha. Dong Joo terkejut Kakaknya keluar
dari mobil. Presdir memberi kode pada petugas berwajib agar segera
menangkap Joon Ha.
Dong Joo terkejut, “Ayah?”
Presdir menatap Dong Joo, “Kalau kau tak mendengarkanku dan setelah itu berhati-hatilah!”
Dong Joo berlari akan menghampiri Joon Ha tapi beberapa penjaga menahannya.
“Jang Joon Ha, kau ditahan!” ucap salah satu polisi sambil memasangkan
borgol di tangan Joon Ha. Joon Ha berkata kalau ia siap bekerja sama
dengan polisi tapi ia minta borgolnya dilepaskan. Polisi menolak ia
beralasan kalau Joon Ha dicurigai akan kabur ke luar negeri.
Joon Ha dibawa masuk ke mobil polisi. Dong Joo berteriak memanggil Joon Ha.
Sebelum masuk ke mobil polisi Joon Ha menatap tajam Presdir Choi yang
menatapnya penuh kebencian dan juga kepuasan karena berhasil
memasukannya ke penjara.
Dan di seberang jalan Joon Ha melihat Ny Tae berada di dalam mobil. Ny
Tae diam menatap Joon Ha kemudian menjalankan mobilnya pergi dari sana.
Joon Ha menatap kepergian Ibunya dengan tatapan tak mengerti kenapa
Ibunya langsung pergi begitu saja.
Dong Joo ketakutan, “Tidak Kakak, tidak Ibu. Kakak!”
Joon Ha tertunduk lemas di dalam mobil polisi, ia berusaha mencerna kenapa Ibunya diam dan pergi begitu saja, apa yang terjadi.
Joon Ha mengingat masa-masa ia bersama Ny Tae yang penuh kegembiraan.
Bermain dengan Dong Joo kecil. Ia juga mengingat perbincangan
terakhirnya dengan Ny Tae yang berkata sudah takdir Joon Ha menjadi
anaknya.
Joon Ha tertawa mengingat semua itu. Ia juga mengingat ketika Ny Tae
mengenalkan ia pada Presdir Choi di pesta ulang tahun Woo Kyung sebagai
anak Ny Tae. Joon Ha tertawa sendiri seperti orang gila.
Tapi kemudian tawanya berubah menjadi tatapan yang tajam. Ia teringat
ucapannya ketika ia ingin ikut Ny Tae walapun itu ke gerbang kematian.
Joon Ha sadar Ny Tae tahu semuanya, tahu kalau ia putra Choi Jin Chul
dan selama ini ia diperalat dan dijadikan boneka untuk balas dendam Ny
Tae terhadap Ayah kandungnya, Choi Jin Chul.
Dong Joo menemui ibunya, “Bukan Ibu kan? Katakan padaku. Katakan kalau ibu tak tahu tentang ini!”
Ny Tae : “Ya ini bukan karena aku. Yang membuat Joon Ha seperti ini adalah Choi Jin Chul bukan aku!”
Dong Joo : “Tapi kenapa ibu malah pergi? Selama 16 tahun kau ibunya. Kenapa ibu meninggalkannya?”
Ny Tae diam.
Dong Joo : “Ibu yang mengakui perbuatan itu. Ibu puas atas kejadian yang
menimpa kakak? Tapi ini tak benar. Ini bukan salah ibu. Aku harus
menemukan, kenapa kakak...?”
Ny Tae menahan putranya. Dong Joo tak boleh melakukannya ia akan
mengatakan semuanya, ia meminta putranya masuk ke rumah. Dong Joo marah
tak mau lagi mendengar kebohongan ibunya.
Ny Tae : “Apa kau mau mendengar yang sebenarnya? Apa kau sanggup menerimanya?”
Dong Joo : “Katakan padaku!”
Ny Tae menatap tajam putranya, “Joon Ha adalah anak Choi Jin Chul!”
Dong Joo sangat terkejut melihat ibunya mengatakan ini.
Dong Joo masih meminta penjelasan dari ibunya. Ia bertanya sejak kapan
ibunya mengetahui kenyataan ini. Ny Tae mengatakan kalau sejak awal ia
sudah mengetahuinya, sejak kecelakan itu. Ia meminta putranya jangan
terkejut.
Ny Tae : “Dia dipenjara hanya untuk beberapa tahun dia takkan mati
disana. Tidak selama kau kehilangan pendengaranmu. Dong Joo, kau tahu
maksud Ibu kan? Dibandingkan apa yang Cho Jin Chul lakukan padamu, ini
bukan apa-apa. Kalau saja aku mampu aku akan membunuh Choi Jin Chul yang
telah membuat anakku menjadi seperti ini. Ini bukan akhir, aku belum
memulainya!”
Dong Joo : “Ibu walaupun begitu, Ibu tak boleh berbuat seperti itu pada Kak Joon Ha. Teganya ibu berbuat seperti itu padanya?”
Ny Tae meminta putranya jangan mengasihani Joon Ha. Joon Ha sudah tahu
kalau ia anak Choi Jin Chul. “Dia tak memberitahukan ini padamu. Dia
memang seperti ayahnya. Anak itu, anak yang meninggalkan keluarganya
agar bisa hidup sendiri. Kalau dia divonis bersalah. Apa dia akan dendam
padaku? Dia bisa lebih buruk dari pada Choi Jin Chul. Dia tak akan bisa
lagi membantu kita!”
Dong Joo sedih, “Ada sesuatu yang tak ibu ketahui. Kak Joon Ha tadinya
akan ke Amerika hari ini. Bukannya dia mau meninggalkan kita, tapi ibu
yang meninggalkannya seperti ini. Karena dia takut ditelantarkan Kak
Joon Ha kalap. Dia merencanakan pergi meninggalkan kita. Karena dia tahu
dia anak siapa, tapi dia mendukung kita. Tapi ibu menelantarkannya!”
Dong Joo meminta ibunya membebaskan Joon Ha sekarang juga. Ny Tae tak
bisa melakukan itu, “Sejak aku membawa Joon Ha masuk ke kehidupan kita
aku menjalani penderitaan. Kau tak tahu karena kau masih begitu muda.
Setiap hari kuberi makan anak Choi Jin Chul itu. Suaranya memanggilku
‘Ibu’ aku tak akan mau mendengarnya lagi!”
Pelayan memberi tahu kalau Presdir Choi sudah pulang. Ibunya berpesan
agar Dong Joo bisa menutup mulut, Choi Jin Chul belum tahu kalau Joon Ha
itu anaknya.
Presdir melihat tangis keduanya dan bertanya dengan santai apa ada
masalah bukankah Dong Joo seharusnya ada di kantor. Ny Tae langsung
menyindir, kalau si Presdir saja bisa membolos kenapa Dong Joo tak
boleh. Dong Joo langsung keluar.
Presdir berkata pada istrinya kalau ada sesuatu yang lebih sibuk dari
perusahaan. Ny Tae tersenyum, “Kau sudah memenjarakan anakku, Joon Ha.
Kau pasti sangat senang. Haruskah aku memberimu selamat?”
“Kalau begitu terima kasih!” sahut Presdir.
Ny Tae menyiapkan wine untuk suaminya. Choi Jin Chul berkata kalau ia
tahu istrinya itu seorang iblis tapi ia tak menyangka istrinya sekejam
ini.
Presdir : “Sepertinya Jang Joon Ha akan segera dilepaskan. Kalau kau
punya uang kau berikan padanya. Dia tak akan bisa lagi membuka praktek
dokter. Kau tak akan membiarkannya mati kelaparan kan? Kau bilang dia
anakmu.”
Ny Tae tertawa terbahak-bahak mendengar Choi Jin Chul mengatakan kalau
Joon Ha anak Ny Tae. Suaminya menatap heran dan menyebut istrinya sudah
gila. “Sepertinya kau sedang senang. Minumlah ini!” Presdir Choi
memberikan gelas winenya. Ny Tae tambah tertawa.
Shin Ae datang. Melihat kedatanagn Shin Ae, Ny Tae berharap mereka
bertiga bisa minum bersama. Melihat tingkah istrinya seperti itu Presdir
menyuruh Shin Ae membawa istrinya itu ke rumah sakit jiwa.
Ny Tae menatap tajam Shin ae, “Sayang. Aku tak menyukai Shin Ae. Dia kotor!”
Shin Ae : “Tae Yeon Suk jangan bicara yang tidak-tidak. Kau lihat bagaimana wanita ini memperlakukanku?”
Ny Tae : “Bagaimana aku memperlakukanmu? Joon Ha sudah masuk penjara.
Apa kau juga mau ikut? Jika kalian bertiga masuk ke sana bersama-sama
sambil bergandengan tangan, itu bagus sekali. Kalau kalian juga masuk
Joon Ha tak akan merasa kesepian. Benar kan sayang?”
Shin Ae : “Itu ide yang bagus. Kalau kami masuk penjara otomatis kau berstatus bercerai. Bisakah kau melakukannya untukku?”
Presdir meminta Shin Ae jangan terpancing emosi. Presdir menatap
istrinya, “Aku berfikir kau sudah tak waras karena Jang Joon Ha.
Berhati-hatilah, kalau kau seperti ini dihadapanku kumasukan kau ke
rumah sakit jiwa!”
Sroooot.... Ny Tae menyiramkan wine yang ada di tangannya ke wajah Shin
Ae. “Choi Jin Chul. Kau ini sudah dewasa atau belum? Kalau kau tak mau
membuat malu Woo Kyung, kau harus mengontrol mulutmu!”
Shin Ae : Sayang?
Presdir membentak Shin Ae agar tutup mulut. Presdir meminta istrinya
juga harus bisa mengontrol mulut. “Nikmatilah hidupmu dengan tenang.
Tanpa ragu-ragu aku bisa membuat nasibmu sama seperti Jang Joon Ha.”
Dong Joo mengendarai mobilnya, ia kembali mengingat apa yang diucapkan
ibunya tadi. Joon Ha adalah putra Choi Jin Chul. Dong Joo menghentikan
laju mobilnya, ia tertunduk lemas. Orang yang disayanginya ternyata
putra dari orang yang telah membunuh Kakek dan juga membuat dirinya
kehilangan pendengaran.
Na Mi Sook duduk manis mencoba lotion kosmetik di kantor Energy Cell.
Staf Energy Cell kasak-kusuk, mereka menggumamkan adanya penggelapan
dana ratusan milyar, “Tidakkah Tuan Jang itu kelewatan?” sahut Kim Bi.
“Dia begitu dekat dengan bos!”
“Tapi ku dengar mereka tak ada hubungan darah!”
“Bukan itu masalahnya sekarang. Produk kita sudah siap diproduksi. Apa
kita akan bermasalah lagi antara pembuatan dan produksi!” ucap Park Dae
Ri.
Kim Bi : “Benar. Bukankah itu tanggung jawab Tuan Jang? Apakah Bos ikut terlibat?”
Min Soo menghampiri dan menegur mereka, “Kim Bi idemu itu apa sudah
berhasil? Kim Nae Ri apakah make up-nya sudah selesai? Kita sudah
bekerja dengan Jang Joon Ha selama 5 tahun untuk persiapan. Kita belum
tahu hasil penyelidikan kasus ini. Tak usah membicarakan dia, teruskan
saja pekerjaan kalian. Bos belum datang, kalau ada yang penting
bicarakan denganku!”
Park Dae Ri menyampaikan kalau hari ini kita harus memutuskan tentang
masalah periklanan. Min Soo ingin rapat secepatnya untuk membahas ini,
“Park Dae Ri. Bos sedang tak bisa diberi beban pekerjaan hari ini, jadi
tak usah bebani dia. Kali ini kita saja yang mengerjakannya!”
“Kepala Tim Kang!” panggil Na Mi Sook, kemudian ia memberikan tepuk tangan untuk Min Soo, “Bravo!” ucapnya.
Min Soo berkata kalau ia sedang sedih. Ia tak sempat mengurus masalah
penjualan. Bisakah sementara ini Mi Sook membantunya. Mi Sook meminta
Min Soo tak perlu khawatir. Ia sendiri sangat puas dengan produknya.
Min Soo bertanya bagaimana keadaan Nenek Woo Ri. Ia belum mendapat kabar dari Woo Ri karena Woo Ri belum menghubunginya.
Mi Sook : “Aku menganggap kau memberiku tugas menghubungi dia. Silakan kau bekerja!”
Young Kyu menunjukan foto keluarganya pada Nenek. Ia menyebutkan
siapa-siapa saja yang ada di foto. Nenek heran kenapa dirinya ada di
foto itu. Young Kyu mengatakan kalau ini semua satu keluarga, “Ibu.
Tidak apa-apa kau melupakan semuanya, karena aku bisa mengingat
semuanya!”
Young Kyu berkata kalau hari ini Ma Roo datang, tadinya ia berfikir
kalau Ma Roo akan datang ke taman tapi ternyata dia datang ke toko ayam.
Young kyu menunjukan yang mana foto Ma Roo.
Paman Lee mengeluh sobatnya itu kerjanya menangis terus setiap hari.
Bibi Lee juga takut melihatnya. Woo Ri berkata kalau ayahnya tengah
mengingatkan Nenek tentang Ma Roo.
Woo Ri meminta ayahnya harus memberitahu Nenek siapa itu Bong Ma Roo.
Young Kyu kembali menyebutkan siapa-siapa saja yang ada di foto. Karena
dirasa semua baik-baik saja Bibi Lee mengajak suaminya ke toko ayam.
Na Mi Sook berkunjung ke rumah Woo Ri. Bibi Lee kaget setengah mati
melihat kedatangan Mi Sook, seolah ia melihat hantu ibunya Woo Ri. Paman
Lee menyambut kedatangan Mi Sook dengan penuh senyum. Istrinya tanya
siapa dia apa suaminya mengenal dia.
Young Kyu langsung menyapa, “Orang yang ditinggalkan cinta, apa kabar?”
Woo Ri heran bagaimana Na Mi Sook tahu alamat rumahnya. Bibi Lee masih ketakutan, “Bagaimana ini bisa terjadi. Apa dia hantu?”
Young Kyu : “Bukan bukan. Dia bukan hantu, tapi seseorang yang ditinggalkan cinta!”
Woo Ri mengatakan kalau Na Mi Sook itu direkturnya dan dia memang mirip
ibunya. Mi Sook marah Woo Ri menyebut ia mirip Ibu Woo Ri. Bibi Lee
masih ketakutan, “Ya Tuhan aku tak bisa melihat ini!” Ia merasakan
pusing dikepalanya. Ia dan suaminya segera pergi ke toko.
Nenek menatap foto, ia melihat wanita yang baru datang itu ada di foto
bersamanya. Nenek langsung merasakan pusing. Woo Ri dan Young Kyu
membantu Nenek.
Mi Sook menghampiri dan ia melihat foto itu. Ia kaget wajah ibu Woo Ri sangat mirip dengannya.
Mi Sook di luar menenangkan diri, “Ini hanya bercanda? Kenapa bisa?”
Woo Ri menemui Mi Sook di luar. Mi Sook ingin tahu apa persamaan dirinya
dengan ibu Woo Ri karena menurutnya itu tak mirip sama sekali. Woo Ri
membenarkan dan bertanya kenapa datang ke rumahnya.
Mi Sook memberikan bungkusan dan mengatakan Woo Ri harus menjual itu.
Woo Ri : “Kalau kau meneleponku aku akan datang sendiri mengambilnya di kantor. Kenapa kau datang sendiri mengantarnya?”
“Hatiku!” bentak Mi Sook. “Apa sesuatu terjadi dengan ayahmu?”
“Apa?” Woo Ri terkejut mendengar pertanyaan Mi Sook.
Mi Sook meminta Woo Ri jangan menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lagi.
Woo Ri : “Nenekku baru saja tidur, ayahku sedang memijit-mijit kakinya!”
Mi Sook kesal, “Aku datang dan dia hanya memijit kaki? Teganya dia? Apa
kau sedang mempermainkanku? Suruh dia pergi. Laki-laki memang selalu
membuat frustasi!”
Woo Ri heran sekaligus penasaran, “Apa yang terjadi diantara kalian?”
Mi Sook mengalihkan pembicaraan, “Kau ada urusan dengan Presdir Cha kan? Perusahaan sedang kacau!”
Mata Woo Ri melotot kaget, apa?
Mi Sook mengalihkan pembicaraan, “Kau ada urusan dengan Presdir Cha kan? Perusahaan sedang kacau!”
Mata Woo Ri melotot kaget, apa?
Woo Ri lari-lari menuju rumah Dong Joo, terdengar ucapan Na Mi Sook.
“Terjadi penggelapan dan penipuan harga saham. CEO Cha saat ini sedang
kesulitan!”
Woo Ri mneggedor dan menekan bel pintu rumah Dong Joo. Tapi di rumah itu tak ada siapa-siapa.
Woo Ri menekan panggilan cepat no 1 nya (apakah Dong Joo) karena mailbox
ia kemudian menekan panggilan cepat no 2 (apakah Joon Ha) tapi sama
tetap tak tersambung. Ia bingung harus menghubungi siapa.
Dong Joo mengunjungi Joon Ha di kantor polisi, ia terlihat cemas.
Petugas datang dan memberi tahu kalau Joon Ha menolak kunjungan Dong
Joo.
Young Kyu menyiapkan nasi untuk Ma Roo. Ia bergumam, “Ma Roo bodoh. Aku sudah membuat nasi yang begitu enak!”
Terdengar teriakan Seung Chul yang mengatakan kalau Nenek sudah bangun.
Seung Chul membantu Nenek bangun, Nenek masih merasakan pusing di
kepalanya. Young Kyu masuk ke kamar membawa makanan untuk ibunya. Nenek
mengucapkan terima kasih.
Seung Chul menunjukan uang hasil jerih payahnya pada Nenek, “Cucu menantumu ini berbakat sekali kan?”
Seung Chul mengatakan kalau kita tidak perlu lagi khawatir tentang uang.
“Kenapa? Karena aku sudah punya. Tapi mana Woo Ri? Aku harus memberikan
uang ini padanya!”
Young Kyu memberi tahu kalau Woo Ri menemui Presdir dari perusahaan
kosmetik, katanya ada sesuatu yang terjadi. Seung Chul menebak,
“Presdir? Ah itu si Cha Dong Joo!” Young Kyu menyangkal bukan Presdir
Cha Dong Joo tapi Presdir perusahaan kosmetik.
Seung Chu meminta Young Kyu memegang uangnya, ia bergegas menyusul Woo
Ri. Di luar pintu kamar Seung Chul bertabrakan dengan Shin Ae.
Shin Ae datang dalam keadaan mabuk, “Ternyata Ibu bersembunyi di sini?
Apa? Apa kau tak mau melihatku?” Shin Ae marah-marah membuat Nenek
ketakutan. Young kyu melindungi ibunya.
Shin Ae : “Kalau ibu punya mata lihatlah putrimu ini. Apa ibu suka dia
hidup seperti ini? Ibu tahu apa yang dilakukan Tae Yeon Suk padaku? Dia
sama seperti bajingan Choi Jin Chul itu. Aku tak bisa hidup seperti ini.
Aku harus menemukan Ma Roo!”
Young Kyu mengingatkan Shin Ae kalau ibunya sedang sakit dan meminta Shin Ae berhenti marah-marah.
Shin Ae : “Kenapa? Apa ingatanmu sudah hilang? Siapa yang menyuruh
ingatanmu hilang? Kita harus menemukan Ma Roo. Katakan dimana Ma Roo.
Kita harus mencari Ma Roo dan mengambil semuanya dari Tae Yeon Suk. Choi
Jin Chul? Aku tak akan duduk diam saja!”
“Aku juga tak akan diam saja!” Young Kyu mendorong Shin Ae supaya
menjauh dan menyuruh Shin Ae pulang. “Ini rumah kami pulanglah ke
rumahmu!” Young Kyu memarahi Shin Ae, “Kau orang jahat pergi. Pergi!”
“Orang jahat? Kau.. Apa yang barusan kau katakan?” Shin Ae menyerang Young Kyu. Nenek berusaha melindungi Young Kyu.
Shin Ae membentak ibunya, apa yang akan ibunya lakukan. Apa ibunya akan
mengabaikannya seperti orang bodoh. Young Kyu dengan penuh kemarahan
kembali mendorong Shin Ae. “Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini?”
Shin Ae menjerit tak karuan.
Woo Ri duduk di depan rumah Dong Joo. Ia kemudian mengirim SMS untuk dong Joo ‘db’
Seung Chul tiba di sana. Ia ingin tahu apa Woo Ri punya urusan dengan
Cha Dong Joo. Woo Ri menggeleng. “Kalau bukan Dong Joo apa kau ada
urusan dengan Jang Joon... tidak bukan, apa dia Kak Ma Roo?”
Woo Ri beralasan karena ia mengetahuinya dari orang lain, maka dari itu
ia ingin bertanya pada Dong Joo untuk memastikan apa itu benar adanya (Woo Ri ga mau bilang langsung kalau ia sudah tahu lama)
Seung Chul mendesah, “Kak Ma Roo sudah keterlaluan. Dia membuat kita
mencarinya selama 16 tahun. Kita sudah terbiasa hidup tanpa dia. Begitu
dia muncul masalah kembali timbul!”
Woo Ri minta maaf karena ia baru saja akan memberi Seung Chul selamat karena pembukaan kafe ayam.
Seung Chul : “Kalau begitu pulanglah, kau bisa menghubunginya kalau sudah di rumah!”
Woo Ri mengatakan kalau ingin melihat wajahnya langsung (melihat
kekhawatirannya) Woo Ri kembali minta maaf, “Aku tak tahu kenapa aku
seperti ini. Tapi aku mengkhawatirkan Cha Dong Joo. Aku tak tahu harus
berbuat apa!”
Seung Chul : “Kau tak perlu merasa sedih. Aku juga begitu. Aku juga. Aku
tak tahu aku seperti ini, aku khawatir melihatmu tak tahu harus berbuat
apa!”
Tatapan mata Seung Chul berubah menjadi sedih, “Tak bisakah kau
menyukaiku? Keadaanmu membuatku tak bisa tidur. Tapi aku masih tetap
keluargamu. Bagaimana? Aku lebih keren kan? Pilihlah dengan hati-hati.
Setelah itu jangan menyesal.”
(Ya ampun cowok lucu n pengertian seperti dia dianggurin)
Seung Chul akan pulang tapi ia berpapasan dengan Cha Dong Joo yang baru
saja tiba. Seung Chul kembali menengok ke arah Woo Ri, “Kau lihat itu?
dia lebih pucat daripada aku. Anak itu, kalau dia pingsan panggil saja
aku!” Seung Chul langsung pulang.
Dong Joo tanya kenapa Woo Ri datang bukankah Woo Ri bisa meneleponnya dulu. Woo Ri balik bertanya apa seharusnya ia pulang saja.
Joon Ha dengan pakaian narapidana mulai diinterogasi polisi.
Polisi mengatakan kalau meraka sudah mengumpulkan semua pernyataan
(kesaksian) dari para investor, “Kau harus mengakui kejahatanmu.
Penggelapan dan manipulasi harga saham!” Joon Ha hanya menunduk diam.
“Jang Joon Ha semua buktinya ada di sini!” Sahut polisi menunjukan
berkas bukti-buktinya. Polisi kembali mengatakan jikalau Joon Ha
menyangkal itu akan sia-sia karena bukti-bukti sudah ada.
Pimpinan polisi datang ia akan mengiterogasi Joon Ha secara langsung.
Joon Ha menyahut ternyata Woo Kyung lebih berkuasa dari yang ia kira
bahkan pimpinannya pun perlu menginterogasinya secara pribadi.
“Siapa yang menyuruhmu melakukan kasus ini? Ini adalah bukti buku rekening pemegang saham W invest!”
Joon Ha memandang heran. Polisi berkata kalau rumor tentang kontaminasi logam berat kosmetik Energy Cell juga ada di dalamnya.
Joon Ha : “Apakah ini juga karena aku?”
Polisi : “Kau masih muda tapi kau sudah punya banyak musuh. Ada orang-orang yang menginginkan kematianmu!”
Joon Ha tertawa miris.
Malamnya, Dong Joo dan Woo Ri menyalakan api unggun di halaman rumah Dong Joo. Dong Jo menyelimuti Woo Ri yang kedinginan.
Dong Joo bertanya bukankah kedatangan Woo Ri ke sini karena penasaran
dengan Joon Ha tapi kenapa Woo Ri tak bertanya. Woo Ri balik bertanya
apa kalau ia bertanya Dong Joo akan menjawabnya.
Dong Joo : Tidak.
Woo Ri : “Kalau begitu biarkan saja seperti itu. Di wajahmu sudah tertulis ‘aku tak akan bicara apa-apa’!”
Dong Joo : “Apa kau tak ingin tahu?”
Woo Ri : “Tentu saja aku ingin tahu, tapi aku akan menunggu sampai kau mau mengatakannya!”
Dong Joo : “Aku juga akan menunggu!”
Woo Ri : untuk apa?
Dong Joo mengalihkan pembicaraan dan menunjukan SMS yang Woo Ri kirimkan
padanya tadi, “Pesan apa ini? Kau yang mengirim ini kan? Aku tak tahu
apa artinya. Apa ini?”
“Perhatikan baik-baik!” Woo Ri mendekatakan kedua telunjuknya. Dong Joo tak mengerti dan bertanya apa itu.
Woo Ri : “Berbicara dengan tanganku. Bersama. Artinya aku ingin
bersamamu. Aku ingin kau cepat kembali agar aku bisa berada disisimu!”
Dong Joo tersenyum dan berkata ternyata maknanya dalam sekali. “Kalimat
sepanjang itu, kau bisa menulisnya dengan sesingkat ini?”
“Apa kau mau kuberi tahu sesuatu yang lebih menarik?” Woo Ri makin semangat.
Woo Ri menyilangkan kedua tangan di dadanya sambil tersenyum.
Dong Joo : Apa itu?
Woo Ri : “Apa kau sudah makan? Apa kau tidur mengenakan selimut? Kalau
ada yang mengganggumu katakan saja, akan kuhajar orang itu. Kenapa kau
tersenyum? Kenapa kau menangis? Sedang apa kau sekarang? Dimana kau? Aku
tak bisa hidup tanpamu!”
Dong Joo tertawa, apa itu?
Woo Ri kembali menyilangkan tanganya di dada sambil tersenyum, “Aku mencintaimu!”
Dong Joo tersenyum melihat ungkapan perasaan Woo Ri padanya.
Dong Joo : “Hal yang ingin kusampaikan pada Kakak, jika saja bisa
kusampaikan dalam satu gerakan seperti itu pasti akan hebat sekali!”
Woo Ri meminta Dong Joo mencobanya dan ia siap mengajari. Walaupun bahasa inggrisnya tak bagus tapi ia pandai berbahasa kode.
“Kak Joon Ha. Memintamu untuk menjadi Kakakku, aku tak bisa melakukan
itu lagi. Aku bahkan tak mampu minta maaf, bahkan meminta maaf dari
ibuku!” Dong Joo terlihat sedih, “Kenapa bisa jadi begini?”
Dong Joo berusaha menyembunyikan air matanya dari Woo Ri. “Kakak...!”
gumamnya. “Bagaimana Kakakku bisa menjadi anak dari Choi Jin Chul...?”
Woo Ri sadar ternyata Dong Joo sudah mengetahui semuanya, “Cha Dong Joo.
Kak Ma Roo, apa Kakak sudah tahu tentang ini?” Dong Joo mengangguk
pelan.
Melihat kesedihan Dong Joo, Woo Ri langsung memeluk dan menghiburnya.
Woo Ri menemani Dong Joo yang tertidur di kursi. Dong Joo tidur
menyandarkan kepalanya ke bahu Woo Ri. Woo Ri menggenggam tangan Dong
Joo.
Woo Ri menutup telinga Dong Joo pelan dan berkata dalam hati, “Cha Dong
Joo. Aku tak pernah lupa pertemuan terakhir kita dulu. Orang yang
membuatmu seperti ini, dia Choi Jin Chul kan? Bukan Kak Ma Roo. Ingatlah
ini!”
Karena dirasa Dong Joo sudah terlelap Woo Ri langsung pulang. Setelah
Woo Ri pergi ternyata Dong Joo belum tidur, ia membuka matanya dan
bangun.
Woo Ri sampai di rumah dan terkejut melihat ayahnya dan Seung Chul tertidur di depan pintu. Ia langsung membangunkan Seung Chul.
Seung Chul : “Kau sudah pulang? Kalau sudah pulang, ya sudah!”
Woo Ri jadi tak enak hati Seung Chul menunggunya pulang sampai tertidur
seperti itu. Seung Chul beralasan ia sudah lelah dan meminta Woo Ri
segera tidur.
Woo Ri memandang dompet milik ayahnya, ia mamandang foto keluarganya.
“Kakak kau juga tidurlah. Orang yang menyakitimu bukan Cha Dong Joo. Kau
tak tahu betapa besar cinta Cha Dong Joo untukmu. Jang Joon Ha, Jangan
lupakan itu!”
Apa Joon Ha tidur, tentu saja tidak. Ia lebih banyak merenung dan
memikirkan semuanya di dalam tahanan. Sorot matanya kini benar-benar
penuh kebencian.
Esok harinya Dong Joo berada di dalam mobil yang terparkir di luar
kantor polisi. Ia berfikir apa ia harus masuk untuk menemui kakaknya
lagi. Bagaimana jika Kakaknya kembali menolak kunjungannya.
Dong Joo memberanikan diri mengunjungi Joon Ha dan kakaknya ini menerima
kunjungan Dong Joo. Dong Joo terlihat sangat mencemaskan Joon Ha.
“Kenapa kau kesini?” tanya Joon Ha. “Leherku sakit. Katakan kalau ada yang ingin kau katakan. Kita tak punya waktu lagi!”
Dong Joo : “Kakak... aku sudah mendiskusikannya dengan pengacara. Akan
kucari tahu siapa dalang perbuatan ini. Kau tak perlu menyalahkan ibu!”
Joon Ha : “Itu tak baik. Anak seperti apa itu? itulah kenapa ibu hanya menyukaiku!”
Dong Joo : “Kakak... ibu...”
Joon Ha : “Tak usah bicara tentang ibu. Kita bicarakan tentang kita saja!”
Dong Joo : “Baiklah tak usah bicarakan ibu. Aku sudah bersalah padamu!”
Joon Ha : apa?
Dong Joo : “Aku adikmu... tapi seperti orang yang bodoh, sampai sekarang
aku tak tahu apa-apa. Selama 16 tahun aku hidup seperti itu. aku
bersalah padamu!”
Joon Ha mendesah ia jadi kehilangan rasa kepercayaan diri, “Sejujurnya
dalam hal ini kita tidak bisa tidak membicarakan ibu. Bawalah ibu
kesini. Apa dia tak merindukan anaknya? Aku meminta dia berkunjung tapi
dia tidak datang. Katakan padanya kalau aku merindukannya!”
Joon Ha segera berdiri akan meninggalkan tempat kunjungan itu. Dong Joo
memanggilnya. Joon Ha berbalik, “Ah.. kau akan balas dendam terhadap
Choi Jin Chul kan? Jangan berhenti. Itu akan membuat aku tak percaya
diri juga!”
Dong Joo : “Aku belum mengatakan apa yang ingin kukatakan. Masih ada sedikit waktu duduklah!”
Joon Ha : “Aku tak mau. Kau harus menghubungi ibu dan katakan anaknya merindukannya!”
“Aku tak mau!” ucap Dong Joo. “Sudah kubilang aku akan melindungimu. Aku
tahu kesalahan ibu padamu. Walaupun aku harus membenci ibu, aku akan
tetap menolongmu. Jadi bicarakan padaku, jangan kau simpan sendiri!”
Joon Ha langsung kembali masuk ke dalam dengan perasaan yang campur aduk. Dong Joo terus memanggilnya.
Dong Joo dengan lemas bersandar pada mobilnya yang terparkir di halaman
kantor polisi. Dong Joo menerima telepon dari ibunya. Ibunya bertanya
kenapa Dong Joo belum berangkat kerja, respon terhadap kosmetik Re:Nk
sangat bagus. “Cepat bersiaplah untuk make up show!”
Denga hati sedih Dong Joo memohon pada ibunya untuk mendengarkan
kata-katanya. “Ibu kau bisa mendengar tapi kenapa ibu memperlakukan aku
yang tak bisa mendengar seperti ini. Sekalipun aku memohon 100 kali dia
tak mau mendengarkan. Hanya ibu yang bisa. Kak Joon Ha menunggumu. Jadi,
ibu pergilah dan minta maaf padanya!”
Ny Tae : “Bukan aku yang seharusnya minta maaf. Kenapa kau ke sana?”
Dong Joo sangat marah ia membanting ponselnya. Dong Joo menutup kedua
telinganya, ia menjerit sekeras-kerasnya untu melampiaskan kemarahannya.
Ny Tae mencemaskan putranya, ia sudah berada di ruangan Dong Joo di kantor Energy Cell.
Min Soo cemas dan bertanya apa yang terjadi dengan Dong Joo. Ny Tae
menjawab kalau Dong Joo pasti sedang memikirkan Joon Ha. Min Soo kembali
bertanya dimana Dong Joo. Min Soo makin cemas, dimana dia.
Ny Tae menggenggam tangan Min Soo, “Min Soo kau harus mengisi tempat yang ditinggalkan Joon Ha!”
Min Soo tak paham.
Ny Tae : “Dong Joo. Lindungi Dong Joo. Aku takut Dong Joo akan salah bertindak!”
Min Soo melihat kesedihan Ny Tae. Ia langsung memeluknya, “Bibi aku tak tahu harus bagaimana tapi akan kulakukan semampuku!”
Ny Tae : “Mulai sekarang aku hanya mempercayaimu!” (arghhhh.... palsu)
Shin Ae terbangun setelah ia mabuk dan ngamuk-ngamuk di rumah ibunya. Ia melihat sekeliling kamar itu.
Nenek berada di dapur memasak sesuatu (kayaknya masak sup) Woo Ri dan Young Kyu memperhatikan apa yang dilakukan Nenek.
Nenek mencicipi masakannya, tapi karena masakan itu panas Nenek langsung mengumpat, “Ya ampun panas. Aigoo mulutku terbakar!”
Woo Ri langsung berseru pada ayahnya kalau Nenek sudah tak pikun lagi.
Ia langsung berlari ke arah Nenek, membuat jantung nenek hampir copot.
“Aigoo anak nakal aku jadi kaget!”
Young Kyu berteriak kegirangan, ia mengumpat sambil mengangkat tangnnya.
Ia meminta ibunya mengumpat lagi. Nenek memandang heran kemudian
manabok Woo Ri, “Kenapa kalian bicara kotor pada nenek? Apa kalian
mabuk?”
Nenek membentak meminta cepat membangunkan Shin Ae. “Kenapa kau
membukakan pintu untuk orang seperti dia. Dia itu pantasnya tidur di
jalanan.”
Young Kyu bilang ke ibunya kalau ia tadi sudah menyuruh Shin Ae pergi tapi dia tetap saja tidur di rumahnya.
Young Kyu juga bilang ke ibunya kalau ia bertemu Ma Roo, tapi kemudian
Young Kyu kembali sedih mengingat Ma Roo yang langsung pergi begitu saja
setelah melihatnya.
Woo Ri menjelaskan pada Nenek kalau kemarin Ma Roo datang menemui Nenek
di kafe ayam milik Seung chul. Nenek lemas ia tak ingat Ma Roo
menemuinya, “Ma Roo datang menemuiku? Ma Roo datang menemuiku?”
Shin Ae dengan tubuh masih setengah sadar keluar dari kamar. Matanya
langsung terbelalak begitu mendengar Ma Roo datang menemui ibunya.
Young kyu menyampaikan pada ibunya kalau Ma Roo itu Kakak Cha Dong Joo.
Shin Ae terbata-bata, “Kau.. kau bilang apa?”
Semua terkejut melihat Shin Ae sudah ada di sana dan mendengar semuanya.
Shin Ae meminta penjelasan atas apa yang baru saja Young Kyu katakan
tadi, “Kau bilang Ma Roo itu siapa? Siapa dia?”
Shin Ae tak percaya putra yang selama ini ia cari sudah dekat dengannya,
malah ia bermusuhan dengannya. Ia segera berkemas. Ibunya
menghalanginya pergi, “Kalau kau mau pergi bunuh aku dulu!”
Shin Ae marah, “Baik matilah. Siapa yang peduli ibu hidup atau
tidak?” Shin Ae menangis marah, “Apa ibu tahu bagaimana aku
memperlakukan Joon Ha selama ini? Ini semua salah ibu. Aku mau menemui
Ma Roo!”
Nenek menahan kaki putrinya menghalangi Shin Ae pergi, “Tidak. Ma Roo
membenci kita. Dia membencimu dan semua orang. Jadi kau jangan
mengganggunya terus.” Nenek memohon sambil menangis.
Shin Ae : “Siapa yang mempengaruhinya? Ini semua salah ibu. situasinya seperti ini karena hasil perbuatan Ibu!”
Nenek menyesal ini semua memang salahnya, “Mulai sekarang jangan kau perlakukan dia seperti itu!”
Shin Ae : “Kenapa tidak boleh? Kalian itu tahu tapi pura-pura tak tahu. Tunggu dan lihat saja bagaimana aku memperlakuakn kalian setelah aku bertemu Ma Roo!”
Shin Ae : “Kenapa tidak boleh? Kalian itu tahu tapi pura-pura tak tahu. Tunggu dan lihat saja bagaimana aku memperlakuakn kalian setelah aku bertemu Ma Roo!”
Woo Ri menghalangi Shin Ae dan bertanya dengan keras, kenapa Shin Ae
pikir ia pura-pura tak tahu. Shin Ae tambah emosi mendengar Woo Ri
berteriak padanya. Ia memukulkan tasnya ke kepala Woo Ri.
Woo Ri : “Benar. Bibi boleh memukulku. Aku tak peduli Bibi bertemu Kak
Ma Roo itu agar dia bisa merubah hidupmu. Bibi boleh pergi tapi pikirkan
ini, Kak Ma Roo menjadi seperti ini bukan karena Nenek tapi karena
Bibi!”
Shin Ae marah apa?
Woo Ri : “Apa Nenek yang melahirkan dia? Apa Nenek yang menelantarkan
dia? Ini semua perbuatan Bibi. Kak Ma Roo meninggalkan kami dan Bibi tak
peduli terhadapnya. Lalu kenapa Bibi mau menemuinya sekarang? Kenapa
sekarang Bibi malah menemui dia? Apa memang Bibi berani bertemu
dia? Bibi bertanya kenapa kami diam saja selama ini? Kami tak mau Kakak
seperti kau dan Choi Jin Chul. Apa Bibi ingin Kak Ma Roo menjadi
pembunuh seperti Choi Jin Chul? Biarkan dia seperti itu, tak bisakah
Bibi membiarkan dia. Jangan pernah menganggunya!”
Shin Ae menatap galak, “Kau tahu kenapa? Kau tanya kenapa aku mengganggu
orang lain? Aku memang seperti ini. Menganggu orang adaalah
pekerjaanku. Aku ingin survive kau tahu?”
Shin Ae langsung keluar Woo Ri terus menahannya. Ia memohon pada Shin Ae
untuk membiarkan Ma Roo memutuskan sendiri. “Kakak sudah tahu kau
ibunya dan dia punya alasan kenapa dia tak memberitahumu!”
Shin Ae : “Pasti kau yang melarangnya. Dasar brengsek!”
Woo Ri meminta Shin Ae menunggu sampai Ma Roo kembali dengan kemauan sendiri.
Shin Ae : “Ma Roo adalah anakku. Lepaskan aku!”
Keluarga Lee langsung naik ke lantai 2 karena mendengar keributan.
Woo Ri : “Bibi kau ibunya. Kau ibu Kak Ma Roo!”
Shin Ae : “Itulah kenapa aku harus menemuinya. Ma Roo adalah putra
Presdir Woo Kyung. Aku akan menendang Cha Dong Joo dan Ma Roo akan
menempati tempatnya!”
Seung Chul terkejut ternyata Ma Roo adalah.... putra Choi Jin Chul.
Bibi Lee ikut kaget, “Jadi Ma Roo itu ahli waris dari Woo Kyung. Apa itu artinya dia anak dari Choi Jin Chul!”
Shin Ae : “Itu benar. Kalian tahu dimana Ma Roo tapi kalian tetap menyembunyikannya dariku. Matilah kalian semua!”
Shin Ae mendorong Woo Ri hingga terjatuh dan segera pergi dari sana. Woo
Ri berusaha menyusul Shin Ae. Seung Chul diam mematung, ibunya meminta
putranya itu mengejar membantu Woo Ri. “Wanita jahat itu akan membunuh
kita!”
Shin Ae mengendari mobilnya menuju kantor Woo Kyung. Woo Ri berusah
mengejar tapi ia tak sanggup mengejar mobil. Ia pun menelepon Dong Joo.
Dong Joo kaget, “Apa katamu katakan sekali lagi?”
Woo Ri : “Bibi Shin Ae mengetahui kenyataannya kalau Kak Ma Roo adalah Joon Ha. Dia sudah tahu!”
Woo Ri meminta Dong Joo menemui Ma Roo. “Dimana Kak Ma Roo sekarang?
Cepat temui dia! Sebelum Bibiku menemui dia lebih dulu. Cepat kau temui
dia!” (apa Woo Ri belum tahu kalau Joon Ha masuk sel tahanan)
Dong Joo langsung bergegas kembali ke kantor polisi. (bukankah tadi ponsel Dong Joo dibanting apa ponselnya ga apa-apa----abaikan)
Presdir Choi menyuruh Sek Kim untuk menggunakan uang yang diterima dari penjualan pabrik semikonduktor.
Shin Ae masuk ke ruangan Presdir dan langsung menangis marah, “Apa yang kau lakukan terhadap anak kita?”
Sambil menangis Shin Ae berkata Jang Joon Ha adalah Ma Roo.
Jreng jreng jreng..... Presdir Choi shock mendengarnya. Sek Kim yang masih belum keluar memperhatikan itu.
Shin Ae : “Apa kau tak tahu? Kau sudah dibohongi oleh Tae Yeon Suk!”
Presdir mesih belum percaya.
Shin Ae : “Jang Joon Ha sudah tahu kita orang tuanya, tapi dia diam
saja. Anak kita, Ma Roo. Dia telah menjadi boneka Tae Yeon Suk. Dia
telah memanggil wanita itu ibu. Dia sudah diperalat!”
Presdir Choi geram dan terlihat sangat marah, “Tae Yeon Suk aku akan membunuhmu!”
Dong Joo sampai di kantor polisi, “Bisakah aku menemui Jang Joon Ha? Aku adiknya!”
Petugas Polisi memberi tahu pada Joon Ha kalau ada tamu yang ingin menemuinya.
Joon Ha terkejut melihat siapa yang datang, Ny Tae.
“Joon Ha kemarilah!” Ny Tae meminta Joon Ha mendekat dengan gerakan
tangan yang sama seperti ketika Ny Tae meminta Ma Roo mendekat dulu.
Joon Ha memperhatikan gerakan tangan itu. Ia mendekat, “Ibu. keluarkan aku dari sini. Keluarkan aku dari sini, Bu!”
Ny Tae : “Apa kau menyalahkanku? Jangan. Joon Ha jangan menyalahkanku!”
Joon Ha : kenapa?
Ny Tae : “Kau tahu siapa yang menyebabkan Dong Joo seperti ini. Ini bukan salahku, ini semua ....”
“Kesalahan Choi Jin Chul!” Joon Ha memotong ucapan Ny Tae. “Itukah
sebabnya kau mengadopsiku? Untuk membalas dendam pada Choi Jin Chul?”
Ny Tae : Benar.
Joon Ha : “Kau pasti sangat membenciku. Aku anak Choi Jin Chul yang
ingin kau bunuh. Aku memanggilmu ‘ibu’ selama ini. 16 tahun ini kau
pasti merasa jijik!”
Ny Tae : Jang Joon Ha?
Joon Ha : “Bawa dia ke sini!”
Ny Tae : apa?
“Bawa Choi Jin Chul ke sini!” bentak Joon Ha.
Ny Tae mulai marah Joon Ha membentaknya, “Jang Joon Ha?”
“Tae Yeon Suk. Bawa ayahku Choi Jin Chul ke sini!” Joon Ha kembali membentak dan menyebut nama Ny Tae langsung.
Joon Ha menatap marah penuh kebencian terhadap wanita yang ada di hadapannya ini.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani,blogspot.com
No comments:
Post a Comment