Friday, October 04, 2013

Can You Hear My Heart Episode 28

Shin Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae. Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.

Ny Tae memberikan surat perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’

(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)

Ny Tae mengatakan bukankah Dong Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.

Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.

Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya, “Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di malam kakek meninggal.
Dong Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”

Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah dulu.

Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti. Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar, ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.

Joon Ha masuk ke ruangan dan Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”

Dong Joo menegaskan kalau ia mau melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”

Dong Joo menilai Joon Ha sama saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua. Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak sedih.
Dong Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”

Presdir Choi menegaskan kalau ia masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan seperti ini oleh anaknya sendiri.

Dong Joo masuk ke ruangan Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung keluar.
Dong Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada seseorang yang biasa ia panggil ayah.

Presdir Choi berpendapat kalau menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak akan mempengaruhinya.
Dong Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah itu, “Kau tahu apa ini?”

Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.

Dong Joo : “Choi Jin Chul, seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik perusahaan?”

Presdir Choi menyangkal bukan ia yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini. “Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu, akui-lah dan serahkan dirimu.”

Presdir Choi berkata kalau ia orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang saham.
Karena Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki hutang dengannya dan itu sudah beres.

Joon Ha sudah mengungkapkan untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan image Woo Kyung.
Mereka penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul. Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha. Mereka tak berbuat kesalahan.

Joon Ha : “Apa kalian tak tahu? Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada yang bisa selamat.”

Mereka cemas bukan main. Joon Ha kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”

Mereka berpendapat akan lebih mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak Dir Kang ke kamarnya.
Di kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap tak mudah memaafkan.
Dir Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.

Shin Ae heran kenapa ia ikut terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu. Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini. Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama, bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek. Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek agar mau pindah.

Young Kyu juga ragu untuk pindah karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah. Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah bosan tinggal sendirian.
Nenek heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini karena kesulitan keuangan.
Woo Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini. Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.

Nenek merasa kalau ia sudah bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi Jin Chul tadi.

Woo Ri mengajak neneknya melihat rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi kakaknya.
Young kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.

Woo Ri tanya kenapa neneknya tak tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.

Young Kyu memberi tahu kalau Ma Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan memakannya atau tidak.
Dong Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.

Min Soo tertawa rasanya tidak lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri. Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.

Min Soo berkata kalau ia tak suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”

Dong Joo : “Apa kau suka film Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.

“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi. kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”

Min Soo merasa heran karena belakangan ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar. Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.

Nenek tanya dimana cucunya. Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.

Nenek bergumam ini terlalu besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang. Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan rumah sebagus ini.

Nenek meminta pendapat Young Kyu tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.

Woo Ri berkata pada ayahnya bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran dan meminta petugas memesankan tempat.

Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.

Nenek melihat wajah Joon Ha yang kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.

Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada kakaknya.
Di BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah. Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.

Seung Chul heran kenapa ibunya jadi seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.

Seung Chul berkata seandainya ia menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah dengan sobatnya.
Seung Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo sangat menyeramkan dan tidak normal.

Bibi Lee heran kurang apa putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.

Young Kyu ngobrol dengan ikan Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.

Joon Ha melihat Young Kyu membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.

Shin Ae meminta ijin pada putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu, biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan perkerjaan saja.

Woo Ri menghampiri kakaknya dan berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.

Nenek kesal dan manabok Shin Ae. Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat sebentar.
Nenek tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik sahutnya.
Di dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek. Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.

Shin Ae memberanikan diri masuk ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya sudah mengetahui masalah ini.
Shin Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang sia-sia bagimu.”

Joon Ha menyarankan lebih baik bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang pembunuh.

Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha, mereka bertiga masuk ke kamar.

Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”

Mi Sook tak mengerti apa maksud perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut. Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia bingung dan melihat sekeliling.
Seung Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak bingung ia celingukan kesana kemari.

Woo Ri pulang, Seung Chul langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu dirinya.

Seung Chul menarik Woo Ri ia ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)

Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”

Woo Ri membenarkan dan kembali bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau pasti merindukan dia kan?”
Woo Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.

Woo Ri mengambil kesimpulan dan menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.

Joon Ha tak tahu bagaimana Dong Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu. Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”

Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya. Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya dengan Joon Ha.

Flash Back
Presdir Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.

Presdir Choi meminta Joon Ha melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End

Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia akan mengatakannya.

Ny Tae diam saja dan minta disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya (menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.

Dong Joo merasa ia tak bisa seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.

Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang unik.”

Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)

Dong Joo sadar sepertinya ada yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor. Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada siapa-siapa di sebelahnya.

“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.

Seseorang menaruh gagang telepon di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo. Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya, “Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”

Joon Ha mengancam ia tak akan tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha menghentikan Joon ha.

Joon Ha segera masuk ke mobil dan menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas. Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu kalau ada yang meneleponnya.
Joon Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.

Joon Ha meminta Woo Ri segera ke pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika ibunya Woo Ri bekerja.

Joon Ha memberi tahu kalau Dong Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke sana.
Joon Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak memberikannya.

Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha memanggilnya ayah.
Joon Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong aku!”

Young Kyu mengerti ia yang akan ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi Jin Chul terhadapnya.



source : 
Shin Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae. Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.

Ny Tae memberikan surat perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’

(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)

Ny Tae mengatakan bukankah Dong Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.

Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.

Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya, “Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di malam kakek meninggal.
Dong Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”

Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah dulu.

Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti. Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar, ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.

Joon Ha masuk ke ruangan dan Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”

Dong Joo menegaskan kalau ia mau melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”

Dong Joo menilai Joon Ha sama saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua. Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak sedih.
Dong Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”

Presdir Choi menegaskan kalau ia masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan seperti ini oleh anaknya sendiri.

Dong Joo masuk ke ruangan Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung keluar.
Dong Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada seseorang yang biasa ia panggil ayah.

Presdir Choi berpendapat kalau menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak akan mempengaruhinya.
Dong Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah itu, “Kau tahu apa ini?”

Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.

Dong Joo : “Choi Jin Chul, seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik perusahaan?”

Presdir Choi menyangkal bukan ia yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini. “Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu, akui-lah dan serahkan dirimu.”

Presdir Choi berkata kalau ia orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang saham.
Karena Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki hutang dengannya dan itu sudah beres.

Joon Ha sudah mengungkapkan untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan image Woo Kyung.
Mereka penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul. Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha. Mereka tak berbuat kesalahan.

Joon Ha : “Apa kalian tak tahu? Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada yang bisa selamat.”

Mereka cemas bukan main. Joon Ha kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”

Mereka berpendapat akan lebih mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak Dir Kang ke kamarnya.
Di kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap tak mudah memaafkan.
Dir Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.

Shin Ae heran kenapa ia ikut terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu. Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini. Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama, bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek. Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek agar mau pindah.

Young Kyu juga ragu untuk pindah karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah. Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah bosan tinggal sendirian.
Nenek heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini karena kesulitan keuangan.
Woo Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini. Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.

Nenek merasa kalau ia sudah bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi Jin Chul tadi.

Woo Ri mengajak neneknya melihat rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi kakaknya.
Young kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.

Woo Ri tanya kenapa neneknya tak tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.

Young Kyu memberi tahu kalau Ma Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan memakannya atau tidak.
Dong Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.

Min Soo tertawa rasanya tidak lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri. Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.

Min Soo berkata kalau ia tak suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”

Dong Joo : “Apa kau suka film Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.

“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi. kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”

Min Soo merasa heran karena belakangan ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar. Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.

Nenek tanya dimana cucunya. Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.

Nenek bergumam ini terlalu besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang. Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan rumah sebagus ini.

Nenek meminta pendapat Young Kyu tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.

Woo Ri berkata pada ayahnya bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran dan meminta petugas memesankan tempat.

Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.

Nenek melihat wajah Joon Ha yang kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.

Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada kakaknya.
Di BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah. Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.

Seung Chul heran kenapa ibunya jadi seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.

Seung Chul berkata seandainya ia menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah dengan sobatnya.
Seung Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo sangat menyeramkan dan tidak normal.

Bibi Lee heran kurang apa putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.

Young Kyu ngobrol dengan ikan Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.

Joon Ha melihat Young Kyu membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.

Shin Ae meminta ijin pada putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu, biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan perkerjaan saja.

Woo Ri menghampiri kakaknya dan berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.

Nenek kesal dan manabok Shin Ae. Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat sebentar.
Nenek tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik sahutnya.
Di dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek. Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.

Shin Ae memberanikan diri masuk ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya sudah mengetahui masalah ini.
Shin Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang sia-sia bagimu.”

Joon Ha menyarankan lebih baik bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang pembunuh.

Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha, mereka bertiga masuk ke kamar.

Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”

Mi Sook tak mengerti apa maksud perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut. Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia bingung dan melihat sekeliling.
Seung Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak bingung ia celingukan kesana kemari.

Woo Ri pulang, Seung Chul langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu dirinya.

Seung Chul menarik Woo Ri ia ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)

Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”

Woo Ri membenarkan dan kembali bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau pasti merindukan dia kan?”
Woo Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.

Woo Ri mengambil kesimpulan dan menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.

Joon Ha tak tahu bagaimana Dong Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu. Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”

Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya. Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya dengan Joon Ha.

Flash Back
Presdir Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.

Presdir Choi meminta Joon Ha melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End

Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia akan mengatakannya.

Ny Tae diam saja dan minta disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya (menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.

Dong Joo merasa ia tak bisa seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.

Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang unik.”

Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)

Dong Joo sadar sepertinya ada yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor. Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada siapa-siapa di sebelahnya.

“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.

Seseorang menaruh gagang telepon di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo. Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya, “Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”

Joon Ha mengancam ia tak akan tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha menghentikan Joon ha.

Joon Ha segera masuk ke mobil dan menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas. Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu kalau ada yang meneleponnya.
Joon Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.

Joon Ha meminta Woo Ri segera ke pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika ibunya Woo Ri bekerja.

Joon Ha memberi tahu kalau Dong Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke sana.
Joon Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak memberikannya.

Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha memanggilnya ayah.
Joon Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong aku!”

Young Kyu mengerti ia yang akan ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi Jin Chul terhadapnya.



souce : 
Shin Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae. Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.

Ny Tae memberikan surat perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’

(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)

Ny Tae mengatakan bukankah Dong Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.

Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.

Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya, “Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di malam kakek meninggal.
Dong Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”

Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah dulu.

Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti. Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar, ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.

Joon Ha masuk ke ruangan dan Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”

Dong Joo menegaskan kalau ia mau melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”

Dong Joo menilai Joon Ha sama saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua. Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak sedih.
Dong Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”

Presdir Choi menegaskan kalau ia masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan seperti ini oleh anaknya sendiri.

Dong Joo masuk ke ruangan Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung keluar.
Dong Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada seseorang yang biasa ia panggil ayah.

Presdir Choi berpendapat kalau menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak akan mempengaruhinya.
Dong Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah itu, “Kau tahu apa ini?”

Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.

Dong Joo : “Choi Jin Chul, seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik perusahaan?”

Presdir Choi menyangkal bukan ia yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini. “Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu, akui-lah dan serahkan dirimu.”

Presdir Choi berkata kalau ia orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang saham.
Karena Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki hutang dengannya dan itu sudah beres.

Joon Ha sudah mengungkapkan untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan image Woo Kyung.
Mereka penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul. Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha. Mereka tak berbuat kesalahan.

Joon Ha : “Apa kalian tak tahu? Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada yang bisa selamat.”

Mereka cemas bukan main. Joon Ha kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”

Mereka berpendapat akan lebih mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak Dir Kang ke kamarnya.
Di kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap tak mudah memaafkan.
Dir Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.

Shin Ae heran kenapa ia ikut terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu. Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini. Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama, bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek. Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek agar mau pindah.

Young Kyu juga ragu untuk pindah karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah. Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah bosan tinggal sendirian.
Nenek heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini karena kesulitan keuangan.
Woo Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini. Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.

Nenek merasa kalau ia sudah bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi Jin Chul tadi.

Woo Ri mengajak neneknya melihat rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi kakaknya.
Young kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.

Woo Ri tanya kenapa neneknya tak tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.

Young Kyu memberi tahu kalau Ma Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan memakannya atau tidak.
Dong Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.

Min Soo tertawa rasanya tidak lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri. Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.

Min Soo berkata kalau ia tak suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”

Dong Joo : “Apa kau suka film Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.

“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi. kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”

Min Soo merasa heran karena belakangan ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar. Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.

Nenek tanya dimana cucunya. Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.

Nenek bergumam ini terlalu besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang. Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan rumah sebagus ini.

Nenek meminta pendapat Young Kyu tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.

Woo Ri berkata pada ayahnya bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran dan meminta petugas memesankan tempat.

Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.

Nenek melihat wajah Joon Ha yang kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.

Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada kakaknya.
Di BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah. Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.

Seung Chul heran kenapa ibunya jadi seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.

Seung Chul berkata seandainya ia menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah dengan sobatnya.
Seung Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo sangat menyeramkan dan tidak normal.

Bibi Lee heran kurang apa putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.

Young Kyu ngobrol dengan ikan Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.

Joon Ha melihat Young Kyu membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.

Shin Ae meminta ijin pada putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu, biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan perkerjaan saja.

Woo Ri menghampiri kakaknya dan berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.

Nenek kesal dan manabok Shin Ae. Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat sebentar.
Nenek tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik sahutnya.
Di dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek. Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.

Shin Ae memberanikan diri masuk ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya sudah mengetahui masalah ini.
Shin Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang sia-sia bagimu.”

Joon Ha menyarankan lebih baik bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang pembunuh.

Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha, mereka bertiga masuk ke kamar.

Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”

Mi Sook tak mengerti apa maksud perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut. Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia bingung dan melihat sekeliling.
Seung Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak bingung ia celingukan kesana kemari.

Woo Ri pulang, Seung Chul langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu dirinya.

Seung Chul menarik Woo Ri ia ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)

Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”

Woo Ri membenarkan dan kembali bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau pasti merindukan dia kan?”
Woo Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.

Woo Ri mengambil kesimpulan dan menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.

Joon Ha tak tahu bagaimana Dong Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu. Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”

Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya. Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya dengan Joon Ha.

Flash Back
Presdir Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.

Presdir Choi meminta Joon Ha melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End

Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia akan mengatakannya.

Ny Tae diam saja dan minta disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya (menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.

Dong Joo merasa ia tak bisa seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.

Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang unik.”

Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)

Dong Joo sadar sepertinya ada yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor. Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada siapa-siapa di sebelahnya.

“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.

Seseorang menaruh gagang telepon di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo. Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya, “Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”

Joon Ha mengancam ia tak akan tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha menghentikan Joon ha.

Joon Ha segera masuk ke mobil dan menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas. Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu kalau ada yang meneleponnya.
Joon Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.

Joon Ha meminta Woo Ri segera ke pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika ibunya Woo Ri bekerja.

Joon Ha memberi tahu kalau Dong Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke sana.
Joon Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak memberikannya.

Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha memanggilnya ayah.
Joon Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong aku!”

Young Kyu mengerti ia yang akan ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi Jin Chul terhadapnya.



re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment