Di tengah-tengah acara Make Up Show Dong Joo memutuskan untuk membuka kebenaran mengenai keadaan yang sebenarnya.
Dong Joo
mengatakan kalau telinganya tak bisa mendengar tapi ia baik-baik saja
karena seseorang mengatakan padanya, “Cha Dong Joo kau bukan orang yang
tak bisa mendengar tapi kau orang yang bisa melihat dengan baik!” Dong
Joo mengatakannya seraya menatap Woo Ri.
Woo Ri memperagakan bahasa
isyarat ‘bodoh’ Dong Joo tersenyum melihatnya dan kembali mengatakan
pada audiens kalau ia bukan orang yang tak bisa mendengar tapi orang
yang bisa melihat dengan baik. Semua kamera mengarah padanya.
Dong Joo kembali berkata
walaupun ia tak bisa mendengar suara orang yang ia cintai tapi suara
dari mata, hidung, mulut dan alis itu sudah menyatakan segalanya. Ia
lega bisa melihat semua itu. Oleh karenanya, ia merasa tak perlu malu
menjadi seorang tuna rungu.
Kemudian Dong Joo melanjutkan ke
acara inti dari Make Up Show-nya yaitu acara final dan keluarlah para
model peserta Make Up Show. Semua memberikan tepuk tangan.
Presdir
Choi masih duduk diam. Semua wartawan menghampirinya meminta konfirmasi
kondisi Dong Joo. Presdir tak menjawab pertanyaan wartawan. Sek Kim
mengingatkan kenapa Presdir tidak segera keluar saja. Presdir beralasan
kalau acara Make Up Show-nya belum selesai dan ia terus menatap Dong Joo
yang masih berdiri di panggung.
Ny
Tae meminta Joon Ha segera menyelesaikan ini, masih ada waktu untuk
mengontrol semuanya. Ia sudah bekerja keras selama 16 tahun. Ia memohon
Joon Ha bicara dengan Dong Joo karena Dong Joo sangat patuh pada Joon
Ha. Ny Tae menginginkan ucapan Dong Joo yang barusan itu diralat.
Joon
Ha tak bisa berbuat apa–apa. Apa Ny Tae tak mendengar ucapan Dong Joo.
Dong Joo sudah tak membutuhkannya. Ny Tae terlihat ketakutan.
Dong Joo akan turun dari panggung,
sebelum turun ia melirik ke arah Woo Ri yang masih menatapnya. Keduanya
saling melempar senyum. Melihat Dong Joo sudah turun dari panggung Ny
Tae segera menyusulnya. Woo Ri terlihat cemas.
Ny
Tae marah atas apa yang sudah Dong Joo lakukan. Ia menyuruh putranya
kembali ke panggung dan katakan ucapan Dong Joo tadi hanya untuk menarik
perhatian saja. Dong Joo menolak ia tak mau berbohong lagi. Ny Tae
tetap menyuruh Dong Joo untuk meralat kata-kata Dong Joo tadi. Dong Joo
meminta ibunya menghentikan semuanya. Ny Tae marah menghentikan apa,
memulai saja belum. “Kau akan menghancurkan apa yang telah kita bangun
selama 16 tahun!”
Dong Joo memohon ibunya jangan seperti
ini lagi, ia tak bisa menjilat ludahnya lagi. Ibunya tanya apa ini
semua karena Joon Ha, apa karena Dong Joo takut Joon Ha pergi, apa Dong
Joo takut orang lain mengetahuinya lebih dulu. Nya Tae meminta putranya
memikirkan apa yang sudah Dong Joo lalui hingga sampai ke tahap ini. Apa
Dong Joo lupa apa yang sudah Choi Jin Chul lakukan terhadap Dong Joo.
“Dia membunuh Kakekmu di depan matamu
dan membuatmu menjadi tuli!” Apa Dong Joo mau memperlihatkan kelemahan
Dong Joo pada Choi Jin Chul. “Pikiranmu sedang tak beres besok kau akan
menyesal!” Dong Joo menegaskan kalau ia tak akan meneyesal. Ia tak mau
berpura-pura lagi. Ny Tae terlihat sangat frustasi kenapa putranya jadi
seperti ini. Siapa yang menyuruh Dong Joo berbuat seperti ini. Dong Joo
berkata kalau tak ada yang menyuruhnya, ia sendiri yang sudah tak tahan.
Ny Tae meminta Dong Joo bertahan lagi
karena Choi Jin Chul dan Joon Ha sedang menertawakan Dong Joo. Woo Ri
berdiri tak jauh dari sana mendengarkan ibu dan anak ini bicara. Dong
Joo kembali berkata kalau sekarang ia sudah merasa lega karena bisa
mengungkapkan semuanya. Ia merasa hidup kembali. Jadi ia meminta ibunya
merelakan ini. Ia tahu ini pasti sulit untuk ibunya, tapi dengan cara
seperti ini ia bisa hidup kembali. “Sama seperti ketika ibu membiarkan
aku hidup di tepi tebing, sekali lagi biarkan aku hidup.”
Ny Tae menolak ia tak bisa melakukan
itu. Bagaiamana dengan rencana mereka untuk menjatuhkan Choi Jin Chul.
Dong Joo tanya siapa bilang tidak bisa, ia bukan anak kecil lagi. Ia tak
bisa ditakut-takuti lagi bahwa ia tak akan bisa berbuat apa-apa karena
ketuliannya.
Ny Tae : “Apa kau
mau melihat ibumu mati? Ikuti perintahku. Katakan kalau ini semua hanya
pertunjukan. Dengarkan ibumu, ini untuk kebaikanmu. Dong Joo, kau
benar-benar baik-baik saja. Selama ini tak seorang pun menyangka. Kenapa
baru sekarang kau mengatakannya? Kembalilah ke panggung!”
Dong Joo tak tahan lagi dan menarik ibunya keluar dari sana. Woo Ri akan mengejar mereka tapi Joon Ha menahannya.
Joon Ha : “Kau sudah lama tahu kan?”
Woo
Ri terlihat cemas dan tak menjawab pertanyaan Joon Ha. Joon Ha kembali
bertanya sejak kapan Woo Ri mengetahui semuanya. Woo Ri kembali tak
menjawab dan meminta Joon Ha mengejar Dong Joo.
Joon
Ha : “Kenapa? Apa yang harus ku khawatirkan? Katanya dia tak akan
berbohong lagi. Apa itu yang terbaik untuknya? Kenapa tidak kau saja
yang mengejar mereka?”
Joon Ha langsung pergi meninggalkan Woo Ri. Woo Ri sangat mencemaskan Dong Joo.
Dong
Joo menarik paksa ibunya hingga ke tepi kolam renang. Ibunya meronta
melepaskan diri. Ny Tae berkata kalau Dong Joo tak mau meralat ucapan
Dong Joo biar ia saja yang melakukannya dan Dong Joo menunggu disini.
Dong
Joo berbicara dengan suara keras apa harus ia mengatakan pada seluruh
dunia agar ibunya mau menerima itu. Karena walapun itu sekarang, besok,
atau selamnya ia akan tetap tuli. Jadi ia meminta ibunya menghentikan
semua ini.
Ny Tae berkata apa
Dong Joo pikir ini semua ia lakukan hanya untuk dirinya sendiri. Ini
semua ia lakukan untuk putranya. Kenyataan bahwa anaknya terhina karena
Choi Jin Chul. “Apa kau pikir aku mampu menghadapinya? Walaupun Joon Ha
meremehkanmu, melukai kelemahanmu dan menyakitimu. Anakku menderita
seperti ini, bagaimana aku bisa diam saja?”
Dong
Joo menegaskan kalau ia jadi seperti ini bukan karena dilukai orang
lain tapi ia dilukai oleh ibunya sendiri. “Menyakitinya dan dia sudah
tak tahan lagi. Kenyataan bahwa dia tak bisa mendengar suaranya sendiri
sudah membuatnya frustasi. Merasakan terkurung dari dunia seperti sebuah
buku cerita rasanya seperti mati. Biarpun ibunya bicara padanya, Choi
Jin Chul musuhnya, atau juga Joon Ha tapi karena dia tak bisa mendengar
semuanya sama saja!”
“Dimata
anakmu ini tak ada bedanya orang itu bicara atau mengonggong. Tapi
ibunya tak pernah mengerti itu. Bukan karena dia tak bisa mendengar tapi
karena ibunya yang tak bisa menerima dia apa adanya. Ini menyakiti
hatinya, dia seperti hidup tapi hatinya ingin mati!” Dong Joo menangis
mengatakan ini.
Ny Tae juga menangis mendengar Dong Joo mengatakan ini, “Dong Joo?”
Dong
Joo : “Apa yang ibu katakan? Ibu seperti memanggil namaku tapi air
mataku membuatku tak jelas melihatmu. Ibu tahu betapa sesaknya dada ini.
Walapun kurobek jantungku dan mencungkil telingaku. Sekali saja, sekali
saja. Kalau aku bisa mendengar, kau tak akan mengerti keputusasaanku.”
Ny Tae meminta putranya tenang, ia minta maaf. Ia melakukan ini karena ia mencintai putranya.
Dong Joo : “Apa katamu? Aku tak bisa mendengar. Katakan. Aku mau dengar. Katakan sampai aku mengerti.”
Ny Tae cemas, “Kenapa kau seperti ini?”
Dong Joo memegang kedua bahu ibunya erat, “Apa katamu? Apa katamu, Bu?”
Ny Tae : “Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. MENCINTAIMU!”
Dong Joo langsung meraih tubuh ibunya dan menceburkan diri ke kolam bersama ibunya. Keduanya berada di dalam kolam.
Di
dalam kolam Dong Joo berusaha bicara pada Ibunya, “Katakan padaku.
Katakan Bu. Katakan padaku Bu. Aku tak bisa mendengarmu. Katakan kau
mencintaiku. Aku tak bisa mendengar apa-apa!”
Dong
Joo lemas ia hampir tenggelam. Ny Tae berusaha menggapai putranya. Dong
Joo tak sadarkan diri di dalam kolam. Ny Tae mengguncang-guncang tubuh
putranya.
Dong
Joo dibawa dengan ambulance menuju rumah sakit. Dong Joo tak sadarkan
diri. Ny Tae berusaha membangunkan putranya. Petugas meminta Ny Tae
jangan seperti itu. Ny Tae tak peduli ia terus meminta putranya untuk
bangun.
Petugas berkata kalau denyut
nadi Dong Joo masih ada tapi ia tak tahu kenapa Dong Joo masih belum
sadar. Ini mungkin karena dia shock dan bertanya apa Dong Joo memiliki
masalah di jantung atau di otak. Ny Tae cemas dan menggeleng tak ada. Ia
tak ingin semua orang tahu kondisi putranya. Ny Tae meminta petugas
jangan menyentuh putranya, ia memiliki dokter pribadi.
Joon Ha pulang ke apartemennya.
Ia merenung di kamar. Ia mengingat ucapan Dong Joo ketika mengaku di
depan umum kalau Dong Joo tak bisa mendengar.
Ponsel
Joon Ha berdering, Ny Tae meneleponnya. Suara Ny Tae terdengar panik
dan mengatakan kalau Dong Joo sekarang sekarat. Joon Ha ikut panik dan
meminta Ny Tae mengatakannya dengan jelas.
Ny
Tae meminta Joon Ha cepat datang dan mengatakan kalau Dong Joo jatuh ke
kolam dan sekarang tak sadarkan diri. Joon Ha tanya dimana Ny Tae
sekarang. Ia meminta teleponnya diberikan pada dokter atau siapapun
petugas medis di sebelah Ny Tae. Tapi Ny Tae menolak ia hanya mau Joon
Ha yang memeriksa Dong Joo.
Joon Ha membentak ia perlu tahu
keadaan Dong Joo yang sebenarnya. Ny Tae ikut membentak ia makin panik
maka dari itu Joon Ha harus datang karena Joon Ha dokter pribadi Dong
Joo, “Apa Kau lupa? Cepat selamatkan dia!” Joon Ha diam tak menjawab. Ny
Tae terus memanggilnya.
Joon Ha : “Aku bukan lagi seorang dokter!”
Ny
Tae terkejut mendengarnya dan kembali mengatakan kalau Dong Joo
terjatuh di kolam, kalau ada apa-apa dengan Dong Joo bagaimana. Ny Tae
mengeraskan suaranya meminta Joon Ha datang.
Tiba-tiba
sikap Joon Ha jadi dingin lagi ia berkata, “Kalau terjadi apa-apa pada
Dong Joo. Tae Yeon Suk kau akan mati!” Joon Ha langsung menutup telepon.
Dong
Joo membuka matanya. Ny Tae langsung bicara dengan putranya, tapi
petugas meminta Ny Tae jangan mengajak bicara dulu karena ia harus
memasang masker oksigen. Tapi Dong Joo berusaha menyingkirkan masker
oksigen dari wajahnya. Dong Joo melihat sekeliling dan memandang ibunya.
Ny Tae menggenggam tangan Dong Joo. Dong Joo kembali memejamkan
matanya.
Joon
Ha duduk di ruang tamu sambil menonton TV tapi pikirannya melayang
kemana-mana. Ia teringat ketika ia bertanya pada Dong Joo, apa Dong Joo
tak mendengar dirinya bicara. Apa Dong Joo tak mendengar suaranya.
Joon
Ha langsung mematikan TV dan akan pergi keluar. Tepat saat itu Presdir
Choi datang berkunjung ke rumah putranya. Joon Ha tak jadi pergi.
Woo
Ri di kamarnya berusaha menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo tak
aktif. Woo Ri kemudian menekan tuts pianikanya. Tentu saja tak
mengeluarkan suara karena ia tak meniupnya.
Dong Joo mengenakan masker oksigen Ny Tae terus menggenggam tangan putranya. (kok lama amat ya belum sampai sampai rumah sakit)
Joon
Ha dan Presdir Choi minum bersama. Presdir bertanya kenapa Joon Ha tak
mengatakan padanya tentang kondisi Dong Joo yang sebenarnya. Bukankah
Joon Ha sudah mengetahui itu. Joon Ha malah balik bertanya apa Presdir
Choi menyesal sudah berbuat kasar pada Dong joo.
“Kau
tak tahu betapa memalukannya ini di depan para wartawan!” Sahut
Presdir. Ia tak akan seterkejut ini kalau sebelumnya Joon Ha mengatakan
padanya. Joon Ha minta maaf ia lupa karena ia selalu memikirkan ia dan
ayahnya dan tak tahu kalau Ayahnya begitu perhatian pada Dong Joo.
Presdir Choi : “Kedua telinganya tak bisa mendengar!”
Joon Ha : “Kenapa? Apa Ayah merasa bersalah?”
Presdir Choi : “Bukan aku penyebab kecelakaan itu. Itu kesalahannya sendiri!”
Joon Ha : “Bukankah Ayah yang mencabut selang oksigen Kakek di depan matanya?”
Presdir
marah meminta Joon Ha menutup mulut. Joon Ha ikut emosi kenapa dengan
ayahnya, bukankah anaknya ada disini. Walaupun Dong Joo tak bisa
mendengar dia masih bisa bicara, mengemudi bahkan bermain piano.
Joon
Ha meminta ayahnya tak perlu merasa bersalah. “Ayah, orang yang harus
Ayah perhatikan adalah aku. Ayah, kau harus perhatikan anakmu yang sudah
diperalat Tae Yeon Suk. Apa Ayah tahu alasan Dong Joo mengungkapkan
semuanya di tempat itu. Terutama di tempat yang banyak wartawan?”
Woo
Kyung perusahaan yang telah Presdir Choi bangun selama 30 tahun.
Orang-orang akan menghubungkannya dengan Cha Dong Joo. Seorang anak yang
tuli, ahli waris sah dia Cha Dong Joo. Joon Ha berpesan Ayahnya jangan
menganggap enteng Cha Dong Joo kalau Ayahnya tak mau kehilangan Woo
Kyung.
Paman
Lee berteriak memanggil nama Young Kyu. Ia terlihat tergesa-gesa. Young
Kyu tengah membagikan nasi untuk sarapan. Nenek dan Shin Ae heran
melihat kedatangan Paman Lee yang terpogoh-pogoh membawa koran.
Seung Chul bertanya pada Young Kyu dimana Woo Ri karena ia tak melihatnya.
Paman Lee bicara gelagapan, Young Kyu... Cha Dong Joo, Cha Dong Joo!”
Seung
Chul heran dan merebut koran yang dibawa ayahnya. Ia membaca berita di
koran dan terlihat sangat terkejut, “Tidak mungkin!” sahutnya. Seung
Chul langsung terduduk.
Young Kyu penasaran ada apa
dengan Dong Joo. Bibi Lee yang baru tiba dari dapur ikut menyahut ada
apa. Ia ikut membaca koran dan terkejut juga. Nenek ikut penasaraan ada
berita apa di koran.
Paman Lee : “Cha Dong Joo... telinganya.... Dia tak bisa mendengar!”
Shin Ae dan Nenek juga terkejut mendengarnya. Shin Ae langsung merebut koran yang masih berada di tangan Seung Chul.
‘Aku bukan orang yang tak bisa mendengar tapi aku bisa melihat dengan baik’ diungkapkan oleh Cha Dong Joo ahli waris Woo Kyung.
“Apa ini? Apa kedua telinganya tak bisa mendengar? Apa itu isi beritanya?” Tanya Nenek.
Paman
Lee menjelaskan kalau Dong Joo terjatuh dari lantai 2 ketika berusia 13
tahun dan itu yang menyebabkan telinganya tak bisa mendengar.
Paman
Lee melihat ekspresi Young Kyu yang biasa-biasa saja tak kaget
mendengar berita yang menghebohkan ini. Ia bertanya apa Young Kyu sudah
tahu hal ini. Young Kyu menjawab ya dan bertanya kenapa hal ini bisa
muncul di koran, “Mi Sook dan Dong Joo bukan orang jahat. Apalagi dia
tuli. Aku dan Woo Ri merahasiakan ini!”
(Menurut
Young Kyu mungkin setiap orang yang masuk koran itu orang jahat dan dia
heran kenapa berita mengenai Dong Joo bisa masuk koran padahal Dong Joo
bukan orang jahat)
Seung Chul kaget ternyata Woo Ri
sudah mengetahuinya. Young Kyu mengaku kalau ia dan Woo Ri merahasiakan
ini. Seung Chul tanya dimana Woo Ri sekarang.
Shin
Ae langsung berseru kalau sudah tahu kenapa tak bilang. Ia langsung
mengambil kesimpulan inilah yang menjadi penyebab kenapa Tae Yeon Suk
membawa Ma Roo pergi. Shin Ae berkata kalau Tae Yeon Suk sekarang pasti
tak akan diam saja. Anaknya tuli dan Ma Roo mengincar Woo Kyung dan
sekarang ia juga tak bisa diam saja.
Seung Chul terus bertanya pada Young
Kyu dimana Woo Ri. Young Kyu geleng-geleng tak mau mengatakannya. Nenek
merasakan kepalanya pusing mendengar berita yang mengejutkan ini.
Joon Ha berada di ruangannya bersama dua orang wartawan.
Wartawan
bertanya orang-orang menanyakan penunjukan Joon Ha sebagai CEO yang
baru apa selama ini Joon Ha akan mendukung Dong Joo. Joon Ha menjawab
kalau Dong Joo tidak akan bisa menjalankan Energy Cell sendirian.
Wartawan
: “Ada yang bertanya padamu selama persiapan make up show kemarin
kudengar Jang Joon Ha memanggil Tae Yeon Suk dengan sebutan ‘Ibu’. Apa
hubungan kalian berdua?”
Joon Ha : “Apa kalian tahu kenapa kalian kupanggil kemari? Aku ingin artikel kalian tidak membuat image Energy Cell jatuh.”
Wartawan
mengatakan kalau acara show kemarin beritanya sangat populer di
internet. Para pengguna internet banyak yang bersimpati dengan keadaan
Dong Joo.
Joon Ha : “Akankah Woo Kyung sukses di bawah kepemimpinan seseorang yang cacat?”
Joon
Ha memberikan berkas tentang sejarah peristiwa hilangnya pendengaran
Dong Joo dan meminta jangan memancing rasa penasaran orang lagi
sampaikan saja fakta ini dan rasa penasaran orang di internet akan
mereda.
Wartawan bertanya bisakah
ia mewawancarai CEO Cha sebelum mereka menerbitkan artikel ini. Joon Ha
menjawab kalau Dong Joo bisa diwawancarai dirinya tak akan memanggil
wartawan ke tempatnya. Walapun Dong Joo yang memulainya tapi sekarang
dia sedang panik karena takut masalah ini tidak selesai.
Staf
Energy Cell sibuk menerima banyak telepon yang masuk karena pemesanan
kosmetik. Kim Bi menyahut ternyata orang korea gampang sekali dipancing
rasa kasihannya dan sekarang pesanan barangnya menjadi tiga kali
lipat. Min Soo mengingatkan Kim Bi agar menjaga ucapannya, itu bukan
kasihan tapi rasa simpati.
Woo Ri sampai di kantor Energy
Cell. Melihat kedatangan Woo Ri, Min Soo langsung bertanya apa Woo Ri
tahu di mana keberadaan Dong Joo. Woo Ri juga mau menanyakan itu apa
Dong Joo tak menghubungi kantor. “Bukankah kau sekertarisnya?” tanya Min
Soo. Woo Ri beralasan kalau ia tengah mengerjakan tugas lain jadi tak
tahu keberadaan Dong Joo. Woo Ri tanya apa Joon Ha ada. Min Soo
mengatakan ketika ia menanyakan keberadaan Dong Joo, Joon Ha menjawab
tak tahu.
Wartawan keluar dari ruangan Joon Ha.
Min Soo meminta Woo Ri menanyakannya langsung pada Joon Ha dimana Dong
Joo. Min Soo menyuruh Woo Ri cepat masuk ke ruangan Joon Ha.
Woo
Ri sudah di dalam ruangan, Joon Ha tak langsung memandangnya. Sebelum
Woo Ri bertanya Joon Ha sudah tahu apa yang akan ditanyakan Woo Ri.
“Dimana Cha Dong Joo? Dia di rumah sakit Hankook kamar 129 ruang VIP!”
jelas Joon Ha. Woo Ri berterimakasih dan akan langsung keluar ruangan
tapi Joon Ha memanggilnya.
Joon Ha : “Kau tak perlu menebak wajahku aku tak marah padamu!”
Woo Ri : Kakak?
Joon Ha : “Aku tak marah padamu yang menyukai Cha Dong Joo, tapi kepadaku kau juga begitu.”
Dong
Joo sudah berada di rumah sakit disana ada Dokter Jang. Ny Tae setia
menemani putranya, “Kenapa Dong Joo tidurnya lama sekali?” ucap Ny Tae
khawatir seraya menggenggam tangan putranya.
Dokter
Jang berkata kalau Dong Joo butuh istirahat jadi biarkan saja dia tidur
agak lama. Ny Tae masih cemas, “Dia tak apa-apa kan?” Dokter Jang
meminta Ny Tae tak usah khawatir.
Dokter
Jang memandang Dong Joo, “Hey anak nakal. Berilah petunjuk padaku,
kalau kau mengaku seperti itu lalu aku bagaimana? Apa kau pikir mulutku
juga tidak gatal untuk menceritakan itu?” Dokter Jang menjitak kepala
Dong Joo. (ya ampun dokter kok dijitak hehe)
Ny Tae merasa ketika Dong Joo
bangun nanti dia akan menyesal. Ia emosi dan berkata kalau ini semua
karena Joon Ha. Joon Ha sudah memojokkan Dong Joo melakukan ini. Ini
semua karena dia.
Dokter Jang
mengatakan kalau sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan siapa-siapa,
tapi pikirkanlah bagaimana caranya menolong Dong Joo ketika dia sadar
nanti. Dong Joo sudah berani melangkah sejauh ini tapi bagaimana dia
akan menghadapi tatapan orang-orang, setelah ini tidaklah mudah.
Ny
Tae : “Dokter, apa menurutmu Dong Joo sudah bisa dioperasi? Dari luar
dia tampak baik-baik saja. Kita bisa mempertimbangkannya lagi!”
Dokter
Jang : “Nyonya, sudah kubilang padamu. Walaupun kau menyembunyikannya
dari dunia keadaannya yang tuli. Dong Joo tahu itu. Jangan lagi kau
memaksa dia!”
Ny Tae masih belum menerima
keadaan putranya lalu apa yang harus ia lakukan. Ia sangat frustasi
dengan kondisi putranya ditambah lagi Joon Ha sekarang berusaha
mengambil alih posisi Dong Joo. Bahkan Joon Ha yang begitu menyayangi
Dong Joo sekarang malah mengacungkan pisau pada Dong Joo. “Dong joo
sudah mengungkapkan kelemahannya, lalu bagaimana dia akan menghadapinya
setelah ini?”
Dokter Jang meyakinkan kalau Dong Joo
itu anak yang kuat. Ia meminta Ny Tae jangan lagi menutup pintu keluar
bagi Dong Joo ketika Dong Joo sudah berhasil berjuang untuk keluar. (Ya
ampun jidat-nya dokter jang sampe mengkilap gitu ya haha)
Woo
Ri tiba di rumah sakit, ia langsung menuju ruang rawat Dong Joo. Di
depan pintu ruang rawat ia berpapasan dengan Ny Tae dan Dokter Jang. Ny
Tae langsung memasang wajah tak suka. Dokter Jang pamit akan ke ruangan
dokter dan berpesan kalau ada apa-apa Ny Tae bisa menghubunginya.
Ny
Tae memandang dingin Woo Ri, “Benarkah saudaramu yang membawamu ke
sini? Benarkah Bong Ma Roo mengecek apa Dong Joo masih hidup atau sudah
mati?”
Woo Ri berkata kalau Kakaknya
sangat mengkhawatirkan Dong Joo. Ny Tae meminta Woo Ri pergi. Woo Ri
memohon ia ingin melihat keadaan Dong Joo sekali saja.
“Pergi!” tegas Ny Tae. “Katakan pada Kakakmu kalau Dong Joo baik-baik saja. Rencana Kakakmu tak akan berhasil.”
Woo
Ri menjelaskan kalau Kakaknya tak bermaksud begitu tak ada yang
berharap Cha Dong Joo celaka. Ny Tae mengingatkan kalau nama putranya
bukan nama yang boleh Woo Ri sebut asal-asalan dan meminta Woo Ri jangan
pernah menemui putranya lagi.
Woo Ri tetap bersikeras ingin
menemui Dong Joo, ia sangat mengkhawatirkan Dong Joo dan bertanya apa
Dong Joo sehat atau sakit. “Tidak tidak dia sadar atau tidak?” Woo Ri
bertanya setengah menangis. Ny Tae makin kesal melihat tingkah Woo Ri,
“Apa kau mempengaruhi Dong Joo dengan ekspresimu. Aku tak menyukaimu
sejak pertama kali bertemu di pesta Woo Kyung. Membuat Joon Ha dituntut
itu semua karena kau. Jangan lagi kau membawa Dong Joo ke kehidupanmu
yang kacau itu. Tetaplah hidup ditempatmu. Tanyakan pada Kakakmu apa
yang akan kulakukan terhadapmu jika aku melihat wajahmu lagi. jangan
temui anakku. Pergi!”
Nenek
memandang foto keluarga ia tampak murung. Sementara Young Kyu mencoba
membaca tulisan yang tertera di koran tapi ia merasa kesulitan
membacanya.
“Susahnya kalau tak
bisa membaca!” sahut Nenek. Yang ini tak bisa mendengar!” sambung Nenek
sambil menunjuk foto ibunya Woo Ri dan dulu ia selalu memarahinya.
Nenek menangis mengingat semua
itu. Young Kyu meminta ibunya jangan menangis dan berkata kalau Dong Joo
itu tak apa-apa, “Ibu tak masalah kalau dia tak bisa mendengar!” Young
Kyu mengusulkan menulis surat untuk Dong Joo untuk menghiburnya.
Shin
Ae sudah berdandan rapi Nenek tanya Shin Ae mau kemana. Shin Ae malah
balik bertanya apa maksud ibunya ia akan kemana tentu saja ia akan
melindungi anaknya. Nenek menghalangi Shin Ae dan berkata disana tak ada
yang menyambut Shin Ae tinggalah disini seakan-akan kau sudah mati.
Young Kyu ingin tahu apa Shin Ae
akan menemui Ma Roo. Shin Ae tak mempedulikan pertanyaan Young Kyu. Ia
berkata pada ibunya kalau Tae Yeon Suk itu perempuan yang licik,
mengetahui Dong Joo dalam keadaan seperti ini apa ibunya pikir Tae Yeon
Suk akan membiarkan Ma Roo begitu saja. Ibunya tak akan tahu apa yang
akan Tae Yeon Suk lakukan terhadap Ma Roo.
“Tapi dia sudah membesarkan Ma
Roo selama 16 tahun bahkan dia menjadikan Ma Roo seorang dokter!” Nenek
minta Shin Ae jangan seperti ini. “Kau akan disiksa dineraka nanti.”
Shin
Ae : “Disiksa? Ma Roo yang akan disiksa, wanita itu akan membalas
dendam pada Ma Roo. Aku tak akan bisa membiarkan dia berbuat seperti
itu.”
Young Kyu dengan tingkah polosnya ikut menyahut, “Balas
dendam? Balas dengan hantaman kepala!” sahutnya. “Apa kau mau menghantam
kepalanya?”
Tepat
saat itu Na Mi Sook berkunjung ke rumah Young Kyu. Karena merasa
dihalangi Shin Ae langsung mendorong Young Kyu hingga jatuh terjengkang.
Mi Sook langsung membantu Young Kyu bangun.
Shin Ae heran kenapa Mi Sook
berkunjung ke rumah ibunya. Mi Sook malah balik bertanya dengan kesal
harusnya ia yang bertanya kenapa Shin Ae ada di sana. Nenek terkejut
melihat wajah Mi Sook sama seperti wajah ibunya Woo Ri. (soalnya pas
Nenek ketemu Mi Sook di rumah Nenek masih pikun)
“Memangnya
kau siapa?” tanya Nenek pada Mi Sook. Young Kyu mengenalkannya, “Ibu
dia ini orang yang ditinggalkan cinta!” Shin Ae sudah tak ada waktu lagi
dan bergegas pergi.
Na Mi Sook memperkenalkan
namanya pada Nenek, “Namaku Mi Sook!” ucap Na Mi Sook. Nenek tambah
terkejut selain wajah ternyata namanya juga sama seperti ibunya Woo Ri.
Nenek langsung lemas terduduk. Young Kyu dan Mi Sook langsung
memeganginya.
“Anakku,
anakku. Apa yang terjadi denganmu? Bagaimana caranya kau bangkit dari
kematian?” tanya Nenek. Mi Sook menyangkal bukan seperti itu ia hanya
mirip ibunya Woo Ri. Nenek menangis minta maaf. Young Kyu menjelaskan Na
Mi Sook itu bukan Mi Sook dia wanita yang meninggalkan cintanya.
Nenek terharu tak peduli dengan
ucapan Young Kyu, ia senang Mi Sook datang. Nenek memegang wajah Mi Sook
dengan kedua tangannya, “Ya Tuhan aku bersalah maafkan aku!” Mi Sook
ikut terharu ia pun menangis, “Ibu!” Mi Sook langsung memeluk Nenek.
Young Kyu malah kebingungan melihatnya.
Seung Chul datang dan memberi
tahu Young Kyu kalau ia sudah tahu dimana keberadaan Dong Joo, apa Young
Kyu mau ikut dengannya. Young Kyu bolak-balik memandang ibunya yang
memeluk Mi Sook dan Seung Chul yang mengajaknya menemui Dong Joo. Ia
bingung harus bagaimana. Akhirnya, ia hanya bisa menepuk-nepuk dahinya.
Ny
Tae masih menunggui Dong Joo yang belum juga bangun. Dokter Jang
menghampiri keduanya. Ny Tae bertanya bukankah Dong Joo sekarang lebih
baik. Dokter Jang memperhatikan wajah Dong Joo dan berkata Ya Dong Joo
sekarang jauh lebih baik.
Dokter
Jang mengatakan kalau dokter yang memeriksa Dong Joo ingin bicara dengan
Ny Tae tentang Dong Joo. “Bagaimana dengan Dong Joo? Tak ada masalah
dengan dia kan?” tanya Ny Tae cemas. “Karena pasiennya tampan perawat
tak bisa bekerja dengan baik. Hanya itu masalahnya!” sahut Dokter Jang
tersenyum. Ny Tae tertawa mendengarnya.
Seung
Chul dan Young Kyu tiba di rumah sakit tempat Dong Joo dirawat.
Keduanya melihat Woo Ri jongkok menyendiri. Melihat itu Seung Chul hanya
bisa menarik nafas.
Woo Ri
melihat ayahnya datang dan langsung berdiri tapi kakinya kesemutan
mungkin karena terlalu lama jongkok. Woo Ri tanya kenapa ayahnya datang
padahal kita tak bisa menemui Dong Joo.
Seung Chul : “Kenapa? Apa orang miskin seperti kita tak boleh mengunjungi pasien di rumah sakit ini?”
Young
Kyu sedih kenapa tak boleh menemui Dong Joo, padahal ia sangat ingin
bertemu dengan Dong Joo. Woo Ri berkata kalau ia akan mencobanya lagi
karena sekarang Dong Joo butuh istirahat.
Seung
Chul mengatakan kalau seharian Young Kyu sudah mengkhawatirkan Dong
Joo. Karena Young Kyu ingin bertemu dengan Dong Joo ia sampai merelakan
menutup tokonya. Seung Chul akan masuk minta izin tapi Woo Ri
mencegahnya karena ia tadi sudah berusaha.
Seung
Chul kesal sampai dimana usaha Woo Ri seharusnya lebih keras lagi, “Kau
sudah tahu tak boleh menemui Dong Joo. Seharusnya kau sadar!” Young Kyu
meminta keduanya jangan bertengkar.
Seung
Chul : “Kau sudah tahu dia itu tak bisa mendengar. Kau semakin simpati
padanya kan? Karena kau memikirkan ibumu, kau lebih menyukai Cha Dong
Joo kan? Benarkan Bong Woo Ri? Walaupun kau kubunuh kau tetap tak akan
berubah kan? Benarkan?”
“Cha Dong Joo!” panggil Dokter Jang. Woo Ri langsung menengok. (Dokter Jang belum tahu nama Woo Ri jadi manggilnya Cha Dong Joo)
Woo Ri memperkenalkan namanya pada Dokter Jang. Melihat itu Young Kyu juga ikut memperkenalkan diri juga.
Dokter Jang : “Aku Jang Jae Dong. Kalian mau bertemu dengan Dong Joo kan?”
Young Kyu : “Benar. Cha Dong Joo masih sakit, tapi apa kau mengenal Cha Dong Joo? Aku teman Cha Dong Joo.”
“Aku juga temannya!” sahut Dokter Jang.
Dokter
Jang menjelaskan kalau Dong Joo tadi minum obat tidur jadi mereka bisa
melihatnya saja tapi tak bisa ngobrol dengannya. Woo Ri terharu sudah
diperbolehkan menjenguk Dong Joo, ia sangat berterima kasih.
Seung Chul pamit akan pergi tapi
Young Kyu menahannya. Bukankah Seung Chul juga mengkhawatirkan Dong
Joo. Seung Chul tak mempedulikannya ia langsung pergi.
Dokter Jang memberi tahu waktunya hanya 10 menit. Woo Ri berkata itu sudah cukup.
Seung
Chul sampai di depan lift, ia menghela nafas panjang tapi kemudian ia
meluapkan emosinya dengan memukul dinding berkali-kali, “Si brengsek itu
kenapa kau malah sakit? Anak jahat itu. Ahh.. Cha Dong Joo!” Seung Chul
berteriak.
Woo Ri dan ayahnya masuk ke ruang rawat Dong Joo. Keduanya melihat kondisi Dong Joo yang masih belum bangun.
Young Kyu langsung membuka surat yang ia buat dan meletakan di sebelah Dong Joo.
Young Kyu : “Cha Dong Joo bacalah surat itu dan jangan sakit lagi. Cepatlah bangun agar kau bisa bermain denganku.”
Woo
Ri menangis terharu. Ayahnya meminta Woo Ri mengatakan sesuatu pada
Dong Joo. Tapi Woo Ri diam saja, ia hanya bisa memandang Dong Joo. Young
Kyu melihat keduanya. Ia maraih tangan Woo Ri dan meletakannya ke
tangan Dong Joo. Young Kyu menggenggamkan tangan Woo Ri dan Dong Joo.
Young Kyu pamit keluar ia akan
memanggil Seung Chul karena Seung Chul juga ingin bertemu Dong Joo,
“Karena Cha Dong Joo ketakutan kau harus menggenaggam tangannya
erat-erat.”
Young
Kyu akan keluar tapi sebelum keluar ia berpapasan dengan Joon Ha, Young
Kyu terkejut melihatnya. Joon Ha melihat Woo Ri berdiri di samping Dong
Joo tak menyadari kehadirannya. Joon Ha langsung keluar. Young Kyu
segera menyusulnya. Mulutnya ingin memanggil tapi rasanya seperti
terkunci.
“Ma..
Ma.. Ma.. Ma.. Roo.. Ma.. Ma.. Roo..!” panggil Young Kyu. Joon Ha
berhenti dan akan menengok tapi Young Kyu ketakutan ia memalingkan
wajahnya ia masih merasa kalau ia bersikap seperti itu Ma Roo akan malu.
Joon Ha langsung pergi. Young Kyu mengikutinya lagi.
Joon Ha turun tak pakai lift ia pakai tangga. Young Kyu terus mengikutinya sambil memanggil namanya, “Ma Roo Ma Roo Ma Roo.”
Joon Ha kesal, “Tolong jangan ikuti aku!”
Young Kyu langsung ketakutan mendengar kemarahan Joon Ha. Ia menyembunyikan wajahnya di pagar pembatas tangga.
Young
Kyu minta maaf, “Maaf kalau kau jadi malu. Aku akan pura-pura tak
mengenalmu. Terus terang aku tadi terkejut. Jangan pergi. Aku yang akan
pergi kau lihatlah Cha Dong Joo.
Joon Ha : “Kenapa kau seperti ini? Tak bisakah kau membiarkan aku sendiri? Jangan berbuat seperti ini lagi, mengerti?”
Young Kyu kembali meminta maaf dan berkata kalau ia sudah berbuat salah.
Joon
Ha : “Apa salahmu? Jangan berkata seperti itu. Apa kau tak mendengar
dari Nenek? Kau bukan Ayahku. Dia bilang aku bukan anakmu. Aku bukan
anak si bodoh Young Kyu.”
Young
Kyu menyangkal, “Jangan marah maafkan aku tapi Bong Young Kyu adalah
ayah Bong Ma Roo. Ibu bilang seperti itu dulu... ‘Young Kyu mulai hari
ini kau ayah anak ini’ waktu itu kau masih kecil, waktu itu kau selalu
menangis dan tak bisa bicara. Ibu bilang ‘anak ini adalah anakmu’ jadi
aku adalah ayahmu Ma Roo.”
Mata Joon Ha berkaca-kaca. Young
Kyu kembali meminta maaf. Joon Ha berkata Young Kyu tak perlu minta
maaf, “Karena Bong Young Kyu bodoh Nenek bilang itu bohong. Aku bukan
anakmu. Ayahku .... adalah Choi Jin Chul.”
Young Kyu terkejut mendengar Joon Ha mengatakan ini, ia tak bisa berkata-kata. Ia sedih mendengarnya.
Joon
Ha : “Jangan pernah lupa itu. Ingat namaku bukan Bong Ma Roo. Jangan
lupa kalau aku bukan anakmu. Jangan berlagak mengenalku kalau kau
bertemu denganku lagi.”
Joon Ha akan pergi Young Kyu memanggilnya, “Ma Roo!”
“Sudah kubilang aku bukan Bong Ma Roo!” ucap Joon Ha keras.
“Ma
Roo, pulanglah!” Young Kyu hampir menangis mengatakan ini. “Kau tak
akan malu berada di rumah. Pulanglah. Akan kubuatkan nasi yang enak.
Sekarang aku sudah tahu caranya membuat nasi yang enak. Aku tak akan
berlagak mengenalmu lagi. Tapi pulanglah sekali saja. Aku akan
menunggumu!”
Mendengar ini Joon Ha hampir menangis. Young Kyu naik tangga perlahan-lahan meninggalkan Joon Ha seorang diri di sana.
Woo Ri memandang Dong Joo sambil terus menggenggam tangannya. Ia mengingat ucapan Dong Joo ketika mengaku pada publik, “Walaupun
aku tak bisa mendengar suara orang yang kucintai tapi suara dari
matanya, hidungnya, mulutnya dan alisnya selalu berkata. Aku senang bisa
melihatnya.”
Tangan
Woo Ri memberanikan diri akan meraba wajah Dong Joo, “Matanya seperti
ini, hidungnya seperti ini, bibirnya seperti ini dan alisnya seperti
ini. Cha Dong Joo, jadi kau seperti ini!” batin Woo Ri. “Pria kenapa
cantik? Harga diriku jadi jatuh!”
Woo
Ri kembali menggenggam tangan Dong Joo, air matanya mulai menetes. “Kau
Hebat Cha Dong Joo. Aku bangga padamu dan kau bisa mendengar hatiku
kan?”
Ny
Tae keluar dari kamar membawa koper besar. Presdir Choi kesal
melihatnya dan menyuruh istrinya membawa Dong Joo pergi ke Amerika,
“Mereka memiliki perlakuan hukum yang baik bagi orang cacat!” ucapnya.
Ny Tae menyahut kalau suaminya terlalu perhatian pada Dong Joo, dia akan
tersentuh kalau bisa mendengar hal ini tapi bagaimanapun ia dan
putranya tak akan ke Amerika.
Presdir Choi : “Walau bagaimana pun kau itu menyedihkan!”
Ny Tae : “Kalau kau menyuruh kami berpisah denganmu lebih baik kami mati!”
Presdir Choi tertawa mendengar
istrinya mengatakan itu, “Mati itu hal yang mudah. Hidup itu yang sulit.
Apa Kau pikir kau akan tahan melihat Dong Joo mendapat perlakuan buruk
dariku?”
Ny Tae : “Kenapa aku tidak akan tahan? Anakku tak akan menengok ke belakang walaupun dipanggil berkali-kali.”
Tepat
saat itu Joon Ha datang. Ny Tae menyadari kehadiran Joon Ha tapi tidak
dengan presdir Choi. Ia berkata kalau ia akan menamani putranya sampai
putranya menduduki jabatan Presdir Woo Kyung.
Presdir
mengingatkan istrinya jangan terlalu membela Dong Joo karena itu akan
membuat istrinya tampak lebih menyedihkan. Ny Tae menyahut kalau Joon Ha
akan sedih jika mendengar hal itu, “Pikiran itu lebih baik kau simpan
saja. Joon Ha adalah anak yang ditelantarkan sejak kecil. Tidak,
kudengar bahkan kau menyuruh Shin Ae membunuhnya (mengaborsinya) sebelum
dia lahir?”
Presdir Choi kesal dan akan segera pergi tapi ia terkejut melihat Joon Ha sudah berdiri di sana.
Joon Ha : “Tak apa-apa Ayah. Bukankah sudah kubilang melakukan tanpa mengetahui itu bukan dosa!”
Presdir Choi berpesan Joon Ha jangan membuang tenaga hanya untuk musuh yang tak berharga. Ia langsung bergegas pergi.
Ny
Tae juga akan segera pergi membawa kopernya tapi Joon Ha menghentikan
langkahnya, “Tolong berikan aku sepiring nasi, aku lapar!”
Ny
Tae memandang dingin, “Apa kau pikir rasa laparmu akan hilang dengan
sepiring nasi? Walaupun Woo Kyung ada ditanganmu, laparmu tak akan
hilang. Begitulah sifat orang yang sudah dibuang!”
Joon Ha : “Hanya itukah yang kau tahu? Ada sifat lain yang dia miliki. Kalau dia melihat orang yang dicintai.....”
Joon
Ha maju dan berbisik ke Ny Tae, “Dia akan menghancurkannya.” Ny Tae
mendorong Joon Ha, “Apa kau pikir aku akan diam saja?” Joon Ha hanya
mendesah dan kembali meminta Ny Tae menyiapkan nasi untuknya karena ia
lapar.
Joon Ha pulang ke apartemennya. Ia menyiapkan nasi instan sendiri, ia memakan nasi itu seorang diri.
Ny Tae masuk ke kamar putranya, “Baiklah Dong Joo jangan percaya pada siapapun. Sudah cukup.”
Ny
Tae mengambil sebuah amplop hitam yang ia sembunyikan di balik piano
Dong Joo. Ia membuka amplop dan mengambil isinya. Beberapa lembar kertas
(apa itu, amplop hitam yang sama seperti 15 tahun lalu ketika di Saipan
Episode 5)
Di
kantor Woo Kyung, Min Soo gelisah bukan main. Ia menelepon ayahnya, ia
mengatakan kalau ia tak bisa bekerja kalau bos-nya menghilang. Ia tanya
apa ayahnya sudah menemukan Dong Joo atau belum. Min Soo melihat Ny Tae
ada disana, ia langsung menutup teleponnya.
Min Soo khawatir kenapa Ny Tae
tak menjawab teleponnya dan bertanya bagaimana dengan Dong Joo. Ny Tae
berkata Min Soo pasti kecewa dengan Dong Joo.
Min
Soo menyangkal itu hal yang mustahil, “Setelah mengatakan kau percaya
padaku tapi sikapmu tak menunjukan itu. Seberapa sulitkah Cha Dong Joo?
Selama ini aku tak tahu kalau dia tak bisa mendengar. Aku selalu salah
pengertian setiap dia tak menjawabku. Sungguh mengesalkan, padahal aku
sudah berbicara sampai berbusa!”
Ny
Tae tanya apa Min Soo tak merasakan apa-apa setelah tahu keadaan Dong
Joo yang sebenarnya. Min Soo malah balik bertanya apa maksud Ny Tae ia
tak merasakan apa-apa. Ia sangat sedih mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Ny Tae kembali bertanya apa Min Soo mau menemui Dong Joo.
Min Soo menjawab ya dan bertanya dimana dia.
Joon
Ha tengah bersama Dir Kang di ruangannya. Dir Kang ingin tahu apa Joon
Ha menemui dirinya tanpa sepengetahuan Presdir Choi. Joon Ha mengatakan
kalau ayahnya tidak begitu pandai tentang perhatian kepada orang lain.
Jadi mulai sekarang ia sendiri yang akan mencari Dir Kang.
Dir Kang sedikit terkejut
mendengarnya. Joon Ha menjelaskan kalau ia dan Dir Kang sudah begitu
dekat dan tak ada rahasia lagi diantara keduanya. “Kau juga terlibat
dalam pembunuhan Presdir Tae dan kecelakaan Dong Joo. Bukankah Min Soo
belum tahu ini?” (oh oh apa Joon Ha mengancam Dir Kang)
Dir Kang : “Jadi kau mau memerasku? Kau itu tak ada bedanya dengan ayahmu!”
Joon Ha berkata kalau ia berencana
akan menjual Energy Cell dalam waktu dekat ini. Dewan direksi akan
membuat keputusan, tapi ia sibuk. Ia meminta Dir Kang mengurus masalah
ini. Dir Kang jelas menolak melakukannya.
Joon
Ha tanya kenapa, apa Dir Kang akan mengembalikan semua barang-barang
yang telah Dir Kang dapatkan dari Woo Kyung. Dir Kang tertawa apa Joon
Ha pikir ia mudah untuk dipengaruhi karena barang-barang itu sudah tak
berada di tangannya lagi.
Kini
giliran Joon Ha yang terkejut. Dir Kang mengatakan kalau Joon Ha
menginginkan Woo Kyung lebih baik Joon Ha tak memperlakukannya seperti
ini apa lagi terhadap Min Soo. Dir Kang kembali tertawa dan meninggalkan
ruangan Joon Ha.
Joon Ha langsung bergegas keluar
mencari Min Soo. Kim Bi memberi tahu kalau Min Soo baru saja ke rumah
sakit menengok Dong Joo bersama Ny Tae. Kim Bi baru tahu ternyata Dong
Joo ada di rumah sakit dan ia juga mendengar kalau Dong Joo akan pulang
dari rumah sakit hari ini.
Ny
Tae dan Min Soo masuk ke ruang rawat Dong Joo. Ranjang Dong Joo
tertutup selimut. Oh oh Ny Tae terkejut putranya tak berada di sana, ia
beralasan pada Min Soo mungkin Dong Joo tengah keluar mencari udara
segar. Min Soo akan keluar mencarinya, ia pasti akan membuat perasaan
Dong Joo menjadi lebih baik lagi.
Ny
Tae tersenyum dan menganggam tangan Min Soo, “Betapa mulianya hatimu.
Kau lebih tahu daripada tentang aku apa yang dibutuhkan Dong Joo!”
Setelah
Min Soo pergi Ny Tae menghubungi putranya, “Dong Joo. Kenapa kau selalu
membuat ibumu khawatir? Kau tak berfikir yang aneh-aneh kan? Dimana
kau?”
Yang menjawab telepon Dong
Joo ternyata Joon Ha. Joon Ha sudah berada di rumah Dong Joo. Joon Ha
diam tak menjawab. Ia terus mendengarkan apa yang dikatakan Ny Tae.
Ny Tae mengaku kalau ia sudah
berbuat kesalahan pada Dong Joo. Sekarang ia membolehkan Dong Joo
melakukan saja apa yang Dong Joo mau dan untuk masalah pendengaran Dong
Joo tak akan ia sembunyikan lagi. Ia tak menyangka menyembunyikan
masalah ini ternyata membuat Dong Joo lebih menderita. Karena semuanya
sudah terbongkar, ia berharap mereka bisa memulainya lagi, “Dan juga
tolong dengarkan baik-baik, Min Soo bersedia mendampingimu!” Joon Ha
hanya tersenyum simpul mendengarnya.
Ny Tae menegaskan kalau ini bukan ia
yang memintanya tapi Min Soo mengatakan sendiri. Dia tak
mempermasalahkan pendengaran Dong Joo, “Mungkin karena dia dibesarkan
dengan penuh cinta, Min Soo begitu ceria. Dia berbeda dengan Joon Ha!”
“Tentu
saja!” jawab Joon Ha. “Dia (Min Soo) memiliki apa yang tak kau miliki,
Bu. Saham Woo Kyung!” (Min Soo punya saham Woo Kyung dari bapaknya)
Ny Tae terkejut bukan main ternyata Joon Ha yang menjawab telepon putranya, “Jang Joon Ha kenapa kau menjawab telepon Dong Joo?”
Joon Ha : “Aku belajar ini dari Ibu. Bukankah ini yang sering Ibu lakukan terhadap Dong Joo. Tapi aku tidak tuli, Bu!”
Ny Tae meminta teleponnya diberikan pada Dong Joo.
Joon Ha : “Jangan memerintahku. Aku bukan lagi anakmu. Aku akan Choi Jin Chul!”
Ny
Tae marah ia tak akan tinggal diam kalau Joon Ha mengganggu Dong Joo.
Joon Ha tertawa sinis, “Anak tak ber-ibu hidupnya memang menyedihkan.
Ibu....” Ny Tae melarang Joon Ha memanggilnya dengan sebutan itu.
Joon Ha : “Kenapa? Kau tak tahan mendengarnya. Walapun begitu tahan saja, seperti kau tahan selama 16 tahun.
Ny
Tae tambah marah, “Dimana kau berikan teleponnya pada Dong Joo!” Joon
Ha berkata kalau Dong Joo tak ada disebelahnya. Ny Tae cemas, “Dimana
Dong Joo?”
Woo
Ri sampai di rumah ia melihat Nenek tengah melipat pakaian. Nenek
mengatakan kalau ia sudah menyiapkan makan untuk Woo Ri. Woo Ri akan
membantu Nenek melipat pakaian tapi Nenek melarang karena Paman Lee
bilang ia harus punya kegiatan jadi mulai sekarang biarkan ia
mengerjakan pekerjaan rumah.
Woo Ri senang mendengarnya dan
mulai menggoda Nenek, kalau Nenek yang mengerjakan pekerjaan rumah apa
ia boleh main hehe. Nenek menyuruh Woo Ri mencari uang yang banyak. Woo
Ri merengut dan berkata kalau mencari uang itu menyusahkan.
Nenek meminta Woo Ri mengundang
Bos Woo Ri yang perempuan dan berkata kalau kemarin ia sangat ketakutan,
“Aku merasa senang bisa memasak makanan untuknya!” Woo Ri heran apa
maksud Neneknya Bos perempuan.
Nenek : “Bos-mu yang dari perusahaan itu, yang mirip Ibumu!”
Woo Ri : “Kepala tim Na? Apa dia tadi datang ke sini?”
Nenek
heran apa maksud Woo Ri dia datang lagi. Bukankah Woo Ri yang mengajak
bertemu di rumah ini. (wehehe Na Mi Sook bo’ong nih bilang aja mau
ketemu Young Kyu eh pake alasan ketemu Woo Ri haha)
Woo Ri mendapatkan sms, ia tampak terkejut membaca sms nya. Nenek khawatir apa yang terjadi tanya Nenek. Woo Ri terdiam.
Dong Joo berjalan kaki menuju suatu tempat. Ia menuju ke tanah lapang di mana ada pohon besar.
Di sana ia pertama kali mengajari Mi Sook Kecil bermain pianika.
Dong
Joo menatap pohon besar yang rindang itu. Ia melongok ke balik pohon
tapi tak menemukan siapa pun. Ia pun berbalik menatap jam tangannya, ia
tengah menunggu seseorang.
Dong
Joo mengingat ketika dulu ia membuat janji dengan Mi Sook Kecil untuk
menuggu di pohon dan Mi Sook Kecil berada di atas pohon menirukan suara
ayam berkokok.
Mi Sook Kecil : “Kupikir kau tak akan datang!”
Dong Joo : “Aku orang yang menepati janji!”
Dong
Joo tersadar dari lamunannya karena tiba-tiba muncul gelembung sabun
dari arah belakangnya. Dong Joo berbalik menatap pohon dan gelembung
sabun itu makin banyak keluar dari belakang pohon.
Dong Joo tersenyum, Woo Ri yang
memainkan gelembung sabun itu. “Kau pasti sangat menyukaiku!” Ucap dong
Joo. Woo Ri langsung keluar dari balik pohon dan tersenyum.
Dong Joo : “Bong Woo Ri apa kau mencintaiku?” (ya ya aku mencintaimu hahaha)
Woo Ri : “Cha Dong Joo...”
“Jangan
dijawab, aku tak bisa mendengar suaramu!” Ucap Dong Joo sambil
memperagakan bahasa isyarat. Wajah Woo Ri langsung berubah sedih.
Dong Joo : “Maaf aku terlambat!”
Woo Ri : “Kupikir kau tak akan datang!”
Dong Joo : “Aku orang yang menepati janji!”
Keduanya tersenyum dan Woo Ri kembali memainkan gelembung sabunnya.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment