Dong
Joo menatap sedih Joon Ha, "Jang Joon Ha. Kau seharusnya tak berkata
seperti itu. kata-kata itu, aku tak tahu kalau ternyata itu berarti
kesedihan. Pergilah. Lakukan apa yang ingin kau lakukan!"
Air mata Dong
Joo menetes, "Kak Joon Ha." Dong Joo berusaha tersenyum meskipun air
matanya terus mengalir deras, "Aku menangis karenamu, ini yang terakhir
kalinya!" Dong Joo pergi dari hadapan Joon Ha dengan perasaan sedih.
Dong
Joo berpapasan dengan Woo Ri. Woo Ri melihat kesedihan Dong Joo dan
bertanya apa Dong Joo tak apa-apa. Dong Joo tersenyum dan mengusek-usek
rambut Woo Ri, "Aku tidak 'tidak apa-apa'" Woo Ri ingin tahu apa yang
terjadi antara Dong Joo dan Joon Ha.
Dong Joo : "Bong Woo Ri kau bilang Bong Ma Roo bukan lagi Kakakmu. Apa kau dengar aku? Sekali lagi!"
Joon Ha lewat tapi ia berjalan berlalu begitu saja dengan angkuhnya.
Dong
Joo masuk ke ruangan yang sekarang menjadi ruangan Joon Ha.
Barang-barang miliknya tengah dibereskan oleh anak buah Joon Ha. Dong
Joo meminta barang-barangnya jangan disentuh. Joon Ha menyuruh anak
buahnya menunggu diluar. Staf Energy Cell mengintip dari luar
jendela. Joon Ha berkata kalau ia akan resmi bekerja besok dan untuk
hari ini ia masih memberikan tempatnya untuk Dong Joo.
Park Dae Ri dan rekannya cemas ada apa ini. Apa CEO Cha dipecat. Apa kesalahannya.
Woo Ri ikut melihat dari luar
jendela. Park Dae Ri heran melihat Woo Ri ada di sana. Kenapa Woo Ri tak
berada di ruangan Woo Ri sendiri. Woo Ri mengerti ia akan segera pergi,
tapi ia ragu dan kembali melihat ruangan pimpinan Energy Cell.
Joon
Ha berpikir kalau bagian marketing cocok untuk Dong Joo tapi kalau Dong
Joo ingin tetap diruangan ini ia akan mencarikan meja untuk Dong Joo (Dong Joo akan dipindahkan ke bagian marketing bareng sama Na Mi Sook itu berarti bareng sama Woo Ri donk hehe)
Dong Joo bertanya apa hanya
mengambil posisinya yang bisa dilakukan Joon Ha. Joon Ha tertawa dan
menjawab kalau posisi ini sebenarnya adalah miliknya. Dong Joo merasa
Joon Ha sangat kekanak-kanakkan. Tapi Joon Ha menganggap ini sangat
lucu. Bekerja tidak selalu harus serius kata Joon Ha. Dong Joo tanya apa
Joon Ha pikir ini lucu.
Joon Ha :
"Cha Dong Joo, kalau kau serius kau akan cepat tua. Kalau kau
menginginkan posisi ini kau harus bisa mengontrol dirimu dan menjadi
kekanak-kanakkan!"
Joon
Ha mengambil kantung kacang Dong Joo yang ada di meja dan
melemparkannya ke arah Dong Joo. Kantung kacang itu jatuh. Dong Joo
meminta Joon Ha mengambilnya tapi Joon Ha menolak. Dong Joo jongkok
mengambilnya sendiri.
Dong
Joo : "Jang Joon Ha, kau tak akan bisa menjadi Cha Dong Joo hanya
dengan meniru setiap kata-kataku. Kalau memang itu keinginanmu silakan.
Tapi kalau kau mau melakukannya lakukanlah dengan benar dan jangan
merusak apa yang sudah kubangun!"
Dong Joo membawa kotak barang-barangnya dan keluar dari ruangan.
Staf
Energy Cell mencemaskan Dong Joo. Dong Joo meyakinkan kalau ia tak
apa-apa. Ia meminta yang lain tak usah khawatir dan tetap bekerja sesuai
jadwal dan biarkan saja barang-barang di ruangannya karena ia akan
kembali lagi.
Dong Joo memanggil Woo Ri yang
masih berdiri diam, "Bong Woo Ri. Sepertinya keinginanku terkabul.
Sekarang kau jadi sekertarisku!" Woo Ri langsung menyusul Dong Joo tanpa
melihat Joon Ha yang berdiri di dalam ruangan menatapnya.
Sambil
berjalan menuju ruangan marketing Woo Ri meminta Dong Joo kembali dan
bicara dengan Joon Ha lagi. Dong Joo tak memperhatikan apa yang
dikatakan Woo Ri. Woo Ri langsung menyentuh badan Dong Joo. Dong Joo
memandangnya.
Woo Ri berkata bukankah Dong Joo
tahu kalau Joon Ha bersikap seperti itu karena dia sedang marah. Dong
Joo memejamkan matanya, ia merasa pusing. Woo Ri cemas.
Dong Joo menyindir sekertaris
seperti apa Woo Ri ini. Kalau tak mau membawakan barang-barangnya paling
tidak bukakan pintu. Dong Joo meminta untuk sementara lupakan Joon Ha
dan bertanya dimana meja Woo Ri.
Dong
Joo melihat sekeliling ruangan dan memujinya. Na Mi Sook heran kenapa
Dong Joo ada di ruangan marketing. Dong Joo malah bertanya dimana meja
Bong Woo Ri. Mi Sook menunjukannya dan kembali bertanya apa yang
terjadi.
"Aku ditendang!" jawab Dong Joo santai. "Walaupun ini membuatku kikuk, Manajer tolong jangan tertawakan aku!"
Dong Joo ingat apa boleh ia
menggunakan ide dari Mi Sook. Ia ingin mencuri konsep 'Love or Leave'
(cinta atau pergi) untuk make up show nanti. Mi Sook mengizinkannya,
"Selama kau tak mencuri hatiku!" ucap Mi Sook dan Dong Joo terkekeh
melihatnya.
Nenek,
Young Kyu dan Paman Lee makan ayam goreng (Paman Lee kok yang makan)
Nenek sibuk membersihkan lantai yang dikotori Paman Lee. Young Kyu
menyuruh sobatnya makan ditempat lain dan jangan merepotkan ibunya.
Paman Lee malah menyuruh Nenek
untuk terus membersihkan lantai. Young kyu kesal kenapa sobatnya membuat
ibunya terus bekerja. Young kyu akan merebut kain pembersih itu tapi
Nenek menolak, ia beralasan kalau dirinya banyak bergerak ia tidak akan
kehilangan kesadarannya.
Nenek
juga meminta Young Kyu mengajarinya membaca huruf, "Katanya menulis itu
bagus untuk pasien alzheimer. Bagaimana caranya? Aku kan buta huruf?"
Young Kyu mengusulkan bagaimana kalau ibunya ikut ke rumah Dong Joo.
Bermain dengan ikan dan huruf itu menyenangkan. Paman Lee tak setuju dan
marah, kenapa kesana itu rumah musuh kita.
Nenek juga menolak karena tak
sopan masuk rumah orang tanpa permisi. Young Kyu berkata tak apa-apa
karena Dong Joo memintanya datang setiap hari untuk memberi makan ikan.
"Dia itu orang yang menyenangkan dia bahkan memberiku topi yang ada
lampunya. Ibu, ibu, ibu, Cha Dong Joo itu anak yang baik!" Nenek tahu
kalau Dong Joo itu orang yang baik. Begitu baiknya sampai ia khawatir
apa Dong Joo bisa bertahan hidup di dunia ini. "Jadi kau baik-baik dia
jangan membencinya walaupun dia anak Choi Jin Chul!"
Shin
Ae berkunjung ke rumah ibunya. Melihat Shin Ae datang Young Kyu
langsung menyuruhnya pulang. Shin Ae mencoba bersikap manis di depan
ibunya. Ia tanya bukankah kaki ibunya sakit, kalau sakit alzheimer
kenapa tak dibawa ke rumah sakit. Paman Lee merasa aneh dan menganggap
sikap Shin Ae ini tak normal. Shin Ae juga mengatakan ketika ia melihat
Ma Roo itu mengingatkan pada ibunya.
Young Kyu heran apa Shin Ae
melihat Ma Roo. Apa Shin Ae bertemu Ma Roo. Shin Ae mengatakan kalau Ma
Roo memiliki rumah dan memintanya untuk tinggal bersama (yah bohong
banget) tapi biarpun begitu karena sudah dewasa dia tetap canggung
dengannya.
Nenek mengajak Shin Ae bicara
berdua di kamar dan berpesan tak boleh ada yang masuk. Tapi Paman Lee
dan Young Kyu mencoba mencuri dengar.
Nenek
meminta Shin Ae bicara jujur apa sebenarnya yang terjadi. Shin Ae
bilang kalau kedatangannya memang untuk melihat ibunya. Nenek menabok
dan menyuruh Shin Ae bicara jujur.
Shin Ae berkata kalau ia
sekarang sudah menjadi Nyonya besar dan ibunya juga harus bisa memulai
hidup yang bermartabat, apakah memukul dan bersumpah serapah gaya Nenek
dari penerus Woo Kyung.
Shin Ae juga mendengar kalau Ma
Roo datang ke restouran ayam Seung Chul untuk melihat Nenek. Ia merasa
itu karena rasa sayang Ma Roo pada Neneknya. Shin Ae mengajak ibunya
menemui Ma Roo. "Dia tak mau mendengarkan Young Kyu tapi dia pasti mau
mendengarkanmu!"
Nenek
kembali menabok Shin Ae dan bertanya kenapa. Apa dengan membawanya Shin
Ae pikir hati Ma Roo akan luluh. Ibunya minta tolong Shin Ae jangan
lagi mengotori hati anak malang itu. "Biarkan dia, sudah terlambat kalau
kau mau menjadi ibunya!"
Shin Ae kesal bagaimana bisa
anak itu tak mau memanggilnya ibu, padahal ia sudah susah payah
melahirkannya. "Kalau dia tak kulahirkan hidupku tak akan seperti ini,
aku akan menjadi sekertaris di perusahaan yang lebih besar dari Woo
Kyung. Mendapatkan uang, menikah, dan hidup layak!"
Nenek terdiam ternyata putrinya
masih belum berubah. Shin Ae kembali meminta ibunya untuk ikut dengannya
dan mengatakan pada Ma Roo kalau ia sudah banyak berkorban untuk Ma
Roo, "Kau tahu betapa aku hampir mati ketika melahirkannya!" Nenek
jelas-jelas menolaknya ia berfikir kalau Ma Roo itu tak menginginkan
Shin Ae.
Shin Ae : "Ibu apa kau mau melihatku seperti ini? Ibu tolong katakan sesuatu padanya aku mohon!"
Nenek
: "Kalau kau mengerti kenapa anakmu seperti itu padamu. Lihatlah aku.
Apa yang kau pikirkan tentang diriku? Ibu yang tak berbuat apa-apa untuk
anaknya. Begitu kau melihatnya kau akan muak dengannya dan tak akan
menyukainya. Ibu ini, yang kau inginkan dia mati. Ibu ini yang lebih
baik mati. Seperti itulah aku bagimu. Begitulah dirimu dimata Ma Roo!"
Shin Ae menolak pendapat ibunya
karena ia berbeda. "Kau hidup miskin. Tapi aku, kalau aku tak punya Ma
Roo aku takkan hidup seperti itu. Aku tak bodoh seperti ibu. Aku tak
miskin!"
Nenek : "Lalu apa yang harus kulakukan?"
Shin
Ae : "Tolong bicara dengan Ma Roo. Bagiku ini tak adil, ibu ini tak
adil bagiku. Aku bisa gila atau mati. Aku tak bisa membiarkan mereka
menyingkirkanku sementara mereka hidup enak. Aku tak bisa membiarkan itu
terjadi!"
Nenek memeluk Shin Ae yang terlihat begitu frustasi.
Paman
Lee menunjukan pada Young Kyu bagan silsilah keluarga musuh. Nama Choi
Jin Chul juga anaknya Bong Ma Roo. Paman Lee menyilang nama Ma Roo. Lalu
Cha Dong Joo karena dia bukan anak kandung Choi Jin Chul Paman Lee
memberi tanda segitiga dan menyebutnya setengah musuh.
Paman
Lee : "Choi Jin Chul, Kim Shin Ae, Bong Ma Roo. Mereka bertiga adalah
musuh. Kalau mereka musuh, kita harus membinasakan sampai tiga generasi.
Anaknya Ma Roo juga harus dibenci sampai akhir!"
Young
Kyu menolak membenci anaknya Ma Roo. Paman Lee punya usul kalau tak mau
membenci anaknya kita naik ke atas. Sejak dulu tradisi bangsa kita
adalah memusnahkan tiga generasi. Diatas Bong Ma Roo ada Ibunya yaitu
Shin Ae dan di atas Shin Ae ada... ibunya Shin Ae.
Young Kyu berdiri marah, "Tidak mungkin, aku hanya mau membenci Choi Jin Chul. Aku mencintai ibuku dan Ma Roo!"
Paman Lee meminta sobatnya
kembali duduk dan berkata kalau sasaran utamanya adalah Choi Jin Chul
dan sobatnya ini harus mempersiapkan pembalasan dendam. Young Kyu tak
mengerti.
Plok... Paman Lee menepuk dahi Young Kyu dan bertanya apa itu sakit. Young Kyu menggelang dan menjawab kalau itu tak sakit.
Paman
Lee : "Kalau kau menggunakan kepalamu (otakmu) untuk mengahadapi Woo
Kyung, kau akan menang. Kepalamu sudah terlatih untuk kau gunakan
padanya. Lalu Choi Jin Chul akan menjadi seperti dirimu. Dan itu berarti
bencana untuk mereka. Ini adalah pembalasan dendam yang paling sadis!" (wahaha ingin membuat Choi Jin Chul jadi orang idiot)
Young kyu memegang dahinya dan berucap seperti yang diucapkan Paman Lee, pembalasan dendam paling sadis.
Min
Soo menemui Dong Joo di ruang marketing. Ia bertanya bagaimana bisa
Joon Ha menjadi Direktur. Dong Joo tak menanggapi pertanyaan Min Soo, ia
malah balik bertanya kandidat untuk make up show apa sudah diputuskan.
Min Soo meminta Dong Joo jangan merubah topik pembicaraan. Bagaimana
dengan posisi Dong Joo.
Telepon
di depan Dong Joo berdering, jelas Dong Joo tak mengetahuinya. Woo Ri
panik dan segera mengangkat telepon itu. Woo Ri berkata kalau Dong Joo
sedang rapat, kalau penting kirim saja sms ke ponsel Dong Joo. Dong Joo
memperhatikan apa yang diucapkan Woo Ri.
Min Soo heran kenapa Woo Ri yang
menjawab telepon Dong Joo. Woo Ri beralasan karena Dong Joo sedang
berbincang dengan Min Soo jadi ia berinisiatif untuk menjawab telepon
Dong Joo.
Na Mi Sook datang membawa tape
meminta Dong Joo mendengarkan musik. Sebuah alunan musik pengiring. Na
Mi Sook berkata kalau lagu itu cocok untuk mengekspresikan tentang cinta
dan perpisahan. Apa Dong Joo setuju dengan musik pilihannya.
Dong Joo cuma bisa nyengir dan
hanya menjawab ya. Woo Ri yang mengerti situasi langsung bertanya apa
ini. Mi Sook berkata kalau itu musik Beethoven. Min Soo merasa kalau
musik itu sama sekali tak melambangkan konsep make up show dan terkesan
berat. Ia meminta pendapat Dong Joo. Dong Joo bingung harus bicara apa.
Woo
Ri langsung berseru kalau ia lebih menyukai Batman, ia penah
mendengarnya tapi lupa judulnya. Dong Joo langsung mengerti maksud Woo
Ri, itu adalah musik yang ia setel ketika berada di dalam mobil dan ia
mengatakan lebih menyukai Batman dari pada Beethoven. Ia berkata pada Mi
Sook kalau ia akan mendiskusikannya dengan penata musik. Dong Joo
langsung pergi mengajak Woo Ri. Dong Joo menyebut Woo Ri, Sekertaris
Bong.
Min Soo heran apa Woo Ri
sekarang menjadi sekertaris Dong Joo. Woo Ri menjawab kalau ia bukan
sekertaris resmi ia hanya membantu beberapa pekerjaan saja. Dong Joo
membenarkan kalau Woo Ri itu sekertarisnya dan itu ia yang menyuruh.
Min
Soo makin heran dan meminta pendapat Na Mi Sook tentang Woo Ri dan Dong
joo. "Hubungan pria dan wanita hanya mereka berdua yang tahu!" jawab Mi
Sook. Min Soo makin penasaran.
Dong
Joo dan Woo Ri tiba diparkiran. Woo Ri berbicara memandang Dong Joo
sambil berjalan mundur. Ia sebenarnya tak mau mengaku sebagai Sekertaris
Dong Joo karena takut mengecewakan Min Soo.
Dong Joo menatap tajam Woo Ri, "Apa kau sangat menyukaiku? kau akan jatuh cinta kalau memandang wajahku!"
Woo
Ri : "Memangnya aku melakukan ini karena aku suka padamu? Aku memang
selalu memandang wajah orang yang kuajak bicara. Ekspresi wajah,
terutama mata tak akan bisa berbohong. Coba lihat matanya!"
Dong Joo : "Apa begitu saja? Apa itu alasanmu melihat wajahku?"
Tiba-tiba ada mobil yang melaju
cepat diparkiran. Woo Ri langsung menengok, Dong Joo melihat Woo Ri
menengok dan ia langsung reflek melindungi Woo Ri. Mobil itu ngerem
mendadak.
Joon
Ha yang berada di dalam mobil, ia langsung keluar. Dong Joo meminta
Joon Ha hati-hati kalau mengendarai mobil. Joon Ha tanya apa Dong Joo
kaget.
Joon Ha beralih menatap Woo Ri,
ia sebenarnya akan menelepon Woo Ri dan mengajak pulang bersamanya. Woo
Ri heran apa Joon Ha mau pulang ke rumahnya. Joon Ha tak menjawab dan
menyuruh Woo Ri masuk ke mobilnya.
Dong Joo meminta Joon Ha mengikuti mobilnya saja kalau mau ke rumah Woo Ri. Dong Joo langsung berjalan menggandeng Woo Ri.
Joon Ha : "Kenapa aku harus mengikutimu?"
Dong Joo tak tahu apa yang diucapkan
Joon Ha. Woo Ri menahan tangan Dong Joo dan berkata kalau ada yang harus
ia katakan pada Joon Ha dan meminta Dong Joo pergi dulu. Dong Joo
mengerti dan ia akan menghubungi Woo Ri nanti.
Setelah
Dong Joo pergi Joon Ha menyuruh Woo Ri masuk ke mobilnya tapi Woo Ri
bertanya dulu apa Joon Ha mau ke rumahnya. Joon Ha menjawab tidak tapi
akan ke rumahnya. Ia akan menunjukan rumah barunya pada Woo Ri.
Woo Ri : Kakak?
Joon Ha : "Aku bukan Bong Ma Roo. Aku juga bukan Jang Joon Ha. Aku sekarang adalah pribadi yang ketiga!"
Woo
Ri tak tak tahu bagaimana harus bersikap pada pada pribadi Joon ha yang
baru. Joon Ha berkata kalau akan memberitahu Woo Ri jika kepribadiannya
yang baru ini sudah memiliki nama.
Woo Ri : "Kakak yang sekarang, apa itu baik bagimu?"
Joon Ha menjawab kalau ia sendiri tak tahu. Woo Ri kembali bertanya kenapa Joon Ha selalu marah. Kenapa selalu saja bertengkar.
Joon
Ha : "Apa itu tak boleh? Kenapa aku tak boleh marah? Kenapa aku tak
boleh bertengkar? Kau tak tahu bagaimana rasanya hidup sebagai Jang Joon
Ha. Jadi perhatikan saja aku. Kalau kau tak menyukaiku sebagai
laki-laki, cukup sebagai orang yang bisa kupergunakan. Apa itu bisa?"
Woo
Ri : "Baiklah. Marahlah semaumu. Bertengakarlah dan akan kubiarkan.
Tapi Kakak harus sadar Kakak akan menderita karena itu. Apa Kakak tahu?"
Joon Ha : "Lupakan. Pergilah!"
Joon Ha kembali ke mobil dan segera pergi dari sana, tak menghiraukan panggilan Woo Ri.
Woo Ri mengunjungi kafe ayam Seung Chul (namanya BBQ Chicken-Restouran ini juga menjadi sponsor drama hehe)
Woo Ri langsung berseru kalau bisnis Seung Chul sangat bagus. Seung
Chul langsung pasang wajah juteknya ketika melihat Woo Ri dan bertanya
kenapa Woo Ri datang.
Woo Ri tanya apa Seung Chul
menjual alkohol. Woo Ri langsung masuk. Seung Chul heran kenapa Woo Ri
tiba-tiba ingin minum. Apa Woo Ri putus dengan Cha Dong Joo.
Seung
Chul menuangkan minuman untuk Woo Ri, "Semakin lama melihatku aku
semakin keren kan? Dimana lagi kau bisa mendapatkan pria sekeren aku?
Menuangkan alkohol untuk gadisnya yang datang setelah putus dengan pria
lain. Kau beruntung sekali Bong Woo Ri!"
Woo
Ri : "Selain sebagai pria dan wanita, sebagai teman kau bisa pinjamkan
telingamu kan? Aku tak punya teman ngobrol. Aku sedang frustasi!"
Seung
Chul memberikan syarat asal jangan menyebut nama Cha Dong Joo. Seung
Chul pindah posisi duduk di samping Woo Ri dan Paman Lee ikut menguping
pembicaraan ini.
Woo Ri langsung bercerita, "Kak Ma Roo. Selama ini menurutku Kakak telah menjalani hidup yang penuh penderitaan!"
Seung Chul : "Apa maksudmu Ma Roo yang Jang Joon Ha? Dia dokter, terakhir kali kulihat dia pakaiannya mewah sekali!"
Woo Ri : "Hanya karena pakaiannya mewah apa kau pikir dia bahagia? Belakangan ini hidupnya jauh lebih menderita daripada aku!"
Seung
Chul tanya apa Woo Ri bertemu dengan Joon Ha. Woo Ri menjawab kalau ia
bertemu Joon Ha di perusahaan. Dia mendapatkan posisi menggantikan Dong
Joo.
Seung
Chul kaget apa Cha Dong Joo sudah digulingkan. Paman Lee ikutan kaget
dan berkata Cha Dong Joo pasti merasa tersingkirkan. Seung Chul kesal
ayahnya ikut bicara dan merusak suasana. Paman Lee bertanya ke Woo Ri
apa suasana hati Woo Ri sekarang terjadi karena Dong Joo digulingkan.
"Aigoo, aku kasihan padanya!"
Seung Chul mengingatkan Woo Ri
agar tak kasihan pada Dong Joo. Tapi Woo Ri tak tahu, ia merasa kasihan
pada semua orang. Paman Lee menuangkan minuman untuk Woo Ri agar tahu
ceritanya lebih lanjut. Seung Chul memandang tak suka ayahnya menggaggu
obrolannya dan langsung mendorong hingga ayahnya terjengkang (Haha.. ya ampun ini anak)
Setelah mendorong ayahnya,
Seung Chul langsung merangkul Woo Ri. Woo Ri menabok melepaskan diri.
Tiba-tiba ibunya datang dan marah-marah. Bibi Lee berkata kalau Seung
Chul masih banyak pekerjaan, "Apa seperti ini caramu mengelola toko?"
Paman
Lee berkata pada istrinya kalau Cha Dong Joo sudah digulingkan oleh Ma
Roo dan sekarang Ma Roo yang menjadi pangeran Woo Kyung. Bibi Lee tak
peduli dan masih marah pada putranya, sebelum Seung Chul juga akan ia
gulingkan berhentilah berkelakukan seperti ini. Mereka sudah memiliki
1000 makanan dalam daftar menu. Kenapa masih membuat resep baru. Bibi
Lee menunjukan makanan baru yang dibuat putranya.
Seung
Chul membela diri kalau itu bukan menu biasa. Ini persembahannya untuk
Woo Ri, "Woo Ri kau lihat daun bawang di dada ayamku. Itu laksana dirimu
yang tertanam di dadaku!" (wehehe)
Paman Lee menyahut kalau itu
sangat keren, "Kau pun akan kutanam!" sahut Paman Lee pada istrinya.
Tapi Bibi Lee malah menabok suami dan anaknya sambil memercikan air agar
mereka lekas bekerja. Bibi Lee meminta bantuan Woo Ri untuk mencuci
piring. Seung Chul menolak, ibunya tak boleh menyuruh Woo Ri bekerja.
Dan Woo Ri tersenyum melihat keributan dan kekonyolan keluarga
sahabatnya ini.
Dong Joo menunggu Joon Ha di
depan sebuah apartemen dan orang yang ditunggu pun datang. Dong Joo
langsung keluar dari mobil dan memaggil Joon Ha.
Joon
Ha tanya dari mana Dong Joo tahu tempat ini. Dong Joo menjawab
bagaimana pun Joon Ha merahasiakannya ia tetap anak pemilik Woo Kyung.
Joon Ha tak ingin melihat Dong Joo diluar perusahaan dan menyuruh Dong
Joo segera pergi.
Dong Joo menghalangi laju jalan
Joon Ha, "Kau tak punya pilihan. Kau sudah tahu kalau aku harus bicara
dengan menatap wajah agar percakapan berjalan lancar."
Joon
Ha tak mau tahu, itu masalah Dong Joo. Ia tak ada waktu bicara dengan
Dong Joo. Yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar Tae Yeon Suk
menjadi gila lalu loncat dari lantai atas. Ia harus mencari cara untuk
itu.
Dong Joo : "Seperti inikah caranya kau memasuki kelemahanku? Seperti pengecut?"
Joon Ha tertawa, "Kau seharusnya
berterim kasih padaku. Menipumu, pura-pura akrab dengamu. Mengatakan aku
menjagamu, melindungimu, ‘percaylah padaku’. Aku bisa saja
memanfaatkanmu untuk menjatuhkan Woo Kyung lalu menusukmu dari belakang
seperti ibumu. Jadi kau seharusnya berterima kasih padaku karena aku
hanya membencimu!"
Dong Joo tersenyum mengatakan
terima kasih karena Joon Ha sudah jujur padanya. "Tapi karena kau pandai
kau ingat semua kata-kataku kan? Bahwa setiap kata yang kulihat dengan
mataku, itu terukir dihatiku!"
Joon Ha tahu itu. Dong Joo
berpesan agar Joon Ha hati-hati dengan kata-katanya dan jangan sampai
Joon Ha menyesal. Dong Joo akan pergi tapi Joon Ha menahan dan bertanya
apa maksud Dong Joo ia akan menyesal.
Dong
Joo : "Ketika kau meninggalkan keluargamu dan kau menggandeng tangan
ibuku. Apa kau tahu kalau ini akan terjadi? Jadi jangan salah menduga
karena aku sendiri tak pernah menyangka kita akan jadi seperti ini.
Ingat selalu kata-kataku!"
Dong Joo kembali ke mobilnya,
Joon Ha beteriak. "Kali ini aku takkan menyesal dengan pilihanku. Aku
yakin aku takkan menyesal!" Dong Joo tak mengetahui teriakan Joon Ha.
Dong
Joo kembali ke rumahnya, tatapan matanya sedih. Ia memandang
ikan-ikannya. Joon Ha sendirian di apartemen, ia mengamati suasana
rumahnya yang sangat sepi. Joon Ha melirik sarung tangan dan bola
baseball-nya.
Dong
Joo masih berdiri membelakangi akuarium menggenggam kantung kacang
sangat erat dan melempar-lemparkannya. Joon Ha pun melakukan hal yang
sama, ia melempar-lempar bola baseball-nya.
Joon
Ha memandang bola base ball-nya kemudian ia terlihat sangat marah dan
melempar bola itu jauh-jauh. tapi setelah itu ia tampak sedih. Dong Joo
menggenggam kantong kacangnya erat.
Pagi-pagi
Woo Ri mengantar susu ke rumah Dong Joo. Ia mengambil dua kotak susu
dari keranjang sepedanya, susu putih dan susu coklat.
“Orang yang
seperti Batman!” panggil Dong Joo. Woo Ri tersenyum melihat Dong Joo.
“Kau lebih suka Batman atau aku?” tanya Dong Joo sambil berjalan
mendekati Woo Ri. Woo Ri tertawa dan berkata kalau Dong Joo seperti
Kakaknya sangat menakutkan.
Dong
Joo menggoda Woo Ri, jadi apa ia harus terlihat menakutkan dulu supaya
Woo Ri memanggilnya Kakak. “Aku harus memukulmu!” Dong Joo mengangkat
tangannya akan memukul tapi Woo Ri malah tertawa.
Dong Joo melihat dua kotak susu
yang dibawa Woo Ri dan berkata kalau ia tak minum susu coklat. Woo Ri
mengatakan setelah Dong Joo bergaul dengan Joon Ha, Dong Joo harus minum
susu coklat juga, “Minuman manis bagus untuk orang yang haus akan
cinta!” Dong Joo tanya siapa yang mengatakan itu. Woo Ri menjawab orang
yang bukan Bong Ma Roo dan juga orang yang bukan Jang Joon Ha. Dong Joo
menolak meminumnya dan segera masuk ke rumah, Woo Ri mengikutinya.
Dong
Joo memberi makan ikan-ikannya. Woo Ri berdiri di seberang akuarium dan
tersenyum memandang Dong Joo, “Wah... sudah besar!” sahut Woo Ri. Dong
Joo tanya bagaimana Woo Ri bisa masuk ke rumahnya.
“Ah...
Kau tampan sekali!” Cup.... Woo Ri langsung mencium akuarium. Dong Joo
kaget dengan apa yang dilakukan Woo Ri, “Menjijikan. Kau mencium kapan
saja sesukamu!”
“Kau bilang apa? Aku melakukannya untuk dia!” sahut Woo Ri sambil menunjuk salah satu ikan, “Siapa namanya?”
“Cha!” jawab Dong Joo jutek. Woo Ri mencium akuarium sekali lagi.
Dong
Joo duduk di depan piano. Ia mulai merenggangkan tangan siap memainkan
pianonya. Woo Ri ada di depannya dan bertanya apa Dong Joo mau
memainkannya. Woo Ri berkata sejelas mungkin di depan wajah Dong Joo.
Dong Joo menatapnya apa Woo Ri
mau diajari. Woo Ri langsung semangat dan duduk di samping Dong Joo,
“Benarkah? Apa kau serius?” Dong Joo memberi syarat itu semua tergantung
bagaimana sikap Woo Ri.
Dong
Joo mulai memainkan nada yang seperti biasanya sambil sesekali menatap
Woo Ri. Woo Ri menikmatinya dan berkata kalau menurut ibunya suaranya
itu seperti piano. Dong Joo membenarkan suara Woo Ri memang sama seperti
suara piano.
Dong Joo menekan nada yang sama
tapi nadanya semakin tinggi, “Bagaimana menurutmu? Sama seperti suaramu
kan?” Dong Joo kembali memainkan pianonya. Dong Joo meminta Woo Ri
menceritakan tentang Ibu Woo Ri, “Orang seperti apa dia?”
Woo
Ri mulai menjelaskan dan Dong Joo tetap memainkan pianonya tak menatap
Woo Ri, “Siapapun yang masuk ke salon ibuku rambutnya dipotong dan
menjadi cantik. Kemudian ....” Woo Ri menatap Dong Joo yang terus
memainkan piano. “Dia orang yang melihat suara dengan matanya, seperti
juga dirimu!”
Dong Joo berhenti memainkan piano dan menatap Woo Ri, “Apa lagi?”
Keduanya
bertatapan, Woo Ri kembali melanjutkan kata-katanya, “Dia bukan orang
yang tak bisa mendengar, tapi dia orang yang bisa melihat dengan baik!”
Woo Ri tersenyum seperti itulah dirinya menunjukan suara pada ibunya.
“Menunjukan suara?” Dong Joo
langsung teringat ketika Mi Sook Kecil mengatakan ini di rumahnya. Woo
Ri langsung menyebutkan solmisasi seperti yang diucapkannya dulu dengan
gaya yang sama.
Do....
Re
Mi
“Apa itu?” tanya Dong Joo sama seperti yang ia tanyakan dulu.
Fa...... Woo Ri mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Dong Joo tertawa, “Dasar pianis palsu. Fa itu disini!” Dong Joo menekan tuts piano, “Fa Fa Fa!”
“Bukan. Faaaa....!” kata Woo Ri sambil memperagakan lagi. “Bagaimana bukankah sama saja?” Dong Joo tersenyum, “Benar. Itu sama!”
Dong Joo meminta Woo Ri
memperhatikan baik-baik karena ia hanya menunjukkannya sekali. Woo Ri
menolak, kalau Dong Joo mau mengajari ajarkan sampai ia bisa. Jangan
hanya sekali tapi ajarkan sampai ia bisa. “Itu tergantung bagaimana kau
bersikap!” sahut Dong Joo.
Dong
Joo langsung menarik Woo Ri kepelukannya, “Kalau suaramu seperti suara
piano lalu bagaimana dengan suaraku?” Mata Woo Ri berkaca-kaca mendengar
Dong Joo menanyakan ini, “Hangat!” jawab Woo Ri. Dong Joo tak
mengetahui jawaban Woo Ri tapi ia merasakan Woo Ri mengatakan sesuatu.
Woo
Ri melepas pelukan Dong Joo dan mengulang ucapannya, “Hangat. Seperti
hatimu, suaramu itu hangat!” Dong Joo memperhatikan apa yang diucapkan
Woo Ri kemudian ia tersenyum dan kembali memeluk Woo Ri.
Presdir
Choi tengah bersama Dir Kang di ruangannya. Ia mengatakan kalau
sekarang istrinya menuduh dirinya membunuh Presdir Tae (Ayah Ny Tae Yeon
Suk / Kakek Dong Joo)
Dir Kang
penasaran sebenarnya apa yang terjadi ketika malam itu. Presdir Choi
berkata jujur kalau ia sudah menarik oksigen. Dir Kang jelas terkejut
mendengar ini. Presdir melanjutkan kata-katanya, karena Dir Kang sudah
tahu yang sebenarnya awas saja karena Dir Kang sekarang sudah terlibat
bersamanya.
Dir
Kang berkata kalau ia sudah menutup mata ketika Presdir Choi mencuri
kekayaan Presdir Tae. Presdir Choi tertawa siapa yang akan percaya itu
setelah Dir Kang juga ikut menikmatinya.
Dir Kang marah apa sekarang
Persdir Choi mengancamnya. Presdir bertanya dengan santai mengancam apa
bukankah Dir Kang tahu hukumnya, yang dilihat Dong Joo bukankah semuanya
bukti. Kalau Dir Kang merasa tak enak hati terhadap Dong Joo silakan
kembalikan uang yang sudah Dir Kang ambil dan berlutut dihadapan Dong
Joo.
Min
Soo dan Joon Ha masuk ke ruangan Presdir. Presdir Choi meminta keduanya
duduk. “Ya Ayah!” Ucap Joon Ha. Min Soo jelas terkejut mendengar Joon
Ha menyebut Presdir Choi dengan sebutan ayah. Joon Ha tersenyum dengan
keheranan Min Soo. Presdir tertawa dan berkata kalau Joon Ha adalah
anaknya yang hilang.
Presdir Choi berpesan pada Dir
Kang agar merahasiakan ini dari Dewan Direksi dan mengatakan kalau Joon
Ha adalah penerus Woo Kyung.
Joon Ha bertanya pada Min Soo,
bukankah Min Soo tak suka dengan yang namanya rahasia. Sekarang apa yang
akan Min Soo lakukan setelah tahu semuanya. Min Soo tak tahu harus
mengatakan apa.
Joon
Ha dan Min Soo berada di ruangan Joon Ha (yang tadinya ruangan Dong
Joo). Min Soo kesal bagaimana dengan Dong Joo apa yang terjadi dengan
dia. Joon Ha berkata kalau ia akan membimbing Dong Joo dengan baik.
Walaupun ia tak ada hubungan darah tapi ia dan Dong Joo sudah saling
mengenal lama.
Min Soo : “Apa itu sebabnya kau mengambil kedudukannya dan mengusirnya ke bagian marketing?”
Joon
Ha : “Kau jangan seperti itu. Aku pantas mendapatkan posisi ini. Apa
kau sudah lupa? Selama 5 tahun ketika Energy Cell masih dibangun akulah
orang yang paling berperan ini semua terlaksana. Kang Min Soo, aku akan
membimbingmu dan mempekerjakanmu disini!”
Min
Soo tak habis pikir dengan sikap Joon Ha yang sekarang, tetap saja Joon
Ha jahat. Joon Ha seharusnya melakukan hal yang lain, kenapa harus
Energy Cell. Ia tahu Joon Ha telah membantu tapi tetap saja ide tentang
produk dan isinya adalah ide Dong Joo.
Joon Ha : “Lalu apa dia harus kukirim ke bagian riset?”
Min Soo : Apa?
Joon Ha menjelaskan kalau Dong
Joo tak selamanya bisa mengendalikan Energy Cell. Lebih baik sekarang
dari pada nanti tapi dia lebih menderita. Min Soo tanya kenapa. Joon Ha
tak bisa mengatakannya kalau Min Soo masih penasaran lebih baik tanya
langsung pada Dong Joo.
Joon Ha menyerahkan berkas persetujuan
tentang Make Up Show dan meminta Min Soo menyiapkannya baik-baik. Min
Soo masih menatap tak mengerti. Joon Ha mendesah apa Min Soo tak puas,
kalian akan kesulitan tanpa dukungan dari Woo Kyung. Min Soo masih ingin
tahu lebih jelas tapi Joon Ha memintanya jangan bertanya lagi dan
kembali menegaskan kalau ia tak mencuri kedudukan Dong Joo tapi Dong
Joo-lah yang duduk di kursinya.
Dong
Joo masih di rumah. Ia mempersiapkan dirinya untuk acara Make Up Show.
Dong Joo melepas jam tangan alarm dan menyimpannya di laci. Ia juga
menyimpan kantung kacangnya di laci yang sama. Isi lacinya tertata rapi.
Semuanya
tengah mempersiapkan acara Make Up Show. Dong Joo sampai di sana dan
melihat Joon Ha tengah mengatur semuanya, mulai dari tata letak hingga
tata lampu. Dong Joo memuji ini sangat hebat apa lagi dengan dukungan
dari Woo Kyung dan meminta Joon Ha meneruskannya.
Joon
Ha memberi tugas untuk Dong Joo. Joon Ha memanggil wartawan dan berkata
pada wartawan kalau semua ini yang mempersiapkan adalah Dong Joo. Joon
Ha mengatakan pada Dong Joo kalau wartawan ini yang nantinya akan
meliput seluruh acara. Wartawan langsung memberondong pertanyaan ke arah
Dong Joo. Wartawan yang berdiri di samping kanan kiri bertanya secara
bersamaan.
Dong
Joo menatap Joon Ha, “Kau tahu semua. Aku memang mempersiapkan semua
ini. Tapi orang ini, dia perwakilan khusus dari Woo Kyung. Akan lebih
baik kalau kalian bertanya padanya!” Dong Joo melempar balik umpan Joon
Ha.
Ponsel Dong Joo bergetar Joon Ha
mengetahui itu dan meminta Dong Joo menjawabnya. Staf Energy Cell dan
Woo Ri datang, Woo Ri memperhatikan keduanya. Dong Joo akan menjauh
menjawab telepon tapi Joon Ha menahan meminta Dong Joo menjawab
teleponnya di sini.
Ny Tae yang menelepon Dong Joo.
Dong Joo langsung menjawab dengan meletakkan ponsel di telinganya. Ia
berkata pada ibunya kalau ia sibuk dan akan menelepon nanti.
Joon
Ha merebut ponsel Dong Joo, ia tahu kalau itu dari Ny Tae. Joon Ha
menggantikan Dong Joo menjawabnya, “Ya Ibu. dimana kau? Bisakah kau
membawa file dari ruanganku ke sini?” Dong Joo memperhatikan apa yang
diucapkan Joon Ha.
Wartawan heran Joon Ha menyebut
kata ‘Ibu’ dan bertanya apa Dong Joo dan Joon Ha memiliki hubungan
saudara. Dong Joo menatap Joon Ha penuh kekesalan. Joon Ha memberi kode
supaya Dong Joo menjawab semua pertanyaan wartawan sementara ia sendiri
menjawab telepon Ny Tae menggantikan Dong Joo.
Joon
Ha membalikan badan dan berkata pada Ny Tae kalau Dong Joo tengah
diwawancara. Mereka menanyakan dirinya dan Dong Joo. Joon Ha bertanya
apa yang harus ia katakan pada wartawan. Dong Joo penasaran apa yang
Joon Ha katakan pada ibunya.
Ny Tae terdengar marah apa yang
sudah Joon Ha lakukan. Joon Ha balik bertanya kenapa sikap Ny Tae
seperti itu bukankah ia sudah terbiasa menjawab telepon untuk Dong Joo.
“Kalau kau marah apa yang akan kau lakukan?”
Wartawan kembali bertanya apa Dong Joo dan Joon Ha bersaudara dan datang lagi pertanyaan lain secara bersamaan.
Woo
Ri yang melihat semua itu dan langsung berinisiatif maju. Ia menyentuh
Dong Joo dan berkata kalau contoh hadiah ada padanya dan meminta Dong
Joo mengeceknya lagi. Woo Ri minta maaf pada wartawan karena sudah
mengganggu soalnya kalau ia salah ia takut akan dipecat (Woo Ri
penyelamat)
Dong Joo langsung meminta
wartawan bertanya langsung pada Joon Ha. Dong Joo dan Woo Ri langsung
meninggalkan mereka semua. Joon Ha menahan diri dan menutup telepon.
Sambil jalan Woo Ri berbalik menatap Joon Ha tapi Dong Joo membalikkan
kepala Woo Ri agar tak melihat kemana-mana.
Young
Kyu berada di taman botani ia merasa kalau ia tengah diikuti seseorang.
Ia berhenti dan seseoarng yang dibelakangnya juga ikut berhenti. Young
Kyu jalan lagi dan orang itu pun mengikuti langkahnya (seorang wanita
mengenakan sepatu hak tinggi) Young Kyu mempercepat langkahnya wanita
itu pun demikian (Na Mi Sook yang mengikuti Young Kyu)
Young
Kyu berhenti mendadak dan berbalik badan menatap kesal kenapa Mi Sook
terus mengikutinya. Mi Sook menjawab gelagapan dan berkata kalau ia
manjual make up.
“Kau doggy yang tersesat!” sahut Young Kyu. Mi Sook marah mendengar sebutan Young kyu untuknya.
Young Kyu : “Kau selalu mengikutiku, mungkin saja kau doggy yang tersesat.”
Young Kyu melajutkan jalannya
lagi, Mi Sook kembali mengikutinya. Kali ini Mi Sook berjalan di samping
Young Kyu dan bertanya apa taman botani ini milik Young Kyu. Young Kyu
menjawab bukan dan ia menunjukan dimana letak rumahnya yang sekarang dan
rumahnya yang dulu. Ia ada di taman karena Mi Sook sangat menginginkan
taman bunga.
Mi Sook heran dengan nama yang disebut Young Kyu, “Apa itu ibunya Bong Woo Ri yang mirip aku?”
Young Kyu memperhatikan wajah Mi Sook
dan berkata kalau Mi Sook ibunya Woo Ri tak mirip dengan Mi Sook yang
ada di hadapannya, “Mi Sook-ku sangat cantik. Tapi orang yang
ditinggalkan cinta, penuh tepung dimana-mana. Kau seperti kue tepung
beras.”
Mi Sook sewot apa Young Kyu
menyukai wanita yang tak memakai make up. Young Kyu mengatakan ia tak
menyukainya. Mi Sook-nya tidak mengenakan make up. Mi Sook-nya
satu-satunya wanita.
Mi Sook :
“Satu-satunya wanita? Kalau semua pria di dunia ini seperti dirimu tak
akan ada wanita yang tak bahagia!” (jadi wanita semuanya bahagia kalau
semua pria di dunia seperti Young Kyu haha)
Young
Kyu tak mengerti apa yang dikatakan Mi Sook. Dengan tatapan sedih Mi
Sook mengatakan wanita tak bahagia artinya walaupun kau menginginkan
cinta karena luka itu kau tak akan bisa. Walapun kau tak ingin sendirian
karena luka itu kau akan tetap sendirian. Walapun dibawah sinar
matahari sendiri kau merasa dalam kegelapan malam.
Young Kyu geleng-geleng tak
mengerti maksudnya, “Menjadi wanita tak bahagia itu sulit. Berhentilah
menjadi wanita yang tak bahagia!” Mi Sook juga inginnya seperti itu tapi
ia tak bisa keluar dari sana. Ketidakbahagiaan selalu mengikuti seperti
bayangan, menancap di bawah kakinya dan mengikutinya terus.
Young Kyu : “Kalau begitu
ketidakbahagiaan adalah doggy yang tersesat. Mengikutimu terus seperti
doggy yang tersesat. Yang harus kau lakukan adalah katakan ‘pergi pergi’
dan mengejarnya dengan sapu. Bisakah aku mengejar ketidakbahagianmu?”
Mi Sook terharu mendengarnya karena
Young Kyu orang pertama yang mengatakan itu padanya. Mi Sook hampir
menangis. Young Kyu meminta Mi Sook jangan menangis karena itu akan
membuatnya ikutan menangis. Mi Sook berujar kalau Young Kyu juga orang
pertama yang menangis bersamanya.
Young
Kyu menyangkal kalau ini bukan yang pertama kalinya. Ketika di belakang
rumah Seung Chul mereka menangis bersama. Young Kyu memperagakan bahasa
isyarat ‘bersama’. Mi Sook tanya apa itu sambil memperagakan apa yang
diperagakan Young Kyu.
“Bersama bersama!” jawab Young
Kyu. Ini bahasa isyarat yang diajarkan mi sook padanya. Mi Sook heran,
“Bahasa kode? Apa Mi Sook tak bisa bicara?”
Young Kyu : “Tidak. Dia bicara dengan tangannya dan dia sangat cantik.”
Young Kyu menunjukan beberapa
kata menggunakan bahasa isyarat dan berkata kalau ia masuk surga nanti
ia akan bicara dengan Mi Sook, banyak yang akan ia ceritakan pada Mi
Sook jadi ia berlatih setiap hari dan sekarang ia sudah pandai berkata
apa saja.
“Mi
Sook pasti sangat bahagia di surga!” sahut Na Mi Sook. Young Kyu
menatap langit, “Mi Sook apa kau bahagia di surga?” Na Mi Sook ikut
menengadahkan wajahnya menatap langit.
Acara
Make Up Show pun dimulai. Kang Min Soo menjadi MC acaranya. Semua tepuk
tangan. Woo Ri berdiri di samping Dong Joo. Joon Ha berdiri sendirian
jauh dari semuanya.
Woo
Ri sangat antusias melihat para model Make Up Show. Dong Joo
memperhatikannya apa Woo Ri juga mau ke atas panggung. Woo Ri menolak
dan meminta Dong Joo saja yang ke panggung.
Dong
Joo memperhatikan apa yang diucapkan Woo Ri, “Kau ini seperti kodok
yang bermulut besar. Kenapa mulutmu kau buka lebar-lebar kalau bicara?”
Woo Ri : “Apa? Aku bilang kau lebih putih, kau saja yang ke atas!”
Dong Joo : “Apa bisa? Haruskah aku yang membawa finalisnya?”
“Apa
kau serius?” Tanya Woo Ri tapi Dong Joo tak memperhatikannya. Woo Ri
langsung berdiri di depan Dong Joo, “Apa kau benar-benar mau melakukan
itu?”
Dong Joo tersenyum dan melorotkan bando yang dipakai Woo Ri hingga menutupi mata Woo Ri. Woo Ri tertawa.
Presdir Choi duduk di dekat istrinya dan berkata bakat Dong Joo itu pasti didapat dari Ny Tae.
Ny Tae : “Itu lebih baik dari pada terlantar. Cha Dong Joo sangat bagus menjalankan usaha Woo Kyung. Aku bangga padanya.”
Tiba-tiba Joon Ha menyentuh pundak Ny Tae, “Bisakah kau bangun agar aku bisa bicara dengan Ayah?”
Nya
Tae mengatakan dengan ketus kalau itu bukan tempat duduk. Presdir Choi
langsung berdiri ia akan meninggalkan tempat dan beralasan bosan.
Keduanya
bicara, Presdir Choi mengatakan kalau ia sudah memberikan posisi yang
Joon Ha inginkan, “Memangnya kau siapa mencoba menolongku dengan uang?”
Joon
Ha Berpikir kalau Presdir Choi akan menghargainya. “Kita kehilangan
moment untuk mengehentikan Energy Cell. Sekarang kita biarkan saja dia
berkembang, setelah itu kita jual!”
Presdir : Jual?
Joon
Ha : “Perusahaan itu berjalan atas nama Dong Joo, apa kau tetap akan
melakukan itu? akan kuambil alih Energy Cell. Ayah, Kau bertanggung
jawab mencarikanku nama!”
Presdir : apa?
Joon Ha : “Aku tak menyukai nama Jang Joon Ha. Tae Yeon Suk yang memberikanku nama itu. Aku mau menghilangkan nama itu!”
Presdir menyarankan tak usah terburu-buru karena banyak orang yang akan memperhatikan.
Joon Ha : “Bukankah itu penting, setelah kau temukan anak yang hilang setelah 30 tahun? Kau bilang kau mau memberikan apa saja!”
Presdir : “Kau tak tahu apa-apa. Kalau aku menendang Tae Yeon Suk tanpa rencana ....”
“Dia
akan mengungkapkan statusmu sebagai pembunuh ayahnya!” Joon Ha memotong
ucapan Presdir Choi. Presdir Choi terkejut Joon Ha mengetahui ini. Joon
Ha tersenyum dan meminta Presdir Choi tak perlu khawatir karena dia (Ny
Tae) tak akan begitu saja mengungkapkannya, “Ayah masukan aku ke dalam
daftar anggota keluarga.”
Joon Ha akan pergi tapi Presdir
Choi memanggilnya, “Kalau kau ingin mendapatkan sesuatu kau harus
belajar bersabar. Bukannya aku tak mau mengabulkan keinginan anak yang
hilang selama 30 tahun, cobalah mengontrolnya!”
Joon
Ha berdiri menyendiri menatap Dong Joo dari kejauhan. Dong Joo bersama
staf Energy Cell yang lain. Dong Joo berterima kasih pada staf Energy
Cell karena sudah bekerja keras.
Tiba-tiba
Woo Ri memberikan sebotol air mineral pada Joon Ha. Joon Ha memandang
Woo Ri yang membawa banyak air mineral, “Apa kau tak merasa dilecehkan?
Min Soo disorot lampu di panggung dan kau hanya memegang botol air. Tapi
kau tetap senang selama kau berada di sebelah Dong Joo kan?”
Dong Joo melihat Joon Ha dan Woo
Ri. Keduanya bertemu pandang, Dong Joo langsung kembali menatap
panggung. Joon Ha menyuruh Woo Ri pergi ke Dong Joo karena sepertinya
Dong Joo mencari Woo Ri. Joon Ha menerima air mineral pemberian Woo Ri.
Woo
Ri akan pergi tapi ia menghentikan langkahnya dan kembali menatap Joon
Ha, “Kau tahu kenapa aku merasa senang bersama Cha Dong Joo? Karena Cha
Dong Joo menyukaiku meskipun kerjaku hanya memegang botol air. Aku
merasa diriku hebat walaupun hanya seperti itu. Tapi sejak kau
menanyakannya tiba-tiba aku merasa diriku menyedihkan. Jangan bicara
seperti itu, aku kecewa!”
Woo
Ri langsung menghampiri Dong Joo dan memberikan air mineral yang ia
bawa. Dong Joo membagikannnya untuk staf Energy Cell. Joon Ha melihat
kegembiraan dan kebersamaan mereka sementara dirinya sedih sendirian dan
terluka.
Min Soo berbisik kalau jadwalnya agak
terlambat dan ia harus segera memulai finalnya. Dong Joo memberikan kode
setuju. Dong Joo langsung menyuruh staf untuk mengatakan pada panitia
kalau finalnya dipercepat. Mereka semua tampak sibuk, Joon Ha hanya
melihatnya saja.
Dong
Joo masuk ke ruang ganti ia meminta semua penata rias agar ke ruang
ganti di belakang panggung. Joon Ha menelepon Dong Joo. Woo Ri
melihatnya dan menyadari situasi. Ia langsung mengusulkan akan mengantar
penata rias ini ke belakang panggung dan meminta Dong Joo menyusul
setelah selesai menelepon.
Ruang
ganti sepi dan Dong Joo menjawab teleponnya. Ia memperhatikan layar
ponselnya. Joon Ha tanya ada apa. Dong Joo mengatakan kalau ia
mempercepat acara finalnya.
Joon Ha : Aku turut merasa cemas apa karena aku tahu masalahmu?
Pet...
Tiba-tiba lampu di ruang ganti padam. Dong Joo celingukan dan melihat
Joon Ha berdiri di pintu. Dong Joo terlihat marah, apa yang dilakukan
Joon Ha sekarang.
“Mempermainkanmu!” jawab Joon Ha. “Seperti yang ibumu lakukan padaku. Apa kau takut? Kalau begitu datanglah ke sini.”
Tangan
Joon Ha memperagakan meminta Dong Joo mendekat ke arahnya. Seperti Ny
Tae dulu meminta Joon Ha mendekat. “Kemarilah Dong Joo!”
Dong
Joo : “Kau bilang kau mau mengambil semua milikku kau harus merubah
caramu. Dengan cara ini kau tak akan mendapatkan apa-apa!”
“Lalu bagaimana dengan cara ini?” Joon Ha menutup pintu ruang ganti.
Dong Joo berada di ruang gelap seorang diri. Terbayang dalam ingatannya Joon Ha pernah berkata ketika di saipan, “Kenapa? apa kau takut? kau takut kalah? Bodoh. Kotoran semut.”
Teringat juga ucapan Joon Ha yang meminta Dong Joo gantian menjadi
malaikat pelindung kalau tidak Joon Ha akan menderita dan patut
dikasihani.
Dong Joo keluar dari ruang ganti dan menyusul Joon Ha, “Rubah caramu itu. Cara itu tak akan mempan untukku!”
Dengan tatapan dingin Joon Ha berkata ia berharap Dong Joo mati.
Dong Joo : “Setelah selama ini, aku tak akan mati semudah itu. Kau yang akan mati!”
Dong Joo langsung pergi Joon Ha berteriak meminta Dong Joo berhenti.
Kim
Bi berkata kalau finalnya akan segera dimulai dan bertanya pada Woo Ri
dimana Dong Joo. Woo Ri heran karena ia tadi meminta Dong Joo untuk
menyusulnya ke belakang panggung.
Woo Ri langsung mencari Dong Joo dan berpapasan dengan Joon Ha, “Mana Cha Dong Joo?” tanya Joon Ha.
Dan
pet.... Lampu aula acara Make Up Show padam. Ny Tae langsung
mencemaskan putranya. Woo Ri dan Joon Ha juga terlihat cemas. Joon Ha
menyuruh Woo Ri segera mencari Dong Joo.
“Ini bukan kecelakaan. Tenanglah sebentar!” tiba-tiba suara Dong Joo muncul ditengah kegelapan.
Byar....
Lampu menyala dan Dong Joo sudah berdiri di atas panggung, “Inilah
dunia yang kujalani selama ini!” Wartawan langsung maju berdiri di depan
panggung. Semua menatap heran.
Dong Joo memandang ibunya yang terlihat begitu mencemaskannya. “Telingaku.... tak bisa mendengar!”
Dong
Joo memandang Joon Ha yang terlihat sangat terkejut karena Dong Joo
mengatakan ini di depan umum. Ny Tae tambah cemas. Presdir tak mengerti
apa yang dikatakan Dong Joo.
Woo Ri terharu mendengar
pengakuan Dong Joo. Ny Tae meminta tolong pada Joon Ha agar mematikan
microphone-nya sekarang. Min Soo dan semua Staf Energy Cell juga
menyaksikan ini.
Dong
Joo menatap Presdir Choi, “Aku kehilangan pendengaranku ketika
kecelakaan pada usiaku 13 tahun dan aku tak bisa mendengarkan suaraku
sendiri!” Presdir melongo atas apa yang baru saja Dong Joo katakan.
Dong Joo menatap Woo Ri. Woo Ri mengangguk setuju Dong Joo mengatakan semuanya. Dong Joo tersenyum, “Tapi aku baik-baik saja!”
Wartawan penasaran, “Apa ini bagian dari Make Up Show? Apa maksudmu kau tak bisa mendengar? Maksudmu apa kau tuna rungu?”
“Aku
baik-baik saja karena ada seseorang yang mengatakan padaku dengan
hatinya....” Dong Joo kembali menatap Woo Ri yang sudah menteskan air
mata, “Cha Dong Joo. Kau bukan orang yang tak bisa mendengar tapi orang
yang bisa melihat lebih baik!”
Woo Ri memperagakan bahasa kode, “Kau bodoh...” Dong Joo tersenyum melihatnya.
Dong
Joo kembali menatap ke audiens, “Aku bukan orang yang tak bisa
mendengar tapi orang yang bisa melihat labih baik!” Dong Joo mengulang
kalimat itu beberapa kali dan tersenyum...
source : http://anishuchie.blogspot.com/2012/03/can-you-hear-my-heart-episode-23-part-1.html and http://anishuchie.blogspot.com/2012/03/can-you-hear-my-heart-episode-23-part-2.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment