Eunsul
dan Jihun berjalan bergandengan tangan. Sesaat kemudian, Jihun
melepaskan gandengan tangannya, dan mengatakan, “Aku ingin PUTUS
denganmu Eunsul.”
Jihun : “Aku, saat ini kencan denganmu. Aku ingin
beristirahat sejenak. Aku pernah mengatakan akan datang ke duniamu.
Namun saat ini, aku tidak bisa memenuhi kata-kata itu. Tapi juga tidak
ingin Eunsul datang ke duniaku yang kotor. Aku tidak tahu akan berapa
lama, namun aku ingin istirahat sebentar..”. Jihun mengungkapkan
pemikirannya yang ingin menjadi kebanggaan bagi Eunsul, ingin berbakti
pada ayahnya, ingin menjadi pemimpin yang baik untuk perusahaannya, tapi
masih banyak yang harus dilakukannya sementara dia tidak ingin
menjerumuskan Eunsul dalam dunianya, sehingga menurutnya perpisahan ini
merupakan jalan terbaik untuk mereka.
Eunsul hanya menanggapi,
“Baiklah, Lakukan saja.” Ekspresinya diluar dugaan seakan sudah bersiap
akan ini. Dia pun berbalik. (Ini diluar prediksiku..)
Jihun merasa
kaget, “Apa hanya begitu saja? Setidaknya kau harus punya tanggapan.”
Eunsul mengatakan bahwa dia kan tidak punya pilihan, apapun yang akan
dikatakannya tidak akan berpengaruh apa-apa, semakin dia
memperdebatkannya hanya akan menyakiti mulutnya sendiri. Eunsul pamit
dan beranjak lebih dulu. Jihun kaget dan melihat hal itu, Jihun pun
pergi dengan mobilnya ke arah yang berbeda.
(Ohh, hanya seperti ini..? :( bukan..)
Baik
Eunsul maupun Jihun keduanya berbalik ke arah sebelumnya. Jihun
memundurkan mobilnya ke arah Eunsul, Eunsul pun berlari ke arah mobil
Jihun, “Keluar”, Jihun keluar menemui Eunsul. Jihun menanyakan apa
artinya dia bagi Eunsul, apa sebegitu mudahnya? Karena sebelum
memutuskan untuk mengatakan ini, Jihun sudah berpikir berulang-ulang,
Jihun bersikeras bahwa perpisahan ini hanya sementara, namun Eunsul
tidak mau menunggu hal yang tidak pasti, “Berapa lama? Sampai kapan?
Apakah dia hanya akan menderita sendiri? Maka lebih baik kita putus
saja.”
Eunsul : “Apa aku yang tidak percaya padamu (kejadian saat
Eunsul yang melihat dokumen rahasia perusahaan namun nggak bilang
apa-apa dengan Jihun)? Lalu, apa kau percaya padaku? Memang aku telah
melakukan kesalahan, baik, tapi apa kau memberiku kesempatan
menjelaskan? Apa kau pernah berpikir untuk menanyakan alasannya? Kau
hanya berpikir menyalahkan segalanya padaku! Bila akan seperti ini
seharusnya kau tidak pernah mengejarku! Kenapa kau bersikap seolah-olah
memberikan segalanya padaku!”
Dengan terpaku Jihun mengatakan, “Melihat posisiku, aku bisa memberikan segalanya.”
Eunsul
masih dalam emosi tinggi, “Aku tahu. Itu sebabnya aku lebih marah lagi.
Aku tidak punya sesuatupun yang dapat kulakukan untukmu.”
Jihun : “Jadi, kau ingin mengakhirinya seperti ini?”
Eunsul
: “Kapan pikiranmu tenang. Kapan kau akan menyelesaikan hal rumit dan
kembali padaku. Menunggumu. Akan terasa sangat sulit untukku. Karena kau
telah memutuskan ini. Jangan menunggu. Dan pergi saja di jalanmu.”
Jihun
mengatakan, “Baiklah, kita lakukan saja.” Eunsul pun mengatakan yang
sama. Jihun berbalik menuju mobilnya, Eunsul pun berjalan menjauh.
Sebelum masuk ke mobil, Jihun melihat Eunsul yang berjalan menjauh,
namun tidak tahu harus bagaimana dia pun menjalankan mobilnya, sementara
saat itu Eunsul pun berhenti sejenak dan melihat kepergian Jihun.
Myungran
dan Na Yun pulang bersama, mereka membicarakan Eunsul yang pergi
kencan dengan Jihun. Myungran khawatir karena saat akan pergi Eunsul
merasa aneh. Na Yun menenangkannya karena pada dasarnya Eunsul dan Jihun
sangat saling mencintai. Saat akan memasuki rumah, ada dua orang
wartawan yang menanyakan Eunsul, salah satunya (Bah Seon Hyuk) mengenali
Na Yun dari grup P. Na Yun menyangkalnya dan segera menarik Myungran
masuk ke dalam rumah.
Sementara
Eunsul sudah di rumah, Na Yun dan Myungran menemukan Eunsul yang sedang
melihat komputer dan bersedih. Myungran mengatakan bahwa mereka bertemu
wartawan saat akan masuk, Eunsul pun menanyakan bagaimana kondisi
tangan si wartawan yang juga sempat bertemu dengannya :(. Myungran
menanyakan, “Kau bersedih karena wartawan masih salah mengira kau yang
membocorkan rahasia perusahaan?”. Eunsul mengatakan, “Tidak, aku hanya
melihat penguin ini sangat menyedihkan.” Eunsul sedang melihat video
penguin yang berusaha berdiri di atas es yang dingin dengan mengeluarkan
70% energinya hanya untuk dapat tetap berdiri dan tidak terjatuh.
Eunsul menangis melihatnya. Dan saat penguin itu akhirnya terjatuh,
Eunsul menangis sejadi-jadinya.
Di
beranda rumah Jihun, nenek Jihun bersama Muwon dan ibunya membicarakan
maksud Kurator Hwang (ibu Na Yun) terhadap DN grup, Ny. Shin mengatakan
bahwa Kurator Hwang mungkin menginginkan kantor DN. Nenek bahkan ingin
memukul Ny. Shin karena kebodohannya (berteman dan terpedaya Kurator
Hwang), dia memperlakukan hal yang sama seperti pada putranya sendiri,
Presdir Cha Bong Man meski Ny. Shin hanya menantunya ( aku senang
karakter neneknya Jihun ini). Muwon pun mengatakan bahwa ia sudah sering
memarahi ibunya. Ibu Muwon membenarkan hal itu. Lantas, neneknya pun
merasa aneh, “Kau bangga dimarahi anakmu sendiri. Aigoo.”
Muwon
mendapat telpon dari Na Yun, Na Yun melaporkan bahwa ada wartawan di
depan rumah yang mencaritahu tentang Eunsul. Na Yun pun khawatir dengan
kondisi Eunsul yang menangisi pinguin yang berusaha berdiri diatas es
dan terjatuh. Muwon pun terlihat khawatir dan menutup telponnya. Na Yun
kesal Muwon selalu mematikan HP lebih dulu.
Sesaat
kemudian, terlihat Jihun yang sedang memasuki halaman rumah, Muwon
mencegatnya karena terlihat Jihun tidak mengindahkan keberadaannya.
Jihun hanya menegur sekilas dan langsung berjalan lagi, dan saat
melewati beranda pun Jihun hanya mengucapkan salam dan langsung berjalan
ke kamar. Otomatis Muwon yang merasa aneh mengikutinya ke dalam kamar.
Jihun menyuruhnya keluar kamar namun tidak diindahkan Muwon. Muwon
menanyakan apakah Jihun bertengkar dengan Eunsul karena dari cerita Na
Yun, Eunsul pun berlaku aneh. Jihun kesal, dia hanya mengiyakan dan
marah. Muwon mengatakan, “Kau gila?”
Jihun : “Kau tidak tahu bahwa aku gila?”
Muwon : “Aku tahu.”
Jihun : “ Kalau kau tahu maka pergilah, jangan menanggapi orang gila seperti aku!”
Muwon lantas bertanya, “Apa kau melakukan ini untuk melindungi Eunsul?”
Jihun tertawa dan menghela nafas, “Aku tidak memiliki niat sekeren itu.”
Muwon
menyerah dan mengatakan, “Kalau begitu, segera sadarkan dirimu
kembali.” Dia pun beranjak pergi. Jihun termenung setelah mendengar
ucapan Muwon.
Sementara
di rumahnya, Eunsul bersama Myungran dan Na Yun minum bersama. Na Yun
menyalahkan Jihun yang mempermasalahkan hal sepele dan memilih
mengistirahatkan hubungan mereka, sedangkan Eunsul justru memahami Jihun
yang memiliki pacar hanya seorang sekretaris yang dicurigai sebagai
pengkhianat dan memperburuk hubungannya dengan ayahnya. Eunsul pun
akhirnya menceritakan bahwa mereka bukan hanya bertengkar melainkan
putus untuk yang sebenarnya. Eunsul mengatakan bahwa dia mengerti apa
yang dialami Jihun tapi dia juga marah padanya, sedih dan merasa sakit.
Dia masih terjaga meski kedua temannya sudah tertidur. Menangis dan
merenungi apa yang telah terjadi. Sementara itu, dikamarnya Jihun pun
masih terjaga. (Aku suka dengan backsound nya, sedih banget.)
Keesokan
paginya, Eunsul membereskan barang-barangnya dan sekretaris Yang
memberikan surat pemindahan Eunsul ke daerah. Kedua sekretaris lainnya
pun ikut mendengarkan. Eunsul akan dipindahkan ke Pusat Distribusi SN.
Seperti gudang yang letaknya sangat jauh di luar kota, sekitar pantai.
Tiba-tiba
datang sekretaris Kim (sekretaris-nya Jihun sebelum Eunsul) berlari,
dia mempertanyakan penugasannya kembali sebagai sekretarisnya Jihun
menggantikan posisi Eunsul, padahal dia benar-benar tidak ingin menjadi
sekretarisnya. Eunsul hanya menanggapinya dengan tersenyum. Tak lupa
Eunsul pun berpamitan dengan Muwon, Muwon menanyakan kenapa Eunsul mau
dipindahkan, kenapa tidak mengundurkan diri saja. Eunsul mengatakan
kalau dia mengundurkan diri lalu bagaimana, tak akan ada yang mau
mempekerjakannya. Saat kondisi normal sangat sulit mendapatkan pekerjaan
apalagi saat ada orang yang salah paham seperti saat ini. Dia tetap
tersenyum dan bersemangat menjalani pemindahan tugas ini. Muwon pun
tersenyum dan mengatakan, “Kalau begitu aku tidak perlu lagi mengatakan
apa-apa untuk menghiburmu? Aku pun tidak harus mengatakan apapun
mengenai Jihun.” Eunsul mengiyakan. Lanjutnya, “Tapi, aku boleh datang
mengunjungimu?”. Eunsul pun tersenyum senang mengiyakan, “Ya,
datanglah.” Muwon pun tersenyum.
Eunsul
masuk ke ruangan Jihun. Dia mengingat kenangan sedari awal dia mulai
menjadi sekretaris-nya Jihun. Jihun banyak menjelaskan apa yang harus
dilakukannya sebagai sekretaris. Apa yang boleh dan tidak boleh. Apa
yang disuka dan tidak disuka. Segala sesuatu yang harus dilakukan
sebagai sekretaris Jihun.
Dia juga mengingat saat dia terluka dan diobati oleh Jihun, kecanggungan diantara keduanya dan awal benih-benih cinta mereka.
Termasuk
saat Jihun sengaja mengganggu Eunsul karena ucapan Eunsul yang bahkan
tidak menganggap Jihun sebagai pria namun ternyata Jihun merasakan
getaran aneh di dadanya hingga akhir Eunsul menyundulnya dan memiting
tangannya ke belakang dan hal-hal lucu itu berlanjut. Eunsul tersenyum
mengingat masa-masa itu. Dia melihat ke meja Jihun dan mengangkat IPAD
Jihun, dia memikirkan sesuatu.
Eunsul
membawa barangnya dan bergegas mendengar pintu lift terbuka, dia
berpapasan dengan Jihun di lift yang baru saja datang. Keduanya kaget.
Salah tingkah dan masih sempat beberapa kali saling berbenturan saat
Eunsul akan masuk lift sedangkan Jihun sebaliknya. Hingga saat pintu
lift akan menutup pun Jihun kembali ke depan lift dan melihat ke arah
Eunsul, Eunsul pun hanya terpaku melihat Jihun hingga pintu lift
benar-benar menutup. Mereka cukup lama terdiam tertunduk. Sedih. Saat
keduanya sudah saling mencintai, cinta masih harus dipisahkan kenyataan
yang tidak bisa ditolak. (Aku juga suka banget dengan lagunya. Sedih.)
Berjalan
ke arah ruangannya, Jihun melihat sekretaris Kim yang hanya tertunduk
lemas, dia menendang meja sekretaris Kim, dia merasa sekretaris Kim
sangat beruntung dapat dipindahkan kembali ke sana, sedangkan sekretaris
Kim justru kesal menanyakan alasan pemindahannya. Jihun justru balik
mengancam, dia bertanya alasan pemilihan sekretaris Kim pada sekretaris
Yang, akhirnya sekretaris Kim hanya tertunduk diam berhenti mengeluh.
Rapat
pimpinan dilakukan, membahas permasalahan yang muncul disebabkan oleh
pemberitaan Jihun dan keputusan akhir, nenek Jihun menyatakan Jihun
sementara akan bertanggung jawab untuk cabang Gangcheon, sedangkan semua
proyek yang selama ini dalam tanggungjawabnya untuk sementara akan
diambil alih Muwon. Muwon menghibur Jihun dan mengatakan bahwa Jihun
bisa saja tetap tinggal dan tidak menerima keputusan rapat ini, namun
Jihun mengatakan akan menerimanya, dia memeluk pundak Muwon dan
bercanda, “Apa? Apa kau akan kangen denganku?”
Muwon : “Ya.” (Hahaha, mereka lucu banget, Kyopta..)
Jihun
mengatakan bahwa seharusnya Muwon bersyukur, semua proyek yang menjadi
tanggungjawabnya telah ditinggalkan untuk Muwon, dan Muwon membalas,
“Tapi aku memiliki lebih banyak tanggungjawab sekarang dan aku kini
tidak harus lagi memperbaiki kesalahanmu.”
Jihun : “Kau jangan
terlalu bangga. Ketika aku kembali, semua masalah yang kau buat selama
aku pergi, aku akan memperbaiki semuanya.”
Muwon : “Entahlah. Kita lihat saja.”
Jihun : “Baik.”
Di
rumah sakit, Presdir Cha marah pada sekretaris Jang karena Eunsul
dipindahkan ke pusat distribusi. Dia tahu benar sekalipun Eunsul cukup
kuat tapi dia tetap hanya seorang wanita. Namun sekretaris Jang
beralasan agar Eunsul segera mengundurkan diri, itu satu-satunya langkah
yang dapat dilakukannya. Beberapa saat kemudian Ny. Shin masuk membawa
bunga mengunjungi Presdir Cha. Namun dengan kondisi itu, Presdir Cha
justru semakin kesal, dia salah paham dan menganggap Ny. Shin bersuka
cita melihatnya kini terbaring di rumah sakit, dia bahkan hendak
menamparnya, Presdir justru semakin menantangnya, dan Presdir Cha
memukul Ny. Shin dengan bunga pemberiannya, bahkan bunga itu dibuangnya,
membuat Ny. Shin semakin berteriak.
Di
rumahnya, Eunsul dan Na Yun sama-sama sedang mengepak barang dibantu
Myungran, Eunsul akan pindah karena pemindahannya dan Na Yun akan ke
apartemennya. Na Yun meminta Eunsul mengundurkan diri saja dan bekerja
di perusahaannya. Namun Eunsul menolaknya karena dia yakin ibu Na Yun
(Kurator Hwang) tidak akan menerimanya, dia menyarankan Na Yun membantu
Myungran saja. Na Yun mengatakan bahwa Myungran tidak akan bisa.
Myungran membantahnya. Na Yun mengatakan bahwa sikap Myungran yang tidak
sabar akan lebih parah dari pada Eunsul sehingga dia tidak akan cocok
bekerja di perusahaannya. Hahaha. Na Yun sedih karena kepindahan Eunsul
dan mereka bertiga harus terpisah. Na Yun menangis dan memeluk Eunsul,
Eunsul pun ikut menangis dan mereka bertiga menangis dan berpelukan.
Eunsul
berangkat ke tempat dia akan bekerja. Setibanya di kantor, dia
memperkenalkan diri sebagai orang yang baru dipindahkan dari Seoul,
namun kedatangannya ternyata tidak disambut baik, bahkan mejanya
diletakkan dipojok pintu dalam gudang. Dia tidak mendapat pekerjaan
apapun, tidak dipedulikan. Namun bukan Eunsul namanya kalo menyerah
begitu saja, dia pun membantu sesuai dengan kemampuannya, membantu
meletakkan barang di rak gudang, mengangkut barang dari gudang dan
pekerjaan menggunakan kekuatan lainnya. :(
Jihun
pun memulai pekerjaannya di tempat yang baru, karyawannya menjelaskan
seluk beluk pekerjaan dan kemajuan proyek di kantor cabang itu,
sekretaris Kim mendampinginya. Sementara di desa, hutan bambu, ayah
Eunsul secara tidak sengaja melihat sampah koran yang memperlihatkan
pemberitaan mengenai ayah Jihun, dia pun langsung berangkat ke Seoul, ke
rumah Eunsul dan bertemu Myungran yang mengatakan Eunsul tidak lagi di
Seoul. Eunsul sudah dipindahkan.
Keputusan
pengadilan sudah ditetapkan, Presdir Cha dijatuhi hukuman tiga tahun
penjara dengan lima tahun masa percobaan dimulai dari tanggal
pemberlakuan hukuman, dia juga didenda 300 Milyar dan 200 jam pelayanan
masyarakat. (Pelayanan masyarakat..andai di Indonesia ditetapkan hal
serupa, mungkin akan ada efek jera agar tidak melakukan tindak kriminal
apapun. )
Presdir Cha mengeluhkannya, dia sudah melakukan pekerjaan
sukarela selama 180 jam sebelumnya dan kini masih harus melakukannya
lagi. Di depan wartawan dia merasa bersalah dan meminta maaf kepada
semua pihak. Lalu muncul ayahnya Eunsul yang mengatakan bahwa Presdir
Cha sedang berbohong, Presdir yang terpancing emosi pun membantah dan
berdiri, otomatis wartawan banyak yang berkomentar bahwa Presdir Cha
telah berbohong tentang sakitnya.
Jihun
melihat pemberitaan kebohongan ayahnya di internet hanya bisa
mengesalkannya. Lalu, sekretaris Kim datang dan mengatakan rapat akan
dimulai, dia merasa aneh kenapa Jihun yang selama ini sangat membenci
rapat dan bekerja, tapi sekarang Jihun sangat sering rapat dan bekerja.
Jihun membenarkan bahwa dia memang bosan, dia justru marah dan
mengatakan sekretaris Kim bukan sekretaris No. Karena disinggung
mengenai Eunsul, sekretaris Kim pun bertanya apa ini karena Eunsul, dia
sudah mendengar semuanya dari Myungran, akhirnya dia pun mengerti dan
mendukung Jihun. Jihun rapat dan mengikuti perkembangan saham
perusahaan. Dia benar-benar serius bekerja.
Di
mall terlihat Na Yun dan Myungran yang sedang berbelanja. Na Yun
mengeluhkan selera berbelanja Myungran yang dinilainya kurang, Myungran
baik sebagai soulmate namun tidak sebagai teman berbelanja, Myungran
justru menyalahkan Na Yun yang menurutnya bukan soulmate-nya. Na Yun
mengeluhkan perkembangan hubungan dengan Muwon yang tidak ada kemajuan
apapun. Myungran menyarankan mengapa Na Yun tidak melakukannya saat dia
sudah dipinjamkan apartemen oleh Muwon, namun Na Yun menolaknya karena
menurutnya itu pemaksaan. Tak sengaja dari jauh Na Yun melihat Muwon
dengan sekretarisnya melihat kondisi Mall yang juga menjadi
tanggungjawab Muwon. Na Yun mengambil barang belanjaan Myungran dan
mengatakan dia akan mengantarkannya ke rumah Myungran, saat ini dia
membutuhkannya untuk menjadi alasan agar dia bisa menempel pada Muwon
bila dia sedang membawa barang berat. :D nice idea.
Dengan
tergopoh-gopoh Na Yun membawa barang-barang itu dan sengaja mengarah
melewati Muwon, namun karena Muwon tidak mengindahkannya dia sengaja
berbalik dan menabrak Muwon dan sekretarisnya (:D syaraf malunya udah
level 13, gak ada matinya.) Dia pura-pura terkaget dan menegur Muwon,
Muwon menanyakan apa yang sedang dilakukan Na Yun, dan Na Yun mengatakan
karena Muwon tidak mengindahkan keberadaannya maka dia yang harus
menyadarkan keberadaannya. Sekretaris Yang mengatakan bahwa mereka saat
ini sedang bekerja dan meminta Na Yun tidak mengganggu, dan Na Yun
lantas menanyakan kapan mereka selesai bekerja.
Jihun
menerangkan ide-idenya untuk mengembangkan proyek di tempatnya yang
baru. Sejenak dia terhenti dan berbalik melihat ke belakang dan teringat
dia pernah memiliki kenangan indah dengan Eunsul di sana. Saat dia
berjalan dan merangkul Eunsul, dan saat mereka tidur bersama. Jihun
melamun dan disadarkan sekretaris Kim, dia tertawa diikuti sekretaris
Kim dan karyawannya, dan terasa agak canggung ketika dia berhenti
tertawa. Hee.
Muwon membantu membawakan belanjaan Na Yun masuk ke apartemennya.
Muwon : “Sudah kan? Layanan untuk VIP.” Kata-kata untuk menyindir Na Yun dan meletakkan barang belanjaan Na Yun.
Na
Yun mengiyakannya dan menawarkan minuman untuk Muwon. Saat di dapur dia
teringat akan ucapan Myungran dan melamunkannya. Dia disadarkan oleh
Muwon. Urgh, sungguh memalukan. Muwon bertanya-tanya jangan-jangan Na
Yun membayangkan sesuatu yang aneh melihatnya. Na Yun berusaha
menyangkalnya, namun Muwon tidak mendengarkan dan mengatakan bahwa Na
Yun boleh melamun dengan izinnya. Muwon berpikir dia merasa sangat
menyenangkan saat bercanda dengan Na Yun.
Presdir
Cha kembali melakukan pelayanan sosial, dia sedang mencuci kain tebal
saat sekretaris Jang datang dan mengabarkan bahwa keadaan sedang buruk.
Ibu Presdir sedang mengadakan rapat dan menunjuk Ny. Shin sebagai
Presdir menggantikan Presdir Cha. Semua kaget namun menerimanya. Dan
masuklah Presdir Cha ke ruang rapat dan berteriak menanyakan apa yang
mereka lakukan, melihat hal itu Ibunya hanya menundukkan kepala
mengesalkan bahwa dia harus melakukan hal itu.
Di
ruang Presdir, Presdir Cha marah pada ibunya dan menganggap ibunya
tidak berpihak padanya, namun ibunya bersikeras bahwa langkah itu harus
dipilihnya dan Suk Hui tetap bukan Presdir, dia hanya berakting sebagai
Presdir, karena posisi itu harus ada yang menempati. Suasana disitu
semakin diperburuk dengan masuknya Suk Hui ke dalam ruangan. Suk Hui
bahkan mengatakan mengapa dia tidak dapat masuk ke ruangan yang akan
menjadi ruangannya sebagai Presdir. Presdir Cha semakin emosi dan
menyebabkan sakit mendalam di bagian dadanya. Awalnya baik ibunya maupun
Suk Hui menganggap Presdir Cha sedang berpura-pura namun akhirnya
mereka tahu Presdir Cha benar merasakan sakit di dadanya.
Muwon
mengatakan bahwa nenek mereka sedang mengujinya dan ibunya dengan
keputusan tadi, dia pun berjanji akan memindahkan Jihun kembali ke
kantor pusat. Jihun mengatakan dia tidak akan melakukan itu dan dia
tidak salah paham mengenai keputusan neneknya. Lalu, Muwon pun meminta
Jihun untuk tidak salah paham bahwa dia akan menemui Eunsul, berhubung
Jihun sangat keras kepala maka dia berencana akan memindahkan Eunsul
kembali karena dinilainya Eunsul tidak melakukan kesalahan apapun yang
mengharuskannya bekerja di daerah terpencil, dan posisinya sebagai HRD
saat ini memungkinkannya melakukan hal itu. Jihun hanya diam
menanggapinya dan berlalu. Di ruangannya, Jihun melihat surat pemindahan
Eunsul, secara tidak sengaja dia pun melihat file rekaman Eunsul
sebelum kepindahan Eunsul. Dia membuka file itu dan melihat Eunsul
merekam lagu dan gerakan tangan untuk menyemangatinya seperti saat
pertama Jihun memiliki trauma tidak mampu tampil di depan orang ramai.
Eunsul merekam itu hanya bermaksud membantu Jihun bila hal itu suatu
saat muncul, dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki maksud apapun dan
Jihun tidak boleh merasa tersentuh karenanya. Jihun tersentuh dan
meneteskan air mata, uhm melankolis.
Dalam
suatu perjalanan pulang ke kantornya di Chuncheon, Jihun meminta
sekretaris Kim untuk berbalik. Sekretaris Kim sempat mempermasalahkan
apa yang harus dibalik (apalagi selain mobil) dan bercanda bagaimana
mungkin mobil di balik, dan dia pun beralasan bahwa mereka sudah hampir
mendekati Chuncheon. Jihun menyampaikan bahwa dia bermaksud singgah dan
melihat pekerjaan di Pyongsan, pusat distribusi. Mendengar pusat
distribusi, sekretaris Kim langsung menyadari arah pembicaraan adalah
Eunsul. Meski Jihun berdalih ingin melihat-lihat, sekretaris Kim
mengerti dan mendukungnya. Di tempatnya bekerja, Eunsul sedang
mengangkat barang dari gudang, ada wortel yang mengingatkannya pada
Jihun yang sangat membenci wortel, dan bawang putih, dia pun tertawa,
“Semua yang dibenci Jihun ada di sini.” Lalu, temannya mengatakan bahwa
ada seorang pria yang mencarinya.
Seorang
pria? Dari sosoknya itu adalah Jihun. Terlihat Jihun, namun Eunsul
tidak bereaksi apapun, dan ternyata itu hanya lamunannya. Seorang pria
yang datang adalah Muwon dan Eunsul pun tersenyum.
Muwon : “Terimakasih karenamu aku melihat laut.”
Eunsul : “Aku pun ingin bisa melihat laut setiap hari. Selalu ada hal baik diantara situasi yang buruk.”
Melihat
Eunsul yang tegar Muwon pun ikut tenang. Eunsul mengatakan bahwa
awalnya dia merasa cukup baik, dan pada akhirnya dia merasa cukup
menyedihkan juga, namun dia akan tetap menjalaninya karena dia ingin
membiarkan orang merasa kasihan dan terlihat menyedihkan. Muwon pun
mengatakan bahwa dia akan membantu memindahkan Eunsul dari sana karena
posisinya saat ini memungkinkan untuk melakukannya.
Jihun
bersama sekretaris Kim tiba di pusat distribusi, Jihun meyakinkan
sekretaris Kim bahwa dia hanya sebentar mengecek dan segera kembali.
Sekretaris Kim pun mendukungnya namun tangan sekretaris Kim ditepisnya,
menurutnya sekretaris Kim belakangan ini telah melewati batas-batasnya
sebagai sekretaris terhadap atasan. Jihun pun memasuki gudang dan
mendengar suara Muwon, dia bergegas bersembunyi dibalik tumpukan kardus
barang. Sementara Muwon seperti menyadari keberadaan Jihun, dia
menanyakan kondisi tempat tinggal Eunsul dan berpamitan. Dia pun sengaja
memancing Jihun dengan berpesan agar Eunsul segera melupakan Jihun dan
menunggu janjinya untuk memindahkan Eunsul kembali. Eunsul melihat
kepergian Muwon dan saat dia berlari ke arah Jihun untuk membantu
temannya, Jihun bersembunyi. Muwon berjalan keluar dan tersenyum
mengingat apa yang telah dilakukannya untuk Jihun. Dia pun beranjak.
Jihun
masih sembunyi-sembunyi melihat Eunsul yang sedang bekerja. Saat Eunsul
menjatuhkan barang, dia refleks keluar ingin membantu dan bersembunyi
lagi, Eunsul mengumpat menyebutkan namanya dan dia melihatnya dari balik
rak barang. Mengetahui kondisi Eunsul yang cukup baik dia memutuskan
pulang. Namun dia terkaget karena mobilnya sudah tidak pada tempatnya.
Dia pun berteriak,”SEKRETARIS KIM!”
Mau
tidak mau dia harus menangani fobia nya berhadapan dengan orang baru
untuk meminjam telpon. Akhirnya dia berhasil meminjam telpon dan
menghubungi hpnya. Sekretaris Kim mengangkatnya, saat Jihun marah karena
bagaimana sekretaris Kim bisa berangkat ke Seoul sedangkan dia masih di
sana, dia pun memintanya kembali, namun sekretaris Kim berpendapat
bahwa dia melihat Jihun yang frustasi dan menyedihkan sehingga dia
merasa harus membiarkannya bersama Eunsul dan berniat menjadi kurir
cinta. Tetap saja, Jihun tidak mengucapkan terimakasih karena setidaknya
sekretaris Kim membiarkannya membawa dompet maupun HP. Sekretaris Kim
semakin mempertegas bahwa dia tidak akan berbalik dan menyarankan agar
Jihun menemui Eunsul lalu meminta bantuan pada Eunsul, dan kembali ke
Seoul nanti. Sekretaris Kim pun menutup telpon dan mematikannya sehingga
sekretaris Jang yang menghubungi nomor Jihun tidak mampu tersambung.
Jihun mengumpat kesal bahwa dia akan ‘membunuh’ sekretaris Kim.
Sedangkan Presdir Cha mengesalkannya, karena saat ini dia akan pergi
operasi.
Dengan
membulatkan tekad, Jihun menemui Eunsul. Saat pertemuan itu, Eunsul
tidak mengindahkan keberadaannya dan tetap melangkah mengambil barang
dan berlalu. Lantas, Jihun menghalanginya langsung. Eunsul bertanya,
“Kiri atau kanan?” Mengira Jihun akan berjalan berseberangan dengannya.
Jihun mengatakan akan ke kanan, dan Eunsul melangkah ke kiri sehingga
mereka bertabrakan. Jihun menyalahkan Eunsul karena kalo Jihun bilang ke
kanan, seharusnya Eunsul pun memilih ke kanannya sendiri agar tidak
bertabrakan. Jihun pun akhirnya mengakui bahwa dia sedang dalam kondisi
celaka, Eunsul sempat khawatir, namun ketika Jihun melanjutkan bahwa
saat ini kondisinya sedang tidak membawa dompet maupun ponsel, Eunsul
pun melangkah meninggalkannya.
Malam
pun tiba, saat Eunsul sedang makan malam dengan rekan-rekan kerjanya,
Jihun pun berdiri tidak jauh dari sana. Seorang bapak teman kerja Eunsul
meminta Eunsul memanggil Jihun yang disangkanya pacar Eunsul, namun
Eunsul menyangkalnya sedangkan Jihun bergegas mendekat, dia pun awalnya
menerima suapan si Bapak namun akhirnya tidak memakannya. Seorang ibu
yang juga rekan Eunsul memberikan Jihun cabai, Eunsul berusaha
menolaknya, namun ternyata Jihun menyukainya dan mengatakan bahwa dia
tidak makan paprika. Tapi dia tetap menghabiskannya.
Jihun
pun menginap di rumah tinggal Eunsul, dia merasa kelelahan saat
berjalan pulang menaiki tangga menuju rumah Eunsul, begitu tiba di dalam
rumah pun dia melihat ruangan yang jauh dari kata bersih dengan dinding
berdebu. Sementara Eunsul menyiapkan tempat tidur dan memberikan
selimut padanya, Jihun bertanya mengapa Eunsul mau menerima pemindahan
ini, mengatakan Eunsul bodoh dan menanyakan dimana wanita yang berani
dulu. Eunsul menjawabnya sekilas lalu, dia mengatakan bahwa yang
melakukan pemindahan adalah ayah Jihun dan sebentar lagi ada Muwon yang
akan membantunya pindah kembali. Jihun berkeras bahwa dia yang akan
memindahkan Eunsul kembali dan Eunsul mengiyakan karena menurutnya tidak
masalah siapa yang memindahkannya kembali ke Seoul, baik Jihun maupun
Muwon, selama dia tidak menjadi sekretaris Jihun. Jihun kesal dan
mengatakan bahwa dia telah melihat Eunsul yang bertemu dengan Muwon.
Eunsul balas menjawab bahwa bukan urusan Jihun dia mau bertemu siapa dan
di mana. Jihun kembali mempertegas bahwa sedari awal dia mengatakan
bahwa mereka hanya break sebentar, bukan putus. Eunsul pun malas
bertengkar dengan Jihun, dia mengatakan bahwa dia harus segera tidur
karena berbeda dengan Direktur yang hanya mengawasi, dia harus
menggunakan kekuatannya untuk bekerja.
Setelah
merasa Eunsul sudah tertidur, Jihun menyelimuti Eunsul dengan jaketnya
dan tidur mendekat. Dan setelah beberapa saat, Eunsul justru memberikan
jaket tersebut untuk menyelimuti Jihun. Mereka masih saling peduli.
Keesokan
paginya, Eunsul membangunkan Jihun dengan kunilai agak sedikit kejam.
Meski Jihun mengatakan bahwa dia Direktur dari kantor pusat, Eunsul
tetap menarik alas tidurnya dan mengatakan agar Jihun bersiap karena dia
akan membawa barang ke Seoul sehingga Jihun dapat menumpang padanya.
Mereka pun berangkat ke Seoul.
Eunsul
menurunkannya di pinggir jalan setibanya di Seoul, dia yakin Jihun
tidak akan apa-apa. Jihun kembali membahas tentang perpisahan mereka,
Eunsul balik mengatakan bukankah keputusan ini dibuat Jihun sendiri.
Jihun mengatakan menyesal. Dia telah merasa menyesali apa yang
dikatakannya sesaat setelah dia mengucapkan kata-kata perpisahan itu,
dia mengakui bahwa dia tidak sedang baik-baik saja. Dia tidak bisa tanpa
Eunsul, lalu dia pun bertanya, “Bagaimana dengan Eunsul? Apa kau
baik-baik saja?” Eunsul pun menjawab, “Aku baik-baik saja.” Mendengar
jawaban itu, Jihun pun melangkah keluar dari mobil. Eunsul melihat
kepergian Jihun dan seperti menyesalinya, dia menyangkal telah
mengatakan baik-baik saja namun dia enggan mengejar Jihun, maka dia
hanya bisa menyesali dan tanpa sengaja kepalanya tertunduk membunyikan
klakson mobil.
Mendengar bunyi klakson mobil yang dikendarai Eunsul, Jihun berbalik. Eunsul pun terkaget. Jihun tersenyum.
source :
http://www.pelangidrama.net/2012/01/sinopsis-k-drama-protect-boss-episode_24.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment