Protect The Boss Episode 12
"Aku
sudah mengatakan bahwa aku ingin mengubah dunia ini. Tapi jika kita
terus menggunakan jalan ini, aku akan malu. Nenek sudah mengatakan bahwa
penerus ditentukan dari kemampuannya. Aku ingin menunjukkan kemampuanku
yang sebenarnya".
Muwon mengantar Eunsul pulang dan sempat memeluknya, tanpa menyadari Jihun melihat semua itu.
Setelah
Muwon pulang, Eunsul yang terlihat lega karena menyelesaikan satu
persatu masalahnya berniat masuk. Ia kaget melihat ada Jihun yang sedang
menunggunya.
“Kau menyelesaikan masalah dengan dia?”. Pertanyaan
Jihun ini dijawab dengan anggukan oleh Eunsul. Terlihat sekali Jihun
cemburu, terutama melihat adegan pelukan di depan matanya, tapi ia
berusaha menahannya.
Eunsul tersenyum, karena Jihun kini sudah jauh lebih arif mengontrol emosinya.
Ternyata
Muwon tak langsung pulang, ia masih berada di sekitar rumah Eunsul dan
merenung. Lamunannya teralihkan oleh suara Na Yun yang baru turun dari
taxi.
Na Yun tipadiklek (eh, entah bahasa indonesianya apaan,
kalo pake hak tinggi dan tiba-tiba sepatu jatuh miring), ia yang
kesakitan berjingkat menyender pada mobil yang tak ia sadari milik
Muwon. Sebuah suara yang bertanya apa ia baik-baik saja sukses membuat
Na Yun mengkeret ketakutan dan menyembunyikan wajahnya. Muwon tersenyum
melihatnya.
Melihat
Na Yun masih bisa menggerutu padanya, Muwon menganggap Na Yun baik-baik
saja, ia pun menutup jendelanya dan berniat pergi. Na Yun buru-buru
menahan jendela mobil Muwon, dan masuk.
“Aku lelah. Keluar..”pinta Muwon
Bukannya
keluar, Na Yun malah curhat soal dirinya yang tidak diajak minum ronde
ke 3 oleh para bawahannya setelah makan malam bersama. Para karyawan itu
sengaja memanggilkan taksi dan menganggap Na Yun sudah mabuk hingga tak
boleh ikut lagi. Padahal Na Yun mengaku tak mabuk sama sekali, untuk
itu ia mengajak Muwon minum bersamanya.
“Aku bilang aku lelah”tolak Muwon dengan tampang kusut
“Mengapa? Apakah sesuatu yang buruk terjadi? Wajahmu tampak lelah…”
“Apa kau tidak dengar?! aku bilang keluar!”teriak Muwon hilang kesabaran.
Na Yun terperangah.
Eunsul
heran ada apa Jihun malam-malam menemuinya, Jihun menjawab ia punya
sesuatu yang harus di urus. Sebelum menjawab, Jihun kembali mengingatkan
Eunsul yang lupa mengangkat telpon darinya segera sebelum dering kedua
berbunyi. Ia juga menanyakan soal Muwon. Apa Muwon pernah bilang kalau
dia tak suka melihat Eunsul di kantor yang sama? Mendapatkan jawaban
tidak, membuat Jihun yakin dengan keputusannya;
Pertama, Eunsul harus
membatalkan permintaan transfer, kalau tidak, Jihun takkan segan
menunjukkan hal terburuk yang dapat dilakukan seorang bos kepada
karyawannya, mengirim Eunsul ke cabang di negara dunia ketiga.
Dua, Jihun merasa lapar dan ia minta makanan. Wkwkwk, gak jelas itu keputusan no.2.
Jihun
beralasan telah melewatkan makan malam dan menunggu Eunsul dengan
cemas, ditambah lagi ia juga sudah menghabiskan banyak energi untuk
menenangkan dirinya sendiri karena melihat Eunsul dan Muwon bersama.
Dengan 3 alasan itu Jihun butuh makanan.
Eunsul
memang memberi apa yang Jihun minta, tapi Jihun tak mau memakannya.
Nasi beserta sayur mayur dan lauk pauk yang di aduk menjadi satu
(bibimbap) terlihat berantakan dan menghilangkan selera makan Jihun.
Myungran kesal, karena ucapan Jihun sama persis dengan ucapan Na Yun.
Myungran pun meladeninya dengan cara yang sama meladeni Na Yun:
Menyodorkan sesendok besar bibimbap ke mulutnya Jihun, haha.
Jihun
awalnya menolak, tapi ancaman kepalan tinjunya Myungran membuatnya tak
punya pilihan. Jihun pun membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan
makanan sebanyak ia bisa.
Setelah
kaget dengan bentakannya Muwon, Na Yun pamit pergi. Muwon minta maaf.
Na Yun menjawab tak perlu, itu salahnya juga yang tak sensitif.
Muwon
tak menyalahkan Na Yun, ia mengaku sedang marah pada dirinya sendiri
yang tak bisa bohong sekaligus tak bisa jujur. Yang mencoba ini dan itu,
tapi akhirnya terjebak entah di mana. Yang bingung antara menyuruh
Eunsul pergi dan marah, atau menempel padanya dan memintanya untuk
tinggal.
Na Yun berempati, ia ingin menghibur Muwon tapi tak tahu
bagaimana caranya. Seperti yang Eunsul, ah bukan Myungran ajarkan,
minum, menyanyi dan menari. Haha, Na Yun sentimen ama Eunsul.
Merekapun
berkaraoke, kasihan Muwon yang pasti sakit kupingnya dengerin falsnya
suara Na Yun. Sesekali di antara nyanyiannya Na Yun mengingatkan Muwon
jangan minum, haha Muwon berdalih ia sudah lebih jago minum.
Gantian
kini giliran Muwon yang nyanyi, penghayatan dan suara bagus membuat Na
Yun kagum. Muwon menghayati nyanyiannya sambil mengingat kebersamaannya
bersama Eunsul…
Kini
kita ke dua pemeran utama kita. Eunsul ingin tahu soal ketertarikan
Jihun pada managemen perusahaan (menjadi presdir nanti menggantikan
ayahnya). Jihun mengaku ia memang awalnya tertarik mendapatkan posisi
itu, tapi hanya sementara karena ia cepat bosan. Ia lebih suka damai
daripada bertengkar. Karena untuk mendapatkan posisi itu besar
kemungkinan untuk gontok-gontokkan.
Kalau memang Jihun tak mau posisi presdir, Eunsul bertanya apa yang Jihun ingin lakukan.
“Seperti ini?” Jihun mengusap kepala Ensul dan ditepis oleh Eunsul.
“Apa yang kau lakukan?”
“Lalu ini…”, Jihun hendak memeluk Eunsul, tapi didorong Eunsul.
Eunsul
minta Jihun menjawabnya dengan serius. Dan jawaban Jihun adalah ia tak
keberatan masuk ke ‘dunia’nya No Eunsul. Eunsul melarangnya, bagaimana
nanti Jihun makan dan menjalani hidupnya.
“Lalu apa yang kau sukai, No Eunsul?”, Jihun juga ingin tahu pemikirannya Eunsul.
“Aku belum memikirkan tentang hal itu”
“Pikirkanlah… Mungkin aku akan 100% mengikuti apapun yang kau pikirkan”, Jihun tersenyum dan bersiap mencium Eunsul.
Tapi
kedatangan Myungran merusaknya, haha. Myungran menutupi matanya dan
memarahi mereka semestinya pakai peluit jadi sebelum ngapa-ngapain harus
meniup peluitnya sebagai tanda.
Eunsul mengantar Jihun ke depan pintu. Ponsel Jihun berbunyi, telpon dari Na Yun.
Bergegas
Jihun dan Eunsul ke tempat yang disebut Na Yun, tampak Muwon tepar
karena mabuk sementara Na Yun terus bernyanyi dengan suara yang jauh
dari kata enak. Jihun memanggil Na Yun yang menghayati nyanyiannya, ia
menanyakan berapa banyak yang diminum Muwon. Jihun memarahi Na Yun yang
membiarkan Muwon minum 1,5 kaleng bir. Na Yun balik menyalahkan Eunsul
sebagai biang penyebabnya.
Jihun
mengantar Muwon pulang, sesekali kepala Muwon terjatuh ke pundaknya
Jihun. Jihun dengan ujung jarinya menjauhkan kepala Muwon, saat jatuh
lagi ke bahunya ia memakai bahunya itu untuk membuat Muwon duduk tegak,
tapi akhirnya Jihun nyerah juga. Ia meletakkan kepalanya di atas kepala
Muwon. Jihun lalu mengucapkan, “maafkan aku” (mereka berdua sudah
seperti sepupu yang akrab, pandangan Jihun ke Muwon juga sudah berubah
jadi tatapan sayang seorang kakak sama adiknya ^__^ so sweet)
Jihun
meletakkan Muwon di kasurnya. Seperti biasa, Ny. Shin heboh kalau lihat
anak semata wayangnya mabuk. Muwon tak kuat minum alkohol seperti orang
lain. Sementara Ny. Shin panik dengan keadaan Muwon, Jihun terus
terpaku memandangi Muwon. (kalo kayak gini Jihun kelihatan dewasa wkwk).
Ny. Shin yang sadar Jihun masih berdiri di situ langsung menyuruh Jihun
pergi.
Presdir
yang bangga dengan presentasinya Jihun mengulang-ulang ceritanya. Ia
yakin Jihun telah sembuh. Presdir menyesali dirinya yang sering memukul
Jihun padahal ia tak tahu penyebab Jihun selalu kabur dari presentasi.
Nenek menyuapi presdir buah, saat ini Presdir tak perlu melakukannya
(memukul Jihun) lagi. Presdir juga ingin cerita tentang ekspresi adik
iparnya (Ny. Shin) saat presentasi Jihun, nenek kesal dan bilang terus
saja cerita sampai 100 kali. Presdir tertawa dan bilang ibunya
berlebihan ia bahkan belum cerita sampai 99 kali. Presdir cerita kalau
Ny. Shin terus saja membicarakan kesejahteraan karyawan, beasiswa dan
tunjangan lainnya, ia khawatir jika Ny. Shin terus-terusan menyuarakan
itu nantinya saat perusahaan di ambil alih Jihun, Jihun akan memberikan
semuanya. Nenek bertanya apa yang salah dengan itu? Presdir bilang
tidakkah ibunya ingat kejadian di masa lalu, ibunya sendiri yang bilang
mereka harus berhemat. Nenek menasehati kalau hidup hemat bukan berarti
pelit. Presdir bilang ia tidak berpikir seperti itu. Nenek menasehati,
“Berbagi bukanlah tugas yang rumit. Tapi kita harus terlebih dahulu
menentukan apa yang orang lain butuhkan, apa yang orang lain inginkan.
Mengisi di sana sini. Dengan begitu, tidak peduli bagaimanapun caranya,
mereka pasti akan membalas budi”. (ini presdir ngeyel banget, ibunya
nasehati panjang lebar eh dia masang muka ngeyel wkwk^^)
Nenek
kesal dan bilang kalau memang orangtua mendengar perkataan anak-anak
mereka tapi anak-anak tidak mau mendengar perkataan orangtuanya. Presdir
tertawa dan bilang, “Kenapa kau berbicara seperti itu, Ibu? Tidak ada
putra seperti aku di dunia ini. Ibu, di mana kau menemukan anak seperti
aku? Di mana? Di mana?”, presdir narsis sambil mengulurkan tangannya.
Nenek pusing, “aigoo…” (wkwk.. kelakuan presdir sama aja ama Jihun,
kekanakan-kanakan wkkw^^). Lalu Presdir menyuapi ibunya buah anggur tapi
ibunya menolak sambil marah-marah kalau makanan itu membuat giginya
sakit. Nenek lalu bangkit dan meninggalkan Presdir sendirian. Presdir
memakan buah anggurnya sambil teringat saat Jihun sukses presentasi.
Ckck… Presdir sangat menghayati makannya sampai tidak sadar kalau Jihun
sudah ada di depannya.
Jihun
tanya apa yang dilakukan Presdir. Presdir yang terkejut langsung
menundukkan kepalanya mengunyah buah yang belum habis padahal ia mau
menyembunyikan wajah bahagianya itu. Jihun iseng dan bertanya, “apa ayah
nonton drama lagi?”. Presdir hanya menjawab singkat, “ya”. Jihun tidak
ambil pusing dan berniat masuk ke rumah. Presdir mengikuti di belakang
dan hendak merangkul Jihun. Jihun merasa ada bahaya langsung merunduk
karena takut dipukul ayahnya lagi. Presdir hanya menepuk bahunya dan
menyuruh Jihun menegakkan bahunya dan berjalan mendahului Jihun sambil
senyum. Jihun hanya geleng-geleng tak mengerti melihat kelakuan Presdir
dan bingung kenapa ayahnya melakukannya lagi.(mau mukul-red)
Di
rumah Eunsul. Na Yun masih kesal pada Eunsul dan sengaja menabrak bahu
Eunsul saat berpapasan ke dalam rumah. Eunsul hanya diam saja. Na Yun
bertanya kepada Myungran kenapa riasannya habis. Myungran jawab kalau Na
Yun sendiri yang bilang ia boleh memakainya.
Myungran tiduran di
atas tempat tidur bersama Na Yun yang duduk memegang boneka sambil
melihat Eunsul yang duduk di bawah mengerjakan sesuatu di laptopnya. Na
Yun turun menghampiri Eunsul dan bertanya kalau Eunsul pernah bilang
kalau Na Yun marah atau cemburu, ia boleh memukul Eunsul. Na Yun lalu
memukul Eunsul dengan boneka yang dipegangnya. Eunsul hanya diam saja
tapi Myungran yang kesal langsung menarik Na Yun dan membawanya keluar
rumah.
Na
Yun menggedor-gedor pintu dan menangis memanggil Myungran, ia berjanji
tidak akan melakukan hal itu lagi. Na Yun menangis, “Kau menendang aku
keluar tanpa dompetku. Kau mengharapkan aku melakukan apa? Bahkan tidak
ada CCTV di lingkungan ini. Bukankah itu sangat berbahaya?”
Na Yun
lalu terduduk di tangga sambil menangis. Na Yun langsung mendekat ke
pintu saat mendengar pintu di buka. Myungran muncul dari balik pintu dan
berkata “Coba lakukan itu satu kali lagi”. Na Yun berjanji ia tidak
akan melakukan itu lagi. Myungran menyuruh Na Yun masuk.
Myungran yang tidur di atas tempat tidur sudah nyenyak, sementara Na Yun dan Eunsul yang tidur di bawah masih belum bisa tidur.
Jihun tiduran sambil memandang langit kamarnya, lalu ia terbangun dan memikirkan sesuatu.
Muwon tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan terlihat memikirkan sesuatu. (jangan-jangan ke 4 orang itu gak ada yang tidur ckck…)
Ensul
tertidur di mobil. Sopir pribadi Jihun membangunkannya dan bilang sudah
sampai. Eunsul langsung bangun dan membangunkan Jihun yang juga
tertidur di jok belakang. Keduanya keluar dari mobil dalam keadaan
ngantuk. Jihun menguap beberapa kali. Jihun nanya apa Eunsul tidak tidur
semalam? Eunsul bilang ia hanya tidur 2 jam di pagi hari. Lalu keduanya
masuk ke dalam kantor.
Di
dalam lift ada sekretaris Jang, Presdir, Eunsul dan Jihun. Presdir
melihat Jihun yang tampak kurang tidur dan Eunsul yang berantakan
penampilannya. Sebelum ditegur Eunsul langsung merapikan pakaiannya dan
bilang ia buru-buru tadi pagi. Lalu Presdir meminta Eunsul menemui
Presdir di kantornya.
Jihun: “Kenapa? No Eunsul dan aku harus pergi ke kedai kopi nanti”
“Masih ada beberapa urusan yang tertinggal. Ayah, apa yang kau inginkan dengan Sekretaris No?”
“Kau tidak perlu tahu”
“Tidak Aku perlu tahu. Atau aku akan mengikuti”
“Apa
kau akan mati jika kau tidak mengalah padaku kali ini?”, presdir hendak
memukul Jihun. Jihun sudah memasang ancang-ancang. Melihat itu
sekretaris Jang langsung berjongkok dan Eunsul bersiap-siap naik ke atas
punggungnya untuk menutupi CCTV. Melihat itu Presdir langsung bilang
kalau itu tak perlu karena ia tak akan lagi memukul Jihun dan meminta
semuanya untuk berdiri.
Jihun tak percaya, “sungguh ayah?”
Presdir
menjawab,“sungguh anak nakal”. Tapi tampang Jihun yang meremehkan tak
percaya membuat Presdir kesal dan berteriak kalau yang ia bilang
sungguhan.
Jihun
ke coffe shop bersama Myungran dan menemui pelayan yang jadi temannya.
Ia memberitahukan adanya beasiswa dari DN Grup. Semua pekerja paruh
waktu boleh mendaftar. Pelayan itu antusias dan ingin mendaftar tapi
Jihun tidak bisa mendaftar.
Pelayan : “Itu berarti aku bisa mendaftar juga?
Jihun : “Tidak”.
“Kenapa?
. Kau tidak memenuhi syarat. Kenapa? Apa karena aku memperlakukanmu
dengan keras sebelumnya, itu sebabnya kau membalas dendam padaku
sekarang?” “Wow, kau benar-benar jahat”.
“Wow, kau benar-benar tidak mengerti orang. Apa kau pikir aku akan melakukan itu?”
“Kau memang terlihat seperti orang yang akan melakukan itu”.
“Kau sudah dipilih, sebagai penerima beasiswa grup DN”.
Myungran
kesal kenapa Jihun tidak bilang dari awal saja , kenapa mempermainkan
orang. Jihun hanya tersenyum dan bilang inilah yang disebut latar
belakang hubungan yang disukai orang Korea, walau terkesan tidak adil
tapi Jihun menggunakan kekuasaannya. (ckck… Jihun KKN)
Pelayan
itu langsung memeluk Jihun senang dan memanggilnya ahjussi (wkwk… tua
amat yah Jihun dipanggil paman). Jihun meminta melepaskan pelukan dan
jangan memanggilnya ahjussi . pelayan itu langsung melepas pelukannya
dan memanggil Direktur. Jihun lalu memperkenalkan Myungran sebagai
pekerja paruh waktu yang akan menggantikan Jihun. Jihun bilang Myungran
masih pemula jadi silakan didik dia dengan keras. Myungran kesal dan
bilang kalau ia bukan pemula tapi sudah berpengalaman.
Jihun juga
bilang kalau Myungran punya sikap yang buruk jadi ajari dia seperti
biasanya dan rubah dia. Myungran ingin marah tapi Jihun langsung menarik
Myungran dan menyuruhnya tersenyum dan pergi meninggalkan keduanya yang
tersenyum canggung.
Myungran
kerja dengan keras, ia mengelap kaca dengan telaten. Pelayan tadi
mendekati Myungran dan tanya apa identitas Myunran sebenarnya. Ia bilang
Presdir Cha tidak punya anak perempuan, jadi mungkinkah Myungran anak
diluar pernikahannya. Terang aja Myungran kaget dan membantahnya, tapi
itu pelayan juga bilang kalau Myungran pasti membantahnya karena kalau
membeberkannya mana mungkin sekarang ia menyamar. (ckck… itu salah paham
nyangka Myungran lagi nyamar kayak Jihun wkwk^^) ternyata ada yang
mendengar pembicaraan itu dan menyangka hal yang sama. Selama kerja
Myungran merasa semua karyawan memperhatikannya terus.
Eunsul
pergi dengan Presdir Cha. Selama perjalanan, Eunsul bingung dan
bertanya ke Presdir mereka mau kemana. Presdir hanya tersenyum dan jawab
kalau Eunsul akan tahu jika mereka sudah sampai di sana. Ternyata
Presdir mengajak Eunsul ke Mall. Presdir menyuruh Eunsul mencoba gaun
yang ada di toko baju. Eunsul keluar dari kamar ganti dan memperlihat
gaun yang dipakainya. Presdir yang duduk di kursi melihatnya dan memberi
isyarat ke Eunsul untuk masuk lagi dan mencoba gaun yang lain.(klo yang
nganter Ji Hun pasti keliatan romantis wkwk^__^)
Melihat tumpukan
belanjaan yang banyak, Eunsul tidak enak dan bilang ke Presdir kalau ini
terlalu mahal. Presdir bilang ia sanggup membayarnya. Ternyata Ny Seo
melihat kejadian itu dan terkejut.
Ny
Seo lalu melaporkannya ke Ny. Shin. Ny. Shin juga kaget mendengarnya
dan bertanya apa benar Presdir melakukan itu. Ny. Seo meyakinkan. Ny.
Shin geram lalu meminum kopinya dengan kesal. Ny. Seo lalu bertanya ke
Ny. Shin kenapa ia sangat marah melihat hal itu? Ny. Shin menjawab
mungkin karena cemburu karena Ny. Seo dulu menyukai Presdir saat masih
muda. Ny. Seo mengelak dan bilang kalau hati dan pikirannya hanya untuk
Presdir Seo suaminya. Ny. Seo terus saja mengoceh kalau Eunsul bukan
gadis biasa, dia bisa membuat Presdir menerimanya. Eunsul juga membuat
Na Yun kabur dari rumah. Gara-gara Eunsul Na Yun bahkan tidak
dipedulikan Cha Mu Won dan Jihun. Lalu ponsel Ny. Shin berdering.
Manajer
Park masuk ke mobil dengan mengendap-ngendap. Di dalamnya Ny. Shin
sudah menunggu. Manajer Park mengeluarkan amplop dari tasnya dan
menyerahkannya kepada Ny. Shin. Manajer Park bilang dalam amplop itu ada
semua info terbaru Presdir. Manajer Park juga bilang bukan ia sendiri
yang mencari tahu tapi sekretaris Presdir yang menemukannya, walau ia
tidak yakin tapi merasa itu cukup akurat. Ny. Shin senang mendengarnya
dan bilang manajer Park sudah bekerja keras. Tapi begitu menoleh, Ny
Shin terkejut karena tampang Manajer Park sangat buruk. Ny. Shin
bertanya, manajer Park bilang karena setiap malam ia tidak bisa tidur
nyenyak karena takut Presdir tahu dan memberinya hukuman. Ny. Shin
menyuruh manajer Park untuk lebih berhati-hati.
Manajer Park bilang
jika ia ketahuan Presdir, Ny. Shin harus menolongnya. Ny Shin ingin
memberi alasan tapi Manajer Park langsung memotong dan menegaskan Ny.
Shin harus menolongnya karena ia termasuk orang yang tidak mau jatuh
sendirian. Bahkan waktu sekolah ia mendapat julukan monster air.(menarik
orang lain saat jatuh ke air). Ny. Shin hanya bisa mengiyakan.
Nenek
menandatangani surat investasi yang diberikan Muwon. Setelah tanda
tangan nenek bertanya apa setelah ini ia termasuk pemegang saham
perusahaan Muwon. Muwon tersenyum dan berterima kasih kepada nenek.
Nenek bilang ini hanya investasi kecil jadi Muwon jangan berterima
kasih. Dengan investasi ini malah nenek akan menghasilkan uang sambil
duduk santai. Muwon berjanji saat nenek sedang berbaring santai ia akan
menghasilkan uang buat nenek. Lalu nenek beranjak pergi. Muwon mengantar
nenek sampai ke pintu. Nenek lalu mengajak Muwon pergi berdua, tapi
Muwon bilang ia sibuk. Nenek memakluminya lalu kembali menoleh dan
memberi nasihat kepada Muwon. Nenek bilang apa Muwon mau bekerja sampai
mati? Hanya karena Muwon bilang ia sibuk setiap hari, nenek bahkan tidak
bisa mengajaknya pergi makan malam. Nenek meminta Muwon menyediakan
waktu buatnya meski Muwon sibuk. Muwon mengangguk setuju.
Nenek
dan Muwon akhirnya berjalan-jalan di sekitar taman. Nenek senang dan
bilang kalau anginnya sudah masuk musim gugur. Muwon bilang sepertinya
begitu. Lalu saat ada pengendara sepeda Muwon jadi teringat saat ia dan
Eunsul bersepeda bersama. Melihat Muwon melamun membuat nenek bertanya,
“ada apa? Apa kau ingin bersepeda”. Muwon tersenyum dan menggelengkan
kepalanya, “tidak”.
Eh malah nenek dan Muwon bersepeda. Muwon
tersenyum gembira membonceng nenek. sementara nenek ketakutan di
belakang. Muwon Tanya, “apa nenek baik-baik saja?”. Nenek pura-pura
menjawab, “tentu saja. Aku baik-baik saja. Anginnya dingin dan
menyejukkan”. Muwon tertawa riang dan bilang, “kalau begitu aku akan
mengayuh lebih cepat lagi”. (wkwk… cucu durhaka…. Timpukin jeje…)
Nenek
melepas nafas lega. Ia mengusap keringatnya. Muwon duduk di sampingnya.
Muwon menerawang dan bilang kalau ia sudah mengatakan ke Eunsul kalau
ia akan merubah dunianya. Muwon menambahkan, “aku tidak bermaksud akan
merubah Eunsul hanya jika ia datang kepadaku. Bahkan jika ia pergi ke
orang lain, aku ingin dia bahagia”. Nenek menatap Muwon iba, “nenekmu
ini tidak tahu bagaimana cara untuk menghiburmu. Tapi kau jangan sampai
melupakan hati yang seperti itu”. Muwon tersenyum miris, “aku tidak
perlu dihibur. Bahkan dia belum menutuskan pilihan”.
Lalu muwon
tersenyum gembira, ia membulatkan matanya, “nah karena kita sudah di
sini ayo kita lakukan 1 putaran lagi”. Muwon lalu beranjak mengambil
sepedanya sementara nenek menyiapkan mentalnya.(wkwkwk…. Kasian nenek…)
Eunsul
dan Presdir keluar dari toko diiringi ucapan terima kasih pelayan toko.
Eunsul berterima kasih kepada Presdir atas semuanya. Ia tidak
membayangkan akan nonton dan berbelanja di mall. Eunsul malah bilang
kalau Presdir punya uang harusnya mereka pergi ke toko biasa dan membeli
lebih banyak dibanding belanja di mall. Predir bilang jangan khawatir
dan menyuruh Eunsul sering-sering melakukan hal itu saat masih muda
karena kalau dilakukan saat tua seperti dirinya terlihat memalukan.
Presdir juga bilang kalau waktu muda ia dibilang mirip Richard Gere.
Eunsul tersenyum dan bilang kalau presdir sekarang masih terlihat mirip.
Presdir senang mendengarnya,“benarkah?”. Eunsul mengangguk,“iya,
Chacard Gere”.(wkwk…).
Presdir
lalu menyuruh Eunsul agar tampil lebih gaya lagi. Presdir juga bilang
Eunsul jangan lagi memakai pakaian lusuh agar dibelikan baju lagi karena
ini tidak akan terjadi dua kali. Eunsul mengangguk.
Presdir lalu
tanya apa Eunsul sudah meyakinkan Jihun tentang hak manajemen
perusahaan. Eunsul menggeleng. Presdir berusaha untuk meyakinkan Eunsul
agar meyakinkan Jihun. Eunsul bertanya kenapa Presdir ingin sekali Jihun
jadi penerusnya karena Jihun kelihatan tidak tertarik. Presdir marah
apa Eunsul mau mengguruinya dan mengomelinya? Eunsul meminta maaf.
Presdir lalu menyuruh Eunsul menggunakan pesona dan kecantikannya untuk
membujuk Jihun atau malah memohon padanya presdir lalu melihat Eunsul
dan bilang mungkin tidak akan berhasil hal tersebut. Eunsul bingung dan
melihat dirinya.(wkwk… duh Eunsul dibilang gak mempesona, tapi emang iya
sih wkwk *plakkk)
Lalu
Presdir berubah ceria dan meyakinkan kalau Eunsul punya kekuatan untuk
melakukannya. Presdir juga bilang kalau Eunsul harus segera pindah dari
posisinya yang sekarang agar tidak terjadi skandal dengan Jihun. Eunsul
mengiyakan, ia akan segera pindah dari pekerjaannya setelah meyakinkan
Jihun. Eunsul bilang pekerjaannya yang sekarang tidak terlalu sulit,
walau awal Jihun bersikap keras padanya dan mencari-cari kesalahan.
Presdir tersinggung karena Eunsul membicarakan kejelekan Jihun dulu dan
menyuruh Eunsul menjaga bicaranya. Eunsul meminta maaf lalu sopir
Presdir datang dan membantu membawakan belanjaan Eunsul. Presdir lalu
bilang kalau belanjaan itu akan dikirim ke rumah Eunsul dan menyuruh
Eunsul ke kantor naik taksi. Eunsul tanya apa Presdir tidak kembali ke
kantor. Presdir bilang ia sibuk, jadwalnya padat. Presdir lalu melihat
jam tangannya dan buru-buru pergi karena akan terlambat datang. Eunsul
mengucapkan hati-hati di jalan kepada Presdir, masih dengan wajah
penasaran.
Ternyata
jadwal Presdir adalah mencabuti rumput sebagai relawan masyarakat. Tiga
orang ahjumma sedang bergosip membicarakan putra mereka yang tidak
menurut perkataan orangtuanya. Merasa tertarik, Presdir lalu mendekati
ketiganya dan mendengarkan keluhan. Ahjumma-ahjumma itu bilang kalau
anak yang tidak menurut perlu dikerasin dan dibiarkan hidup di luar
tanpa diberi uang. Presdir menyela bagaimana mungkin bisa setega itu
pada anaknya. ahjumma lainnya bilang itu agar si anak menurut dan
mendengarkan perkataan orangtua. Lalu ahjumma lainnya bilang jika anak
tidak menurut cuma perlu dipukul agar nurut. Presdir bilang walau sudah
dipukul tetap saja anaknya tidak nurut. Lalu ahjumma lainnya bilang
kalau Presdir kelihatan sekali mengkhawatirkan anaknya. lalu ketiga
ahjumma itu memuji Presdir Karena wajahnya tampan seperti artis. Lalu
salah satu ahjumma itu merasa pernah melihat wajah Presdir. Lalu Presdir
bilang ia bukan orang itu tapi hanya sedikit mirip. Ketiga ahjumma itu
yakin kalau Presdir adalah Presdir Gangster. Presdir tetap bilang ia
bukan orang itu dan berlalu pergi meninggalkan kumpulan ahjumma itu.
(wkwk….)
Eunsul
kembali ke kantor. Di lobby ia bertemu dengan Muwon. Eunsul masih
canggung dengan Muwon. Muwon tanya apa Eunsul ada tugas keluar kantor.
Eunsul menggeleng dan bilang kalau ia habis menonton film dengan
Presdir. Muwon senang karena sepertinya Presdir menyukai Eunsul. Muwon
juga bilang, “kalau Presdir mengganggumu lagi. Bilang saja padaku”.
Eunsul jawab, “kalau aku bilang padamu lalu..?”
“Aku
akan mendengarkan dan akan mengatakan hal buruk tentangnya bersamamu”
Muwon bercanda dibalas senyuman canggung Eunsul. Lalu keduanya terdiam,
Eunsul lalu bilang agar mereka masuk. Keduanya lalu berjalan masih dalam
keadaan hening dan canggung. (duh aku suka liat Jeje malu-malu gitu
wkwk)
Muwon lalu menoleh ke Eunsul dan bilang kalau ada kesempatan ia
ingin makan malam bersama Eunsul sebagai teman. Eunsul tersenyum
mengangguk.
Jihun
berada di toilet, ia membasuh tangannya saat Muwon masuk. Muwon melihat
Jihun dan berbalik mendekatinya. Muwon menatap Jihun tajam.
Jihun, “Kenapa? Kenapa menatapku?”
Muwon memasang wajah kesal, “ini tidak bisa”
“Apa”
“Aku tidak bisa memberikan dia padamu dengan mudah”
“Apa itu? Apa yang kau bicarakan?”
“Kau bertanya pura-pura tidak tahu. No Eunsul”
Wajah
Jihun berubah serius mendengarnya dan berteriak, “Yak” . Muwon
tersenyum sinis. Ia bilang karena ia mengatakan hal ini maka itu tidak
menyalahi aturan. Muwon lalu berjalan meninggalkan Jihun. Jihun geram
dan menarik kerah belakang Muwon. Keduanya memandang sengit dan mau
berkelahi. Saat hendak berkelahi ada orang yang masuk ke dalam toilet.
Keduanya langsung sibuk membasuh tangan sambil melayangkan tatapan
permusuhan. (wkwk…. Jyahhhh….)
Muwon
memasuki ruangannya bersama sekretarisnya. Muwon bilang hari ini sangat
senang karena ia sudah menganggu Jihun. Meskipun Muwon sudah
memikirkannya tapi menganggu Jihun membuatnya segar, dan Muwon malah
bangga bisa melakukannya. (ckck… ternyata tadi itu cuma bercanda….)
Di
ruangannya Jihun memasang wajah serius. Jihun bilang ia sudah berusaha
memperlakukan Muwon dengan baik tapi tidak bisa. Lalu Jihun bilang ke
Eunsul untuk berhati-hati karena Muwon akan mendekati Eunsul dengan
dalih teman jadi Eunsul tetap harus waspada dan tidak lengah. Eunsul
kesal dan menyuruh Jihun berhenti mengatakan yang jelek tentang Muwon.
Eunsul merasa sangat bersalah dan berterima kasih pada Muwon jadi ia
tidak ingin Jihun menjelekan Muwon. Jihun kesal dan bilang kalau Eunsul
sedang ditipu Muwon. Eunsul malah bilang, “kalau kau sudah selesai, aku
aku akan pergi”. Eunsul berbalik dan berjalan menuju pintu. Jihun
berteriak,”berhenti”.
Eunsul
menoleh dan berbalik ke arah Jihun. Jihun menyuruh Eunsul berjalan 5
langkah. Eunsul berjalan ke depan baru sampai 4 langkah, ia mengurungkan
langkah kelima karena jaraknya dengan Jihun sangat dekat. Jihun
tersenyum jahil, “aku akan melakukan langkah terakhir”, dan mulai maju
selangkah mendekati Eunsul. Eunsul langsung mundur selangkah. Saat jihun
mau mendekatinya lagi, Eunsul langsung mengangkat telapak tangannya dan
mengatakan kalau dalam perusahaan segala bentuk kontak fisik dilarang.
Jihun tersenyum dan bilang ia memang berjanji tapi… Eunsul tanya, “tapi
apa?”. Jihun tersenyum penuh kemenangan dan bilang jika di luar
perusahaan mereka bisa bebas mengekspresikan cinta, di mulai dari ini.
Eunsul hanya bisa menghela nafas pasrah.
Seo
Na Yun mengendap-ngendap mengintip ke dalam kafe. Ia melihat ibunya
menunggu di dalam. Na Yun menyemangati dirinya lalu masuk ke dalam. Na
Yun duduk di depan ibunya dan bertanya kenapa ibunya bisa ada di situ.
Ny. Seo bilang apa perlu alasan untuk menemui putrinya sendiri. Na Yun
lalu memesan minuman mereka melanjutkan pembicaraan. Ny. Seo memberikan
Na Yun kunci apartemen pada Na Yun dan bilang ia membujuk ayah Na Yun
yang masih marah. Na Yun senang menerimanya dan berterima kasih kepada
ibunya. Na Yun juga tanya apa apartemennya luas, 2 lantai atau satu
lantai. Ny. Seo jawab kalau Na Yun lihat saja sendiri. Na Yun tersenyum
senang dan bilang kalau Eunsul dan Myungran pasti senang mendengarnya.
Na Yun juga cerita tinggal di rumah kecil bertiga sungguh tersiksa,
bahkan pemanas ruangan mereka mati.
Ny.
Seo kesal mendengarnya dan bilang kalau Na Yun terlalu berlebihan
membantu orang. Ny Seo juga bilang kalau Na Yun tidak perlu khawatir
karena ia tidak akan tinggal diam, ia akan membuat Eunsul jauh dari
Muwon dan Jihun. Na Yun membela kalau Eunsul tidak pernah melakukan
sesuatu terhadap ibunya. Ny. Seo lalu menjawab kalau Eunsul
menghancurkan Na Yun. Na Yun balik bilang kalau itu semua juga karena
ibunya. Ny Seo kesal dan beranjak pergi keluar kafe. Tak lupa ia
mengambil kunci apartemen yang tadi diberikan kepada Na Yun. Na Yun lalu
berdiri dan bersuara lantang kalau ibunya berani macam-macam terhadap
Eunsul, ia juga akan bertindak. Ny. Seo makin kesal.
Na Yun yang kesal langsung tersenyum saat melihat telponnya berdering. Telpon dari Muwon.
Na
Yun menemui Muwon di kursi taman. Muwon menyerahkan proposal
supermarket SN dan bilang ke Na Yun kalau sebentar lagi supermarket itu
akan dibuka. Muwon bilang ia mengandalkan Na Yun dan meminta Na Yun
mengerjakannya tanpa menunda-nunda. Na Yun mencibir dan bilang ia tidak
seperti itu, ia hanya memastikan konsepnya baru memulainya. Lalu Na Yun
tanya apa Muwon baik-baik saja? Muwon mengalihkan pembicaraan dan
menyuruh Na Yun menganalisi ESB agar mudah mengatur rencana menarik
konsumen. Setiap kali Na Yun bertanya tentang keadaan Muwon dan caranya
membalas dendam kepada Eunsul, Muwon selalu menjawab pertanyaan Na Yun
dengan proyek supermarketnya. Hal itu membuat Na Yun kesal karena ia
sedang berusaha mati-matian menghibur Muwon tapi tidak ditanggapi. Muwon
lalu teringat saat Eunsul menghiburnya. Muwon tersenyum dan bilang ini
sangat lucu, waktu ia ditolak Na Yun, Eunsul yang menghiburnya. Pas
ditolak Eunsul, giliran Na Yun yang menghiburnya. (duh… poor JJ cintamu
bertepuk sebelah tangan… sini sama aku aja wkwkwk)
Eunsul langsung merajuk dan bilang, “baiklah tidak usah dilanjutkan. Aku tahu aku ini suka memaksa dan menyebalkan”.
Na
Yun berjalan di trotoar dengan kesal. Lalu mobil Muwon menghampirinya.
Muwon bilang, “apa kau mau kuantar?”. Na Yun sok jual mahal.
“Tidak perlu. Aku masih punya harga diri”jawab Na Yun.
Muwon
tersenyum, “Baiklah . Berhati-hatilah kalau begitu”. Mobil Muwon
berjalan pergi meninggalkan Na Yun yang tambah kesal ditinggalkan. Na
Yun pikir Muwon akan memaksa mengantarnya pulang, ternyata…hahaha… poor
Na Yun. Na Yun langsung mencoba menghentikan taksi tapi taksi itu tidak
berhenti malah mobil Muwon berjalan mundur mendekatinya. Muwon tanya
sekali lagi apa benar Na Yun tidak ingin diantar? Muwon hendak melajukan
mobilnya lagi, Na Yun buru-buru masuk ke dalam mobil.
Eunsul
menerima telpon dari Myungran dan mengatakan tempat ia berada saat itu.
Jihun kesal dan memotong dagingnya dengan marah. Jihun kesal dan bilang
apa ini yang namanya berkencan, ia bahkan tidak menyukai tempatnya juga
makanannya, sekarang Eunsul malah menyuruh Myungran datang. Padahal
Jihun membayangkan ia akan bebas bermesraan dengan Eunsul di luar
kantor. Eunsul minta maaf, ia juga bingung harus bagaimana. Eunsul
bilang tadi Myungran telpon mengajaknya makan, ia tidak bisa bilang
tidak dan makan berdua saja dengan Jihun sementara Myungran membayangan
makan daging setiap hari. Jihun kesal dan bilang terlalu banyak
pengganggu di sekitar Eunsul, mulai dari Muwon, Myungran, ayah Eunsul
bahkan sekarang Na Yun. Jihun bilang itu benar-benar melelahkan.
Untuk
meredam amarah Jihun, Eunsul memotongkan daging dan diberikan ke piring
Jihun. Namun Jihun membuka mulutnya minta disuapi, Eunsul tersenyum
mengalah dan mulai menyuapi Jihun. Keduanya tersenyum berbaikan. Lalu
Jihun meminta Eunsul mendekat, Jihun membersihkan sudut bibir Eunsul
dengan jarinya. Eunsul melakukan hal yang sama, ia membersihkan bibir
Jihun dengan tangannya. Keduanya tersenyum senang. Lalu Jihun bilang ke
Eunsul kalau Myunran datang mereka akan makan cepat-cepat dan segera
pergi dari situ. Eunsul menganggukkan kepalanya setuju terserah Jihun.
Presdir
berada dalam mobil bersama sekretaris Jang. Presdir bertanya kepada
sekretaris Jang tentang keamanan dana rahasia. sekretaris Jang bilang
pada Presdir jangan khawatir karena masalah itu akan berjalan lancar.
Presdir
melihat CV Eunsul dan mengeluh kalau Eunsul bahkan tidak bisa memainkan
alat musik, keahlian dan hobbynya berkaitan dengan pukulan dan
perkelahian. Sekretaris Jang tersenyum dan bilang kalau reaksi Ny. Song
sama seperti Presdir saat membaca CV Eunsul. Presdir tanya apa ibunya
menyuruh sekretaris Jang untuk menyelidiki Eunsul. Sekretaris Jang
mengiyakan kalau beberapa waktu lalu Ny. Song menyuruhnya. Presdir marah
dan tanya kenapa sekretaris Jang tidak memberitahunya, apa sekretaris
Jang itu sekretaris ibunya.
Presdir lalu bilang kalau dimatanya,
Eunsul sangat hebat tapi belum tentu di mata orang lain. Presdir lalu
meminta sekretaris Jang untuk mendidik Eunsul, setidaknya di acara
sosial ia harus tampil baik. Presdir bilang karena di masa lalu Jihun
sudah dipandang buruk, ia tidak mau bertambah buruk jika Jihun dan
Eunsul bersama. Presdir menyuruh sekretaris Jang segera melakukan
pelatihan itu yang disanggupi oleh sekretaris Jang.
Na
Yun bertanya apa benar Muwon tidak mau makan. Muwon jawab apa ada
masalah kalau ia tidak mau makan. Na Yun kesal dan menyuruh Na Yun
melupakannya, ia mulai riang membayangkan akan makan bersama Myungran.
Lalu tak sengaja Na Yun melihat Myungran berjalan dan menyuruh Muwon
menghentikan mobil. Na Yun memanggil Myungran dengan ceria.
Myungran,
Na Yun, dan Muwon diam ditatapi dengan pandangan kesal oleh Jihun.
Jihun tanya bagaimana ini bisa terjadi. Muwon membela diri dan bilang ia
diseret dan dipaksa Myungran sambil nunjuk Myungran. Myungran kesal
disalahkan dan bilang karena Muwon bilang ia akan dianggap berpikiran
sempit jika datang sendiri makanya Myungran mengajak dan memaksanya
masuk. Jihun menatap Muwon kesal, “benar, cukup berpikiran sempit. Jadi
silakan pergi”.
Eunsul
menengahi dan bilang kalau Muwon datang di saat yang tepat dan
mengajaknya makan bersama. Jihun dengan sinis bilang, “baiklah kita akan
makan bersama, tapi cepat pergi begitu kalian bertiga selesai”. Jihun
memelototi Muwon, Na Yun, dan Myungran yang mau membalas.
Eunsul
berinisiatif menuangkan soju ke gelas Myungran dan Na Yun, cola digelas
Muwon. Eunsul bilang kalau sulit bagi mereka berkumpul dan makan
bersama, lalu mengajak bersulang. Muwon mau menuangkan sedikit soju ke
gelasnya, lalu semua orang berteriak tidak untuk mencegahnya.(wkwk….
Trauma liat Muwon mabuk nih wkwk)
Eunsul
bilang walau ada sedikit perselisihan tapi mereka masih tetap harus
bekerja sama. Lalu mereka kembali bersulang. Eunsul tanya ke Muwon apa
dagingnya sesuai selera? Karena kedai itu termasuk kedai daging terenak
di daerahnya. Muwon mengangguk bilang enak. Na Yun bilang kenapa Eunsul
tidak tanya dia. Eunsul mengalah dan bertanya bagaimana rasanya. Na Yun
makan dagingnya dan bilang tidak begitu bagus. Jihun bilang ke Na Yun
jangan dimakan. Na Yun kesal dan bilang kalau ia akan makan semuanya.
Muwon membela Na Yun dan bilang kenapa Jihun mengganggu Na Yun saat
makan, padahal Na Yun sedang terobsesi pada makanan.Muwon menyuruh Na
Yun untuk makan lagi.
Jihun lalu menyuapi Eunsul. Myungran yang kesal
melihatnya langsung teriak ia tidak tahan lagi, apa ini kencan
ganda.(wkwkwk…. cuma Myungran yang tidak punya pasangan…)
Sekretaris
Kim duduk disamping Myungran dalam keadaan bingung. Myungran bilang
untuk saat ini sekretaris Kim adalah pacarnya lalu mulai menyuapinya.
Sekretaris Kim masih bingung jadi ia ditelpon untuk keluar untuk ini.
(wkwkwk)
Akhirnya mereka berenam makan bersama dalam keadaan suka cita. Jihun dan Muwon pun mulai melunak dan tidak berselisih lagi.
Na
Yun tidur sambil mengigau, ia terus menepuk-nepukan tangannya dan
teriak ,“beri aku air…air..”(ckck… berasa masih di kedai tuh..).
Myungran yang merasa terganggu langsung melempar bantalnya ke bawah ke
Na Yun. Telpon Eunsul berdering membuat Eunsul dan Na Yun bangun.
Eunsul
menerima telpon dari Presdir yang memintanya datang. Eunsul mengiyakan
dan mentup telponnya. Na Yun tanya apa tadi ayah Jihun yang menelpon?
Eunsul mengangguk dan bilang ia disuruh datang dan sesuatu tentang
belajar. Na Yun tersenyum dan bilang kalau sebentar lagi pelatihan dan
pendidikan akan segera dimulai sekarang, itu akan benar-benar
membosankan dan menyebalkan.
Eunsul
datang ke rumah Presdir. Presdir lalu membiarkan Eunsul dibawa pergi
wanita yang akan mendidik Eunsul. Jihun yang melihatnya ingin mengejar
Eunsul, tapi Presdir melarangnya dan bilang mereka hari ini ada
pertemuan penting dengan pemegang saham. Jihun ingin menolak dengan
bilang ia kurang enak badan hari itu, tapi Presdir bilang agar Jihun
jangan cari alasan dan segera bersiap-siap. Jihun penasaran dan tanya
kemana Eunsul. Presdir bilang tidak tahu dan segera menyuruh Jihun
segera bersiap lalu pergi meninggalkan Jihun.
Eunsul
belajar merangkai bunga, bermain cello (wkwk… itu suara cellonya
sumbang banget). Eunsul juga diajarkan tata cara makan yang baik
menggunakan sendok dan garpu, posisi duduknya yang benar, jarak badan ke
meja. (wkwk… tampang Eunsul kasian banget)
Jihun
berdiri bosan sambil menendang kerikil, presdir menyalami para pemegang
saham. Presdir langsung menegur Jihun dan menyuruhnya memberi salam
pada para pemegang saham itu. Jihun menyalami mereka satu-satu.
Sepulangnya
Jihun kesal dan tanya apa maksud ayahnya membawa ia ke tempat itu. Apa
Presdir sedang melakukan trik kecil padanya. presdir pura-pura bingung
dan tanya trik kecil apa? Jihun bilang kalau ia merasa ayahnya itu
sedang memaksanya jadi pewaris padahal ia tidak mau. Presdir bilang apa
ia meminta Jihun?(wkwk… tuh Presdir pinter banget acting…)
Jihun lalu menyerah dan mengambil ponselnya dan menelpon Eunsul.
Eunsul
yang sedang latihan tata cara makan menggunakan sumpit meminta izin
sebentar untuk menerima telpon. Jihun tanya di telpon apa Eunsul
bertahan di sana dan menyuruh Eunsul berhenti dan pergi dari sana saja.
Eunsul menjawab kalau ia sudah bertanya tadi dan Presdir sudah membayar
semua biaya pendidikan, jadi ia tidak akan menyerah demi semua uang itu.
Jihun lalu menyuruh Eunsul diam saja, ia akan ke sana membawa Eunsul.
Eunsul melarang Jihun datang dan bilang ia sudah hampir selesai dan akan
segera pulang kelelahan. Eunsul menutup telponnya dan melanjutkan
pelatihannya.
Jihun kesal pada ayahnya dan tanya kenapa ayahnya
melakukan hal itu padahal Eunsul tidak menginginkannya. Presdir hanya
bilang ia mengajarkan hal yang dasar.
Muwon
bersama ibunya berbicara. Ny. Shin bilang kalau dana manajemen
penjualan mencapai lebih dari 1 milyar. Muwon bilang itu hal yang umum,
yang ia inginkan bukanlah hal yang umum seperti itu. Muwon tahu kalau
setiap perusahaan memiliki dana rahasia, jika bisa ia ingin
menguranginya. Ny. Shin tanya kenapa? Muwon bilang ia ingin mengubah
dunia ini. Muwon bilang kalau neneknya mengatakan bahwa penerus
perusahaan ditentukan dari kemapuannya jadi Muwon akan menunjukkan
kemampuannyaang sebenarnya. Lalu Muwon pamit pada ibunya yang masih
kesal karena dengan Muwon terus berbuat seperti itu akan membuat ibunya
tampak buruk.
Eunsul
selesai pelatihan malah berpapasan dengan Muwon. Muwon tanya kenapa
Eunsul bisa ada di sana. Eunsul jawab kalau ia diseret ke situ karena
suatu kejadian. Eunsul tanya balik Muwon sendiri kenapa bisa ada di
sini. Muwon bilang ini hotel ibunya. Eunsul mengangguk tanda mengerti.
Eunsul lalu tanya apa kemarin Muwon pulang dengan selamat. Muwon bilang
iya cuma ia merasa tenggorokannya sakit karena terlalu banyak minum.
Muwon lalu mengajak Eunsul minum teh bersama.
Eunsul
meminum jusnya. Sementara Muwon dengan takjub bertanya, “apa kau
menyelesaikannya dalam satu hari?”. Eunsul menjawab, “setiap jam selama 5
jam. Tapi bagian yang paling mengerikan adalah ketika berpisah dengan
masing-masing guru, semuanya berkata sampai berjumpa minggu depan”.
Muwon tertawa dan bilang kalau sepertinya Presdir sudah benar-benar
menerima Eunsul.
Eunsul lalu bilang kalau itu agak berlebihan tanpa
memperhatikan apa yang ia inginkan. Muwon lalu bilang agar Eunsul mulai
memberitahu apa yang ia inginkan pada Presdir. Eunsul memang sudah
meencanakan hal itu. Keduanya tersenyum. Muwon lalu bilang ke Eunsul
karena menghabiskan waktu bersama kemarin membuat jadi santai. Eunsul
tanya, “Benarkah? Itu melegakan”. Muwon tersenyum, “bukan aku, tapi kau
yang terlihat lebih santai. Kita harus melakukannya sesekali”. Muwon
melanjutkan, “hanya untuk mengganggu Jihun”. (jyahhh Muwon jail…)
Muwon lalu menyuruh Eunsul pulang karena pasti Eunsul sangat lelah.
Presdir
memandang laporan yang disajikan sekretaris Jang. Presdir bilang kalau
sekretaris Jang sudah bekerja keras. Lalu sekretaris Jang tanya apa
Presdir baik-baik saja karena keliatan Presdir kurang sehat. Presdir
bilang ia baik-baik saja dan menyuruh sekretaris Jang mengambil semua
dokumen ini dan membakarnya. Sekretaris Jang menjawab ia mengerti. Lalu
Presdir keluar ruangan. Sekretaris Jang menelpon meminta disiapkan obat
diare namun karena habis maka ia mengambilnya dari ruang sekretariat.
Eunsul
keluar dari lift dan berpapasan dengan Presdir. Eunsul tanya apa
Presdir akan keluar dan ia akan kembali saja nanti. Presdir menggeleng
dan menyuruh Eunsul masuk dan menunggu di ruangannya. Eunsul masuk ruang
Presdir dan menunggu. Tak sengaja ia menjatuhkan salah satu dokumennya
dan membacanya. Eunsul kaget dan mulai membaca dokumen yang lain.
Sekretaris Jang datang membawakan obat untuk Presdir terkejut melihat
Eunsul membaca dokumen itu.
Sekretaris Jang tanya apa yang Eunsul
lakukan. Eunsul langsung menutupnya dan tanya apa itu semua. Sekretaris
Jang menolak dan bilang itu bukan apa-apa cuma laporan biasa. Eunsul
bilang, “menurutku tidak terlihat seperti bukan apa-apa? Aku benar kan
sekretaris Jang?”.
Sementara
di tempat lain Ny. Shin dan Ny. Seo sedang membuka dokumen rahasia
laporan dana illegal grup DN. Ny. Seo tanya apa Ny. Shin akan
menggunakannya. Ny. Shin menggeleng ia belum tahu dan akan melihatnya
dulu. Ny. Seo bilang jika Ny. Shin akan mempublikasikan itu maka harus
mengidentifikasi waktu dan orang yang tepat dan berhati-hati. Ny. Shin
bilang ia belum tahu apa akan mempublikasikan ini. Ny. Seo berkata kalau
terus seperti ini maka Muwon pasti akan diangkat jadi penerus
perusahaan.
Kembali
ke Eunsul. Sekretaris Jang tetap bersikeras itu bukan apa-apa dan
meyakinkan Eunsul untuk berpikir tidak tahu apa-apa. Presdir masuk
ruangannya, Eunsul dan sekretaris Jang berdiri menyambutnya. Eunsul
melihat Presdir dengan wajah bingung.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment