Muwon
tiba-tiba muncul, ia melarang Jihun masuk ke ’dunia’nya Eunsul karena
Muwon yakin ia bisa merubah ‘dunia’nya dan Jihun menjadi ‘dunia’ yang di
sukai Eunsul. Jihun tak senang dengan kehadiran Muwon yang mengganggu,
jadi ia minta Muwon segera menyelesaikan urusannya setelah itu pergi.
Muwon tak mau, ia yang minta Jihun segera menyelesaikan urusannya dan
pergi.
Eunsul
tak tahan, ia minta Duo Cha tutup mulut. Ia berterima kasih karena
cinta Duo Cha padanya seperti berkah, tapi apa jadinya jika berkah itu
justru mencekiknya?. Jihun mencoba menenangkan Eunsul, ia justru kena
tinju.
Eunsul
mencengkram Jihun yang terhuyung, “Kau ingin datang ke duniaku? Kenapa?
Apa kau pikir kau bisa hidup di sini setelah bekerja paruh waktu selama
beberapa hari? Benar, aku akui kau mencoba keras. Tapi terus terang,
kau tinggal di rumah yang bagus, kau duduk di mobil yang dikemudikan
oleh sopir… Kau tidak tahu apa-apa!”. Kalau memang Jihun tetap ingin
tinggal di dunianya Eunsul, Eunsul tak bisa berbuat apa-apa, karena
Jihun memang punya hak untuk tinggal di manapun. Tapi jika sampai Jihun
bergantung pada Eunsul, maka Jihun pasti mati.
Muwon tersenyum, tapi senyumnya tak lama karena kini gantian Muwon di dorong dengan keras oleh Eunsul.
“Apa
kau terkejut? Aku ini biasanya jahat dan kejam, kau tak tahu? Aku orang
yang melakukan apa pun yang aku suka! Tapi aku tak bisa seperti itu
lagi karena kalian berdua!”. Suara Eunsul mulai terdengar sedih, “Aku
berterima kasih kalian berdua menyukaiku, tapi jika kalian berdua
mendorong aku ke dinding pada saat yang sama, apa yang harus kulakukan?
Aku tidak dapat membagi diriku dan memberikan masing-masing setengah!”
Eunsul sudah dalam posisi bersiap memukul Muwon, tapi ia tak bisa melakukannya. Wkwkwk, Muwon selamat.
Eunsul
kemudian menyalahkan dirinya sendiri yang mengabaikan perasaannya dan
memilih berpura-pura hanya menyukai pria kalangan biasa. Eunsul mulai
menampar dan memukul kepalanya sendiri.
Duo Cha berbarengan memanggil Eunsul untuk mencegahnya menyakiti diri sendiri.
“Apa kau gila? Mengapa kau memukul diri sendiri? Mengapa Kau memukul wajahmu?”tanya Jihun bingung.
Eunsul seakan baru turun ke bumi, “Apa aku memukul kalian berdua?”
Haha, Muwon bengong.
Eunsul mundur menjauhi Duo Cha, ia minta Duo Cha segera pergi karena ia takut ia akan menyebabkan lebih banyak masalah.
Eunsul masuk ke rumah dan berdiam di balik pintu. Sepertinya yang tadi hanya akting belaka.
Myungrang
bersemangat saat menonton gulat di TV, sementara Na Yun yang berada di
samping bergidik ngeri. Akhirnya Na Yun yang malangpun terkena
pukulannya Myungrang, haha. Na Yun yang terjatuh ke lantai justru
melihat Eunsul yang kusut. Eunsul menjedot-jedotkan kepalanya dengan
pelan ke pintu, ia beralasan sedang membuang semua pikiran di kepalanya.
Jihun
memaksa Muwon untuk berbicara berdua. Ternyata Jihun menarik Muwon
untuk menawarkan investasi. Ia tahu sepupunya itu sedang butuh uang
banyak. Muwon heran, ia menebak motifnya Jihun. Jihun menjawab motifnya
adalah No Eunsul. Jika Muwon terlihat sangat menyedihkan maka Eunsul
pasti akan menaruh simpati pada Muwon. Jihun tak mau itu. Jihun tak tahu
berapa yang di butuhkan Muwon, tapi ia akan memberikan semua yang ia
punya.
“Bukankah alasan kau untuk berinvestasi terlalu sederhana? Aku juga tidak menerima uang siapa pun”. Muwon berusaha menolak.
“Apa
ada yang bilang aku melakukannya dengan sederhana? Aku akan menulis
kontrak yang menjaminkan keuntungan untukku. Jadi, periksalah…“. Jihun
juga minta mereka gencatan senjata sementara, ia mengkhawatirkan Eunsul
kalau mereka terus bersaing. Muwon jangan lagi memikirkan mencari Eunsul
saat mendapat masalah, karena mulai sekarang Jihun akan jadi sahabat
siaga. Sahabat yang akan setia mendengarkan keluh kesah Muwon.
Jihun
lalu dengan kaku berusaha memeluk Muwon. Muwon yang kaget langsung
mendorong Jihun, haha. Ia bergidik ngeri melihat Jihun yang sedang
mencoba beramah tamah dengannya.
Muwon
pulang disambut ibunya yang bertanya khawatir. Muwon menyindir ibunya
yang katanya sanggup menumpulkan uang banyak hingga berani menawar
dengan harga tertinggi. Ny. Shin menyalahkan Presdir Cha.
Ingat
presdir, Muwon jadi ingat percakapan tadi, apa mungkin ibunya melakukan
kesalahan pada Presdir? Presdir bilang bahwa Ny. Shin lah yang
memprovokasi dengan melakukan sesuatu di belakangnya. Ny. Shin
gelagapan, ia akhirnya mengaku kalau ia menjadikan manager Park
mata-matanya, juga ia menemui beberapa pemilik saham dan menjadikan
mereka sekutu untuk melawan Presdir. Tak tahan melihat tatapan Muwon,
beruntun Ny. Shin mengakui dosa-dosanya. Mengumpulkan informasi mengenai
rahasia-rahasia kotor Presdir Cha, membeli saham dengan nama palsu ...
Ia yakin presdir Cha yang bodoh (indikasi bodoh: satu-satunya yang tak
tahu masalah Eunsul) tak tahu apa-apa. Tapi Muwon tahu ibunya salah
terka.
Walau
menyangkal Presdir tahu mengenai sepak terjangnya, tak urung Ny. Shin
khawatir. Ia menelpon manager Park memastikan rahasia mereka aman.
Indikasi Ny. Shin adalah presdir ikut tender akuisisi tapi manager Park
tak tahu menahu. Manager Park menenangkan, kalau ia ketahuan, ia sudah
lama di kubur hidup-hidup oleh Presdir.
Presdir
pun tak tenang, ia memindah-mindah chanel TV tanpa minat. Nenek datang
dan bersiap memukul Presdir, Presdir buru-buru memasang tangannya
sebagai tameng. Ia protes ibunya menyalahi kesepakatan mereka, mestinya
ibunya tak boleh menghukum dua kali dalam satu hari untuk kesalahan yang
sama. Haha, keluarga aneh.
Nenek
mengkhawatirkan menantunya, ia minta Presdir membantu Ny. Shin. Presdir
keukeuh tak mau, semua karena iparnya lah yang memulai. Lagipula ini ia
lakukan demi Jihun.
“Ibu, kau berada di pihak kami kan?”
“Apa maksudmu di pihakmu? Jihun bukan satu-satunya cucuku. Muwon juga cucuku”.
“Saat
itu, ibu dengan jelas mengatakan sendiri akan membuat Jihun menjadi
penerusku seperti yang kuinginkan. Ibu yang mengatakan itu”.
“Aku
mengatakan ini karena kau sudah mengetahui mengenai gangguan panik
(agoraphobia) Jihun, satu-satunya alasanku mendukung dia adalah karena
aku berharap dia bisa mencapai sesuatu dengan kekuatannya sendiri”.
“Jadi pada dasarnya ibu tak berada di pihak Jihun?”
Nenek mendesah, ia tak mau memihak manapun, bagaimanapun keduanya adalah cucunya.
Jihun
pulang mendengar ayahnya yang sedang merajuk pada nenek, untung saja ia
tak mendengar percakapan sebelumnya. Jihun tersenyum melihat keakraban
mereka, ia memberitahukan kedatangannya lalu masuk kamar.
Jihun
menatap gambar Eunsul, melihat Eunsul yang tadi Jihun mengakui kalau
Eunsul telah kehilangan kekuatannya. Padahal dulu saat berambut konde
Eunsul begitu powerfull.
Jihun
membelai sayang gambarnya Eunsul, ia seolah bicara dengan Eunsul dengan
mesranya. Jihun hampir mencium gambar Eunsul saat bentakan presdir
mengagetkannya.
“Ah! Kau membuatku takut, Ayah!”
“Apa kau ini cabul?”
“Kau mengagetkanku ayah!”
“Kau
atau aku yang lebih takut? Tentu saja aku!” haha, Presdir takut anaknya
berfantasi yang aneh-aneh terutama dengan gambar Eunsul.
Jihun
menjelaskan pokoknya enggak seperti yang ayahnya pikirkan. Ia bertanya
ada apa ayahnya mencarinya. Presdir bermaksud membicarakan kembali
syarat yang harus dipenuhi Jihun agar ia mendapat ijin untuk bersama
Eunsul. Jihun menolak membahasnya. Presdir tak memaksa.
Eunsul
tak bisa tidur karena ruwet, sementara Na Yun tak bisa tidur karena
lantainya terasa keras. Na Yun pindah ke kasur Myungrang, dan sempat
menginjak Eunsul. Tahu Eunsul juga belum tidur, Na Yun menanyakan berapa
pikiran yang tersisa di kepala Eunsul (setelah di jedotkan tadi). Na
Yun heran Eunsul yang begitu sederhana ternyata berlebihan dalam
memikirkan sesuatu dan bahkan kehilangan semangat juangnya.
Ah,
andai hidup tak selalu harus satu pasangan. Na Yun menerawang mengingat
adegan film ‘Gloomy Sunday’, ia membayangkan dirinya di tengah-tengah
Jihun dan Muwon. Sayangnya ia bukanlah pemeran utama lagi.
Karena
pemeran utamanya kini adalah Eunsul. Eunsul membayangkan dirinya
berbaring di rerumputan diantara Jihun dan Muwon. Eunsul takut memilih,
karena pasti ia akan melukai salah satu dari Duo Cha. Tapi kalau ia tak
segera memilih, ia akan menyakiti keduanya sekaligus. Aaah, Eunsul
benar-benar bingung. Tapi bagaimanapun ia harus melakukan sesuatu,
berhenti menjadi pengecut dan menjalani hidup seperti yang ia inginkan.
Esok
paginya Eunsul menjalani kegiatan rutinnya, membangunkan Jihun. Eunsul
berpapasan dengan Presdir. Eunsul heran sekarang Presdir tak
mengikutinya (seperti tempo hari saat Jihun menarik Eunsul ke tempat
tidur). Tentu saja tidak, Presdir kan sekarang sudah pasrah punya calon
menantu kayak Eunsul…..
Eunsul
masuk kamar Jihun dan sempat terpesona (??) melihat Jihun yang tidur di
bench. (iiih, naksir bench-nya Jihun). Ternyata semalam Jihun tertidur
tanpa mengganti bajunya. Melihat Eunsul, Jihun langsung mengutarakan apa
yang dipikirkannya semalaman. Mulai hari itu, Jihun akan mengubah
Eunsul kembali menjadi si kepala konde. Eunsul yang sekarang seperti
kehilangan energi, berbanding terbalik dengan Eunsul dulu. Untuk itu,
Jihun rela menahan perasaannya dan berhenti menyukai Eunsul. Tapi Eunsul
tetap harus melakukan tugasnya sebagai sekretaris Jihun, tentu saja
dengan beberapa penyesuaian.
Muwon
bertemu Presdir di lift, ia mencoba mengorek apa yang di ketahui
Presdir soal tindak-tanduk ibunya yang dianggap sebagai provokator. “Aku
tidak tahu apa yang dilakukan ibuku hingga membuat Presdir tidak
senang, tapi aku minta maaf atas nama Ibu. Dan bersikap kasar di depan
Presdir, aku juga minta maaf….. Tetapi apapun itu, bagaimana Presdir
bereaksi juga salah…. Karena itu aku berekasi dengan sikap yang sama”.
“Kau baru saja meminta maaf atas kekasaranmu, dan menjadi kasar lagi”.
“Aku minta maaf. Karena itu Presdir harus berhenti terlebih dulu…. Harap memperbaikinya sekarang”.
Karena
Presdir diam saja, Muwon langsung merencanakan pengajuan gugatan
terhadap Presdir. Muwon membawa bukti-bukti yang mendukungnya dan
mengkonsultasikannya dengan pengacaranya. Muwon juga menyiapkan strategi
untuk memperkuat stabilitas perusahaan ibunya.
Muwon
yang baru keluar dari lift melihat Eunsul akan lewat, ia sengaja
sembunyi lalu keluar mengagetkan Eunsul. Muwon memberi gambaran dirinya
yang kini tengah sibuk, jadi ia mungkin takkan bisa mengganggu Eunsul
lagi.
Eunsul mengaku tak tahu soal proses merger dan akuisisi, tapi
satu hal yang ia tahu adalah Muwon akan berhasil karena ia punya
kemampuan. Muwon tersenyum dan berterimakasih atas dukungan semangat
dari Eunsul.
Presdir
menerima kabar soal Ny. Shin dan Muwon yang secara pribadi mengumpulkan
dana sebanyak yang mereka bisa, rumor tentang nasib buruk yang
mengikuti kemenangan santer terdengar. Tak cuma itu, rumor pertikaian
kotor dalam keluarga juga menerpa DN Group. Intinya tak ada pihak yang
menang. Baik Ny. Shin dan Presdir, keduanya kalah.
Eunsul
datang. Presdir menyodorkan amplop bonus sesuai janjinya dulu. Ia lalu
mengajak Eunsul keluar untuk melanjutkan pembicaraan.
Di
lift, manager Park bergabung. Park merasa merinding, berkali-kali ia
melirik Presdir, apalagi ia juga ingat kekhawatiran Ny. Shin kalau-kalau
presdir curiga. Presdir menanyakan sesuatu di belakang leher Manager
Park yang ternyata itu bekas akupresur. Presdir minta Park menjaga
dirinya baik-baik, karena Manager Park dan Sekretaris Jang adalah tangan
kanan dan tangan kirinya Presdir.
Presdir
mulai memainkan psikologis Park. Ia bertanya pada Eunsul yang kabarnya
biasa main-main (=berandalan), “Di lingkungan itu, untuk orang seperti
Manager Park dan aku, bukankah kesetiaan adalah sangat penting?”
“Itu tidak perlu dikatakan, Presdir”. Eunsul setuju, Park mulai terganggu.
“Tentu saja harus seperti itu… Tetapi akan selalu ada orang yang mengkhianatimu”. Presdir mulai nyindir
“Tentu saja. Aku juga mengalami ini, dan aku sudah menghukum mereka dengan keras”jawab Eunsul cepat. Park mulai khawatir.
“Tentu saja. Kau harus menghukum mereka dengan keras”sahut Presdir setuju.
Ternyata
Eunsul bisa menebak dengan benar kalau manager Park telah mengkhianati
Presdir. Ia tadi cuma asal ngomong ikut permainan, padahal belum pernah
menghukum seorangpun. Presdir memuji keterampilan pengamatan dan
keberaniannya Eunsul. Ia juga yakin kali ini bisa membalas Manager Park
tanpa harus menyentuhnya.
Walau
tadi terlihat tenang, tak urung manager Park terhuyung ketakutan. Ia
yang kebetulan melihat Sekretaris Jang lewat langsung memanggilnya. Ia
mengorek apa presdir pernah membicarakannya atau tidak.
“Tentu saja
pernah”jawab sekretaris Jang, bagi Presdir mereka berdua adalah tangan
kanan dan kirinya. “Kita adalah satu tubuh. Karena kita satu tubuh, kita
tidak bisa terpecah belah. Jika salah satu dari kita mengkhianati dia,
maka tubuh kita akan ditarik oleh kuda, dan keluarga kita sepenuhnya
dimusnahkan. Itulah yang dia katakan setelah menonton drama sejarah
semalam. Tidak mungkin Presdir akan melakukan itu. Dia mungkin hanya
akan melakukan sesuatu yang mirip”. Wkwkwk, cara nerangin sekretaris
Jang ini makin membuat Park ketakutan.
“Jangan khawatir, Presdir sangat mempercayai Manajer Park”. Kata Jang lagi menenangkan Park, sebaliknya Park makin galau.
Eunsul
dan Presdir makan bareng. Eunsul tanpa sadar makan mie dinginnya sambil
di tiup-tiup. Presdir heran. Eunsul berkilah itu hanya kebiasaan karena
ia sering makan ramen.
“Kau makan begitu banyak ramen hingga itu menjadi kebiasaanmu? Tak heran kau sangat kurus”.
“Jangan mengkhawatirkanku. Aku sangat sehat, Presdir”.
“Jelas saja kau harus sehat. Kau akan menjadi bagian keluargaku”.
“Apa? Aku akan menjadi apa, Presdir?”
“Sekretaris
No... Aku memberi ijin untukmu dan Jihun berkencan. Kau harus sehat
karena kau akan menjadi bagian dari keluargaku!”.
“Apa?” Eunsul bingung, kenapa begitu tiba-tiba.
Presdir kesal, "’Ya, terima kasih, aku mengerti’…. katakan itu saja sudah cukup, kenapa kau selalu bertanya?”
Eunsul
masih tak mengerti, di lihat dari sisi manapun (keluarga, pendidikan,
bahkan masa lalu) Eunsul itu tak sepadan. Presdir membenarkan, untuk itu
ia punya solusinya. Setelah Jihun sembuh, Presdir berencana mengirim
Eunsul ke luar negeri untuk belajar. Tujuannya tak lain untuk
membersihkan kualifikasi akademik dan identitas Eunsul. Eunsul menolak,
kenapa ia harus membersihkan diri, ia kan tidak kotor. Presdir beralasan
ia tak ingin Eunsul nanti didiskriminasikan dengan latar belakangnya
itu..
Presdir menegaskan bahwa ia menerima Eunsul bukan tanpa
syarat, syaratnya adalah Eunsul harus menjadikan Jihun penerus DN Group.
Eunsul bertugas untuk berada di sisinya dan mengawasinya. Presdir
mempercayai Eunsul, tapi disisi lain ia juga merasa takut. Setelah
ibunya dan Ny. Shin, Eunsul adalah orang ke tiga yang di takuti Presdir.
Presdir
menanyakan progres kesehatan Jihun. Dalam waktu dekat akan ada rapat
mengenai pembukaan boot coffeshop baru, mungkinkah Jihun presentasi
memakai video lagi? Menurut Eunsul, penyakit Jihun sudah semakin
membaik, tapi ia masih terus berusaha untuk membuatnya lebih baik lagi.
Kalau
tadi Presdir yang lebih banyak bicara, gantian sekarang giliran Eunsul.
Eunsul minta ia dipindahkan ke departemen lain jika keadaan Jihun
membaik. Ia berkencan atau tidak dengan Jihun tetaplah tak baik bagi
Eunsul bila terus menjadi sekretaris Jihun.
Presdir menebak, “jika kau berkencan dengan Jihun, Muwon akan sangat tertekan?”
Si
Part Timer beberapa kali di uji kesabarannya oleh seorang costumer
menyebalkan. Jihun yang melihat itu berbisik berkomentar mengenai si
costumer yang cara bicaranya merendahkan. Part Timer sambil terus
mengetik pesanan di meja kasir meminta Jihun tak memikirkannya.
Kadang-kadang memang ada pelanggan yang buruk seperti itu.
Si
costumer ternyata bisa mendengar perkataan Part Timer, ia mendatangi
meja kasir dan menghardiknya, “Apa katamu? Pelanggan buruk?” Costumer
tak terima, ia minta di panggilkan manager untuk membuat si part timer
di pecat.
Jihun maju, “Aku bertanggung jawab di sini. Mengapa kau tidak bicara padaku?”
Part
Timer panik, sementara Costumer tak terima. Costumer tetap minta di
panggilkan pemilik tempat itu. Jihun dengan tenang menyatakan bahwa
dialah pemegang posisi tertinggi di tempat itu. Ia minta si costumer
mencari namanya Cha Jihun di internet.
Part timer yang penasaran
lebih dulu membuka aplikasi internetnya, ia membenarkan pernyataan Jihun
tadi dan menunjukkan beritanya ke si costumer.
Eunsul
tepat masuk saat Jihun memberitahu si costumer soal layanan Part Timer,
“Pekerja part timer ini, hanya mendapat 4000 Won per jam. Aku
memperhatikanmu, layanan yang ia berikan padamu bernilai 30.000 Won….
Maafkan aku, tapi ke mana pun kau pergi, kau tidak akan diterima sebagai
pelanggan”
Costumer tak mau kalah, ia mengancam akan menyebarkannya
di internet. Jihun mengancam balik, ia menyatakan dirinya adalah ‘papa
Boy’ sementara ayahnya adalah Ketua Gangster. Jadi ia bisa saja cerita
pada ayahnya dan memintanya menghukum si costumer. Costumer dengan wajah
takut takut berniat pergi, tapi Jihun memanggilnya kembali dan berhasil
membuatnya minta maaf pada costumer.
Eunsul yang terus memperhatikan tak bisa menahan tawanya.
Gantian
Part timer yang kini merasa marah, bagaimana tidak, semua orang tahu
soal Jihun termasuk teman-temannya. Padahal ia yang tiap hari mentrainee
Jihun sama sekali tak tahu.
“Ahjussi ... Direktur atau apa pun ... mengapa kau menipuku? Kau akan memecatku setelah memata-mataiku?”
“Hei, part timer, aku bukan tipe orang yang tak manusiawi”
“Itu benar, tapi...bagaimana dengan gadis penjagamu?”
“Berapa kali harus kukatakan, dia bukan penjagaku. Dia hanya sekretarisku dan wanitaku. Dan dia juga menyedihkan”.
“Lalu siapa pria yang lebih menyedihkan?” Eunsul tak terima di katain sama Jihun.
“No Eunsul, kau baru saja mengatakan 'pria' ”.
“Aku?... benarkah?” Eunsul pura-pura tak peduli dan pergi.
Tapi tidak dengan Jihun, panggilan ‘pria’ yang ditujukan padanya membuatnya bahagia.
Eunsul
memberikan laporan soal adanya peluang untuk beasiswa kuliah, sayangnya
persyaratannya adalah IP yang tinggi. Padahal untuk mendapatkan IP
tinggi bagi siswa yang kuliah sambil kerja itu sangat sulit. Selain itu
ada perbedaan untuk karyawan full time dengan karyawan Part Time.
Jihun
yang hampir tak lepas matanya dari Eunsul menyahut singkat, kalau
mereka akan membuat manfaat yang sama bagi pekerja part time juga.
Eunsul merasa jengah diperhatikan, ia menarik rambut untuk menutupi
wajahnya.
Jihun tak bisa berhenti, ia bahkan kini mengaku akan
melanggar janjinya pada Muwon, janji untuk sama-sama memberi Eunsul
ruang dan waktu untuk memilih satu diantara Duo Cha. Jihun mengecup
kening Eunsul sementara punggung tangannya mengelus pipi Eunsul. Melihat
Eunsul diam saja, Jihun berniat mengulanginya, tapi Eunsul
menghentikannya.
Jihun mengerti ia masih harus bersabar. Sebelum
pergi untuk melanjutkan pekerjaannya, Jihun berpamitan pada batu
kecilnya. Eunsul berteriak tak terima di panggil batu, tapi wajahnya
menunjukkan hal lain, ia malah tersenyum.
Jihun
yang bergembira masuk Coffee shop dan memeluk Part Timer. Wkwkwk,
kasihan part timer, ia tahu tak bisa menolak direkturnya.
Na
Yun memberanikan diri menemui ibunya. Ia minta ibunya membantu Muwon
tanpa syarat. Ibu Na Yun tak terima Na Yun datang hanya untuk bilang
soal itu, apalagi Na Yun juga tetap keukeuh tak mau pulang, baginya ini
adalah urusan bisnis yang berarti urusannya sendiri.
Muwon
datang, “Apa yang akan anda lakukan setelah mendapatkan sahamku?”
Bahkan jika ibu Na Yun bisa mendapatkan banyak saham, tapi kalau untuk
bisa mengontrol jalannya perusahaan, ia harus menggabungkan sahamnya
dengan saham Presdir Cha atau Ny. Shin. Pihak mana yang akan di pilih
ibu Na Yun?? Muwon juga berhasil membungkam ibu Na Yun yang berdalih
saham itu sebagai jaminan pinjaman.
Na
Yun memuji Muwon yang berhasil memenagkan debat dengan ibunya Na Yun,
tapi ia juga prihatin karena Muwon pontang-panting mencari pinjaman
uang. Na Yun penasaran apa Muwon bertemu dengan Eunsul, Muwon mengaku
tidak karena ia sedang sibuk juga karena takut.
“Kau takut pada No Eunsul?.... Itu benar ... dia agak kasar”
“Bukan
karena itu… Aku takut dia akan menolakku”. Jawaban Muwon ini membuat Na
Yun gerah. PANAS!! PANAS!! PANAS TUBUH INI!! **nyanyi ala Gigi, haha,
kasihan Na Yun.
Setelah
merenung cukup lama, nenek akhirnya memutuskan sesuatu, ia mengumpulkan
bani Cha. Nenek memperhatikan Duo Anak dan menantunya yang saling
bertatapan tajam, Muwon tetap diam dengan mangkuk yang masih kosong.
Hanya Jihun yang tampak asyik memakan makanannya. Nenek berhasil
membuyarkan kontes tatapan itu. Ia bertanya pada Ny. Shin berapa uang
yang di butuhkan menantunya itu.
“Kenapa? Apa Ibu ingin meminjamkan uang kepadaku?”tanya Ny. Shin tanpa semangat
“Ya,
aku akan meminjamkanmu uang”. Jawaban nenek ini mengagetkan semua yang
di meja kecuali Jihun. Nenek juga minta Jihun menginvestasikan uangnya.
Jihun mengaku sudah, Presdir tambah kaget, Jihun berinvestasi tanpa
ijinnya?
Nenek
sudah membantu solusi untuk Ny. Shin, ia juga membantu Presdir Cha
putranya, ia minta Muwon membatalkan tuntutan hukum pada pamannya itu.
Nenek
mengultimatum semuanya, jika hal seperti itu terjadi lagi ia takkan
tinggal diam. Bagaimanapun pendiri perusahaan masih nenek. Walau nenek
tak punya saham, ia bisa dengan mudah mencari pendukung untuknya dan
mengumpulkan jumlah saham yang cukup untuk mengendalikan (=mengalahkan)
Ny. Shin dan Presdir Cha. Untuk itu ia minta putra dan menantunya
bersaing dengan adil. Nenek memastikan seseorang yang baik dan berbakat
lah yang akan menjadi penerus perusahaan. Presdir pesimis, menurutnya
syarat itu merugikan Jihun.
Duo
anak dan menantu akhirnya duduk untuk bicara berdua. Ny. Shin membuka
pembicaraan dengan topik kecurigaan presdir padanya dengan tuduhan
menikam dari belakang, ia menuntut jawaban jelas soal tuduhan itu.
Presdir makan apelnya dengan tenang, ia mengaku hanya asal bicara.
Sepertinya soal manager Park akan terus di simpan Presdir sampai ia bisa
membalikkan keadaan, manager Park akan menjadi mata-mata yang salah
informasi.
Nenek mengamati mereka, keduanya yang tahu itu segera berganti topik. Mereka seolah berdamai dengan senyuman.
Muwon
ke kamar Jihun, ia melihat jejeran buku di rak dan menggulingkannya
asal. Jihun yang mengikutinya membenarkan posisi buku itu. Muwon lalu
jongkok melihat koleksi mainan Jihun. Jihun yang sebenarnya sayang pada
mainannya yang edisi terbatas itu menawarkan Muwon boleh mengambilnya
jika ia suka. Di luar dugaan Muwon maruk, ia mau yang ini dan itu.
“Hei, tidakkah terlalu banyak?”Jihun protes
Muwon
dengan santai memukul perut Jihun, sebagai balasan Jihun yang
melanggar aturan (perjanjian soal menjauhi Eunsul). Jihun mengaku salah,
ia menaikkan kedua tangan tanda siap menerima hukuman. Muwon memilih
menendang bokong Jihun, hahahah.
Gak
cuma Muwon yang marah pada Jihun, Na Yun juga marah pada Eunsul. Ia
yang mengaku sedang jealous dengan Eunsul sengaja menyenggolnya hingga
jinjingan bersisi buah yang di bawa Eunsul berhamburan gelinding. Eunsul
tak menyalahkan Na Yun, menurutnya Na Yun berhak untuk jealous. Hanya
saja lain kali Na Yun memukulnya saja. Na Yun menegaskan janji Eunsul,
lain kali jika ia marah pada Eunsul ia akan memukul Eunsul tapi ia minta
Eunsul tak membalasnya. Eunsul tak bisa memastikan karena ia punya
gerak refleks.
Buah
yang sedianya untuk merayakan bonus yang di dapat Eunsul dan tadi susah
payah di kumpulkan, kembali tumpah hanya karena sebuah jeruk. Mereka
pun kembali sibuk mengejar buah yang menggelinding ke mana-mana.
Muwon
dengan gagah dan yakin bicara di depan media soal akuisisi PS, ia
meluruskan berbagai rumor dan meyakinkan bahwa semua tidak benar.
Eunsul
membaca berita itu dengan senyum, salah satu Cha akhirnya mulai
menunjukkan taring. Ia yang baru selesai dari pelatihan bahasa Inggris
berpapasan dengan Muwon. Ia menatap punggung Muwon yang tadi hanya
menyapanya lewat anggukan kepala. Lamunannya terganggu oleh Cha satunya,
Jihun tiba-tiba memeluknya. Eunsul memarahi Jihun yang melakukannya di
dalam kantor. Jadi kalau di luar kantor boleh? Haha, Jihun selalu nyari
kesempatan.
Jihun
mengajak Eunsul ke coffee shop untuk mendapat masukan dari para pegawai
disana. Eunsul mencatat semua masukan itu, sementara Jihun sepertinya
setuju dengan sebagian besar usulan.
Mereka juga bekerjasama dengan
Na Yun untuk mencari peluang promosi. Selain itu Jihun juga terus
melakukan latihan ‘public speakingnya’.
Sementara
Jihun berbenah, begitu juga dengan Muwon. Tapi walau kinerja Muwon
bagus dan berhasil bernegoisasi, Muwon terlihat muram. Ny. Shin menebak
penyebabnya adalah Eunsul. Muwon dengan santai membenarkannya.
Jihun
sedang bersiap untuk presentasi. Sebelum keluar Jihun yang mengaku
ingin membiasakan diri dengan tatapan orang banyak minta Eunsul
menatapnya.
Jihun
pun berhasil presentasi dengan baik. Proposalnya soal penyetaraan
antara pegawai tetap dengan part timer baik dalam hal kesejahteraan
maupun kesempatan beasiswa demi menunjang pelayanan terbaik Coffee Shop
mendapat applaus.
Jihun
berusaha menahan kegembiraannya sampai ia bertemu Eunsul, Jihun
langsung tos dan memeluk Ensul sambil berputar-putar. Muwon melihat
mereka.
“Apa kau mendengarnya No Eunsul?”tanya Jihun setelah ia menurunkan Eunsul.
“Aku mendengarnya melalui celah di pintu”.
“Apakah aku melakukannya dengan baik? Benarkah? Berjuang!”
Muwon
yang kesal melihat pemandangan tadi mendapat kejutan. Sekretaris Yang
melaporkan kalau No Eunsul sudah di tetapkan akan di transfer ke
departemen lain. Muwon akan segera mendapat jawabannya karena Eunsul
menelponnya.
Saat
jam pulang Eunsul menolak di antar Jihun. Jihun menyangka Eunsul ada
janji dengan Bong Suk, Eunsul menyangkal. Padahal Bong Suk ada di
belakang mereka, haha. Bong Suk alias Presdir kesal namanya selalu
disebut-sebut. Haha. Tentu saja hanya presdir, Eunsul dan kita yang tahu
Bong Suk itu Presdir.
Presdir tak lupa memuji Jihun dan temannya
Bong Suk, No Eunsul, haha. Saking senangnya justru presdir yang
menyebut-nyebut nama Bong Suk.
Ny.
Shin masih kesal pada Ibu Na Yun soal syarat sahamnya, tapi ia juga
kesal pada Muwon. Ibu Na Yun heran, padahal kan kinerjanya Muwon bagus.
Ternyata Ny. Shin kesal pada Muwon yang masih kepikiran Eunsul, dan ia
tak habis fikir bagaimana bisa putranya bisa kalah dari Jihun untuk
mendapatkan Eunsul. Ibu Na Yun memberi ide untuk memberi pelajaran pada
Presdir Cha dan Jihun. Ny. Shin langsung menolak, ia tak mau melakukan
hal yang buruk dan tak berani ambil resiko ketahuan ibu mertuanya. Tapi
sedetik kemudian ia berubah pikiran, ia menanyakan apa ide ibu Na Yun.
Ckckck.
Jihun
yang mematuhi program dari Eunsul menuangkan susunya sendiri, ayahnya
datang bertanya apa Jihun akan memilih sekretaris sendiri atau
menyerahkannya pada HRD. Jihun jawab ia tak perlu sekretaris, ia sudah
cukup dengan Eunsul.
“Kau belum mendengarnya? Sekretaris No meminta untuk ditransfer ke departemen lain”
“Apa?” Jihun langsung meletakkan gelasnya. Ia marah pada ayahnya karena baru memberitahunya sekarang dan bergegas pergi.
Muwon
minta Eunsul mempertimbangkan lagi keputusannya untuk transfer. Apalagi
jika alasannya hanya karena Muwon. Eunsul menjawab alasannya bukan
karena Muwon. Muwon bisa tahu hal ini takkan lama terjadi, ia bisa
merasakan apa yang Eunsul rasakan. Tapi ketika saatnya tiba, Muwon tau
ia tak bisa tak melihat Eunsul. Ia bisa kehilangan arah. Bagi Muwon,
cukuplah kalau Eunsul mau berteman dengannya. Walau sulit, Muwon akan
mencoba menerimaanya atau berpura-pura menerimanya.
Muwon
mengantar Eunsul pulang. Eunsul mengaku akan mempertimbangkan
permintaan Muwon. Muwon tersentuh, ia minta ijin untuk memeluk Eunsul.
Eunsul terdiam dipelukan Muwon, ternyata disana ada sepasang mata mengawasi, mata milik Jihun…………..
source :
http://www.pelangidrama.net/2011/11/sinopsis-k-drama-protect-boss-episode_26.html
No comments:
Post a Comment