Shin
Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah
menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir
Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae.
Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny
Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke
kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham
sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny
Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.
Ny Tae memberikan surat
perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo
menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’
(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)
Ny Tae mengatakan bukankah Dong
Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh
Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul
akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan
yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa
sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong
Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae
tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling
penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong
Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang
seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong
Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.
Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.
Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong
Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin
Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya,
“Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di
malam kakek meninggal.
Dong
Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu
berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka
saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”
Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu
ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan
langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar
olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada
siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam
ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat
kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo
Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong
Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar
jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah
dulu.
Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia
menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti.
Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia
melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong
Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar,
ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang
ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo
Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh
senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian
sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong
Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman
Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan
Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan
singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.
Joon Ha masuk ke ruangan dan
Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon
dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan
Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon
Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo
dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat
pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha
memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar
sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong
Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo
inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon
Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon
Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan
satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”
Dong Joo menegaskan kalau ia mau
melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia
tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang
dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat
Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat
usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”
Dong Joo menilai Joon Ha sama
saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua.
Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak
sedih.
Dong
Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan
Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan
melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua
orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa
heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak
punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”
Presdir Choi menegaskan kalau ia
masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa
dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan
seperti ini oleh anaknya sendiri.
Dong Joo masuk ke ruangan
Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada
yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung
keluar.
Dong
Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi
mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta
Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir
sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul
seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada
seseorang yang biasa ia panggil ayah.
Presdir Choi berpendapat kalau
menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui
kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia
membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak
akan mempengaruhinya.
Dong
Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana
mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan
membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah
itu, “Kau tahu apa ini?”
Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.
Dong Joo : “Choi Jin Chul,
seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau
membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik
perusahaan?”
Presdir Choi menyangkal bukan ia
yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo
berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini.
“Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu,
akui-lah dan serahkan dirimu.”
Presdir Choi berkata kalau ia
orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo
masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek
Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang
saham.
Karena
Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan
lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan
dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup
tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong
Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan
besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan
tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon
Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia
adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi
terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang
menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan
Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki
hutang dengannya dan itu sudah beres.
Joon Ha sudah mengungkapkan
untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa
mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk
mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun
dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan
image Woo Kyung.
Mereka
penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul.
Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang
penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan
kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha.
Mereka tak berbuat kesalahan.
Joon Ha : “Apa kalian tak tahu?
Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut
kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan
Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia
menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada
yang bisa selamat.”
Mereka cemas bukan main. Joon Ha
kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung
jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali
lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”
Mereka berpendapat akan lebih
mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat
kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang
mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang
lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir
Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang
datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir
Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak
Dir Kang ke kamarnya.
Di
kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah
bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum
dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi
dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap
tak mudah memaafkan.
Dir
Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta
Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir
Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan
itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk
menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo
membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau
melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong
Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo
kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya
perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada
putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan
mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu
apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.
Shin Ae heran kenapa ia ikut
terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi
pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae
menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin
Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya
setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung
ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu.
Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo
Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya
dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai
permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini.
Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama,
bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek
menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin
Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek.
Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak
ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal
bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek
agar mau pindah.
Young Kyu juga ragu untuk pindah
karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah.
Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah
bosan tinggal sendirian.
Nenek
heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa
menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu
Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini
karena kesulitan keuangan.
Woo
Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia
menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama
putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan
ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini.
Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.
Nenek merasa kalau ia sudah
bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu
namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat
kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi
Jin Chul tadi.
Woo Ri mengajak neneknya melihat
rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke
rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka
akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi
kakaknya.
Young
kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju
ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan
bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang
ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.
Woo Ri tanya kenapa neneknya tak
tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan
tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali
tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi
untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak
akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia
tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini
untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini
pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.
Young Kyu memberi tahu kalau Ma
Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih
baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae
bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan
memakannya atau tidak.
Dong
Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo
Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa
Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang
mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.
Min Soo tertawa rasanya tidak
lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri.
Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong
Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan
baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.
Min Soo berkata kalau ia tak
suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir
Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup
melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong
Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin
bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda
seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”
Dong Joo : “Apa kau suka film
Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan
Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min
Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para
direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia
tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang
ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya
sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan
bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.
“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi.
kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya
dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”
Min Soo merasa heran karena belakangan
ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi
sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat
merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan
bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo
tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo
Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon
Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar.
Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk
melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.
Nenek tanya dimana cucunya.
Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa
sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau
Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh
dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.
Nenek bergumam ini terlalu
besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah
besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong
ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin
Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon
Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae
terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon
Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan
Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang.
Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo
Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young
Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada
kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya
pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata
kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan
rumah sebagus ini.
Nenek meminta pendapat Young Kyu
tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia
lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek
meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.
Woo Ri berkata pada ayahnya
bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah
mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau
ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran
dan meminta petugas memesankan tempat.
Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.
Nenek melihat wajah Joon Ha yang
kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya
lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan
kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.
Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha
untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia
harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah
putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu
langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada
kakaknya.
Di
BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah.
Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka
memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal
di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.
Seung Chul heran kenapa ibunya jadi
seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang
tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia
heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang
bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.
Seung Chul berkata seandainya ia
menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee
bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata
apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah
dengan sobatnya.
Seung
Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan
mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo
sangat menyeramkan dan tidak normal.
Bibi Lee heran kurang apa
putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia
merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya
jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo
Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan
dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek
dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri
mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.
Young Kyu ngobrol dengan ikan
Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau
bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon
Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu
langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu
sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young
Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada
Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young
Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan
lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.
Joon Ha melihat Young Kyu
membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri
menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.
Shin Ae meminta ijin pada
putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan
Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu,
biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia
pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan
perkerjaan saja.
Woo Ri menghampiri kakaknya dan
berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan
membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa
yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan
seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.
Nenek kesal dan manabok Shin Ae.
Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri
keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi
yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat
sebentar.
Nenek
tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal
bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik
karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik
sahutnya.
Di
dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya
ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek.
Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.
Shin Ae memberanikan diri masuk
ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae
meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya
sudah mengetahui masalah ini.
Shin
Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo
tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia
menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku
merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang
sia-sia bagimu.”
Joon Ha menyarankan lebih baik
bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan
mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu
terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang
pembunuh.
Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian
Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang
diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha,
mereka bertiga masuk ke kamar.
Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu
mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar
ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia
tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti
dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk
melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek
duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook
heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi
Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”
Mi Sook tak mengerti apa maksud
perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut.
Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia
bingung dan melihat sekeliling.
Seung
Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana
dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek
pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak
bingung ia celingukan kesana kemari.
Woo Ri pulang, Seung Chul
langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek
langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek
meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu
dirinya.
Seung Chul menarik Woo Ri ia
ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi
seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa
tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur
bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)
Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”
Woo Ri membenarkan dan kembali
bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan
Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang
menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung
Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah
rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau
pasti merindukan dia kan?”
Woo
Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang
perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang
mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong
Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan
pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.
Woo Ri mengambil kesimpulan dan
menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai
sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh
teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik
disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia
tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo
Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata
sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon
Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan
menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia
meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata
kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.
Joon Ha tak tahu bagaimana Dong
Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min
Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu.
Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”
Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min
Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia
menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya.
Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan
memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau
suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon
Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di
ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau
kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya
menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya
dengan Joon Ha.
Flash Back
Presdir
Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi
dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia
sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon
Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan
terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.
Presdir Choi meminta Joon Ha
melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia
kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku
sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak
seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir
Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan
mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik
Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End
Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong
Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan
ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae
memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin
tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia
akan mengatakannya.
Ny Tae diam saja dan minta
disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia
langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya
(menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny
Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo
tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan
menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo
repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat
perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.
Dong Joo merasa ia tak bisa
seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai
menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap
ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae
tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.
Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu
wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat
bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang
unik.”
Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong
Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia
sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang
dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik
sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)
Dong Joo sadar sepertinya ada
yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya
tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor.
Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada
siapa-siapa di sebelahnya.
“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.
Seseorang menaruh gagang telepon
di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi
yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon
Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup
telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir
menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha
berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan
apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon
Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan
kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo
yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir
Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon
Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung
menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon
Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi
mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon
Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo.
Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya,
“Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih
ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”
Joon Ha mengancam ia tak akan
tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau
tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon
Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha
menghentikan Joon ha.
Joon Ha segera masuk ke mobil dan
menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas.
Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan
ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia
mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak
bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo
tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai
menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia
meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi
Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu
kalau ada yang meneleponnya.
Joon
Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa
kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali
bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja
bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.
Joon Ha meminta Woo Ri segera ke
pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham
kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young
Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika
ibunya Woo Ri bekerja.
Joon Ha memberi tahu kalau Dong
Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh
membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri
dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke
sana.
Joon
Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya
kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri
berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak
memberikannya.
Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon
Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon
Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha
memanggilnya ayah.
Joon
Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong
Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong
aku!”
Young Kyu mengerti ia yang akan
ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu
langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke
pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong
Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat
mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang
dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi
Jin Chul terhadapnya.
Shin
Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah
menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir
Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae.
Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny
Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke
kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham
sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny
Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.
Ny Tae memberikan surat
perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo
menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’
(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)
Ny Tae mengatakan bukankah Dong
Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh
Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul
akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan
yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa
sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong
Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae
tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling
penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong
Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang
seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong
Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.
Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.
Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong
Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin
Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya,
“Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di
malam kakek meninggal.
Dong
Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu
berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka
saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”
Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu
ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan
langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar
olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada
siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam
ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat
kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo
Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong
Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar
jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah
dulu.
Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia
menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti.
Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia
melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong
Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar,
ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang
ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo
Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh
senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian
sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong
Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman
Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan
Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan
singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.
Joon Ha masuk ke ruangan dan
Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon
dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan
Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon
Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo
dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat
pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha
memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar
sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong
Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo
inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon
Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon
Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan
satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”
Dong Joo menegaskan kalau ia mau
melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia
tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang
dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat
Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat
usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”
Dong Joo menilai Joon Ha sama
saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua.
Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak
sedih.
Dong
Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan
Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan
melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua
orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa
heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak
punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”
Presdir Choi menegaskan kalau ia
masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa
dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan
seperti ini oleh anaknya sendiri.
Dong Joo masuk ke ruangan
Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada
yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung
keluar.
Dong
Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi
mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta
Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir
sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul
seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada
seseorang yang biasa ia panggil ayah.
Presdir Choi berpendapat kalau
menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui
kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia
membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak
akan mempengaruhinya.
Dong
Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana
mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan
membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah
itu, “Kau tahu apa ini?”
Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.
Dong Joo : “Choi Jin Chul,
seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau
membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik
perusahaan?”
Presdir Choi menyangkal bukan ia
yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo
berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini.
“Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu,
akui-lah dan serahkan dirimu.”
Presdir Choi berkata kalau ia
orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo
masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek
Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang
saham.
Karena
Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan
lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan
dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup
tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong
Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan
besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan
tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon
Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia
adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi
terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang
menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan
Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki
hutang dengannya dan itu sudah beres.
Joon Ha sudah mengungkapkan
untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa
mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk
mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun
dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan
image Woo Kyung.
Mereka
penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul.
Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang
penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan
kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha.
Mereka tak berbuat kesalahan.
Joon Ha : “Apa kalian tak tahu?
Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut
kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan
Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia
menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada
yang bisa selamat.”
Mereka cemas bukan main. Joon Ha
kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung
jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali
lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”
Mereka berpendapat akan lebih
mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat
kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang
mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang
lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir
Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang
datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir
Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak
Dir Kang ke kamarnya.
Di
kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah
bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum
dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi
dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap
tak mudah memaafkan.
Dir
Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta
Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir
Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan
itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk
menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo
membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau
melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong
Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo
kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya
perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada
putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan
mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu
apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.
Shin Ae heran kenapa ia ikut
terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi
pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae
menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin
Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya
setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung
ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu.
Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo
Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya
dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai
permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini.
Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama,
bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek
menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin
Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek.
Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak
ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal
bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek
agar mau pindah.
Young Kyu juga ragu untuk pindah
karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah.
Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah
bosan tinggal sendirian.
Nenek
heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa
menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu
Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini
karena kesulitan keuangan.
Woo
Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia
menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama
putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan
ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini.
Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.
Nenek merasa kalau ia sudah
bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu
namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat
kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi
Jin Chul tadi.
Woo Ri mengajak neneknya melihat
rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke
rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka
akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi
kakaknya.
Young
kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju
ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan
bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang
ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.
Woo Ri tanya kenapa neneknya tak
tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan
tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali
tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi
untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak
akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia
tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini
untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini
pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.
Young Kyu memberi tahu kalau Ma
Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih
baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae
bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan
memakannya atau tidak.
Dong
Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo
Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa
Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang
mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.
Min Soo tertawa rasanya tidak
lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri.
Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong
Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan
baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.
Min Soo berkata kalau ia tak
suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir
Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup
melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong
Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin
bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda
seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”
Dong Joo : “Apa kau suka film
Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan
Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min
Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para
direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia
tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang
ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya
sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan
bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.
“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi.
kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya
dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”
Min Soo merasa heran karena belakangan
ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi
sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat
merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan
bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo
tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo
Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon
Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar.
Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk
melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.
Nenek tanya dimana cucunya.
Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa
sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau
Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh
dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.
Nenek bergumam ini terlalu
besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah
besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong
ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin
Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon
Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae
terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon
Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan
Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang.
Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo
Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young
Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada
kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya
pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata
kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan
rumah sebagus ini.
Nenek meminta pendapat Young Kyu
tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia
lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek
meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.
Woo Ri berkata pada ayahnya
bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah
mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau
ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran
dan meminta petugas memesankan tempat.
Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.
Nenek melihat wajah Joon Ha yang
kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya
lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan
kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.
Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha
untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia
harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah
putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu
langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada
kakaknya.
Di
BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah.
Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka
memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal
di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.
Seung Chul heran kenapa ibunya jadi
seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang
tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia
heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang
bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.
Seung Chul berkata seandainya ia
menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee
bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata
apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah
dengan sobatnya.
Seung
Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan
mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo
sangat menyeramkan dan tidak normal.
Bibi Lee heran kurang apa
putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia
merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya
jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo
Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan
dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek
dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri
mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.
Young Kyu ngobrol dengan ikan
Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau
bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon
Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu
langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu
sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young
Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada
Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young
Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan
lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.
Joon Ha melihat Young Kyu
membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri
menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.
Shin Ae meminta ijin pada
putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan
Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu,
biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia
pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan
perkerjaan saja.
Woo Ri menghampiri kakaknya dan
berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan
membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa
yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan
seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.
Nenek kesal dan manabok Shin Ae.
Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri
keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi
yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat
sebentar.
Nenek
tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal
bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik
karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik
sahutnya.
Di
dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya
ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek.
Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.
Shin Ae memberanikan diri masuk
ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae
meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya
sudah mengetahui masalah ini.
Shin
Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo
tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia
menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku
merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang
sia-sia bagimu.”
Joon Ha menyarankan lebih baik
bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan
mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu
terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang
pembunuh.
Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian
Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang
diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha,
mereka bertiga masuk ke kamar.
Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu
mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar
ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia
tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti
dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk
melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek
duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook
heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi
Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”
Mi Sook tak mengerti apa maksud
perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut.
Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia
bingung dan melihat sekeliling.
Seung
Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana
dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek
pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak
bingung ia celingukan kesana kemari.
Woo Ri pulang, Seung Chul
langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek
langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek
meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu
dirinya.
Seung Chul menarik Woo Ri ia
ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi
seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa
tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur
bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)
Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”
Woo Ri membenarkan dan kembali
bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan
Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang
menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung
Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah
rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau
pasti merindukan dia kan?”
Woo
Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang
perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang
mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong
Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan
pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.
Woo Ri mengambil kesimpulan dan
menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai
sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh
teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik
disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia
tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo
Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata
sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon
Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan
menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia
meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata
kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.
Joon Ha tak tahu bagaimana Dong
Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min
Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu.
Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”
Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min
Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia
menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya.
Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan
memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau
suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon
Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di
ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau
kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya
menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya
dengan Joon Ha.
Presdir
Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi
dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia
sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon
Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan
terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.
Presdir Choi meminta Joon Ha
melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia
kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku
sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak
seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir
Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan
mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik
Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End
Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong
Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan
ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae
memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin
tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia
akan mengatakannya.
Ny Tae diam saja dan minta
disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia
langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya
(menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny
Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo
tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan
menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo
repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat
perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.
Dong Joo merasa ia tak bisa
seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai
menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap
ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae
tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.
Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu
wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat
bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang
unik.”
Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong
Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia
sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang
dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik
sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)
Dong Joo sadar sepertinya ada
yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya
tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor.
Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada
siapa-siapa di sebelahnya.
“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.
Seseorang menaruh gagang telepon
di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi
yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon
Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup
telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir
menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha
berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan
apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon
Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan
kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo
yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir
Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon
Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung
menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon
Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi
mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon
Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo.
Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya,
“Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih
ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”
Joon Ha mengancam ia tak akan
tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau
tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon
Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha
menghentikan Joon ha.
Joon Ha segera masuk ke mobil dan
menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas.
Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan
ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia
mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak
bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo
tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai
menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia
meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi
Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu
kalau ada yang meneleponnya.
Joon
Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa
kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali
bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja
bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.
Joon Ha meminta Woo Ri segera ke
pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham
kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young
Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika
ibunya Woo Ri bekerja.
Joon Ha memberi tahu kalau Dong
Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh
membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri
dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke
sana.
Joon
Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya
kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri
berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak
memberikannya.
Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon
Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon
Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha
memanggilnya ayah.
Joon
Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong
Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong
aku!”
Young Kyu mengerti ia yang akan
ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu
langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke
pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong
Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat
mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang
dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi
Jin Chul terhadapnya.
Shin
Ae keluar tergesa-gesa. Di jalan dekat rumah ibunya Presdir Choi sudah
menunggunya. Shin Ae masuk ke mobil ia tersenyum senang karena Presdir
Choi menemuinya. Tapi Presdri Choi malah marah, ia menjambak Shin Ae.
Bukankah ia sudah memperingatkan Shin Ae untuk tak melahirkan anaknya.
Ny
Tae di kamarnya membaca surat perjanjian pranikah. Dong Joo masuk ke
kamar ibunya. Ny Tae ingin tahu apa persiapan untuk rapat pemegang saham
sudah beres. Dong Joo berkata ya dan Dir Kang bersedia membantunya. Ny
Tae menatap putranya, Dong Joo heran dan bertanya kenapa.
Ny Tae memberikan surat
perjanjian pranikah itu pada Dong Joo dan berkata kalau Dong Joo
menggunakan surat itu Choi Jin Chul pasti mati.
Dong Joo membacanya dan sangat terkejut. Salah satu perjanjiannya berbunyi, ‘Aku tak akan pernah punya anak lain selama aku menikah dengan Tae Yeon Suk’
(Dan ternyata Choi Jin Chul punya Joon Ha makanya Choi Jin Chul sangat marah pada Shin Ae)
Ny Tae mengatakan bukankah Dong
Joo bilang kalau Dong Joo melihat Choi Jin Chul pada malam dia membunuh
Kakek. Surat itu fotocopy-annya. Itu adalah wasiat dimana Choi Jin Chul
akan menyerahkan perusahaan ketika Dong Joo berusia 30 tahun. Salinan
yang asli sudah tak ada, tapi ini bisa menolong kita melihat siapa
sebenarnya Choi Jin Chul.
Dong
Joo ingin tahu apa Kakek memaksa Choi Jin Chul menulis ini. Ny Tae
tanya kenapa. Apa menurut Dong Joo Kakek keterlaluan. Yang paling
penting Choi Jin Chul tak menepati apa yang ditulis di surat itu. Dong
Joo tak habis pikir bisa-bisanya Choi Jin Chul disuruh menulis yang
seperti itu. Ny Tae berkata kalau itu agar Woo Kyung menjadi milik Dong
Joo. itu untuk melindungi Dong Joo.
Dong Joo bertanya apa ibunya tahu hal ini, bahwa Choi Jin Chul menikah dengan syarat seperti ini. Ny Tae menggeleng ia tak tahu dan ia mengetahuinya ketika sudah di Saipan. Ketika pertama kali Dong Joo bicara setelah kecelakaan. “Kalau kita benar-benar jatuh ke jurang, ini akan lenyap bersama kita. Ibu hanya melihatmu pada saat itu. Ibu sama sekali tak memikirkan wasiat Kakekmu ini. Setiap hari aku memikirkan mati bersamamu, itu saja yang bisa kupikirkan. Tak sekalipun Choi Jin Chul tulus dan jujur kepada kita.” Ia meminta putranya jangan memaafkan Choi Jin Chul.
Dong Joo membawa surat itu ke kamar. Ia duduk di depan piano dan memandang foto dirinya bersama keluarga.
Dong
Joo mengingat kejadian 16 tahun lalu ketika ia belum jatuh. Choi Jin
Chul menunjukan surat perjanjian pranikah itu pada Kakek dan merobeknya,
“Dengan begini Woo Kyung akan menjadi milikku.” Ucap Choi Jin Chul di
malam kakek meninggal.
Dong
Joo menatap foto kakeknya, “Kenapa Kakek melakukan itu? Apa Kakek tahu
berapa banyak orang yang hancur karena selembar kertas ini? Mereka
saling menyakiti. Apa kau melihat kami?”
Pagi-pagi Woo Ri mengantar susu
ke rumah Dong Joo. Ia meletakan susu di depan pintu. Woo Ri akan
langsung pergi tapi langkahnya terhenti ia menatap rumah Dong Joo.
Terdengar
olehnya suara Dong Joo memanggilnya. Woo Ri celingukan tapi tak ada
siapa-siapa disana. Itu hanya halusinasinya saja. Terkenang dalam
ingatannya ketika Dong Joo berdiri di atas sana. Ia juga mengingat
kebersamaannya dengan Dong Joo.
Woo
Ri mengintip di jendela tapi ia tak melihat siapa pun. Ternyata Dong
Joo berdiri di balik tembok. Dong Joo tahu Woo Ri berdiri di luar
jendela. Ia sadar sebelum misi mereka berhasil mereka harus berpisah
dulu.
Ny Tae menelepon Dong Joo. Ia
menjawab teleponnya pelan dan berkata akan menghubungi ibunya nanti.
Dong Joo berbalik menatap jendela tapi Woo Ri sudah tak ada disana. Ia
melihat keluar dan Woo Ri sudah tak ada.
Dong
Joo membuka pintu untuk memastikan apakah Woo Ri masih ada di luar,
ternyata tak ada. Ia akan menutup pintu dan disana ada susu putih yang
ditinggalkan Woo Ri. Dong Joo mengambilnya.
Woo
Ri mengayuh sepeda sambil menyanyi lagu ‘Good Person’ dengan penuh
senyuman. Dong Joo siap-siap berangkat ke kantor. Ia mengenakan pakaian
sambil bersenandung lagu Good Person dan mengambil kantong kacangnya.
Dong
Joo menaruh kantung kacangnya di meja dan meminum susu putih kiriman
Woo Ri. Di bagian bawah kotak susu putih itu ada pesan yang ditinggalkan
Woo Ri, ‘Aku rindu padamu, setengah mati’ Dong Joo tak tahu pesan
singkat itu.
Dong Joo sampai di kantor Energy Cell tapi disana sepi. Joon Ha datang setelahnya.
Joon Ha masuk ke ruangan dan
Dong Joo mengikutinya. Dong Joo menyampaikan kalau ia menerima telepon
dari Prancis memintanya mengirimkan beberapa dokumen. Ia perlu bantuan
Joon Ha untuk menjaga Min Soo untuk urusan Prancis.
Joon
Ha heran apa Dong Joo masih dekat dengan Min Soo setelah Dong Joo
dipecat. Dong Joo malah berkata seandainya mereka bertiga masih dekat
pasti sangat menyenangkan. Dong Joo langsung keluar ruangan, Joon Ha
memanggilnya tapi Dong Joo tak mendengar. Joon Ha langsung melempar
sesuatu ke arah Dong Joo agar Dong Joo tahu ia memanggil.
Dong
Joo berbalik badan. Joon Ha ingin tahu apa yang sebenarnya Dong Joo
inginkan, Woo Kyung atau Choi Jin Chul. Dong Joo berkata bukankah Joon
Ha sudah tahu itu ia menginginkan keduanya.
Joon
Ha : “Lalu kau tak mau berterima kasih padaku? Paling tidak kubereskan
satu masalah untukmu. Dia tak berhak jadi pemilik, dia hanya boneka.”
Dong Joo menegaskan kalau ia mau
melakukannya sendiri, bukankah Joon Ha tahu itu. Joon Ha membenarkan ia
tahu semua tentang Dong Joo tapi Dong Joo tak tahu apa-apa tentang
dirinya. Tak ada yang bisa Dong Joo lakukan besok. Ia yang akan memecat
Choi Jin Chul karena ia memiliki saksi pembunuhan Kakek, “Akan kubuat
usaha selama 16 tahun menjadi sia-sia seperti 16 tahunku yang sia-sia.”
Dong Joo menilai Joon Ha sama
saja. Ia minta Joon Ha berfikir kalau ini tak adil untuk mereka berdua.
Dong Joo langsung keluar dan menutup pintu, Hati Joon Ha goyah ia tampak
sedih.
Dong
Joo akan segera pergi dari kantor Energy Cell tapi ia berpapasan dengan
Min Soo. Tapi Dong Joo langsung berlalu begitu saja. Min Soo heran dan
melihat Joon Ha yang juga tampak merenung di dalam ruangan.
Dua
orang Dewan Direksi menemui Choi Jin Chul di ruangannya. Mereka merasa
heran bagaimana bisa Choi Jin Chul menjadi pemilik Woo Kyung padahal tak
punya saham sama sekali.
Presdir Choi : “Jadi maksudmu lebih baik Jang Joon Ha atau Cha Dong Joo yang menjalankan perusahaan?”
Presdir Choi menegaskan kalau ia
masih pemilik Woo Kyung. Kalau semua yang dikatakan Dong Joo bohong apa
dewan direksi sanggup berhadapan dengannya. Ia tak pantas diperlakukan
seperti ini oleh anaknya sendiri.
Dong Joo masuk ke ruangan
Presdir dan ia meminta pada kedua Dewan Direksi agar keluar karena ada
yang ingin ia diskusikan dengan Presdir Choi. Kedua orang itu langsung
keluar.
Dong
Joo bertanya bagaimana perasaan Presdir Choi sekarang. Presdir Choi
mencibir apa sekarang Dong Joo mengkhawatirkannya. Dong Joo meminta
Presdir Choi menyerah. Ia datang untuk memberi kesempatan terakhir
sebelum ia mengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa Choi Jin Chul
seorang pembunuh. Ini penghormatan terakhir yang bisa ia berikan pada
seseorang yang biasa ia panggil ayah.
Presdir Choi berpendapat kalau
menyerahkan diri itu hanya berlaku untuk orang yang mengakui
kesalahannya. Ia sama sekali tak berbuat salah dan juga kalaupun ia
membunuh kakek Dong Joo kasusnya sudah kadaluarsa. Tuntutan Dong Joo tak
akan mempengaruhinya.
Dong
Joo berkata bagaimana mungkin kejahatan bisa kadaluarsa. Bagaimana
mungkin kejahatan bisa berlalu, dengan menyakiti hati banyak orang dan
membebaskan pelakunya. Dong Joo memperlihatkan surat perjanjian pranikah
itu, “Kau tahu apa ini?”
Melihat Dong Joo menunjukan surat perjanjian pranikah itu Presdir Choi murka.
Dong Joo : “Choi Jin Chul,
seperti yang kau katakan pada Kakekku. Karena selembar kertas ini kau
membunuh orang? Begitu besarkah keinginanmu untuk menjadi pemilik
perusahaan?”
Presdir Choi menyangkal bukan ia
yang bersalah tapi kakek Dong Joo yang membuat gara-gara. Dong Joo
berkata bukankah Choi Jin Chul yang memilih untuk hidup seperti ini.
“Sebelum kau membuat dirimu lebih malu, menyingkirlah. Dosa-dosamu,
akui-lah dan serahkan dirimu.”
Presdir Choi berkata kalau ia
orang yang mudah menyerah ia tak akan sampai ke tahap ini. Apa Dong Joo
masih belum mengenalnya. Kalau Dong Joo tak mau bernasib seperti Kakek
Dong Joo berhenti bermain-main dengannya dan batalkan rapat pemegang
saham.
Karena
Presdir Choi mengabaikan tawarannya, Dong Joo mengingatkan agar jangan
lupa datang rapat besok jam 10. Dong Joo langsung keluar dari ruangan
dan membuat Presdir Choi tambah murka, “Tidak pernah. Tidak akan. Hidup
tidak selalu sesuai apa yang kau inginkan.”
Dong
Joo menatap sekeliling kantor Woo Kyung yang nasibnya akan ditentukan
besok. Ia melihat Woo Ri dan pegawai marketing lain sibuk dengan
tugasnya. Dong Joo hanya tersenyum memandang Woo Ri dari kejauhan.
Joon
Ha mengumpulkan beberapa Dewan Direksi dan berkata kalau saat ini ia
adalah pemegang saham terbanyak Woo Kyung (wuihhhh). Dewan Direksi
terkejut mereka merasa sepertinya semua saham Presdir Choi sekarang
menjadi milik Joon Ha. Mereka ingin tahu apa hubungan Joon Ha dengan
Presdir Choi. Joon Ha hanya mengatakan kalau Presdir Choi memiliki
hutang dengannya dan itu sudah beres.
Joon Ha sudah mengungkapkan
untuk apa ia memanggil mereka. Mereka bertanya bagaimana mereka bisa
mempercayai Joon Ha. Joon Ha menyampaikan kalau rapat besok bukan untuk
mencari pemilik baru Woo Kyung tapi untuk voting agar Presdir Choi turun
dari jabatannya dan juga rapat untuk Cha Dong Joo bisa mengahancurkan
image Woo Kyung.
Mereka
penasaran apa ada lagi alasan untuk untuk menyingkirkan Choi Jin Chul.
Joon Ha berkata kalau kita akan tahu setelah ikut rapat besok, yang
penting adalah setelahnya. Kalian para direktur dan Woo Kyung tidak akan
kembali pada keadaan semula. Dewan direksi cemas apa maksud Joon Ha.
Mereka tak berbuat kesalahan.
Joon Ha : “Apa kalian tak tahu?
Cha Dong Joo sudah mengungkapkan isi wasiat. Tak hanya untuk merebut
kembali warisan Kakeknya dan menyingkirkan Choi Jin Chul dari jabatan
Presdir. Tapi dia juga ingin menjadi Presdir Woo Kyung. Begitu dia
menjadi Presdir Woo Kyung, semua kaki tangan Choi Jin Chul tak akan ada
yang bisa selamat.”
Mereka cemas bukan main. Joon Ha
kembali mengatakan kalau di rapat itu ia ingin Presdir Choi bertanggung
jawab dan turun dari jabatan, “Dan untuk mencegah Cha Dong Joo kembali
lagi ke Woo Kyung, dukung aku dengan mengumpulkan semua saham.”
Mereka berpendapat akan lebih
mudah kalau Dir Kang juga berpihak pada mereka. Tapi setelah rapat
kemarin Dir Kang tak bisa dihubungi. Joon Ha bekata kalau sekarang
mereka tak punya banyak waktu, lebih baik meyakinkan pemegang saham yang
lain. Ia sendiri yang akan menangani Dir Kang.
Dir
Kang berkunjung ke rumah Ny Tae. Ny Tae heran ada urusan apa Dir Kang
datang. Dong Joo menyahut kalau ia yang meminta Dir Kang datang. Dir
Kang mengajak Dong Joo bicara empat mata. Dong Joo mengerti dan mengajak
Dir Kang ke kamarnya.
Di
kamar Dong Joo, Dir Kang bingung ia harus bicara apa. Dir Kang malah
bertanya apa Dong Joo benar-benar tak bisa mendengar. Dong Joo tersenyum
dan menjawab ya. Ia sendiri pun masih tak percaya, ia pernah frustasi
dan hampir gila. Walaupun Dir Kang mengembalikan semua uang ibunya tetap
tak mudah memaafkan.
Dir
Kang ingin tahu apa yang Dong Joo inginkan darinya. Dong Joo meminta
Dir Kang mengungkap wasiat kakeknya dan Mengembalikan Woo Kyung. Dir
Kang merasa kalau ia mengungkap niat Kakek Dong Joo berdasarkan warisan
itu Choi Jin Chul akan dipecat. Tapi ia tak memenuhi syarat untuk
menjadi saksi pembunuhan. Kalau Dong Joo benar-benar serius Dong Joo
membutuhkan Kim Shin Ae sebagai saksi. Tapi saat ini Dong Joo tak mau
melibatkan Shin Ae. Ia meminta Dir Kang membantunya.
Shin Ae tiduran di kamar ia tampak gelisah memikirkan sesuatu. Ia teringat perbincangannya dengan Presdir Choi di mobil.
Flash Back
Presdir Choi akan menutup mulut Dong
Joo dan segera menyelesaikan masalah. Ia juga akan memasukan Bong Ma Roo
kedalam daftar keluarga dan sebagai ayah sikap tak hormat putranya
perlu ia perbaiki. Shin Ae cemas apa yang akan Presdir lakukan pada
putranya. Presdir Choi meminta sampai rapat selesai Shin Ae jangan
mengatakan apa-apa mengenai apa yang sudah Shin Ae lihat. Ia tak tahu
apa Dong Joo akan menemui Shin Ae atau tidak.
Shin Ae heran kenapa ia ikut
terbawa. Presdir Choi mengatakan kalau Shin Ae satu-satunya saksi
pembunuhan itu dan Shin Ae bagian dari pembunuhan itu. Shin Ae
menyangkal ia tak membunuhnya. Ia tak mau ikut terlibat.
Flash Back End
Shin
Ae cemas bukan main kenapa Presdir Choi melampiaskan semua padanya
setelah ditikam dari belakang oleh Ma Roo. Ia tak bersalah tak seujung
ramput Presdir Tae ia sentuh, “Aku tak berada disana waktu itu.
Memangnya ada bukti kalau aku ikut terlibat?” gumamnya.
Woo
Ri mengajak nenek bicara dengannya di kamar. Young Kyu melihat keduanya
dan ikut masuk. Woo Ri mengajak keluarganya pindah ke Seoul sesuai
permintaan Kakaknya. Young Kyu menyahut kalau rumah mereka ada di sini.
Nenek juga mengatakan bukankah sudah sepakat kalau mereka akan bersama,
bukankah Woo Ri mengatakan lebih menyukai tinggal disini.
Woo Ri : “Aku tak bilang begitu, tapi kita harus pergi Kak Ma Roo menunggu kita.”
Nenek
menolak ia tak mau pindah. Nenek kembali ke kamarnya dan meminta Shin
Ae menyingkir dari tempat tidurnya. Woo Ri dan Young Kyu menyusul nenek.
Woo Ri minta nenek memikirkannya sekali lagi. Nenek bersikeras menolak
ia sudah mencelakai Ma Roo berkali-kali ia merasa tak pantas tinggal
bersama cucunya. Woo Ri memohon pada ayahnya agar bisa membujuk nenek
agar mau pindah.
Young Kyu juga ragu untuk pindah
karena Ma Roo akan malu bertemu dengannya dan mungkin juga akan marah.
Woo Ri meyakinkan kalau kakaknya tak akan marah karena Kakaknya sudah
bosan tinggal sendirian.
Nenek
heran kenapa Woo Ri tiba-tiba berubah pikiran. Shin Ae langsung bisa
menangkap perbincangan ketiganya dan bertanya apa Ma Roo memberi tahu
Woo Ri sesuatu sampai Woo Ri berniat pindah. Apa Woo Ri seperti ini
karena kesulitan keuangan.
Woo
Ri bertanya apa Shin Ae tak setuju pindah rumah. Shin Ae mendesah ia
menjawab tak tahu. Setiap kali memikirkan putranya ia seharusnya bersama
putranya tapi ia hanya ingin pergi sejauh mungkin. Woo Ri heran dengan
ketiganya kenapa setelah kakaknya kembali mereka jadi seperti ini.
Walapun tak pernah diucapkan Kak Ma Roo sangat merindukan kita semua.
Nenek merasa kalau ia sudah
bersalah pada Ma Roo, bagaimana ia bisa tinggal di rumah cucunya. Itu
namanya bukan rumah tapi penjara. Shin Ae kesal mendengarnya ini membuat
kepalanya pusing karena ia sendiri banyak pikiran akibat ancaman Choi
Jin Chul tadi.
Woo Ri mengajak neneknya melihat
rumah yang akan dibeli Kakaknya. Bukankah Ma Roo sudah berkunjung ke
rumah ini dan itu karena dia ingin lebih dekat dengan kita. Mereka
akhirnya setuju untuk melihat rumah dan Woo Ri langsung menghubungi
kakaknya.
Young
kyu tak bisa tidur karena mendengar keributan di dapur, ia pun menuju
ke dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di dapur nenek menjatuhkan
bahan masakan. Ia tengah membuat sesuatu. Young Kyu heran apa yang
ibunya lakukan. Woo Ri dan Shin Ae juga ikut terbangun.
Woo Ri tanya kenapa neneknya tak
tidur. Shin Ae kesal mendengar keributan karena ia baru saja akan
tidur. Nenek berkata tak ada apa-apa dan menyuruh mereka kembali
tidur. Young Kyu langsung tahu ternyata ibunya tengah membuat Kimchi
untuk dibawa ke rumah Ma Roo besok. Shin Ae berkata kalau Ma Roo tak
akan memakan itu. Shin Ae mengajak ibunya tidur. Tapi nenek menolak ia
tak tahu apa yang harus ia lakukan. Yang ia tahu hanya menyiapkan ini
untuk cucunya. Kalau ia ke Seoul paling tidak ia bisa memberikan ini
pada cucunya. Ia ingin melakukan ini supaya hatinya tentram.
Young Kyu memberi tahu kalau Ma
Roo lebih menyukai sosis dari pada kimchi dan mengusulkan besok lebih
baik membawa sosis saja. Woo Ri membenarkan ucapan ayahnya. Shin Ae
bukannya membantu malah mencibir, kita lihat saja apakah Ma Roo akan
memakannya atau tidak.
Dong
Joo menandatangani Dokumen Persetujuan kontrak teknologi make up Woo
Kyung. Min Soo bertanya selain untuk kembali secepat mungkin, kenapa
Dong Joo menyuruhnya membawa ini. Dong Joo menyindir apa Min Soo sedang
mencoba merayunya, bukankah Min Soo tahu kalau ia sudah dipecat.
Min Soo tertawa rasanya tidak
lucu kalau tak ada Dong Joo di kantor. Ia juga harus mengundurkan diri.
Apa Dong Joo mau pergi ke Amerika membangun bisnis baru dengannya. Dong
Joo merasa itu usul yang bagus mungkin mereka harus membuat perusahaan
baru yang lebih bagus daripada Energy Cell.
Min Soo berkata kalau ia tak
suka jika Dong Joo menang di rapat pemegang saham dan menjadi Presdir
Woo Kyung. Dong Joo langsung menilai apa menurut Min Soo ia tak sanggup
melakukannya. Min Soo menggelang bukan itu. Ia merasa dirinya dan Dong
Joo sudah semakin akrab dan seandainya Dong Joo menjadi pemimpin
bukankah Dong Joo harus fokus pada pekerjaan, “Kita masih muda
seharusnya kita berkencan. Apa kau mau nonton film di bioskop?”
Dong Joo : “Apa kau suka film
Spy (Film Mata-mata)? Kau bilang suka jadi mata-mata. Apa yang dilakukan
Jang Joon Ha belakangan ini?”
Min
Soo mengatakan kalau Joon Ha selalu sendirian. Dia bahkan mengajak para
direktur ke ruangannya dan fokus pada rapat pemegang saham sampai dia
tak bekerja. Ketika kita di Amerika, bekerja itu menyenangkan. Sekarang
ia tak tahu apa yang Dong Joo dan Joon Ha lakukan, tak ada nikmatnya
sama sekali. Dong Joo berkata kalau ia akan segera menyelesaikan ini dan
bertanya apa rapat Dir Kang dengan pemegang saham berjalan baik.
“Cha Dong Joo kau sudah tak lucu lagi.
kau yang paling lucu ketika mabuk.” Min Soo memperlihatkan muka imutnya
dan mengajak Dong Joo minum di luar (hoho Min Soo pantang menyerah ya) di depan kantor ada kafe bagus, waktu ia pergi dengan Bong Woo Ri (yang pas Min Soo n Woo Ri mabuk terus Joon Ha nganter Woo Ri pulang sambil digendong)
Dong Joo : “Dengan dia?”
Min Soo merasa heran karena belakangan
ini yang ia melihat Dong Joo jarang bertemu Woo Ri dan itu terjadi
sejak Dong Joo tak ke kantor lagi. Dong Joo membenarkan dan ia sangat
merindukan Woo Ri.Min Soo langsung memasang muka cemberutnya dan
bercanda ia meminta Dong joo jangan melukai perasaannya. Dong Joo
tertawa melihatnya dan minta tolong pada Min Soo. Min Soo tanya apa itu.
Woo
Ri, Young Kyu, Nenek dan Shin Ae melihat rumah yang akan dibeli Joon
Ha. Nenek Young Kyu dan Woo Ri kagum karena rumah itu sangat besar.
Nenek heran apa ini satu rumah. Petugas mengajak mereka untuk
melihat-lihat dulu kalau tak suka bisa pindah ke yang lebih besar lagi.
Nenek tanya dimana cucunya.
Young Kyu menyahut Ma Roo akan marah kalau melihatnya. Ia merasa
sepertinya Ma Roo tak akan datang karena dirinya. Petugas berkata kalau
Dokter Jang Joon Ha akan datang setelah selesai bekerja. Nenek mengeluh
dihari libur seperti ini cucunya tak bisa istirahat.
Nenek bergumam ini terlalu
besar, setelah membersihkannya pasti akan lapar lagi dan mengeluh rumah
besar ini membuat kakinya sakit. Young Kyu menawarkan mau menggendong
ibunya tapi Nenek menolak ia hanya ingin duduk.
Shin
Ae menelepon Presdir Choi, ia ingin menemui putranya dan saat itu Joon
Ha sudah berada di sebelahnya dan bertanya dimana yang lain. Shin Ae
terkejut dan langsung mematikan teleponnya.
Joon
Ha mengacuhkan ibunya dan menemui yang lain. Ia melihat Woo Ri dan
Young Kyu tengah memijit kaki Nenek. Young Kyu mengajak ibunya pulang.
Nenek juga ingin pulang ia tak tahu kenapa dirinya berada di sini. Woo
Ri menyarankan agar melihat-lihat dulu sebelum pulang.
Young
Kyu langsung menyadari kehadiran Joon Ha. Woo Ri langsung bertanya pada
kakaknya apa benar mereka bisa tinggal di sini. Joon Ha malah bertanya
pada nenek apa nenek baik-baik saja. Nenek langsung berdiri dan berkata
kalau dirinya tak apa-apa, nenek memuji bagaimana cucunya bisa menemukan
rumah sebagus ini.
Nenek meminta pendapat Young Kyu
tentang rumah ini. Young kyu berkata kalau rumah Ma Roo bagus tapi ia
lebih menyukai rumah yang ia tempati sekarang (rumah keluarga Lee) nenek
meralat ucapan Young Kyu kalau Young Kyu juga menyukai plihan cucunya.
Woo Ri berkata pada ayahnya
bukankah satu keluarga itu harus tinggal bersama. Ini akan menjadi rumah
mereka dan tinggal bersama Kakaknya. Joon Ha berkata pada petugas kalau
ia akan membeli rumah ini, Joon Ha mengajak semuanya makan di restouran
dan meminta petugas memesankan tempat.
Nenek berkata tak usah, Young Kyu juga menyahut kalau makan itu seharusnya di rumah (Young Kyu bicara dengan Joon Ha sambil sembunyi di balik punggung ibunya) Nenek mengusulkan daripada makan di restouran lebih baik ke apartemen cucunya. Ia ingin melihat dimana cucunya tinggal.
Nenek melihat wajah Joon Ha yang
kecewa dan segera meralat kata-katanya. Kalau itu mengganggu cucunya
lebih baik tak usah dan mengajak yang lain pulang. Woo Ri meyakinkan
kalau itu tak mengganggu kakaknya dan mereka akan ke sana.
Woo Ri meminta ijin pada Joon Ha
untuk istirahat sebentar di rumah Kakaknya. Joon Ha tak bisa karena ia
harus berangkat kerja. Shin Ae ikut bicara labih baik mereka ke rumah
putranya saja dan Joon Ha silakan bekerja. Shin Ae dan Young Kyu
langsung mengajak ibu mereka keluar. Woo Ri sangat berterima kasih pada
kakaknya.
Di
BBQ Chicken, Paman Lee melamun sedih karena sobatnya akan pindah rumah.
Bibi Lee juga sewot ketika dulu ia meminta mereka pindah, mereka
memohon karena tak punya uang dan sekarang mereka lebih memilih tinggal
di tempat yang bagus. Ia kesal dan akan mengsusir mereka besok.
Seung Chul heran kenapa ibunya jadi
seperti itu. Ia menawarkan diri akan menggorengkan ayam untuk orang
tuanya dengan resep baru ditambah saus yang enak. Bibi Lee menolak, ia
heran dengan sikap putranya yang selalu seperti itu jika ada orang yang
bicara tidak-tidak tentang Woo Ri.
Seung Chul berkata seandainya ia
menikah dengan Woo Ri bukankah akan menjadi satu keluarga. Bibi Lee
bertanya apa putranya benar-benar menyukai Woo Ri. Seung Chul berkata
apa ibunya tak tahu. Paman Lee hanya mendesah sedih, ia akan berpisah
dengan sobatnya.
Seung
Chul kesal melihatnya, “Ayah apa kau sedih karena Cha Dong Joo?” dan
mengatakan ayahnya tak akan cocok dengan Dong Joo karena ibu Dong Joo
sangat menyeramkan dan tidak normal.
Bibi Lee heran kurang apa
putranya dan menyarankan lebih baik Seung Chul menikah dengan Woo Ri, ia
merestuinya. Seung Chul terkejut campur senang dan meminta ibunya
jangan berubah pikiran lagi, Seung Chul langsung memeluk ibunya.
Woo
Ri dan yang lain ke apartemen Joon Ha. Joon Ha sibuk dengan
dokumen-dokumennya. Young Kyu melihat ikan kecil milik Joon Ha. Nenek
dan Woo Ri memasukan kimchi ke lemari es dan Shin Ae hanya berdiri
mematung sambil sesekali memandang putranya, ia tampak gelisah.
Young Kyu ngobrol dengan ikan
Joon Ha, ia mengatakan kalau Dong Joo juga punya banyak ikan, “Ikan kau
bosan kesepian ya? Siapa namamu? Namaku Bong Young Kyu.”
Joon
Ha meliriknya dan begitu tahu kalau Joon Ha melihatnya. Young Kyu
langsung menyembunyikan wajahnya. Joon Ha meminta Young Kyu tak perlu
sembunyi. Yong Kyu langsung berdiri dan berterima kasih pada Joon Ha.
Young
Kyu memberikan sosis pada Woo Ri dan meminta Woo Ri memberikan itu pada
Ma Roo. Woo Ri menyarankan lebih baik ayahnya saja yang berikan. Young
Kyu menolak ia takut Ma Roo akan marah. Nenek meminta Woo Ri mencarikan
lap, ia harus bersih-bersih sebelum pulang. Woo Ri mengerti.
Joon Ha melihat Young Kyu
membawa sosis dengan tangan yang gemetaran. Ia langsung berdiri
menghampiri Young Kyu. Spontan Young Kyu takut dan langsung sembunyi.
Shin Ae meminta ijin pada
putranya, ia ingin melihat-lihat rumah. Tapi Joon Ha mengabaikan ucapan
Shin Ae. Joon Ha berkata pada nenek kalau nenek tak perlu melakukan itu,
biar saja pembantu yang membersihkannya. Nenek bersikeras sebelum ia
pulang ia akan membersihknnya. Nenek meminta cucunya meneruskan
perkerjaan saja.
Woo Ri menghampiri kakaknya dan
berkata kalau ayahnya ingat kakaknya sangat menyukai sosis dan
membawakan sosis untuk Joon Ha. Joon Ha diam saja. Shin Ae menyahut apa
yang ia katakan di rumah benar, Joon Ha tak akan menyukai itu dan
seharusnya mereka membawa sesuatu yang lebih baik lagi.
Nenek kesal dan manabok Shin Ae.
Joon Ha memberi tahu kalau nasinya ada. Young Kyu langsung berdiri
keluar dari persembunyiannya dan menawarkan diri akan membuatkan nasi
yang enak. Joon Ha membolehkannya dan ia akan ke kamar untuk istirahat
sebentar.
Nenek
tak percaya ini seperti mimpi. Woo Ri membenarkan bukankah tinggal
bersama lebih baik. Young Kyu meminta keduanya diam, jangan berisik
karena Ma Roo sedang istirahat dan dia akan marah kalau berisik
sahutnya.
Di
dalam kamar Joon Ha mendengarkan obrolan meraka dan di dalam kamarnya
ia sudah menempelkan gambar buatan Young Kyu yang tempo hari ia sobek.
Joon Ha memandang gambar buatan Young Kyu dan tersenyum.
Shin Ae memberanikan diri masuk
ke kamar putranya, jelas Joon Ha tak suka melihat ibunya ini. Shin Ae
meminta tolong pada putranya untuk menyelamatkannya. Ia tahu putranya
sudah mengetahui masalah ini.
Shin
Ae : “Ketika Presdir Tae meninggal aku di sana untuk mengawasi Dong Joo
tapi Choi Jin Chul menuduhku terlibat dalam pembunuhan itu. Dia
menyuruhku memata-mataimu. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena aku
merasa keberadaanku akan membahayakanmu. Aku sudah menjadi ibu yang
sia-sia bagimu.”
Joon Ha menyarankan lebih baik
bersaksi pada rapat pemegang saham. Bukankah Shin Ae menyaksikan dengan
mata sendiri siapa yang membunuh Presdir Tae. Shin Ae cemas kalau itu
terungkap berarti Joon Ha akan menjalani hidup sebagai anak seorang
pembunuh.
Joon Ha : “Apa kau mau hidupmu dikontrol terus oleh Choi Jin Chul? Kau yang bertanggung jawab atas hidupmu sendiri.”
Kemudian
Joon Ha mengeraskan suaranya, “Apa kau tak malu dengan orang-orang yang
diluar sana (Nenek, Young Kyu dan Woo Ri)” Mendengar teriakan Joon Ha,
mereka bertiga masuk ke kamar.
Nenek memarahi Shin Ae, kenapa selalu
mencari masalah dan menarik putrinya keluar. Woo Ri melihat gambar
ayahnya terpasang di dinding kamar Joon Ha. Joon Ha meyakinkan kalau ia
tak marah dan meminta semuanya lebih baik pulang saja. Mereka mengerti
dan Young Kyu menyuruh semuanya keluar.
Untuk
melampiaskan kecemasannya Shin Ae minum alkohol dan di sampingnya Nenek
duduk tertidur. Mi Sook muncul dari dapur membawa makanan. Mi Sook
heran kenapa Shin Ae terus minum. Shin Ae malah bertanya memangnya Mi
Sook mengerti perasaannya, “Anakku sendiri ingin aku bersaksi.”
Mi Sook tak mengerti apa maksud
perkataan Shin Ae. Ia meminta Shin Ae jangan membuat nenek takut.
Mendengar suara Mi Sook yang agak keras Nenek langsung terbangun, ia
bingung dan melihat sekeliling.
Seung
Chul datang mencari Woo Ri. Nenek tampak bingung dan bertanya dimana
dirinya. Semua menatap heran. Seung Chul ingin memastikan apakah Nenek
pikun lagi atau tidak ia bertanya apa Nenek mengenalnya. Nenek tampak
bingung ia celingukan kesana kemari.
Woo Ri pulang, Seung Chul
langsung memberi tahu kalau penyakit pikun Nenek kumat lagi. Nenek
langsung menyahut kalau ia tak apa-apa, ia hanya sedikit nglindur. Nenek
meminta Mi Sook jangan takut. Seung Chul menyahut kalau yang takut itu
dirinya.
Seung Chul menarik Woo Ri ia
ingin bicara. Nenek heran dengan dirinya dan bergumam kenapa ia jadi
seperti ini lagi. Shin Ae memberikan segelas alkohol agar ibunya bisa
tidur nyenyak. Tapi Mi Sook melarangnya, ia mengajak Nenek tidur
bersamanya. Karena ia juga ngantuk (wah Na Mi Sook sudah menginap di rumah Young Kyu nih)
Shin Ae mendesah melihat sikap Mi Sook. Ia bergumam kalau orang melihat itu pasti mereka mengira Mi Sook itu anak ibunya.
Seung Chul dan Woo Ri duduk berdua di luar rumah. Seung Chul terus menatap tajam Woo Ri. Woo Ri heran dan bertanya kenapa.
Seung Chul : “Kau tak bertemu lagi dengan Cha Dong Joo kan?”
Woo Ri membenarkan dan kembali
bertanya kenapa. Seung merasa ini aneh Woo Ri yang tak bertemu dengan
Dong Joo tapi ia yang gugup. Woo Ri tertawa bukankah Seung Chul yang
menyarankan dirinya untuk tak bertemu Dong Joo.
Seung
Chul : “Normalnya dalam hubungan pria dan wanita seharusnya kau sudah
rindu setengah mati. Kalau jarang bertemu seperti sekarang ini. Kau
pasti merindukan dia kan?”
Woo
Ri mengiyakan dan bertanya kenapa Seung Chul sangat tahu tentang
perasaannya. Seung Chul berkata siapa lagi kalau bukan dirinya yang
mengerti perasaan Woo Ri. Seung Chul ingin tahu apa Woo Ri menyukai Dong
Joo karena kasihan. Ia kembali merasa aneh karena ia merasa kasihan
pada Dong Joo dan itu bukan hanya karena Dong Joo tak bisa mendengar.
Woo Ri mengambil kesimpulan dan
menebak Seung Chul menyukai Dong Joo. Seung Chul mengiyakan jadi mulai
sekarang ia akan baik-baik dengan Dong Joo karena Dong Joo lebih butuh
teman dari pada kekasih dan kebaikan Woo Ri pada Dong Joo lebih baik
disalurkan melalui dirinya saja. Saat ia mendengar Dong Joo dipecat ia
tak bisa tidur dan bertanya pada Woo Ri apa ia terlihat lebih kurus. Woo
Ri tertawa dan menjawab sepertinya begitu. Seung Chul mendesah ternyata
sulit mendapatkan Woo Ri.
Joon
Ha di ruangannya tengah memeriksa dokumen, Min Soo masuk dan
menyerahkan laporan akhir untuk contoh yang akan dikirim ke Prancis. Ia
meminta Joon Ha menyetujuinya. Joon Ha membacanya sekilas dan berkata
kalau ia mendengar Min Soo berpihak pada Dong Joo.
Joon Ha tak tahu bagaimana Dong
Joo nanti dan meminta pendapat Min Soo apa Ny Tae akan meninggalkan Min
Soo, “Karena dia membutuhkanmu seperti saat ini. Dia memanfaatkanmu.
Begitulah sifat Tae Yeon Suk.”
Min Soo sudah tahu itu dari Dong Joo dan ia pernah bilang pada Dong Joo kalau ia bersedia membantu. Joon Ha kaget mendengarnya.
Min
Soo : “Apa kau belum sadar juga? Aku menyukai Cha Dong Joo tapi dia
menolakku secara halus. Katanya dia tak mau membuatku seperti ibunya.
Katanya dia takut akan ibunya yang sudah membuatmu seperti ini. Kau akan
memecat Choi Jin Chul atau tidak. Dia menyuruhku melakukan apa yang kau
suruh, apapun itu.”
Joon Ha : “Siapa? Cha Dong Joo?”
Min Soo : “Benar. Katanya Dia itu semacam malaikat pelindung. Dia menyuruhku untuk berpihak padamu.”
Joon
Ha terdiam ia tampak melamun memikirkan sesuatu. Presdir Choi di
ruangannya. Ia juga tampak memikirkan sesuatu. Ia jelas tak mau
kehilangan posisinya. Ia mengingat ucapan Dong Joo yang memintanya
menyerahkan diri dan mengakui perbuatannya. Ia mengingat perbincangannya
dengan Joon Ha.
Presdir
Choi di apartemen bersama Joon Ha. Ia meminta Joon Ha lebih sabar lagi
dan kalau Joon Ha mau menunggu semuanya akan menjadi milik Joon Ha. Ia
sudah berbuat semampunya. Bukankah ketika Tae Yeon Suk menjebloskan Joon
Ha ke penjara Joon Ha datang padanya dan jangan pikir ini tak akan
terjadi lagi. Joon Ha berkata kalau ia tak mempan diancam.
Presdir Choi meminta Joon Ha
melakukan setengah saja apa yang sudah Dong Joo lakukan, “Walaupun dia
kehilangan pendengaran karena aku tapi katanya dia pernah menyukaiku
sebagai ayahnya. Seorang ayah akan memberikan apa saja untuk anak
seperti itu.”
Joon Ha : “Apa kau menyesal memberikan semua ini padaku?”
Presdir
Choi berkata mungkin besok ia akan menyesal karena Dong Joo akan
mengambil semua dari Joon Ha. ia mengingatkan kalau Woo Kyung itu milik
Dong Joo.
Joon Ha : “Kalau begitu Dong Joo harus lenyap, kan? Setelah itu baru Woo Kyung akan menjadi miliku. Kita lihat saja.”
Joon Ha masuk ke kamarnya dan Presdir Choi sudah merekam perbincangannya dengan Joon Ha.
Flash Back End
Presdir Choi mengingat perbincangannya dengan Joon Ha, ia tampak mengepalkan tangan dan mengambil keputusan.
Dong
Joo makan es krim dengan ibunya. Ia sudah melakukan hal yang besar dan
ini hadiah untuk ibunya. Apa ibunya tak ingat, ketika di Saipan Ny Tae
memberinya es krim setiap kali ia menamatkan membaca buku. Ny Tae ingin
tahu setelah itu apa. Dong Joo meminta ibunya makan es krim dulu baru ia
akan mengatakannya.
Ny Tae diam saja dan minta
disuapi. Dong Joo heran dan berkata kebiasan ibunya ini sangat aneh, ia
langsung menebak pasti Joon Ha sering melakukan ini pada ibunya
(menyuapai Ny Tae) kalau begitu tak usah makan es krim lagi.
Ny
Tae tersenyum kemudian bertanya ada apa dengan putranya karena Dong Joo
tak biasanya seperti ini. Dong Joo berkata kalau mulai sekarang ia akan
menjadi anak yang baik. Ny Tae kembali tersenyum kenapa Dong Joo
repot-repot melakukannya. Apa Dong Joo seperti ini karena surat
perjanjian pranikah itu. Ia sendiri sudah tak apa-apa.
Dong Joo merasa ia tak bisa
seperti itu. Memiliki suami seperti itu artinya ibunya tak pandai
menilai orang. Ibunya harus instropseksi dan mulai sekarang setiap
ibunya mau berkencan harus memberitahunya baru bisa kencan. Ny Tae
tertawa seusianya seperti sekarang ini siapa yang mau dengannya.
Dong Joo : “Kenapa tidak? Ibu
wanita tercantik yang pernah kutemui. Jangan potong rambutmu. Ibu ingat
bom rambut Ibu ketika pulang dari Amerika (rambut kriting) ibu memang
unik.”
Ny Tae tertawa dan bertanya apa Dong
Joo tak menyukai potongan rambutnya ketika itu. Dong Joo menjawab ia
sangat tak menyukai model rambut ibunya itu. Dulu rambut ibunya panjang
dan paling cantik. Kembalilah seperti dulu, ibu yang paling cantik
sedunia.
Dong Joo mendapat panggilan telapon dari kantor Energy Cell.
“Ini aku Jang Joon Ha. Siapa di sebelahmu?” (tulisan yang tertera di layar ponsel)
Dong Joo sadar sepertinya ada
yang ingin dikatakan Joon Ha dan tak ingin ada orang lain tahu. Ibunya
tanya dari siapa. Dong Joo mengatakan kalau itu telepon dari kantor.
Dong Joo bicara menjauh dari ibunya. Dong Joo berkata kalau tak ada
siapa-siapa di sebelahnya.
“Aku ingin bertemu denganmu di Pucheon. Ada yang ingin ku diskusikan denganmu” (kembali layar ponsel Dong Joo menampilkan tulisan)
Dong Joo merasa aneh, “Sekarang?”
“Sekarang datang sendiri jangan bilang orang lain.”
Dong Joo mengerti ia akan segera berangkat.
Seseorang menaruh gagang telepon
di kantor Energy Cell dan itu bukan Joon Ha tapi Presdir Choi. Jadi
yang menelpon itu Presdir Choi dan mengelabui Dong Joo (resiko orang tuli gini ya hiks hiks).
Joon
Ha masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Presdir Choi menutup
telepon. Joon Ha bertanya apa yang dilakukan Presdir Choi. Presdir
menjawab kalau ada yang ingin ia diskusikan dengan Joon Ha. Joon Ha
berkata kalau tentang rapat pemegang saham ia menolak menyampaikan
apa-apa dan menyuruh Presdir lebih baik kembali saja.
Presdir Choi : “Dong Joo tak akan datang besok.”
Joon
Ha kaget mendengarnya, ia tak mengerti kenapa Presdir Choi mengatakan
kalau Dong Joo tak akan menghadiri rapat pemegang saham padahal Dong Joo
yang merencanakannya.
Presdir Choi : “Mendengar kata-katamu rasanya aku belum pernah berbuat sesuatu sebagai ayah. Sekarang Woo Kyung milikku.”
Joon Ha : “Apa maksdumu? Kenapa Dong Joo tak bisa datang besok?”
Presdir Choi : “Sesuai keinginanmu, dia akan lenyap!”
Joon Ha : “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir
Choi menunjukan rekaman pembicaraan dirinya dengan Joon Ha. Dimana Joon
Ha mengatakan kalau ia menginginkan Dong Joo lenyap dan Woo Kyung
menjadi miliknya.
Presdir Choi : “Sekarang aku sudah menjalankan tugasku sebagai ayah kan? Memberikan yang diinginkan anakku.”
Joon Ha marah dan membentak, “Apa yang kau lakukan pada Dong Joo?”
Presdir Choi menjawab santai, “Kulakukan seperti yang kau harapkan.”
Joon
Ha kembali membantak dan bertanya dimana Dong Joo. Presdir Choi
mengatakan kalau Dong Joo ke pabrik di Pucheon untuk menemui Joon Ha.
Joon
Ha sangat marah mengetahui niat Presdir Choi akan melenyapkan Dong Joo.
Ia akan bergegas pergi menyusul Dong Joo tapi Presdir Choi menahannya,
“Seperti yang kau katakan kau tak akan memiliki Woo Kyung selama masih
ada Dong Joo dan aku bisa menutupi kasusku.”
Joon Ha mengancam ia tak akan
tinggal diam kalau terjadi sesuatu pada Dong Joo. Presdir Choi tak mau
tahu, itu terserah Joon Ha karena Joon Ha hanya pelengkap baginya. Joon
Ha langsung bergegas menuju Pucheon. Presdir menyusul berusaha
menghentikan Joon ha.
Joon Ha segera masuk ke mobil dan
menghubungi Dong Joo tapi ponsel Dong Joo sibuk. Ia langsung tancap gas.
Presdir Choi tak sempat mengejarnya.
Pantesan
ga bisa dihubungi ternyata Dong Joo tengah menelepon Woo Ri. Ia
mengajak Woo Ri bertemu dengannya besok. Woo Ri berkata kalau besok tak
bisa, “Kalau aku tidur bukankah hari ini adalah besok?” Dong Joo
tersenyum paham, “Kalau begitu kita bertemu setelah lewat satu malam.”
Selesai
menelepon Dong Joo langsung masuk ke mobil akan menuju Pucheon. Ia
meletakan ponselnya di jok samping. Joon Ha terus mencoba menghubungi
Dong Joo, tapi karena ponsel Dong Joo tak di kantong, Dong Joo tak tahu
kalau ada yang meneleponnya.
Joon
Ha menghubungi Woo Ri dan bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri heran kenapa
kakaknya tiba-tiba menanyakan itu. Dengan kepanikannya Joon Ha kembali
bertanya dimana Dong Joo. Woo Ri menjawab tak tahu tapi ia baru saja
bicara dengan Dong Joo di telepon. Woo Ri penasaran apa yang terjadi.
Joon Ha meminta Woo Ri segera ke
pabrik Pucheon. Young Kyu masuk ke kamar Woo Ri. Woo Ri tak paham
kenapa ia harus ke pabrik Pucheon. Mendengar nama pabrik Pucheon Young
Kyu tak mengizinkan Woo Ri kesana karena dulu pabrik itu terbakar katika
ibunya Woo Ri bekerja.
Joon Ha memberi tahu kalau Dong
Joo sekarang sedang menuju pabrik di Pucheon dan Woo Ri tak boleh
membiarkan Dong Joo masuk ke pabrik itu. Young Kyu merebut ponsel Woo Ri
dan melarang Joon Ha pergi ke pabrik Pucheon, Woo Ri juga tak boleh ke
sana.
Joon
Ha meminta ponselnya diberikan pada Woo Ri. Ia mengeraskan suaranya
kalau Dong Joo sekarang menuju pabrik dan dia dalam bahaya. Woo Ri
berusaha merebut ponsel dari tangan ayahnya tapi Young Kyu tak
memberikannya.
Young Kyu menjelaskan kalau dulu Mi Sook ke pabrik kemudian pabriknya kebakaran dan Mi Sook tak pulang.
Joon
Ha tak tahan lagi, ia sudah cemas, kalut, dan takut. “APPA (AYAH)” Joon
Ha berteriak memanggil Young Kyu ayah. Young Kyu kaget Joon Ha
memanggilnya ayah.
Joon
Ha : “Dengarkan kata-kataku, pergi ke pabrik sekarang dan bawa Cha Dong
Joo. Aku juga akan ke sana, sekarang tak ada waktu lagi. Ayah tolong
aku!”
Young Kyu mengerti ia yang akan
ke pabrik Pucheon dan melarang anak-anaknya ikut ke sana. Young Kyu
langsung bergegas Woo Ri ikut panik. Young Kyu menanangkan ia akan ke
pabrik dan segera kembali. Woo Ri langsung menyusul ayahnya.
Joon Ha masih berusaha menghubungi Dong Joo tapi tak dijawab-jawab, “Dong Joo kumohon!” Joon Ha mempercepat laju mobilnya.
Dong
Joo tak tahu kalau Joon Ha terus meneleponnya. Joon Ha sangat
mencemaskan Dong Joo. Dong Joo tersenyum menatap jalan malam yang
dilaluinya menuju pabrik Pucheon. Ia tak tahu kalau ada niat buruk Choi
Jin Chul terhadapnya.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment