[Sinopsis Protect The Boss Episode 18 – Tamat]
Wartawan sudah berkumpul di depan kantor, mempertanyakan kebenaran tentang Jihun yang berhubungan dengan Eunsul, dan juga tentang pembocoran rahasia perusahaan. Eunsul hanya berkata itu semua tidak benar, dan tidak bisa melakukan apapun lagi. Kemudian Jihun datang dan membenarkan pemberitaan itu.
Eunsul hanya bisa melongo mendengar pernyataan Jihun.
Jihun malah berkata akan percuma mengatakan yang sebenarnya (Eunsul tidak berkhianat), karena orang-orang tidak akan percaya. Lebih baik mengatakan ‘Ya’ saja, toh dia tidak melakukan hal yang salah.
Eunsul menerima alasan Jihun soal informan itu. “Baiklah, anggap itu tidak masalah, lalu bagaimana dengan berkencan?”tanya Eunsul
“Jika kita tidak berkencan, maka apa yang kita lakukan sekarang? Aku selalu berpacaran denganmu, dan tidak pernah berhenti.”kata Jihun sambil tersenyum. Kata-kata Jihun ini membuat Eunsul termenung.
Eunsul masih sedikit marah.
“Baiklah, kita tidak berpacaran, tapi pura-pura saja berpacaran.”sahut Jihun lagi.
Eunsul masih khawatir bagaimana mengatasi situasi ini. Eunsul, bertanya bagaimana Jihun akan memperbaikinya.
“Memperbaiki apa, aku tidak mengatakan sesuatu yang salah atau berbohong..”,Jihun tidak peduli. Dia menganggap itu memang pekerjaan wartawan-wartawan itu, jadi Eunsul tidak perlu khawatir.
“Tenang saja, itu tidak akan terjadi. Lagipula aku memiliki seseorang yang dapat mengatasi masalah ini. Kau puas?”. Ponsel Jihun berdering. “Bukan kah biasanya akan seperti ini, kesatria penyelamat.”seru Jihun sambil menunjukan layar ponselnya pada Eunsul.
“Apa ini? Kau menyebabkan kekacauan ini, lalu pergi?”
Jihun mengiyakan dengan bergumam “Hmm…”
“Apa? ’Hmm..’??”
“Direktur Cha yang akan memeperbaiki seluruh masalah ini, kan? Maka silahkan lakukan dengan baik, direktur Cha”
Belum sempat Muwon berkomentar lagi, ponsel sudah ditutup oleh Jihun.
Jihun berkata pada Eunsul bahwa semua sudah diperbaiki, dan kemudian mengajaknya berjalan-jalan. Eunsul mengikuti dengan pasrah.
Melihat kelakuan presdir Cha yang senyum-senyum sendiri, kedua gadis itu jadi curiga, mengira presdir Cha adalah om-om yang suka ngegodain cewek SMA. Presdir membantah, tapi kedua gadis SMA itu malah pergi.
Presdir kemudian berkata, tidak bisa preman seperti mereka, tidak bisa No Eunsul. Presdir juga menguatkan hatinya agar tidak lemah terhadap Eunsul.
Sekretaris Jang datang. Dia mengatakan ada kejadian lagi. Sepertinya sekretaris Jang mau melaporkan soal pernyataan Jihun di depan wartawan.
“Skandal itu, apakah ibu yang menyebarkannya?”tanya Muwon ke Ibunya. Ibu Muwon terlihat kesal. “Aku tidak berfikir ibu yang melakukannya. Tapi semua orang pasti berfikir itu adalah pekerjaan Ibu, jadi tidak mungkin Ibu adalah pelakunya.” “Tentu saja”,ibu Muwon membenarkan. “Namun, orang-orang masih akan berfikir itu adalah Ibu. Jadi persiapkan diri untuk dicurigai.”saran Muwon pada ibunya.
Presdir Cha tiba-tiba masuk ke ruang rapat dengan marah. “Ada apa ini. Siapa yang melakukan hal semacam ini lagi?”.
“Kenapa kau selalu mencurigai aku. Apa aku terlihat seperti orang yang selalu mengganggu orang lain?”tanya Ibu Muwon. Presdir Cha masih marah-marah.
Ponsel Ibu Muwon berdering. Nenek menelepon bertanya tentang skandal itu.
“Bahkan Ibu juga, kenapa kau seperti ini?”keluh ibu Muwon. Ibu Muwon masih meyakinkan nenek bahwa bukan dia pelakunya.
“Bahkan dengan keadaan seperti ini, kau makan dengan sangat baik.”kata Jihun.
“Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, jadi aku perlu makan untuk mendapatkan energi.”
Jihun tersenyum mendengar kata-kata Eunsul. “Aku sudah memikirkannya. Apa yang ingin aku lakukan, apa yang aku inginkan, dan kemana aku akan pergi. Aku rasa aku sudah menemukan jawabannya. Aku ingin berada di tengah-tengah. Diantara duniamu dan duniaku”. Melihat wajah Eunsul yang belepotan kue, Jihun membersihkan mulut Eunsul.
“Daripada berpacaran, berpura-pura untuk tidak berpacaran lebih menyenangkan, bukan?”tanya Jihun. Eunsul diam saja.
Jihun mendapat pesan dari Muwon. Isinya adalah video wawancara Jihun dan Eunsul dengan wartawan. Jihun menunjukan video itu kepada Eunsul.
“No Eunsul, karena wajahmu sudah ketahuan, maka kau tidak bisa lari lagi.”kata Jihun senang. Eunsul hanya bisa menghela nafas.
“Ada di mana kamu? Pulang sekarang!”perintah presdir Cha. “Kau pasti bersama Eunsul. Kalian berdua cepat kemari.”. Presdir Cha marah-marah.
“Hei, ini semua perbuatanmu, kan?”kata ibu Muwon. “Kau yang memulai skandal Jihun, kan? Jadi akan terlihat seperti aku yang melakukannya, dan akan menyebabkan masalah diantara ibu dan aku. Benar kan?”
“Ommo, itu bukan aku.”
Ibu Muwon kesal, sampai hampir memukul ibu Na Yun.
“Apa ada sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan? Apa ada?”kata ibu Muwon sambil mendorong Ibu Na Yun.
“Apa yang salah denganmu, kakak. Itu tidak akan melukaimu sama sekali. Jika Jihun mendapat masalah, itu baik untuk Muwon. Kau dan aku juga bisa menjadi besan.”
“Kamu mengatakan ini semua, berarti memang kamu yang melakukannya, kan? Besan apa? Hah, benar-benar..”kata ibu Muwon yang kemudian mulai menjambak rambut ibu Na Yun. Tidak terima ibu Na Yun juga ikutan menjambak Ibu Muwon. Mereka berdua jambak-jambakan, lari ke kanan, lari ke kiri. Lalalalalala..
Na Yun datang, mencoba melepaskan mereka berdua. Bukannya terpisah, Na Yun malah ikutan lari kiri lari kanan. Akhirnya Na Yun menelpon Muwon untuk melerai ibu-ibu itu.
Ibu Muwon berkata ia tidak akan pernah menyetujui Na Yun. “Aku tidak bisa berbesan dengan perempuan itu”katanya.
“Ibu tidak perlu khawatir tentang rambutmu, sepertinya tidak banyak yang hilang.”kata Muwon menghibur. Muwon akan mengantarkan ibunya sampai depan rumah. Ibu Muwon bertanya mengapa dia tidak masuk. “Selain ibu, masih ada satu lagi wanita yang menangis.”
“Siapa?”tanya Ibu Muwon. “Hey, kamu tidak bisa bertemu dengan Na Yun.”
Muwon hanya senyum-senyum
“Dia tidak akan pernah melakukannya, Aku jamin. Jadi jangan menangis. Bukankah kau yang mengatakan, bahkan selama perang, cinta masih bisa terjadi. Dan kita juga berada dalam situasi yang mirip dengan perang. Kita hanya dapat melanjutkan apa yang telah kita lakukan.”
Na Yun melongo, “Akhirnya..kau juga merasakan yang sama?”
“Apa yang ‘akhirnya’?”kata Muwon sambil memukul kepala Na Yun dengan lembut
“Kau berat.”kata Muwon, “Bertahanlah sebentar.” Na Yun benar-benar bahagia.
Muwon akhirnya meletakkan tangannya di pundak Na Yun dan memeluk Na Yun.
Eunsul dan Jihun ada di rumah presdir Cha.
“Aku sudah bekerja keras untuk memenuhi janjiku pada ayah. Dengan cara itu, aku berpikir aku bukan orang yang tidak berguna, tapi..”kata Jihun
“Tapi?”tanya Presdir Cha
“Aku tidak cocok menjadi presiden direktur. Aku tidak ingin menjadi presiden direktur.”
Presdir marah, menganggap Jihun tidak menepati janjinya.
“Aku berjanji untuk kembali ke kantor utama, dan aku sudah menepatinya. Maaf aku sudah mengecewakanmu. Tapi aku benar-benar tidak menginginkan ini. Aku hanya ingin menggunakan kemampuanku untuk mendapatkan satu posisi dan hidup nyaman. Itu lebih menyenangkan untukku, ayah.”
Presdir menganggap ini semua gara-gara Eunsul.
“Tidak, itu masalah yang berbeda. No Eunsul marah padaku dan aku yang mengejarnya.”
“Kau seperti ini karena seseorang gadis yang bahkan tidak menyukaimu?”
“Aku menyukainya juga.” Eunsul tiba-tiba bicara. Jihun melihatnya dengan terkejut. “Aku menyukainya, presdir.”
“Maafkan aku. Aku tahu kau menolakku. Tapi aku akan melakukan yang terbaik. Jadi aku mohon jangan marah. Bisakah anda menjadi presdir yang dulu. Tidak, bahkan jika anda tidak menyukaiku seperti dulu, tapi bisakah anda mengizinkan kami untuk bersama?”
Jihun, “Aku bilang tidak!”. Eunsul “Ya, itu benar.” Mereka berdua berkata bersamaan tetapi tidak kompak.
“Aku menyuruhnya untuk melakukan apa yang dia ingin lakukan. Itulah mengapa, mungkin dia memutuskan karena aku.”. “Bukan itu.”kata Jihun lebih untuk meyakinkan Eunsul
“Jadi, apakah kau akan bertindak melawan keinginanku? Ini adalah keinginan seorang yang mengidap kanker.”
“Oh ayah, kita tahu kau sudah sembuh total. Mengapa kau mengungkit-ungkit itu.”keluh Jihun
Emosi presdir Cha sudah di ubun-ubun. Dia mau memukul Jihun, tapi dihentikan oleh Eunsul yang berlutut diantara presdir Cha dan Jihun.
Eunsul sedikit ketakutan. Dia memegang pipinya yang pernah ditampar presdir Cha.
Nenek memarahi presdir. “Kenapa kau memarahiku, ibu? Kau seharusnya ada dipihakku.”protes presdir Cha. “Aku netral.”kata nenek
Presdir kembali marah-marah pada Jihun dan Eunsul “Jika kamu melawan keinginanku, pergi dari sini sekarang! Jangan pernah memperlihatkan wajahmu lagi. Keluar!!”
“Ya aku mengerti. Ayo pergi, No Eunsul.”kata Jihun berdiri dan menarik tangan Eunsul
Presdir menghentikan keduanya. “Kau anak nakal! Saat aku memerintahkan kalian untuk patuh, kau tidak patuh. Saat aku menyuruhmu untuk keluar mengapa kalian patuh?”
“Lalu apakah aku harus mematuhimu? Haruskah aku terus duduk di sini?”kata Jihun polos.
Eunsul mencoba membujuk presdir lagi. “Presdir, tidak bisakah anda menerimanya?”kata Eunsul sambil berlutut. Eunsul memohon pada presdir, tapi Jihun menariknya keluar. Mereka berdua akhirnya pergi.
Di luar rumah, “Bagaimana kita bisa pergi seperti ini? Bagaimana kalau penyakit presdir kembali lagi karena kita?”tanya Eunsul.
Jihun menjawab, “Ayah sudah bebas dari kanker dan sekarang kesehatannya sangat baik. Apa kau tidak mendengar suaranya yang sangat keras tadi? Dan juga, sekarang kita dapat mengakhiri kepura-puraan kita. Dan kita bisa mulai berpacaran secara terang-terangan sekarang.”
Myungran pun mengambil ponselnya dan mengirimkan sms kepada sekretaris Kim.
Sementara itu Muwon pun menyanyikan lagu nina bobo untuk Na Yun.(suaranya Muwon bagus, yaiyalah dia kan penyanyi). Di tengah lagu, Muwon berhenti karena melihat berita di internet tentang Eunsul yang jadi top search. Muwon menyuruh Na Yun membuka komputernya dan mematikan telpon.
Na Yun dan Myungran membuka internet. Isi berita itu tentang masa SMA Eunsul. Di berita itu juga ada gambar Eunsul dan Myungran yang seperti preman. Mereka berdua penasaran siapa yang menyebarkan itu semua.
Jihun juga berkomentar Eunsul yang berambut pendek, dan sekarang Eunsul dijuluki preman nasional.
“Apa, anak papa nasional?”jawab Eunsul yang kemudian tertawa karena merasa julukan itu lucu dan pantas untuk Jihun. Eunsul terus ketawa sampai membuat Jihun sebal. “Jika kau terus tertawa, maka aku akan..” Jihun tidak melanjutkan kata-katanya tapi langsung memeluk Eunsul. Kau akan apa, tanya Eunsul. Jihun meledek Eunsul yang pura-pura tidak tahu padahal tahu.
Eunsul menyuruhnya tidur. Tapi Jihun menolak karena belum mengantuk. Eunsul kemudian mengambilkan segelas susu. Jihun marah, memangnya aku bayi. Tapi Jihun meminumnya juga.
Kemudian Jihun mencium bibir Eunsul. Sekali, dua kali, tiga kali. Eunsul hanya melongo. “Mari kita pergi tidur.”kata Jihun sambil memeluk dan mendorong Eunsul ke tempat tidur.
Sekretaris itu menyangkal sudah menyebarkannya di internet.
Muwon tersenyum mendengar pernyataan Jihun. Ibu Muwon kaget.
Di luar,Eunsul menunggu selesainya rapat. Rapat selesai. Pemegang saham keluar sambil memperhatikan Eunsul. “Kenapa, apa kau berfikir dia sangat cantik? Apa karena dia terkenal? Apa kau ingin tanda tangannya?”komentar Jihun.
Muwon berbicara dengan Jihun. Dia bertanya apakah Jihun merencanakan ini sejak awal. Jihun menyangkal, itu adalah rencana tak terduga. Jihun ingin pergi diam-diam tetapi akhirnya skandal ini merebak, jadi ini waktu yang tepat untuk pergi.
Na Yun datang menemui Eunsul. Dia bertanya keadaan Eunsul. Eunsul mengeluh soal Jihun yang mengundurkan diri seperti itu. Dia juga mengeluh nasibnya yang sebentar dipekerjakan, sebentar dipecat, dipekerjakan lagi, dipecat lagi. Na Yun bersimpati terhadap Eunsul yang sudah bekerja keras.
Manager Park berjalan melenggang kangkung sambil membaca koran. Manager Park yang sudah membuat skandal tentang ibu Na Yun dan Muwon.
Presdir Cha tidak memperdulikan manager Park. Dia hanya berkata, “Baiklah, aku memaafkanmu. Sekarang cepat pergi, apa kau tidak lihat kalau aku sedang sibuk.” Manager Park akhirnya pergi setelah mengucapkan terima kasih.
“No Eunsul”teriak presdir mengagetkan Eunsul yang juga mengagetkan anak-anak yang akan menyebrang. Sampai anak-anak itu ketakutan. Presdir membujuk anak-anak itu bahwa presdir tidak berbicara dengan anak-anak.
Presdir meminta Eunsul pergi. Di kerja sosial selanjutnya, presdir Cha diharuskan menyiapkan makan untuk orang-orang tua, Eunsul ada di sebelahnya untuk membantunya.
Ibu Muwon bertanya mengapa presdir Cha bersama Eunsul. “Dia seperti permen karet, aku menyuruhnya pergi, tetapi dia tidak mau pergi”kata presdir Cha.
Na Yun juga bertanya pada Eunsul bagaimana hasilnya. Eunsul berkata belum berhasil. Na Yun berkata mereka berada di situasi yang sama. Eunsul mengangguk.
Eunsul sudah siap, tapi kemudian dia hanya memelas pada ayahnya. “Ayaahh..”.
Na Yun kemudian berbelanja, rencananya dia akan masak. Tapi memotong sayur aja Na Yun tidak bisa. Dia juga takut memegang udang.
Muwon akhirnya datang. Na Yun menghalang-halangi Muwon untuk masuk ke dapur. Melihat keadaan dapur, Muwon hanya bisa geleng-geleng. Na Yun beralasan bahwa dia hanya masak makanan barat saat di Amerika. Muwon bertanya apa dia terluka. Na Yun menggeleng. Akhirnya Muwon mengambil alih untuk memasak. Na Yun memperhatikan Muwon dengan pandangan kagum.
Na Yun mengira Muwon sedang melamarnya. Sekarang giliran Muwon yang bingung.”Ini bukan lamaran.”. Tapi Na Yun masih keukeuh kalau Muwon sedang melamarnya. Na Yun memeluk Muwon dengan bahagia. Muwon pun tersenyum. “Baiklah, anggap ini sebuah lamaran. Tapi untuk pernikahan, aku tidak bisa melakukannya segera.”
Na Yun bilang tidak masalah karena dia tahu Muwon sedang sibuk. “Tapi kau masih bisa sibuk setelah menikah”bujuk Na Yun. Muwon tetap tidak menyanggupi. Dia berjanji akan menikahinya setelah Na Yun tumbuh lebih sedikit (lebih dewasa maksudnya). “Aku akan tumbuh dengan cepat”janji Na Yun. Mereka berdua berpelukan.
Dia berjanji akan menggosok punggung presdir di sauna, pergi jalan-jalan bersama, memakan makanan buatan ayahnya meskipun makanannya tidak enak. Itu semua bisa dilakukan hanya apabila mereka bersama-sama. Presdir Cha mulai berpikir. Silahkan ayah berpikir lebih dalam, Jihun menambahkan.
“Cucuku, kau harus pastikan untuk membuatnya menjadi penggantiku.”kata presdir Cha yang akhirnya memberi restu pada putranya. Jihun kemudian memeluk ayahnya, sambil berterima kasih. Presdir Cha juga memeluk Jihun.
Jihun yang sedang makan kaget karena rencananya ketahuan. Sampai-sampai dia menjatuhkan sendoknya. “Oh, maaf. Aku benar-benar tidak sensitif, ya?”. “Aku seharusnya perpura-pura tidak tahu.”gumam Eunsul. Jihun diam saja dan mengangkat sedikit tangannya. Sepertinya memberi tanda. Pelayan datang membawa secangkir teh.
“Karena kau sudah tahu, maka aku akan mengatakannya padamu. Aku mencoba untuk melamarmu dengan cara yang tak pernah kau bayangkan. Dan sepertinya dunia sudah berlangsung begitu lama, dan ada begitu banyak imajinasi orang –orang. Tidak ada cara baru. Meskipun kau telah mendengar dan melihatnya, kau harus mempertimbangkan semua ini.”
Eunsul mangangguk. “Mengapa kau tidak meminumnya?”tanya Jihun. “Karena aku sudah kenyang.”kata Eunsul polos. Jihun diam lagi. Melihat ekspresi Jihun, Eunsul meralatnya. “Aku akan meminumnya, aku akan minum”. Dengan sekali teguk Eunsul menghabiskan semua isi cangkirnya. Dan di dinding cangkir itu ternyata ada tulisan, ‘Aku mencintaimu, No Eunsul’.
Eunsul tersenyum, Jihun juga. Jihun kemudian menunjuk sebuah kue di depannya. Itu seperti fortune cookies, kue yang di dalamnya ada kertas yang bisa bertuliskan kata mutiara atau apa saja. Eunsul langsung mengambilnya. Karena terlalu keras memegang, kuenya hancur. Jihun cemberut lagi. Tapi kertasnya masih ada di tangan Eunsul. Dia membacanya. ‘Aku mencintaimu, No Eunsul’. Eunsul tertawa lagi.
“Terima kasih. Ini adalah ‘Aku mencintaimu’ combo 3x.”
“Apa ini cukup?” Eunsul berdiri dan mencium Jihun, dan memeluknya.
Ternyata, eh ternyata cincinnya tidak ada di tas Na Yun. Dia meninggalkan cincin itu di rumah. Semua hanya bisa melongo.
Mereka berdua jalan memasuki altar
Sekretaris Jang sedang melakukan kencan buta.
Sebenarnya dia tidak bersemangat karena sering ditolak. Tetapi setelah melihat wanita yang melakukan kencan buta dengannya. Sekretaris Jang langsung terpesona.
Manager Park membuka toko waffle. Usahanya sukses, tokonya ramai dikunjungi pelanggan.
Sekretaris Kim mengantarkan Myungran ke bandara. Na Yun dan Eunsul ingin ikut, tapi dilarang Myungran. Dia tidak mau tidak bisa naik pesawat karena kehebohan mereka (karena sedih, Myungran gak mau melihat perpisahan mereka). Sekretaris Kim mengejek Myungran yang sedang menangis, dan imbalannya sekretaris Kim dipukul oleh Myungran. Myungran akan ke luar negeri mengikuti kompetisi gulat. “Meskipun aku tidak akan menjadi pegulat professional, aku akan kembali memenangkan putaran 3. Tunggulah kalian!!”
Ibu Muwon dan Ibu Na Yun sudah berbaikan. Mereka berdua bersekongkol, berusaha menempatkan Muwon di posisi atas.
Nenek nongkrong di café sambil mendengarkan musik dan bermain komputer tablet dangan sangat lancar. Nenek berusaha menikmati hidup.
Presdir Cha kembali menjadi presdir di group DN.
Saatnya memasangkan cincin, Jihun memasangkan cincin palsu di tangan Eunsul, Eunsul pun memasangkan cincin yang sama di tangan Jihun. Mereka memandangi Na Yun dengan tatapan sebal.
Na Yun merasa bersalah, hanya bisa menoleh pada Muwon yang tersenyum geli.
Tapi apapun yang terjadi, Eunsul dan Jihun tetap bahagia.Jihun : “Dan masa depan apa yang menunggu kita?”
Eunsul : “Aku tidak tahu”
Si pembawa acara menanyakan pernyataan Jihun, untuk menjadi manager yang baik harus mencintai wanita yang baik. Jihun berkata itu tidak sepenuhnya benar. Saat ini dia masih menjadi anak papa nasional, dia masih belum menjadi lebih baik. “Ini pendapatku, untuk menjadi manager yang baik, orang yang kau cintai juga harus mencintai pekerjaan yang kau lakukan. Tapi, ada satu kondisi, kamu harus bertemu dengan orang yang baik. Aku begitu beruntung telah bertemu orang yang hebat.”
Eunsul melihat wawancara Jihun di PC tabletnya.
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment