Saturday, April 20, 2013

I Miss You Episode 3



Detektif Kim mengantarkan Jung Woo pulang dan cukup kaget melihat Jung Woo ternyata anak orang kaya. Ia, sebagai detektif, dapat mengenali karakter orang dan ia tahu dengan melihat Jung Woo, dan ia meminta Jung Woo tak merubah sifatnya hingga ia besar nanti. Sehingga Jung Woo dapat mewujudkan mimpinya yang tak pernah kesampaian.


Jung Woo bertanya, mimpi menjadi apa? Menjadi orang dewasa yang bertindak benar. Jung Woo terkejut melihat betapa sederhanyanya mimpi Detektif Kim. Tapi menurut Detektif Kim, itu hal yang paling sulit dilakukan. Dan ia meminta agar Jung Woo melindungi Soo Yeon mulai sekarang. Dan ia memberi hormat pada Jung Woo, dan Jung Woo pun membalasnya.
Aww.. so sweet.
Tae Joon datang dan melihat Detektif Kim dan mobilnya yang ada sirene polisi. Tae Joon cuek, dan malah masuk, tak menyambut tangan Detektif Kim yang sudah terulur.
Jung Woo tak enak hati, tapi Detektif Kim menyuruhnya untuk segera masuk. Walau setelah sendiri, ia bergumam kalau anaknya berkelakuan baik, tapi ayahnya tidak.
Insting detektifnya segera muncul saat melihat ada mobil yang mencurigakan yang ada di depan rumah Jung Woo. Ia memperhatikan ciri-ciri mobil itu dan segera mencatat nomor polisinya saat mobil itu buru-buru pergi.
Tae Joon menghardik Jung Woo yang sembarangan bergaul. Penjahat maupun Detektif adalah orang yang bergumul dengan lumpur. Jadi ia menyuruh Jung Woo untuk tak bersentuhan dengan orang-orang yang tak berguna. Atau ia akan mengirim Jung Woo kembali ke Amerika.
Jung Woo menghela nafas panjang mendengar ancaman ayahnya. Ia menengadah ke langit dan mengulurkan tangannya. Menunggu hujan turun.
Soo Yeon masih duduk di tangga, dan kaget. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Bwahaha.. LOL banget, ternyata telepon cordless yang segede-gede gaban. Hehe.. tau sih ini tahun 1998, tapi tetep saja kaget.
Ia terkejut mendengarkan  Jung Woo yang berkata, “Air mata itu turun kembali. Karena angin, aku mengeluarkan air mata.” Tapi mendengar suara Jung Woo yang tertawa, ia menganggap Jung Woo hanya bercanda.
Jung Woo mengaku senang berkunjung ke rumah Soo Yeon, bertemu dengan Detektif Kim dan ibunya. Tapi tidak dengan Eun Joo, karena yang selalu Eun Joo bicarakan hanya tentang ciuman.
Jung Woo langsung berhenti bicara dan teringat ciuman tak sengajanya di bis.Ia pun buru-buru mengalihkan pembicaraan dan meminta Soo Yeon untuk mempersiapkan hadiahnya, karena menurut ramalan cuaca, besok akan hujan.
Tapi yang Soo Yeon dengar, besok malah akan bersalju. Tentu saja itu tak boleh terjadi. Jung Woo bersikeras, kalau sebelum salju pertama turun, harus turun hujan dulu. Memang apa yang akan Jung Woo lakukan saat salju pertama turun? Jung Woo berkata kalau ia akan menemui Soo Yeon, kan Soo Yeon adalah satu-satunya teman Jung Woo.
Aih.. co cwit banget, remaja telpon-telponan.
Soo Yeon sepertinya tak ingin menutup telepon, tapi akhirnya ia menutupnya. Dan setelah itu ia menulis di dinding, “Aku rindu padamu”
Sebenarnya apa sih hadiah yang akan diberikan Soo Yeon? Ia menggambar karikatur dirinya dan Jung Woo yang berada di bawah payung yang sama, dan ehm.. first kiss?
Sementara itu Jung Woo bermain-main dengan Ah Reum sambil menantikan hujan turun. Dan terdengar suara hati Soo Yeon yang menulis di buku hariannya.
Datang.. tak datang.. datang.. tak datang.. Jung Woo menunggu hujan turun, aku menunggu salju pertama turun. Aku tak pernah menunggu sesuatu. Aku selalu berpikir melarikan diri. Tapi sekarang aku suka menunggu. Dan juga aku suka Jung Woo. Jung Woo-ya, apakah kau juga menyukaiku?
Dan ternyata hujan turun, Jung Woo buru-buru pergi. Soo Yeon pun buru-buru pergi setelah menunggu cukup lama menanti ibunya yang memakai payung kuningnya.
Ibu langsung menebak kalau Soo Yeon pasti akan menemui Jung Woo. Ia menyuruh Soo Yeon agar segera pulang karena malam ini ia akan membuat makanan enak dari uang gajinya dari Detektif Kim. Hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Di tengah jalan, Soo Yeon menyempatkan diri untuk memasang jepit jemuran ke rambutnya.
Jung Woo pun berlari, namun berhenti saat melihat lampu di tiang lampu mereka pecah. Ia memperhatikan lampu yang korsluiting, dan mendadak ada orang menyergapnya dari belakang dan membiusnya hingga pingsan.
Soo Yeon yang sudah sampai, melihat Jung Woo diseret masuk mobil. Ia berteriak-teriak pada pria penyergap itu,  namun mobil itu langsung kabur. Soo Yeon segera berlari mengejarnya.
Tiba-tiba mobil itu berhenti. Sesaat Soo Yeon terpaku ketakutan. Tapi kemudian ia berlari menghampiri mobil itu dan melihat Jung Woo pingsan di dalam mobil, ia langsung menggedor-gedor pintu itu agar mereka membebaskan Jung Woo.
Pintu mobil terbuka, dan payung kuning Soo Yeon terbang, kabur terkena tiupan angin.
Seperti yang diduga, komplotan penyergap itu adalah orang-orang bayaran Hye Mi yang menyuruh mereka untuk melakukan tugasnya dan tak boleh gagal. Hye Mi melihat Hyung Joon sudah mulai membaik, dengan kaki diperban dan ia minum obat. Sekarang adalah saatnya untuk menemui ibu Hyun Joon, Hyun Joo.
Hyun Joo yang disekap di rumah sakit, melihat mobil Hye Mi di seberang jalan. Hyung Joon yang tak sabar ingin menemui ibunya, langsung keluar dari mobil. Untung Hye Mi masih bisa menahannya, walau Hyun Joo meronta-ronta.
Hye Mi memberi isyarat pada Hyun Joo kalau perintahnya telah diselesaikan. Hyun Joo mengerti isyarat itu dan meminta anak buah Tae Joon kalau ia ingin bertemu dengannya. Mendengar kabar itu, Tae Joon tersenyum, mengira Hyun Joo sudah mau mengaku.
Eun Joo menemukan payung kuning milik Soo Yeon dan menelepon ayahnya, memberitahu kalau Soo Yeon pergi untuk menemui Jung Woo, tapi mereka berdua tak dapat dihubungi. Eun Joo merasa khawatir ada sesuatu, namun Detektif Kim menenangkan dan menyuruh Eun Joo  agar tak memberitahukan pada ibu Soo Yeon. Walau ia sendiri tampak khawatir.
Jung Woo tersadar kalau ia berada di sebuah gudang dan dengan tangannya yang terikat, ia mencoba mengeluarkan handphonenya dan men-speed dial angka 1, tapi tak berhasil. Ia akhirnya menyadari kalau ia tak sendiri saat mendengar erangan dari samping, dan betapa terkejutnya melihat Soo Yeon yang mulai bangun. Sambil berbisik, Jung Woo bertanya apa yang dilakukan Soo Yeon di situ? “Untuk menyelamatkanmu.”
Mereka beringsut saling mendekat, dan ketakutan saat terdengar pintu terbuka dan suara kursi ditarik. Terdengar pula siulan gembira. Tapi mereka tak menyadari kalau penculik itu bisa mengintip mereka, walau hanya kakinya saja. Uhh.. menakutkan.
Jung Woo menoleh dan memberikan senyumnya yang paling ceria dan mengajak Soo Yeon pulang. Soo Yeon pun mencoba tersenyum dan menjawab, “Ayo kita pulang.” Ada pecahan kaca di dekat mereka, dan Jung Woo mencoba meraih salah satu pecahan kaca itu
Tae Joon menemui Hyun Joo hanya untuk mendengar Hyun Joon mengembalikan kata-katanya, “Temuilah anakmu, kalau dia belum mati.”
Buru-buru Tae Joon menelepon Mi Ran yang tak menyadari kalau Jung Woo pergi dari rumah. Ia kembali menemui Hyun Joo dan dengan dingin ia berkata kalau Hyun Joo tak akan bisa mengancamnya walau dengan nyawa Jung Woo. Ia malah menyuruh anak buahnya menyeret Hyun Joo agar ia tak bisa melihat sinar matahari lagi.
Hyun Joo tak takut mati dan ia berteriak menyumpahi Tae Joon kalau Tae Joon tak akan pernah bia menemukan anak dan uangnya. Tapi Tae Joon langsung pergi dari rumah sakit itu.
Hye Mi menunggu di luar dan menelepon orang bayarannya. Mereka ingin segera menyerahkan Jung Woo dan temannya karena takut polisi mulai mencari mereka. Hye Mi tak peduli akan gadis itu dan berkata akan mengambil Jung Woo.
Hyung Joon melihat kalau lampu di kamar ibunya mati dan berteriak panik. Hye Mi yang akhirnya melihatnya, menyalakan mobil dan segera melarikan mobilnya, mengatakan kalau Hyung Joon harus melupakan ibunya.
Jung Woo mencoba memotong ikatan talinya dengan pecahan kaca itu, namun tiba-tiba penculik itu menghampiri mereka. Dari cara jalannya dan bagaimana ia mengusap hidungnya, terlihat kalau penculik itu sedang fly.
Ketakutan dan saling berpegangan tangan, Jung Woo memohon agar pria itu meminta uang tebusan pada ayahnya. Tapi pria itu malah menarik kaki Soo Yeon.
Jung Woo terbelalak, tak berani menduga akan apa yang terjadi. Ia berteriak agar mereka dilepaskan. Penculik itu menendang Jung Woo dan melakban mulutnya.
Soo Yeon berhasil melepaskan diri dan memukul penculik itu dengan kayu. Ia berkata kalau ia adalah anak pembunuh dan ia juga bisa membunuh pria itu. Tapi pria itu lebih kuat, dan Soo Yeon malah ditarik dan hanya teriakan Soo Yeon yang terdengar. Jung Woo menangis dan berusaha secepat mungkin untuk melepaskan tali itu.
Tak terlihat apa yang terjadi dengan Soo Yeon, tapi nampak jelas wajah Jung Woo yang penuh ketakutan, amarah, panik dan kesedihan saat mendengar suara pukulan dan Soo Yeon yang menjerit.
Pintu terbuka dan penculik lainnya masuk dan menghardik temannya yang melakukannya lagi. Jung Woo menyadari kalau akhirnya talinya terputus. Sementara Soo Yeon terbaring di tanah dengan baju berantakan dan muka penuh darah.
Jung Woo shock melihat kondisi Soo Yeon, namun dia akhirnya melihat pintu gudang terbuka.
Dan ia lari meninggalkan gudang.
What the ****?
Soo Yeon hanya bisa memanggilnya lirih tak tubuhnya tak bisa digerakkan maka ia hanya bisa memandang kepergiaan Jung Woo . Tapi tubuhnya tak bisa digerakkan.
Jung Woo lari keluar dan merasakan salju turun dan teringat janjinya pada SooYeon : Di hari salju turun, aku akan menemui Soo Yeon karena ia adalah satu-satunya temanku.
Para penculik itu akhirnya menyadari kalau Jung Woo  kabur dan mereka mengejarnya. Jung Woo berhasil lari hingga stasiun kereta dan bersembunyi di antara gerbong.
Tapi para penculik itu juga berhasil mengejarnya dan berjalan memeriksa satu persatu gerbong sambil mengatakan mereka bukanlah orang jahat, tapi jangan membuat mereka marah dan menyuruh Jung Woo segera keluar agar bisa menyelamatkan pacarnya.
Salju turun dan butirannya berhembus masuk dan menerpa wajah Soo Yeon yang menatap kosong.
Jung Woo ke kota yang sudah sepi dan melihat ada telepon umum. Ia segera menelepon ayahnya dan meminta agar menyelamatkannya dan Soo Yeon. Ayahnya segera menuju ke stasiun tempat Jung Woo berada. Jung Woo juga menelpon polisi, tapi tak sempat mengatakan lokasi tempatnya berada karena penculik itu menemukannya.
Detektif Kim pergi ke rumah Jung Woo, tapi orang rumah itu mengatakan Jung Woo sudah tidur. Ia mendapat telepon dari kantornya yang mengatakan kalau ada yang bernama Han Jung Woo meneleponnya.
Para penculik itu mulai memukuli Jung Woo, tapi Tae Joon dan gerombolan anak buahnya datang. Ia memohon pada ayahnya untuk menyelamatkan Soo Yeon, tapi ayahnya malah menamparnya dan menyuruh salah satu anak buahnya untuk membawa Jung Woo pulang.
Tiba-tiba ia melihat seseorang melintas di hadapannya dan ia langsung menghentikan mobilnya. Ternyata itu adalah Soo Yeon berhasil kabur, dan berkata lirih, “Tolong selamatkan aku…”
Hye Mi menyadari kalau inilah orang yang ikut ditangkap bersama Jung Woo. Maka ia memundurkan mobilnya hingga Soo Yeon terjatuh dan bersiap-siap..
Oh my.. apakah Hye Mi akan menabraknya?
Hyung Joon yang juga menyadari niat Hye Mi dan mengetahui kalau gadis itu adalah gadis yang menyelamatkannya, berteriak bertanya apa yang akan Hye Mi lakukan? Hye Mi mengatakan kalau gadis itu telah melihat wajah si pelaku dan mereka bisa ikut tertangkap. Maka ia menekan gas dalam-dalam.
Soo Yeon hanya bisa diam terpaku penuh ketakutan melihat mobil itu mengarah kembali padanya.
Detektif Kim mencoba melacak panggilan telepon itu, melihat ada kebakaran di atas bukit (anak buah Tae Joon mencoba melenyapkan bukti) saat ia berhenti di persimpangan rel kereta api. Karena melihat api itu, ia tak menyadari kalau banyak mobil lewat yang di dalamnya ada Tae Joon dan Jung Woo yang mengenalinya.
Ibu mulai cemas, dan Eun Joo menenangkannya dengan tidak mengatakan apapun.
Saat Detektif Kim tiba di gudang, semuanya sudah hangus terbakar. Tapi ia menemukan jepit jemuran, yang menurut teman-temannya itu adalah barang sepele, tapi ia tahu pasti jepit itu adalah milik Soo Yeon.
Maka ia menyelidiki sendiri dan menemukan jejak kaki. Dan insting detektifnya langsung merekonstruksi kejadian kemarin.
Jung Woo memohon agar ayah menemukan Soo Yeon, “Untuk menyelamatkanku, maka Soo Yeon.. “ Jung Woo tak dapat meneruskan kalimatnya. Dan ayah bertanya apa yang telah Jung Woo lakukan pada Soo Yeon yang ingin menyelamatkannya. “Kau meninggalkan orang yang menyelamatkanmu?”
Jung Woo tahu ia salah. Saat itu semuanya serba menakutkan sehingga ia tak berpikir jernih. Dengan dingin ayahnya mengatakan kalau sampai ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu, berarti Jung Woo yang membunuhnya.
Ih, kejam banget bicara seperti itu pada putra sendiri. Tae Joon meninggalkan Jung Woo yang tenggelam dalam penyesalan. Jung Woo menahan tangan ibu tirinya dan memintanya agar tak meninggalkannya. Tapi ibu tirinya juga menjawab dingin kalau ia sudah memperingatkan Jung Woo untuk tetap pulang ke Amerika. Ini akibatnya kalau Jung Woo tak menurutinya, “Jadi jangan sekali-kali bersikap sok di hadapanku lagi.”
Ugh… worst parent ever.
Detektif Kim menyusuri jalanan dan menemukan bercak darah dan sepatu milik Soo Yeon. Hingga ia sampai di pinggir jalan raya. Ia menemukan genangan darah yang sudah mengering dan hampir tertutup oleh salju.
Ia menangis pedih, menyadari apa yang mungkin terjadi.
Ia berteriak di depan rumah Jung Woo dan memanggilnya. Tapi yang keluar malah anak buah Tae Joon yang menyuruh Detektif Kim untuk datang lagi dengan membawa surat penggeledahan resmi jika Detektif Kim ingin masuk ke dalam rumah.
Dengan bantuan temannya, ia menemukan kalau ada mobil yang bernomor polisi sama dengan yang pernah ia lihat kemarin malam. Tapi temannya ogah-ogahan membantunya lagi, karena tahu Soo Yeon adalah anak pembunuh.
Belum selesai ia membujuk temannya, atasannya memarahinya karena mencoba masuk ke rumah Tae Joon, Presiden Direktur Perusahaan Samil. Apalagi atasannya tahu kalau ia juga sedang mencari-cari anak Lee Tae Soo, si pembunuh. Jika wartawan tahu kalau kasus Lee Tae Soo adalah salah tangkap, maka mereka semua akan tamat riwayatnya.
Atasannya langsung mengambil lencana polisinya dan menskors Detektif Kim, yang berarti Detektif Kim akan mendapat hukuman jika ia melakukan penyelidikan tak resmi.
Detektif Kim ditelepon Eun Joo, dan ia buru-buru pulang ke rumah. Ternyata ibu ingin pergi menemui keluarga yang dibunuh itu. Detektif Kim mencoba menenangkan ibu karena dua kasus ini tidak berkaitan. Tapi ibu menangis dan mengatakan kalau Detektif Kim sendiri juga mendengar ancaman ibu korban akan mencelakai Soo Yeon.
Ia memohon agar Detektif Kim menjelaskan pada keluarga korban kalau Detektif Kim salah tangkap orang dan ayah Soo Yeon tak bersalah. Detektif Kim berkata kalau kejadiannya tak seperti itu dan berjanji untuk membawa Soo Yeon kembali.
Tapi terlambat bagi Eun Joo. Ia shock mendengar ucapan ibu. Berarti ayahnya berbohong. Katanya ibu Soo Yeon adalah istri polisi rekan sekantor ayahnya, tapi ternyata ayah membohonginya. Eun Joo berkata kalau ayahnya lebih memilih mati daripada berbohong, “Apakah Soo Yeon tahu ayahnya bukan seorang pembunuh?”
Eun Joo menangis melihat kenyataan yang sebenarnya. Ayahnya yang selalu menyuruhnya untuk tidak berbohong, tapi ternyata malah berbohong. Jika ayahnya berbohong padanya, pada siapa lagi ia harus percaya?
Jung Woo tidur memanggil-manggil Soo Yeon dan memimpikan kejadian di gudang itu.
Betapa ia meninggalkan Soo Yeon dan saat ia kembali ke gudang, ternyata Soo Yeon sudah hilang. Dan Jung Woo terbangun.
Ia langsung keluar kamar menuruni tangga, mencari-cari Soo Yeon. Mi Ran, ibu tirinya, yang sedang bersama Ah Reum terkejut, mencoba menahan Jung Woo agar jangan memasuki ruang kerja ayahnya. Tapi terlambat. 
Jung Woo tetap memanggil-manggil Soo Yeon dan menyerbu masuk ke kamar ayahnya,  bertanya tentang keberadaan Soo Yeon. Saking histerisnya, ayah terdorong hingga ke meja dan berteriak, “Mana Soo Yeon, Yah? Ayah berjanji untuk menyelamatkan Soo Yeon, dimana dia?”

source : http://www.kutudrama.com/2012/11/i-miss-you-episode-3.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com

No comments:

Post a Comment