Sekretaris Jang pun masuk. “Apa yang kau lakukan Sekretaris No?”tanya Sekretaris Jang panik sambil membereskan map-map itu.
“Apa ini?”, Eunsul malah balik tanya. Sekretaris Jang menjawab kalau dokumen itu bukan apa-apa,dokumen itu adalah kumpulan data perusahaan. “Dokumen itu tidak terlihat ‘tidak penting’, benarkan sekretaris Jang?”, Eunsul jelas tidak mudah percaya.
Presdir berjalan menuju ruangannya. Sementara di dalam ruangan Sekretaris Jang meyakinkan Eunsul kalau dokumen itu bukanlah apa-apa dan menyuruh Eunsul berpura-pura tidak tahu masalah dokumen itu.
“Sekretaris Jang, aku sedang tidak bercanda sekarang. Aku tidak peduli jika kau menggosipkanku di belakang. Hanya saja jangan sampai aku menangkapmu. Kalau ya, kau dalam masalah besar”ancam presdir.
“Baiklah. Aku akan memperhatikannya”jawab Sekretaris Jang. Presdir malah marah mendengar jawaban sekretarisnya. Menurutnya, sekretaris Jang akan terus menggosipinya.
Sekretaris Jang keluar dan memberi isyarat pada Eunsul untuk tidak mengatakan apapun pada presdir. Presdir tetap bertanya pada Eunsul apa yang terjadi.
“Apa?”
“Semua terlihat di wajahmu. Katakan saja apa itu”. Eunsul galau.
“Baiklah”, Jihun mengiyakan. “Apa yang baik?”tanya sekretaris Kim.
Jihun menyuruh sekretaris Kim menyiapkan perjalanan untuk 2 hari 1 malam. “Perlukah kita melakukan hal itu?”sekretaris Kim bingung.
Malah Jihun telah menyiapkan skenario perjalanan mereka nanti. Awalnya mereka (Jihun, Eunsul dan sekretaris Kim) akan pergi bersama. Setibanya di sana, mendadak sekretaris Kim harus kembali ke kantor. Sehingga tinggal Jihun dan Eunsul saja di sana.
Sekretaris Kim: “Bagaimana jika tidak ada hal penting yang terjadi?”
“Tapi aku adalah aktor yang buruk, aku tidak bisa melakukannya”ucap sekretaris Kim.
“Latihan saja”jawab Jihun. Sekretaris Kim kebingungan. Part Timer pun datang dan memanggil Jihun "Ahjusi".
“Hanya itu?”tanya presdir penasaran. Namun presdir tahu masih ada sesuatu yang disembunyikan Eunsul.
“Apakah perusahaan besar tidak mungkin beroperasi jika hal tersebut tidak dilakukan?”tanya Eunsul tak mengerti. Manager Park mencoba mencuri dengar apa yang sedang dibicarakan.
“Apa terjadi sesuatu?”tanya Jihun seolah ia bisa merasakan kegalauan Eunsul. Eunsul bilang tak ada yang terjadi, ini hanya karena Jihun terlalu tampan.
Di rumahnya, Muwon terus memikirkan apa yang telah dikatakan Na Yun ketika di kantor. Muwon keluar dan menghubungi Jihun. “Kau di mana?”.
“Aku di sini”jawab Jihun yang tiba-tiba sudah sampai di depannya. Muwon tidak senang dan menyangka kalau Jihun membuntutinya.
“Apakah para chaebol selalu melakukan tindakan yang ilegal dalam mengatasi masalahnya?”tanya Eunsul pada Na Yun sambil berlari. Na Yun mengiyakan.
“Lalu apakah aku benar jika aku melakukan hal yang sama seperti mereka untuk mendapatkan apa yang kuinginkan dan menggunakan kekuatanku untuk melakukan hal yang baik?”tanya Eunsul lagi, tapi Na Yun tidak tahu. Eunsul khawatir kalau dirinya nanti benar-benar akan menjadi menantu chaebol seperti Ny. Shin dan ibu Na Yun.
Sesampainya di rumah Jihun, Eunsul melihat presdir sedang olahraga dan menyapa seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Karena Eunsul datang terlalu awal, presdir mengajak Eunsul sarapan bersama. Eunsul pun membangunkan Jihun di kamarnya.
Setelah makan, Eunsul bertanya pada nenek apa yang harus ia lakukan pada orang yang baik tapi bermasalah dengan hukum. Tapi Jihun keburu membawa Eunsul pergi sebelum nenek bisa memberikan jawaban.
Telepon Ny. Shin berbunyi. Ny Shin kesal karena manager Park selalu saja menghubunginya. Ny. Seo menanyakan siapa orang itu.
“Ketika kau memilih seseorang seharusnya kau buat pilihan yang tepat”ucap Ny. Seo ketika tahu orang itu adalah mata-mata Ny. Shin. Ny. Shin pergi lebih dulu untuk menemui manager Park. Ny. Seo menghubungi seseorang, “Tetap perhatikan Ny. Shin. Tidak, biar aku lakukan sendiri”.
Manager Park tiba di tempat parkir. Dia masuk dengan hati-hati, merasa terawasi. Ny. Shin marah-marah padanya. Manager Park merasa kalau ada yang membuntutinya. “Membuntuti? Apa Cha Bong Man mengetahui sesuatu?”tanya Ny Shin.
“Aku tak tahu pasti, mungkin”jawab Manager Park. Ia lalu melaporkan kalau ia mendapatkan ikan besar yang dapat ia gunakan untuk menjatuhkan presdir (mengingat pembicaraan Sekretaris Jang dan Eunsul). Selain itu, manager Park juga komplain pada Ny. Shin atas tugas yang diberikan kepadanya. Ajakan presdir sebelumnya membuatnya sangat ketakutan.
“Aku harus pergi ke DN untuk rapat”.
“Jadi? Kau memintaku untuk memberikan petunjuk padamu? Bagimana bisa kau seperti itu? Pihak lain adalah direktur Cha Muwon. Kau sangat lucu”.
Na Yun cemberut dan berjalan mendahului Eunsul.
“Baiklah, langsung saja. Jangan berbelit-belit sepertiku. Jujurlah. Seo Na Yun kau sangat menarik. Berhentilah bersilat lidah”saran Eunsul.
Na Yun mengeluarkan tiket, mengatakan bahwa tiket itu didapat dari pelanggan bisnis iklan.
“Kau tidak menemukan orang yang mau pergi denganmu lagi?”
Na Yun menyangkalnya. “Jadi, kau tak mau pergi?”tanya Na Yun.
“Baiklah, aku pergi. Tapi aku tidak menjamin 100% aku bisa hadir”.
“Kau bukan satu-satunya yang sibuk di sini. Aku pun tidak yakin 100% bisa pergi”.
“Apa aku boleh menjualnya?”
“Apa?”
Jihun mengetes ponselnya dengan menghubungi ponsel Eunsul. Tapi belum berfungsi. Tiba-tiba Na Yun masuk dan memeluk Eunsul. “Apa yang terjadi padaku? Aku sangat gugup, No Eunsul”. Eunsul menepuk-nepuk punggung Na Yun.
“Jangan bilang ...”, Jihun menebak.
Na Yun langsung berbalik, “Apa yang salah denganku? Kau pikir aku akan terus bergantung padamu seumur hidupku?”kata Na Yun sambil nunjuk-nunjuk Jihun. Na Yun bertanya-tanya sendiri apakah ia perlu ke salon, tapi langsung berubah sinis ketika berhadapan dengan Jihun. (Karakter Na Yun bener-bener lucu deh). Na Yun pun mempersilahkan Eunsul-Jihun.
Jihun tiba-tiba mencoba memeluk Eunsul. Alasannya Na Yun tadi tidak memeluknya. “Tunggu sebentar”, Jihun pergi menyusul Na Yun.
“Apa? sekarang aku tidak menyukaimu, kau merasa kehilangan?”tanya Na Yun pede.
“Bukan seperti itu?”
Na Yun terus saja nyerocos. “Kau benar-benar tidak memberi kesempatan orang lain untuk bicara”.
“Apakah ibumu tidak sedang mencoba untuk mengganggu Eunsul kan?”tanya Jihun.
Na Yun bilang kalau ibunya tidak akan membiarkan begitu saja tapi apa yang bisa dilakukan ibunya. Melihat dari karakter ibunya, Na Yun tahu ibunya pasti sudah menghancurkan rumah Eunsul dan memberi pelajaran orang-orang di sekitar Eunsul. “Sekarang semua baik-baik saja”. Na Yun bilang agar Jihun tak perlu khawatir, karena ia akan mencegah apapun yang terjadi.
Ternyata Na Yun tahu, kalau Jihun mengatasnamakan pekerjaan agar bisa bermalam bersama Eunsul. Na Yun menyindir Jihun yang selalu seperti anak kecil ketika masih berkencan dengannya. Jihun menyangkalnya. “Kau sudah dewasa, Cha Jihun”sindir Na Yun.
Tidak terima dengan Jihun dan Eunsul dikata-katai, presdir Cha dengan tegas menyatakan kalau Jihun tidak mungkin main-main. “Mungkin anakmu yang akan bermain-main dengan wanita”, suara presdir Cha semakin tinggi. Orang-orang di sana menengok ke arah mereka. Presdir Cha juga membela Eunsul.
Presdir menyesali sikapnya dulu, mengapa dan untuk apa ia bersikap seperti itu dulu. (tampak lebih bijak sekarang).
“Adakalanya aku membenci diriku sendiri, Suk Hui”ucap Presdir.
“Kau terkadang membenci dirimu sendiri? Aku membencimu setiap hari”.
“Hey aku tulus. Kau seharunya mencoba untuk tulus saat kau bicara denganku”.
Ny. Shin tetap memandang presdir kesal. Presdir sudah lebih bisa mengendalikan emosinya pada Ny Shin.
Ny. Shin bersikukuh kalau posisi presdir lebih cocok dipegang oleh Muwon.
“Apakah kau tidak bosan membahas masalah ini terus hah? Benar-benar. Bahkan jika ada tupai yang berputar-putar dalam lingkaran, tetap saja tidak akan berputar seperti kita. Lupakan saja Suk Hui, lupakan”.
Presdir meminta Ny. Shin untuk mengambil sepatu kulit yang telah dibeli olehnya. Ny. Shin menolak. Ny. Shin berprasangka kalau presdir melakukan itu agar ia berterimakasih pada presdir. Dan tak percaya apakah benar presdir sendiri yang membelinya.
“Apakah kau pikir aku akan berhati lembut?”
“Apakah kau merencanakan sesuatu? Sudahlah Suk Hui. Sudah banyak masalah yang terjadi”.
“Lupakan apa? aku akan tetap pada rencanaku sampai aku menjatuhkanmu, Cha Bong Man”. Ny. Shin pergi dengan kesal.
“Ya”.
“Kau bilang aku yang menghubungimu lebih dulu untuk bertemu? Dan aku memintamu untuk menelepon jika kau sudah dekat dengan perusahaan? Benarkan?”
“Benar”.
Eunsul mengambil ponselnya lalu memfoto orang tersebut. Tak lupa ia pun mulai merekam pembicaraan mereka.
“Katakan siapa kau sebenarnya dan tujuanmu”, Eunsul curiga dengan An Youngsam. An Youngsam bingung mendengar pertnyaan Eunsul. Eunsul bilang kalau Youngsam salah orang.
Youngsam pun membuktikan kalau ia benar-benar dihubungi oleh Eunsul karena Eunsul akan mengatakan sesuatu mengenai perusahaan. Setelah mengecek via inet, Eunsul minta maaf karena sudah kasar padanya.
“Aku benar-benar tidak pernah menghubungimu”.
“Aku benar-benar menerima telepon darimu. Aku dapat SMS yang mengatakan bahwa kita harus bertemu, karena kau ingin melaporkan sesuatu yang penting tentang beberapa chaebol yang melakukan transaksi ilegal”.
An Youngsam memberi kesempatan bagi Eunsul jika Eunsul membutuhkan dan menjamin kerahasian narasumber.
Eunsul melihat ada seseorang yang mengambil gambarnya dari dalam mobil. Setelah berpamitan dengan Youngsam, Eunsul berlari ke arah mobil itu. Tapi tak berhasil mengejarnya.
“Apa kau gila, No Eunsul? Justru aku sangat menghindari kelompok itu. Karena mereka salah satu kelompok yang membuat sakit kepala”.
“Lalu siapa yang berbuat seperti itu?”, Eunsul berteriak.
“Aku juga penasaran dan ini membuatku gila”.
Sekreataris Jang bertanya apakah Eunsul memberi tahu kelompok itu. Eunsul memang tidak memberi tahu tapi berniat melakukannya. Tapi bukan pada kelompok itu, tapi menyampaikan pada presdir dan Jihun. “Aku akan meminta mereka berhenti melakukan ini”, Eunsul telah memutuskan.
Eunsul kemudian membayangkan jika hal itu sampai terungkap. Jihun duduk di kursi roda dan banyak sekali wartawan yang mengelilinginya dengan berbagai pertanyaan.
Lagi-lagi manager Park menguping pembicaraan mereka. “Eunsul, kau bukanlah wanita yang mudah”.
“Ada apa No Eunsul?”tanya Jihun.
“Aku memutuskan untuk mempertahankan kewaspadaan”.
Sikap Eunsul seperti bodyguard yang merasa ada sesuatu yang sedang mengicar bosnya.
“Jangan bersikap seperti itu. Kau terlihat abnormal”kata Jihun sambil menarik Eunsul agar duduk di kursi belakang bersamanya.
Mereka pun sampai dan langsung melihat-lihat sekitar.
Muwon ternyata masih di kantor. Rapat baru saja selesai. Muwon meregangkan badannya lalu melihat jam. Ia teringat ajakan Na Yun.
Jihun mulai memberi tanda pada sekretaris Kim untuk menjalankan skenarionya. Sekretaris Kim memang tidak bisa akting. Sekretaris Kim berlari pergi. Jihun kecewa. Ternyata Eunsul bisa dengan mudah membacanya.
“Lupakan. Ini bukan satu atau dua kalinya aku dibuang”, Na Yun mencoba menghibur dirinya.
“Berapa kali kau dicampakkan?”, Muwon muncul di belakangnya.
Na Yun senang. Tapi langsung memasang muka marah mengingat Muwon terlambat datang.
“Tentang apa tadi?”tanya Muwon ketika duduk di samping Na Yun.
“Tentang apa?”
“Tidakkah kau lihat pertunjukkan pertama?”
“Tentu aku lihat”.
“Apa kau tidur?”
“Tidak lama”. Muwon tertawa mendengar jawaban Na Yun.
Eunsul datang ke kamar Jihun dan mulai memijat telapak tangan Jihun. Jihun tidak mengantuk sama sekali. Jihun tersenyum-senyum sendiri.
Mereka pun berbaring di tempat tidur. “Baiklah, tetaplah seperti ini sampai tertidur”kata Eunsul.
“Kalau seperti ini, yang datang adalah ...”, Jihun tiba-tiba mencium Eunsul.
“Ingatkah apa yang pernah kau katakan dulu tentang masuk ke duniaku. Jika benar itu yang aku inginkan, apakah kau akan menyerahkan segalanya termasuk perusahaanmu dan datang ke duniaku?”tanya Eunsul. Jihun hanya menatapnya. Apakah jawaban Jihun?
source : http://www.pelangidrama.net/2012/01/sinopsis-k-drama-protect-boss-episode_14.html
re-posted and re-edited by : dianafitriwidiyani.blogspot.com
No comments:
Post a Comment